Anda di halaman 1dari 109

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

LAPORAN KINERJA
KEMENTERIAN PANRB

2020
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Pernyataan Telah Direviu iv

BAB I Pendahuluan
Tugas dan Fungsi dan Struktur Organisasi 2
Mandat Peran Strategis 4
Sistematika Pelaporan 5
BAB II Perencanaan Kinerja
Rencana Strategis 2020-2024 6
Prioritas Nasional Tahun 2020 7
Perjanjian Kinerja 2020 8
Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2020 12

BAB III Akuntabilitas Kinerja


Pengukuran Kinerja 2020 17
Analisis Capaian Kinerja 19
Akuntabilitas Keuangan 78

BAB IV Penutup
LAMPIRAN
Ikhtisar capaian kinerja yang diperjanjikan pada
tahun 2020
TUJUAN 1
TERWUJUDNYA BIROKRASI YANG BERKUALITAS,
KAPABEL, DAN BERDAYA SAING

Keterangan :
* : Realisasi menggunakan hasil pengukuran tahun 2019
** : Realisasi merupakan hasil pengolahan sementara
TUJUAN 2
TERWUJUDNYA KEMENTERIAN PANRB YANG
BERKUALITAS DAN KAPABEL

Keterangan :
* : Realisasi menggunakan hasil pengukuran tahun 2019
** : Realisasi merupakan hasil pengolahan sementara
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tugas, Fungsi,
dan Struktur Organisasi
B. Mandat dan Peran Strategis
C. Sistematika Laporan
BAB I

PENDAHULUAN

Birokrasi yang berintegritas dan memiliki budaya melayani, sangat


dibutuhkan untuk mewujudkan program- program pembangunan
yang strategis yang berdampak besar bagi masyarakat. Birokrasi juga
merupakan alat utama dalam penyelenggaraan negara dan
pemerintahan karena berfungsi untuk menerjemahkan berbagai
keputusan politik ke dalam berbagai kebijakan publik serta untuk
menjamin pelaksanaan kebijakan tersebut secara operasional,
terutama dalam memberikan pelayanan publik dan pemberdayaan
masyarakat. Oleh karena itu, birokrasi menjadi faktor penentu
keberhasilan keseluruhan agenda negara dan pemerintahan, dalam
kerangka upaya merealisasikan sebuah tata pemerintahan yang baik
(good governance). Sejumlah komponen penting untuk mewujudkan
tata kelola pemerintah yang baik adalah penerapan prinsip-prinsip
transparansi, akuntabilitas dan integritas. Tata kelola pemerintahan
yang baik tentunya dimulai dari aparatur pemerintah.

Dengan alasan tersebut, reformasi birokrasi harus dilakukan guna


mewujudkan negara dan pemerintahan yang memenuhi karakteristik
tata pemerintahan yang baik. Reformasi birokrasi harus disertai
rencana tindak (action) yang jelas serta implementasinya secara
konkrit dan konsekuen. Dengan demikian, upaya reformasi birokrasi
dapat membawa implikasi yang nyata terhadap kinerja pelayanan
publik. Dalam kaitan itu maka reformasi birokrasi harus
dilaksanakan secara komprehensif dalam seluruh aspeknya.
A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2015 tentang


Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang
pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menyelenggarakan fungsi:
1. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang reformasi birokrasi,
akuntabilitas aparatur dan pengawasan, kelembagaan dan tata
laksana, sumber daya manusia aparatur, dan pelayanan publik;
2. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
reformasi birokrasi, akuntabilitas aparatur dan pengawasan,
kelembagaan dan tata laksana, sumber daya manusia aparatur, dan
pelayanan publik;
3. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi
4. koordinasi pelaksanaan supervisi dan pengawasan penyelenggaraan
administrasi pemerintahan;
5. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawab Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi; dan
6. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi tersebut maka melalui


Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 25 Tahun 2019 tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi

Laporan Kinerja 2020 | 2


Birokrasi ditetapkan Struktur Organisasi Kementerian PANRB adalah
sebagai berikut:

Pada bulan Februari 2020 Kementerian PANRB menjadi instansi yang


pertama menyelesaikan penyederhanaan birokrasi. Sebanyak 141
pejabat administrator dan pengawas telah dialihkan ke jabatan
fungsional. Saat ini, hanya ada satu pejabat administrator (eselon III)
dan dua pejabat pengawas (eselon IV). Dengan pengalihan jabatan
tersebut diharapkan ada cara kerja yang baru dengan mengutamakan
kecepatan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan
cepat serta kualitas pelayanan kepada mitra kerja dan masyarakat
semakin meningkat.

Laporan Kinerja 2020 | 3


B. Mandat dan Peran Strategis

Pada masa pemerintahan kabinet Indonesia Maju periode 2020-2024,


Kementerian PANRB menerima Mandat yang sangat strategis, dimana
dalam 5 (lima) arahan Presiden, terdapat 2 (dua) yang terkait langsung
dengan tugas dan fungsi Kementerian PANRB, yaitu Pembangunan
Sumber Daya Manusia (SDM), dan Reformasi Birokrasi. Arahan
tersebut kemudian menjadi dasar bagi Kementerian PANRB dalam
mengambil peran strategis, sebagai berikut:
1. Membangun Sumber daya Manusia Aparatur atau Aparatur Sipil
Negara melalui manajemen Talenta dan Pelaksanaan Sistem Merit
yang fokus kepada sektor-sektor pilihan dengan memperhatikan
kebutuhan dan karakter lokal;
2. Mendorong peningkatan peran diaspora dalam pembangunan
bangsa dan Negara terutama pada sektor-sektor pilihan misalnya
kesehatan dan pendidikan;
3. Membangun Kelembagaan yang antisipatif, adaptif, dan produktif;
4. Mengembangkan sistem pelayanan publik yang mendorong
investasi dengan lebih cepat terutama mempercepat proses
perijinan dan memberikan solusi terhadap hambatan pelayanan;
5. Mengembangkan dan replikasi inovasi agar pelaksanaan pelayanan
publik dapat lebih cepat dan efisien; dan
6. Mempercepat reformasi birokrasi pada sektor-sektor pilihan agar
pencapaian tujuan nasional dapat dipercepat sekaligus
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan anggaran.

Laporan Kinerja 2020 | 4


C. Sistematika Laporan

Sistematika penyajian Laporan Kinerja Kementerian PANRB Tahun


2020 adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini disajikan penjelasan umum tentang tugas dan fungsi
organisasi dan peran strategis Kementerian PANRB.

Bab II Perencanaan Kinerja

Pada bab ini diuraikan mengenai rencana strategis, prioritas nasional


dan renja tahun 2019 serta rencana kerja dan anggaran serta
diuraikan mengenai pengukuran kinerja organisasi.

Bab III Akuntabilitas Kinerja

Pada bab ini disajikan data serta analisis atas capaian kinerja yang
telah diperjanjikan pada tahun 2020, serta realisasi anggaran
dikaitkan dengan pencapaian kinerja.

Bab IV Penutup

Berisi kesimpulan atas pencapaian kinerja, kendala dan saran untuk


perbaikan pencapaian kinerja berikutnya

Lampiran

Berisi data-data lainnya yang diperlukan

Laporan Kinerja 2020 | 5


BAB II
PERENCANAAN
KINERJA
A. Rencana Strategis
B. Prioritas Nasional
Tahun 2020
C. Perjanjian Kinerja 2020
D. Rencana Kerja
dan Anggaran Tahun 2020
BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PANRB) Tahun 2020 - 2024
ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 24 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Tahun 2020-2024.
Dalam rencana strategis 2020-2024 disebutkan, Visi Kementerian PANRB
adalah:
“Mewujudkan Aparatur Negara yang Profesional dan
Berintegritas Tinggi untuk Mencapai Pemerintahan yang
Berkelas Dunia”

dengan Misi :
1. Menciptakan Kelembagaan dan Tata Kelola Birokrasi yang Ramping,
Lincah, Terintegrasi dan Berbasis Elektronik – digital bureaucracy.
2. Membangun SDM Aparatur yang Adaptif, Profesional, Kompetitif
danBerwawasan Global.
3. Mengembangkan Sistem Manajemen Kinerja Instansi Pemerintah yang
Transparan dan Akuntabel.
4. Menciptakan Sistem Pengawasan yang Profesional, Independen dan
Berintegritas.
5. Mewujudkan Pelayanan Publik yang Bersih, Akuntabel dan Melayani.
6. Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Reformasi Birokrasi.

Selanjutnya, dalam Renstra Kementerian PANRB juga ditetapkan tujuan


yang akan dicapai pada tahun 2024, yaitu

1. “Terwujudnya birokrasi yang berkualitas, kapabel dan berdaya saing”;


dan
2. “Terwujudnya Kementerian PANRB yang berkualitas dan kapabel”

Laporan Kinerja 2020 | 6


Untuk mendukung pencapaian tujuan agar terukur dan dapat dicapai secara
nyata telah ditetapkan 10 sasaran strategis yang merupakan kondisi riil yang
diinginkan/dicapai oleh Kementerian PANRB pada akhir periode
perencanaan (tahun 2020). Adapun Tujuan, Sasaran Strategis serta
Indikator Kinerja Kementerian PANRB Tahun 2020 disajikan pada tabel 2.1.

B. Prioritas Nasional Tahun 2020

Dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2020, Bappenas


menggunakan pendekatan Holistik-Tematik, Integratif, dan Spasial. Hal ini
mengisyaratkan bahwa pencapaian prioritas pembangunan nasional
memerlukan koordinasi dari seluruh pemangku kepentingan, melalui
pengintegrasian prioritas nasional/program prioritas/kegiatan prioritas
yang dilaksanakan dengan berbasis kewilayahan. Sedangkan kebijakan
anggaran belanja berdasarkan money follows program yang memastikan
bahwa anggaran dialokasikan berdasarkan program yang benar-benar
bermanfaat kepada rakyat, bukan sekedar untuk pembiayaan tugas fungsi
K/L yang bersangkutan.

Dalam RKP 2020, pemerintah mencanangkan 5 Prioritas Nasional dan 25


Program Prioritas yang selanjutnya dalam program prioritas, kegiatan
prioritas dan proyek prioritas nasional yang didukung oleh seluruh
Kementerian/Lembaga yang terkait. Berkaitan dengan hal tersebut, proyek
prioritas yang menjadi tugas Kementerian PANRB adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1
Proyek Kementerian PANRB yang Mendukung
Prioritas Nasional Tahun 2020

Prioritas Program Kegiatan


Proyek Prioritas
Nasional Prioritas Proritas

Stabilitas Pertahanan Penguatan Penguatan Penguatan Sistem


dan Keamanan Sistem Sistem Anti Integritas dan
Peradilan dan Korupsi Manajemen Kinerja
Upaya Anti
Korupsi

Laporan Kinerja 2020 |7


C. Perjanjian Kinerja 2020
Sebagai bentuk upaya mewujudkan Kinerja yang terdapat dalam Rencana
Strategis 2020-2024, maka Target-target kinerja tahunan yang tercantum
dalam Rencana Strategis dituangkan ke dalam Perjanjian Kinerja setiap
tahunnya.

Tabel 2.2
Perjanjian kinerja Mentei PANRB Tahun 2020
sebelum perubahan

No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Target

1 Terwujudnya 1 Skor peringkat komposit skor 44 (Cukup


kelembagaan dan tata efektivitas kelembagaan nasional Efektif)
laksana pemerintah
yang sederhana, 2 Jumlah Instansi Pemerintah yang 45 IP
responsif, adaptif dan mencapai predikat SPBE
kolaboratif ”Baik”
3 Indeks SPBE Nasional 2.1

2 Terwujudnya ASN 1 Indeks Profesionalitas ASN 71


yang profesional, Nasional
berintegritas, kreatif, 2 Indeks Sistem Merit Manajemen 0,7
inovatif, netral, dan ASN Nasional
sejahtera
3 Terwujudnya instansi 1 Nilai akuntabilitas kinerja rata – 78
pemerintah yang rata nasional
berkinerja tinggi dan 2 Persentase Instansi Pemerintah K/L: 94%
akuntabel yang nilai akuntabilitas Prov: 85%
kinerjanya “baik" Kab/Kota: 50%

4 Terwujudnya kualitas 1 Indeks Pelayanan Publik Nasional 3.25


pelayanan publik
yang prima
5 Meningkatnya 1 Nilai Pelaksanaan RB Nasional KL: 75;
efektivitas Prov: 65;
pelaksanaan Kab/Kota: 55
reformasi birokrasi 2 Persentase Instansi Pemerintah K/L: 70%
(K/L/Prov/Kab/Kota) yang Prov: 50%
memiliki nilai indeks RB Baik Kab/Kota: 30%
(Kategori ”B” Keatas)
6 Terwujudnya 1 Skor peringkat komposit Skor 73.85
kelembagaan efektivitas kelembagaan (Efektif)
Kementerian PANRB Kementerian PANRB

Laporan Kinerja 2020 |8


No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Target

yang efektif dan 2 Indeks SPBE Kementerian 3.25


efisien PANRB
7 Terwujudnya ASN 1 Indeks Sistem Merit Kementerian 0.75
Kementerian PANRB PANRB
yang profesional, 2 Indeks Profesionalitas ASN 71
berintegritas, kreatif, Kementerian PANRB
inovatif, netral dan
sejahtera
8 Terwujudnya 1 Nilai Implementasi SAKIP 81
Kementerian PANRB Kementerian PANRB
yang berkinerja 2 Nilai pelaksanaan reformasi 82
tinggi, dan akuntabel birokrasi Kementerian PANRB
3 Opini BPK WTP
9 Terwujudnya kualitas 1 Indeks Pelayanan Publik 4.0
pelayanan publik Kementerian PANRB
Kementerian PANRB
yang prima

Perjanjian kinerja tingkat Kementerian pada tahun 2020 mengalami 1 (satu)


kali perubahan, dimana Perjanjian Kinerja yang telah disusun dan
ditandatangani oleh Menteri PANRB pada Januari 2020, kemudian
dilakukan revisi pada Agustus 2020. Adapun kondisi yang menyebabkan
perlu dilakukannya revisi adalah:
1. Pada April 2020 ditetapkan Peraturan Menteri PANRB Nomor 24 Tahun
2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara Dan Reformasi Birokrasi Tahun 2020-2024
2. Pada Februari 2020 dilakukan pelantikan Pejabat Administrator dan
Pengawas menjadi Pejabat Fungsional, sebagai tindak lanjut arahan
Presiden.
3. Adanya penyesuaian strategi sebagai dampak pandemi Covid-19, antara
lain, perubahan alokasi anggaran, perubahan pelaksanaan kegiatan, dan
perubahan pola kerja.

Perubahan Perjanjian Kinerja tersebut sejalan dengan Peraturan Menteri


PANRB Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah, yang mengatur:

Laporan Kinerja 2020 |9


Perjanjian Kinerja dapat direvisi atau disesuaikan dalam hal terjadi kondisi
sebagai berikut:
a. Terjadi pergantian atau mutasi pejabat;
b. Perubahan dalam strategi yang mempengaruhi pencapaian tujuan dan
sasaran (perubahan program, kegiatan dan alokasi anggaran); dan
c. Perubahan prioritas atau asumsi yang berakibat secara signifikan dalam
proses pencapaian tujuan dan sasaran.

Tabel 2.3
Perjanjian kinerja Menteri PANRB tahun 2020
Setelah dilakukan perubahan

No Sasaran Strategis No Indikator Kinerja Target

1 Terwujudnya 1 Peringkat Komposit Cukup


kelembagaan yang Efektivitas Kelembagaan Efektif
sederhana, responsif, Nasional
adaptif dan kolaboratif 2 Jumlah K/L/D yang 217 IP
serta SPBE yang Mencapai Predikat SPBE
terintegrasi “Baik”
3 Indeks SPBE Nasional 2,1
2 Terwujudnya ASN yang 1 Indeks Profesionalitas ASN 71
profesional, 2 Indeks Sistem Merit 0,7
berintegritas, dan Manajemen ASN Nasional
sejahtera
3 Terwujudnya Instansi 1 Nilai Akuntabilitas Kinerja 67
Pemerintah yang Efektif, Rata-rata Nasional
Efisien dan Akuntabel 2 Persentase K/L/D yang KL : 90%
memiliki nilai Implementasi Prov : 85%
SAKIP “B” ke Atas Kab/Kota:
45%
4 Terwujudnya birokrasi 1 Jumlah unit kerja 100
yang bersih dan percontohan yang Unit Kerja
berintegritas mendapatkan predikat
WBK/WBBM
di sektor strategis

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 10
No Sasaran Strategis No Indikator Kinerja Target

5 Terwujudnya kualitas 1 Indeks Pelayanan Publik 3,25


pelayanan publik yang Nasional.
prima
6 Peningkatan efektivitas 1 Nilai Pelaksanaan RB KL : 75
Reformasi Birokrasi Nasional Prov : 65
Nasional Kab/Kota:
55
2 Persentase K/L/D yang KL : 65%
memiliki Indeks Reformasi Prov : 40%
Birokrasi “Baik” Kab/Kota:
27%
7 Terwujudnya 1 Skor Peringkat Komposit Skor
kelembagaan Efektivitas Kelembagaan 73.85
Kementerian PANRB Kementerian (Efektif)
yang efektif dan efisien PANRB
2 Indeks SPBE Kementerian 3.1 (Baik)
PANRB
8 Terwujudnya ASN 1 Indeks Sistem Merit 0.8
Kementerian PANRB Kementerian PANRB
yang profesional, 2 Indeks Profesionalitas ASN 71
berintegritas, dan Kementerian PANRB
sejahtera
9 Terwujudnya 1 Nilai Implementasi SAKIP 81
Kementerian PANRB Kementerian PANRB
yang berkinerja tinggi, 2 Nilai pelaksanaan reformasi 81
dan akuntabel birokrasi Kementerian
PANRB
3 Opini BPK WTP
10 Terwujudnya kualitas 1 Indeks Pelayanan Publik 4.01
pelayanan public Kementerian
Kementerian PANRB PANRB
yang prima

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 11
Perjanjian Kinerja Menteri PANRB Tahun 2020 setelah revisi inilah yang
dijadikan acuan dalam pengukuran dan penyusunan Laporan Kinerja
Kementerian PANRB tahun 2020 ini.

D. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUN 2020


Dalam rangka upaya mewujudkan kinerja yang telah diperjanjikan pada
Perjanjian Kinerja 2020, ditetapkanlah Rencana Kerja dan Anggaran tahun
2020, yang terdiri dari 2 (dua) program sebagai berikut:

Anggaran
Program
(Rp)
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 126,126,525

Program Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 58,625,666

Jumlah 184,752,191

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 12
Tabel 2.4
Matriks Perencanaan Kinerja Kementerian PANRB Periode 2020-2024

Tujuan/ Target
Indikator Kinerja
Sasaran Strategis 2020 2021 2022 2023 2024
Tujuan 1: Nilai Pelaksanaan RB Nasional KL : 70 KL : 80
Terwujudnya birokrasi Prov : 65 Prov : 71
yang berkualitas, kapabel Kab/Kota: Kab/Kota: 67
dan berdaya saing 60
Sasaran Strategis 1: Skor Peringkat Komposit Skor 41 Skor 45 Skor 50 Skor 56 Skor 61
Terwujudnya Efektivitas Kelembagaan (Cukup (Cukup (Cukup (Cukup (Efektif)
kelembagaan yang Nasional Efektif) Efektif) Efektif) Efektif)
sederhana, responsif, Indeks Sistem Pemerintahan 2,1 2,2 2,3 2,4 2,6
adaptif dan kolaboratif Berbasis Elektronik Nasional
serta SPBE yang Jumlah K/L/D yang Mencapai 45 IP 90 IP 150 IP 257 IP 371 Ip
terintegrasi Predikat SPBE “Baik”
Sasaran Strategis 2: Indeks Sistem Merit Nasional 0,7 0,7 0,7 0,7 0,8
Terwujudnya ASN yang Indeks Profesionalitas ASN 71 73 76 78 80
profesional, berintegritas, Nasional
dan sejahtera

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 13
Tujuan/ Target
Indikator Kinerja
Sasaran Strategis 2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Strategis 3: Nilai Akuntabilitas Kinerja Rata- 67 68 69 70 71
Terwujudnya Instansi rata Nasional
Pemerintah yang Efektif Persentase K/L/D yang KL : 94% KL : 96% KL : 98% KL : 100% KL : 100%
dan Akuntabel memiliki nilai Implementasi Prov : 85% Prov : 87% Prov : 90% Prov : 100% Prov : 100%
SAKIP “B” ke Atas Kab/Kota: Kab/Kota: Kab/Kota: Kab/Kota: Kab/Kota:
50% 55% 65% 75% 100%
Sasaran Strategis 4: Jumlah unit kerja percontohan 100 200 300 400 500
Terwujudnya birokrasi yang mendapatkan predikat Unit Kerja Unit Kerja Unit Kerja Unit Kerja Unit Kerja
yang bersih dan WBK/WBBM
berintegritas di sektor strategis
Sasaran Strategis 5: Indeks Pelayanan Publik 3,25 3,4 3,50 3,60 3,75
Terwujudnya kualitas Nasional.
pelayanan publik yang
prima
Sasaran Strategis 6: Persentase K/L/D yang KL : 70% KL : 70% KL : 80% KL : 90% KL : 100%
Peningkatan efektivitas memiliki Indeks Reformasi Prov : 50% Prov : 60% Prov : 70% Prov : 85% Prov : 100%
Reformasi Birokrasi Birokrasi “Baik” Kab/Kota: Kab/Kota: Kab/Kota: Kab/Kota: Kab/Kota:
Nasional 30% 45% 65% 85% 100%

