(1)
, Iwan Kustiwan
(2)
(1)
Program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, ITB.
Kelompok Keilmuan Perencanaan Pembangunan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB.
(2)
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penyediaan RTH publik di kota pesisir yang berbeda
ukuran dengan menganalisis ketersediaan dan kebutuhan RTH publik. Teknik analisis yang
digunakan adalah stastiktik deskriptif, yaitu menganalisis data lapangan terkait RTH publik dan
dipaparkan secara statistik. Hasil menunjukkan bahwa ketersediaan dan kebutuhan RTH publik
dipengaruhi oleh ukuran kota. Ini menjadi patokan peningkatan penyediaan RTH publik. Bagi Kota
Menengah cenderung tidak bermasalah, sebaliknya untuk Kota Metropolitan menemui kendala akibat
perkembangan kota dan keterbatasan lahan. Untuk itu perlu dilakukan kerjasama antar wilayah.
Disisi lain juga harus memperhatikan distribusi dan jangkauan pelayanan, jenis dan intensitas RTH,
serta peran seluruh sektor.
Kata-kunci: ruang terbuka hijau publik, kebutuhan, ketersediaan
Kajian Ketersediaan dan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Pesisir
Renitha Sari
Kota Surabaya
L RTH
% thd L
(Ha)
Wil.
5.857,7
17,4
6.041,56
18,0
6.231,19
18,5
6.426,77
19,1
6.628,48
19,7
Kota Bengkulu
L RTH
% thd
(Ha)
LWil.
756,3
4,6
864,07
5,3
987,19
6,0
1.127,85
6,9
1.288,56
7,9
20%
Tabel 1 Luas Ketersediaan Aktual dan Potensial RTH Publik di Kota Surabaya dan Kota Bengkulu
Jenis RTH Publik
Kota Surabaya
Kota Bengkulu
Aktual
Potensial
Aktual
Potensial
Taman
14,66
673,6
0,84
86,9
Taman Pulau Jalan *
0,99
0,99
0,56
0,56
Jalur Hijau Jalan
66,15
430,43
10,85
159,58
Hutan Kota *
3,14
3,14
5,4
5,4
Hutan Lindung *
2490,50
2.490,50
1180
1180
Pemakaman Umum *
157,51
157,51
1040,68
1.040,68
Lapangan Olah Raga *
38,32
38,32
126
126
Sempadan Sungai
1,33
221,03
404,3
304
Sempadan Danau/Waduk
144,33
87,2
5,93
17,59
Sempadan Pantai
555,36
375
126
100
Sempadan SUTT /SUTET
0
169,58
0
69,52
Sempadan Rel Kereta
325,64
209,0
0
0
Total Luas RTH
3.797,95
4.856,3
2.900,56
3.090,3
% L RTH terhadap L wilayah
11,29 %
14,4 %
17,75 %
18,9 %
Ket : * Disesuaikan dengan ketersediaan RTH publik Aktual
Kajian Ketersediaan dan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Pesisir
Kota Surabaya
L RTH
% thd L
(Ha)
Wil
292,8
0,87
146,4
0,44
87,9
0,26
58,6
0,17
351,5
1,05
87,9
0,26
1171, 5
3,48
3661,1
10,88
5.857,7
17,4
Kota Bengkulu
L RTH
% thd L
(Ha)
Wil
37,8
0,23
18,9
0,12
11,3
0,07
7,6
0,05
45,4
0,28
11,3
0,07
151,3
0,93
472,7
2,89
756,3
4,6
4. Berdasarkan kebutuhan O 2
5
Ket :
-Lt = Luas Hutan Kota
-At = Jml kebutuhan O2 penduduk tahun t
-Bt = Jml kebutuhan O2 Kendaraan tahun t
-Ct = Jml kebutuhan O2 hewan ternak tahun t
-Dt= Jumlah kebutuhan O2 industri tahun t
-54= konstanta 1 m2 L lahan menghasilkan 54 gram
berat kering tanaman per hari
-0,9375 = konstanta 1 gram berat kering tanaman
adalah setara dengan produksi oksigen 0,9375 gram
- 2= Jumlah musim di Indonesia
6%
Tabel 6 Perbandingan Luas RTH Publik Aktual dan Kebutuhan Untuk Kota Surabaya dan Kota Bengkulu
Tipe/Standar Kebutuhan
Jenis RTH
L Kebutuhan RTH Publik (Ha)
Luas RTH Aktual (Ha)
RTH Publik
Publik
K.Surabaya
K.Bengkulu
K.Surabaya
K.Bengkulu
Berdasarkan jmlpenduduk
Keseluruhan
5.857,7
756,3
3.797,95
2900,3
Berdasarkan luas wilayah
Keseluruhan
6.726,9
3.267,9
3.797,95
2900,3
Berdasarkan jenis RTH
Taman RT
292,8
37,8
(dengan memperhatikan
Taman RW
146,4
18,9
jumlah penduduk)
T. Kelurahan
87,9
11,3
15,65
1,39
T. Kecamatan
58,6
7,6
Taman Kota
87,9
11,3
157,51
1.040,68
Permakaman
351,5
45,4
Hutan Kota
1.171, 5
151,3
3,14
5,4
FungsiTertentu
3.661,1
472,7
1.026,66
536,2
Berdasarkan kebutuhan O2
Hutan Kota
18.391
1.450
3,14
5,4
Sumber : Hasil analisis
48 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V2N1
Renitha Sari
Tabel 7 Perbandingan Luas RTH Publik Potensial dan Kebutuhan Untuk Kota Surabaya dan Kota Bengkulu
Tipe/Standar Kebutuhan
Jenis RTH
L Kebutuhan RTH Publik (Ha)
Luas RTH Aktual (Ha)
RTH Publik
Publik
K.Surabaya
K.Bengkulu
K.Surabaya
K.Bengkulu
