Anda di halaman 1dari 3

Nama : Stepanus Pasaribu

Nim : 044583706
Prodi : Perencanaan Wilayah Dan Kota
Matkul : Pendekatan Sistem
Selamat siang Tutor, ijin menanggapi pertanyaan dari forum diskusi ini. Terima
Kasih 😊.
`1. Jika kita ingin mengembangkan MRT (Mass Rapid Transportation) di Jakarta
untuk mengatasi masalah kemacetan, maka perlu disusun analisis kebutuhan
terhadap masingmasing stakeholders. Jabarkanlah makna dari analisis
kebutuhan!
2. Berdasarkan pengembangan proyek MRT, susunlah analisis kebutuhan
terhadap masingmasing stakeholders yang akan dilakukan melalui wawancara
dan observasi dalam pengembangan MRT ini!
3. Susunlah diagram sebab akibat (causal loop diagram) berdasarkan hasil
analisis kebutuhan masing-masing stakeholders yang terlibat dalam
pengembangan MRT ini!

Jawab:
1. Salah satu usaha untuk mengatasi kemacetan di Jakarta adalah pembangunan
MRT dan rencana penerapan electronic road pricing (ERP) yang akan
menggantikan kebijakan ganjil-genap dan 3 in 1 (three in one). Namun tidaklah
mudah untuk mengalihkan pengguna kendaraan pribadi agar berpindah ke
layanan PT yang baru. Orang masih cenderung memilih kendaraan pribadi
karena berbagai faktor. Bagaimana efektifitas dan besar pergeseran moda yang
terjadi akibat kebijakan road pricing dan pembangunan MRT ? Penelitian ini
diharapkan mampu menjawab tentang faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi pengguna kendaraan pribadi agar mau beralih moda ke MRT.
Selanjutnya mampu menganalisis seberapa besar pengaruh faktor-faktor
tersebut terhadap pergeseran moda. Selain itu studi ini juga diharapkan mampu
mengidentifikasi motif psikologis yang menjadi alasan orang untuk tetap
menggunakan kendaraan pribadi. Data preferensi dikumpulkan melalui
kuesioner dengan metode stated preference kepada 439 responden di koridor
Sudirman-Thamrin, Jakarta. Kemudian secara regresi dianalisis menggunakan
model pemilihan diskrit (binary logit). Theory of planned behavior (TPB)
digunakan untuk mengungkap motif penggunaan kendaraan pribadi secara
psikologis. Sementara regresi logistik multinomial digunakan untuk mengungkap
karakteristik perilaku pengguna pada kebijakan traffict restraint yang dilakukan
sebelumnya. Hasilnya diungkap bahwa pertimbangan utama orang
menggunakan mobil pribadi adalah comfort, pleasure dan independency yang
mewakili motif-motif affective. Sementara pengguna sepeda motor lebih
mengutamakan cost, time saving dan quickness yang mewakili motif-motif
instrumental. Evaluasi terhadap kebijakan ganjil-genap dan 3 in 1 menyimpulkan
bahwa pengguna kendaraan pribadi yang berpotensi untuk berpindah ke MRT
sebagian besar adalah dari kalangan pegawai swasta yang berada pada usia
produktif, dengan tingkat penghasilan menengah, dan melakukan perjalanan
dengan jarak lebih dari 10 km secara single traveler. Survei preferensi
memberikan hasil bahwa tarif ERP, waktu perjalanan, jumlah transfer dan tangga
menjadi faktor-faktor yang berpengaruh bagi pengguna mobil untuk beralih
moda ke MRT. Sementara bagi pengguna sepeda motor hanya tarif ERP dan
waktu perjalanan yang ditemukan berpengaruh signifikan. Pengguna mobil
merespon keberadaan MRT lebih tinggi dibandingkan dengan pengguna sepeda
motor, dengan probabilitas berpindah pada kisaran 50-60 persen. Pengaruh
kebijakan road pricing pada kedua jenis pengguna kendaraan pribadi ditemukan
cukup besar, hanya saja pengguna sepeda motor memiliki sensitivitas terhadap
tarif ERP yang lebih tinggi.
2. Keberadaan MRT sebagai salah satu kebijakan pemerintah dalam
pembangunan infrastruktur transportasi adalah hal yang harus diupayakan
bersama antara seluruh stakeholders terkait. Dan prosesnya melibatkan semua
stakeholders secara berkesinambungan dan proporsional.. Kebijakan public yang
partisipatif dapat terbangun secara efektif manakala antara yang memerintah
dan yang diperintah sama-sama memiliki kemampuan dan kemauan untuk
mengusahakan terbangunnya sistem yang tidak hanya jelas dalam
perumusannya, tetapi juga pasti dalam perwujudannya. Dengan kata lain,
kebijakan public yang partisiatif mensyaratkan terbangunnya strong state dan
strong society secara beriringan . Partisipasi masyarakat merupakan proses dan
keadaan yang harus selalu dikembangkan dan pengembangan nya memerlukan
waktu, sumberdaya, pemahaman dan ketekunan. Selain itu, partisipasi
masyarakat merupakan gambaran keterlibatan anggota masyarakat secara
sukarela, selain juga merupakan gambaran dari pengukapan dan
pengakomodasian gagasan, pengetahuan, dan keterampilan
mereka.Keterlibatan aktif atau partisipasi masyarakat trsebut dapat berarti
menjadi 3 yaitu keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi dan
kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan pemerintah, keterlibatan dalam
memikul beban dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan, keterlibatan dalam memetik hasil dan manfaat pembangunan
secara berkeadilan. 8masyarakat sudah seharusnya ikut berperan dalam
pembangunan sehingga masyarakat pun ikut berproses, terlebih dalam Proyek
MRT ini masyarakat yang nanti akan merasakan dampaknya baik dampak yang
positif maupun yang negative. Sehingga masyarakat tidak hanya menerima hasil
atau output saja.
3. Identifikasi pemangku kepentingan dilakukan berdasar bentuk relasi yang
terbangun dengan pihak-pihak, dan interaksi saling mempengaruhi yang terjalin.
Perseroan telah melakukan pemetaan terhadap seluruh pemangku kepentingan,
dan terdapat tujuh pihak yang diidentifikasi sebagai pemangku kepentingan
kunci (key stakeholder), karena dinilai memberikan pengaruh besar terhadap
keberlanjutan PT MRT Jakarta (Perseroda) di masa mendatang Identifikasi
pemangku kepentingan dilakukan berdasar bentuk relasi yang terbangun dengan
pihak-pihak, dan interaksi saling mempengaruhi yang terjalin. Perseroan telah
melakukan pemetaan terhadap seluruh pemangku kepentingan, dan terdapat
tujuh pihak yang diidentifikasi sebagai pemangku kepentingan kunci (key
stakeholder), karena dinilai memberikan pengaruh besar terhadap keberlanjutan
PT MRT Jakarta (Perseroda) di masa mendatang

Anda mungkin juga menyukai