Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tri Wahyu Febriyanti

Nim / Prodi : 2001120606 / S1 keperawatan

 Reformasi Birokrasi
Reformasi birokrasi bukan lagi sekedar tuntutan dari segenap elemen masyarakat yang
mengharapkan agar birokrasi dan terutama aparatur dapat berkualitas lebih baik lagi. Reformasi
birokrasi kini benarbenar menjadi kebutuhan bagi para aparatur pemerintahan (reformasi
gelombang pertama) dan telah berhasil meletakkan landasan politik, hukum, dan ekonomi bagi
kehidupan demokrasi di Indonesia. Berbagai perubahan dalam sistem penyelenggaraan negara
dilakukan dalam rangka membangun good governance, namun banyak pihak yang merasakan
reformasi di bidang birokrasi tertinggal dibanding reformasi di bidang politik, ekonomi, dan
hukum. Oleh karena itu, pemerintah menegaskan kembali untuk mereformasi birokrasi guna
mewujudkan clean government dan good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Pada skala nasional, dengan mendasarkan pada kesenjangan kondisi birokrasi dengan
kondisi yang diinginkan masyarakat beserta tuntutan perkembangannya, reformasi birokrasi
merupakan perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan serta merupakan
pertaruhan besar Bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan saat ini dan kedepan. Hal ini
berkaitan dengan ribuan proses fungsi-fungsi pemerintahan yang melibatkan jutaan pegawai dan
memerlukan anggaran yang tidak sedikit. Penataan ulang proses birokrasi dari tingkat tertinggi
hingga terendah, revisi dan penyusunan berbagai regulasi, modernisasi berbagai kebijakan dan
praktik manajemen pemerintah pusat dan daerah, serta penyesuaian tugas fungsi instansi
pemerintah dengan paradigma, bukanlah pekerjaan yang mudah, sehingga memerlukan upaya
luar biasa. Hal ini dibuktikan dengan begitu lambatnya perjalanan program reformasi birokrasi
hingga saat ini.
Guna melaksanakan reformasi birokrasi, Pemerintah telah menetapkan Peraturan
Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi dan beberapa
pedoman teknis penerapan reformasi birokrasi. Disamping itu masih banyak lagi Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang merupakan
pedoman pelaksanaan Reformasi Birokrasi, antara lain :
o Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 7
Tahun 2011 tentang Pedoman Pengajuan Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi
Kementerian/Lembaga dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi;
o Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1
Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi;
o Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penerapan, dan Pembinaan
Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah;
o Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 31
Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
secara Online;
o Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 4
Tahun 2013 tentang Manajemen Perubahan Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Tahun 2015-2014;
o Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 37 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Reformasi Birokrasi Pemerintah
Daerah.

 Program Kementerian Kesehatan dalam Upaya Pencegahan Korupsi

Kemenkes senantiasa berupaya dalam mewujudkan Wilayah Bebas Korupsi (WBK), melalui
pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan korupsi yang diantaranya: one stop service sistem
keluhan masyarakat (ULT, PTRC, dan Pojok Informasi, kesepakatan keterbukaan informasi publik
PTRC, pembentukan unit pelayanan gratifikasi, serta review laporan keuangan.

Di samping itu, upaya Kemenkes dalam mewujudkan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBBM) diantaranya dengan melaksanakan INPRES 17/2011 mengenai aksi PPK tahun
2012,pengawasan atas penyaluran dan penggunaan dana BOK; Jamkesmas; Jampeesal; dan registrasi
alat kesehatan.
Demikian disampaikan Inspektur Jenderal Kemenkes RI, dr. Yudhi Prayudha Ishak Djuarsa, MPH,
pada kegiatan Temu Media di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta (13/7).

Menurut dr. Yudhi, Zona Integritas (ZI) adalah sebutan atau predikat yang diberikan kepada suatu
Kementerian, Lembaga, Provinsi, Kabupaten/Kota yang pimpinan dan jajarannya memiliki komitmen
untuk mewujudkan birokrasi yang bersih dan melayani. Selanjutnya, Wilayah Bebas Korupsi (WBK)
adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja dengan ZI yang memenuhi syarat indikator
mutlak dan memperoleh hasil penilaian indikator operasional 80 hingga 90. Sementara itu, Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) adalah sebutan atau predikat yang diberikan kepada suatu
unit kerja pada ZI yang memenuhi syarat indikator mutlak dan memperoleh hasil penilaian indikator
operasional > 90.

