Anda di halaman 1dari 16

Reformasi Birokrasi dalam

Rangka Pencegahan Korupsi


Maria M. M., M.Kep
Definisi Reformasi
• Reformasi merupakan proses upaya sistematis,
terpadu, dan konprehensif, tujuannya untuk
merealisasikan tata pemerintah yang baik.
• Good Govermance (tata pemerintahan yang
baik) sistim yang memungkinkan terjadinya
mekanisme penyelenggeraan pemerintah negara
yang efektif dan efisien dengan menjaga sinergi
yang konstruktif diantara pemerintah, sektor
swasta dan masyarakat
Definisi Birokrasi
• Birokrasi merupakan sistim penyelenggaraan
pemerintah yang dijalankan pegawai negeri
berdasarkan peraturan perundang undangan.
• Birokrasi adalah struktur organisasi yang digambarkan
dengan hierarki yang pejabatnya diangkat dan
ditunjuk, garis tanggung jawab dan kewenangannya
diatur oleh peraturan yang diketahui(termasuk
sebelumnya), dan justifikasi setiap keputusan
membutuhkan refrensi untuk mengetahui kebijakan
yang pengesahannya ditentukan oleh pemberi
mandate diluar struktur organisasi itu sendiri
• Birokrasi adalah organisasi yang memiliki jenjang
diduduki oleh pejabat yang ditunjuk/diangkat
disertai aturan kewenangan dan
tanggungjawabnya, dan setiap kebijakan yang
dibuat harus diketahui oleh pemberi mandat.
• Birokrasi adalah suatu organisasi formal yang
diselenggarakan berdasarkan aturan, bagian,
unsur, yang terdiri dari pakar yang terlatih. Wujud
birokrasi berupa organisasi formal yang besar,
merupakan ciri nyata masyarakat modern dan
bertujuan menjalankan tugas pemerintah serta
mencapai keterampilan dalam bidang kehidupan.
• Reformasi birokrasi adalah upaya pemerintah
meningkatkan kinerja melalui berbagai cara
dengan tujuan efektivitas, efisien, dan
akuntabilitas
Reformasi Birokrasi
• Perubahan cara berpikir (polapikir, pola sikap, dan pola tindak)
• Perubahan penguasa menjadi pelayan
• Mendahulukan peranan dari wewenang
• Tidak berpikir hasil produksi tetapi hasil akhir
• Perubahan manajemen kerja
• Mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, transparan, dan
professional, bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN),
melalui penataan kelembagaan , penataan ketatalaksanaan,
penataan sumberdaya manusia, akuntabilitas kinerja yang
berkualitas efisien, efektif dan kondusif, serta pelayanan yang
prima (konsisten dan transparan).
Visi dan Misi Reformasi Birokrasi
• Visi:
Terwujudnya pemerintahan yang amanah atau
terwujudnya tata pemerintahan yang baik.
• Misi:
Mengembalikan cita dan cita birokrasi
pemerintahan sebagai abdi Negara dan abdi
masyarakat serta dapat menjadi suri teladan
dan panutan masyarakat dalam menjalani
kehidupan sehari-hari
Tujuan
• Mewujudkan Pemerintahan yang baik, didukung
oleh penyelenggara Negara yang professional,
bebas korupsi, kolusi dan nepotisme, serta
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
sehingga tercapai pelayanan prima.
Sasaran
1. Terwujudnya birokrasi professional, netral dan
sejahtera, mampu menempatkan diri sebagai
abdi Negara dan abdi masyarakat guna
mewujudkan pelayanan masyarakat yang lebih
baik
2. Terwujudnya kelembagaan pemerintahan yang
professional, fleksibel, efektif, efisien di
lingkungan pemerintahan pusat dan daerah.
3. Terwujudnya ketatalaksanaan (pelayanan publik)
yang lebih cepat tidak berbelit, mudah, dan
sesuai kebutuhan masyarakat
Faktor Sukses Penting Reformasi Birokrasi
1. Komitme pemimpin; karena masih kentalnya budaya
paternalistik dalam penyelenggaraan pemerintahan di
Indonesia
2. Kemauan diri sendiri; diperlukan kemauan dan keikhlasan
penyelenggara pemerintah (birokrasi) untuk mereformasi diri
sendiri
3. Kesepahaman; ada persamaan persepsi terhadap pelaksanaan
reformasi birokrasi terutama dari birokrat sendiri, sehingga
tidak terjadi perbedaan pendapat yang menghambat
reformasi.
4. Konsistensi; reformasi birokrasi harus dilaksanakan
berkelanjutan dan konsisten, sehingga perlu ketaatan
perencanaan pelaksanaan.
Program Kementerian Kesehatan Dalam
Upaya Pencegahan Korupsi

