Anda di halaman 1dari 7

COVER

i
KATA PENGANTAR

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumuan Masalah.........................................................................................................1

1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................................1

BAB II KAJIAN TEORI.........................................................................................................2

2.1 Reformasi Birokrasi....................................................................................................2

2.2 Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI........2

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................3

3.1 Proses Reformasi Birokrasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan


Manusia dan Kebudayaan RI.................................................................................................3

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................4

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reformasi birokrasi sudah menjadi kebutuhan di banyak negara, termasuk Indonesia.
Meskipun berangkat dari situasi yang berbeda yang menciptakan dan mendorong perlunya
Reformasi Birokrasi, tujuan akhir Reformasi Birokrasi di berbagai negara cukup serupa, yaitu
meningkatkan kualitas pelayanan publik, mengurangi inefisiensi inspektorat/pengawasan,
meningkatkan efisiensi organisasi publik, dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
investasi sektor swasta. Reformasi dalam pelayanan publik, khususnya, dianggap dapat
membantu pemerintah lebih responsif terhadap keinginan dan tuntutan warga, serta untuk
meningkatkan sistem penyampaian layanan dan kualitas pemerintahan.
Di Indonesia, Reformasi Birokrasi direncanakan dan ditata secara sistematis dalam
sebuah Grand Design. Grand Design Reformasi Birokrasi ditetapkan berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025.
Grand Design Reformasi Birokrasi (GDRB) 2010-2025 menjadi pedoman dalam penyusunan
Road Map Reformasi Birokrasi (RMRB) 2010-2014.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko
PMK) sebagai instansi Pemerintah juga memiliki kewajiban untuk melaksanakan reformasi
birokrasi sesuai dengan arah yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara.  Selanjutnya, GDRB 2010-2025 dan RMRB 2010-2014, RMRB 2015-
2019, RMRB 2020-2024, menjadi pedoman bagi Kemenko PMK dalam menyusun road map
reformasi birokrasi dalam pelaksanaan reformasi birokrasi dalam lingkup tugas dan
fungsinya. Berdasarkan PERMENKO PMK PMK RI no. 7 tahun 2020, Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan (Kemenko PMK) didasarkan pada kondisi dan kebutuhan Kemenko PMK dalam
mewujudkan agenda pembangunan nasional sesuai dengan Rencana Strategis Kemenko PMK
2020-2024. Arah Program Reformasi Birokrasi tersebut dilaksanakan dalam rangka upaya
peningkatan kualitas pelayanan publik, peningkatan kualitas kebijakan dan penerapan good
governance dengan melaksanakan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, efektif dan
efisien.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk menganalisis lebih lanjut
mengenai reformasi birokrasi, khususnya reformasi birokrasi pada Kementrian Koordinatori
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
1.2 Rumuan Masalah
Melanjutkan dari latar belakang tersebut, makalah ini akan memaparkan hasil analisis
mengenai apakah yang disebut dengan reformasi birokrasi? dan bagaimanakah jalannya
proses reformasi birokrasi pada Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini bertujuan untuk dapat mengetahui
pembahasa mengenai reformasi birokrasi khususnya proses reformasi birokrasi pada
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

1
BAB II

KAJIAN TEORI
2.1 Reformasi Birokrasi
Berdasarkan Laporan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenko PMK 2021,
Reformasi adalah pengubahan, perombakan, penataan, perbaikan atau penyempurnaan.
Birokrasi adalah aparatur, lembaga/instansi, organisasi pemerintah, pegawai pemerintah,
sistem kerja, dan perangkat kerja. Layanan kepada masyarakat harus berkualitas, bebas KKN,
efektif dan efisien, empati, terjangkau, akuntabel, adil dan tidak diskriminatif. Reformasi
Birokrasi merupakan upaya sistematis, terpadu dan komprehensif untuk mewujudkan
kepemerintahan yang baik (good governance) yang meliputi aspek kelembagaan, sumber
daya manusia aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas, pengawasan, dan pelayanan publik.
Reformasi Birokrasi dihadapkan pada upaya mengatasi inefisiensi, inefektivitas, tidak
professional, tidak netral, tidak disiplin, tidak patuh pada aturan, rekrutmen PNS tidak
transparan, belum ada perubahan mindset, KKN yang marak di berbagai jenjang pekerjaan,
abdi masyarakat belum terbangun, pemerintahan belum akuntabel, transparan, partisipatif,
dan kredibel, pelayanan publik belum berkualitas dan pelayanan publik prima belum
terbangun secara luas
Secara singkat Reformasi birokrasi diartikan sebagai upaya untuk melakukan
pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintah dalam
rangka mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good governance).  Tujuan dari
reformasi birokrasi adalah terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dengan aparatur
berintegritas tinggi, produktif, dan melayani secara prima dalam rangka meningkatkan
kepercayaan publik. Dalam grand design reformasi birokrasi yang ditetapkan dalam
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 menargetkan bahwa Indonesia memiliki
pemerintahan yang berkelas dunia. Pelaksanaan reformasi birokrasi 2020–2024 merupakan
penguatan dari pelaksanaan reformasi birokrasi tahapan sebelumnya serta pembaharuan
dalam menghadapi permasalahan baru di masa mendatang.
2.2 Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI
Diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan
Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019.
Pembentukan Kementerian Kabinet Kerja ini menjadi dasar pembentukan Kementerian
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan Ibu Puan
Maharani sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
(Menko PMK). Sebagai Kementerian Koordinator yang baru dibentuk, Kemenko PMK harus
tetap menjaga harmonisasi kerja pada Kabinet Kerja. Oleh karena itu sebelum terbentuknya
Organisasi dan Tata Kerja Kemenko PMK, Presiden menetapkan Peraturan Presiden Nomor
165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja. Tujuannya adalah agar
seluruh kementerian dalam Kabinet Kerja termasuk Kemenko PMK dapat segera
melaksanakan tugas dan fungsinya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Menko PMK
menggunakan sumber daya eks Kemenko Kesra. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Kemenko PMK mempunyai tugas yaitu menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan
pengendalian urusan kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang
pembangunan manusia dan kebudayaan. Dalam birokrasi, Kementerian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusiadan Kebudayaan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden.