Berdasarkan Inpres 17/2011, tahapan pertama pembangunan ZI menuju wilayah WBK adalah
penandatanganan dokumen Pakta Integritas (PI), lalu pencanangan pembangunan ZI secara terbuka
ujar dr. Yudhi.

Lebih lanjut dr. Yudhi menjelaskan, setelah proses pembangunan ZI, kemudian dilakukan identifikasi
dan pengajuan Calon Unit Kerja WBK. Tahapan selanjutnya, dilakukan monitoring dan penilaian oleh
tim independen yang berasal dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Ombdusman. Tahap akhir, penetapan unit kerja
sebagai WBK/WBBM.
Dasar hukum dalam pelaksanaan tahapan-tahapan di atas, diantaranya UU No. 28 tahun 1999; UU
No.30 tahun 2002; PP No.60 tahun 3008; Perpres No.24 Tahun 2010; serta Inpres No. 17 tahun 2011,
kata dr. Yudhi.

Beberapa strategi yang sedang dilakukan Kemenkes saat ini dalam mewujudkan WBK, diantaranya
melakukan kerja sama dengan tim independen; pembentukan Satgas Penggerak Integritas dan Satgas
Pembangun Integritas pada unit Eselon I atau satuan kerja; serta membentuk focus group discussion
untuk prioritas pembangunan.
 SPIP

Pengertian Sistem Pengendalian Intern menurut PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang


SPIP adalah : Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.

Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008, SPIP terdiri dari lima unsur, yaitu :

1. Lingkungan pengendalian
2. Penilaian risiko
3. Kegiatan pengendalian
4. Informasi dan komunikasi
5. Pemantauan pengendalian intern

Berdasarkan Peraturan Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan Republik


Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Penilaian Maturitas Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah Terintegrasi Pada Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah, Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberi keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang
efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundangundangan.

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang selanjutnya disingkat SPIP adalah


sistem pengendalian intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah

 Pembangunan Zona Integritas


Pembangunan Zona Intergritas mendasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2019 sebagai perubahan dari
Permenpan RB Nomor 52 tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/WBBM).
Sedangkan di Kementerian Keuangan diatur berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
426/KMK.01/2017 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/WBBM).
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi sejak tahun 2009 terus dijalankan secara konsisten dan
berkelanjutan. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025, saat ini pelaksanaan Reformasi Birokrasi telah memasuki
periode kedua dan akan menuju periode ketiga atau periode terakhir masa berlaku Road Map.
Pada periode pertama hingga periode kedua telah tercapai banyak kondisi yang mendukung
sasaran Reformasi Birokrasi, yaitu birokrasi yang bersih, akuntabel, dan berkinerja tinggi;
birokrasi yang efektif dan efisien; dan birokrasi yang mempunyai pelayanan publik yang
berkualitas. Birokrasi sebagai pelaksana tugas pemerintah terus melakukan perubahan dalam
mencapai sasaran Reformasi Birokrasi dengan meningkatkan kualitas pelayanan publik serta
memudahkan dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Agar masyarakat merasakan hasil
percepatan Reformasi Birokrasi yang telah dilakukan pemerintah, terutama pada unit kerja,
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PAN RB)
telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas
dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah.
Pembangunan Zona Integritas dianggap sebagai role model Reformasi Birokrasi dalam
penegakan integritas dan pelayanan berkualitas. Dengan demikian pembangunan Zona Integritas
menjadi aspek penting dalam hal pencegahan korupsi di pemerintahan.
Sebenarnya itu bukan hal baru. Konsep ini sudah “ditawarkan” pemerintah sejak
terbitnya Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
yang mengatur tentang pelaksanaan program Reformasi Birokrasi. Peraturan tersebut
menargetkan tercapainya tiga sasaran hasil utama, yaitu peningkatan kapasitas dan akuntabilitas
organisasi, pemerintah yang bersih dan bebas KKN, serta peningkatan pelayanan publik. Zona
Integritas adalah sebuah konsep yang berasal dari konsep island of integrity. Island of
integrity atau pulau integritas biasa digunakan oleh pemeirntah maupun NGO untuk
menunjukkan semangatnya dalam pemberantasan dan pencegahan tindak pidana korupsi.
Terdapat dua kata kunci dalam Zona Integritas, yaitu integrity ataupun integritas
dan island/zone atau pulau/kepulauan

Anda mungkin juga menyukai