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 14
Tujuan/ Target
Indikator Kinerja
Sasaran Strategis 2020 2021 2022 2023 2024
Tujuan 2: “Nilai Pelaksanaan RB 81 83
“Terwujudnya Kementerian PANRB”
Kementerian PANRB
yang berkualitas
dan kapabel”
Sasaran Strategis 7: Skor Peringkat Komposit Skor 41 Skor 45 Skor 50 Skor 55 Skor 61
Terwujudnya Efektivitas Kelembagaan (Cukup (Cukup (Cukup (Cukup (Efektif)
kelembagaan Kementerian Kementerian Efektif) Efektif) Efektif) Efektif)
PANRB yang efektif dan PANRB
efisien Indeks Sistem Pemerintahan Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik
Berbasis Elektronik
Kementerian PANRB
Sasaran Strategis 8: Indeks Sistem Merit 0,8 0,8 0,8 0,9 0,9
Terwujudnya ASN Kementerian PANRB
Kementerian PANRB yang Indeks Profesionalitas ASN 71 72 75 78 80
profesional, berintegritas, Kementerian PANRB
dan sejahtera
Sasaran Strategis 9: Nilai Implementasi SAKIP 81 82 83 84 85
Kementerian PANRB
Opini BPK WTP WTP WTP WTP WTP

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 15
Tujuan/ Target
Indikator Kinerja
Sasaran Strategis 2020 2021 2022 2023 2024
Terwujudnya Kementerian
PANRB yang berkinerja
tinggi, dan akuntabel
Sasaran Strategis 10: Indeks Pelayanan Publik 3,25 3,40 3,50 3,60 3,75
Terwujudnya kualitas Kementerian
pelayanan public PANRB
Kementerian PANRB yang
prima

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 16
BAB III
AKUNTABILITAS
KINERJA
A. Pengukuran Kinerja
B. Analisis Capaian Kinerja
C. Akuntabilitas Keuangan
BAB III
Akuntabilitas Kinerja

A. Pengukuran Kinerja
Kinerja Kementerian PANRB tahun 2020 diukur dari pencapaian Indikator
Kinerja yang diperjanjikan pada Perjanjian Kinerja tahun 2020 Menteri
PANRB pada seluruh sasaran strategis. Kinerja tahun 2020 merupakan
kinerja tahun awal Renstra Kementerian PANRB 2020-2024. Secara rata-
rata capaian kinerja pada tahun 2020 adalah sebesar 116,32% yang dihitung
dari rata-rata capaian dari seluruh sasaran kinerja. Adapun hasil
pengukuran atas pencapaian kinerja 2020 adalah sebagai berikut:
Sasaran Strategis 1
Terwujudnya kelembagaan yang sederhana, responsif, adaptif dan kolaboratif
serta SPBE yang terintegrasi
No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
1 Peringkat komposit efektivitas Cukup Efektif 133%
kelembagaan nasional Efektif
2 Jumlah K/L/D yang mencapai 217 IP 247 113,82%
predikat SPBE “Baik”

3 Indeks SPBE Nasional 2.1 2,9 138,10%

Sasaran Strategis 2
Terwujudnya ASN yang profesional, berintegritas, dan sejahtera
1 Indeks Profesionalitas ASN 71 63.83 89.90%
Nasional
2 Indeks Sistem Merit Manajemen 0,7 0,53 75,71%
ASN Nasional
Sasaran Strategis 3
Terwujudnya instansi pemerintah yang efektif, efisien dan akuntabel
1 Nilai akuntabilitas kinerja rata 67 67,13 101,19%
– rata nasional
2 Persentase K/L/D yang K/L: 90% 95,24% 105,82%
memiliki nilai
Implementasi SAKIP “B” Prov 85% 97,06% 114,19%
keatas Kab/
45% 63,98% 142,18%
Kota
Sasaran Strategis 4
Terwujudnya birokrasi yang bersih dan berintegritas
1 Jumlah unit kerja Percontohan 100 314 314%
yang mendapatkan predikat Unit Unit kerja
WBK/WBBM di sektor strategis Kerja

Sasaran Strategis 5
Terwujudnya kualitas pelayanan publik yang prima
1 Indeks Pelayanan Publik 3.25 3,85 118,46
Nasional

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 17
Sasaran Strategis 6
Peningkatan efektivitas Reformasi Birokrasi Nasional
No Indikator Kinerja Target Realisa Capaian
si
1 Nilai Pelaksanaan RB
KL 75 74,63 99,51%
Nasional

Prov 65 64,28 98,89%


Kab/
55 53,85 97,91%
Kota
2 Persentase K/L/D yang 65% 96,39 % 148,29%
KL
memiliki Indeks RB
“Baik” 40% 79,41% 198,53%
Prov
Kab/ 27% 24,41% 90,41%
Kota
Sasaran Strategis 7
Terwujudnya kelembagaan Kementerian PANRB yang efektif dan efisien
1 Skor peringkat komposit Skor 82,637 111,90%
efektivitas kelembagaan 73.85 (sangat
Kementerian PANRB (Efektif) Efektif)
2 Indeks SPBE Kementerian 3.1 3,29 106,12%
PANRB (Baik) (Baik)
Sasaran Strategis 8
Terwujudnya ASN Kementerian PANRB yang profesional, berintegritas, dan
sejahtera
1 Indeks Sistem Merit 0.8 0,8 100%
Kementerian PANRB
2 Indeks Profesionalitas ASN 71 79 111,27%
Kementerian PANRB
Sasaran Strategis 9
Terwujudnya Kementerian PANRB yang berkinerja tinggi dan akuntabel
1 Nilai Implementasi SAKIP 81 81,21 100,26%
Kementerian PANRB
2 Nilai pelaksanaan reformasi 81 85,08 105,04%
birokrasi Kementerian PANRB
3 Opini BPK WTP WTP 100%
Sasaran Strategis 10
Terwujudnya kualitas pelayanan publik Kementerian PANRB yang prima
1 Indeks Pelayanan Publik 4.01 4,46 111,22
Kementerian PANRB

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja pada tabel di atas dapat diketahui


bahwa 17 dari 19 Indikator Kinerja yang diperjanjikan oleh Menteri PANRB
pada tahun 2020, memiliki Realisasi kinerja lebih dari 90% dari yang telah
ditargetkan.

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 18
B. Analisis Capaian Kinerja

Sasaran Strategis 1
Terwujudnya kelembagaan yang sederhana, responsif, adaptif dan
kolaboratif serta SPBE yang terintegrasi
No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
1 Peringkat Komposit Cukup Efektif 133%
Efektivitas Kelembagaan Efektif
Nasional
2 Jumlah K/L/D yang 217 247 113,82%
Mencapai Predikat SPBE
“Baik”
3 Indeks SPBE Nasional 2,1 2,26 107,62%

Peringkat Komposit Efektivitas Kelembagaan Nasional


Organisasi yang tepat fungsi, tepat proses, dan tepat ukuran
merupakan paradigma baru untuk mengingatkan bahwa
organisasi bersifat dinamis. Tidak sekadar membentuk struktur,
tetapi harus pengelola proses dalam struktur tersebut, sehingga
dapat diketahui berapa banyak struktur yang diperlukan.
Mengingat organisasi bersifat dinamis, maka perlu dilakukan
evaluasi kelembagaan bagi instansi pemerintah untuk
memperbaiki, menyesuaikan, dan menyempurnakan struktur dan
proses organisasi yang sesuai dengan lingkungan strategisnya.
Evaluasi ini dilakukan mengingat tantangan organisasi kedepan
yang semakin berat, sehingga perlu adanya gambaran apakah
organisasi kelembagaan yang ada saat ini telah sesuai atau belum
dengan tantangan tersebut. Hasil evaluasi kelembagaan dapat
digunakan sebagai bahan dalam menentukan struktur organisasi
yang paling sesuai dengan beban kerja dan kondisi lingkungan dan
mengacu pada Peraturan Menteri PANRB No. 20 tahun 2018
tentang Pedoman Evaluasi Kelembagaan Instansi Pemerintah.
Berdasarkan peraturan tersebut, evaluasi kelembagaan
pemerintah dilaksanakan paling singkat 3 (tiga) tahun sekali.
Skor peringkat komposit efektivitas kelembagaan nasional didapat
dari rata-rata skor evaluasi kelembagaan instansi pemerintah
pusat dan daerah yang dievaluasi pada tahun yang bersangkutan.
Untuk memenuhi target indikator Peringkat Komposit Efektivitas
Kelembagaan Nasional, Kementerian PANRB telah melakukan
kegiatan pada tahun 2020 sebagai berikut:
1. Penataan organisasi kelembagaan nasional (K/L/D) berupa
penyederhanaan birokrasi, pembubaran LNS, dan penyusunan
Perpres kementerian.
2. Fasilitasi penetapan proses bisnis pada instansi pemerintah.
3. Penyempurnaan instrument berupa petunjuk teknis verifikasi
hasil Evaluasi Kelembagaan Pemerintah.
4. Pengolahan hasil evaluasi mandiri oleh Tim Verifikasi untuk

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 19
mendapatkan hasil akhir penilaian evaluasi kelembagaan secara
terukur.

Hasil capaian indikator 1 Skor Peringkat Komposit Efektivitas


Kelembagaan Nasional adalah ”efektif”. Skor ini merupakan hasil
evaluasi kelembagaan K/L/D yang telah menyampaikan hasil
evaluasi kelembagaan pada tahun 2020 yang terdiri dari 9 K/L, 2
Provinsi dan 12 Kab/Kota yang dapat dilihat pada Gambar 3.1
berikut:

Pada tahun 2020, terdapat 9 (sembilan) K/L, 2 Provinsi dan 12


Kab/Kota yang telah menyampaikan hasil evaluasi kelembagaan
secara mandiri. Adapun nilai hasil evaluasi kelembagaan masing-
masing K/L sebagai berikut:

Instansi Pemerintah Skor Peringkat Komposit


Kementerian PUPR 68,75 Efektif
Badan Nasional Pemberantasan Terorisme 72,35 Efektif
Lembaga Ketahanan Nasional 82,10 Sangat Efektif
Sekretariat Jenderal Komnas HAM 80,16 Sangat Efektif
Kementerian Kelautan dan 73,38 Efektif
Perikanan
Kementerian PPN/BAPPENAS 79,80 Efektif
Kementerian Kesehatan 78,49 Efektif
Kementerian Agama 67,26 Efektif
Badan Standarisasi Nasional 87,08 Sangat Efektif
Provinsi Sumatera Selatan 81,32 Sangat Efektif
Provinsi Jawa Tengah 67,00 Efektif
Kab Boalemo 86,34 Sangat Efektif
Kab Bone Bolango 73,74 Efektif
Kab Gorontalo 86,62 Sangat Efektif
Kab Gorontalo Utara 80,43 Efektif
Kab. Pahuwato 86,72 Sangat Efektif
Kota Gorontalo 76,73 Efektif

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 20
Kab Musi Rawas Utara 59,51 Cukup Efektif
Kab Kendal 67,44 Efektif
Kab Gunung Mas 72,21 Efektif
Kab Pulau Pisang 66,74 Efektif
Kota Palangkaraya 55,38 Cukup Efektif
Kab Murung Raya 52,04 Cukup Efektif
Skor Komposit Kelembagaan
73,98 Efektif
Nasional 2020

Perbandingan realisasi Peringkat Komposit Efektivitas


Kelembagaan Nasional tahun 2020 dengan target tahun 2020,
realisasi 2019, dan target ditahun akhir Renstra 2020-2024
adalah sebagai berikut:

Target Realisasi Realisasi Target 2024


2020 2020 2019 (Akhir Renstra)
Cukup Efektif Efektif N/A Efektif
(belum
dijadikan
indikator)

Jumlah K/L/D yang Mencapai Predikat SPBE “Baik”


Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik (SPBE) diperoleh dari hasil
evaluasi SPBE terhadap K/L/Pemda yang
dilakukan secara berkala untuk
mengetahui sejauh mana kemajuan dari
pelaksanaan SPBE di setiap Instansi Pusat
dan Pemerintah Daerah. Nilai Indeks SPBE
akan menggambarkan tingkat kematangan
(maturity level) dari pelaksanaan SPBE di
Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah.
Pada tahun 2018 – 2020, pelaksanaan
evaluasi dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri PANRB Nomor
5 Tahun 2018 tentang Pedoman Evaluasi Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik. Pada prinsipnya, pelaksanaan evaluasi SPBE
dilakukan melalui tahapan berikut:
• Perencanaan, yaitu penyusunan perencanaan,
mempersiapkan instrumen evaluasi, membentuk tim
evaluator, dan melakukan sosialisasi
pedoman/pelaksanaan evaluasi SPBE.
• Pelaksanaan, yaitu melakukan penilaian mandiri
(pengumpulan data), penilaian dokumen, penilaian interviu
(wawancara), dan/atau penilaian visitasi (observasi
lapangan).
• Pelaporan, yaitu menyusun hasil penilaian berupa indeks
SPBE, indeks aspek, nilai indikator, dan rekomendasi
perbaikan.
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi SPBE pada Instansi Pusat
dan Pemerintah Daerah menggunakan metode:

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 21
• Evaluasi/penilaian mandiri, yaitu kegiatan pengumpulan
data (pemberian jawaban, penjelasan dan bukti pendukung
atas pertanyaan pada Kuesioner) dan kemudian melakukan
evaluasi/penilaian yang dilakukan oleh Instansi Pusat dan
Pemerintah Daerah secara mandiri.
• Evaluasi/penilaian dokumen, yaitu melakukan penilaian
tingkat kematangan SPBE berdasarkan dokumen yang
berisi jawaban, penjelasan, dan bukti pendukung yang
dilakukan oleh Evaluator Eksternal yang telah ditetapkan
Kementerian PANRB;
• Evaluasi/penilaian interviu (wawancara), yaitu melakukan
penilaian tingkat kematangan SPBE berdasarkan tanya
jawab yang dilakukan oleh Evaluator Eksternal yang telah
ditetapkan Kementerian PANRB;
• Evaluasi/penilaian visitasi (observasi lapangan), yaitu
melakukan penilaian tingkat kematangan SPBE
berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan oleh
Evaluator Eksternal yang telah ditetapkan Kementerian
PANRB.
Penilaian dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi SPBE
dilakukan melalui struktur penilaian yang terdiri dari:
• Domain, merupakan area pelaksanaan SPBE yang dinilai;
• Aspek, merupakan area spesifik pelaksanaan SPBE yang
dinilai; dan
• Indikator, merupakan informasi spesifik dari aspek
pelaksanaan SPBE yang dinilai.

Sampai dengan tahun 2020 berdasarkan hasil evaluasi atas


tingkat maturitas SPBE pada Instansi Pemerintah yang
dilakukan oleh Kementerian PANRB, Jumlah K/L/D yang
mencapai predikat SPBE “Baik” adalah sebanyak 247
K/L/D atau dengan capaian 113,82% dari 217 K/L/D yang
ditargetkan hingga sampai dengan tahun 2020, dengan
rincian sebagai berikut:

NO Instansi Pemerintah Jumlah


1. Kementerian 31
2. Lembaga 38
3. Pemerintah Provinsi 21
4. Pemerintah Kabupaten 110
5. Pemerintah Kota 47
TOTAL 247

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 22
Nama K/L/D yang telah mencapai predikat SPBE “Baik” dapat
dilihat pada lampiran 2 laporan kinerja ini. Perbandingan realisasi
Jumlah K/L/D yang mencapai predikat SPBE “Baik” tahun 2020
dengan target tahun 2020, realisasi 2019, dan target di tahun
akhir Renstra 2020-2024 adalah:

Target Realisasi Realisasi Target 2024


2020 2020 2019 (Akhir Renstra)
217 247 196 371

Indeks SPBE Nasional


Secara nasional, populasi pelaksanaan evaluasi SPBE dari tahun
2018 sampai dengan tahun 2020 ini telah dilakukan terhadap 603
K/L/Pemda. Untuk mengukur peningkatan penerapan SPBE
secara nasional, maka mekanisme yang digunakan adalah
menghitung rata-rata indeks yang dihasilkan oleh setiap
K/L/Pemda secara kumulatif dan gradual, yang dituangkan dalam
Indeks SPBE Nasional.
Pelaksanaan evaluasi SPBE tahun 2020 menghasilkan Indeks
SPBE Nasional sebesar 2,26 dengan predikat “Cukup”. Terjadi
peningkatan 0,08 dari nilai indeks sebelumnya yaitu 2,18 pada
tahun 2019. Dekomposisi Indeks SPBE Nasional tahun 2020
sebesar 2,26 terdiri atas nilai Indeks Domain Kebijakan SPBE
sebesar 2,07, nilai Indeks Domain Tata Kelola SPBE sebesar 1,95,
dan nilai Indeks Domain Layanan SPBE sebesar 2,48. Ketiga
Domain tersebut mengalami peningkatan indeks sebagaimana
digambarkan pada tabel di bawah ini.

No Domain 2019 2020 Peningkatan


1 Kebijakan SPBE 1.95 2.07 0.12
2 Tata Kelola SPBE 1.87 1.95 0.08
3 Layanan SPBE 2.40 2.48 0.08
Indeks SPBE 2.18 2.26 0.08

Indeks Domain SPBE dapat


didekomposisi menjadi
Indeks Aspek SPBE yaitu
Indeks Aspek Kebijakan Tata
Kelola SPBE, Indeks Aspek
Kebijakan Layanan SPBE,
Indeks Aspek Perencanaan
dan Strategi, Indeks Aspek
Kelembagaan, Indeks Aspek
TIK, Indeks Aspek Layanan
Administrasi Pemerintahan,
dan Indeks Aspek Layanan
Publik. Semua Indeks Aspek
SPBE belum mencapai
target sebagaimana
diilustrasikan pada gambar
di samping ini

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 23
Setiap Indeks Aspek SPBE dapat kelompokan atas Instansi Pusat
dan Pemerintah Daerah. Secara umum Indeks Aspek SPBE
Instansi Pusat sudah mencapai target indeks sebesar 2,90, namun
Indeks Aspek SPBE Pemerintah Daerah baru mencapai 2,14,
masih jauh di bawah target indeks sebesar 2,6. Hasil Indeks Aspek
SPBE Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah diilustrasikan pada
gambar di bawah ini.

Untuk melihat keberhasilan penerapan SPBE pada masing-masing


klaster, Indeks SPBE Nasional didistribusikan terhadap setiap
kelompok
kementerian,
lembaga, dan
pemerintah daerah
dimana distribusi
tersebut
mengilustrasikan
persentase pencapain
target Indeks SPBE
2,6 atau lebih tinggi
dan persentase
pencapaian di bawah
target Indeks SPBE
2,6 sebagaimana
diilustrasikan pada gambar di samping ini.

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 24
Rincian dari jumlah setiap kelompok kementerian, lembaga, dan
pemerintah daerah yang dikategorikan berdasarkan predikat
SPBE dapat dilihat pada tabel berikut:

Kementerian PANRB telah melakukan tabulasi terhadap


keseluruhan hasil evaluasi SPBE kementerian, lembaga, dan
pemerintah daerah tahun 2020 sebagaimana pada tabel
berikut ini:

Nilai Rata-rata (Per Klaster)

Lembaga
Indeks Kemen- Lain
Nasional LPNK Prov Kab Kota
terian

SPBE 2.26 3.19 3.14 2.37 2.56 2.04 2.43


Domain Kebijakan
2.07 2.94 2.92 2.14 2.46 1.86 2.18
Kebijakan Tata Kelola
2.00 2.75 2.99 2.15 2.42 1.79 2.18
Kebijakan Layanan
2.11 3.07 2.87 2.13 2.50 1.91 2.18
Domain Tata Kelola
1.95 2.87 2.97 2.32 2.26 1.70 2.08
Kelembagaan
1.88 2.90 2.93 2.28 2.04 1.64 2.02
Strategi &
Perencanaan
1.98 2.66 2.25 2.44 1.74 2.10
Teknologi Informasi
dan Komunikasi 1.97 2.99 3.00 2.40 2.29 1.72 2.12

Domain Layanan
SPBE 2.48 3.43 3.29 2.47 2.74 2.26 2.69

Adm Pemerintahan
2.62 3.52 3.40 2.62 2.82 2.42 2.80
Layanan Publik
2.24 3.28 3.09 2.20 2.58 1.98 2.49

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 25
Peningkatan penerapan SPBE yang terjadi secara keseluruhan,
sebagai perbandingan hasil evaluasi SPBE kementerian, lembaga,
dan pemerintah daerah tahun 2019 dan tahun 2020 dapat dilihat
sebagaimana tabel berikut ini:

Kategori K/L Provinsi Kab/Kota Jumlah

2019 2020 201 2020 2019 2020 2019 2020


9
Memuaskan 2 2 0 0 0 0 2 2

Sangat Baik 14 15 2 2 7 10 23 27

Baik 40 52 15 19 107 147 162 216

Cukup 24 13 8 4 157 114 189 133

Kurang 11 9 9 9 207 207 227 225

Total 91 91 34 34 478 478 603 603

Perbandingan realisasi Indeks SPBE Nasional tahun 2020


dengan target tahun 2020, realisasi 2019, dan target di
tahun akhir Renstra 2020-2024 adalah:

Target Realisasi Realisasi Target 2024


2020 2020 2019 (Akhir Renstra)
N/A
(belum
2,1 2,26 2,6
dijadikan
indikator)

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 26
Sasaran Strategis 2
Terwujudnya ASN yang profesional, berintegritas, dan sejahtera
No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
1 Indeks Profesionalitas ASN 71 63.83* 89.90%
Nasional
2 Indeks Sistem Merit 0,7 0,53** 75,71%
Manajemen ASN Nasional
Keterangan :
* : Realisasi menggunakan hasil pengukuran tahun 2019
** : Realisasi merupakan hasil pengolahan sementara

Indeks Profesionalitas ASN Nasional


Indeks Profesionalitas ASN (IP ASN) adalah ukuran statistik yang
menggambarkan kualitas ASN berdasarkan kesesuaian kualifikasi,
kompetensi, kinerja, dan kedisiplinan pegawai AS dalam melaksanakan
tugas jabatan.

