Anda di halaman 1dari 246

lorem ipsum dolor si amet

Laporan
Tahunan 2015

ii

Diterbitkan oleh:
Komisi Pemberantasan Korupsi
2016
penyusun:
TIM PENYUSUN LAPORAN TAHUNAN KPK 2015
200 hal+viv
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
Jl. Kuningan Persada Kav. 4
Jakarta 12920
Telp.

+62 21 2557 8300

Faks.

+62 21 5289 2456

www.kpk.go.id

iii

VISI, MISI, AZAS, DAN


NILAI-NILAI KPK
Visi

Menjadi lembaga penggerak


pemberantasan korupsi yang
berintegritas, efektif, dan efisien

Misi

1. Melakukan koordinasi dengan


instansi yang berwenang melakukan
pemberantasan TPK;
2. Melakukan supervisi terhadap
instansi yang berwenang melakukan
pemberantasan TPK;
3. Melakukan penyelidikan,
penyidikan,dan penuntutan terhadap
TPK;
4. Melakukan tindakan-tindakan
pencegahan TPK;
5. Melakukan monitor terhadap
penyelenggaraan pemerintah negara.

Asas

Kepastian Hukum
Keterbukaan
Akuntabilitas
Kepentingan Umum
Proporsionalitas

Nilai

Religiusitas
Integritas
Keadilan
Profesionalisme
Kepemimpinan

Laporan
Tahunan 2015

iv
DAFTAR ISI
VISI, MISI, AZAS, DAN NILAI-NILAI KPK

iii

PENGANTAR PIMPINAN

vi

SEKILAS KPK

viii

PROFIL PIMPINAN

xiv

PENGHARGAAN

xviii

OPTIMALKAN PERAN PEMICU

MEMANGKAS GRATIFIKASI, MEMOTONG AKAR KORUPSI

MEMBINA SI UPIK, MENGUATKAN PENDIDIK

10

MODUS LAMA, KORUPTOR BARU

14

KETIKA HUKUM DAN AGAMA SEIRAMA

18

AGAR KEPALA DAERAH TAK TERGODA RASUAH

22

KAWAL DANA DESA, RAKYAT SEJAHTERA

26

AGAR SUMBERDAYA LEBIH BERDAYA

30

MENGGUBRIS TIGA SEKTOR STRATEGIS

34

BERBAGI PERAN MEMBANGUN PERADABAN

40

LAMPIRAN
KEUANGAN DAN ASET

46

MANAJEMEN SDM

48

LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN)

54

GRATIFIKASI

56

PENINDAKAN

72

KOORDINASI DAN SUPERVISI PENINDAKAN

108

PENGELOLAAN BARANG SITAAN DAN RAMPASAN

158

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

172

PENDIDIKAN, SOSIALISASI DAN KAMPANYE ANTIKORUPSI

196

PENGEMBANGAN JARINGAN DAN KERJA SAMA

213

PENGADAAN BARANG DAN JASA

217

PENGAWASAN INTERNAL

218

DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI

222

PENGADUAN MASYARAKAT

223

lorem ipsum dolor si amet

Laporan
Tahunan 2015

vi
PENGANTAR PIMPINAN

Tahun 2015 merupakan sebuah episode yang


berat bagi KPK sebagai sebuah lembaga yang telah
berusia 12 tahun. Berbagai ujian melanda, semoga
menjadi pembelajaran tersendiri agar di kemudian
hari, lembaga ini makin dipercaya publik.
Apa sebab seseorang tenggelam? Jawabannya,
karena ia tak bergerak. Atau kalau toh pun
bergerak, gerakannya tak beraturan sehingga
tak berguna apa-apa bagi si empunya. Menjaga
konsistensi dan irama gerak, yang kemudian
kita sebut sebagai berenang itulah, yang lantas
mampu menyelamatkan seseorang dari kondisi
yang disebut tenggelam.
Ya, tetap bergerak dalam kondisi seperti itu,
merupakan hal penting. Sama halnya yang kami
lakukan sepanjang tahun 2015, meski berbagai
ujian dan cobaan menerpa. Dalam situasi itu, KPK
tetap berupaya menjalankan berbagai program
kerja dan kegiatan yang telah ditetapkan sebagai
bagian dari komitmen menjalankan amanah dalam
perjuangan pemberantasan korupsi.

vii

Di bidang penindakan, misalnya, sejumlah


terobosan
terus
dilakukan
dalam
upaya
pemberantasan korupsi. Di tengah keterbatasan
jumlah penyidik, KPK tetap berupaya bekerja
optimal. Salah satu tanda, KPK berhasil melakukan
operasi tangkap tangan sebanyak lima kali
pada 2015. Di samping melakukan 84 kegiatan
penyelidikan, 99 penyidikan, dan 91 kegiatan
penuntutan, baik kasus baru maupun sisa
penanganan pada tahun sebelumnya. Selain itu
juga melakukan eksekusi terhadap 33 putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
Dari penanganan perkara, lebih dari 198 miliar
rupiah telah dimasukkan ke kas negara dalam
bentuk PNBP.
Di bidang pencegahan, KPK berupaya melibatkan
diri, terutama pada sektor strategis. Misalnya saat
KPK meluncurkan Program Pilkada Berintegritas
guna
mendorong
terealisasinya
pilkada
berintegritas yang dilakukan secara serentak di
sejumlah daerah. KPK bersinergi dengan Komisi
Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas
Pemilu (Bawaslu), baik di tingkat pusat maupun
daerah. Dalam rangka sosialisasi program tersebut,
KPK menggandeng KPU provinsi, Bawaslu
provinsi, tokoh masyarakat, akademisi, dan pers di
9 kota besar.
Selain itu, KPK juga menyelenggarakan Deklarasi
Politik Berintegritas bersama 15 organisasi
muda sayap partai politik. Mereka membaca
ikrar sekaligus menandatangani komitmen
yang menyatakan bahwa integritas merupakan
modal utama dalam menjaga dan menjunjung
tinggi harkat dan martabat sebagai warga
negara Indonesia dan korupsi adalah kejahatan
luar biasa yang menghancurkan bangsa dan
menyengsarakan rakyat.
Tak hanya itu. Sejumlah sektor strategis yang
memberi dampak langsung bagi masyarakat juga
tak luput dari perhatian. Salah satunya upaya
menyelamatkan potensi kerugian keuangan negara,
terutama pada sektor pengelolaan sumber daya
alam yang dilakukan melalui kegiatan koordinasi
dan supervisi yang tak hanya menyentuh sektor
mineral dan batu bara seperti tahun sebelumnya,

namun juga memperluas hingga sektor kelautan,


kehutanan, dan perkebunan di 34 provinsi dengan
melibatkan 27 kementerian/lembaga.
Upaya yang keras juga dilakukan pada sektor
lainnya, antara lain sektor pangan, pendidikan,
kesehatan, hingga tata kelola pemerintahan
daerah, khususnya pada pengelolaan APBD yang
pro-rakyat.
Di tengah upaya itu, KPK juga meyakini ada
faktor kunci yang juga turut meningkatkan
efektivitas
pemberantasan
korupsi,
yakni
pelibatan partisipasi publik. Langkah ini berupaya
menggalang gerakan sosial masyarakat agar turut
mendukung keberadaan gerakan pemberantasan
korupsi sekaligus menjadi agen perubahan dalam
menyebarkan pesan antikorupsi.
Karena itu, sejumlah program juga digelar untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat. Semisal
Gerakan Nasional Saya Perempuan Anti Korupsi
(SPAK), di mana perempuan menjadi faktor
penting dalam penyebaran pesan antikorupsi di
keluarga dan masyarakat. Hingga saat ini, telah ada
499 agen SPAK yang telah memberikan sosialisasi
kepada lebih dari 500 ribu orang.
Lainnya, tak hanya menyasar kaum perempuan.
KPK juga merangkul para guru melalui kegiatan
Teacher Super Camp untuk menyebarkan pesan
antikorupsi melalui aneka karya tulis yang bisa
dimanfaatkan dalam pembelajaran di sekolah. Juga
menyasar generasi muda melalui kegiatan Youth
Camp yang mendorong mereka menjadi motor
perubahan di masyarakat.
Keragaman segmentasi dan peran ini, diharapkan
mampu mengefektifkan pesan antikorupsi yang
akan disebarkan. Karena KPK tak bisa sendiri dalam
perang melawan korupsi, diperlukan kepedulian
tinggi dari setiap elemen bangsa.
Di tengah tahun yang sulit itu, ibarat bergerak
di tengah lumpur. Meski berat, komitmen dan
dukungan publik selama ini adalah bahan bakar
luar biasa yang mendorong kami untuk tetap
semangat dan berjuang dalam pemberantasan
korupsi. Kami berharap dan memohon doa restu
rakyat Indonesia, agar kami tetap amanah dalam
perjuangan ini.

Laporan
Tahunan 2015

viii
SEKILAS KPK

KPK hadir di Indonesia sebagai lembaga hukum


independen. KPK diharapkan bebas dari intervensi
kekuasaan manapun, kendati tetap menjalin
hubungan baik dengan semua elemen negara
ini. Tanggung jawab terbesar KPK adalah kepada
masyarakat Indonesia. Untuk itu, laporan kinerja
KPK disampaikan secara terbuka dan berkala
kepada presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
serta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

KPK memperoleh amanah dan kewenangan


lengkap dalam hal menyelidik, menyidik, sampai
menuntut perkara tindak pidana korupsi. Namun,
tujuan keberadaan KPK bukan mengambil alih
tanggung jawab pemberantasan kasus-kasus
rasuah dari lembaga penegak hukum lain. Sebab bila
merujuk Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002,
ditegaskan bahwa KPK wajib mengutamakan peran
sebagai mekanisme pemicu (trigger mechanism),
yang mendorong pemberantasan korupsi seluruh
elemen penegak hukum di Indonesia berjalan lebih
efektif, efisien, dan sinergis.
Peran sebagai mekanisme pemicu itulah letak
perbedaan sekaligus kekuatan utama KPK
dibandingkan lembaga penegak hukum lainnya.
Salah satunya adalah pemberian wewenang
koordinasi dan supervisi pada KPK.
Pada fungsi ini, KPK melakukan berkoordinasi
dengan instasi yang juga memiliki kewenangan
menangani tindak pidana korupsi. Selain itu, KPK
wajib melakukan supervisi terhadap kegiatan
lembaga-lembaga penegak hukum tersebut.
Hubungan dengan sesama penegak hukum harus
dijalin agar senantiasa harmonis.

Konsekuensi lainnya, tidak semua perkara pidana


korupsi harus ditangani KPK. Undang-UndangUndang No. 30 tahun 2002 tentang KPK mengatur
beberapa syarat. Di antaranya, kasus korupsi
melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara
negara, serta orang lain yang terkait dengan tindak
pidana korupsi aparat hukum maupun pejabat
pemerintahan. Jumlah kerugian negara akibat
kasus korupsi dibatasi minimal Rp 1 miliar, serta
memicu keresahan masyarakat.
Dalam mengemban tugas penyelidikan, penyidikan,
dan penuntutan tindak pidana korupsi, KPK tak
boleh alpa. Sebab, KPK tak dibekali kewenangan
untuk menghentikan sebuah perkara. Karenanya,
selalu berpedoman pada asas kepastian hukum,
keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum,
serta proporsionalitas.
Demi mewujudkan pedoman tersebut, KPK
dipimpin oleh lima komisioner. Satu komisioner
dipilih menjadi ketua merangkap anggota,
sedangkan empat komisioner lainnya menjadi
wakil ketua merangkap anggota.

ix
Lima pimpinan ini menerapkan asas kolektif
kolegial pada setiap pengambilan keputusan
lembaga, serta wajib bertindak sesuai pedoman
KPK. Para pimpinan KPK menjabat selama empat
tahun, dan diperbolehkan dipilih kembali untuk
satu periode jabatan berikutnya.
Jika struktur organisasi dibedah lebih lanjut,
pimpinan KPK membawahi empat bidang.
Pembagiannya terdiri atas Bidang Pencegahan,
Bidang Penindakan, Bidang Informasi dan Data,
serta Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan
Masyarakat. Masing-masing bidang dipimpin
seorang deputi.

Untuk menopang roda organisasi, pimpinan KPK


dibantu seorang Sekretaris Jenderal yang diangkat
dan diberhentikan oleh Presiden Republik
Indonesia, namun bertanggung jawab kepada
pimpinan KPK.
Struktur organisasi KPK juga diatur sedemikian
rupa sehingga memungkinkan masyarakat luas
dapat berpartisipasi mengawasi maupun terlibat
dalam aktivitas dan langkah-langkah yang
dilakukan KPK. Dalam pelaksanaan operasional,
KPK mengangkat pegawai yang direkrut sesuai
dengan kompetensi yang diperlukan.

Laporan
Tahunan 2015

Sumber daya manusia adalah aset utama KPK


dalam menjalankan tugas. Hingga akhir 2015, KPK
memiliki 1.146 pegawai, termasuk di dalamnya
adalah 118 penyelidik, 92 penyidik, 88 penuntut
umum, serta 262 pegawai Kedeputian Pencegahan.

Gedung Baru
Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun KPK pada
29 Desember 2015, gedung baru KPK diresmikan
Presiden Joko Widodo. Gedung yang diberi
nama Dwiwarna ini, seolah menjadi penanda
bahwa perjuangan melawan korupsi masih akan
terus berlanjut. Aplikasi warna merah dan putih
merupakan refleksi warna dasar logo KPK dan juga
bendera Indonesia.
Berdirinya gedung ini telah melewati perjalanan
yang cukup panjang. Pada 2008, KPK sempat
mengajukan anggaran pembangunan gedung
baru ke DPR, namun ditolak. Penolakan ini
lantas memunculkan inisiatif masyarakat untuk
melakukan penggalangan dana. Maka, saat itu kita
mengenal gerakan Koin untuk KPK atau yang
sejenisnya, dengan maksud yang sama, yakni
membantu biaya pembangunan gedung baru KPK.

Inisiatif ini lantas dihentikan ketika anggaran


tersebut baru disetujui Komisi III DPR pada 2012.
Uang yang terkumpul dari gerakan saweran itu,
senilai 403 juta rupiah, seluruhnya diserahkan
kepada Kementerian Keuangan yang dikelola
sebagai hibah dalam negeri.
Gedung setinggi 16 lantai yang terletak di Jalan
Kuningan Persada, Kav. 4, Jakarta Selatan, ini berdiri
di lahan seluas 8.663 meter persegi. Ia memiliki
konsep secure, smart dan green. Rancangan tata
ruang dibuat vertikal, yang memisahkan area
publik dengan area kerja atau area terbatas.
Sistem keamanan dibuat terintegrasi berupa
surveillance camera, access control, visitor
management system & guard tour. Gedung ini juga
mengedepankan penghematan penggunaan energi
dengan pemanfaatan air hujan untuk keperluan
toilet dan penyiraman tanaman, serta desain
fasade gedung yang mempertimbangkan overall
thermal transfer value (OTTV) tidak melebihi 45
watt/meter persegi.
Pembangunan gedung ini dilakukan menggunakan
anggaran tahun jamak sebesar Rp 315,15 miliar
yang bersumber sepenuhnya dari anggaran
pendapatan dan belanja negara (APBN).

xi

Laporan
Tahunan 2015

xii

secure, smart, & green


Konsep Secure
Pengaturan ruang secara
vertikal yang memisahkan
area publik dengan area kerja
atau area terbatas.
Dilengkapi dengan peralatan
pengamanan pasif berupa
akses kontrol dan kamera,
serta pengamanan aktif
patroli petugas pengamanan.

Konsep Smart
Penggunaan sistem
keamanan terintegrasi
berupa surveillance camera,
access control, visitor
management system & guard
tour. Dilengkapi dengan
building otomation system
yang mampu mengendalikan
semua aktivitas peralatan
utama dan penunjang di
dalam gedung.

Konsep Green
Penghematan penggunaan
energi; penggunaan air hujan
untuk keperluan toilet dan
penyiraman tanaman, serta
desain fasade gedung yang
mempertimbangkan overall
thermal transfer value
(OTTV) tidak melebihi 45
watt/meter persegi.

Gedung Dwiwarna
Dibangun sejak 29 November 2013
Diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 29 Desember 2015.

8.663 m2

9.240 m2

19.015 m2

16 Lantai

2.624 m2

3.326 m2

39.629 m2

5.074 m2

350 m2

Luas Lahan

Tinggi Bangunan

Luas Bangunan

Luas Basement 1 & 2

Luas Lantai Dasar

Luas Lantai MZ,


Luas Lantai 2,
& Luas Lantai 3

Luas Tower
(Lantai 4 s.d. Roof)
Luas Gedung Penunjang
(Rutan, Tempat Ibadah &
Auditorium)
Gardu PLN
+ Power House

Anggaran:

Rp. 315,15 miliar rupiah (anggaran multiyears)


Sumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN).

xiii

Laporan
Tahunan 2015

xiv
PIMPINAN KPK PERIODE 2011-2015
Salah seorang komisioner periode ketiga, Busyro Muqoddas mengakhiri masa
jabatannya pada 16 Desember 2014. Dua bulan berselang, Presiden Joko Widodo
melantik tiga Pelaksana Tugas Pimpinan KPK, untuk menggantikan Busyro Muqoddas
dan dua Pimpinan KPK lainnya yang dinonaktifkan.
Ketiganya antara lain Mantan Ketua KPK Periode 2003-2007 Taufiequrachman Ruki,
guru besar ilmu hukum Indriyanto Seno Adji dan Deputi Bidang Pencegahan KPK
Johan Budi SP. Bersama dua pimpinan lainnya, Adnan Pandu Praja dan Zulkarnain,
melanjutkan tugas hingga masa jabatan berakhir pada 16 Desember 2015.
Bagi lelaki kelahiran lahir di Rangkasbitung, Banten, 18 Mei 1946 ini,
menjaga pemberantasan korupsi menjadi sebuah harga mati walaupun
harus berhadapan dengan tantangan dan hujatan sekeras apapun.
Lulusan terbaik Akademi Kepolisian 1971 ini merupakan Pimpinan
KPK Jilid I (2003-2007), yang kembali dipercaya menakhkodai KPK
sebagai Ketua Sementara KPK di periode III (2015).

TAUFIEQURACHMAN RUKI
(Ketua Sementara)

Di Korps Bhayangkara, ia pernah menjabat Kepala Kepolisian Resort


Cianjur (1989-1991), Kepala Kepolisian Resort Tasikmalaya (19911992), Sekretaris Direktorat Lalu Lintas Polda Jabar (1992), dan Kepala
Kepolisian Wilayah Malang (1992-1997). Atas jasa dan pengabdiannya,
ia memperoleh penghargaan Satya Lencana Kesetiaan VIII, XIV, XXIV
dan Bintang Bhayangkara Narariya dan Pratama.

Indriyanto Seno Adji merupakan akademisi dan advokat, yang


meyakini dengan melakukan konsolidasi, tata kelola, dan kinerja,
mampu menjadikan KPK sebagai lembaga yang kuat. Lelaki kelahiran
Jakarta, 11 November 1957, ini mengenyam pendidikan dari program
sarjana hingga doktoralnya di bidang hukum di Universitas Indonesia.

INDRIYANTO SENO ADJI


(Wakil Ketua Sementara)

Sebelum ditunjuk sebagai pimpinan sementara, ia merupakan guru


besar ilmu hukum. Juga menjadi konsultan ahli di Badan Pembinaan
Hukum Nasional (BPHN) dan anggota tim persiapan pembentukan
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Bagi Johan Budi Sapto Pribowo, komunikasi mampu memperkuat


hubungan dan kerja sama antarlembaga dalam menunjang tugas
pemberantasan korupsi. Karena itulah, lelaki kelahiran Mojokerto, 29
Januari 1966, ini dipercaya sebagai Wakil Ketua Sementara KPK.

JOHAN BUDI SAPTO PRIBOWO


(Wakil Ketua Sementara)

Berkat kemahirannya dalam berkomunikasi, Johan didaulat menjadi


Juru Bicara KPK di tiga periode kepimpinan. Sejumlah penghargaan
juga diraihnya, antara lain Tokoh Public Relations 2013 Pilihan SPS,
Insan Humas Terbaik AMH 2014 dan Praktisi Terbaik dalam bidang
Humas oleh ASEAN Public Relation Network pada 2014, serta Humas
Pemerintah Terbaik pada Anugerah Perhumas 2015.

xv

ABRAHAM SAMAD
(Ketua Nonaktif)

BAMBANG WIDJOJANTO
(Wakil Ketua Nonaktif)

Menurut lelaki kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, 27 November


1966 ini, upaya pemberantasan korupsi harus dilakukan dengan garang,
progresif, dan tanpa pandang bulu. Keberanian adalah bahan bakar lulusan
S-1 Hukum Universitas Hasanuddin ini. Sebelum menjadi pimpinan
KPK, ia mendirikan LSM Anti Corruption Committee (ACC) dan menjadi
Tim Penasihat Hukum Komite Pemantau Legislatif (KOPEL) Sulawesi.
Tujuannya, ia ingin mendorong terciptanya sistem pemerintahan yang
baik.
Karakter Bambang Widjojanto yang dinamis dan berani saat memimpin
KPK tidak terlepas dari pengalamann sebelumnya sebagai aktivis
sejumlah LSM, seperti Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia,
KONTRAS, Konsorsium Reformasi Hukum Nasional (KRHN), dan
Indonesian Corruption Watch (ICW). Kontribusinya dalam bidang hak
asasi manusia, membuatnya dianugerahi penghargaan Robert F Kennedy
Human Right Awards karena dinilai konsisten membela hak-hak warga
Papua.
Lelaki kelahiran Jakarta, 18 Oktober 1959, ini mengenyam pendidikan
S-1 Hukum di Universitas Jayabaya. Studi Pascasarjana Hukum Bisnis
Universitas Padjadjaran Bandung (2005) dan program Doktoral di
Universitas Padjadjaran Bandung (2009). Sebelumnya, ia sempat
menjadi anggota Gerakan Anti Korupsi (Garansi), anggota Koalisi
untuk Pembentukan UU MK, menjadi Tim Penasihat Hukum KPK,
dan melakukan sejumlah penelitian yang berkaitan dengan korupsi di
Indonesia.
Bagi Adnan Pandu Praja, KPK membutuhkan sosok pimpinan yang tak
memiliki masa lalu yang kelam agar kinerja lembaga dapat optimal
dalam pemberantasan korupsi. Sebelum menjadi pimpinan KPK, ia
merupakan anggota dan Sekretaris Jenderal Komisi Kepolisian Nasional
(Kompolnas), serta Wakil Sekretaris Umum Himpunan Konsultan Hukum
Pasar Modal, Editorial Jurnal Hukum dan Pembangunan Fakultas Hukum
Universitas Indonesia. Ia juga pernah menjadi Ketua Tim Koalisi LSM dan
Masyarakat untuk RUU Kepolisian (2011).

ADNAN PANDU PRAJA


(Wakil Ketua)

Lelaki kelahiran Jakarta, 14 Januari 1960, ini mengenyam pendidikannya


di Jurusan Hukum Universitas Indonesia tahun 1987. Kemudian
melanjutkan di Master of Law di University of Technology, Sydney
Australia pada 2003.
Lelaki kelahiran Lubuk Basung, Sumatera Baratm 1 Desember 1951, ini
yakin kunci sukses pemberantasan korupsi adalah partisipasi masyarakat.
Bahkan, dalam UU KPK disebutkan bahwa mencegah dan memberantas
korupsi harus melibatkan peran serta masyarakat. Maka, keputusannya
menjadi salah satu pimpinan KPK, merupakan kontribusi nyata dirinya
dalam pemberantasan korupsi.

ZULKARNAIN
(Wakil Ketua)

Sebelum menjabat, sarjana hukum dari Universitas Sumatera Utara tahun


1977 dan Magister Hukum dari IBLAM Jakarta tahun 2004 ini, merupakan
Sekretaris JAM Intelijen Kejaksaan Agung (2009). Selain itu, kariernya di
Korps Adhyaksa antara lain Kepala Kejaksaan Tingi Jawa Timur (2008),
Kepala Kejaksaan Tinggi Kalimatan Selatan (2007), Direktur Penuntutan
Kejaksaan Agung (2006), dan Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Aceh
(2006).

Laporan
Tahunan 2015

xvi
PIMPINAN KPK PERIODE 2015-2019
Kelima Pimpinan KPK Jilid IV dipilih oleh Komisi III DPR pada rapat 17 Desember 2015
dengan mekanisme pemungutan suara. Mereka antara lain, Agus Rahardjo dengan
53 suara, Basaria Panjaitan dengan 51 suara, Alexander Marwata dengan 46 suara,
Saut Situmorang dengan 37 suara, dan Laode Muhammad Syarif dengan 37 suara.
Dalam pemungutan suara untuk posisi ketua, Agus Rahardjo unggul dengan 44 suara.
Kemudian kelimanya dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada 21 Desember 2015 di
Istana Negara.

Memadukan pencegahan dan penindakan secara terintegrasi, adalah


komitmen Agus Rahardjo saat terpilih sebagai ketua KPK. Menurut
lelaki kelahiran Magetan, Jawa Timur, 1956, ini bila strategi itu
dioptimalkan, maka hasilnya akan lebih efektif.

AGUS RAHARDJO
(Ketua)

BASARIA PANDJAITAN
(Wakil Ketua)

Dalam dunia dunia pengadaan barang dan jasa, namanya bukanlah


sosok yang baru. Lulusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh
November (ITS) pada 1984 dan Arthur D. Little Management Education
Institute, Management, Cambridge, Amerika Serikat ini, merupakan
Kepala Pusat Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa
Publik (PPKPBJ). Kemudian menjadi Kepala Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) pada 2010.

Lulusan Sarjana Hukum Sepamilsukwan Polri I Tahun Angkatan


1983-1984 dan Magister Hukum Ekonomi UI ini merupakan perwira
dari Korps Bhayangkara. Perempuan kelahiran Pematangsiantar, 20
Desember 1957, ini pernah menjabat Kabag Serse Narkoba Polda Nusa
Tenggara Barat (NTB) pada 1997-2000. Kemudian, ia menjabat sebagai
Kabag Narkoba Polda Jabar (2000-2004), dan Dirserse Kriminal Polda
Kepulauan Riau pada 2006-2008. Pada 2009, ia menjadi perwira
tinggi dengan pangkat Brigadir Jenderal Polisi pada jabatan Kapus
Provos Divpropam. Dan pada 2015, ia menjabat sebagai Staf Ahli
Kapolri bidang Sosial Politik dengan pangkat Inspektur Jenderal Polisi.
Ia berkomitmen untuk meningkatkan hubungan dan komunikasi di
antara lembaga penegak hukum seperti Kejaksaan dan Kepolisian.

xvii
Sebelum terpilih, Alexander Marwata merupakan Hakim Ad Hoc
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta sejak 2012. Lelaki kelahiran
Klaten, Jawa Tengah, 26 Februari 1967, ini berkomitmen memperbaiki
sistem di KPK agar pemberantasan korupsi lebih efektif. Salah
satu strateginya melalui konsolidasi, baik dalam internal, maupun
antarlembaga penegak hukum.

ALEXANDER MARWATA
(Wakil Ketua)

Ia merupakan lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN),


kemudian melanjutkan studi S-1 Ilmu Hukum di Universitas Indonesia.
Ia pernah berkarier di Badan Pengawas Keuangan Pembangunan (BPKP)
sejak 1989-2011.

Thony Saut Situmorang berkomitmen memperkuat bidang pencegahan


KPK. Sehingga penindakan dan pencegahan bisa sama kuat. Lelaki
kelahiran Mayang, 20 Februari 1959, ini merupakan lulusan S-1 Ilmu
Fisika di Universitas Pajajaran Bandung. Gelar magisternya diraih dari
Jurusan Manajemen Universitas Krisna Dwipayana, sementara program
doktoralnya diambil di Universitas Indonesia dan UPI YAI.
SAUT SITUMORANG
(Wakil Ketua)

Kariernya diawali saat bergabung ke Badan Intelijen Negara pada 1987.


Ia juga pernah mengikuti Program Pendidikan Regular Angkatan ke-50
Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) pada 2013. Tahun 19972001, ia menjadi Sekretaris III KBRI Singapura. Setelah itu, ia berpindah
menjadi Sekretaris I di KBRI Canberra, Australia, pada 2008-2001.
Jabatan terakhir, ia menjadi Staf Ahli Kepala BIN bidang Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup.

Lahir di Lemoambo, Pulau Muna, Sulawesi tenggara, 16 Juni 1965, Laode


M. Syarif mengawali karir di Makassar sebagai dosen pada Fakultas
Hukum Universitas Hasanuddin sejak 1992. Ia menyelesaikan pendidikan
Sarjana Hukum di tempatnya mengabdi, kemudian melanjutkan studinya
di Australia pada program Master of Laws di Queensland University of
Technology, Brisbane dan studi doktoralnya di University of Sydney,
School of Law dengan program kekhususan Hukum Lingkungan
Internasional.
LAODE M SYARIF
(Wakil Ketua)

Selain menjadi dosen, ia juga aktif sebagai pembicara dan dosen tamu
di kampus dunia, antara lain Sydney University Law School, National
University of Singapore Law School, Cebu University Law School dan
University of South Pacific, Vanuatu serta mengajar kode etik dan hukum
lingkungan di Mahkamah Agung RI.
Tak hanya itu, ia juga aktif pada beberapa organisasi nasional dan
internasional, antara lain Partnership for Governance Reform in Indonesia,
IUCN Academy of Environmental Law, dan UNODC Anti-Corruption
Academic Initiative (ACAD).

Laporan
Tahunan 2015

xviii
PENGHARGAAN
Sejumlah apresiasi dan penghargaan yang kami peroleh tahun ini, tentu saja menjadi
bahan bakar semangat kami dalam berkarya dan berjuang di lembaga ini. Ada yang
mampu kami pertahankan dari tahun sebelumnya, ada pula penghargaan yang baru
kami peroleh.
Kalaulah itu pantas disebut prestasi, kami bangga bisa dipercaya menyandangnya. Tak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada masyarakat dan seluruh elemen bangsa yang
telah memberi kesempatan kepada kami. Semoga kami bisa mengemban amanah ini
lebih baik lagi.

1. Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah (LAKIP) KPK tahun 2014
mendapatkan predikat A.

2. Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK)


dinobatkan sebagai Program Public Relations
Insipiratif dalam ajang Indonesia Public
Relation Award & Summit (IPRAS) 2015.

3. Juara I Anugerah Media Humas (AMH) 2015,


Kategori Pelayanan Informasi Melalui Internet,
Bakohumas segmen kementerian/lembaga
pemerintah nonkementerian/BUMN/PTN.

4. Peringkat III Penghargaan Keterbukaan


Informasi Badan Publik 2015 untuk kategori
Lembaga
Pemerintah
Nonstruktural.
Diselenggarakan
Kementerian
Sekretaris
Negara,
Kementerian
Komunikasi
dan
Informatika, serta Komisi Informasi Pusat.

5. Pelaksana Tugas Pimpinan KPK Johan Budi


SP mendapatkan Anugerah Perhimpunan
Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas)
2015 untuk kategori Humas Pemerintah.

lorem ipsum dolor si amet

Laporan
Tahunan 2015

2
2

OPTIMALKAN
PERAN
PEMICU

Bersinergi adalah peran kunci yang dijalankan


KPK sebagai mekanisme pemicu. Tak hanya
untuk memberantas korupsi, melainkan juga
mendorong perbaikan sistem.

Laporan
Tahunan 2015

Ibarat pepatah, berat sama dipikul, ringan sama


dijinjing. Ketika perjuangan dalam memberantas
korupsi menghadapi tantangan yang besar,
maka berbagi peran adalah strategi jitu untuk
membuatnya terasa lebih mudah, efektif dan
efisien. Sebab, tantangan atau apapun yang sejenis
dengan itu, adalah sebuah keniscayaan bagi para
pejuang kebenaran.
Maka, amanat Undang-Undang yang melekatkan
KPK dengan fungsi sebagai mekanisme pemicu
(trigger mechanism), juga menghendaki adanya
sinergi dengan lembaga penegak hukum lainnya.
Dalam hal ini, ada Kepolisian, Kejaksaan, bahkan
lembaga lainnya yang juga turut mendukung
kinerja yang akan saling melengkapi.
Maka dalam mengemban tugas di bidang
penindakan, maupun pencegahan, KPK juga
berbagi peran agar kemaslahatan bisa dirasakan
secara maksimal bagi masyarakat.
Di bidang penindakan, KPK fokus pada
peningkatan kapasitas aparat penegak hukum,

yakni Kepolisian, Kejaksaan, Badan Pemeriksa


Keuangan (BPK), serta auditor Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Sebagai
mekanisme pemicu, KPK membangun sinergi agar
proses penanganan perkara korupsi yang ditangani
aparat penegak hukum lainnya, bisa berjalan
secara efektif dan efisien, serta penerapan sanksi
yang tegas bisa dilakukan untuk menimbulkan
efek jera (deterrent effect).
Sebab faktanya, barisan koruptor pun kini semakin
menguatkan konsolidasi dan mengatur strategi
agar modus kejahatannya tak mudah terendus
penegak hukum. Berbagai sumber daya dikerahkan,
tak hanya untuk mengambil keuntungan mereka
saja, tetapi juga mulai menghambat perjuangan
pemberantasan korupsi. Dengan begitu, bekerja
sama adalah keharusan.
Untuk mewujudkan itu, pada tahun ini KPK
menggelar kegiatan Pelatihan Bersama Aparat
Penegak Hukum di tiga kota, yakni Kota Manado,
pada 14-18 Agustus 2015, untuk lingkup Provinsi
Gorontalo dan Provinsi Sulawesi Utara. Selanjutnya,

Laporan
Tahunan 2015

5
di Kota Pekanbaru, pada 24-28 Agustus, untuk
lingkup Provinsi Riau dan Provinsi Kepualauan
Riau. Kemudian Kota Denpasar, pada 19-23
Oktober 2015, untuk lingkup Provinsi Bali dan
Nusa Tenggara Barat.
Ketiga kegiatan itu memiliki agenda utama, yakni
mengatasi berbagai kendala dalam penanganan
perkara tindak pidana korupsi dan pengembalian
kerugian keuangan negara, di masing-masing
provinsi. Dari pelatihan bersama ini, peserta
memperoleh materi pencegahan maupun teknis
penindakan kasus korupsi dari narasumber yang
kompeten.
Bagi KPK sendiri, kegiatan ini menjadi amat penting
untuk meningkatkan kapasitas aparat penegak
hukum dalam penanganan perkara, baik di tingkat
penyelidikan, penyidikan, maupun penuntutan.
Selama 2015, sebanyak 521 peserta dari enam
provinsi mengikuti kegiatan tersebut. Mereka
terdiri atas penyidik Kepolisian Daerah, penyidik
Kejaksaan Negeri dan Kejaksaan Tinggi, auditor
BPK dan BPKP.

Tingkatkan Good Governance

Sementara untuk bidang pencegahan, KPK


berupaya
mendorong
terselenggaranya
pemerintahan yang bersih, khususnya dengan
mengedepankan prinsip-prinsip transparansi
dan akuntabilitas sehingga niat dan kesempatan
korupsi, bisa diminimalisasi.
Caranya, melalui sinergi yang telah dibangun sejak
2012, KPK bekerja sama dengan BPKP dalam untuk
menyelenggarakan kegiatan semiloka Koordinasi
dan Supervisi (Korsup) Pencegahan Korupsi di 32
provinsi. Kegiatan tahun ini bertujuan, mendorong
pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) sesuai dengan peraturan yang
berlaku, mengidentifikasi permasalahan, risiko,
dan penyebab masalah pada APBD.
Kegiatan Korsup Pencegahan tahun ini telah
memantau dan mengevaluasi pada tiga hal utama,
yakni tindak lanjut hasil Korsup Pencegahan pada
tahun 2014; APBD tahun anggaran 2014/2015,
mulai dari perencanaan dan penganggaran, belanja
hibah, bantuan sosial (bansos), dan pengadaan
barang dan jasa; serta kepentingan nasional pada
bidang pendapatan.

Kegiatan yang digelar sepanjang OktoberDesember 2015 ini dihadiri para pimpinan dan
anggota DPRD setingkat provinsi, pimpinan DPRD
kabupaten/kota, Forum Komunikasi Pimpinan
Daerah, serta pimpinan dan pejabat Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan
pemerintah daerah.
Hasilnya disimpulkan bahwa, pertama, proses
penyusunan dan alokasi anggaran seringkali rawan
intervensi pihak luar, pengelolaan hibah-bansos
yang tidak sesuai, dan alokasi anggaran yang tidak
pro rakyat.
Kedua, dalam pengadaan barang dan jasa, proses
lelang seringkali tidak transparan, adanya markup harga, dan spesifikasi barang yang berbeda.
Ketiga, pelayanan publik yang berhubungan
dengan masalah perizinan, masih terdapat praktikpraktik gratifikasi, belum terwujudnya pelayanan
prima dalam bentuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(PTSP), serta perizinan yang belum transparan.
Dari sini, KPK terus melakukan evaluasi disertai
perbaikan dengan harapan dapat mencegah
terjadinya tindak pidana korupsi, menurunkan
potensi korupsi, meningkatkan akuntabilitas,
transparansi, efisiensi dan efektivitas, serta
partisipasi masyarakat pada sektor-sektor tersebut.
Pada akhirnya, KPK berharap melalui sinergi
ini bisa berkontribusi secara signifikan pada
pemberantasan korupsi yang berdampak pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Laporan
Tahunan 2015

DARI
REGULASI
HINGGA
APLIKASI

Upaya membentuk kesadaran menolak dan


melaporkan gratifikasi tetap dilakukan secara
progresif. Di tahun ini, KPK telah menerima
laporan gratifikasi dengan nilai total lebih
dari Rp33 miliar.

Laporan
Tahunan 2015

8
Gratifikasi selama ini sering dianggap hanya berupa
oleh-oleh, cinderamata atau uang terimakasih
dalam nilai kecil, pemahaman tersebut kurang
tepat. Gratifikasi sejatinya adalah segala bentuk
pemberian, baik bernilai besar maupun bernilai
kecil. Gratifikasi memiliki karakterisktik tidak
transaksional, sehingga pemberi seolah-olah tidak
menginginkan imbal balik apapun dari penerima,
padahal pemberian tersebut diberikan karena
melihat posisi ataupun jabatan penerima. Sebagian
ahli menyebut gratifikasi sebagai investasi,
upaya mencari perhatian dan bahkan suap yang
tertunda kepada pejabat dengan tujuan dapat
mempengaruhi kebijakan dalam jangka panjang.
Dalam keseharian bermasyarakat, terdapat
beberapa situasi dimana lazim terjadi kegiatan
saling memberi dan menerima hadiah. Misalnya
pada saat perayaan hari raya, pernikahan
serta momen agama dan budaya lainnya. Para
penyelenggara negara dan pegawai negeri
diharapkan dapat memahami pemberian yang
merupakan gratifikasi dan pemberian yang
merupakan bagian dari aktivitas bermasyarakat.
Salah satu indikator utamanya adalah adakah
keterkaitan antara pemberian dengan jabatan
penerima.
Sebab
jika
tidak
berhati-hati,
penerimaan gratifikasi dapat dijerat pasal 12B
UU Tipikor, yakni pidana penjara minimal empat
tahun dan maksimal 20 tahun serta denda sebesar
Rp200 juta hingga Rp1 miliar.
Pemidanaan gratifikasi pernah terjadi pada
Gayus H Tambunan, seorang pegawai di Dirjen
Pajak Kementerian Keuangan. Pidana gratifikasi
digunakan untuk memproses kekayaan yang tidak
dapat dijelaskan asal-usulnya secara wajar bila
dibandingkan dengan penghasilan yang sah.
Pegawai negeri sebaiknya menolak pemberian
gratifikasi
pada
kali
pertama
dengan
menjelaskan kepada pemberi bahwa dirinya tidak
diperkenankan menerima hal tersebut. Namun jika
dalam keadaan tidak dapat menolak, penerimaan
tersebut wajib dilaporkan kepada KPK dalam
jangka waktu maksimal 30 hari kerja. Dengan
demikian pidana penjara dan denda tidak lagi dapat
menjerat penerima gratifikasi, karena dengan
melaporkannya kepada KPK telah menggugurkan
ancaman pidana tersebut. Selanjutnya KPK yang
akan menentukan status gratifikasi tersebut
menjadi milik negara atau milik penerima.
Upaya mencegah korupsi dapat dimulai dengan
mengendalikan gratifikasi. Kegiatan ini dapat
membentuk lingkungan pengendalian di instansi,

laporan gratifikasi yang disampaikan dapat


dijadikan alat untuk mendeteksi kerawanan
korupsi dan potensi konflik kepentingan, langkah
selanjutnya adalah membuat kebijakan untuk
mengatasi kerawanan korupsi tersebut.
Kegiatan pengendalian gratifikasi di instansi
pemerintah telah dilakukan melalui penerapan
Sistem Pengendalian Gratifikasi (SPG). Sistem ini
mendukung perwujudan good governance. Sistem
ini mendorong instansi mitra untuk menerapkan
SPG secara aktif dengan asistensi KPK. Sebagai
program yang berkesinambungan, SPG terdiri dari
beberapa tahapan kegiatan yakni menganalisa
tingkat kerawanan korupsi, menandatangani
komitmen anti-gratifikasi, membuat aturan
pengendalian gratifikasi di internal instansi dan
mendirikan Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG),
setelah itu secara rutin melaksanakan monitoring
dan evaluasi SPG.
Kesuksesan pelaksanaan setiap tahapan sangat
menentukan tingkat pemahaman gratifikasi
pegawai/pejabat
di
instansi
mitra,
serta
meningkatkan kepatuhan mereka dalam menolak
atau melaporkan penerimaan gratifikasi.
Sampai dengan Desember 2015, terdapat 180
kementerian, lembaga, organisasi pemerintah,
termasuk KPK, yang telah menerapkan SPG
dalam berbagai tingkat tahapan. Termasuk di
dalamnya adalah Kementerian, BUMN, Lembaga
Tinggi Negara, dan Pemerintah Daerah. Beberapa
instansi yang lebih maju dalam penerapan SPG,
telah membentuk UPG sebagai wahana penerusan
laporan gratifikasi kepada KPK dan diseminasi
informasi tentang gratifikasi kepada seluruh
pegawai.
Kegiatan pengendalian gratifikasi merupakan
aktivitas yang dinamis, hal ini berarti akan selalu ada
hal baru yang dapat menyempurnakan efektivitas
kegiatan tersebut. Beberapa perbaikan telah yang
dilakukan untuk menutup celah gratifikasi, antara
lain menentukan standar batasan nilai gratifikasi
yang dilarang diterima oleh penyelenggara negara
dan pegawai negeri, meningkatkan perlindungan
hukum bagi pelapor gratifikasi serta menguatkan
landasan hukum lingkungan pengendalian
gratifikasi di institusi pemerintahan.
Pada tahun 2015, KPK berinisiatif melakukan
kajian urgensi penyusunan peraturan pemerintah
untuk mengurai gratifikasi dari beragam aspek
yakni hukum pidana, budaya, keagamaan dan
adat-istiadat masyarakat Indonesia. Kajian ini
juga bertujuan meletakkan ketentuan tentang

Laporan
Tahunan 2015

9
pengendalian gratifikasi secara terintegrasi
dengan ketentuan disiplin pegawai seperti reward
and punishment, sebagai salah satu perangkat
dalam menjalankan reformasi birokrasi.
Kajian ini disusun dengan pendekatan yuridis
normatif melalui studi pustaka, wawancara ahli
yang memiliki kualifikasi di beberapa bidang.
Pertemuan dengan para pakar sebagai narasumber
juga telah digelar sejak Mei-Juni 2015, antara lain
dengan pakar hukum pidana, hukum tata negara,
ilmu perundang-undangan, hukum administrasi
negara, filsafat hukum, antropologi hukum,
budayawan dan pihak lain yang terkait.
Dengan adanya peraturan pemerintah tentang
gratifikasi ini, nantinya diharapkan agar pegawai
negeri, penyelenggara negara, masyarakat dan
pelaku usaha dapat memahami dan menerapkan
pengendalian gratifikasi di institusi masingmasing.
Kegiatan pengendalian gratifikasi tidak hanya
dilakukan bagi para penyelenggara negara dan
pegawai negeri, melainkan juga melibatkan pihak
korporasi/swasta. Sebab, keterlibatan sektor
swasta pada sejumlah kasus korupsi, seolah
menggambarkan fenomena supply dan demand.
Dua pihak yang melakukan korupsi tersebut
berasal dari sektor publik dan sektor swasta.
Faktanya 24 persen pelaku korupsi yang ditindak
oleh KPK pada 2015 berasal dari sektor swasta.
Fakta tersebut diamini Global Corruption Barometer
Survey tahun 2013 yang menyebutkan bahwa 3039,9 persen responden di Indonesia menyatakan
pernah membayar suap selama setahun terakhir
terkait dengan pelayanan publik.
Karenanya, KPK menyadari bahwa pihak swasta
juga harus dilibatkan dalam memberantas praktik
gratifikasi. Upaya itu dilakukan dengan melakukan
sosialisasi materi pengenalan dan pendalaman
isu gratifikasi kepada lebih dari 720 pengusaha
sektor sumber daya alam di 24 provinsi. Kegiatan
sosialisasi dilaksanakan di kota Medan, Jakarta,
Semarang, Gorontalo, Makassar, dan Pontianak,
yang diikuti para pengusaha yang bergerak di
bidang mineral dan batubara, kelautan, serta
kehutanan dan perkebunan.
Dari sejumlah kegiatan sosialisasi itu, KPK
mendapatkan apresiasi dari para peserta. KPK
mencatat harapan pengusaha tentang kesempatan
usaha yang setara (same level playing field) dalam
berbisnis, dengan asumsi jika aturan mengenai
gratifikasi dijalankan secara tegas.

Selain sosialisasi kepada pengusaha bidang


mineral dan batu bara, sosialisasi gratifikasi juga
menyentuh dunia kesehatan. KPK bersama
Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) berupaya mencari solusi agar
profesi dokter, baik yang berstatus pegawai negeri
sipil dan swasta, tidak diperkenankan menerima
gratifikasi dari perusahaan farmasi.

Pelajari Gratifikasi Secara Mandiri

Salah satu solusi yang ditawarkan KPK untuk


meningkatkan kesadaran dan pemahaman
mengenai gratifikasi dengan meluncurkan
E-learning Gratifikasi pada perayaan Festival
Antikorupsi di Bandung, 10 Desember 2015.
Masyarakat dapat mengaksesnya melalui situs
http://www.kpk.go.id/gratifikasi. Di situs ini,
tersedia 12 modul pembelajaran yang disediakan
untuk dipelajari secara mandiri oleh pengguna.
Materi-materi itu mencakup definisi gratifikasi,
praktik dan batasan gratifikasi, hukum dan regulasi,
pelaporan gratifikasi, pengendalian gratifikasi,
gratifikasi
dalam
persepektif
pencegahan,
penindakan gratifikasi, konsep dasar antikorupsi,
panduan analisis laporan gratifikasi, dan kerangka
hukum internasional tentang gratifikasi.
Yang menarik, tersedia pula layanan permainan
peran (role playing) dalam situs e-learning.
Pengguna dapat menjadi mitra kerja KPK atau
wakil lembaga swadaya, pegawai negeri, pegawai
KPK, pegawai swasta, tunas integritas, atau bahkan
berperan sebagai Unit Pengendali Gratifikasi (UPG).
Bila setelah belajar mandiri pengetahuan tentang
gratifikasi dirasa memadai, maka pengakses
e-learning dapat menguji pemahamannya lalu
memperoleh sertifikasi.
Beragam
pendekatan
terhadap
kegiatan
pengendalian gratifikasi diharapkan memberikan
dampak positif dalam pemberantasan tindak
pidana korupsi. Karena memangkas gratifikasi
merupakan bagian dari bagian kerja memotong
akar korupsi.

Laporan
Tahunan 2015

10
10

MEMBINA
SI UPIK,
MENGUATKAN
PENDIDIK

11

Tunas muda antikorupsi, adalah warisan


terbaik bagi bangsa ini. Perlu upaya sedini
mungkin dalam menyiapkan mereka sebagai
penerus cita-cita bangsa agar terbebas dari
belenggu korupsi.

Laporan
Tahunan 2015

12
Tantangan terbesar pendidikan generasi muda hari
ini, adalah pembangunan integritas dan karakter
mulia. Tak hanya kesulitan mengemas pesan,
sebab tantangan itu juga datang dari gempuran
nilai-nilai yang mendemoralisasi generasi kita.
Itu sebab, pada dimensi pencegahan, Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) juga memainkan
peran dalam melaksanakan pendidikan antikorupsi
bagi anak-anak untuk membangen karakter
bangsa yang jujur dan berintegritas. Meski kita
tahu upaya ini tak semudah membalikkan telapak
tangan.
Ibarat memahat di batu, pendidikan antikorupsi
memang memerlukan waktu yang panjang. Namun
begitu, diharapkan, hasilnya bisa membawa
perbaikan sehingga bangsa ini bisa melahirkan
generasi terbaik.
Namun, ketika menanamkan pesan antikorupsi
kepada anak, ada hal khusus yang harus
diperhatikan. Ia harus mudah dicerna dan dengan
cara yang menyenangkan, agar pesan dan nilai
positif bisa tertanam pada pribadinya. Karena itu,
KPK menggunakan sarana permainan edukatif
berupa Zona Sahabat Pemberani di area Taman
Pintar Yogyakarta, yang diluncurkan pada 4 Mei
2015. Zona permainan edukatif ini merupakan
pengembangan yang terinspirasi dari Film Animasi
Sahabat Pemberani yang diproduksi KPK dua
tahun sebelumnya.
Taman Pintar Yogyakarta dipilih karena ia
memadukan secara serasi konsep pendidikan
dan hiburan bagi anak. Apalagi rata-rata
pengunjungnya sekitar enam ribu orang per pekan.
Sehingga diharapkan akan banyak anak-anak
yang terpapar pesan antikorupsi.
Zona Sahabat Pemberani menempati area seluas
seluas 100 meter persegi. Dalam zona tersebut
terdapat materi pendidikan antikorupsi melalui
beragam media, antara lain kinnect games berisi
petualangan dan senam antikorupsi, materi
bergambar berupa lukisan kekayaan Indonesia,
nilai-nilai antikorupsi, dan informasi seputar
kinerja KPK; pohon harapan yang berisi tokohtokoh bangsa berintegritas, serta film antikorupsi.
Tak hanya mewujud pada zona permainan
edukatif, pesan antikorupsi yang sarat moral
juga diwujudkan dalam bentuk dongeng. Sejak
diluncurkan pada 2014, KanalKPK TV secara rutin
memproduksi Kanal Dongeng, sebuah tayangan
yang mengemas pesan moral melalui kisah bijak.

Dalam kesempatan lain, KPK juga berkolaborasi


dengan Kelompok Dongeng Bengkimut dan
Kinarya Gagas untuk menggelar Festival Bandung
Mendongeng pada 8 November 2015 di Sekolah
Gagas Ceria, Jalan Malabar 61, Bandung, Jawa
Barat. Ada 17 pendongeng yang memeriahkan
acara di hadapan ratusan anak.
Tak hanya menyajikan parade dongeng, dalam
kegiatan intu juga diselenggarakan Lomba
Dongeng Aku Anak Jujur yang bekerja sama
dengan Komunitas Bandung Bercerita Antikorupsi.
Melalui kegiatan ini, KPK mendorong seluasluasnya kepada masyarakat mengenai efektifnya
kebiasaan mentransfer nilai moral melalui
mendongeng.
Dengan demikian, fokus Festival Bandung
Mendongeng adalah membangun kejujuran,
disipilin, integritas, berani, peduli, kerja keras
melalui cerita-cerita yang memiliki daya pikat,
khususnya bagi anak-anak.
Selama kegiatan di Bandung, KPK pun
menyediakan materi dalam format buku untuk
anak-anak. Mengingat kecenderungan anak pada
materi bergambar dibanding buku yang dipenuhi
tulisan, diluncurkanlah komikstrip Sahabat
Pemberani yang merupakan pengembangan dari
versi film animasi dengan judul yang sama.
Komikstrip bercerita tentang tiga tokoh utama
Krisna, Panji, dan Kirana. Pada setiap cerita,
ketiga tokoh itu akan mengalami masalah yang
menantang para pembaca agar memahami prinsip
antikorupsi. Cerita setiap komik dibuat singkat
dan padat, agar cepat dan mudah dipahami anakanak. Komik ini dikemas dalam bahasa yang
komunikatif dan bisa dicerna sesuai jenjang usia
dan pendidikannya, tetapi fokus menjelaskan
pentingnya nilai-nilai antikorupsi.
Tak hanya itu, KPK juga mencoba medium lainnya,
demi menjangkau anak-anak seluas mungkin.
Musik, diyakini sebagai bahasa universal kepada
semua kalangan. Oleh karena itu, KPK meluncurkan
album lagu anak-anak sebagai bentuk kampanye
selanjutnya. Peluncuran album lagu anak bertajuk
Aku Anak Jujur ini dilakukan saat Festival
Antikorupsi di Sasana Budaya Ganesha, Bandung,
pada 10 Desember 2015.
Dalam album ini, terdapat 8 lagu anak, antara lain Si
Kumbi, Kumbinesia, Pasar Kaget, Permen Adik, PR
Putri, Sayap Kecil, Anak Berani, dan Persahabatan.
Ini bukan sembarang lagu. Setiap bait lirik yang
dikemas dengan sederhana, mengandung pesan

13
positif bagi anak-anak. Enam dari delapan lagu
yang masuk dalam album ini merupakan ciptaan
Wawan dari band humor Teamlo.
Melengkapi medium yang sudah, KPK juga
merilis film boneka berjudul Si Kumbi. Film ini
ditayangkan lewat KanalKPK TV. Tentu saja, pesan
moral yang disajikan penuh dengan tingkah jenaka
dan alur cerita yang sederhana, sehingga anakanak akan mudah mencerna.
Kumbi adalah nama sosok kumbang, yang dibuat
menarik, dengan warna tubuh hitam dan merah
seperti logo KPK. Dalam video boneka yang
dibuat, anak-anak yang menjadi sasaran pemirsa
utama akan bertualang bersama Kumbi dan
teman-temannya, yaitu Ayi Ayam, Tupi Tupai,
Osyi Kelinci, dan Bimo Beruang. Mereka tinggal
di Desa Kumbinesia. Persahabatan para tokoh
mengajarkan pesan kepada anak-anak agar hidup
jujur, berani, bertanggung jawab, adil, dan peduli
pada sesama.

Permainan Antikorupsi
KPK memahami betul, bahwa pesan antikorupsi
mampu disajikan dalam ragam bentuk. Menyasar
segmentasi anak-anak, tentu saja format penyajian
pesan harus menyesuaikan agar menyenangkan
dan juga mendidik. Melengkapi sarana edukasi
yang telah disebut di atas, KPK juga memproduksi
papan permainan (board game) agar pesan
antikorupsi semakin mudah dipahami.
Ada games Sembilan Nilai Antikorupsi (Semai)
yang dimainkan dua orang atau berkelompok.
Permainan
tersebut
menggunakan
papan
berbentuk oval, yang terbagi atas 18 belas bidang
kecil pada dua sisi yang saling berhadapan.
Sebagian bidang pada sisi biru, lainnya pada sisi
berwarna hijau.
Jumlah masing-masing bidang adalah sembilan,
yang mewakili 9 nilai antikorupsi. Dilengkapi
dengan ilustrasi yang lucu, nilai antikorupsi yang
dimaksud adalah kesederhanaan, kegigihan,
keberanian, kerjasama, kedisiplinan, keadilan,
kejujuran, bertanggung jawab, dan kepedulian.
Nantinya, para pemain akan menebak pertanyaan
tentang situasi yang dialami sehari-hari, yang
merupakan contoh dari salah satu dari 9 nilai yang
ada.
Tak hanya Semai. Masih ada tiga jenis permainan
lainnya, yakni Putar-Putar Lawan Korupsi (Put-Put
LK), Arisan Antikorupsi, dan Main Jodoh (Majo).

Seperti namanya, Put-Put LK dimainkan pada


perangkat berbentuk lingkaran. Peserta harus
melewati 12 bidang yang berisi berbagai situasi
yang menggambarkan perilaku koruptif. Di
antaranya gratifikasi, marketing fee, money
politics, dan sebagainya.
Arisan Antikorupsi juga diciptakan untuk
menanamkan nilai moral. Selayaknya arisan
betulan, peserta pemainan tersebut juga bergiliran
mengundi gulungan kertas. Bedanya, pada arisan
antikorupsi, gulungan tersebut berisi pertanyaan
yang harus dijawab. Perbedaan lain, peserta tidak
mendapatkan uang, tetapi wawasan antikorupsi.
Sementara dalam permainan Majo, setiap peserta
menjodohkan berbagai situasi pada kartu berwarna
putih pada lima bidang, yakni perilaku koruptif/
tindak pidana korupsi, sikap antikorupsi dan peran
serta masyarakat, suap, gratifikasi, dan pencucian
uang.
Dalam permainan, ada pesan moral yang tersimpan.
Sering-sering main, tentu saja nilai moral tersebut
akan lebih kuat melekat pada benak anak, yang
pada akhirnya membentuk karakter integritas
dalam diri mereka. Semoga.

Guru Menginspirasi
Di samping memproduksi medium edukatif,
KPK juga menyadari pentingnya peran pendidik.
Mereka adalah orangtua kedua bagi anak yang
diharapkan mampu menjadi teladan. Karena
itu, KPK menggelar Teacher Supercamp: Guru
Menulis Antikorupsi di Lembang, Jawa Barat, pada
2-6 November 2015.
Kegiatan ini diikuti 25 guru dari SMP dan SMA atau
sederajat, yang dipilih melalui proses seleksi karya
kreatif berupa cerpen, esai, naskah drama, puisi,
dan komik. Setiap peserta akan memproduksi
berbagai karya tulis dengan nilai antikorupsi yang
universal.
Selama kegiatan, peserta mendapat pendampingan
dan pelatihan menulis dari editor, penulis, komikus,
dan akademisi di bidang penulisan, antara lain Gol
A Gong, Ahmad Fuadi, Pidi Baiq, Beng Rahadian,
Iman Soleh, dan Zulfikri Anas.
Pada akhirnya, kegiatan Teacher Supercamp ini
diharapkan bisa meningkatkan kapasitas tenaga
pendidik dalam menyusun materi pendidikan
antikorupsi dan memperkaya konten atau literatur
pendidikan antikorupsi yang dapat dimanfaatkan
dan diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.

Laporan
Tahunan 2015

14
14

MODUS
LAMA
KORUPTOR
BARU

15
15

Meski dikategorikan sebagai kejahatan luar


biasa, tapi tetap saja masih ada yang tergoda
melakukan korupsi. Modusnya masih
sama dari kebanyakan kasus korupsi yang
terungkap, tapi dengan latar belakang yang
beragam.

Laporan
Tahunan 2015

16

Kinerja bidang penindakan KPK memang tak


pernah sepi dari pemberitaan media. Ibarat laron
yang mengerubungi lampu, terungkapnya sebuah
kasus korupsi, sangat menarik hati pekerja media.
Tapi, bukan berarti penanganan perkara korupsi
minus tantangan. Justru di sini, corruptor
fightback para koruptor langsung terasa. Mulai
dari pembunuhan karakter dengan penyebaran
foto asusila, terror bom di rumah penyidik hingga
kriminalisasi. Di samping itu, serangan balik
juga terlihat dari upaya revisi Undang-Undang
KPK yang hendak membonsai kewenangan
penyadapan.
Namun begitu, tak ada tawar-menawar bagi
KPK dalam menjalankan penegakan hukum.
Sisi tegas penindakan harus dikedepankan demi
mengemban amanah memberantas korupsi.
Itu bisa dilihat bahwa KPK masih tetap agresif
menjalankan fungsi penindakan pada tahun ini
dengan melakukan 87 kegiatan penyelidikan, 57
langkah penyidikan, serta 62 upaya penuntutan.
Kegiatan ini menyangkut perkara baru maupun

sisa penanganan tahun sebelumnya. Tahun ini


perkara yang sudah berkekuatan hukum tetap
oleh pengadilan sebanyak 37 kasus, yang bila
dijabarkan, 16 kasus berkekuatan hukum tetap di
tingkat Pengadilan Negeri, 6 kasus sudah selesai
banding di Pengadilan Tinggi, serta 15 putusan
di tahap kasasi telah dikuatkan oleh putusan
Mahkamah Agung.
Berkat seluruh upaya itu, sepanjang 2015 KPK
dapat melaksanakan eksekusi atas 38 putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
Dampak positifnya, sebanyak Rp 198 miliar hasil
korupsi dikembalikan ke kas negara dalam bentuk
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari
penanganan perkara.
Bila dilihat lebih jauh, modus kasus korupsi yang
terungkap, penyuapan merupakan modus yang
paling banyak dengan 38 perkara. Bahkan dalam
lima tahun terakhir, modus lama ini selalu menjadi
yang paling banyak terungkap.
Selain suap, modus lain yang menonjol adalah
pengadaan barang/jasa sebanyak 14 perkara,
penyalahgunaan anggaran sebanyak dua perkara,

Penanganan Perkara

17
lalu kasus perizinan, pungutan dan Tindak Pidana
Pencucian Uang (TPPU), masing-masing satu
perkara.
Sementara dari pelaku korupsi, KPK menangani
sebanyak 19 perkara yang melibatkan anggota
DPR/DPRD dan 18 perkara yang melibatkan
swasta. Selain itu, tujuh perkara melibatkan
pegawai negeri setingkat eselon I, II dan III;
serta masing-masing empat perkara melibatkan
gubernur dan walikota/bupati dan wakilnya; serta
masing-masing tiga perkara, melibatkan hakim,
dan kepala kementerian/lembaga.
Apabila dilihat dari sisi instansi yang terlibat tindak
pidana korupsi, kementerian/lembaga menjadi
yang paling banyak tersangkut kasus ditangani
KPK sepanjang 2015. Ada 21 kasus melibatkan
pejabat kementerian/lembaga. Selanjutnya disusul
pejabat pemerintah provinsi sebanyak 18 kasus
hingga akhir tahun. Di urutan berikutnya, 10
pejabat pemerintah kabupaten/kota tersangkut
kasus, badan usaha milik negara/daerah lima
kasus, dan terakhir tiga kasus di Dewan Perwakilan
Rakyat RI.
Adapun bila ditelusuri dari sisi sebaran wilayah
terjadinya korupsi, perkara yang ditangani KPK
paling banyak berada di Sumatra. Ada 24 kasus
tindak pidana korupsi sepanjang 2015 berlokasi di
Sumatra. Baru berikutnya, di DKI Jakarta sebanyak
16 kasus. Di urutan ketiga, Papua menjadi
wilayah yang ditindak KPK, dengan tujuh kasus
tindak pidana korupsi tercatat sepanjang tahun.
Selebihnya ada enam kasus di Pulau Jawa selain
DKI Jakarta, Sulawesi tercatat dua kasus, dan di
Bali terdapat dua kasus.
Selain menuntut terdakwa korupsi dengan
hukuman berat, strategi lainnya di bidang
penindakan, dengan operasi tangkap tangan
(OTT). Upaya itu terus dioptimalkan di tengah
keterbatasan jumlah penyidik yang dimiliki. Saat
ini, dari 1.141 pegawai, KPK hanya memiliki 118
penyelidik, 91 penyidik, dan 88 penuntut umum.
Total, pada 2015 KPK melakukan sebanyak lima
kali tangkap tangan. Rangkaian OTT ini dimulai
pada 9 April 2015, saat penyidik KPK menangkap
tangan anggota DPR periode 2014-2019 berinisial
A dan seorang saksi AK, di sebuah hotel di Sanur,
Bali. Dari tangan A ditemukan barang berupa uang
senilai SGD 44 ribu dan rupiah senilai Rp 55.8
juta. Setelah penangkapan keduanya, penyidik
menangkap AH di sebuah hotel di Jakarta Selatan.
Selanjutnya, pada 19 Juni 2015, KPK menangkap
tangan Ketua dan Anggota Komisi III DPRD Musi

Banyuasin, BK dan AM ketika menerima uang dari


Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah SF di kediaman BK di Kel.
Sanjaya, Palembang. KPK menyita uang Rp 2,56
miliar yang diduga sebagai suap untuk mengubah
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (RAPBD) Musi Banyuasin TA 2015.
Sebulan kemudian, KPK menangkap tangan
Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
Medan, TIP, hakim AF, hakim DG, panitera SF, dan
pengacara YGB pada 9 Juli 2015. Dalam operasi
tersebut ditemukan barang bukti uang USD 10 ribu
dan SGD 5 ribu.
KPK kembali melakukan OTT terhadap anggota
Komisi VII DPR berinisial DYL, bersama Staf Ahli
DPR, BWH, di Bandara Soekarno Hatta pada 20
Oktober 2015. Sejam sebelumnya, penyidik KPK
menangkap IR (Kepala Dinas ESDM Kabupaten
Deiyai Provinsi Papua), SET (swasta), dan RB
(asisten pribadi DYL) di Jakarta Utara. Dari lokasi,
KPK mendapatkan SGD 177.7 ribu dolar. Ini terkait
usulan penganggaran proyek pembangunan
infrastruktur energi baru dan terbarukan TA 2016
untuk Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua.
Sebagai pamungkas, penyidik menangkap
anggota DPRD Banten, berinisial SMH dan TSS
serta RT, Direktur PT. BDG pada 1 Desember 2015
di Provinsi Banten.
Ketiganya ditangkap sesaat setelah diduga terjadi
penyerahan uang. Dari tangan SMH dan TSS
ditemukan barang berupa uang di dalam amplop
coklat dalam pecahan dolar Amerika senilai USD
11 ribu dan Rp 60 juta. Ini terkait pengesahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
tahun anggaran 2016.
Dari lima OTT yang dilakukan sepanjang tahun,
semuanya terkait unsur suap untuk mempengaruhi
kebijakan penyelenggara negara demi keuntungan
segelintir orang.
Tantangan lain sepanjang tahun ini adalah
gelombang praperadilan oleh tersangka kasus
korupsi yang ditangani KPK. Sepanjang tahun,
ada 26 permohonan praperadilan dari tersangka
korupsi. Pengajuan itu, tak lepas dari Putusan MK
No.21/PUU-XII/2015 tanggal 28 April 2015 yang
memperluas objek praperadilan di luar ketentuan
Pasal 77 KUHAP, yaitu dengan memasukkan
penetapan tersangka sebagai objek praperadilan.
Ini menjadi momentum terbukanya keran
praperadilan oleh para tersangka korupsi yang
ditangani tidak saja oleh KPK, tetapi juga oleh
aparat penegak hukum lain.

Laporan
Tahunan 2015

18
18

KETIKA
HUKUM
DAN
AGAMA
SEIRAMA

19
19

Menjalankan ajaran agama yang baik,


sejatinya tak melanggar hukum. Keduanya
mengatur hidup manusia menjadi lebih baik
dan beradab.

Laporan
Tahunan 2015

20
Bagi masyarakat Timur seperti Indonesia,
agama menempati posisi yang penting dan amat
sakral. Karenanya, ketika negara dalam hal ini
Kementerian Agama berbuat curang dalam urusan
keagamaan rakyatnya, sontak akan membetot
perhatian dan menuai kecaman. Sebab, menurut
keyakinan umat beragama, sejatinya tidak ada
perselisihan antara hukum dan agama. Keduanya
menghendaki keharmonisan umat manusia.
Korupsi yang pernah terjadi di Kementerian Agama
misalnya korupsi dana haji. Betapa kasus ini
mencoreng dan melunturkan kewibawaan negara.
Sebab, korupsi yang dilihat dari aspek hukum
sebagai kejahatan luar biasa, juga menempati
timbangan yang sangat buruk dalam ajaran
agama. Tak terkecuali urusan nikah dan rujuk di
Kantor Urusan Agama (KUA), yang selama ini
dianggap sebagai lahan basah terjadinya praktik
gratifikasi kepada penghulu. Pemberian seperti ini
lazim terjadi dengan berbagai nama, semisal uang
terima kasih, uang transport dan lainnya.
Persoalannya, bagi penghulu yang merupakan
pegawai negeri sipil, menerima ongkos biaya
nikah di luar dari yang ditetapkan peraturan
pemerintah adalah perbuatan melawan hukum.
Alasan pembenar hal tersebut lantaran petugas
KUA acapkali melayani warga di luar kantor dan
di luar jam kerja, mengingat prosesi pernikahan
biasanya berlangsung saat hari libur. Ditambah
lagi, kegiatan pelayanan tersebut tidak didukung
biaya operasional kantor.
Data Kementerian Agama menunjukkan dari
sekitar dua juta peristiwa nikah dalam satu tahun,
hanya sekitar 6% dilaksanakan di Balai Nikah/
KUA, sisanya dilaksanakan di luar kantor, di luar
jam kerja, dan hari libur. Pola kerja petugas KUA
ini berbeda dengan instansi pemerintahan lain
yang biasa melayani masyarakat hanya saat jam
kerja di kantor. Praktik tersebut pada umumnya
bukan permintaan pihak petugas, melainkan atas
permintaan masyarakat terkait tuntutan sosial
maupun adat istiadat.
Pungli juga mengakar jauh sebelum proses
administrasi di KUA. Yakni saat mengurus surat
keterangan dari RT/RW/desa/kelurahan, serta
ketika mempelai menemui Pembantu Petugas
Pencatat Nikah (P3N) atau modin atau Imam
Desa, kerap muncul pungutan tambahan melebihi
tarif resmi. Padahal, surat keterangan itu sangat
diperlukan sebelum mempelai mendaftarkan
pernikahan di KUA.

Praktik penerimaan uang terkait pencatatan


nikah yang tidak resmi, merupakan gratifikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12B UU
Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi. Karena itu, agar umat
beragama bisa menjalankan ajarannya dengan
baik tanpa perlu melanggar hukum, Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) menyasar sektor
layanan nikah dan rujuk di KUA sejak 2013.
Pada Desember 2013, bersama Kemenko Kesra,
Kementerian Agama, Kementerian Keuangan, dan
Kementerian PPN/BAPPENAS menyepakati bahwa
biaya operasional pencatatan nikah di luar kantor
dan/atau di luar jam kerja, dibebankan pada APBN
melalui mekanisme Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP). Solusi selanjutnya adalah mengubah
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2004
tentang Tarif atas Jenis PNBP yang berlaku pada
Departemen Agama beserta peraturan yang terkait.
Pada 27 Juni 2014, terbit PP No 48 tahun 2014,
yang mengatur biaya nikah atau rujuk di Balai
Nikah/KUA pada hari dan jam kerja, dikenakan
tarif nol rupiah. Sedangkan menikah di luar KUA
dan atau di luar jam kerja dikenakan tarif Rp600
ribu. Bagi warga tak mampu dan warga yang
terkena bencana alam, dikenakan tarif nol rupiah
dengan melampirkan surat keterangan dari lurah/
kepala desa.
Setelah setahun berjalan, KPK lantas menggelar
Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) pada 25 Juni
2015 dengan Kementerian Agama, Kementerian
Dalam Negeri, serta Kementerian Keuangan guna
mengevaluasi implementasi PP No. 48 tahun 2014
yang menggantikan PP Nomor 47 Tahun 2004.
Dalam implementasinya terdapat sejumlah
kendala, antara lain keterlambatan pencairan PNBP
biaya nikah atau rujuk bagi para petugas pencatat
nikah; Keterlibatan instansi lain (Kemendagri)
yang menyangkut persyaratan surat keterangan
dari RT/RW, Kelurahan, dan P3N atau modin atau
Imam Desa yang memungut biaya tambahan
melebihi tarif resmi; serta Perbedaan persepsi
pejabat/pelaksana keuangan terkait pembayaran
tunjangan transportasi bagi petugas layanan
pencatatan pernikahan.
Situasi ini melanggengkan gratifikasi di kalangan
penghulu/pencatat nikah. Hingga Juni 2015,
tercatat keterlambatan pencairan PNBP karena
menunggu data dari pusat terjadi pada 5.497 KUA
di seluruh Indonesia.

Pencegahan Korupsi
Terintegrasi

21
Selain itu, KPK juga menemukan sebagian besar
sarana kantor KUA kondisinya masih belum
memadai. Hanya sebagian kecil KUA yang status
tanahnya milik Kementerian Agama. Kecilnya
biaya operasional KUA juga mendorong petugas
mengutip biaya tambahan di luar aturan resmi.
KPK merekomendasikan beberapa hal agar
pelayanan pernikahan di KUA tidak lagi berlumur
gratifikasi. Antara lain perlunya peningkatan
anggaran operasional serta sarana dan prasarana
pendukung kantor KUA dalam rangka perbaikan
pelayanan. Selain itu sosialisasi dan pembelajaran
tentang PNBP terkait biaya pencatatan nikah
yang resmi dan imbauan agar masyarakat tidak
memberikan gratifikasi lagi kepada petugas.
Untuk mengatasi perbedaan persepsi pejabat/
pelaksana keuangan terkait pembayaran tunjangan
transportasi
bagi
penghulu,
Kementerian
Keuangan merespons dengan merevisi Keputusan
Menteri Keuangan (KMK) terkait izin penggunaan
anggaran. Dengan begitu, penerimaan dari PNBP
bisa digunakan kembali untuk belanja atau
membayar insentif petugas KUA.
Selain itu Kementerian Agama juga melakukan
beberapa
perbaikan
dalam
pelaksanaan
administrasi pernikahan. Salah satunya penyetoran
biaya pelayanan nikah oleh masyarakat dilakukan
secara langsung melalui transfer bank, kecuali
daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh bank.
Sistem pengelolaan PNBP dilaksanakan secara
terpusat untuk mengontrol pengelolaan keuangan
secara nasional, sehingga pembayaran honorarium
dan biaya transportasi pelayanan nikah kepada
penghulu bisa dilakukan secara langsung ke
rekening petugas terkait.
Kementerian Agama juga mengembangkan
teknologi sistem informasi berupa aplikasi Sistem
Informasi Manajemen Nikah untuk mengelola data
nikah-rujuk secara online di seluruh Indonesia;
serta bekerja sama dengan Kementerian Dalam
Negeri, khususnya dalam meminimalisasi pungli
di luar KUA.

Menghapus Noda Pendidikan Islam


Upaya menghapus rasuah, juga telah menyentuh
sektor pendidikan. Sebab, dalam ajaran agama,
kedudukan orang yang berilmu memiliki derajat
yang tinggi. Jadi, semestinya pengelolaan dana
di sektor pendidikan juga bisa dikelola dengan
amanah dan transparan.

Demi mendorong pencegahan korupsi di sektor


tersebut, KPK melakukan Kajian Pengelolaan Dana
Pendidikan Islam. Ruang lingkup kajian meliputi
sarana dan prasarana (rehabilitasi, pembangunan
ruang kegiatan belajar, laboratorium), Bantuan
Siswa Miskin (BSM), tunjangan guru, dosen (PNS &
non-PNS), bantuan operasional (madrasah/pondok
pesantren), akreditasi, hingga dana penelitian.
KPK menemukan sejumlah kejanggalan yang
berpotensi menjadi celah korupsi pada kegiatan
pengelolaan dana pendidikan keagamaan yang
dikelola Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
anggaran tahun 2013-2014.
Potensi penyelewengan, misalnya, muncul dari
persoalan sarana dan prasarana. KPK menemukan
adanya pemberian bantuan sarana dan prasarana
tanpa didasari perencanaan yang baik, mekanisme
pengajuan proposal tidak sesuai dengan praktik
good governance, proses verifikasi proposal
belum optimal, kriteria affirmative action dalam
pemberian bantuan kepada pondok pesantren
tidak transparan dan tidak akuntabel, serta data
penerima bantuan sarana dan prasarana tidak
teradministrasi dengan baik.
KPK juga menemukan adanya ketidaksesuaian
antara petunjuk teknis dengan pelaksanaan
pengelolaan BSM, serta penggunaan dana yang
tidak sesuai peruntukan. Selain itu penanganan
pengaduan masyarakat, monitoring dan evaluasi
yang belum optimal. Masih ada lainnya, seperti
jumlah satuan kerja yang tidak efektif, sistem
informasi manajemen sebagai data acuan dalam
pengambilan keputusan yang belum optimal, serta
belum adanya aturan pengelolaan dana partisipasi
masyarakat oleh Komite Madrasah.
Karena itu, KPK merekomendasikan beberapa
perbaikan tata kelola, antara lain perbaikan
level peraturan/kebijakan, seperti Peraturan
Menteri untuk petunjuk teknis pengelolaan dana
pendidikan, perbaikan data base, pengoptimalan
sistem IT dan penanganan sistem pengaduan
masyarakat; dan pembuatan aturan pengelolaan
dana partisipasi masyarakat oleh Komite Sekolah.
Hasil kajian itu menjadi acuan Kementerian
Agama dalam membangun sistem pengelolaan
dana pendidikan yang transparan dan akuntabel.
Dengan demikian, dana tersebut dapat digunakan
secara tepat guna. Dari sini, KPK berharap
pengelolaan dana pendidikan yang transparan
dan akuntabel, dapat menghadirkan pelayanan
pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Laporan
Tahunan 2015

22
22

AGAR
KEPALA
DAERAH
TAK TERGODA
RASUAH

23

Pilkada serentak adalah hajatan demokrasi


penting dalam pergantian pemimpin di
daerah. Mengkampanyekan Program Pilkada
Berintegritas, agar lahir pemimpin pilihan
rakyat yang amanah dan pro rakyat.

Laporan
Tahunan 2015

24

Pada 9 Desember 2015, Pemilihan Kepala Daerah


(Pilkada) secara serentak digelar di 269 kabupaten/
kota, baik untuk pemilihan gubernur, bupati,
ataupun walikota. Artinya, akan ada pergantian
ratusan pemimpin baru di daerah dalam waktu
yang bersamaan.
Pilkada ini diikuti oleh 826 pasangan calon (paslon),
yang terdiri atas 21 paslon dari 9 provinsi peserta
Pilkada, 111 paslon dari 36 kotamadya, dan 694
paslon dari 224 kabupaten. Sebanyak 16 persen
dari total paslon berangkat dari jalur independen
dan selebihnya merupakan kader partai politik.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memiliki
peran strategis dalam pencegahan korupsi di
sektor ini. Apa pasal? Desentralisasi daerah
yang kebablasan, terkadang justru melahirkan
dinasti politik atau raja-raja kecil di daerah yang
menggunakan kekuasaannya dengan sewenangwenang sehingga membuat rakyat sengsara.
Tak pelak, sebagian dari mereka juga berurusan
dengan hukum.

Lihat saja data penanganan perkara KPK pada


2004-2015. Ada 17 gubernur dan 49 walikota/
bupati dan wakil yang terjerat korupsi. Tahun 2015
saja, ada 8 kepala daerah yang berurusan dengan
KPK. Sementara Direktorat Jenderal Otonomi
Daerah, Kementerian Dalam Negeri, pada periode
2004-2012, menyebutkan sebanyak 290 kepala
daerah terlibat kasus hukum. Jadi, kesertaan KPK
dalam melakukan pencegahan korupsi pada
momentum ini, bukan tanpa sebab. Tentu saja
harapannya ketika KPK berkontribusi, proses
Pilkada berjalan dengan jujur dan adil, sehingga
pemimpin yang terpilih mampu mengemban
amanah rakyat, berintegritas dan membawa
perbaikan dan kesejahteraan bagi rakyat.
Untuk mewujudkan itu, KPK mengkampanyekan
Pilkada Berintegritas serta meluncurkan Buku
Panduan Anti Korupsi bagi Kepala Daerah. Sejak
Juni hingga September 2015, KPK teah mengadakan
serangkaian kegiatan sosialisasi di 9 provinsi dan
dua kabupaten/kota, antara lain Sumatra Barat,
Jambi, Bengkulu, Kepulauan Riau, Kalimantan

Pilkada Berintegritas

25

Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara,


Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Kota Surabaya,
dan Kabupaten Bandung.
Pada titik-titik tersebut, KPK juga berkoordinasi
dengan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD),
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Daerah,
tokoh dan organisasi masyarakat setempat.
Tujuannya, mengajak sebanyak mungkin seluruh
pemangku kepentingan, terutama masyarakat
sebagai pemilih, agar Pilkada berlangsung dengan
transparan, jujur, dan adil.
Selain itu, peluncuran buku Panduan Antikorupsi
bagi Kepala Daerah, merupakan upaya untuk
menghindari terulangnya korupsi pada kepala
daerah khususnya, dan pada perangkat daerah
pada umumnya. Melalui buku ini, KPK berinisatif
memberikan pemahaman terhadap kepala daerah
dan jajarannya, terkait permasalahan utama yang
menjadi sumber korupsi, berikut potensi-potensi
korupsi yang mungkin muncul di daerah. Tak lupa,
KPK juga merekomendasikan beberapa program
pencegahan korupsi yang bisa dijalankan.
Materi dalam buku tersebut telah disampaikan KPK
kepada para calon kepala daerah pada program
roadshow Pilkada Berintegritas yang dilaksanakan
di 15 provinsi. Ke depan, diharapkan rekomendasi
KPK ini menjadi bagian dari agenda yang
dimasukkan oleh kepala daerah dalam merancang
kebijakan dan menjalankan pemerintahan daerah
selama lima tahun ke depan.

Laporkan Harta
Tidak berhenti pada kampanye dan peluncuran
buku, KPK sekaligus menerima dan mengumumkan
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
(LHKPN) dari seluruh peserta. Sebagaimana
tertuang pada Pasal 5 UU No. 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggara Negara (PN) yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
setiap PN berkewajiban melaporkan dan
mengumumkan kekayaannya sebelum dan setelah
menjabat.
Untuk itu, KPK mengharapkan partisipasi aktif
seluruh komponen masyarakat untuk ikut
memantau ketaatan PN dalam mengumumkan
kekayaannya. Masyarakat juga diharapkan
melapor kepada KPK jika ditemukan adanya

harta PN yang tidak dilaporkan untuk dilakukan


pemeriksaan lebih lanjut.
Sejak dibuka pendaftaran khusus LHKPN paslon
kepala daerah pada 23 Juli hingga 7 Agustus
2015, KPK menerima lebih dari 1.600 LHKPN
peserta. KPK melakukan pemeriksaan terhadap
harta kekayaan tersebut secara uji petik sesuai
dengan yang ditetapkan berdasarkan kriteria,
antara lain laporan dari masyarakat, hubungan
antara kewenangan PN dengan fenomena yang
terjadi di masyarakat, serta analisis kekayaan dan
penghasilan.
Selain mengawasi ketaatan dalam pelaporan
LHKPN, masyarakat juga diajak memantau
jalannya Pilkada serentak. Pada bagian ini, KPK
bekerja sama dengan Jaringan Radio Komunitas
Indonesia (JRKI) dengan menggelar pelatihan
produksi audio untuk sejumlah radio komunitas
(rakom) di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada
pertengahan Oktober 2015.
Pada pelatihan tersebut, para peserta dibekali
sejumlah wawasan mengenai program Pilkada
Berintegritas, seputar regulasi dan pengawasan
Pilkada, serta sejumlah keterampilan teknis
jurnalistik radio, antara lain penulisan berita
radio, kode etik jurnalistik, teknik reportase,
penyelenggaraan wawancara dan bincang, serta
pembuatan iklan layanan masyarakat Pilkada
Berintegritas.
Seusai pelatihan, para pegiat rakom tak hanya
mengawasi dan melaporkan jalannya Pilkada di
daerahnya, tetapi juga menyosialisasikan Pilkada
Berintegritas melalui iklan layanan masyarakat,
bincang, feature, dan sejumlah wawancara lainnya.
Hasil produksi tersebut kemudian disebarluaskan
melalui Radio KanalKPK dan rakom lainnya melalui
JRKI. Dari sini diharapkan, pesan-pesan integritas
dapat menyesaki udara dan diterima publik secara
luas.

Laporan
Tahunan 2015

26
26

KAWAL
DANA DESA,
RAKYAT
SEJAHTERA

27
27

Dana desa mengalir dalam jumlah fantastis


kepada lebih dari 70 ribu desa di seluruh Tanah
Air. Seandainya pengawasan masyarakat
dapat optimal, potensi penyelewengan bisa
dihindari.

Laporan
Tahunan 2015

28
Pembangunan desa resmi menjadi perhatian
utama pemerintah Indonesia pada 2015. Desa tidak
diharapkan lagi menjadi kawasan terbelakang,
kurang produktif, dengan penduduknya yang
terus menua, sementara kaum mudanya bergegas
pindah ke kota.
Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014,
berusaha meningkatkan marwah desa. Dampak
nyata dari beleid tersebut adalah pemberian
fasilitas anggaran pembangunan kepada 74.093
desa di seluruh Tanah Air. Undang-Undang
tersebut mengamanatkan pemerintah untuk
mengalokasikan 10 persen APBN. Pada 2017,
pemerintah menargetkan setiap desa mendapatkan
kucuran dana desa minimal Rp 1 miliar.
APBN-P 2015 menganggarkan dana desa sebesar
Rp20,7 triliun dengan total yang disalurkan
mencapai Rp19,8 triliun hingga akhir 2015. Selain
dana desa, desa juga menerima sejumlah anggaran
melalui berbagai sumber. Sumber anggaran desa
dengan besaran yang signifikan antara lain dikenal
dengan Alokasi Dana Desa (ADD). Melalui dana
desa dan ADD, potensi dana yang mengalir ke
seluruh desa di Indonesia sekitar Rp58 triliun di
2015, dan akan terus meningkat.
Mengingat pentingnya pemanfaatan anggaran
tersebut untuk mengembalikan peran desa
sebagai sokoguru pembagunan, KPK berinsiatif
melakukan kajian pengelolaan keuangan desa,
untuk mendorong perbaikan sistem pengelolaan,
sekaligus mengawasi penyalurannya bersama
masyarakat. Tujuan program ini, tak lain demi
menghapuskan celah-celah penyelewengan bagi
pihak-pihak yang berniat meraup keuntungan
pribadi.
Sebab, sebagaimana pepatah, Ada gula, ada
semut. Besarnya dana yang dikelola, bila tak
diimbangi dengan kemampuan manajerial yang
baik dan pengawasan yang ketat, tentu akan
mudah terjadi penyelewengan dan korupsi.
Karena aspek strategis itu, KPK melakukan Kajian
Pengelolaan Keuangan Desa: Dana Desa dan
ADD. Dari sini, KPK menemukan setidaknya ada
14 potensi persoalan yang dibagi dalam empat
aspek. Empat aspek besar itu, antara lain regulasi
dan kelembagaan, tata laksana, pengawasan, dan
sumber daya manusia.
Pada aspek regulasi dan kelembagaan, sejumlah
persoalan itu merentang pada belum lengkapnya
regulasi dan petunjuk teknis pelaksanaan yang
diperlukan dalam pengelolaan keuangan desa

dan potensi tumpang-tindih kewenangan antara


Kementerian Desa dan Ditjen Bina Pemerintahan
Desa pada Kementerian Dalam Negeri.
Untuk aspek regulasi, KPK menyoroti belum
lengkapnya regulasi dan petunjuk teknis
terhadap
pelaksanaan
pertanggungjawaban
serah-terima aset dan dana bergulir Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Per
Desember 2014, aset dana bergulir PNPM yang
dikelola berjumlah Rp10,3 triliun. Mengingat
jumlah kelolaan dana yang cukup besar, vakumnya
regulasi dan pengawasan, tentunya itu rentan
untuk disalahgunakan oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab. Peluang terjadinya fraud,
terutama dalam pemindahan dan penghapusan
aset, menjadi semakin besar.
Untuk formulasi penentuan besaran dana
desa, dalam Pasal 11 PP No 60/2014, formulasi
penentuan besaran dana desa per kabupaten
cukup transparan, yakni dengan mencantumkan
bobot pada setiap variabel. Namun, pada PP yang
baru, yakni Pasal 11 PP No 22/2015, sebesar
90 persen anggaran dibagi rata ke semua desa.
Sisanya, 10 persen dibagi menggunakan formula
jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah,
dan tingkat kesulitan geografis.
Pada aspek tata laksana, terdapat lima persoalan,
antara lain kerangka waktu siklus pengelolaan
anggaran desa sulit dipatuhi oleh desa, satuan
harga baku barang/jasa yang dijadikan acuan
bagi desa dalam menyusun APBDesa belum
tersedia, transparansi rencana penggunaan dan
pertanggungjawaban anggaran belanja desa
masih rendah, laporan pertanggungjawaban yang
dibuat desa belum mengikuti standar dan rawan
manipulasi, serta APBDesa yang disusun tidak
sepenuhnya menggambarkan kebutuhan yang
diperlukan desa.
Berdasarkan regulasi yang ada, mekanisme
penyusunan APBDesa dituntut dilakukan secara
partisipatif untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa. Namun, tidak selamanya kualitas
rumusan APBDesa yang dihasilkan sesuai dengan
kebutuhan prioritas dan kondisi desa tersebut.
Misalnya, Desa X yang kondisinya minim
infrastruktur dan perbandingan jumlah penduduk
mayoritas
miskin,
justru
memprioritaskan
penggunaan APBDes untuk renovasi kantor desa
yang kondisinya masih relatif baik. Atau, Desa
Y yang lebih memprioritaskan pendirian Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) perdagangan cengkeh,
dibandingkan pembangunan infrastruktur.

Kajian Sistem Alokasi


Anggaran Desa

29
Sementara pada aspek pengawasan, ada tiga
potensi persoalan, yakni efektivitas inspektorat
daerah dalam melakukan pengawasan terhadap
pengelolaan keuangan di desa masih rendah,
saluran pengaduan masyarakat tidak dikelola
dengan baik oleh semua daerah, serta ruang
lingkup evaluasi dan pengawasan yang dilakukan
oleh camat, belum jelas.
Pada aspek sumber daya, KPK menilai pentingnya
proses rekrutmen tenaga pendamping dilakukan
secara profesional dan cermat. Mengacu pada
kasus tenaga pendamping PNPM yang melakukan
korupsi dan kecurangan yang diproses oleh
aparat penegak hukum, umumnya para oknum
pendamping tersebut melakukan korupsi/fraud
dengan memanfaatkan kelemahan aparat desa
dan longgarnya pengawasan pemerintah.
Atas hasil kajian tersebut, KPK merekomendasikan
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa
Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi,
Kementerian Keuangan, dan BPKP untuk saling
berkoordinasi
dalam
melengkapi
regulasi,
membangun pengawasan dan menyusun sistem
keuangan dan pertanggungjawaban yang sesuai
kemampuan dan kebutuhan desa, serta menyusun
kesepakatan bersama terkait pengawasan,
pemantauan, dan evaluasi penggunaan dana untuk
desa (APBDesa). KPK juga merekomendasikan
pemerintah daerah untuk melakukan pembinaan
dan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan
di tingkat desa, terutama melalui peningkatan
kompetensi aparat desa dan inspektorat daerah

Libatkan Masyarakat
Tak sekadar melakukan kajian, KPK juga sekaligus
menyiapkan pelbagai rekomendasi kepada
kementerian maupun pemerintah daerah yang
menjadi garda depan penyaluran dana desa untuk
membuat mekanisme pengawasan partisipatif.
Salah satu caranya dengan membentuk sarana
pengaduan masyarakat dalam mengawasi
penggunaan dana desa. Di samping itu, rekrutmen
pendamping yang kredibel untuk membantu
aparat desa mengalokasikan dana sekaligus
membuat laporan penggunaannya dirasa perlu.
Serta, di tingkat lebih atas, menjamin wilayah kerja
Kementerian Dalam Negeri bersama Kementerian
Desa, Transmigrasi, dan Daerah Tertinggal, tidak
tumpang-tindih.
KPK meyakini risiko munculnya masalah akan lebih
besar apabila aparat desa, aparat pemerintah pusat,

maupun masyarakat tidak bersinergi mengawasi


penggunaan anggaran yang besar. Karenanya,
KPK mengajak masyarakat untuk berperan serta
dalam mengawal dana desa, sehingga manfaat
bisa dirasakan hingga ke pelosok.
Berbagai sosialisasi dilakukan dengan menggelar
diskusi ke daerah. Salah satunya saat menggelar
diskusi Gerakan Kawal Dana Desa di Yogyakarta
pada 12 Agustus 2015. Forum ini dihadiri 300
peserta yang terdiri atas bupati dan kepala desa,
pegiat lembaga swadaya masyarakat, dan juga
wartawan.
Cara lainnya dalam meningkatkan pengawasan
partisipatif tadi, dengan merangkul Jaringan
Radio Komunitas Indonesia (JRKI). Biro Hubungan
Masyarakat KPK melalui Radio KanalKPK
membekali para pegiat radio komunitas (rakom)
dengan pelatihan jurnalisme serta sosialisasi
tentang transparansi penggunaan dana desa di 11
titik. Kegiatan yang berlangsung Mei-Juni 2015
ini, diselenggarakan di Malang, Yogyakarta, Kediri,
Tulungagung, Pontianak, Aceh, dan Medan.
Dari kegiatan ini, KPK mendapatkan umpan balik
yang sangat positif, yakni antusiasme rakom dalam
menyebarluaskan program-program antikorupsi
serta komitmen dalam mengawal implementasi
UU Desa yang bebas dari korupsi pada setiap
materi siaran mereka. Dengan begitu, mereka juga
mendorong aparat desa untuk bersikap transparan
dan akuntabel sehingga kesejahteraan desa bisa
terwujud.