Berdasarkan jmlpenduduk
Keseluruhan
5.857,7
756,3
4.856,3
3.090,3
Berdasarkan luas wilayah
Keseluruhan
6.726,9
3.267,9
4.856,3
3.090,3
Berdasarkan jenis RTH
Taman RT
292,8
37,8
(dengan memperhatikan
Taman RW
146,4
18,9
jumlah penduduk)
T. Kelurahan
87,9
11,3
673,6
86,9
T. Kecamatan
58,6
7,6
Taman Kota
87,9
11,3
Permakaman
351,5
45,4
157,51 *
1.040,68 *
Hutan Kota
1.171, 5
151,3
3,14 *
5,4 *
FungsiTertentu
3.661,1
472,7
1061,8
491,1
Berdasarkan kebutuhan O2
Hutan Kota
18.391
1.450
3,14 *
5,4 *
Ket : * Disesuaikan dengan ketersediaan RTH publik Aktual
Gambar 1 Diagram Perbandingan RTH Aktual dan Kebutuhan Berdasarkan Jumlah Pendududuk Kota Surabaya
dan Bengkulu
Sumber: Hasil Analisis
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V2N1 | 49
Kajian Ketersediaan dan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Pesisir
Gambar 2 Diagram Perbandingan RTH Aktual dan Kebutuhan Berdasarkan Luas Wilayah Kota Surabaya dan
Bengkulu
Sumber : Hasil Analisis
Tabel 8 Rasio Ketersediaan RTH Aktual, Potensial dan Kebutuhan RTH Publik Kota Surabaya
Tipe/Standar Keb.
RTH Publik
Jml penduduk
Luas wilayah
Jenis RTH (dengan
memperhatikan
jumlah penduduk)
Kebutuhan O2
Ketersediaan
Aktual/Potensial
1<
1<
1<
=1
=1
1<
=1
Ketersediaan
Aktual/Kebutuhan
1<
1<
1<
1<
1<
1<
1<
Ketersediaan
Potensial/Kebutuhan
1<
1<
=1
1<
1<
1<
1<
Tabel 9 Rasio Ketersediaan RTH Aktual, Potensial dan Kebutuhan RTH Publik Kota Bengkulu
Tipe/Standar Keb.
RTH Publik
Jml penduduk
Luas wilayah
Jenis RTH (dengan
memperhatikan
jumlah penduduk)
Kebutuhan O2
Ket:
Ketersediaan
Aktual/Potensial
1<
1<
1<
=1
=1
>1
=1
Ketersediaan
Aktual/Kebutuhan
>1
1<
1<
>1
1<
>1
1<
Ketersediaan
Potensial/Kebutuhan
>1
1<
=1
>1
1<
>1
1<
=1 Luasan sama
Renitha Sari
Gambar 3. Perbandingan Persentase Luas Ketersediaan, Kebutuhan, dan Ketentuan Minimal RTH Publik
terhadap Luas Wilayah Kota Surabaya dan Bengkulu
Sumber: Hasil Analisis
Kajian Ketersediaan dan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Pesisir
Renitha Sari
tersebut,
melainkan
berdasarkan
kepada
kebutuhan RTH publik masing-masing kota dan
potensi RTH publik yang dapat dikembangkan.
Pada kota-kota kecil dan menengah, penyediaan
RTH publik belum bermasalah. Sebaliknya untuk
Kota metropolitan dapat menemui kendala
akibat permasalahan keterbatasan lahan. Untuk
itu penyelesaian persoalan RTh tidak dapat
dilakukan secara internal saja tetapi dengan
melakukan kejasama dengan wilayah hilir. Kotakota hulu yang biasanya memiliki ketersediaan
RTH dalam luasan yang masih besar harus
dapat tetap mempertahankan keberadaan RTH,
misalnya sempadan sungai dan kawasan lindung
yang memberi perlindungan pada kawasan di
bawahnya, sedangkan kota-kota di hilir yang
menerima manfaat dapat mengganti jasa
pelayanan RTH yang diberikan. Peningkatan
penyediaan RTH publik juga dapat dilakuakn
dengan
merevisi
kebijakan
kota
dan
memperhatikan aspek kualitas, antara lain yaitu
distribusi RTH, jenis dan intensitas vegetasi,
kondisi
vegetasi,
dan
tentunya
peran
pemerintah yang dukung oleh masyarakat.
Pemerintah kota harus dapat menciptakan
potensi RTH publik kota dengan berbagai cara.
Dalam melakukan penelitian ini terdapat
beberapa keterbatasan dimana penelitian lebih
ditekankan pada aspek fisik. Selain itu penelitian
ini lebih pada melihat RTH masing-masing kota
secara keseluruhan sehingga masih bersifat
umum. Penelitian ini pada dasarnya melakukan
loncatan ukuran kota dari menegah ke
metropolitan sehingga interpolasi yang terlihat
kurang jelas. Berdasarkan kekurangan tersebut,
maka masih diperlukan studi-studi lanjutan
dimana pembahasan mengenai penyediaan RTH
publik dapat menambahkan aspek lain yang
sifatnya
non-fisik
(kualitas).
Selain
itu
pembahasan dapat dilakukan pada masingmasing kota sehingga dihasilkan kajian yang
lebih mendalam. Terakhir, penelitian dapat
dilakukan pada kota-kota besar yang merupakan
kota yang berada di antara kota menengah dan
metropolitan yang dapat menjadi kota transisi
diantara keduanya terkait RTH publik kota,
sehingga interpolasi yang muncul dapat terlihat
jelas.