IP ASN diperoleh melalui evaluasi yang dilakukan oleh Deputi Bidang SDM
Aparatur dan secara teknis dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Negara
(BKN) berdasarkan Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2018 tentang
Pengukuran Indeks Profesionalitas Aparatur Sipil Negara. Evaluasi IP ASN
meliputi 4 (empat) dimensi dengan bobot yaitu:
1. Kualifikasi (25%),
2. Kompetensi (40%),
3. Kinerja (30%), dan
4. Disiplin (5%).
Nilai IP ASN didapat dari penjumlahan nilai tiap dimensi yang telah dikalikan
dengan bobot masing-masing. Indeks Profesionalitas ASN merupakan hasil
akhir dari penjumlahan nilai tertimbang dari seluruh dimensi. Hasil evaluasi
IP ASN menggambarkan tingkat Profesionalitas ASN dengan nilai dan
kategori sebagai berikut:
1. Nilai 91 – 100, kategori Sangat Tinggi;
2. Nilai 81 – 90, kategori Tinggi;
3. Nilai 71 – 80, kategori Sedang;
4. Nilai 61 – 70, kategori Rendah; dan
5. Nilai 0 – 60, kategori Sangat Rendah.

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 29
Nilai Indeks Profesionalitas ASN nasional didapat dari rata-rata nilai IP ASN
seluruh Instansi Pusat dan Instansi Daerah yang dievaluasi pada tahun
bersangkutan.
Sampai dengan Draft Laporan Kinerja Tahun 2020 ini disusun, Hasil
Pengukuran atas Indek Profesionalitas ASN Nasional Tahun 2020 belum
dirilis oleh BKN, sehingga dalam Draft Laporan Kinerja ini masih menyajikan
Hasil Pengukuran atas Indeks Profesionalitas ASN tahun 2019
Perbandingan realisasi Nilai Indeks Profesionalitas ASN nasional tahun 2020
dengan target tahun 2020, realisasi 2019, dan target di tahun akhir Renstra
2020-2024 adalah:

Target 2024
Target 2020 Realisasi 2020 Realisasi 2019
(Akhir Renstra)
7,1 63.83 * 63,83 80
Keterangan : * : Realisasi menggunakan hasil pengukuran tahun 2019

Indeks Sistem Merit Manajemen ASN Nasional


Sistem Merit adalah suatu kebijakan dan manajemen ASN yang didasarkan
pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja yang diberlakukan secara adil dan
wajar dengan tanpa diskriminasi.
Indeks Sistem Merit (ISM) adalah ukuran yang digunakan sebagai standar
penilaian penerapan Sistem Merit pada Instansi Pemerintah. Penilaian
dilakukan berdasarkan Permenpan Nomor 40 Tahun 2018 tentang
Pedoman Sistem Merit dalam Manajemen ASN.
Indikator Merit:
1. Seluruh jabatan sudah memiliki standar kompetensi jabatan;
2. Perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan beban kerja;
3. Pelaksanaan seleksi dan promosi dilakukan secara terbuka;
4. Memiliki manajemen kariri yang terdiri dari perencanaan,
pengembangan, pola karir dan kelompok rencanan suksesi yang
diperoleh dari manajemen talenta;
5. Memberikan penghargaan dan mengenakan sanksi berdasarkan pada
penilaian kinerja yang objektif dan transparan;
6. Menerapkan kode etik dan kode perilaku pegawai ASN;
7. Merencanakan dan memberi kesempatan pengembangan
kompetensi sesuai hasil penilaian kinerja;
8. Memberikan perlindungan kepada pegawai ASN dari tindakan
penyalahgunaan wewenang; dan
9. Memiliki sistem informasi berbasis kompetensi yang
terintegrasi dan dapat diakses oleh seluruh pegawai ASN.
Penilaian penerapan sistem merit dilakukan berdasarkan penerapan
aspek-aspek dengan bobot:
1. perencanaan kebutuhan (20%);
2. pengadaan (10%);
3. pengembangan karier (25%);
4. promosi dan mutase (10%);
5. manajemen kinerja (15%);

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 30
6. penggajian, penghargaan dan disiplin (10%);
7. perlindungan dan pelayanan (5%); dan
8. sistem informasi (5%).
Setiap aspek terdiri dari
sejumlah sub-aspek dimana
masing-masing aspek dan
sub-aspek mempunyai bobot
yang besarannya ditentukan
berdasarkan peranannya
dalam sistem merit.
Masing-masing sub-aspek
terdiri dari 4 tingkatan:
i. Kurang dengan Skor 1; jika sebagian besar elemen yang dinilai
belum sesuai ketentuan;
ii. Cukup dengan Skor 2; jika baru sebagian elemen yang dinilai sudah
sesuai ketentuan
iii. Baik dengan Skor 3; jika sebagian besar elemen yang dinilai sudah
sesuai ketentuan
iv. Sangat Baik Skor 4; Jika semua elemen yang dinilai sudah sesuai
ketentuan, walau ada kekurangan namun dampaknya tidak luas.
Nilai Total merupakan penjumlahan dari nilai akhir setiap Aspek.
Sampai disusunnya Laporan Kinerja ini, pengukuran atas Realisasi Indeks
Sistem Merit Manajemen ASN Nasional tahun 2020 masih belum final,
sehingga dalam laporan ini data yang disajikan adalah hasil pengukuran
sementara.

Perbandingan realisasi Indeks Sistem Merit Manajemen ASN Nasional tahun


2020 dengan target tahun 2020, realisasi 2019, dan target di tahun akhir
Renstra 2020-2024 adalah:

Target 2024
Target 2020 Realisasi 2020 Realisasi 2019
(Akhir Renstra)
0,7 0,53** 0,57 0,8
Keterangan ** : Realisasi merupakan hasil pengolahan sementara

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 31
Sasaran Strategis 3
Terwujudnya instansi pemerintah yang efektif, efisien dan akuntabel
No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
1 Nilai akuntabilitas kinerja rata 67 67,13 101,19%
– rata nasional
2 Persentase K/L/D yang K/L 90% 95,24% 105,82%
memiliki nilai
Implementasi SAKIP “B” Prov 85% 97,06% 114,19%
keatas Kab/
45% 63,98% 142,18%
Kota

Nilai akuntabilitas kinerja rata – rata nasional


Nilai akuntabilitas kinerja rata-rata nasional diukur dari rata-rata nilai
akuntabilitas kementerian/lembaga ditambah rata-rata nilai akuntabilitas
kinerja provinsi ditambah rata-rata nilai akuntabilitas kinerja kabupaten/
kota dibagi tiga.

Trend Nilai Akuntabilitas Kinerja Rata-rata


Nasional
80

75

70

64,23 64,28
65
60,56
60 56,96 57,46

55

50
2015,5 2016 2016,5 2017 2017,5 2018 2018,5 2019 2019,5 2020 2020,5

Perbandingan realisasi Nilai Akuntabilitas Rata-rata Nasioanl tahun 2020


dengan target tahun 2020, realisasi 2019, dan target di tahun akhir Renstra
2020-2024 adalah:

Target 2024
Target 2020 Realisasi 2020 Realisasi 2019
(Akhir Renstra)
67 67,13 65,96 80

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 32
Persentase K/L/D yang memiliki nilai Implementasi SAKIP “B” keatas
Akuntabilitas Kinerja
menggambarkan banyaknya
instansi pemerintah yang
sudah mampu
mempertanggungjawabkan
hasil atas penggunaan
anggaran yang
dilaksanakannya.
Instansi pemerintah yang
KL KL memiliki nilai Akuntabilitas
Kinerja “Baik” adalah
instansi pemerintah yang
nilai total Akuntabilitas
Kinerja diatas 60 (enam
puluh) atau memiliki
predikat B ke atas.
Perkembangan instansi
pemerintah dengan
Akuntabilitas Kinerja Baik
terus meningkat, baik itu
pada tingkat K/L maupun
pada tingkat pemerintah
provinsi/ kabupaten/kota.
Pada tingkat pemerintah
Prov kabupaten/kota
peningkatannya masih
belum signifkan sampai
dengan tahun 2020. Apabila
dibandingkan dengan target
Renstra Kementerian PANRB
Tahun 2020 - 2024,
pencapaian tahun 2020
pada tingkat
kementerian/lembaga dan
provinsi telah melampaui
target tahun 2020 yang
tercantum dalam Renstra
Kementerian PANRB.

Kab/Kota

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 33
Perbandingan realisasi Persentase K/L/D yang memiliki nilai Implementasi
SAKIP “B” keatas dengan target tahun 2020, realisasi 2019, dan target di
tahun akhir Renstra 2020-2024 adalah:

Realisasi Realisasi Target 2024


Target 2020
2020 2019 (Akhir Renstra)
K/L 90% 95,24% 94,05% 100%

Prov 85% 97,06% 97,06% 100%

Kab/Kota 45% 63,98% 57,28% 100%

Beberapa kendala yang dihadapi dalam meningkatkan persentase instansi


pemerintah yang memilki Nilai Akuntabilitas Kinerja Baik (kategori “B” ke
atas) antara lain:
1. Pandemi Covid-19 menyebabkan proses asistensi dan evaluasi tidak dapat
dijalankan seperti biasanya.
2. Pemotongan anggaran yang dialami oleh hampir seluruh instansi
pemerintah menyebabkan investasi instansi pemerintah atas penguatan
Implementasi SAKIP menjadi berkurang.
3. Sinergi dengan stakeholder lain yang masih perlu dioptimalkan.
Beberapa hal yang telah dilakukan antara lain:
1. Optimalisasi pendampingan dan bimbingan teknis secara online, karena
dalam situasi pandemi covid-19 yang belum memungkinkan pertemuan
tatap muka, baik itu melalui daring, e-sakip reviu sebagai terobosan
untuk memecah konstrain jarak, waktu dan biaya.
2. Menginisiasi pengembangan trilateral kinerja untuk meningkatkan
kualitas perencanaan di K/L bekerja sama dengan BAPPENAS. Hal ini
sebagai upaya untuk memberikan saran perbaikan yang dapat dilakukan
lebih awal pada masa perencanaan tengah dibuat sehingga dapat
langsung dieksekusi oleh instansi pemerintah.
Langkah kedepan yang akan dilakukan:
1. Untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan asistensi, perlu disiapkan
materi online terkait regulasi yang baru agar dapat diakses dengan mudah
oleh stakeholder. Hal ini dapat menghemat biaya yang dikeluarkan oleh
instansi pemerintah dan mempermudah proses knowledge sharing.
2. Melanjutkan kerja sama dengan Kementerian PPN/BAPPENAS dalam
mengembangkan konsep trilateral kinerja dan mulai memperluas
penerapannya ke lebih banyak K/L.

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 34
Sasaran Strategis 4
Terwujudnya birokrasi yang bersih dan berintegritas
No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
1 Jumlah unit kerja 100 314 314%
percontohan yang
mendapatkan predikat
WBK/WBBM di sektor
strategis

Jumlah unit kerja percontohan yang mendapatkan predikat


WBK/WBBM di sektor strategis
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 Tentang
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi, mengamanatkan
pembangunan zona integritas pada aparat penegak hukum
(Kepolisian, Kejaksaan, dan Mahkamah Agung) dan unit layanan
strategis tertentu, antara lain: Kantor Pertanahan, Syahbandar,
Lembaga Pemasyarakatan, Bea Cukai, Imigrasi, BNP2TKI dan Unit
layanan Pendidikan.
Pengertian unit kerja percontohan yang mendapatkan predikat
WBK/WBBM di sektor
strategis adalah unit
kerja yang berasal dari
instansi pemerintah
tersebut di atas, yang
berhasil mendapatkan
predikat WBK/WBBM
sesuai kriteria
Peraturan Menteri
PANRB Nomor 10
Tahun 2019, pada
tahun yang berkenaan.
Realisasi indikator
kinerja ini hanya
mengukur unit kerja
pada sektor strategis
tersebut yang berhasil
mendapatkan predikat
WBK/WBBM pada
tahun yang berkenaan,
jadi bersifat non
kumulatif. Pada tahun
2020 ini terdapat 280
Unit Kerja yang
mendapatkan predikat
WBK/WBBM dari
sektor strategis yang
bisa dilihat pada
gambar disamping:

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 35
Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM merupakan
program pembangunan unit kerja pelayanan percontohan yang
berupaya mencegah korupsi dan peningkatan pelayanan publik.
Unit kerja percontohan yang
mendapatkan predikat
Wilayah Bebas dari Korupsi
(WBK) dan Wilayah Birokrasi
Bersih Melayani (WBBM)
akan menjadi virus
perubahan kepada unit kerja
lainnya. Predikat didapatkan
dari hasil evaluasi
pembangunan zona integritas yang didasarkan pada Peraturan
Menteri PANRB Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM.

Jumlah IP yang memiliki unit kerja berpredikat WBK/WBBM


diukur dari jumlah kementerian/lembaga/pemerintah daerah
yang memiliki unit kerja pelayanan percontohan WBK/WBMM
pada tahun bersangkutan. Zona Integritas merupakan predikat
yang diberikan kepada instansi
pemerintah yang pimpinan dan
jajarannya mempunyai
komitmen untuk mewujudkan
WBK/WBBM melalui reformasi
birokrasi, khususnya dalam hal
pencegahan korupsi dan
peningkatan kualitas
pelayanan publik.

WBK/WBBM (Wilayah Bebas


dari Korupsi/Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani)
merupakan predikat yang diberikan kepada unit kerja pada
instansi pemerintah yang memenuhi indikasi bebas dari korupsi
dan melayani publik dengan baik. Unit kerja pelayanan
percontohan ini (WBK/ WBBM) akan menjadi role model bagi unit
kerja lainnya dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik
dan budaya anti korupsi.

Pada Tahun 2020, jumlah unit kerja yang mengusulkan ZI


sebanyak 3.691 Unit Kerja. Jumlah tersebut mengalami kenaikan
yang signifkan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebanyak
2.239 unit kerja yang diusulkan. Dari seluruh usulan tersebut,
sebanyak 3.374 unit kerja lolos tahap seleksi administrasi.
Jumlah ini kemudian menjadi lokus pelaksanaan survei online.

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 36
Jumlah unit kerja yang lolos pada tahap penilaian survei sebanyak
2.570 unit kerja. Jumlah ini kemudian masuk ke tahap
selanjutnya, yaitu
evaluasi lapangan, baik
secara virtual maupun
evaluasi lapangan.

Setelah pelaksanaan
evaluasi dan verifkasi
lapangan, jumlah unit
kerja yang diusulkan
masuk dalam penilaian
akhir, sebanyak 763 unit
kerja. Dari jumlah
tersebut sebanyak 681
unit kerja ditetapkan
sebagai WBK, dan 82 unit kerja ditetapkan sebagai WBBM. 763
unit tersebut berasal dari 49 K/L, 8 provinsi, dan 39 kab/Kota.
Jumlah ini menunjukkan perkembangan yang luar biasa,
meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Perbandingan realisasi Jumlah Unit Kerja Percontohan Yang


Mendapatkan Predikat WBK/ WBBM Di Sektor Strategis tahun
2020 dengan target tahun 2020, realisasi 2019, dan target di
tahun akhir Renstra 2020-2024 adalah:

Target Realisasi Realisasi Target 2024


2020 2020 2019 (Akhir Renstra)
100 314 N/A 500
(belum
dijadikan
indikator)

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 37
Sasaran Strategis 5
Terwujudnya kualitas pelayanan publik yang prima
No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
1 Indeks Pelayanan Publik 3.25 3,84 118,15
Nasional

Indeks Pelayanan Publik Nasional

Dalam rangka menjalankan amanat Pasal 7 ayat (3) UU No. 25


Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Kementerian PANRB
melaksanakan Evaluasi Unit Penyelenggara Pelayanan Publik di
lingkup Pemerintah Daerah dan Kementerian/Lembaga. Evaluasi
pelayanan publik bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
implementasi penerapan kebijakan di bidang pelayanan publik,
serta untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi kinerja
penyelenggaraan pelayanan publik. Hasil evaluasi pelayanan
publik berupa indeks pelayanan publik yang akan disampaikan
kepada Pemda dan K/L yang dinilai, agar dapat dilakukan
perbaikan- perbaikan untuk mewujudkan pelayanan prima.

Guna menciptakan suatu ukuran tertentu dalam mengukur kinerja


pelayanan publik yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan,
khususnya yang berasal dari instansi pemerintah, Kementerian
PANRB menginisiasi pembentukan Indeks Pelayanan Publik.

Indeks Pelayanan Publik tingkat nasional didapat dari rata-rata


Indeks Pelayanan Publik di tingkat daerah (Provinsi dan
Kabupaten/Kota) dan di tingkat Pusat (Kementerian/Lembaga).
Dimana:

• Nilai IPP di tingkat daerah didapat dari rata-rata IPP dari


seluruh Provinsi dan Kabupaten/Kota yang dievaluasi pada
tahun bersangkutan.

• Nilai IPP di tingkat pusat didapat dari rata-rata IPP dari


seluruh K/Lyang dievaluasi pada tahun bersangkutan.

Nilai Indeks Pelayanan Publik didapatkan dari hasil evaluasi


pelayanan publik pada unit pelayanan yang telah ditentukan.
Penilaian kinerja unit penyelenggara pelayanan publik
menggunakan instrumen IPP telah dilakukan sejak Tahun 2017
berdasarkan Permenpan Nomor 17 Tahun 2017 tentang pedoman
penilaian kinerja unit penyelenggara pelayanan publik.

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 38
Instrumen IPP terdiri atas:

01 02 03
Formulir F-01

kuesioner kuesioner

Diisi oleh
Diisi oleh observer Diisi oleh
penyelenggara
atau evaluator guna masyarakat
layanan, untuk
memberikan penilaian pengguna layanan,
dapat memberikan
berdasarkan untuk memberikan
data sesuai dengan
pengamatan langsung penilaian
hal yang menurut
di lapangan, baik berdasarkan hal
pemberi layanan
pengamatan data yang mereka amati
dapat dipenuhi oleh
maupun realita yang dan rasakan terkait
yang bersangkutan.
terjadi pada unit pelayanan yang
pelayanan. telah diterima.

Tiap-tiap formulir berisi pertanyaan yang terdiri atas 6 aspek yang


kemudian setiap aspek tersebut dibobot secara proporsional
sehingga mencapai angka 100%. Berikut 6 (enam) aspek yang
harus dipenuhi oleh unit penyelenggara pelayanan publik, yaitu:

Kebijakan Pelayanan Profesionalisme SDM

Standar Pelayanan, Kompetensi,


Maklumat Responsivitas, Kode Etik,
Pelayanan, dan Pemberian Penghargaan
Survei Kepuasan dan Sanksi, dan Budaya
Masyarakat Pelayanan.

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 39
Sarana Prasarana Konsultasi dan Pengaduan

kenyamanan ruang ketersediaan sarana dan


tunggu dan fasilitas media konsultasi dan
lainnya, Sarana pengaduan, serta rubrik,
prasarana bagi yang dokumentasi, dan publikasi
berkebutuhan konsultas dan pengaduan
khusus; sarana yang mudah diakses.
prasarana
penunjang lain, dan
Inovasi
sarana front office.

Inovasi merupakan
Sistem Informasi
Pelayanan Publik kesatuan indikator dari
berbagai prinsip. Dengan
Sistem Informasi demikian inovasi
Elektronik dan merupakan upaya yang
Sistem Informasi meliputi satu atau
Non Elektronik. gabungan beberapa
prinsip dalam satu
kesatuan inovasi.
Selanjutnya, nilai yang diperoleh dari setiap formulir dirata-
rata, kemudian dikonversikan menjadi angka indeks, dimana
angka indeks yang diperoleh dapat diterjemahkan sebagai
berikut:
RANGE NILAI KATEGORI MAKNA

4,51 – 5,00 A Pelayanan Prima

4,01 – 4,50 A- Sangat Baik

3,51 – 4,00 B Baik

3,01 – 3,50 B- Baik dengan Catatan

2,51 – 3,00 C Cukup

2,01 – 2,50 C- Cukup dengan Catatan

1,51 – 2,00 D Pembinaan

1,01 – 1,50 E Pembinaan

0 – 1,00 F Pembinaan

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 40
Dibandingkan dengan Evaluasi Pelayanan Publik di Tahun 2017,
terdapat peningkatan jumlah lokus evaluasi pelayanan publik dari
tahun ke tahun.

Pemilihan UPP yang dievaluasi didasarkan pada beberapa


pertimbangan. Pemilihan UPP Samsat dilakukan sebagai salah
satu upaya dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak yang
berguna dalam rangka pembangunan daerah. UPP RSUD dipilih
karena merupakan layanan dasar utama bagi masyarakat.
Sementara DPMPTSP dipilih menjadi unit yang dievaluasi karena
layanan perijinan dapat membantu masyarakat dalam
berinvestasi. Sedangkan Disdukcapil dipilih sebagai unit yang
dinilai karena layanan kependudukan merupakan layanan dasar
yang akan berpengaruh pada pelaksanaan program pemerintah
lainnya.

Perbandingan Target Evaluasi Pelayanan Publik


Tahun 2017 - 2020
LOKUS
2017 2018 2019 2020
EVALUASI

1 K/L 3 57 54 55

72 Polres 201 Polres 214 Polres 210 Polres

34 BPN 56 UPP K/L 53 UPP K/L 54 UPP


selain Polri selain Polri K/L
34 BPOM
selain
Polri
2 Provinsi 34 34 33 33

PTSP PTSP PTSP PTSP

RSUD RSUD Samsat

Samsat Samsat

3 Kabupaten/ 72 208 220 221


Kota
PTSP PTSP PTSP PTSP
RSUD RSUD RSUD Dukcapil

Dukcapil Dukcapil Dukcapil

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 41
2017 2018 2019 2020

KepmenPAN KepmenPAN KepmenPANRB KepmenPANRB


RB 21/2017 RB 176/2018 10/2019 (K/L) No. 366/2020
LANDASAN (K/L)
REGULASI
KepmenPANRB KepmenPANRB
11/2019 No. 188/2020
(Pemda) (Pemda)

KETERANGAN Instrumen IPP berdasarkan PermenPAN 17/2017

Sementara itu pada Tahun 2020, Lokus Evaluasi Pelayanan Publik


ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 188 tanggal 10
Juli 2020 tentang Penetapan Pemerintah Provinsi, Kabupaten, Kota
dan Unit Penyelenggara Pelayanan Publik sebagai Lokus Evaluasi
Pelayanan Publik Tahun 2020 dan KepmenPANRB No. 366 Tahun
2020 tentang Penetapan Unit Penyelenggara Pelayanan Publik
pada Kementerian dan Lembaga sebagai Lokus Evaluasi Pelayanan
Publik Tahun 2020. Pada tahun ini lokus evaluasi terdiri dari 33
Pemerintah Provinsi, 221 Kab/Kota, dan 55 K/L. Pada Pemerintah
Daerah, unit penyelenggara layanan yang akan dilakukan evaluasi
yaitu: PTSP, Samsat dan Disdukcapil. Khusus pada tahun ini unit
layanan Kesehatan tidak dilakukan evaluasi mengingat adanya
pandemi Covid-19. Sementara itu, pada Kementerian/Lembaga,
unit pelayanan yang akan dievaluasi merupakan usulan masing-
masing K/L.
Proses pelaksanaan evaluasi pelayanan publik Tahun 2020 lebih
dioptimalkan untuk dilakukan secara daring. Mulai dari
pelaksanaan sosialisasi, bimbingan teknis untuk para evaluator,
pelaksanaan evaluasi dan validasi hasil hampir seluruhnya
dilaksanakan secara online. Proses penilaian dan penyampaian
bukti dukung juga dilakukan melalui situs SIPP.menpan.go.id.

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 42
Langkah-langkah yang dilakukan oleh Kementerian PANRB dalam
menjalankan program Evaluasi Pelayanan Publik khususnya dalam masa
pandemi Covid-19:

Pembahasan Penyempurnaan IPP

Penyempurnaan IPP dilakukan untuk menjawab berbagai kendala


yang dialami pada saat evaluasi dimana beberapa indikator
penilaian tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.

Persiapan Evaluasi

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 43
Pelaksanaan Evaluasi

Evaluasi Pelayanan Publik dilaksanakan sejak Bulan Mei s.d


November 2020. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Tim Kementerian
PANRB beserta Tim Evaluator Provinsi. Kerjasama dengan
evaluator Provinsi ini merupakan salah satu strategi yang
dilakukan untuk mengatasi kondisi pandemi Covid-19 yang
berdampak pada terbatasnya kunjungan langsung yang bisa
dilakukan. Selain itu, pelibatan Biro Organisasi Provinsi di wilayah
masing-masing juga berujuan untuk mengoptimalkan pembinaan
pelayanan publik dari tingkat Provinsi.

Pelaksanaan evaluasi dilakukan dengan 2 metode, yaitu observasi


langsung maupun full desk evaluation baik oleh Tim KemenPANRB
maupun Evaluator Provinsi. Pada Pemerintah Daerah, Evaluator
Provinsi yang menjadi pengambil keputusan untuk menentukan
metode pelaksanaan evaluasi pada lingkup wilayahnya, sehingga
pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan secara hati-hati dan aman.

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 44
Pasca Pelaksanaan Evaluasi Pelayanan Publik

a. Validasi hasil evaluasi yang telah dilakukan evaluator


provinsi
Kegiatan ini dilakukan antara Tim Kementerian PANRB dan
Evaluator Provinsi untuk melakukan validasi atas pelaksanaan
evaluasi yang telah selesai dilakukan oleh Evaluator Provinsi.

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 45
b. Verifikasi hasil nilai IPP
Tim Kementerian PANRB melakukan verifikasi nilai akhir hingga
diperoleh nilai IPP.
Hasil penilaian evaluasi pelayanan publik menunjukkan adanya
perbaikan kualitas pelayanan publik setiap tahunnya. Hal ini
dengan melihat peningkatan capaian Indeks Pelayanan Publik
Nasional dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 2017 sebesar
3,28 selanjutnya meningkat pada tahun 2018 sebesar 3,38 dan
pada tahun 2019 sebesar 3,63. Demikian juga terjadi peningkatan
nilai IPP pada tingkat Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah. Pada Tahun 2020, IPP Pemda sebesar 3,7 dan IPP K/L
sebesar 4. Nilai IPP Nasional Tahun 2020 sebesar 3,85, dimana
nilai ini meningkat sebanyak 6% jika dibandingkan tahun
sebelumnya.
Perbandingan Hasil Evaluasi Pelayanan Publik
Tahun 2017 - 2020

IPP 2017 2018 2019 2020 KENAIKAN

IPP Pemda 3,28 3,14 3,43 3,68 7,2%

Pemda yang 34 Prov, 34 Prov, 33 Prov, 33 Prov,


Dievaluasi 72 208 220 256
Kab/Kota kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota
IPP K/L - 3,62 3,83 4,00 4,4%

K/L - 57 K/L 52 K/L 56


yang K/L
dievalua
si

IPP Nasional 3,28 3,38 3,63 3,84 5,7%

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 46
Hasil Evaluasi Pelayanan Publik Tahun 2020 ini cukup
menggembirakan mengingat pelaksanaan evaluasi pada masa
pandemi Covid-19. Hal ini menunjukkan bahwa penyelenggara
pelayanan publik baik Pemda maupun K/L terus berusaha untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas kepada penyelenggara
layanannya.

Perbandingan Persentase IPP Kategori Baik pada Pemda dan K/L


Tahun 2019 - 2020

PROVINSI PROVINSI KAB/KOTA KAB/KOTA UPP K/L UPP K/L


KATEGORI
2019 2020 2019 2020 2019 2020

A 0 1 2 8 2 5

A- 1 8 28 51 21 27

B 13 15 78 86 22 15

B- 12 6 61 43 5 4

C 6 2 38 27 2 2

C- 1 1 10 4 0 1

Prioritas Pembinaan 0 0 3 2 0 0

Jumlah dengan Nilai Baik 26 30 169 188 50 51

Yang dilakukan evaluasi 33 33 220 221 52 54

Persentase IPP dengan


78.78 90.90 76.82 85.07 96.15 94.64
Kategori Baik ( ≥ B-)

Pada tabel di atas tersebut dapat dilihat, meskipun K/L memiliki


nilai IPP yang lebih tinggi, namun jika dilihat dari persentase IPP
dengan kategori baik (B- ke atas), justru Pemda yang mengalami
peningkatan. Persentase untuk IPP Provinsi mengalami
peningkatan sebesar 12,12, sementara IPP Kabupaten/Kota

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 47
mengalami peningkatan sebesar 8,25. Sementara itu, pada hasil
penilaian IPP K/L terjadi penurunan persentase sebesar 1.71.
Berdasarkan berbagai hasil analisis data di atas, diperoleh
informasi bahwa terjadi peningkatan nilai indeks pelayanan publik
setiap tahunnya. Hal ini berarti bahwa Unit Penyelenggara
Pelayanan, baik pada pemerintah pusat maupun daerah yang
dinilai telah memiliki komitmen dan upaya dalam melakukan
perbaikan pelayanan. Atas pelaksanaan evaluasi pelayanan publik
Tahun 2020, berikut beberapa catatan hasil evaluasi pelaksanaan
program, yaitu:
1. Tahun 2020 merupakan tahun yang berbeda dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya dikarenakan adanya pandemi covid-
19, beberapa UPP terjadi refocusing anggaran yang
mengakibatkan perbaikan pelayanan publik terutama pada
bagian sarpras dan forum konsultasi publik secara tatap muka
diminimalkan;
2. Terdapat keterbatasan terkait penggunaan teknologi, baik
disebabkan oleh kendala jaringan maupun kurang familiarnya
penggunaan aplikasi teleconference. Hal ini berpengaruh pada
keterlambatan dalam proses evaluasi, validasi dan verifikasi; dan
3. Survei kepada masyarakat secara langsung pada masa pandemi
ini memiliki tantangan tersendiri karena pengguna layanan
dipaksa untuk mengoptimalkan layanan daring dan
menghindari tatap muka. Hal ini dirasa membutuhkan waktu
untuk adaptasi, contohnya pada survei F-03 yang dilakukan
secara daring, banyak masyarakat yang masih kebingungan
dalam pengisian survei tersebut.

Sehubungan dengan hasil evaluasi tersebut, maka hal-hal yang


akan dilakukan untuk mempertahankan serta meningkatkan
capaian indikator kinerja ini, yaitu:
1. Melakukan penyempurnaan instrumen Indeks Pelayanan Publik
dengan berfokus pada perbaikan sistem informasi pelayanan
publik (SIPP) agar dapat diakses dengan mudah oleh pengguna
layanan;
2. Menjalin koordinasi intens dengan Biro Organisasi Provinsi
sebagai mitra dalam melakukan evaluasi pelayanan publik. Hal
ini mengingat bahwa sejak terjadinya realokasi dan refocusing
anggaran dalam penanganan Covid, maka anggaran
pelaksanaan evaluasi juga berdampak dalam pengurangan
anggaran. Oleh karena itu, diperlukan strategi pelaksanaan

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 48
evaluasi agar evaluasi dapat dilaksanakan berkelanjutan dan
lebih masif ke seluruh Pemda.
3. Menjalin komunikasi yang intensif dengan unit pelayanan publik
yang dilakukan evaluasi dan mengkonfirmasi ulang terhadap
tindak lanjut rekomendasi perbaikan yang pernah disampaikan
pada saat video conference.
4. Melaksanakan coaching clinic kebijakan pelayanan publik baik
secara langsung maupun daring pada: (1) Lokus evaluasi yang
menjadi prioritas pembinaan, dan (2) Pemda yang belum pernah
dilakukan evaluasi.
5. Penambahan batas waktu pengisian F-03 agar diperoleh responden yang
lebih bervariatif dan memenuhi jumlah minimal responden.

Perbandingan Capaian Target

Tahun 2018 - 2020

INDIKATOR KINERJA: NILAI INDEKS PELAYANAN PUBLIK NASIONAL

TAHUN TARGET CAPAIAN %

2018 2,75 3,38 123

2019 3,00 3,63 121

2020 3,25 3,84 118,2

Jika dilihat dari capaian terhadap target, untuk indikator


kinerja Nilai Indeks Pelayanan Publik Nasional Tahun 2020
dapat merealisasikan target hingga sebesar 118,2%. Jika dilihat
dari persentase capaian target dari tahun ke tahun, terdapat
persentase penurunan capaian meskipun nilai IPP terus
meningkat. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan target nilai IPP
setiap tahunnya, dengan kenaikan sebesar 0,25 setiap tahun.
Berdasarkan data tersebut, perlu kami sampaikan bahwa penetapan
target di tahun berikutnya sudah merupakan hasil dari pelaksanaan
evaluasi di tahun sebelumnya. Akan tetapi, beberapa hal yang
menjadi pertimbangan, antara lain rencana (a) penambahan lokus
evaluasi; (b) perubahan instrument evaluasi; dan (c) integrasi
pelaksanaan evaluasi dengan Unit Eselon I lain. Pelaksanaan
kegiatan tersebut diperkirakan akan menurunkan nilai IPP dari hasil
sebelumnya, sehingga target IPP di tahun berikutnya ditetapkan lebih
rendah dari capaian.

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 49
Sasaran Strategis 6
Peningkatan efektivitas Reformasi Birokrasi Nasional
No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
1 Nilai Pelaksanaan
KL 75 74,63 99,51%
RB Nasional
Prov 65 64,28 98,89%
Kab/
55 53,85 97,91%
Kota
2 Persentase K/L/D KL 65% 96,39 % 148,29%
yang memiliki
Indeks RB “Baik” 40% 79,41% 198,53%
Prov
Kab/ 27% 24,41% 90,41%
Kota

Nilai Pelaksanaan RB Nasional


Indeks reformasi Birokrasi rata-rata nasional menggambarkan tingkat
kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi secara nasional. Diukur dari
jumlah nilai reformasi
birokrasi instansi
pemerintah dibagi jumlah
instansi pemerintah yang
dievaluasi.
Tren penurunan pada tahun
2019 disebabkan adanya
perubahan metode penilaian
yang semula hanya menilai
level instansi pemerintah
kemudian juga dilakukan uji
petik terhadap unit kerja
dibawahnya. Perubahan
metode penilaian ini
dilakukan untuk
memastikan pelaksanaan reformasi birokrasi tidak hanya pada tingkat
kementerian/lembaga semata namun juga dilaksanakan hingga ke seluruh
unit kerja.

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 51
Penambahan instansi pemerintah yang dievaluasi juga mempengaruhi
penurunan nilai tersebut. Pada tingkat kabupaten/ kota tahun 2018 yang
dievaluasi sebanyak 207 kabupaten/kota tahun 2019 menjadi 303
kabupaten/kota. Sedangkan angka partisipasi dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan, di tahun 2020 sendiri jumlah pemerintah
kabupaten/kota yang dievaluasi pelaksanaan RB-nya mencapai sebanyak
371, ini merupakan 73,03% dari jumlah populasi kabupaten/kota.

Semakin banyak kabupaten/ kota yang menerapkan reformasi birokrasi


apabila dibandingkan dengan tahun lalu. Kabupaten/ kota yang sudah lama
menerapkan reformasi birokrasi memiliki kecenderungan naik dibandingkan
dengan tahun lalu, sementara yang baru menerapkan tidak. Untuk
kementerian/lembaga, evaluasi juga memperhitungkan unit terkecil pada
instansi tersebut, tidak hanya pada kementerian atau lembaganya saja.
Apabila dibandingkan dengan target Renstra Deputi RBKunwas Tahun
2020-2024, pencapaian tahun 2020 pada tingkat provinsi dan
kabupaten/kota telah melampaui target tahun 2020 yang tercantum dalam
renstra. Namun pada tingkat kementerian/lembaga belum mencapai target.
Perbaikan tata kelola pemerintahan merupakan sebuah keniscayaan.
Pemerintah harus dapat cepat beradaptasi pada perubahan yang semakin
cepat. Tuntutan masyarakat akan pelayanan yang cepat, murah dan mudah
semakin besar, persaingan dunia semakin ketat, sementara sumber daya
semakin sedikit untuk memenuhi tantangan dan kebutuhan tersebut.
Pemerintah perlu terus memperbaiki tata kelola pemerintahan secara cepat
dan terstruktur. Reformasi Birokrasi sebagai jawaban atas tantangan
tersebut. Perkembangan pelaksanaan reformasi birokrasi cukup
menggembirakan hal ini terlihat dari hasil survei persepsi anti korupsi dan
hasil survei persepsi pelayanan publik.

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 52
Survey ini merupakan persepsi masyarakat terkait kualitas pelayanan publik
yang diberikan oleh instansi pemerintah dan persepsi pencegahan korupsi.
Survei ini dilakukan kepada responden masyarakat penerima layanan pada
seluruh instansi pemerintah.
Perbandingan realisasi Nilai Pelaksanaan RB Nasional tahun 2020 dengan
target tahun 2020, realisasi 2019, dan target di tahun akhir Renstra 2020-
2024 adalah:

Realisasi Realisasi Target 2024


Target 2020
2020 2019 (Akhir Renstra)
K/L 75 74,63 73,91 80

Prov 65 64,28 64,23 71

Kab/Kota 55 53,85 55,97 67

Persentase K/L/D yang memiliki Indeks RB “Baik”


Instansi pemerintah yang memiliki nilai Indeks RB Baik adalah instansi
pemerintah yang nilai total reformasi birokrasi diatas 60, atau memiliki
predikat B keatas. Indeks RB Baik diukur dari jumlah instansi pemerintah
dengan nilai reformasi birokrasi diatas 60 pada tahun bersangkutan dibagi
jumlah populasi instansi pemerintah.
Tahun 2020 merupakan tahun pertama dari Renstra periode 2020 – 2024
dan Road Map Reformasi Birokrasi 2020 – 2024, yang memiliki asumsi-

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 53
asumsi tertentu dalam menetapkan target 5 tahun ke depan. Asumsi yang
membedakan dengan periode 2015 – 2019 adalah dengan telah
diterbitkannya Peraturan Menteri PANRB Nomor 26 Tahun 2020, yang
menggunakan kriteria dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kriteria pada tools evaluasi sebelumnya. Tools evaluasi
yang baru menekankan pada aspek reform (30%), penilaian hasil antara
(10%), sedangkan aspek pemenuhan hanya sebesar 20%.
Dengan perubahan tools evaluasi yang begitu signifkan, maka
diperhitungkan bahwa instansi pemerintah harus melakukan penyesuaian
terhadap tools evaluasi tersebut. Konsekuensinya adalah pada tahun-tahun
awal periode Renstra (tahun 2020 - 2021) instansi pemerintah tidak akan
mengalami kenaikan indeks RB, bahkan untuk instansi pemerintah yang
tidak responsif, indeks RB memungkinkan untuk turun.
Dengan asumsi tersebut, maka Deputi RBKunwas menetapkan indikator
kinerja ini dengan target-target yang lebih rendah, apabila dibandingkan
dengan realisasi Tahun 2019. Target tahun 2020 - 2024 tersebut telah
beberapa kali dibahas dengan Bappenas dan telah disepakati menjadi target
RPJMN Tahun 2020 - 2024 sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 18
Tahun 2020.

Tren perkembangan instansi pemerintah dengan Indeks RB Baik mengalami


perkembangan positif, kecuali pada level kementerian/Lembaga dan
pemerintah kabupaten/kota. Hal ini disebabkan adanya perubahan metode
penilaian. Tantangan pelaksanaan reformasi birokrasi adalah kurangnya
komitmen dari pimpinan instansi pemerintah untuk melakukan perbaikan
tata kelola pemerintah, terutama pada kepala daerah baru. Disamping itu
masih belum meratanya pemahaman pelaksanaan instansi pemerintah
(ASN) akan pentingnya pelaksanaan reformasi birokrasi.
Beberapa kendala yang dihadapi dalam meningkatkan persentase instansi
pemerintah yang memiliki indeks RB Baik (kategori “B” ke atas)
1. Pandemi Covid-19 menyebabkan proses asistensi dan evaluasi tidak dapat
dijalankan seperti biasanya.
2. Pemotongan anggaran yang dialami oleh hampir seluruh instansi
pemerintah menyebabkan investasi instansi pemerintah atas penguatan
pelaksanaan RB menjadi berkurang.

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 54
3. Regulasi baru (Peraturan Menteri PANRB No. 25 Tahun 2020 tentang
Roadmap Reformasi Birokrasi 2020-2024, Peraturan Menteri PANRB No.
26 Tahun 2020 tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi) sehingga instansi pemerintah memerlukan adaptasi kembali
atas implementasi kebijakan tersebut.
4. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada pemerintah kabupaten/kota yang
masih rendah apabila dibandingkan dengan persentase K/L dan Provinsi.
Hal ini disebabkan karena jumlahnya yang banyak, karakteristik yang
beraneka ragam dan kurangnya stimulus yang dapat meningkatkan
awareness pemerintah kabupaten/kota atas pelaksanaan RB.
Beberapa hal yang telah dilakukan antara lain:
1. Optimalisasi pendampingan dan bimbingan teknis secara online, karena
dalam situasi pandemi covid-19 yang belum memungkinkan pertemuan
tatap muka, baik itu melalui daring, sistem aplikasi PMPRB maupun e-
sakip reviu sebagai terobosan untuk memecah konstrain jarak, waktu dan
biaya.
2. Mengintensifkan koordinasi antar unit kerja baik dengan deputi di
Kementerian PANRB maupun dengan instansi pemrintah lainnya, sebagai
upaya menyamakan kebijakan dan strategi dalam mendorong percepatan
pelaksanaan RB.
Langkah ke depan yang akan dilakukan:
1. Untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan asistensi, perlu disiapkan
materi online terkait regulasi yang baru agar dapat diakses dengan mudah
oleh stakeholder. Hal ini dapat menghemat biaya yang dikeluarkan oleh
instansi pemerintah dan mempermudah proses knowledge sharing.
2. Meningkatkan kolaborasi dengan unit kerja di Kementerian PANRB untuk
mewujudkan evaluasi bersama pelaksanaan reformasi birokrasi agar
pembangunan reformasi birokrasi nasional yang dilakukan oleh unit kerja
di Kementerian PANRB dapat selaras dan bersinergi dengan baik.
3. Membangun kerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri dan
Kementerian Keuangan untuk merumuskan kebijakan terkait reward and
punishment di pemerintah daerah atas pelaksanaan RB di instansi
pemerintah. Hal ini sebagai stimulus untuk meningkatkan pelaksanaan
RB di kabupaten/kota.
Perbandingan realisasi Persentase K/L/D yang memiliki Indeks RB “Baik”
tahun 2020 dengan target tahun 2020, realisasi 2019, dan target di tahun
akhir Renstra 2020-2024 adalah:
Realisasi Realisasi Target 2024
Target 2020
2020 2019 (Akhir Renstra)
K/L 65% 96,39 % 96,43% 100%

Prov 40% 79,41% 88,24% 100%

Kab/Kota 27% 24,41% 26,41% 100%

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 55
Sasaran Strategis 7
Terwujudnya kelembagaan Kementerian PANRB yang efektif dan efisien
No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
1 Skor Peringkat Komposit 73,85 82,637 111,90%
Efektivitas Kementerian (Efektif) (Efektif)
PANRB
2 Indeks SPBE Kementerian 3.1 3,29
(Baik) (Baik) 106,12%
PANRB