Laporan
Tahunan 2015

BERSINERGI
MELAWAN
KORUPSI

30
30

31
31

Tuhan memberikan berkah tersendiri bagi


Indonesia dalam bentuk sumber daya alam.
Sayangnya, belum dikelola secara optimal.
Perlu inisiatif, agar semua pihak bersinergi
memperbaiki tata kelola.

Laporan
Tahunan 2015

32
Ironi itu bernama Indonesia. Meski kekayaan
alam melimpah-ruah, namun rakyatnya tak
kunjung makmur dan sejahtera. Pengelolaan
sumber daya alam, bisa dibilang, masih semrawut.
Setidaknya itu yang ditemukan pada kajian Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) selama empat
tahun terakhir.
Namun, kenyataan itu tak sepantasnya membuat
kita putus asa. Dalam rincian rekomendasi yang
dikeluarkan KPK, sinergi adalah kata kunci. Semua
pihak yang terkait, dirangkul, duduk bersama dan
memikirkan solusi terbaik agar kesejahteraan bisa
dirasakan semua, tanpa terkecuali.
Maka, pada Maret 2015 KPK menjalin kerja sama
dengan lintas lembaga, yang tujuannya menjamin
kekayaan alam Indonesia tetap dinikmati secara
berkeadilan. KPK menggandeng 20 kementerian,
tujuh lembaga negara serta 34 pemerintah provinsi,
untuk menandatangani Nota Kesepahaman
Bersama (MoU) Gerakan Nasional Penyelamatan
Sumber Daya Alam (GN SDA) Indonesia. Kegiatan
ini digelar di Istana Negara, Jakarta, pada 19 Maret
2015. Ini merupakan terobosan penting di bidang
pencegahan korupsi sektor sumber daya alam.
Presiden Joko Widodo dan pimpinan seluruh
lembaga menyaksikan langsung peresmian
komitmen bersama rencana aksi penyelamatan
SDA ini. Ini seolah menjadi tonggak dimulainya
sinergi dan usaha bersama dalam menjaga potensi
penerimaan dari kekayaan hayati di Tanah Air. KPK
meyakini, penyelamatan kekayaan alam itu dapat
memberi sumbangsih besar bagi negara, minimal
diperkirakan ada penambahan PNBP sebesar Rp
20 triliun.
Nota kesepahaman yang diimplementasikan
mulai Apri 2015 ini memperluas cakupan kerja
sama antara KPK dengan sesama lembaga negara.
Tiga tahun sebelumnya, rencana aksi KPK baru
mengawasi pengelolaan tambang mineral dan
batubara (minerba) dan pengukuhan kawasan
hutan. Kemudian diperluas hingga bidang kelautan
dan perkebunan.
Sinergi di bidang pengelolaan pertambangan
minerba, memiliki lima sasaran dan target
kegiatan. Antara lain, pelaksanaan penataan Izin
Usaha Pertambangan (IUP) minerba, pelaksanaan
kewajiban keuangan pelaku usaha pertambangan
minerba, pengawasan produksi pertambangan
minerba, pelaksanaan kewajiban pengolahan/
pemurnian
hasil
tambang
minerba,
dan

pengawasan penjualan dan pengangkutan hasil


tambang minerba.
Rekomendasi ini, merupakan refleksi dari potensi
kehilangan penerimaan pajak dari bisnis batubara
yang mencapai Rp 28,5 triliun, itu baru merujuk
data 2012 saja. Tak semua pengusaha batubara
tertib melaporkan hasil ekspornya kepada otoritas
terkait, khususnya Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral. Ada pula hasil temuan
Tim Optimalisasi Penerimaan Negara yang
menunjukkan dugaan kurang bayar PNBP oleh
pelaku usaha tambang dari 2003-2011 sebesar Rp
6,7 triliun.
Dampak langsung kegiatan sinergi ini, sangat
signifikan. Telah dilakukan pencabutan 1.097 IUP
ilegal di 19 provinsi, dan meningkatnya kepatuhan
pelunasan
kewajiban
pembayaran
royalti.
Sehingga, PNBP Mineral dan Batubara meningkat
hingga Rp 10 triliun.
Tak hanya itu, Ditjen Minerba Kementerian ESDM
juga telah menyerahkan data IUP Non-Clean &
Clear (CNC) kepada seluruh pemerintah provinsi
agar pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan
penataan perizinan. Status kawasan hutan
oleh Kementerian ESDM dengan Kementerian
Kehutanan juga telah disinkronisasi.

Di Laut Kita (Belum) Berjaya


Luas Indonesia yang 70 persen wilayahnya
berwujud perairan terbukti belum meraup manfaat
sesuai potensinya. Kajian KPK menunjukkan
kontribusi
PNBP
sektor
kelautan
hanya
menyumbang 0,3 persen dari total nilai produksi.
Jika ditarik hingga lima tahun sebelumnya, bisnis
kelautan yang ragamnya banyak, negara hanya
memperoleh lebih kecil dari 0,02 persen dari total
penerimaan pajak nasional.
Karena itu, KPK mulai serius mengawasi
pelaksanaan bisnis kelautan. Hasilnya, banyak
sekali lubang dari sisi penerimaan negara yang
rentan dipicu perilaku koruptif. Salah satu yang
disoroti adalah bisnis kapal penangkap ikan. Untuk
kapal berbobot di atas 30 Gross Ton (GT), belum
semuanya bersedia membayar PNBP. Lebih dari
70 persen dari 1.444 perusahaan yang terdaftar
di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),
belum teridentifikasi mempunyai Nomor Pokok
Wajib Pajak.

Gerakan Nasional Penyelamatan


Sumber Daya Alam

33
Berdasarkan kajian KPK, terdapat empat poin
penting kebocoran di bidang kelautan. Yakni
penyusunan tata ruang laut wilayah, penataan
perizinan kelautan dan perikanan, pelaksanaan
kewajiban para pihak serta pemberian dan
perlindungan hak-hak masyarakat
Sebagai tindak lanjut pengawasan sektor ini, KPK
bersama KKP menggelar kegiatan monitoring
dan evaluasi yang diikuti 34 pemerintah provinsi.
Dalam rapat bersama itu, KPK merekomendasikan
para pemangku kepentingan, untuk berbenah.
Antara lain, pembentukan satgas pencurian ikan,
verifikasi dan evaluasi pelaku usaha perikanan,
penerbitan peraturan terkait pengelolaan kegiatan
usaha perikanan, pelimpahan kewenangan
perpanjangan kapal ukuran lebih dari 30-60
GT kepada UPT dan Provinsi. KKP juga sedang
melakukan proses revisi Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2006 tentang PNBP.
Sejumlah rekomendasi itu telah berdampak positif.
Otoritas kelautan Indonesia berhasil melakukan
verifikasi kapal ikan eks asing sebanyak 1.132
unit, penenggelaman 80 unit kapal sepanjang
Desember 2014-Agustus 2015 (sebanyak 41 unit
oleh KKP, 34 unit oleh TNI AL dan 5 unit oleh Polri),
serta percepatan proses pengalihan pengelolaan
kawasan taman laut, dari KLHK ke KKP.

Supaya Hutan Tetap Lestari


Isu kehutanan dan perkebunan juga menjadi
fokus kajian KPK sepanjang 2015. KPK telah
memaparkan hasil Kajian Sistem Pengelolaan
PNBP dan Penatausahaan Kayu kepada pihak
terkait.
KPK menemukan, data produksi yang tercatat
ternyata jauh lebih rendah daripada volume
kayu yang dipanen dari hutan alam di Indonesia.
Hasil kajian menunjukkan bahwa total produksi
kayu yang sebenarnya selama tahun 2003-2014
mencapai 630,1 sampai 772,8 juta meter kubik.
Sedangkan menurut statistik resmi KLHK, produksi
kayu komersial dari hutan alam di Indonesia
selama tahun 2003-2014 secara keseluruhan
hanya mencapai 143,7 juta meter kubik.
Angka-angka tersebut mengindikasikan bahwa
statistik dari KLHK hanya mencatat 19-23%
dari total produksi kayu selama periode kajian,
sedangkan 77-81% tidak tercatat. Artinya, biaya

pemeliharaan hutan sangat besar, namun PNBP


dari sektor itu tidak dikelola dengan baik. Potensi
kerugian keuangan negara akibat PSDH dan DR
yang tidak terpungut sebesar Rp 5,24-7,24 trilliun
per tahun dari 2003-2014.
Selain itu, KPK juga menemukan sejumlah
kelemahan dalam sistem administrasi PNBP
Kehutanan, antara lain lemahnya sistem data dan
informasi; pengendalian internal tidak memadai
untuk memastikan akuntabilitas tata usaha kayu
dan pemungutan PNBP; mekanisme akuntabilitas
eksternal tidak memadai untuk mencegah kerugian
negara; terbatasnya efektivitas penegakan hukum
kehutanan; serta tarif royalti di sektor kehutanan
ditetapkan pada tingkat yang memfasilitasi
pengambilan rente ekonomi yang sangat terbatas
oleh pemerintah dan memberikan insentif implisit
bagi pengelolaan hutan yang tidak lestari.
Selain melakuan pembenahan sektor PNBP
Kehutanan, dalam rangka perbaikan tata kelola
di sektor kehutanan, KPK juga mendorong proses
percepatan pengukuhan kawasan hutan, melalui
instrumen Peraturan Bersama Menteri Dalam
Negeri, Menteri Kehutanan, Menteri Pekerjaan
Umum dan Kepala BPN tentang Tata Cara
Penyelesaian Penguasaan Tanah yang berada di
dalam Kawasan Hutan, mendorong perluasan
wilayah kelola masyarakat melalui percepatan
realisasi perhutanan sosial serta mendorong
keterbukaan informasi publik dan penguatan
instrumen antikorupsi.
Korupsi di sektor SDA tidak hanya persoalan
kerugian keuangan negara akan tetapi juga
persoalan kegagalan negara dalam mengelola
SDA untuk sebesar-besarnya mewujudkan
kemakmuran rakyat. Oleh karenanya, dengan
perbaikan tata kelola ini, KPK berharap bisa
mewujudkan
cita-cita
yang
diamanatkan
konstitusi bahwa negara menguasai bumi, air dan
semua kekayaan yang terkandung di dalamnya
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Kesimpulannya, dalam satu dekade terakhir potensi
penerimaan negara dari pengelolaan kekayaan
alam tidak berbanding lurus dengan realisasi di
lapangan. Ketika bisnis berbasis sumber daya
alam tak dikelola transparan dan akuntabel, ujungujungnya negara dirugikan akibat rendahnya
penerimaan dari sektor pertambangan, kelautan,
dan kehutanan.

Laporan
Tahunan 2015

34
34

BERSINERGI
MELAWAN
KORUPSI

35
35

Sektor strategis yang menyangkut hajat hidup


orang banyak, seperti pangan, pendidikan,
serta jaminan sosial, harus dipastikan bebas
dari wabah korupsi. KPK melakukan
serangkaian kajian dan rencana aksi agar
semua pihak berbenah.

Laporan
Tahunan 2015

36
Pada 2015, KPK memiliki beberapa perhatian
besar. Sejumlah sektor yang menjadi perhatian KPK
adalah yang terkait ketahanan pangan plus, yang
mencakup pertanian, perikanan dan kehutanan,
plus pendidikan dan kesehatan. Alasannya, sektorsektor tersebut memperoleh subsidi besar dari
negara. Apalagi, nilai subsidi di masing-masing
sektor terus meningkat dari tahun ke tahun. Itu
menunjukkan penggunaan anggaran pendapatan
dan belanja negara (APBN) seharusnya digunakan
secara efektif dan efisien.

Kesejahteraan di Sektor Pangan


Perhatian pertama KPK tercurah pada tata kelola
pangan, khususnya dalam hal impor maupun
distribusinya, agar dikelola secara transparan.
Komoditas pangan strategis yang dimaksud dalam
kajian mengacu pada ketetapan RPJMN 20102014, yaitu beras, kedelai, jagung, gula, dan daging
sapi. Hasil kajian Tata Niaga Impor Komoditas
Pangan Strategis yang disampaikan pada 24
Februari 2015, KPK menemukan kelemahan, salah
satunya pada kebijakan yang dapat dimanfaatkan
oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan
pribadi maupun kelompok sehingga merugikan
kepentingan negara.
Untuk merealisasikan secara konkret rekomendasi
atas temuan hasil Kajian Tata Niaga Impor
Komoditas Pangan Strategis, Kementerian
dan Lembaga menandatangani kesepakatan
mendukung pelaksanaan rencana aksi pada 25 Juni
2015. Kesepakatan diteken di kantor Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta.
Salah satu implementasi konkret pada 2015 dari
rencana aksi itu adalah perluasan penerapan
sistem Indonesia National Single Window (INSW)
pada lima pelabuhan/bandara di Indonesia,
diterbitkannya buku panduan terkait tata cara
pengiriman rekomendasi dari kementerian/
lembaga teknis ke portal INSW dan diterbitkannya
buku Pedoman Integrasi Aplikasi.
Langkah aksi lainnya mencakup penetapan tiga
kawasan pabean, yaitu Jakarta International
Container Terminal (JICT), Koja, dan Graha menjadi
satu kawasan pabean. Ketiga lokasi tersebut
sekaligus ditetapkan sebagai Tempat Pemeriksaan
Karantina (TPK). Selain di ketiga pelabuhan itu,
demi memperlancar arus daging telah dilakukan
perbaikan dan penambahan kapasitas Instalasi
Karantina Hewan untuk impor sapi hidup di
Pelabuhan Cilacap .

Tata niaga daging sapi menjadi perhatian utama


tindak lanjut hasil kajian antara KPK dan para
pemangku kepentingan. Sebab, merujuk hasil
kajian tahun sebelumnya, kebijakan impor sapi
selama ini belum mencerminkan keberpihakan
pada 6,2 juta rumah tangga peternak rakyat,
peternak skala kecil dan menengah, serta terdapat
kelemahan dalam kebijakan dan tata laksana
impor akibat dominannya praktik rent-seeking
dan kartel.
Berdasarkan pemantauan hingga akhir 2015,
rencana aksi telah diimplementasikan. Di antara
realisasinya adalah pembentukan kelembagaan
petani/peternak sapi di 8 sentra produksi. Sentra
produksi yang diawasi Kementerian Pertanian itu
telah menjalankan perbaikan sistem perdagangan di
pasar ternak dengan pemasangan papan informasi
harga dan timbangan sapi, perbaikan jalan menuju
sentra produksi, perbaikan dan pembangunan
rumah potong hewan yang memenuhi standar
ASUH (aman-sehat-utuh-halal) di sentra produksi.
Di samping itu, Kementerian Perhubungan telah
menyediakan kapal ternak ternak perdana di
Indonesia bernama KM Camara Nusantara I yang
dapat memuat 500 ekor sapi.
Kendati begitu, hingga akhir 2015 KPK masih
mencatat ada beberapa rencana aksi yang perlu
ditindaklanjuti. Di antaranya adalah perlunya
pembangunan Sistem Pengelolaan Pengaduan
(SPP) yang terintegrasi berbasis jaringan (web).
Selain itu, para pemangku kepentingan perlu
membangun Sistem Informasi Manajemen (SIM)
untuk komoditas daging sapi atau sapi anakan,
sehingga muncul gambaran informasi permintaan
dan penawaran secara nasional yang valid dan up
to date.
Selain daging, komoditas gula menjadi sorotan,
sebab sepanjang kurun 2004 hingga 2015 KPK
mencatat adanya 185 laporan masyarakat mengenai
dugaan praktik korupsi di sektor ini. Laporan
masyarakat meliputi dugaan penyalahgunaan
wewenang dalam pengelolaan aset perkebunan
gula dan pabrik gula, penyalahgunaan subsidi
tebu, mark-up harga gula, perbuatan curang dalam
penentuan rendemen, serta penyalahgunaan
prosedur importasi gula. Jika berbagai masalah
tersebut tidak dituntaskan, KPK menilai target
swasembada gula nasional sulit dicapai.
Pada 9 Juni 2015, KPK mengunjungi PT. Perkebunan
Nusantara X di Jawa Timur yang memproduksi
gula, demi menyaksikan sendiri proses kerja
badan usaha milik negara tersebut. KPK sekaligus
menggelar kunjungan ke PG. Gempolkrep dan PG.

Kajian Strategis KPK

37
Toelangan di Sidoarjo, Jawa Timur, serta kunjungan
ke kebun tebu milik petani, baik di Mojokerto
maupun di Sidoarjo pada 10 Juni 2015. Lawatan
ini untuk memantau secara langsung proses gula
diproduksi hingga didistribusikan ke konsumen.
Berkaitan dengan isu pangan, program Rastra
(Beras Sejahtera), yaitu Subsidi Beras bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah atau yang
dahulu dikenal dengan program Raskin (Beras
untuk Rakyat Miskin) juga menjadi perhatian
KPK, karena KPK menilai program yang berjalan
selama ini kurang efektif. Berdasar kajian yang
dilakukan, KPK menyarankan agar program yang
telah berusia 15 tahun ini didesain ulang. Kajian
itu dipaparkan kepada setiap lembaga negara dan
pemangku kepentingan terkait raskin pada 3 April
2015.
Beberapa kemajuan telah dicapai selama periode
pemantauan program raskin oleh KPK sepanjang
2015. Di antaranya adalah telah dimulainya
pembangunan Sistem Informasi Manajemen
(SIM) dan Sistem Pengelolaan Pengaduan (SPP)
melalui situs raskin.web.id di beberapa daerah
percontohan, yaitu Kota Surabaya, Kota Batam,
dan Kabupaten Tabanan, Bali. KPK pun mencatat
pengaduan kualitas raskin dari masyarakat
telah menurun sepanjang tahun lalu. Pemangku
kepentingan pun mengabarkan perbaikan data
Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM) berdasarkan basis data terpadu pada 12 bulan
terakhir. Kementerian/lembaga kini juga telah
melakukan perbaikan pedoman umum penyaluran
raskin.

Kesehatan untuk Semua


Selain isu pangan, perhatian KPK juga diarahkan
kepada pelaksanaan sistem jaminan sosial. Secara
bertahap, pemerintah mulai memberlakukan
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) untuk
bidang kesehatan dan ketenagakerjaan, sesuai
amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011.
Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, sektor
kesehatan didanai secara gotong-royong oleh
masyarakat Indonesia. Mengingat besarnya dana
yang dikelola, risiko fraud yang tinggi dalam
asuransi sosial dan manfaat BPJS kesehatan yang
menyangkut hajat hidup orang banyak, maka KPK
memfokuskan pengawasan ke sektor kesehatan
sesuai Rencana Strategis KPK periode 2011-2015.
Sepanjang tahun 2014 saja, BJPS Kesehatan telah

membayarkan Rp42,6 triliun ke lebih 21 ribu


penyedia layanan kesehatan di seluruh Indonesia.
Berdasarkan temuan KPK, ditemukan potensi
korupsi di empat area, yakni regulasi, pembiayaan,
aspek tata laksana dan sumber daya, serta aspek
pengawasan.
Rekomendasi yang dihasilkan dari kajian Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) ini, beberapa telah
ditindaklajuti oleh pemerintah di antaranya
telah dilakukannya penyesuaian tarif INA CBGs
dan disosialisasikannya tarif baru tersebut ke
stakeholder terkait; Diterbitkannya Peraturan
Menteri Kesehatan untuk pencegahan fraud di
JKN, Dirut BPJS kesehatan mengundurkan diri
dari keanggotan dalam Dewan Jaminan Sosial
Nasional; terbentuknya struktur organisasi SPI di
BPJS kesehatan dengan pilot project di tiga Divre
BPJS.
Selanjutnya, KPK melakukan kajian terhadap
pengelolaan dana kapitasi pada program JKN. Di
tahun 2014, dengan mengalirnya dana kapitasi
senilai kurang lebih Rp7,8 triliun ke 9.600-an
Puskesmas di seluruh Indonesia, kajian ini bertujuan
untuk merumuskan solusi terhadap potensi
korupsi yang dapat terjadi dalam pengelolaan dana
kapitasi dan merekomendasikan kepada pihak
terkait untuk melakukan pembenahan.
Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan, ditemukan
potensi korupsi di empat area, yakni regulasi,
pembiayaan, tata laksana dan sumber daya, dan
pengawasan. KPK merekomendasikan, perlunya
dilakukan monitoring dan evaluasi, khususnya
terhadap utilisasi dana kapitasi di puskesmas;
memperbaiki regulasi terkait pengelolaan dana
kapitasi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP) milik pemda; meningkatkan lingkungan
pengendalian, baik di tingkat FKTP maupun di
pemda; dan melakukan upaya untuk meningkatan
kompetensi dan pemahaman petugas kesehatan di
daerah terhadap pengelolaan dana kapitasi.
Ada persepsi dari pihak BPJS Kesehatan bahwa
dana kapitasi harus dihabiskan pada tahun
yang sama. Ini menyebabkan petugas berusaha
untuk membelanjakan seluruh dana kapitasi
yang diterima meskipun tidak dibutuhkan.
Bahkan beberapa bukti-bukti transaksi dan
pertanggungjawaban penggunaan dana kapitasi
terindikasi adanya manipulasi di tingkat FKTP
alias puskesmas.
Tahun ini, pemantauan dilakukan terhadap
15 rencana aksi Kementerian Kesehatan dan
13 rencana aksi BPJS Kesehatan yang telah

Laporan
Tahunan 2015

38

disampaikan kepada KPK. Dari seluruh rencana


aksi Kemenkes, terdapat tujuh rencana aksi yang
telah terimplementasi serta 8 yang belum berjalan
hingga akhir 2015. Dari sisi BPJS Kesehatan,
terdapat dua rencana aksi belum terimplementasi,
sedangkan 11 rencana aksi yang lain sudah
dijalankan oleh direksi.
Perkembangan lain yang patut diapresiasi dari
perbaikan yang dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan sepanjang 2015 adalah terbitnya
Permenkes untuk menilai FKTP berprestasi
yang juga dapat menjadi indikator kinerja setiap
puskesmas. Sedangkan hal yang dapat diapresiasi
dari BPJS Kesehatan adalah upaya untuk
menciptakan sistem pembayaran kapitasi berbasis
kinerja meskipun belum dapat terimplementasi

secara baik, karena kurangnya koordinasi dengan


pihak Kemenkes sebagai regulator dan kurangnya
sosialisasi kepada Dinas Kesehatan kabupaten/
kota dan FKTP yang berada di bawahnya.

Agar Masyarakat Cerdas Berintegritas


Di samping isu pangan dan kesehatan, adalah
soal pendidikan. Proses pendidikan di Indonesia
diselenggarakan tak hanya oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelumnya, KPK
telah menjalankan fungsi koordinasi dan supervisi
pencegahan korupsi pada sektor pendidikan.
Sebab, sektor ini mengelola dana yang sangat
besar, minimal 20 persen dari APBN dan APBD.
Anggaran pendidikan pada tahun 2015 mencapai
Rp409 triliun sehingga perlu dikawal agar tujuan

39
tahun 2014 oleh enam K/L terkait dan tahun 2015
oleh 7 K/L. Selain KPK, K/L yang terlibat dalam
Tim Korsupdik adalah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Kementerian Ristek dan Dikti,
Kementerian Agama, Kementerian Keuangan,
Kementerian Dalam Negeri dan BPKP.
Atas rencana aksi kegiatan korsup dana pendidikan
tersebut, telah dilaksanakan aksi bersama dalam
rangka mencegah korupsi dana pendidikan
2014-2015. Misalnya, sosialisasi dan workshop
korsupdik oleh KPK bersama 5 K/L kepada daerah
dalam rangka memberikan pemahaman dan
membangun kesadaran peran pengawasan dana
pendidikan oleh daerah.
Selain itu, pelaksanaan piloting daerah Cerdas
Berintegritas pada tujuh kota/kabupaten melalui
kegiatan deklarasi aksi daerah untuk mewujudkan
daerah cerdas berintegritas, workshop aparatur,
workshop pembelajaran anti korupsi, workshop
tata kelola sekolah dan pengenalan Program
Pengendalian Gratifikasi (PPG) serta pembentukan
Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG). Ketujuh
daerah tersebut adalah Kota Yogyakarta, Kab.
Gunungkidul, Kota Kupang, Kota Bandung, Kota
Cimahi, Kota Malang dan Kota Bengkulu.
Workshop peningkatan kapasitas inspektorat
daerah dalam melakukan pengawasan dana
pendidikan juga digelar pada lima inspektorat
daerah, yakni Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota
Yogyakarta, Kab. Gunungkidul dan Kota Kupang.
Workshop dilaksanakan KPK bekerjasama dengan
Kemendikbud, Kemendagri dan BPKP.

mewujudkan Masyarakat Indonesia


berintegitas dapat diwujudkan.

cerdas

Berdasarkan hasil pemetaan permasalahan oleh tim


Korsup Pendidikan, dapat diketahui akar masalah
utama dari pengelolaan dana pendidikan adalah
lemahnya pengendalian internal, lemahnya sistem
administrasi (data tidak handal), lemahnya kontrol
publik dan adanya kekosongan pengawasan,
khususnya pada dana transfer daerah, seperti
Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Dana Alokasi
Khusus (DAK), Tunjangan Profesi Guru (TPG).
Akibat keempat akar masalah inilah perbuatan
menyimpang terjadi dan tidak mudah terdeteksi.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, telah
ditandatangani rencana aksi kegiatan koordinasi
dan supervisi pencegahan korupsi dana pendidikan

Aksi bersama juga telah melahirkan kajian turunan


lainnya untuk turut melakukan pengawasan
pada pengelolaan dana pendidikan Islam di
Kementerian Agama oleh KPK. Hasilnya, telah
disampaikan saran perbaikan untuk ditindaklanjuti
berupa rencana aksi oleh Ditjen Pendidikan Islam
Kementerian Agama.
Meskipun telah dilakukan serangkaian aksi
oleh Tim Korsupdik dalam rangka pencegahan
korupsi, terdapat beberapa hal yang masih perlu
menjadi perhatian untuk segera diselesaikan. Di
antaranya Penyelesaian pedoman audit/monev
dana pendidikan untuk inspektorat daerah
oleh BPKP dan Kemendikbud; Peningkatan
kapasitas inspektorat daerah oleh Kemendagri;
Penyelesaian regulasi untuk mencegah terjadinya
penyimpangan penggunaan dana pendidikan;
serta Pengintegrasian data pokok pendidikan
untuk menghasilkan basis data yang akurat dalam
rangka pengambilan kebijakan pendidikan.

Laporan
Tahunan 2015

AGAR
KEPALA
DAERAH
TAK TERGODA
RASUAH

40
40

41
41

Partisipasi publik dalam pemberantasan


korupsi, mestilah dikelola menjadi sebuah
gerakan moral yang masif, terstruktur, dan
efektif. Sehingga kesadaran melawan korupsi
merata pada setiap elemen masyarakat tanpa
terkecuali.

Laporan
Tahunan 2015

42
Umat manusia sepakat bahwa korupsi adalah
perbuatan yang keji. Bahkan pakar hukum
menyebutnya sebagai kejahatan luar biasa
(extraordinary crime). Namun, kalau upaya
memberantasanya tidak dilakukan dengan luar
biasa, kelak kita bisa menyaksikan runtuhnya
sebuah peradaban di depan mata.
Tentu saja, KPK menolak kalah. Perang melawan
korupsi, bukan hanya menempatkan KPK saja
sebagai aktor utama. Karena korupsi adalah
musuh bersama, maka semua elemen bangsa
harus turut serta dalam membangun peradaban
yang berintegritas.
Salah satu upayanya, melalui partisipasi publik.
KPK mulai melihat perempuan sebagai aktor
yang strategis dalam membangun kesadaran dan
penanaman nilai, utamanya di keluarga sebagai
miniatur terkecil masyarakat. Menjalankan peran
ibu, seorang perempuan bisa dengan leluasa
mendidik anak-anak untuk mencetak generasi
berintegritas. Itu sebab, ada anggapan bahwa ibu
adalah sekolah pertama.
Sebagai seorang istri, perempuan mampu
memberikan pengaruh positif bagi sang
kepala keluarga dalam setiap keputusan dalam
kehidupan rumah tangga. Ingat, sejumlah kasus
yang diungkap KPK, telah menunjukkan adanya
keterlibatan istri dalam menjalankan tindak pidana
korupsi.
Karenanya, KPK lantas menginisiasi gerakan
Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK). Di sini,
perempuan ditempatkan sebagai tokoh sentral
pencegahan korupsi, baik perannya sebagai ibu,
istri, maupun tenaga profesional yang berkarya di
tengah masyarakat.
Realisasinya, KPK menjalin kerja sama dengan
Australia Indonesia Partnership for Justice (AIPJ)
sejak 22 April 2014 untuk menjalankan program
tersebut. Pelatihan pembentukan agen SPAK
pertama digelar di Mataram, Nusa Tenggara
Barat. Kemudian merambah ke Parepare, Kendari,
Manado, Papua, Ambon serta provinsi lainnya di
Tanah Air.
Mulai 2015, program ini kemudian dicanangkan
KPK sebagai sebuah gerakan nasional pada 21
April 2015, bertepatan dengan Peringatan Hari
Kartini. Secara simbolik, KPK memasang spanduk
raksasa berukuran 1417 meter bertuliskan Saya
Perempuan Antikorupsi di halaman depan kantor
KPK, Jakarta, yang dikerek Kartini Petualang.

Untuk menggemakan gerakan ini, KPK menggelar


sejumlah rangkaian kegiatan sosialisasi di berbagai
daerah. Tak hanya itu, SPAK juga memecahkan
rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) saat
sebanyak 1.400 anak dari 62 sekolah dasar di
Makassar, Sulawesi Selatan, juga mendapatkan
pendidikan nilai integritas dengan cara permainan
Sembilan Nilai Antikorupsi (Semai) pada Agustus
2015. Semai merupakan salah satu dari empat alat
bantu berupa permainan edukatif yang diciptakan
untuk membantu para agen SPAK dalam
melakukan sosialisasi.
Hingga akhir 2015, gerakan ini telah menghasilkan
449 agen SPAK, yang memberikan sosialisasi
antikorupsi pada lebih dari 500 ribu orang di
seluruh Indonesia, dari latar belakang beragam,
mulai dari ibu rumah tangga, penggerak PKK,
pegawai negeri sipil, guru, tokoh masyarakat dan
keagamaan, hingga mahasiswa.
KPK mencatat dampak yang telah dirasakan. Dari
pengakuan para agen SPAK, sebanyak 94 persen
para agen telah menolak untuk berpartisipasi dalam
tindak korupsi sejak bergabung dengan SPAK. Dan
sebanyak 20 persen, para agen telah menunjukkan
keberaniannya dengan melaporkan kasus korupsi.
Selain itu, gerakan ini juga telah membebaskan 400
pasangan miskin dari pungutan liar saat mengurus
dokumen identitas hukum. Selain itu, banyak
perempuan yang mulai kritis menanyakan asal
uang yang diberikan oleh suaminya, dan menolak
penggunaan fasilitas kantor untuk kepentingan
pribadi, seperti kendaraan dinas.
Atas kinerja dan pengaruhnya yang mulai meluas
di tengah masyarakat, SPAK dinobatkan sebagai
pemenang terbaik pada Kompetisi Program PR
Inspirasional untuk kategori Lembaga Pemerintah
Pusat/Daerah yang diselenggarakan Serikat
Perusahaan Pers (SPS) pada ajang Indonesia
Public Relation Award & Summit (IPRAS) 2015.
Penghargaan tersebut diberikan pada 27 Oktober
2015 di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat.
KPK berharap bahwa gerakan ini dapat
menunjukkan
perkembangan
signifikan,
manakala lebih banyak lagi perempuan yang
terlibat dan berperan aktif dalam gerakan ini. KPK
memandang, dukungan dan partisipasi publik
sebanyak mungkin akan mendukung program
pemberantasan korupsi. Untuk itu, pada 2016, KPK
menargetkan peningkatan keberadaan agen SPAK
di 34 Provinsi di Indonesia dan bisa menjangkau 1
juta orang, termasuk 800 ribu perempuan.

Kampanye Antikorupsi

43
Berharap pada Pemuda
Pada segmen pemuda, KPK juga melakukan
pendekatan dengan cara yang khas agar mereka
menyadari potensi sebagai agen perubahan.
Karena sejarah mencatat, pemuda selalu menjadi
penggerak perubahan sosial itu sendiri, mulai
dari peristiwa Sumpah Pemuda (1928), hingga
penggulingan rezim Orde Baru pada reformasi
(1998). Semuanya dimotori gerakan pemuda.
Untuk itu, sebuah helatan Anti-Corruption Youth
Camp digelar di Yogyakarta pada 19-29 Oktober
2015, dengan mengusung tema Energi Mudamu,
Senjatamu. Dari kegiatan ini, KPK mendorong
para pemuda untuk melakukan perubahan sosial
setelah mengikuti kegiatan.
Sebanyak 48 peserta dari pelbagai penjuru
Indonesia, berhasil lolos seleksi. Mulai dari Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta,
Aceh, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, hingga
Kalimantan dan Papua. KPK tak sembarangan
memilih para pemuda ini. Mereka yang terpilih
merupakan sosok pemuda yang telah memberikan
kontribusi positif melalui komunitas atau organisasi
kepemudaan di daerahnya. Sebab, pemuda pilihan
ini akan menjalani proses karantina selama 10
hari untuk ditempa menjadi sosok pemuda kreatif
yang mampu memberikan solusi bagi persoalan
sosial yang mereka hadapi kelak.
Selama tiga hari pertama, para peserta
mendapatkan pembekalan dari para penggerak
perubahan, semisal Ahmad Bahrodin yang
memberdayakan petani di 17 kabupaten di Jawa
Tengah agar berdikari mengelola sumber daya
alam, atau Arief Budiman yang menginspirasi
penenun di Bali agar karyanya lebih bernilai
ekonomi. Selain itu, ada Rudolf Dhetu, propagandis
yang dikenal dengan gerakan tolak reklamasi
Teluk Benoa. Tak ketinggalan, Direktur Pendidikan
dan Pelayanan Masyarakat (Dikyanmas) Sujanarko
dan Wakil Ketua Sementara KPK Johan Budi SP,
juga turut memberikan pembekalan bagi peserta.
Setelah itu, selama empat hari berikutnya, mereka
dibagi ke dalam empat kelompok dan menetap di
empat desa, yakni Desa Girikerto, Desa Umbulharjo,
Desa Bokoharjo, dan Desa Tegal Gendu, Prenggan
Kota Gede. Di sini, para peserta melakukan
intervensi sosial dengan mempraktikkan materi
dan konsep yang telah disusun pada tahap pertama,
untuk memecahkan persoalan sosial yang ada.
Di Desa Girikerto, misalnya, para peserta
menginisiasi pembangunan Omah Saung sebagai
pusat berkumpul dan taman bacaan. Selama ini,

perpustakaan desa minim pengunjung, sehingga


mereka menggandeng Karang Taruna setempat
untuk mengelola perpustakaan agar minat baca
masyarakat meningkat. Selain itu, mereka juga
menggelar workshop pembuatan radio komunitas
dan pelatian budidaya alpukat, guna meningkatkan
potensi pertanian setempat.
Di Desa Umbulharjo, para peserta melakukan
pemberdayaan masyarakat dengan mengadakan
pelatihan mendongeng bagi orangtua. Dengan
begitu, orangtua bisa menanamkan nilai-nilai
luhur melalui dongeng sebelum tidur. Kegiatan
serupa, juga digelar Desa Bokoharjo. Selain itu,
para peserta juga menggelar lomba mewarnai kaos
bertema Anak Jujur untuk mengkampanyekan
kejujuran di kalangan anak. Mereka juga menggelar
workshop pengelolaan sampah, agar mampu
mengatasi persoalan lingkungan dan ekonomi
secara bersamaan.
Sementara di Tegal Gendu, para peserta berupaya
mempromosikan kebudayaan dan kesenian daerah
dengan membuat website kampung. Di samping
meningkatkan nilai ekonomi daerah, tentu saja
hal ini akan memberdayakan masyarakat dan
mengurangi tingkat pengangguran.
Selanjutnya, para peserta akan saling berbagi
pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi
di setiap desa. Pada tahap ini, mereka dapat
membangun jalinan komunikasi yang lebih solid
serta merencanakan program untuk daerah dan
komunitas mereka di tempat asal.
Puncak kegiatan Youth Camp bertepatan dengan
peringatan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober
2015, di mana sebuah pentas budaya bertajuk
Berani Sederhana digelar dengan melibatkan
masyarakat yang lebih luas. Pada acara itu, 48
peserta mendeklarasikan Janji Antikorupsi.
Kegiatan di Yogyakarta, merupakan bagian dari
simulasi dalam menggalang perubahan sosial.
Sekembalinya mereka ke daerah asal, itulah
perjuangan yang sebenarnya untuk memperbaiki
bangsa. Sebab, kesempatan untuk berbuat dan
berkhidmat bagi masyarakat hanyalah pilihan para
pemuda hebat berintegritas.

Laporan
Tahunan 2015

46
KEUANGAN DAN ASET
PENYERAPAN ANGGARAN
UNIT KERJA

PAGU ANGGARAN

Deputi Pencegahan

PENYERAPAN

42.931.115.000

SEKRETARIAT DEPUTI PENCEGAHAN

28.529.442.903

66,45

1.111.336.000

243.911.560

21,95

DIREKTORAT PP LHKPN

5.109.586.000

4.661.605.564

91,23

DIREKTORAT GRATIFIKASI

5.731.540.000

3.098.774.656

54,07

DIREKTORAT DIKYANMAS

17.170.053.000

12.811.305.056

74,61

DIREKTORAT LITBANG

8.808.600.000

4.029.844.225

45,75

DIREKTORAT KOORDINASI DAN SUPERVISI


PENCEGAHAN

5.000.000.000

3.684.001.842

73,68

57.299.896.000

32.955.257.376

57,51

1.424.230.000

1.084.755.870

76,16

Deputi Penindakan
SEKRETARIAT DEPUTI PENINDAKAN
DIREKTORAT PENYELIDIKAN

10.030.000.000

3.821.471.743

38,10

DIREKTORAT PENYIDIKAN

10.097.700.000

10.030.752.505

99,34

DIREKTORAT PENUNTUTAN

25.822.966.000

10.821.681.082

41,91

DIREKTORAT KOORDINASI DAN SUPERVISI


Deputi Inda

9.925.000.000

7.196.596.176

72,51

143.731.180.000

108.762.345.492

75,67

270.560.000

200.796.130

74,22

130.275.044.000

98.779.396.785

75,82

SEKRETARIAT DEPUTI INDA


DIREKTORAT PINDA
DIREKTORAT PJKAKI

8.835.576.000

6.074.910.911

68,76

DIREKTORAT MONITOR

4.350.000.000

3.707.241.666

85,22

3.887.104.000

3.172.311.481

81,61

Deputi PIPM
SEKRETARIAT DEPUTI PIPM

338.385.000

203.954.281

60,27

DIREKTORAT PENGAWASAN INTERNAL

1.044.997.000

756.437.900

72,39

DIREKTORAT PENGADUAN MASYARAKAT

2.503.722.000

2.211.919.300

88,35

Sekretariat Jendral

651.059.605.000

553.146.303.937

84,96

BIRO RENKEU

472.018.000

1.002.268.820

212,34

253.715.387.000

230.824.880.135

90,98

386.655.633.000

313.866.989.148

81,17

11.227.276.000

6.632.743.517

59,08

375.428.357.000

307.234.245.631

81,84

BIRO UMUM
BIRO SDM
Non-pegawai
Belanja pegawai
BIRO HUKUM

2.079.916.000

1.430.115.126

68,76

BIRO HUMAS

8.136.651.000

6.022.050.708

74,01

Subtotal

898.908.900.000

726.565.661.189

80,83

Total

898.908.900.000

726.565.661.189

80,83

PENGELOLAAN TITIPAN UANG SITAAN DAN GRATIFIKASI 2015


Rp.

563.233.996.914,05

USD

SGD

1.831.365,86

822.681,00

Real
Saudi

AUSD

61,00

60,00 2.055,00

EURO

Pounds
(ENG)

Franc

3.785,00

10,00 1.714.339,00

Yen (JPY)

Peso
(Mil)
200,00

LAMPIRAN

47
PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA (BMN) 2015
NERACA

SALDO

KODE

URAIAN

SAT

VOL

NILAI

AK. PENYUSUTAN

NILAI BUKU

117111 PERSEDIAAN

280.254.904.022

131111 TANAH
132111

PERALATAN DAN
MESIN

133111

GEDUNG DAN
BANGUNAN

134113 JARINGAN
135111

ASET TETAP DALAM


RENOVASI

135121 ASET TETAP LAINNYA


136111

KONSTRUKSI DALAM
PENGERJAAN

166112

ASET TETAP YANG


TIDAK DIGUNAKAN

162111 ASET TAK BERWUJUD

280.254.904.022

m2

8.663

128.412.767.500

128.412.767.500

unit

19.410

329.564.336.400

(218.341.456.276)

111.222.880.124

129.000.060

(11.160.007)

117.840.053

unit

102.189.074.090

(21.503.609.614)

80.685.464.476

49.831.075.367

49.831.075.367

2.560

1.947.751.438

1.947.751.438

313.036.787.592

313.036.787.592

1.137

2.223.829.274

(2.201.192.080)

22.637.194

10.490

39.287.007.783

unit
unit

TOTAL

1.246.876.533.526

39.287.007.783
(242.057.417.977)

1.004.819.115.549

REKAP PENERIMAAN NEGARAN BUKAN PAJAK (PNBP)


NO

KODE AKUN

URAIAN

423122

Pendapatan dari Penjualan Peralatan dan Mesin

JUMLAH
1.043.120.000

423221

Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro)

9.206.247.929

423414

Pendapatan Hasil Denda dan sebagainya

4.165.000.100

423415

Pendapatan Ongkos Perkara

423416

Pendapatan Penjualan Hasil Lelang Tindak Pidana Korupsi

423421

Pendapatan Uang Sitaan Tindak Pidana Pencucian Uang yang telah


Ditetapkan Pengadilan

6
7
8
9
10

423611
423612
423614
423752

Pendapatan Uang Sitaan Hasil Korupsi yang telah Ditetapkan Pengadilan


Pendapatan Gratifikasi yang Ditetapkan KPK Menjadi Milik Negara
Pendapatan Uang Pengganti Tipikor yang Ditetapkan di Pengadilan
Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah

867.500
14.425.100
5.775.061.445
175.587.406.548
2.513.530.724
11.931.057.599
21.989.051

11

423921

Pendapatan Penyelesaian Tuntutan Ganti Rugi Non-Bendahara

12

423951

Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun Anggaran yang lalu

371.564.708

13

423952

Penerimaan Kembali Belanja Barang Tahun Anggaran yang lalu

134.095.669

14

423953

Penerimaan Kembali Belanja Modal Tahun Anggaran yang lalu

15

423999

Pendapatan anggaran lain-lain


Total

45.518.624

27.528.430
1.076.372.200
211.913.785.627

Laporan
Tahunan 2015

48
MANAJEMEN SDM
KOMPOSISI SDM BERDASARKAN JENIS KELAMIN

KOMPOSISI SDM PER BIDANG KERJA


BIDANG

JUMLAH

KELOMPOK JABATAN

PIMPINAN

0,4

PENASIHAT

0,1

PENCEGAHAN

252

22,1

PENINDAKAN

312

27,3

INDA

161

14,1

PIPM

87

7,6

SETJEN
TOTAL

325

28,3

1141

100

Laki-laki

791

Perempuan

352
TOTAL

KOMPOSISI SDM PER UNIT KERJA


UNIT KERJA

JUMLAH

UNIT KERJA
JUMLAH

1143

JUMLAH

INDA

1
6

PIMPINAN

SETINDA

PENASIHAT

DIREKTORAT PINDA

40

PENCEGAHAN

DIREKTORAT PJKAKI

28

DIREKTORAT MONITOR

86

SETCEGAH

11

DIREKTORAT LHKPN

130

PIPM

DIREKTORAT GRATIFIKASI

44

SETPIPM

13

DIREKTORAT DIKYANMAS

32

DIT. PENGAWASAN INTERNAL

22

DIREKTORAT LITBANG

34

DIT. PENGADUAN MASYARAKAT

51

PENINDAKAN

SEKRETARIAT JENDERAL

SETTINDAK

BIRO RENKEU

DIREKTORAT PENYELIDIKAN

66

DIREKTORAT PENYIDIKAN

112

DIREKTORAT PENUNTUTAN

100

UNIT KERJA KOORDINASI DAN


SUPERVISI

11

UNIT KERJA EKSEKUSI

15

BIRO UMUM

PN

229

TETAP

663

PTT

244
TOTAL

181

BIRO SDM

34

BIRO HUKUM

16

BIRO HUMAS

39

SETJEN/SETPIMP

14
TOTAL

JUMLAH

PIMPINAN

38

1141

KOMPOSISI SDM PER KELOMPOK JABATAN

KOMPOSISI SDM PER STATUS KEPEGAWAIAN


STATUS PEGAWAI

1141

KELOMPOK JABATAN

JUMLAH

PIMPINAN

STRUKTURAL

35

FUNGSIONAL

628

ADMIN

473
TOTAL

1141

LAMPIRAN

49
KOMPOSISI SDM PER JABATAN PEGAWAI
JABATAN PEG.

KOMPOSISI SDM PER USIA PEGAWAI

JUMLAH

USIA (th)

JUMLAH
33

KETUA

0,1

< 25

WAKIL KETUA

0,4

25 - 30

268

PENASIHAT

0,1

31 - 36

422
247
100

DEPUTI

0,4

37 - 42

DIREKTUR

0,6

43 - 48

KARO

0,3

49 - 54

47

> 54

24

KABAG

16

1,4

KASET

0,3

KORSESPIM

0,1

FUNGSIONAL

628

55,0

ADMINISTRASI & PENDUKUNG

473

41,5

1141

100

TOTAL

TOTAL

1141

KOMPOSISI SDM BAGIAN PENINDAKAN


KUALIFIKASI

JUMLAH

PENYELIDIK

118

PENYIDIK

91

PENUNTUT UMUM

88
TOTAL

297

PEMBERHENTIAN PEGAWAI
NO.

RUMPUN JABATAN

2105

NO

Ditarik oleh instansi asal

Kontrak berakhir

Mengundurkan diri

27

Meninggal dunia

Pelanggaran kode etik

Pensiun

Penugasan tidak diperpanjang

Penasihat

Pegawai Negeri (PN)


Dipekerjakan

33

Pegai Tetap (PT)

16

Pegawai Tidak Tetap (PTT)

15

TOTAL

65

ALASAN PEMBERHENTIAN

1
TOTAL

39,7%
30,6%
29,6%

2015

KOMPOSISI SDM
BAGIAN PENINDAKAN

19
65

Laporan
Tahunan 2015

50
KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI KPK 2015
No

KEGIATAN

Induksi Lanjutan Pegawai Baru KPK 2015

Induksi Pegawai Baru KPK Tahun 2015

Pelatihan Swakelola Penanganan Tindak Pidana Korupsi yang dilakukan oleh Korporasi dan Teori tentang
Penyertaan

Lanjutan Induksi Khusus Advance Driving : Escape & Avasion

Pelatihan Internal Pegawai KPK

Pelatihan Recruitment Strategies

Seminar Penerapan Standar Kompetensi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Industrial
Memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN

Pelatihan Project Management

Pelatihan Auditor Hukum (Angkatan 16)

10

Pelatihan IT Project Management

11

Pelatihan Microsoft Office Professional

12

Pelatihan VMWare vSphere 5.5 Administration and Implementation

13

In House Training Metode dan Teknik Menilai Barang Bergerak Batch I

14

Pelatihan Anti Pencucian Uang dan Sistem Pembayaran Baru

15

Pelatihan Microsoft Office Professional Angkatan II

16

In House Training Metode dan Teknik Menilai Barang Bergerak Batch II

17

Workshop Change Management and Human Resource Development

18

Sharing Knowladge Internal KPK

19

Pelatihan Performance Audit Angkatan I

20

Induksi Pegawai Baru KPK Tahun 2015

21

Workshop Alumni Professional Development

22

Pelatihan Performance Audit Angkatan II

23

Seminar Desigo CC-The Next Generation Management Station

24

Sharing Session Internal KPK

25

Pelatihan Fraud Risk Management

26

ACRC Training Course for International Anti Corruption Practioners

27

Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Perpres 70 Tahun 2012 dan Sertifikasi

28

Ujian Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa (Perpres 70 Tahun 2012 dan Perpres 4 Tahun 2015) Batch I

29

Ujian Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa (Perpres 70 Tahun 2012 dan Perpres 4 Tahun 2015) Batch II

30

Pelatihan Couching, Mentoring and Counselling for Supervisory

31

Pelatihan Etika, Pengembangan Diri dan Keterampilan Pramubhakti, Pramusaji dan Pramutaman

32

Pelatihan Dasar-dasar Kearsipan

33

Pelatihan Swakelola Ketentuan Perundang-undangan dan Peraturan Perpajakan

34

Pelatihan Microsoft Excel Advance Angkatan I

35

Pelatihan Microsoft Excel Advance Angkatan II

36

Pelatihan Presentation Skill (Angkatan I)

37

Pelatihan Petugas Proteksi Radiasi Bidang Industri Tingkat 3

38

Ujian Lisensi Pelatihan Petugas Proteksi Radiasi Bidang Industri Tingkat 3

39

Pelatihan Project Management

40

Kegiatan Capacity Building The Power of Teamwork

LAMPIRAN

51
No

KEGIATAN

41

Pelatihan Swakelola Teknik Dasar Fotografi Batch I

42

Pelatihan IT Infrastructure Library

43

Pelatihan Analisis Transaksi Keuangan dan Anti Gatekeeper

44

Workshop Organization Development

45

Seminar Indonesia Reward Summit Designing and Managing Compensation and Remuneration in Hihg
Economy Environment

46

Pelatihan Practical Job Analysis

47

Pelatihan Bela Diri Ju Jitsu

48

Pelatihan Sistem Pertanahan

49

Pengelolaan Arsip Aktif

50

Pelatihan Swakelola Teknik Dasar Fotografi Batch II

51

Pelatihan Filling Management

52

Pelatihan Matrikulasi Hukum

53

Kegiatan pelatihan dengan Aparat penegak hukum Lainnya (Batch 1)

54

Diklat Sertifikasi JFA Perjenjangan Auditor Madya

55

Induksi Pegawai Baru KPK 2015 PTT

56

Induksi Pegawai Baru KPK 2015 PNYD

57

Seminar Membangun Perangkat Penerapan Standar Kompetensi Manajemen Sumber Daya

58

Pelatihan Pengenalan karakteristik usaha perbankan, kewajiban perpajakan wajib pajak perbankan dan
perbuatan koruptif penghindaran pajak

59

Pelatihan IHT Microsoft Office Professional LHKPN

60

Pelatihan Fundamental Manajemen Layanan Teknologi Informasi

61

Pelatihan Legal Drafting

62

Sharing Session Internal Pegawai KPK

63

Sharing Knowledge and Experience bagi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah BPKP, anggota ACFE
Indonesia Chapter dan anggota IIA Indonesia dengan topik Membangun Integritas sebagai Strategi Solusi
Fraud

64

Seminar dan Lokakarya Nasional Kompetensi Profesi Record Specialist

65

U.S-Philippines Legal Cooperation and Asset Forfeiture and Management Workshop

66

Pelatihan Paduan Suara KPK

67

Pelatihan dan Sertifikasi Certified Forensic Auditor STAR tahun 2015

68

Pelatihan Swakelola Pemahaman Konsep Penegak Hukum Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)

69

Pelatihan Teknik Penyusunan Bispro dan SOP KPK / PER 08 Tahun 2013

70

Pelatihan Microsoft Office Professional Angkatan III

71

Round Table Discussion dengan topik Cost Recovery dan Potensi Fraud

72

Pre Departure Training (PDT) untuk persiapan Australia Awards Scholarship (AAS) periode 2014/2015

73

Ujian Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

74

Pelatihan In House Training Penilaian Barang

75

Pelatihan Singapore Anti-Corruption Strategies

76

Sharing Session Internal Pegawai KPK

77

Candidate Briefing Australia Awards Indonesia 2015/2016

78

Forum Grup Discussion dengan tema International Standards on Corporate Criminal Liability

Laporan
Tahunan 2015

52
No

KEGIATAN

79

Pelatihan Internal KPK Batch 1

80

Pelatihan Internal KPK Batch 2

81

Short Term Training for USAID Accountability Cluster On Governance and Anti Corruption

82

Pelatihan Excel Advance

83

Rapat Koordinasi Penyusunan Soal TKB

84

Pelatihan Bela Diri Ju-Jitsu (Lanjutan)

85

Pelatihan Desain Interior Menggunakan Program Google Sketchup dan 3DS Max

86

Workshop Advokasi Pelaksanaan dan Pelatihan JFAK

87

Pelatihan Audit Investigatif

88

Pelatihan Teknis Pengelolaan Arsip Statis

89

IHT Filling Management

90

Pelatihan Internal KPK

91

Pelatihan Pengelolaan Arsip Dinamis

92

Pelatihan 4G LTE (Long Term Evolution)

93

Pelatihan Legal Drafting

94

Ujian Sertifikasi Auditor (USA) periode Agustus 2015

95

Sharing Session Internal KPK

96

Sharing Knowledge Internal KPK

97

2nd CPIB Anti Corruption Exceutive Programme (ACE Programme)

98

Pelatihan Internal KPK

99

Pelatihan Communication Skill Batch 1

100

IHT Jurnalistik dan Penulisan Kreatif

101

IHT Infografis

102

IHT Pengelolaan APBN

103

Induksi Pegawai Baru KPK tahun 2015 (Pegawai Tidak Tetap)

104

Pelatihan Basic Trauma &Cardiad Life Support

105

PPNS anti Money Laundering Investigation

106

Pelatihan PBJ oleh PPM Manajemen

107

Pelatihan Communication Skill Batch 2

108

IHT Internal KPK Batch 1

109

IHT Internal KPK k Batch 2

110

Indonesia HR Summit 2015

111

Simposium Dokter Umum/PPDS

112

Kegiatan pelatihan dengan Aparat Penegak Hukum lainnya

113

Pelatihan Pendidikan Auditor Hukum Indonesia

114

Pre-Course Workshop Short Course Australia Awards Indonesia dalam rangka peningkatan kompetensi
Instruktur Internal KPK

115

IHT Stress Management

116

Pelatihan Metode Penelitian Kualitatif

117

Induksi Pejabat Struktural KPK

118

Design Interior Menggunakan Google Sketch Up dan 3DS Max,

LAMPIRAN

53
No

KEGIATAN

119

Pelatihan Presentation Skill

120

Pelatihan Certified Resources Professional (CHRP)

121

Pelatihan Microsoft Office

122

IHT Partisispasi Publik dalam Pengelolaan Dana Desa

123

Short Course dalam rangka peningkatan kompetensi Instruktur Internal KPK

124

Workshop Anti Money Laundering

125

Kegiatan National Anti Fraud Conference 2015

126

Analisis Transaksi Keuangan dan Anti Gatekeeper

127

Procurement Berdasarkan PTAK 007 Revisi 3 (FINAL) TKDN pada industry Oil & Gas

128

Sharing Knowledge Internal KPK

129

ICAC Chief lnvestigators Command Course

130

Induksi Pegawai Baru PTT KPK Tahun 2015

131

Induksi Pejabat Struktural KPK Tahun 2015

132

Induksi Pegawai Baru KPK PNYD Tahun 2015

133

Kegiatan pelatihan dengan aparat penegak hukum lainnya

134

Sertifikasi Jabatan Fungsional Arsiparis Bidang Kopetensi Pengelolaan Arsip Statis

135

Pelatihan Photography Kelas Dasar

136

Pelatihan Minaut Indonesia: Problem Solving and Decision Making

137

Sertifikasi Jabatan Fungsional Arsiparis Bidang Kopetensi Pengelolaan Arsip Dinamis

138

Lanjutan Induksi Pegawai baru KPK

139

Pelatihan Pedoman Tata Naskah Dinas dan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)

140

In House Training Service Excellence Skill

141

Basic Trauma dan Cardiac Life Support

142

Seminar International IAI-IFAC The Relevance of Professional Accountants in a Hyper Connected World

143

Sharing Knowledge Pelatihan Internal KPK

144

Pemahaman Tindak Pidana Pencucian Uang Yang Bersumber dari Dunia Pasar Modal

145

Mengikuti pelatihan dan ujian sentfikasi Mariajemen Risiko Certified Risk Management Professional
(CRMP)

146

Diklatpim Tk. II Angkatan 38 Tahun 2015

147

Induksi Pimpinan KPK masa bakti 2015-2019

148

Sharing knowledge hasil Short Course di Australia

149

Dialog Interaktif bersama Pimpinan KPK masa bakti 2015-2019

Laporan
Tahunan 2015

54
LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA
WAJIB LAPOR DAN TINGKATA KEPATUHAN LHKPN 2015
NO.

BIDANG

JUMLAH
WAJIB LAPOR

JUMLAH YANG TELAH


MELAPORKAN
HARTA KEKAYAAN

PERSENTASE
TINGKAT KEPATUHAN

156.128

71,14%

EKSEKUTIF

219.464

LEGISLATIF

13.326

3.628

27,22%

YUDIKATIF

11.449

10.079

88,03%

BUMN/BUMD

26.034

20.722

79,60%

270.273

190.557

70,51%.

TOTAL

REKAPITULASI PENERIMAAN LHKPN


PENERIMAAN

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUNI

JULI

AGU

SEP

OKT

NOV

DES

TOTAL

LHKPN A

2114

1948

4747

4432

6130

5778

2553

5249

6098

4341

2622

4168

50180

LHKPN B

2444

1878

2006 2094 3563 2987

2913

3466

2607

3200

1717

2902

31777

LHKPN (A+B)

4558 3826

6753

5466

8715

8705

7541

4339

7070

74887

6526 9693 8765

PENGUMUMAN TAMBAHAN BERITA NEGARA (TBN)


Pengumuman
LHKPN

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUNI

Form A

Form B

Form (A+B)

JULI

AGU

SEP

4813

2469

2014

5681

1375

1283

10494

3844

3297

1396

1174

1867

1952

1770

1501

3348

2944

3368

71,14%
27,22%
88,03%
79,60%

OKT

NOV

DES

TOTAL

2227

1714

1563

1159

2196

743

20.613

822

255

17.361

3790

2873 6243

2.125

37.974

70,51%
WAJIB LAPOR DAN
TINGKATAN KEPATUHAN
LHKPN 2015

LAMPIRAN

55
KEGIATAN PENINGKATAN KEPATUHAN PELAPORAN LHKPN
NO

JENIS KEGIATAN

JUMLAH
KEGIATAN

LEMBAGA

Asistensi Pengisian dan


Pengumpulan (APP) LHKPN

13 kali

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Pemerintah Kabupaten Bekasi


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Badan Pemeriksa Keuangan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Kejaksaan Tinggi Jawa Timur
PT Telekomunikasi Indonesia
Kejaksaan Tinggi Jawa Barat
Pemerintah Kota Baubau
Pemerintah Kabupaten Buton
Pemerintah Kabupaten Buton Utara
Pemerintah Kabupaten Wakatobi
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara
PT Telekomunikasi Indonesia

Bimbingan Teknis (Bimtek)


LHKPN

2 kali

1.

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan


Tinggi
Kementerian Pertahanan

2.
3

Sosialisasi LHKPN

1 kali

Pemerintah Kabupaten Bintan

ToT

2 Kali

1.
2.

Klinik LHKPN

Lainnya

kali

Kementerian Kesehatan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat

1. Pemerintah Kota Bandung


2. Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Laporan
Tahunan 2015

56
PELAPORAN GRATIFIKASI
PELAPORAN GRATIFIKASI BERDASARKAN BIDANG
NO
1

BIDANG

INSTANSI

JUMLAH

Legislatif
MPR/DPR

DPRD

19

DPD

Kepresidenan

Kementerian Sekretaris Negara RI

Eksekutif

Kementerian:
Kementerian koordinator

Kementerian

446

Kementerian negara

Setingkat kementerian

11

LPNK

35

Lembaga ekstra struktural

Pemda
3

Yudikatif

Lembaga independen

BUMN/BUMD

156
16
69
805

Jumlah

1573

STATUS KEPEMILIKAN GRATIFIKASI


NO

STATUS

JUMLAH

Milik Negara

453

Milik Penerima

62

Sebagian Milik Negara

84

Proses

253

Non SK

721

Jumlah

1573

453
62
84
253
721

1573
STATUS
KEPEMILIKAN
GRATIFIKASI

LAMPIRAN

57
NILAI GRATIFIKASI
STATUS

Milik Negara

UANG (RP)

1.462.139.300

BERBENTUK
BARANG
(SENILAI RP)

MATA UANG ASING

4.551.399.517

BERBENTUK
BARANG (SENILAI
MATA UANG ASING)

USD 15.849,52

USD 4.320,04

SGD 101.997,70

GBP 306,00

AUD 99,00

THB 3.200,00

HKD 2.429,00

CNY 1.500,00

JPY 100.789,00
EUR 195,00
MYR 717,00
CNY 2.700,00
GBP 48,00
USD 25.810,48
SGD 5.303,30
AUD 401,00
HKD 671,00

Milik Penerima

23.680.163.194

4.135.695.002

JPY 20.301,00
EUR 405,00
MYR 933,00
GBP 102,00
ILS 20,00
QAR 100,00

PELAPORAN GRATIFIKASI MENURUT WILAYAH KEJADIAN/PENERIMAAN


NO

WILAYAH

JUMLAH

NO

WILAYAH

JUMLAH

NAD

10

13

Kalimantan Selatan

10

Sumatera Utara

14

14

Kalimantan Tengah

Riau

15

Kalimantan Barat

Kepulauan Riau

16

Kalimantan Timur

30

Sumatera Barat

17

Kalimantan Utara

Sumatera Selatan

15

18

DKI Jakarta

670

Kepulauan Bangka Belitung

19

D.I. Yogyakarta

121

Jambi

20

Jawa Tengah

100

Bengkulu

21

Jawa Timur

72

10

Lampung

24

22

Sulawesi Utara

13

11

Jawa Barat

277

23

Sulawesi Selatan

40

12

Banten

54

24

Sulawesi Tengah

Laporan
Tahunan 2015

58
NO

WILAYAH

JUMLAH

NO

WILAYAH

JUMLAH

25

Sulawesi Tenggara

34

Irian Jaya Barat

26

Gorontalo

35

Sulawesi Barat

27

Papua

36

Austria

28

Papua Barat

37

Cina

29

Bali

38

38

Korea Selatan

30

Nusa Tenggara Barat

39

Madrid

31

Nusa Tenggara Timur

11

40

Malaysia

32

Maluku Utara

41

Singapura

33

Maluku

42

Thailand

Total

1573

IMPLEMENTASI PROGRAM PENGENDALIAN GRATIFIKASI (PPG)


Posisi Implementasi
No

Nama Instansi

Pengenalan

Komitmen

Bimtek
Aturan

Badan Informasi
Geospasial

BKKBN

BMKG

BNPT

BNP2TKI

BPK

Aturan

UPG

Bimtek
UPG

0
17

Peraturan Kepala
BNPT No. PER09/K.BNPT/3/2015

Jumlah
Laporan

4
75

BPOM

Bawaslu

21
3

BPKP

10

Bapennas

42

11

BPN

12

BPS

13

Bulog

14

Bank Indonesia

15

BPJS Ketenagakerjaan

16

Holding PTPN (PTPN


1 - 14 )

17

Kejaksaan RI

18

Kemenag

19

Kemendagri

24

20

Kementerian ESDM

Permen ESDM
37/2014

SK 85.K/06/IJN/2015

24

Perkom.178/2014

Perkom No.318/2014

Peraturan Direksi No.PD-09/


DS300/11/2014

0
23

55

0
50
129

LAMPIRAN

59
Posisi Implementasi
No

Nama Instansi

Pengenalan

Komitmen

Bimtek
Aturan

Aturan

UPG

Bimtek
UPG

Jumlah
Laporan

21

Kemenkumham

Permenkumham
No15. Th 2014

52

22

Kemenhut

10

23

Kementerian Kelautan dan Perikanan

122

24

Kemenkes

Permenkes No.14
Tahun 2014

Kep Itjen Kemenkes


01.T.PS.17.4.215.10.3.445

231

25

Kemenkeu

125

SPJ-69/0155/05/2013,
tgl 15 Mei
2013

SK Menkominfo No.
686/2014, tgl 7 Juli 2014

42

26

Kemenkominfo

27

Kemenlu

Renja PPG
24 Sept
2013, an
Menteri
BUMN

25

28

Kemeneg BUMN

PER-05/MBU/14

29

Kementerian PU

30

Kemenpan- RB

Permenpan RB No.4
Thn 2015

31

Kemendikbud

32

Kemenhub

33

Kemenhan

34

Kementan

35

Kemenpera

36

Kemenristek

SK UPG No. 14/S.


MBU/14

Kep Menteri Pan & RB


No.108 Thn 2015

292

37

PERMEN 03 Tahun
2014

64
0

37

Kemensos

38

Kemenakertrans

0
8

39

POLRI

40

KPK

41

KPU

42

LKPP

43

MK

44

11
35

320
19

Peraturan Kepala
LKPP No. 16 Th
2014

Kep Kepala LKPP No 21


Th 2014

Peraturan Sekjen
MKRI No.1 Th 2014

Kep. Sekjen MKRI No.


2.4 Th 2015

Ombudsman RI

45

OJK

46

Pemkab Badung

47

Pemkab Bandung

48

Pemkab Bandung
Barat

49

Pemkab Bantul

Pemkab Bekasi

10

50

No.039/0ri-sk/v/2015

23
17

4
17
1

Laporan
Tahunan 2015

60
Posisi Implementasi
No

Nama Instansi

Pengenalan

Komitmen

Bimtek
Aturan

Aturan

UPG

Bimtek
UPG

Jumlah
Laporan

51

Pemkab Boalemo
Gorontalo

52

Pemkab Bogor

53

Pemkab Bone
Bolango Gorontalo

54

Pemkab Buru

55

Pemkab Buru Selatan

56

Pemkab Ciamis

57

Pemkab Cianjur

58

Pemkab Cirebon

59

Pemkab Enrekang

60

Pemkab Garut

61

Pemkab Gorontalo

62

Pemkab Gorontalo
Utara

63

Pemkab Indramayu

64

Pemkab Kapuas

65

Pemkab Karawang

66

Pemkab Kepulauan
Aru

67

Pemkab Klaten

68

Pemkab Konawe

69

Pemkab Kulon Progo

70

Pemkab Kuningan

71

Pemkab Majalengka

72

Pemkab Maluku
Barat Daya

73

Pemkab Maluku
Tengah

74

Pemkab Maluku
Tenggara

75

Pemkab Maluku
Tenggara Barat

76

Pemkab Muara Enim

77

Pemkab Pangandaran

78

Pemkab Payakumbuh

79

Pemkab Pohuwato
Gorontalo

80

Pemkab Purwakarta

81

Pemkab Seram
Bagian Barat

82

Pemkab Seram
Bagian Timur

83

Pemkab Sleman

84

Pemkab Subang

Pemkab Sukabumi

85

0
2
0

LAMPIRAN

61
Posisi Implementasi
No
86

Nama Instansi

Pengenalan

Komitmen

Bimtek
Aturan

Pemkab Sumedang

Aturan

UPG

Bimtek
UPG

Jumlah
Laporan
15

87

Pemkab Tabanan

88

Pemkab Tasikmalaya

89

Pemkot Ambon

90

Pemkot Balikpapan

19

91

Pemkot Bandung

92

Pemkot Banjar

93

Pemkot Bekasi

78

94

Pemkot Bogor

95

Pemkot Cimahi

96

Pemkot Cirebon

97

Pemkot Depok

98

Pemkot Gorontalo

99

Pemkot Kendari

100

Pemkot Madiun

101

Pemkot Malang

102

Pemkot Manado

103

Pemkot Medan

104

Pemkot Metro

13

105

Pemkot Padang

106

Pemkot Pekanbaru

107

Pemkot Samarinda

Perwali 21 Tahun
2015, 15 Juli 2015

14

108

Pemkot Semarang

97

109

Pemkot Sukabumi

110

Pemkot Surakarta

111

Pemkot Tarakan

112

Pemkot Tasikmalaya

113

Pemkot Tual

114

Pemkot Yogyakarta

115

Pemprov Bali

33
1

116

Pemprov Banten

117

Pemprov DI
Yogyakarta

118

Pemprov DKI Jakarta

3
Pergub DKI No.87
th 2014

119

Pemprov Gorontalo

120

Pemprov Jawa Barat

Kep. Inspektur No.7/


2015

72

16

121

Pemprov Jawa Tengah

77

122

Pemprov Jawa Timur

16

123

Pemprov Kalimantan
Barat

124

Pemprov Kalimantan
Selatan

Pergub Kalbar No.


56 Th 2014

Laporan
Tahunan 2015

62
Posisi Implementasi
No

Nama Instansi

125

Pemprov Kalimantan
Timur

126

Pemprov NTB

127

Pemprov Riau

128

Pemprov Sulawesi
Tenggara

129

Pemprov Sulawesi
Utara

130

Pemprov Sumatera
Barat

131

Pemprov Sumatera
Utara

132

Perum LPPNPI
(AirNav Indonesia)

Per.005/LPPNPI/
II/2015, 13 feb 2015

133

PT. Adhi Karya

Draft Aturan 2 Sept


2014

Memo Direksi No. 006/


DU/2014, 4 Feb 2014

Pengenalan

Komitmen

Bimtek
Aturan

Aturan

UPG

Bimtek
UPG

Jumlah
Laporan

3
Pergub No.87 th
2014

0
Draft Aturan 23 Mei
2014

6
2

134

PT. Angkasa Pura I

57

135

PT. Angkasa Pura II

64

136

PT. Antam

137

PT. Asuransi Jasindo

138

PT. Bank DKI Jakarta

139

PT. Bank Jabar


Banten

140

PT. Bank Mandiri

141

PT. Bank Negara


Indonesia

142

PT. Bank Tabungan


Negara

143

PT. Bukit Asam

144

PT. Garuda Indonesia

145

PT. JIEP

146

PT. Jasa Marga

147

PT. Jasa Raharja

5
6

1251

49
11

37
1

533
0

SK Direksi No. KEP.U/


OT.104/II/1/KA-2015

28

148

PT. Kereta Api


Indonesia

SK Direksi No.
KEP.U/OT.104/X/1/
KA-2014

149

PT. Kimia Farma

150

PT. Krakatau Stell

151

PT. Pegadaian

18

152

PT. Pelabuhan Indonesia I

153

PT. Pelabuhan Indonesia II

154

PT. Pelabuhan Indonesia III

155

PT. Pelabuhan Indonesia IV

156

PT. Pelni

7
0

LAMPIRAN

63
Posisi Implementasi
No

Nama Instansi

157

Pengenalan

Komitmen

Bimtek
Aturan

PT. Pembangunan
Perumahan

158

PT. Perkebunan
Nusantara II

159

PT. Perkebunan
Nusantara III

160

PT. Perkebunan
Nusantara IV

161

PT. Pertamina

2080

162

PT. Perusahaan Gas


Negara

163

PT. Perusahaan
Pengelola Aset

164

PT. Petrokimia Gresik

Draft Aturan 17 Juli


2014

165

PT. PLN

56

166

PT. Pos Indonesia

167

PT. Pupuk Indonesia


Holding

168

PT. Pupuk Iskandar


Muda

169

PT. Pupuk Kaltim

170

PT. Pupuk Kujang

171

PT. Pupuk Sriwijaya

172

PT. Sang Hyang Seri

Aturan

UPG

Bimtek
UPG

Jumlah
Laporan

0
14

0
0
2
1

No.031/KPT.s/
Dir/2015

173

PT. Semen Indonesia

21

174

PT. Semen Padang

175

PT. Semen Tonasa

22

176

PT. Sucofindo

17

177

PT. Telkom

178

PT. Timah

179

PT. Wijaya Karya

180

SKK Migas

19
0
0

TOTAL

101
6982

KEGIATAN SOSIALISASI GRATIFIKASI


NO

URAIAN

TANGGAL

TEMPAT

Narasumber pada kegiatan sosialisasi Gratifikasi pada Induksi


Pegawai Tidak Tetap

07 Januari 2015

Jakarta

Narasumber pada kegiatan sosialisasi Gratifikasi di Indonesia


Investment Summit 15

15 Januari 2015

Jakarta

Narasumber pada kegiatan PPG di Kementerian Pariwisata

20 Januari 2015

Jakarta

Narasumber pada kegiatan PPG di OJK

20 Januari 2015

Jakarta

Laporan
Tahunan 2015

64
NO

URAIAN

TANGGAL

TEMPAT

Narasumber pada kegiatan sosialisasi Gratifikasi di Kementerian


Kesehatan

20 Januari 2015

Jakarta

Narasumber pada kegiatan TOT PPG di BPKP

21 Januari 2015

Jakarta

Narasumber pada kegiatan sosialisasi Gratifikasi di PENDOSRI

24 Januari 2015

Jakarta

Narasumber pada kegiatan sosialisasi Gratifikasi di Bappenas

22 Januari 2015

Jakarta

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi Ibu Dharma Wanita


di Pemprov DKI

02 Februari 2015

Jakarta

10

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi di DJBC Bea Cukai

03 Februari 2015

Jakarta

11

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di DPRD Kota


Surakarta

04 Februari 2015

Surakarta

12

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di TIKI JNE

05 Februari 2015

Jakarta

13

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di OJK

05 Februari 2015

Solo

14

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Semen Indonesia

9-13 Feb 2015

15

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di PLN Jawa Timur

12 Februari 2015

Surabaya

16

Narasumber pada kegiatan GCG Perhutani

12 Februari 2015

Jakarta

17

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Direktorat Jenderal


11 Februari 2015
Bea dan Cukai Jabar

18

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pemprov DKI

25 Februari 2015

Jakarta

19

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pemkab Demak

03 Maret 2015

Demak

20

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bea Cukai

03 Maret 2015

Cimahi

21

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kemendag

09 Maret 2015

Jakarta

22

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kepulauan Riau

10 Maret 2015

Kep. Riau

23

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pemkab


Sumedang

10-11 Maret 2015

Sumedang

24

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Sekretaris Kabinet

11 Maret 2015

Jakarta

25

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di IBL

12 Maret 2015

Jakarta

26

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di PERKINI

13 Maret 2015

Jakarta

27

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Universitas


Diponegoro

14 Maret 2015

Semarang

28

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Avicenna

15 Maret 2015

Manado

29

Narasumber pada kegiata Sosialisasi Gratifikasi di Bank Mandiri

17 Maret 2015

Jakarta

30

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di IBL Star Energy

18 Maret 2015

Jakarta

31

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bea Cukai

18 Maret 2015

Jakarta

32

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di IBL Star Energy

19 Maret 2015

Jakarta

Jawa Timur

Bandung

LAMPIRAN

65
NO

URAIAN

TANGGAL

TEMPAT

33

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gartifikasi di BNP2TKI

20 Maret 2015

Jakarta

34

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bea Cukai

23 Maret 2015

Jakarta

35

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di UGM

23 Maret 2015

DIY

36

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pemkot Blitar

25 Maret 2015

Jatim

37

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi peran sektor swasta

25 Maret 2015

Medan

38

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kemenhub

26 Maret 2015

Palembang

39

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kementerian


Keuangan

09 April 2015

Palembang

40

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Korsup


Pendidikan

09 April 2015

Bengkulu

41

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di BNPT

14 April 2015

Jakarta

42

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di PTPN

16 April 2015

Jakarta

43

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bea Cukai

21 April 2015

Jakarta

44

Narasumber pada kegiatan Sosialissi Gratifikasi di Pemkot Kupang

22 dan 23 Apr 2015

Kupang

45

Narasumber pada kegiatan Komunikasi perempuan anti korupsi

22 April 2015

Bogor

46

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di BPN

23 April 2015

Surabaya

47

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di ACCH Padang

23 April 2015

Padang

48

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Badan Informasi


Geospasial

23 April 2015

Cibinong

49

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di LAPAN

27 April 2015

Jakarta

50

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di LAN

30 April 2015

Jakarta

51

Narasumber pada kegiatan Pakta Integritas di POLRI

04 Mei 2015

Jakarta

52

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di OJK

05 Mei 2015

Bandung

53

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di TASPEN

06 Mei 2015

Jakarta

54

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di SPI TII

07 Mei 2015

Jakarta

55

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bank DKI

07 Mei 2015

Jakarta

56

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di SKPD Malang

12 Mei 2015

Malang

57

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di CASN BPOM

12 Mei 2015

Jakarta

58

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Makamah


Konstitusi

15 Mei 2015

Jakarta

59

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kementerian


Perdagangan

18 Mei 2015

Jakarta

60

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Badan Diklat


Kemenkeu

21 Mei 2015

Jakarta

61

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pemprov Jabar

22 Mei 2015

Bandung

62

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di BAPPEBTI

22 Mei 2015

Jakarta

Laporan
Tahunan 2015

66
NO

URAIAN

TANGGAL

TEMPAT

63

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di RS Sulianti Saroso

25 Mei 2015

Jakarta

64

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Korsupdik


Pemkab Gunung Kidul

26 Mei 2015

Gunung
Kidul

65

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di KPP Pratama


Makasar

26 Mei 2015

Makasar

66

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bea Cukai

26 Mei 2015

Jakarta

67

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bawaslu

26 Mei 2015

Bengkulu

68

Narasumber pada kegiatan FGD di OJK

26 Mei 2015

Surabaya

69

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pemkab Garut

28 Mei 2015

Garut

70

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di BULOG

28 Mei 2015

Jakarta

71

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pangkal Pinang

28 Mei 2015

Pangkal
Pinang

72

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kementerian


Agama

28 Mei 2015

Jakarta

73

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di RDS STAN

29 Mei 2015

Banten

74

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di RSUD Moewardi

29 Mei 2015

Solo

75

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pupuk Indonesia

03 Juni 2015

Jakarta

76

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Riau

05 Juni 2015

Riau

77

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Telkom

08 Juni 2015

Yogyakarta

78

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di LHKPN

10 Juni 2015

Puncak,
Jabar

79

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di BPPPSDM


Kesehatan

10 Juni 2015

Jakarta

80

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bank Mandiri

11 Juni 2015

Jakarta

81

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pertamina

13 Juni 2015

Balikpapan

82

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di ESDM

16 Juni 2015

Jakarta

83

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Prasetya Mulya

29 Juni 2015

Jakarta

84

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi dalam temu kader


Gereja Toraja

01 Juli 2015

Jakarta

85

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di OJK

02 Juli 2015

Jakarta

86

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di EY

02 Juli 2015

Jakarta

87

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di PPG IMPG

09 Juli 2015

Jakarta

88

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kemenag

09 Juli 2015

Jakarta

89

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Balitbang


Kementan

14 Juli 2015

Jakarta

90

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pemkab Klaten

29 Juli 2015

Klaten

91

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di BPOM

31 Juli 2015

Bandung

LAMPIRAN

67
NO

URAIAN

TANGGAL

TEMPAT

92

Narasumber pada kegiatan sosialisasi Gratifikasi di Airnav

04 Agustus 2015

Banten

93

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kementerian


Keuangan

04 Agustus 2015

Jakarta

94

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kementerian


Keuangan

05 Agustus 2015

Manado

95

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di BULOG

05 Agustus 2015

Jakarta

96

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kementerian


Perhubungan

06 Agustus 2015

Banjarmasin

97

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di PELINDO III

06 Agustus 2015

Surabaya

98

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bea dan Cukai

06 Agustus 2015

Jakarta

99

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bea dan Cukai

07 Agustus 2015

Jakarta

100

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di BPK

10 Agustus 2015

Semarang

101

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kliring Berjangka


Indonesia

11 Agustus 2015

Jakarta

102

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kementerian


Agama

12 Agustus 2015

Jakarta

103

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pelindo III

12 Agustus 2015

Semarang

104

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Angkasa Pura I

13 Agustus 2015

Jakarta

105

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bea dan Cukai

14 Agustus 2015

Jakarta

106

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di TII

14 Agustus 2015

Jakarta

107

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di BPJS


Ketenagakerjaan

19 Agustus 2015

Jakarta

108

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kemendagri

19 Agustus 2015

Jakarta

109

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pelindo III

20 Agustus 2015

Banjarmasin

110

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di LMPM Kaltim

25 Agustus 2015

Samarinda

111

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di KOGI

25 Agustus 2015

Bandung

112

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bea dan Cukai

25 Agustus 2015

Jakarta

113

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kementerian


Keuangan

26 Agustus 2015

Jakarta

114

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di IBL

27 Agustus 2015

Jakarta

115

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bank Tokyo

27 Agustus 2015

Jakarta

116

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Dirjen Pajak dan


Dirjen Perhubungan Laut

28 Agustus 2015

Medan

117

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pelindo III

28 Agustus 2015

Bali

118

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bea dan Cukai

28 Agustus 2015

Bali

119

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bank Mandiri

28 Agustus 2015

Jakarta

120

Narasumber pada kegiatan sosialisasi Gratifikasi di TII

03 September 2015

Jakarta

121

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bea Cukai

04 September 2015

Jakarta

Laporan
Tahunan 2015

68
NO

URAIAN

TANGGAL

TEMPAT

122

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Ditjen Bea Cukai

07 September 2015

Bogor

123

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bank Mandiri

07 September 2015

Makasar

124

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bea Cukai

08 September 2015

Jakarta

125

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di DPD Aceh

09 September 2015

Aceh

126

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Universitas


Katolik Widya Mandala

09 September 2015

Surabaya

127

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di RRI

09 September 2015

Jakarta

128

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di DJKN

10 September 2015

Jakarta

129

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di IHQN UGM

10 September 2015

Surabaya

130

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bea Cukai

11 September 2015

Jakarta

131

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Universitas


Balikpapan

12 September 2015

Balikpapan

132

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di RSAB Harapan


Kita

15 September 2015

Jakarta

133

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Ditjen Anggaran

16 September 2015

Bogor

134

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di RS Paru

16 September 2015

Cisarua

135

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bank Mandiri

17 September 2015

Semarang

136

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Ditjen Pajak

17 September 2015

Cibubur

137

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bimtek MK

18 September 2015

Jakarta

138

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di BPJS


Ketenagakerjaan

18 September 2015

Jakarta

139

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di OJK

22 September 2015

Jakarta

140

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pemkot Tangsel

28 September 2015

Tangsel

141

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pemprov Kalsel

30 September 2015

Kalsel

142

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Mahkamah


Konstitusi

02 Oktober 2015

143

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bawaslu

06 Oktober 2015

Kalsel

144

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Mahkamah


Konstitusi

06 Oktober 2015

Puncak,
Jabar

145

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bank Mandiri

06 Oktober 2015

Bandung

146

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di DTU BPPK

06 Oktober 2015

Jakarta

147

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bea Cukai

06 Oktober 2015

Jakarta

Puncak,
Jabar

148

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Dirjen Pajak

06 Oktober 2015

Jakarta

149

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Dirjen Pajak

06 Oktober 2015

Jakarta

150

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di PT Telkom

07 Oktober 2015

Cisarua

151

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pupuk Kujang

07 Oktober 2015

Cikampek

152

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bea Cukai

07 Oktober 2015

Jakarta

153

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di British Chamber

07 Oktober 2015

Jakarta

154

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kemendagri

08 Oktober 2015

Jakarta

155

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bank Mandiri

09 Oktober 2015

Palembang

LAMPIRAN

69
NO

URAIAN

TANGGAL

TEMPAT

156

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Mahkamah


Konstitusi

10 Oktober 2015

Cisarua

157

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kementerian


Pertanian

12 Oktober 2015

Bogor

158

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di DJP Jawa Timur I

12 Oktober 2015

Surabaya

159

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kemendikbud

12 Oktober 2015

Depok

160

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bank Mandiri

12 Oktober 2015

Jakarta

161

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di DJP Kalbar

13 Oktober 2015

Pontianak

162

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di RSUD Banyumas

13 Oktober 2015

Banyumas

163

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bawaslu Medan

13 Oktober 2015

Sumut

164

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Wajib Pajak Besar

13 Oktober 2015

Jakarta

165

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di DJP Jawa Tengah II 14 Oktober 2015

166

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kemendikbud

15 Oktober 2015

Jakarta

167

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bank Mandiri

16 Oktober 2015

Medan

168

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Mega Eltra

16 Oktober 2015

Jakarta

169

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di PT Rekayasa


Industri

16 Oktober 2015

Jakarta

170

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bea Cukai

16 Oktober 2015

Jakarta

171

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Mahkamah


Konstitusi

16 Oktober 2016

Cisarua

172

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Prasetya Mulya

20 Oktober 2015

Banten

173

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pemerintah Kota


Tangerang

20 Oktober 2015

Tangerang

174

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Mahkamah


Konstitusi

20 Oktober 2015

Cisarua

175

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pupuk Kaltim

21 Oktober 2015

Kaltim

176

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kemenkes

21 Oktober 2015

Jakarta

177

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di OJK

22 Oktober 2015

Jakarta

178

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Petrokimia Gresik

23 Oktober 2015

Jawa Timur

179

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi dengan tema


mencegah kepentingan di Parlemen

23 Oktober 2015

Jakarta

180

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bulog

26 Oktober 2015

Jakarta

181

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di PTUN

28 Oktober 2015

Malang

182

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pupuk Iskandar


Muda

28 Oktober 2015

Aceh

183

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di KPP Pratama


Taman sari

28 Oktober 2015

Bogor

184

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Diklat Adpenda


Pemprov DKI

28 Oktober 2015

Jakarta

185

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Mahkamah


Konstitusi

28 Oktober 2015

Cisarua

Magelang

Laporan
Tahunan 2015

70
NO

URAIAN

TANGGAL

TEMPAT

186

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Ditjen Tanaman


Pangan , Kementan

29 Oktober 2015

187

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Sekolah


Antikorupsi Partai Demokrat

02 November 2015

Jakarta

188

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Mahkamah


Konstitusi

02 November 2015

Cisarua

189

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Badan Pemeriksa


Keuangan

03 November 2015

Jakarta

190

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Partai Demokrat

09 November 2015

Jakarta

191

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Komnas


Perempuan

09 November 2015

Jakarta

192

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kementerian Luar


Negeri

11 November 2015

Jakarta

193

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Partai Demokrat

13 November 2015

Jakarta

194

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di RPP

13 November 2015

Surabaya

195

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di BPJS


Ketenagakerjaan

13 November 2015

Jakarta

196

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi dan Bimtek di


BNP2TKI

13 November 2015

Bogor

197

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Injen Kementerian


13 November 2015
Pertanian

Bogor

198

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di BPPK Pajak

17 November 2015

Jakarta

199

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di ASPADIN

17 November 2015

Jakarta

200

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kementerian


Pertanian

17 November 2015

Bogor

201

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di KPU Bali

23 November 2015

Bali

202

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di KPP satu

23 November 2015

Jakarta

203

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kementerian


Pertanian

23 November 2015

Bogor

204

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Maluku Tenggara

23 November 2015

Maluku
Tenggara

205

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi HAKI

24 November 2015

Bandung

206

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di RSUD Bekasi

25 November 2015

Bekasi

207

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bulog

26 November 2015

Jakarta

208

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di BPOM

26 November 2015

Bandung

209

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di WBS LIPI

27 November 2015

Jakarta

210

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kemendikbud

27 November 2015

Jakarta

211

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Bawaslu

30 November 2015

Padang

212

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di PJB UP

30 November 2015

Gresik

Solo

LAMPIRAN

71
NO

TANGGAL

TEMPAT

213

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pemkot Padang


Panjang

URAIAN

30 November 2015

Padang
Panjang

214

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Konsil Kedokteran

30 November 2015

Jakarta

215

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi di RSUD Bekasi

01 Desember 2015

Bekasi

216

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi di Kedokteran

01 Desember 2015

Jakarta

217

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di PJB UP Gresik

03 Desember 2015

Gresik

218

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pemkot Padang


Panjang

03 Desember 2015

Padang

219

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kemenhub

03 Desember 2015

Jakarta

220

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kominfo

07 Desember 2015

Jakarta

221

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di PLN Lampung

08 Desember 2015

Lampung

222

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di KemenPUPERA

08 Desember 2015

Jakarta

223

Narasumber pada kegiata Sosialisasi Gratifikasi di DJBC Jateng

10 Desember 2015

Semarang

224

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pos Indonesia

11 Desember 2015

Bandung

225

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di UGM

12 Desember 2015

Yogyakarta

226

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di RSUP Dr Sardjito

13 Desember 2015

Yogyakarta

227

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di NG2D

14 Desember 2015

Bandung

228

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi IPMG

15 Desember 2015

Jakarta

229

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di BPJS


Ketenagakerjaan

15 Desember 2015

Jakarta

230

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Pemkot Malang

16 Desember 2015

Malang

231

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di DJBC Kaltim

16 Desember 2015

Kaltim

232

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di MK

17 Desember 2015

Jakarta

233

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di DJBC

17 Desember 2015

Jakarta

234

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di IBL

17 Desember 2015

Jakarta

235

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di KPPBC Pasuruan

18 Desember 2015

Pasuruan

236

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di BNP2TKI

18 Desember 2015

Bandung

237

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di TII

18 Desember 2015

Jakarta

238

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Kemenag


Karawang

18 Desember 2015

Karawang

239

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di KPPBC Merak

21 Desember 2015

Merak

240

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di Perhutani

21 Desember 2015

Jakarta

241

Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di KPU Bea Cukai

23 Desember 2015

Jakarta

Laporan
Tahunan 2015

72
PENINDAKAN

7.

Perkara TPK dalam pengadaan Driving Simulator


Roda Dua (R2) dan Roda Empat (R4) pada Korps
Lalu Lintas Mabes Polri TA. 2011 atas nama
tersangka SSB (swasta).

8.

Perkara TPK penggunaan dana kas daerah


Pemerintah kota Tomohon TA 2009 dan 2010 atas
nama tersangka JSMR (Wali Kota Tomohon Periode
Tahun 2005-2010).

9.

Perkara TPK pengadaan alat kesehatan Kedokteran


Umum Puskesmas Kota Tangerang Selatan APBDP
Tahun Anggaran 2012 atas nama tersangka
TCWCalias TB. CW (swasta).

10.

Perkara TPK pengadaan alat kesehatan Kedokteran


Umum Puskesmas Kota Tangerang Selatan APBDP
Tahun Anggaran 2012 atas nama tersangka DP
(swasta).

11.

Perkara TPK yaitu pegawai negeri atau


penyelenggara negara yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang memberikan
sesuatu,
membayar,
dan
atau
menerima
pembayaran dengan potongan, atau untuk
mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri; atau
pegawai negeri atau penyelenggara negara yang
menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau
patut diduga, bahwa hadiah atau janji tersebut
diberikan untuk menggerakkan agar melakukan
sesuatu atau disebabkan karena telah melakukan
atau tidak melakukan sesuatu yang bertentangan
dengan kewajibannya atau diberikan karena
kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan
dengan jabatannya atas nama tersangka RAC
(Gubernur Banten).

12.

Perkara TPK pengadaan sarana dan prasarana alat


kesehatan dan pengadaan lainnya di lingkungan
Pemerintah Provinsi Banten Tahun 2011-2013 atas
nama tersangka RAC (Gubernur Banten).

