Pola hubungan pusat dan daerah yang lain dikemukakan oleh John
Haligan dan Chris Aulich (1998) yang membangun 2 model
pemerintahan daerah atas :
1. The Local Democracy model
1. Model Development
1. Model liberal
TUGAS 1 :
B. RUMUSAN MASALAH :
Hubungan pemerintah pusat dan daerah dalam prakteknya masih
menyisakan permasalahan terkait dengan efektifitas penyelenggaraan
pemerintahan, kesejahteraan masarakat, kemandirian daerah, tata kelola
pemerintahan. Permasalahan tersebut pada akhirnya memunculkan
hubungan disharmonis atau konflik di tingkat daerah. Beberapa
permasalahan yang terjadi ditingkat daerah tersebut diidentifkkasi
dikarenakan belum adanya kesamaan persepsi antara pemerintah pusat
dan pemerintah daerah berkaitan dengan bidang kewenangan, pembagian
dana perimbangan keuangan, Berdasarkan hal tersebut perlu membangun
kesamaan persepsi tentang bagiamana hubungan kewenangan, keuangan,
sumber daya manusia, pembinaan dan pengawasan.
C. TINJAUAN TEORI
Otonomi daerah diselenggarakan dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, mengajak serta peran masyarakat, pemerataan dan keadilan
serta melihat potensi dan keanekaragaman daerah. Otonomi daerah telah
diatur dalam Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah dimana otonomi daerah adalah hak masyarakat daerah untuk
mengatur serta mengelola daerahnya sendiri dengan mengembangkan
potensi dan sumber daya daerah
Sementara, desentralisasi merupakan penyerahan wewenang
pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sehingga
pemerintah daerah mampu mengatur dan mengurus rumah tangga yang
telah diserahkan.
Desentralisasi Fiskal
Ada dua bentuk negara yang penting untuk dipahami sebagai awal dalam
memahami hibungan pemerintah pusat dan daerah. Dua bentuk negara itu
adalah negara serikat atau federasi dan negara kesatuan. Bentuk negara
kesatuan yang dianut Indonesia merupakan prinsip dasar dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Desentralisasi
Dalam negara kesatuan dikenal dua macam sistem yg bisa diterapkan yaitu:
1) Sistem Sentralisasi, dimana pemerintah pusat mengendalikan seluruh
kekuasaan
D. PEMBAHASAN
Dalam perjalanan historinya, hubungan pusat dan daerah di Indonesia pernah
berada pada kutub sentralisasi, kemudian bergeser pada kutub desentralisasi, namun juga
pernah mengalami stagnasi akibat dari kevakuman kekuasaan (Mariana 2008:131).
Desentralisasi yang dimaksudkan sebagai penyerahan urusan atau kewenangan dari
pemerintah pusat kepada daerah dalam ragka penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Penyerahan bidang urusan pemerintahan tertentu kepada pemerintah daerah oleh
pemerintah pusat telah menciptakan hubungan kewenangan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. untuk melaksanakan bidang urusan yang telah diserahkan kepada
daerah membuthkan biaya dalam pelaksanaanya, sehingga menciptakan hubungan
keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. terlaksannya bidang urusan yang diserahkan
kepada daerah membutuhkan sumber daya manusia dalam pelaksanaanya, sehingga
terciptalah hubungan sumber daya manusia (kepegawaian) antara pemerintah pusat dan
daerah. agar urusan yang diserahkan dapat berjalan sesuai yang ditetapkan maka
memerlukan pengawasan dan pembinaan oleh pemerintah pusat terhadap daerah-daerah
otonom. Pengawasan dan pembinaan sebagai bentuk penegasan bahwa Indonesia berada
pada negara kesatuan dimana tanggung jawab akhir atas segenap urusan pemerintahan
ada pada pemerintah pusat
E. KESIMPULAN
Derajat otonomi fiskal pada Kota Tarakan dari tahun 2017 hingga tahun
2020 berada pada rentang 0% sampai dengan 25%, hal ini dapat
disimpulkan bahwa sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan
keuangan Kota Tarakan rendah sekali dengan pola hubungan instruktif.
Hal ini menandakan bahwa Kota Tarakan dalam melaksanakan otonomi
daerah masih sangat rendah sekali, dimana peranan pemerintah pusat
dalam pelaksanaan pembangunan daerah masih dominan dibandingkan
dengan pendapatan asli daerah yang diperoleh dari pajak dan retribusi
daerah.
REFERENSI
Djaenuri, Aries. 2012. Hubungan Keuangan Pusat Daerah, Elemen-elemen Penting
Hubungan Keuangan Pusat Daerah. Bogor: Ghalia Indonesia
Erenawati. 2016. Administrasi Pemerintahan Daerah (edisi 2). Yogyakarta: Graha Ilmu
Humes IV, Samuel. 1991. Local Governance and National Power. London: IULA
Kaho, Josef Riwu. 2012. Analisis Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia.
Yogyakarta: PolGov UGM
Turner, Mark and David Hulme. 1997. Governance, Administration and Development: Making
the State Work. London: Macmillan Press Ltd
Manan Bagir. 1994. Hubungan Antar Pusat dan Daerah Menurut UUD 1945. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan
Mariana, Dede. 2008. Dinamika Demokrasi dan Perpolitikan Lokal di Indonesia.
Bandung: AIPI
Nurcholis, Hanif. 2007. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta:
Grasindo
Rosidin, Utang. 2010. Otonomi Daerah dan Desentralisasi. Bandung: Pustaka Setia
Kansil. 2003. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara
1. Integritas
Tugas.1
1.
1. Indonesia memiliki ragam budaya yang tersebar di segala penjuru
wilayahnya dan pulau-pulaunya. Keragaman ini dapat berupa adat
istiadat, suku bangsa, sistem kekerabatan, teknologinya, dan sebagainya.
Bahkan di Indoensia memiliki ratusan suku bangsa dengan beragam
unsur-unsur kebudayaanya. Namun terkadang, kelompok budaya ini
memiliki sifat primordial.
- Mengapa demikian?
- Apa akibat dari sentimen primordial ini?
- Apakah sentimen primordial ini masih relevan untuk saat ini?