1. Strategi Nasional (Stranas) Pencegahan Dan


Pemberantasan Korupsi
2. Upaya Percepatan Reformasi Birokrasi
Program Kementerian Kesehatan Dalam
Upaya Pencegahan Korupsi
Peraturan presiden No.55 tahun 2012 → strategi nasional
1. Melaksanakan upaya-upaya pencegahan
2. Meleksanakan langkah langkah strategis dibidang penegakan
hukum
3. Melaksanakan upaya upaya harmonisasi penyusunan
peraturan perundang undangan di bidang pemberantasan
korupsi dan sektor terkait lainnya
4. Melaksanakan kerjasama internasional dan penyelamatan
asset hasil Tipikor
5. Meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti korupsi
6. Meningkatkan koordinasi dalam rangka mekanisme
pelaporan pelaksanaan upaya pemberantasan korupsi
Upaya Percepatan Reformasi Birokrasi
1. Disiplin kehadiran menggunakan absen pringer print, ditetapkan
masuk 8.30 dan pulang kantor jam 17.00, maksudnya untuk
mencegah pegawai melakukan korupsi waktu.
2. Setiap pegawai negeri Kemenkes harus mengisi Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP), dan dievaluasi setiap tahunnya, maksudnya agar
setiap pegawai mempunyai tugas pokok dan fungsi yang jelas,
dapat diukur dan dipertanggungjawabkan kinerjanya.
3. Melakukan pelayanan kepada masyarakat yang lebih efisien dan
efektif ramah dan santun, diwujudkan dalam pelayanan prima.
4. Penandatanganan fakta integritas bagi setiap pelantikan pejabat
di kementerian kesehatan, maksudnya mewujudkan Wilayah
Bebas Korupsi (WBK), Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBBM).
Lanjt…
5. Terlaksananya Strategi Komunikasi pendidikan dan
Budaya Anti Korupsi melalui sosialisasi dan kampanye
anti korupsi dilingkungan internal/seluruh satker,
kementrian kesehatan
6. Sosialisasi tentang larangan melakukan Gratifikasi,
sesuai dengan Pasal 12 b ayat (1) UU no.31 tahun 1999,
menyatakan “Setiap gratifikasi kepada pegawai negri
sipil atau penyelenggaraan Negara dianggap pemberian
suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yag
berlawanan kewajiban atau tugasnya”
7. Pemberlakuan System Layanan Pengadaan Barang Dan
Jasa Secara Elektronik (LPSE)
Lanjt…
8. Layanan Publik Berbasis Teknologi Informasi seperti
seleksi pendaftaran pegawai melalui online dan rekrutan
calon Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Tidak Tetap
(PTT)
9. Pelaksanaan LHKPN dilingkungan kementerian kesehatan
didukung dengan surat keputusan menteri kesehatan RI
No.03.01/Menkes/066/1/2010. Tanggal 13 januari 2010.
10.Membentuk Unit Pengendalian Gratifikasi berdasarka
surta keputusan inspektorat jenderal kementerian
kesehatan No.01.TPS.17.04.215.10.3445, tanggal 30 juli
2010
11.Tanpa Korupsi, Korupsi merampas hak masyarakat untuk
sehat . Hari Gini Masih Terima Suap, dll
Referensi
• Rencana tindak lanjut, Modul Pelatihan Desa
Siaga, Pusdiklat, Jakarta, 2006.
• Modul pelatihan TPPK, Pusdiklat, Jakarta,
2005.

Anda mungkin juga menyukai