13.

Perkara TPK pengadaan sarana dan prasarana alat


kesehatan dan pengadaan lainnya di lingkungan
Pemerintah Provinsi Banten Tahun 2011-2013 atas
nama tersangka TCWC (swasta).

14.

Perkara TPK menerima hadiah atau janji terkait


kegiatan pada Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral dan kegiatan lainnya atas nama
tersangka WK (Sekretaris Jenderal Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral).

15.

Perkara TPPU sehubungan dengan dengan


perbuatan
menempatkan,
mentransfer,
mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,
menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar
negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan
mata uang atau surat berharga atau perbuatan
lain atas harta kekayaan yang diketahui atau
patut diduganya merupakan hasil tindak pidana
korupsi dengan tujuan menyembunyikan atau
menyamarkan asal-usul harta kekayaan dan atau

PENYELIDIKAN
Kegiatan penyelidikan dilaksanakan
(delapan puluh tujuh) kasus.

terhadap

87

PENYIDIKAN
Kegiatan penyidikan dilaksanakan sebanyak 106
(seratus enam) perkara, yang terdiri atas perkara sisa
tahun 2014 sebanyak 49 (empat puluh sembilan) perkara
dan perkara tahun 2015 sebanyak 57 (lima puluh tujuh)
perkara, yaitu:
1.

Perkara TPK dalam pelaksanaan pengadaan


peralatan medik dari sisa dana pelayanan
kesehatan bagi penduduk miskin dalam rangka
wabah flu burung (Avian Influenza) pada Dirjen
Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan dan
dalam pelaksanaan pengadaan peralatan kesehatan
penanganan wabah flu burung (Avian Influenza)
dana APBN-P Sekretariat Dirjen Bina Pelayanan
Medik Depkes TA 2006 atas nama tersangka MAH
(Sesditjen Bina Pelayanan Medik Depkes RI Tahun
2006) dkk.

2.

Perkara TPK dalam pengadaan dan pemasangan


Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berupa
Solar Home System (SHS) dan Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) pada Direktorat
Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (LPE
ESDM) tahun anggaran 2009 atas nama tersangka
JP (Dirjen LPE Departemen ESDM).

3.

Perkara TPK penerimaan hadiah atau pemberian


berupa uang kepada pemeriksa Badan Pemeriksa
Keuangan Sulawesi Utara pada tahun 2008 atas
laporan keuangan Pemerintah Kota Tomohon
TA. 2007 atas nama tersangka JSMR (Wali Kota
Tomohon Periode Tahun 2005-2010).

4.

5.

6.

Perkara TPK penerimaan sesuatu atau uang yang


didua diberikan oleh Direktur PT. Sugih Interjaya
dkk terkait dengan proyek pengadaan Tethra Ethyl
Lead (TEL) di PT. Pertamina (Persero) tahun 20042005 atas nama tersangka SAM (mantan Direktur
Pengolahan PT. Pertamina).
Perkara TPK memberikan sesuatu atau uang
kepada Direktur Pengolahan PT. Pertamina Persero
dan pihak lainnya terkait dengan proyek Pengadaan
Tethra Ethyl Lead (TEL) di PT. Pertamina (Persero)
tahun 2004-2005 atas nama tersangka WSL
(swasta).
Perkara TPPU terkait dengan TPK sehubungan
dengan transaksi pembelian saham PT. Garuda di
Mandiri Sekuritas oleh PT. Permai Raya Wisata, PT.
Cakrawala Abadi, PT. Exartech Technologi Utama,
PT. Pasific Putra Metropolitan, PT. Darmakusumah
dan transaksi lainnya atas nama tersangka MN
(swasta).

LAMPIRAN

73
menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul
sumber, lokasi, peruntukkan, pengalihan hakhak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas harta
kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana korupsi atas nama
tersangka TCW (swasta).
16.

17.

Perkara TPK sehubungan dengan pelaksanaan


proyek pembangunan dermaga bongkar pada
kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan
bebas Sabang yang dibiayai Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) TA 2006-2010 atas
nama tersangka TSA (Kepala Badan Pengelolaan
Kawasan Sabang TA 2006-2010).
Perkara TPK sehubungan dengan orang yang
melakukan pembantuan terkait tindak pidana
korupsi dalam pengadaan alat kesehatan untuk
kebutuhan antisipasi Kejadian Luar Biasa (KLB)
masalah kesehatan akibat bencana di Pusat
Penanggulangan
masalah
Kesehatan
pada
Departemen Kesehatan Tahun Anggaran 2005
yang dilakukan oleh Mulya Hasjmy atas nama
tersangka SFS (mantan Menteri Kesehatan RI
periode Tahun 2004-2009).

18.

Perkara TPK sehubungan dengan pelaksanaan


tukar guling tanah antara Pemerintah Kota Tegal
dengan pihak Swasta pada tahun 2012 atas nama
tersangka IJ (Walikota Tegal).

19.

Perkara TPK sehubungan dengan pelaksanaan


tukar guling tanah antara Pemerintah Kota Tegal
dengan pihak swasta pada tahun 2012 atas nama
tersangka SJ (swasta).

20. Perkara TPK sehubungan dengan pengadaan


paket penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis
Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional (KTP
Elektronik) tahun 2011 s.d. 2012 pada Kementerian
Dalam Negeri RI atas nama tersangka S (PPK
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan
Sipil Kementerian Dalam Negeri RI).
21.

Perkara TPK sehubungan dengan perbuatan


melawan hukum atau penyalahgunaan wewenang
dalam menerima seluruh permohonan keberatan
wajib pajak atas SKPN PPh Badan PT. BCA, Tbk.
Tahun pajak 1999 atas nama tersangka HP (Dirjen
Pajak Kementerian Keuangan RI periode tahun
2002-2004).

22. Perkara TPK sehubungan dengan kegiatan


Sosialisasi Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral
Bahan Bakar Bersubsidi; Kegiatan Sepeda Sehat
Dalam Rangka Sosialisasi Hemat Energi; dan
Perawatan Gedung Kantor Sekretariat Jenderal di
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral TA
2012 atas nama tersangka WK (Sekretaris Jenderal
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral).
23. Perkara TPK sehubungan dengan Pelaksanaan
Kerjasama Rehabilitasi, Kelola dan Transfer untuk
Instalasi Pengolahan Air antara PDAM Kota
Makassar dengan pihak swasta periode tahun

2006-2011 atas nama tersangka IAS (Walikota


Makassar).
24.

Perkara TPK sehubungan dengan Pelaksanaan


Kerjasama Rehabilitasi, Kelola dan Transfer untuk
Instalasi Pengolahan Air antara PDAM Kota
Makassar dengan pihak swasta periode tahun
2006-2011 atas nama tersangka HW (swasta).

25. Perkara TPK sehubungan dengan menerima hadiah


atau janji terkait penerapan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) TA 2013
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) oleh Komisi VII DPR RI dan kegiatan
lainnya atas nama tersangka SB (Ketua Komisi VII
DPR RI periode Tahun 2009 s.d. 2014).
26. Perkara TPK sehubungan dengan Penyelenggaraan
Ibadah Haji tahun 2012-2013 atas nama tersangka
SA (Menteri Agama RI).
27.

Perkara TPK sehubungan dengan kegiatan


Detail Engineering Design (DED) PLTA sungai
Memberamo dan sungai Urumuka tahun 2009 dan
2010 di Provinsi Papua atas nama tersangka LMD
(swasta).

28. Perkara TPK sehubungan dengan kegiatan


Detail Engineering Design (DED) PLTA sungai
Memberamo dan sungai Urumuka tahun 2009 dan
2010 di Provinsi Papua atas nama tersangka BS
(Gubernur Papua periode tahun 2006 s.d. 2011).
29. Perkara TPK sehubungan dengan turut serta dan
bersama-sama dengan Barnabas Suebu dalam
kegiatan Detail Engineering Design (DED) PLTA
Sungai Memberamo dan Sungai Urumuka tahun
2009 dan 2010 di Provinsi Papua atas nama
tersangka JJK (Kepala Dinas Pertambangan dan
Energi Provinsi Papua periode tahun 2008 s.d.
2011).
30. Perkara TPK sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada M. Akil Mochtar selaku
Hakim Mahkamah Konstitusi dengan maksud
untuk mempengaruhi putusan perkara sengketa
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten
Tapanuli Tengah Tahun 2011 yang diserahkan
kepadanya untuk diadili atas nama tersangka RBS
(Bupati Tapanuli Tengah periode tahun 2011-2016).
31.

Perkara TPK sehubungan dengan Kegiatan


Pembangunan Wisma Atlet dan Gedung Serbaguna
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Tahun
2010-2011 atas nama tersangka RA (Ketua Komite
Pembangunan Wisma Atlet Sumatera Selatan/
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumatera Selatan).

32. Perkara TPK sehubungan dengan Pengadaan dan


Pelaksanaan Proyek Pembangunan Diklat Pelayaran
Sorong Tahap III pada Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut,
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Perhubungan, Kementerian Perhubungan Republik
Indonesia TA 2011 atas nama tersangka BRK
(swasta).

Laporan
Tahunan 2015

74
33. Perkara TPK sehubungan dengan Pengadaan dan
Pelaksanaan Proyek Pembangunan Diklat Pelayaran
Sorong Tahap III pada Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut,
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Perhubungan,
Kementerian
Perhubungan
Republik Indonesia TA. 2011 atas nama tersangka
S (Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Perhubungan Laut, Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Perhubungan).
34. Perkara TPK sehubungan dengan Pengadaan dan
Pelaksanaan Proyek Pembangunan Diklat Pelayaran
Sorong Tahap III pada Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut,
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Perhubungan, Kementerian Perhubungan Republik
Indonesia TA 2011 atas nama tersangka I (Ketua
Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Satuan Kerja
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Perhubungan Laut, Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Perhubungan).
35. Perkara TPK sehubungan dengan menguntungkan
diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum
atau menyalahgunakan kekuasaannya memaksa
seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau
untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri,
pada tahun 2011 s.d. 2013, di Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral atas nama tersangka JW
(Menteri ESDM).
36. Perkara TPK sehubungan dengan bersama-sama
melakukan atau turut serta melakukan terkait
perbuatan Lusita Anie Razak, yaitu: memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dengan maksud supaya
pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut
berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya
yang bertentangan dengan kewajibannya atau
memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara karena atau berhubungan
dengan sesuatu yang bertentangan dengan
kewajiban dilakukan atau tidak dilakukan dalam
jabatannya terkait dengan pengurusan perkara
tindak pidana menempatkan keterangan palsu di
atas bukti autentik dan pemalsuan atas sertifikat
tanah dengan terlapor Sugiharta Alias Along atas
nama tersangka BWS (swasta).
37.

Perkara TPK sehubungan dengan memberi atau


menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili berkaitan
dengan penanganan perkara sengketa Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak, Provinsi
Banten Tahun 2013 di Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia atau memberi hadiah atau
janji kepada pegawai negeri dengan mengingat
kekuasaan atau wewenang yang melekat pada
jabatan atau kedudukannya, atau oleh pemberi
hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan

atau kedudukan tersebut atas nama tersangka AH


(Wakil Bupati Lebak) dan K (anggota DPRD TK I
Banten).
38. Perkara TPK sehubungan dengan pegawai negeri
atau penyelenggara negara yang Menerima
Pemberian atau Janji dengan maksud supaya
pegawai negeri atau penyelenggara negara
tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu
dalam jabatannya, yang bertentangan dengan
kewajibannya terkait dengan Pengajuan Revisi Alih
Fungsi Hutan di Provinsi Riau Tahun 2014 kepada
Kementerian Kehutanan atas nama tersangka AM
(Gubernur Riau).
39. Perkara TPK sehubungan dengan bersamasama atau turut serta F.X. Yohan Yap Als Yohan
dalam memberi atau menjanjikan sesuatu kepada
Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara
terkait pemberian Rekomendasi Tukar Menukar
Kawasan Hutan di Kabupaten Bogor atas nama PT.
Bukit Jonggol Asri dan dengan sengaja mencegah,
merintangi, atau menggagalkan secara langsung
atau tidak langsung penyidikan, penuntutan,
dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap
tersangka dan terdakwa ataupun para saksi dalam
perkara korupsi atas nama tersangka KCK ALS ST
(swasta).
40. Perkara TPK sehubungan dengan Penyalahgunaan
kewenangan dalam menggunakan Dana Pendidikan
Luar Sekolah pada Sub Dinas PLS Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tahun Anggaran 2007 atas nama tersangka MDT
(Kasubdin PLS Provinsi NTT/ PPK).
41.

Perkara TPK sehubungan dengan menerima


pemberian atau janji dalam kegiatan pengadaan
alat kesehatan I untuk kebutuhan Pusat
Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan
dari dana DIPA revisi APBN Pusat Penanggulangan
Krisis Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan
Tahun Anggaran 2007 atas nama tersangka SFS
(Menteri Kesehatan Republik Indonesia Periode
tahun 2004-2009).

42. Perkara TPK sehubungan dengan Pengadaan


Alat Kesehatan Rumah Sakit Khusus Pendidikan
Penyakit Infeksi dan Pariwisata Universitas
Udayana pada Tahun Anggaran 2009 atas nama
tersangka MM (PPK).
43. Dugaan TPK sehubungan dengan Pengadaan
Alat Kesehatan Rumah Sakit Khusus Pendidikan
Penyakit Infeksi dan Pariwisata Universitas
Udayana pada Tahun Anggaran 2009 atas nama
tersangka MM (swasta).
44.

Perkara TPK sehubungan dengan menerima


hadiah atau janji terkait dengan jual beli gas alam
untuk pembangkit listrik di Gresik dan Gili Timur
Bangkalan Madura, Jawa Timur dan Proyek-proyek
lainnya atas nama tersangka FA (Ketua DPRD Kab.
Bangkalan) dkk.

LAMPIRAN

75
45.

Perkara TPK sehubungan dengan memberi


hadiah atau janji terkait dengan jual beli gas alam
untuk pembangkit listrik di Gresik dan Gili Timur
Bangkalan Madura, Jawa Timur dan proyek-proyek
lainnya atas nama tersangka ABD (swasta) dkk.

46. Perkara TPK sehubungan dengan menerima


hadiah atau janji terkait dengan jual beli gas alam
untuk pembangkit listrik di Gresik dan Gili Timur
Bangkalan Madura, Jawa Timur dan proyek-proyek
lainnya atas nama tersangka AR (swasta) dkk.
47.

Perkara TPK sehubungan dengan Proses


Permohonan Izin Pengembangan Kawasan Wisata
di Lombok Barat Tahun 2010 s.d. 2012 atas nama
tersangka ZA (Bupati Lombok Barat).

BG (Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan


POLRI).
53. Perkara TPK sehubungan dengan memperkaya
diri sendiri atau orang lain atau penyalahgunaan
kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukan yang
dapat merugikan keuangan negara yang dilakukan
oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata/Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Tahun 20082011 atas nama tersangka JW (Menteri Kebudayaan
dan Pariwisata/Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif tahun 2008-2011).
54.

48. Perkara TPK sehubungan dengan Menerima


hadiah atau janji terkait dengan Jual Beli Gas Alam
Untuk Pembangkit Listrik di Gresik dan Gili Timur
Bangkalan Madura, Jawa Timur dan perbuatan
penerimaan lainnya atas nama tersangka FA
(Bupati Kabupaten Bangkalan).
49. Perkara TPPU sehubungan dengan perbuatan
menempatkan,
mentransfer,
mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,
menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah
bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat
berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan
yang diketahui atau patut diduganya merupakan
hasil tindak pidana korupsi dengan tujuan
menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul
Harta Kekayaan atas nama tersangka FA (Bupati
Kabupaten Bangkalan) dkk.
50. Perkara TPK sehubungan dengan secara bersamasama memberi atau menjanjikan sesuatu kepada
pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan
maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara
negara tersebut berbuat atau tidak berbuat
sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan
dengan kewajibannya terkait dengan pembahasan
RAPBD.P Tahun 2014 dan atau RAPBD.P Tahun
2015 pada Provinsi Riau atas nama tersangka AM
(Gubernur Riau).
51.

Perkara TPK sehubungan dengan pegawai negeri


atau penyelenggara negara yang secara bersamasama menerima pemberian atau janji dengan
maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara
negara tersebut berbuat atau tidak berbuat
sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan
dengan kewajibannya terkait dengan pembahasan
RAPBD.P Tahun 2014 dan atau RAPBD.P Tahun
2015 pada Provinsi Riau atas nama tersangka AK
(anggota DPRD Riau).

52. Perkara TPK sehubungan dengan secara bersamasama menerima hadiah atau janji pada saat
menduduki jabatan selaku Kepala Biro Pembinaan
Karir Deputi Sumber Daya Manusia Markas Besar
Kepolisian Negara Republik Indonesia pada periode
2003-2006 dan jabatan lainnya di Kepolisian
Negara Republik Indonesia atas nama tersangka

Perkara TPK sehubungan dengan pegawai negeri


atau penyelenggara negara yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain yang
secara melawan hukum atau menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang memberikan
sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran
dengan potongan atau untuk mengerjakan
sesuatu bagi dirinya sendiri atau yang pada
waktu menjalankan tugas, meminta, menerima,
memotong pembayaran kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara lain atau kas umum tersebut
mempunyai utang kepadanya, padahal diketahui
bahwa hal tersebut bukan merupakan utang terkait
dana kegiatan Tahun Anggaran 2013-2014 dan
dana tugas pembantuan Tahun Anggaran 2014
pada Direktorat Jenderal Pembinaan Pembangunan
Kawasan Transmigrasi Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi (Ditjen P2KTrans) atas nama
tersangka JM (Direktur Jenderal P2Ktrans).

55. Perkara TPK sehubungan dengan memberi atau


menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara terkait permintaan
izin Operasional PT. Indokliring Internasional
yang dikeluarkan Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Komoditi (Bappebti) atas nama
tersangka HW (swasta).
56. Perkara TPK sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara terkait permintaan
izin Operasional PT. Indokliring Internasional
yang dikeluarkan Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Komoditi (Bappebti) atas nama
tersangka MBSW (swasta).
57.

Perkara TPK sehubungan dengan memberi atau


menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara terkait permintaan
izin Operasional PT. Indokliring Internasional
yang dikeluarkan Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) atas nama
tersangka SRK (swasta).

58. Perkara TPK sehubungan dengan kegiatan Detail


Engineering Design (DED) PLTA Danau Sentani dan
Danau Paniani Tahun Anggaran 2008 di Provinsi
Papua atas nama tersangka BS (Gubernur Papua).
59. Perkara TPK sehubungan dengan kegiatan Detail
Engineering Design (DED) PLTA Danau Sentani dan

Laporan
Tahunan 2015

76
Danau Paniani Tahun Anggaran 2008 di Provinsi
Papua atas nama tersangka LMD (swasta).

sengketa pemilihan kepala daerah Kabupaten


Empat Lawang di Mahkamah Konstitusi tahun 2013
dan dengan sengaja tidak memberikan keterangan
atau memberikan keterangan yang tidak benar
pada waktu persidangan atas nama terdakwa M.
Akil Mochtar di pengadilan TPK Jakarta atas nama
tersangka BAA (Bupati Empat Lawang) dan SBA
(swasta).

60. Perkara TPK sehubungan dengan penerimaan


hadiah terkait dengan kegiatan usaha PT. Mitra
Maju Sukses dan/atau Group di Wilayah Kabupaten
Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan atas nama
tersangka A (anggota DPR RI periode 2014-2019).
61.

Perkara TPK sehubungan dengan pemberian


hadiah terkait dengan kegiatan usaha PT. Mitra
Maju Sukses dan/atau Group di Wilayah Kabupaten
Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan atas nama
tersangka AH (swasta).

62. Perkara TPK sehubungan dengan penggunaan


DOM (Dana Operasional Menteri) pada Kementerian
Agama RI tahun 2011-2014 atas nama tersangka
SA (Menteri Agama Republik Indonesia).
63. Perkara TPK sehubungan dengan pelaksanaan
Kerjasama Rehabilitasi, Kelola dan Transfer untuk
Instalasi Pengolahan Air antara PDAM Kota
Makassar dengan Pihak Swasta periode Tahun
2005-2013 atas nama tersangka IAS (Walikota
Makassar periode tahun 2004-2009 dan periode
tahun 2009-2014).
64. Perkara TPK sehubungan dengan pelaksanaan
Kerjasama Rehabilitasi, Kelola dan Transfer untuk
Instalasi Pengolahan Air antara PDAM Kota
Makassar dengan pihak swasta periode tahun
2006-2011 atas nama tersangka HW (swasta).
65. Perkara TPK sehubungan dengan pemberian hadiah
atau janji kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Kabupaten Musi Banyuasin yang
terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi
Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan pengesahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015
atas nama tersangka SF (Kepala Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD)
Kabupaten Musi Banyuasin) dan F (Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Kabupaten Musi Banyuasin).

68. Perkara TPK sehubungan dengan memberi atau


menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan maksud
untuk mempengaruhi putusan perkara yang
diserahkan kepadanya untuk diadili terkait dengan
sengketa pemilihan kepala daerah Kabupaten
Pulau Morotai di Mahkamah Konstitusi tahun 2011
atas nama tersangka RS (Bupati Pulau Morotai).
69. Perkara TPK sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu berupa uang kepada
Majelis Hakim dan Panitera Pengadilan Tata
Usaha Negara (PTUN) Medan Sumatera Utara
terkait permohonan pengujian kewenangan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas Penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH) atas nama tersangka MYBG (pengacara).
70. Perkara TPK sehubungan dengan menerima
pemberian atau janji terkait dengan penanganan
perkara permohonan pengujian kewenangan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas Penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH) atas nama tersangka TIP (Ketua Majelis
Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
Medan dan sekaligus Ketua PTUN Medan).
71.

Perkara TPK sehubungan dengan menerima


pemberian atau janji terkait dengan penanganan
perkara permohonan pengujian kewenangan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas Penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH) Atas nama tersangka DG (anggota Majelis
Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
Medan).

72.

Perkara TPK sehubungan dengan menerima


pemberian atau janji terkait dengan penanganan
perkara permohonan pengujian kewenangan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan

66. Perkara TPK sehubungan dengan menerima


hadiah atau janji terkait dengan persetujuan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)
Kepala Daerah Musi Banyuasin Tahun Anggaran
2014 dan pengesahan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun Anggaran 2015 atas nama tersangka BK
(anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Kabupaten Musi Banyuasin periode 2014-2019)
dan AM (anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Kabupaten Musi Banyuasin periode 20142019).
67.

Perkara TPK sehubungan dengan memberi atau


menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan maksud
untuk mempengaruhi putusan perkara yang
diserahkan kepadanya untuk diadili terkait dengan

LAMPIRAN

77
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas Penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH) Atas nama tersangka AF (anggota Majelis
Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
Medan).
73.

Perkara TPK sehubungan dengan menerima


pemberian atau janji terkait dengan penanganan
perkara permohonan pengujian kewenangan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas Penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH), dan Perkara TPK sehubungan dengan
bersama-sama memberi atau menjanjikan sesuatu
berupa uang kepada Majelis Hakim dan Panitera
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan
Sumatera Utara terkait permohonan pengujian
kewenangan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2014 tentang Administrasi Pemerintahan atas
Penyelidikan tentang dugaan terjadinya Tindak
Pidana Korupsi Dana Bantuan Sosial (BANSOS),
Bantuan Daerah Bawahan (BDB), Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) dan Penahanan
Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH) atas nama
tersangka SY (Panitera pada Pengadilan Tata Usaha
Negara (PTUN) Medan)).

Bantuan Daerah Bawahan (BDB), Bantuan


Operasional Sekolah (BOS) dan Penahanan
Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH) atas nama
tersangka GPN (Gubernur Sumatera Utara) dan ES
(swasta).
77.

Perkara TPK sehubungan dengan Pembangunan


Dermaga Bongkar Lanjutan, Sabang yang dibiayai
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Tahun Anggaran 2011 atas nama tersangka RAG
(Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan
Bebas Dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) Tahun
2011).

78.

Perkara TPK pemberian hadiah atau janji kepada


Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Kabupaten Musi Banyuasin yang
terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi
Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan pengesahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran
2015 atas nama tersangka PA (Bupati Kab. Musi
Banyuasin) dan L (Anggota DPRD Prov. Sumsel).

79.

TPK menerima hadiah atau janji terkait


dengan
persetujuan
Laporan
Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi
Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan pengesahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015
atas nama tersangka RI (Ketua DPRD Kab. Musi
Banyuasin), DARWIN (Wakil Ketua DPRD Kab.
Musi Banyuasin), IH (Wakil Ketua DPRD Kab. Musi
Banyuasin), dan AF (Wakil Ketua DPRD Kab. Musi
Banyuasin).

74.

Perkara TPK sehubungan dengan bersamasama atau turut serta memberi atau menjanjikan
sesuatu berupa uang kepada Majelis Hakim dan
Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
Medan Sumatera Utara yang diduga dilakukan oleh
tersangka OCK (pengacara).

80. Perkara TPK pemberian sesuatu atau uang


bersama-sama dengan Willy Sebastian Lim kepada
Suroso Atmomartoyo dalam proyek pengadaan
Tethra Ethyl Lead (TEL) di PT. Pertamina (Persero)
tahun 2004-2005 atas nama tersangka MS
(swasta).

75.

Perkara TPPU sehubungan dengan perbuatan


menempatkan, mentransfer, mengubah bentuk,
dan atau menyembunyikan/menyamarkan asalusul , sumber, lokasi, kepemilikan dan atau
perbuatan menerima atau menguasai penempatan,
pentransferan, pembayaran atau menggunakan
harta kekayaan yang diketahui atau patut diduga
merupakan hasil tindak pidana yang dilakukan oleh
tersangka MN (mantan anggota DPR RI).

81.

76.

Perkara TPK sehubungan dengan bersama-sama


atau turut serta memberi atau menjanjikan sesuatu
berupa uang kepada Majelis Hakim dan Panitera
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan
Sumatera Utara terkait permohonan pengujian
kewenangan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2014 tentang Administrasi Pemerintahan atas
Penyelidikan tentang dugaan terjadinya Tindak
Pidana Korupsi Dana Bantuan Sosial (BANSOS),

Perkara TPK dalam pekerjaan Pembangunan


Rumah Sakit Pendidikan Khusus Penyakit Infeksi
dan Pariwisata Universitas Udayana Tahun
Anggaran 2009 s.d. 2011 atas nama tersangka MM
(PPK Universitas Udayana).

82. Perkara TPK dalam pekerjaan Pembangunan


Rumah Sakit Pendidikan Khusus Penyakit Infeksi
dan Pariwisata Universitas Udayana Tahun
Anggaran 2009 s.d. 2011 atas nama tersangka DP
(swasta).
83. Perkara TPK dalam pengadaan peralatan kesehatan
dan labolatorium RS Tropik Infeksi di Universitas
Airlangga Tahap I dan II Tahun Anggaran 2010 atas
nama tersangka M (swasta).
84. Perkara TPK dalam pengadaan peralatan kesehatan
dan labolatorium RS Tropik Infeksi di Universitas
Airlangga Tahap I dan II Tahun Anggaran 2010
dan atau TPK pegawai negeri atau penyelenggara

Laporan
Tahunan 2015

78
negara yang menerima pemberian atau janji
padahal patut diketahui atau diduga bahwa
hadiah tersebut diberikan untuk menggerakkan
atau sebagai akibat karena telah melakukan atau
tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang
bertentangan dengan kewajibannya atas nama
tersangka BGR (Kepala Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Kemenkes).
85. Perkara TPK memberi hadiah atau janji kepada
Patrice Rio Capella selaku Anggota DPR RI terkait
dengan dugaan TPK Dana bantuan Sosial (Bansos),
Bantuan Daerah Bawah (BDB), Bantuan Operasional
Sekolah (BOS), Tunggakan Dana Bagi Hasil (DBH),
dan penyertaan modal pada sejumlah BUMD pada
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang sedang
dilakukan penyelidikan oleh Kejaksaan Tinggi
Sumatera Utara dan atau Kejaksaan Agung RI atas
nama tersangka GPN (Gubernur Sumut) dan ES
(swasta).
86. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari Gatot
Pujo Nugroho selaku Gubernur Sumut dan Evy
Susanti terkait dugaan TPK Dana bantuan Sosial
(Bansos), Bantuan Daerah Bawah (BDB), Bantuan
Operasional Sekolah (BOS), Tunggakan Dana Bagi
Hasil (DBH), dan penyertaan modal pada sejumlah
BUMD pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
yang sedang dilakukan penyelidikan oleh Kejaksaan
Tinggi Sumatera Utara dan atau Kejaksaan Agung
RI atas nama tersangka PRC (Anggota DPR RI).
87.

Perkara TPK dalam pengadaan dan pelaksanaan


Pembangunan Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu
Pelayaran (BP2IP) Sorong Tahap III pada Pusat
Pengembangan SDM Perhubungan Laut (PPSDML)
Badan
Pengembangan
SDM
Kementerian
Perhubungan Tahun Anggaran 2011 atas nama
tersangka BRM (Kepala Badan Pengembangan
SDM Perhubungan (BPSDM)).

88. Perkara TPK dalam pengadaan dan pelaksanaan


Pembangunan Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu
Pelayaran (BP2IP) Sorong Tahap III pada Pusat
Pengembangan SDM Perhubungan Laut (PPSDML)
Badan
Pengembangan
SDM
Kementerian
Perhubungan Tahun Anggaran 2011 atas nama
tersangka DP (Kepala Badan Pengembangan SDM
Perhubungan Laut (BPSDML).
89. Perkara TPK secara bersama-sama atau turut serta
terkait perbuatan Ikmal Jaya selaku Walikota Tegal
periode 2009 s.d. 2014 dalam pelaksanaan tukar
guling tanah antara Pemerintah Kota Tegal dengan
pihak Swasta pada tahun 2012 atas nama tersangka
R (swasta).
90. Perkara TPK memberi hadiah atau janji kepada
Dewi Aryaliniza Als Dewie Yasin Limpo selaku
anggota DPR RI bersama-sama dengan Bambang
Wahyuhadi dan Rinelda Bandaso terkait usulan
penganggaran Proyek Pembangunan Infrastruktur
Energi Baru dan Terbarukan TA 2016 untuk

Kabupaten Deiyai Provinsi Papua atas nama


tersangka SJ (swasta) dan IA (Kepala Dinas ESDM
Kab. Deiyai Papua).
91.

Perkara TPK bersama-sama dengan Rinelda


Bandaso, yaitu menerima hadiah atau janji terkait
usulan penganggaran Proyek Pembangunan
Infrastruktur Energi Baru dan Terbarukan TA 2016
untuk Kabupaten Deiyai Provinsi Papua atas nama
tersangka DL (anggota DPR RI) dan BW (Staf Ahli
Anggota DPR RI).

92. Perkara TPK bersama-sama dengan Dewi


Aryaliniza Als Dewie Yasin Limpo selaku anggota
DPR RI dan Bambang Wahyuhadi, yaitu menerima
hadiah atau janji terkait usulan penganggaran
Proyek Pembangunan Infrastruktur Energi Baru
dan Terbarukan TA 2016 untuk Kabupaten Deiyai
Provinsi Papua atas nama tersangka RB (swasta).
93. Perkara TPK memberi hadiah atau janji kepada
anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara periode
2009 s.d. 2014 dan 2014 s.d. 2019 terkait dengan:
1. Persetujuan laporan pertanggungjawaban
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tahun
anggaran 2012 s.d. 2014 oleh DPRD Provinsi
Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan
anggaran pendappatan dan belanja daerah Provinsi
Sumatera Utara tahun anggaran 2013 dan 2014
oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan
anggaran pendapatan dan belanja daerah Provinsi
Sumatera Utara tahun anggaran 2014 dan 2015
oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara; dan 4.
Penolakan penggunaan hak interpelasi oleh DPRD
Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2015 atas
nama tersangka GPN (Gubernur Provinsi Sumatera
Utara) dkk.
94. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari
Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi
Sumatera Utara terkait dengan: 1. Persetujuan
laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara tahun anggaran 2012 oleh DPRD
Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan
anggaran pendappatan dan belanja daerah
provinsi sumatera utara tahun anggaran 2013 oleh
DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan
anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi
sumatera utara tahun anggaran 2014 oleh
DPRD Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan
anggaran pendapatan dan belanja daerah Provinsi
Sumatera Utara tahun anggaran 2015 oleh DPRD
Provinsi Sumatera Utara; 5. Persetujuan laporan
pertanggungjawaban
Pemerintah
Provinsi
Sumatera Utara tahun anggaran 2014 oleh DPRD
Provinsi Sumatera Utara; dan 6. Penolakan
penggunaan hak interpelasi oleh DPRD Provinsi
Sumatera Utara pada tahun 2015 atas nama
tersangka SB (Ketua DPRD Provinsi Sumatera
Utara).
95. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari
Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

LAMPIRAN

79
Sumatera Utara terkait dengan: 1. Persetujuan
laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara tahun anggaran 2012 oleh DPRD
Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan
anggaran pendappatan dan belanja daerah
Provinsi Sumatera Utara tahun anggaran 2013
oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan
anggaran pendapatan dan belanja daerah Provinsi
Sumatera Utara tahun anggaran 2014 oleh DPRD
Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan anggaran
pendapatan dan belanja daerah Provinsi Sumatera
Utara tahun anggaran 2015 oleh DPRD Provinsi
Sumatera Utara atas nama tersangka KH (Wakil
Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara) dkk.
96. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari
Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi
Sumatera Utara terkait dengan: 1. Persetujuan
laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara tahun anggaran 2012 oleh DPRD
Provinsi Sumatera Utara ; 2. Persetujuan perubahan
anggaran pendappatan dan belanja daerah
Provinsi Sumatera Utara tahun anggaran 2013
oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan
anggaran pendapatan dan belanja daerah Provinsi
Sumatera Utara tahun anggaran 2014 oleh
DPRD Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan
anggaran pendapatan dan belanja daerah Provinsi
Sumatera Utara tahun anggaran 2015 oleh DPRD
Provinsi Sumatera Utara; 5. Persetujuan laporan
pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara tahun anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi
Sumatera Utara; dan 6. Penolakan penggunaan
hak interpelasi oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara
pada tahun 2015 atas nama tersangka CR (Wakil
Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara) dkk.
97.

Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari


Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi
Sumatera Utara terkait dengan: 1. Persetujuan
laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara tahun anggaran 2012 oleh DPRD
Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan
anggaran pendappatan dan belanja daerah
Provinsi Sumatera Utara tahun anggaran 2013
oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan
anggaran pendapatan dan belanja daerah Provinsi
Sumatera Utara tahun anggaran 2014 oleh DPRD
Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan anggaran
pendapatan dan belanja daerah Provinsi Sumatera
Utara tahun anggaran 2015 oleh DPRD Provinsi
Sumatera Utara atas nama tersangka SPA (Wakil
Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara) dkk.

98. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari


Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi
Sumatera Utara terkait dengan: 1. Persetujuan
laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara tahun anggaran 2012 oleh DPRD
Provinsi Sumatera Utara ; 2. Persetujuan perubahan
anggaran pendappatan dan belanja daerah
Provinsi Sumatera Utara tahun anggaran 2013

oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan


anggaran pendapatan dan belanja daerah Provinsi
Sumatera Utara tahun anggaran 2014 oleh
DPRD Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan
anggaran pendapatan dan belanja daerah Provinsi
Sumatera Utara tahun anggaran 2015 oleh DPRD
Provinsi Sumatera Utara; 5. Persetujuan laporan
pertanggungjawaban
Pemerintah
Provinsi
Sumatera Utara tahun anggaran 2014 oleh DPRD
Provinsi Sumatera Utara; dan 6. Penolakan
penggunaan hak interpelasi oleh DPRD Provinsi
Sumatera Utara pada tahun 2015 atas nama
tersangka AS (anggota DPRD Provinsi Sumatera
Utara periode 2009 s.d. 2014 dan Ketua DPRD
Provinsi Sumatera Utara periode 2014 s.d. 2015)
dkk.
99. Perkara TPK memberi atau menjanjikan sesuatu
kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara dengan maksud supaya pegawai negeri
atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau
tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan
pengajuan revisi alih fungsi hutan di provinsi Riau
tahun 2014 kepada kementerian kehutanan atas
nama tersangka EMMS (swasta).
100.

Perkara TPK memberi atau menjanjikan sesuatu


kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara dengan maksud supaya pegawai negeri
atau penyelenggara negara tersebut berbuat
atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya,
yang bertentangan dengan jabatannya terkait
dengan pengesahan APBD Pemerintah Daerah
Provinsi Banten T.A. 2016 atas nama tersangka
RT (swasta).

101.

Perkara TPK memberi atau menjanjikan sesuatu


kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara dengan maksud supaya pegawai negeri
atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau
tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan dengan jabatannya terkait dengan
pengesahan APBD Pemerintah Daerah Provinsi
Banten T.A. 2016 atas nama tersangka FL. TSS
(anggota DPRD Prov. Banten).

102.

Perkara TPK memberi atau menjanjikan sesuatu


kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara dengan maksud supaya pegawai negeri
atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau
tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan dengan jabatannya terkait dengan
pengesahan APBD Pemerintah Daerah Provinsi
Banten T.A. 2016 atas nama tersangka S (anggota
DPRD Prov. Banten).

103.

Perkara TPK dalam kegiatan pembangunan


Wisma Atlet dan Gedung Serbaguna Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010-2011 atas
nama tersangka DP (swasta).

104. Perkara TPK dengan cara memerintahkan


melakukan pengadaan 3 (tiga) unit Quay Container

Laporan
Tahunan 2015

80
Crane (QCC) di Pelindo II (Persero) tahun 2010
dengan menunjuk langsung Wuxi HuaDong Heavy
Machinery Co, Ltd (HDHM) dari China sebagai
penyedia barang atas nama tersangka RJL (Dirut
PT. Pelindo II) dkk.
105.

Perkara TPK secara bersama-sama dengan Andi


Alfian Mallarangeng selaku Menteri Pemuda
dan Olahraga dan kawan-kawan terkait dengan
proyek pembangunan/pengadaan/peningkatan
sarana dan prasarana olahraga di Hambalang
TA 2010-2012 atas nama tersangka ZA alias C
(swasta).

106.

Perkara TPK secara bersama-sama atau turut


serta dalam pengadaan Reagen dan Comsumable
Penanganan Virus
Flu
Burung
dengan
menggunakan dana APBN-P Direktorat Bina
Pelayanan Medik Dasar Direktorat Jenderal Bina
Pelayanan Medik Depkes RI Tahun Anggaran
2007 atas nama tersangka FLT (swasta).

4.

Perkara TPPU atas nama terdakwa IKE WIJAYANTO


sehubungan dengan perbuatan menempatkan,
mentransfer,
mengalihkan,
membelanjakan,
membayarkan,
menghibahkan,
menitipkan,
membawa ke luar negeri, mengubah bentuk,
menukarkan dengan mata uang atau surat berharga
atau lain atas harta kekayaan yang diketahuinya
atau patut diduganya merupakan hasil tindak
pidana dengan tujuan menyembunyikan atau
menyamarkan asal-usul Harta Kekayaan, atau
perbuatan menyembunyikan atau menyamarkan
asal-usul , sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan
hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas
harta kekayaan yang diketahuinya atau patut
diduganya merupakan hasil tindak pidana.

5.

Perkara TPK atas nama terdakwa M. AKIL


MOCHTAR sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji oleh Hakim berkaitan dengan
penanganan perkara sengketa Pemilihan Kepala
Daerah (Pilkada) Kabupaten Gunung Mas Provinsi
Kalimantan Tengah 2013 di Mahkamah Konstitusi
RI.

6.

Perkara TPK atas nama terdakwa M. AKIL


MOCHTAR sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji oleh Hakim berkaitan dengan
penanganan perkara sengketa Pemilihan Kepala
Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak Provinsi Banten
2013 di Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.

7.

Perkara TPK atas nama terdakwa M. AKIL


MOCHTAR sehubungan dengan menerima hadiah
atau janji oleh Hakim berkaitan dengan penanganan
perkara yang berada di lingkup kewenangan
Mahkamah Konstitusi RI untuk mengadili, padahal
diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji
tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan
perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili,
dan atau penerimaan gratifikasi.

8.

Perkara TPPU atas nama terdakwa M. AKIL


MOCHTAR sehubungan dengan hubungannya
dengan perbuatan menempatkan, mentransfer,
mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,
menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar
negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan
mata uang atau surat berharga atau perbuatan
lain atas harta kekayaan yang diketahui atau
patut diduganya hasil TPK dengan tujuan
menyembunyikan,
menyamarkan
asal-usul
harta kekayaan dan atau menyembunyikan
atau menyamarkan asal-usul , sumber, lokasi,
peruntukan, pengalihan hak-hak atau kepemilikan
yg sebenarnya atas harta kekayaan yang
diketahuinya atau patut diduganya merupakan
hasil TPK.

9.

Perkara TPK atas nama terdakwa SUSI TUR


ANDYANI sehubungan dengan turut serta atau
membantu menerima hadiah ayatu janji oleh
hakim berkaitan dengan penanganan perkara
sengketa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)

PENUNTUTAN

Kegiatan penuntutan dilaksanakan sebanyak 95


(sembilan puluh lima) perkara, yang terdiri dari perkara
sisa tahun 2014 sebanyak 33 (tiga puluh tiga) perkara
dan perkara tahun 2015 sebanyak 62 (enam puluh dua)
perkara, yaitu:
1.

2.

3.

Perkara TPK atas nama terdakwa SURUNG


PANJAITAN sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada Penyelenggara
Negara untuk mendapatkan proyek yang terkait
dengan dana Bantuan Daerah Bawahan (BDB)
dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara kepada
Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal yang
bersumber dari APBD Provinsi Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2003.
Perkara TPK atas nama terdakwa AHMAD JAUHARI
sehubungan
dengan
pengadaan
pekerjaan
penggandaan Kitab Suci Al-Quran yang dananya
dari APBN-P Tahun 2011 dan APBN Tahun 2012
pada Direktorat Bimas Islam Kementerian Agama
RI.
Perkara TPK atas nama terdakwa IKE WIJAYANTO
sehubungan dengan menerima pemberian hadiah/
janji padahal diketahui atau patut diketahui
bahwa hadiah/janji tersebut diberikan untuk
menggerakkan agar melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan dengan kewajibannya dan atau
Pegawai negeri/Penyelenggara Negara yang pada
waktu menjalankan tugas, meminta, menerima,
atau memotong pembayaran kepada Pegawai
Negeri/Penyelenggara Negara yang lain atau
kepada Kas Umum, seolah-olah Pegawai Negeri/
Penyelenggara Negara yang lain atau Kas Umum
tersebut mempunyai utang kepadanya, padahal
diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan
utang.

LAMPIRAN

81
Kabupaten Lebak, Provinsi Banten Tahun 2013 di
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, padahal
diketahui atau patut diduga bahwa pembangunan/
pengadaan/peningkatan sarana dan prasarana
olahraga di Hambalang TA 2010-2012 yang
dilakukan oleh Tersangka Andi Alifian Mallarangeng
selaku Menteri Pemuda dan Olahraga/Pengguna
Anggaran pada Kementerian Pemuda dan Olahraga
dkk hadiah atau janji tersebut diberikan untuk
mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan
kepadanya untuk diadili.
10.

Perkara TPK atas nama terdakwa TUBAGUS


CHAERI WARDANA CHASAN sehubungan
dengan memberi sesuatu kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili berkaitan
dengan penanganan perkara sengketa Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak Provinsi
Banten Tahun 2013 di Mahkamah Konstitusi
Republik.

11.

Perkara TPK atas nama terdakwa BUDI MULYA


sehubungan dengan pemberian FPJP (Fasilitas
Pendanaan Jangka Pendek) dan Penetapan Bank
Century sebagai bank gagal berdampak sistemik.

12.

Perkara TPK atas nama terdakwa ANDI ALIFIAN


MALLARANGENG
sehubungan
dengan
pembangunan/pengadaan/peningkatan
sarana
dan prasarana olahraga di Hambalang TA 20102012.

13.

Perkara TPK atas nama terdakwa TEUKU BAGUS


MOKHAMAD NOOR sehubungan dengan Proyek
Pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan
Sokelah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang
TA 2010-2012.

14.

Perkara TPK atas nama terdakwa RATU ATUT


CHOSIYAH sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili berkaitan
dengan penanganan perkara sengketa Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak, Provinsi
Banten Tahun 2013 di Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesi.

15.

Perkara TPK atas nama terdakwa ANAS


URBANINGRUM sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji terkait dengan proses perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan proyek Pusat
Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga
Nasional (P3SON) di Desa Hambalang, Kecamatan
Citeureup, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat
dan proyek-proyek lainnya.

16.

Perkara TPPU atas nama terdakwa ANAS


URBANINGRUM
sehubungan
dengan
menempatkan,
mentransfer,
mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,
menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah
bentuk, menukarkan, dengan mata uang atau surat
berharga atau perbuatan lain atas harta kekayaan

yang diketahui atau patut diduganya merupakan


hasil tindak pidana korupsi dengan tujuan
menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul
harta kekayaan dan atau menyembunyikan asalusul , sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan halhak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas harta
kekayaan yang diketahui atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana korupsi.
17.

Perkara TPK atas nama terdakwa SYAHRUL RAJA


SEMPURNAJAYA sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada Pegawai Negeri
atau Penyelenggara Negara, terkait dengan
pemberian Rekomendasi Tukar Menukar Kawasan
Hutan di Kabupaten Bogor atas nama PT Bukit
Jonggol Asri.

18.

Perkara TPK atas nama terdakwa SYAHRUL RAJA


SEMPURNAJAYA sehubungan dengan penerimaan
hadiah atau janji terkait penanganan perkara
investasi di CV. Gold Aset/PT. Axo Capital Futures
dan atau terkait jabatan Kepala Bappebti.

19.

Perkara TPPU atas nama terdakwa SYAHRUL RAJA


SEMPURNAJAYA sehubungan dengan perbuatan
menempatkan,
mentransfer,
mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,
menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah
bentuk, menukarkan dengan mata uang atau
surat berharga atau perbuatan lain atas harta
kekayaan yang diketahui atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana dengan tujuan
menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul
sumber, lokasi, peruntukkan, pengalihan hakhak atau kepemilikan yang sebenarnya atas harta
kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana korupsi.

20. Perkara TPK atas nama terdakwa F.X. YOHAN YAP


ALIAS YOHAN sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada Pegawai Negeri atau
Penyelenggara Negara, terkait dengan pemberian
Rekomendasi Tukar Menukar Kawasan Hutan di
Kabupaten Bogor atas nama PT Bukit Jonggol Asri.
21.

Perkara TPK atas nama terdakwa TAFSIR


NURCHAMID sehubungan dengan pengadaan
dan instalasi infrastruktur IT Gedung Perpustakaan
Pusat Universitas Indonesia (UI) tahun 2010-2011.

22. Perkara TPK atas nama terdakwa HERU


SULAKSONO sehubungan dengan pelaksanaan
proyek pembangunan Dermaga Bongkar pada
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Sabang yang dibiayai Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) TA 2006-2011, yang
dilakukan oleh tersangka selaku Kepala Cabang PT.
Nindya Karya Cabang Sumatera Utara dan NAD
merangkap kuasa Nindya Sejati JO (kerjasama
antara PT. Nindya Karya dan PT.Tuah Sejati) dan
kawan-kawan.
23. Perkara TPPU atas nama terdakwa HERU
SULAKSONO sehubungan dengan perbuatan
menempatkan,
mentransfer,
mengalihkan,

Laporan
Tahunan 2015

82
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,
menitipkan, mengubah bentuk, menukarkan
dengan mata uang dan atau menyembunyikan/
menyamarkan asal-usul , sumber lokasi,
kepemilikan harta kekayaan yang diketahui atau
patut diduga merupakan hasil tindak pidana.
24.

Perkara TPK atas nama terdakwa RAMLAN


COMEL sehubungan dengan bersama-sama
melakukan atau menyuruh melakukan atau turut
serta melakukan terkait perbuatan Setya Budi Tejo
Cahyono yaitu menerima pemberian atau janji
terkait dengan penanganan perkara TPK mengenai
penyimpangan dana bantuan sosial Pemerintah
Kota Bandung TA 2009-2010 di Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Bandung
dan Pengadilan Tinggi Jawa Barat dengan terdakwa
Rochman selaku mantan Bendahara Pengeluaran
Sekretariat Daerah Kota Bandung dkk.

25. Perkara TPK atas nama terdakwa NY. PASTI


SEREFINA SINAGA sehubungan dengan bersamasama melakukan atau menyuruh melakukan atau
turut serta melakukan terkait perbuatan Setya Budi
Tejo Cahyono yaitu menerima pemberian atau janji
terkait dengan penanganan perkara banding TPK
mengenai penyimpangan dana bantuan sosial
Pemerintah Kota Bandung TA 2009-2010 di
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan
Negeri Bandung dan Pengadilan Tinggi Jawa
Barat dengan terdakwa Rochman selaku mantan
Bendahara Pengeluaran Sekretariat Daerah Kota
Bandung dkk.
26. Perkara TPK atas nama terdakwa ROMI HERTON
dan MASYITO sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili terkait
dengan sengketa pemilihan kepala daerah Kota
Palembang di Mahkamah Konstitusi tahun 2013
dan dengan sengaja tidak memberikan keterangan
atau memberikan keterangan yang tidak benar
terkait dengan persidangan atas nama terdakwa
M.Akil Mochtar di pengadilan tindak pidana korupsi
Jakarta.
27.

Perkara TPK atas nama terdakwa MUHTAR


EPENDY sehubungan dengan sengaja mencegah,
merintangi atau menggagalkan secara langsung
maupun tidak langsung penyidikan, penuntutan,
dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap
tersangka atau terdakwa ataupun para saksi dalam
perkara korupsi, dan dengan sengaja tidak memberi
keterangan atau memberi keterangan yang tidak
benar pada persidangan atas nama M. Akil Mochtar
di Pengadilan TIndak Pidana Korupsi Jakarta.

28. Perkara TPK atas nama terdakwa MAMAK


JAMAKSARI sehubungan dengan pengadaan alat
kesehatan Kedokteran Umum Puskesmas Kota
Tangerang Selatan APBDP Tahun Anggaran 2012.
29. Perkara TPK atas nama terdakwa DIDIK PURNOMO

sehubungan dengan pengadaan driving simulator


roda dua (R 2) dan roda empat (R 4) pada Korps Lalu
Lintas Mabes Polri TA. 2011.
30. Perkara TPK atas nama terdakwa ADE SWARA
dan NURLATIFAH sehubungan dengan pegawai
negeri/penyelenggara negara yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum atau dengan menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang memberikan
sesuatu terkait pengurusan izin Surat Persetujuan
Pemanfaatan Ruang (SPPR) atas nama PT. Tatar
Kertabumi di Kabupaten Karawang.
31.

Perkara TPPU atas nama terdakwa ADE SWARA


dan NURLATIFAH sehubungan dengan perbuatan
menempatkan,
mentransfer,
mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,
menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah
bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat
berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan
yang diketahui atau patut diduganya merupakan
hasil tindak pidana korupsi dengan tujuan
menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul
Harta Kekayaan.

32. Perkara TPK atas nama terdakwa GULAT MEDALI


EMAS MANURUNG sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara dengan maksud
supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara
tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu
dalam jabatannya, yang bertentangan dengan
kewajibannya terkait dengan Pengajuan Revisi Alih
Fungsi Hutan di Provinsi Riau Tahun 2014 kepada
Kementerian Kehutanan.
33. Perkara TPK atas nama terdakwa MACHFUD
SUROSO sehubungan dengan Proyek Pembangunan
Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga
Nasional (P3SON) di Hambalang TA 2010-2012.
34. Perkara TPK atas nama terdakwa ANNAS
MAAMUN sehubungan dengan pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang menerima pemberian
atau janji dengan maksud supaya pegawai negeri
atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau
tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan
Pengajuan Revisi Alih Fungsi Hutan di Provinsi
Riau Tahun 2014 kepada Kementerian Kehutanan.
35. Perkara TPK atas nama terdakwa KWEE CAHYADI
KUMALA ALS SWIE TENG sehubungan dengan
memberi atau menjanjikan sesuatu kepada
Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara
terkait pemberian Rekomendasi Tukar Menukar
Kawasan Hutan di Kabupaten Bogor atas nama PT
Bukit Jonggol Asri dan dengan sengaja mencegah,
merintangi, atau menggagalkan secara langsung
atau tidak langsung penyidikan, penuntutan,
dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap
tersangka dan terdakwa ataupun para saksi dalam
perkara korupsi.

LAMPIRAN

83
36. Perkara TPK atas nama terdakwa IR. A. BAMBANG
D sehubungan dengan memberi hadiah atau janji
terkait dengan jual beli gas alam untuk pembangkit
listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,
Jawa Timur dan proyek-proyek lainnya yang
dilakukan oleh tersangka selaku Direktur Human
Resource Development PT. Media Karya Sentosa
bersama dengan kawan-kawan.
37.

Perkara TPK atas nama terdakwa RAJA BONARAN


SITUMEANG sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada M. Akil Mochtar
selaku Hakim Kostitusi dengan maksud untuk
mempengaruhi
putusan
perkara
sengketa
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten
Tapanuli Tengah Tahun 2011 yang diserahkan
kepadanya untuk diadili.

38. Perkara TPK atas nama terdakwa SUTAN


BHATOEGANA sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji terkait Penetapan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan
(APBN-P) Tahun Anggaran 2013 Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) oleh
Komisi VII DPR RI dan kegiatan lainnya.
39. Perkara TPK atas nama terdakwa ABDUR ROUF
sehubungan dengan menerima hadiah atau janji
terkait dengan jual beli Gas Alam untuk Pembangkit
Listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,
Jawa Timur dan proyek-proyek lainnnya.
40. Perkara TPK atas nama terdakwa IKMAL JAYA
sehubungan dengan pelaksanaan tukar guling
tanah antara Pemerintah Kota Tegal dengan pihak
Swasta pada tahun 2012.
41.

Perkara TPK atas nama terdakwa SYAEFUL JAMIL


sehubungan dengan Pelaksanaan Tukar Guling
tanah antara Pemerintah Kota Tegal dengan pihak
swasta pada tahun 2012.

42. Perkara TPK atas nama terdakwa Fuad Amin


sehubungan dengan menerima hadiah atau janji
terkait dengan jual beli gas alam untuk pembangkit
listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,
Jawa Timur dan proyek-proyek lainnya.
43. Perkara TPK sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji terkait dengan jual beli gas alam
untuk pembangkit listrik di Gresik dan Gili Timur
Bangkalan Madura, Jawa Timur dan perbuatan
penerimaan lainnya.
44.

Perkara TPPU atas nama terdakwa FUAD AMIN


sehubungan dengan perbuatan menempatkan,
mentransfer,
mengalihkan,
membelanjakan,
membayarkan,
menghibahkan,
menitipkan,
membawa ke luar negeri, mengubah bentuk,
menukarkan dengan mata uang atau surat
berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan
yang diketahui atau patut diduganya merupakan
hasil tindak pidana korupsi dengan tujuan
menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul
Harta Kekayaan.

45.

Perkara TPK atas nama terdakwa WARYONO


KARNO sehubungan dengan menerima hadiah
atau janji terkait kegiatan pada Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral dan kegiatan lainnya.

46. Perkara TPK atas nama terdakwa WARYONO


KARNO sehubungan dengan kegiatan Sosialisasi
Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral Bahan
Bakar Bersubsidi; Kegiatan Sepeda Sehat Dalam
Rangka Sosialisasi Hemat Energi; dan Perawatan
Gedung Kantor Sekretariat Jenderal di Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral TA 2012.
47.

Perkara TPK atas nama terdakwa WILLY


SEBASTIAN LIM sehubungan dengan memberikan
sesuatu atau uang kepada Direktur Pengolahan PT.
Pertamina Persero dan pihak lainnya terkait dengan
proyek Pengadaan Tethra Ethyl Lead (TEL) di PT.
Pertamina (Persero) tahun 2004-2005.

48. Perkara TPK atas nama terdakwa ZAINI ARONY


sehubungan dengan Proses Permohonan Izin
Pengembangan Kawasan Wisata di Lombok Barat
Tahun 2010 s.d. 2012.
49. Perkara TPK atas nama terdakwa MOCH BIHAR
SAKTI WIBOWO sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara terkait permintaan
izin Operasional PT. Indokliring Internasional
yang dikeluarkan Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Komoditi (Bappebti).
50. Perkara TPK atas nama SHERMAN RANA KRISNA
sehubungan dengan memberi atau menjanjikan
sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara terkait permintaan izin Operasional PT.
Indokliring Internasional yang dikeluarkan Badan
Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
(Bappebti).
51.

Perkara TPK atas nama terdakwa MULYA A


HASJMY sehubungan dengan pelaksanaan
pengadaan peralatan medik dari sisa dana
pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin
dalam rangka wabah flu burung (Avian Influenza)
pada Dirjen Bina Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan dan dalam pelaksanaan pengadaan
peralatan kesehatan penanganan wabah flu burung
(Avian Influenza) dana APBN-P Sekretariat Dirjen
Bina Pelayanan Medik Depkes TA 2006.

52. Perkara TPK atas nama terdakwa SUROSO ATMO


MARTOYO sehubungan dengan penerimaan
sesuatu atau uang yang didua diberikan oleh
Direktur PT. Sugih Interjaya dkk terkait dengan
proyek pengadaan Tethra Ethyl Lead (TEL) di PT.
Pertamina (Persero) tahun 2004-2005.
53. Perkara TPK atas nama terdakwa RIZAL ABDULLAH
sehubungan dengan Kegiatan Pembangunan
Wisma Atlet dan Gedung Serbaguna Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010-2011.
54.

Perkara TPK atas nama terdakwa ANDREW


HIDAYAT sehubungan dengan pemberian hadiah

Laporan
Tahunan 2015

84
terkait dengan kegiatan usaha PT. MITRA MAJU
SUKSES dan Group di wilayah Kabupaten Tanah
Laut Provinsi Kalimantan Selatan.

dengan kegiatan usaha PT. Mitra Maju Sukses


dan/atau Group di Wilayah Kabupaten Tanah Laut
Provinsi Kalimantan Selatan.

55. Perkara TPK atas nama terdakwa LA MUSI DIDI


sehubungan dengan kegiatan Detail Engineering
Design (DED) PLTA sungai Memberamo dan sungai
Urumuka tahun 2009 dan 2010 di Provinsi Papua.

66. Perkara TPK atas nama terdakwa SURYADHARMA


ALI sehubungan dengan Penyelenggaraan Ibadah
Haji tahun 2010-2013

56. Perkara TPK atas nama terdakwa LA MUSI DIDI


sehubungan dengan kegiatan Detail Engineering
Design (DED) PLTA Danau Sentani dan Danau
Paniai Tahun 2008 di Provinsi Papua.
57.

Perkara TPK atas nama terdakwa JANNES JOHAN


KARUBABA sehubungan dengan turut serta atau
bersama-sama dengan Barbanas Suebu dalam
kegiatan Detail Engineering Design (DED) PLTA
Sungai Memberamo dan Sungai Urumuka tahun
2009 dan 2010 di Provinsi Papua.

58. Perkara TPK atas nama terdakwa BARNABAS


SUEBU sehubungan dengan kegiatan Detail
Engineering
Design
(DED)
PLTA
sungai
Memberamo dan sungai Urumuka Tahun 2009 dan
2010 di Provinsi Papua.
59. Perkara TPK atas nama terdakwa BARNABAS
SUEBU sehubungan dengan kegiatan Detail
Engineering Design (DED) PLTA danau Sentani dan
danau Paniai tahun 2008 di Provinsi Papua.
60. Perkara TPK atas nama terdakwa RUSLI SIBUA
sehubungan dengan memberi atau menjanjikan
sesuatu kepada hakim dengan maksud untuk
mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan
kepadanya untuk diadili terkait dengan sengketa
pemilihan kepala daerah Kabupaten Pulau Morotai
di Mahkamah Konstitusi tahun 2011.
61.

Perkara TPK atas nama terdakwa DADANG


PRIJATNA sehubungan dengan pengadaan alat
kesehatan Kedokteran Umum Puskesmas Kota
Tangerang Selatan APBDP Tahun Anggaran 2012.

62. Perkara TPK atas nama terdakwa HASSAN WIDJAJA


sehubungan dengan memberi atau menjanjikan
sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara terkait permintaan izin Operasional PT.
Indokliring Internasional yang dikeluarkan Badan
Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
(Bappebti).
63. Perkara TPK atas nama terdakwa JEFFERSON SM
RUMAJAR sehubungan dengan penggunaan dana
kas daerah Pemerintah kota Tomohon TA 2009 dan
2010.
64. Perkara TPK atas nama terdakwa JEFFERSON SM
RUMAJAR sehubungan dengan penerimaan hadiah
atau pemberian berupa uang kepada pemeriksa
Badan Pemeriksa Keuangan Sulawesi Utara pada
tahun 2008 atas laporan keuangan Pemerintah
Kota Tomohon TA.2007.
65. Perkara TPK atas nama terdakwa ADRIANSYAH
sehubungan dengan penerimaan hadiah terkait

67.

Perkara TPK atas nama terdakwa SURYADHARMA


ALI sehubungan dengan penggunaan DOM (Dana
Operasional Menteri) pada Kementerian Agama RI
tahun 2011-2014.

68. Perkara TPK atas nama terdakwa OTTO CORNELIS


KALIGIS sehubungan dengan bersama-sama atau
turut serta memberi atau menjanjikan sesuatu
berupa uang kepada Majelis Hakim dan Panitera
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan
Sumatera Utara.
69. Perkara TPK atas nama terdakwa SYAMSUDDIN
FEI dan FAISYAR sehubungan dengan pemberian
hadiah atau janji kepada Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten
Musi Banyuasin yang terkait dengan persetujuan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)
Kepala Daerah Musi Banyuasin Tahun Anggaran
2014 dan pengesahan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun Anggaran 2015.
70. Perkara TPK atas nama terdakwa SYAMSIR
YUSFAN sehubungan dengan bersama-sama
memberi atau menjanjikan sesuatu berupa uang
kepada Majelis Hakim dan Panitera Pengadilan
Tata Usaha Negara (PTUN) Medan Sumatera
Utara terkait permohonan pengujian kewenangan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas Penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH).
71.

Perkara TPK atas nama terdakwa BAMBANG


KARIYANTO
dan
ADAM
MUNANDAR
sehubungan dengan menerima hadiah atau janji
terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi
Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan pengesahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.

72.

Perkara TPK atas nama terdakwa BAMBANG


WIRATMADJI SOEHARTO sehubungan dengan
bersama-sama melakukan atau turut serta
melakukan terkait perbuatan Lusita Anie Razak,
yaitu : memberi atau menjanjikan sesuatu kepada
pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan
maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara
negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu
dalam jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya atau memberi sesuatu kepada

LAMPIRAN

85
pegawai negeri atau penyelenggara negara
karena atau berhubungan dengan sesuatu yang
bertentangan dengan kewajiban dilakukan atau
tidak dilakukan dalam jabatannya terkait dengan
pengurusan perkara tindak pidana menempatkan
keterangan palsu di atas bukti autentik dan
pemalsuan atas sertifikat tanah dengan terlapor
Sugiharta Alias Along.
73.

Perkara TPK atas nama terdakwa JERO WACIK


sehubungan dengan menguntungkan diri sendiri
atau orang lain secara melawan hukum atau
menyalahgunakan
kekuasaannya
memaksa
seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau
untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri,
pada tahun 2011 s/d 2013, di Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral.

74.

Perkara TPK atas nama terdakwa JERO WACIK


sehubungan dengan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau penyalahgunaan kewenangan,
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan
keuangan negara yang dilakukan oleh Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata/Menteri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif pada Tahun 2008-2011.

75.

76.

77.

Perkara TPK atas nama terdakwa BUDI ANTONI


ALJUFRI dan SUZANA BUDI ANTONI sehubungan
dengan memberi atau menjanjikan sesuatu kepada
hakim dengan maksud untuk mempengaruhi
putusan perkara yang diserahkan kepadanya
untuk diadili terkait dengan sengketa pemilihan
kepala daerah Kabupaten Empat Lawang di
Mahkamah Konstitusi tahun 2013 dan dengan
sengaja tidak memberikan keterangan atau
memberikan keterangan yang tidak benar pada
waktu persidangan terdakwa M. Akil Mochtar di
pengadilan TPK Jakarta.
Perkara TPK atas nama terdakwa AMIR HAMZAH
dan KASMIN sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili berkaitan
dengan penanganan perkara sengketa Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak, Provinsi
Banten Tahun 2013 di Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia atau memberi hadiah atau
janji kepada pegawai negeri dengan mengingat
kekuasaan atau wewenang yang melekat pada
jabatan atau kedudukannya, atau oleh pemberi
hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan
atau kedudukan tersebut.
Perkara TPK Atas nama terdakwa AMIR FAUZI
sehubungan dengan menerima pemberian atau janji
terkait dengan penanganan perkara permohonan
pengujian kewenangan Kejaksaan Tinggi Sumatera
Utara sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
atas Penyelidikan tentang dugaan terjadinya
Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Sosial

(BANSOS), Bantuan Daerah Bawahan (BDB),


Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Penahanan
Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH).
78.

Perkara TPK Atas nama terdakwa DERMAWAN


GINTING
sehubungan
dengan
menerima
pemberian atau janji terkait dengan penanganan
perkara permohonan pengujian kewenangan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas Penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH).

79.

Perkara TPK atas nama terdakwa MADE


MEREGAWA sehubungan dengan Pengadaan
Alat Kesehatan Rumah Sakit Khusus Pendidikan
Penyakit Infeksi dan Pariwisata Universitas
Udayana pada Tahun Anggaran 2009.

80. Perkara TPK atas nama terdakwa IRAWAN


sehubungan dengan Pengadaan dan Pelaksanaan
Proyek Pembangunan Diklat Pelayaran Sorong
Tahap III pada Pusat Pengembangan Sumber Daya
Manusia Perhubungan Laut, Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Perhubungan, Kementerian
Perhubungan Republik Indonesia TA 2011.
81.

Perkara TPK atas nama terdakwa SUGIARTO


sehubungan dengan Pengadaan dan Pelaksanaan
Proyek Pembangunan Diklat Pelayaran Sorong
Tahap III pada Pusat Pengembangan Sumber Daya
Manusia Perhubungan Laut, Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Perhubungan, Kementerian
Perhubungan Republik Indonesia TA 2011.

82. Perkara TPK atas nama terdakwa BUDI RACHMAT


KURNIAWAN sehubungan dengan Pengadaan dan
Pelaksanaan Proyek Pembangunan Diklat Pelayaran
Sorong Tahap III pada Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut,
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Perhubungan, Kementerian Perhubungan Republik
Indonesia TA 2011.
83. Perkara TPK atas nama terdakwa ILHAM ARIEF
SIRADJUDDIN sehubungan dengan pelaksanaan
Kerjasama Rehabilitasi, Kelola dan Transfer untuk
Instalasi Pengolahan Air antara PDAM Kota
Makassar dengan Pihak Swasta periode Tahun
2005-2013.
84. Perkara TPK atas nama terdakwa TEUKU SYAIFUL
ACHMAD sehubungan dengan pelaksanaan proyek
pembangunan dermaga bongkar pada kawasan
perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Sabang
yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) TA 2006-2010.
85. Perkara TPK atas nama terdakwa TRIPENI
IRIANTO PUTRO sehubungan dengan menerima
pemberian atau janji terkait dengan penanganan

Laporan
Tahunan 2015

86
perkara permohonan pengujian kewenangan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas Penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH).
86. Perkara TPK atas nama terdakwa A. KIRJUHARI
sehubungan dengan pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang secara bersama-sama
menerima pemberian atau janji dengan maksud
supaya pegawai negeri atau penyelenggara
negara tersebut berbuat atau tidak berbuat
sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan
dengan kewajibannya terkait dengan pembahasan
RAPBD.P Tahun 2014 dan atau RAPBD.P Tahun
2015 pada Provinsi Riau.
87.

Perkara TPK atas nama terdakwa PATRICE RIO


CAPELLA sehubungan dengan menerima hadiah
atau janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur
Sumut dan Evy Susanti terkait dugaan TPK Dana
bantuan Sosial (Bansos), Bantuan Daerah Bawah
(BDB), Bantuan Operasional Sekolah (BOS),
Tunggakan Dana Bagi Hasil (DBH), dan penyertaan
modal pada sejumlah BUMD pada Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara yang sedang dilakukan
penyelidikan oleh Kejaksaan Tinggi Sumatera
Utara dan atau Kejaksaan Agung RI.

88. Perkara TPK atas nama terdakwa MOH. YAGARI


BHASTARA GUNTUR sehubungan dengan
Memberi atau Menjanjikan sesuatu berupa uang
kepada Majelis Hakim dan Panitera Pengadilan
Tata Usaha Negara (PTUN) Medan Sumatera
Utara yang dilakukan oleh Tersangka selaku
salah seorang Kuasa Hukum dari Kepala Biro
Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera
Utara terkait permohonan pengujian kewenangan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH).
89. Perkara TPK atas nama terdakwa JAMALUDDIEN
MALIK sehubungan dengan pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain yang
secara melawan hukum atau menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang memberikan
sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran
dengan potongan atau untuk mengerjakan
sesuatu bagi dirinya sendiri atau yang pada
waktu menjalankan tugas, meminta, menerima,
memotong pembayaran kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara lain atau kas umum

tersebut mempunyai utang kepadanya, padahal


diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan
utang terkait dana kegiatan Tahun Anggaran 20132014 dan dana tugas pembantuan Tahun Anggaran
2014 pada Direktorat Jenderal Pembinaan
Pembangunan Kawasan Transmigrasi Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Ditjen P2KTrans).
90. Perkara TPK atas nama terdakwa HENGKY WIDJAJA
sehubungan dengan pelaksanaan Kerjasama
Rehabilitasi, Kelola dan Transfer untuk Instalasi
Pengolahan Air antara PDAM Kota Makassar
dengan pihak swasta periode tahun 2006-2011.
91.

Perkara TPK atas nama terdakwa MUHAMMAD


NAZARUDDIN sehubungan dengan penerimaan
hadiah atau janji padahal patut diketahui atau
diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai
akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau
tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang
bertentangan dengan kewajibannya sehubungan
dengan penganggaran dan pelaksanaan proyek
yang dikerjakan oleh PT. DGI dan lain-lain tahun
2010 dan perkara TPPU terkait dengan TPK
sehubungan dengan transaksi pembelian saham
PT. Garuda di Mandiri Sekuritas oleh PT. Permai
Raya Wisata, PT. Cakrawaja Abadi, PT. Exartech
Teknologi Utama, PT. Pasific Putra Metropolitan,
PT. Darmakusumah dan transaksi lainnya.

92. Perkara TPPU atas nama terdakwa MUHAMMAD


NAZARUDDIN sehubungan dengan perbuatan
menempatkan, mentransfer, mengubah bentuk,
dan atau menyembunyikan/menyamarkan asalusul , sumber, lokasi, kepemilikan dan atau
perbuatan menerima atau menguasai penempatan,
pentransferan, pembayaran atau menggunakan
harta kekayaan yang diketahui atau patut diduga
merupakan hasil tindak pidana.
93. Perkara TPK atas nama terdakwa GATOT PUJO
NUGROHO dan EVY SUSANTI sehubungan dengan
memberi atau menjanjikan sesuatu berupa uang
kepada Majelis Hakim dan Panitera Pengadilan
Tata Usaha Negara (PTUN) Medan Sumatera
Utara terkait permohonan pengujian kewenangan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH).
94. Perkara TPK atas nama terdakwa GATOT PUJO
NUGROHO dan EVY SUSANTI sehubungan
dengan memberi hadiah atau janji kepada Patrice
Rio Capella selaku Anggota DPR RI terkait dengan
dugaan TPK Dana bantuan Sosial (Bansos), Bantuan
Daerah Bawah (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS), Tunggakan Dana Bagi Hasil (DBH), dan
penyertaan modal pada sejumlah BUMD pada

LAMPIRAN

87
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang sedang
dilakukan penyelidikan oleh Kejaksaan Tinggi
Sumatera Utara dan atau Kejaksaan Agung RI.
95. Perkara TPK atas nama terdakwa SETIADY JUSUF
dan IRENIUS ADII sehubungan dengan memberi
hadiah atau janji kepada Dewi Aryaliniza Als Dewie
Yasin Limpo selaku anggota DPR RI bersama-sama
dengan Bambang Wahyuhadi dan Rinelda Bandaso
terkait usulan penganggaran Proyek Pembangunan
Infrastruktur Energi Baru dan Terbarukan TA 2016
untuk Kabupaten Deiyai Provinsi Papua.

BERKAS PERKARA LIMPAH KE PN

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji


terkait dengan jual beli Gas Alam untuk Pembangkit
Listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,
Jawa Timur dan proyek-proyek lainnnya.
7.

Perkara TPK atas nama terdakwa SYAEFUL JAMIL


sehubungan dengan Pelaksanaan Tukar Guling
tanah antara Pemerintah Kota Tegal dengan pihak
swasta pada tahun 2012.

8.

Perkara TPK atas nama terdakwa IKMAL JAYA


sehubungan dengan pelaksanaan tukar guling
tanah antara Pemerintah Kota Tegal dengan pihak
Swasta pada tahun 2012.

9.

Perkara TPK atas nama terdakwa FUAD AMIN


sehubungan dengan menerima hadiah atau janji
terkait dengan jual beli gas alam untuk pembangkit
listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,
Jawa Timur dan Proyek-proyek lainnya dan
Perkara TPK sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji terkait dengan jual beli gas alam
untuk pembangkit listrik di Gresik dan Gili Timur
Bangkalan Madura, Jawa Timur dan perbuatan
penerimaan lainnya dan Perkara TPPU sehubungan
dengan perbuatan menempatkan, mentransfer,
mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,
menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar
negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan
mata uang atau surat berharga atau perbuatan
lain atas Harta Kekayaan yang diketahui atau
patut diduganya merupakan hasil tindak pidana
korupsi dengan tujuan menyembunyikan atau
menyamarkan asal-usul Harta Kekayaan.

10.

Perkara TPK atas nama terdakwa WARYONO


KARNO sehubungan dengan menerima hadiah
atau janji terkait kegiatan pada Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral dan kegiatan lainnya
dan Perkara TPK sehubungan dengan kegiatan
Sosialisasi Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral
Bahan Bakar Bersubsidi; Kegiatan Sepeda Sehat
Dalam Rangka Sosialisasi Hemat Energi; dan
Perawatan Gedung Kantor Sekretariat Jenderal di
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral TA
2012.

11.

Perkara TPK atas nama terdakwa WILLY


SEBASTIAN LIM sehubungan dengan memberikan
sesuatu atau uang kepada Direktur Pengolahan PT.
Pertamina Persero dan pihak lainnya terkait dengan
proyek Pengadaan Tethra Ethyl Lead (TEL) di PT.
Pertamina (Persero) tahun 2004-2005.

12.

Perkara TPK atas nama terdakwa ZAINI ARONY


sehubungan dengan Proses Permohonan Izin
Pengembangan Kawasan Wisata di Lombok Barat
Tahun 2010 s.d. 2012.

13.

Perkara TPK atas nama terdakwa MOCH BIHAR


SAKTI WIBOWO sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara terkait permintaan
izin Operasional PT. Indokliring Internasional
yang dikeluarkan Badan Pengawas Perdagangan

Berkas perkara yang dilimpahkan ke Pengadilan Negeri


Tipikor adalah sebanyak 50 (lima puluh) perkara, yaitu:
1.

Perkara TPK atas nama terdakwa ANNAS


MAAMUN sehubungan dengan pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang menerima pemberian
atau janji dengan maksud supaya pegawai negeri
atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau
tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan
Pengajuan Revisi Alih Fungsi Hutan di Provinsi
Riau Tahun 2014 kepada Kementerian Kehutanan.

2.

Perkara TPK atas nama terdakwa KWEE CAHYADI


KUMALA Als SWIE TENG sehubungan dengan
memberi atau menjanjikan sesuatu kepada
Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara
terkait pemberian Rekomendasi Tukar Menukar
Kawasan Hutan di Kabupaten Bogor atas nama PT.
Bukit Jonggol Asri dan dengan sengaja mencegah,
merintangi, atau menggagalkan secara langsung
atau tidak langsung penyidikan, penuntutan,
dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap
tersangka dan terdakwa ataupun para saksi dalam
perkara korupsi.

3.

4.

5.

6.

Perkara TPK atas nama terdakwa RAJA BONARAN


SITUMEANG sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada M. Akil Mochtar
selaku Hakim Kostitusi dengan maksud untuk
mempengaruhi
putusan
perkara
sengketa
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten
Tapanuli Tengah Tahun 2011.
Perkara TPK atas nama terdakwa IR. A. BAMBANG.
D sehubungan dengan memberi hadiah atau janji
terkait dengan jual beli gas alam untuk pembangkit
listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,
Jawa Timur dan proyek-proyek lainnya.
Perkara TPK atas nama terdakwa SUTAN
BHATOEGANA sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji terkait Penetapan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan
(APBN-P) Tahun Anggaran 2013 Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) oleh
Komisi VII DPR RI dan kegiatan lainnya.
Perkara TPK atas nama terdakwa ABDUR ROUF

Laporan
Tahunan 2015

88
Berjangka Komoditi (Bappebti).
14.

15.

16.

Perkara TPK atas nama terdakwa SHERMAN


RANA KRISNA sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara terkait permintaan
izin Operasional PT. Indokliring Internasional
yang dikeluarkan Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Komoditi (Bappebti).
Perkara TPK atas nama terdakwa SUROSO ATMO
MARTOYO sehubungan dengan penerimaan
sesuatu atau uang yang didua diberikan oleh
Direktur PT. Sugih Interjaya dkk terkait dengan
proyek pengadaan Tethra Ethyl Lead (TEL) di PT.
Pertamina (Persero) tahun 2004-2005.
Perkara TPK atas nama terdakwa MULYA A
HASJMY sehubungan dengan pelaksanaan
pengadaan peralatan medik dari sisa dana
pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin
dalam rangka wabah flu burung (Avian Influenza)
pada Dirjen Bina Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan dan dalam pelaksanaan pengadaan
peralatan kesehatan penanganan wabah flu burung
(Avian Influenza) dana APBN-P Sekretariat Dirjen
Bina Pelayanan Medik Depkes TA 2006.

17.

Perkara TPK atas nama terdakwa ANDREW


HIDAYAT sehubungan dengan pemberian hadiah
terkait dengan kegiatan usaha PT. MITRA MAJU
SUKSES dan Group di wilayah Kabupaten Tanah
Laut Provinsi Kalimantan Selatan.

18.

Perkara TPK atas nama terdakwa BARNABAS


SUEBU sehubungan dengan kegiatan Detail
Engineering
Design
(DED)
PLTA
sungai
Memberamo dan sungai Urumuka Tahun 2009 dan
2010 di Provinsi Papua dan TPK dalam kegiatan
Detail Engineering Design (DED) PLTA danau
Sentani dan danau Paniai tahun 2008 di Provinsi
Papua dan Perkara TPK sehubungan dengan
kegiatan Detail Engineering Design (DED) PLTA
Danau Sentani dan Danau Paniani Tahun Anggaran
2008 di Provinsi Papua.

19.

Perkara TPK atas nama terdakwa LA MUSI DIDI


sehubungan dengan kegiatan Detail Engineering
Design (DED) PLTA sungai Memberamo dan sungai
Urumuka tahun 2009 dan 2010 di Provinsi Papua
dan TPK dalam kegiatan Detail Engineering Design
(DED) PLTA Danau Sentani dan Danau Paniai
Tahun 2008 di Provinsi Papua dan Perkara TPK
sehubungan dengan kegiatan Detail Engineering
Design (DED) PLTA Danau Sentani dan Danau
Paniani Tahun Anggaran 2008 di Provinsi Papua.

20. Perkara TPK atas nama terdakwa JANNES JOHAN


KARUBABA sehubungan dengan turut serta atau
bersama-sama dengan Barbanas Suebu dalam
kegiatan Detail Engineering Design (DED) PLTA
Sungai Memberamo dan Sungai Urumuka tahun
2009 dan 2010 di Provinsi Papua.
21.

Perkara TPK atas nama terdakwa RIZAL ABDULLAH

sehubungan dengan Kegiatan Pembangunan


Wisma Atlet dan Gedung Serbaguna Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010-2011.
22. Perkara TPK atas nama terdakwa RUSLI SIBUA
sehubungan dengan memberi atau menjanjikan
sesuatu kepada hakim dengan maksud untuk
mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan
kepadanya untuk diadili terkait dengan sengketa
pemilihan kepala daerah Kabupaten Pulau Morotai
di Mahkamah Konstitusi tahun 2011.
23. Perkara TPK atas nama terdakwa HASSAN WIDJAJA
sehubungan dengan memberi atau menjanjikan
sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara terkait permintaan izin Operasional PT.
Indokliring Internasional yang dikeluarkan Badan
Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
(Bappebti).
24.

Perkara TPK atas nama terdakwa JEFFERSON SM


RUMAJAR sehubungan dengan penerimaan hadiah
atau pemberian berupa uang kepada pemeriksa
Badan Pemeriksa Keuangan Sulawesi Utara pada
tahun 2008 atas laporan keuangan Pemerintah Kota
Tomohon TA.2007 dan Perkara TPK sehubungan
dengan penggunaan dana kas daerah Pemerintah
kota Tomohon TA 2009 dan 2010.

25. Perkara TPK atas nama terdakwa DADANG


PRIJATNA sehubungan dengan pengadaan alat
kesehatan Kedokteran Umum Puskesmas Kota
Tangerang Selatan APBDP Tahun Anggaran 2012.
26. Perkara TPK atas nama terdakwa OTTO CORNELIS
KALIGIS sehubungan dengan bersama-sama atau
turut serta memberi atau menjanjikan sesuatu
berupa uang kepada Majelis Hakim dan Panitera
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan
Sumatera Utara.
27.

Perkara TPK atas nama terdakwa ADRIANSYAH


sehubungan dengan penerimaan hadiah terkait
dengan kegiatan usaha PT. Mitra Maju Sukses
dan/atau Group di Wilayah Kabupaten Tanah Laut
Provinsi Kalimantan Selatan.

28. Perkara TPK atas nama terdakwa SURYADHARMA


ALI sehubungan dengan penggunaan DOM (Dana
Operasional Menteri) pada Kementerian Agama RI
tahun 2011-2014.
29. Perkara TPK atas nama terdakwa SYAMSUDDIN
FEI dan FAISYAR sehubungan dengan pemberian
hadiah atau janji kepada Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten
Musi Banyuasin yang terkait dengan persetujuan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)
Kepala Daerah Musi Banyuasin Tahun Anggaran
2014 dan pengesahan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun Anggaran 2015.
30. Perkara TPK atas nama terdakwa SYAMSIR
YUSFAN
sehubungan
dengan
menerima
pemberian atau janji terkait dengan penanganan

LAMPIRAN

89
perkara permohonan pengujian kewenangan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas Penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH), dan Perkara TPK sehubungan dengan
bersama-sama memberi atau menjanjikan sesuatu
berupa uang kepada Majelis Hakim dan Panitera
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan
Sumatera Utara terkait permohonan pengujian
kewenangan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2014 tentang Administrasi Pemerintahan atas
Penyelidikan tentang dugaan terjadinya Tindak
Pidana Korupsi Dana Bantuan Sosial (BANSOS),
Bantuan Daerah Bawahan (BDB), Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) dan Penahanan
Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH).
31.

Perkara TPK atas nama terdakwa BAMBANG


WIRATMADJI SOEHARTO sehubungan dengan
bersama-sama melakukan atau turut serta
melakukan terkait perbuatan Lusita Anie Razak,
yaitu : memberi atau menjanjikan sesuatu kepada
pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan
maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara
negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu
dalam jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya atau memberi sesuatu kepada
pegawai negeri atau penyelenggara negara
karena atau berhubungan dengan sesuatu yang
bertentangan dengan kewajiban dilakukan atau
tidak dilakukan dalam jabatannya terkait dengan
pengurusan perkara tindak pidana menempatkan
keterangan palsu di atas bukti autentik dan
pemalsuan atas sertifikat tanah dengan terlapor
Sugiharta Alias Along.

32. Perkara TPK atas nama terdakwa BUDI ANTONI


ALJUFRI dan SUZANA BUDI ANTONI sehubungan
dengan memberi atau menjanjikan sesuatu kepada
hakim dengan maksud untuk mempengaruhi
putusan perkara yang diserahkan kepadanya
untuk diadili terkait dengan sengketa pemilihan
kepala daerah Kabupaten Empat Lawang di
Mahkamah Konstitusi tahun 2013 dan dengan
sengaja tidak memberikan keterangan atau
memberikan keterangan yang tidak benar pada
waktu persidangan terdakwa M. Akil Mochtar di
pengadilan TPK Jakarta.
33. Perkara TPK atas nama terdakwa BAMBANG
KARIYANTO
dan
ADAM
MUNANDAR
sehubungan dengan menerima hadiah atau janji
terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi
Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan pengesahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.

34. Perkara TPK atas nama terdakwa AMIR HAMZAH


dan KASMIN sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili berkaitan
dengan penanganan perkara sengketa Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak, Provinsi
Banten Tahun 2013 di Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia atau memberi hadiah atau
janji kepada pegawai negeri dengan mengingat
kekuasaan atau wewenang yang melekat pada
jabatan atau kedudukannya, atau oleh pemberi
hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan
atau kedudukan tersebut.
35. Perkara TPK atas nama terdakwa JERO WACIK
sehubungan dengan menguntungkan diri sendiri
atau orang lain secara melawan hukum atau
menyalahgunakan
kekuasaannya
memaksa
seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau
untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri,
pada tahun 2011 s/d 2013, di Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral dan Perkara TPK
sehubungan dengan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau penyalahgunaan kewenangan,
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan
keuangan negara yang dilakukan oleh Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata/Menteri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif pada Tahun 2008-2011.
36. Perkara TPK atas nama terdakwa MADE
MEREGAWA sehubungan dengan Pengadaan
Alat Kesehatan Rumah Sakit Khusus Pendidikan
Penyakit Infeksi dan Pariwisata Universitas
Udayana pada Tahun Anggaran 2009.
37.

Perkara TPK atas nama terdakwa BUDI RACHMAT


KURNIAWAN sehubungan dengan Pengadaan dan
Pelaksanaan Proyek Pembangunan Diklat Pelayaran
Sorong Tahap III pada Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut,
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Perhubungan, Kementerian Perhubungan Republik
Indonesia TA 2011.

38. Perkara TPK atas nama terdakwa IRAWAN dan


SUGIARTO sehubungan dengan Pengadaan dan
Pelaksanaan Proyek Pembangunan Diklat Pelayaran
Sorong Tahap III pada Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut,
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Perhubungan, Kementerian Perhubungan Republik
Indonesia TA 2011.
39. Perkara TPK atas nama terdakwa TEUKU SYAIFUL
ACHMAD sehubungan dengan pelaksanaan proyek
pembangunan dermaga bongkar pada kawasan
perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Sabang
yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) TA 2006-2010.
40. Perkara TPK atas nama terdakwa ILHAM ARIEF

Laporan
Tahunan 2015

90
SIRADJUDDIN sehubungan dengan pelaksanaan
Kerjasama Rehabilitasi, Kelola dan Transfer untuk
Instalasi Pengolahan Air antara PDAM Kota
Makassar dengan pihak swasta periode Tahun
2005-2013.
41.

Perkara TPK atas nama terdakwa TRIPENI


IRIANTO PUTRO sehubungan dengan menerima
pemberian atau janji terkait dengan penanganan
perkara permohonan pengujian kewenangan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas Penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH).

42. Perkara TPK Atas nama terdakwa AMIR FAUZI


sehubungan dengan menerima pemberian atau janji
terkait dengan penanganan perkara permohonan
pengujian kewenangan Kejaksaan Tinggi Sumatera
Utara sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
atas Penyelidikan tentang dugaan terjadinya
Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Sosial
(BANSOS), Bantuan Daerah Bawahan (BDB),
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Penahanan
Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH).
43. Perkara TPK Atas nama terdakwa DERMAWAN
GINTING
sehubungan
dengan
menerima
pemberian atau janji terkait dengan penanganan
perkara permohonan pengujian kewenangan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas Penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH).
44.

Perkara TPK atas nama terdakwa A. KIRJUHARI


sehubungan dengan pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang secara bersama-sama
menerima pemberian atau janji dengan maksud
supaya pegawai negeri atau penyelenggara
negara tersebut berbuat atau tidak berbuat
sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan
dengan kewajibannya terkait dengan pembahasan
RAPBD.P Tahun 2014 dan atau RAPBD.P Tahun
2015 pada Provinsi Riau.

45.

Perkara TPK atas nama terdakwa PATRICE RIO


CAPELLA sehubungan dengan menerima hadiah
atau janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur
Sumut dan Evy Susanti terkait dugaan TPK Dana
bantuan Sosial (Bansos), Bantuan Daerah Bawah
(BDB), Bantuan Operasional Sekolah (BOS),
Tunggakan Dana Bagi Hasil (DBH), dan penyertaan
modal pada sejumlah BUMD pada Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara yang sedang dilakukan


penyelidikan oleh Kejaksaan Tinggi Sumatera
Utara dan atau Kejaksaan Agung RI.
46. Perkara TPK atas nama terdakwa MOH. YAGARI
BHASTARA GUNTUR sehubungan dengan
Memberi atau Menjanjikan sesuatu berupa uang
kepada Majelis Hakim dan Panitera Pengadilan
Tata Usaha Negara (PTUN) Medan Sumatera
Utara yang dilakukan oleh Tersangka selaku
salah seorang Kuasa Hukum dari Kepala Biro
Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera
Utara terkait permohonan pengujian kewenangan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH).
47.

Perkara TPK atas nama terdakwa JAMALUDDIEN


MALIK sehubungan dengan Dana Kegiatan Tahun
Anggaran 2013-2014 dan Dana Tugas Pembantuan
Tahun Anggaran 2014 pada Direktorat Jenderal
Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Ditjen P2Ktrans).

48. Perkara TPK atas nama terdakwa HENGKY WIDJAJA


sehubungan dengan pelaksanaan Kerjasama
Rehabilitasi, Kelola dan Transfer untuk Instalasi
Pengolahan Air antara PDAM Kota Makassar
dengan pihak swasta periode tahun 2006-2011.
49. Perkara TPK atas nama terdakwa MUHAMMAD
NAZARUDDIN sehubungan dengan penerimaan
hadiah atau janji padahal patut diketahui atau
diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai
akibat atau disebabkan karena telah melakukan
atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya
yang
bertentangan
dengan
kewajibannya
sehubungan
dengan
penganggaran
dan
pelaksanaan proyek yang dikerjakan oleh PT.
DGI dan lain-lain tahun 2010 dan perkara TPPU
terkait dengan TPK sehubungan dengan transaksi
pembelian saham PT. Garuda di Mandiri Sekuritas
oleh PT. Permai Raya Wisata, PT. Cakrawaja Abadi,
PT. Exartech Teknologi Utama, PT. Pasific Putra
Metropolitan, PT. Darmakusumah dan transaksi
lainnya dan Perkara TPPU sehubungan dengan
perbuatan menempatkan, mentransfer, mengubah
bentuk, dan atau menyembunyikan/menyamarkan
asal-usul , sumber, lokasi, kepemilikan dan atau
perbuatan menerima atau menguasai penempatan,
pentransferan, pembayaran atau menggunakan
harta kekayaan yang diketahui atau patut diduga
merupakan hasil tindak pidana.
50. Perkara TPK atas nama terdakwa GATOT PUJO
NUGROHO dan EVY SUSANTI sehubungan dengan
memberi atau menjanjikan sesuatu berupa uang

LAMPIRAN

91
kepada Majelis Hakim dan Panitera Pengadilan
Tata Usaha Negara (PTUN) Medan Sumatera
Utara terkait permohonan pengujian kewenangan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH) dan Perkara TPK sehubungan dengan
memberi atau menjanjikan sesuatu berupa uang
kepada Majelis Hakim dan Panitera Pengadilan
Tata Usaha Negara (PTUN) Medan Sumatera
Utara terkait permohonan pengujian kewenangan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH).

