Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 4

Fadillah Chabibun Nissa`


Hana Karunia Putri
Priskila Agustin
Jepri

Mata Kuliah Budaya Anti Korupsi


Pokok bahasan
1. Reformasi Birokrasi
2. Program Kementrian Kesehatan dalam
Upaya Pencegahan Korupsi
3. Sistem Pengendaliaan Internal
Pemerintahan (SPIP)
4. Pembangunan Zona Integritas
Reformasi Birokrasi
• Upaya pemerintah meningkatkan kinerja melalui
berbagai cara dengan tujuan efektivitas,
efisiensi, dan akuntabilitas
Reformasi birokrasi berarti:
• perubahan cara berpikir (pola pikir, pola sikap, d
an pola tindak);
• perubahan penguasa menjadi pelayan;
• mendahulukan peranan dari wewenang;
• tidak berpikir hasil produksi tetapi hasil akhir;
• perubahan manajemen kerja;
• mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, tra
nsparan, dan profesional, bebas KKN (konsisten
& transparan)
Tujuan Revormasi Birokrasi
• Secara umum tujuan reformasi birokrasi
adalah mewujudkan pemerintahan yang
baik, didukung oleh penyelenggara negara
yang profesional, bebas korupsi, kolusi
dan nepotisme, dan meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat sehingga
tercapai pelayanan prima.
Faktor penting yang perlu diperhati
kan dalam reformasi birokrasi adala
h:
• Faktor Komitmen pimpinan
• Faktor kemauan diri sendiri
• Kesepahaman
• Konsistensi
Program Kementrian Kesehatan dalam Upaya Pencegahan
Korupsi
Kementerian Kesehatan telah melaksanakan upaya perc
epatan reformasi birokrasi melalui berbagai cara dan ben
tuk, antara lain:

• Disiplin kehadiran menggunakan sistem finger


print.
• Setiap pegawai negeri Kemenkes harus meng
isi Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), dan dieval
uasi.
Lanjutan

• Melakukan pelayanan kepada masyarakat


yang lebih efisien dan efektif ramah dan s
antun
• Penandatanganan pakta integritas bagi se
tiap pelantikan pejabat di kementerian kes
ehatan
Lanjutan
• Terlaksananya Strategi Komunikasi pendidikan dan
Budaya Anti-Korupsi melalui sosialisasi dan kampanye
antikorupsi di lingkungan internal/seluruh Satker
Kementerian Kesehatan.
• Sosialisasi tentang larangan melakukan gratifikasi,
sesuai dengan Pasal 12 b Ayat (1) UU Nomor 31 Tahun
1999, menyatakan “Setiap gratifikasi kepada pegawai
negeri sipil atau penyelenggara negara dianggap
pemberian suap, apabila berhubungan dengan
jabatannya dan yang berlawanan kewajiban atau
tugasnya”.
Lanjutan

• Pemberlakuan Sistem Layanan Pengadaan


Barang dan Jasa Secara Elektronik (LPSE).
• Layanan Publik Berbasis Teknologi Informasi
seperti seleksi pendaftaran pegawai melalui
online dalam rekrutmen Calon Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT)
• Pelaksanaan LHKPN di lingkungan Kementerian
Kesehatan didukung dengan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 03.01/
Menkes/066/I/2010, tanggal 13 Januari 2010.
Lanjutan

• Membentuk Unit Pengendalian Gratifikasi,


berdasarkan Surat Keputusan Inspektorat
Jenderal Kementerian Kesehatan Nomor
01.TPS.17.04.215.10.3445, tanggal 30 Juli
2010.
• “Tanpa Korupsi”, “Korupsi Merampas Hak
Masyarakat untuk Sehat”, “Hari Gini Masih
Terima Suap”, dll.
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
(SPIP) terdiri dari 5 (lima) unsur yakni :
1.Lingkungan Pengendalian
2.Penilaian Risiko
3.Kegiatan Pengendalian
4.Informasi dan komunikasi
5.Pemantauan pengendalian Intern
Pembangunan Zona Integritas
Perancangan Zona Integritas merupakan
bagian dari Gerakan Nasional Pembangun
an Zona Integritas menuju Wilayah Bebas
dari Korupsi dan sebagai bentuk implemen
tasi dari pelaksanaan Instruksi Presiden N
omor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan P
emberantasan Korupsi
Lanjutan..
Pada tanggal 30 Agustus 2013 dimana
WBK mengusulkan 3 Satuan Kerja ke Men
teri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi untuk ditetapkan seba
gai Satker WBK.

Anda mungkin juga menyukai