Skor Peringkat Komposit Efektivitas Kementerian PANRB

Skor ini menggambarkan tingkat efektivitas struktur dan proses


suatu organisasi. Evaluasi kelembagaan dilakukan berdasarkan
Peraturan Menteri PANRB Nomor. 20 Tahun 2018 tentang
Pedoman Evaluasi Kelembagaan Instansi Pemerintah. Terdapat 5
tingkatan efektivitas kelembagaan yaitu:
• Peringkat Komposit 1 (P-1), Skor 0-20, tidak baik
• Peringkat Komposit 2 (P-2), Skor 21-40, kurang baik
• Peringkat Komposit 3 (P-3), Skor 41-60, cukup efektif
• Peringkat Komposit 4 (P-4), Skor 61-80, efektif
• Peringkat Komposit 5 (P-5), Skor 81-100, sangat efektif.
Sekretariat Kementerian sebagai penanggung jawab manajemen
organisasi dan tata laksana di Kementerian PANRB telah
menginisiasi pelaksanaan evaluasi kelembagaan di tahun 2020
mempertimbangkan banyaknya dinamika yang terjadi dan
menyebabkan perubahan berskala besar di setiap instansi
pemerintah termasuk Kementerian PANRB. Seperti tindak lanjut
atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi
Kementerian Negara dan penyederhanaan birokrasi sebagaimana
arahan Presiden Republik Indonesia yang sebelumnya telah
ditetapkan dalam Peraturan Menteri PANRB Nomor 25 Tahun
2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PANRB dan
Peraturan Menteri PANRB Nomor 27
Tahun 2019 tentang Uraian Fungsi Organisasi Jabatan Pimpinan
Tinggi Pratama dan Tugas Koordinator Jabatan Fungsional di
Lingkungan Kementerian PANRB. Selain itu, penetapan Peraturan
Menteri PANRB Nomor 24 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian PANRB Tahun 2020- 2024 dan Peraturan Menteri
PANRB Nomor 25 Tahun 2020 tentang Road Map Reformasi
Birokrasi 2020-2024 menjadikan pentingnya kepastian bahwa
desain organisasi Kementerian PANRB saat ini harus dapat
bergerak secara fleksibel, dinamis dan sigap.
Evaluasi kelembagaan tahun 2020 diselenggarakan dengan
keterlibatan setiap unit kerja Eselon I di Kementerian PANRB.
Evaluasi dilakukan melalui pengisian kuesioner dan pertanyaan
esai yang terbagi atas dimensi struktur di mana mencakup
subdimensi kompleksitas, formalitas dan sentralitas, serta
dimensi proses organisasi yang mencakup subdimensi
keselarasan (alignment), tata kelola (government) dan kepatuhan
(compliance), perbaikan dan peningkatan proses, manajemen
risiko, dan teknologi informasi.
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 56
Setiap unit kerja Eselon I di Kementerian PANRB bertanggung
jawab melakukan evaluasi kelembagaan di lingkungan unit
masing-masing dengan bimbingan dan pengawasan dari Biro
MKOK. Pelaksanaan evaluasi pada unit Deputi dikoordinasikan
oleh pegawai dari Sekretariat Deputi terkait, sedangkan pada unit
Sekretariat Kementerian dikoordinasikan langsung oleh Biro
MKOK. Adapun inventarisasi atas hasil evaluasi kelembagaan
yang telah dilakukan secara mandiri (self assesment) oleh Biro
MKOK Sekretariat Kementerian PANRB pada tahun 2020 sebagai
berikut:

Merujuk pada tabel inventarisasi atas hasil evaluasi kelembagaan


di atas, diketahui bahwa seluruh unit kerja di Kementerian
PANRB telah memperoleh peringkat komposit 4 (P-4). Hasil
tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut: seluruh unit
kerja di Kementerian PANRB mencerminkan bahwa dari sisi
struktur maupun proses, hasil nilai evaluasi organisasi tergolong
efektif. Struktur dan proses organisasi yang ada dinilai mampu
mengakomodir kebutuhan internal organisasi dan mampu
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 57
beradaptasi terhadap dinamika perubahan lingkungan eksternal
organisasi. Pada level Kementerian pun secara keseluruhan
mendapat skor 72,72 yang juga masuk dalam peringkat komposit
4 (P-4) yang artinya tergolong efektif

Hasil tersebut kemudian disampaikan kepada Kementerian


PANRB c.q Deputi Kelembagaan dan Tata Laksana untuk
divalidasi, dan Hasil sesuai hasil validasi, Indek Kelembagaan
Kementerian PANRB memperoleh peringkat komposit P-5
(sangat efektif) dengan skor 82,637 sebagaimana yang
dituangkan pada Nota Dina Deputi Kelembagaan dan Tata
Laksana kepada Sekretaris Kementerian, Nomor
73/TU.01.04/2021 tanggal 03 Maret 2021, hal Hasil Verifikasi
Evaluasi Kelembagaan Kementerian PANRB.
Dari hasil evaluasi tersebut memperlihatkan hasil yang cukup
baik (capaian 111,90%), namun teridinkasi masih ditemui
beberapa kelemahan minor yang dapat segera diatasi apabila
diadakan perbaikan melalui tindakan rutin yang bersifat
marginal. Apabila merujuk pada jawaban esai evaluasi
kelembagaan kementerian, berikut adalah isu-isu yang perlu
untuk segera ditindaklanjuti oleh Kementerian PANRB:
• Tugas dan fungsi terkait pengelolaan Reformasi Birokrasi
Nasional (Komite Pelaksana Reformasi Birokrasi Nasional, Tim
Reformasi Birokrasi Nasional, Unit Pengelola Reformasi
Birokrasi Nasional, Tim Independen Reformasi Birokrasi
Nasional dan Tim Penjaminan Kualitas Reformasi Birokrasi)
serta pelaksanaan melaksanakan pembinaan dan evaluasi
terhadap instansi pemerintah bidang reformasi birokrasi,
akuntabilitas kinerja dan pengawasan yang diselenggarakan
oleh Sekretariat Deputi Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas
Aparatur, dan Pengawasan tidak sesuai dengan amanat
Peraturan Menteri PANRB Nomor 25 dan Nomor 27 Tahun
2019. Di samping perumusan kebijakan yang telah ada, perlu
adanya unit organisasi yang fokus menangani tugas dan fungsi
tersebut sehingga dapat menjadikan penguatan fungsi
Kementerian PANRB selaku leading sector reformasi birokrasi
nasional.
• Perlunya pengelolaan sistem informasi (complaint handling
system) yang mengintegrasikan setiap laporan pengaduan dan
pengawasan nasional. Hal ini dapat mewujudkan adanya
layanan terpadu (One Stop Service) dengan prinsip no wrong
door policy di suatu unit khusus dengan tugas dan fungsi
terkait pengelolaan dan pengembangan sistem pengaduan
pelayanan publik nasional (SP4N- LAPOR!).
• Jabatan fungsional yang terdapat di unit teknis (Asisten
Deputi) Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas
Aparatur, dan Pengawasan saat ini belum mengakomodir
seluruh kebutuhan tugas unit kerja. Untuk itu, perlu dibuat
jabatan fungsional baru yang menangani pengelolaan kinerja
dan evaluasi reformasi birokrasi, akuntabilitas kinerja, dan
pengawasan.
• Pengembangan organisasi yang mandiri terhadap penanganan
fungsi SDM dan Organisasi internal Kementerian PANRB
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 58
sehingga dapat mewujudkan optimalisasi pelaksanaan
manajemen organisasi dan ASN.
• Penguatan penerapan dan pengintegrasian e-
government/SPBE internal yang dikelola pada fungsi data,
informasi dan teknologi informasi komunikasi. Penguatan
tersebut dapat diwujudkan baik melalui kompetensi SDM
maupun sistem kerja dan kelembagaannya. Perlunya
penguatan fungsi pengawasan intern dan fungsi
ketatausahaan (administrasi umum, perencanaan dan
pelaporan) pada unit Inspektorat Kementerian PANRB.
• Perlunya perbaikan dan penetapan SOP yang terintegrasi
dengan Proses Bisnis yang telah ditetapkan dalam Keputusan
Menteri PANRB Nomor 12 Tahun 2020 tentang Peta Proses
Bisnis Kementerian PANRB.

Sehubungan dengan seluruh hasil evaluasi kelembagaan


tersebut, berikut adalah beberapa upaya yang telah dilakukan
oleh Kementerian PANRB dalam mewujudkan kelembagaan
Kementerian PANRB yang efektif dan efisien, yaitu:
• Penataan organisasi pada level JPT Madya (Eselon I) yang
telah diusulkan melalui rancangan Peraturan Presiden tentang
Kementerian PANRB yang menindaklanjuti Peraturan
Presiden Nomor 68 Tahun 2019 dan menggantikan Peraturan
Presiden Nomor 47 Tahun 2015 tentang Kementerian PANRB
memperbaiki, menyesuaikan, dan menyempurnakan struktur
dan proses organisasi yang sesuai dengan lingkungan
strategisnya.
• Sebagai langkah akselerasi atas rancangan Peraturan
Presiden tersebut, serta untuk menindaklanjuti isu strategis
yang terdapat pada tugas dan fungsi JPT Pratama (Eselon II)
Kementerian PANRB, telah disusun rancangan Peraturan
Menteri PANRB tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja di
Lingkungan Kementerian PANRB sebagai pengganti Peraturan
Menteri PANRB Nomor 25 Tahun 2019.
• Telah dilakukan inventarisasi dan kodefikasi SOP utama di
seluruh unit kerja yang terintegrasi dengan peta proses bisnis
Kementerian PANRB.

Perbandingan realisasi Skor peringkat komposit efektivitas


kelembagaan Kementerian PANRB tahun 2020 dengan target
tahun 2020, realisasi 2019, dan target di tahun akhir Renstra
2020-2024 adalah:

Target Realisasi Realisasi Target 2024


2020 2020 2019 (Akhir
Renstra)
Skor 73,82 Skor 82,637 N/A 61
(Efektif) (Efektif) (belum dijadikan (Efektif)
indikator)

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 59
Indeks SPBE Kementerian PANRB
Indeks SPBE yaitu nilai yang menggambarkan tingkat kematangan
(maturity level) dari pelaksanaan SPBE di Instansi Pusat dan
Pemerintah Daerah. Indeks SPBE dihasilkan dari evaluasi SPBE
yang dilaksanakan oleh Deputi Kelembagaan dan Tata Laksana.
Evaluasi SPBE tahun 2020 dilaksanakan berdasarkan Peraturan
Menteri Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pedoman Evaluasi Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik dan selanjutnya mulai tahun
2021 menggunakan dasar Peraturan Menteri Nomor 59 Tahun
2020 tentang Pedoman Evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik.
Pelaksanaan evaluasi SPBE dilakukan melalui tahapan berikut:
1. Perencanaan, yaitu penyusunan perencanaan, mempersiapkan
instrumen evaluasi, membentuk tim evaluator, dan melakukan
sosialisasi pedoman/pelaksanaan evaluasi SPBE.
2. Pelaksanaan, yaitu melakukan penilaian mandiri (pengumpulan
data), penilaian dokumen, penilaian interviu (wawancara),
dan/atau penilaian visitasi (observasi lapangan).
3. Pelaporan, yaitu menyusun hasil penilaian berupa indeks SPBE,
indeks aspek, nilai indikator, dan rekomendasi perbaikan.
Penilaian pada pelaksanaan evaluasi SPBE dilakukan melalui
struktur penilaian yang terdiri dari:
1. Domain, merupakan area pelaksanaan SPBE yang dinilai;
2. Aspek, merupakan area spesifik pelaksanaan SPBE yang dinilai;
dan
3. Indikator, merupakan informasi spesifik dari aspek pelaksanaan
SPBE yang dinilai.

Sebuah domain terdiri dari satu atau beberapa aspek, dan sebuah
aspek terdiri dari satu atau beberapa indikator. Nilai indeks
dihitung secara agregat dari nilai tingkat kematangan pada
indikator.

Pada tahun 2020 evaluasi SPBE hanya dilaksanakan bagi


instansi yang memiliki indeks di bawah 2.6, maka TKDTI
- Biro HUKIP melaksanakan penilaian mandiri melalui portal
https://spbe.go.id, yang didapatkan hasil indeks SPBE
Kementerian PANRB pada tahun ini sebesar 3,29 (Baik) , dengan
rincian sebagai berikut:

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 60
Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam mempertahankan nilai
index SPBE tetap “Baik” dan akan berlanjut di tahun berikutnya
diantaranya:
1. Telah dibangun Portal 1 Data Kementerian PANRB, yang
dapat diakses oleh seluruh pegawai Kementerian PANRB di
alamat http://1data.menpan.go.id.
2. Untuk menjamin keamanan Naskah Dinas yang dihasilkan
dari aplikasi eOffice SMART PANRB, TKDTI - Biro HUKIP
membangun aplikasi Tanda Tangan Elektronik (TTE), dengan
menggunakan eSign Library milik BSrE. Berkoordinasi dengan
Bagian Persuratan, Kearsiapan dan Perpustakaan dan Bagian
Hukum Biro HUKIP, serta Bagian Kerjasama Biro MKOK,
pada 24 Juni 2020 ditandatangani Perjanjian Kerjasama
antara Kementerian PANRB dengan BSrE - BSSN tentang
Pemanfaatan Sertifikat Elektronik Pada Sistem Elektronik di
Lingkungan Kementerian PANRB (No. 52/S.KS.00/2020). Pada
tanggal 26 Agustus 2020, dari hasil pengujian tahap
integrasi sistem SMART PANRB oleh Tim BSrE, dinyatakan
bahwa sistem SMART PANRB yang digunakan sebagai sistem
eOffice telah berhasil melalui tahap integrasi modul sertifikasi
elektronik, dan dinyatakan siap secara operasional. Meski
demikian, saat ini penggunaannya masih sebatas Naskah
Dinas yang dihasilkan Kepala Biro HUKIP. Implementasi
pembubuhan TTE pada Naskah Dinas secara menyeluruh
masih menunggu tersusunnya Peraturan Menteri PANRB
tentang Tata Naskah Dinas Elektronik yang diharapkan selesai
pada triwulan 1 tahun 2021.
3. Menindaklanjuti SE Menteri PANRB Nomor 34 Tahun 2020
tentang Perubahan Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 19
Tahun 2020 tentang Penyesuaian SIstem Kerja ASN dalam
Upaya Pencegahan Penyebaran Covid 19 di lingkungan
Instansi Pemerintah, dimana terdapat skema kerja WFH,
dirasa perlu untuk dibangun sebuah sistem pelaporan
kinerja pegawai di portal SMART PANRB, dan terintegrasi
ASIK, yang dinamakan aplikasi eReport. Selain fitur presensi
dan laporan harian pegawai WFH , melalui aplikasi eReport ini
juga terdapat modul rekapitulasi laporan harian, sebagai
dasar pemberian uang makan pegawai. Untuk memudahkan
pengguna, sejak Agustus aplikasi ini diakses terpisah dari
Portal SMART PANRB, melalui ereport.menpan.go.id.

Perbandingan realisasi Indeks SPBE Kementerian PANRB tahun 2020


dengan target tahun 2020, realisasi 2019, dan target di tahun
akhir Renstra 2020-2024 adalah:

Target Realisasi Realisasi Target 2024


2020 2020 2019 (Akhir Renstra)
3,1 (Baik) 3,29 (Baik) N/A Sangat Baik
(belum
dijadikan
indikator)

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 61
Sasaran Strategis 7
Terwujudnya kelembagaan Kementerian PANRB yang efektif dan efisien
No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
1 Indeks Sistem Merit 0.8 0,816 102%
Kementerian PANRB
2 Indeks Profesionalitas 71 79 111,21%
ASN Kementerian PANRB

Indeks Sistem Merit Kementerian PANRB


Penilaian Sistem Merit didasarkan pada Peraturan Menteri PANRB
Nomor 40 Tahun 2018 tentang Pedoman Sistem Merit pada
Manajemen ASN dan Peraturan Kepala KASN Nomor 9 Tahun
2019, dimana penilaian dilakukan oleh KASN dan telah dimulai
sejak Februari 2020. Berdasarkan Keputusan Kepala Komisi
Aparatur Negara Nomor 28/KEP.ASN/C/XI/2020 tentang
Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN di Lingkungan
Kementerian PANRB tanggal 20 November 2020, telah ditetapkan
penilaian penerapan sistem merit di Kementerian PANRB dengan
kategori IV (Sangat Baik) dengan nilai 326,5 atau mencapai
100% dari target yang direncanakan sebesar 0,816.

Perbandingan realisasi Indeks Sistem Merit Kementerian


PANRB tahun 2020 dengan target tahun 2020, realisasi 2019,
dan target di tahun akhir Renstra 2020-2024 adalah:

Indeks Sistem Merit Kementerian PANRB

Target Realisasi Realisasi Target 2024


2020 2020 2019 (Akhir Renstra)
N/A
(belum
0,8 0,816 0,9
dijadikan
indikator)

Capaian penting dalam Sistem Merit Kementerian PANRB antara


lain :
1. Menyusun dan Menetapkan Peraturan terkait: (1) Pengadaan
ASN; (2) Tunjangan Berbasis Kinerja;
2. Menyusun dan Menetapkan SKJ Manajerial, Sosial Kultural
dan Teknis seluruh Jabatan Struktural;
3. Menyusun Rancangan PermenPANRB terkait: (1) Pengisian JPT
Secara Terbuka dan Kompetitif; dan (2) Pola Karir Pegawai
KemenPANRB;
4. Memanfaatkan Hasil Assessment dan Evaluasi Kinerja untuk
Membangun Talent Pool;
5. Membangun manajemen kinerja pegawai (untuk mengukur
dan menilai kinerja) secara obyektif menggunakan metode
pengukuran Indeks Prestasi Pegawai (IPP);

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 62
Ketua KASN Agus Pramusinto menyerahkan sertifikat penilaian implementasi sistem
merit Kementerian PANRB kepada Menteri PANRB Tjahjo Kumolo

Berdasarkan hasil penilaian tersebut, KASN merekomendasikan


untuk melakukan penyempurnaan pada aspek-aspek sebagai
berikut :
1. Perencanaan kebutuhan
Menyelesaikan pembangunan/pengembangan ASIK sehingga
memiliki data utama kepegawaian yang lengkap dan
terintegrasi (data hasil penilaian kinerja, penilaian kompetensi
dan penegakan disiplin) dalam system informasi.

2. Pengadaan pegawai
Menyusun program dan evaluasi pasca Latsar CPNS yang
berkaitan dengan kompetensi teknis sesuai dengan Peraturan
LAN Nomor 12/2018 untuk mengetahui arah pengembangan
karir kedepan.

3. Pengembangan karir
a. Melengkapi profil pemetaan kompetensi untuk seluruh
pegawai dan memperbarui secara berkala sesuai peraturan
yang berlaku.
b. Mengembangkan Talent pool yang ada saat ini agar selaras
dengan Peraturan Menteri PANRB Nomor 3/2020 dan
tersusun rencana suksesi setiap jabatan.
c. Menyusun analisis kesenjangan kinerja untuk seluruh
pegawai berdasarkan realisasi dan target yang telah
diperjanjikan/ditetapkan untuk setiap pegawai.
d. Menyusun program pengembangan kompetensi
(diklat,praktik kerja/magang, coaching dan mentoring)
secara terjadwal yang disesuaikan dengan kesenjangan
masing-masing pegawai.

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 63
4. Promosi dan mutasi
Mempercepat penyusunan/penetapan dan
mengimplementasikan
a. kebijakan internal terkait pola karir; dan (ii) kebijakan
internal terkait pengisian JPT secara terbuka dan kompetitif
serta promosi dan mutasi yang mengacuk pada talent pool.
b. Melakukan pengisian JPT baik melalui seleksi terbuka
maupun proses mutasi/rotasi antar JPT sesuai dengan
peraturan perundangundangan.
c. Melakukan evaluasi terhadap JPT yang telah menduduki
jabatan lebih dari 5 (lima) tahun.

5. Manajemen kinerja
a. Mempercepat penyusunan/penetapan peraturan terkait
manajemen kinerja pegawai untuk mengukur dan menilai
kinerja berdasarkan Indeks Prestasi Pegawai (IPP) serta
optimalisasi sistem informasi (SKP Online) agar lebih
obyektif.
b. Melakukan evaluasi strategi atas permasalahan kinerja
pegawai yang telah dilakukan.
c. Memanfaatkan hasil penilaian kinerja sebagai bahan
pertimbangan utama dalam pembinaan dan pengembangan
karir pegawai yang disesuaikan dengan manajemen talenta.

6. Penggajian, penghargaan, dan disiplin


a. Mendorong percepatan penerapan kebijakan pemberian
tunjangan kinerja mengutamakan aspek penilaian kinerja
(Peraturan Menteri PANRB Nomor 65/2020).
b. Mengintegrasikan sistem informasi yang dimiliki
(pengelolaan penegakan disiplin, kode etik dan kode
perilaku) dengan system informasi kepegawaian nasional di
BKN.

7. Perlindungan dan Pelayanan


Memperluas dan mengembangkan inovasi untuk
meningkatkan pelayanan dan bentuk-bentuk perlindungan
bagi pegawai.

8. Sistem informasi
a. Menyelesaikan pembangunan/pengembangan ASIK
sehingga system informasi pengelolaan kepegawaian
memuat data yang terintegrasi dengan data pada sistem
lainnya (SKP online dan data penegakan disiplin) serta
dapat dimanfaatkan untuk membangun talent pool
(pengembangan karir).
b. Mengoptimalkan e-office yang dimiliki sebagai layanan
administrasi kepegawaian.

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 64
Indeks Profesionalitas ASN Kementerian PANRB
Pengukuran Indeks Profesionalitas ASN adalah suatu instrumen
yang digunakan untuk mengukur secara kuantitatif tingkat
profesionalitas pegawai ASN yang hasilnya dapat digunakan
sebagai dasar penilaian dan evaluasi dalam upaya pengembangan
profesionalisme ASN.

Kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat profesionalitas


ASN mencakup :

a. Dimensi kualifikasi.
Dimensi Kualifikasi digunakan untuk mengukur
data/informasi mengenai kualifikasi pendidikan formal PNS
dari jenjang paling tinggi sampai jenjang paling rendah.
Dimensi Kualifikasi diperhitungkan sebesar 25% (dua puluh
lima persen) dari keseluruhan Pengukuran. Indikator yang
digunakan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
dicapai oleh PNS, meliputi:
1) Pendidikan S-3 (Strata Tiga);
2) Pendidikan S-2 (Strata Dua);
3) Pendidikan S-1 (Strata Satu)/D-IV (Diploma Empat);
4) Pendidikan D-III (Diploma Tiga);
5) Pendidikan D-II (Diploma Dua)/D-I (Diploma Satu)/
Sekolah Lanjutan;
6) Tingkat Atas (SLTA)/sederajat;
7) Di bawah SLTA.

b. Dimensi kompetensi.
Dimensi Kompetensi digunakan untuk mengukur
data/informasi mengenai riwayat pengembangan kompetensi
yang pernah diikuti oleh PNS dan memiliki kesesuaian dalam

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 65
pelaksanaan tugas jabatan. Dimensi Kompetensi
diperhitungkan sebesar 40% (empat puluh persen) dari
keseluruhan Pengukuran. Indikator yang digunakan yaitu
riwayat pengembangan kompetensi yang terdiri atas:
1) Diklat Kepemimpinan.
2) Diklat Fungsional.
3) Diklat Teknis.
4) Seminar/Workshop/Magang/Kursus/sejenisnya.

c. Dimensi kinerja.
Dimensi Kinerja digunakan untuk mengukur data/ informasi
mengenai penilaian kinerja yang dilakukan berdasarkan
perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit
atau organisasi dengan memperhatikan target, capaian, hasil,
dan manfaat yang dicapai serta perilaku PNS. Dimensi Kinerja
diperhitungkan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari
keseluruhan Pengukuran. Indikator yang digunakan adalah
riwayat hasil penilaian kinerja yang mencakup sebagai berikut:
1) Sasaran Kerja Pegawai (SKP);
2) Perilaku Kerja Pegawai (PKP).

d. Dimensi disiplin.
Dimensi Disiplin digunakan untuk mengukur data/informasi
kepegawaian lainnya yang memuat hukuman yang pernah
diterima PNS. Dimensi Disiplin diperhitungkan sebesar 5%
(lima persen) dari keseluruhan Pengukuran.