4.

Perkara TPK atas nama terdakwa MUHTAR


EPENDY sehubungan dengan sengaja mencegah,
merintangi atau menggagalkan secara langsung
atau tidak langsung penyidikan, penuntutan
dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap
tersangka dan terdakwa ataupun para saksi dalam
perkara korupsi dan dengan sengaja tidak memberi
keterangan atau memberi keterangan yang tidak
benar pada persidangan atas nama terdakwa M.
Akil Mochtar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Jakarta.

5.

Perkara TPK atas nama terdakwa ROMI HERTON


dan MASYITO sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili terkait
dengan sengketa pemilihan kepala daerah Kota
Palembang di Mahkamah Konstitusi tahun 2013
dan dengan sengaja tidak memberikan keterangan
atau memberikan keterangan yang tidak benar
terkait dengan persidangan atas nama terdakwa M.
Akil Mochtar di persidangan tindak pidana korupsi
Jakarta yang diduga dilakukan oleh tersangka Romi
Herton selaku Walikota Palembang dan istrinya
yaitu Masyito selaku PNS Pemprov Sumatera
Selatan.

6.

Perkara TPK atas nama terdakwa MACHFUD


SUROSO sehubungan dengan Pembangunan/
Pengadaan/Peningkatan sarana prasarana olahraga
di Hambalang TA 2010-2012.

7.

Perkara TPK atas nama terdakwa ADE SWARA


dan NURLATIFAH sehubungan dengan pegawai
negeri/penyelenggara negara yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum atau dengan menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang memberikan
sesuatu terkait pengurusan izin Surat Persetujuan
Pemanfaatan Ruang (SPPR) atas nama PT.
Tatar Kertabumi di Kabupaten Karawang dan
Perkara TPPU sehubungan dengan perbuatan
menempatkan,
mentransfer,
mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,
menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah
bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat
berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan
yang diketahui atau patut diduganya merupakan
hasil tindak pidana korupsi dengan tujuan
menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul
Harta Kekayaan.

8.

Perkara TPK atas nama terdakwa IR. A. BAMBANG


D sehubungan dengan memberi hadiah atau janji
terkait dengan jual beli gas alam untuk pembangkit
listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,
Jawa Timur dan proyek-proyek lainnya yang
dilakukan oleh tersangka selaku Direktur Human
Resource Development PT. Media Karya Sentosa
bersama dengan kawan-kawan.

PUTUS TINGKAT PERTAMA


Perkara yang telah diputus pada Pengadilan Negeri
Tipikor adalah sejumlah 36 (tiga puluh enam) perkara,
yaitu:
1.

Perkara TPK atas nama terdakwa NY. PASTI


SEREFINA SINAGA sehubungan dengan bersamasama melakukan atau menyuruh melakukan atau
turut serta melakukan terkait perbuatan Setya Budi
Tejo Cahyono yaitu menerima pemberian atau janji
terkait dengan penanganan perkara banding TPK
mengenai penyimpangan dana bantuan sosial
Pemerintah Kota Bandung TA. 2009-2010 di
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan
Negeri Bandung dan Pengadilan Tinggi Jawa
Barat dengan terdakwa Rochman selaku mantan
Bendahara Pengeluaran Sekretariat Daerah Kota
Bandung dkk.

2.

Perkara TPK atas nama terdakwa MAMAK


JAMAKSAR sehubungan dengan pengadaan alat
kesehatan kedokteran umum Puskesmas Kota
Tanggerang Selatan APBD-P Tahun Anggaran
2012.

3.

Perkara TPK atas nama terdakwa GULAT MEDALI


EMAS MANURUNG sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara dengan maksud
supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara
tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu
dalam jabatannya, yang bertentangan dengan
kewajibannya terkait dengan Pengajuan Revisi Alih
Fungsi Hutan di Provinsi Riau Tahun 2014 kepada
Kementerian Kehutanan.

Laporan
Tahunan 2015

92
9.

Perkara TPK atas nama terdakwa DIDIK PURNOMO


sehubungan dengan pengadaan driving simulator
roda dua (R2) dan roda empat (R4) pada Korps Lalu
Lintas Mabes Polri TA.2011.

10.

Perkara TPK atas nama terdakwa RAJA BONARAN


SITUMEANG sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada M. Akil Mochtar
selaku Hakim Kostitusi dengan maksud untuk
mempengaruhi
putusan
perkara
sengketa
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten
Tapanuli Tengah Tahun 2011.

11.

Perkara TPK atas nama terdakwa KWEE CAHYADI


KUMALA ALS SWIE TENG sehubungan dengan
memberi atau menjanjikan sesuatu kepada
Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara terkait
pemberian Rekomendasi Tukar Menukar Kawasan
Hutan di Kabupaten Bogor atas nama PT Bukit
Jonggol Asri dan dengan sengaja mencegah,
merintangi, atau menggagalkan secara langsung
atau tidak langsung penyidikan, penuntutan,
dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap
tersangka dan terdakwa ataupun para saksi dalam
perkara korupsi.

12.

Perkara TPK atas nama terdakwa ANNAS


MAAMUN sehubungan dengan pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang menerima pemberian
atau janji dengan maksud supaya pegawai negeri
atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau
tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan
Pengajuan Revisi Alih Fungsi Hutan di Provinsi
Riau Tahun 2014 kepada kementerian Kehutanan.

13.

Perkara TPK atas nama terdakwa WILLY


SEBASTIAN LIM sehubungan dengan memberikan
sesuatu atau uang kepada Direktur Pengolahan PT.
Pertamina Persero dan pihak lainnya terkait dengan
proyek Pengadaan Tethra Ethyl Lead (TEL) di PT.
Pertamina (Persero) tahun 2004-2005.

14.

Perkara TPK atas nama terdakwa MOCH BIHAR


SAKTI WIBOWO sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara terkait permintaan
izin Operasional PT. Indokliring Internasional
yang dikeluarkan Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Komoditi (Bappebti).

15.

Perkara TPK atas nama terdakwa SHERMAN


RANA KRISNA sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara terkait permintaan
izin Operasional PT. Indokliring Internasional
yang dikeluarkan Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Komoditi (Bappebti).

16.

Perkara TPK atas nama terdakwa SYAEFUL JAMIL


sehubungan dengan Pelaksanaan Tukar Guling
tanah antara Pemerintah Kota Tegal dengan pihak
swasta pada tahun 2012.

17.

Perkara TPK atas nama terdakwa IKMAL JAYA

sehubungan dengan pelaksanaan tukar guling


tanah antara Pemerintah Kota Tegal dengan pihak
Swasta pada tahun 2012.
18.

Perkara TPK atas nama terdakwa SUTAN


BHATOEGANA sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji terkait Penetapan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan
(APBN-P) Tahun Anggaran 2013 Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) oleh
Komisi VII DPR RI dan kegiatan lainnya.

19.

Perkara TPK atas nama terdakwa ABDUR ROUF


sehubungan dengan menerima hadiah atau janji
terkait dengan jual beli Gas Alam untuk Pembangkit
Listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,
Jawa Timur dan proyek-proyek lainnnya.

20. Perkara TPK atas nama terdakwa ANDREW


HIDAYAT sehubungan dengan pemberian hadiah
terkait dengan kegiatan usaha PT. MITRA MAJU
SUKSES dan Group di wilayah Kabupaten Tanah
Laut Provinsi Kalimantan Selatan.
21.

Perkara TPK atas nama terdakwa WARYONO


KARNO sehubungan dengan menerima hadiah
atau janji terkait kegiatan pada Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral dan kegiatan lainnya
dan Perkara TPK sehubungan dengan kegiatan
Sosialisasi Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral
Bahan Bakar Bersubsidi; Kegiatan Sepeda Sehat
Dalam Rangka Sosialisasi Hemat Energi; dan
Perawatan Gedung Kantor Sekretariat Jenderal di
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral TA
2012.

22. Perkara TPK atas nama terdakwa HASSAN WIDJAJA


sehubungan dengan memberi atau menjanjikan
sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara terkait permintaan izin Operasional PT.
Indokliring Internasional yang dikeluarkan Badan
Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
(Bappebti).
23. Perkara TPK atas nama terdakwa SUROSO ATMO
MARTOYO sehubungan dengan penerimaan
sesuatu atau uang yang didua diberikan oleh
Direktur PT. Sugih Interjaya dkk terkait dengan
proyek pengadaan Tethra Ethyl Lead (TEL) di PT.
Pertamina (Persero) tahun 2004-2005.
24.

Perkara TPK atas nama terdakwa ZAINI ARONY


sehubungan dengan Proses Permohonan Izin
Pengembangan Kawasan Wisata di Lombok Barat
Tahun 2010 s.d. 2012.

25. Perkara TPK atas nama terdakwa DADANG


PRIJATNA sehubungan dengan pengadaan alat
kesehatan Kedokteran Umum Puskesmas Kota
Tangerang Selatan APBDP Tahun Anggaran 2012.
26. Perkara TPK atas nama terdakwa FUAD AMIN
sehubungan dengan menerima hadiah atau janji
terkait dengan jual beli gas alam untuk pembangkit
listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,
Jawa Timur dan Proyek-proyek lainnya dan

LAMPIRAN

93
Perkara TPK sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji terkait dengan jual beli gas alam
untuk pembangkit listrik di Gresik dan Gili Timur
Bangkalan Madura, Jawa Timur dan perbuatan
penerimaan lainnya dan Perkara TPPU sehubungan
dengan perbuatan menempatkan, mentransfer,
mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,
menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar
negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan
mata uang atau surat berharga atau perbuatan
lain atas harta kekayaan yang diketahui atau
patut diduganya merupakan hasil tindak pidana
korupsi dengan tujuan menyembunyikan atau
menyamarkan asal-usul harta kekayaan.
27.

Perkara TPK atas nama terdakwa BARNABAS


SUEBU sehubungan dengan kegiatan Detail
Engineering
Design
(DED)
PLTA
sungai
Memberamo dan sungai Urumuka Tahun 2009 dan
2010 di Provinsi Papua dan TPK dalam kegiatan
Detail Engineering Design (DED) PLTA danau
Sentani dan danau Paniai tahun 2008 di Provinsi
Papua dan Perkara TPK sehubungan dengan
kegiatan Detail Engineering Design (DED) PLTA
Danau Sentani dan Danau Paniani Tahun Anggaran
2008 di Provinsi Papua.

28. Perkara TPK atas nama terdakwa JANNES JOHAN


KARUBABA sehubungan dengan turut serta atau
bersama-sama dengan Barbanas Suebu dalam
kegiatan Detail Engineering Design (DED) PLTA
Sungai Memberamo dan Sungai Urumuka tahun
2009 dan 2010 di Provinsi Papua.
29. Perkara TPK atas nama terdakwa LA MUSI DIDI
sehubungan dengan kegiatan Detail Engineering
Design (DED) PLTA sungai Memberamo dan sungai
Urumuka tahun 2009 dan 2010 di Provinsi Papua
dan TPK dalam kegiatan Detail Engineering Design
(DED) PLTA Danau Sentani dan Danau Paniai
Tahun 2008 di Provinsi Papua dan Perkara TPK
sehubungan dengan kegiatan Detail Engineering
Design (DED) PLTA Danau Sentani dan Danau
Paniani Tahun Anggaran 2008 di Provinsi Papua.
30. Perkara TPK atas nama terdakwa ADRIANSYAH
sehubungan dengan penerimaan hadiah terkait
dengan kegiatan usaha PT. Mitra Maju Sukses
dan/atau Group di Wilayah Kabupaten Tanah Laut
Provinsi Kalimantan Selatan.
31.

Perkara TPK atas nama terdakwa MULYA A


HASJMY sehubungan dengan pelaksanaan
pengadaan peralatan medik dari sisa dana
pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin
dalam rangka wabah flu burung (Avian Influenza)
pada Dirjen Bina Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan dan dalam pelaksanaan pengadaan
peralatan kesehatan penanganan wabah flu burung
(Avian Influenza) dana APBN-P Sekretariat Dirjen
Bina Pelayanan Medik Depkes TA 2006.

32. Perkara TPK atas nama terdakwa BAMBANG


KARIYANTO
dan
ADAM
MUNANDAR

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji


terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi
Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan pengesahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.
33. Perkara TPK atas nama terdakwa RIZAL ABDULLAH
sehubungan dengan Kegiatan Pembangunan
Wisma Atlet dan Gedung Serbaguna Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010-2011.
34. Perkara TPK atas nama terdakwa RUSLI SIBUA
sehubungan dengan memberi atau menjanjikan
sesuatu kepada hakim dengan maksud untuk
mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan
kepadanya untuk diadili terkait dengan sengketa
pemilihan kepala daerah Kabupaten Pulau Morotai
di Mahkamah Konstitusi tahun 2011.
35. Perkara TPK atas nama terdakwa SYAMSUDDIN
FEI dan FAISYAR sehubungan dengan pemberian
hadiah atau janji kepada Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten
Musi Banyuasin yang terkait dengan persetujuan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)
Kepala Daerah Musi Banyuasin Tahun Anggaran
2014 dan pengesahan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun Anggaran 2015.
36. Perkara TPK atas nama terdakwa SYAMSIR
YUSFAN
sehubungan
dengan
menerima
pemberian atau janji terkait dengan penanganan
perkara permohonan pengujian kewenangan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas Penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH), dan Perkara TPK sehubungan dengan
bersama-sama memberi atau menjanjikan sesuatu
berupa uang kepada Majelis Hakim dan Panitera
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan
Sumatera Utara terkait permohonan pengujian
kewenangan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2014 tentang Administrasi Pemerintahan atas
Penyelidikan tentang dugaan terjadinya Tindak
Pidana Korupsi Dana Bantuan Sosial (BANSOS),
Bantuan Daerah Bawahan (BDB), Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) dan Penahanan
Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH).

TAHAP BANDING
Perkara dalam proses upaya hukum banding adalah
sejumlah 46 (empat puluh enam) perkara dengan
perincian 16 (enam belas) perkara telah diputuskan
di tingkat banding dan 30 (tiga puluh) perkara dalam
proses banding, yaitu:

Laporan
Tahunan 2015

94
1.

2.

3.

Perkara TPK atas nama terdakwa AHMAD JAUHARI


sehubungan
dengan
pengadaan
pekerjaan
penggandaan Kitab Suci Al-Quran yang dananya
dari APBN-P Tahun 2011 dan APBN Tahun 2012
pada Direktorat Bimas Islam Kementerian Agama
RI.
Perkara TPK atas nama terdakwa IKE WIJAYANTO
sehubungan dengan menerima pemberian hadiah/
janji padahal diketahui atau patut diketahui
bahwa hadiah/janji tersebut diberikan untuk
menggerakkan agar melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan dengan kewajibannya dan atau
Pegawai negeri/Penyelenggara Negara yang pada
waktu menjalankan tugas, meminta, menerima,
atau memotong pembayaran kepada Pegawai
Negeri/Penyelenggara Negara yang lain atau
kepada Kas Umum, seolah-olah Pegawai Negeri/
Penyelenggara Negara yang lain atau Kas Umum
tersebut mempunyai utang kepadanya, padahal
diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan
utang.
Perkara TPK atas nama terdakwa M. AKIL
MOCHTAR sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji oleh Hakim berkaitan dengan
penanganan perkara sengketa Pemilihan Kepala
Daerah (Pilkada) Kabupaten Gunung Mas Provinsi
Kalimantan Tengah 2013 di Mahkamah Konstitusi
RI.

4.

Perkara TPK atas nama terdakwa M. AKIL


MOCHTAR sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji oleh Hakim berkaitan dengan
penanganan perkara sengketa Pemilihan Kepala
Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak Provinsi Banten
2013 di Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.

5.

Perkara TPK atas nama terdakwa M. AKIL


MOCHTAR sehubungan dengan menerima hadiah
atau janji oleh Hakim berkaitan dengan penanganan
perkara yang berada di lingkup kewenangan
Mahkamah Konstitusi RI untuk mengadili, padahal
diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji
tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan
perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili,
dan atau penerimaan gratifikasi.

6.

Perkara TPPU atas nama terdakwa M. AKIL


MOCHTAR sehubungan dengan hubungannya
dengan perbuatan menempatkan, mentransfer,
mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,
menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar
negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan
mata uang atau surat berharga atau perbuatan
lain atas harta kekayaan yang diketahui atau
patut diduganya hasil TPK dengan tujuan
menyembunyikan,
menyamarkan
asal-usul
harta kekayaan dan atau menyembunyikan
atau menyamarkan asal-usul , sumber, lokasi,
peruntukan, pengalihan hak-hak atau kepemilikan
yg sebenarnya atas harta kekayaan yang

diketahuinya atau patut diduganya merupakan


hasil TPK.
7.

Perkara TPK atas nama terdakwa BUDI MULYA


sehubungan dengan pemberian FPJP (Fasilitas
Pendanaan Jangka Pendek) dan Penetapan Bank
Century sebagai bank gagal berdampak sistemik.

8.

Perkara TPK atas nama terdakwa TEUKU BAGUS


MOKHAMAD NOOR sehubungan dengan Proyek
Pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan
Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang
TA 2010-2012.

9.

Perkara TPK atas nama terdakwa ANDI ALIFIAN


MALLARANGENG
sehubungan
dengan
pembangunan/pengadaan/peningkatan
sarana
dan prasarana olahraga di Hambalang TA 20102012.

10.

Perkara TPK atas nama terdakwa SURUNG


PANJAITAN sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada Penyelenggara
Negara untuk mendapatkan proyek yang terkait
dengan dana Bantuan Daerah Bawahan (BDB)
dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara kepada
Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal yang
bersumber dari APBD Provinsi Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2003.

11.

Perkara TPK atas nama terdakwa SUSI TUR


ANDYANI sehubungan dengan turut serta atau
membantu menerima hadiah atau janji oleh hakim
berkaitan dengan penanganan perkara sengketa
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten
Lebak, Provinsi Banten Tahun 2013 di Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia, padahal diketahui
atau Patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut
diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili.

12.

Perkara TPK atas nama terdakwa TUBAGUS


CHAERI WARDANA CHASAN sehubungan
dengan memberi sesuatu kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili berkaitan
dengan penanganan perkara sengketa Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak, Provinsi
Banten Tahun 2013 di makamah Konstitusi
Republik Indonesia.

13.

Perkara TPK atas nama terdakwa RATU ATUT


CHOSIYAH sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili berkaitan
dengan penanganan perkara sengketa Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak, Provinsi
Banten Tahun 2013 di Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia.

14.

Perkara TPK atas nama terdakwa F.X. YOHAN YAP


ALS YOHAN sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada Pegawai Negeri atau
Penyelenggara Negara, terkait dengan pemberian

LAMPIRAN

95
Rekomendasi Tukar-Menukar Kawasan Hutan di
Kabupaten Bogor atas nama PT. Bukit Jonggol Asri.

dan instalasi infrastruktur IT Gedung Perpustakaan


Pusat Universitas Indonesia (UI) tahun 2010-2011.

15.

Perkara TPK atas nama terdakwa SYAHRUL RAJA


SEMPURNAJAYA sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada Pegawai Negeri
atau Penyelenggara Negara, terkait dengan
pemberian Rekomendasi Tukar Menukar Kawasan
Hutan di Kabupaten Bogor atas nama PT. Bukit
Jonggol Asri.

16.

Perkara TPK atas nama terdakwa SYAHRUL RAJA


SEMPURNAJAYA sehubungan dengan penerimaan
hadiah atau janji terkait penanganan perkara
investasi di CV. Gold Aset/PT. Axo Capital Futures
dan atau terkait jabatan Kepala Bappebti.

22. Perkara TPK atas nama terdakwa NY. PASTI


SEREFINA SINAGA sehubungan dengan bersamasama melakukan atau menyuruh melakukan atau
turut serta melakukan terkait perbuatan Setya Budi
Tejo Cahyono yaitu menerima pemberian atau janji
terkait dengan penanganan perkara banding TPK
mengenai penyimpangan dana bantuan sosial
Pemerintah Kota Bandung TA 2009-2010 di
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan
Negeri Bandung dan Pengadilan Tinggi Jawa
Barat dengan terdakwa Rochman selaku mantan
Bendahara Pengeluaran Sekretariat Daerah Kota
Bandung dkk.

17.

Perkara TPPU atas nama terdakwa SYAHRUL RAJA


SEMPURNAJAYA sehubungan dengan perbuatan
menempatkan,
mentransfer,
mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,
menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah
bentuk, menukarkan dengan mata uang atau
surat berharga atau perbuatan lain atas harta
kekayaan yang diketahui atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana dengan tujuan
menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul
sumber, lokasi, peruntukkan, pengalihan hakhak atau kepemilikan yang sebenarnya atas harta
kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana korupsi.

18.

Perkara TPK atas nama terdakwa HERU


SULAKSONO
sehubungan
dengan
proyek
pembangunan Dermaga Bongkar pada Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang
yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) TA 2006-2011.

19.

Perkara TPPU atas nama terdakwa HERU


SULAKSONO sehubungan dengan menempatkan,
mentransfer,
mengalihkan,
membelanjakan,
membayarkan,
menghibahkan,
menitipkan,
mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang
dan atau menyembunyikan/menyamarkan asalusul, sumber lokasi, kepemilikan harta kekayaan
yang diketahui atau patut diduga merupakan hasil
tindak pidana.

20. Perkara TPK atas nama terdakwa RAMLAN


COMEL sehubungan dengan bersama-sama
melakukan atau menyuruh melakukan atau turut
serta melakukan terkait perbuatan Setya Budi Tejo
Cahyono yaitu menerima pemberian atau janji
terkait dengan penanganan perkara TPK mengenai
penyimpangan dana bantuan sosial Pemerintah
Kota Bandung TA 2009-2010 di Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Bandung
dan Pengadilan Tinggi Jawa Barat dengan terdakwa
Rochman selaku mantan Bendahara Pengeluaran
Sekretariat Daerah Kota Bandung dkk.
21.

Perkara TPK atas nama terdakwa TAFSIR


NURCHAMID sehubungan dengan pengadaan

23. Perkara TPK atas nama terdakwa ANAS


URBANINGRUM sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji terkait proses perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan proyek Pusat
Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga
Nasional (P3SON) di Desa Hambalang, Kecamatan
Citeureup, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat
dan proyek-proyek lainnya.
24.

Perkara TPPU atas nama terdakwa ANAS


URBANINGRUM sehubungan dengan perbuatan
menempatkan,
mentransfer,
Mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,
menitipkan, membawa keluar negeri, mengubah
bentuk, menukarkan dengan mata uang atau
surat berharga atau perbuatan lain atas Harta
Kekayaan yang diketahui atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana korupsi dengan
tujuan menyembunyikan atau menyamarkan
asal-usul harta kekayaan atau menyembunyikan
atau menyamarkan asal-usul , sumber, lokasi,
peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan
yang sebenarnya atas harta kekayaan yang
diketahui atau patut diduganya merupakan hasil
tindak pidana korupsi.

25. Perkara TPK atas nama terdakwa MUHTAR


EPENDY sehubungan dengan sengaja mencegah,
merintangi atau menggagalkan secara langsung
atau tidak langsung penyidikan, penuntutan
dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap
tersangka dan terdakwa ataupun para saksi dalam
perkara korupsi dan dengan sengaja tidak memberi
keterangan atau memberi keterangan yang tidak
benar pada persidangan atas nama terdakwa M.
Akil Mochtar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Jakarta.
26. Perkara TPK atas nama terdakwa ROMI HERTON
dan MASYITO sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili terkait
dengan sengketa pemilihan kepala daerah Kota
Palembang di Mahkamah Konstitusi tahun 2013
dan dengan sengaja tidak memberikan keterangan
atau memberikan keterangan yang tidak benar
terkait dengan persidangan atas nama terdakwa M.

Laporan
Tahunan 2015

96
Akil Mochtar di persidangan Tindak Pidana Korupsi
Jakarta.
27.

Perkara TPK atas nama terdakwa DIDIK PURNOMO


sehubungan dengan pengadaan driving simulator
roda dua (R2) dan roda empat (R4) pada Korps Lalu
Lintas Mabes Polri TA.2011.

28. Perkara TPK atas nama terdakwa ADE SWARA


dan NURLATIFAH sehubungan dengan pegawai
negeri/penyelenggara negara yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum atau dengan menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang memberikan
sesuatu terkait pengurusan izin Surat Persetujuan
Pemanfaatan Ruang (SPPR) atas nama PT.
Tatar Kertabumi di Kabupaten Karawang dan
Perkara TPPU sehubungan dengan perbuatan
menempatkan,
mentransfer,
mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,
menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah
bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat
berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan
yang diketahui atau patut diduganya merupakan
hasil tindak pidana korupsi dengan tujuan
menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul
harta kekayaan.
29. Perkara TPK atas nama terdakwa IR. A. BAMBANG
D sehubungan dengan memberi hadiah atau janji
terkait dengan jual beli gas alam untuk pembangkit
listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,
Jawa Timur dan proyek-proyek lainnya yang
dilakukan oleh tersangka selaku Direktur Human
Resource Development PT Media Karya Sentosa
bersama dengan kawan-kawan.
30. Perkara TPK atas nama terdakwa RAJA BONARAN
SITUMEANG sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada M. Akil Mochtar
selaku Hakim Kostitusi dengan maksud untuk
mempengaruhi
putusan
perkara
sengketa
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten
Tapanuli Tengah Tahun 2011.
31.

Perkara TPK atas nama terdakwa ANNAS


MAAMUN sehubungan dengan pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang menerima pemberian
atau janji dengan maksud supaya pegawai negeri
atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau
tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan
Pengajuan Revisi Alih Fungsi Hutan di Provinsi
Riau Tahun 2014 kepada Kementerian Kehutanan.

32. Perkara TPK atas nama terdakwa SUTAN


BHATOEGANA sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji terkait Penetapan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan
(APBN-P) Tahun Anggaran 2013 Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) oleh
Komisi VII DPR RI dan kegiatan lainnya.
33. Perkara TPK atas nama terdakwa ABDUR ROUF
sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan jual beli Gas Alam untuk Pembangkit


Listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,
Jawa Timur dan proyek-proyek lainnnya.
34. Perkara TPK atas nama terdakwa SYAEFUL JAMIL
sehubungan dengan Pelaksanaan Tukar Guling
tanah antara Pemerintah Kota Tegal dengan pihak
swasta pada tahun 2012.
35. Perkara TPK atas nama terdakwa IKMAL JAYA
sehubungan dengan pelaksanaan tukar guling
tanah antara Pemerintah Kota Tegal dengan pihak
Swasta pada tahun 2012.
36. Perkara TPK atas nama terdakwa WARYONO
KARNO sehubungan dengan menerima hadiah
atau janji terkait kegiatan pada Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral dan kegiatan lainnya
dan Perkara TPK sehubungan dengan kegiatan
Sosialisasi Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral
Bahan Bakar Bersubsidi; Kegiatan Sepeda Sehat
Dalam Rangka Sosialisasi Hemat Energi; dan
Perawatan Gedung Kantor Sekretariat Jenderal di
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral TA
2012.
37.

Perkara TPK atas nama terdakwa SUROSO ATMO


MARTOYO sehubungan dengan penerimaan
sesuatu atau uang yang didua diberikan oleh
Direktur PT. Sugih Interjaya dkk terkait dengan
proyek pengadaan Tethra Ethyl Lead (TEL) di PT.
Pertamina (Persero) tahun 2004-2005.

38. Perkara TPK atas nama terdakwa ZAINI ARONY


sehubungan dengan Proses Permohonan Izin
Pengembangan Kawasan Wisata di Lombok Barat
Tahun 2010 s.d. 2012.
39. Perkara TPK atas nama terdakwa FUAD AMIN
sehubungan dengan menerima hadiah atau janji
terkait dengan jual beli gas alam untuk pembangkit
listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,
Jawa Timur dan Proyek-proyek lainnya dan
Perkara TPK sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji terkait dengan jual beli gas alam
untuk pembangkit listrik di Gresik dan Gili Timur
Bangkalan Madura, Jawa Timur dan perbuatan
penerimaan lainnya dan Perkara TPPU sehubungan
dengan perbuatan menempatkan, mentransfer,
mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,
menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar
negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan
mata uang atau surat berharga atau perbuatan
lain atas Harta Kekayaan yang diketahui atau
patut diduganya merupakan hasil tindak pidana
korupsi dengan tujuan menyembunyikan atau
menyamarkan asal-usul harta kekayaan.
40. Perkara TPK atas nama terdakwa BARNABAS
SUEBU sehubungan dengan kegiatan Detail
Engineering
Design
(DED)
PLTA
sungai
Memberamo dan sungai Urumuka Tahun 2009 dan
2010 di Provinsi Papua dan TPK dalam kegiatan
Detail Engineering Design (DED) PLTA danau
Sentani dan danau Paniai tahun 2008 di Provinsi

LAMPIRAN

97
Papua dan Perkara TPK sehubungan dengan
kegiatan Detail Engineering Design (DED) PLTA
Danau Sentani dan Danau Paniani Tahun Anggaran
2008 di Provinsi Papua.
41.

Perkara TPK atas nama terdakwa JANNES JOHAN


KARUBABA sehubungan dengan turut serta atau
bersama-sama dengan Barbanas Suebu dalam
kegiatan Detail Engineering Design (DED) PLTA
Sungai Memberamo dan Sungai Urumuka tahun
2009 dan 2010 di Provinsi Papua.

42. Perkara TPK atas nama terdakwa LA MUSI DIDI


sehubungan dengan kegiatan Detail Engineering
Design (DED) PLTA sungai Memberamo dan sungai
Urumuka tahun 2009 dan 2010 di Provinsi Papua
dan TPK dalam kegiatan Detail Engineering Design
(DED) PLTA Danau Sentani dan Danau Paniai
Tahun 2008 di Provinsi Papua dan Perkara TPK
sehubungan dengan kegiatan Detail Engineering
Design (DED) PLTA Danau Sentani dan Danau
Paniani Tahun Anggaran 2008 di Provinsi Papua.
43. Perkara TPK atas nama terdakwa ADRIANSYAH
sehubungan dengan penerimaan hadiah terkait
dengan kegiatan usaha PT. Mitra Maju Sukses
dan/atau Group di Wilayah Kabupaten Tanah Laut
Provinsi Kalimantan Selatan.
44.

45.

Perkara TPK atas nama terdakwa MULYA A


HASJMY sehubungan dengan pelaksanaan
pengadaan peralatan medik dari sisa dana
pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin
dalam rangka wabah flu burung (Avian Influenza)
pada Dirjen Bina Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan dan dalam pelaksanaan pengadaan
peralatan kesehatan penanganan wabah flu burung
(Avian Influenza) dana APBN-P Sekretariat Dirjen
Bina Pelayanan Medik Depkes TA 2006.

Pidana Korupsi Dana Bantuan Sosial (BANSOS),


Bantuan Daerah Bawahan (BDB), Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) dan Penahanan
Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH).
TAHAP KASASI
Pada tahun 2015, perkara dalam proses upaya hukum
kasasi adalah sejumlah 25 (dua puluh lima) perkara
dalam proses kasasi dengan perincian 6 (enam) perkara
telah diputuskan di tingkat kasasi dan 19 (sembilan
belas) perkara dalam proses kasasi, yaitu:
1.

Perkara TPK atas nama terdakwa SURUNG


PANJAITAN sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada Penyelenggara
Negara untuk mendapatkan proyek yang terkait
dengan dana Bantuan Daerah Bawahan (BDB)
dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara kepada
Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal yang
bersumber dari APBD Provinsi Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2003.

2.

Perkara TPK atas nama terdakwa ASMADINATA


sehubungan dengan bersama-sama melakukan
atau turut serta melakukan terkait perbuatan
Kartini Juliana M Marpaung, yaitu menerima
pemberian atau hadiah atau janji terkait dengan
penanganan perkara tindak pidana korupsi dalam
penyimpangan anggaran pemeliharaan mobil dinas
Sekretariat DPRD Kab. Grobokan Tahun Anggaran
2006-2008 atas nama terdakwa Muhammad Yaeni
di Pengadilan Tipikor pada PN. Semarang.

3.

Perkara TPK atas nama terdakwa PRAGSONO


sehubungan dengan bersama-sama melakukan
atau turut serta melakukan terkait perbuatan
Kartini Juliana M Marpaung, yaitu menerima
pemberian atau hadiah atau janji terkait dengan
penanganan perkara tindak pidana korupsi dalam
penyimpangan anggaran pemeliharaan mobil dinas
Sekretariat DPRD Kab. Grobokan Tahun Anggaran
2006-2008 atas nama terdakwa Muhammad Yaeni
di Pengadilan Tipikor pada PN. Semarang.

4.

Perkara TPK atas nama terdakwa AHMAD JAUHARI


sehubungan
dengan
pengadaan
pekerjaan
penggandaan Kitab Suci Al - Quran yang dananya
dari APBN-P Tahun 2011 dan APBN Tahun 2012
pada Direktorat Bimas Islam Kementerian Agama
RI.

5.

Perkara TPK atas nama terdakwa IKE WIJAYANTO


sehubungan dengan menerima pemberian hadiah/
janji padahal diketahui atau patut diketahui
bahwa hadiah/janji tersebut diberikan untuk
menggerakkan agar melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan dengan kewajibannya dan atau
Pegawai negeri/Penyelenggara Negara yang pada
waktu menjalankan tugas, meminta, menerima,
atau memotong pembayaran kepada Pegawai
Negeri/Penyelenggara Negara yang lain atau

Perkara TPK atas nama terdakwa RIZAL ABDULLAH


sehubungan dengan Kegiatan Pembangunan
Wisma Atlet dan Gedung Serbaguna Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010-2011.

46. Perkara TPK atas nama terdakwa SYAMSIR


YUSFAN
sehubungan
dengan
menerima
pemberian atau janji terkait dengan penanganan
perkara permohonan pengujian kewenangan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas Penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH), dan Perkara TPK sehubungan dengan
bersama-sama memberi atau menjanjikan sesuatu
berupa uang kepada Majelis Hakim dan Panitera
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan
Sumatera Utara terkait permohonan pengujian
kewenangan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2014 tentang Administrasi Pemerintahan atas
Penyelidikan tentang dugaan terjadinya Tindak

Laporan
Tahunan 2015

98
kepada Kas Umum, seolah-olah Pegawai Negeri/
Penyelenggara Negara yang lain atau Kas Umum
tersebut mempunyai utang kepadanya, padahal
diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan
utang.
6.

7.

8.

9.

Perkara TPK atas nama terdakwa ANDI ALIFIAN


MALLARANGENG
sehubungan
dengan
pembangunan/pengadaan/peningkatan
sarana
dan prasarana olahraga di Hambalang TA 20102012.

13.

Perkara TPK atas nama terdakwa TUBAGUS


CHAERI WARDANA CHASAN sehubungan
dengan memberi sesuatu kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili berkaitan
dengan penanganan perkara sengketa Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak, Provinsi
Banten Tahun 2013 di Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia.

Perkara TPK atas nama terdakwa RATU ATUT


CHOSIYAH sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili berkaitan
dengan penanganan perkara sengketa Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak, Provinsi
Banten Tahun 2013 di Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia.

14.

Perkara TPK atas nama terdakwa TEUKU BAGUS


MOKHAMAD NOOR sehubungan dengan Proyek
Pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan
Sokelah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang
TA 2010-2012.

15.

Perkara TPK atas nama terdakwa ANAS


URBANINGRUM sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji terkait proses perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan proyek Pusat
Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga
Nasional (P3SON) di Desa Hambalang, Kecamatan
Citeureup, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat
dan proyek-proyek lainnya.

16.

Perkara TPPU atas nama terdakwa ANAS


URBANINGRUM sehubungan dengan perbuatan
menempatkan,
mentransfer,
Mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,
menitipkan, membawa keluar negeri, mengubah
bentuk, menukarkan dengan mata uang atau
surat berharga atau perbuatan lain atas harta
kekayaan yang diketahui atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana korupsi dengan
tujuan menyembunyikan atau menyamarkan
asal-usul harta kekayaan atau menyembunyikan
atau menyamarkan asal-usul , sumber, lokasi,
peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan
yang sebenarnya atas harta kekayaan yang
diketahui atau patut diduganya merupakan hasil
tindak pidana korupsi.

17.

Perkara TPK atas nama terdakwa BUDI MULYA


sehubungan dengan pemberian FPJP (Fasilitas
Pendanaan Jangka Pendek) dan Penetapan Bank
Century sebagai bank gagal berdampak sistemik.

18.

Perkara TPK atas nama terdakwa F.X. YOHAN YAP


ALS YOHAN sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada Pegawai Negeri atau
Penyelenggara Negara, terkait dengan pemberian
Rekomendasi Tukar Menukar Kawasan Hutan di
Kabupaten Bogor atas nama PT Bukit Jonggol Asri.

Perkara TPK atas nama terdakwa SUSI TUR


ANDYANI sehubungan dengan turut serta atau
membantu menerima hadiah atau janji oleh hakim
berkaitan dengan penanganan perkara sengketa
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten
Lebak, Provinsi Banten Tahun 2013 di Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia, padahal diketahui
atau Patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut
diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili.
Perkara TPK atas nama terdakwa M. AKIL
MOCHTAR sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji oleh Hakim berkaitan dengan
penanganan perkara sengketa Pemilihan Kepala
Daerah (Pilkada) Kabupaten Gunung Mas Provinsi
Kalimantan Tengah 2013 di Mahkamah Konstitusi
RI.

10.

Perkara TPK atas nama terdakwa M. AKIL


MOCHTAR sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji oleh Hakim berkaitan dengan
penanganan perkara sengketa Pemilihan Kepala
Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak Provinsi Banten
2013 di Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.

11.

Perkara TPK atas nama terdakwa M. AKIL


MOCHTAR sehubungan dengan menerima hadiah
atau janji oleh Hakim berkaitan dengan penanganan
perkara yang berada di lingkup kewenangan
Mahkamah Konstitusi RI untuk mengadili, padahal
diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji
tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan
perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili,
dan atau penerimaan gratifikasi.

12.

lain atas harta kekayaan yang diketahui atau


patut diduganya hasil TPK dengan tujuan
menyembunyikan,
menyamarkan
asal-usul
harta kekayaan dan atau menyembunyikan
atau menyamarkan asal-usul , sumber, lokasi,
peruntukan, pengalihan hak-hak atau kepemilikan
yg sebenarnya atas harta kekayaan yang
diketahuinya atau patut diduganya merupakan
hasil TPK.

Perkara TPPU atas nama terdakwa M. AKIL


MOCHTAR sehubungan dengan hubungannya
dengan perbuatan menempatkan, mentransfer,
mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,
menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar
negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan
mata uang atau surat berharga atau perbuatan

LAMPIRAN

99
19.

20.

21.

22.

Perkara TPK atas nama terdakwa NY. PASTI


SEREFINA SINAGA sehubungan dengan bersamasama melakukan atau menyuruh melakukan atau
turut serta melakukan terkait perbuatan Setya Budi
Tejo Cahyono yaitu menerima pemberian atau janji
terkait dengan penanganan perkara banding TPK
mengenai penyimpangan dana bantuan sosial
Pemerintah Kota Bandung TA 2009-2010 di
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan
Negeri Bandung dan Pengadilan Tinggi Jawa
Barat dengan terdakwa Rochman selaku mantan
Bendahara Pengeluaran Sekretariat Daerah Kota
Bandung dkk.
Perkara TPK atas nama terdakwa TAFSIR
NURCHAMID sehubungan dengan pengadaan
dan instalasi infrastruktur IT Gedung Perpustakaan
Pusat Universitas Indonesia (UI) tahun 2010-2011.
Perkara TPK atas nama terdakwa MUHTAR
EPENDY sehubungan dengan sengaja mencegah,
merintangi atau menggagalkan secara langsung
atau tidak langsung penyidikan, penuntutan
dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap
tersangka dan terdakwa ataupun para saksi dalam
perkara korupsi dan dengan sengaja tidak memberi
keterangan atau memberi keterangan yang tidak
benar pada persidangan atas nama terdakwa M.
Akil Mochtar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Jakarta.
Perkara TPK atas nama terdakwa ADE SWARA
dan NURLATIFAH sehubungan dengan pegawai
negeri/penyelenggara negara yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum atau dengan menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang memberikan
sesuatu terkait pengurusan izin Surat Persetujuan
Pemanfaatan Ruang (SPPR) atas nama PT.
Tatar Kertabumi di Kabupaten Karawang dan
Perkara TPPU sehubungan dengan perbuatan
menempatkan,
mentransfer,
mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,
menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah
bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat
berharga atau perbuatan lain atas harta kekayaan
yang diketahui atau patut diduganya merupakan
hasil tindak pidana korupsi dengan tujuan
menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul
harta kekayaan.

23.

Perkara TPK atas nama terdakwa IR. A. BAMBANG


D sehubungan dengan memberi hadiah atau janji
terkait dengan jual beli gas alam untuk pembangkit
listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,
Jawa Timur dan proyek-proyek lainnya yang
dilakukan oleh tersangka selaku Direktur Human
Resource Development PT Media Karya Sentosa
bersama dengan kawan-kawan.

24.

Perkara TPK atas nama terdakwa ANNAS


MAAMUN sehubungan dengan pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang menerima pemberian

atau janji dengan maksud supaya pegawai negeri


atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau
tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan
Pengajuan Revisi Alih Fungsi Hutan di Provinsi
Riau Tahun 2014 kepada kementerian Kehutanan.
25.

Perkara TPK atas nama terdakwa ABDUR ROUF


sehubungan dengan menerima hadiah atau janji
terkait dengan jual beli Gas Alam untuk Pembangkit
Listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,
Jawa Timur dan proyek-proyek lainnya.

PERKARA YANG BERKEKUATAN HUKUM


TETAP (INKRACHT VAN GEWIJSDE)

Perkara yang berkekuatan hukum tetap (inkracht van


gewijsde) tahun 2015 adalah sejumlah 37 (tiga puluh
tujuh) perkara, yaitu:
1.

Perkara TPK atas nama terdakwa AHMAD JAUHARI


sehubungan
dengan
pengadaan
pekerjaan
penggandaan Kitab Suci Al - Quran yang dananya
dari APBN-P Tahun 2011 dan APBN Tahun 2012
pada Direktorat Bimas Islam Kementerian Agama
RI.

2.

Perkara TPK atas nama terdakwa MAMAK


JAMAKSARI sehubungan dengan pengadaan alat
kesehatan kedokteran umum Puskesmas Kota
Tanggerang Selatan APBD-P Tahun Anggaran
2012.

3.

Perkara TPK atas nama terdakwa IKE WIJAYANTO


sehubungan dengan menerima pemberian hadiah/
janji padahal diketahui atau patut diketahui
bahwa hadiah/janji tersebut diberikan untuk
menggerakkan agar melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan dengan kewajibannya dan atau
Pegawai negeri/Penyelenggara Negara yang pada
waktu menjalankan tugas, meminta, menerima,
atau memotong pembayaran kepada Pegawai
Negeri/Penyelenggara Negara yang lain atau
kepada Kas Umum, seolah-olah Pegawai Negeri/
Penyelenggara Negara yang lain atau Kas Umum
tersebut mempunyai utang kepadanya, padahal
diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan
utang.

4.

Perkara TPK atas nama terdakwa RATU ATUT


CHOSIYAH sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili berkaitan
dengan penanganan perkara sengketa Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak, Provinsi
Banten Tahun 2013 di Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia.

5.

Perkara TPK atas nama terdakwa M. AKIL


MOCHTAR sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji oleh Hakim berkaitan dengan
penanganan perkara sengketa Pemilihan Kepala

Laporan
Tahunan 2015

100
Daerah (Pilkada) Kabupaten Gunung Mas Provinsi
Kalimantan Tengah 2013 di Mahkamah Konstitusi
RI; Perkara TPK atas nama terdakwa M. AKIL
MOCHTAR sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji oleh Hakim berkaitan dengan
penanganan perkara sengketa Pemilihan Kepala
Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak Provinsi
Banten 2013 di Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia; Perkara TPK atas nama terdakwa M.
AKIL MOCHTAR sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji oleh Hakim berkaitan dengan
penanganan perkara yang berada di lingkup
kewenangan Mahkamah Konstitusi RI untuk
mengadili, padahal diketahui atau patut diduga
bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk
mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan
kepadanya untuk diadili, dan atau penerimaan
gratifikasi; Perkara TPK atas nama terdakwa M.
AKIL MOCHTAR sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji dalam jabatannya selaku Hakim
berkaitan dengan penanganan perkara sengketa
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kab. Gunung
Mas Prov. Kalimantan Tengah dan Kab. Lebak Prov.
Banten Tahun 2013 dan penanganan perkara lain
yang berada di lingkup kewenangan Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia, padahal patut
diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji
tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan
perkara yang diserahkan dan diduga melakukan
tindak pidana pencucian uang sehubungan dengan
perbuatan menempatkan, mentransfer, mengubah
bentuk, atau menyembunyikan/ menyamarkan
asal-usul,
sumber,
lokasi,
kepemilikan,
atau perbuatan menerima atau menguasai
penempatan, pentransferan, pembayaran, atau
menggunakanharta kekayaan yang diketahui, atau
patut diduga merupakan hasil tindak pidana.
6.

7.

8.

Perkara TPK atas nama terdakwa TUBAGUS


CHAERI WARDANA CHASAN sehubungan
dengan memberi sesuatu kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili berkaitan
dengan penanganan perkara sengketa Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak, Provinsi
Banten Tahun 2013 di makamah Konstitusi
Republik Indonesia.
Perkara TPK atas nama terdakwa SUSI TUR
ANDYANI sehubungan dengan turut serta atau
membantu menerima hadiah atau janji oleh hakim
berkaitan dengan penanganan perkara sengketa
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten
Lebak, Provinsi Banten Tahun 2013 di Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia, padahal diketahui
atau Patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut
diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili.
Perkara TPK atas nama terdakwa GULAT MEDALI
EMAS MANURUNG sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri

atau penyelenggara negara dengan maksud


supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara
tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu
dalam jabatannya, yang bertentangan dengan
kewajibannya terkait dengan Pengajuan Revisi Alih
Fungsi Hutan di Provinsi Riau Tahun 2014 kepada
Kementerian Kehutanan.
9.

Perkara TPK atas nama terdakwa SYAHRUL RAJA


SEMPURNAJAYA sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada Pegawai Negeri
atau Penyelenggara Negara, terkait dengan
pemberian Rekomendasi Tukar Menukar Kawasan
Hutan di Kabupaten Bogor atas nama PT Bukit
Jonggol Asri; Perkara TPK sehubungan dengan
penerimaan hadiah atau janji terkait penanganan
perkara investasi di CV. Gold Aset/PT. Axo
Capital Futures dan atau terkait jabatan Kepala
Bappebti, dan Perkara TPPU atas nama terdakwa
SYAHRUL RAJA SEMPURNAJAYA sehubungan
dengan perbuatan menempatkan, mentransfer,
mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,
menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar
negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan
mata uang atau surat berharga atau perbuatan
lain atas harta kekayaan yang diketahui atau patut
diduganya merupakan hasil tindak pidana dengan
tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asalusul sumber, lokasi, peruntukkan, pengalihan hakhak atau kepemilikan yang sebenarnya atas harta
kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana korupsi.

10.

Perkara TPK atas nama terdakwa RAMLAN


COMEL sehubungan dengan bersama-sama
melakukan atau menyuruh melakukan atau turut
serta melakukan terkait perbuatan Setya Budi Tejo
Cahyono yaitu menerima pemberian atau janji
terkait dengan penanganan perkara TPK mengenai
penyimpangan dana bantuan sosial Pemerintah
Kota Bandung TA 2009-2010 di Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Bandung
dan Pengadilan Tinggi Jawa Barat dengan terdakwa
Rochman selaku mantan Bendahara Pengeluaran
Sekretariat Daerah Kota Bandung dkk.

11.

Perkara TPK atas nama terdakwa F.X. YOHAN YAP


ALS YOHAN sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada Pegawai Negeri atau
Penyelenggara Negara, terkait dengan pemberian
Rekomendasi Tukar Menukar Kawasan Hutan di
Kabupaten Bogor atas nama PT Bukit Jonggol Asri.

12.

Perkara TPK atas nama terdakwa RAMLAN


COMEL sehubungan dengan bersama-sama
melakukan atau menyuruh melakukan atau turut
serta melakukan terkait perbuatan Setya Budi Tejo
Cahyono yaitu menerima pemberian atau janji
terkait dengan penanganan perkara TPK mengenai
penyimpangan dana bantuan sosial Pemerintah
Kota Bandung TA 2009-2010 di Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Bandung
dan Pengadilan Tinggi Jawa Barat dengan terdakwa

LAMPIRAN

101
Rochman selaku mantan Bendahara Pengeluaran
Sekretariat Daerah Kota Bandung dkk.
13.

Perkara TPK atas nama terdakwa MACHFUD


SUROSO sehubungan dengan Proyek Pembangunan
Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga
Nasional (P3SON) di Hambalang TA 2010-2012.

14.

Perkara TPK atas nama terdakwa TEUKU BAGUS


MOKHAMAD NOOR sehubungan dengan Proyek
Pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan
Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang
TA 2010-2012.

15.

Perkara TPK atas nama terdakwa ANDI ALIFIAN


MALLARANGENG
sehubungan
dengan
pembangunan/pengadaan/peningkatan
sarana
dan prasarana olahraga di Hambalang TA 20102012.

16.

Perkara TPK atas nama terdakwa BUDI MULYA


sehubungan dengan pemberian FPJP (Fasilitas
Pendanaan Jangka Pendek) dan Penetapan Bank
Century sebagai bank gagal berdampak sistemik.

17.

Perkara TPK atas nama terdakwa DIDIK PURNOMO


sehubungan dengan pengadaan driving simulator
roda dua (R2) dan roda empat (R4) pada Korps Lalu
Lintas Mabes Polri TA.2011.

18.

19.

20.

Perkara TPK atas nama terdakwa RAJA BONARAN


SITUMEANG sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada M. Akil Mochtar
selaku Hakim Kostitusi dengan maksud untuk
mempengaruhi
putusan
perkara
sengketa
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten
Tapanuli Tengah Tahun 2011.
Perkara TPK atas nama terdakwa SURUNG
PANJAITAN sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada Penyelenggara
Negara untuk mendapatkan proyek yang terkait
dengan dana Bantuan Daerah Bawahan (BDB)
dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara kepada
Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal yang
bersumber dari APBD Provinsi Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2003.
Perkara TPPU atas nama terdakwa ANAS
URBANINGRUM sehubungan dengan perbuatan
menempatkan,
mentransfer,
Mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,
menitipkan, membawa keluar negeri, mengubah
bentuk, menukarkan dengan mata uang atau
surat berharga atau perbuatan lain atas harta
kekayaan yang diketahui atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana korupsi dengan
tujuan menyembunyikan atau menyamarkan
asal-usul harta kekayaan atau menyembunyikan
atau menyamarkan asal-usul , sumber, lokasi,
peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan
yang sebenarnya atas harta kekayaan yang
diketahui atau patut diduganya merupakan hasil
tindak pidana korupsi.

21.

Perkara TPK atas nama terdakwa KWEE CAHYADI


KUMALA ALS SWIE TENG sehubungan dengan
memberi atau menjanjikan sesuatu kepada
Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara
terkait pemberian Rekomendasi Tukar Menukar
Kawasan Hutan di Kabupaten Bogor atas nama PT.
Bukit Jonggol Asri dan dengan sengaja mencegah,
merintangi, atau menggagalkan secara langsung
atau tidak langsung penyidikan, penuntutan,
dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap
tersangka dan terdakwa ataupun para saksi dalam
perkara korupsi.

22.

Perkara TPK atas nama terdakwa ROMI HERTON


dan MASYITO sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili terkait
dengan sengketa pemilihan kepala daerah Kota
Palembang di Mahkamah Konstitusi tahun 2013
dan dengan sengaja tidak memberikan keterangan
atau memberikan keterangan yang tidak benar
terkait dengan persidangan atas nama terdakwa M.
Akil Mochtar di persidangan tindak pidana korupsi
Jakarta.

23.

Perkara TPK atas nama terdakwa WILLY


SEBASTIAN LIM sehubungan dengan memberikan
sesuatu atau uang kepada Direktur Pengolahan PT.
Pertamina Persero dan pihak lainnya terkait dengan
proyek Pengadaan Tethra Ethyl Lead (TEL) di PT.
Pertamina (Persero) tahun 2004-2005.

24.

Perkara TPK atas nama terdakwa MOCH BIHAR


SAKTI WIBOWO sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara terkait permintaan
izin Operasional PT. Indokliring Internasional
yang dikeluarkan Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Komoditi (Bappebti).

25.

Perkara TPK atas nama terdakwa SHERMAN


RANA KRISNA sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara terkait permintaan
izin Operasional PT. Indokliring Internasional
yang dikeluarkan Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Komoditi (Bappebti).

26.

Perkara TPK atas nama terdakwa ANDREW


HIDAYAT sehubungan dengan pemberian hadiah
terkait dengan kegiatan usaha PT. MITRA MAJU
SUKSES dan Group di wilayah Kabupaten Tanah
Laut Provinsi Kalimantan Selatan.

27.

Perkara TPK atas nama terdakwa HASSAN WIDJAJA


sehubungan dengan memberi atau menjanjikan
sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara terkait permintaan izin Operasional PT.
Indokliring Internasional yang dikeluarkan Badan
Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
(Bappebti).

28.

Perkara TPK atas nama terdakwa DADANG


PRIJATNA sehubungan dengan pengadaan alat

Laporan
Tahunan 2015

102
kesehatan Kedokteran Umum Puskesmas Kota
Tangerang Selatan APBDP Tahun Anggaran 2012.
29.

Perkara TPK atas nama terdakwa HERU


SULAKSONO
sehubungan
dengan
proyek
pembangunan Dermaga Bongkar pada Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang
yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) TA 2006-2011 dan Perkara TPPU
sehubungan dengan menempatkan, mentransfer,
mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,
menghibahkan, menitipkan, mengubah bentuk,
menukarkan dengan mata uang dan atau
menyembunyikan/menyamarkan
asal-usul
,
sumber lokasi, kepemilikan harta kekayaan yang
diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak
pidana.

30.

Perkara TPK atas nama terdakwa TAFSIR


NURCHAMID sehubungan dengan pengadaan
dan instalasi infrastruktur IT Gedung Perpustakaan
Pusat Universitas Indonesia (UI) tahun 2010-2011.

31.

Perkara TPK atas nama terdakwa SYAEFUL JAMIL


sehubungan dengan Pelaksanaan Tukar Guling
tanah antara Pemerintah Kota Tegal dengan pihak
swasta pada tahun 2012.

32.

Perkara TPK atas nama terdakwa IKMAL JAYA


sehubungan dengan pelaksanaan tukar guling
tanah antara Pemerintah Kota Tegal dengan pihak
Swasta pada tahun 2012.

33.

Perkara TPK atas nama terdakwa BAMBANG


KARIYANTO
dan
ADAM
MUNANDAR
sehubungan dengan menerima hadiah atau janji
terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi
Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan pengesahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.

34.

Perkara TPK atas nama terdakwa RUSLI SIBUA


sehubungan dengan memberi atau menjanjikan
sesuatu kepada hakim dengan maksud untuk
mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan
kepadanya untuk diadili terkait dengan sengketa
pemilihan kepala daerah Kabupaten Pulau Morotai
di Mahkamah Konstitusi tahun 2011.

35.

Perkara TPK atas nama terdakwa ADRIANSYAH


sehubungan dengan penerimaan hadiah terkait
dengan kegiatan usaha PT. Mitra Maju Sukses
dan/atau Group di Wilayah Kabupaten Tanah Laut
Provinsi Kalimantan Selatan.

36.

Perkara TPK atas nama terdakwa JANNES JOHAN


KARUBABA sehubungan dengan turut serta atau
bersama-sama dengan Barbanas Suebu dalam
kegiatan Detail Engineering Design (DED) PLTA
Sungai Memberamo dan Sungai Urumuka tahun
2009 dan 2010 di Provinsi Papua.

37.

Perkara TPK atas nama terdakwa SYAMSUDDIN


FEI dan FAISYAR sehubungan dengan pemberian
hadiah atau janji kepada Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten


Musi Banyuasin yang terkait dengan persetujuan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)
Kepala Daerah Musi Banyuasin Tahun Anggaran
2014 dan pengesahan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun Anggaran 2015.

EKSEKUSI
Pelaksanaan
putusan
(eksekusi)
tahun
2015
dilaksanakan sebanyak 38 (tiga puluh delapan) perkara
sebagai berikut:
1.

Perkara TPK atas nama terpidana RAMADHANI


ISMY sehubungan dengan pelaksanaan Proyek
Pembangunan Dermaga Bongkar pada Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang
yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) Tahun 2006-2011.

2.

Putusan PN: Pidana penjara 6 (enam) tahun, denda


Rp200.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan dan Uang
Pengganti Rp3.204.500.000.

3.

Perkara TPK atas nama terpidana AHMAD


JAUHARI
sehubungan
dengan
pengadaan
pekerjaan penggandaan Kitab Suci Al - Quran yang
dananya dari APBN-P Tahun 2011 dan APBN Tahun
2012 pada Direktorat Bimas Islam Kementerian
Agama RI.
Putusan MA: Pidana penjara 10 (sepuluh) tahun,
denda Rp200.000.000 subsidair 6 (enam) bulan
dan uang pengganti Rp100.000.000.

4.

Perkara TPK atas nama terpidana MAMAK


JAMAKSARI sehubungan dengan pengadaan alat
kesehatan kedokteran umum Puskesmas Kota
Tanggerang Selatan APBD-P Tahun Anggaran
2012.
Putusan PN: Pidana penjara 4 (empat) tahun, denda
Rp 250.000.000 subsidair 1 (satu) bulan dan uang
pengganti Rp37.500.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

5.

Perkara TPK atas nama terpidana IKE WIJAYANTO


sehubungan dengan menerima pemberian hadiah/
janji padahal diketahui atau patut diketahui
bahwa hadiah/janji tersebut diberikan untuk
menggerakkan agar melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan dengan kewajibannya dan atau
Pegawai negeri/Penyelenggara Negara yang pada
waktu menjalankan tugas, meminta, menerima,
atau memotong pembayaran kepada Pegawai
Negeri/Penyelenggara Negara yang lain atau
kepada Kas Umum, seolah-olah Pegawai Negeri/
Penyelenggara Negara yang lain atau Kas Umum
tersebut mempunyai utang kepadanya, padahal
diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan
utang.
Putusan MA: Pidana penjara 10 (sepuluh) tahun dan
denda Rp200.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

LAMPIRAN

103
6.

Perkara TPK atas nama terpidana RATU ATUT


CHOSIYAH sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili berkaitan
dengan penanganan perkara sengketa Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak, Provinsi
Banten Tahun 2013 di Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia.
Putusan MA: Pidana penjara 7 (tujuh) tahun dan
denda Rp200.000.000 subsidair 6 (enam) bulan
kurungan.

7.

Perkara TPK atas nama terpidana GULAT MEDALI


EMAS MANURUNG sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara dengan maksud
supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara
tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu
dalam jabatannya, yang bertentangan dengan
kewajibannya terkait dengan Pengajuan Revisi Alih
Fungsi Hutan di Provinsi Riau Tahun 2014 kepada
Kementerian Kehutanan.

perbuatan menempatkan, mentransfer, mengubah


bentuk, atau menyembunyikan/ menyamarkan
asal-usul, sumber, lokasi, kepemilikan, atau
perbuatan menerima atau menguasai penempatan,
pentransferan, pembayaran, atau menggunakan
harta kekayaan yang diketahui, atau patut diduga
merupakan hasil tindak pidana.
Putusan MA: Pidana penjara seumur hidup.
9.

Putusan MA: Pidana penjara 7 (tujuh) tahun dan


denda Rp200.000.000 subsidair 6 (enam) bulan
kurungan.
10.

Putusan PN: Pidana penjara 3 (tiga) tahun dan


denda Rp100.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan
kurungan.
8.

Perkara TPK atas nama terpidana M. AKIL


MOCHTAR sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji oleh Hakim berkaitan dengan
penanganan perkara sengketa Pemilihan Kepala
Daerah (Pilkada) Kabupaten Gunung Mas Provinsi
Kalimantan Tengah 2013 di Mahkamah Konstitusi
RI; Perkara TPK atas nama terdakwa M. AKIL
MOCHTAR sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji oleh Hakim berkaitan dengan
penanganan perkara sengketa Pemilihan Kepala
Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak Provinsi
Banten 2013 di Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia; Perkara TPK atas nama terdakwa M.
AKIL MOCHTAR sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji oleh Hakim berkaitan dengan
penanganan perkara yang berada di lingkup
kewenangan Mahkamah Konstitusi RI untuk
mengadili, padahal diketahui atau patut diduga
bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk
mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan
kepadanya untuk diadili, dan atau penerimaan
gratifikasi; Perkara TPK atas nama terdakwa M.
AKIL MOCHTAR sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji dalam jabatannya selaku Hakim
berkaitan dengan penanganan perkara sengketa
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kab. Gunung
Mas Prov. Kalimantan Tengah dan Kab. Lebak Prov.
Banten Tahun 2013 dan penanganan perkara lain
yang berada di lingkup kewenangan Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia, padahal patut
diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji
tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan
perkara yang diserahkan dan diduga melakukan
tindak pidana pencucian uang sehubungan dengan

Perkara TPK atas nama terpidana TUBAGUS


CHAERI WARDANA CHASAN sehubungan
dengan memberi sesuatu kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili berkaitan
dengan penanganan perkara sengketa Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak, Provinsi
Banten Tahun 2013 di makamah Konstitusi
Republik Indonesia.

Perkara TPK atas nama terpidana SUSI TUR


ANDYANI sehubungan dengan turut serta atau
membantu menerima hadiah atau janji oleh hakim
berkaitan dengan penanganan perkara sengketa
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten
Lebak, Provinsi Banten Tahun 2013 di Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia, padahal diketahui
atau Patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut
diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili.
Putusan MA: Pidana penjara 7 (tujuh) tahun dan
denda Rp200.000.000 subsidair 6 (enam) bulan
kurungan.

11.

Perkara TPK atas nama terpidana F.X. YOHAN YAP


alias YOHAN sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada Pegawai Negeri atau
Penyelenggara Negara, terkait dengan pemberian
Rekomendasi Tukar Menukar Kawasan Hutan di
Kabupaten Bogor atas nama PT. Bukit Jonggol Asri.
Putusan MA: Pidana penjara 5 (lima) tahun dan
denda Rp250.000.000 subsidair 6 (enam) bulan
kurungan.

12.

Perkara TPK atas nama terpidana RAMLAN


COMEL sehubungan dengan bersama-sama
melakukan atau menyuruh melakukan atau turut
serta melakukan terkait perbuatan Setya Budi Tejo
Cahyono yaitu menerima pemberian atau janji
terkait dengan penanganan perkara TPK mengenai
penyimpangan dana bantuan sosial Pemerintah
Kota Bandung TA 2009-2010 di Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Bandung
dan Pengadilan Tinggi Jawa Barat dengan terdakwa
Rochman selaku mantan Bendahara Pengeluaran
Sekretariat Daerah Kota Bandung dkk.
Putusan PT: Pidana penjara 7 (tujuh) tahun dan
denda Rp200.000.000 subsidair 1 (satu) bulan.

Laporan
Tahunan 2015

104
13.

Perkara TPK atas nama terpidana MACHFUD


SUROSO sehubungan dengan Proyek Pembangunan
Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga
Nasional (P3SON) di Hambalang TA 2010-2012.

memberi atau menjanjikan sesuatu kepada


Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara
terkait pemberian Rekomendasi Tukar Menukar
Kawasan Hutan di Kabupaten Bogor atas nama PT.
Bukit Jonggol Asri dan dengan sengaja mencegah,
merintangi, atau menggagalkan secara langsung
atau tidak langsung penyidikan, penuntutan,
dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap
tersangka dan terdakwa ataupun para saksi dalam
perkara korupsi.

Putusan PN: Pidana penjara 6 (enam) tahun dan


denda Rp200.000.000 subsidair 3 (satu) bulan.
14.

Perkara TPK atas nama terpidana BUDI MULYA


sehubungan
dengan
sehubungan
dengan
pemberian FPJP (Fasilitas Pendanaan Jangka
Pendek) dan Penetapan Bank Century sebagai bank
gagal berdampak sistemik.
Putusan MA: Pidana penjara 15 (lima belas) tahun
dan denda Rp1.000.000.000 subsidair 8 (delapan)
bulan.

15.

16.

Perkara TPK atas nama terpidana TEUKU BAGUS


MOKHAMAD NOOR sehubungan dengan Proyek
Pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan
Sokelah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang
TA 2010-2012.
Putusan MA: Pidana penjara 6 (enam) tahun dan
denda Rp300.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

Putusan MA: Pidana penjara 5 (lima) tahun dan


denda Rp300.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.
20.

Putusan PN: Pidana penjara 5 (lima) tahun, denda


Rp250.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan, serta uang
pengganti Rp50.000.000.
21.

Perkara TPK atas nama terpidana ANDI ALIFIAN


MALLARANGENG
sehubungan
dengan
pembangunan/pengadaan/peningkatan
sarana
dan prasarana olahraga di Hambalang TA 20102012.
Putusan MA: Pidana penjara 4 (empat) tahun dan
denda Rp200.000.000 subsidair 6 (enam) bulan.

17.

Perkara TPK atas nama terpidana SYAHRUL RAJA


SEMPURNAJAYA sehubungan dengan penerimaan
hadiah atau janji terkait penanganan perkara
investasi di CV. Gold Aset/PT. Axo Capital Futures.
Putusan PT: Pidana penjara 10 (tahun) dan denda
Rp1.000.000.000 subsidair 8 (delapan) bulan.

18.

Perkara TPK atas nama terpidana ANAS


URBANINGRUM sehubungan dengan perbuatan
menempatkan,
mentransfer,
Mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,
menitipkan, membawa keluar negeri, mengubah
bentuk, menukarkan dengan mata uang atau
surat berharga atau perbuatan lain atas harta
kekayaan yang diketahui atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana korupsi dengan
tujuan menyembunyikan atau menyamarkan
asal-usul harta kekayaan atau menyembunyikan
atau menyamarkan asal-usul, sumber, lokasi,
peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan
yang sebenarnya atas harta kekayaan yang
diketahui atau patut diduganya merupakan hasil
tindak pidana korupsi.
Putusan MA: Pidana penjara 14 (empat belas)
tahun, denda Rp5.000.000.000 subsidair 1 (satu)
tahun 4 (empat) bulan, serta uang pengganti
Rp57.592.330.580 dan USD.5.261.070.

19.

Perkara TPK atas nama terpidana KWEE CAHYADI


KUMALA Als SWIE TENG sehubungan dengan

Perkara TPK atas nama terpidana DIDIK PURNOMO


sehubungan dengan pengadaan driving simulator
roda dua (R2) dan roda empat (R4) pada Korps Lalu
Lintas Mabes Polri TA.2011.

22.

Perkara TPK atas nama terpidana ROMI HERTON


dan MASYITO sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili terkait
dengan sengketa pemilihan kepala daerah Kota
Palembang di Mahkamah Konstitusi tahun 2013
dan dengan sengaja tidak memberikan keterangan
atau memberikan keterangan yang tidak benar
terkait dengan persidangan atas nama terdakwa M.
Akil Mochtar di persidangan tindak pidana korupsi
Jakarta.
Putusan PT:

Terpidana I (ROMI HERTON) : Pidana penjara


7 (tujuh) tahun dan denda Rp200.000.000
subsidair 2 (dua) bulan.

Terpidana II (MASYITO) : Pidana penjara


5 (lima) tahun dan denda Rp200.000.000
subsidair 2 (dua) bulan.

Perkara TPK atas nama terpidana WILLY


SEBASTIAN LIM sehubungan dengan memberikan
sesuatu atau uang kepada Direktur Pengolahan PT.
Pertamina Persero dan pihak lainnya terkait dengan
proyek Pengadaan Tethra Ethyl Lead (TEL) di PT.
Pertamina (Persero) tahun 2004-2005.
Putusan PN: Pidana penjara 3 (tiga) tahun dan
denda Rp50.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

23.

Perkara TPK atas nama terpidana MOCH BIHAR


SAKTI WIBOWO sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara terkait permintaan
izin Operasional PT. Indokliring Internasional
yang dikeluarkan Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Komoditi (Bappebti).
Putusan PN: Pidana penjara 3 (tiga) tahun dan
denda Rp100.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

LAMPIRAN

105
24.

Perkara TPK atas nama terpidana SHERMAN


RANA KRISNA sehubungan dengan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara terkait permintaan
izin Operasional PT. Indokliring Internasional
yang dikeluarkan Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Komoditi (Bappebti).

denda Rp200.000.000 subsidair 6 (enam) bulan.


30.

Putusan PN: Pidana penjara 3 (tiga) tahun 4 (empat)


bulan dan denda Rp150.000.000 subsidair 4
(empat) bulan.
25.

Perkara TPK atas nama terpidana ANDREW


HIDAYAT sehubungan dengan pemberian hadiah
terkait dengan kegiatan usaha PT. MITRA MAJU
SUKSES dan Group di wilayah Kabupaten Tanah
Laut Provinsi Kalimantan Selatan.

Putusan MA: Pidana penjara 15 (lima belas) tahun


dan denda Rp5.000.000.000 subsidair 1 (satu)
tahun.

Putusan PN: Pidana Penjara 2 (dua) tahun dan


denda Rp200.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.
26.

Perkara TPK atas nama terpidana RAJA BONARAN


SITUMEANG sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada M. Akil Mochtar
selaku Hakim Kostitusi dengan maksud untuk
mempengaruhi
putusan
perkara
sengketa
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten
Tapanuli Tengah Tahun 2011.

31.

Putusan PN: Pidana penjara 4 (empat) tahun dan


denda Rp200.000.000 subsidair 2 (dua) bulan.
27.

Perkara TPK atas nama terpidana HASSAN


WIDJAJA sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara terkait permintaan
izin Operasional PT. Indokliring Internasional
yang dikeluarkan Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Komoditi (Bappebti).

Perkara TPK atas nama terpidana NY. PASTI


SEREFINA SINAGA sehubungan dengan bersamasama melakukan atau menyuruh melakukan atau
turut serta melakukan terkait perbuatan Setya Budi
Tejo Cahyono yaitu menerima pemberian atau janji
terkait dengan penanganan perkara banding TPK
mengenai penyimpangan dana bantuan sosial
Pemerintah Kota Bandung TA 2009-2010 di
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan
Negeri Bandung dan Pengadilan Tinggi Jawa
Barat dengan terdakwa Rochman selaku mantan
Bendahara Pengeluaran Sekretariat Daerah Kota
Bandung dkk.
Putusan MA: Pidana penjara 4 (empat) tahun dan
denda Rp200.000.000 subsidair 2 (dua) bulan.

29.

Perkara TPK atas nama terpidana TAFSIR


NURCHAMID sehubungan dengan pengadaan
dan instalasi infrastruktur IT Gedung Perpustakaan
Pusat Universitas Indonesia (UI) tahun 2010-2011.
Putusan MA: Pidana penjara 5 (lima) tahun dan

Perkara TPK atas nama terpidana SURUNG


PANJAITAN sehubungan dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada Penyelenggara
Negara untuk mendapatkan proyek yang terkait
dengan dana Bantuan Daerah Bawahan (BDB)
dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara kepada
Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal yang
bersumber dari APBD Provinsi Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2003.
Putusan MA: Pidana penjara 1 (satu) tahun dan
denda Rp50.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

32.

Putusan PN: Pidana penjara 2 (dua) tahun dan


denda Rp100.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.
28.

Perkara TPK atas nama terpidana HERU


SULAKSONO
sehubungan
dengan
proyek
pembangunan Dermaga Bongkar pada Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang
yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) TA 2006-2011 dan Perkara TPPU
sehubungan dengan menempatkan, mentransfer,
mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,
menghibahkan, menitipkan, mengubah bentuk,
menukarkan dengan mata uang dan atau
menyembunyikan/menyamarkan
asal-usul,
sumber lokasi, kepemilikan harta kekayaan yang
diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak
pidana.

Perkara TPK atas nama terpidana DADANG


PRIJATNA sehubungan dengan pengadaan alat
kesehatan Kedokteran Umum Puskesmas Kota
Tangerang Selatan APBDP Tahun Anggaran 2012.
Putusan PN: Pidana penjara 4 (empat) tahun, denda
Rp200.000.000 subsidair 1 (satu) bulan, dan uang
pengganti Rp103.500.000 subsidair 1 (satu) tahun.

33.

Perkara TPK atas nama terpidana SYAMSUDDIN


FEI sehubungan dengan pemberian hadiah atau
janji kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Kabupaten Musi Banyuasin yang
terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi
Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan pengesahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.
Putusan PN: Pidana penjara 2 (dua) tahun 6 (enam)
bulan dan denda Rp50.000.000 subsidair 3 (tiga)
bulan.

34.

Perkara TPK atas nama terpidana FAISYAR


sehubungan dengan pemberian hadiah atau
janji kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Kabupaten Musi Banyuasin yang
terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi
Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan pengesahan

Laporan
Tahunan 2015

106
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.

37.

Putusan PN: Pidana penjara 2 (dua) tahun 6 (enam)


bulan dan denda Rp50.000.000 subsidair 3 (tiga)
bulan.
35.

Perkara TPK atas nama terpidana BAMBANG


KARIYANTO sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji terkait dengan persetujuan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)
Kepala Daerah Musi Banyuasin Tahun Anggaran
2014 dan pengesahan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun Anggaran 2015.

Putusan PN: Pidana penjara 3 (tiga) tahun dan


denda Rp100.000.000 subsidair 1 (satu) bulan.
38.

Perkara TPK atas nama terpidana ADAM


MUNANDAR sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji terkait dengan persetujuan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)
Kepala Daerah Musi Banyuasin Tahun Anggaran
2014 dan pengesahan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun Anggaran 2015.

39.

Perkara TPK atas nama terpidana RUSLI SIBUA


sehubungan dengan memberi atau menjanjikan
sesuatu kepada hakim dengan maksud untuk
mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan
kepadanya untuk diadili terkait dengan sengketa
pemilihan kepala daerah Kabupaten Pulau Morotai
di Mahkamah Konstitusi tahun 2011.
Putusan PN: Pidana penjara 4 (empat) tahun dan
denda Rp150.000.000 subsidair 2 (dua) bulan.

Putusan PN: Pidana penjara 4 (empat) tahun dan


denda Rp200.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

PENANGANAN PERKARA TPK

Perkara TPK atas nama terpidana JANNES JOHAN


KARUBABA sehubungan dengan turut serta atau
bersama-sama dengan Barbanas Suebu dalam
kegiatan Detail Engineering Design (DED) PLTA
Sungai Memberamo dan Sungai Urumuka tahun
2009 dan 2010 di Provinsi Papua.
Putusan PN: Pidana penjara 5 (lima) tahun dan
denda Rp150.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

Putusan PN: Pidana penjara 5 (lima) tahun dan


denda Rp200.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.
36.

Perkara TPK atas nama terpidana ADRIANSYAH


sehubungan dengan penerimaan hadiah terkait
dengan kegiatan usaha PT. Mitra Maju Sukses
dan/atau Group di Wilayah Kabupaten Tanah Laut
Provinsi Kalimantan Selatan.

PERKARA TPK BERDASARKAN JABATAN

TAHAP

2015

NO

JABATAN

2015

Penyelidikan

87

Anggota DPR dan DPRD

19

Penyidikan

57

Kepala Lembaga/Kementerian

Penuntutan

62

Duta Besar

Inkracht

37

Komisioner

Eksekusi

38

Gubernur

Walikota/Bupati dan Wakil

Eselon I, II dan III

Hakim

2015

Swasta

18

Pengadaan Barang/Jasa

14

10

Lain-lain

Perizinan

PERKARA TPK BERDASARKAN MODUS


MODUS

Penyuapan

38

Pungutan

Penyalahgunaan Anggaran

TPPU

Merintangi Proses KPK


JUMLAH

57

JUMLAH

63

LAMPIRAN

107
PERKARA TPK BERDASARKAN INSTANSI

PERKARA TPK BERDASARKAN WILAYAH

2015

NO

DPR RI

Pemerintah Pusat

Kementerian/Lembaga

21

NAD (Nanggroe Aceh


Darussalam)

Sumatera Utara

26

NO

INSTANSI

WILAYAH

JUMLAH
205

BUMN/BUMD

Komisi

Pemerintah Provinsi

18

Sumatera Selatan

Pemkab/Pemkot

10

Riau dan Kepulauan Riau

32

57

Bengkulu

DKI Jakarta

JUMLAH

Banten

14

Jawa Barat

44

10

Jawa Tengah

18

11

Jawa Timur

12

12

Bali

13

Lampung

14

Kalimantan Selatan

15

Kalimantan Timur

11

16

Sulawesi Utara

17

Sulawesi Selatan

18

Sulawesi Tengah

19

NTB

20

NTT

21

Papua

15

22

Malaysia

23

Singapura

JUMLAH

468

21
5
18
10

28

PERKARA TPK
BERDASARKAN
INSTANSI

Laporan
Tahunan 2015

108
KOORDINASI DAN SUPERVISI PENINDAKAN
HASIL KOORDINASI PENERIMAAN SPDP
INSTANSI

Jan

Feb

Kejaksaan

95

Kepolisian

13
108

Jumlah

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agt

Sept

Okt

108

87

84

81

42

52

92

72

28

25

21

18

18

12

21

136

112

105

90

60

70

104

93

HASIL KOORDINASI PENANGANAN KASUS/


PERKARA
1.
Dugaan TPK Pengembangan distribusi
air minum, pekerjaan konstruksi jaringan
air bersih/iar minum di Kec. Manggis,
Kec. Karangasem, Kec. Kubu, Kec. Abang
Kabupaten Karangasem APBD TA 2009
dan TA 2010 atas nama terdakwa I Wayan
Arnawa.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dengan penuntut umum
kejaksaan negeri Amlapura terkait
fasilitasi keterangan ahli dari ITB pada
persidangan di PN Tipikor Denpasar.
(Sprin.Gas-01/20-25/01/2015 tanggal 6
januari 2015).
Hasil koordinasi: Ahli dari ITB telah
memberikan pendapat pada persidangan
perkara a quo di PN Tipikor Denpasar.
2.
Dugaan TPK pengembangan distribusi
air minum, pekerjaan Konstruksi jaringan
air bersih/air minum di Kec. Manggis,
Kec. Karangasem, Kec. Kubu, Kec Abang
Kabupaten Karangasem APBD TA 2009
dan TA 2010 atas nama terdakwa I Wayan
Arnawa.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
koordinasi dengan penuntut umum
Kejaksaan Negeri Amlapura terkait
fasilitasi keterangan ahli dari LKPP pada
persidangan di PN Tipikor Denpasar
(Sprin.Gas-05/20-25/01/2015 tanggal 13
Januari 2015).
Hasil Koordinasi Ahli dari LKPP telah
memberikan pendapat pada persidangan
perkara a quo di PN Tipikor Denpasar.
3.
Dugaan TPK tugas pada persidangan perkara
tindak pidana korupsi penyalahgunaan dana
APBD Kab. Aceh Tenggara TA 2004-2006
atas nama terdakwa H. Marthin Desky Bin H.
Satiboen Desky dan terdakwa MHD. Yusuf
Bin MHD. Syah.

4.

5.

Nov

Des

TOTAL

76

41

46

876

14

13

196

90

54

50

1072

Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
koordinasi dengan penuntut umum
Kejaksaan Negeri Kutacane terkait
fasilitasi keterangan ahli dari BPK RI dan
Kemendagri pada persidangan di PN
Tipikor Banda Aceh. (Sprin.Gas-19/2025/01/2015 tanggal 26 Januari 2015).
Hasil koordinasi: Ahli dari BPK-RI telah
memberikan pendapat pada persidangan
perkara a quo di PN Tipikor Banda Aceh.
Dugaan TPK dalam pencairan dan
penggunaan belanja hibah yang berasal
dari APBD dan APBD Perubahan Kabupaten
Bantul Tahun Anggaran 2011 kepada KONI
Kabupaten Bantul yang diperuntukkan bagi
PERSIBA Kabupaten Bantul yang sedang
dilaksanakan oleh Penyidik Kejaksaan
Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kegiatan yang dikoordinasikan: Gelar
perkara
perkembangan
penyidikan
dengan hasil penyidik Kejati DIY
memerlukan fasilitasi ahli melalui
Unit Koorsup KPK (Sprin.Gas-07/2025/01/2015 tanggal 14 Januari 2015).
Hasil koordinasi: Disimpulkan bahwa
Unit Koorsup akan memfasilitasi ahli
yang diperlukan oleh Penyidik Kejati DIY.
Dugaan TPK dalam pencairan dan
penggunaan belanja hibah yang berasal
dari APBD dan APBD Perubahan Kabupaten
Bantul Tahun Anggaran 2011 kepada KONI
Kabupaten Bantul yang sedang dilaksanakan
oleh Penyidik Kejaksaan Tinggi Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dan memfasilitasi Penyidik
Kejati Daerah Istimewa Yogyakarta pada
kegiatan permintaan pendapat ahli dari
Universitas Airlangga di Surabaya.
Hasil koordinasi: Ahli dari Univ Airlangga
telah memberikan pendapat pada tingkat
penyidikan.

LAMPIRAN

109
6.

7.

8.

9.

10.

Dugaan
TPK
sehubungan
dengan
pembangunan Puskesmas dan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) di Tangerang Selatan
Tahun Anggaran 2011 atas nama tersangka
D yang dilaksanakan oleh Kejagung RI.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemanggilan keterangan
ahli Teknis Struktur (FTSL-ITB) atas
nama Ivindra Pane tanggal 22 Januari
2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan
TPK
sehubungan
dengan
pembangunan Puskesmas dan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) di Tangerang Selatan
Tahun Anggaran 2011 atas nama tersangka
D yang dilaksanakan oleh Kejagung RI.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemanggilan keterangan
ahli Teknis Arsitektur (SAPP-ITB) atas
nama Dewi Larasati tanggal 22 Januari
2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan
TPK
sehubungan
dengan
pembangunan Puskesmas dan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) di Tangerang Selatan
Tahun Anggaran 2011.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan fisik oleh tim
ahli teknis Arsitektur (FTSL-ITB) yang
dilaksanakan oleh Penyidik Kejagung RI
tanggal 11-12 Desember 2014.
Hasil
koordinasi:
Laporan
Hasil
Pemeriksaan.
Dugaan
TPK
sehubungan
dengan
pembangunan Puskesmas dan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) di Tangerang Selatan
Tahun Anggaran 2011.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan cek fisik
oleh tim ahli teknis Arsitektur (SAPPITB) yang dilaksanakan oleh Penyidik
Kejagung RI tanggal 12-13 Desember
2014.
Hasil
koordinasi:
Laporan
Hasil
Pemeriksaan.
Dugaan TPK dan TPPU sehubungan
dengan penyalahgunaan anggaran belanja
Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun Anggaran 2006 s.d 2011 atas nama

11.

12.

13.

14.

tersangka BP yang dilaksanakan oleh


Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pengambilan keterangan
ahli keuangan daerah pada Ditjen BAKD
Kemendagri atas nama Syariful Anwar
tanggal 27 Januari 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan Ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan TPK dan TPPU sehubungan
dengan penyalahgunaan anggaran belanja
Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun Anggaran 2006 s.d 2011 atas nama
tersangka BP yang dilaksanakan oleh
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan saksi atas
nama Med. Frans Santosa. EFMA, FACA,
FICA tanggal 28 Januari 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan Ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan TPK dan TPPU sehubungan
dengan penyalahgunaan anggaran belanja
Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun Anggaran 2006 s.d 2011 atas nama
tersangka BP yang dilaksanakan oleh
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan saksi atas
nama Mulyadi Tedjapranata tanggal 28
Januari 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan Ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan TPK sehubungan dengan alokasi
penggunaan dan pengelolaan Dana DAK
Tahun 2008 Bidang Pendidikan Kabupaten
Tebo, Jambi atas nama tersangka D yang
diinisiasi oleh KPK.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Melakukan gelar perkara dengan
Kejaksaan Tinggi Jambi, Kepolisian
Daerah Jambi, BPKP Provinsi Jambi,
Bareskrim Polri dan Kejagung RI tanggal
2 Februari 2015.
Hasil koordinasi: Hasil kesimpulan yang
telah disepakati oleh para peserta rapat
gelar perkara.
Dugaan TPK dan TPPU sehubungan
dengan penyalahgunaan anggaran belanja

Laporan
Tahunan 2015

110

15.

16.

17.

Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Tengah


Tahun Anggaran 2006 s.d 2011 atas nama
tersangka BP yang dilaksanakan oleh
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi permintaan keterangan
ahli keuangan Negara atas nama Siswo
Sujanto tanggal 18 Februari 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan Ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan
TPK
sehubungan
dengan
penyimpangan
pembangunan
Gedung
Olahraga (GOR) Tahun Anggaran 2011/2012
dengan anggaran sebesar 7,5 Miliar yang
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Luwu
Cq Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu atas
nama Terdakwa Andi Musakkir.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi
pemeriksaan
ahli
pengadaan dari LKPP atas nama Setya
Budi Arijanta untuk diperiksa di depan
Pengadilan Tipikor pada PN Makassar
tanggal 17 Februari 2015.
Hasil koordinasi: Ahli dari LKPP telah
memberikan pendapat pada persidangan
di depan Pengadilan Tipikor pada PN
Makassar.
Dugaan TPK dan TPPU sehubungan dengan
tentang adanya pengelolaan Deposito di
Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur,
dengan tersangka AV, yang dilaksanakan
penyidikan oleh Kepolisian Daerah Maluku.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan Ahli TPPU
atas nama Muhammad Novian, tanggal 9
Desember 2014.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan Ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan TPK dan TPPU sehubungan dengan
adanya pengelolaan Deposito di Pemerintah
Kabupaten Seram Bagian Timur, dengan
tersangka AV, yang dilaksanakan penyidikan
oleh Kepolisian Daerah Maluku.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi
pemeriksaan
Ahli
Perbankan atas nama Endang Swasthika,
tanggal 8 Desember 2014.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan Ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.

18.

19.

20.

21.

Dugaan
TPK
sehubungan
dengan
pembangunan RSUD dr.Harjono Kabupaten
Ponorogo, yang dilaksanakan penyidikan
oleh Kepolisian Resort Ponorogo Jawa Timur.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan saksi atas
nama Yulianis, tanggal 11 Desember
2014.
Hasil koordinasi: Saksi Yulianis telah
memberikan keterangan sebagai Saksi
dalam perkara a quo sebagaimana
tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan
Saksi.
Dugaan TPK sehubungan dengan anggaran
penyertaan modal Pemerintah Kabupaten
Bengkalis Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp.
300 miliar kepada PT. Bumi Laksamana Jaya
untuk pembangunan pembangkit listrik di
Desa Balai Pungut Kecamatan Pinggir dan
Desa Buruk Bakul Kecamatan Bukit Batu
Kabupaten Bengkalis Atas nama tersangka
YA dan AS, oleh Penyidik Kejaksaan Negeri
Bengkalis.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi
pemeriksaan
Ahli
Keuangan Negara atas nama Siswo
Sujanto, DEA tanggal 3 Februari 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan Ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan TPK sehubungan dengan kegiatan
pengadaan alat kesehatan, kedokteran dan
KB pada program UKP RSUD dr. R. Soedjono
Selong Kabupaten Lombok Tahun Anggaran
2008, oleh Penyidik Polda Nusa Tenggara
Barat.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi
pemeriksaan
Ahli
Pengadaan barang dan Jasa dari LKPP
atas nama Emin Adhy Muhaemin tanggal
13 Februari 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan Ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan TPK dan TPPU yang dilakukan oleh
Achmad Amur (mantan Bupati Pulau Pisau)
berdasarkan Surat Perintah Penyelidikan
Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung
RI Nomor: Print-20/F.2/01/2015 tanggal 20
Januari 2015.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi permintaan LHKPN atas
nama Achmad Amur (mantan Bupati

LAMPIRAN

111
Pulau Pisau).
Hasil koordinasi: Telah diberikan salinan
data LHKPN atas nama ACHMAD AMUR
(mantan Bupati Pulau Pisau) kepada
Jampidsus Kejaksaan RI melalui Surat
KPK RI Nomor: R-234/20-25/02/2015
tanggal 10 Februari 2015.
Dugaan TPK sehubungan dengan Telah
diberikan salinan data LHKPN atas nama
ACHMAD AMUR (mantan Bupati Pulau
Pisau) kepada Jampidsus Kejaksaan RI
melalui Surat KPK RI Nomor: R-234/2025/02/2015 tanggal 10 Februari 2015.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dengan Ahli Perkapalan
Institut
Teknologi
Sepuluh
November (ITS) Surabaya atas nama
Triwilaswandio tanggal 5 Februari
2015, berdasarkan Surat Perintah Tugas
Deputi Bidang Penindakan Nomor:
Sprintgas-23/20-25/02/2015 tanggal 3
Februari 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
pendapat secara tertulis atas perhitungan
nilai fisik Kapal Cepat Halsel Ekspress-01
yang pengadaannya dilakukan oleh
Pemkab Halmahera Selatan tahun 2006.
Hasil Koordinasi sebagaimana tertuang
dalam Laporan Kegiatan Koordinasi
Nomor: ND-18/25/02/2015 tanggal 10
Februari 2015.
Dugaan TPK sehubungan dengan pencairan
dan penggunaan belanja hibah yang berasal
dari APBD dan APBD Perubahan Kabupaten
Bantul Tahun Anggaran 2011 kepada KONI
Kabupaten Bantul yang diperuntukkan bagi
PERSIBA Kabupaten Bantul yang sedang
dilaksanakan oleh Penyidik Kejaksaan
Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dan memfasilitasi Penyidik
Kejati Daerah Istimewa Yogyakarta pada
kegiatan permintaan pendapat ahli dari
Universitas Diponegoro.
Hasil koordinasi: Ahli dari Universitas
Diponegoro telah memberikan pendapat
kepada penyidik Kejati DIY.
Dugaan TPK sehubungan dengan pencairan
dan penggunaan belanja hibah yang berasal
dari APBD dan APBD Perubahan Kabupaten
Bantul Tahun Anggaran 2011 kepada KONI
Kabupaten Bantul yang sedang dilaksanakan
oleh Penyidik Kejaksaan Tinggi Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

Koordinasi dan memfasilitasi Penyidik


Kejati Daerah Istimewa Yogyakarta
pada kegiatan permintaan pendapat ahli
dari Universitas Brawijaya di Malang
(Springas-10/20-25/01/2015 tanggal 21
Januari 2015).
Hasil yang dikoordinasikan: Ahli dari
Universitas Brawijaya telah memberikan
pendapat
dalam
Berita
Acara
Pemeriksaan.
Dugaan
TPK
sehubungan
dengan
penyimpangan (Mark Up) dalam pelaksanaan
pekerjaan pengadaan alat kesehatan (alkes)
pada RSUD Sawerigading Kota Palopo
TA.2013 atas nama tersangka KRB, SKM
yang dilaksanakan oleh Kejaksaan Negeri
Palopo.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi
pemeriksaan
ahli
pengadaan dari LKPP atas nama M.
Zikrullah pada 10 Maret 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan Ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan
TPK
sehubungan
dengan
penyimpangan (mark up) dalam pelaksanaan
pekerjaan pengadaan alat kesehatan (alkes)
pada RSUD Sawerigading Kota Palopo
TA.2013 atas nama tersangka KRB, SKM
yang dilaksanakan oleh Kejaksaan Negeri
Palopo.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan saksi pada 9
Maret 2015
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan TPK dan TPPU sehubungan
dengan penyalahgunaan anggaran belanja
Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun Anggaran 2006 s.d 2011 atas nama
tersangka H. BP yang dilaksanakan oleh
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pengambilan keterangan
ahli keuangan daerah pada Ditjen BAKD
Kemendagri atas nama Ir. Syariful Anwar
tanggal 12 Maret 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan Ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan TPK sehubungan dengan Pengadaan
Alat Kesehatan di Dinas Kesehatan

Laporan
Tahunan 2015

112

29.

