Jawab
Kondisi Surabaya Saat ini sudah menimbulkan banyak masalah seperti halnya
masalah kemiskinan, kemacetan, kriminalitas, dan persoalan sosial perkotaan
lainnya. Maka untuk mengatasi masalah tersebut pihak pemerintah kota
surabaya, melakukan upaya upaya perluasan wilayah dan kota dengan tujuan
untuk memaksimalkan fungsi industryi perkapalan, jasa pendidikan, TIK,
industri, dan pariwisata perkotaan, revitalisasi dan perbaikan manajeman
pengelolaan kawasan, pemantapan pembagian peran dan fungsi antara kota
inti dan pusat-pusat pertumbuhan di Jawa bagian Timur.
Kota Medan yang menjadi ibu kota Provinsi Sumatera Utara, kini kondisnya
sudah begitu sesak. Penduduknya yang terbanyak ditambah lagi pendatang
dari kabupaten/kota lain yang beraktivitas dan bertempat tinggal, nyaris sulit
mencari areal kosong untuk pengembangan pembangunan. Akselerasi
kemajuan Kota Medan terbilang cukup pesat. Volume pembangunannya
mengantarkan tingkat urbanisasi cukup tinggi. Seiring pertumbuhanannya,
Kota Medan terus dilirik orang-orang yang merasa dirinya ingin maju dan
berkembang untuk mengadu nasib di kota tersebut. Akibatnya, Kota Medan
menghadapi berbagai persoalan prinsipil dalam pembangunan berbasis
kesejahteraan rakyat. Konsekuensi itu, mau tidak mau dan memang harus
dihadapi sebagai kota yang menuju kota metropolitan.
Dengan fakta-fakta itu, pertanyaan yang muncul, apakah Kota Medan masih
layak menjadi ibu kota Provinsi Sumut? Banyak pihak menjawab; masih layak.
Kemajuan pembangunan yang diraih Kota Medan hari ini justru menjadi
kebanggaan rakyat Sumatera Utara. Namun sebagian lain menilai, meski
masih layak menjadi ibu kota provinsi, seiring waktu pemerintah harus
memikirkan keberadaan Kota Medan yang semakin berkembang dan pada
masanya tidak mampu menampung efek dari kemajuannya. Karena itu wacana
memindahkan ibu kota Provisi Sumut dari Medan ke daerah lain menjadi
penting untuk dikaji. Mengingat efek positifnya juga akan memperluas
perkembangan dan kemajuan Sumut lebih akseleratif dan merata.
Kondisi Kota Medan yang semakin sempit, membuat banyak kalangan menilai
bahwa perlu ada perluasan wilayah serta penataan yang serius. Baik terkait
pembangunan fisik yang sejalan dengan arus komuter (laju), juga antisipasi
dampak kemacetan lalu lintas. Tata kelola kawasan Kota Medan menurutnya
masih jauh dari harapan. Sebab seakan tidak ada konsep jelas serta semacam
cetak biru arah pembangunan yang terukur, teratur dan terstruktur. Oleh
sebab itu, dibutuhkan keterlibatan lintas instansi dan lintas tingkatan
pemerintah guna mengatasi persoalan tersebut. Perlunya pelibatan pusat
dalam hal ini, karena yang paling memungkinkan adalah mengambil daerah di
pinggiran kota yang secara administrasi merupakan wilayah
Deliserdang. Sehingga, kebutuhan lahan untuk memperluas Kota Medan yang
semakin sempit bisa dilakukan. Mengingat hampir tidak ada lagi ketersediaan
tanah untuk menambah jumlah bangunan di Medan.
Saat ini kota Makassar Masuk Wilayah Pengembangan Kota Metropolitan Baru
di Kawasan Indonesia Timur. Wacana tentang perluasan kota-kota
metropolitan adalah merupakan program pemerintah dalam rangka
pengembangan kota-kota besar dan merupakan salah satu program pada
tahun 2020. Program pengembangan kota metropolitan ini sebagaimana
dikemukakan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus
Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro menyatakan pemerintah tidak
hanya akan membangun ibu kota baru agar ekonomi di Indonesia bisa
diratakan. Pemerintah juga berencana menciptakan kawasan metropolitan di
luar Pulau Jawa. Setidaknya ada 10 kawasan kota metropolitan yang sudah
masuk dalam rencana pengembangan. Kawasan tersebut berada di dalam
Pulau Jawa dan enam di luar Pulau Jawa. Empat kota di dalam Jawa, yaitu DKI
Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya. Sementara enam kota di luar
Jawa, yaitu Medan, Palembang, Banjarmasin, Denpasar, Manado, dan
Makassar. Saat ini, pembangunan masing-masing kota sudah mengarah ke
sana. Dimana pembangunan akan terus ditingkatkan agar nantinya kota
tersebut benar-benar menjadi metropolitan yang menjadi pusat bisnis,
perdagangan, dan jasa, hal ini akan memperkuat pembangunan di luar Pulau
Jawa," ujar Bambang usai pengumuman resmi Presiden Joko Widodo (Jokowi)
soal lokasi ibu kota baru di Kompleks Istana Kepresidenan. Bambang
mengatakan pembangunan 10 kota metropolitan di kala membangun ibu
kota baru perlu dilakukan agar pertumbuhan ekonomi kian merata. Selain itu,
agar tingkat kesenjangan ekonomi antar wilayah bisa ditekan.