Anda di halaman 1dari 2

Sistim pengendalian intern pemerintah (SPIP) dan pencegahan Korupsi

SPIP merupakan suatu instrument yang digunakan untuk mengedalikan dan mencengah terjadinya
suatu tindakan korupsi. SPIP di atur dalam UU nomor 17 Tahun 2003 dan UU nomor 1 tahun 2004
tentang perbendaharaan negara. Serta PP nomor 60 tahun 2008 tentang SPIP. Dalam pencengahan
dan pengendalian korupsi pemerintah membentuk KPK serta mengajak peran serta Masyarakat
dalam melakukan pelaporan dan pencengahan terjadinya kasus korupsi. SPIP dapat dilakukan secara
rutin, penyelidikan internal, pelaporan dan whistleblowing, koordinasi dengan pihak berwenang dan
penegakan disiplin internal.

Korupsi merupakan suatu Tindakan yang dilakukan secara sengaja dalam penyalahgunaan keuangan
negara untuk keuntungan pribadi. Korupsi diatur di dalam 13 pasal UU 31/1999. Korupsi terjadi
karena tekanan, peluang dan pembenaran. Selain itu korupsi dapat terjadi keserakahan, Opportunity
Kebutuhan dan pemaparan. Korupsi menyebabkan rasa berdosa pada tuhan dan Masyarakat,
meningkatkanya kemiskinan, menurunnya kualitas lingkungan dan mempengaruhi layanan,
mengurangi kepercayaan masyarakat.

Lingkungan pengedalian merupakan suatu lingkungan yang dibentuk dalam terselenggaranya SPIP
serta sebagai bentuk pengendalian dalam mencapai tujuan organisasi. Bagian dari SPIP meliputi
adanya lingkungan pengendalian, dilakukanya risiko korupsi, Kegiatan pengendalian melalui
identifikasi, analisis dan respon/Kelola (terdiri dari 11 sub unsur kegiatan pengendalian).
Pengendalian memerlukan Informasi dan komunikasi, relevasi dan kehandalan, serta dilakukanya
evaluasi dan pemantauan

Strategi pencengahan korupsi dalam SPIP

Instansi pemerintah meningkatkan kesadaran dan Pendidikan etika, melalui penyusunan kebijakan
dan prosedur anti korupsi, adanya pelatihan anti korupsi Bagai pegawai pemerintahan, adanya
lembanga kode etiks, kampanye kesadaran, pembentukkan unit etika, kolaborasi dan lembanga
eksternal serta adanya keterlibatan peran serta Masyarakat dalam melakukan pengawasan dalam
bentuk laporan. Pencengahan korupsi juga dapat dicapai melalui kolaborasi dengan Lembaga anti
korupsi

Reformasi birokrasi internal (RBI) kemendikbudristek

Adanya dasar hukum yang jelas, reformasi birokrasi general meliputi perubahan dalam road map RB
2020-2024 yang dilakukan secara berkelanjutan, terjadinya delegurasi kebijakan. Reformasi birokrasi
tematik dengan focus meliputi penanggulangan kemiskinan, investasi, digitalisasi administrasi
pemerintahan, prioritas sesuai arahan presiden. Profil reformasi birokrasi kemendikbudristek
memiliki visi dan misi yang jela, mempunyai fungsi dan tugas, adanya ketercapaian dalam capaian
reformasi birokrasi

Pengenalan sistim akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan (SAKIP). Sebagai wujud dari
pemerintahan yang bebas dari korupsi dan dalam rangka meningkatkan kinerja birokrasi
pemerintahan. SAKIP dilakukan secara berjenjang yang dimulai dari kementerian, unit kerja eselon 1,
dan satuan kerja.

Indicator dalam Pengukuran kinerja dengan membandingkan realisasi kinerja dengan target kinerja.

Alur perencanaan SKP melalui matriks penilaian. Alur perencanaan SKP bagi pegawai mutasi
didasarkan pada jenjang Pendidikan, jenjang akreditasi universitas dan dibagi dalam kataogori hasil
penilaian yang didapat. Panduan penggunaan aplikasi ESKP dilingkungan Kemendikbudristek dapat di
akses melalui aplikasi browser dengan menggunakan Https://skp.sdm.kemdikbud.go.id didalam akun
tersebut berisi tentang data pegawai, penyusunan rencana SKP JPT dan pimpinan unit kerja.
Membuat rencana SKP, Pembagian peran, pembagian SKP pegawai (JF dan JA).persetujuan SKP.
Penyusunan evaluasi SKP (Capaian akhir yang dicapai)

Anda mungkin juga menyukai