30.

31.

Kabupaten Luwu Tahun 2010 dan 2013 atas


nama tersangka MSA oleh Kejaksaan Negeri
Belopa.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan saksi tanggal
23-25 Maret 2015.
Hasil koordinasi: Para saksi telah
memberikan keterangan saksi dalam
perkara a quo sebagaimana tertuang
dalam Berita Acara Pemeriksaan saksi.
Dugaan TPK sehubungan dengan Pengadaan
Alat Kesehatan di Dinas Kesehatan Kab.
Luwu Tahun 2010 dan 2013 atas nama
tersangka MSA oleh Kejaksaan Negeri
Belopa.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi
pemeriksaan
ahli
pengadaan dari LKPP atas nama Fadli
Arif pada 26 Maret 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan Ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan
TPK
sehubungan
dengan
penyimpangan
(Mark
Up)
dalam
pelaksanaan pekerjaan pengadaan alat
kesehatan (alkes) pada RSUD Sawerigading
Kota Palopo TA. 2013 atas nama tersangka
KRB, SKM.
Kegiatan
yang
dikoordinakasikan:
Memfasilitasi permintaan keterangan
saksi (staf direktorat Gratifikasi KPK) atas
nama Arief Nur Cahyo tanggal 25 - 27
Maret 2015 di Palopo, Sulawesi Selatan.
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan Ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan
TPK
sehubungan
dengan
penyalahgunaan dana pembangunan Masjid
Raya Sanana pada Dinas Pekerjaan Umum
(DPU) Kabupaten Sula yang yang bersumber
dari APBD Kabupaten Kepulauan Sula TA
2006-2010 yang dilakukan oleh tersangka
AHM,dan Dugaan TPK Pembangunan
Bandara Bobong pada Pemerintah Daerah
(Pemda) Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi
Maluku Utara yang bersumber dari APBD
kabupaten Sula TA 2009 oleh Penyidik
Ditreskrimsus Polda Maluku Utara.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dilakukan tanggal 16-17 Maret
2015 bertempat di Polda Maluku Utara,
Berdasarkan Surat Perintah Tugas Deputi
Bidang Penindakan KPK RI Nomor:

32.

33.

Sprintgas-26/20-25/02/2015 tanggal 11
Februari 2015.
Hasil koordinasi: Diperoleh informasi
terkait
perkembangan
penanganan
perkara dan diberikan saran atas
hambatan
yang
ditemui
dalam
penyidikan,
sebagaimana
tertuang
dalam Laporan Hasil Koordinasi kepada
Deputi Bidang Penindakan Nomor: ND23/25/03/2015 tanggal 3 Maret 2015.
Dugaan TPK sehubungan dengan Proyek
pengadaan
barang/jasa
pemerintah
pembangunan lapangan olahraga Politeknik
Perikanan Negeri Tual TA 2011, Dugaan
TPK pengadaan tanah TA 2010 dan TA
2012 di lingkungan Satuan Kerja Politeknik
Negeri Ambon, Dugaan TPK pengadaan
alat kedokteran, kesehatan, KB pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Timur
Tahun 2010, dan Dugaan TPK dan TPPU
atas pengelolaan Deposito Pemda SBT oleh
Tersangka AV, oleh Penyidik Ditreskrimsus
Polda Maluku.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dilakukan tanggal 9-12
Maret 2015 bertempat di Polda Maluku,
Berdasarkan Surat Perintah Tugas Deputi
Bidang Penindakan KPK RI Nomor:
Sprint.Gas-36/20-25/03/2015 tanggal 6
Maret 2015.
Hasil koordinasi: Diperoleh informasi
terkait
perkembangan
penanganan
perkara dan diberikan saran atas
hambatan
yang
ditemui
dalam
penyidikan,
sebagaimana
tertuang
dalam Laporan Hasil Koordinasi kepada
Deputi Bidang Penindakan Nomor: ND26/25/03/2015 tanggal 23 Maret 2015.
Dugaan
TPK
sehubungan
dnegan
penyalahgunaan dana hibah untuk Yayasan
Klenteng Sam Poo Kong yang bersumber
dari APBD Provinsi Jawa Tengah TA 2011
dan 2012 oleh Penyidik Kejaksaan Tinggi
Jawa Tengah.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dilakukan tanggal 27 Maret
2015 bertempat di Kejaksaan Tinggi
Semarang, Berdasarkan Surat Perintah
Tugas Deputi Bidang Penindakan KPK
RI Nomor: Sprint.Gas-42/20-25/03/2015
tanggal 10 Maret 2015.
Hasil koordinasi: Diperoleh informasi
terkait
perkembangan
penanganan
perkara sebagai bahan koordinasi dan
supervisi, Kegiatan telah dilaporkan

LAMPIRAN

113

34.

35.

36.

kepada Deputi Bidang Penindakan


sebagaimana tertuang dalam Laporan
Hasil
Koordinasi
Nomor:
ND33/25/03/2015 tanggal 31 Maret 2015.
Dugaan TPK sehubungan dengan kegiatan
pengadaan alat kesehatan, kedokteran dan
KB pada program UKP RSUD dr. R. Soedjono
Selong Kabupaten Lombok Timur TA 2008
oleh Penyidik Polda NTB.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan Saksi atas
nama R. Wuryanto, T (Manager PT.
Sekarguna Medika) dan Rohmad Setya
Budi (Direktur PT. Utama Sarana Medika)
pada 23 Maret 2015.
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan dalam perkara dimaksud
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Saksi. Kegiatan
telah dilaporkan kepada Deputi Bidang
Penindakan dalam Laporan Hasil
Koordinasi Nomor: ND-30/25/03/2015
tanggal 30 Maret 2015.
Dugaan TPK sehubungan dengan kegiatan
pengadaan alat kesehatan, kedokteran dan
KB pada program UKP RSUD dr. R. Soedjono
Selong Kabupaten Lombok Timur TA 2008
oleh Penyidik Polda NTB.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan Saksi atas
nama Nurzaini Johny Ismail (Bagian
Umum PT. Matesu Abadi), Surjasan
Ilijas (Marketing Manager PT. Mega
Andalan Kalasan) dan Ahli LKPP atas
nama Emin Adhy Muhaemin (Direktur
Pengembangan Sistem Katalog LKPP),
pada 24 Maret 2015.
Hasil koordinasi: Saksi dan Ahli telah
memberikan keterangan dalam perkara
dimaksud sebagaimana tertuang dalam
Berita Acara Pemeriksaan Saksi dan Ahli.
Kegiatan telah dilaporkan kepada Deputi
Bidang Penindakan dalam Laporan Hasil
Koordinasi Nomor: ND-30/25/03/2015
tanggal 30 Maret 2015.
Dugaan TPK sehubungan dengan kegiatan
pengadaan alat kesehatan, kedokteran dan
KB pada program UKP RSUD dr. R. Soedjono
Selong Kabupaten Lombok Timur TA 2008
oleh Penyidik Polda NTB.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan Saksi atas
nama Tony Sirad (Direktur PT. Karindo
Alkestron), Anton Aditya Askar (GM PT.
EMS Indoappliances), Amrius (Manager

37.

38.

39.

Sales PT. Indofarma Global Medika),


dan Rizal Achmadi (Country Manager
ITS Science & Medical Pte, Ltd), pada 25
Maret 2015.
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan dalam perkara dimaksud
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Saksi. Kegiatan
telah dilaporkan kepada Deputi Bidang
Penindakan dalam Laporan Hasil
Koordinasi Nomor: ND-30/25/03/2015
tanggal 30 Maret 2015.
Dugaan TPK sehubungan dengan kegiatan
pengadaan alat kesehatan, kedokteran dan
KB pada program UKP RSUD dr. R. Soedjono
Selong Kabupaten Lombok Timur TA 2008
oleh Penyidik Polda NTB.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan Saksi atas
nama Fredho Halim (Direktur PT. Frismed
Hoslab Indonesia), dan R. Panca Adi Saha
Dewa, SS (Kepala Cabang PT. Mensa Bina
Sukses), pada 26 Maret 2015.
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan dalam perkara dimaksud
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Saksi. Kegiatan
telah dilaporkan kepada Deputi Bidang
Penindakan dalam Laporan Hasil
Koordinasi Nomor: ND-30/25/03/2015
tanggal 30 Maret 2015.
Dugaan TPK sehubungan dengan pengadaan
Alat Kedokteran, Kesehatan dan KB pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian
Timur (SBT) Tahun 2010, oleh Penyidik
Polda Maluku.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan saksi atas
nama Yulianis, dan Oktarina Furi, pada 25
Maret 2015.
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan dalam perkara dimaksud
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Saksi, Kegiatan
telah dilaporkan kepada Deputi Bidang
Penindakan dalam Laporan Hasil
Koordinasi Nomor: ND-32/25/03/2015
tanggal 31 Maret 2015.
Dugaan TPK sehubungan dengan pengadaan
Alat Kedokteran, Kesehatan dan KB pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian
Timur (SBT) Tahun 2010, oleh Penyidik
Polda Maluku.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan Saksi atas

Laporan
Tahunan 2015

114

40.

41.

42.

nama Marisi Matondang, tanggal 27


Maret 2015.
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan dalam perkara dimaksud
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Saksi, Kegiatan
telah dilaporkan kepada Deputi Bidang
Penindakan dalam Laporan Hasil
Koordinasi Nomor: ND-32/25/03/2015
tanggal 31 Maret 2015.
Dugaan
TPK
sehubungan
dengan
pengelolaan dan penggunaan Keuangan
Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD)
Universitas Palangkaraya TA. 2010 s.d. TA.
2013 atas nama tersangka HS dan kawankawan.
Kegiatan yang dikoordinasikan: Gelar
perkara perkembangan penyidikan a
quo yang dilaksanakan oleh penyidik
Kejati Kalimantan Tengah. Penyidik
Kejati Kalimantan Tengah memerlukan
fasilitasi ahli teknis untuk kegiatan cek
fisik dengan fasilitasi Unit Koorsup KPK.
Hasil koordinasi: Disimpulkan bahwa
Unit Koorsup KPK akan memfasilitasi
ahli teknis untuk kegiatan cek fisik
pada objek yang berada di Palangkaraya
Kalimantan Tengah. Hasil koordinasi
tersebut telah dilaporkan kepada Deputi
Penindakan dengan Nota Dinas Nomor:
ND-27/25/03/2015 tanggal 25 Maret
2015.
Dugaan
TPK
sehubungan
dengan
pengelolaan dan penggunaan Keuangan
Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD)
Universitas Palangkaraya TA. 2010 s.d. TA.
2013 atas nama tersangka HS dan kawankawan.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dengan ahli teknis terkait
persiapan cek fisik dengan objek di
Palangkaraya
(Sprin.Gas-40/2025/03/2015 tanggal 13 Maret 2015).
Hasil koordinasi: Disimpulkan bahwa
Unit Koorsup akan memfasilitasi ahli
teknis dari teknik sipil & Arsitektur dalam
rangka kegiatan Cek Fisik pada objek yang
berada di Palangkaraya. Hasil koordinasi
tersebut telah dilaporkan kepada Deputi
Penindakan dengan Nota Dinas Nomor:
ND-28/25/03/2015 tanggal 26 Maret
2015.
Dugaan
TPK
sehubungan
dengan
pengelolaan dan penggunaan Keuangan
Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD)

43.

44.

45.

46.

Universitas Palangkaraya TA. 2010 s.d. TA.


2013 atas nama tersangka HS dan kawankawan.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Persiapan pelaksanaan cek fisik pada
objek yang berada di Palangkaraya.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
kegiatan cek fisik pada objek dimaksud
oleh ahli teknik sipil dan penyidik Kejati
Kalimantan Tengah dengan fasilitasi KPK
(Sprin.Gas-46/20-25/03/2015 tanggal
23 Maret 2015).
Dugaan
TPK
sehubungan
dengan
Pembangunan 21 (duapuluh satu) Gardu
Induk (1.610 MVA) pada Induk Pembangunan
dan Jaringan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara
PT. PLN (Persero) atas nama tersangka WK
yang dilaksanakan oleh Kejaksaan Tinggi
DKI Jakarta.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi
pemeriksaan
saksi
terhadap Waryono Karno pada 6 April
2015.
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan saksi dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan.
Koordinasi terkait informasi penanganan
perkara TPK dengan Polda dan Kejati
Bangka Belitung pada 28-30 April 2015.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Pengumpulan
data
penanganan
perkara TPK untuk keperluan database/
pemutakhiran data.
Hasil koordinasi: Data penanganan
perkara TPK, kegiatan telah dilaporkan
kepada Deputi Penindakan melalui Nota
Dinas Koordinator Unit Koorsup.
Koordinasi terkait informasi penanganan
perkara TPK dengan Polda dan Kejati
Sulawesi Tengah pada 28-30 April 2015.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Pengumpulan
data
penanganan
perkara TPK untuk keperluan database/
pemutakhiran data.
Hasil koordinasi: Data Penanganan
Perkara TPK kegiatan telah dilaporkan
kepada Deputi Bidang Penindakan
melalui Nota Dinas Koordinator Unit
Koorsup Nomor: ND-20/25/05/2015
tanggal 6 Mei 2015.
Dugaan TPK APBD Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun Anggaran 2004-2005 pada kegiatan
pembangunan kolam renang di Bukit Jabal
Nur Kota Palu.

LAMPIRAN

115

47.

48.

49.

Kegiatan yang dikoordinasikan: Gelar


perkara dalam rangka pemberian
fasilitasi ahli keuangan negara/daerah.
Hasil koordinasi: Dari hasil gelar perkara
disimpulkan bahwa terhadap perkara
a quo akan difasilitasi ahli keuangan
negara/daerah dan ahli lain yang
diperlukan dalam penyidikan perkara a
quo.
Dugaan TPK dalam pembangunan RSUD dr
Hardjono Kabupaten Ponorogo sumber dana
APBN Tahun Anggaran 2009 dan 2010 oleh
Penyidik Kepolisian Resort Ponorogo.
Kegiatan
koordinasi:
Koordinasi
dilakukan tanggal 22 April 2015
bertempat di Kepolisian Resort Ponorogo,
Berdasarkan Surat Perintah Tugas Deputi
Bidang Penindakan KPK RI Nomor:
Sprint.Gas-63/20-25/04/2015 tanggal
16 April 2015.
Hasil koordinasi: Perkara a quo telah
dilakukan pelimpahan tersangka dan
barang bukti (tahap II) ke Kejaksaan
Negeri Ponorogo atas nama tersangka
dr. YS (KPA) dan K (PPK) pada 29 Januari
2015, dan saat ini penyidik telah membuka
penyidikan baru terhadap keterlibatan
tersangka lainnya atas nama BW (Ketua
Tim Teknis 2009), PL (Ketua Tim Teknis
2010), PN (Ketua Riksa Barang), DE
(Kadis PU), BD (Ketua Panitia Pengadaan),
dan diperoleh informasi lainnya sebagai
bahan koordinasi dan supervisi. Kegiatan
telah dilaporkan kepada Deputi Bidang
Penindakan sebagaimana tertuang dalam
Laporan Hasil Koordinasi Nomor: ND45/25/04/2015 tanggal 28 April 2015.
Dugaan TPK pengelolaan dan penggunaan
Keuangan Program Studi Pendidikan Dokter
(PSPD) Universitas Palangkaraya Tahun
Anggaran 2010 s.d. Tahun Anggaran 2013
atas nama tersangka HS dan kawan-kawan.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Persiapan pelaksanaan cek fisik pada
objek yang berada di Palangkaraya.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
kegiatan cek fisik pada objek dimaksud
oleh ahli Teknik Sipil dan Arsitek
dengan didampingi oleh penyidik Kejati
Kalimantan Tengah dengan fasilitasi Unit
Koorsup KPK.
Dugaan TPK pengadaan tanah untuk
keperluan pembangunan Dermaga dan
jalan menuju ke Dermaga di Desa Gunaksa
Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung

50.

51.

TA. 2007-2008 bertempat di Desa Gunaksa


Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung,
atas nama tersangka IWC (Bupati
Klungkung).
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dengan Penuntut Umum
Kejaksaan Negeri Klungkung dan
memfasilitasi saksi dari Direktorat PP
LHKPN dan Direktorat Gratifikasi KPK
pada Persidangan di PN Tipikor Denpasar
(Springas-57/20-25/03/2015 tanggal 27
Maret 2015).
Hasil koordinasi: Unit Koorsup telah
memfasilitasi Penyidik Kejaksaan Negeri
Klungkung dan saksi dari Direktorat
PP LHKPN dan Direktorat Gratifikasi
KPK telah memberi keterangan dalam
Persidangan perkara a quo di PN Tipikor
Denpasar.
Dugaan TPK pengadaan tanah untuk
keperluan pembangunan Dermaga dan
jalan menuju ke Dermaga di Desa Gunaksa
Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung
TA. 2007-2008 bertempat di Desa Gunaksa
Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung,
atas nama tersangka IWC (Bupati
Klungkung).
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dengan Penuntut Umum
Kejaksaan Negeri Klungkung dan
memfasilitasi Ahli Keuangan Negara
(Siswo Sujanto), Ahli Hukum Pidana
(Adami Chazawi), dan Ahli Hukum
Agraria (Iwan Permadi) pada persidangan
di PN Tipikor Denpasar. (Sprin.Gas62/20-25/04/2015 tanggal 13 April
2015).
Hasil koordinasi: Unit Koorsup telah
memfasilitasi Penyidik Kejaksaan Negeri
Klungkung dan Ahli Keungan Negara,
Ahli Hukum Pidana serta Ahli Hukum
Agraria telah memberikan pendapat
dalam persidangan perkara a quo di PN
Tipikor Denpasar.
Dugaan TPK dalam Penyalahgunaan dana
APBD Kota Manado Tahun Anggaran 2008
pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota
Manado yang dilaksanakan oleh Kejaksaan
Tinggi Sulawesi Utara.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dengan Aspidsus Kejaksaan
Tinggi Sulawesi Utara pada 20 Mei 2015
terkait dengan perkembangan kasus
berdasarkan Surat Perintah Tugas Deputi
Bidang Penindakan Nomor: Sprint.Gas74/20-25/05/2015 tanggal 15 Mei 2015.

Laporan
Tahunan 2015

116

52.

53.

54.

55.

Hasil koordinasi: Hasil Koordinasi


sebagaimana tertuang dalam Laporan
Kegiatan Koordinasi Nomor: ND55/25/05/2015 tanggal 27 Mei 2015.
Dugaan TPK Tunjangan Penghasilan Aparat
Pemerintahan Desa (TPAPD) atas nama
tersangka MMS oleh Polda Sulawesi Utara.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dengan Dir. Reskrimsus
Polda Sulawesi Utara pada 21 Mei 2015
terkait dengan perkembangan kasus
berdasarkan Surat Perintah Tugas Deputi
Bidang Penindakan Nomor: Sprint.Gas74/20-25/05/2015 tanggal 15 Mei 2015.
Hasil koordinasi: Hasil Koordinasi
sebagaimana tertuang dalam Laporan
Kegiatan Koordinasi Nomor: ND55/25/05/2015 tanggal 27 Mei 2015
Perkara telah Tahap II.
Dugaan TPK Pengelolaan Dana Alokasi
Khusus (DAK) Dinas Pendidikan Kabupaten
Tebo Tahun Anggaran 2008 atas nama
tersangka D bin ER yang dilaksanakan oleh
Kepolisian Daerah Jambi.
Kegiatan koordinasi: Koordinasi dengan
Dir Reskrimsus tanggal 28 Mei 2015
terkait dengan perkembangan kasus
berdasarkan Surat Perintah Tugas Deputi
Bidang Penindakan Nomor: Sprint.Gas76/20-25/05/2015 tanggal 20 Mei 2015.
Hasil koordinasi: Hasil Koordinasi
sebagaimana tertuang dalam Laporan
Kegiatan Koordinasi Nomor: ND56/25/05/2015 tanggal 3 Juni 2015.
Dugaan TPK pada Pekerjaan Normalisasi
Muara Pantai Karangantu di Dinas Sumber
Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten
TA.2012 senilai Rp. 4.739.720.000 atas
nama tersangka IP dan Tersangka IS yang
dilaksanakan oleh Kepolisian Daerah Banten.
Kegiatan
koordinasi:
Memfasilitasi
pemeriksaan saksi pada 27 Mei 2015.
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Saksi.
Dugaan TPK dalam Pengadaan Alat
Kesehatan Puskesmas untuk Kegiatan
Sarana dan Prasarana Puskesmas pada Dinas
Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang
bersumber dari APBN TA. 2010 maupun
yang bersumber dari APBD Tahun 2010 atas
nama tersangka DP yang dilaksanakan oleh
Kejaksaan Negeri Tigaraksa.
Kegiatan
koordinasi:
Memfasilitasi

pemeriksaan saksi pada 25 Mei 2015.


Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Saksi.
Dugaan TPK pengadaan tanah Tempat
Pemakaman Umum (TPU) terhadap
tersangka penyerta atas nama ALA (pemilik
tanah), oleh Penyidik Ditreskrimsus Polda
Maluku.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan Ahli Hukum
Pidana atas nama EVA ACHJANI ZULFA
tanggal 29 Mei 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan Ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan TPK terhadap kegiatan pengadaan
tanah seluas 12.600 M2 pada Satuan Kerja
Politeknik Negeri Ambon, oleh Penyidik
Ditreskrimsus Polda Maluku.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi Ahli Teknis ahli atas nama
AGUSTINUS P. TAMBA untuk melakukan
penilaian terhadap objek tanah perkara
tersebut tanggal 4 s.d. 18 Mei 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
Laporan Hasil Penilaian Objek Tanah
kepada KPK dan telah disampaikan
ke Kapolda Maluku melalui Surat KPK
Nomor: R-608/20-25/05/2015 tanggal
21 Mei 2015.
Dugaan TPK dengan tujuan menguntungkan
diri sendiri atau orang lain, secara
bersama- sama melawan hukum, dengan
menggunakan
keuangan
Pemerintah
Kota
Surabaya
TA.
2007
sebesar
Rp.720.000.000,- (tujuh ratus dua puluh
juta rupiah) oleh tersangka atas nama BDH,
oleh Penyidik Ditreskrimsus Polda Jatim.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dilakukan tanggal 5 Mei 2015
bertempat di Kejaksaan Tinggi Jawa
Timur dan tanggal 6 Mei 2015 bertempat
di Ditreskrimsus Polda Jawa Timur,
berdasarkan Surat Perintah Tugas Deputi
Bidang Penindakan KPK RI Nomor: Sprin.
Gas-65/20-25/04/2015 tanggal 21 April
2015.
Hasil koordinasi: Diperoleh informasi
terkait
perkembangan
penanganan
perkara
sebagai
bahan
supervisi,
Kegiatan telah dilaporkan kepada
Deputi Bidang Penindakan sebagaimana

56.

57.

58.

LAMPIRAN

117

59.

60.

61.

tertuang dalam Laporan Hasil Koordinasi


Nomor: ND-51/25/05/2015 tanggal 8
Mei 2015.
Dugaan TPK pengelolaan dan penggunaan
Keuangan Program Studi Pendidikan Dokter
(PSPD) Universitas Palangkaraya TA. 2010
s.d. TA. 2013 atas nama tersangka HS dan
kawan-kawan.
Kegiatan yang dikoordinasikan: Gelar
perkara dengan ahli konstruksi, Penyidik
Kejaksaan Tinggi Kalimantan Tengah
dan BPKP Perwakilan Kalimantan Tengah
terkait laporan hasil cek fisik dari ahli
konstruksi.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
kegiatan gelar perkara dan permintaan
pendapat ahli konstruksi dalam Berita
Acara Pemeriksaan (BAP) oleh Kejaksaan
Tinggi Kalimantan Tengah dengan
fasilitasi Unit Koordinasi dan Supervisi
KPK
(Sprin.Gas-79/20-25/05/2015
tanggal 26 Mei 2015).
Dugaan TPK pengelolaan dan penggunaan
Keuangan Program Studi Pendidikan Dokter
(PSPD) Universitas Palangkaraya TA. 2010
s.d. TA. 2013 atas nama tersangka HS dan
kawan-kawan.
Kegiatan yang dikoordinasikan: Gelar
perkara dengan ahli arsitektur, Penyidik
Kejaksaan Tinggi Kalimantan Tengah
dan BPKP Perwakilan Kalimantan Tengah
terkait laporan hasil cek fisik dari ahli
arsitektur.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
kegiatan gelar perkara dan permintaan
pendapat ahli konstruksi dalam Berita
Acara Pemeriksaan (BAP) oleh Kejaksaan
Tinggi Kalimantan Tengah dengan
fasilitasi Unit Koordinasi dan Supervisi
KPK.
Dugaan TPK dalam penyaluran dana bantuan
sosial perbaikan rumah (BSPR) tahun 2009
di Kab Nias dengan tersangka YH als AR
dan perkara TPK dalam pelelangan barang
dan jasa pengadaan alat-alat kesehatan,
kedokteran dan KB di RSUD dr. Pirngadi
Medan TA-2012, sumber dana APBN TA2012 dengan tersangka AL, TZ, KA, AA dan
Ysr\ yang dilaksanakan oleh Polda Sumatera
Utara.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dengan Dirkrimsus Sumatera
Utara pada 11 Juni 2015 terkait dengan
perkembangan kasus berdasarkan Surat
Perintah Tugas Deputi Bidang Penindakan

62.

63.

64.

Nomor:
Sprintgas-85/20-25/06/2015
tanggal 4 Juni 2015.
Hasil koordinasi: Hasil Koordinasi
sebagaimana tertuang dalam Laporan
Kegiatan Koordinasi Nomor: ND61/25/06/2015 tanggal 19 Juni 2015.
Dugaan TPK dalam penyimpangan dalam
penetapan dan pemberian ganti rugi
pembebasan tanah untuk pembangunan
Bandara Baru Kec. Mengkendek Tana Toraja
dengan sumber dana yang berasal dari
APBD Provinsi Sulawesi Selatan dan APBD
Tana Toraja TA. 2011 dengan nilai proyek Rp.
38.2 miliar atas nama tersangka EK (Sekda
Kabupaten Tana Toraja) dan RR, SE yang
dilaksanakan oleh Polda Sulawesi Selatan.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Melakukan kegiatan koordinasi antara
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan,
Polda Sulawesi Selatan dan BPKP
Provinsi Sulawesi Selatan serta BPN
setempat terkait perkembangan kasus
berdasarkan Surat Perintah Tugas
Deputi Bidang Penindakan Nomor:
Sprintgas-87/20-25/06/2015 tanggal 11
Juni 2015.
Hasil koordinasi: Koordinasi akan
dilanjutkan dengan menunggu hasil
klusterisasi
yang
dilakukan
oleh
pihak BPN setempat. Hasil koordinasi
sebagaimana tertuang dalam laporan
pelaksanaan koordinasi Nomor: ND/25/07/2015 tanggal Juli 2015.
Dugaan TPK pada Kegiatan Bantuan
Slimulan Perumahan Swadaya (BSPS)
Kabupaten Wulu TA. 2014 dengan nama
Tersangka ABP, SH yang dilaksanakan oleh
Kejaksaan Negeri Belopa.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Melakukan koordinasi dengan Kejari
Belopa pada 16 Juni 2015 terkait
permintaan
cloning
data
untuk
penyidikan sesuai dengan SpringasSprintgas-87/20-25/06/2015 tanggal 11
Juni 2015.
Hasil koordinasi: Telah diterima barang
bukti dan di tindaklanjuti ke Dir. Monitor,
hasil cloning data telah diterima dan
diserahkan kembali ke Kejaksaan Negeri
Belopa.
Dugaan TPK Proyek Pembangunan Jembatan
Kedaung Tahap I pada Dinas Bina Marga dan
Tata Ruang Provinsi Banten TA.2013 senilai
Rp. 23.419.786.000,- (dua puluh tiga miliar
empat ratus sembilan belas juta tujuh ratus

Laporan
Tahunan 2015

118

65.

66.

67.

delapan puluh enam ribu rupiah) atas nama


tersangka S selaku Kepala Dinas BMTR
Provinsi Banten merangkap sebagai PPK
dan MK selaku Pelaksana Pekerjaan.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Melaksanakan rapat koordinasi dan gelar
perkara dengan Kejari Tigaraksa, tim
PKN BPK RI Provinsi Banten dan JPU
pada Kejagung RI.
Hasil koordinasi: Hasil Koordinasi
sebagaimana tertuang dalam Laporan
Kegiatan Koordinasi Nomor: ND65/25/07/2015 tanggal 7 Juli 2015.
Dugaan tindak pidana korupsi dalam
Pengadaan Alat Kesehatan Puskesmas pada
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
TA.2010 yang dilaksanakan oleh Kejaksaan
Negeri Tigaraksa, Banten.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dengan Aspidsus Kejaksaan
Tinggi
Banten
bersama
Kajari
Tigaraksa pada 24 Juni 2015 terkait
dengan
pembahasan
kemungkinan
dilakukannya penggabungan penuntutan
perkara TPK atas nama tersangka DP,
ST berdasarkan Surat Perintah Tugas
Deputi Bidang Penindakan Nomor:
Sprintgas-92/20-25/06/2015 tanggal 22
Juni 2015.
Hasil koordinasi: Hasil Koordinasi
sebagaimana tertuang dalam Laporan
Kegiatan Koordinasi Nomor: ND65/25/07/2015 tanggal 7 Juli 2015.
Fasilitasi Surat permintaan pemanggilan
saksi DP dari Direktur Penuntutan Jampidsus
Kejagung RI No: B-2017/F3/Ft.1/06/2015
tanggal 16 Juni 2015 untuk keperluan
persidangan atas nama tersangka H yang
dilaksanakan di Pengadilan Tipikor Serang.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi kehadiran saksi dalam
persidangan di Pengadilan Tipikor Serang
pada 25 Juni 2015.
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Saksi.
Koordinasi terkait informasi perkembangan
penanganan perkara TPK dengan Polda dan
Kejati Sulawesi Tenggara
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Pengumpulan
data
perkembangan
penanganan
perkara
TPK
untuk
keperluan database.
Hasil
koordinasi:
Laporan
Data

68.

69.

70.

Penanganan Perkara TPK. Kegiatan


telah dilaporkan kepada Deputi Bidang
Penindakan
melalui
Nota
Dinas
Koordinator Unit Koorsup Nomor: ND57/25/06/2015 tgl 8 Juni 2015.
Dugaan TPK penyalahgunaan dana biaya
perjalanan dinas yang bersumber dari APBD
Kabupaten Buton Utara TA 2012 s.d. 2014
yang diduga melibatkan Bupati Buton Utara,
oleh Penyidik Ditreskrimsus Polda Sulawesi
Tenggara.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dilakukan tanggal 27 Mei
2015 bertempat di Ditreskrimsus Polda
Sulawesi Tenggara, berdasarkan Surat
Perintah Tugas Plh.Deputi Bidang
Penindakan KPK RI Nomor: Sprin.Gas75/20-25/05/2015 tanggal 19 Mei 2015.
Hasil koordinasi: Diperoleh informasi
terkait Kasus Posisi dan perkembangan
penanganan perkara sebagai bahan
koordinasi dan supervisi, Kegiatan
telah dilaporkan kepada Deputi Bidang
Penindakan
sebagaimana
tertuang
dalam Laporan Hasil Koordinasi Nomor:
ND-57/25/06/2015 tgl 8 Juni 2015.
Koordinasi terkait informasi perkembangan
penanganan perkara TPK dengan Polda dan
Kejati Sumatera Barat.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Pengumpulan
data
perkembangan
penanganan perkara TPK untuk keperluan
database,
berdasarkan
berdasarkan
Surat Perintah Tugas Plh.Deputi Bidang
Penindakan KPK RI Nomor: Sprin.Gas84/20-25/06/2015 tanggal 04 Juni 2015.
Hasil
koordinasi:
Laporan
Data
Penanganan Perkara TPK. Kegiatan
telah dilaporkan kepada Deputi Bidang
Penindakan
melalui
Nota
Dinas
Koordinator Unit Koorsup Nomor: ND60/25/06/2015 tgl 17 Juni 2015.
Dugaan TPK terhadap kegiatan pengadaan
tanah seluas 12.600 M2 pada Satuan Kerja
Politeknik Negeri Ambon TA 2010 dan 2012,
oleh Penyidik Ditreskrimsus Polda Maluku.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi Pemeriksaan Ahli KJPP
atas nama AGUSTINUS P. TAMBA untuk
melakukan penilaian terhadap objek
tanah perkara tersebut tanggal 15 Juni
2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan Ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.

LAMPIRAN

119
71.

72.

73.

Dugaan
TPK
dalam
pengadaan
pembangunan jalan ayawashi-kebar Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Papua Barat
TA 2008 s.d. 2010, oleh Kejaksaan Tinggi
Papua.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Mengkoordinasikan
permintaan
konfirmasi atas Rencana Pelaksanaan
Jalan Ayawasi- Kebar dari Dirjen Bina
Marga Kemen PU tanggal 5 Juni 2015
dengan Kejati Papua berdasarkan Surat
Perintah Tugas Plh.Deputi Bidang
Penindakan KPK RI Nomor: Sprin.Gas78/20-25/05/2015 tanggal 26 Mei 2015
Hasil koordinasi: Diperoleh informasi
perkembangan penanganan perkara
tersebut dan Kejati Papua telah
mengkonfirmasi dengan Surat Kajati
Papua Nomor: B-767/T.1/Fs.1/06/2015
tanggal 8 Juni 2015 bahwa ruas jalan
Ayawasi-Kebar
dapat
dilanjutkan
pembangunannya.
Kegiatan
telah
dilaporkan kepada Plh. Deputi Bidang
Penindakan
melalui
Nota
Dinas
Koordinator Unit Koorsup Nomor: ND62/25/06/2015 tgl 22 Juni 2015.
Koordinasi terkait informasi perkembangan
penanganan perkara TPK dengan Polda dan
Kejati Papua
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Pengumpulan
data
perkembangan
penanganan perkara TPK untuk keperluan
database,
berdasarkan
berdasarkan
Surat Perintah Tugas Plh.Deputi Bidang
Penindakan KPK RI Nomor: Sprin.Gas78/20-25/05/2015 tanggal 26 Mei 2015
Hasil
koordinasi:
Laporan
Data
Penanganan
Perkara
TPK
(vide
Surat Dirreskrimsus Polda Papua
Nomor:B/1460/VI/2015 tanggal 5 Juni
2015. Kegiatan telah dilaporkan kepada
Deputi Bidang Penindakan melalui Nota
Dinas Koordinator Unit Koorsup Nomor:
ND-62/25/06/2015 tgl 22 Juni 2015
Dugaan TPK pengembangan distribusi
air minum, pekerjaan Konstruksi jaringan
air bersih/air minum di Kec. Manggis,
Kec. Karangasem, Kec. Kubu, Kec Abang
Kabupaten Karangasem APBD TA 2009 dan
TA 2010 atas nama terdakwa Ir. IDA BAGUS
MADE OKA.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dengan Penuntut Umum
Kejaksaan Negeri Amlapura terkait
fasilitasi keterangan ahli dari ITB pada
persidangan di PN Tipikor Denpasar

74.

75.

76.

(Sprin.Gas- 91/20-25/06/2015 tanggal


22 Juni 2015)
Hasil koordinasi: Ahli dari ITB telah
memberikan pendapat pada persidangan
perkara a quo di PN Tipikor Denpasar
Dugaan TPK pengadaan tanah untuk
keperluan pembangunan Dermaga dan
jalan menuju ke Dermaga di Desa Gunaksa
Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung
TA. 2007-2008 bertempat di Desa Gunaksa
Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung,
atas nama terdakwa Ir. I KETUT JANAPRIA,
MT.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dengan Penuntut Umum
Kejaksaan Negeri Klungkung dan
memfasilitasi Ahli Keuangan Negara
pada persidangan di PN Tipikor Denpasar.
(Sprin.Gas-94/20-25/06/2015 tanggal
23 Juni 2015).
Hasil koordinasi: Unit Koorsup telah
memfasilitasi Penyidik Kejaksaan Negeri
Klungkung dan Ahli Keungan Negara
telah memberikan pendapat dalam
persidangan perkara a quo di PN Tipikor
Denpasar.
Dugaan TPK pengadaan tanah untuk
keperluan pembangunan Dermaga dan
jalan menuju ke Dermaga di Desa Gunaksa
Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung
TA. 2007-2008 bertempat di Desa Gunaksa
Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung,
atas nama terdakwa A.A. NGURAH AGUNG,
Dipl.HE.Msc, dkk.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dengan Penuntut Umum
Kejaksaan Negeri Klungkung dan
memfasilitasi Ahli Keuangan Negara
pada persidangan di PN Tipikor Denpasar.
(Sprin.Gas-94/20-25/06/2015 tanggal
23 Juni 2015)
Hasil koordinasi: Unit Koorsup telah
memfasilitasi Penyidik Kejaksaan Negeri
Klungkung dan Ahli Keungan Negara
telah memberikan pendapat dalam
persidangan perkara a quo di PN Tipikor
Denpasar.
Dugaan TPK pengadaan tanah untuk
keperluan pembangunan Dermaga dan
jalan menuju ke Dermaga di Desa Gunaksa
Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung
TA. 2007-2008 bertempat di Desa Gunaksa
Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung,
atas nama terdakwa I GUSTI NGURAH
GEDE, SH., dkk.

Laporan
Tahunan 2015

120

77.

78.

79.

Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dengan Penuntut Umum
Kejaksaan Negeri Klungkung dan
memfasilitasi Ahli Keuangan Negara
pada persidangan di PN Tipikor Denpasar.
Hasil koordinasi: Unit Koorsup telah
memfasilitasi Penyidik Kejaksaan Negeri
Klungkung dan Ahli Keungan Negara
telah memberikan pendapat dalam
persidangan perkara a quo di PN Tipikor
Denpasar.
Dugaan TPK pengadaan lahan Kab.
Pandeglang TA 2002 dan perkara TPK
normalisasi pantai Karangantu pada
Dinas SDA Provinsi Banten TA 2012 yang
penyidikannya dilaksanakan oleh Polda
Banten.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Dilaksanakan rapat koordinasi dengan
Penyidik dari Polda Banten pada 29 Juli
2015 berdasarkan Surat Perintah Tugas
Nomor Sprint.Gas-105/20-25/07/2015
tanggal 27 Juli 2015
Hasil koordinasi: KPK akan berkoordinasi
dengan BPK RI Perwakilan Provinsi
Banten guna percepatan penyelesaian
perhitungan kerugian negara.
Dugaan TPK dalam proyek pembangunan
kolam renang di Bukit Jabal Nur Palu
Sulawesi Tengah TA 2004-2005 a.n.
tersangka AP penyidikannya dilaksanakan
oleh Kejati Sulteng.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan ahli oleh
Penyidik dari Kejati Sulteng terhadap ahli
a.n.. Eddy Jaya, Emanuel Sujatmoko dan
Siswo Sujanto pada 6 s.d 8 Juli 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan TPK dalam proyek pembangunan
kolam renang di Bukit Jabal Nur Palu Sulawesi
Tengah TA 2004-2005 a.n. tersangka PS
yang penyidikannya dilaksanakan oleh
Kejati Sulteng.
Kegiatan yang dikoordinasikan: Koorsup
KPK memfasilitasi pemeriksaan ahli oleh
Penyidik dari Kejati Sulteng terhadap ahli
a.n. Eddy Jaya, Emanuel Sujatmoko dan
Siswo Sujanto pada 6 s.d 8 Juli 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.

80.

81.

82.

83.

Dugaan TPK dalam proyek pembangunan


kolam renang di Bukit Jabal Nur Palu Sulawesi
Tengah TA 2004-2005 a.n. tersangka HKM
yang penyidikannya dilaksanakan oleh
Kejati Sulteng.
Kegiatan yang dikoordinasikan: Koorsup
KPK memfasilitasi pemeriksaan ahli oleh
Penyidik dari Kejati Sulteng terhadap ahli
a.n. Eddy Jaya, Emanuel Sujatmoko dan
Siswo Sujanto pada 6 s.d 8 Juli 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan TPK dalam proyek pembangunan
kolam renang di Bukit Jabal Nur Palu Sulawesi
Tengah TA 2004-2005 a.n. tersangka MM
yang penyidikannya dilaksanakan oleh
Kejati Sulteng.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan ahli oleh
Penyidik dari Kejati Sulteng terhadap ahli
a.n. Eddy Jaya, Emanuel Sujatmoko dan
Siswo Sujanto pada 6 s.d 8 Juli 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan TPK penggunaan dan pengelolaan
dana alokasi khusus (DAK) bidang
pendidikan di Kabupaten Tebo TA 2008 a.n.
tersangka D bin ER yang penyidikannya
dilaksanakan oleh Polda Jambi.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan ahli keuangan
daerah oleh Penyidik dari Polda Jambi
terhadap ahli a.n. Siswo Sujanto pada 30
Juli 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan TPK pada pengelolaan/penggunaan
anggaran belanja makanan dan minuman
di SKPD Sekretariat Daerah Kabupaten
Batanghari TA 2008-2010 a.n. tersangka
YA yang penyidikannya dilakukan oleh oleh
Polres Batanghari Jambi.
Kegiatan
yang
dikoordinasikankan:
Dilaksanakan rapat koorsup terpadu
pada 2 Juli 2015 yang bertempat di Kejati
Jambi yang dihadiri oleh Koorsup KPK,
Kejagung RI, Bareskrim Polri, Polda Jambi
dan Kejati Jambi dan Polres Batanghari.
Dasar dilaksanakanya kegiatan ini adalah

LAMPIRAN

121

84.

85.

86.

Surat Perintah Tugas Nomor: Sprint.Gas95/20-25/06/2015 tanggal 24 Juni 2015.


Hasil
supervisi:
Hasil
Supervisi
sebagaimana tertuang dalam Laporan
Kegiatan Nomor: ND-69/25/07/2015
tanggal 10 Juli 2015.
Dugaan TPK pembangunan Dermaga
Kubangsari yang dipergunakan dalam
perkara lain yang penyidikannya dilakukan
oleh Kejati Banten.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dengan Penyidik dan JPU dari
Kejati Banten terkait penyerahan copy
barang bukti perkara TPK pembangunan
Dermaga Kubangsari yang dipergunakan
dalam perkara lain pada 28 Juli 2015.
Dasar dilaksanakannya kegiatan ini
adalah Surat Perintah Tugas Nomor
Sprint.Gas-105/20-25/07/2015 tanggal
27 Juli 2015.
Hasil koordinasi: Telah diserahkan copy
BB legalisir dari KPK kepada Kejaksaan
Tinggi
Banten
guna
kepentingan
penyidikan perkara a quo.
Koordinasi terkait informasi perkembangan
penanganan perkara TPK dengan Polda dan
Kejati Maluku.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
pengumpulan
data
perkembangan
penanganan
perkara
TPK
untuk
keperluan
database,
berdasarkan
Surat Perintah Tugas Deputi Bidang
Penindakan
Nomor:Sprint.Gas-93/2025/06/2015 tanggal 23 Juni 2015
Hasil koordinasi: Laporan Data Perkara
TPK dan perkembangan penanganannya.
Kegiatan telah dilaporkan kepada Deputi
Bidang Penindakan melalui Nota Dinas
Koordinator Unit Koorsup Nomor: ND70/25/07/2015 tgl 13 Juli 2015.
Dugaan TPK dana blockgrant 2008, ADD
2009, dan ADD 2010 di Desa Bencah Kelubi
Kec. Tapung Kab. Kampar, oleh Penyidik
Polres Kampar Provinsi Riau, Dugaan TPK
pada program/ kegiatan rehabilitasi kawasan
konservasi Bukit Suligi Blok A seluas 250
Ha TA 2010 di Desa Tandun Kab. Rokan
Hulu, oleh Penyidik Polres Rokan Hulu,
dan Dugaan TPK Penyaluran Dana Hibah
di Kab. Bengkalis TA 2012 oleh Penyidik
Ditreskrimsus Polda Riau
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dilakukan tanggal 25 Juni
2015 bertempat di Ditreskrimsus Polda
Riau, berdasarkan Surat Perintah Tugas

87.

88.

89.

Plh.Deputi Bidang Penindakan KPK RI


Nomor: SPT-123/20-25/06/2015 tanggal
22 Juni 2015.
Hasil koordinasi: Diperoleh informasi
terkait Kasus Posisi dan perkembangan
penanganan perkara sebagai bahan
koordinasi dan supervisi, Kegiatan
telah dilaporkan kepada Deputi Bidang
Penindakan
sebagaimana
tertuang
dalam Laporan Hasil Koordinasi Nomor:
ND-66/25/07/2015 tgl 8 Juli 2015.
Dugaan TPK dalam pencairan dan
penggunaan belanja hibah yang berasal
dari APBD dan APBD Perubahan Kabupaten
Bantul Tahun Anggaran 2011 kepada KONI
Kabupaten Bantul yang sedang dilaksanakan
oleh Penyidik Kejaksaan Tinggi Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
koordinasi dan memfasilitasi Penyidik
Kejati Daerah Istimewa Yogyakarta pada
kegiatan permintaan pendapat ahli dari
Universitas Diponegoro di Semarang
(Springas-97/20-25/06/2015 tanggal 30
Juni 2015)
Hasil koordinasi: Ahli dari Univ
Diponegoro telah memberikan pendapat
pada tingkat penyidikan.
Dugaan TPK pembangunan gedung 4 lantai
untuk Pustekdata dan Pusfatja Lapan dari
APBN Tahun Anggaran 2011 yang dilakukan
atas nama tersangka DH (Direktur Utama PT
Idee Murni Pratama) dkk
Kegiatan yang dikoordinasikan: gelar
perkara dengan Tim Bareskirm Polri pada
28 Juli 2015
Hasil
koordinasi:
Penyidik
akan
memeriksa saksi-saksi terkait untuk
memperkuat unsur perbuatan melawan
hukum dan unsur kerugian keuangan
negara.
Dugaan TPK pengelolaan dan penggunaan
Keuangan Program Studi Pendidikan Dokter
(PSPD) Universitas Palangkaraya TA. 2010
s.d. TA. 2013 atas nama tersangka HS dan
kawan-kawan.
Kegiatan yang dikoordinasikan: Gelar
perkara perkembangan penyidikan a quo
yang dilaksanakan oleh penyidik Kejati
Kalimantan Tengah. (Sprin.Gas-99/2025/07/2015 tanggal 2 Juli 2015).
Hasil koordinasi: Penyidik dan auditor
akan melaksanakan paparan bersama
terkait perhitungan kerugian keuangan
negara.

Laporan
Tahunan 2015

122
90.

91.

92.

93.

Dugaan TPK dan TPPU yang terjadi pada


proses penunjukan PT. Trans Pacific
Petrochemica Indotama oleh BP MIGAS
sebagai penjual kondesat bagian Negara
serta pengelolaannya yang ditangani oleh
Bareskrim Polri.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi terkait rencana gelar perkara
di KPK terkait perkembangan penyidikan
perkara a quo.
Hasil
koordinasi:
Perkembangan
penyidikan telah disampaikan oleh
penyidik dan akan dilaksanakan gelar
perkara bersama pada kesempatan
pertama
Dugaan TPK pengadaan alkes Puskesmas
untuk kegiatan sarana dan prasarana
Puskesmas pada Dinas kesehatan Kota
Tangerang Selatan yang bersumber dari
APBD TA 2010 dengan tersangka DP.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi Kejari Tigaraksa untuk
melaksanakan pemeriksaan terhadap
tersangka DP pada 5 Agustus 2015 di
Kantor KPK.
Hasil koordinasi: Tersangka telah
memberikan keterangan dalam perkara a
quo sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Tersangka.
Dugaan TPK penyaluran dana hibah dan
bantuan sosial (Bansos) pada Pemerintah
Daerah Provinsi Sumatera Utara TA 20122013.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi tim penyidik Kejaksaan
Agung untuk melaksanakan pemeriksaan
terhadap saksi GATOT PUJO NUGROHO
pada 25 Agustus 2015 di Kantor KPK.
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Saksi.
Dugaan TPK dalam pengadaan alkes pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu TA 2010
dan 2013 a.n. terdakwa MUH SUYUTI
ASBUDI.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Melaksanakan kegiatan mendampingi
ahli dari LKPP untuk memberikan
keterangan di persidangan terdakwa
MUH SUYUTI ASUBUDI di PN Makassar
berdasarkan Surat Tugas No. Sprint.Gas
116/20-25/08/2015 tanggal 20 Agustus
2015
Hasil koordinasi: Ahli LKPP telah

94.

95.

96.

97.

memberikan keterangan di persidangan


yang dilaksanakan pada 27 Agustus 2015
di PN Makassar.
Dugaan TPK pembangunan sarana dan
prasarana GOR terpusat pada Dinas Pemuda
dan Olahraga/Dispora Kabupaten Lebong
Tahun Anggaran 2008-2009 yang disidik
oleh Kepolisian Daerah Bengkulu.
Kegiatan yang dikoordinasikan: Rapat
koordinasi antara Penyidik dan KPK
dengan hasil mengetahui hambatan yang
dihadapi oleh Penyidik antara lain karena
tidak mendapatkan dokumen asli Berita
Acara Serah Terima Pekerjaan 100%.
Hasil koordinasi: Hasil Koordinasi
sebagaimana tertuang dalam Laporan
Kegiatan Koordinasi Nomor: ND-82/2508/2015 tanggal 27 Agustus 2015.
Dugaan TPK pengadaan pakaian dinas
dan atributnya pada bagian perlengkapan
Sekda Kabupaten Lebong yang disidik oleh
Kepolisian Daerah Bengkulu.
Kegiatan yang dikoordinasikan: Rapat
koordinasi antara Penyidik dan KPK
dengan hasil mengetahui hambatan yang
dihadapi oleh Penyidik antara lain karena
dokumen asli penawaran harga terkait
spesifikasi teknis yang pernah dibuat
Panitia Pengadaan belum ditemukan.
Hasil koordinasi: Hasil Koordinasi
sebagaimana tertuang dalam Laporan
Kegiatan Koordinasi Nomor: ND-82/2508/2015 tanggal 27 Agustus 2015.
Dugaan TPK pekerjaan pembangunan
Jl. Pusaka menuju Jl. Sentra Produksi
Kabupaten Kaur TA 2011 yang disidik oleh
Kepolisian Daerah Bengkulu.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Melaksanakan
koordinasi
dengan
penyidik dari Polda Bengkulu pada 13
Agustus 2015 pukul 09.30 Wib dan
melaksanakan koordinasi dengan tim JPU
Kejati Bengkulu pada 13 Agustus 2015
mulai pukul 14.00 Wib, berdasarkan surat
tugas no. Sprint.Gas-114/20-25/08/2015
tanggal 10 Agustus 2015.
Hasil koordinasi: Hasil Koordinasi
sebagaimana tertuang dalam Laporan
Kegiatan Koordinasi Nomor: ND-82/2508/2015 tanggal 27 Agustus 2015.
Dugaan TPK pemalsuan dokumen yang
penyidikannya sedang dilakukan oleh
Bareskrim Polri.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Melaksanakan rapat koordinasi dengan

LAMPIRAN

123

98.

99.

Bareskrim Polri, Penyidik KPK dan


Labuksi KPK pada 31 Agustus 2015
di Kantor KPK berdasarkan surat dari
Bareskrim Polri Nomor: B/3173/VI/2015/
Bareskrim tanggal 30 Juni 2015 perihal
pinjam pakai dokumen bukti asli untuk
dipergunakan dalam perkara tindak
pidana umum pemalsuan tanda tangan
atas dokumen SPM, SPP terkait dengan
pengadaan Driving Simulator di Korlantas
Polri melalui lelang yang dimenangkan
oleh PT. Citra Mandiri Metalindo Abadi.
Hasil koordinasi: KPK menyerahkan
bukti sebagaimana diminta oleh mabes
Polri untuk dilakukan uji laboratorium
dan telah dikembalikan ke KPK dalam
jangka waktu 10 hari kerja terhitung dari
tanggal 31 Agustus 2015.
Dugaan TPK dalam anggaran penyertaan
modal Pemerintah Kabupaten Bengkalis
Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp. 300
Miliar kepada PT. Bumi Laksamana Jaya
untuk pembangunan pembangkit listrik di
Desa Balai Pungut Kecamatan Pinggir dan
Desa Buruk Bakul Kecamatan Bukit Batu
Kabupaten Bengkalis oleh Kejaksaan Negeri
Bengkalis.
Kegiatan yang dikoordinasikan: Fasilitasi
pemeriksaan Ahli Keuangan Negara atas
nama SISWO SUJANTO di Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan
Negeri
Pekanbaru,
berdasarkan
Surat Perintah Tugas Deputi Bidang
Penindakan Nomor:Sprint.Gas-113/2025/08/2015 tanggal 10 Agustus 2015.
Hasil
koordinasi:
Ahli
telah
menyampaikan Keterangan/ pendapat
sesuai keahliannya untuk mendukung
pembuktian perkara a quo dalam
persidangan perkara TPK atas nama
terdakwa YUSRIZAL ANDAYANI dan ARI
SURYANTO. Kegiatan telah dilaporkan
kepada Deputi Bidang Penindakan
melalui Nota Dinas Koordinator Unit
Koorsup Nomor: ND-78/25/08/2015
tanggal 19 Agustus 2015.
Dugaan TPK dalam pengadaan penyediaan
kebutuhan pengembangan bidang ilmu
agroindustri Universitas Jenderal Soedirman
Tahun Anggaran 2009, oleh Kejaksaan
Tinggi Jawa Tengah.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan Saksi atas
nama OKTARINA FURI (Staf Keuangan
Permai Grup), YUDI RIA CHANDRA
(Direktur PT. Indotek), RAHMAT TRI

PAMUNGKAS (mantan pegawai PT.


Permai Grup), dan MELIA RIKE (Staf PT.
Permai Grup), pada 10 Agustus 2015
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan dalam perkara dimaksud
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Saksi. Kegiatan
telah dilaporkan kepada Deputi Bidang
Penindakan dalam Laporan Hasil
Koordinasi Nomor: ND-77/25/08/2015
tanggal 19 Agustus 2015.
100. Dugaan TPK dalam pengadaan penyediaan
kebutuhan pengembangan bidang ilmu
agroindustri Universitas Jenderal Soedirman
tahun anggaran 2009, oleh Kejaksaan Tinggi
Jawa Tengah
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan Saksi atas
nama MARISI MATONDANG (Direktur
PT. Indah Karya Plasma Perkasa), pada 11
Agustus 2015
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan dalam perkara dimaksud
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Saksi. Kegiatan
telah dilaporkan kepada Deputi Bidang
Penindakan dalam Laporan Hasil
Koordinasi Nomor: ND-77/25/08/2015
tanggal 19 Agustus 2015.
101. Dugaan TPK dalam pengadaan penyediaan
kebutuhan pengembangan bidang ilmu
Agroindustri Universitas Jenderal Soedirman
Tahun Anggaran 2009, oleh Kejaksaan
Tinggi Jawa Tengah
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi
pemeriksaan
Saksi
atas nama BAMBANG RUSDIYANTO
(Marketing PT. Pandu Analitika) dan
SAPRIYANTO (Karyawan PT. Abadi
Nusa), pada 12 Agustus 2015
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan
sebagaimana
tertuang
dalam Berita Acara Pemeriksaan Saksi.
Kegiatan telah dilaporkan kepada Deputi
Bidang Penindakan dalam Laporan Hasil
Koordinasi Nomor: ND-77/25/08/2015
tanggal 19 Agustus 2015.
102. Dugaan TPK dalam pengadaan penyediaan
kebutuhan pengembangan bidang ilmu
agroindustri Universitas Jenderal Soedirman
Tahun Anggaran 2009, oleh Kejaksaan
Tinggi Jawa Tengah.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan Saksi atas
nama GERHANA SIANIPAR (Mantan
Karyawan Permai Grup) dan MINDO

Laporan
Tahunan 2015

124
ROSALINA
MANULANG
(Mantan
Marketing PT. Anak Negeri) pada 13
Agustus 2015
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan dalam perkara dimaksud
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Saksi. Kegiatan
telah dilaporkan kepada Deputi Bidang
Penindakan dalam Laporan Hasil
Koordinasi Nomor: ND-77/25/08/2015
tanggal 19 Agustus 2015.
103. Dugaan TPK pengelolaan dan penggunaan
Keuangan Program Studi Pendidikan Dokter
(PSPD) Universitas Palangkaraya TA. 2010
s.d. TA. 2013 atas nama tersangka HS dan
kawan-kawan.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Pemeriksaan Ahli tanggal 27-28 Agustus
2015 sesuai dengan Surat Kejaksaan
Tinggi Kalimantan Tengah R-236/Q.2/
Fd.1/08/2015 tanggal 19 Agustus 2015.
Hasil koordinasi: Unit Koorsup telah
memfasilitasi
Penyidik
Kejaksaan
Tinggi Kalimantan Tengah untuk
meminta pendapat ahli, dan Ahli telah
memberikan pendapat dalam Berita
Acara Permeriksaan.
104. Dugaan TPK pengelolaan dan penggunaan
Keuangan Program Studi Pendidikan Dokter
(PSPD) Universitas Palangkaraya TA. 2010
s.d. TA. 2013 atas nama tersangka HS dan
kawan-kawan.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Pemeriksaan Saksi tanggal 27-28
Agustus 2015 sesuai dengan Surat
Kejaksaan Tinggi Kalimantan Tengah
R-236/Q.2/Fd.1/08/2015 tanggal 19
Agustus 2015.
Hasil koordinasi: Unit Koorsup telah
memfasilitasi Penyidik Kejaksaan Tinggi
Kalimantan Tengah untuk meminta
keterangan saksi-saksi, dan Saksi-saksi
pihak swasta dan pihak penerima dana
hibah telah memberikan keterangan
dalam Berita Acara Pemeriksaan.
105. Dugaan TPK dalam pangadaan BBM jenis
HSD (High Speed Diesel) pada PT. PLN
Tahun 2010 yang ditangani oleh Bareskrim
Polri.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi terkait rencana gelar perkara
di KPK terkait perkembangan penyidikan
perkara a quo.
Hasil
koordinasi:
Perkembangan
penyidikan telah disampaikan oleh
penyidik dan akan dilaksanakan gelar

perkara bersama pada kesempatan


pertama.
106. Dugaan TPK dalam proses perizinan waktu
tunggu (Dwelling Time).
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Melaksanakan rapat koordinasi dengan
Polda Metro Jaya, Direktorat Gratifikasi
KPK di Kantor KPK pada 1 September
2015.
Hasil koordinasi: KPK memperoleh
klarifikasi bahwa laporan gratifikasi
yang diterima oleh para tersangka terkait
dengan perkara dwelling time yang
sedang disidik oleh Kepolisian Daerah
Metro Jaya.
107. Dugaan TPK pembangunan Dermaga Trestle
Kubangsari pada Pemkot Cilegon TA 2010
a.n. tersangka JH dan HS
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi penyidik dari Kejati Banten
untuk
melaksanakan
pemeriksaan
ahli dari LKPP di Kantor KPK pada 9
September 2015 di Kantor KPK.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
108. Dugaan TPK dalam pengadaan penyediaan
kebutuhan pengembangan bidang ilmu
agroindustri Universitas Jenderal Soedirman
tahun anggaran 2009, oleh Kejaksaan Tinggi
Jawa Tengah
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan Saksi atas
nama YULIANIS dan UNANG SUDRAJAT
di Kantor LPSK Jakarta.
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan dalam perkara dimaksud
pada 10 September 2015 sebagaimana
tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan
Saksi.
109. Perkara dugaan TPK pembangunan RSUD
dr. Hardjono Tahun Anggaran 2009 dan
2010 Kabupaten Ponorogo oleh Polres
Ponorogo.
Kegiatan yang dikoordinasikan: Fasilitasi
pemeriksaan Ahli Teknis dari Universitas
Gadjah Mada atas nama TORIQ ARIF
GHUZDEWAN di Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri
Surabaya, berdasarkan Surat Perintah
Tugas Plh. Deputi Bidang Penindakan
Nomor:Sprint.Gas-119/20-25/09/2015
tanggal 4 September 2015.
Hasil
koordinasi:
Ahli
telah
menyampaikan Keterangan/ pendapat

LAMPIRAN

125

110.

111.

112.

sesuai keahliannya untuk mendukung


pembuktian perkara a quo dalam
persidangan perkara TPK atas nama
terdakwa dr. YS, M.Kes bin H.GANOE, BA.
Kegiatan telah dilaporkan kepada Deputi
Bidang Penindakan melalui Nota Dinas
Koordinator Unit Koorsup Nomor: ND84/25/09/2015 tanggal 18 September
2015.
Dugaan
TPK
Bansos
pengadaan
Pembelajaran berbasis TIK (e-Learning)
peruntukan 62 SD dalam Kabuapten
Muara Enim Tahun 2014 dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan pusat sebesar
Rp 3.348.000.000 berdasarkan Surat
Perintah Penyidikan dari Kepala Kejaksaan
Muara Enim Nomor: Prin-03A/N.6.17/
Fd.1/08/2015 tanggal 20 Agustus 2015.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi permintaan LHKPN atas
nama Dra Martina, MM binti H. Abdul
Roni (Kasi Pembinaan Dikdas Diknas
Kabupaten Muara Enim).
Hasil koordinasi: Telah diberikan salinan
data LHKPN atas nama Dra Martina,
MM binti H. Abdul Roni (Kasi Pembinaan
Dikdas Diknas Kabupaten Muara Enim)
kepada Kepala Kejaksaan Negeri Muara
Enim melalui Surat KPK RI Nomor:
R-969/20-25/09/2015
tanggal
30
September 2015.
Dugaan
TPK
Bansos
pengadaan
Pembelajaran berbasis TIK (e-Learning)
peruntukan 62 SD dalam Kabuapten
Muara Enim Tahun 2014 dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan pusat sebesar
Rp 3.348.000.000 berdasarkan Surat
Perintah Penyidikan dari Kepala Kejaksaan
Muara Enim Nomor: Prin-03A/N.6.17/
Fd.1/08/2015 tanggal 20 Agustus 2015.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi permintaan LHKPN atas
nama Drs. Hamirul Han, M.Si (Mantan
Kepala Dinas Pendidikan Nasional
Kabupaten Muara Enim).
Hasil koordinasi: Telah diberikan salinan
data LHKPN atas nama Drs. Hamirul Han,
M.Si (Mantan Kepala Dinas Pendidikan
Nasional Kabupaten Muara Enim) kepada
Kepala Kejaksaan Negeri Muara Enim
melalui Surat KPK RI Nomor: R-970/2025/09/2015 tanggal 30 September 2015.
Dugaan TPK Pengadaan Mobil Pemadam
Kebakaran (Damkar) APBD Muara Enim
Tahun 2013 dengan nilai kontrak sebesar

113.

114.

Rp 1.403.545.00 berdasarkan Surat Perintah


Penyidikan dari Kepala Kejaksaan Muara
Enim Nomor: Prin-02A/N.6.17/Fd.1/04/2015
tanggal 20 April 2015.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi permintaan LHKPN atas
nama Ir. Ahmad Rizaldy Ergantara MT
(Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi
BPBD Muara Enim).
Hasil koordinasi: Telah diberikan salinan
data LHKPN atas nama nama Ir. Ahmad
Rizaldy Ergantara MT (Kasi Rehabilitasi
dan Rekonstruksi BPBD Muara Enim)
kepada Kepala Kejaksaan Negeri Muara
Enim melalui Surat KPK RI Nomor:
R-971/20-25/09/2015
tanggal
30
September 2015.
Dugaan TPK Dana Bantuan Rehabilitasi
Ruang Kelas Rusak Berat dan Pembelian/
Rehabilitasi Meubelair yang bersumber
dari dana APBN Tahun Anggaran 2012
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia bagi 25 (dua puluh lima)
Sekolah Dasar di Kabupaten Suppiori atas
nama tersangka YS oleh Kejati Papua.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemindahan Tersangka
dari Lapas Kelas I Sukamiskin Bandung
ke Lapas Kelas IIA Abepura Papua,
berdasarkan Surat Perintah Tugas Plh.
Deputi Bidang Penindakan Nomor:
Sprint.Gas-122/20-25/09/2015 tanggal
22 September 2015.
Hasil koordinasi: Tersangka YS telah
dilakukan serah terima di Lapas Kelas
IIA Abepura, Papua pada 29 September
2015 untuk kepentingan penuntutan
serta tahap II dari penyidik kepada JPU.
Kegiatan telah dilaporkan kepada Plh.
Deputi Bidang Penindakan melalui Nota
Dinas Koordinator Unit Koorsup Nomor:
ND-87/25/10/2015 tanggal 7 Oktober
2015.
Dugaan TPK pada pencairan kekurangan
dana sarana dan prasarana infrastruktur
Provinsi Papua Barat TA 2008 yang
dialokasikan pada APBN TA 2011 oleh Kejati
Papua.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan kesehatan
(second opinion) Tersangka atas nama
MLR dan RS oleh IDI Pusat, berdasarkan
Surat Perintah Tugas Plh. Deputi Bidang
Penindakan Nomor: Sprint.Gas-192/2025/09/2015 tanggal 21 September 2015 .

Laporan
Tahunan 2015

126

115.

116.

117.

118.

Hasil koordinasi: IDI Pusat telah


menerbitkan Laporan Hasil Pemeriksaan
kesehatan Tersangka atas nama MLR dan
RS. Kegiatan telah dilaporkan kepada Plh.
Deputi Bidang Penindakan melalui Nota
Dinas Koordinator Unit Koorsup Nomor:
ND-91/25/10/2015 tanggal 13 Oktober
2015.
Dugaan TPK dalam kegiatan pelaksanaan
jasa konsultan dan kontruksi pencetakan
sawah yang dilaksanakan pada Kementerian
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Tahun
2012 s.d 2014 di Ketapang Kalimantan Barat
dengan Nomor Surat : R-1327/Tipidkor/
VIII/2015/Bareskrim tanggal 11 Agustus
2015 atas nama tersangka URW yang
ditangani oleh Bareskrim Polri.
Kegiatan Koordinasi: Melaksanakan
rapat koordinasi pada 9 Oktober 2015 di
Kantor KPK.
Hasil koordinasi: KPK akan memfasilitasi
kegiatan koordinasi antara Penyidik
Bareskrim Polri dengan Ahli terkait.
Dugaan TPK pembangunan Dermaga Trestle
Kubangsari pada Pemda Kota Cilegon
TA 2010 a.n. tersangka JH dan HS yang
ditangani oleh Kejati Banten.
Kegiatan
Koordinasi:
Memfasilitasi
penyidik dari Kejati Banten untuk
melaksanakan pemeriksaan ahli dari ITB
di Kantor KPK pada 15 Oktober 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan dalam perkara a quo.
Dugaan TPK Pengadaan Alat Kesehatan pada
RSUD Batara Guru Belopa, Kabupaten Luwu
Tahun Anggaran 2012 dan 2013 dengan
Tersangka D dan IS yang dilaksanakan
penyidikan oleh Kejaksaan Negeri Belopa.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi
pemeriksaan
Ahli
Pengadaan Barang dan jasa dari Lembang
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP) atas nama EDDY JAYA
PUTRA pada tanggal 11 November 2015
sesuai
Sprintgas-135/20-25/11/2015
Tanggal 9 November 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan Ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli dan dilaporkan
pada ND-98/25/11/2015 tanggal 17
November 2015.
Fasilitasi Surat Permintaan Pemanggilan
Tersangka GPN Nomor : B-3965/F.2/
Fd.1/11/2015 tanggal 5 November 2015 dari

Jampidsus Kejagung RI terkait Perkara TPK


Pengelolaan Dana Bantuan Sosial (Bansos)
dan Bantuan Hibah pada Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran
2012 dan 2013.
Kegiatan
Koordinasi:
Memfasilitasi
Jampidsus
Kejagung
RI
untuk
melaksanakan pemeriksaan terhadap
tersangka GPN pada 11 November 2015.
Hasil koordinasi: Tersangka telah
memberikan keteranganya dalam perkara
a quo sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Tersangka.
119. Fasilitasi Surat permintaan pemanggilan
saksi MINARSIH dan YULIANIS dari
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Medan
No: R-1110/N.2/Ft.1/10/2015 tanggal 28
Oktober 2015 untuk keperluan persidangan
atas nama tersangka HB selaku PPK dan
MARWANTO LINGGA, SH selaku Ketua
Panitia Pangadaan terkait TPK Pengadaan
Alat Kesehatan pada RSUP H. Adam Malik
Medan TA.2010 yang dilaksanakan di
Pengadilan Tipikor Medan sesuai dengan
Sprintgas-142/20-25/11/2015 tanggal 16
November 2015.
Kegiatan
koordinasi:
Memfasilitasi
kehadiran saksi dalam persidangan
di Pengadilan Tipikor Medan pada 18
November 2015.
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita Acara
Pemeriksaan Saksi dan dilaporankan
pada ND-101/15/11/2015 tanggal 27
November 2015.
120. Fasilitasi Surat Permintaan Pemanggilan
Tersangka GPN Nomor : B-4065/F.2/
Fd.1/11/2015 tanggal 13 November 2015 dari
Jampidsus Kejagung RI terkait Perkara TPK
Pengelolaan Dana Bantuan Sosial (Bansos)
dan Bantuan Hibah pada Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran
2012 dan 2013.
Kegiatan
Koordinasi:
Memfasilitasi
Jampidsus
Kejagung
RI
untuk
melaksanakan pemeriksaan terhadap
tersangka GPN pada 24 November 2015.
Hasil koordinasi: Tersangka telah
memberikan keterangan Ahli dalam
perkara a quo sebagaimana tertuang
dalam
Berita
Acara
Pemeriksaan
Tersangka.
121. Koordinasi
terkait
data
informasi
perkembangan penanganan perkara TPK
dengan Polda Kepulauan Riau.

LAMPIRAN

127

Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
pemutakhiran
data
perkembangan
penanganan
perkara
TPK
untuk
keperluan database dan bahan Supervisi,
berdasarkan Surat Perintah Tugas Deputi
Bidang Penindakan Nomor:Sprint.gas141/20-25/11/2015 tanggal 16 November
2015
Hasil koordinasi: Laporan Data dan
informasi perkembangan penanganan
Perkara TPK. Kegiatan telah dilaporkan
kepada Deputi Bidang Penindakan
melalui Nota Dinas Koordinator Unit
Koorsup Nomor: ND-105/25/11/2015 tgl
30 November 2015.
122. Koordinasi
terkait
data
informasi
perkembangan penanganan perkara TPK
dengan Polda dan Kejati Nusa Tenggara
Barat.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Pemutakhiran
data
perkembangan
penanganan
perkara
TPK
untuk
keperluan database dan bahan Supervisi,
berdasarkan Surat Perintah Tugas Deputi
Bidang Penindakan Nomor:Sprint.gas148/20-25/11/2015 tanggal 27 November
2015
Hasil koordinasi: Laporan Data dan
informasi perkembangan penanganan
Perkara TPK. Kegiatan telah dilaporkan
kepada Deputi Bidang Penindakan
melalui Nota Dinas Koordinator Unit
Koorsup Nomor: ND-112/25/12/2015
tanggal 11 Desember 2015.
123. Koordinasi
terkait
data
informasi
perkembangan penanganan perkara TPK
dengan Polda dan Kejati Jawa Tengah.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
pemutakhiran
data
perkembangan
penanganan
perkara
TPK
untuk
keperluan database dan bahan Supervisi,
berdasarkan surat perintah tugas Deputi
Bidang Penindakan Nomor:Sprint.gas149/20-25/11/2015 tanggal 27 November
2015
Hasil koordinasi: Laporan Data dan
informasi perkembangan penanganan
Perkara TPK. Kegiatan telah dilaporkan
kepada Deputi Bidang Penindakan
melalui Nota Dinas Koordinator Unit
Koorsup Nomor: ND-113/25/12/2015
tanggal 14 Desember 2015.
124. Dugaan TPK pada kegiatan pengadaan alat
dan bahan kimia laboratorium uji BP Batam
Tahun 2014, oleh Penyidik Ditreskrimsus
Polda Kepulauan Riau.

Kegiatan
koordinasi:
Memfasilitasi
pemeriksaan Fisik Alat dan bahan kimia
laboratorium uji BP Batam TA 2014 oleh
Ahli Kimia Fakultas MIPA ITB atas nama
Prof. DR. MUHAMMAD BACHRI AMRAN,
dkk, pada 18-21 November 2015.
Hasil
koordinasi:
Laporan
Hasil
Pemeriksaan oleh Ahli.
125. Dugaan TPK dana APBD Kabupaten
Mamberamo Raya Tahun Anggaran 2011
s.d. 2013 oleh Penyidik Ditreskrimsus Polda
Papua.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi ekspose perkara bersama
Penyidik, Kejati Papua dan Tim Koorsup
terpadu tanggal 24 November 2015
bertempat di Ditreskrimsus Polda Papua,
berdasarkan Surat Perintah Tugas Deputi
Bidang Penindakan KPK RI Nomor:
Sprin.Gas-144/20-25/11/2015 tanggal 19
November 2015.
Hasil koordinasi: Diperoleh informasi
terkait Kasus Posisi dan perkembangan
penanganan perkara, serta disepakati
simpulan dan rekomendasi bersama,
Kegiatan telah dilaporkan kepada
Deputi Bidang Penindakan sebagaimana
tertuang dalam Laporan Hasil Koordinasi
Nomor: ND-107/25/11/2015 tgl 30
November 2015.
126. Perkara dugaan tindak pidana korupsi
penyalahgunaan
dana
pendistribusian
logistik dan dana pemilihan Presiden I KPU
Kabupaten Dogiyai TA 2014 oleh Penyidik
Polres Dogiyai.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi ekspose perkara bersama
Penyidik, Kejati Papua dan Tim Koorsup
terpadu tanggal 24 November 2015
bertempat di Ditreskrimsus Polda Papua,
berdasarkan Surat Perintah Tugas Deputi
Bidang Penindakan KPK RI Nomor:
Sprin.Gas-144/20-25/11/2015 tanggal 19
November 2015.
Hasil koordinasi: Diperoleh informasi
terkait Kasus Posisi dan perkembangan
penanganan perkara, serta disepakati
simpulan dan rekomendasi bersama,
Kegiatan telah dilaporkan kepada
Deputi Bidang Penindakan sebagaimana
tertuang dalam Laporan Hasil Koordinasi
Nomor: ND-107/25/11/2015 tgl 30
November 2015.
127. Perkara dugaan tindak pidana korupsi
pekerjaan pembangunan jalan kampung
mawes wares distrik bongo Kab. Sarmi

Laporan
Tahunan 2015

128
oleh Penyidik Polres Sarmi, dan Perkara
dugaan tindak pidana korupsi pada Proyek
Pekerjaan Jembatan Kali Konda 2 Dinas PU
Kab. Tolikara TA 2009 oleh Penyidik Polres
Tolikara.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi ekspose perkara bersama
Penyidik, Kejati Papua dan Tim Koorsup
terpadu tanggal 24 November 2015
bertempat di Ditreskrimsus Polda Papua,
berdasarkan Surat Perintah Tugas Deputi
Bidang Penindakan KPK RI Nomor:
Sprin.Gas-144/20-25/11/2015 tanggal 19
November 2015.
Hasil koordinasi: Diperoleh informasi
terkait Kasus Posisi dan perkembangan
penanganan perkara, serta disepakati
simpulan dan rekomendasi bersama,
Kegiatan telah dilaporkan kepada
Deputi Bidang Penindakan sebagaimana
tertuang dalam Laporan Hasil Koordinasi
Nomor: ND-107/25/11/2015 tgl 30
November 2015.
128. Gelar Perkara Penyidikan dugaan TPPU
dengan Tindak Pidana Pokok Korupsi
Penunjukan penjualan kondensat bagian
negara kepada PT TPPI dan pengangkatan
kondensat bagian negara tersebut oleh PT
TPPI dari BP. Migas dengan tersangka RP,
DH, dan HW.
Kegiatan yang dikoordinasikan: Gelar
perkara dengan Penyidik Tipidkor dan
Tipideksus Bareskrim Polri, Direktorat
Penyelidik dan Unit Koorsup Penindakan
pada 4 November 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
kegiatan gelar perkara dan telah
dilaporkan ke Pimpinan melalui tanggal
4 Desember 2015.
129. Gelar Perkara dugaan TPK dalam pengadaan
BBM Jenis HSD (High Speed Diesel) pada PT
PLN tahun 2010 Tersangka NP (selaku Dir
Energi Primer PT PLN Persero).
Kegiatan yang dikoordinasikan: Gelar
perkara dengan Penyidik Tipidkor dan
Tipideksus Bareskrim Polri, Direktorat
Penyelidik dan Unit Koorsup Penindakan
pada 4 November 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
kegiatan gelar perkara dan telah
dilaporkan ke Pimpinan melalui tanggal
30 November 2015.
130. Gelar Perkara TPK dan TPPU pada proses
investasi alat pelabuhan, pengadaan 10 Unit
Mobile Crane untuk kebutuhan pelabuhan

cabang di PT Pelabuhan Indonesia II


(Persero) periode tahun 2011 s.d. 2014.
Kegiatan yang dikoordinasikan: Gelar
perkara dengan Penyidik Tipidkor
Bareskrim Polri, Direktorat Penyelidik
dan Unit Koorsup Penindakan pada 5
November 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
kegiatan gelar perkara dan telah
dilaporkan ke Pimpinan melalui tanggal
30 November 2015.
131. Gelar Perkara TPK adanya penyimpangan
dalam pelaksanaan dana alokasi (DAK)
Bidang Pendidikan Tahun 2008, 2010 dan
Tahun Anggaran 2011 paa Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga Kab. Timor Tengah
Utara Tahun Pelaksanaan 2011 atas nama
tersangka VS (Kadispora TTU selaku PA)
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi kendala penyidikan yang
sedang ditangani Kejaksaan Negeri
Kefamenanu tanggal 12 November 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
koordinasi dan telah dilaporkan ke
Pimpinan pada 27 November 2015.
132. Gelar Perkara TPK berupa penyimpangan
dalam
pelaksanaan
Paket
Pekerjaan
Pengadaan
Buku
Pengayaan,
Buku
Referensi, dan Buku Panduan Pendidikan
untuk 34 (tiga puluh empat) Sekolah Dasar
di Kabupaten Timor Tengah Utara pada
Dinas Pemuda dan Olahraga Kab. TTU
Tahun Anggaran 2010 Tahun Pelaksanaan
2011 atas nama tersangka JL.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi kendala penyidikan yang
sedang ditangani Kejaksaan Negeri
Kefamenanu tanggal 12 November 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan dan
telah dilaporkan ke Pimpinan pada 27
November 2015.
133. Gelar Perkara TPK berupa penyimpangan
dalam Pengadaan Buku Pengayaan dan
Referensi untuk 45 (empat puluh lima)
Sekolah Dasar di Kabupaten Timor Tengah
Utara pada Dinas Pemuda dan Olahraga
Kab. TTU Tahun Anggaran 2008 Tahun
Pelaksanaan 2011 atas nama tersangka AW.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi kendala penyidikan yang
sedang ditangani Kejaksaan Negeri
Kefamenanu pada 12 November 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
koordinasi dan telah dilaporkan ke
Pimpinan pada 27 November 2015.

LAMPIRAN

129
134. Gelar Perkara TPK berupa penyimpangan
dalam
pelaksanaan
Paket
Pekerjaan
Pengaadaan
Alat
Pendidikan,
Alat
Laboratorium IPA, Alat Peraga Matematika,
Alat Peraga IPS, Alat Olahraga, Alat
Kesenian, Alat Laboratorium Bahasa untuk
11 (sebelas) Sekolah Menengah Pertama di
Kabupaten Timor Tengah Utara pada Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab. TTU
Tahun Anggaran 2010 Tahun Pelaksanaan
2011 atas nama tersangka JT.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi kendala penyidikan yang
sedang ditangani Kejaksaan Negeri
Kefamenanu pada 12 November 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
koordinasi dan telah dilaporkan ke
Pimpinan pada 27 November 2015.
135. Gelar Perkara TPK penggunaan Dana DAK
TA. 2010 dalam pengadaan Buku SD dengan
anggaran sebesar Rp 3.705.000.000,- pada
Dinas Pendidikan Kabupaten Bonee Bolango
atas nama tersangka DT.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi kendala penyidikan yang
sedang ditangani Kejaksaan Tinggi
Gorontalo pada 12 Desember 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
koordinasi dan telah dilaporkan ke
Pimpinan pada tanggal 18 Desember
2015.
136. Gelar Perkara TPK pada pengadaan Alatalat Laboratorium Bahasa untuk Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Penerima DAKAPBN pada Dinas Pendidikan Kabupaten
Bone Bolango Tahun Anggaran 2011 senilai
Rp. 1.050.000.000,- atas nama tersangka
MH (selaku PPK), dkk.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi kendala penyidikan yang
sedang ditangani Kejaksaan Tinggi
Gorontalo pada 12 November 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
koordinasi dan telah dilaporkan ke
Pimpinan pada 18 Desember 2015.
137. Gelar
Perkara
TPK
penyimpangan
pelaksanaan pemberian Bantuan Sosial
Pemerintah Daerah Kabupaten Bone
Bolango TA 2011 dan TA 2012 atas nama
tersangka SW (Kadis/Selaku PA), dkk.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi kendala penyidikan yang
sedang ditangani Kejaksaan Negeri
Swawa pada 12 November 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan

138.

139.

140.

141.

142.

koordinasi dan telah dilaporkan ke


Pimpinan pada 18 Desember 2015.
Gelar
Perkara
TPK
penyimpangan
pengadaan barang dan jasa pekerjaan 3
(tiga) unit kapasitas 7 GT dan 1 (satu) Unit
Kapasitas 15 GT Kapal Penangkap ikan
nelayan bersumber dari APBD DAK/ Dana
DAU TA 2012 pada Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Gorontalo Utara atas
nama tersangka AKM.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi kendala penyidikan yang
sedang ditangani Kejaksaan Negeri
Kwandang pada 12 November 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
koordinasi dan telah dilaporkan ke
Pimpinan pada 18 Desember 2015.
Gelar Perkara TPK pada pengadaan alat
kesehatan RSUD Zainal Umar Sidiki
Kab. Gorotanlo Utara TA 2011 atas nama
tersangka HM dkk.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi kendala penyidikan yang
sedang ditangani Polda Gorontalo pada
11 November 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
koordinasi dan telah dilaporkan ke
Pimpinan pada 18 Desember 2015.
Gelar Perkara TPK pada pengadaan sarana
produksi udang vaname, pengadaan sarana
produksi udang windu dan pengadaan
sarana produksi ikan bandeng oleh Dinas
Kelautan Perikanan Kab. Pohuwato Tahun
2014 di Desa Manawa Kec. Marisa Kab.
Pohuwato atas nama tersangka BG, dkk.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi kendala penyidikan yang
sedang ditangani Polres Pohuwato pada
11 November 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
koordinasi dan telah dilaporkan ke
Pimpinan pada 18 Desember 2015.
Gelar Perkara TPK pada pengadaan kursi
kerja pada Dinas Pendidikan Kab. Boalemo
TA 2012.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi kendala penyidikan yang
sedang ditangani Polres Boalemo pada 11
November 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
koordinasi dan telah dilaporkan ke
Pimpinan pada 18 Desember 2015.
Gelar Perkara TPK dalam pemberian fasilitas
kredit Investasi Perkebunan Kelapa Sawit
kepada PT. Campang Tiga oleh PT. BNI

Laporan
Tahunan 2015

130
SKM Palembang pada tahun 2007. PKN Rp
49.442.551.787,00 (BPKP Provinsi Sumatera
Selatan).
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi kendala penyidikan yang
sedang ditangani oleh Polda Sumatera
Selatan pada 19 November 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
koordinasi dan telah dilaporkan ke
Pimpinan pada 27 November 2015.
143. Gelar Perkara TPK dalam pemberian
Fasilitas
Kredit
Refinancing
(Kredit
Investasi) Perkebunan Kelapa Sawit kepada
PT. Campang Tiga oleh Bank Sumsel Babel
pada Tahun 2008.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi kendala penyidikan yang
sedang ditangani oleh Polda Sumatera
Selatan pada 19 November 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
koordinasi dan telah dilaporkan ke
Pimpinan pada 27 November 2015.
144. Gelar Perkara TPK dalam kegiatan
pembangunan jalan Akses Bandara Atung
Bungsu 2 (dua) Jalur Aspal Hotmix Tahap
III dengan menggunakan APBD Kota
Pagaralam TA 2013.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi kendala penyidikan yang
sedang ditangani oleh Polda Sumatera
Selatan pada 19 November.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
koordinasi dan telah dilaporkan ke
Pimpinan pada 27 November 2015.
145. Dugaan TPK dan tindak pidana pencucian
uang penyalahgunaan anggaran belanja
Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun Anggaran 2006 s.d 2011 atas nama
tersangka BP yang dilaksanakan oleh
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pengambilan keterangan
ahli keuangan Negara dan Daerah
atas nama SISWO SUJANTO tanggal 3
Desember 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan Ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
146. Fasilitasi Surat permintaan pemanggilan
saksi MINARSIH, MARISI MATONDANG,
dan YULIANIS dari Kejaksaan Tinggi
Sumatera Utara, Medan No: R-997/N.2/
Fd.1/11/2015 tanggal 26 November 2015
untuk pemeriksaan saksi atas nama

tersangka KRRS selaku Direktur PT.


Nuratindo Bangun Perkasa terkait TPK
Pengadaan Alat Kesehatan pada RSUP
H. Adam Malik Medan TA.2010 yang
dilaksanakan di Kantor KPK tanggal 15
Desember 2015.
Kegiatan koordinasi: Memfasilitasi Kejati
Sumatera Utara untuk melaksanakan
pemeriksaan terhadap saksi pada 15
Desember 2015.
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Saksi.
147. Dugaan
TPK
penyimpangan
dalam
penetapan dan pemberian ganti rugi
pembebasan tanah untuk pembangunan
Bandara Baru di Kec. Mengkendek Tana
Toraja dengan sumber dana yang berasal dari
APBD Provinsi Sulawesi Selatan dan APBD
Kab. Tana Toraja TA 2011 nama Tersangka
EK (Sekda Kabupaten Tana Toraja) dan RR
yang dilaksanakan oleh Polda Sulawesi
Selatan.
Kegiatan koordinasi: Meminta penjelasan
dari JPU Kejati Sulsel mengenai hambatan
hingga belum diterbitkannya P.21 kepada
penyidik, padahal menurut JPU, penyidik
Polda Sulsel, Ahli BPN Makasar dan
Ahli BPKP Makasar, kasus tersebut
sudah memenuhi unsur TIndak Pidana
Korupsi Pasal 2 atau Pasal 3, namun
JPU tetap belum yakin karena adanya
Putusan MA Nomor : 2032 K/2013 yang
intinya menyatakan bahwa tanah yang
sebelumnya menurut ahli BPN dan
ahli BPKP merupakan tanah Negara,
nyatanya ada sebagian merupakan tanah
adat, sehingga JPU memberi petunuk
kepada Penyidik agar memeriksa ulang
ahli BPKP Makassar untuk melakukan
pengghitungan ulang terhadap nilai riil
kerugian Negara.
Hasil koordinasi: Perkara akan dilanjutkan
dengan P.21, apabila petunjuk JPU telah
dipenuhi penyidik.
148. Fasilitasi Surat permintaan pemanggilan
saksi MANGAPUL BAKARA dan MULIA
HAZMI dari Kejaksaan Tinggi Sumatera
Utara, Medan No: R-1005/N.2/Fd.1/11/2015
tanggal 26 November 2015 untuk
pemeriksaan saksi atas nama tersangka
KRRS selaku Direktur PT. Nuratindo
Bangun Perkasa terkait TPK Pengadaan Alat
Kesehatan pada RSUP H. Adam Malik Medan
TA.2010 yang dilaksanakan di Kantor KPK

LAMPIRAN

131
tanggal 15 Desember 2015.
Kegiatan koordinasi: Memfasilitasi Kejati
Sumatera Utara untuk melaksanakan
pemeriksaan terhadap saksi pada 15
Desember 2015.
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Saksi.
149. Fasilitasi Surat permintaan pemanggilan
saksi NENENG SRI WAHYUNI dari
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Medan
No: R-1003/N.2/Fd.1/11/2015 tanggal 26
November 2015 untuk pemeriksaan saksi
atas nama tersangka KRRS selaku Direktur
PT. Nuratindo Bangun Perkasa terkait TPK
Pengadaan Alat Kesehatan pada RSUP
H. Adam Malik Medan TA.2010 yang
dilaksanakan di Kantor KPK tanggal 16
Desember 2015.
Kegiatan koordinasi: Memfasilitasi Kejati
Sumatera Utara untuk melaksanakan
pemeriksaan terhadap saksi pada 16
Desember 2015.
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Saksi.
150. Koordinasi
terkait
data
informasi
perkembangan penanganan perkara TPK
dengan Polda dan Kejati Jawa Timur.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
pemutakhiran
data
perkembangan
penanganan
perkara
TPK
untuk
keperluan database dan bahan Supervisi,
berdasarkan surat perintah tugas Deputi
Bidang Penindakan Nomor: Sprint.
gas-153/20-25/11/2015
tanggal
30
November 2015
Hasil koordinasi: Laporan Data dan
informasi perkembangan penanganan
Perkara TPK. Kegiatan telah dilaporkan
kepada Deputi Bidang Penindakan
melalui Nota Dinas Koordinator Unit
Koorsup Nomor: ND-115/25/12/2015
tanggal 17 Desember 2015.
151. Dugaan TPK pada kegiatan pengadaan alat
dan bahan kimia laboratorium uji BP Batam
Tahun 2014, oleh Penyidik Ditreskrimsus
Polda Kepulauan Riau.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pengambilan keterangan
Ahli teknis Fakultas MIPA ITB atas
nama Prof. DR. MUHAMMAD BACHRI
AMRAN, dkk, pada 3 Desember 2015 di

ITB.
Hasil
koordinasi:
Berita
Acara
Pemeriksaan Ahli tanggal 3 Desember
2015.
152. Dugaan TPK pada kegiatan pengadaan alat
dan bahan kimia laboratorium uji BP Batam
Tahun 2014, oleh Penyidik Ditreskrimsus
Polda Kepulauan Riau.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pengambilan keterangan
Ahli Keuangan Negara atas nama
SYAKRAN RUDI, SE. MM, pada 4
Desember 2015 di Jakarta.
Hasil
koordinasi:
Berita
Acara
Pemeriksaan Ahli tanggal 4 Desember
2015.
153. Dugaan TPK pengelolaan dan penggunaan
Keuangan Program Studi Pendidikan Dokter
(PSPD) Universitas Palangkaraya TA. 2010
s.d. TA. 2013 atas nama tersangka HS dan
kawan-kawan.
Kegiatan yang dikoordinasikan: gelar
perkara bersama penyidik dan auditor
pada 7 Desember 2015.
Hasil koordinasi: Penyidik dan auditor
sepakat terkait obyek perhitungan
kerugian keuangan negara perkara a quo.

HASIL KLARIFIKASI KPK KEPADA APARAT


PENEGAK HUKUM (APH)
1.
Dugaan
TPK
penyimpangan
dalam
Pengadaan buku dan alat peraga pada
Dinas Pendidikan Kabupaten Selayar Tahun
Anggaran 2010-2011.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor:R-1581/20-25/11/2014
tanggal 25 November 2014 dilakukan
konfirmasi SPDP dan permintaan
perkembangan penanganan perkara TPK
ke Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan.
Hasil
klarifikasi:
Terkait
dugaan
penyimpangan dalam pengadaan buku
dan alat peraga pada Dinas Pendidikan
Kabupaten Selayar Tahun Anggaran
2010-2011, hingga saat ini masih dalam
proses pengumpulan data dan bahan
keterangan (pulbaket) intelejen oleh
Seksi Intelejen Kejaksaan Negeri Selayar.
2.
Dugaan Mark Up pada Proyek Pengadaan
Tiang Listrik di Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Selayar Tahun Anggaran 2009.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor:R-1581/20-25/11/2014
tanggal 25 November 2014 dilakukan

Laporan
Tahunan 2015

132

3.