Indikator yang digunakan yaitu data/informasi mengenai


hukuman disiplin yang pernah diterima yang mencakup:
1) Hukuman disiplin ringan;
2) Hukuman disiplin sedang;
3) Hukuman disiplin berat.

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 66
Nilai Indeks Pengukuran Profesionalitas ASN di Kementerian
PANRB pada tahun 2020, sesuai dengan surat Kepala BKN Nomor
C.26-30/V.103-4/99 ditetapkan sebesar 79, atau bernilai
sedang. Pencapaian ini melampaui yang telah direncanakan
sebesar 71 dengan persentase capaian 111%.
Pada tahun 2020, telah dilakukan penyederhanaan birokrasi
dimana dihapuskannya jabatan administrator dan pengawas,
sehingga perlu perencanaan ulang untuk pengembangan pegawai
ke arah pemenuhan jabatan fungsional.

Perbandingan realisasi Indeks Pengukuran Profesionalitas ASN


di Kementerian PANRB tahun 2020 dengan target tahun 2020,
realisasi 2019, dan target di tahun akhir Renstra 2020-2024
adalah:

Indeks Pengukuran Profesionalitas ASN


di Kementerian PANRB

Target Realisasi Realisasi Target 2024


2020 2020 2019 (Akhir Renstra)
71 79 N/A 80
(belum dijadikan
indikator)

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 67
Sasaran Strategis 9
Terwujudnya Kementerian PANRB yang berkinerja tinggi dan akuntabel
No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
1 Nilai Implementasi SAKIP 81 81,21 100,26%
Kementerian PANRB
2 Nilai pelaksanaan reformasi 81 85,08 105,04%
birokrasi Kementerian
PANRB
3 Opini BPK WTP WTP 100%

Nilai Implementasi SAKIP Kementerian PANRB

Indikator ini mengukur kualitas implementasi manajemen kinerja


(SAKIP) yang diselenggarakan oleh Kementerian PANRB. Evaluasi
Implementasi SAKIP di lingkungan Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tahun 2020 dilakukan
oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
dengan berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015
tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Realisasi Nilai Implementasi SAKIP Kementerian PANRB sesuai
Laporan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Tahun 2020 pada
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PANRB) dengan Nomor-23/D205/2/2021
menunjukkan nilai 81,21 dengan kategori nilai “A” dengan
interprestasi “Memuaskan”.

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 68
Perkembangan Penerapan Akuntabilitas Kinerja tahun 2016-2020
sebagai berikut:

No. Komponen Bobot Tahun


2016 2017 2018 2019 2020
a. Perencanaan Kinerja 30 24,60 24,69 24,81 25,32 25,26
b. Pengukuran Kinerja 25 19,69 20,34 20,34 20,47 20,17
c. Pelaporan Kinerja 15 12,59 11,44 11,25 12,84 11,87
d. Evaluasi Kinerja 10 7,78 8,42 8,34 8,17 7,94
e. Capaian Kinerja 20 15,00 15,28 15,33 13,88 15,27
Hasil Evaluasi 100 79,66 80,18 80,07 80,68 81,21
Kategori BB A A A A

Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan penerapan sistem


akuntabilitas kinerja di seluruh unit kerja, diantaranya:
✓ Penyusunan Perjanjian Kinerja mulai level kementerian s.d.
pegawai termasuk distribusi target kinerjanya secara
proposional melalui proses cascading kinerja.
✓ Peningkatan kualitas SDM unit kerja yang mengelola
akuntabilitas Kinerja melalui coaching clinic dan
pendampingan dalam penyusunan Perjanjian Kinerja, rencana
aksi dan pelaporan kinerja;
✓ Pengembangan aplikasi sipebe sebagai penerapan e-
performance based budgeting dengan ditambah menu
pengajuan dan pembahasan revisi anggaran dilakukan secara
online, sehingga proses penyusunan anggaran dan kinerja,
monitoring dan evaluasi dilakukan satu aplikasi yang
terintegrasi.
✓ Mendorong unit-unit kerja untuk memanfaatkan aplikasi
SiPebe dalam penyusunan rencana aksi dan melaporkan
realisasi target kinerja secara berkala
✓ Melaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi Kinerja per
triwulan

Perbandingan realisasi Nilai Implementasi SAKIP


Kementerian PANRB tahun 2020 dengan target tahun 2020,
realisasi 2019, dan target di tahun akhir Renstra 2020-2024
adalah:

Target Realisasi Realisasi Target 2024


2020 2020 2019 (Akhir Renstra)
81 81,21 80,68 85

Nilai Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian PANRB

Indikator ini mengukur mengukur kemajuan pelaksanaan


reformasi birokrasi di Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi dalam rangka perbaikan tata
kelola pemerintahan guna mewujudkan birokrasi yang bersih dan
akuntabel, birokrasi yang kapabel dan pelayanan publik yang
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 69
prima. Pengukuran/evaluasi dilakukan berdasarkan Peraturan
Menteri PANRB Nomor 26 Tahun 2020 tentang Pedoman Evaluasi
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
Nilai pelaksanaan RB diperoleh melalui evaluasi atas komponen
pengungkit (bobot 60%) dan evaluasi terhadap komponen hasil
(bobot 40%).
Komponen pengungkit terdiri dari 3 (tiga) aspek, yaitu Aspek
Pemenuhan (20%), Hasil Antara Area Perubahan (10%), dan Aspek
Reform (30%). Kategori-kategori pengungkit ini menjadi bagian
dari 8 (delapan) area perubahan reformasi birokrasi, yaitu:
manajemen perubahan, deregulasi kebijakan, organisasi, tata
laksana, SDM aparatur, akuntabilitas, pengawasan, dan
pelayanan publik.
Komponen Hasil merupakan dampak dari upaya-upaya atau
program/kegiatan yang telah dilakukan oleh unit kerja dalam
mewujudkan sasaran Reformasi Birokrasi, yang terdiri dari:
Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan (10%), Kualitas Pelayanan
Publik (10%), Pemerintahan Yang Bersih dan Bebas KKN (10%),
dan Kinerja Organisasi (10%).
Nilai hasil akhir dari penjumlahan komponen-komponen akan
dipergunakan untuk menentukan tingkat pelaksanaan reformasi
birokrasi, dengan kategori sebagai berikut:
• AA: nilai >90-100, predikat Istimewa
• A: nilai >80-90, predikat Sangat Baik
• BB nilai >70-80, predikat Baik
• B: nilai >60-70, predikat Cukup Baik
• CC: nilai >50-60, predikat Cukup
• C: nilai >30-50, predikat Buruk
• D: nilai 0-30, predikat Sangat Buruk
Perbandingan realisasi Nilai pelaksanaan reformasi
birokrasi Kementerian PANRB tahun 2020 dengan target tahun
2020, realisasi 2019, dan target di tahun akhir Renstra 2020-2024
adalah:

Nilai pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian PANRB

Target Realisasi Realisasi Target 2024


2020 2020 2019 (Akhir Renstra)
81 85,08 81,66 83

Opini BPK

Opini BPK yang dimaksud pada Indikator Kinerja ini adalah Opini
BPK atas Laporan Keuangan Kementerian PAN dan RB. Opini BPK
atas Laporan Keuangan merupakan pernyataan profesional
pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang
disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada empat
kriteria yakni:
1) kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan;

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 70
2) kecukupan pengungkapan (adequate disclosures);
3) kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan; dan
4) efektivitas sistem pengendalian intern.
Terdapat empat jenis opini yang dapat diberikan oleh Pemeriksa
(BPK), yakni:
1) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) adalah opini audit yang
akan diterbitkan jika laporan keuangan dianggap
memberikan informasi yang bebas dari salah saji material;
2) WTP Dengan Paragraf Penjelasan (WTP-DPP). Opini WTP-
DPP dikeluarkan karena dalam keadaan tertentu auditor
harus menambahkan suatu paragraf penjelasan dalam
laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar
tanpa pengecualian atas laporannya;
3) Wajar Dengan Pengecualian (WDP) adalah opini audit yang
diterbitkan jika sebagian besar informasi dalam laporan
keuangan bebas dari salah saji material, kecuali untuk
rekening atau item tertentu yang menjadi pengecualian;
4) Tidak Wajar adalah opini audit yang diterbitkan jika laporan
keuangan mengandung salah saji material, atau dengan kata
lain laporan keuangan tidak mencerminkan keadaan yang
sebenarnya;
5) Tidak Menyatakan Pendapat (TMP), Opini ini oleh sebagian
akuntan dianggap bukanlah sebuah opini, dengan asumsi
jika auditor menolak memberikan pendapat artinya tidak ada
opini yang diberikan. Opini jenis ini diberikan jika auditor
tidak bisa meyakini apakah laporan keuangan wajar atau
tidak.

Sumber data yang digunakan dalam pengukuran realisasi


indikator ini adalah Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan
Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi oleh BPK RI

Pemeriksaan yang
dilakukan oleh BPK RI
sesuai dengan Standar
Pemeriksaan
Keuangan Negara
meliputi pengujian
bukti-bukti yang
mendukung angka-
angka dan
pengungkapan dalam
laporan keuangan.
Prosedur yang dipilih
mendasarkan pada
pertimbangan
profesional Pemeriksa,
termasuk penilaian risiko salah saji yang material dalam laporan
keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun
kesalahan.

Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan


Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 71
Birokrasi Tahun 2019 Nomor 45A/HP/XVI/05/2020 tanggal 15
Mei 2020, BPK memberikan opini “Wajar Tanpa Pengecualian”
untuk Laporan Keuangan Kementerian PANRB tahun 2019, yang
merupakan opini terbaik yang diberikan oleh BPK. Hal ini
dimaksudkan bahwa pengelolaan keuangan pada Kementerian
PANRB telah sesuai SAP, tidak adanya pelanggaran material
terhadap peraturan perundangan serta sistem pengendalian
internal telah mampu mencegah kemungkinan terjadinya risiko.
Capaian opini WTP ini telah diperoleh 6 (enam) tahun secara
berturut-turut atas laporan keuangan tahun 2014-2019.

Perbandingan realisasi Opini BPK atas Laporan Keuangan


Kementerian PANRB tahun 2020 dengan target tahun 2020,
realisasi 2019, dan target di tahun akhir Renstra 2020-2024
adalah:

Opini BPK atas Laporan Keuangan


Kementerian PANRB

Target Realisasi Realisasi Target 2024


2020 2020 2019 (Akhir Renstra)
WTP WTP WTP WTP

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 72
Sasaran Strategis 10
Terwujudnya kualitas pelayanan publik Kementerian PANRB yang
prima
No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
1 Indeks Pelayanan Publik 4.01 4,46 111,22
Kementerian PANRB

Indeks Pelayanan Publik Kementerian PANRB


Indeks Pelayanan Publik (IPP) menggambarkan mutu kinerja
pelayanan sebuah Unit Penyelenggara Pelayanan (UPP) dalam
memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. IPP didapat
dari hasil evaluasi pelayanan publik yang dilakukan oleh Deputi
Pelayanan Publik terhadap Unit Penyelenggara Pelayanan Publik
di Kementerian PANRB yang akan ditentukan kemudian setiap
tahunnya. Evaluasi dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri
PANRB Nomor 17 Tahun 2017 tentang Pedoman Penilaian Kinerja
Unit Penyelenggara Pelayanan Publik.
Nilai IPP yang diperoleh dapat diklasifikasikan dalam 9 (sembilan)
kategori sebagai berikut:

No Kategori Predikat/Sebutan Range Nilai


1 Kategori A Pelayanan Prima 4,51 -5,00
2 Kategori A- Sangat Baik 4,01 -4,50
3 Kategori B Baik 3,51 -4,00
4 Kategori B- Baik dengan Catatan 3,01-3,50
5 Kategori C Cukup 2,51 - 3,00
6 Kategori C- Cukup dengan 2,01 -2,50
Catatan
7 Kategori D Prioritas Pembinaan 1,51 -2,00
8 Kategori E Prioritas Pembinaan 1,01- 1,50
9 Kategori F Prioritas Pembinaan 0,00 - 1,00

Indikator kinerja Indeks Pelayanan Publik Kementerian PANRB


merupakan indikator untuk mewujudkan kualitas pelayanan
Kementerian PANRB yang Prima yang lakukan dengan penilaian
kinerja unit penyelenggaraan publik dilingkungan Kementerian
PANRB pada setiap tahunnya. Untuk mengukur indeks Pelayanan
Publik Kementerian PANRB dilakukan dengan Evaluasi Pelayanan
Publik. Pada tahun 2020 Evaluasi Pelayanan Publik di
Kementerian PANRB dilakukan oleh Puslatbang KDOD Lembaga
Administrasi Negara Samarinda dengan lokus di evaluasi adalah
Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, akuntabilitas Aparatur dan

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 73
Pengawasan khususnya terhadap penyelenggaraan Layanan
Penetapan Tunjangan Kinerja.

Dalam Evaluasi Pelayanan Publik ada beberapa aspek yang harus


dipenuhi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yaitu
Kebijakan Pelayanan, Profesionalisme SDM, Sarana Prasarana,
Sistem Informasi Pelayanan Publik, Konsultasi dan Pengaduan
serta Inovasi. Evaluasi dilakukan dengan Pengisian Form 01 oleh
Kementerian PANRB secara mandiri beserta lampirannya, Form 02
di isi oleh evaluator dari Puslatbang KDOD LAN Samarinda dan
F03 diisi oleh stakeholder penerima layanan dari Deputi Bidang
Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan.
Hasil dari penjumlahan F01, F02 dan F03 diperoleh indeks
Pelayanan Publik Kementerian. Hasil nilain indeks pelayanan
publik Kementerian PANRB beserta perbandingnnnya dengan
hasil penilain tahun sebelumnya sebagaimana digambarkan tabel
di bawah ini.

Indeks Indeks Perubahan


Komponen
2019 2020 (%)
Kebijakan Pelayanan 4,13 4,57 11%
Profesionalisme SDM 3,64 4,85 33%
Sarana Prasarana 4,17 4,42 6%
Sistem Informasi
4,67 4,71 1%
Pelayanan Publik
Konsultasi dan
3,75 4,12 10%
Pengaduan
Inovasi 3,25 3,25 0%
Total 4,01 4,46 11%

Pada saat perumusan perjanjian kinerja di awal tahun 2020,


ditetapkan target Indeks Pelayanan Publik Kementerian PANRB
sebesar 4,01. Pada akhir tahun setelah dilakukan evaluasi
pelayanan publik, Kementerian PANRB mendapat nilai 4,46
katagori A- (Sangat Baik) dengan persentase capaian sebesar
111,22%.

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 74
Terhadap pelaksanaan evaluasi pelayan publik di lingkungan
Kementerian PANRB tahun 2020 ada beberapa rekomendasi
evaluasi dari evaluator yaitu:

1. Pada aspek Kebijakan Pelayanan Publik:

a. Mempercepat reviu/revisi SP dengan layanan yang sudah


dilaksanakan sampai dengan tahun 2020.

b. Disarankan untuk menerapkan Survei Kepuasan


Masyarakat yang berpedoman pada Peraturan Menteri
PANRB Nomor 14 Tahun 2017 (mencakup 9 unsur,
berbentuk laporan, ada analisis dan rencana tindak lanjut)
untuk menilai proses pemberian pelayanan.

c. Perlu adanya monitoring tindak lanjut hasil Survei


Kepuasan Masyarakat serta dipublikasikan melalui media
informasi yang dimiliki.

2. Pada Aspek Profesionalisme SDM:

a. Data pemberian penghargaan agar terdokumentasi dengan


baik.

b. Kebijakan Pemberian penghargaan dan sanksi secara


khusus terkait layanan kepada pegawai belum ada.

c. Penguatan pelaksanaan in house training untuk


membangun budaya melayani.

d. Internalisasi nilai organisasi perlu dibuat dalam bentuk


program/aksi nyata selain dengan integrasi dalam sistem.

3. Pada Aspek Sarana Prasarana:

a. Agar meningkatkan fasilitas bagi kelompok rentan dari


yang sudah ada, dengan mempertimbangkan aspek GESI
(Gender Equality and Social Inclusive), antara lain
tongkat/kruk, huruf Braille, hearing aid, dan petugas
khusus yang memahami cara berinteraksi dengan
kelompok rentan.

b. Agar disediakan fasilitas bagi difabel di lantai 3, karena


ruangan tersebut merupakan bagian dari fasilitas layanan
juga.

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 75
c. Agar dibuat rekap (bulanan & tahunan) terhadap jumlah
pengunjung dengan klasifikasinya. Rekap tersebut
didokumentasikan sehingga dapat digunakan sebagai
database jumlah kunjungan.

4. Pada Aspek Sistem Informasi Pelayanan Publik: Agar


mengoptimalkan sosialisasi pemanfaatan aplikasi dan
penggunaan teknologi informasi kepada para pengguna
layanan secara lebih luas.

5. Pada Aspek Konsultasi dan Pengaduan:

a. Agar pendokumentasian konsultasi dan pengaduan


dipublikasikan untuk bisa diakses secara lebih luas dan
mudah oleh pengguna layanan melalui media sosial
maupun rubrik khusus secara daring.

b. Perlu ada rubrik/kolom/media khusus yang disediakan


untuk informasi terkini yang bisa diakses oleh pengguna
secara aktual untuk meminimalisir substansi konsultasi
secara berulang.

c. Perlunya adanya klasifikasi jenis pengaduan dalam laporan


informasi pengelolaan pengaduan.

d. Monitoring tindak lanjut pengaduan layanan perlu


didokumentasikan dengan baik.

6. Inovasi

a. Dokumentasi dan diseminasi inovasi perlu ditingkatkan


untuk bisa direplikasi/diadaptasi oleh K/L atau Pemda

b. Mengikutsertakan inovasi yang sudah berjalan dalam


Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik.

Terhadap catatan evaluasi tersebut, Kementerian PANRB akan


melaksanakan rekomendasi hasil evaluasi pelayanan Publik. Pada
aspek profesionalisme SDM terlihat peningkatan yang sangat
signifikan yang menandakan in house training dan internalisasi
yang ada berjalan efektif. Pada aspek lain seperti kebijakan, sarana
prasarana, dan layanan konsultasi dan pengaduan juga terdapat
kemajuan. Terdapat dua aspek yang masih harus ditingkatjan
yaitu dalam hal sistem informasi pelayanan publik dan inovasi.

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 76
Untuk itu, dua hal tersebut akan
menjadi fokus perbaikan pada tahun
2021, sehingga Kementerian PANRB
dapat memberikan Pelayanan Prima
kepada stakeholder dan masyarakat
pada umumnya.

Perbandingan realisasi Indeks


Pelayanan Publik Kementerian PANRB
tahun 2020 dengan target tahun 2020,
realisasi 2019, dan target di tahun akhir Renstra 2020-2024
adalah:

Indeks Pelayanan Publik Kementerian PANRB

Target Realisasi Realisasi Target 2024


2020 2020 2019 (Akhir Renstra)
N/A
4,01 4,46 (Belum menjadi 3,75
indikator kinerja)

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 77
C. Akuntabilitas Keuangan
Serapan anggaran dikaitkan dengan capaian kinerja sebagai berikut:

Serapan
No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Capaian
Anggaran
(%)
(%)
1 Terwujudnya kelembagaan 1 Peringkat komposit efektivitas
133
yang sederhana, responsif, kelembagaan nasional
adaptif dan kolaboratif 2 Jumlah K/L/D yang mencapai
serta SPBE yang 113,82
predikat SPBE “Baik” 98,33
terintegrasi
3 Indeks SPBE Nasional 138,10
Rata – Rata Capaian
128,31
2 Terwujudnya ASN yang 1 Indeks Profesionalitas ASN
75,71
profesional, Nasional
berintegritas, dan 2 Indeks Sistem Merit Manajemen
sejahtera 89,90 96,39
ASN Nasional
Rata – Rata Capaian
82,81
3 Terwujudnya instansi 1 Nilai akuntabilitas kinerja rata –
101,19
pemerintah yang efektif, rata nasional
efisien dan akuntabel 2 Persentase K/L/D yang memiliki K/L: 105,82
nilai Implementasi SAKIP “B” Prov: 114,19
keatas Kab/Kota:
142,18
4 Terwujudnya birokrasi 1 Jumlah unit kerja percontohan
yang bersih dan yang mendapatkan predikat 314
berintegritas WBK/WBBM di sektor strategis
5 Peningkatan efektivitas 1 Nilai Pelaksanaan RB Nasional KL : 99,51 95,79
Reformasi Birokrasi Prov : 98,89
Nasional Kab/Kota:
97,91
Persentase K/L/D yang memiliki K/L: 148,29
Indeks RB “Baik” Prov: 198,53
Kab/Kota:
90,41

Rata – Rata Capaian 137,36

6 Terwujudnya kualitas 1 Indeks Pelayanan Publik


pelayanan publik yang Nasional 118,46
prima 94,88
Rata – Rata Capaian 118,46

7 Terwujudnya kelembagaan 1 Skor peringkat komposit


Kementerian PANRB yang efektivitas kelembagaan 119,90
efektif dan efisien Kementerian PANRB
2 Indeks SPBE Kementerian
PANRB 106,12

8 Terwujudnya ASN 1 Indeks Sistem Merit Kementerian


Kementerian PANRB yang PANRB 100
profesional, berintegritas, 2 Indeks Profesionalitas ASN
dan sejahtera Kementerian PANRB 111,27

9 Terwujudnya Kementerian 1 Nilai Implementasi SAKIP 92,41


PANRB yang berkinerja Kementerian PANRB 100,26
tinggi, dan akuntabel
2 Nilai pelaksanaan reformasi
birokrasi Kementerian PANRB 105,04

3 Opini BPK 100


10 Terwujudnya kualitas 1 Indeks Pelayanan Publik
pelayanan publik Kementerian PANRB 111,22
Kementerian PANRB yang
prima
Rata – Rata Capaian 106,73

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 78
BAB IV
PENUTUP
BAB IV

PENUTUP

Laporan Kinerja Kementerian PANRB Tahun 2020 menyajikan berbagai


keberhasilan maupun kendala dalam mencapai sasaran strategis Kementerian
PANRB tahun 2020 dan perkembangan tahun-tahun sebelumnya, yang tercermin
pada capaian Indikator Kinerja Utama (IKU).

