Anda di halaman 1dari 3

Birokrasi pemerintah memiliki peranan penting dalam rangka pelayanan kepentingan publik.

 
Berbagai sumber daya penting diperlukan guna meningkatkan kualitas pelayanan, seperti sumber
daya manusia yang handal, sarana dan prasarana, anggaran serta regulasi yang jelas.  Semua
potensi itu perlu dikelola oleh pimpinan birokrasi sebagai seorang manajer dari organisasi
pelayanan publik dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang tepat dan efektif guna
mencapai tujuan organisasi. 

Uraikan pendapat anda dalam bentuk makalah yang memuat sejumlah isu penting yang meliputi
identifikasi terhadap tantangan yang dihadapi birokrasi pelayanan publik, kompetensi yang harus
dimiliki serta pendekatan dalam pelaksanaan tugas pimpinan birokrasi sebagai manajer
pelayanan publik! 

Anda dapat membuat uraian dengan menggunakan studi kasus pada institusi pelayanan publik
yang anda amati!

Ketentuan Pengerjaan Tugas

1. Tugas ditulis pada kertas A4, 1,5 spasi, huruf Times New Roman 12.

2. Dalam menjawab pertanyaan , sebutkan sumber referensinya. 

3. Hindari referensi dari blog dan wikipedia.

Selamat Mengerjakan Tugas. 