4.

konfirmasi SPDP dan permintaan


perkembangan penanganan perkara TPK
ke Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan.
Hasil klarifikasi: Telah dilakukan proses
penyidikan berdasarkan Sprindik Kajati
Sulawesi Selatan Nomor: PRINT-95/R.4/
Fd.1/12/2011 tanggal 16 Maret 2011
atas nama tersangka S dan Sprindik
Kajati Sulawesi Selatan Nomor :
SPRINT-457/R.4/Fd.1/12/2011 tanggal 5
Desember 2011 atas nama tersangka RT
dengan tindak lanjut sebagai berikut :
- Terhadap 2 (dua) berkas perkara telah
dilimpahkan ke Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi pada Pengadilan
Negeri Makassar;
- Penanganan perkara atas nama
terdakwa Rustam Tahir saat ini telah
dilaksanakan Eksekusi berdasarkan
Putusan Pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap (incracht);
- Penanganan perkara atas nama
terdakwa SUDIRMAN hingga saat ini
masih menunggu Putusan Mahkamah
Agung RI (Kasasi).
Dugaan TPK Dana Bantuan Sosial Pemkab
Sidenreng Rappang Tahun Anggaran 2012
s.d 2013.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor:R-1583/20-25/11/2014
tanggal 25 November 2014 dilakukan
konfirmasi SPDP dan permintaan
perkembangan penanganan perkara TPK
ke Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan.
Hasil klarifikasi: Berdasarkan Surat
Perintah Penyelidikan Kajati Sulawesi
Selatan
Nomor:
PRINT-89/R.4/
Fd.1/02/2014 tanggal 2 Februari 2015
bahwa hingga saat ini belum diperoleh
indikasi
tindak
pidana,
sehingga
belum dapat ditindak lanjuti ke tahap
penyidikan dan penyelidikannya dapat
dibuka kembali jika diperoleh fakta baru.
Dugaan TPK dalam penerimaan CPNS K2
Tahun 2014 di Kota Pare-Pare.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor : R-1627/20-25/12/2014
tanggal 16 Desember 2014 dilakukan
konfirmasi SPDP dan perkembangan
penyidikan perkara dugaan tindak
pidana korupsi dalam penerimaan CPNS
K2 Tahun 2014 di Kota Pare-Pare .
Hasil klarifikasi: Disampaikan melalui
surat dari Kejati Sulawesi Selatan
Makassar Nomor : B-189/R.4/Fs/01/2015

5.

6.

7.

tanggal 7 Januari 2015 bahwa Kejari ParePare tidak menangani kasus tersebut.
Dugaan TPK dalam pengadaan peralatan
pembangunan fasilitas produksi, riset dan
alih teknologi vaksin flu burung untuk
manusia di Ditjen P2PL Depkes RI Tahun
Anggaran 2008- 2010 yang diduga
dilakukan oleh Tunggul P. Sihombing.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor:R-1298/20-25/08/2014
tanggal 26 Agustus 2014 dilakukan
permintaan perkembangan penyidikan
perkara TPK ke Kabareskrim Polri.
Hasil klarifikasi: Penyidik telah memenuhi
petunjuk JPU (P-19), sesuai dengan Surat
Kabareskrim Polri Nomor : B/6178/
Tipidkor/XII/2014/Bareskrim
tanggal
8 Desember 2014 perihal pengiriman
berkas perkara atas nama Tunggul P.
Sihombing pemenuhan (P-19) dan saat
ini penyidik Dittipidkor Bareskrim Polri
menunggu pemberitahuan kembali hasil
pemeriksaan berkas oleh Jaksa Penunut
Umum.
Dugaan TPK penyimpangan dana perjalanan
dinas sekretariat dewan perwakilan daerah
Kab. Langkat TA.2012 atas nama Terdakwa
Salman.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK RI Nomor: R-1584/20-25/11/2014
tanggal 25 November 2014 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kajati Sumatera Utara.
Hasil klarifikasi: Berdasarkan putusan
Majelis Hakim Pengadilan Tipikor pada
Pengadilan Negeri Medan dengan amar
putusan Pidana penjara selama 1 (satu)
Tahun dan denda sebesar Rp.50.000.000
(lima puluh juta rupiah) . Telah dilakukan
eksekusi Terdakwa Salman pada 22
Desember 2014 berdasarkan Putusan
Pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap (inkracht).
Dugaan TPK terkait pembelian tanah untuk
rusunawa di Kota Sibolga, Sumatera Utara
Tahun 2010 atas nama Terdakwa Januar
Efendy Siregar dan Adely Lis Ais. Jull.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK RI Nomor: R-1579/20-25/11/2014
tanggal 25 November 2014 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kajati Sumatera Utara.
Hasil klarifikasi: Penyidik pada saat ini
masih menunggu Perhitungan Kerugian
Negara dari BPKP Perwakilan Sumatera

LAMPIRAN

133

8.

9.

10.

Utara untuk menetapkan kerugian


keuangan negara dalam perkara ini, agar
terhadap para tersangka dapat dilakukan
penahanan dan berkas perkaranya segera
dilimpahkan ke Jaksa Penuntut Urnum.
Dugaan TPK pengadaan tanah seluas 12.600
M2 pada Satuan Kerja Politeknik Negeri
Ambon.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor:R-1562/20-25/11/2014
tanggal 17 November 2014 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kapolda Maluku.
Hasil klarifikasi: dalam perkara a
quo belum ditetapkan tersangka dan
belum dibuatkan SPDP, Penyidik masih
menunggu hasil Audit Investigasi dari
BPKP Perwakilan Maluku. sesuai surat
Dir Reskrimsus Polda Maluku Nomor:
B/611/XII/2014/ Ditreskrimsus tanggal 3
Desember 2014.
Dugaan TPK terkait kasus kredit fiktif pada
PT. BPD Jatim Cabang H.R. Muhammad
Surabaya (Bank Jatim) sebesar Rp.52,3 miliar
atas nama tersangka MKP.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor:R-1384/20-25/09/2014
tanggal 25 September 2014 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kabareskrim Polri.
Hasil klarifikasi: Perkara atas nama
Mustafa Kemal Pasha (Bupati Mojokerto)
dilakukan penanganan oleh Dittipideksus
Bareskrim Polri dengan persangkaan
tindak pidana pencucian uang, sesuai
surat Direktur Tindak Pidana Korupsi
Bareskrim
Polri
Nomor:
R/1974/
Tipidkor/ XII/2014/Bareskrim tanggal 31
Desember 2014.
Dugaan TPK pada proyek pembangunan
lapangan olahraga Politeknik Perikanan
Negeri Tual Tahun Anggaran 2011.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK RI Nomor: R-1233/20-25/06/2014
tanggal 25 Juni 2014 dan Nomor
R-1640/20-25/12/2014
tanggal
19
Desember 2014 dilakukan permintaan
perkembangan penanganan perkara TPK
ke Kapolda Maluku.
Hasil
klarifikasi:
Penyidik
telah
menetapkan 3 (tiga) orang tersangka,
saat ini penyidikan terkendala dalam
pemenuhan Petunjuk dari JPU (P19)
terkait perhitungan kerugian keuangan
Negara oleh Auditor BPKP, sesuai surat

11.

12.

13.

Dir Reskrimsus Polda Maluku Nomor:


B/19/I/2015/ Ditreskrimsus tanggal 6
Januari 2015.
Dugaan TPK terkait dengan pelaksanaan
kegiatan MTQ XXIV Tingkat Provinsi
Maluku di Kota Dobo Kabupaten Kepulauan
Aru, tahun 2011 khusus bidang kesenian dan
pariwisata atas nama Tersangka. William
Bothmir.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK RI Nomor: R-1663/20-25/12/2014
tanggal 23 Desember 2014 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kapolda Maluku.
Hasil
klarifikasi:
Penyidik
telah
melengkapi petunjuk JPU (P19) yang ke
7 dengan melakukan tindakan hukum
berupa penyitaan terhadap dokumen /
surat/ bukti-bukti kwitansi pembayaran
dari BPKP Perwakilan Maluku sebagai
dasar perhitungan kerugian keuangan
Negara. Hal ini sesuai surat Dir
Reskrimsus Polda Maluku Nomor:
B/01/I//2015/ Dit Reskrimsus tanggal 2
Januari 2015.
Dugaan TPK pada Pemerintah Kabupaten
Dompu tahun anggaran 2011 dengan cara
membuat SPM-GU dan SPP-GU seolaholah memiliki kewenangan untuk bertindak
sebagai KPA pada Asisten Umum Setda Kab.
Dompu.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK RI Nomor: R-1687/20-25/12/2014
tanggal 30 Desember 2014 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kapolda Nusa Tenggara
Barat.
Hasil klarifikasi: Dalam Penyidikan telah
menetapkan 5 (lima) orang Tersangka
atas nama M, SA, AP, MN dan B, dan
berkas perkara telah P-21, sedangkan
keterlibatan Agus Buhari (Sekda Kab.
Dompu) dalam perkara a quo belum
dapat dibuktikan. Hal ini sesuai dengan
surat Dir Reskrimsus Polda NTB Nomor:
B/183/I/2015/Dit Reskrimsus tanggal 12
Januari 2015.
Dugaan
TPK
penyalahgunaan
Dana
Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Daerah (DPPID) pada Dinas ESDM
Kabupaten Rembang Tahun 2011.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI
Nomor:R-91/20-25/01/2015
tanggal 15 Januari 2015 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan

Laporan
Tahunan 2015

134

14.

15.

perkara TPK ke Kejaksaan Tinggi Jawa


Tengah.
Hasil klarifikasi: Perkara telah diputus oleh
Pengadilan Tipikor pada PN Semarang
berdasarkan Putusan Nomor: 55/PID.
SUS/2013/PN.Tipikor.Smg
tanggal
30 September 2014 dan dilaksanakan
eksekusi berdasarkan Surat Perintah
Kepala Kejaksaan Negeri Rembang
nomor: Print-940/O.3.21/Fu.1/10/2014
tanggal 22 Oktober 2014. Selanjutnya
diinformasikan bahwa terkait adanya
keterlibatan Pejabat DPU Pemerintah
Kabupaten Rembang dan adanya peran
aktif Bupati Rembang (non aktif) M. Salim
pada perkara tersebut, sudah ditindak
lanjuti oleh Polres Rembang sesuai surat
nomor: SP. Lidik/176/ VIII/2014/Reskrim
tanggal 12 Agustus 2014. Hal ini sesuai
dengan surat Kajati Jawa Tengah Nomor:
B-675/O.3/Fd.1/02/2015
tanggal
17
Februari 2015.
Dugaan TPK penyimpangan pelaksanaan
anggaran belanja DPRD dan unit lainnya TA
2003 oleh tersangka S Bin S dan AWH.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor:R-1632/20-25/12/2014
tanggal 17 Desember 2014 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kejaksaan Tinggi Jawa
Tengah.
Hasil klarifikasi: Perkara telah inkracht
berdasarkan putusan Pengadilan Negeri
Kendal
Nomor:
78/Put.Pid/2007/
PN.KDL tanggal 30 Agustus 2007 dan
saat ini pihak Kejaksaan Negeri Kendal
masih melakukan penagihan kerugian
keuangan Negara kepada 43 Anggota
DPRD Kendal. Hal ini sesuai dengan surat
Kajati Jawa Tengah Nomor: B-420/O.3/
Fd.1/01/2015 tanggal 30 Januari 2015.
Dugaan TPK pada pekerjaan pembangunan
gedung terminal Haji/ TKI Bandar
Internasional Lombok (BIL) tahun anggaran
2011.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI
Nomor:R-152/20-25/01/2015
tanggal 23 Januari 2015 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kepolisian Daerah Nusa
Tenggara Barat.
Hasil klarifikasi: Perkara telah dilakukan
pengiriman berkas tahap-1 ke Kejati NTB
dan P19 dengan salah satu petunjuk agar
Penyidik memeriksa saksi Ahli LKPP. Hal

16.

17.

18.

ini sesuai surat Dir Reskrimsus Polda NTB


Nomor: B/629/II/2015/ Dit Reskrimsus
tanggal 6 Februari 2015.
Dugaan TPK perjalanan dinas DPRD Kab.
Lamongan Tahun 2010-2012 dengan
tersangka atas nama M (Pemilik Travel); R
(PPTK Sekwan); AM (Pengguna Anggaran
Sekwan); SS (Ketua Komisi C); JH (Ketua
Komisi A); S (Ketua Komisi D); N (KETUA
KOMISI B); dan AF (anggota Komisi B)
berdasarkan penetapan Kepala Kejaksaan
Negeri Lamongan No. Print-01/0.5.35/
Fd.1/04/2013 tanggal 3 April 2013.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor:R-1522/20-25/11/2014
tanggal 26 November 2014 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kejaksaan Tinggi Jawa
Timur.
Hasil klarifikasi: Penyidikan perkara
masih
berlangsung
dikarenakan
perhitungan kerugian keuangan Negara
dari BPK belum selesai. Hal ini sesuai
dengan surat Kajati Jawa Timur kepada
Jampidsus Kejaksaan Agung RI Nomor:
B-596/O.5/Fd.1/02/2015
tanggal
9
Februari 2015 yang ditembuskan kepada
KPK RI.
Dugaan TPK dalam pengadaan tanah proyek
Jabung Ring Dike LRSIP Phase II sebesar
Rp.5,3 Milyar.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor:R-1522/20-25/11/2014
tanggal 26 November 2014 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kejaksaan Tinggi Jawa
Timur.
Hasil klarifikasi: Dalam penyidikan
perkara ditetapkan 5 (lima) orang
tersangka, dan saat ini perkara
telah inkracht serta telah dilakukan
eksekusi. Hal ini sesuai dengan surat
Kajati Jawa Timur kepada Jampidsus
Kejaksaan Agung RI Nomor: B-596/O.5/
Fd.1/02/2015 tanggal 9 Februari 2015
yang ditembuskan kepada KPK RI.
Dugaan TPK Belanja Penunjang Operasional
Pimpinan (BPOP) DPRD Lamongan sebesar
Rp.1,134 Milyar.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor:R-1522/20-25/11/2014
tanggal 26 November 2014 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kejaksaan Tinggi Jawa
Timur.

LAMPIRAN

135

19.

20.

Hasil
klarifikasi:
Telah
dilakukan
penyidikan berdasarkan Surat Perintah
Penyidikan Kepala Kejaksaan Negeri
Lamongan Nomor: PRINT-02/O.5.35/
Fd.1/04/2013 tanggal 26 April 2013,
Namun tidak ditemukan cukup bukti
sehingga
dilakukan
penghentian
penyidikan dengan Surat Perintah
Penghentian Penyidikan (SP3) Nomor:
PRIN-01/O.5.35/Fd.1/12/2013
tanggal
24 Desember 2013. Hal ini sesuai dengan
surat Kajati Jawa Timur kepada Jampidsus
Kejaksaan Agung RI Nomor: B-596/O.5/
Fd.1/02/2015 tanggal 9 Februari 2015
yang ditembuskan kepada KPK RI.
Dugaan TPK PT. WBL Lamongan yang
meliputi Pajak Daerah dan Retribusi sebesar
Rp.15,2 Milyar, Penyertaan modal Pemkab
Lamongan di WBL sebesar Rp.28,8 Milyar
dan Mark up tanah di WBL sebesar Rp.3,119
Milyar.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor:R-1522/20-25/11/2014
tanggal 26 November 2014 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kejaksaan Tinggi Jawa
Timur.
Hasil klarifikasi: kasus dilakukan
penanganan oleh Kejaksaan Tinggi
Jawa Tengah dengan Surat Perintah
Penyelidikan Nomor: PRINT-250/O.5/
Fd.1/03/2013 tanggal 11 Maret 2013,
dalam penyelidikan dimaksud diperoleh
fakta bahwa Polres Lamongan telah
menangani kasus dimaksud. Hal ini
sesuai dengan surat Kajati Jawa Timur
kepada Jampidsus Kejaksaan Agung RI
Nomor: B-596/O.5/Fd.1/02/2015 tanggal
9 Februari 2015 yang ditembuskan
kepada KPK RI.
Dugaan TPK Alat Kesehatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Lamongan sebesar
Rp.16,8 Milyar mulai 2008 s.d. 2011.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor:R-1522/20-25/11/2014
tanggal 26 November 2014 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kejaksaan Tinggi Jawa
Timur.
Hasil klarifikasi: Kasus dilakukan
penanganan oleh Kejaksaan Tinggi
Jawa Timur dengan menerbitkan Surat
Perintah Tugas Nomor: Sprintug-45/O.5//
Dek.3/06/2013 tanggal 27 Juni 2013,
dimana pengadaannya sudah sesuai

21.

22.

23.

dengan mekanisme pengadaan barang


dan jasa serta sudah ada laporan hasil
audit BPK yang menyatakan tidak ada
temuan. Hal ini sesuai dengan surat
Kajati Jawa Timur kepada Jampidsus
Kejaksaan Agung RI Nomor: B-596/O.5/
Fd.1/02/2015 tanggal 9 Februari 2015
yang ditembuskan kepada KPK RI.
Dugaan TPK pada PD. Bank Daerah
Lamongan Tahun 2010 s.d. 2012.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor:R-1522/20-25/11/2014
tanggal 26 November 2014 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kejaksaan Tinggi Jawa
Timur.
Hasil klarifikasi: Bahwa terhadap kasus
dimaksud tidak pernah dilakukan
penanganan oleh Kejaksaan Negeri
Lamongan. Hal ini sesuai dengan surat
Kajati Jawa Timur kepada Jampidsus
Kejaksaan Agung RI Nomor: B-596/O.5/
Fd.1/02/2015 tanggal 9 Februari 2015
yang ditembuskan kepada KPK RI.
Dugaan TPK sehubungan dengan Pengadaan
Tanah Sarana Perumahan dan Perkantoran
seluas kurang lebih 7.171 m2 di Jl. Merpati/
Jl. Mojopahit Kel. Aek Manis Kec. Sibolga
Selatan pada Pemerintahan Kota Sibolga
TA.2012.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor: R-299/20-25/02/2015
tanggal 24 Februari 2015 dikirimkan surat
perkembangan penanganan perkara TPK
ke Kepala Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara terkait Permohonan
Perhitungan Kerugian Negara guna
kepentingan proses penuntutan.
Hasil klarifikasi: Kepala Perwakilan
BPKP
Provinsi
Sumatera
Utara
telah mengirimkan jumlah kerugian
perhitungan Negara terkait dengan TPK
tersebut sejumlah Rp. 5.312.450.000,(lima milyar tiga ratus dua belas juta
empat ratus lima puluh ribu rupiah) dan
telah dikirimkan ke Kejaksaan Tinggi
Sumatera Utara dengan surat Nomor :
B-207/N.2/Fd.1/02/2015.
Dugaan Penyimpangan Tukar Guling Tanah
Universitas Hasanuddin Makassar.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI
Nomor:R-217/20-25/02/2015
tanggal 9 Februari 2015 dilakukan
konfirmasi SPDP dan permintaan
perkembangan penanganan perkara

Laporan
Tahunan 2015

136

24.

25.

26.

TPK ke Kejaksaan Kejaksaan Negeri


Makassar.
Hasil klarifikasi: Melalui surat Kejaksaan
Negeri Makasar Nomor: B-111/R.4.10/
FI.1/02/2015 tanggal 17 Februari 2015
diberitahukan bahwa telah dilakukan
proses
penyelidikan
berdasarkan
Surat Perintah Penyelidikan Kejaksaan
Negeri Makassar Nomor: 03/R.4.10/
FI.1/04/2014 tanggal 3 April 2014 dan
Nomor:03a/R.4.10/FI.1/07/2014 tanggal
14 Juli 2015 (perpanjangan), (laporan hasil
penyelidikan) yang kemudian perkara
tersebut diambil alih oleh Kejaksaan
Tinggi Sulawesi Selatan pada 8 Agustus
2014, sehingga belum diterbitkan SPDP.
Dugaan TPK penyimpangan pada Dinas
Pekerjaan Umum Kab. Lahuan Batu Utara
yang melibatkan oknum Kepala Dinas PU
dan PPKA pada TA 2012-2013.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor:R-205/20-25/02/2015
tanggal 3 Februari 2015 dilakukan
konfirmasi SPDP dan permintaan
perkembangan penanganan perkara TPK
ke Kejaksaan Negeri Rantau Prapat.
Hasil klarifikasi: Berdasarkan Surat
Nomor:
R-17/N.2/16/Fu.1/02/2015
tanggal 3 Maret 2015 bahwa hingga saat
Kejaksaan Negeri Rantau Prapat tidak
pernah menangani perkara tersebut
baik di tingkat penyelidikan maupun
penyidikan.
Dugaan TPK dalam pelaksaan DIPA Tahun
2013 dan 2014 di Balai Taman Nasional
Way Kambas (TNWK) yang menyebabkan
kerugian Negara sebesar Rp.4.240.317.000, Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI
Nomor:R-99/20-25/01/2015
tanggal 19 Januari 2015 dilakukan
konfirmasi SPDP dan permintaan
perkembangan penyelidikan perkara
TPK ke Kapolda Lampung.
Hasil klarifikasi: Berdasarkan Surat
Nomor:
B-313/III/2015/Ditreskrimsus
tanggal 3 Maret 2015 bahwa hingga saat
Polda Lampung tidak pernah menangani
perkara tersebut.
Dugaan TPK dalam pelaksanan DIPA Tahun
2013 dan 2014 di Balai Taman Nasional
Way Kambas (TNWK) yang menyebabkan
kerugian Negara sebesar Rp.4.240.317.000, Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI
Nomor:R-123/20-25/01/2015
tanggal 21 Januari 2015 dilakukan

27.

28.

29.

konfirmasi SPDP dan permintaan


perkembangan penyelidikan perkara
TPK ke Kejaksaan Tinggi Lampung.
Hasil klarifikasi: Berdasarkan Surat
Nomor:
R-70/N.8.1/Fd.1/03/2015
tanggal 3 Maret 2015 bahwa hingga saat
Kejaksaan Tinggi Lampung tidak pernah
menangani perkara tersebut.
Dugaan TPK pada Proyek Pembangunan
dan Pengelolaan Pasar Turi Surabaya Tahun
2009
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor: R-266/20-25/02/2015
tanggal 16 Februari 2015 dilakukan
koordinasi penanganan kasus oleh
Kejaksaan Tinggi Jawa Timur.
Hasil klarifikasi: Kejaksaan Tinggi Jawa
Timursedang melakukan klarifikasi sesuai
Surat Tugas Survailance Pengumpulan
Data dan Bahan Keterangan Kajati Jawa
Timur
No.Print-237/0.5/Fd.1/02/2015
tanggal 6 Februari 2015. Hal ini sesuai
dengan surat Kajati Jawa Timur Nomor:
B-1251/O.5/Fd.1/03/2015
tanggal
6
Maret 2015.
Dugaan TPK dana DAK Dinas Pendidikan
di Kabupaten Sumenep terkait alat peraga
pendidikan TA 2010, 2011 dan 2012.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor:R-282/20-25/02/2015
tanggal 18 Februari 2015 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kajati Jawa Timur.
Hasil klarifikasi: Kejaksaan Tinggi Jawa
Timur atas perkara dimaksud pernah
melakukan Penyelidikan berdasarkan
Surat Perintah Penyelidikan Kajati
Jawa Timur Nomor: Print-460/O.5.1/
Fd.1//05/2014 tanggal 12 Mei 2014,
namun tidak ditingkatkan ke tahap
penyidikan karena belum ditemukan
bukti permulaan yang cukup. Hal ini
sesuai dengan surat Kajati Jawa Timur
Nomor: R-809/O.5/Fd.1/03/2015 tanggal
9 Maret 2015.
Dugaan TPK dana Bantuan Keuangan
Desa (BKD) di Kabupaten Mojokerto Tahun
Anggaran 2013.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor: R-291/20-25/02/2015
tanggal 20 Februari 2015 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kajati Jawa Timur.
Hasil klarifikasi: Kejaksaan Negeri
Mojokerto
sedang
melakukan

LAMPIRAN

137

30.

31.

Penyelidikan atas perkara dimaksud


berdasarkan Surat Perintah Penyelidikan
Kajari
Mojokerto
Nomor:
Print1933/O.5.9/Fd.1//03/2015 tanggal 23 Juli
2014, yang mana sampai saat ini masih
dalam tahap permintaan keterangan
dari keseluruhan Desa berjumlah 73
telah melakukan permintaan keterangan
terhadap 46 Desa. Hal ini sesuai dengan
surat Kajari Mojokerto: R-51/O.5/
Fd.1/03/2015 tanggal 9 Maret 2015.
Dugaan TPK dalam proses tera dan tera ulang
pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 s.d.
2012.
Kegiatan klarifikasi: Penerusan hasil
Pulbaket atas Pengaduan Masyarakat
dengan surat Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) RI kepada Kajati
Kepulauan Riau Nomor: R-1073/2025/08/2013
tanggal
16
Agustus
2013 perihal penerusan copy laporan
pengumpulan bahan dan keterangan,
dan berdasarkan Surat KPK Nomor:
R-335/20-25/03/2015
tanggal
4
Maret 2015 dimintakan perkembangan
penanganannya kepada Kajati Kepulauan
Riau.
Hasil
klarifikasi:
bahwa
perkara
dimaksud atas nama tersangka T dan
M telah dilimpahkan ke Pengadilan
tanggal 3 Oktober 2014 dan telah
diputus oleh Pengadilan Tipikor Pada PN
Tanjung Pinang tanggal 23 Desember
2014 (Inkracht). Hal ini sesuai dengan
Surat Kajati Kepri Nomor: B-353/N.10/
Fd.1/03/2015 tanggal 11 Maret 2015.
Dugaan TPK pada kegiatan Pekerjaan
Pengadaan Buku Pengayaan, Referensi dan
Panduan Pendidik untuk SD/SDLB Kab.
Nunukan TA. 2012 di Dinas Pendidikan Kab.
Nunukan yang diduga merugikan keuangan
negara/Daerah sebesar Rp. 1.802.739.706, Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI
Nomor:R-311/20-25/02/2015
tanggal 26 Februari 2015 dilakukan
konfirmasi SPDP dan permintaan
perkembangan penanganan perkara TPK
ke Polres Nunukan.
Hasil
klarifikasi:
Telah
dilakukan
penyidikan
dengan
perkembangan
sebagai berikut:
- Terhadap Nizaruddin Kepala Dinas
Pendidikan Kab. Nunukan selaku
Kuasa Pengguna Anggaran Tahun

2012 (KPA) telah meninggal dunia


pada hari Sabtu tanggal 1 Maret 2014
sebelum
dilakukan
pemeriksaan
selaku Tersangka, sehingga tidak
dapat dilanjutkan penyidikan.
- Terhadap Rudi Anggianto selaku
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
telah dilakukan pemeriksaan selaku
Tersangka dan berkas perkara telah
dikirim ke Jaksa Penuntut Umum
(Tahap I) serta telah dinyatakan
lengkap (P.21) sesuai surat Kajari
Nunukan
Nomor:
B-535/Q.4.17/
Fd.1/07/2014 tanggal 8 Juli 2014
dan selanjutnya telah dilakukan
penyerahan tersangka dan barang
bukti (Tahap II) sesuai surat Kapolres
Nunukan
Nomor:
B-535/Q.4.17/
Fd.1/07/2014 tanggal 8 Juli 2014
dan selanjutnya telah dilakukan
penyerahan tersangka dan barang
bukti (tahap II) sesuai Surat Kapolres
Nunukan Nomor: B/11.B/IX/2014/
Reskrim tanggal 29 September 2014
(sesuai SPDP Nomor: SPDP/70/
VIII/2013/Reskrim tanggal 15 Agustus
2013).
- Terhadap Ramdan Yusuf selaku
Pejabat Pelaksana Tehnik Kegiatan
(PPTK) telah dikirim ke Jaksa
Penuntut Umum (Tahap I) serta telah
dinyatakan lengkap (P.21) sesuai Surat
Kajari Nunukan Nomor:B-1118/Q.4.17/
Fd.1/09/2014 tanggal 23 September
2014 dan selanjutnya telah dilakukan
penyerahan tersangka dan barang
bukti (tahap II) sesuai Surat Kapolres
Nunukan Nomor: B/35.a/IX/2014/
Reskrim tanggal 29 September 2014.
- Terhadap Tim Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan (PPHP) yaitu: Taufik
Bin Hasan, Sri Widodo Bin Surepto
Diharjo, Kusumo Cahyo Baskoro, Fadli
Abdullah Bin Abdullah Kasirang, Ferry
Lamma anak dari Marthen Lindung,
telah dilakukan pemeriksaan selaku
Tersangka pada 30 Agustus 2014 dan
31 Agustus 2014 dan berkas perkara
telah dikirimkan ke Jaksa Penuntut
Umum sesuai surat Kapolres Nunukan
Nomor:
B/52/XII/2014/Reskrim
tanggal 9 Desember 2014, namun
dikembalikan Jaksa Penuntut Umum
untuk dilengkapi sesuai Surat Kajari
Nomor: B-1506/Q.4.17/Fd.1/12/2014

Laporan
Tahunan 2015

138

32.

33.

tanggal 15 Desember 2014 (P.18),


apabila petunjuk sudah dilengkapi
akan segera dikirim lagi ke Kejari
Nunukan.
- Terhadap Amal Mashur selaku
kontraktor penyedia barang/jasa telah
ditetapkan dan diperiksa sebagai
Tersangka serta dilakukan penahanan
sejak tanggal 11 Februari 2015 dan
akan segera dilakukan penyerahan
Berkas Perkara ke JPU Kejari Kab.
Nunukan.
Hal ini sesuai dengan surat Polres Nunukan
Nomor: B/269/III/2015/Reskrim tanggal 6
Maret 2015.
Dugaan
TPK
penyimpangan
atas
pengelolaan Dana Alokasi Khusus Tahun
Anggaran 2008 pada Pemkab Kepulauan
Talaud yang melibatkan Bupati Talaud Dr.
Elly Engelbert Lasut.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor: R-1514/20-25/11/2014
tanggal 3 November 2014 dikirimkan
surat konfirmasi SPDP dan perkembangan
penyidikan perkembangan TPK ke
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara.
Hasil klarifikasi: Berdasarkan surat
nomor : R-209/R.1/Fd.1/03/2015 tanggal
31 Maret 2015 bahwa berdasarkan Surat
Perintah Penyidikan Kajati Sulawesi
Utara Nomor: Print-28/R.1/Fd.1/2010
tanggal 25 Januari 2010 atas nama
tersangka EEL (mantan Bupati Kabupaten
Kep. Talaud) saat ini telah diputus dan
telah berkekuatan hukum tetap (incraht
van gewijsde) berdasarkan Putusan
Mahkamah Agung RI du pidana selama 7
(tujuh) tahun penjara.
Dugaan TPK pengelolaan APBD Kabupaten
Cilacap tahun anggaran 2004 atas nama
tersangka PY dkk.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor: R-238/20-25/02/2015
tanggal 11 Februari 2015 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kajati Jawa Tengah.
Hasil klarifikasi: Kejaksaan Negeri Cilacap
sedang melakukan penyidikan perkara
tersebut berdasarkan Surat Perintah
Penyidikan Nomor: Print-01/O.3.17/
Fd.1/01/2011 tanggal 31 Januari 2011
dan diperbarui dengan Surat Perintah
Penyidikan Nomor: Print-01/O.3.17/
Fd.1/02/2015 tanggal 17 Februari 2015,
saat ini penyidik akan melakukan

34.

35.

36.

koordinasi dan ekspose dengan BPK


RI
Semarang
untuk
memperkuat
pembuktian unsur merugikan keuangan
Negara. Hal ini sesuai dengan surat
Kajati Jawa Tengah Nomor: B-1200/O.3/
Fd.1/03/2015 tanggal 31 Maret 2015.
Dugaan TPK dalam proyek pembangunan
Jembatan Limpas di Desa Seliwung Tahun
Anggaran 2013.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor: R-368/20-25/03/2015
tanggal 17 Maret 2015 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kajari Situbondo.
Hasil klarifikasi: Penanganan perkara
tindak pidana korupsi tersebut masih
dalam
proses
penyelidikan
oleh
Kejaksaan Negeri Situbondo. Hal ini
sesuai dengan Surat Kajari Situbondo
Nomor:
B-547/O.5.39/Fd.1/03/2015
tanggal 31 Maret 2015.
Dugaan TPK penyimpangan Dana Alokasi
Khusus (DAK) dalam proyek pengadaan
buku di Kabupaten Blora Tahun 2010-2012.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor: R-341/20-25/03/2015
tanggal 6 Maret 2015 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kajati Jawa Tengah.
Hasil
klarifikasi:
Perkara
TPK
penyimpangan DAK dalam proyek
pengadaan buku di Kabupaten Blora
tahun 2010 atas nama tersangka
AW sampai saat ini penyidik masih
menunggu hasil perhitungan kerugian
Negara dari BPKP Perwakilan Jateng
yang telah dimintakan bantuan dengan
surat tertanggal 10 Oktober 2013. Hal ini
sesuai dengan Surat Kajati Jawa Tengah
Nomor:
B-1307/O.3/Fd.1/04/2015
tanggal 10 April 2015.
Dugaan TPK penggunaan dana hasil
pembayaran klaim asuransi AJB Bumiputera
1912 cabang Malang tahun 2007-2009 atas
nama tersangka IBBA dkk.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor: R-290/20-25/02/2015
tanggal 20 Februari 2015 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kajati Jawa Timur.
Hasil klarifikasi: Kejaksaan Negeri Kediri
telah melimpahkan perkara tindak
pidana korupsi tersebut atas nama
terdakwa Hattamami dan Ida Bagus
Badjra Adnjana ke Pengadilan Tindak

LAMPIRAN

139

37.

38.

Pidana Korupsi pada PN Surabaya pada


24 Juni 2014, dan telah memperoleh
putusan Pengadilan Tipikor Nomor:
110 dan 111/Pidsus/TPK/2014/ PN. Sby
tanggal 3 Maret 2015 yang menyatakan
terdakwa terbukti bersalah melakukan
tindak pidana korupsii. Atas putusan
Hakim kedua terdakwa menyatakan
Banding, Sedangkan terkait dengan
H. A. MASCHUT (mantan Walikota
Kediri) setelah dilakukan penyidikan
tidak terdapat cukup bukti sehingga
pada 8 September 2013 Kajati Jawa
Timur mengeluarkan SP3 Nomor:
Print-956/0.5/Fd.1/09/2013. Hal ini
sesuai dengan Surat Kajati Jawa Timur
Nomor:
B-1961/O.5.5/Fd.1/04/2015
tanggal 10 April 2015.
Dugaan TPK Proyek Pembangunan Jembatan
Kedaung Tahap I pada Dinas Bina Marga dan
Tata Ruang Provinsi Banten TA.2013 senilai
Rp.23.419.786.000,- (dua puluh tiga milyar
empat ratus sembilan belas juta tujuh ratus
delapan puluh enam ribu rupiah) atas nama
tersangka S selaku Kepala Dinas BMTR
Provinsi Banten merangkap sebagai PPK
dan MK selaku Pelaksana Pekerjaan.
Kegiatan
klarifikasi:
Berdasarkan
surat
KPK-RI
Nomor:
R-566/2025/05/2015 tanggal 8 Mei 2015 tentang
Perkembangan
Penyidikan
Perkara
Tindak Pidana Korupsi ke Kepolisian
Daerah Banten.
Hasil klarifikasi: Berdasarkan surat
nomor : B/229/V/2015/Ditreskrimsus
tanggal 20 Mei 2015 bahwa berdasarkan
Surat
Perintah
Penyidikan
Polda
Banten Nomor: SP.Sidik/40/IX/2014/
Ditreskrimsus tanggal 5 September
2014 tentang tugas penyidikan terhadap
dugaan Tindak Pidana Korupsi pada
Pembangunan Jembatan Kedaung Tahap
I di Dinas Bina Marga dan Tata Ruang
Provinsi Banten TA.2013 saat ini masih
dalam proses penyidikan dan berkas
perkaranya belum dapat dilimpahkan
ke JPU Kejati Banten (Tahap I) , karena
hasil audit perhitungan kerugian negara
dari BPK RI perwakilan Provinsi Banten
hingga saat ini belum diperoleh.
Dugaan TPK penyalahgunaan dana Biaya
Perjalanan Dinas Dalam Daerah Pemda Kab.
Buton Utara Tahun 2012 s.d. 2014.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor: R-404/20-25/03/2015

39.

40.

tanggal 23 Maret 2015 dilakukan


permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kapolda Sulawesi
Tenggara.
Hasil klarifikasi: Ditreskrimsus Polda
Sulawesi Tenggara melakukan penyidikan
perkara tersebut berdasarkan Surat
Perintah Penyidikan Nomor: Sp.Sidik/31/
II/2015/SULTRA/ SPKT Polda Sultra
tanggal 3 Februari 2015 , saat ini penyidik
masih menunggu hasil Audit PKKN
dari BPKP Sultra untuk memperkuat
pembuktian unsur merugikan keuangan
Negara. Hal ini sesuai dengan surat
Kapolda Sultra Nomor: B/1293/IV/2015
tanggal 27 April 2015.
Dugaan TPK Proyek Pembangunan Jaringan
Gas untuk Rumah Tangga di Kabupaten
Sengkang pada Kementrian ESDM TA.2011
senilai Rp. 45.877.271,000,- yang bersumber
dari APBN berdasarkan Surat Perintah
Penyidikan dan Kepala Kejaksaan Tinggi
SuIawesi Selatan Nomor : PRINT 439/R.4/
Fd.1/07/2014 tanggal 25 Jan 2014, dan
PRINT 572/R.4/Fd. 1/09/2014 tanggal 16
September 2014.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor: R-644/20-25/05/2015
tanggal 27 Mei 2015 tentang Permintaan
Peemriksaan Lapangan dan Perhitungan
Kerugian Negara.
Hasil klarifikasi: Dalam surat nomor : 27/S/
XVII/06/2015 tanggal 8 Juni 2015 BPK RI
menjelaskan bahwa sampai dengan surat
di buat masih dalam tahap analisis kasus
dalam rangka persiapan pemeriksaan
lapangan
sebagaimana
permintaan
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan.
Maka pihak BPK RI akan mengundang
Tim Penyidik dari Kejati Sulsel untuk
mendiskusikan perkembangan posisi
kasus terakhir, sehingga bisa dilakukan
langkah lebih kanjut dalam perhitungan
kerugian Negara.
Dugaan TPK dalam pelaksanaan kegiatan
Semarang Pesona Asia (SPA) Tahun
Anggaran 2007.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor: R-605/20-25/05/2015
tanggal 21 Mei 2015 dilakukan klarifikasi
dan perkembangan penanganan perkara
TPK ke Kajari Semarang.
Hasil klarifikasi: Perkara tersebut
dilakukan penyidikan oleh Kajari
Semarang berdasarkan Surat Perintah

Laporan
Tahunan 2015

140

41.

42.

43.

Penyidikan Nomor: Print-01/0.3.10/


Fd.1/01/2015 tanggal 05 Januari 2015,
dan terhadap tersangka a.n. HK telah
dilimpahkan ke Pengadilan tipikor
pada PN Semarang tanggal 22 Mei
2015. Hal ini sesuai dengan surat
Kajari Semarang kepada Kajati Jawa
Tengah yang ditembuskan kepada KPK
Nomor:B-1244/0.3.10/Fd.1/05/2015
tanggal 26 Mei 2015.
Dugaan TPK penyimpangan DAK dalam
proyek pengadaan buku di Kabupaten Blora
Tahun 2010.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor: R-573/20-25/05/2015
tanggal 12 Mei 2015 dilakukan klarifikasi
dan permintaan perkembangan hasil
Audit Investigasi ke BPKP Perwakilan
Jawa Tengah.
Hasil klarifikasi: Permintaan Audit PKKN
telah diterima BPKP pada 10 Oktober
2013 dan telah dilakukan ekspose
pada 29 Oktober 2013 yang salah satu
simpulannya agar penyidik melengkapi
bukti yang belum lengkap, namun sampai
tanggal 19 Mei 2015 BPKP Perwakilan
Jawa Tengah belum menerima bukti yang
dimintakan. Hal ini sesuai dengan surat
Kepala Perwakilan BPKP Jawa Tengah
Nomor: S-375/D6/01/2015 3 tanggal 3
Juni 2015.
Dugaan
TPK
dalam
dana
sharing
pembangunan GOR Gajah Mada di
Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor: R-52920-25/05/2015
tanggal 18 Mei 2015 dilakukan klarifikasi
dan perkembangan penanganan perkara
TPK ke Kapolres Mojokerto.
Hasil klarifikasi: Penyidikan dugaan
TPK dalam kegiatan pendamping
pembangunan GOR Gajahmada pada
Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan,
Pariwisata
Kab.
Mojokerto
yang
menggunakan APBD TA 2012 atas nama
tersangka AA bin R dan ICB bin S telah
P21 dan Penyidik telah melimpahkan
tersangka dan barang bukti kepada
Kejaksaan Negeri Mojokerto pada 22
Oktober 2014. Hal ini sesuai dengan surat
Kapolres Mojokerto Kota Nomor: R/109/
VI/2015/Reskrim tanggal 17 Juni 2015.
Dugaan TPK reklamasi pantai pasar warneo
Tahun Anggaran 2004 oleh Polres Bau-Bau.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat

44.

45.

46.

KPK-RI Nomor: R-697/20-25/06/2015


tanggal 18 Juni 2015 dilakukan klarifikasi
dan perkembangan penanganan perkara
TPK ke Kapolda Sulawesi Tenggara.
Hasil klarifikasi: Penyidikan masih tetap
berjalan dengan tahapan memenuhi P19
JPU yang ke 9. Hal ini sesuai dengan
surat Dirreskrimsus Polda Sultra Nomor:
B/459/VII/2015/ Dit Reskrimsus tanggal
27 Juli 2015.
Penyidikan perkara TPK dan pemanfaatan
hasil hutan kayu pada hutan produksi di
Desa Asinua Jaya Kec. Abuki Kab. Konawe
oleh Polres Konawe.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor: R-697/20-25/06/2015
tanggal 18 Juni 2015 dilakukan klarifikasi
dan perkembangan penanganan perkara
TPK ke Kapoda Sulawesi Tenggara.
Hasil klarifikasi: Penyidikan masih tetap
berjalan dengan tahapan penelitian
berkas perkara kembali oleh JPU Kejari
Konawe. Hal ini sesuai dengan surat
Dirreskrimsus Polda Sultra Nomor:
B/459/VII/2015/ Dit Reskrimsus tanggal
27 Juli 2015.
Dugaan TPK penyimpangan pelaksanaan
pekerjaan jalan hot mix di Kota Bau-Bau
Tahun 2005, Tersangka. Ir. SUNARYO (KPA),
HASIRI (Ketua Lelang), dan MUCHIBUDDIN
(Kontraktor)
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor: R-780/20-25/07/2015
tanggal 27 Juli 2015 dilakukan klarifikasi
dan perkembangan penanganan perkara
TPK ke Kapolda Sulawesi Tenggara.
Hasil klarifikasi: Perkara di splitzing
menjadi 4 berkas perkara dan sudah
dilimpahkan ke Kajati Sultra serta
mendapat petunjuk (P19) 5 kali. Hal
ini sesuai dengan surat Dirreskrimsus
Polda Sulawesi Tenggara Nomor: B/491/
VII/2015/Dit Reskrimsus tanggal 30 Juli
2015.
Dugaan TPK penyalahgunaan bantuan desa
se Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kab.
Wakatobi TA 2007, Tersangka. ABU NURU
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor: R-780/20-25/07/2015
tanggal 27 Juli 2015 dilakukan klarifikasi
dan perkembangan penanganan perkara
TPK ke Kapolda Sulawesi Tenggara.
Hasil klarifikasi: Berkas perkara telah
P21 dan tahap II tanggal 17 Juni 2013. Hal
ini sesuai dengan surat Dirreskrimsus

LAMPIRAN

141
Polda Sulawesi Tenggara Nomor: B/491/
VII/2015/Dit Reskrimsus tanggal 30 Juli
2015.
47.

48.

49.

Dugaan TPK penggunaan bantuan dana


hibah yang diterima Kamar Dagang dan
Industri Jawa Timur (KADIN JATIM) dari
Biro Administrasi Perekonomian Sekretaris
Daerah Provinsi Jawa Timur
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor: R-774/20-25/07/2015
tanggal 22 Juli 2015 dilakukan klarifikasi
dan perkembangan penanganan perkara
TPK ke Kajati Jawa Timur.
Hasil klarifikasi: Perkara atas nama
tersangka DKP dan NS telah dilimpahkan
ke tahap penuntutan pada 2 Juli 2015 dan
telah dilimpahkan ke Pengadilan tanggal
5 Agustus 2015 dengan agenda sidang
saat ini adalah pemeriksaan saksi-saksi.
Hal ini sesuai dengan surat Kajati Jawa
Timur Nomor: B-4247/0.5/Fd.1/08/2015
tanggal 26 Agustus 2015.
Dugaan TPK penyimpangan pelaksanaan
pekerjaan jalan hot mix di Kota Bau-Bau
Tahun 2005, Tersangka. Ir. SUNARYO (KPA),
HASIRI (Ketua Lelang), dan MUCHIBUDDIN
(Kontraktor)
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor: R-780/20-25/07/2015
tanggal 27 Juli 2015 dilakukan klarifikasi
dan perkembangan penanganan perkara
TPK ke Kapolda Sulawesi Tenggara.
Hasil klarifikasi: Perkara di-splitsing
menjadi 4 berkas perkara dan sudah
dilimpahkan ke Kajati Sultra serta
mendapat petunjuk (P19) 5 kali. Hal
ini sesuai dengan surat Dirreskrimsus
Polda Sulawesi Tenggara Nomor: B/491/
VII/2015/Dit Reskrimsus tanggal 30 Juli
2015.
Dugaan TPK penyalahgunaan bantuan desa
se Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kab.
Wakatobi TA 2007, Tersangka. ABU NURU
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor: R-780/20-25/07/2015
tanggal 27 Juli 2015 dilakukan klarifikasi
dan perkembangan penanganan perkara
TPK ke Kapolda Sulawesi Tenggara.
Hasil klarifikasi: Berkas perkara telah
P21 dan tahap II tanggal 17 Juni 2013. Hal
ini sesuai dengan surat Dirreskrimsus
Polda Sulawesi Tenggara Nomor: B/491/
VII/2015/Dit Reskrimsus tanggal 30 Juli
2015.

50.

51.

52.

53.

Dugaan TPK penggunaan bantuan dana


hibah yang diterima Kamar Dagang dan
Industri Jawa Timur (KADIN JATIM) dari
Biro Administrasi Perekonomian Sekretaris
Daerah Provinsi Jawa Timur
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor: R-774/20-25/07/2015
tanggal 22 Juli 2015 dilakukan klarifikasi
dan perkembangan penanganan perkara
TPK ke Kajati Jawa Timur.
Hasil klarifikasi: Perkara atas nama
tersangka DKP dan NS, telah dilimpahkan
ke tahap penuntutan pada 2 Juli 2015 dan
telah dilimpahkan ke Pengadilan tanggal
5 Agustus 2015 dengan agenda sidang
saat ini adalah pemeriksaan saksi-saksi.
Hal ini sesuai dengan surat Kajati Jawa
Timur Nomor: B-4247/0.5/Fd.1/08/2015
tanggal 26 Agustus 2015.
Kasus dugaan TPK penyalahgunaan dana
pembangunan Masjid Raya Sanana pada
Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Daerah
Kabupaten Kepulauan Sula TA 2006 s.d.
2010 dengan tersangka AHM (mantan
Bupati Sula).
Kegiatan
klarifikasi:
Berdasarkan
surat KPK-RI Nomor: R-900/2025/09/2015 tanggal 3 September 2015
dilakukan klarifikasi dan perkembangan
penanganan perkara TPK ke Kepolisian
Daerah Maluku Utara.
Hasil klarifikasi: Berkas Perkara telah
diambil alih penanganannya oleh
Dittipidkor Bareskrim Polri. Hal ini
sesuai dengan surat Dirreskrimsus Polda
Maluku Utara Nomor: R-164/IX/2015/Dit
Reskrimsus tanggal 30 September 2015.
Kasus dugaan TPK penyalahgunaan dana
pembebasan lahan untuk pembangunan
Bandara Bobong TA 2009.
Kegiatan
klarifikasi:
Berdasarkan
surat KPK-RI Nomor: R-900/2025/09/2015 tanggal 3 September 2015
dilakukan klarifikasi dan perkembangan
penanganan perkara TPK ke Kepolisian
Daerah Maluku Utara.
Hasil klarifikasi: Perkara masih dalam
tahap penyidikan. Hal ini sesuai dengan
surat Dirreskrimsus Polda Maluku Utara
Nomor: R-164/IX/2015/Dit Reskrimsus
tanggal 30 September 2015.
Kasus dugaan TPK pengelolaan anggaran
deposito keuangan daerah yang diduga
melibatkan Bupati Seram Bagian Timur
ABDULLAH VANNATH.

Laporan
Tahunan 2015

142

54.

55.

56.

Kegiatan
klarifikasi:
Berdasarkan
surat KPK-RI Nomor: R-980/2025/10/2015 tanggal 6 Oktoberr 2015
dilakukan klarifikasi dan perkembangan
penanganan perkara TPK ke Kepolisian
Daerah Maluku.

Hasil klarifikasi: Perkara masih dalam


tahap penyidikan. Hal ini sesuai dengan
surat Dirreskrimsus Polda Maluku
Nomor: B-277/IX/2015/Dit Reskrimsus
tanggal 23 Oktober 2015.
Dugaan TPK Dugaan TPK Pengadaan Alat
Kesehatan pada RSUD Batara Guru Belopa,
Kabupaten Luwu Tahun Anggaran 2012
dan 2013 dengan Tersangka D dan IS yang
dilaksanakan penyidikan oleh Kejaksaan
Negeri Belopa.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor: R-1555/20-25/11/2015
tanggal 12 November 2014 dilakukan
Konfirmasi SPDP dan perkembangan
penanganan perkara TPK.
Hasil
klarifikasi:
Berdasarkan
perkembangan
penyidikan
yang
dikirimkan oleh Kejaksaan Negeri Belopa
menyatakan bahwa terdapat kendala
penyidikan. Atas kondisi tersebut, KPK
akan melaksanakan gelar perkara
dengan Kejaksaan Negeri Belopa untuk
mengatasi kendala.
Dugaan TPK pengelolaan APBD Pemda
Kabupaten Mamberamo Raya Tahun
Anggaran 2013.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor: R-672/20-25/06/2015
tanggal 8 Juni 2015 dilakukan klarifikasi
dan perkembangan penanganan perkara
TPK ke Kepolisian Daerah Papua
Hasil klarifikasi: Penanganan perkara
masih dalam proses penyidikan. Hal
ini sesuai dengan surat Dirreskrimsus
Polda Papua Nomor: B/2786/XI/2015/Dit
Reskrimsus tanggal 13 November 2015.
Dugaan TPK proyek SIPPADAT di Pemerintah
Kabupaten Kendal Tahun Anggaran 20022003.
Kegiatan
klarifikasi:
Berdasarkan
surat
KPK-RI
Nomor:
R-972/2025/09/2015 tanggal 30 September 2015
dilakukan klarifikasi dan perkembangan
penanganan perkara TPK ke Kepolisian
Daerah Jawa Tengah
Hasil klarifikasi: Penanganan perkara
masih dalam proses penyidikan dan

pemenuhan petunjuk dari JPU. Hal ini


sesuai dengan surat Dirreskrimsus Polda
Jawa Tengah Nomor: B/12023/XI/2015/
Reskrimsus tanggal 30 November 2015.
PELIMPAHAN
1.
Pelimpahan penyidikan perkara tindak
pidana korupsi dugaan tindak pidana korupsi
secara bersama-sama menerima hadiah
atau janji yang dilakukan oleh Tersangka BG
pada saat menduduki jabatan selaku Kepala
Biro Pembinaan Karir Deputi Sumber Daya
Manusia Markas Besar Kepolisian Negara
Republik Indonesia pada Periode 20032006 dan jabatan lainnya di Kepolisan
Negara Republik Indonesia kepada Pidsus
Kejagung RI.
Status sebelum disupervisi: Perkara
disidik oleh KPK.
Posisi
setelah
diupervisi:
Perkara
dilimpahkan kepada Pidsus Kejagung RI.
2.
Kasus dugaan tindak pidana korupsi berupa
penerimaan suap dan/ atau gratifikasi dan/
atau pemerasan oleh terduga Bambang
Guritno, dkk (Anggota DPRD Kab. Grobogan
Periode 2009-2014.
Kegiatan pelimpahan: Penanganan kasus
dilakukan pelimpahan kepada Kejaksaan
Negeri Purwodadi melalui serangkaian
kegiatan Koordinasi berdasarkan Surat
Deputi Bidang Penindakan KPK RI kepada
Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah
Nomor:
R-73/20-25/01/2015
tanggal
13 Januari 2015 perihal Pelimpahan
Penanganan Kasus Dugaan Tindak Pidana
Korupsi, Surat Deputi Bidang Penindakan
KPK RI kepada Jaksa Agung Muda Tindak
Pidana Khusus Kejaksaan Agung Republik
Indonesia Nomor: R-169/20-25/01/2015
tanggal 27 Januari 2015 perihal pelimpahan
penanganan kasus dugaan tindak pidana
korupsi, Surat Kepala Kejaksaan Negeri
Purwodadi kepada Pimpinan KPK RI Nomor:
R-11/0.3.41/Fs/05/2014 tanggal 9 Maret
2015 perihal pelimpahan penanganan kasus
dugaan tindak pidana korupsi, dan Surat
Deputi Bidang Penindakan KPK RI kepada
Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah
Nomor: R-365/20-25/03/2015 tanggal 16
Maret 2015 perihal koordinasi penanganan
kasus tindak pidana korupsi, serta Berita
Acara Pelimpahan tanggal 27 Maret 2015 di
Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah.
3.
Pelimpahan perkara tindak pidana korupsi
pembangunan pelabuhan atau dermaga

LAMPIRAN

143
Kubangsari Dinas Pekerjaan Umum Kota
Cilegon Tahun Anggaran 2010 yang
dilakukan oleh h. Tb Aat Syafaat yang telah
di vonis oleh Pengadilan Negeri Cilegon,
dimana berdasarkan fakta persidangan,
telah dapat dibuktikan bahwa terdakwa
melakukan perbuatan bersama sama
dengan Johny Husban.
Status sebelum disupervisi: Perkara
disidik oleh KPK.
Status setelah disupervisi: Perkara
dilimpahkan kepada Kejaksaan Tinggi
Banten
HASIL SUPERVISI
1.
Dugaan TPK pembangunan Puskesmas
dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di
Tangerang Selatan Tahun Anggaran 2011
atas nama tersangka D.
Status sebelum disupervisi: Tahap
Penyidikan.
Posisi setelah disupervisi: Tahap II
berdasarkan Surat Pidsus Kejagung RI
kepada Kepala Kejaksaan Tinggi Banten
Nomor: B-160/F.3/Ft.1/01/2015 tanggal
22 Januari 2015.
2.
Dugaan TPK dan Tindak Pencucian Uang
atas nama Terdakwa Ritha Sahara selaku
Bendahara Pengeluaran Kepala Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Anggaran
2007 s.d 2011.
Status sebelum disupervisi: Penuntutan.
Status setelah disupervisi: Berdasarkan
Putusan
Hakim
pada
Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan
Negeri Palu Nomor : 39/PID.SUS/
TIPIKOR/2014/PN.PL tanggal 9 Januari
2015 dengan amar putusan pidana
penjara selama 7 (tujuh) tahun dan denda
Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah)
subsidiair 4 (empat) bulan kurungan serta
membayar Uang pengganti sebesar Rp.
3.601.914.973,10 (tiga milyar enam ratus
satu juta sembilan ratus empat belas ribu
sembilan ratus tujuh puluh tiga rupiah
sepuluh sen).
3.
Dugaan TPK pada Pembangunan gedung
RSUD dr. Harjono Ponorogo sumber APBN
Tahun Anggaran 2009 dan 2010 atas
nama tersangka YS (KPA) dan K (PPK) oleh
Penyidik Polres Ponorogo Jawa Timur.
Posisi sebelum disupervisi: Penyidik
terkendala dalam pembuktian kerugian
keuangan Negara, KPK mensupervisi
kasus ini dengan memfasilitasi ahli

4.

5.

6.

7.

teknis untuk menentukan nilai kerugian


keuangan Negara.
Posisi setelah disupervisi: berdasarkan
Surat
kapolres
Ponorogo
Nomor:
B/224/I/2015/Satreskrim
tanggal
4
Januari 2015, berkas perkara telah
dinyatakan lengkap (P21) oleh Jaksa
Penuntut Umum dan pada 29 Januari
2015 telah dilanjutkan oleh penyidik
dengan kegiatan pelimpahan tersangka
atas nama YS (KPA) dan K (PPK) berikut
barang bukti (tahap II) ke JPU Kejaksaan
Negeri Ponorogo untuk dilakukan
penuntutan.
Dugaan TPK pengadaan tanah untuk
keperluan pembangunan Dermaga dan
jalan menuju ke Dermaga di Desa Gunaksa
Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung
TA. 2007-2008 bertempat di Desa Gunaksa
Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung,
atas nama terdakwa I Wayan Candra (Bupati
Klungkung).
Status sebelum disupervisi: Perkara
dalam tahap Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Perkara Tahap
II dan telah dilimpahkan ke PN Denpasar
(Penetapan PN Denpasar Nomor:7/Pen.
Pid.Sus/TPK/2015./PN.Dps. tanggal 3
Februari 2015).
Dugaan TPK dalam Pengadaan Alat
Kesehatan di Dinas Kesehatan Kab. Luwu
Tahun 2010 dan 2013 atas nama tersangka
MSA oleh Kejaksaan Negeri Belopa.
Status sebelum disupervisi: Perkara
dalam tahap Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Perkara Tahap
II (P-21).
Dugaan TPK pengadaan tanah untuk
keperluan pembangunan Dermaga dan
jalan menuju ke Dermaga di Desa Gunaksa
Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung
TA. 2007-2008 bertempat di Desa Gunaksa
Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung,
atas nama terdakwa I Gusti Ngurah Gede.
Status sebelum disupervisi: Tahap
Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Perkara Tahap
II dan telah dilimpahkan ke PN Denpasar
(Penetapan PN Denpasar Nomor:10/Pen.
Pid.Sus/2015/P.Tipikor.Dps tanggal 31
Maret 2015.
Dugaan TPK pengadaan tanah untuk
keperluan pembangunan Dermaga dan
jalan menuju ke Dermaga di Desa Gunaksa
Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung

Laporan
Tahunan 2015

144

8.

9.

10.

11.

TA. 2007-2008 bertempat di Desa Gunaksa


Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung,
atas nama terdakwa Aa Ngurah Agung.
Status sebelum disupervisi: Tahap
Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Perkara Tahap
II dan telah dilimpahkan ke PN Denpasar
(Penetapan PN Denpasar Nomor:11/Pid.
Sus-Tipikor/2015./PN Dps. tanggal 31
Maret 2015).
Dugaan TPK Dugaan TPK penyalahgunaan
dana APBD Kab Aceh Tenggara TA 20042006 atas nama tersangka MY (selaku
Pemegang Kas Bupati Kab Aceh Tenggara).
Status sebelum disupervisi: Tahap
Persidangan.
Status setelah disupervisi: Putusan PN
Tipikor pada PN Banda Aceh Nomor:50/
Pid.Sus/TPK/2014/PN
Bna
tanggal
17 Maret 2015 dengan amar antara
lain Pidana Penjara kepada terdakwa
Mhd. Yusuf selama 1 (satu) tahun 8
(delapan) bulan dan denda sejumlah Rp
200.000.000,-.
Dugaan TPK penyalahgunaan dana APBD
Kab Aceh Tenggara TA 2004-2006 atas
nama terdakwa Marthin Desky (Selaku
Sekda Kab Aceh Tenggara).
Status sebelum disupervisi: Tahap
Persidangan.
Status setelah disupervisi: Putusan PN
Tipikor pada PN Banda Aceh Nomor:51/
Pid.Sus/TPK/2014/PN Bna tanggal 17
Maret 2015 dengan amar antara lain
Pidana Penjara kepada terdakwa Marthin
Desky selama 2 (dua) tahun dan denda
sejumlah Rp.200.000.000,-.
Dugaan TPK Dana Jamkesmas dan Dana
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
tahun 2010 senilai Rp.3.724.025.000,-, Dana
Jamkesmas dan Dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) tahun 2011 senilai
Rp.4.512.820.000,- dan Jamkesmas 2012
Rp.3.091.992.000 serta dana Jamkesmas
dan Dana Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK) tahun 2013 Rp.6.334.620.000,- atas
nama tersangka MSA oleh Kejaksaan Negeri
Belopa.
Status sebelum disupervisi: Perkara
dalam tahap Penyidik.
Status setelah disupervisi: Perkara Tahap
II (P-21).
Dugaan TPK Pelaksanaan Pengadaan Alat
alat operasi TA.2013 di RSUD Kab. Bangka
Selatan atas nama tersangka dr. F yang

12.

13.

14.

15.

dilaksanakan oleh Kejaksaan Negeri Toboali


Bangka Belitung.
Status sebelum disupervisi: Perkara
dalam tahap Penyidik.
Status setelah disupervisi: Perkara
Tahap II (P-21) dan saat ini dalam proses
penuntutan.
Dugaan TPK Pelaksanaan Pengadaan Alat
alat operasi TA.2013 di RSUD Kab. Bangka
Selatan atas nama tersangka YAW yang
dilaksanakan oleh Kejaksaan Negeri Toboali
Bangka Belitung.
Status sebelum disupervisi: Perkara
dalam tahap Penyidik.
Status setelah disupervisi: Perkara
Tahap II (P-21) dan saat ini dalam proses
penuntutan.
Dugaan TPK pengadaan tanah untuk
keperluan pembangunan Dermaga dan
jalan menuju ke Dermaga di Desa Gunaksa
Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung
TA. 2007-2008 bertempat di Desa Gunaksa
Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung,
atas nama terdakwa I Ketut Janapria.
Status sebelum disupervisi: Tahap
Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Perkara Tahap
II dan telah dilimpahkan ke PN Denpasar
(Penetapan PN Denpasar Nomor:12/Pid.
Sus.Tipikor/2015./PN Dps tanggal 2 April
2015).
Dugaan TPK pengembangan distribusi
air minum, pekerjaan Konstruksi jaringan
air bersih/air minum di Kec. Manggis,
Kec. Karangasem, Kec. Kubu, Kec Abang
Kabupaten Karangasem APBD TA 2009 dan
TA 2010 atas nama tersangka IBMO.
Status sebelum disupervisi: Tahap
Penyidikan.
Hasil Supervisi: P21 sesuai surat
dari Kejaksaan Tinggi Bali Nomor:
B-473/P.1.5/Ft.1/04/2015 tanggal 15
April 2015.
Dugaan TPK pengembangan distribusi
air minum, pekerjaan Konstruksi jaringan
air bersih/air minum di Kec. Manggis,
Kec. Karangasem, Kec. Kubu, Kec Abang
Kabupaten Karangasem APBD TA 2009 dan
TA 2010 atas nama tersangka IWA.
Status sebelum disupervisi: Tahap
Persidangan.
Hasil Supervisi: Putusan PN Tipikor pada
PN Denpasar Nomor 22/Pid-Sus-Tpk/
PN. DPS tanggal 5 Maret 2015, dengan
amar antara lain Pidana Penjara kepada

LAMPIRAN

145

16.

17.

18.

19.

terdakwa I Wayan Arnawa selama 2 (dua)


tahun.
Dugaan TPK dalam pencairan dan
penggunaan belanja hibah yang berasal
dari APBD dan APBD Perubahan Kabupaten
Bantul Tahun Anggaran 2011 kepada KONI
Kabupaten Bantul yang diperuntukkan bagi
PERSIBA Kabupaten Bantul DI-Yogyakarta,
atas nama tersangka M.
Status sebelum disupervisi: Tahap
Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Perkara
Tahap II dan telah dilimpahkan ke PN
Yogyakarta (Penetapan PN Yogyakarta
Nomor:04/Pid.Sus.TPK/2015./PN
Yk
tanggal 17 April 2015).
Dugaan TPK dalam pencairan dan
penggunaan belanja hibah yang berasal
dari APBD dan APBD Perubahan Kabupaten
Bantul Tahun Anggaran 2011 kepada KONI
Kabupaten Bantul yang diperuntukkan bagi
PERSIBA Kabupaten Bantul DI-Yogyakarta,
atas nama tersangka D.
Status sebelum disupervisi: Tahap
Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Perkara
Tahap II dan telah dilimpahkan ke PN
Yogyakarta (Penetapan PN Yogyakarta
Nomor:05/Pid.Sus.TPK/2015./PN
Yk
tanggal 17 April 2015).
Dugaan TPK kegiatan penerimaan CPNS di
Lingkungan Pemkab. Batang Hari TA.2009
atas nama tersangka A bin HMN oleh
Kepolisian Daerah Jambi.
Status sebelum disupervisi: Perkara
dalam tahap Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Penyidikan
dihentikan karena tidak memiliki cukup
bukti.
Dugaan TPK dalam anggaran penyertaan
modal Pemerintah Kabupaten Bengkalis
Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp.300
Miliar kepada PT. Bumi Laksamana Jaya
untuk pembangunan pembangkit listrik di
Desa Balai Pungut Kecamatan Pinggir dan
Desa Buruk Bakul Kecamatan Bukit Batu
Kabupaten Bengkalis atas nama tersangka
YA dan AS oleh Penyidik Kejaksaan Negeri
Bengkalis.
Status sebelum disupervisi: Kasus masih
ditingkat penyidikan, KPK mensupervisi
kasus ini dengan memfasilitasi ahli
Keuangan Negara untuk memperkuat
pembuktian
oleh
Penyidik
Kejari
Bengkalis.

20.

21.

22.

Status setelah disupervisi: berkas perkara


atas nama tersangka YA telah dinyatakan
lengkap (P21) oleh Jaksa Penuntut
Umum dan pada 25 Februari 2015
telah dilanjutkan oleh penyidik dengan
kegiatan pelimpahan tersangka berikut
barang bukti (tahap II) ke Jaksa Penuntut
Umum untuk dilakukan penuntutan,
(Surat
Kajari
Bengkalis
Nomor:
B-1472/N.4.14/Ft.1/04//2015 tanggal 30
April 2015).
Dugaan TPK dalam anggaran penyertaan
modal Pemerintah Kabupaten Bengkalis
Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp. 300
miliar kepada PT. Bumi Laksamana Jaya
untuk pembangunan pembangkit listrik di
Desa Balai Pungut Kecamatan Pinggir dan
Desa Buruk Bakul Kecamatan Bukit Batu
Kabupaten Bengkalis atas nama tersangka
AS oleh Penyidik Kejaksaan Negeri
Bengkalis.
Posisi sebelum disupervisi: Kasus masih
ditingkat penyidikan, KPK mensupervisi
kasus ini dengan memfasilitasi ahli
Keuangan Negara untuk memperkuat
pembuktian
oleh
Penyidik
Kejari
Bengkalis.
Status setelah disupervisi: berkas perkara
atas nama tersangka AS telah dinyatakan
lengkap (P21) oleh Jaksa Penuntut
Umum dan pada 25 Februari 2015
telah dilanjutkan oleh penyidik dengan
kegiatan pelimpahan tersangka berikut
barang bukti (tahap II) ke Jaksa Penuntut
Umum untuk dilakukan penuntutan,
(Surat
Kajari
Bengkalis
Nomor:
B-1472/N.4.14/Ft.1/04//2015 tanggal 30
April 2015).
TPK pengembangan distribusi air minum,
pekerjaan Konstruksi jaringan air bersih/air
minum di Kec. Manggis, Kec. Karangasem,
Kec. Kubu, Kec Abang Kabupaten
Karangasem APBD TA 2009 dan TA 2010
atas nama tersangka WIS.
Status sebelum disupervisi: Tahap
Penyidikan.
Status setelah disupervisi: P21 sesuai
surat dari Kejaksaan Tinggi Bali Nomor:B1276/P.1.5/Ft.1/05/2015 tanggal 22 Mei
2015.
Dugaan TPK Tunjangan Penghasilan Aparat
Pemerintahan Desa (TPAPD) atas nama
tersangka Marlina Moha Siahaan oleh Polda
Sulawesi Utara.

Laporan
Tahunan 2015

146

23.

24.

25.

26.

Status sebelum disupervisi: Perkara


masih tahap penyidikan dan tidak dapat
dilakukan penyerahan Tersangka dan
Barang Bukti karena Tersangka tidak
dapat ditahan dengan alasan sakit.
Status setelah disupervisi: Tersangka a.n.
MMS dapat ditahan di Jakarta dan telah
dilakukan Penyerahan Tersangka dan
Barang Bukti ke Jaksa Penuntut Umum
Dugaan TPK dan pencucian uang atas
nama tersangka BP oleh Kejaksaan Tinggi
Sulawesi Tengah
Status sebelum disupervisi: Perkara
masih dalam penyidikan
Status setelah disupervisi: Berkas perkara
penyidikan sudah dinyatakan lengkap
dan telah dilakukan Tahap II.
Dugaan TPK dalam pembangunan dermaga
Kubangsari Dinas Pekerjaan Umum Kota
Cilegon Tahun Anggaran 2010 atas nama
Terdakwa H. TB. AAT SYAFAAT, S.Sos., M.Si.
oleh Kejaksaan Tinggi Banten.
Status sebelum disupervisi: Telah
dilakukan Pelimpahan, Kejaksaan Tinggi
Banten masih dalam tahap penyelidikan.
Status setelah disupervisi: Perkara telah
dalam tahap Penyidikan
Dugaan TPK pada kegiatan pengadaan
alat kesehatan, kedokteran dan Keluarga
Berencana pada program upaya kesehatan
perorangan RSUD dr. R. Soedjono Selong
Tahun 2008 atas nama tersangka Utun
Supria oleh Penyidik Polda Nusa Tenggara
Barat.
Status sebelum disupervisi: Kasus masih
ditingkat penyidikan, KPK mensupervisi
kasus ini dengan kegiatan a.l. Supervisi
terpadu, memfasilitasi pemeriksaan
Saksi-saksi, dan fasilitasi Ahli Pengadaan
Barang dan Jasa LKPP.
Status setelah disupervisi: berkas
perkara atas nama tersangka US telah
dinyatakan lengkap (P21) oleh Jaksa
Penuntut Umum dan pada 27 Mei 2015
telah dilanjutkan oleh penyidik dengan
kegiatan pelimpahan tersangka berikut
barang bukti (tahap II) ke Jaksa Penuntut
Umum untuk dilakukan penuntutan,
(Surat Dirreskrimsus Polda NTB Nomor:
B/2589/VI/2015/ Dit Reskrimsus tanggal
9 Juni 2015).
Dugaan TPK pada kegiatan pengadaan
alat kesehatan, kedokteran dan Keluarga
Berencana pada program upaya kesehatan
perorangan RSUD dr. R. Soedjono Selong

27.

28.

Tahun 2008, atas nama tersangka ATY, dkk,


oleh Penyidik Polda Nusa Tenggara Barat.
Status sebelum disupervisi: Kasus masih
ditingkat penyidikan, KPK mensupervisi
kasus ini dengan kegiatan a.l. Supervisi
terpadu, memfasilitasi pemeriksaan
Saksi, dan fasilitasi Ahli Pengadaan
Barang dan Jasa LKPP.
Status setelah disupervisi: berkas perkara
atas nama tersangka Agus Trias Yatmoko,
dkk telah dinyatakan lengkap (P21) oleh
Jaksa Penuntut Umum dan pada 27 Mei
2015 telah dilanjutkan oleh penyidik
dengan kegiatan pelimpahan tersangka
berikut barang bukti (tahap II) ke Jaksa
Penuntut Umum untuk dilakukan
penuntutan, (Surat Dirreskrimsus Polda
NTB Nomor: B/2589/VI/2015/ Dit
Reskrimsus tanggal 9 Juni 2015).
Dugaan TPK di bagian pemerintahan
Sekretariat Kota Tanjung Pinang tentang
pembebasan lahan untuk pembangunan
USB sekolah terpadu melalui APBD Tahun
2009 yang dilakukan oleh Tersangka atas
nama DC oleh penyidik Polres Tanjung
Pinang.
Status sebelum disupervisi: Perkara
masih ditingkat Penyidikan terkendala
pemenuhan petunjuk Jaksa Penuntut
Umum (P-19) atas penyerahan berkas
tahap 1 dari Penyidik, Kegiatan Supervisi
dilakukan dalam bentuk Supervisi
terpadu.
Status setelah disupervisi: Putusan
Pengadilan Tipikor pada Pengadilan
Tinggi Pekanbaru, vonis bersalah dengan
hukuman pidana penjara 4 tahun dan
pidana denda dua ratus juta rupiah dan
menghukum terdakwa membayar uang
pengganti sebesar Rp.1.218.741.450,(Surat Kajari Tanjung Pinang Nomor:
R-67/N.10.10/Ft.1/06/2015 tanggal 22
Juni 2015).
Dugaan TPK di bagian pemerintahan
Sekretariat Kota Tanjung Pinang tentang
pembebasan lahan untuk pembangunan
USB sekolah terpadu melalui APBD Tahun
2009 yang dilakukan oleh Tersangka atas
nama Gustian Bayu, oleh Penyidik Polres
Tanjung Pinang.
Status sebelum disupervisi: Belum
ada penetapan tersangka atas nama
Gustian Bayu sebagai pihak yang turut
bertanggungjawab sebagai pelaku tindak
pidana korupsi.

LAMPIRAN

147

29.

30.

31.

32.

Status setelah disupervisi: Putusan


Pengadilan Tipikor pada Pengadilan
Negeri Tanjung Pinang, vonis bersalah
dengan hukuman pidana penjara 4 tahun
dan pidana denda sebesar seratus juta
rupiah, (Surat Kajari Tanjung Pinang
Nomor:
R-67/N.10.10/Ft.1/06/2015
tanggal 22 Juni 2015).
Dugaan TPK pengadaan tanah untuk
keperluan pembangunan Dermaga dan
jalan menuju ke Dermaga di Desa Gunaksa
Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung
TA. 2007-2008 bertempat di Desa Gunaksa
Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung,
atas nama terdakwa I WAYAN CANDRA
(Bupati Klungkung).
Status sebelum disupervisi: Tahap
Persidangan.
Status setelah disupervisi: Putusan PN
Tipikor pada PN Denpasar (Salinan
Putusan dalam proses permintaan)
tanggal 25 Juni 2015 dengan amar antara
lain Pidana Penjara kepada terdakwa
I Wayan Candra selama 12 (dua belas)
tahun.
Dugaan TPK penyimpangan honor tim
Pembina manajemen BLUD RSUD Dr. M.
Yunus Bengkulu TA 2010 s.d. 2012.
Status sebelum disupervisi: Perkara
dalam tahap Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Perkara telah
memperoleh P-21 pada 12 Agustus
2015 dan telah dilaksanakan Tahap II
berdasarkan Berita Acara Penyerahan
Tersangka dan Barang Bukti dari
Kepolisian Daerah Bengkulu ke Kejaksaan
Tinggi Bengkulu.
Dugaan TPK Pengadaan Alat Kesehatan,
Kedokteran dan KB di RSUD Dr. Pringadi
Medan Tahun Anggaran 2012 yang berasal
dari APBN TA-2012 atas nama tersangka
AL.
Status sebelum disupervisi: Perkara
dalam tahap Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Perkara telah
memperoleh P-21 dan telah dilaksanakan
Tahap II berdasarkan Berita Acara
Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti
dari Kepolisian Daerah Sumatera Utara
ke Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara.
Dugaan TPK Pengadaan Alat Kesehatan,
Kedokteran dan KB di RSUD Dr. Pringadi
Medan Tahun Anggaran 2012 yang berasal
dari APBN TA-2012 atas nama tersangka
KA.

33.

34.

35.

36.

Status sebelum disupervisi: Perkara


dalam tahap Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Perkara telah
memperoleh P-21 dan telah dilaksanakan
Tahap II berdasarkan Berita Acara
Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti
dari Kepolisian Daerah Sumatera Utara
ke Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara.
Dugaan TPK penyalahgunaan bantuan desa
se Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kab.
Wakatobi TA 2007, Tersangka. AN.
Status sebelum disupervisi: Penyidikan
perkara oleh Penyidik Polres Wakatobi
terkendala dalam pemenuhan Petunjuk
Jaksa (P-19).
Status setelah disupervisi: Berkas
perkara telah P21 dan tahap II tanggal
17 Juni 2013. Hal ini sesuai dengan surat
Dirreskrimsus Polda Sulawesi Tenggara
Nomor: B/491/VII/2015/Dit Reskrimsus
tanggal 30 Juli 2015.
Dugaan TPK dalam pencairan dan
penggunaan belanja hibah yang berasal
dari APBD dan APBD Perubahan Kabupaten
Bantul Tahun Anggaran 2011 kepada KONI
Kabupaten Bantul yang diperuntukkan bagi
PERSIBA Kabupaten Bantul yang sedang
dilaksanakan oleh Penyidik Kejaksaan
Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hasil Supervisi: Sesuai Surat Kejaksaan
Tinggi DI Yogyakarta Nomor: B-2285/0.4/
Fd.1/08/2015 atas nama tersangka EBN
tidak terdapat cukup bukti.
Dugaan TPK dalam pencairan dan
penggunaan belanja hibah yang berasal
dari APBD dan APBD Perubahan Kabupaten
Bantul Tahun Anggaran 2011 kepada KONI
Kabupaten Bantul yang diperuntukkan bagi
PERSIBA Kabupaten Bantul yang sedang
dilaksanakan oleh Penyidik Kejaksaan
Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hasil Supervisi: Sesui Surat Kejaksaan
Tinggi DI Yogyakarta Nomor: B- 2286/0.4/
Fd.1/08/2015 atas nama tersangka IS tidak
terdapat cukup bukti.
Dugaan TPK dalam anggaran penyertaan
modal Pemerintah Kabupaten Bengkalis
Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp. 300
Miliar kepada PT. Bumi Laksamana Jaya
untuk pembangunan pembangkit listrik di
Desa Balai Pungut Kecamatan Pinggir dan
Desa Buruk Bakul Kecamatan Bukit Batu
Kabupaten Bengkalis atas nama Terdakwa
YUSRIZAL ANDAYANI oleh JPU Kejaksaan
Negeri Bengkalis.

Laporan
Tahunan 2015

148

37.

38.

Status sebelum disupervisi: Kasus masih


ditingkat penyidikan, KPK mensupervisi
kasus ini dengan memfasilitasi ahli
Keuangan Negara untuk memperkuat
pembuktian dalam Penyidikan dan
Penuntutan oleh Penyidik/ JPU Kejari
Bengkalis.
Status setelah disupervisi: Terdakwa
YUSRIZAL ANDAYANI dipidana oleh
oleh Majelis Hakim Pengadilan Tipikor
pada PN Pekanbaru dengan hukuman
pidana penjara selama 9 tahun denda
Rp.500 juta atau subsider 6 bulan, dan
membayar uang pengganti kerugian
Negara sebesar Rp.11,5 miliar atau
Subsider 3 tahun penjara. (Putusan
nomor: 31/Pid.Sus/Tipikor/2015/PN.Pbr
tanggal 3 September 2015)
Dugaan TPK dalam anggaran penyertaan
modal Pemerintah Kabupaten Bengkalis
Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp. 300
Miliar kepada PT. Bumi Laksamana Jaya
untuk pembangunan pembangkit listrik di
Desa Balai Pungut Kecamatan Pinggir dan
Desa Buruk Bakul Kecamatan Bukit Batu
Kabupaten Bengkalis atas nama Terdakwa
ARY SURYANTO, SP oleh JPU Kejaksaan
Negeri Bengkalis.
Status sebelum disupervisi: Kasus masih
ditingkat penyidikan, KPK mensupervisi
kasus ini dengan memfasilitasi ahli
Keuangan Negara untuk memperkuat
pembuktian dalam Penyidikan dan
Penuntutan oleh Penyidik/ JPU Kejari
Bengkalis.
Status setelah disupervisi: Terdakwa
ARY SURYANTO, SP dipidana oleh oleh
Majelis Hakim Pengadilan Tipikor pada
PN Pekanbaru dengan hukuman pidana
penjara selama 6 tahun denda Rp.200
juta atau subsider 3 bulan. (Putusan
nomor: 32/Pid.Sus/Tipikor/2015/PN.Pbr
tanggal 3 September 2015)
Dugaan TPK di bagian pemerintahan
Sekretariat Kota Tanjung Pinang tentang
pembebasan lahan untuk pembangunan
USB sekolah terpadu melalui APBD Tahun
2009 yang dilakukan oleh Tersangka atas
nama Y bin MYB oleh Penyidik polres
Tanjung Pinang
Status sebelum disupervisi: Belum
ada penetapan tersangka atas nama
Y bin MYB sebagai pihak diduga turut
bertanggungjawab
sebagai
pelaku
tindak pidana korupsi bersama-sama

39.

40.

dengan Tersangka atas nama DC yang


perkaranya masih ditingkat Penyidikan
terkendala pemenuhan petunjuk Jaksa
Penuntut Umum (P-19) atas penyerahan
berkas tahap- 1 dari Penyidik, Kegiatan
Supervisi dilakukan dalam bentuk
Supervisi terpadu.
Status setelah disupervisi: Putusan
Pengadilan Tipikor pada Pengadilan
Negeri Tanjung Pinang, vonis bersalah
dengan hukuman pidana penjara 1 tahun
dan pidana denda sebesar lima puluh
juta rupiah, (Putusan Nomor:3/Pid.SusTPK/2015/PN Tpg tanggal 18 Juni 2015)
Dugaan TPK di bagian pemerintahan
Sekretariat Kota Tanjung Pinang tentang
pembebasan lahan untuk pembangunan
USB sekolah terpadu melalui APBD Tahun
2009 yang dilakukan oleh Tersangka atas
nama S bin AW oleh Penyidik polres Tanjung
Pinang
Status sebelum disupervisi: Belum
ada penetapan tersangka atas nama
S bin AW sebagai pihak diduga turut
bertanggungjawab
sebagai
pelaku
tindak pidana korupsi bersama-sama
dengan Tersangka atas nama DC yang
Perkaranya masih ditingkat Penyidikan
terkendala pemenuhan petunjuk Jaksa
Penuntut Umum (P-19) atas penyerahan
berkas tahap- 1 dari Penyidik, Kegiatan
Supervisi dilakukan dalam bentuk
Supervisi terpadu.
Status setelah disupervisi: Putusan
Pengadilan Tipikor pada Pengadilan
Negeri Tanjung Pinang, vonis bersalah
dengan hukuman pidana penjara 1 tahun
dan pidana denda sebesar lima puluh
juta rupiah, (Putusan Nomor:2/Pid.SusTPK/2015/PN Tpg tanggal 18 Juni 2015)
Dugaan TPK pada Pembangunan gedung
RSUD dr. Harjono Ponorogo sumber APBN
Tahun Anggaran 2009 dan 2010 atas nama
tersangka BW oleh Penyidik Polres Ponorogo
Jawa Timur.
Status sebelum disupervisi: Belum
ada penetapan tersangka atas nama
BW sebagai pihak diduga turut
bertanggungjawab
sebagai
pelaku
tindak pidana korupsi bersama-sama
dengan Tersangka atas nama dr.YS yang
Perkaranya masih ditingkat Penyidikan
terkendala dalam pembuktian kerugian
keuangan Negara, KPK mensupervisi
kasus ini dengan memfasilitasi ahli

LAMPIRAN

149

41.

42.

43.

teknis untuk menentukan nilai kerugian


keuangan Negara.
Status setelah disupervisi: Penyidik telah
menetapkan tersangka atas nama BW
berdasarkan Surat Perintah Penyidikan
Nomor:SP.Sidik/51/IV/2015/Satreskrim
tanggal 2 April 2015.
Dugaan TPK pada Pembangunan gedung
RSUD dr. Harjono Ponorogo sumber APBN
Tahun Anggaran 2009 dan 2010 atas nama
tersangka PLT oleh Penyidik Polres Ponorogo
Jawa Timur.
Status sebelum disupervisi: Belum
ada penetapan tersangka atas nama
PLT sebagai pihak diduga turut
bertanggungjawab
sebagai
pelaku
tindak pidana korupsi bersama-sama
dengan Tersangka atas nama dr.YS yang
Perkaranya masih ditingkat Penyidikan
terkendala dalam pembuktian kerugian
keuangan Negara, KPK mensupervisi
kasus ini dengan memfasilitasi ahli
teknis untuk menentukan nilai kerugian
keuangan Negara.
Status setelah disupervisi: Penyidik telah
menetapkan tersangka atas nama PLT
berdasarkan Surat Perintah Penyidikan
Nomor:SP.Sidik/52/IV/2015/Satreskrim
tanggal 2 April 2015.
Dugaan TPK pada Pembangunan gedung
RSUD dr. Harjono Ponorogo sumber APBN
Tahun Anggaran 2009 dan 2010 atas nama
tersangka PN oleh Penyidik Polres Ponorogo
Jawa Timur.
Status sebelum disupervisi: Belum
ada penetapan tersangka atas nama
PN sebagai pihak diduga turut
bertanggungjawab
sebagai
pelaku
tindak pidana korupsi bersama-sama
dengan Tersangka atas nama dr.YS yang
Perkaranya masih ditingkat Penyidikan
terkendala dalam pembuktian kerugian
keuangan Negara, KPK mensupervisi
kasus ini dengan memfasilitasi ahli
teknis untuk menentukan nilai kerugian
keuangan Negara.
Status setelah disupervisi: Penyidik telah
menetapkan tersangka atas nama PN
berdasarkan Surat Perintah Penyidikan
Nomor:SP.Sidik/53/IV/2015/Satreskrim
tanggal 2 April 2015.
Dugaan TPK pada Pembangunan gedung
RSUD dr. Harjono Ponorogo sumber APBN
Tahun Anggaran 2009 dan 2010 atas
nama tersangka DEP oleh Penyidik Polres

44.

45.

Ponorogo Jawa Timur.


Status sebelum disupervisi: Belum
ada penetapan tersangka atas nama
IDEP sebagai pihak diduga turut
bertanggungjawab sebagai pelaku tindak
pidana korupsi bersama-sama dengan
Tersangka atas nama YS yang Perkaranya
masih ditingkat Penyidikan terkendala
dalam pembuktian kerugian keuangan
Negara, KPK mensupervisi kasus ini
dengan memfasilitasi ahli teknis untuk
menentukan nilai kerugian keuangan
Negara.
Status setelah disupervisi: Penyidik telah
menetapkan tersangka atas nama DEP
berdasarkan Surat Perintah Penyidikan
Nomor:SP.Sidik/54/ IV/2015/Satreskrim
tanggal 2 April 2015.
Dugaan TPK pada Pembangunan gedung
RSUD dr. Harjono Ponorogo sumber APBN
Tahun Anggaran 2009 dan 2010 atas nama
tersangka BD oleh Penyidik Polres Ponorogo
Jawa Timur.
Status sebelum disupervisi: Belum
ada penetapan tersangka atas nama
BD sebagai pihak diduga turut
bertanggungjawab
sebagai
pelaku
tindak pidana korupsi bersama-sama
dengan Tersangka atas nama dr.YS yang
Perkaranya masih ditingkat Penyidikan
terkendala dalam pembuktian kerugian
keuangan Negara, KPK mensupervisi
kasus ini dengan memfasilitasi ahli
teknis untuk menentukan nilai kerugian
keuangan Negara.
Status setelah disupervisi: Penyidik telah
menetapkan tersangka atas nama BD
berdasarkan Surat Perintah Penyidikan
Nomor:SP.Sidik/55/IV/2015/ Satreskrim
tanggal 2 April 2015.
Dugaan TPK Rehabilitasi/ Retrofitting
Gedung Asrama Badan Diklat Provinsi
Sumbar Tahun Anggaran 2012 atas nama
tersangka BMS bin MES oleh Penyidik
Polresta Padang.
Status sebelum disupervisi: Penyidikan
perkara terkendala dalam pemenuhan
Petunjuk Jaksa (P-19), kegiatan supervisi
dilakukan dalam bentuk supervisi
terpadu pada 3 Agustus 2015 bertempat
di kantor Polresta Padang, dan telah
disepakati simpulan dan rekomendasi
bersama atas perkara a quo
Status setelah disupervisi: Terhadap
berkas perkara An. Tersangka BMS bin

Laporan
Tahunan 2015

150

46.

47.

48.

MES hasil penyidikannya sudah lengkap


(P-21) oleh JPU Kejari Padang sesuai
Surat Kepala Kejaksaan Negeri Padang
kepada Kapolresta Padang Nomor:B2181.a/N.310/Ft.1/09/2015 tanggal 3
September 2015.
Dugaan TPK Rehabilitasi/ Retrofitting
Gedung Asrama Badan Diklat Provinsi
Sumbar Tahun Anggaran 2012 atas nama
tersangka R oleh Penyidik Polresta Padang.
Status sebelum disupervisi: Penyidikan
perkara terkendala dalam pemenuhan
Petunjuk Jaksa (P-19), kegiatan supervisi
dilakukan dalam bentuk supervisi
terpadu pada 3 Agustus 2015 bertempat
di kantor Polresta Padang, dan telah
disepakati simpulan dan rekomendasi
bersama atas perkara a quo
Status setelah disupervisi: Terhadap
berkas perkara An. Tersangka R hasil
penyidikannya sudah lengkap (P-21)
oleh JPU Kejari Padang sesuai Surat
Kepala Kejaksaan Negeri Padang
kepada Kapolresta Padang Nomor:B2180.a/N.310/Ft.1/ 09/2015 tanggal 3
September 2015.
Dugaan TPK Rehabilitasi/ Retrofitting
Gedung Asrama Badan Diklat Provinsi
Sumbar Tahun Anggaran 2012 atas nama
tersangka E oleh Penyidik Polresta Padang.
Status sebelum disupervisi: Penyidikan
perkara terkendala dalam pemenuhan
Petunjuk Jaksa (P-19), kegiatan supervisi
dilakukan dalam bentuk supervisi
terpadu pada 3 Agustus 2015 bertempat
di kantor Polresta Padang, dan telah
disepakati simpulan dan rekomendasi
bersama atas perkara a quo
Status setelah disupervisi: Terhadap
berkas perkara An. Tersangka E hasil
penyidikannya sudah lengkap (P-21)
oleh JPU Kejari Padang sesuai Surat
Kepala Kejaksaan Negeri Padang
kepada Kapolresta Padang Nomor:B2172.a/N.310/Ft.1/ 09/2015 tanggal 3
September 2015.
Dugaan TPK Dana Bantuan Rehabilitasi
Ruang Kelas Rusak Berat dan Pembelian/
Rehabilitasi Meubelair yang bersumber
dari dana APBN Tahun Anggaran 2012
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia bagi 25 (dua puluh lima)
Sekolah Dasar di Kabupaten Suppiori atas
nama tersangka YS oleh Kejati Papua
Status sebelum disupervisi: Penyidikan
perkara terkendala untuk pelimpahan

49.

50.

51.

52.

tersangka dan barang bukti (Tahap II)


kepada Jaksa Penuntut Umum.
Status setelah disupervisi: Berkas
Perkara, tersangka YS dan barang bukti
dalam perkara dimaksud diserahkan
kepada Jaksa Penuntut Umum tanggal 29
September 2015 untuk proses penuntutan
sesuai Surat Kepala Kejaksaan Tinggi
Papua kepada Kajari Biak Nomor:B-280/
T.1,Ft.1/09/2015 tanggal 22 September
2015
Dugaan TPK dalam pengadaan peralatan
Etnomusikologi pada Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara Tahun Anggaran
2010 atas nama tersangka ES.
Status sebelum disupervisi: Perkara
dalam tahap Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Perkara telah
memperoleh P-21 dan telah dilaksanakan
Tahap II berdasarkan perkembangan
penyidikan dari Direktur Penyidikan
Jampidsus Kejagung RI.
Dugaan TPK dalam pengadaan peralatan
Etnomusikologi pada Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara Tahun Anggaran
2010 atas nama tersangka S.
Status sebelum disupervisi: Perkara
dalam tahap Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Perkara telah
memperoleh P-21 dan telah dilaksanakan
Tahap II berdasarkan perkembangan
penyidikan dari Direktur Penyidikan
Jampidsus Kejagung RI.
Dugaan TPK dalam pengadaan peralatan
Etnomusikologi pada Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara Tahun Anggaran
2010 atas nama tersangka NH.
Status sebelum disupervisi: Perkara
dalam tahap Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Perkara telah
memperoleh P-21 dan telah dilaksanakan
Tahap II berdasarkan perkembangan
penyidikan dari Direktur Penyidikan
Jampidsus Kejagung RI.
Dugaan TPK dalam pengadaan peralatan
farmasi dan pengadaan peralatan farmasi
(lanjutan) di Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara Tahun Anggaran 2010 atas
nama tersangka NH.
Status sebelum disupervisi: Perkara
dalam tahap Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Perkara telah
memperoleh P-21 dan telah dilaksanakan
Tahap II berdasarkan perkembangan
penyidikan dari Direktur Penyidikan
Jampidsus Kejagung RI.

LAMPIRAN

151
53.

54.

55.

56.

57.

Dugaan TPK dalam pengadaan peralatan


farmasi dan pengadaan peralatan farmasi
(lanjutan) di Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara Tahun Anggaran 2010 atas
nama tersangka S.
Status sebelum disupervisi: Perkara
dalam tahap Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Perkara telah
memperoleh P-21 dan telah dilaksanakan
Tahap II berdasarkan perkembangan
penyidikan dari Direktur Penyidikan
Jampidsus Kejagung RI.
Dugaan TPK dalam pengadaan peralatan
farmasi dan pengadaan peralatan farmasi
(lanjutan) di Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara Tahun Anggaran 2010 atas
nama tersangka SH.
Status sebelum disupervisi: Perkara
dalam tahap Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Perkara telah
memperoleh P-21 dan telah dilaksanakan
Tahap II berdasarkan perkembangan
penyidikan dari Direktur Penyidikan
Jampidsus Kejagung RI.
Dugaan TPK dalam pengadaan peralatan
farmasi dan pengadaan peralatan farmasi
(lanjutan) di Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara Tahun Anggaran 2010 atas
nama tersangka SOP.
Status sebelum disupervisi: Perkara
dalam tahap Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Perkara telah
memperoleh P-21 dan telah dilaksanakan
Tahap II berdasarkan perkembangan
penyidikan dari Direktur Penyidikan
Jampidsus Kejagung RI.
Dugaan TPK dan gratifikasi yang dilakukan
oleh Sudaryanto Sudargo (Mantan Direktur
Bidang Kredit Menengah BRI Jakarta Pusat)
atas nama tersangka SS
Status sebelum disupervisi: Perkara
dalam tahap Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Perkara telah
memperoleh P-21 dan telah dilaksanakan
Tahap II berdasarkan perkembangan
penyidikan dari Direktur Penyidikan
Jampidsus Kejagung RI.
Dugaan
TPK
dalam
pembangunan
Puskesmas dan Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) di Tangerang Selatan
Tahun Anggaran 2011 dan 2012 atas nama
tersangka NU.
Status sebelum disupervisi: Perkara
dalam tahap Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Perkara telah
memperoleh P-21 dan telah dilaksanakan

58.

59.

60.

61.

Tahap II berdasarkan perkembangan


penyidikan dari Direktur Penyidikan
Jampidsus Kejagung RI.
Dugaan
TPK
dalam
pembangunan
Puskesmas dan Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) di Tangerang Selatan
Tahun Anggaran 2011 dan 2012 atas nama
tersangka S alias A.
Status sebelum disupervisi: Perkara
dalam tahap Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Perkara telah
memperoleh P-21 dan telah dilaksanakan
Tahap II berdasarkan perkembangan
penyidikan dari Direktur Penyidikan
Jampidsus Kejagung RI.
Dugaan
TPK
dalam
pembangunan
Puskesmas dan Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) di Tangerang Selatan
Tahun Anggaran 2011 dan 2012 atas nama
tersangka MJ.
Status sebelum disupervisi: Perkara
dalam tahap Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Perkara telah
memperoleh P-21 dan telah dilaksanakan
Tahap II berdasarkan perkembangan
penyidikan dari Direktur Penyidikan
Jampidsus Kejagung RI.
Dugaan TPK pengadaan Kapal Cepat Halsel
Ekspres 01 Kabupaten Halmahera Selatan.
Status sebelum disupervisi: Tahap
Penyidikan
Status setelah disupervisi: Berdasarkan
surat
KPK-RI
Nomor:
R-899/2025/09/2015 tanggal 2 September 2015
dilakukan klarifikasi dan perkembangan
penanganan perkara TPK ke Kejaksaan
Tinggi Maluku Utara. Terhadap perkara
a quo atas nama tersangka MK dan A
telah dihentikan Penyidikan berdasarkan
Surat Perintah Penghentian Penyidikan
Kajati Maluku Utara Nomor: Print138/S.2/Fd.1/05/2015 tanggal 21 Mei
2015 dan Surat Perintah Penghentian
Penyidikan Kajati Maluku Utara Nomor:
Print-139/S.2/Fd.1/05/2015 tanggal 21
Mei 2015. Hal ini sesuai dengan surat
Kajati Maluku Utara Nomor: B-1177/S.2./
Fd.1/09/2015 tanggal 21 September
2015.
Dugaan TPK kegiatan pemanfaatan dana
bantuan sosial berupa cetak sawah seluas
500 ha dalam kegiatan prasarana dan
sarana pertanian pada Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Kab. Aceh Tengah TA
2011 atas nama Terdakwa Hasan Basri Bin

Laporan
Tahunan 2015

152

62.

63.

64.

Muhammad Isa.
Status sebelum disupervisi: Tahap
Penyidikan
Status setelah disupervisi: P-21 dan
Tahap II pelimpahan berkas perkara
ke persidangan PT Tipikor Aceh
sesuai
dengan
Surat
Pelimpahan
Perkara Acara Pemeriksaan Biasa
Nomor:
B-1300/N.1.15/APB/Ft.2/
TAKNG/10/2015.
Dugaan TPK kegiatan pemanfaatan dana
bantuan sosial berupa cetak sawah seluas
500 ha dalam kegiatan prasarana dan sarana
pertanian pada Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Kab. Aceh Tengah TA 2011 atas
nama terdakwa Hasbi S. Bin M. Daud.
Status sebelum disupervisi: Tahap
Penyidikan
Status setelah disupervisi: P-21 dan
Tahap II pelimpahan berkas perkara
ke persidangan PT Tipikor Aceh
sesuai
dengan
Surat
Pelimpahan
Perkara Acara Pemeriksaan Biasa
Nomor:
B-1300/N.1.15/APB/Ft.2/
TAKNG/10/2015.
Dugaan TPK kegiatan pemanfaatan dana
bantuan sosial berupa cetak sawah seluas
500 ha dalam kegiatan prasarana dan sarana
pertanian pada Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Kab. Aceh Tengah TA 2011 atas
nama terdakwa Bahgia Bin Budiman.
Status sebelum disupervisi: Tahap
Penyidikan.
Status setelah disupervisi: P-21 dan
Tahap II pelimpahan berkas perkara
ke persidangan PT Tipikor Aceh
sesuai
dengan
Surat
Pelimpahan
Perkara Acara Pemeriksaan Biasa
Nomor:
B-1300/N.1.15/APB/Ft.2/
TAKNG/10/2015.
Dugaan TPK pembangunan Dermaga Trestle
Kubangsari pada Pemkot Cilegon TA 2010
a.n. tersangka JH dan S yang ditangani oleh
Kejati Banten.
Status sebelum disupervisi: Perkara
masih dalam penyidikan.
Status setelah disupervisi: Berkas
perkara penyidikan sudah dinyatakan
lengkap dan telah dilakukan Tahap II
berdasarkan Surat Pemberitahuan Hasil
Penyelidikan dinyatakan lengkap (P-21)
Nomor: 2316/0.6.5/Ft.1/11/2015 tanggal
25 November 2015 dan telah dilakukan
penyerahan tersangka dan barang bukti
(tahap II) tanggal 26 November 2015 di
Kejaksaan Negeri Cilegon.

65.

66.

67.

68.

Dugaan TPK dan Tindak Pidana Pencucian


Uang dalam Pembebasan Tanah Lokasi
Pembangunan Base Camp PLTA Asahan III
oleh Polda Sumatera Utara dengan nama
Tersangka PKS (Bupati Toba Samosir).
Status sebelum disupervisi: Perkara
masih dalam penyidikan.
Status setelah disupervisi: Berkas perkara
penyidikan sudah dinyatakan lengkap
dan telah dilakukan Tahap II berdasarkan
Berita Acara Serah Terima Tersangka
dan Barang Bukti dari Kepolisian Daerah
Sumatera Utara kepada Kejaksaan Tinggi
Sumatera Utara tanggal 17 Februari 2015.
Dugaan TPK Pengadaan Alat Kesehatan
pada RSUP H. Adam Malik Medan TA.2010
oleh Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara,
Medan dengan nama Tersangka ML selaku
Ketua Panitia Pengadaan.
Status sebelum disupervisi: Perkara
masih dalam penyidikan.
Status setelah disupervisi: Berkas
perkara penyidikan sudah dinyatakan
lengkap dan telah dilakukan Tahap II
berdasarkan Surat Perintah Penyerahan
Berkas Perkara Kepala Kejaksaan Tinggi
Sumatera Utara Nomor: Print-713/N.2.5/
Fd.1/06/2015 tanggal 25 Juni 2015.
Dugaan TPK Pengadaan Alat Kesehatan
pada RSUP H. Adam Malik Medan TA.2010
oleh Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara,
Medan dengan nama Tersangka HB selaku
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Status sebelum disupervisi: Perkara
masih dalam penyidikan.
Status setelah disupervisi: Berkas
perkara penyidikan sudah dinyatakan
lengkap dan telah dilakukan Tahap II
berdasarkan Surat Perintah Penyerahan
Berkas Perkara Kepala Kejaksaan Tinggi
Sumatera Utara Nomor: Print-712/N.2.5/
Fd.1/06/2015 tanggal 25 Juni 2015.
Dugaan TPK pada kegiatan pengadaan tanah
untuk kepentingan umum atas pembebasan
lahan untuk pembangunan Balai Benih
Induk Kab. Nias Selatan tahun 2012 dengan
nama Tersangka AAL.
Status sebelum disupervisi: Perkara
masih dalam penyidikan.
Status setelah disupervisi: Berkas perkara
penyidikan sudah dinyatakan lengkap
dan telah dilakukan Tahap II berdasarkan
Berita Acara Serah Terima Tersangka
dan Barang Bukti dari Kepolisian Daerah
Sumatera Utara kepada Kejaksaan Tinggi

LAMPIRAN

153
69.

70.

71.

72.

Sumatera Utara tanggal 12 Maret 2014.


Dugaan TPK pada kegiatan pengadaan tanah
untuk kepentingan umum atas pembebasan
lahan untuk pembangunan Balai Benih
Induk Kab. Nias Selatan tahun 2012 dengan
nama Tersangka FS.
Status sebelum disupervisi: Perkara
masih dalam penyidikan.
Status setelah disupervisi: Berkas perkara
penyidikan sudah dinyatakan lengkap
dan telah dilakukan Tahap II berdasarkan
Berita Acara Serah Terima Tersangka
dan Barang Bukti dari Kepolisian Daerah
Sumatera Utara kepada Kejaksaan Tinggi
Sumatera Utara tanggal 12 Maret 2014.
Dugaan TPK pada kegiatan pengadaan tanah
untuk kepentingan umum atas pembebasan
lahan untuk pembangunan Balai Benih
Induk Kab. Nias Selatan tahun 2012 dengan
nama Tersangka YAK.
Status sebelum disupervisi: Perkara
masih dalam penyidikan.
Status setelah disupervisi: Berkas perkara
penyidikan sudah dinyatakan lengkap
dan telah dilakukan Tahap II berdasarkan
Berita Acara Serah Terima Tersangka
dan Barang Bukti dari Kepolisian Daerah
Sumatera Utara kepada Kejaksaan Tinggi
Sumatera Utara tanggal 16 Juli 2016.
Dugaan TPK pada kegiatan pengadaan tanah
untuk kepentingan umum atas pembebasan
lahan untuk pembangunan Balai Benih
Induk Kab. Nias Selatan tahun 2012 dengan
nama Tersangka AH.
Status sebelum disupervisi: Perkara
masih dalam penyidikan.
Status setelah disupervisi: Berkas perkara
penyidikan sudah dinyatakan lengkap
dan telah dilakukan Tahap II berdasarkan
Berita Acara Serah Terima Tersangka
dan Barang Bukti dari Kepolisian Daerah
Sumatera Utara kepada Kejaksaan Tinggi
Sumatera Utara tanggal 21 Oktober 2014.
Dugaan TPK pada kegiatan pengadaan tanah
untuk kepentingan umum atas pembebasan
lahan untuk pembangunan Balai Benih
Induk Kab. Nias Selatan tahun 2012 dengan
nama Tersangka FAD.
Status sebelum disupervisi: Perkara
masih dalam penyidikan.
Status setelah disupervisi: Berkas perkara
penyidikan sudah dinyatakan lengkap
dan telah dilakukan Tahap II berdasarkan
Berita Acara Serah Terima Tersangka
dan Barang Bukti dari Kepolisian Daerah

73.

74.

75.

76.

77.

Sumatera Utara kepada Kejaksaan Tinggi


Sumatera Utara tanggal 12 Maret 2014.
Dugaan TPK pada Pembangunan gedung
RSUD dr. Harjono Ponorogo sumber APBN
Tahun Anggaran 2009 dan 2010 atas nama
tersangka YS oleh Penyidik Polres Ponorogo
Jawa Timur.
Status sebelum disupervisi: Penyidik
terkendala dalam pembuktian kerugian
keuangan Negara, KPK mensupervisi
kasus ini dengan memfasilitasi ahli
teknis untuk menentukan nilai kerugian
keuangan Negara dan memberikan
ketarangan Ahli ditingkat penyidikan dan
penuntutan.
Status setelah disupervisi: Terdakwa atas
nama dr. YS, M.Kes telah diputus bersalah
oleh Hakim Pengadilan Tipikor pada PN
Surabaya dengan putusan pidana penjara
selama 1 (satu) tahun 4 (empat) bulan
serta denda sebesar Rp.50.000.000,subsidair 2 bulan kurungan.
Dugaan TPK kegiatan pemanfaatan dana
bantuan sosial berupa cetak sawah seluas
500 ha dalam kegiatan prasarana dan
sarana pertanian pada Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Kab. Aceh Tengah TA
2011 atas nama Terdakwa Hasan Basri Bin
Muhammad Isa.
Status sebelum disupervisi: Proses
Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Proses
Persidangan.
Dugaan TPK kegiatan pemanfaatan dana
bantuan sosial berupa cetak sawah seluas
500 ha dalam kegiatan prasarana dan sarana
pertanian pada Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Kab. Aceh Tengah TA 2011 atas
nama Terdakwa Hasbi S Bin M. Daud.
Status sebelum disupervisi: Proses
Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Proses
Persidangan.
Dugaan TPK kegiatan pemanfaatan dana
bantuan sosial berupa cetak sawah seluas
500 ha dalam kegiatan prasarana dan sarana
pertanian pada Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Kab. Aceh Tengah TA 2011 atas
nama Terdakwa Bahgia Bin Budima.
Status sebelum disupervisi: Proses
Penyidikan.
Status setelah disupervisi: Proses
Persidangan.
Dugaan TPK penerimaan sejumlah uang
terkait pembahasan APBD Seruyan Tahun

Laporan
Tahunan 2015

154

78.

79.

2014 oleh DPRD Kabupaten Seruyan atas


nama tersangka S bin A.
Status sebelum disupervisi: dilaksanakan
penyidikan terhadap tersangka S bin A
yang merupakan pengembangan dari
berkas perkara terdakwa H. Baharudin
Bin H. Ibrahim dan terdakwa Hj. Suherlina
Als. H. Lina Binti H. Idrus (selaku Anggota
DPRD Kabupaten Seruyan).
Status setelah disupervisi: Penyidikan
dinyatakan P21 oleh Kejati Kalimantan
Tengah berdasarkan surat B-2114/Q.2.5/
Ft.1/11/2015 tanggal 24 November 2015.
Dugaan TPK pada kegiatan pengadaan tanah
untuk kepentingan umum atas pembebasan
lahan untuk pembangunan Balai Benih
Induk Kab. Nias Selatan tahun 2012 dengan
nama Tersangka HN.
Status sebelum disupervisi: Perkara
masih dalam penyidikan.
Status setelah disupervisi: Berkas perkara
penyidikan sudah dinyatakan lengkap
dan telah dilakukan Tahap II berdasarkan
Berita Acara Serah Terima Tersangka
dan Barang Bukti dari Kepolisian Daerah
Sumatera Utara kepada Kejaksaan Tinggi
Sumatera Utara tanggal 8 Desember
2014.
Dugaan TPK pada Pembangunan gedung
RSUD dr. Harjono Ponorogo sumber APBN
Tahun Anggaran 2009 dan 2010 atas nama
tersangka PLT oleh Penyidik Polres Ponorogo
Jawa Timur.
Status sebelum disupervisi: Belum
ada penetapan tersangka atas nama
PLT sebagai pihak diduga turut
bertanggungjawab sebagai pelaku tindak
pidana korupsi bersama-sama dengan
Tersangka atas nama.YS yang Perkaranya
masih ditingkat Penyidikan terkendala
dalam pembuktian kerugian keuangan
Negara, KPK mensupervisi kasus ini
dengan memfasilitasi ahli teknis untuk
menentukan nilai kerugian keuangan
Negara.
Status setelah disupervisi: Berkas Perkara
atas nama PLT telah dinyatakan lengkap
(P21) berdasarkan Surat Kajari Ponorogo
kepada Kapolres Ponorogo Nomor:
B.174/0.5.24/Fd.1/12/2015 tanggal 1
Desember 2015 perihal Pemberitahuan
hasil penyidikan tindak pidana korupsi
atas nama tersangka PLT sudah lengkap.

80.

81.

82.

Dugaan TPK pada kegiatan pengadaan


alat kesehatan, kedokteran dan Keluarga
Berencana pada program upaya kesehatan
perorangan RSUD dr. R. Soedjono Selong
Tahun 2008 atas nama tersangka US oleh
Penyidik Polda Nusa Tenggara Barat.
Status sebelum disupervisi: Kasus masih
ditingkat penyidikan, KPK mensupervisi
kasus ini dengan kegiatan a.l. Supervisi
terpadu, memfasilitasi pemeriksaan
Saksi-saksi, dan fasilitasi Ahli Pengadaan
Barang dan Jasa LKPP.
Status setelah disupervisi: Terdakwa atas
nama dr.H.UTUN SUPRIA, M.Kes telah
diputus oleh Hakim Pengadilan Tipikor
pada PN Mataram dengan putusan
Nomor:19/Pid.Sus/ TPK/2015/PN.MTR
tanggal 16 Oktober 2015 yakni pidana
penjara selama 1 (satu) tahun serta denda
sebesar
Rp.50.000.000,subsidair
2 bulan kurungan, (Surat Kajati NTB
Nomor: B-2736/P.2/Ft.I/12/2015 tanggal
2 Desember 2015).
Dugaan TPK pada kegiatan pengadaan
alat kesehatan, kedokteran dan Keluarga
Berencana pada program upaya kesehatan
perorangan RSUD dr. R. Soedjono Selong
Tahun 2008, atas nama tersangka ATY dkk,
oleh Penyidik Polda Nusa Tenggara Barat.
Status sebelum disupervisi: Kasus masih
ditingkat penyidikan, KPK mensupervisi
kasus ini dengan kegiatan a.l. Supervisi
terpadu,
bantuan
memfasilitasi
pemeriksaan Saksi, dan bantuan fasilitasi
Ahli Pengadaan Barang dan Jasa LKPP.
Status setelah disupervisi: Terdakwa atas
nama AGUS TRIAS YATMOKO, SH, dkk
telah diputus oleh Hakim Pengadilan
Tipikor pada PN Mataram dengan
putusan Nomor:19/Pid.Sus/TPK/2015/
PN.MTR tanggal 16 Oktober 2015 yakni
pidana penjara selama 1 (satu) tahun
serta denda masing-masing sebesar
Rp.50.000.000,subsidair
masingmasing 2 bulan kurungan, (Surat Kajati
NTB Nomor: B-2736/P.2/Ft.I/12/2015
tanggal 2 Desember 2015).
Dugaan TPK penerimaan sejumlah uang
terkait pembahasan APBD Seruyan Tahun
2014 oleh DPRD Kabupaten Seruyan atas
nama tersangka S bin A.
Status sebelum disupervisi: Penyidikan
dinyatakan P21 oleh Kejati Kalimantan
Tengah berdasarkan surat B-2114/Q.2.5/
Ft.1/11/2015 tanggal 24 November 2015.

LAMPIRAN

155

Status setelah disupervisi: Dilaksanakan


penyerahan tersangka dan barang bukti
(Tahap II) berdasarkan surat B-2214/Q.2/
Ft.1/12/2015 tanggal 7 Desember 2015.

KEGIATAN
PELATIHAN
KEMAMPUAN SDM APH
NO.
1

PENINGKATAN
PESERTA

Pelatihan
Bersama
Peningkatan
Kemampuan
SDM Apgakum
di Provinsi Riau

1. Polda Riau dan jajaran:


49 peserta
2. Polda Kepulaan Riau
dan jajaran: 30 peserta
3. Kejati Riau dan jajaran:
49 peserta
4. Kejati Kepulauan Riau
(Pekanbaru,
dan jajaran: 32 peserta
24-28 Agustus 5. BPK RI Perwakilan
2015.)
Riau: 5 peserta
6. BPK RI Perwakilan
Kepulauan Riau: 5
peserta
7. BPKP
Perwakilan
Riau: 5 peserta
8. BPKP
Perwakilan
Kepulauan Riau: 5
peserta

MATERI PELATIHAN
Materi pelatihan yang telah disampaikan kepada
peserta adalah:
a. Kuliah Umum oleh Ketua KPK, Kapolri, Jaksa
Agung, Kepala PPATK, Ketua BPK dan Kepala
BPKP yang diwakili Deputi Bidang Pengawasan
Keuangan Daerah.
b. Sharing Session dan Paparan terkait Pencegahan
KPK yang disampaikan oleh Kedeputian Bidang
Pencegahan KPK.
c. Metode dan Teknik Audit Investigatif, Audit
Forensik dan Perhitungan Kerugian Negara
oleh Bpk. Iswan Elmi (Deputi Bidang Investigasi
BPKP) & Tim
d. Tipologi Tindak Pidana Pencucian Uang oleh M.
Yusuf (Kepala PPATK)
e. Teknik Pembuktian Tindak Pidana Korupsi oleh
Adnan Paslyadja
f. Pengadaan Barang Jasa Pemerintah Dan Titik
Rawan Penyimpangan oleh Setya Budi Arijanta
(Direktur pada LKPP)
g. Pengelolaan Keuangan Negara/Daerah oleh
Siswo Sujanto
h. Tindak Pidana Korupsi di Bidang Kehutanan oleh
Suhariyanto
i. Peran Unit Koordinasi dan Supervisi dalam
Penanganan TPK oleh Ranu Mihardja (Plh. Deputi
Bidang Penindakan KPK)

Laporan
Tahunan 2015

156
NO.
2

Pelatihan
Bersama
Peningkatan
Kemampuan
SDM Apgakum
di Provinsi
Sulawesi Utara
dan Gorontalo
(Manado, 1418 September
2015)

PESERTA

MATERI PELATIHAN

a. Polda Sulawesi Utara


dan jajaran : 38 peserta
b. Polda Gorontalo dan
jajaran: 23 peserta
c. Kejati Sulawesi Utara
dan jajaran: 46 peserta
d. Kejati Gorontalo dan
jajaran: 28 peserta
e. BPK RI Perwakilan
Sulawesi Utara: 5
peserta
f. BPK RI Perwakilan
Gorontalo: 5 peserta
g. BPKP
Perwakilan
Sulawesi Utara : 11
peserta
h. BPKP
Perwakilan
Gorontalo: 5 peserta

Materi pelatihan yang telah disampaikan kepada


peserta adalah:
a. Kuliah Umum oleh Ketua KPK, Kapolri, Jaksa
Agung, Kepala PPATK, Ketua BPK dan Kepala
BPKP yang diwakili Deputi Bidang Pengawasan
Keuangan Daerah.
b. Sharing Session dan Paparan terkait Pencegahan
KPK yang disampaikan oleh Kedeputian Bidang
Pencegahan KPK.
c. Metode dan Teknik Perhitungan Kerugian
Keuangan Negara oleh Bpk. I Nyoman Wara.
d. Tipologi Tindak Pidana Pencucian Uang oleh M.
Yusuf (Kepala PPATK)
e. Teknik Pembuktian Tindak Pidana Korupsi oleh
Adnan Paslyadja
f. Sinergitas APH dalam Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi oleh Bpk. Ahmad Wiyagus.
g. Pelacakan Asset yang disampaikan oleh Unit
Asset Tracing Direktorat Penindakan KPK.
h. Pengadaan Barang Jasa Pemerintah Dan Titik
Rawan Penyimpangan oleh Setya Budi Arijanta
(Direktur pada LKPP)
i. Pengelolaan Keuangan Negara/Daerah oleh
Siswo Sujanto
j. Peran Unit Koordinasi dan Supervisi dalam
Penanganan TPK oleh Ranu Mihardja (Plh. Deputi
Bidang Penindakan KPK).

LAMPIRAN

157
NO.
3

Pelatihan
Bersama
Peningkatan
Kapasitas SDM
Aparat Penegak
Hukum (APH)
di Provinsi Bali
dan NTB
(Bali, 19-23
Oktober 2015)

PESERTA

MATERI PELATIHAN

a. Penyidik pada Polda


Bali: 42 peserta
b. Penyidik pada Polda
NTB: 38 peserta
c. Jaksa pada Kejati Bali
: 46 peserta
d. Jaksa pada Kejati NTB:
34 peserta
e. Auditor pada BPK
RI Perwakilan Bali: 5
peserta
f. Auditor pada BPK RI
Perwakilan NTB: 5
peserta
g. Auditor pada BPKP
Perwakilan Bali: 5
peserta
h. Auditor pada BPKP
Perwakilan NTB: 5
peserta

Materi pelatihan yang telah disampaikan kepada


peserta adalah:
a. Tipologi Tindak Pidana Pencucian Uang oleh
Agus Santoso (Wakil Kepala PPATK)
b. Sharing Session oleh Direktorat Pencegahan KPK
c. Metode dan Teknik Audit Investigatif, Audit
Forensik dan Perhitungan Kerugian Negara
oleh Bpk. Iswan Elmi (Deputi Bidang Investigasi
BPKP) & Tim
d. Tindak Pidana di Sektor Jasa Keuangan terkait
dengan Tindak Pidana Korupsi oleh Achmadi
e. Teknik Pembuktian Tindak Pidana Korupsi oleh
Adnan Paslyadja
f. Teknis Investigasi TPK dalam Pengadaan Barang
dan Jasa oleh Buntoro - BPKP
g. Pengelolaan Keuangan Negara/Daerah oleh
Siswo Sujanto
h. Peran Unit Koordinasi dan Supervisi dalam
Penanganan TPK oleh Ranu Mihardja (Deputi
PIPM).

Laporan
Tahunan 2015

158
PENGELOLAAN BARANG SITAAN DAN RAMPASAN
DAFTAR BARANG RAMPASAN MASUK 2015
NO
1

OBJEK LELANG

TERDAKWA

2 (dua) bidang tanah hak milik dalam satu hamparan, terletak di Kel. Panembahan, Kec. Kraton,
Kotamadya Yogyakarta, Provinsi DIY, diatasnya berdiri satu bangunan rumah tempat tinggal.
a. 1 (satu) bidang tanah dengan luas tanah 287 m2 sesuai dengan Buku Tanah Hak Milik Nomor:
01239 Kelurahan Panembahan a.n. Poppy Femialya.

Djoko Susilo

b. 1 (satu) bidang tanah dengan luas tanah 286 m2 sesuai dengan Buku Tanah Hak Milik Nomor:
01240 Kelurahan Panembahan a.n. Poppy Femialya.
2

4 (empat) bidang tanah hak milik dalam satu hamparan, terletak di Jl.Patehan Lor 36, RT.032/
RW.08, Kel. Patehan, Kec. Kraton, Yogyakarta, di atasnya berdiri satu bangunan rumah tempat
tinggal.

Djoko Susilo

a. 1 (satu) bidang tanah dengan luas tanah 510 m2 sesuai dengan Buku Tanah Hak Milik Nomor
M.330/Pth a.n. Mudji Hardjo
b. 1 (satu) bidang tanah dengan luas tanah 518 m2 sesuai dengan Buku Tanah Hak Milik Nomor
M.331/Pth a.n. Mudji Hardjo
c. 1 (satu) bidang tanah dengan luas tanah 518 m2 sesuai dengan Buku Tanah Hak Milik Nomor
M.195/Pth a.n. Mudji Hardjo
1 (satu) bidang tanah seluas 511 m2 sesuai dengan SHM Nomor M.509/Pth a.n. Mudji Hardjo
beserta bangunan semi permanen diatasnya (dalam keadaan rusak berat) yang terletak di Jl. KP
Taman Blok/Kav.365 RT.031/RW.08, Kel. Patehan, Kec. Kraton, Yogyakarta

Djoko Susilo

1 (satu) unit HP Vertu, model Constellation F, type RM-389V, Imei: 356052/03/045880/7, warna
hitam, di dalamnya terdapat sim card Telkomsel dengan ICC ID: 0012000001510021, dan kartu
memori Micro SD, ukuran 8GB, dengan nomor kode 1029W38367Y. (Barang Bukti No.334)

Maria Elisabeth Lim

1 (satu) unit Telepon seluler Aplle Iphone 5 model A1428 Imei 013426001605023 berwarna
hitam, dengan simcard Indosat. (Barang Bukti No.339)

Maria Elisabeth Lim

1 (satu) unit Telepon seluler Aplle Iphone 5 model A1429 Imei 013352008795213 berwarna
putih, dengan simcard XL. (Barang Bukti No.338)

Maria Elisabeth Lim

Honda CRV

Cincin warna silver (BB No. 42)

Herman Felani

Cincin warna (BB No. 26)

Herman Felani

Mobil Volvo warna hitam metalik type XC90T6 Nopol B 448 HR

10

1 (satu) buah tas merek Jamsam China berwarna coklat tua (BB No. 5)

11

1 (satu) buah jam tangan warna silver merek Citizen Eco-Drive Sapphire H800-S084610 WR
20BAR Nomor 311023377 (BB-UU27)

Deviardi

12

1 (satu) buah jam tangan merek Rolex-Datejust warna gold/silver (BB-U28)

Deviardi

13

1 (satu) buah Blackberry Porsche design warna silver dengan nomor 08568816000 atas nama
Simon beserta sarung warna biru tua (BB-E88)

Deviardi

14

1 (satu) buah telepon seluler merek Blackberry tipe porsche design P 9981, Imei
359850.04.089113.2, No. PIN: 2AA1A35D yang didalamnya terdapat microsd kapasitas 2GB
dan simcard halo (telkomsel) No. ICCID: 0410 0000 0002 9282 (BB-E140)

Deviardi

15

1 (satu) bidang tanah dan bangunan rumah tinggal seluas 240 m2 terletak di Jl. H.Ramli No.15
RT.01,RW.015, Kel.Menteng Dalam, Kec. Tebet, Jaksel (BB-U29)

Deviardi

Ahmad Hafiz Zawawi, Ma


Seran, Paskah Suzetta, Bo
H.S., Anthony Zeidra A

Hari Sabarno

Mario Cornelio Bern

LAMPIRAN

159

NILAI WAJAR

LAPORAN PENILAIAN

LOKASI

Rp3.552.162.000

Lap-39/KN.6/03.01/2014 tanggal 27
November 2014

Yogyakarta

Rp12.757.267.000

Lap-40/KN.6/03.01/2014 tanggal 27
November 2014

Yogyakarta

man

Rp1

KPK

man

Rp1

KPK

man

Rp1

KPK

arthin Bria
obby Satrio
Abidin

Rp1

Rupbasan Jakpus

Rp1

KPK

Rp1

KPK

Rp1

Rupbasan Jakpus

Rp1

KPK

Rp1

KPK

Rp1

KPK

Rp1

KPK

Rp1

KPK

Rp1

Jakarta

nardo

Laporan
Tahunan 2015

160
NO

OBJEK LELANG

TERDAKWA

16

1 (satu) buah telepon seluler merek samsung tipe GT-C3520, Imei: 356828/05/095502/4 yang
di dalamnya terdapat simcard telkomsel, No. ICCID: 6210 1399 6213 9658 dan tidak terdapat
memory card. (BB-66)

Teddy Renyut

17

1 (satu) buah telepon seluler merek Nokia 105, IMEI: 357879/191077/2 beserta dengan kartu
SIM provider Telkomsel Simpati, No.ICCID: 62100 0344 3253 682 602, warna hitam. (BB-67)

Teddy Renyut

18

1 (satu) buah telepon seluler merek Nokia 210, IMEI 1: 357912/05/240236/4, IMEI 2:
357912/05/240237/2, beserta dengan kartu SIM Provider Telkomsel Simpat, No. ICCID: 6210
0689 2561 2111 dan kartu memori merek microSD, kapasitas 2GB, No. Seri: 0927204442D8K,
warna hitam. (BB-68)

Teddy Renyut

19

1 (satu) buah telepon seluler merek Nokia E63, IMEI: 355376045736761, beserta dengan kartu
SIM provider Tekomsel Simpati, No. ICCID: 6210 0339 7226 7299, dan kartu memori merek
MicroSD HC, kapasitas 4 GB, No. Seri: MMBTR04GCCA-NJ. Warna biru dongker (BB-69)

Teddy Renyut

20

1 (satu buah telepon seluler, merek Blackberry, tipe Q5, S/N: 0724-2767-9058, Imei:
356968053697239, Pin: 2B2B9636 yang didalamnya terdapat simcard telkomsel, No.ICCID :
8962 1014 9939 3491 753 dan micro SD dengan merek Sandisk, kapasitas 2 GB. (BB-72)

Teddy Renyut

21

1 (satu) buah telepon seluler merek Blackberry tipe 9105, Imei: 351974041425514, Pin: 22DFF265
yang di dalamnya terdapat simcard telkomsel, No. ICCID: 0021 0000 0255 3218 dan microSD
dengan merek Sandisk, kapasitas 2 GB. (BB-73)

Teddy Renyut

22

1 (satu) unit kendaraan Suzuki Futura ST 150 Tahun 2005 No.Pol BM 9010 AI

23

Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 752 m (tujuh ratus lima puluh
dua meter persegi) yang terletak di Golf Residence 1, Jl. Bukit Golf II No. 12, Kelurahan Jangli,
Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah sebagaimana tersebut dalam
Buku Tanah dengan Hak Milik Nomor 3799, Kelurahan Jangli, Kecamatan Tembalang, Semarang,
Jawa Tengah atas nama DIPTA ANINDITA yang diterbitkan oleh Kantor Badan Pertanahan Kota
Administrasi Semarang. (Barang Bukti Nomor 212) = BB.259

Djoko Susilo

24

1 (satu) unit satuan Condotel Swiss-belhotel Segara Nusa Dua Bali Lantai 3 Unit 331 (yang
sekarang berubah menjadi Lantai 5 dengan nomor kamar 517) dengan Luas: 36,8 m (SG)
atas nama pembeli : Sudiyono, yang sedang dikelola dan dioperasikan oleh Pihak Asiapac
Pancamakmur Abadi (berdasarkan Perjanjian Kerjasama antara Pihak Pembeli (Sudiyono)
dengan Pihak PT. Asiapac Pancamakmur Abadi. (Barang Bukti Nomor 1327)

Djoko Susilo

25

1 (satu) unit mobil TOYOTA RUSH 1.5 S AT warna silver metalik, berikut kunci kontak dan Surat
Tanda Nomor Kendaraan dengan keterangan atas nama SETO AJI ISMOYO Nomor Polisi AB1345-KD, Nomor Rangka MHFE2CK3JBK014460, Nomor Mesin DCK1655, Tahun Pembuatan
2011, masa berlaku STNK sampai dengan 28 Februari 2018. (Barang Bukti Nomor 355)

Djoko Susilo

26

1 (satu) unit mobil toyota avanza warna silver metalik no. Pol: B 197 SW atas nama: SONYA
MARIANA RUTH WAROUW. Mobil tersebut diperoleh yang bersangkutan dari ERICK
MALIANGKAY pada bulan April 2007 yang berdasarkan keterangan dari ERICK MALIANGKAY
bahwa mobil tersebut adalah honor dari DJOKO SUSILO beserta kunci dan STNK. (Barang Bukti
Nomor 360)

Djoko Susilo

27

1 (satu) unit mobil NISSAN SERENA HGW STAR AT warna hitam, berikut kunci kontak dan Surat
Tanda Nomor Kendaraan dengan keterangan atas nama SITI MAROPAH Nomor Polisi B 1571
BG, Nomor Rangka C24A19509, Nomor Mesin QR20714462A, Tahun Pembuatan 2009, masa
berlaku STNK sampai dengan 20 Mei 2014. (Barang Bukti Nomor 1282)

Djoko Susilo

28

1 (satu) unit mobil WRANGLER 4.0L AT Jenis Jeep warna hitam, berikut kunci kontak dan Surat
Tanda Nomor Kendaraan dengan keterangan atas nama BAMBANG RYAN SETIADI Nomor Polisi
B 1379 KJB, Nomor Rangka 1J4F459S84P708696, Nomor Mesin 4P708696, Tahun Pembuatan
2007, masa berlaku STNK sampai dengan 24 Juli 2013. (Barang Bukti Nomor 1283)

Djoko Susilo

H.M. Rusli Zaina

al

LAMPIRAN

161
NILAI WAJAR

LAPORAN PENILAIAN

LOKASI

Rp1

KPK

Rp1

KPK

Rp1

KPK

Rp1

KPK

Rp1

KPK

Rp1

KPK

Rp29.087.000

Laporan Penilaian KPKNL Pekanbaru Nomor:


S-901/WKN.03/KNL.03/2015 tanggal 16
November 2015

Rp11.015.245.000

Lap-130/WKN.09/KNL.01/03.01/2015
20 November 2015

Rp918.328.000

Lap-158/WKN.14/KNL.01/03.01/2015
Tanggal penilaian 29 April 2015

Rp161.100.000

Lap-09/KN.6/2015 tanggal 20 Februari 2015

Rupbasan Jakarta Selatan

Rp90.300.000

Lap-09/KN.6/2015 tanggal 20 Februari 2015

Rupbasan Jakarta Selatan

Rp134.225.000

Lap-09/KN.6/2015 tanggal 20 Februari 2015

Rupbasan Jakarta Selatan

Rp491.988.000

Lap-09/KN.6/2015 tanggal 20 Februari 2015

Rupbasan Jakarta Selatan

Laporan
Tahunan 2015

162
NO

OBJEK LELANG

TERDAKWA

29

1 (satu) unit mobil TOYOTA HARRIER 2.4 AT warna hitam, berikut kunci kontak dan Surat Tanda
Nomor Kendaraan dengan keterangan atas nama MUHAMAD ZAENAL ABIDIN Nomor Polisi B
8706 UJ, Nomor Rangka ACU300079057, Nomor Mesin 2AZB297358, Tahun Pembuatan 2008,
masa berlaku STNK sampai dengan 11 Juni 2013 (Barang Bukti Nomor 1284)

Djoko Susilo

30

1 (satu) unit mobil TOYOTA AVANZA 1.3G GMMF JJ dengan Nomor Registrasi Surat Tanda
Nomor Kendaraan B 1029 SOH atas nama MUHAMAD ZAINAL ABIDIN, Merek Toyota, tahun
pembuatan 2011, nomor rangka MHFM1BA3JBK319826, Nomor Mesin DH57186, Nomor BPKP
H11261310 beserta STNK-nya (Barang Bukti Nomor 1317)

Djoko Susilo

31

1 (satu) unit Mobil Bus ISUZU tipe NKR71CCE2-1 warna Silver Kombinasi dengan nomor
polisi AB-7777-MM, nomor rangka : MHCNK71LYBJ024715, Nomor mesin : B024715, berikut
ASLI Surat Tanda Nomor Kendaraan No. 0158304/YG/2012 atas nama KARJONO, ASLI Buku
Pemilik Kendaraan Bermotor No. J-03453834, ASLI Buku Uji Berkala Kendaraan Bermotor No.
BKS23863A dan kunci kontak mobil (Barang Bukti Nomor 1372)

Djoko Susilo

32

1 (satu) unit Mobil Bus MERCEDES BENZ tipe OH1518/60 warna Biru Kombinasi dengan nomor
polisi AB-7777-M, nomor rangka MHL6842014J010659, nomor mesin : 38695160580865
berikut ASLI Surat Tanda Nomor Kendaraan No. 0310701/YG/2011 atas nama KARJONO, ASLI
Buku Pemilik Kendaraan Bermotor No. I-08716388, ASLI Buku Uji Berkala Kendaraan Bermotor
No JKT644544 dan kunci kontak mobil mobil (Barang Bukti Nomor 1373)

Djoko Susilo

33

1 (satu) unit Mikrobus MITSUBISHI tipe COLT DSL FE74 (4X2) warna Silver Metalik
dengan nomor polisi AA-1449-AK, nomor rangka MHMFE74P48K020050, nomor mesin :
4D34TD96408 berikut ASLI Surat Tanda Nomor Kendaraan No. 1993561/JG/2012 atas nama
AGUS HARIYADI,ASLI Buku Uji Berkala Kendaraan Bermotor No. CD21023850 dan kunci
kontak Mobil (Barang Bukti Nomor 1374)

Djoko Susilo

34

1 (satu) unit Mobil Bus MERCEDES BENZ tipe OH521/60OM366 Warna Putih Kombinasi
dengan nomor polisi AA-1661-CM, nomor rangka MHL6842624J010588, nomor mesin :
38698160560820, ASLI Surat Tanda Nomor Kendaraan No. 1120512/JG/2009 atas nama
TEUKU ERRY RUBIHAMSYAH, ASLI Buku Uji Berkala No. KM 3546 dan kunci kontak mobil
(Barang Bukti Nomor 1375)

Djoko Susilo

35

1 (satu) unit Mobil Merek Isuzu, Tipe Del. Van, Tahun 1996, warna putih dengan Nomor Polisi
B 9372 FG, Nomor Rangka MHCNHR55ESC002532, Nomor Mesin M962532 dengan Nama
Pemilik KARJONO dengan alamat Randu Kuning III Rt 01/09, Gunung Kidul berikut kunci
kontak mobil (Barang Bukti Nomor 1376)

Djoko Susilo

36

1 unit Mobil merek Toyota FJ Cruiser B 1340 TJE warna hitam beserta kunci kontaknya;

Luthfi Hasan Isha

37

1 unit mobil VW Caravelle B 948 RFS warna deep black beserta kunci;

Luthfi Hasan Isha

38

1 unit mobil Mazda CX-9, B-2-MDF warna putih beserta 1 kunci;

Luthfi Hasan Isha

39

1 unit mobil Mitsubishi Grandis B 7476 UE beserta 1 kunci;

Luthfi Hasan Isha

40

1 unit mobil Pajero Sport B 1074 RFW warna hitam beserta 1 kunci;

Luthfi Hasan Isha

41

1 unit mobil Nissan Frontier Navara B 9051 QI warna hitam beserta 1 kunci;

Luthfi Hasan Isha

LAMPIRAN

163
NILAI WAJAR

LAPORAN PENILAIAN

LOKASI

Rp289.425.000

Lap-09/KN.6/2015 tanggal 20 Februari 2015

Rupbasan Jakarta Selatan

Rp104.310.000

Lap-09/KN.6/2015 tanggal 20 Februari 2015

Rupbasan Jakarta Selatan

Rp202.363.000

Lap-09/KN.6/2015 tanggal 20 Februari 2015

Rupbasan Jakarta Pusat

Rp397.800.000

Lap-09/KN.6/2015 tanggal 20 Februari 2015

Rupbasan Jakarta Pusat

Rp221.790.000

Lap-09/KN.6/2015 tanggal 20 Februari 2015

Rupbasan Jakarta Pusat

Rp381.550.000

Lap-09/KN.6/2015 tanggal 20 Februari 2015

Rupbasan Jakarta Pusat

Rp77.175.000

Lap-09/KN.6/2015 tanggal 20 Februari 2015

Rupbasan Jakarta Pusat

aq

Rp741.750.000

Penilaian KPKNL Tangerang Nomor: Lap


003/WKN.6/KNL.02/06. 00/2015 tanggal 10
November 2015

Rupbasan Jakarta Barat

aq

Rp759.850.000

Penilaian KPKNL Tangerang Nomor: Lap


003/WKN.6/KNL.02/06. 00/2015 tanggal 10
November 2015

Rupbasan Jakarta Barat

aq

Rp294.313.000

Penilaian KPKNL Tangerang Nomor: Lap


003/WKN.6/KNL.02/06. 00/2015 tanggal 10
November 2015

Rupbasan Jakarta Barat

aq

Rp116.153.000

Penilaian KPKNL Tangerang Nomor: Lap


003/WKN.6/KNL.02/06. 00/2015 tanggal 10
November 2015

Rupbasan Jakarta Barat

aq

Rp176.400.000

Penilaian KPKNL Tangerang Nomor: Lap


003/WKN.6/KNL.02/06. 00/2015 tanggal 10
November 2015

Rupbasan Jakarta Barat

aq

Rp254.602.000

Penilaian KPKNL Tangerang Nomor: Lap


003/WKN.6/KNL.02/06. 00/2015 tanggal 10
November 2015

Rupbasan Jakarta Barat

Laporan
Tahunan 2015

164
NO

OBJEK LELANG

TERDAKWA

42

1 unit mobil merek Toyota Alphard B 147 MSI warna hitam beserta kunci kontak;

Luthfi Hasan Isha

43

BB No 229 : 1 unit mobil FJ Cruiser 4.0 L WD warna hitam, nomor rangka JTEBU 11 F 30 K134958,
nomor mesin 1 GR-A453811 dilengkapi kunci kendaraan

Luthfi Hasan Isha

44

Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 377 m (tiga ratus tujuh
puluh tujuh meter persegi) yang terletak di Jl. Cendrawasih Mas Blok A9 No. 1, RT 002, RW 01,
Kelurahan Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam
Buku Tanah Hak Guna Bangunan Nomor 1956, Kelurahan Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa,
Jakarta Selatan atas nama BUN YANI yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta
Selatan. (Barang Bukti Nomor 142).

Djoko Susilo

45

Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 1098 m (seribu sembilan puluh
delapan meter persegi) yang terletak di Jl. Paso, RT 004, RW 04, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan
Pasar Minggu, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah Hak Milik Nomor 408,
Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan atas nama HAJI ALI SUDIN
yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan (Barang Bukti Nomor 143)

Djoko Susilo

46

Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 106 m (seratus enam meter
persegi) yang terletak di KP. Ragunan, RT 007, RW 05, Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar
Minggu, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah Hak Milik Nomor 1774,
Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan atas nama MAHDIANA yang
diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan (Barang Bukti Nomor 144)

Djoko Susilo

47

Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 100 m (seratus meter persegi)
yang terletak di KP. Ragunan, RT 007, RW 05, Desa Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu,
Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah Hak Milik Nomor 467, Desa Jatipadang,
Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan atas nama MAHDIANA yang diterbitkan oleh Kantor
Pertanahan Kota Jakarta Selatan (Barang Bukti Nomor 145)

Djoko Susilo

48

Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 67 m (enam puluh tujuh
meter persegi) yang terletak di Jl. Dharmawangsa IX, RT 005, RW 01, No. 64, Kelurahan Pulo,
Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah Hak
Guna Bangunan Nomor 1779, Kelurahan Pulo, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan atas
nama MAHDIANA yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan (Barang Bukti
Nomor 146)

Djoko Susilo

49

Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 164 m (seratus enam puluh
empat meter persegi) yang terletak di KP. Ragunan, RT 009, RW 05, Kelurahan Jatipadang,
Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah Hak Milik
Nomor 2042, Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan atas nama
MAHDIANA yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan. (Barang Bukti
Nomor 147)

Djoko Susilo

50

Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 65 m (enam puluh lima meter
persegi) yang terletak di KP. Ragunan, RT 008, RW 05, Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar
Minggu, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah Hak Milik Nomor 5869,
Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan atas nama MAHDIANA yang
diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan. (Barang Bukti Nomor 148)

Djoko Susilo

LAMPIRAN

165
NILAI WAJAR

LAPORAN PENILAIAN

LOKASI

aq

Rp466.755.000

Penilaian KPKNL Tangerang Nomor: Lap


003/WKN.6/KNL.02/06. 00/2015 tanggal 10
November 2015

Rupbasan Jakarta Barat

aq

Rp677.565.000

Penilaian KPKNL Tangerang Nomor: Lap


003/WKN.6/KNL.02/06. 00/2015 tanggal 10
November 2015

Rupbasan Jakarta Barat

Rp6.260.608.000

Lap-26/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015

Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 537 K/PID.SUS/2014
tanggal 4 Juni 2014 jo Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:
36/PID/TPK/2013/PT.DKI tanggal 15
Desember 2013

Rp9.884.716.000

Lap-29/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015

Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 537 K/PID.SUS/2014
tanggal 4 Juni 2014 jo Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:
36/PID/TPK/2013/PT.DKI tanggal 15
Desember 2013

Rp439.122.000

Lap-16/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015

Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 537 K/PID.SUS/2014
tanggal 4 Juni 2014 jo Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:
36/PID/TPK/2013/PT.DKI tanggal 15
Desember 2013

Rp444.660.000

Lap-17/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015

Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 537 K/PID.SUS/2014
tanggal 4 Juni 2014 jo Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:
36/PID/TPK/2013/PT.DKI tanggal 15
Desember 2013

Rp7.696.278.000

Lap-23/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015

Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 537 K/PID.SUS/2014
tanggal 4 Juni 2014 jo Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:
36/PID/TPK/2013/PT.DKI tanggal 15
Desember 2013

Rp968.688.000

Lap-18/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015

Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 537 K/PID.SUS/2014
tanggal 4 Juni 2014 jo Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:
36/PID/TPK/2013/PT.DKI tanggal 15
Desember 2013

Rp620.860.000

Lap-19/KN.6/03.01/2015
tgl 18 Feb 2015

Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 537 K/PID.SUS/2014
tanggal 4 Juni 2014 jo Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:
36/PID/TPK/2013/PT.DKI tanggal 15
Desember 2013

Laporan
Tahunan 2015

166
NO

OBJEK LELANG

TERDAKWA

51

Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 897 m (delapan ratus sembilan
puluh tujuh meter persegi) yang terletak di Jl. Warung Jati Barat (d/h Jl. Margasatwa) No. 16,
RT 007, RW 05, Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan sebagaimana
tersebut dalam Buku Tanah Hak Milik Nomor 5955, Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar
Minggu, Jakarta Selatan atas nama MAHDIANA yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota
Jakarta Selatan. (Barang Bukti Nomor 149)

Djoko Susilo

52

9. Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 64 m (enam puluh empat
meter persegi) yang terletak di Jl. Kp. Ragunan, No. D3, RT 008, RW 05, Kelurahan Jatipadang,
Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah Hak Milik
Nomor 6115, Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan atas nama
MAHDIANA yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan. (Barang Bukti
Nomor 150)

Djoko Susilo

53

Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 1234 m (seribu dua ratus tiga
puluh empat meter persegi) yang terletak di Jl. Durian, RT 006, RW 04, Kelurahan Jagakarsa,
Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah Hak Milik
Nomor 10135, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan atas nama Drs.
HIRAWAN yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan. (Barang Bukti Nomor
151), Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 610 m (enam ratus
sepuluh meter persegi) yang terletak di Jl. Durian Raya No. 7, RT 006, RW 04, Blok I, No. 6,
Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku
Tanah Hak Milik Nomor 12563, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan atas
nama MAHDIANA yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan. (Barang Bukti
Nomor 154)

Djoko Susilo

54

Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 3201 m (tiga ribu dua ratus
satu meter persegi) yang terletak di Jl. Paso, RT 005, RW 04, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan
Jagakarsa, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah Hak Milik Nomor 10889,
Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan atas nama HENNY RAYANI
MARGANA yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan. (Barang Bukti Nomor
152)

Djoko Susilo

55

Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 220 m (dua ratus dua puluh
meter persegi) yang terletak di Gang Pondo, RT 005, RW 04, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan
Jagakarsa, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah Hak Milik Nomor 12537,
Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan atas nama MAHDIANA yang
diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan. (Barang Bukti Nomor 153)

Djoko Susilo

56

Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 50 m (lima puluh meter persegi)
yang terletak di Jl. Nusa Indah I Dalam, No. 25 B, RT 012, RW 02, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan
Jagakarsa, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah Hak Milik Nomor 14039,
Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan atas nama MAHDIANA yang
diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan. (Barang Bukti Nomor 155)

Djoko Susilo

LAMPIRAN

167
NILAI WAJAR

LAPORAN PENILAIAN

LOKASI

Rp23.566.046.000

Lap-20/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015

Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 537 K/PID.SUS/2014
tanggal 4 Juni 2014 jo Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:
36/PID/TPK/2013/PT.DKI tanggal 15
Desember 2013

Rp365.246.000

Lap-21/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015

Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 537 K/PID.SUS/2014
tanggal 4 Juni 2014 jo Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:
36/PID/TPK/2013/PT.DKI tanggal 15
Desember 2013

Rp23.047.749.000

Lap-28/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015

Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 537 K/PID.SUS/2014
tanggal 4 Juni 2014 jo Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:
36/PID/TPK/2013/PT.DKI tanggal 15
Desember 2013

Rp30.758.299.000

Lap-30/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015

Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 537 K/PID.SUS/2014
tanggal 4 Juni 2014 jo Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:
36/PID/TPK/2013/PT.DKI tanggal 15
Desember 2013

Rp1.852.984.000

Lap-31/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015

Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 537 K/PID.SUS/2014
tanggal 4 Juni 2014 jo Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:
36/PID/TPK/2013/PT.DKI tanggal 15
Desember 2013

Rp214.520.000

Lap-32/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015

Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 537 K/PID.SUS/2014
tanggal 4 Juni 2014 jo Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:
36/PID/TPK/2013/PT.DKI tanggal 15
Desember 2013

Laporan
Tahunan 2015

168
NO

OBJEK LELANG

TERDAKWA

57

Sebidang tanah dan bangunan di atasnya dengan luas tanah 360 m (tiga ratus enam puluh
meter persegi) yang terletak di Pesona Khayangan Blok E, No. 01, Kota Depok, Provinsi Jawa
Barat sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah dengan Hak Guna Bangunan Nomor 11374
Depok, Jawa Barat atas nama DIPTA ANINDITA yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota
Administrasi Depok. (Barang Bukti Nomor 214) = BB.261

Djoko Susilo

58

Sebidang tanah dan bangunan di atasnya dengan luas tanah 877 m (delapan ratus tujuh puluh
tujuh meter persegi) yang terletak di Jl. Sam Ratulangi No.16 Surakarta Kel. Manahan, Kec,
Banjarsari, Kota Surakarta,Provinsi Jawa Tengah sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah
dengan Hak Milik Nomor 1699 Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta,
Jawa Tengah atas nama DIPTA ANINDITA yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota
Administrasi Surakarta. (Barang Bukti Nomor 215) = BB.262

Djoko Susilo

59

Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 246m2 (dua ratus empat puluh
enam meter persegi) yang terletak di Jalan Cikajang No. 18, RT.06, RW.06, Blok Q.2. Persil no.
160, Desa/Kelurahan : Petogogan, Kecamatan : Kebayoran Baru, Kotamadya : Jakarta Selatan,
Provinsi : DKI Jakarta, sebagaimana tersebut di dalam Buku Tanah dengan Hak Milik Nomor:
1091 Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jakarta Selatan, Kecamatan Kebayoran Baru,
Kelurahan Cipete Utara diterbitkan oleh Kantor Badan Pertanahan Jakarta Selatan tanggal 22
Juli 1991 dengan pencatatan perubahan terakhir tanggal 3 April 2012 untuk pemegang hak milik
atas nama DIPTA ANINDITA. (Barang Bukti Nomor 216)

Djoko Susilo

60

Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 703 m2 (tujuh ratus tiga meter
persegi) yang terletak di Jalan Prapanca Raya No. 6, Desa/Kelurahan : Cipete Utara, Kecamatan:
Kebayoran Baru, Kotamadya : Jakarta Selatan, Provinsi : DKI Jakarta, sebagaimana tersebut di
dalam Buku Tanah dengan Hak Milik Nomor: 5187 Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
Jakarta Selatan, Kecamatan Kebayoran Baru, Kelurahan Cipete Utara diterbitkan oleh Kantor
Badan Pertanahan Kota Administrasi Jakarta Selatan tanggal 9 Januari 2012 dengan nama
pemegang hak DIPTA ANINDITA. (Barang Bukti Nomor 217)

Djoko Susilo

61

Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya (rumah tinggal) dengan luas tanah 190 m2 (seratus
sembilan puluh meter persegi) yang terletak di Jalan Elang Mas I Blok C3 Persil No. 16 RT. 002/
01 Kel. Tanjung Barat Kec. Jagakarsa - Jakarta Selatan atas nama SUDIYONO, Provinsi: DKI
Jakarta, sebagaimana tersebut di dalam Buku Tanah dengan Hak Guna Bangunan Nomor: 1263.
(Barang Bukti Nomor 311)

Djoko Susilo

62

Satu unit Rumah Susun The Peak A Beaufort Residence At Sudirman terletak pada Satuan
Rumah Susun Tower Regis, Lantai 25 Unit A dengan luas Satuan Rumah Susun 159m2 (seratus
lima puluh sembilan meter persegi) yang terletak di Jalan Setiabudi Raya No. 9, Sudirman, RT.02,
RW.02, Desa/Kelurahan: Setiabudi, Kecamatan: Setiabudi, Kotamadya: Jakarta Selatan, Provinsi:
DKI Jakarta, sebagaimana tersebut di dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli Satuan Rumah
Susun/Apartemen No. 0317/PNC/Regis/V/07 tanggal 28 Mei 2007 yang telah dibukukan dan
didaftarkan kepada Notaris atas nama SUTJIPTO, SH dengan Nomor: Daft. 720/2007 pada
tanggal 24 Juli 2007 sebagai milik dari SUDIYONO selaku Pihak Pembeli satuan rumah susun
tersebut dari PT Prakarsa Nusa Cemerlang. (Barang Bukti Nomor 312)

Djoko Susilo

LAMPIRAN

169
NILAI WAJAR

LAPORAN PENILAIAN

LOKASI

Rp4.744.646.000

Lap-36/KN.6/03.01/2015
27 Maret 2015

Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 537 K/PID.SUS/2014
tanggal 4 Juni 2014 jo Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:
36/PID/TPK/2013/PT.DKI tanggal 15
Desember 2013

Rp11.207.250.000

Lap-43/WKN.09/KNL.02/03.01/2015
4 Desember 2015

Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 537 K/PID.SUS/2014
tanggal 4 Juni 2014 jo Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:
36/PID/TPK/2013/PT.DKI tanggal 15
Desember 2013

Rp12.993.887.000

Lap-22/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015

Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 537 K/PID.SUS/2014
tanggal 4 Juni 2014 jo Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:
36/PID/TPK/2013/PT.DKI tanggal 15
Desember 2013

Rp38.425.387.000

Lap-24/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015

Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 537 K/PID.SUS/2014
tanggal 4 Juni 2014 jo Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:
36/PID/TPK/2013/PT.DKI tanggal 15
Desember 2013

Rp3.471.165.000

Lap-27/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015

Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 537 K/PID.SUS/2014
tanggal 4 Juni 2014 jo Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:
36/PID/TPK/2013/PT.DKI tanggal 15
Desember 2013

Rp6.162.000.000

Lap-25/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015

Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 537 K/PID.SUS/2014
tanggal 4 Juni 2014 jo Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:
36/PID/TPK/2013/PT.DKI tanggal 15
Desember 2013

Laporan
Tahunan 2015

170
NO

OBJEK LELANG

TERDAKWA

63

Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 179 m (seratus tujuh puluh
sembilan meter persegi) yang terletak di Jalan Lampo Batang Tengah No 20 Mojosongo, Solo,
Jawa Tengah atas nama LADY DIAH HAPSARI dengan status Hak Milik sebagaimana dalam akta
jual beli Notaris TOTO SUSMONO HADI, SH. Tanah dan bangunan tersebut adalah pemberian
DJOKO SUSILO yang mana saat ini diagunkan ke Bank Mandiri untuk pinjaman sebesar Rp.
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dengan masa agunan selama 2 (dua) tahun dimulai pada
Januari 2013 sampai Januari 2015 (Barang Bukti Nomor 363)

Djoko Susilo

64

Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya yang terletak di Jl. Arteri Kaliwungu Kendal, yang
digunakan sebagai SPBU Nomor: 44.51315 (Barang Bukti Nomor 430)

Djoko Susilo

65

1 (satu) bidang tanah dan bangunan yang terletak di Desa Cirangkong/Kecamatan Cijambe dan
Desa Kumpay/Kecamatan Jalan Cagak di Kabupaten Subang, Jawa Barat yang sebagian atau
seluruhnya dimiliki oleh EVA SUSILO HANDYANI alias N. EVA SUSILO HANDAYANI yang
diantaranya sebagaimana tercantum dalam Buku Tanah dengan Hak Milik No. 869 di Desa
Cirangkong/ Kecamatan Cijambe, No. 871 di Desa Cirangkong/ Kecamatan Cijambe, No. 158 di
Desa Kumpay/ Kecamatan Jalan Cagak, No. 52 di Desa Kumpay/ Kecamatan Jalan Cagak, No.
868 di Desa Cirangkong/ Kecamatan Cijambe, dan No. 870 di Desa Cirangkong/ Kecamatan
Cijambe dan bidang-bidang tanah lain dan bangunan di atasnya yang telah menjadi satu
kesatuan kepemilikan dan pengelolaan di lokasi tersebut. (Barang Bukti Nomor 1323),

Djoko Susilo

JUMLAH

LAMPIRAN

171
NILAI WAJAR

LAPORAN PENILAIAN

LOKASI

Rp343.672.000

Lap-44/WKN.09/KNL.02/03.01/2015
4 Desember 2015

Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 537 K/PID.SUS/2014
tanggal 4 Juni 2014 jo Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:
36/PID/TPK/2013/PT.DKI tanggal 15
Desember 2013

Rp17.998.412.500

Lap-13/WKN.09/KNL.04/03.01/2015
04 Desember 2015

Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 537 K/PID.SUS/2014
tanggal 4 Juni 2014 jo Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:
36/PID/TPK/2013/PT.DKI tanggal 15
Desember 2013

Rp23.917.983.000

Lap-22/WKN.8/KNL.4/03.01/2015
10 Maret 2015

Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 537 K/PID.SUS/2014
tanggal 4 Juni 2014 jo Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:
36/PID/TPK/2013/PT.DKI tanggal 15
Desember 2013

Rp259.695.681.519

Laporan
Tahunan 2015

172

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


STUDI
NO
1

KEGIATAN
Baseline Studi
Pencegahan Korupsi
Berbasis Keluarga di
Kabupaten Badung,
Bali

PENJELASAN
Setelah Kota Yogyakarta, pada 2015 KPK bergerak ke Provinsi Bali sebagai wilayah
pilot project kedua dengan pertimbangan bahwa nilai-nilai budaya dan sistem adat
yang ada di Bali telah terlembagakan dengan kuat (ada struktur adat yang berjalan
dan dipatuhi di Bali), ini berbeda dengan daerah lain. Sehingga, sangat mudah
menggerakkan partisipasi orangtua, anak untuk suatu program yang ada dengan
menggunakan struktur adat yang ada.
Baseline studi di Kabupaten Badung-Bali pada 2015 ini merupakan studi kualitatif
yang meliputi studi demografi, studi FGD/GI/IDI, serta studi etnografi untuk
menentukan piloting project. Hasil dari studi kualitatif menunjukkan bahwa: Desa adat
Mengwi merupakan desa adat paling potensial untuk dijadikan pilot project dengan
pertimbangan: Struktur pemerintahan yang tidak birokratis/melayani masyarakat,
Kegiatan pembangunan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat (communitybased empowerment), Penduduk asli masih mendominasi, sehingga nilai-nilai
kearifan budaya lokal masih nyata terlihat dan dijalankan, Kehidupan masyarakat
yang toleran, pluralis, tidak individualis, religius, dan menjunjung tinggi nilai-nilai
budaya.
Selain itu, hasil studi kualitatif mendapatkan beberapa masukan untuk menjadi
perhatian dalam penyusunan konsep intervensi, seperti faktor pendukung, faktor
penghambat, pemahaman korupsi, danaktor-aktor sentral di Desa Adat Mengwi.
Tindaklanjut dari studi ini adalah Direktorat Dikyanmas akan melakukan penyusunan
konsep intervensi pembangunan budaya antikorupsi di Kabupaten Badung
berdasarkan hasil baseline studi.

Blueprint Strategi
Pencegahan
(Perspektif
Pencegahan Korupsi)

Studi ini disusun dalam rangka mengidentifikasi perspektif korupsi yang dapat
digunakan oleh KPK sebagai landasan kegiatan dan upaya pencegahan tindak
pidana korupsi serta mengidentifikasi strategi pencegahan ideal KPK berlandaskan
penggunaan perspektif yang dipilih. Perspektif korupsi yang jelas mengantarkan pada
strategi pemberantasan korupsi yang cocok dengan situasi indonesia. Ouput berupa
konsep ideal pencegahan diharapkan dihasilkan sehingga kemudian dapat digunakan
untuk mengevaluasi strategi pencegahan yang ada saat ini. Hasil dari studi diharapkan
berguna bagi pengembangan kebijakan KPK. Hasil studi diharapkan menjadi bahan
bagi penyusunan strategi pencegahan KPK.
Hasil studi ini menunjukkan perlunya KPK menggunakan perspektif dari berbagai
bidang keilmuan untuk melengkapi pendekatan hukum dalam melihat korupsi.
Pendekatan tersebut dapat memperkaya KPK dalam menjawab dan menyusun
strategi pencegahan korupsi. Perspektif yang tepat membantu KPK menjawab
permasalahan korupsi melalui pendekatan langsung (respon langsung pada variabelvarabel penyebab korupsi) seperti yang selama ini dilakukan ataupun menjawab
permasalahan korupsi secara tidak langsung melalui penyelesaian terhadap akar
penyebab permasalahan korupsi. Perspektif yang potensial digunakan oleh KPK
adalah perspektif sosiologi terutama melalui sudut pandang institutional organisasi;
perspektif ekonomi; serta perspektif politik (ekonomi politik). Kedepan, terbuka ruang
untuk lebih memperkaya perspektif korupsi KPK seiring dengan perkembangan
bidang keilmuan lain yang menjadikan korupsi sebagai objeknya. Adaptasi dari
pendekatan ini oleh KPK dapat membantu melahirkan strategi pencegahan korupsi
yang sifatnya kontekstual Indonesia. Studi juga menghasilkan konsep pencegahan
berdasarkan waktu sebelum, pada saat awal, dan sesudah terjadinya korupsi.

LAMPIRAN

173

NO
3

KEGIATAN
Studi Sistem
Pengendalian Izin
dan Penerimaan
Daerah-Kajian
Optimalisasi Sistem
Penerimaan Negara

PENJELASAN
Mekanisme perizinan sering kali rentan dijadikan media untuk melakukan tindak
kecurangan, suap, dan koruptif. Berangkat dari hal tersebut, KPK perlu melakukan
kajian sistem pengendalian dalam perizinan dan dikaitkan dengan penerimaan negara/
daerah dengan tujuan untuk memetakan permasalahan yang muncul dalam sistem
pengelolaan penerimaan negara yang menghambat optimalisasi penerimaan negara,
dan memetakan permasalahan dalam pengelolaan perizinan dalam penerimaan
keuangan daerah.
Hasil studi menemukan permasalahan dalam Modul Penerimaan Negara yang terdiri
dari aspek political will, aspek tata laksana dan aspek kelembagaan. Selain itu juga
ditemukan permasalahan dalam perizinan daerah dengan lokus Pemerintah Daerah
Kota Bandung, yaitu permasalahan dalam pelayanan BPPT, Disyanjak, BPHTB,
Distarcip, dan Pelayanan Pajak Penerangan Jalan. Hasil dari studi selanjutnya akan
dipaparkan ke instansi terkait untuk dilakukan perbaikan sistem sesuai rekomendasi
yang disampaikan KPK.

Studi Kepemimpinan Studi ini dibuat dalam rangka mengembangkan konsep kepemimpinan yang sesuai
KPK
dengan kebutuhan organisasi. Diharapkan dengan studi ini, KPK dapat menghindari
atau memperkecil resiko yang dapat terjadi akibat kesenjangan yang timbul dari
kebutuhan internal organisasi dengan pimpinan yang terpilih melalui proses politik.
Output kajian ini diharapkan dapat digunakan/dimanfaatkan sebagai bahan dasar
pengembangan spesifikasi jabatan dan deskripsi Jabatan kepemimpinan KPK.
Hasil dari studi ini menjadi pertimbangan utama Panitia Seleksi Pimpinan KPK
dalam proses seleksi Pimpinan KPK 2015-2019, dengan menetapkan kriteria
utama calon pimpinan KPK yang harus memenuhi karakteristik elemen individual,
kompetensi, pengalaman dan situasi yang melingkupi dan dibutuhkan dalam konteks
kepemimpinan KPK. Kajian ini juga merekomendasikan dilakukannya perbaikan
dan pengembangan berkelanjutan pada program inisiasi (induksi) dan pelatihan
Kepemimpinan KPK. Program penilaian kinerja atas pimpinan yang didasarkan pada
kriteria tertentu juga menjadi salah satu rekomendasi dalam kajian ini.

Laporan
Tahunan 2015

174
NO
5

KEGIATAN
Buku Panduan
Antikorupsi bagi
Kepala Daerah

PENJELASAN
Tindak pidana korupsi yang terjadi di tingkat daerah saat ini masih tinggi. Fakta
menunjukkan Pilkada yang dilakukan sebelumnya bagaimanapun menghasilkan
beberapa kepala daerah korup. Data Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Kementerian
Dalam Negeri, pada periode 2004-2012, menyebutkan 290 kepala daerah terlibat
kasus hukum. Data KPK juga memperlihatkan bahwa sejak 2004 hingga November
2015 terdapat sebanyak 17 Gubernur dan 49 walikota/bupati/wakil terjerat kasus
korupsi. Berdasarkan fakta tersebut, maka diperlukan langkah untuk menghindari
terulangnya korupsi pada kepala daerah khususnya dan pada perangkat daerah pada
umumnya.
Untuk itu, KPK berinisatif memberikan pemahaman terhadap kepala daerah dan
jajarannya terkait permasalahan utama yang menjadi sumber korupsi di daerah
berikut potensi-potensi korupsi yang mungkin muncul di daerah. KPK juga akan
merekomendasikan beberapa program pencegahan korupsi yang bisa dijalankan oleh
daerah.
Buku Panduan Program Pencegahan Korupsi di daerah berisi gambaran secara
generik sumber korupsi di daerah, potensi korupsi yang mungkin timbul di daerah
dan rekomendasi program anti korupsi di daerah. Materi dalam buku tersebut telah
disampaikan KPK kepada para calon kepala daerah pada program roadshow pemilu
berintegritas yang dilaksanakan di 15 provinsi secara bersama oleh Kedeputian
Pencegahan KPK. Ke depan, diharapkan rekomendasi KPK ini menjadi bagian
agenda yang dimasukkan oleh kepala daerah dalam menjalankan urusan-urusan
pemerintahan daerah selama lima tahun kedepan.

PENGUKURAN
NO

KEGIATAN

PENJELASAN

Pengukuran Indeks
Penegakan Hukum
(IPH)

Indeks Penegakan Hukum (IPH) dalam konteks nasional dihitung dan dikerjakan
di bawah koordinasi Bappenas. Peran IPH adalah indeks yang digunakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan penegakan hukum yang dilakukan oleh KPK.
IPH merupakan salah satu indikator utama keberhasilan KPK pada fokus area
pemberantasan korupsi sesuai dengan Rencana Strategis KPK 2011-2015.
IPH yang dikembangkan terdiri atas lima sub indikator yaitu: (1) Rasio Persentase
Penyelesaian Laporan Tindak Pidana Korupsi (bobot 10%); (2) Rasio Persentase
Penyelidikan yang menjadi Penyidikan (bobot 20%); (3) Rasio Persentase Penyidikan
yang menjadi Tuntutan (bobot 30%); (4) Conviction Rate (bobot 30%); dan (5)
Execution Rate (bobot 10%). Formula penghitungan total IPH didapatkan dengan
menjumlahkan hasil perkalian nilai masing-masing indikator dengan bobotnya
masing-masing. Aaapun hasil Pengukuran IPH KPK Tahun 2014 menghasilkan nilai
61,80%, menurun dibanding tahun 2013 yang sebesar 67,95%.

Pengukuran Indeks
Integritas Organisasi
KPK

Dalam rangka mewujudkan visi KPK menjadi lembaga pemberantasan korupsi


yang berintegritas, efektif dan efisien, KPK pada 2015 melakukan Survei Integritas
Organisasi. Integritas organisasi diukur dengan menggunakan pendekatan survei.
Komponen Integritas KPK yang diukur terdiri atas sepuluh komponen utama, yaitu:
(1) kepemimpinan; (2) nilai, visi dan tujuan integritas; (3) panduan dan peraturan
integritas; (4) dukungan struktur dan fungsi organisasi; (5) manajemen risiko;
(6) monitoring; (7) dukungan sumber daya dan inrastruktur; (8) komunikasi; (9)
penegakan aturan; dan (10) dukungan lingkungan. Hasil akhir akan diberikan dalam
skala satu (1) sebagai nilai minimal hingga pada skala lima (5) sebagai nilai maksimal
sesuai dengan yang disyaratkan dalam renstra KPK.
Hasil pengukuran Indeks Integritas Organisasi KPK 2015 mendapatkan skor 3,67.
Nilai ini menunjukkan adanya perbaikan kondisi dibandingkan skor pada 2013
(3,23). Nilai integritas KPK masuk dalam kategori nilai tinggi yaitu pada tahapan
efektivitas. Pada tahapan ini KPK sudah memiliki dan mengembangkan upaya-upaya
dalam mengembangkan integritas, namun upaya-upaya tersebut masih mengalami
kendala ditingkat efektivitasnya.

LAMPIRAN

175
NO

KEGIATAN

PENJELASAN

Penyempurnaan
Metodologi Survei
Integritas dan Pilot
Project di K/L/O/P
(Integrity Asessment)

Integrity Asessment (IA) atau Penilaian Integritas (PI) merupakan kegiatan penelitian
yang dimaksudkan untuk menyempurnakan metode penelitian Survei Integritas (SI)
yang rutin dilakukan oleh KPK dalam delapan tahun terakhir.

Indeks Kinerja Sektor


Strategis

Indeks Kinerja Sektor Strategis mengukur kinerja dan upaya-upaya yang sudah
dilakukan KPK pada sektor-sektor strategis yang menjadi prioritas dalam renstra
KPK. Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan nilai secara umum dan nilai pada
masing-masing sektor strategis. Nilai indeks diperoleh dari rerata nilai pada masingmasing sektor, dengan skala satu (1) sampai lima (5). Hasil pengukuran diharapkan
dapat memberikan landasan bagi evaluasi implementasi rencana strategis yang
sudah diterapkan.

Fokus kegiatan IA yang dilakukan pada 2015 adalah perbaikan kerangka penilaian
integritas dan pengembangan instrumen penelitian serta pilot project untuk
mengukur integritas dibeberapa organisasi terpilih. Pilot project juga dilaksanakan
pada empat instansi, yaitu Kementerian Kelautan dan Perikanan-Ditjen Perikanan
Tangkap, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP),
Pemerintah Kota Surabaya, dan Pemerintah Kabupaten Pinrang. Aktivitas lain yang
juga penting adalah menjalin kerjasama dengan stakeholderss yang selama ini
terlibat dan bertanggung jawab terhadap program-program yang dilaksanakan K/L/
D/I. Ke depan, diharapkan Integrity Asessment merupakan penilaian yang dilakukan
secara nasional dan menjadi acuan dalam mengukur output dan outcome organisasi
publik di Indonesia.

Perhitungan hasil yang dilakukan berasal dari dua sumber data, yaitu skor pengalaman
integritas dari hasil survei integritas dan skor survei perilaku anti korupsi (SPAK).
Masing-masing skor kemudian dikonversi ke skala satu (1) hingga lima (5). Skor
nilai yang dihasilkan untuk indeks kinerja sektor strategis tahun 2014 adalah 4,43,
menurun dibandingkan nilai 4,58 pada sebelumnya. Nilai ini merupakan nilai rerata
dari nilai di lima sektor strategis yaitu sektor aparat penegak hukum (APH), sektor
ketahanan pangan plus, sektor ketahanan energi dan lingkungan, sektor penerimaan
dan sektor infrastruktur. Sektor ketahanan pangan plus merupakan gabungan dari
sektor ketahanan pangan, kesehatan, dan pendidikan (sesuai arahan Renstra KPK).
Sedangkan sektor ketahanan energi dan lingkungan terdiri dari sektor ketahanan
energi dan ketahanan lingkungan.
10

Survei Pemahaman
Masyarakat terhadap
Integritas Pemilu
2015

Pada 2015, Survei persepsi masyarakat terhadap integritas dalam pemilu difokuskan
pada kegiatan Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) di delapan ibu kota provinsi yang
mengikuti pilkada serentak di level Provinsi pada 2015, yaitu Provinsi Kalimantan
Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, Kepulauan Riau,
Jambi, Sulawesi Utara, dan Bengkulu. Jumlah responden dalam survei ini adalah
1200 orang yang dipilih dengan kriteria bahwa yang bersangkutan terdaftar sebagai
pemilih dalam pilkada gubernur 2015.
Hasil survei menunjukkan bahwa masyarakat memiliki minat yang cukup tinggi
dalam memilih (83% untuk kepala daerah dan 88% untuk pemilu legislatif). Namun
masyarakat tidak mendapatkan cukup informasi mengenai profil calon yang
bersaing, sehingga berakibat pada gagalnya pemilih untuk menentukan pilihan pada
kandidat yang tepat. Masyarakat juga lebih suka dengan model pemilihan langsung
daripada tidak langsung (85%).
Hal lain yang juga menarik adalah hampir setengah dari responden menganggap
bahwa masyarakat sebagai pemilih boleh menerima hadiah dari peserta pemilu.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa 75% masyarakat mengetahui adanya
peristiwa politik uang dalam proses pilkada. Masyarakat umumnya enggan
melapor jika melihat pelanggaran pemilu (44%). Temuan menarik lain adalah 43%
responden memilih untuk menerima hadiah atau pemberian dari peserta pemilu,
namun tidak akan memilih orangnya. Sebagian merasa sikap ini adalah cara cerdas,
karena meskipun tidak memilih kandidat yang membagi hadiah, pemilih tetap bisa
mengambil manfaat dari barang/uang/fasilitas yang diberikan.

Laporan
Tahunan 2015

176
NO

KEGIATAN

11

Pengukuran
Akuntabilitas PN
melalui LHKPN

PENJELASAN
Kegiatan pengukuran merupakan kegiatan lanjutan penyempurnaan konsep
pengukuran yang telah disusun pada 2014. Di 2015, dilengkapi dengan menambahkan
masukan dari pakar dan narasumber eksternal. Usulan dan input membangun dari
para pakar tertuang dalam focus group discussion untuk menggali komponenkomponen yang digunakan dalam pengukuran ini, yaitu kepatuhan (compliance),
keberadaan (existence), kelengkapan (completeness), dan kewajaran (fairness).
Kebutuhan akan ukuran atau informasi yang bersifat kuantitatif semakin diperlukan
sehingga perbedaan persepsi pembaca LHKPN dan perbedaan standard dapat
dihindari. Alat pengukuran ini telah disampaikan kepada Direktorat PP LHKPN
untuk dapat ditindaklanjuti dan disesuaikan dengan strategi pencegahan terkait
LHKPN yang akan diimplementasikan di masa mendatang. Alat ukur yang
dihasilkan diharapkan dapat berkontribusi dalam mewujudkan penyelenggara
negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Ke depan,
hasil pengukuran dapat digunakan lebih lanjut dalam menentukan intervensi
pencegahan korupsi yang tepat yang perlu dilakukan baik dari perspektif individual
maupun institutional.

12

Pengukuran/
Monitoring pilot
project Pencegahan
Korupsi berbasis
Keluarga di
Kelurahan Prenggan

Sejak 2014 KPK melakukan intervensi program pencegahan korupsi berbasis keluarga
di Kelurahan Prenggan, Yogyakarta. Beberapa intervensi yang dilakukan antara lain
workshop kepada para stakeholders serta tokoh Prenggan untuk mendapatkan input
mengenai panduan implementasi dalam gerakan program pencegahan korupsi
berbasis keluarga, penyusunan LFA, pembentukan relawan, peningkatan kualitas
relawan dengan mengadakan sekolah relawan, dan aksi kegiatan dengan tujuan
mensosialisasikan program pencegahan korupsi berbasis keluarga.
Tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan monitoring ini adalah menghasilkan
terjemahan nilai-nilai antikorupsi pada anak sesuai usia, memastikan implementasi
intervensi pencegahan korupsi berbasis keluarga konsisten dengan LFA yang
telah disusun, dan memetakan permasalahan sosial yang akan mempengaruhi
keberhasilan program pencegahan korupsi berbasis keluarga di Kelurahan Prenggan.
Tindak lanjut program pencegahan korupsi berbasis keluarga di Prenggan
menghasilkan Buku Panduan menumbuhkan kejujuran kepada anak sejak dini.
Buku panduan ini diharapkan akan membantu orang tua secara teknis menanamkan
nilai jujur kepada anak. Sehingga kejujuran tidak lagi dinilai abstrak oleh orang tua
ataupun anak. Tahapan selanjutnya yang akan dilakukan KPK adalah menyusun
buku panduan penerapan program pencegahan korupsi di daerah dan secara
bertahap bekerjasama dengan organisasi publik (K/L/D) yang bertanggungjawab
terhadap program-program keluarga untuk menindaklanjuti program pencegahan
korupsi KPK ini.

LAMPIRAN

177
PENGKAJIAN
NO
1

KEGIATAN

PENJELASAN

Kajian Pengadaan
Kajian ini menemukan 16 temuan yang tersebar dalam 4 titik. Pada titik regulasi
Barang dan Jasa Tahap 2 ditemukan 7 temuan (tidak tersedianya dasar hukum PBJ yang memuat
mekanisme sanksi dan tidak bertabrakan dengan UU lain, diubahnya Perpres
PBJ menjadi Perpres no. 172 Tahun 2014 hanya untuk penunjukan langsung
pengadaan benih dan pupuk, definisi prinsip efisien pada Perpres adalah harga
murah bukan harga terbaik (value for money); tidak independennya Lembaga
Penjawab Sanggah; tidak sinkronnya definisi PPK pada Perpres dengan PP 45
Tahun 2013; adanya celah yang berisiko penyedia yang tidak berkualitas dapat
mendaftar di LPSE; terbatasnya akses untuk mengumumkan sanksi daftar
hitam di Portal Pengadaan Nasional (INAPROC)).
Pada sisi penganggaran, kajian menemukan 1 temuan yaitu lemahnya proses
perencanaan program dan anggaran. Sedangkan pada sisi pelaksanaan,
kajian menemukan 7 temuan (Hanya 10,3% saja ULP yang telah permanen
di Indonesia, Belum memadainya pengelolaan SDM pelaksana pengadaan,
Belum efektifnya keberadaan Whistleblower System yang dibangun oleh LKPP,
Terdapat kelemahan proses seleksi vendor oleh Pejabat Pengadaan, Tidak ada
data pembanding dalam menilai spesifikasi teknis kebutuhan barang/jasa
beserta harganya, Terdapat keterbatasan aplikasi vendor manajemen system
dalam aplikasi SIKAP, E-procurement masih memiliki kelemahan). Temuan
pada pengawasan sejumlah 1 temuan yaitu belum maksimalnya fungsi APIP
untuk menjamin efektifitas pelaksanaan PBJ.

Kajian Strategi
Pencegahan Angkutan
Laut Ilegal Bahan
Tambang Mineral Dan
Batubara Di Indonesia Pengembangan menjadi
Kajian Sistem Angkutan
Laut sektor SDA

Tahun 2015 KPK melakukan kajian Sistem Angkutan Laut di Sektor


Sumberdaya Alam yang bertujuan mengeksplorasi/menghimpun berbagai
persoalan mendasar proses angkutan minerba nasional serta estimasi kerugian
ekonomiknya dari berbagai pemangku kepentingan terkait, yang selanjutnya
menghasilkan rekomendasi pola pengelolaan pengangkutan laut sumber daya
alam termasuk aplikasi teknologi komunikasi dan informasi dalam proses
pengawasan.
Hasil dari kajian, KPK menemukan permasalahan dari berbagai aspek, antara
lain: aspek kebijakan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek kelembagaan. Hasil
dari kajian ini KPK memberikan saran perbaikan kepada kementerian/lembaga
terkait untuk secara bersama-sama menyelesaikan permasalahan yang
ditemukan sesuai dengan kewenangan masing-masing. Perbaikan sistem
harus melibatkan empat aktor utama dalam pelaksanaan pengangkutan: (1)
regulator; (2) penyelenggara pelabuhan; (3) muatan; (4) armada pengangkut.
Negara melakukan perbaikan dengan sejumlah instrumen seperti perencanaan,
penyelenggaraan pelayanan pelabuhan, penyelenggaran perizinan pelabuhan,
sistem data dan informasi, pengawasan, anggaran, kelembagaan, aset negara,
alur pelayanan dan angkutan internasional.

Laporan
Tahunan 2015

178
NO
3

KEGIATAN
Piloting FCP

PENJELASAN
Fraud Control Plan KPK-BPKP merupakan pedoman identifikasi dan
penanganan fraud pada level strategis dan taktis dalam suatu organisasi yang
diintegrasikan dengan FCP yang telah dikembangkan BPKP. Implementasi
piloting akan dilakukan pada K/L/O/P yang memenuhi kriteria: inisiatif K/L/
O/P, Kesiapan K/L/O/P, dan kesesuaian dengan program kerja KPK dan/atau
BPKP.
Mengingat korupsi, baik pencegahan maupun penindakan, merupakan
suatu fungsi yang telah berjalan di KPK, dan di lain pihak pemeriksaan atas
kewajaran laporan keuangan merupakan suatu fungsi yang melekat di BPKP,
maka FCP dilaksanakan pada lingkup penyalahgunaan aset. Hal tersebut
antara lain berangkat dari pengalaman Tim FCP KPK pada tahap studi, yaitu
pada aksi korporasi PT Telkom, Tbk pada PT Mitratel dan aksi korporasi PT
Pertamina (Persero) pada PT Trans-Pacific Petroleum Indotama. Pada dua
kasus tersebut, risiko fraud dari pelepasan aset BUMN melalui aksi korporasi
(yang tidak mematuhi asas-asas tata kelola perusahaan yang baik) terbukti
dapat diidentifikasi serta tercegah melalui FCP.
Secara garis besar piloting FCP KPK-BPKP pada 2015 mengalami perubahan
sebagai berikut: Modifikasi ruang lingkup dengan memperhatikan keberadaan
program pencegahan yang sesuai dengan Rencana Strategis KPK 2016, FCP
strategis, di mana pelaksanaannya dilakukan oleh Tim KPK, Pelaporan FCP
Operasional, di mana pelaksanaannya dilakukan oleh Tim BPKP.
Atas perubahan-perubahan tersebut akan dilakukan revisi-revisi yaitu
kesepakatan antara KPK dan BPKP dan pedoman pelaksanaan FCP untuk ke
depannya.

Kajian Jaksa

Kajian ini merupakan kajian pendahuluan dengan menggunakan metode


desk study (telaah literatur dan hasil publikasi atas konsep pengembangan
Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya di Kejaksaan Agung).
Selain telaah literatur, juga dilakukan FGD dengan pakar. Tujuan dari kajian ini
adalah untuk merumuskan konsep perbaikan MSDM di Kejaksaan Agung yang
akan ditawarkan KPK untuk tercapainya personel jaksa yang berintegritas.
Berdasarkan hasil kajian, disampaikan berapa hal yang ditawarkan oleh KPK
untuk mendukung peningkatan integritas Jaksa, di antaranya rencana KPK
melakukan survey baseline dan membantu mendorong seleksi Jaksa di 2016.

Kajian Alih Fungsi


Lahan

Tujuan kajian alih fungsi lahan pertanian adalah untuk mengidentifikasi


permasalahan serta titik-titik rawan penyimpangan dan korupsi yang terjadi
dalam pelaksanaan pengendalian alih fungsi lahan pertanian dan merumuskan
saran perbaikan terkait permasalahan tersebut dalam pelaksanaan upaya
perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
Adapun beberapa lokus kajian ini di antaranya Kementerian Pertanian,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang, BPS (Badan Pusat Statistik), Kementerian
PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, Kabupaten Karawang, Kabupaten
Lombok Timur, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Gunung Kidul,
Kabupaten Temanggung, Pemprov NTT, Pemprov DIY Yogyakarta.
Beberapa permasalahan yang ditemukan di antaranya peta lahan pertanian di
indonesia belum padu dan update, sistem informasi Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B) belum operasional, kelembagaan LP2B di tingkat pusat
dan daerah belum terbangun, perencanaan dan penetapan LP2B belum dibuat
secara komprehensif, proses alih fungsi lahan pertanian di daerah melalui
mekanisme izin lokasi dan Izin Perubahan Penggunaan Tanah (IPPT) tidak
transparan, pembagian tugas dan wewenang dalam hal pembiayaan dan
insentif LP2B bagi petani dan/pemerintah daerah belum ada, dan mekanisme
pengawasan dan monitoring pelaksanaan LP2B di tingkat pusat dan daerah
belum berjalan.

LAMPIRAN

179
NO
6

KEGIATAN
Kajian Komoditas Gula

PENJELASAN
Tujuan dari pelaksanaan kajian komoditas pangan strategis gula adalah
pemetaan dan identifikasi permasalahan yang terjadi dalam proses tata niaga
komoditas strategis gula dari sisi regulasi, produksi, distribusi, dan sumberdaya
manusia yang terlibat di dalamnya, deteksi terjadinya peluang kecurangan/
korupsi dalam proses tata niaga komoditas strategis gula, merumuskan dan
memberikan saran rekomendasi perbaikan terhadap tata niaga komoditas
strategis gula.
Hasil kajian menemukan beberapa temuan, di antaranya rendemen tebu yang
selalu rendah, Kualitas dan Produksi Gula Kristal Putih yang rendah, Tidak
terealisasinya program ekstensifikasi tanaman tebu. Tim telah menyusun
rekomendasi yang disampaikan kepada stakeholderss untuk kemudian
disusun rencana aksi sebagai upaya untuk memenuhi rekomendasi tersebut.

Kajian Hilir Migas

Kegiatan kajian ini bertujuan untuk memetakan titik-titik rawan korupsi pada
tata laksana penjualan minyak dan kondensat bagian negara; melakukan
pengkajian dan penelitian pada objek spesifik berdasar kriteria tertentu
(wilayah, kegiatan, proses, dan sebagainya); melakukan case building, apabila
didapat informasi yang relevan; memberikan saran perbaikan terhadap
kerawanan korupsi; dan mengembangkan sistem yang dapat mencegah
korupsi pada tata kelola minyak dan gas bagian negara.
Lingkup kajian menyentuh keseluruhan proses bisnis secara komprehensif,
terkait tata kelola penjualan gas bagian negara, terkait dengan Perjanjian Jual
Beli Gas (PJBG) yang allocated dan non-allocated; tata kelola tolling pengolahan
kondensat bagian negara oleh PT Pertamina melalui kilang milik PT TPPI; tata
kelola transportasi dan niaga, yang hingga saat ini belum terungkap secara
jelas.
Berdasarkan hasil pengumpulan data baik primer maupun sekunder, terdapat
hasil sebagai berikut:
1.

Tidak terintegrasinya data material balance. Integritas data mensyaratkan


konsistensi akuisisi data dan pengolahan data dari sumber data yang
relevan. Tidak adanya integritas data menjadi indikasi tata kelola yang
kurang baik, karena menunjukkan tidak adanya transparansi dan
akuntabilitas manajemen.

2.