Secara umum capaian sasaran strategis menunjukkan perkembangan yang


signifikan, meskipun terdapat indikator yang belum mencapai target yang
diharapkan. Hal tersebut disebabkan beberapa indikator kinerja membutuhkan
komitmen, keterlibatan, dan dukungan aktif segenap komponen aparatur negara,
masyarakat, dunia usaha dan civil society. Capaian kinerja Kementerian PANRB
tahun 2020 Secara keseluruhan dinyatakan “berhasil”, karena capaian rata-
ratanya sebesar 113,71% dari target.

Meskipun beberapa indikator masih belum berhasil diantaranya target kab/kota


yang memiliki RB baik, indeks profesionalitas ASN dan Indeks Sistem Merit.
Namun secara keseluruhan capaian Kinerja Kementerian PANRB tahun 2020
mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Untuk
mencapai sasaran tersebut berbagai upaya telah dilakukan seperti penerbitan
kebijakan terkait pendayagunaan aparatur dan reformasi birokrasi, kordinasi
pelaksanaan dan monitoring evaluasi atas pelaksanaan kebijakan tersebut
sehingga terwujudnya aparatur yang berkepribadian, bersih, kompeten dan
berkinerja tinggi untuk memberikan pelayanan publik yang baik kepada
masyarakat. Kendala dan permasalahan yang menyebabkan tidak tercapainya
indikator sasaran tersebut akan menjadi fokus perbaikan kinerja di tahun
mendatang. Upaya koordinasi dan peningkatan kerjasama dengan berbagai
instansi di pusat maupun daerah akan dilakukan dengan lebih intensif,
mengingat target indikator hanya dapat dicapai dengan melibatkan segenap
instansi pemerintah pusat dan daerah khususnya kabupaten/kota dalam
penyelenggaraan sistem pemerintahan yang berorientasi pada hasil, berbasis
kinerja dan bertujuan melayani masyarakat.

L a p o r a n K i n e r j a 2 0 2 0 | 79
LAMPIRAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Target

1 Terwujudnya kelembagaan yang 1 Peringkat komposit efektivitas kelembagaan Cukup Efektif


sederhana, responsif, adaptif dan nasional
kolaboratif serta SPBE yang terintegrasi
2 Jumlah K/L/D yang mencapai predikat SPBE “Baik” 217 IP
3 Indeks SPBE Nasional 2.1
2 Terwujudnya ASN yang profesional, 1 Indeks Profesionalitas ASN Nasional 71
berintegritas, dan sejahtera
2 Indeks Sistem Merit Manajemen ASN Nasional 0,7

3 Terwujudnya instansi pemerintah yang 1 Nilai akuntabilitas kinerja rata – rata nasional 67
efektif, efisien dan akuntabel
2 Persentase K/L/D yang memiliki nilai Implementasi SAKIP K/L: 90%
“B” keatas Prov: 85%
Kab/Kota: 45%
4 Terwujudnya birokrasi yang bersih dan 1 Jumlah unit kerja percontohan yang mendapatkan predikat 100 Unit Kerja
berintegritas WBK/WBBM di sektor strategis

5 Terwujudnya kualitas pelayanan publik 1 Indeks Pelayanan Publik Nasional 3.25


yang prima
6 Peningkatan efektivitas Reformasi 1 Nilai Pelaksanaan RB Nasional KL: 75;
Birokrasi Nasional Prov: 65;
Kab/Kota: 55
2 Persentase K/L/D yang memiliki Indeks RB “Baik” K/L: 65%
Prov: 40%
Kab/Kota: 27%
6 Terwujudnya kelembagaan Kementerian 1 Skor peringkat komposit efektivitas kelembagaan Skor 73.85
PANRB yang efektif dan efisien Kementerian PANRB (Efektif)

2 Indeks SPBE Kementerian PANRB 3.1 (Baik)


7 Terwujudnya ASN Kementerian PANRB 1 Indeks Sistem Merit Kementerian PANRB 0.8
yang profesional, berintegritas, dan
sejahtera 2 Indeks Profesionalitas ASN Kementerian PANRB 71

8 Terwujudnya Kementerian PANRB yang 1 Nilai Implementasi SAKIP Kementerian PANRB 81


berkinerja tinggi, dan akuntabel
2 Nilai pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian PANRB 81

3 Opini BPK WTP


9 Terwujudnya kualitas pelayanan publik 1 Indeks Pelayanan Publik Kementerian PANRB 4.01
Kementerian PANRB yang prima

Kegiatan: Anggaran (Rp)


1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian PANRB 126.126.525.000
2 Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 58.625.666.000
TOTAL 184.752.191.000

Jakarta, Agustus 2020


Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi

H. Tjahjo Kumolo
REALISASI ANGGARAN
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
TAHUN 2020
Kode Program/Kegiatan Pagu Realisasi %
I Program Dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
2814 Pengelolaan dan Pembinaan Hukum, Komunikasi Publik dan Sistem Informasi 5.053.134.000 4.994.029.573 98,83%
2815 Manajemen Kinerja, Organisasi dan Kerja Sama 1.265.489.000 1.239.913.687 97,98%
2816 Pengelolaan dan Pembinaan SDM, Keuangan dan Perkantoran 117.487.472.000 108.017.805.050 91,94%
2817 Pembinaan dan Pengawasan Intern dan Quality Assurance 1.430.307.000 1.425.930.686 99,69%
2818 Pelaksanaan Dukungan Perumusan Kebijakan PAN dan RB 890.123.000 878.583.483 98,70%
Jumlah Program Dukungan Manajemen 126.126.525.000 116.556.262.479 92,41%
II Program Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
A Deputi RB, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan
2820 Koordinasi Pengelolaan Kinerja dan Keuangan Deputi Bidang RB, Akuntabilitas 10.569.966.000 10.209.334.415 96,59%
Aparatur, dan Pengawasan
2821 Perumusan Kebijakan RB dan Akuntabilitas Aparatur, dan Pengawasan 1.526.085.000 1.380.545.092 90,46%

2822 Pengelolaan Pengaduan Aparatur dan Masyarakat 519.000.000 472.556.944 91,05%


2823 Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan dan Evaluasi RB, Akuntabilitas Aparatur, 4.145.375.000 4.011.933.913 96,78%
dan Pengawasan I
2824 Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan dan Evaluasi RB, Akuntabilitas Aparatur, 4.065.003.000 3.892.773.371 95,76%
dan Pengawasan II
2825 Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan dan Evaluasi RB, Akuntabilitas Aparatur, 4.477.802.000 4.269.982.294 95,36%
dan Pengawasan III
Sub Jumlah 25.303.231.000 24.237.126.029 95,79%
B Deputi Kelembagaan dan Tata Laksana
2827 Koordinasi Pengelolaan Kinerja dan Keuangan Deputi Bidang Kelembagaan 1.424.879.000 1.417.511.290 99,48%
dan Tata Laksana
2828 Perumusan Kebijakan Sistem Kelembagaan dan Tata Laksana 1.097.887.000 1.083.706.997 98,71%
2829 Perumusan Kebijakan dan Koordinasi Pelaksanaan Sistem Administrasi 3.963.347.000 3.924.693.930 99,02%
Pemerintahan dan Penerapan SPBE
2830 Asesmen dan Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Kelembagaan dan Tata 1.155.352.000 1.085.221.668 93,93%
Laksana Politik, Hukum, dan Keamanan dan Pemerintah Daerah
2831 Asesmen dan Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Kelembagaan dan Tata 1.324.026.000 1.296.106.256 97,89%
Laksana Perekonomian dan Kemaritiman
2832 Asesmen dan Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Kelembagaan dan Tata 970.932.000 963.257.455 99,21%
Laksana Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Sub Jumlah 9.936.423.000 9.770.497.596 98,33%
C Deputi SDM Aparatur
Koordinasi Pengelolaan Kinerja dan Keuangan Deputi Bidang SDM Aparatur 2.313.740.000 2.277.834.994 98,45%
2833
2834 Perencanaan dan Pengadaan Sumber Daya Manusia Aparatur 2.171.068.000 2.158.673.434 99,43%
2836 Standardisasi Jabatan dan Pengembangan Karir SDM Aparatur 1.328.705.000 1.282.987.268 96,56%
Perumusan Kebijakan Kesejahteraan Sumber Daya Manusia Aparatur 1.939.043.000 1.880.126.460 96,96%
2837
5091 Pembinaan Integritas dan Penegakan Disiplin SDM Aparatur 1.311.011.000 1.226.252.198 93,53%
5092 Pengembangan Kompetensi dan Kinerja SDM Aparatur 1.530.448.000 1.385.752.008 90,55%
Sub Jumlah 10.594.015.000 10.211.626.362 96,39%
D Deputi Pelayanan Publik
2838 Koordinasi Pengelolaan Kinerja dan Keuangan Deputi Bidang Pelayanan Publik 2.413.137.000 2.384.160.249 98,80%
2839 Perumusan Kebijakan dan Pengelolaan Sistem Informasi Pelayanan Publik 5.440.976.000 5.152.980.800 94,71%
2840 Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan dan Evaluasi Pelayanan Publik I 1.691.846.000 1.579.318.232 93,35%
2841 Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan dan Evaluasi Pelayanan Publik II 1.521.260.000 1.384.065.629 90,98%
2842 Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan dan Evaluasi Pelayanan Publik III 1.724.778.000 1.636.164.602 94,86%
Sub Jumlah 12.791.997.000 12.136.689.512 94,88%
Jumlah Program PANRB 58.625.666.000 56.355.939.499 96,13%
Total Kementerian PANRB 184.752.191.000 172.912.201.978 93,59%
Lampiran-3
DAFTAR MAL PELAYANAN PUBLIK
YANG TELAH DIRESMIKAN DI SELURUH INDONESIA
TAHUN 2017-2020

Tanggal Jumlah Instansi


No. Lokasi
Peresmiaan Layanan Terintegrasi
I Tahun 2017
1. 6 Oktober 2017 Kota Surabaya 222 31
2. 6 Oktober 2017 Kab. Banyuwangi 213 24
3. 12 Oktober 2017 Prov. DKI Jakarta 328 14
II Tahun 2018
1. 12 Februari 2018 Kota Denpasar 229 20
2. 21 April 2018 Kota Tomohon 233 13
3. 22 Juni 2018 Kab. Karangasem 166 19
4. 17 September 2018 Kab. Badung 168 28
5. 20 September 2018 Kota Batam 429 33
6. 19 Desember 2018 Kab. Probolinggo 204 30
7. 27 Desember 2018 Kota Padang 106 16
8. 28 Desember 2018 Kab. Kulon Progo 333 20
(soft launching)
III Tahun 2019
1. 18 Januari 2019 Kab. Banyumas 120 17
2. 29 Januari 2019 Kab. Sidoarjo 168 24
3. 6 Maret 2019 Kota Pekanbaru 224 34
4. 3 Mei 2019 Kota Palopo 56 27
5. 15 Mei 2019 Kab. Sleman 103 13
(soft launching)
6. 26 Agustus 2019 Kota Bogor 145 14
7. 16 September 2019 Kab. Sumedang 361 23
8. 3 Desember 2019 Kota Banda Aceh 229 29
9. 17 Desember 2019 Kota Payakumbuh 168
10. 19 Desember 2019 Kota Samarinda 176 23
11. 20 Desember 2019 Kab. Kebumen 250 24
IV Tahun 2020
1. 23 Januari 2020 Kab. Batang 329 23
2. 20 Februari 2020 Kab. Barru 114 22
3. 15 Juli 2020 Prov. Sulteng/Kota 256 14
Palu
4. 28 Agustus 2020 Kota Surakarta 377 21
5. 31 Agustus 2020 Kab. Pandeglang 223 23
6. 1 Oktober 2020 Kab. Jepara 222 20
7. 4 November 2020 Kab. Tulang 159 24
Bawang
8. 27 November 2020 Kota Palembang 373 28
9. 7 Desember 2020 Kab. Purwakarta 182 33
10. 14 Desember 2020 Kab. Tabalong 191 22
11. 17 Desember 2020 Kab. Pati 309 22
12. 22 Desember 2020 Kab. Madiun 149 22
Lampiran-4
DAFTAR KERJA SAMA KEMENTERIAN PANRB
2015 s.d 2020

Jangka
No Instansi Bentuk Kerja Sama Tahun Perkembangan
Waktu
I KERJA SAMA DALAM NEGERI
1 Badan Pusat MOU: Penyediaan, 2015 5 Tahun 1. Pelaksanaan PKS ttg Survey Kesejahteraan SDMA 2018
Statistik (BPS) Pemanfaatan, dan Juli 2. Pelaksanaan PKS ttg Survey RB 2018
Pengembangan Statistik 3. Pelaksanaan Survey Indeks Kemahalan Wilayah SDMA
Bidang Pendayagunaan 2019
Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Catatan :
Masa berlaku telah selesai, tidak ada proses perpanjangan mou
karena tidak ada permintaan lanjutan dari unit kerja

2 Kantor Staf MOU: Pemanfaatan Sistem 2016 5 Tahun SP4N-LAPOR! telah dikelola secara terintegrasi oleh PANRB,
Presiden (KSP) Aplikasi Layanan Aspirasi dan ORI, KSP
dan Pengaduan Online Rakyat
Ombudsman RI (LAPOR!) Sebagai Sistem
(ORI) Pengelolaan Pengaduan
Pelayanan Publik Nasional
MOU: Pemanfaatan Sistem 2016 5 Tahun SP4N-LAPOR! telah dikelola secara terintegrasi oleh PANRB,
Aplikasi Layanan Aspirasi dan ORI, KSP
Pengaduan Online Rakyat
(LAPOR!) Sebagai Sistem
Pengelolaan Pengaduan
Pelayanan Publik Nasional
(SP4N)
Jangka
No Instansi Bentuk Kerja Sama Tahun Perkembangan
Waktu
3 Badan Pencegahan dan 2017 5 Tahun 1. Melakukan koordinasi data ASN yang telah melanggar
Narkotika Pemberantasan penyalahgunaan P4GN;
Nasional (BNN) Penyalahgunaan dan 2. Monitoring dan Evaluasi untuk penilaian disiplin instansi
Peredaran Gelap Narkotika pemerintah pusat dan Daerah sehingga menurunkan tingkat
dan Prekursor Narkotika di pelanggaran narkotika.
Lingkungan Instansi 3. Daftar ASN yang terkena narkotika;
Pemerintah 4. Gambaran Grafikal instansi pusat dan daerah unuk
pelaksanaan program P4GN
5. Sosialisasi program P4GN internal Kementerian PANRB
dalam giat Reform Corner
4 PT. TASPEN Nota Kesepahmaan Sinergi 2017 5 Tahun 1. BSDMU Online Taspen Pensiunan -kecepatan dan
Pelayanan Berbasis Elektronik (5/9) kemudahan pelayanan – linkage online keterhubungan
bagi Aparatur Sipil Negara dan 2. Bantuan 1 (satu) unit mobil Ambulans
Pejabat Negara di Lingkungan 3. Penawaran program wirausaha bagi ASN (1-3 tahun BUP)
Kementerian PANRB dan Pensiunan Kementerian PANRB

5 Indonesia Pendidikan, Pelatihan, dan 2017 5 Tahun 1. Melakukan rapat pembahasan tentang pengintegrasian sistem
Association for Pengabdian Masyarakat perencanaan, penganggaran, dan kinerja yang seharusnya
Public diimplementasikan di daerah sesuai model SAKIP
Administra tion 2. Modul pengintegrasian perencanaan, penganggaran, dan
(IAPA) Kinerja Daerah (Pemerintah Provinsi/Kab/Kota)
3. Seminar Interna-sional RB di Bali 2019
6 Universitas Nota Kesepahaman tentang 2020 5 Tahun Perpanjangan dari Nota Kesepahaman sebelumnya yang
Gunadarma Pendayagunaan Aparatur (28/5) berakhir 2020, dan langsung dilaksanakan PKS dengan Asdep
Negara dan Pelaksanaan SPBE
Reformasi Birokrasi
Jangka
No Instansi Bentuk Kerja Sama Tahun Perkembangan
Waktu
PKS Penyusunan Kebijakan, 2019 1 Tahun Berakhir pada April 2020, diperpanjang dengan PKS baru.
Pembangunan Dan (12/4) 1. Kerja sama penyusunan kebijakan SPBE:
Pengembangan Aplikasi,  Penyusunan dan pembahasan Rancangan Peraturan
Evaluasi, Dan Asistensi Menteri PANRB mengenai Pedoman Evaluasi SPBE
Peningkatan Kapasitas Sistem  Penyusunan dan pembahasan draft Naskah Akademis
Pemerintahan Berbasis Penyusunan RUU SPBE
Elektronik
2. Kerja sama pelaksanaan evaluasi SPBE:
 Kerja sama evaluasi SPBE pada Instansi Pemerintah (IP)
yang belum melaksanakan pada Tahun 2018.
 Kerja sama evaluasi SPBE 2019 dalam melakukan Desk
Evaluation (Evaluasi Dokumen).
 menghasilkan Laporan Hasil Evaluasi SPBE dan
rekomendasi dari 486 IP.

3. Kerja sama pelaksanaan asistensi peningkatan kapasitas


SPBE:
 Penyusunan Modul Asistensi SPBE
 Pelaksanaan asistensi penerapan SPBE K/L/D pada 6
wilayah
Surabaya, Medan, Makassar, Palembang, Bali dan
Bandung.
 Pelaksanaan Piloting SPBE K/L/D pada 3 Pemerintah
Provinsi
Perjanjian Kerja Sama tentang 2020 1 Tahun Perpanjangan dan pembaruan PKS sebelumnya yang berakhir
Penyusunan Kebijakan, (28/5) 2020.
Pembangunan dan
1. Pelaksanaan AKSI SPBE (Ajang Komunikasi dan Sosialisasi)
Pengembangan Aplikasi,
untuk Pelaksanaan Evaluasi SPBE 2020 secara online Zoom
Evaluasi, dan Asistensi (monev.spbe.go.id) dimulai sejak 13 Juli 2020
Peningkatan Kapasitas SPBE
Jangka
No Instansi Bentuk Kerja Sama Tahun Perkembangan
Waktu
7 Badan MOU Pengembangan Sistem 2018 2 Tahun PIC : Sekretariat Kementerian
Kepegawai an Informasi Aparatur Sipil
Negara (BKN) Negara 1. Studi Banding Eselon 2 ke bank mandiri (2018) assesmen
dan PT. BANK konseling, building trust
MANDIRI
(PERSERO)
Tbk.

8 Universitas MOU Pendayagunaan 2018 5 Tahun 1. Pelaksanaan PKS Penyusunan Kebijakan, Evaluasi, dan
Indonesia Aparatur Negara dan Peningkatan Kapasitas Sistem Pemerintahan Berbasis
Pelaksanaan Reformasi Elektronik tahun 2019
Birokrasi 2. Pelaksanaan PKS Swakelola Survei Indeks Persepsi
Masyarakat ttg Profesionalitas dan Rebranding ASN tahun
2019
3. Pelaksanaan PKS tentang Penyusunan Kebijakan,
Pembangunan dan Pengembangan Aplikasi, Evaluasi, dan
Asistensi Peningkatan Kapasitas Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik tahun 2020

Addendum Nota 2018 1. Pelaksanaan Seminar Internasional RB di Bali tahun 2019


Kesepahaman

PKS Penyusunan Kebijakan, 2019 1 Tahun Berakhir pada April 2020, diperpanjang dengan PKS baru.
Pembangun-an dan (12 / 4) 1. Kerja sama penyusunan kebijakan SPBE:
Pengembangan Aplikasi,  Penyusunan dan pembahasan Rancangan Peraturan
Evaluasi, Asistensi Menteri PANRB mengenai Pedoman Evaluasi SPBE
 Penyusunan dan pembahasan draft Naskah Akademis
Peningkatan Kapasitas Sistem
Penyusunan RUU SPBE
Pemerintahan Berbasis
Elektronik, dan Penyu-sunan 1. Kerja sama pembangunan dan pengembangan aplikasi
SPBE
Jangka
No Instansi Bentuk Kerja Sama Tahun Perkembangan
Waktu
Kebijakan Admi-nistrasi 2. Kerja sama pelaksanaan evaluasi SPBE:
Pemerintahan  Kerja sama evaluasi SPBE pada Instansi Pemerintah (IP)
yang belum melaksanakan pada Tahun 2018.
 Kerja sama evaluasi SPBE 2019 dalam melakukan Desk
Evaluation (Evaluasi Dokumen).
 Progres kerja sama yang dilakukan melalui pelaksanaan
evaluasi dokumen ini menghasilkan Laporan Hasil
Evaluasi SPBE dan rekomendasi dari 486 IP.

3. Kerja sama pelaksanaan asistensi peningkatan kapasitas


SPBE:
a. Penyusunan Modul Asistensi SPBE
b. Pelaksanaan asistensi penerapan SPBE K/L/D pada 6
wilayah
Surabaya, Medan, Makassar, Palembang, Bali dan
Bandung.
c. Pelaksanaan Piloting SPBE K/L/D pada 3 Pemerintah
Provinsi

Perjanjian Kerja Sama tentang 2020 1 Tahun 1. Pelaksanaan AKSI SPBE (Ajang Komunikasi dan Sosialisasi)
Penyusunan Kebijakan, (28/5) untuk Pelaksanaan Evaluasi SPBE 2020 secara online Zoom
Pembangunan dan (monev.spbe.go.id) dimulai sejak 13 Juli 2020
Pengembangan Aplikasi,
Evaluasi, dan Asistensi
Peningkatan Kapasitas Sistem
Pemerintahan Berbasis
Elektronik.