jawaban

Reformasi Birokrasi (RB) telah memasuki periode ketiga dari grand design RB nasional. Pada tahap
akhir grand design RB nasional, RB diharapkan menghasilakan karakter birokrasi yang berkelas
dunia (world class bureaucracy) yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik yang
semakin berkualitas seta tata kelola yang semakin efektif dan efisien. Untuk percepatan RB pada
2020-2024, telah ditetapkan lima quick wins yakni penyederhanaan birokrasi, manajemen kinerja,
peningkatan kualitas SDM, tata kelola pemerintahan yang cepat fleksibel melalui implementasi
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), dan pelayanan publik yang prima (menpan.go.id,
2020). Lalu bagaimanakah pencapaian dan persiapan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam
menghadapi periode terakhir dari RB nasional di tahun 2020 ini?
Ada tiga cara pandang utama dalam membangun RB di BPS. Yang pertama, BPS menghasilkan
data yang berkualitas, cepat, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan Nasional. Kedua, BPS
memanfaatkan TI sebagai enabler pada proses bisnis untuk meningkatkan kinerja. Terakhir, BPS
yang membangun hubungan yang kuat dengan Key Stakeholder. Dengan tiga hal tersebut
diharapkan terbangun RB yang baik di BPS.
Sasaran RB BPS 2020-2024 dibangun dan diturunkan dari misi BPS 2020-2024. Sasaran RB BPS
pertama adalah Birokrasi di BPS yang bersih dan akuntabel. Yang kedua birokrasi di BPS yang
kapabel. Yang terakhir adalah pelayanan public di BPS yang prima. Setiap pilar pada RB BPS
memiliki perannya yang saling berkaitan antar pilar dalam menggapai sasaran RB BPS tersebut.
Pilar Manajemen Perubahan (MP) melakukan reviu atas roadmap RB BPS untuk memperjelas arah
dan sasaran yang akan di wujudkan dan ukuran keberhasilan dan targetnya. Dalam penyusunan
roadmap RB BPS 2020-2024 selain mengacu pada road map RB Nasional juga memperhatikan
hasil reviu terhadap kekurangan roadmap yang disusun pada periode sebelumnya dan
mengintegrasikan dengan Renstra BPS. Pilar MP juga menyusun Rencana Aksi pada level instansi
dan unit kerja untuk memastikan ketercapaian sasaran Roadmap RB BPS. Selain itu Pilar MP
meningkatkan peran agen perubahan di setiap unit kerja untuk tidak hanya bertugas
mempromosikan perubahan di lingkungannya, namun juga mampu mendorong perubahan sesuai
kebutuhan di unit kerjanya dan membangun social control diatara rekan kerja dalam upaya
penguatan integritas.
Pilar Penataan Peraturan Perundang-Undangan (PPPU) melakukan revisi peraturan perundang-
undangan yang tidak harmonis. Diantaranya adalah naskah urgensi dan rancangan peraturan BPS
tentang KBLI, naskah urgensi dan rancangan Peraturan BPS tentang Standar Data Statistik, serta
naskah urgensi dan rancangan peraturan BPS tentang Metadata statistic.
Pilar Penguatan dan Penataan Organisasi (PPO) pun mempunyai peran besar dalam pembangunan
RB BPS. Pilar ini telah menyusun desain organisasi sesuai rencana strategis. Pilar PPO juga telah
melakukan penyederhanaan tingkat struktur organisasi. Selain itu PilarPPO telah merumuskan
mekanisme hubungan dan koordinasi antara Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) dengan Kelompok
Jabatan Fungsional.
Pilar Tatalaksana memiliki peran strategis dalam membangun RB di BPS. Pilar ini telah membangun
Digital Enterprise Architecture (DEA) sebagai alat transformasi TI dalam memetakan bisnis proses
agar efektif dan efisien. Pilar ini juga membuat agar SOP bisa saling terkait. Pilar ini juga
memastikan dukungan TI untuk integrasi setiap kegiatan yang ada di BPS. Pilar Tatalaksana terus
memastikan pembangunan proses kerja berbasis elektronik (SPBE). Penataan Arsip terus dilakukan
pemutakhiran dengan baik.
Pilar Penguatan Manajemen SDM melakukan berbagai hal dalam membangun SDM di BPS. Pilar
SDM melakukan perencanaan kebutuhan pegawai per tahun dikaitkan dengan rencana kinerja per
tahun agar sejalan dengan perencanaan kebutuhan pegawai. Pilar SDM menyempurnakan
manajemen kinerja individu. Saat ini pengebangan pegawai berorientasi pada peningatan
kompetensi. Selain itu, monitoring capaian kinerja individu dan presensi pegawai dibuat terintegrasi.
Pilar Penguatan Pengawasan melakukan berbagai perbaikan. Pilar ini melakukan perbaikan dalam
fungsi konsultasi satker kepada APIP. Pilar ini juga melakukan perbaikan dalam strategi unit/instansi
dalam meningkatkan integritas dan pelayanan unit/organisasi. Tindak lanjut yang diberikan oleh
Pilar Penguatan Pengawasan adalah reviu Peraturan dan Kebijakan SPIP, Pengendalian Internal
dan Manajemen Risiko SP 2020, Pembuatan aplikasi layanan konsultasi Inspektorat Utama BPS
(Halo Inspektorat), Pemberian penghargaan Satker WBK/WBBM, dan lain sebagainya.
Pilar Pelayanan Publik adalah pilar yang paling menentukan bagaimana public mendapatkan
pelayanan yang prima. Pilar ini memastikan peningkatan komunikasi BPS dengan stakeholder. Pilar
ini juga secara terus menerus mendorong penciptaan inovasi yang mana tahun 2020 ini inovasi BPS
yang diikutsertakan KIPP sebanyak 69 inovasi dan salah satunya berhasil masuk TOP 99 inovasi.
Pilar ini juga melakukan survei kepuasan masyarakat (SKM) terhadap pelayanan secara berkala.
Pilar Pelayanan Publik juga menjawab berbagai tantangan pelayanan public di masa pandemic
dengan melakukan Survei Dampak Covid 19 secara online dan memanfaatkan Big Data dalam
melihat berbagai perubahan sosial dan ekonomi.
BPS juga melakukan peningkatan dalam pembinaan statistik sectoral. Sampai akhir Agustus 2020,
tercatat 402 kegiatan statistik sectoral dan akan terus bertambah. Pembinaan statistic sectoral
bertujuan agar instansi dan lembaga lain kedepannya dapat melakukan berbagai kegiatan statistik
secara mandiri.
 
 
 

Anda mungkin juga menyukai