2
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Proses Reformasi Birokrasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan RI
Dalam rangka memastikan pencapaian tujuan dan sasaran Road Map Reformasi
Birokrasi 2020-2024 tercapai, strategi pelaksanaan Reformasi Birokrasi ditetapkan dengan
mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut. Strategi ditetapkan pada setiap area
perubahan dengan mempertimbangkan isu strategis, rencana strategis serta capaian Reformasi
Birokrasi 2020-2024 dan prioritas perubahan yang diharapkan akan meningkatkan capaian
Reformasi Birokrasi.
Sesuai Peraturan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2020,
tujuan reformasi birokrasi Kemenko RI adalah menciptakan pemerintahan yang baik dan
bersih. Sasaran Reformasi Birokrasi disesuaikan dengan sasaran pembangunan sub sektor
aparatur negara, sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 yang
juga akan digunakan sebagai sasaran Reformasi Birokrasi. Terdapat tiga sasaran Reformasi
Birokrasi Kemenko PMK RI, yaitu:
1) Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel;
2) Birokrasi yang Kapabel;
3 Pelayanan Publik yang Prima.
Pada tingkat Kemenko PMK, rencana pelaksanaan reformasi birokrasi dijabarkan
dalam Road Map Reformasi Birokrasi yang menjadi panduan bagi Tim Reformasi Birokrasi
Kemenko PMK dalam melakukan langkah-langkah konkrit dalam memperbaiki kualitas
birokrasi di lingkungan Kemenko PMK. Dengan demikian, Road Map Reformasi Birokrasi
Kemenko PMK 2020-2024 harus menganut dua prinsip dasar, yaitu Prinsip Kesinambungan
dan Prinsip Keselarasan. Kedua prinsip ini perlu ditegaskan untuk menjaga sinergisme semua
aspek birokrasi dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang sudah ditetapkan.
Sasaran Reformasi Birokrasi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam 4 komponen hasil
dan 8 komponen pengungkit di delapan area perubahan. Komponen hasil terdiri Akuntabilitas
Kinerja dan Keuangan, Kualitas Pelayanan Publik, Pemerintahan Yang Bersih dan Bebas
KKN, serta Kinerja Organisasi. Sementara 8 area perubahan terdiri atas:
1) Manajemen Perubahan, bertujuan untuk mengubah secara sistematis dan konsisten dari
system dan mekanisme kerja organisas serta pola pikir dan budaya kerja individual atau
unit kerja di dalamnya menjadi lebih baik atau sesuai dengan tujuan dan sasaran
reformasi birokrasi
2) Penataan Perundang-Undangan: Bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan
peraturan perundang-undangan yang harmonis dan tidak tumpeng tindih dengan aturan
yang setara atau lebih tinggi
3) Penguatan Kelembagaan, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
organisasi secara proposional sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas masing-
masing, sehingga organisasi menjadi tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing).

3
4) Penguatan Tata laksana, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem,
proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, dan terukur pada masing-masing
instansi pemerintah
5) Penguatan Sistem Manajemen SDM, bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme
SDM aparatur yang didukung oleh system rekrutmen dan promosi aparatur berbasis
kompetensi dan transparan
6) Penguatan Sistem Pengawasan, Bertujuan untuk meningkatkan penyelenggaraan
pemerintah yang bersih dan bebas KKN
7) Penguatan Akuntabilitas Kinerja, bertujuan untuk meningkatkan kapasistas dan
akuntabilitas kinerja
8) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan publik sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan
Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019.
Laporan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan Tahun 2021.
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2020 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementrian
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Tahun 2020-2024.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Road
Map Reformasi Birokrasi 2020-2024.
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-
2025.
Peraturan Presiden (PERPRES) tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2020-2024.

Anda mungkin juga menyukai