9 Kementerian MOU Pendayagunaan BUMN 2018 2 Tahun 1. MOU Pengembangan Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara
BUMN Dalam Rangka Akselerasi 2018 (BKN dan Bank Mandiri)
Reformasi Birokrasi Menuju
Jangka
No Instansi Bentuk Kerja Sama Tahun Perkembangan
Waktu
Pemerintahaan Berkelas
Dunia

(Telkom) Rencana Belum ada perkembangan rencana dengan Telkom


(Kedeputian SDMA)

10 Universitas MoU Pendayagunaan Aparatur 2018 5 tahun 1. Pelaksanaan PKS Penyusunan Kebijakan, Evaluasi, dan
Gadjah Mada Negara dan Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Sistem Pemerintahan Berbasis
Yogyakarta Reformasi Birokrasi Elektronik tahun 2019
2. PKS Peningkatan Kualitas Layanan Hukum di Lingkungan
KemenPANRB tahun 2019
3. Pelaksanaan PKS tentang Penyusunan Kebijakan,
Pembangunan dan Pengembangan Aplikasi, Evaluasi, dan
Asistensi Peningkatan Kapasitas Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik tahun 2020
PKS Peningkatan Kualitas 2019 2 tahun 1. Konsultasi Rancangan Perubahan permenpanrb tatacara
Layanan Hukum di Lingkungan (10 / 5) pembentukan perundangan 2019.
KemenPANRB

PKS Penyusunan Kebijakan, 2019 1 Tahun 1. Kerja sama penyusunan kebijakan SPBE:
Pembangunan dan (12 / 4)
Pengembangan Aplikasi, 2. Kerja sama pembangunan dan pengembangan aplikasi
Evaluasi, dan Asistensi SPBE:
Peningkatan Kapasitas Sistem
Pemerintahan Berbasis 3. Kerja sama pelaksanaan evaluasi SPBE:
Elektronik
4. Kerja sama pelaksanaan asistensi peningkatan
kapasitas SPBE:
Jangka
No Instansi Bentuk Kerja Sama Tahun Perkembangan
Waktu

Perjanjian Kerja Sama tentang 2020 1 Tahun 1. Pelaksanaan AKSI SPBE (Ajang Komunikasi dan Sosialisasi)
Penyusunan Kebijakan, (28/5) untuk Pelaksanaan Evaluasi SPBE 2020 secara online Zoom
Pembangunan dan (monev.spbe.go.id) dimulai sejak 13 Juli 2020
Pengembangan Aplikasi,
Evaluasi, dan Asistensi
Peningkatan Kapasitas Sistem
Pemerintahan Berbasis
Elektronik.

11 Politeknik MOU Pendayagunaan 2018 5 Tahun 1. Pelaksanaan PKS Penyusunan Kebijakan, Evaluasi, dan
Elektronika Aparatur Negara dan Peningkatan Kapasitas Sistem Pemerintahan Berbasis
Negeri Pelaksanaan Reformasi Elektronik tahun 2019
Surabaya Birokrasi
(PENS) PKS Penyusunan Kebijakan, 2019 1 Tahun Berakhir pada April 2020, diperpanjang dengan PKS baru.
Pembangunan dan (12 / 4)
Pengembangan Aplikasi, 1. Kerja sama penyusunan kebijakan SPBE:
Evaluasi, dan Asistensi  Penyusunan dan pembahasan Rancangan Peraturan
Peningkatan Kapasitas Sistem Menteri PANRB mengenai Pedoman Evaluasi SPBE
Jangka
No Instansi Bentuk Kerja Sama Tahun Perkembangan
Waktu
Pemerintahan Berbasis  Penyusunan dan pembahasan draft Naskah
Elektronik Akademis Penyusunan RUU SPBE

2. Kerja sama pembangunan dan pengembangan aplikasi


SPBE:
 Memanfaatkan kerja sama dengan PENS:
o Pembangunan Portal SPBE spbe.go.id.
o Pembangunan Aplikasi Evaluasi SPBE

3. Kerja sama pelaksanaan evaluasi SPBE:


 Kerja sama evaluasi SPBE pada Instansi Pemerintah
(IP) yang belum melaksanakan pada Tahun 2018.
 Kerja sama evaluasi SPBE 2019 dalam melakukan
Desk Evaluation (Evaluasi Dokumen).
 Laporan Hasil Evaluasi SPBE dan rekomendasi dari
486 IP.

4. Kerja sama pelaksanaan asistensi peningkatan


kapasitas SPBE:
 Penyusunan Modul Asistensi SPBE
 Pelaksanaan asistensi penerapan SPBE K/L/D pada
6 wilayah
Surabaya, Medan, Makassar, Palembang, Bali dan
Bandung.
 Pelaksanaan Piloting SPBE K/L/D pada 3 Pemerintah
Provinsi

Perjanjian Kerja Sama tentang 2020 1 Tahun 1. Pelaksanaan AKSI SPBE (Ajang Komunikasi dan Sosialisasi)
Penyusunan Kebijakan, (28/5) untuk Pelaksanaan Evaluasi SPBE 2020 secara online Zoom
(monev.spbe.go.id) dimulai sejak 13 Juli 2020
Jangka
No Instansi Bentuk Kerja Sama Tahun Perkembangan
Waktu
Pembangunan dan
Pengembangan Aplikasi,
Evaluasi, dan Asistensi
Peningkatan Kapasitas Sistem
Pemerintahan Berbasis
Elektronik.

12 Universitas MOU Pendayagunaan 2018 5 Tahun Pelaksanaan PKS Penyusunan Kebijakan, Evaluasi, dan
Telkom Aparatur Negara dan Peningkatan Kapasitas Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
Pelaksanaan Reformasi tahun 2019
Birokrasi
PKS Penyusunan Kebijakan, 2019 1 Tahun 1. Kerja sama penyusunan kebijakan SPBE:
Pembangunan dan (12 / 4)  Penyusunan dan pembahasan Rancangan Peraturan
Pengembangan Aplikasi, Menteri PANRB mengenai Manajemen Risiko SPBE
Evaluasi, dan Asistensi dengan Universitas Telkom
Peningkatan Kapasitas Sistem  Penyusunan dan pembahasan Rancangan Peraturan
Pemerintahan Berbasis Menteri PANRB mengenai Pedoman Evaluasi SPBE
Elektronik  Penyusunan dan pembahasan draft Naskah
Akademis Penyusunan RUU SPBE

2. Kerja sama pembangunan dan pengembangan aplikasi


SPBE:
 Memanfaatkan kerja sama dengan Universitas
Telkom:
o Pembangunan Portal e-Learning SPBE
elearning.spbe.go.id.

3. Kerja sama pelaksanaan evaluasi SPBE:


 Kerja sama evaluasi SPBE pada Instansi Pemerintah
(IP) yang belum melaksanakan pada Tahun 2018.
Jangka
No Instansi Bentuk Kerja Sama Tahun Perkembangan
Waktu
 Kerja sama evaluasi SPBE 2019 dalam melakukan
Desk Evaluation (Evaluasi Dokumen).
 Laporan Hasil Evaluasi SPBE dan rekomendasi dari
486 IP.

4. Kerja sama pelaksanaan asistensi peningkatan


kapasitas SPBE:
 Penyusunan Modul Asistensi SPBE
 Pelaksanaan asistensi penerapan SPBE K/L/D pada
6 wilayah
Surabaya, Medan, Makassar, Palembang, Bali dan
Bandung.
 Pelaksanaan Piloting SPBE K/L/D pada 3 Pemerintah
Provinsi

Perjanjian Kerja Sama tentang 2020 1 Tahun 1. Pelaksanaan AKSI SPBE (Ajang Komunikasi dan Sosialisasi)
Penyusunan Kebijakan, (28/5) untuk Pelaksanaan Evaluasi SPBE 2020 secara online Zoom
Pembangunan dan (monev.spbe.go.id) dimulai sejak 13 Juli 2020
Pengembangan Aplikasi,
Evaluasi, dan Asistensi
Peningkatan Kapasitas Sistem
Pemerintahan Berbasis
Elektronik.

13 Badan MOU Integrasi Perencanaan, 2018 5 Tahun Pelaksanaan PKS Penyusunan E-Performance Based
Pengawasan Penganggaran, dan Kinerja Budgeting dan Pengembangan Aplikasi Sistem Akuntabilitas
Keuangan dan Untuk Pemerintah Daerah Kinerja Pemerintah
Jangka
No Instansi Bentuk Kerja Sama Tahun Perkembangan
Waktu
Pembangunan PKS Penyusunan E- 2018 3 Tahun 1. Pengembangan apilkasi Sistem Informasi Mana-jemen Daerah
(BPKP) Performance Based Budgeting (SIMDA) untuk perencanaan, penganggaran, dan Kinerja yang
dan Pengembangan Aplikasi terintegrasi
Sistem Akuntabilitas Kinerja 2. Aplikasi SIMDA Perencanaan, Penganggaran, dan Kinerja
Pemerintah terintegrasi.

14 Perpusta- kaan MOU Kerja Sama di Bidang 2018 5 Tahun Masih dalam proses penyusunan PKS dengan Perpusnas legal
Nasio- nal Pendayagunaan Aparatur (25 / 7) drafting telah selesai
(PERPUS NAS) Negara dan Reformasi Ask bu Yayuk
Birokrasi dan Perpustakaan

Badan Siber MOU Pelaksanaan Reformasi 2018 5 Tahun 1. Pelaksanaan PKS Secure Hosting pada Layanan Penyimpan-
dan Sandi Birokrasi dan Keamanan an Dokumen Evaluasi SPBE Berbagi Pakai dan Portal Arsitektur
Negara (BSSN) Informasi SPBE Nasional Berbagi Pakai tahun 2019 (terminasi pada april
2020 untuk pembaruan PKS)
Undang kominfo utk digital signature
PKS Secure Hosting pada 2019 2 Tahun Terminasi – Pembaruan PKS
Layanan Penyimpanan (19 / 2)
Dokumen Evaluasi SPBE
Berbagi Pakai dan Portal
Arsitektur SPBE Nasional
15
Berbagi Pakai
Perjanjian Kerja Sama tentang 2020 3 Tahun Start bulan Mei 2020, melanjutkan PKS sebelumnya
Secure Hosting Layanan (27/ 5)
Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik Berbagi Pakai pada
Asisten Deputi Perumusan dan
Koordinasi Penerapan Sistem
Pemerintahan Berbasis
Elektronik
Jangka
No Instansi Bentuk Kerja Sama Tahun Perkembangan
Waktu
Perjanjian Kerja Sama tentang 2020 4 Tahun Penggunaan Digital Signing di Lingkungan Kementerian PANRB
Pemanfaatan Sertifikat (24/ 6)
Elektronik pada Sistem
Elektronik di Lingkungan
KemenPANRB
16 Lembaga MOU Publikasi Layanan 2018 2 Tahun 1. Pelaksanaan PKS tentang Pelaksanaan Penganugerahan
Penyiaran Informasi Pendayagunaan (16 /10) dan Publikasi Anugerah ASN Tahun 2018
Publik TVRI Aparatur Negara dan 2. Pelaksanaan PKS tentang Pelaksanaan Penganugerahan
Reformasi Birokrasi dan Publikasi Anugerah ASN Tahun 2019
3. Presidential Lecture 2018
4. Presidential Lecture 2019
17 Lembaga Nota Kesepahaman 2019 5 tahun Proses rencana rekrutmen beasiswa dengan LPDP (Deputi RB
Pengelola Dana Peningkatan Kapasitas ASN (21 / 8) Kunwas)
Pendidikan dalam Mendukung Program
(LPDP) Reformasi Birokrasi

18 Universitas Nota Kesepahaman 2019 Belum ada laporan pelaksanaan/perkembangan (Deputi RB


Hasanuddin, Pendayagunaan Aparatur Kunwas)
Makassar Negara dan Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi
Jangka
No Instansi Bentuk Kerja Sama Tahun Perkembangan
Waktu
19 PT Bank Rakyat PKS Penerbitan Kartu Kredit 2019 1 Tahun Corporate Card BRI telah terbit atas nama para PPK di
Indonesia (BRI) Pemerintah dalam rangka (17 / 7) (sd Juli lingkungan Kementerian PANRB
Penggunaan Uang Persediaan 2020)
PKS berlaku selama Kemenkeu tidak menerbitkan kebijakan
baru untuk Corporate Credit Card.

20 Institut Nota Kesepahaman tentang 2020 5 Tahun Mitra kerja baru tahun 2020 dan langsung dilaksanakan PKS
Teknologi Pendayagunaan Aparatur (20/5) dengan Deputi Balaks -Asdep SPBE
Sepuluh Negara dan Pelaksanaan
Nopember Reformasi Birokrasi

Perjanjian Kerja Sama tentang 2020 1 Tahun 1. Pelaksanaan AKSI SPBE (Ajang Komunikasi dan Sosialisasi)
Penyusunan Kebijakan, (28/5) untuk Pelaksanaan Evaluasi SPBE 2020 secara online Zoom
Pembangunan dan (monev.spbe.go.id) dimulai sejak 13 Juli 2020
Pengembangan Aplikasi,
Evaluasi, dan Asistensi
Peningkatan Kapasitas Sistem
Pemerintahan Berbasis
Elektronik.

21 Pemprov Jabar Nota Kesepahaman tentang 2020 5 tahun Kerja sama baru berjalan November 2020
dan LAN Pengembangan Kompetensi (3/11)
ASN Pempov Jabar melalui
Corporate University
Jangka
No Instansi Bentuk Kerja Sama Tahun Perkembangan
Waktu
22. Pemprov Jatim Nota Kesepahaman tentang 2020 5 Tahun Kerja sama baru berjalan Desember 2020
dan LAN Pengembangan Kompetensi (29/12)
ASN Pempov Jatim melalui
Corporate University

II KERJA SAMA LUAR NEGERI


1. National School MoU in the field of Education 2015 5 Tahun Belum ada perkembangan lebih lanjut sejak penandatanganan
of Administration and Training (22 / 9) MoU.
of France

2 GIZ – TRANS Extention Implementation 2019 1 Tahun 1. Steering Comitte Meeting I 2020
FORMASI Agreement 2. Covid 19 Appreciation Award
Jangka
No Instansi Bentuk Kerja Sama Tahun Perkembangan
Waktu
3. State Agency Kerja Sama Pemberian 2017 3 Tahun 1. Capacity Building bagi para pejabat dan staf Deputi Yanlik
for Public Pelayanan Publik yang Prima 2. Studi tiru pembentukan, penerapan, dan pengembangan
Service and kapasitas mal pelayanan publik.
Social 3. Knowledge sharing expert dari Axan Xidmat dalam IPS Forum
Innovations 2019
Azerbaijan 4. Kunjungan delegasi MenPANRB dalam penerimaan
penghargaan UNPSA 2019.
5. Minister Presentation UNPSF 2019
6. Deputy Keynote Speech on UNPSF 2019
7. Kunjungan Delegasi Kementerian PANRB, Pemda, dan K/L
(inovator pelayanan publik terbaik) ke Asan Xidmat
(all Juni 2019 di Baku, Azerbaijan)
8. Internasional Conference “Global Web Form – Government
Agile Response to Covid-19” (14 Mei 2020)

4 Ministry of Kerjasama Bidang Pelayanan 2017 3 Tahun 1. TOT Pejabat dan staf Kedeputian Yanlik.
Justice Georgia Publik 2. Rapat koordinasi antara Dubes Georgia dengan Menteri
PANRB/Kedeputian Yanlik. (10 Jun 2019)
3. Kunjungan / Studi replikasi Menteri PANRB ke Public Service
Hall. (25 Jun 2019)
4. Ministerial Bilateral Meeting untuk knowledge sharing tentang
kemajuan reformasi birokrasi dan pelayanan publik.(25 Jun
2019)
5. The Australian MOU: Cooperation on 2018 3 Tahun 1. Modul pelatihan Leadership and People Management
Public Service Capacity Enhancement and 2. Terlaksananya kegiatan pelatihan Leadership and People
Commission Sharing Knowledge in the Manage-ment 2018 utk eselon 3
(APSC) Management of Human 3. Executive Exchange utk Kepala Biro SDMU dan Asdep SDMA
PROSPERA Resources in the Civil Service ke Canberra
Indonesia (20 Maret 2018, di Jakarta) 4. Pelaksanaan Roundtable Executive Meeting Bersama KASN,
Kemenkeu, Bappenas bual Februari 2019. Membahas isu2
pelayanan publik, kemajuan reformasi birokrasi, sistem merit,
sistem e-govt, HCDP, dan management talenta.
Jangka
No Instansi Bentuk Kerja Sama Tahun Perkembangan
Waktu
Exchange of Letter (EOL) 5. Telah dilaksanakan diklat Leadership di Grand Kemang tgl 23
antara Kementerian PAN RB 2019 5 Tahun s.d 25 Sept 2019
dan Kemenko Perekonomian. 6. Workshop Flexible Working Arrangement and Performance
Management (7 April 2020)
7. FGD ON Womans Career Progression in Civil Service (21 and
23 April 2020)
8. Workshop Digital Infrastructure on Governmet (6 Mei 2020)
9. Workshop Digital Transformastion Agency (19 Mei 2020)
10. Collaboration Work Plan for July – Oct 2020 for
performance management framework and its implementation
and flexible work post Covid-19 recovery (19 Juni 2020)
11. E-Government Catch Up Meeting – Rencana Survei E-
Government kolaborasi dengan World Bank (15 Juli 2020)
12. 2020-2021 Discussion for APSC-KemenPANRB Planned
Activities (6 Oktober 2020)
13. Glass Ceiling Study Recommendation with Public Sector
Agency (27 Oktober 2020)
14. Webinar on Digital Transformation (Smart Government,
Easy Services, Clever ASN dan Government Data integration-
Satu Data/One Data) 3-4 Februari 2021
6. Ministry of MOU: Human Resource 2018 3 tahun 1. Tindak lanjut kerja sama melalui fasilitasi KOICA, Sesdep
Personnel Management SDMA telah mengirimkan proposal kegiatan
Management (10 September 2018) 2. Mengundang former Minister Kim Pan Suk dalam Presidential
(MPM) of the Lecture (Juli 2019) melalui fasilitasi Kedubes Korea Jakarta.
Republic of 3. 2020 KOICA Course Online Training – Talent Management on
Korea Indonesia Civil Service of a Grand Design Civil Service
Development (November 2020)
4. 30 laptop grant for Kemenpan RB post online training devices
(December 2020)
Jangka
No Instansi Bentuk Kerja Sama Tahun Perkembangan
Waktu
7. Ministry of the MOU Cooperation in the Field 2018 s.d 31 Des Melanjutkan kerja sama EGCC dalam:
Interior and of Electronic Government 2019 1. Pengembangan proyek bersama dalam hal pengelolaan
Safety (MOIS) Through the Indonesia-Korea sumber daya dan peralatan SPBE seperti Arsitektur SPBE
of the Republic E-Government Cooperation Nasional
of Korea Center 2. Konsultasi kebijakan seperti penyusunan kebijakan SPBE dan
(10 September 2018) Indeks Pembangunan SPBE
3. Kegiatan peningkatan kapasitas SPBE seperti pelatihan
4. Pertukaran pengetahuan forum dan konferensi SPBE
5. Consulting Team EGCC dari Perusahaan/Instansi E-Gov
Korea (Juli 2019)
6. Rapat Notifikasi dari Kedubes Korea Persiapan Kunjungan
Asst Minister MOIS untuk The 2nd ASEAN –Republic of Korea
Ministerial Roundtable and Exhibition on Public Governance
dalam rangka 2019 ASEAN-ROK Commemorative Summit.
(Juni 2019)
7. The 2nd ASEAN –Republic of Korea Ministerial Roundtable
and Exhibition on Public Governance dalam rangka 2019
ASEAN-ROK Commemorative Summit di Busan, Korea
Selatan (22-27 November 2019)
8. Koordinasi dengan MOIS/NIA/ dan Korean Embassy di
Jakarta terkait rencana Studi Komparasi Penerapan E-
Government di Korea Selatan tahun 2020-2021
9. 2020 Korea-Indonesia Digital Government Capacity Building
Online Program (November 2020)
10. Negotiation process for new MoU on Digital Government
Cooperation Center (Januari 2021)
Jangka
No Instansi Bentuk Kerja Sama Tahun Perkembangan
Waktu
8 Korea ROD on KOICA-UNDP 2019 4 Tahun
International Partnership fo Capacity 1. Kunjungan Evaluation Advisor UNDP
Cooperation Development for an Integrated 2. Kunjungan Evaluation KOICA
Agency National Complaint Handling 3. Tanggal 24 Sept 2019 telah dilakukan Kick Off SP4N-
(KOICA) and System (SP4N-LAPOR!) in LAPOR! sekaligus penanda-tanganan Komitmen Daerah
United Nation Indonesia Percntohan
Development 4. FGD Output 1 Roadmap SP4N-Lapor! Permenpanrb tentang
Program Roadmap SP4N-LAPOR 2020-2024 (update last
(UNDP) Kemenkumham)
5. FGD Penyusunan BAST Kerja Sama Project SPAN LAPOR
(21 Februari 2020)
6. Workshop/Public Discusssion Output 2 Public Outreach
(Maret 2020)
7. FGD Penyusunan Rencana Kerja Triwulan 3 Project SPAN
LAPOR (19 Juni 2020)
8. Project Board Meeting 5 (Kementerian PANRB-KOICA-
UNDP) (3 Juli 2020)
9. Project Board Meeting 5 (Kementerian PANRB-KOICA-
UNDP) (12 November 2020)

9 TETO (Kantor Nota Kesepahaman tentang 2019 3 tahun Menunggu konfirmasi dari HQ Taipei
Ekonomi dan Pengembangan Kapasitas
Dagang Taipei) SDM Sektor Publik

Anda mungkin juga menyukai