Jawab :
1. Konsep wilayah homogen adalah wilayah yang dilihat pada kenyataan bahwa faktor –
faktor dominan pembentuk wilayah tersebut bersifat homogen alias seragam atau
sama. Sementara itu faktor yang tidak dominan mungkin saja beragam atau heterogen.
Jadi konsep wilayah homogen lebih menekankan pada aspek kesamaan yang muncul
pada unit wilayah. Kesamaan ini dapat terjadi karena adanya faktor alamiah dan
faktor artifisial atau buatan. Faktor alami pembentuk wilayah ini mencakup
kemampuan topografi dan kondisi iklim, sementara untuk faktor artifisial adalah suku,
budaya, politik, perilaku sosial dan lain sebagainya. Contoh wilayah homogen adalah
wilayah pegunungan di Provinsi Bengkulu yang terdiri dari kabupaten Kepahiang,
Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Lebong merupakan sentra penghasil kopi
utama di Provinsi Bengkulu dan salah satu yang terbesar di Sumatera. Sebaliknya,
konsep wilayah heterogen adalah wilayah yang faktor – faktor dominan pembentuk
wilayah tersebut bersifat heterogen atau tidak seragam.
2.
a. Pemberian upah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
i. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja
Jika kebutuhan tenaga kerja yang besar namun ketersediaan tenaga
yang minim akan meningkatkan upah begitu pula sebaliknya jika
kebutuhan tenaga kerja yang lebih sedikit dari ketersediaan tenaga
kerja maka akan menurunkan nilai upah.
ii. Kesepakatan Pemberi Kerja dengan Penerima Kerja
Pemberian upah baru dapat dilakukan ketika telah mendapat
persetujuan baik dari pihak penerima yaitu pekerja dna juga pihak yang
memberi kerja yaitu perusahaan.
iii. Kebijakan Pemerintah
Seperti yang telah berlaku di Indonesia, sistem upah telah diatur oleh
pemerintah terutama pada bagian nilai minimal yang bisa didapat oleh
seorang pekerja.
3. Model equilibrium menjelaskan bahwa migrasi dapat terjadi jika tingkat upah antar
wilayah sama yang berarti berada dalam kondisi equilibrium. Dalam hal ini,
perpindahan penduduk dan tenaga kerja dapat terjadi sebagai akibat dari adanya
perbedaan akan pola kehidupan antar wilayah yang meliputi aspek ketersediaan
lapangan kerja, gaya hidup masyarakat, budaya, agama, kondisi lingkungan dan lain
sebagainya. Sebagai contoh Provinsi Bengkulu memiliki upah minimum
kabupaten/kota yang cenderung sama di setiap wilayahnya. Oleh sebab itu, migrasi
masyarakat pada wilayah di Provinsi Bengkulu salah satu faktor utamanya disebabkan
oleh ketersediaan lapangan kerja diwilayah – wilayah di dalam Provinsi Bengkulu.
Model disequilibrium menjelaskan bahwa migrasi terjadi atas dasar keuntungan dan
kerugian secara relatif yang terdapat pada masing – masing wilayah. Sebagai contoh
masyarakat yang memiliki tingkat upah yang rendah akan cenderung berpindah ke
wilayah yang memiliki tingkat upah yang lebih tinggi seperti yang dapat dilihat pada
momen arus balik seperti saat ini. Para pemudik dari wilayah Jabodetabek memiliki
upah minimum yang lebih tinggi jika dibandingkan yang berada di kampung
halamannya, sehingga memicu perpindahan masyarakat dari kampung halaman
pemudik untuk ikut ke wilayah Jabodetabek karena nilai upah yang lebih tinggi.
Sumber referensi :
https://www.cnbcindonesia.com/news/20230102121501-4-402053/lengkap-ini-dia-daftar-
ump-terbaru-2023-di-34-provinsi-ri?page=all
https://www.gurugeografi.id/2022/08/pengertian-dan-contoh-wilayah.html
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/beberapa-faktor-yang-memengaruhi-sistem-upah-
10443/
Tasrin, Krismiyati. DKK. 2022. BMP Ekonomi Wilayah dan Kota Edisi 2(PWKL4301).
Universitas Terbuka. Tangerang Selatan.