Jawab:
Kesenjangan ekonomi antar wilayah merupakan masalah klasik di Indonesia.
Pada masa Orde Baru, strategi kebijakan pembangunan ekonomi Indonesia
diarahkan untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun
pemerintah kurang memperhatikan tercapainya pemerataan hasil
pembangunan di seluruh wilayah sehingga terdapat kecenderungan kebijakan
pembangunan yang dirancang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
justru memperburuk kondisi kesenjangan ekonomi antar wilayah di Indonesia.
Oleh karena itu, masalah kesenjangan ekonomi antar wilayah telah menjadi
pembahasan utama dalam penetapan kebijakan pembangunan di Indonesia
sejak puluhan tahun lalu. Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi
kesenjangan ekonomi antar wilayah di Indonesia adalah kebijakan otonomi
daerah yang berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi .
Isu keadilan dalam pembangunan kewilayahan, selalu menjadi perbincangan
hangat, terutama terkait dengan masalah “kesenjangan wilayah” (regional
imbalances). Sampai saat ini isu kesenjangan wilayah terpusat kepada
kesenjangan antara desa dan kota, antara Kawasan Timur Indonesia dan
Kawasan Barat Indonesia, serta antara Jawa dan luar Jawa. Banyak pakar yang
percaya bahwa kesenjangan wilayah merupakan harga wajar yang harus
dibayar dalam proses pembangunan. Sederhana saja alasannya, yakni ada
keterkaitan antara wilayah satu dengan wilayah yang lain sebagai sebuah
sistem. Dengan kata lain ada proses interaksi dan interdependensi antar sub
sistem. Indikator yang digunakan untuk memperlihatkan bahwa sebuah
wilayah dianggap lebih maju dibandingkan dengan wilayah yang lainnya
cukup banyak. Hill (1993) misalnya menyebut indikator yang bersifat statis
seperti Indeks Pembangunan Manusia (human development index), Indeks
Kualitas Kehidupan secara Fisik (physical quality of life index), maupun laju
PDRB (Product Domestic Regional Bruto). Data seperti ini meskipun tidak
secara absolut dapat dipercaya begitu saja, namun dapat digunakan sebagai
gambaran awal betapa sebuah wilayah lebih maju dibanding wilayah yang
lain. Sebagai contoh Jakarta yang memiliki PDRB per kapita sebesar 1,76 juta
rupiah pada tahun 1991, jauh lebih tinggi dibanding rata-rata PDRB perkapita
secara nasional yang hanya 0,55 juta rupiah pada tahun yang sama. Gambaran
sederhana ini hanya ingin menunjukkan bahwa Jakarta berkembang terlalu
pesat dibandingkan dengan wilayah propinsi di Indonesia yang lain, yang
antara lain ditandai dengan jumlah uang yang beredar di Jakarta mencapai
70% dari peredaran uang nasional. Fakta ini juga menunjukkan bahwa
pembangunan sebuah wilayah dipengaruhi oleh sebuah faktor penting, yakni
investasi pembangunan daerah, sedangkan kesenjangan wilayah terjadi jika
alokasi investasi antar daerah juga timpang.
Masalah ketidakmerataan dalam pembangunan wilayah adalah masalah
historis yang dihadapi oleh setiap negara mulai dari desa, kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, kepulauan bahkan global. Dunia belahan selatan
dianggap lebih tertinggal daripada belahan utara. Beberapa negara seperti
USA, China, dan Thailand menghadapi permasalahan yang berkebalikan
dengan Indonesia: pembangunan wilayah bagian barat lebih tertinggal
dibandingkan dengan bagian timur. Pulau Jawa bagian selatan secara
umumlebih tertinggal dibandingkan daerah utara, atau kawasan pantai timur
Sumatera yang lebih maju daripada kawasan pantai barat. Perhatian
pemerintah terhadap ketimpangan pembangunan wilayah sudah ada. Sebagai
contoh masalah tersebut sudah menjadi bagian dari Kondisi Umum Rencana
Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025. Fakta empirik dan beberapa studi
menunjukkan ketimpangan antar wilayah di Indonesia semakin mengemuka
sejak pertengahan tahun 1995 sampai sekarang dibandingkan dengan periode
sebelumnya terutama sejak tahun 2005. Dirasakan pula, dengan wewenang
Pemerintah Daerah yang semakin besar sejak otonomi dan desentralisasi
fiskal, terjadi ketimpangan yang semakin signifikan antara rencana
pembangunan di tingkat pusat dengan implementasinya di tingkat daerah,
khususnya kabupaten dan kota. Ketimpangan pembangunan antar wilayah di
Indonesia ternyata menempati peringkat teratas dan terburuk bila
diambil perbandingan dengan beberapa negara baik maju maupun
berkembang. Lessmann (2011), seorang profesor muda dari Jerman bahkan
memberikan catatan bahwa Indonesia adalah outlier, karena memiliki
pendapatan wilayah yang melewati angka 1 untuk data periode 2004-2008.
Setelah dihitung kembali dengan menggunakan periode dan sumber data
yang sama (BPS), diperoleh pendapatan wilayah yang lebih rendah untuk
Indonesia yaitu 0,97; namun tetap tertinggi dibandingkan negara lain,
termasuk Thailand dan China yang dikenal buruk dalam pemerataan
pembangunan antar wilayahnya. Bila perhitungan ditarik ke belakang, yaitu
data 1980-2011, tetap diperoleh angka tertinggi pendapatan wilayah untuk
Indonesia yaitu sebesar 0,93. Pada tahun 2011, rasio PDRB per kapita rata-rata
provinsi di Jawa masih lebih dari 300 persen PDRB per kapita rata-rata provinsi
di Sulawesi, Nusa tenggara dan Maluku.
Ketimpangan Pembangunan di Wilayah Timur Indonesia
Presiden Joko Widodo mengakui ada ketimpangan pembangunan yang
terjadi di kawasan timur Indonesia dibandingkan wilayah bagian barat.
Menurut Jokowi, ketimpangan pembangunan yang terjadi itu dapat dilihat
dari pemerataan pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan,
pelabuhan dan bandar udara yang masih sangat minim di wilayah timur
Indonesia.Di kawasan Indonesia timur seperti di NTT, Maluku Utara, Papua,
Papua Barat, Maluku ketimpangan infrastruktur jalan, jembatan, airport antara
barat, tengah dan timur memang ada kesenjangan yang harus
diselesaikan. Menurut Presiden Jokowi, untuk menyelesaikan berbagai
ketimpangan tersebut, dengan keterbatasan anggaran yang ada di APBN,
pemerintah terus berupaya untuk membangun infrastruktur daerah-daerah di
kawasan Indonesia timur agar dapat lebih maju lagi.
2. Pemerintah Indonesia sudah sejak lama mengupayakan pengentasan
kemiskinan, di kota maupun di daerah perdesaan. Pada saat ini hanya
tinggal sebagian kecil masyarakat di perkotaan yang masih miskin,
sedangkan di perdesaan pada umumnya sudah tercukupi. Coba anda
diskusikan bagaimanakah pemerintah Indonesia melaksanakan program
pengentasan kemiskinan bagi masyarakat perkotaan ?
Jawab:
Sumber Referensi/Bacaan: