Puji dan syukur kita persembahkan ke hadhirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga pada hari ini kita berkesempatan mengikuti
upacara memperingati Hari Pendidikan Daerah Aceh ke-61 Tahun 2020.
Shalawat dan salam kita sanjungkan ke haribaan junjungan alam, Nabi Besar
Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat Beliau sekalian.
Selama tiga tahun menjalankan Visi Aceh Hebat, sudah terdapat banyak
prestasi yang kita capai diantaranya indek pembangunan manusia meningkat dari
70,60% menjadi 71,19%. Artinya, secara umum dapat kita simpulkan bahwa tingkat
kemajuan pembangunan di Aceh hari ini bergerak naik, secara konsisten dan
1
menunjukkan tren peningkatan yang positif. Catatan tersebut tentunya dengan
mengecualikan preseden global yang baru-baru ini menimpa seluruh dunia yaitu
Pandemi Covid-19 yang dampaknya akan kita lihat tahun depan. Oleh karena itu,
melalui momentum peringatan Hardikda ini kami ingin mengajak kita semua untuk
senantiasa berikhtiar dan melakukan langkah-langkah antisipatif, khususnya dalam
bidang pendidikan, sesuai dengan arahan pimpinan nasional. Karena itu, tahun ini
kami mengusung satu tema penting “Pendidikan Aceh dalam Adaptasi Inovasi
Pembelajaran di Masa Pandemi”
Dalam rangka mempercepat akses dan layanan pendidikan serta dalam upaya
memacu peningkatan mutu dan pelayanan pendidikan, saat ini pemerintah Aceh
telah membentuk 20 Cabang Dinas Pendidikan Aceh di Kabupaten/Kota. Sebagian
kewenangan pemerintah Aceh dalam bidang pendidikan telah dilimpahkan ke Cabang
Dinas Pendidikan Aceh yang ada di daerah. Hal ini dilakukan sebagai upaya
mempercepat peningkatan mutu dan layanan pendidikan. Kita berharap nantinya
program-program tersebut dijalankan dengan baik. Saat ini kita juga telah melakukan
peningkatkan kapasitas ribuan guru dan tenaga kependidikan dalam berbagai
kompetensi. Dengan adanya guru-guru yang kompeten, kita harapkan akan mampu
melahirkan generasi yang memiliki kreativitas dan kecerdasan yang tinggi.
Ada satu hal yang penting saya ingatkan kepada kita semua, bahwa sesuai
amanat Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
terhitung sejak 1 Januari 2017, tanggung jawab pengelolaan pendidikan setingkat
PAUD, SD, SMP dan Pendidikan Non-Formal berada di bawah koordinasi Pemerintah
Kabupaten/Kota, sedangkan Pemerintah Provinsi bertanggung jawab atas pendidikan
2
setingkat SMA/SMK dan Sekolah luar biasa. Sementara untuk pendidikan tinggi,
tanggung jawabnya ada di tangan Pemerintah Pusat.
Untuk itu semua pemangku kepentingan bidang pendidikan harus
mempersiapkan diri menjalankan kebijakan ini dengan baik. Momentum Hardikda
Aceh ke-61 ini harus menjadi pemicu semangat untuk menjalankan kebijakan
tersebut. Karena itu perlu kerja sama dan kerja nyata semua pihak. Melalui “Kerja
Nyata untuk Pendidikan”, diharapkan Aceh akan mampu tampil sebagai role model
pendidikan di Indonesia. Kami sadar hal ini tidak mudah kita jalankan dalam
suasana iklim New Normal ini, tetapi kita harus selalu optimistik.
Guna mewujudkan harapan tersebut, maka saya menginstruksikan para
Bupati/Walikota, Perguruan Tinggi, Majelis Pendidikan Aceh, Dinas Pendidikan Aceh,
Kanwil KEMENAG Aceh, Dinas Pendidikan Dayah serta semua pihak yang berperan
dalam pengelolaan pendidikan untuk melakukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Meningkatkan mutu layanan PAUD yang menjangkau dan terjangkau semua
komunitas anak usia dini, sehingga target pencapaian satu gampong satu PAUD
dapat terpenuhi.
2. Menyiapkan arah kebijakan strategis dan langkah-langkah yang diperlukan
dalam rangka meningkatkan mutu layanan Pendidikan Khusus dan Layanan
Khusus (PKLK)
3. Memaksimalkan pelaksanaan penataan, pemerataan, peningkatan kualifikasi,
kompetensi, kesejahteraan, dan upayakan perlindungan bagi pendidik dan tenaga
kependidikan.
4. Meningkatkan mutu layanan dan standar kompetensi lulusan SMK dengan
pemenuhan guru produktif, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana yang
memadai untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja
5. Menuntaskan pelaksanaan program Revitalisasi SMA/SMK/MA melalui
penyelarasan dan penguatan kerja sama dengan perguruan tinggi dan dunia
industri, serta kerja sama antar lembaga terkait lainnya.
6. Memperkuat keberadaan pendidikan non-formal (pendidikan dayah,
pendidikan kesetaraan, dan bimbingan kursus)
7. Meningkatkan peran perguruan tinggi dalam merealisasikan TriDarma
Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat)
NOVA IRIANSYAH