Belum adanya pedoman atau panduan tata laksana penjualan minyak dan
kondensat bagian negara di internal PT Pertamina (Persero)

Laporan
Tahunan 2015

180
NO

KEGIATAN

PENJELASAN

Kajian Sistem Alokasi


Anggaran Desa

Tujuan dari kajian adalah melakukan pemetaan dan analisis terhadap


kelemahan sistem administrasi yang berisiko menimbulkan fraud dan korupsi
dalam pengelolaan keuangan desa khususnya dalam pengelolaan dana desa
dan alokasi dana desa. Hasil Kajian telah dipaparkan KPK ke pihak Kemendagri,
Kemendesa PDTT, Kementerian Keuangan dan BPKP pada 12 Juni 2015 di
gedung KPK. Dalam kajian ini, KPK menemukan adanya potensi korupsi di 4
(empat) aspek, yakni:
Potensi Masalah dalam Regulasi dan Kelembagaan: Belum lengkapnya
regulasi dan petunjuk teknis pelaksanaan yang diperlukan dalam
pengelolaan keuangan desa, Potensi tumpang tindih kewenangan antara
Kementerian Desa dan Ditjen Bina Pemerintahan Desa Kementerian
Dalam Negeri, Formula pembagian Dana Desa dalam Perpres 36/2015
mengacu pada aturan yang belum ditetapkan dan hanya didasarkan
pada aspek pemerataan, Pengaturan pembagian penghasilan tetap bagi
perangkat desa dari ADD yang diatur dalam PP No. 43 tahun 2014 kurang
berkeadilan, Kewajiban penyusunan laporan pertanggungjawaban oleh
desa tidak efisien.
Potensi Masalah dalam Tata Laksana: Kerangka waktu siklus pengelolaan
anggaran desa sulit dipatuhi oleh desa, Belum adanya satuan harga baku
barang/jasa yang dijadikan acuan bagi desa dalam menyusun APBDesa,
APBDesa yang disusun tidak menggambarkan kebutuhan desa, Rencana
penggunaan dan pertanggungjawaban APBDesa kurang transparan,
Laporan pertanggungjawaban desa belum mengikuti standar dan rawan
manipulasi.
Potensi Masalah dalam Pengawasan: Pengawasan terhadap pengelolaan
keuangan daerah oleh Inspektorat Daerah kurang efektif, Tidak optimalnya
saluran pengaduan masyarakat untuk melaporkan kinerja perangkat desa
yang mal-administrasi, Ruang lingkup evaluasi dan pengawasan yang
dilakukan oleh Camat belum jelas.
Potensi Masalah dalam Sumber Daya Manusia: Potensi korupsi/fraud oleh
tenaga pendamping akibat kelemahan aparat desa. Atas temuan tersebut
KPK merekomendasikan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa
PDTT dan Kementerian Keuangan, dan Pemerintah daerah.

Kajian Infrastruktur

Pelaksanaan kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan titik-titik


kelemahan dan potensi korupsi dari Program Penyediaan Tenaga Listrik
Nasional dan menyusun rekomendasi atas kerentanan korupsi dalam
penyediaan tenaga listrik nasional. Kegiatan kajian difokuskan pada tiga
aspek: strategik, taktis dan operasional pada program penyediaan tenaga listrik
nasional. Objek kajian tidak hanya terpusat pada PT. PLN, namun juga pada
pemangku kepentingan lain yang berperan dalam pelaksanaan Penyediaan
Tenaga listrik Nasional, di antaranya Kementerian ESDM, Bappenas dan pihak
swasta yang berperan sebagai peserta IPP.
Berdasarkan identifikasi kerentanan korupsi pada aspek strategis, taktis dan
operasional di atas, rekomendasi yang didisampaikan adalah: Penentuan
target dan alokasi kapasitas listrik nasional beserta alokasinya harus
memperhatikan kemampuan PLN & IPP dan bebas dari benturan kepentingan
serta memperhatikan kondisi on going saat ini, Reviu target yang ingin dicapai
dengan memperbaiki proses bisnis yang kritis (proses penyederhanaan
pelaksanaan perijinan, tatakelola manajemen proyek yang baik sesuai best
practice). Penyelarasan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini, serta
kepatuhan terhadap international best practice project management life cycle
dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan pencegahan korupsi baik di
PLN maupun Ditjen Ketenagalistrikan Kemen ESDM. Percepatan pencapaian
target program pembangunan kelistrikan juga harus memperhatikan aspekaspek Demand, Sumber Energi, Keuangan, SDM, Keteknikan, Lokasi dan
Tanah, Kapasitas Industri Engineering, Procurement and Construction (EPC)
Nasional.

LAMPIRAN

181
NO

KEGIATAN

PENJELASAN

10

Kajian Pendidikan Islam

Kajian Pengelolaan Dana Pendidikan Islam (studi kasus: Bantuan Siswa Miskin
(BSM) dan Sarana Prasarana (Sarpras)) telah dipaparkan kepada Menteri
Agama dan jajaran pada 5 November 2015. Kajian bertujuan untuk untuk
mencegah korupsi melalui perbaikan tata kelola.
Hasil kajian menemukan beberapa permasalahan terkait sarpras dan BSM di
antaranya mekanisme pengelolaan proposal tidak sesuai dengan praktik good
governance, proses verifikasi proposal belum optimal, kriteria affirmative
action dalam pemberian bantuan PD Pontren tidak transparan dan tidak
akuntabel, data penerima bantuan sarpras tidak teradministrasi dengan
baik, Kemenag belum siap mengelola bantuan sarpras akibat perubahan
akun, terdapat ketidaksesuaian antara juknis dan pelaksanaan pengelolaan
BSM, penggunaan BSM tidak sesuai peruntukan, penanganan pengaduan
masyarakat serta monitoring dan evaluasi BSM belum optimal, jumlah satker
yang tidak efektif, sistem Informasi Manajemen (database pendidikan) belum
optimal untuk digunakan sebagai data acuan dalam pengambilan keputusan,
belum adanya aturan pengelolaan dana partisipasi masyarakat oleh Komite
Madrasah, dan adanya pungutan untuk mendanai kegiatan yang sudah
dianggarkan.

11

Kajian Sistem
Pengelolaan PNBP di
Sektor Kehutanan

Pada 2015 KPK melakukan Kajian Sistem Pengelolaan PNBP di Sektor


Kehutanan yang bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan mendasar
sistem pengelolaan PNBP di sektor kehutanan, menghitung potensi kerugian
negara di sektor kehutanan akibat kelemahan sistem pengelolaan PNBP, dan
menghasilkan rekomendasi perbaikan sistem pengelolaan PNBP di sektor
kehutanan.
Hasil dari kajian antara lain menemukan total kerugian negara akibat
pemungutan penerimaan DR and PSDH yang kurang maksimal mencapai USD
6,47 - 8,98 miliar (Rp 62,8 - 86,9 triliun) atau rata-rata sebesar USD539 - 749
juta (Rp 5,24 - 7,24 triliun) per tahun selama 12 tahun periode kajian. Agregat
kerugian negara yang bersumber dari nilai komersial domestik untuk produksi
kayu yang tidak tercatat selama periode tersebut mencapai USD60,7 - 81,4
miliar (Rp598,0 - 799,3 triliun), atau USD 5,0 - 6,8 miliar (Rp 49,8 - 66,6 triliun)
per tahun.
Dari temuan tersebut, KPK memberikan rekomendasi kepada kementerian
dan lembaga terkait untuk menyelesaikan seluruh temuan dan permasalahan
yang ada, antara lain meliputi audit komprehensif terhadap PNBP kehutanan
yang dilaksanakan oleh BPK; seluruh produksi kayu dari hutan yang dikelola
negara tercatat pada Sistem Informasi PenataUsahaan Hasil Hutan (SI-PUHH)
di website KLHK online dan terbuka bagi publik. Sistem tersebut meliputi
dokumen resmi dari inventarisasi, perencanaan, hasil produksi, pembayaran
PNBP, dan laporan konsumsi kayu oleh industri pengolahan kayu. Peralatan
monitoring berbasis spasial digunakan untuk memverifikasi inventaris hutan
pada semua areal pembukaan lahan sebelum panen; koordinasi secara rutin
antara KLHK dan Kementerian Keuangan guna merencanakan target PNBP;
penegakan hukum yang ditingkatkan, termasuk penggunaan undang-undang
anti pencucian uang, terhadap semua pelaku yang diketahui melaporkan
produksi kayu yang tidak sesuai dan/atau menghindari pembayaran royalti
kehutanan; pengkajian mendalam terhadap struktur dan tarif biaya royalti
untuk menentukan bagaimana Pemerintah akan memungut rente ekonomi
penuh atas hasil produksi kayu;
KPK
bersama
KLHK,
Kementerian
Keuangan dan BPK menerbitkan laporan kinerja tahunan pemungutan PNBP
yang dapat diakses oleh masyarakat luas.

Laporan
Tahunan 2015

182
PENGEMBANGAN & TINDAK LANJUT
NO
1

KEGIATAN
Pemantauan
Action Plan Kajian
IPDN

PENJELASAN
Atas dasar Kajian Sistem Seleksi Calon Praja IPDN 2013, Kemendagri telah menyusun
rencana aksi perbaikan target waktu implementasi tahun 2014-2015. Tahun 2015
merupakan tahun terakhir dari kegiatan pemantauan implementasi rencana aksi yang
dicanangkan oleh Kemendagri untuk mencegah terjadinya korupsi dalam seleksi calon
praja IPDN.
Pemantauan dilakukan terhadap 11 rencana aksi yang merupakan sisa dari rencana
aksi yang belum terimplementasi di tahun 2014 (8 rencana aksi) dan 3 (tiga) rencana
aksi yang direvisi target implementasinya menjadi tahun 2015. Dari 11 rencana aksi
tersebut, 9 rencana aksi (81.82%) dinyatakan terimplementasi (closed) dan 2 rencana
aksi (18.18%) tidak terimplementasi (closed). Secara total, dari 30 rencana aksi yang
telah dipantau sejak 2014, 28 rencana aksi dinyatakan terimplementasi (93.33%) dan 2
rencana aksi tidak terimplementasi (6.67%).
Beberapa perkembangan yang patut diapresiasi dari perbaikan yang dilakukan oleh
Kemendagri adalah:
1. Telah dilaksanakan pendaftaran seleksi secara on-line di seluruh wilayah Indonesia
yang dapat mengurangi potensi kecurangan dari hubungan langsung antara calon
peserta seleksi dengan panitia.

Pemantauan
Action Plan BPJS
Ketenagakerjaan

2.

Telah dianggarkannya biaya seleksi untuk semua tahapan dengan menggunakan


APBN TA 2015 sehingga tidak terjadi potensi korupsi oleh oknum di daerah
dengan menetapkan biaya tes tanpa standar yang jelas. Selain itu, hal ini juga
menghilangkan disparitas biaya antar daerah dan berkurangnya beban bagi calon
peserta yang akan mengikuti seleksi.

3.

Telah disusunnya standar materi sosialisasi anti korupsi bagi seluruh panitia daerah
untuk disampaikan dan diketahui oleh masyarakat umum (khususnya bagi calon
peserta).

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan program besar pemerintah yang
menyangkut hajat hidup seluruh masyarakat Indonesia, sehingga perlu didukung
berbagai pihak termasuk KPK untuk menjamin keberhasilannya. KPK telah melakukan
kajian terhadap Sistem Jaminan Sosial Ketenagakerjaan pada 2014 dengan fokus pada
potensi korupsi dan strategi pencegahannya. Ruang lingkup pelaksanaan pemantauan
meliputi Kementerian Tenaga Kerja dan BPJS Ketanagakerjaan.
Pemantauan terhadap rencana aksi Kementerian Tenaga Kerja dilakukan berdasarkan
surat Menaker No. B.272/MEN/SJ-HK/XII/2015 tanggal 11 Desember 2015 tentang
Progress Rencana Tindak Perbaikan Kementerian Ketenagakerjaan atas Kajian Sistem
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Terhadap 9 (sembilan) rencana aksi yang diterima
oleh KPK, terdapat 2 (dua) rencana aksi yang tidak sesuai dengan rekomendasi yang
disampaikan oleh KPK. Rekomendasi tersebut, antara lain:
1. Membuka informasi pada publik terhadap hasil pembinaan maupun pengawasan
yang telah dilakukan terhadap pemberi kerja atau perusahaan.
2.

Bersinergi dengan BPJS Ketenagakerjaan dalam hal pertukaran informasi


ketenagakerjaan dan juga dalam operasional pengawasan di lapangan.

Atas 9 (Sembilan) rencana aksi yang diterima KPK, 2 (dua) rencana aksi perlu dilakukan
perbaikan, 2 (dua) rencana aksi telah terimplementasi (22.22% closed) dan 5 (lima)
rencana aksi yang belum terimplementasi (77.78% closed).
Pemantauan terhadap BPJS Ketenagakerjaan dilakukan pada 16 rencana aksi yang telah
disampaikan kepada KPK pada 16 Januari 2015. Dari hasil pemantauan sampai dengan
Desember 2015, BPJS Ketenagakerjaan telah melaksanakan (closed) seluruh rencana
aksinya dengan catatan bahwa pelaksanaan beberapa rencana aksi tersebut masih
harus dilanjutkan dan disempurnakan.

LAMPIRAN

183
NO
3

KEGIATAN
Pemantauan
Action Plan Kajian
Jaminan Kesehatan
Nasional

PENJELASAN
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Kajian Jaminan Kesehatan Nasional yang
telah dilaksanakan pada 2013. Atas hasil laporan tersebut, KPK meminta Kementerian
Kesehatan dan BPJS Kesehatan menyusun rencana tindak lanjut/action plan untuk
mengimplementasikan saran-saran perbaikan yang telah disampaikan oleh KPK.
Berdasarkan hasil pemantauan selama tahun 2015, perkembangan yang patut
diapresiasi dari perbaikan yang dilakukan oleh Kemenkes adalah Kemenkes telah
menerbitkan Permenkes 36/2015 tentang Pencegahan Kecurangan (Fraud) dalam
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan pada Sistem Jaminan Sosial Nasional. KPK
juga mengapresiasi perbaikan yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan di 2015 dalam
mencegah fraud di JKN antara lain adalah:
a. BPJS Kesehatan menetapkan Peraturan Direksi Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan Nomor 58 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencegahan
Kecurangan (Fraud) Dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Pada Sistem
Jaminan Sosial Nasional
b. BPJS Kesehatan telah melakukan pemadanan data kepesertaan dengan NIK,
sehingga mengurangi potensi fraud di kepesertaan.
KPK mendorong Kemenkes dan BPJS untuk segera menyelesaikan rencana aksinya,
mengingat penundaan implementasi akan berdampak pada lemahnya pengawasan
dan terbukanya potensi fraud di JKN. Untuk itu KPK meminta agar Kemenkes untuk
segera menyelesaikan Pedoman Nasional Pelayanan Kesehatan (PNPK) sesuai target
yang telah ditetapkan oleh Kemenkes. PNPK menjadi penting, karena menjadi rujukan
bagi tersusunnya PPK (Panduan Praktik Klinis) yang harus disusun oleh FKTRL. Tanpa
PNPK dan PPK, Permenkes 36/2015 tentang Pencegahan Kecurangan (Fraud) dalam
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan pada Sistem Jaminan Sosial Nasional menjadi
sulit terlaksana.
Sedangkan untuk BPJS Kesehatan, KPK meminta untuk segera meningkatkan
kompetensi petugas di lapangan dalam mencegah dan mendeteksi fraud di faskes,
Mempercepat pembangunan sistem aplikasi deteksi fraud pada layanan faskes, dan
meningkatkan efektifitas pengaduan peserta terhadap layanan yang diterima dari
faskes.

Pemantauan
Action Plan Kajian
Pajak

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Kajian Optimalisasi Penerimaan Pajak (studi
kasus: pertambangan batubara) yang telah dilaksanakan dan dipaparkan hasilnya
kepada Direktur Jenderal Pajak dan jajaran dan Direktur Jenderal Minerba (perwakilan)
pada 23 April 2014. Atas hasil laporan tersebut, KPK meminta Direktur Jenderal Pajak
menyusun rencana tindak lanjut/action plan untuk mengimplementasikan saran
perbaikan yang telah disampaikan oleh KPK. Ditjen Pajak telah mengirimkan action
plan pada. Berdasarkan action plan awal DJP tersebut kemudian dilakukan pembahasan
bersama KPK untuk disepakati rencana aksi yang akan dilaksanakan oleh DJP. Rencana
aksi hasil kesepakatan tersebut dikirimkan DJP melalui surat No.S-174/PJ/2014 tanggal
4 Agustus 2014.

Laporan
Tahunan 2015

184
NO

KEGIATAN

PENJELASAN
Berdasarkan hasil pemantauan KPK terhadap action plan yang disampaikan Dirjen
Pajak melalui Surat Dirjen Pajak No. S-714/PJ/2014 tanggal 6 Juni 2014 action plan yang
telah dilaksanakan oleh DJP adalah:
1.

Telah dibangun aplikasi Ex-1 (aplikasi internet based menggunakan username


dan password) sebagai bentuk tax clearance sederhana (pengecekan NPWP dan
pemenuhan kewajiban pelaporan pajak). Dengan adanya aplikasi tersebut, DJP
tidak mengajukan Perpres terkait tax clearance.

2.

Proses matching data NPWP untuk WP Minerba, masih menyisakan 200 IUP yang
tidak teridentifiaksi NPWP-nya. Data telah diserahkan ke Dit. Ekstensifikasi untuk
dilakukan verifikasi.

3.

Proses matching data NPWP untuk WP Minerba, masih menyisakan 200 IUP yang
tidak teridentifiaksi NPWP-nya. Data telah diserahkan ke Dit. Ekstensifikasi untuk
dilakukan verifikasi.

4.

Telah dibangun webservice NPWP tetapi belum dapat dipergunakan oleh Ditjen
Minerba.

5.

Telah diterbitkan SE 10 tahun 2015 tentang pedoman pengolahan data dari ILAP.

6.

MoU dengan perbankan (BI) telah ditandatangani pada 20 Mei 2015 dan pada 10
Sep 2015 telah dikirimkan data SID.

7.

Telah dilakukan revisi atas PMK 132/2013 dengan PMK 191/2014 dengan
memasukkan Ditjen MInerba sebagai instansi yang menyerahkan data untuk
kebutuhan pajak kepada DJP.

8.

Untuk permasalahan multi tafsir PPN PKP2B Gen III, telah dilakukan kajian (PPN
karena merupakan pajak orang lain maka menganut prevailing). Langkah yang
dilakukan untuk menghilangkan multi tafsir tersebut adalah dengan melakukan
renegosiasi kontrak dan membuat surat penegasan Menkeu/Dirjen Pajak terkait
posisi Kementerian Keuangan dalam penerapan pajak PPN Gen III.

9.

Untuk permasalahan multitafsir PPh Gen III, telah diterbitkan SE-44/PJ/2014


tentang penegasan perlakuan tarif pajak PPh Badan bagi WP yang menjalankan
usaha di bidang pertambangan berdasarkan PKP2B atau KK tanggal 24 November
2014.

10. Telah dilakukan piloting prototype risk engine pada Mei 2015 di 9 Kanwil dan 12
KPP (Kanwil Sumut I, Riau Kep, Lampung, Jakarta 1, Jatim 1, Jatim 2, Kaltim, Jateng).
11. Untuk mengatasi kekurangan SDM pemeriksa, telah dibentuk P3 (Petugas
Pemeriksa Pajak) berdasarkan Kepdirjen No 127/PJ/2015 pada 1 Juni 2015.
Ditargetkan terdapat 5 P3 untuk setiap KPP. Telah diterbitkan pula SE-27/PJ/2015
tentang siapa yang dapat ditunjuk menjadi P3.
12. Telah dibentuk CTA (Center fo Tax Analysis). Awal terbentuk memiliki 46 analis.
Saat pemantauan ke KPP (Jambi dan Manado) pada Juli 2015, KPP tersebut telah
menerima hasil analisis dari CTA untuk ditindaklanjuti dalam rangka penggalian
potensi.

LAMPIRAN

185
NO
5

KEGIATAN
Pemantauan
Action Plan Kajian
Pengadilan Pajak

PENJELASAN
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Kajian Penyelenggaraan Pengadilan Pajak
yang telah dilaksanakan pada 2011. Atas hasil laporan tersebut, KPK meminta Pengadilan
Pajak menyusun rencana tindak lanjut/action plan untuk mengimplementasikan saransaran perbaikan yang telah disampaikan oleh KPK.
Menindaklanjuti action plan yang sudah disusun oleh Pengadilan Pajak, KPK melakukan
kegiatan pemantauan implementasi saran perbaikan pada Sistem Penyelenggaraan
Pengadilan Pajak mulai kuartal 3 tahun 2011. Pada kuartal 4 (per 19 Desember 2011),
dari 12 saran perbaikan, terdapat 3 saran yang berstatus closed, sisanya pada 2012, dari
9 saran perbaikan, terdapat 4 saran dengan status closed. Berdasarkan hasil pemantauan
hingga Kuartal 4 Tahun 2014, masih menyisakan 2 (dua) saran yang berstatus closed,
yaitu tidak handalnya Sistem Informasi Sengketa Pajak (SISPA) dan adanya potensi
konflik kepentingan akibat alokasi berkas perkara dari satu pemohon ke majelis yang
pernah menangani pemohon tersebut
Berdasarkan hasil pemantauan pada 2015 terhadap aplikasi pendistibusian berkas,
PP telah melakukan perbaikan pada aplikasi pendistribusian berkas sebagaimana
kesepakatan pada rapat progress akhir tahun 2014. Atas hasil pemantauan tersebut,
maka pada semester 1 tahun 2015 action plan kajian Penyelenggaraan Peradilan Pajak
pada Pengadilan Pajak sudah dapat di-close dengan catatan pada beberapa item.
Penyelesaian action plan tersebut ditandai dengan pengiriman surat No. B-5973/1015/07/2015 perihal pemberitahuan penyelesaian implementasi action plan Kajian
Penyelenggaraan Peradilan Pajak tanggal 23 Juli 2015 kepada Ketua dan Sekretaris
Pengadilan Pajak dengan tembusan Menkeu, Ketua MA, dan Ketua KY.

Pemantauan
Action Plan Kajian
Dana Kapitasi

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Kajian Pengelolaan Dana Kapitasi Pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Milik Pemda yang telah dipaparkan
oleh Pimpinan KPK kepada Menteri Kesehatan dan jajaran serta Direktur Utama
BPJS Kesehatan dan jajarannya pada 2014. Atas hasil laporan tersebut, KPK meminta
Kementerian Kesehatan dan BPJS Kesehatan menyusun rencana tindak lanjut/action
plan untuk mengimplementasikan saran-saran perbaikan yang telah disampaikan oleh
KPK.
Pemantauan dilakukan terhadap 15 rencana aksi Kemenkes dan 13 rencana aksi BPJS
Kesehatan yang telah disampaikan kepada KPK. Dari seluruh rencana aksi Kemenkes,
terdapat 8 rencana aksi (53.33%) yang belum terimplementasi (closed) dan 7 rencana
aksi (46.67%) telah terimplementasi (closed). Sedangkan untuk BPJS Kesehatan,
terdapat 2 rencana aksi (15.38%) yang belum terimplementasi (closed) dan 11 rencana
aksi (84.62%) telah terimplementasi (closed).
Perkembangan yang patut diapresiasi dari perbaikan yang dilakukan oleh Kemenkes
adalah telah terbitnya Permenkes untuk menilai FKTP berprestasi yang juga dapat
menjadi indicator kinerja dari FKTP. Sedangkan hal yang dapat diapresiasi dari BPJS
Kesehatan adalah upaya untuk menciptakan sistem pembayaran kapitasi berbasis
kinerja meskipun belum dapat terimplementasi secara baik karena kurangnya
koordinasi dengan pihak Kemenkes sebagai regulator dan kurangnya sosialisasi kepada
Dinas Kesehatan Kab/Kota dan FKTP yang berada di bawahnya.

Pemantauan
Action Plan
Kajian Komoditas
Strategis : Daging
Sapi

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut atas Kajian Komoditas Strategis Daging Sapi
tahun 2012. Hasil Kajian Kebijakan Tata Niaga Daging Sapi mengidentifikasi 3 (tiga)
permasalahan mendasar, yaitu 1) Kebijakan tata niaga tidak mencerminkan keberpihakan
pada 6,2 juta rumah tangga peternak rakyat, peternak skala kecil dan menengah, 2)
Kebijakan Tata Niaga Tidak Mengarah pada Pengembangan Industri Daging Sapi di
Sentra Produksi, 3) Adanya kelemahan dalam Kebijakan dan Tata Laksana Impor akibat
dominannya praktik rent-seeking dan kartel.
Pemantauan action plan dilakukan terhadap K/L yang terkait dengan Tata Niaga Daging
Sapi, yaitu Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian,
Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian Perhubungan, dan Pemerintah Daerah.

Laporan
Tahunan 2015

186
NO

KEGIATAN

PENJELASAN
Sepanjang 2 (dua) tahun masa pemantauan renaksi kajian TNDS, hal yang menjadi
highlight adalah:
1. Pemerintah perlu membuat kebijakan yang tepat dimana dapat melindungi peternak
lokal dan menjaga harga di tingkat konsumen,

Pemantauan
Action Plan Kajian
Raskin

2.

Perlu dilakukan upaya pembangunan SPP(sistem pengelolaan pengaduan) yang


terintegrasi (antar lembaga secara horisontal maupun vertikal) dan berbasis web;

3.

Membangun Sistem Informasi Manajemen (SIM) dasar untuk komoditas sapi/


daging sapi yang dapat:

Memberikan informasi produksi dan distribusi sapi di daerah;

Membantu stakeholders pusat dan daerah dalam melakukan pengelolaan dan


penentuan kebijakan melalui penyediaan data/Informasi yang akurat;

Memperoleh gambaran informasi supply demand secara nasional yang valid


dan up to date.

Berdasarkan kajian Kebijakan Subsidi Beras Bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah


(Raskin) tahun 2013, KPK menemukan 12 temuan yaitu: desain program raskin tidak
komprehensif; program tidak efektif; kelemahan dalam pendataan Rumah Tangga
Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM)/Penerima Raskin; lemahnya transparansi dan
akuntabilitas dalam penyusunan Harga Pembelian Beras (HPB) oleh Pemerintah kepada
Perum BULOG; kebijakan penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP); Kualitas
Raskin memberikan insentif bagi perburuan rente; kelemahan dalam Kelembagaan
Raskin; tidak efektifnya mekanisme pengaduan dan tindak lanjutnya. Atas temuan
tersebut, dilakukan kegiatan pemantauan yang mulai dilakukan pada pertengahan
tahun 2014 dan berlanjut pada 2015 ini.
Pemantauan action plan dilakukan terhadap instansi/lembaga yang bertanggung
jawab dan terlibat dalam program Raskin yaitu Tim Koordinasi Raskin Pusat (Kemenko
Pembangunan Manuasia dan Kebudayaan, Kementerian Pertanian, Kementerian Sosial,
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Perum BULOG, Kementerian PPN/
Bappenas, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan/TNP2K, Badan Pusat
Statistik) dan Tim Koordinasi Raskin Daerah.

Pemantauan
Action Plan Kajian
Pupuk Bersubsidi

KPK telah menyelesaikan dan memaparkan Laporan Hasil Kajian Akhir Pengelolaan
Pupuk Bersubsidi ke seluruh stakeholders. Terdapat 18 total saran perbaikan atas temuan
yang dihasilkan dalam kajian, meliputi aspek regulasi (2), kelembagaan (1), tata laksana
(12), dan manajemen sumber daya manusia (3). Atas hasil laporan tersebut, stakeholders
yang tergabung dalam POKJA PUPUK menyusun rencana tindak lanjut/action plan
untuk mengimplementasikan saran-saran perbaikan yang telah diberikan dalam jangka
waktu dua tahun. Menindaklanjuti action plan yang sudah disusun oleh POKJA PUPUK,
KPK melakukan pemantauan action plan Kajian Pengelolaan Pupuk Bersubsidi untuk
memastikan implementasi saran-saran perbaikan yang telah diberikan. Berdasarkan
hasil pemantauan action plan pada 2014, 9 dari 18 saran perbaikan berstatus closed
(aspek regulasi 1; aspek kelembagaan 1, aspek sumber daya manusia 2, dan aspek tata
laksana 5).
Pada 2015, dimulai dengan Rapat Koordinasi Awal Tahun POKJA PUPUK, KPK kembali
melanjutkan kegiatan pemantauan atas implementasi action plan terhadap 9 saran
perbaikan yang masih berstatus closed. Sepanjang 2015, KPK melakukan kegiatan
pemantauan berupa verifikasi lapangan (di PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang; PT. Pupuk
Kalimantan Timur; Pemerintah Kabupaten Banyuasin; dan Pemerintah Kabupaten
Kutai Kartanegara) dan verifikasi dokumen laporan progress beserta bukti-bukti
pendukung yang dikirimkan oleh POKJA PUPUK setiap triwulan untuk memastikan
terimplementasinya saran perbaikan.

LAMPIRAN

187
NO

KEGIATAN

PENJELASAN
Berdasarkan kegiatan pemantauan yang dilakukan sampai dengan kuartal 4,
stakeholders yang tergabung dalam POKJA PUPUK telah menyelesaikan 9 saran
perbaikan yang tersisa. Ke-9 saran perbaikan yang telah berstatus closed tersebut untuk
implementasi atas temuan pada aspek regulasi (1), aspek sumber daya manusia (1), dan
aspek tata laksana (7). Dengan demikian, pencapaian progres implementasi tindak
lanjut action plan Kajian Pengelolaan Pupuk Bersubsidi Tahun 2013-2015 adalah 100%.

10

Pemantauan
Action Plan
Kajian Importasi
Komoditas Pangan
Strategis

Pemantauan Action Plan Kajian Tata Niaga Impor Komoditas Pangan Strategis Tahun
2015 merupakan tindak lanjut atas hasil kajian KPK tahun yang telah dilakukan pada
2014. Tahun 2015 merupakan awal penyusunan rencana aksi atas hasil Kajian Tata Niaga
Impor Komoditas Pangan Strategis. Lima instansi yaitu Kementerian Perdagangan,
Kementerian Pertanian, Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan dan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah menyusun rencana aksi terhadap
11 temuan dan rekomendasi KPK.
Dari 11 temuan tersebut, telah dirumuskan 24 indikator output oleh Kementerian/
Lembaga terkait di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
bekerjasama dengan KPK. Pada 25 Juni 2015 Pimpinan dari 8 (delapan) Kementerian/
Lembaga terkait telah menandatangani kesepakatan untuk mendukung pelaksanaan
rencana aksi tindak lanjut hasil kajian Tata Niaga Impor Komoditas Pangan Strategis.
Kedelapan Pimpinan Kementerian/Lembaga tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian, Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, Menteri Keuangan, Menteri
Perhubungan, Menteri Perindustrian dan Menteri Dalam Negeri dan Pimpinan Komisi
Pemberantasan Korupsi.
Beberapa rencana aksi yang telah diimplementasikan sampai dengan tahun 2015, di
antaranya adalah telah dilaksanakannya perluasan penerapan sistem INSW (Indonesia
National Single Window) secara mandatory pada 5 pelabuhan/bandara di Indonesia;
telah diterbitkannya buku panduan terkait tata cara pengiriman rekomendasi dari
kementerian/lembaga teknis ke Portal INSW; telah dibuat buku pedoman integrasi
aplikasi; telah ditetapkannya 3 (tiga) kawasan pabean yaitu JICT, Koja dan Graha menjadi
1 (satu) kawasan pabean; telah ditetapkannya TPK (Tempat Pemeriksaan Karantina)
di TPK Koja, JICT dan Graha Segara; telah dilakukannya perbaikan instalasi karantina
hewan untuk impor sapi hidup di Pelabuhan Cilacap dan penambahan kapasitas.

11

Pemantauan
Action Plan Kajian
Bansos K/L

Pada 2012 KPK telah melakukan kajian tentang Kebijakan Pemberian Dana Bantuan
Sosial atau lebih dikenal dengan dana Bansos pada Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Kementerian Agama dan Kementerian Pertanian. Selama tahun 2015
kajian dilakukan di dua kementerian, yaitu: Kementerian Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan, dan Dirjen Pembendaharaan, Kementerian Keuangan. Untuk tahun 2015
kegiatan yang dilaksanakan hanya melakukan monitoring dan evaluasi terhadap saran
perbaikan dan rencana aksi yang akan dibuat oleh stakeholderss, khususnya dalam
penerbitan kebijakan berupa Peraturan Menteri Keuangan tentang pengelolaan Dana
Bansos tersebut.
Agar tersedia dasar hukum bagi kegiatan penyaluran Bansos yang telah dianggarkan
untuk tahun 2016, Tim Teknis Bansos yang terdiri dari Kemenkeu, Kemendagri dan
BPKP telah menyiapkan draft revisi PMK-81/PMK.05/201 tentang Belanja Bantuan
Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga. KPK akan terus memantau terbitnya revisi
PMK-81/PMK.05/201 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/
Lembaga serta pelaksanaannya pada 2016.

Laporan
Tahunan 2015

188
NO

KEGIATAN

12

Pemantauan
Action Plan Kajian
DPR

PENJELASAN
Pada 2015, KPK telah melakukan serangkaian langkah-langkah untuk mendorong
ditindaklanjutinya hasil kajian DPR. Realisasinya dilakukan melalui dua kegiatan utama.
Pertama, koordinasi dengan DPR. Koordinasi dilakukan dengan Deputi PerundangUndangan Sekretariat Jenderal DPR selaku pihak yang sejak awal ditunjuk oleh Pimpinan
DPR sebagai PIC dalam menyusun draf rencana tindak perbaikan.
Dari hasil koordinasi, telah dihasilkan draft rencana tindak perbaikan DPR. Walaupun
draf dimaksud belum disepakati di tingkat kelembagaan, DPR telah merespons beberapa
rekomendasi yang disampaikan. DPR telah menyusun peraturan tentang pengelolaan
tenaga ahli dan staf administrasi anggota DPR. DPR juga telah menyusun mekanisme
penanganan etik anggota dengan melibatkan pakar dari eksternal. Selain itu, dalam
pelaksanaan fungsi anggaran. Perubahan UU MD3 juga telah menghapus kewenangan
Badan Anggaran atas pembahasan anggaran di tingkat kegiatan dan mengeliminasi
kewenangan DPR atas persetujuan APBN sampai tingkat kegiatan dan jenis belanja.

13

Pemantauan
Action Plan
Integritas
Organisasi KPK

1.

Laporan Tindaklanjut Integritas Organisasi

Pada 2013-2014 KPK melakukan pengukuran integritas organisasi KPK. Hasil


pengukuran Integritas Organisasi merekomendasikan KPK melaksanakan 3 quick
win dalam rangka meningkatkan integritas organisasi KPK, yaitu manajemen resiko,
komunikasi internal dan penegakan aturan. Pada 2015 KPK melakukan tindak lanjut
pengembangan integritas organisasi dengan melaksanakan 3 rekomendasi yang
disampaikan sebelumnya.
Secara keseluruhan, KPK melalui unit/direktorat/biro terkait telah melakukan beberapa
upaya perbaikan. Jumlah saran perbaikan yang ditindaklanjuti untuk tahun 2015 ini
adalah 30 dari 105 (28,57%). Hal ini menunjukkan bahwa KPK telah mulai melakukan
penguatan integritas kelembagaannya. Masih terdapat beberapa titik lemah yang telah
teridentifikasi dalam kajian belum dilakukan pembenahan secara signifikan oleh KPK.
Tahun 2016 diharapkan seluruh aksi perbaikan dapat dilaksanakan oleh KPK sehingga
integritas Kelembagaan KPK dapat menjadi lebih kuat dalam melindungi organisasi
dari resiko-resiko yang mungkin muncul dalam rangka mewujudkan visi dan misinya
2.

Best Practice Integritas Organisasi (Muhammadiyah)

Dalam rangka penyempurnaan pengukuran integritas organisasi yang dilakukan


KPK, diperlukan beberapa masukan pelaksanaan integritas pada organisasi lain
di luar pemerintahan. Organisasi kemasyarakatan termasuk salah satu orga jenis
organisasi yang bisa dijadikan masukan. Studi yang dilakukan menghasilkan beberapa
kesimpulan terkait. Dari berbagai studi literatur yang dilakukan kemudian terpilihlah
Muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakatan yang akan dikaji lebih lanjut.
Muhammadiyah telah mengembangkan serangkaian upaya yang ditujukan untuk
membangun integritas organisasinya. Upaya yang ada meliputi aspek pengelolaan
terhadap komponen-komponen integritas organisasi seperti kepemimpinan, nilai,
tujuan dan visi organisasi, dan penyesuaian terhadap struktur dan fungsi yang
dilakukan tidak saja pada organisasi inti tetapi organisasi lain yang memiliki kaitan
dengan Muhammadiyah. Upaya yang dilakukan dapat membangun kepercayaan dan
partisipasi dari para pemangku kepentingan kunci untuk bersama-sama membantu
mewujudkan tujuan organisasi. Muhammadiyah merupakan sebuah gambaran dari
organisasi berkesadaran.
Terdapat tiga hal yang menonjol dan dapat menjadi pembelajaran dari upaya
pembangunan integritas di Muhammadiyah bagi KPK dan organisasi publik yaitu: (a)
terkait Penanaman Ideologi dan nilai dasar organisasi; (b) Kepemimpinan dan proses
pemilihan pemimpin; dan (c) kaderisasi dan pengembangan anggota.

LAMPIRAN

189
NO

KEGIATAN

PENJELASAN
3.

Buku Panduan Integritas Organisasi

Buku Panduan Integritas Organisasi disusun oleh KPK dalam rangka memberikan
panduan kepada organisasi publik (K/L/D) apabila secara sukarela dan kesadaran
sendiri ingin melakukan penilaian integritas organisasi pada organisasinya. Buku
Panduan ini disusun berdasarkan pengalaman empiris proses penyusunan integritas
organisasi di internal organisasi KPK. Buku Panduan masih bersifat generik. Oleh
karenanya, mengingat nilai setiap organisasi adalah khas milik organissasi sendiri,
maka dalam teknis pelaksanaannya diperlukan penyesuaian komponen penilaian
dengan disesuaikan visi,misi dan nilai dari masing-masing organisasi.
14

Pemantauan
Action Plan
NKB Sistem
Pengukuhan
Kawasan Hutan

Kegiatan yang dilakukan pada 2015, KPK menginisiasi Gerakan Nasional Penyelamatan
SDA (GNPSDA) Indonesia disektor Kehutanan dan Perkebunan yang telah dilaksanakan
Kick Off Meeting di Kementerian Kehutanan bulan Februari 2015 yang dilanjutkan
dengan penandatanganan GNPSDA di Istana Negara oleh 27 Kementerian/Lembaga
pada 19 Maret 2015. Latar belakang kegiatan ini pada 5 permasalahan mendasar sektor
kehutanan dan perkebunan, yaitu: ketidakpastian hukum kawasan hutan, lemahnya
regulasi dalam perizinan di sektor kehutanan dan perkebunan, Belum optimalnya
perluasan wilayah kelola masyarakat, lemahnya pengawasan dalam pengelolaan
kehutanan dan perkebunan menyebabkan hilangnya penerimaan negara dari SDA, dan
masih banyaknya konflik agraria dan kehutanan yang belum tertangani.
Tindak lanjut dari kegiatan yang dilakukan KPK di sektor kehutanan dan perkebunan
antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatkan koordinasi lintas sektor 12 kementerian dalam perecepatan
pengukuhan kawasan hutan.
2. Mendorong peningkatan realisasi penetapan kawasan hutan 75.254.123,06 ha
(62,30%) dari sebelumnya Tahun 2009 13.819.510,12 ha (11,44%)
3. Rencananya, Kemhut akan merealisasikan ini penetapan kawasan hutan menjadi
66.348.568,80 ha (56,99%), terdiri dari Surat Keputusan 1.536 buah dan Peta
Lampiran 4.577 lembar.
4. Peningkatan koordinasi antar sektor dan pemerintah daerah dalam percepatan tata
batas dan penetapan kawasan hutan.
5. Penyempurnaan regulasi kehutanan antara lain Revisi Peraturan Menteri Kehutanan.
6. Telah berjalannya kajian harmonisasi peraturan perundangan di sektor SDA di
bawah koordinasi Kementerian Kumham
7. Dalam rangka penyelesaian hak-hak pihak ketiga dalam kawasan hutan akan
ditandatangani Keputusan Bersama antara Menhut, Mendagri, Men PU dan Kepala
BPN
8. Perbaikan peta dasar rupa bumi dan tematik sebagai peta acuan dalam pengelolaan
SDA
9. Mendorong partisipasi daerah dalam pemetaan dan inventarisasi (pemetaan
partisipasif)
10. Mendorong daerah dalam proses pengakuan masyarakat hukum adat
11. Berjalannya inkuiri nasional di 7 daerah di Indonesia sebagai jalan resolusi konflik
12. Mendorong KLH untuk menetapkan pengaturan terkait KLHS (Kajian Lingkungan
Hidup Strategis)

Laporan
Tahunan 2015

190
NO

KEGIATAN

15

Pemantauan
Action Plan
Kajian Sistem
Pengelolaan
Ruang Laut dan
Sumberdaya
Kelautan

PENJELASAN
Kegiatan ini adalah tindak lanjut dari Kajian Sistem Pengelolaan Ruang Laut dan
Sumberdaya Kelautan yang dilakukan KPK di Tahun 2014. Hasil Kajian menunjukkan
sejumlah permasalahan muncul dalam pengelolaan ruang laut dan pengelolaan
sumberdaya kelautan, yang dikelompokkan dalam 5 bagian. Pertama, permasalahan
terkait dengan batas wilayah laut Indonesia; Permasalahan kedua, terkait tata ruang
wilayah laut Indonesia; Ketiga, permasalahan terkait ketatalaksanaan pengelolaan
sumberdaya kelautan; permasalahan keempat, terkait permasalahan kelembagaan;
Permasalahan kelima terkait dengan aspek regulasi atau aturan perundang-undangan.
Terhadap kelima kelompok permasalahan tersebut di atas, dan permasalahan lainnya
yang bisa saja tidak terangkum dalam kajian, harus segera dibenahi. KPK memandang
perlu adanya upaya simultan dan sistematis dengan melibatkan semua elemen bangsa.
Karenanya KPK menginisiasi dilakukan Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Indonesia
Sektor Kelautan dan Perikanan, yang telah ditandatangani oleh 27 Kementerian dan
Lembaga di Istana Negara bersama Presiden dan Wakil Presiden pada 19 Maret 2015.
Gerakan ini bertujuan menegaskan dan menegakkan kedaulatan dan hak berdaulat
atas wilayah laut Indonesia, mendorong perbaikan tata kelola sektor kelautan untuk
memenuhi amanat UUD 1945, dan mendorong perbaikan sistem pengelolaan sektor
kelautan untuk mencegah korupsi, kerugian keuangan negara, dan kehilangan
kekayaan negara.

16

Pemantauan
Kegiatan ini adalah tindak lanjut dari Kajian KPK di sektor Pertambangan yaitu Kajian
Action Plan Korsup Sistem Pengusahaan Pertambangan Batubara Tahun 2011, Kajian Sistem Pengelolaan
Minerba
PNBP Minerba Tahun 2013, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Koordinasi
dan Supervisi Pertambangan Mineral dan Batubara di Tahun 2014.
Selanjutnya KPK menginisiasi kegiatan Gerakan Penyelamatan SDA Indonesia
sektor Pertambangan yang telah di tandatangani oleh 27 Kementerian dan Lembaga
di Istana Negara tanggal 19 Maret 2015. Kegiatan GN SDA atas pengelolaan
pertambangan minerba pada prinsipnya bertujuan untuk mendorong terciptanya tata
kelola pertambangan minerba yang efektif. Adapun lima sasaran dan target kegiatan
tersebut adalah pelaksanaan penataan izin usaha pertambangan minerba, pelaksanaan
kewajiban keuangan pelaku usaha pertamabangan minerba, pelaksanaan pengawasan
produksi pertambangan minerba, pelaksanaan kewajiban pengolahan/pemurnian
hasil tambang minerba, dan pelaksanaan pengawasan penjualan dan pengangkutan/
pengapalan hasil tambang minerba.
Dampak langsung dari kegiatan GN SDA sektor pertambangan mineral dan batubara
sebagai berikut:
1. Ditjen Minerba Kementerian ESDM telah menyerahkan data IUP Non-CNC kepada
seluruh pemerintah provinsi agar melakukan koordinasi dengan seluruh pemerintah
kabupaten/kota untuk melakukan penataan perizinan yang berstatus Non-CNC.
2. Telah dilakukan sinkronisasi data status kawasan hutan oleh Kementerian ESDM
dengan Kementerian Kehutanan yang selama ini belum dilakukan oleh kedua
instansi tersebut.
3. Telah dilakukan pencabutan IUP sebanyak 1009 di 17 provinsi.
4. Terdapat peningkatan kepatuhan pelunasan kewajiban pembayaran royalti
meningkat. Terdapat peningkatan PNBP Mineral dan Batubara sebanyak 10 Triliun.
5. Pembangunan Sistem Informasi Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba One
Map Indonesia/MOMI)

LAMPIRAN

191
NO

KEGIATAN

17

Pemantauan
Action Plan
Kajian Sistem
Pengelolaan PNBP
Minerba

18

Pemantauan
Action Plan
Kajian Sistem
Pengelolaan Hutan
di Perum Perhutani

PENJELASAN
Kegiatan ini adalah tindak lanjut dari Kajian Sistem Pengelolaan PNBP Minerba yang
telah dilakukan pada 2013. Hasil dari kajian menemukan 19 temuan yang diturunkan
40 rencana aksi temuan untuk 4 Kementerian, yaitu Kementerian ESDM, Kementerian
Keuangan , Kementerian Perhubungan, dan Bappenas.
Hasil kajian memberikan rekomendasi terhadap temuan dalam 5 aspek, yaitu aspek
ketatalaksanaan menyangkut proses perencanaan: penetapan jenis dan tarif atas jenis
pnbp minerba, proses perhitungan, penagihan , penyetoran, penyimpanan , pembagian
kewajiban PNBP Minerba; Aspek Regulasi, aspek organisasi dan sumberdaya manusia,
potensi hilangnya pendapatan negara dari tidak dilaksanakannya kewajiban wajib bayar
PNBP.
Terdapat tindak lanjut dari Rencana aksi di Kementerian Keuangan dan Kementerian
antara lain:
Kementerian ESDM membangun database yang komprehensif terkait pertambangan
mineral dan batubara termasuk mencakup aspek produksi, penjualan, reklamasi,
pascatambang.

Diterbitkanya Surat Edaran Menteri Keuangan tentang revisi PP secara reguler


laporan monitoring pelaksanaan Surat Edaran tersebut

Diterbitkanya panduan tentang tata cara revisi PP tarif dan jenis PNBP yang ada di
setiap kementerian/lembaga sudah tercakup dalam Standar Operasional Prosedur.

Kementerian Perhubungan inventarisasi pelabuhan, terminal khusus dan TUKS


Minerba.

Telah terbangun database dan sistem informasi pertambangan mineral dan batubara
secara spatial. Sistem Database ini selanjutnya akan dilkembangkan untuk menkup
aspek produksi, penjualan, reklamasi, pascatambang database terkoneksi dengan
semua stakeholders.

Telah diterbitkan Surat Edaran Menteri Keuangan tentang revisi PP secara reguler
sehingga revisi PP bisa segera dilaksanakan khuusnya untuk PP PNBP yang sudah
lama tidak ter update.

Kementerian Keuangan telah memasukkan klausul revisi peraturan jenis dan tarif
atas jenis PNBP yang ada di Kementerian/Lembaga secara reguler telah dalam
revisi Undang-undang No. 20 Tahun 1997 tentang PNBP. Saat ini RUU PNBP
sedang dibahas di Pemerintah dan DPR dengan target selesai Tahun 2016.

Kementerian PPN/Bappenas sedang menyusun roadmap pengelolaan sumberdaya


minerba dalam konteks ketahanan/kedaulatan energi yang antara lain memuat
potensi dan pemanfaatan mineral dan batubara.

Kementerian ESDM telah membuat peraturan Dirjen tentang verifikasi kualitas dan
kuantitas penjualan batubara, yang selanjutnya dilakukan uji petik oleh tim dari
Tekmira.

Telah dilakukan implementasi SIMPONI di Ditjen Minerba Kementerian ESDM


secara penuh pada bulan November 2015.

Telah dilakukan audit pada IUP/KK/PKP2B berukuran besar dengan hasil


temuan sekitar 1 triliun. Selanjutnya KPK akan meminta Kementerian ESDM dan
kementerian terkait untuk menindaklanjuti temuan tersebut.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari hasil kajian sistem pengelolaan hutan di
Perum Perhutani yang dilakukan KPK pada 2014.
Potensi sumber daya hutan yang begitu besar yang dikelola oleh Perum Perhutani,
dihadapkan pada sejumlah persoalan. Beberapa persoalan tersebut mencakup persoalan
perencanaan hutan, produksi hasil hutan, pemasaran hasil hutan, industri hasil hutan.
Dari hasil kajian, KPK memberikan saran perbaikan sistem pengelolaan hutan yang
meliputi aspek kebijakan dan perencanaan, aspek produksi, dan aspek pemasaran. Dari
rekomendasi tersebut telah disepakati 13 rencana aksi perbaikan untuk aspek kebijakan
dan perencanaan, 11 rencana aksi perbaikan untuk aspek produksi, dan 8 rencana aksi
perbaikan untuk aspek pemasaran. Adapun hasil dari kegiatan tindak lanjut antara lain:

Laporan
Tahunan 2015

192
NO

19

KEGIATAN

Pemantauan
Action Plan Kajian
Migas

PENJELASAN
1.

Untuk bidang perencanaan dan kebijakan, sedang dilakukan penetapan 1.1.


Penetapan 5 (lima) kasus tukar menukar hutan negara dan konflik hutan/lahan
serta identifikasi akar masalahnya, yaitu : TMKH Margaharja, PT RNI, Waduk Jati
Gede, TMKH Rembang untuk Pertambangan, tambahan kasus lain sesuai kriteria.

2.

Untuk bidang produksi, telah dilakukan pemetakan tipologi KPH dengan


klasifikasinya berdasarkan kondisi SDH, sosial dan lingkungan, Klasifikasi tipologi
masalah sosial terkait dengan sistem pengelolaan, dan pembaruan sistem sortasi
hasil hutan dan efisiensi pengangkutannya.

3.

Untuk pemasaran, telah dilakukan penetapan penetapan alur proses pemasaran


kayu jati dan titik-titik kritis terdapatnya penyimpangan yang menyebabkan
inefisiensi. Dan Penetapan sistem online pemasaran kayu jati untuk meningkatkan
efisiensi, akuntabilitas dan meminimumkan terjadinya diskresi.

Tahun 2008 KPK melakukan pengkajian terhadap pengelolaan migas oleh BP MIGAS
(sekarang SKK Migas), salah satu rekomendasinya adalah BP Migas mengembangkan
sistem pengawasan yang berbasis pada sistem teknologi dan informasi yang terintegrasi,
sehingga dapat diketahui data-data produksi primer pada masing-masing KKKS dan
mutasinya setiap saat dengan akurat.
SKK Migas mengembangkan sistem informasi untuk menunjang integrasi dan
pengelolaan data terkait kegiatan operasional KKKS, yaitu Sistem Operasi Terpadu (SOT).
SOT merupakan sistem dengan arsitektur yang dirancang untuk mengintegrasikan
kemampuan sistem informasi dengan tujuan mempermudah pengelolaan, pengolahan
serta pelaporan data dan informasi dari KKKS. Target penerapan SOT tersebut yaitu
tahun 2014 setelah terhambat beberapa waktu.
SOT mencakup infrastruktur, kelengkapan dan keakuratan. Infrastruktur SOT sudah
terimplementasi 100% namun kelengkapan dan keakuratan data SOT pada triwulan IV
belum mencapai 100% (43% KKKS minyak dan kondensat dan 45% KKKS gas), sehingga
dinilai belum terlaksana.
Rekomendasi-rekomendasi terhadap transparansi dan akuntabilitas data migas yang
menyangkut SOT SKK Migas dan KKKS operasi produksi:
1.

Pengawasan operasi dan produksi KKKS perlu mendapatkan pengawasan yang


serius dari SKK Migas sebagai bentuk monitoring pelaksanaan Kontrak Kerja Sama.
a.

SKK Migas perlu menerbitkan Peraturan Tata Kerja (PTK) SOT yang meliputi
People, Process dan Technology yang digunakan dalam mengukur, membaca,
mencatat, mengolah, dan melaporkan data SOT per KKKS atau Terminal. PTK
ini akan menjadi panduan dan acuan dari KKKS. Dokumentasi dan legalisasi
setiap KKKS terhadap source system, petugas pelaksana, dan penanggungjawab
atas pengolahan/pelaporan/upload data SOT perlu dilakukan untuk menjaga
akuntabilitas berikut transparansinya.

b.

Pengawasan produksi KKKS yang komprehensif.

c.

Pembaharuan standar operasi produksi (PUPO PPAM) yang sesuai dengan


keadaan atau kondisi KKKS.

d.

Audit secara periodik terhadap PTK SOT beserta PUPO PPAM per KKKS terkait
kepatuhan beserta transparansi dan akuntabilitas data.

2.

SKK Migas perlu mereviu perjanjian-perjanjian sharing facility yang dapat


merugikan salah satu atau beberapa pihak dan yang disisi lain menguntungkan
pihak-pihak lainnya.

3.

Pembagian alokasi Gas dan Minyak Bumi yang harus dapat diselesaikan ataupun
disepakati dalam kurun waktu 1 hari per KKS yang menggunakan terminal
yang sama, sehingga tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari yang
berkesinambungan.

LAMPIRAN

193
NO

KEGIATAN

20

Tindak Lanjut
(TL) Aksi Bersama
Pengawasan Dana
Pendidikan

PENJELASAN
Kegiatan TL Aksi bersama pencegahan korupsi dana pendidikan tahun 2015, merupakan
kegiatan lanjutan atas ditandatanganinya kesepakatan aksi bersama pencegahan
korupsi dana pendidikan yang ditandatangani 7 K/L, termasuk KPK, pada Desember
2014. Implementasi berbagai aksi tersebut diharapkan mampu memperbaiki sistem
pengelolaan dana Pendidikan baik di pusat maupun di daerah sehingga nantinya dapat
mencegah tindak pidana korupsi.
Selain memantau rencana aksi yang dilakukan oleh 6 K/L, KPK juga menginisiasi
beberapa kegiatan pencegahan korupsi 2015 diantaranya :
Pelaksanaan Piloting Daerah Cerdas Berintegritas pada 7 kota/kab melalui kegiatan
deklarasi aksi daerah. 7 daerah pilot tersebut antara lain: Kota Yogyakarta, Kab.
Gunungkidul, Kota Kupang, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Malang dan Kota
Bengkulu. Beberapa kegiatan menindaklanjuti piloting di 7 daerah tersebut antara
lain workshop aparatur, workshop pembelajaran anti korupsi, workshop tata kelola
sekolah, pengenalan Program Pengendalian Gratifikasi (PPG) serta pembentukan
Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG). Pelaksanaan workshop peningkatan kapasitas
inspektorat daerah dalam melakukan pengawasan dana pendidikan pada 5
inspektorat daerah (Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Yogyakarta, Kab. Gunungkidul
dan Kota Kupang) turut dilaksanakan KPK bekerjasama dengan Kemendikbud,
Kemendagri, dan BPKP.

21

Support to
Indonesias
Island of Integrity
Program for
Sulawesi (SIPS)

Pelaksanaan Kajian Pengelolaan Dana Pendidikan Islam di Kementerian Agama


oleh KPK. Hasil kajian dan saran perbaikan telah disampaikan untuk ditindaklanjuti
dalam bentuk rencana aksi oleh Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama.

Terbitnya SE Mendagri No. 700/5366/SJ tanggal 16 September 2015 tentang


Pengawasan Dana Pendidikan yang berisi penegasan agar Pemerintah Daerah
melakukan pengawasan dana pendidikan sesuai Kebijakan Pengawasan tahun
2015 dan menyampaikan laporan pengawasan tersebut kepada Kemendagri
dengan tembusan KPK, Kemdikbud, dan BPKP.

Pemerintah Republik Indonesia melalui KPK bekerja sama dengan Pemerintah Kanada
melalui Department of Foreign Affairs, Trade and Development (DFATD) melaksanakan
proyek Support to Indonesias Island of Integrity Program for Sulawesi (SIPS). Kegiatan
ini bermaksud untuk mengurangi peluang terjadinya korupsi melalui peningkatan/
perbaikan pelayanan publik di 10 pemerintah daerah terpilih di Sulawesi Utara dan
Sulawesi Selatan, meliputi kegiatan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), Adminduk
Capil, dan Pengadaan Barang dan Jasa (Layanan Pengadaan Secara Elektronik dan Unit
Layanan Pengadaan).
Kegiatan proyek SIPS dilakukan di 10 daerah, yaitu di daaerah Sulawesi Utara (Provinsi
Sulawesi Utara, Kota Manado, Kota Bitung, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Sangihe)
dan Sulawesi Selatan (Provinsi Sulawesi Selatan, Kota Makassar, Kabupaten Pinrang,
Kabupaten Enrekang, Kabupaten Tana Toraja)
Beberapa kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2015 di antaranya:
1. Pelaksanaan survei Integrity Assessment yang ke-3 setelah tahun 2011 dan 2013.
2.

Canada Exposure Visit yang diikuti oleh KPK dan Kepala Daerah dan perwakilan
SKPD berprestasi dari 10 daerah peserta SIPS.

3.

Lokakarya Sanksi Hukum untuk PNS dan Penerapan Inovasi Daerah bekerja sama
dengan APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia) yang diikuti oleh 80
perwakilan Kota dari seluruh Indonesia.

4.

PSC (Project Steering Committee) Meeting tahun ke-5 sebagai PSC Meeting terakhir
untuk menutup proyek SIPS yang telah berlangsung selama lima tahun

5.

Menjadi peserta Festival Anti Korupsi Nasional yang diselenggarakan di Bandung


pada 9-11 Desember 2015.

6.

KPK telah mengajukan permintaan kepada Pemerintah Kanada melalui surat nomor
B-11200/01-15/12/2015 tanggal 4 Desember 2015 untuk memperpanjang dan
melanjutkan pemberian hibah yang akan dipergunakan untuk kegiatan replikasi
hasil SIPS serta mendapatkan best practices (praktik-praktik terbaik) pencegahan
korupsi dengan cara kunjungan, observasi ,dan dokumentasi.

Laporan
Tahunan 2015

194

KOORDINASI DAN SUPERVISI PENCEGAHAN KORUPSI


NO.

KEGIATAN

Pengamatan,
Reviu
Dokumen, dan
Semiloka

URAIAN
KPK bekerja sama dengan BPKP telah melaksanakan kegiatan Koodinasi dan Supervisi
Pencegahan(Korsupgah) Korupsi Tahun 2015 berdasarkan Perjanjian Kerjasama antara KPK
dan BPKP yang ditandatangani pada 19 Februari 2014. Ruang lingkup kerja sama tersebut
meliputi koordinasi dan supervisi pada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/
kota atas kegiatan Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan
perubahannya, mencakup perencanaan, penganggaran, pengadaan barang dan jasa serta
belanja hibah dan bantuan sosial dan kepentingan nasional bidang pencapatan. Dalam
hal koordinasi dan supervisi tersebut dilaksanakan dengan memeberdayakan inspektorat
daerah.
Adapun tujuan kegiatan Korsup Pencegahan Korupsi adalah untuk mendorong pengelolaan
APBD sesuai dg peraturan perundang-undangan yang berlaku; mengidentifikasi
permasalahan, risiko, dan penyebab pada bidang APBD; Menurunkan potensi tingkat korupsi;
dan Perbaikan Sistem Pengendalian Intern atas pengelolaan APBD pada pemerintahan
daerah.
Sasaran kegiatan Korsup Pencegahan Korupsi tahun 2015 meliputi monev tindak lanjut
hasil Korsup Pencegahan Korupsi tahun 2014 dan pengelolaan APBD pada 2 pemkab/
kota tahun 2014 dan 2015 sampai dengan saat evaluasi, yang difokuskan pd perencanaan,
penganggaran APBD, hibah bansos, PBJ serta national interest bidang pendapatan.
Pelaksanaan tugas Korsup Bidang Pencegahan yang selama ini dilaksanakan telah
memberikan dampak positif terhadap tata kelola (governance) pada instansi yang menjadi
objek kegiatan Korsup Bidang Pencegahan. Selain soal tata kelola, kegiatan Korsupgah juga
telah mampu melakukan penyelamatan keuangan negara atau potensi kerugian negara
yang dapat terjadi. Namun demikian, dirasakan perlu untuk melakukan upaya-upaya yang
lebih masif dan lebih terstruktur untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelaksanaan
Tugas Korsup Bidang Pencegahan ini.
Pelaksanaan Korsup Pencegahan Korupsi dilaksanakan dalam bentuk Pengamatan
dan pengujian serta reviu dokumen, monitoring dan evaluasi tindak lanjut hasil korsup
pencegahan korupsi tahun-tahun sebelumnya, semiloka di daerah, seminar nasional, dan
penyampaian hasil Korsup Pencegahan Korupsi.
Adapun kegiatan pengamatan, semiloka, dan reviu dokumen selama 2015 telah dilaksanakan
di 32 Provinsi, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Provinsi Bali (Kab. Buleleng dan Kab. Gianyar)


Provinsi Sumatera Barat (Kab. Dharmasraya dan Kota Solok)
Provinsi Bengkulu (Kab. Seluma dan Kab. Bengkulu Utara)
Provinsi Sulawesi Tenggara (Kab. Konawe dan Kab. Bau-Bau)
Provinsi NAD (Kab. Aceh Barat Daya dan Kab. Nagan Raya)
Provinsi Kepulauan Riau (Kab. Lingga dan Kab. Karimun) Pronisi Kalimantan Timur
(Kota Bontang dan Kab. Kutai Timur)
Provinsi Sulawesi Utara (Kab. Bolaang Mongondow dan Kab. Kotamobagu)
Provinsi Sumatera Utara (Kab. Langkat dan kab. Batubara)
Provinsi Maluku Utara (Kab. Halmahera Barat dan Kab. Halmahera Tengah)
Provinsi Sulawesi Tengah (Kab. Tojo Una-Una dan Kab. Parimo
Provinsi Jawa Timur (Kota Malang dan Kab. Mojokerto)
Provinsi Kalimantan Selatan (Kab. Tanah Laut dan Kab. Tapin)
Provinsi Lampung (Kab. Lampung Selatan dan Kab. Pringsewu)
Provinsi NTB (Kab. Lombok Utara dan Kab. Lombok Timur)
Provinsi Papua (Kab. Biar Numfor dan Kab. Nabire)
Provinsi Jambi (Kab. Batanghari dan Kab. Tanjungjabung)

LAMPIRAN

195
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
2

Seminar
Nasional
Koordinasi
dan Supervisi
Pencegahan
2015

Provinsi Kalimantan Tengah (Kab, Pulang Pisau dan Kab. Katingan


Provinsi DIY (Kab. Kulon Progo dan Kab. Gunung Kidul)
Provinsi Sulawesi Barat (Kab. Majene dan Kab. Mamuju Utara)
Provinsi Sumatera Selatan (Kab. Lahat dan Kab. Musi Banyuasin)
Provinsi Kalimantan Barat (Kab. Singkawanv dan Kab. Ketapang)
Provinsi Banten (Kab. Lebak dan Kota Cilegon)
Provinsi Gorontalo (Kab. Gorontalo dan Kab. Boalemo)
Provinsi Papua Barat (Kab. Teluk Bintuni dan Kab. Sorong Selatan)
Provinsi NTT (Kab. Kupang dan Kab. Lembata)
Provinsi Riau (Kab. Indragiri Hulu dan Kab. Bengkalis)
Provinsi Sulawesi Selatan (Kab. Pinrang dan Kab. Banteang)
Provinsi Jawa barat (Kota Bogor dan Kab. Sumedang)
Provinsi Jawa Tengah (Kab. Temanggung dan Kab. Pati)
Provinsi Maluku (kab. Buru dan Kab. Buru Selatan)
Provinsi Bangka Belitung (Kab. Bangka Tengah dan Kab Bangka)

Sebagai tahapan akhir dari kegiatan Koordinasi dan Supervisi Pencegahan 2015,
dilaksanakan Seminar Nasional yang diselenggarakan bertepatan dengan peringatan Hari
Antikorupsi 2015 di Sasana Budaya Ganesha ITB, Bandung pada 10 Desember 2015.
Output dari kegiatan Seminar Nasional adalah semua pihak yang berkepentingan
tersosialisasikan atas hasil kegiatan korsup pencegahan korupsi tahun 2015 dan aksi
pencegahan korupsi dari Kementerian Dalam Negeri yang berkaitan dengan pengelolaan
APBD, hibah-bansos, PBJ dan pendapatan, serta aksi pencegahan korupsi dari Kementerian
Keuangan yang berkaitan dengan pengelolaan dana yang ditransfer ke daerah.
Pembicara yang hadir pada seminar ini adalah
1.
2.
3.

Kepala BPKP: Penyampaian Hasil Korsup Pencegahan 2015.


Menteri Dalam Negeri: Upaya Pencegahan Korupsi di Pemerintahan Daerah terkait
pengelolaan APBD (Hibah Bansos, PBJ, dan Pendapatan Daerah).
Menteri Keuangan (Diwakili Inspektur Jenderal Kemenkeu) : Kebijakan Kementerian
Keuangan dalam Upaya Pencegahan Korupsi terkait Pengelolaan Keuangan Daerah

Sementara peserta seminar ini berjumlah 293 orang, yang terdiri atas Gubernur (34 orang),
Walikota dan Bupati dan inspektorat Objek Korsupgah (128 orang), Ketua DPRD Kabupaten /
kota Objek Korsupgah (64 orang), Kepala Perwakilan BPKP (33 orang), Tim Korsupgah Pusat
(30 orang), dan Kementerian dan Lembaga terkait: Kemendagri dan Kemenkeu (4 orang).

Laporan
Tahunan 2015

196

PENDIDIKAN, SOSIALISASI, DAN KAMPANYE ANTIKORUPSI


PEMBANGUNAN SISTEM INTEGRITAS PADA KEMENTERIAN/LEMBAGA
NO.

PROGRAM

1.

Internalisasi Nilai
melalui Pembentukan
Tunas Integritas dan
Pemenuhan Komponen
Sistem Integritas

URAIAN
1.
2.
3.
4.
5.

6.

7.
8.
9.
10.

11.

12.
13.

14.

15.
16.
17.

18.
19.
20.

TOT Tunas Integritas Deputi Investigasi BPKP (pejabat eselon 2 dan 3) di


Kantor BPKP Jakarta, 19-23 Januari 2015
TOT Tunas Integritas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan PAS Kemenkumham
(pejabat eselon 2 dan 3), Jakarta, 26-30 Januari 2015.
Internalisasi budaya integritas pada pembekalan Bank Mandiri Best Employee,
di KRI Banjarmasin 592, TNI AL Tanjung Priok Jakarta, 30 Januari 2015.
TOT Tunas Integritas pejabat eselon 3 Dirjen HAM Kemenkumham di Ruang
Rapat Dirjen HAM, 23- 27 Maret 2015.
Workshop Tunas, Sistem dan Komite Integritas di lingkungan Perpustakaan
Nasional yang diikuti oleh seluruh pejabat eselon 1 dan 2 strategis, di Jakarta
pada 27- 28 April 2015.
TOT Tunas Integritas di lingkungan Prov. Jawa Tengah tahap II yang diikuti
pejabat eselon 2 dan 3, di Ruang Rapat Inspektorat Jawa Tengah, 3- 8 Mei
2015.
Workshop Tunas Integritas untuk pejabat eselon 2 di lingkungan Kemdikbud,
di kantor LPMP DKI Jakarta, 11- 13 Mei 2015.
Workshop Tunas Integritas Pemda DI. Yogyakarta yang diikuti oleh pejabat
eselon 3, di Hotel Grand Zuri DIY, 10- 13 Juni 2015.
Workshop Tunas Integritas Kemendikbud untuk pejabat eselon 2, di LPMP
DKI Jakarta, 22- 24 Juni 2015.
TOT Tunas Integritas dalam Rangka Pembentukan Tunas Integritas dan
Pembangunan Tunas Integritas KLOP Provinsi Sumatera Barat untuk para
kepala SKPD, di Hotel Grand Inna Muara Padang, 27 Juli- 1 Agustus 2015.
TOT Tunas Integritas dalam Rangka Pembentukan Tunas Integritas dan
Pembangunan Tunas Integritas KLOP Provinsi Bali, di Hotel Sanur Paradise
Bali, 3- 8 Agustus 2015.
TOT Tunas Integritas bagi anggota DPRD Prov. Jawa Tengah, di Hotel Asri
Salatiga Jawa Tengah, 9- 12 Agustus 2015.
Internalisasi Integritas Individu dan Organisasi di Kementerian Kesehatan
dalam rangka peningkatan kualitas SDM, Aula J. Siwabessy Jakarta, 18
Agustus 2015.
TOT Tunas Integritas di lingkungan Kementerian Agama RI dengan peserta
para pejabat eselon 2, di Hotel Marbella Suites Bandung, 30 Agustus- 2
September 2015.
TOT Tunas Integritas di lingkungan Pemprov. Jawa Timur (Eselon 1 dan 2), di
Hotel Novotel Surabaya Jawa Timur, 6- 11 September 2015.
TOT Tunas Integritas di lingkungan Pemprov. Riau (Eselon 1 dan 2), di Hotel
Aryaduta Pekanbaru Riau, 14- 19 September 2015.
TOT Tunas Integritas di Kab. Badung dalam rangka tindak lanjut program
pembangunan tunas integritas melalui pendekatan Pencegahan korupsi
berbasis keluarga ASN di lingkungan Pemkab. Badung Bail, di Ruang aula
Inspektorat Kab. Badung Bali, 25- 26 September 2015
Internalisasi Nilai Integritas dalam rangka membangun WBK di Kemdikbud
Wilayah Bali, Kantor LPMP Prov. Bali, 28 September 2015
TOT Tunas Integritas Pemkot. Palembang (Eselon 1 dan 2), di Hotel Grand
Zuri Palembang, 5- 9 Oktober 2015.
Internalisasi Nilai Integritas dalam rangka membangun WBK Kemdikbud
Wilayah Sumatera Barat, Kantor LPMP Prov. Sumatera Barat, 12 Oktober
2015.

LAMPIRAN

197
NO.

PROGRAM

URAIAN
21. Internalisasi integritas individu dan organisasi di lingkungan Kementerian
Dalam Negeri melalui penanaman nilai, sistem dan kepemimpinan, di Aula
Badan Litbang Kemdagri Jakarta, 13 Oktober 2015.
22. Internalisasi Nilai Integritas dalam rangka membangun WBK Kemdikbud
Wilayah DIY, Kantor LPMP Prov. DIY, 19 Oktober 2015
23. TOT Tunas Integritas dan Pembangunan Integritas pada KLOP dilingkungan
Balitbang Kemenkumham di Hotel Banan Inn Bandung, 21- 23 Oktober 2015.
24. TOT Tunas Integritas Anggota DPRD Jawa Tengah angkatan II dan III, Hotel
Grand Wahid Salatiga Jawa Tengah, 2- 7 November 2015.
25. TOT Tunas Integritas Kepala SKPD dan DPRD Kab. Kendal (eksekutif dan
legislatif) Hotel Grand Wahid Salatiga Jawa Tengah, 2- 5 November 2015.
26. Internalisasi Nilai Integritas ASN dalam Mewujudkan WBK di Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), di Ruang Auditorium Nusantara
BPKM Jakarta, 17 November 2015.

2.

Pengendalian
Strategis melalui
Pembentukan
Komite Integritas

1.

2.

3.
4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.
11.

12.

13.

Workshop Komite Integritas dalam rangka pembangunan sistem integritas di


lingkungan Kemendikbud yang dihadiri oleh para pejabat tingkat eselon 1, 2
dan 3 di Wisma Argamulya Cisarua Bogor, 5- 7 Maret 2015.
Workshop Tunas, Sistem dan Komite Integritas di lingkungan Kemendagri
yang diikuti oleh seluruh pejabat eselon 1 dan 2 strategis di Ruang Rapat
Sasana Bhkati Praja Kemdagri Jakarta, 19- 20 Maret 2015.
Workshop Komite Integritas untuk Dirut dan Jajaran Direksi di lingkungan
Adhi Karya di Hotel Bumi Karsa Jakarta, 16- 17 April 2015.
Workshop Penguatan Lingkungan Pengendalian Sektor Strategis di
Lingkungan Pemerintah Kab. Badung (Eksekutif dan Legislatif) di Kantor
Pemerintahan Kab. Badung Bali, 17- 22 Mei 2015.
Workshop Pembentukan Tunas, Sistem dan Komite Integritas di Angkata
Pura I yang diikuti oleh para Kepala Bandara (GM) dan Group Head (GH) di
Hotel Star Semarang Jawa Tengah, 2- 5 Juni 2015.
Workshop Komite Integritas Provinsi Jawa Tengah I yang dihadiri oleh kepala
SKPD dan Sekretaris SKPD di Ruang Rapat inspektorat Jawa Tengah, 10- 12
Juni 2015.
Workshop Pemetaan Sistem Integritas Tahap II pada Pemprov. Jawa Tengah
untuk membangun Panduan Komite Integritas Provinsi Jawa Tengah sebagai
pengendalian strategis di Grand Wahid Salatiga Hotel, 25- 28 Juni 2015.
Workshop Pembangunan Sistem Integritas pada Kementerian Agama dalam
rangka persiapan pembangunan sistem integritas pada Kementerian Agama,
di Ball Room Kementerian Agama Jakarta, 29 Juni 2015.
Rapat Koordinasi Pengendalian Strategis melalui Pembentukan Komite
Integritas Kota Palembang dengan Walikota, Sekda dan kepala SKPD strategis,
di R. Rapat Balai Kota Palembang, 21 Agustus 2015.
Workshop Komite Integritas Telkom Group, di Telkom Corporate University
Bandung, 21- 23 September 2015.
Workshop Pemetaan sistem integritas di Kab. Badung Bali dalam rangka
Melakukan pemetaan KKN dan menyusun pedoman komite integritas Kab.
Badung, di Hotel Aston Denpasar Bali, 15- 17 Oktober 2015.
Workshop Pembentukan Komite Integritas Kementerian Kelautan dan
Perikanan dalam rangka membangun tunas integritas di level pimpinan
eselon 1 dan 2, dan membentuk Komite Integritas di lingkungan KKP, di Hotel
Sari Pan Pasifik Jakarta, 29- 30 oktober 2015.
Workshop Pemetaan Sistem Integritas di Kemenkumham dalam Melakukan
pemetaan KKN dan menyusun pedoman komite integritas Kementerian
Hukum dan HAM, di Graha Pengayoman Gedung Utama Jakarta, 11- 12
November 2015.

Laporan
Tahunan 2015

198
NO.

PROGRAM

URAIAN
14. di Graha Pengayoman Gedung Utama Jakarta, 11- 12 November 2015.
15. Workshop Penguatan Pengendalian Lingkungan Strategis Tunas Integritas
Angkasa Pura (AP) I di Makassar, 1- 2 Desember 2015.
16. Workshop Penguatan Pengendalian Lingkungan Strategis Tunas Integritas
Provinsi Bali dalam rangka pemetaan KKN dan menyusun pedoman komite
integritas di Prov. Bali di Bali, 2- 4 Desember 2015.
17. Workshop Tunas Integritas Kemdikbud dalam rangka membentuk Komite
Integritas dan melakukan pengukuran Integrity Dashboard Monitoring, di
Hotel Royal Kuningan Jakarta, 15 Desember 2015.
18. Workshop Komite Integritas Telkom Group II, di Telkom Corporate University
Bandung, 20- 22 Desember 2015.

3.

Monitoring
dan evaluasi,
Pengembangan dan
Standardisasi melalui
Kolaborasi dan
Konvensi Integritas
Nasional

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Workshop Tunas Integritas Nasional I dalam rangka Sharing Knowledge


dan Penguatan antar-KLOP dalam Kolaborasi Tunas Integritas Nasional I.
Kegiatan ini diikuti oleh 25 KLOP di Kab. Badung Bali, pada 9- 13 Februari
2015
Workshop Pemetaan Sistem Integritas dalam Rangka Pelaksanaan Sistem
Integritas Nasional tahun 2015 dalam rangka pendampingan dan pendalaman
terkait hasil pemetaan risiko pada posisi strategis masing-masing KLOP
hingga dihasilkan sistem dan upaya untuk mengatasinya, di Telkom Corporate
University Bandung, 20- 24 April 2015.
Workshop Pemetaan Sistem Integritas Nasional II dalam rangka
pendampingan dan pendalaman terkait hasil pemetaan risiko pada posisi
strategis masing-masing KLOP hingga dihasilkan sistem dan upaya untuk
mengatasinya, di Mandiri Corporate University Medan Sumatera Utara, 2428 Mei 2015.
Workshop Pemetaan Sistem Integritas III dalam rangka pendampingan dan
pendalaman terkait hasil pemetaan risiko pada posisi strategis masingmasing KLOP hingga dihasilkan sistem dan upaya untuk mengatasinya, di
Pertamina Corporate University, 30 Juni- 4 Juli 2015.
Workshop Pematangan Konsep dan Panduan Sistem Integritas (Kolaborasi
Tunas Integritas Nasional II Tahun 2015), Hotel Grand Candi Semarang Jawa
Tengah, 24- 27 Agustus 2015.
FGD Aspirasi dan Kontribusi menuju Konvensi Integritas Nasional dalam
rangka Persiapan pelaksanaan Konvensi Integritas Nasional, di Hotel
Aryaduta Tugu Tani Jakarta, 26- 27 Oktober 2015
Workshop pematangan konsep dan panduan sistem integritas di Surabaya Jawa
Timur dalam rangka finalisasi bahan panduan dan pedoman pembangunan
integritas di KLOP, di Hotel Crown Prince Surabaya, 11- 14 November 2015.
Konvensi Integritas Nasional Membuat kesepakatan integritas secara
nasional lintas KLOP (Deklarasi Semarang dan 5 panduan sistem integritas)
di Semarang Jawa Tengah, 24- 27 November 2015.
Finalisasi panduan integritas nasional bersama tim kecil Konvensi Integritas
Nasional (Tindak Lanjut dari Kegiatan Integritas Nasional) di Telkom CorpU
Bandung, 16- 18 Desember 2015.

LAMPIRAN

199
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
NO.
1

PROGRAM

URAIAN

Koordinasi
Implementasi Selain KPK, Kemendikbud dan Kemenag juga memiliki tanggung-jawab
Pendidikan Antikorupsi (PAK) dalam mendidik dan membangun karakter generasi muda Indonesia.
tingkat Pusat
Program-program Pendidikan Karakter (Antikorupsi) telah banyak
dilaksanakan, seperti Integrasi Pendidikan Antikorupsi di Mata Pelajaran
PPKn, Piloting Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Bantuan Sosial
Pendidikan Antikorupsi Pendidikan Menengah, Penyelenggaraan Pendidikan
Antikorupsi di Madrasah, dan Lomba Tata Kelola BOS di Tingkat Sekolah
Dasar dan Menengah.
Kegiatan koordinasi ini dilaksanakan dalam rangka pemetaan dan koordinasi
implementasi pendidikan antikorupsi yang diselenggarakan oleh masingmasing kementerian/lembaga. Adapun output dari kegiatan in adalah
terbentuknya kesepakatan penyelarasan dan kolaborasi pelaksanaan PAK,
tersusunnya desain awal Aksi Bersama PAK, dan terbentuknya tim koordinasi
teknis Aksi Bersama PAK.
Adapun pihak yang terlibat pada kegiatan adalah Direktorat Pendidikan
dan Pelayanan Masyarakat KPK, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah Kemendikbud, Badan Penelitian dan Pengembangan
(Balitbang) Kemendikbud, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat Kemendikbud, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Inspektorat Jenderal Kemendikbud,
dan Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama.

Piloting Sekolah Berbudaya Kegiatan Piloting dilaksanakan di 6 kota/kabupaten, yaitu Kota Bandung,
Jujur (Pembelajaran dan Tata Kota Cimahi, Kabupaten Gunung Kidul, Kota Malang, Kota Kupang, dan
Kelola Sekolah)
Kota Bengkulu, yang merupakan bagian dari Program Indonesia Cerdas
Tanpa Korupsi. Selain piloting sekolah, melalui Program Indonesia Cerdas
Tanpa Korupsi KPK mendorong Pemerintah Kota/Kabupaten untuk
mengimplementasikan tata kelola dana pendidikan sebagai tindak lanjut
kajian KPK mengenai dana pendidikan.
Sekolah Berbudaya Jujur bertujuan menumbuhkan nilai-nilai antikorupsi
melalui pendidikan antikorupsi di lingkungan sekolah. Untuk mencapai
tujuan tersebut, di masing-masing kota, dilaksanakan tahapan kegiatan
berupa pemetaan dan focus group discussion (FGD), Workshop Pembelajaran
Antikorupsi (kepala sekolah dan guru), workshop Tata Kelola Sekolah Berbasis
Integritas (Kepala Sekolah, Bendahara, & Komite Sekolah), pendampingan,
dan monitoring-evaluasi.
Adapun sekolah yang menjadi Piloting Sekolah Berbudaya Jujur adalah dari
tingkat SD-SMA di masing-masing daerah, yakni:
1. Kota Malang

2.

SDN Pandan Wangi 1, SDN Percobaan 1, SDN Kauman 1, SDN Blimbing


3, SMPN 1 Malang, SMPN 3 Malang, SMPN 5 Malang, SMPN 20 Malang,
SMKN 1 Malang, SMKN 2 Malang, SMKN 3 Malang, SMKN 4Malang,
SMKN 6 Malang, SMAN 1 Malang, SMAN 3 Malang. SMAN 4 Malang,
dan SMAN 8 Malang.
Kota Bengkulu
PAUD N Pembina 2, TK Negeri Pembina 1, SDN 19 Bengkulu, SDN 2
Bengkulu, SDN 20 Bengkulu, SDN 5 Bengkulu, SDN 9 Bengkulu, SMAN
1 Bengkulu, SMAN 4 Bengkulu, SMAN 8 Bengkulu, SMAN 9 Bengkulu,
SMAN 9 Bengkulu, SMKN 1 Bengkulu, SMKN 2 Bengkulu, SMKN 3
Bengkulu, SMPN 1 Bengkulu, SMPN 18 Bengkulu, SMPN 2 Bengkulu,
SMPN 4 Bengkulu, SMPN 5 Bengkulu.

Laporan
Tahunan 2015

200
NO.

PROGRAM

URAIAN
3.

Kota Bengkulu

4.

PAUD N Pembina 2, TK Negeri Pembina 1, SDN 19 Bengkulu, SDN 2


Bengkulu, SDN 20 Bengkulu, SDN 5 Bengkulu, SDN 9 Bengkulu, SMAN
1 Bengkulu, SMAN 4 Bengkulu, SMAN 8 Bengkulu, SMAN 9 Bengkulu,
SMAN 9 Bengkulu, SMKN 1 Bengkulu, SMKN 2 Bengkulu, SMKN 3
Bengkulu, SMPN 1 Bengkulu, SMPN 18 Bengkulu, SMPN 2 Bengkulu,
SMPN 4 Bengkulu, SMPN 5 Bengkulu.
Kota Bandung

5.

SD Pertiwi Bandung, SDNP Sabang Kota Bandung, SDN Pajagalan 58


Bandung, SDN Karangpawulan, SDN Leuwi Panjang,SDN Rancaloa,
SD Gagas Ceria Kota Bandung, SMPN 50 Kota Bandung, SMPN 5 Kota
Bandung, SMPN 13 Kota Bandung, SMPN 36 Kota Bandung, SMPN 2
Kota Bandung, SMPN 43 Kota Bandung, SMAN 1 Kota Bandung, SMAN
8 Kota Bandung, SMAN 23 Kota Bandung, SMAN 11 Kota Bandung,
SMAN 21 Kota Bandung, SMKN 9 Kota Bandung, SMKN 12 Kota
Bandung, SMKN 15 Kota Bandung, SMKN 1 Kota Bandung.
Kabupaten Gunung Kidul

6.

TKN Wonosari, TKN 1 Maret Playen , SDN Playen 3 Gunung Kidul, SD


Paliyan 2 , SDN Kemiri 2, SDN Wonosari 1, SDN Playen 3, SD Wiladeg,
SMPN 2 Semanu, SMPN 1 Semin, SMAN 2 Playen, SMKN 2 Wonosari,
SMAN 2 Wonosari, SMAN 1 Ngelipar.
Kota Kupang

7.

TKN Pendidikan, SDK Santa Maria Assumpta Kupang, SDN Gesapa


Kecil 2, SD GMIT Depura, SMPN 2 Kupang, SMPN 18 Kupang, SMAN 9
Kupang, SMKN 2 Kupang, SMKN 3 Kupang, SMAN 2 Kupang, SMKN
4 Kupang, SMAK Giovani, SMAN 7 Kupang, SDN Bonipoi 2, SMKN 8
Kupang, SMKN 7 Kupang, SMAN 1 Kupang, SDI Labat Kupang, SD I
Lasiana, SD Inpres Bello Kupang, SDN Naikoten 1, SMPN 8 Kupang, SD
Inpres Namosa Kupang.
Kota Cimahi
SDN Cipageran Mandiri 2, SDN Citeureup Mandiri 2, SDN Baros Mandiri 2, SD Padasuka Mandiri 2, SD Melong Asih 7,SDN Melong Mandiri
3,SMPN 2 Cimahi,SMPN 9 CImahi,SMPN 10 Cimahi, SMPN 10 Cimahi,
SMPN 3 Cimahi, SMPN 1 CImahi,SMPN 11 Cimahi, SMAN 1 Cimahi,
SMKN 2 CImahi, SMK Plus Darussurur, SMAN 5 CImahi, SMK Pasundan Putra, dan SMAN 6 Cimahi.

LAMPIRAN

201
NO.
3

PROGRAM

URAIAN

Penguatan dan Monitoring


Impelementasi Mata
Kuliah Pendidikan Budaya
Anti Korupsi (PBAK) di
Lingkungan Poltekkes
Kemenkes

Dalam rangka membangun budaya antikorupsi di sektor kesehatan,


Kementerian Kesehatan dan KPK melaksanakan program Pendidikan
dan Budaya Anti Korupsi (PBAK) di 38 Politeknik Kesehatan (Poltekkes)
Kemenkes. PBAK bertujuan mendidik para calon tenaga kesehatan yang
profesional, berkualitas, dan berintegritas. Terlebih, pada saat mahasiswa
masuk ke dunia kerja, nilai antikorupsi akan terinternalisasi ke dalam diri
mahasiswa.
Pada 2014, Kemenkes dan KPK telah membuat modul mata kuliah PBAK serta
melatih para calon dosen pengampu mata kuliah PBAK. Pada tahun 2015,
seluruh Poltekkes Kemenkes diharapkan telah mengimplementasikan mata
kuliah PBAK sebanyak 2 SKS. Penguatan yang dilakukan meliputi workshop
Dosen dan Mahasiswa. Dalam rangka hal tersebut, KPK memberikan
penguatan di 3 Poltekkes Kemenkes yang diharapkan menjadi role model
implementasi PBAK di Poltekkes Kemenkes:
1. Pendampingan dan Workshop PBAK Poltekkes Bengkulu (12-14 Agustus
2015)
2. Pendampingan dan Workshop PBAK Poltekkes Malang (27-30
September 2015)
3. Pendampingan dan Workshop PBAK Poltekkes Kupang (25-27
November 2015)

Pengembangan Media
Pembelajaran Antikorupsi

KPK terus berupaya untuk meningkatkan daya dukung terhadap


implementasi Pendidikan Antikorupsi. Tahun 2015, dilakukan beberapa
pengembangan pada media pembelajaran yang sudah ada sebelumnya,
seperti modul/panduan, buku, aplikasi digital, permainan/games dan
sebagainya, sebagai salah satu tools yang akan digunakan sebagai
pendukung terhadap efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan Pendidikan
Antikorupsi serta mempromosikan pesan-pesan dan nilai-nilai antikorupsi
secara lebih masif.
Adapun pengembangan media Pembelajaran Antikorupsi yang dilaksanakan
pada 2015 adalah:
1. Pengembangan Media Pembelajaran antikorupsi untuk TK-SD (Album
Lagu Anak Aku Anak Jujur dan Serial Cerita Anak Si Kumbi Anak
Jujur).
2. Pembuatan Film Boneka Anak Si Kumbi Anak Jujur
3. Penulisan Buku Inovasi Pembelajaran Antikorupsi (Ide Beraksi),
yang bisa dimanfaatkan para guru sebagai referensi model insersi
pembelajaran antikorupsi pada berbagai pelajaran.
4. Uji Coba Boards Games Antikorupsi dalam rangka Pembangunan
Integritas di Bandung, 28 Oktober - 1 November 2015.
5. Penyusunan Infografis Pendidikan Antikorupsi terkait hasil Koordinasi
dan Supervisi Pencegahan Korupsi sektor Pendidikan.
6. Pengembangan Media Pembelajaran Film Sahabat Pemberani untuk
pelajar tingkat SD:

Pengembangan Produk Senam Sahabat Pemberani


Produksi Video Klip Animasi Theme Song Sahabat Pemberani,
Produksi Aplikasi Games Sahabat Pemberani (boardgames
digital),
Pembuatan Comicstrip Sahabat Pemberani,
Uji coba implementasi Board games Sahabat Pemberani.

Laporan
Tahunan 2015

202
NO.

PROGRAM

URAIAN

Tunas Integritas Mahasiswa

Program Tunas Integritas Mahasiswa bertujuan memberikan bekal


pengetahuan, sikap dan perilaku anti korupsi bagi mahasiswa, baik pada saat
kuliah maupun setelah memasuki dunia kerja. Selama 2015, kegiatan yang
dilaksanakan adalah:
1. Workshop Pendidikan Antikorupsi Mahasiswa Jurusan PPKn Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, 4-8 Mei 2015.
2. ToT Tunas Integritas Mahasiswa di Poltekkes Bengkulu, 12-15 Agustus
2015.
3. ToT Tunas Integritas Mahasiswa di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, 1 -4 September 2015

Teacher Supercamp: Guru


Menulis Antikorupsi

Mengangkat tema Guru Menulis Antikorupsi, bagian penting dalam


kegiatan ini adalah melibatkan para tenaga pendidik dari tingkat SMP dan
SMA dari seluruh Indonesia yang memiliki minat, bakat, atau pengalaman
dalam menulis bahan bacaan remaja serta memiliki semangat dan komitmen
dalam pendidikan antikorupsi. Selain bertujuan untuk meningkatkan
kapasitas guru dalam penyusunan materi pendidikan antikorupsi, kegiatan
ini juga untuk memperkaya konten/literatur pendidikan antikorupsi yang
bisa dimanfaatkan dalam upaya penerapan nilai-nilai antikorupsi dengan
segmentasi remaja.
Pada kegiatan Teacher Supercamp 2015: Guru Menulis yang dilaksanakan
pada 2-6 November 2015 di Lembang, Jawa Barat, ini dilaksanakan berbagai
agenda, di antaranya workshop pendidikan antikorupsi, workshop penulisan
cerita, team building, dan kegiatan pendukung lainnya dengan narasumber
yang ahli di bidangnya, seperti Ahmad Fuadi (penulis novel Negeri 5
Menara), Pidi Baiq (Penulis novel remaja Dilan), Zulfikri Anas (praktisi
pendidikan dan kurikulum) dan didampingi secara intensif oleh para mentor
yaitu Gol A Gong (sastrawan dan penulis), Iman Soleh (dramawan), dan Beng
Rahadian (komikus dan pengajar IKJ).
Dari kegiatan ini dihasilkan naskah atau manuskrip siap cetak terkait bahan
bacaan untuk pembelajaran/pendidikan antikorupsi untuk kalangan remaja.
Selain itu, para peserta mampu secara mandiri membuat bahan bacaan
berkualitas bertemakan edukasi antikorupsi, dan dihasilkannya berbagai
model pembelajaran antikorupsi yang efektif dan menyenangkan yang akan
digunakan dalam implementasi pendidikan antikorupsi, terutama untuk
kalangan remaja.

Festival Pendidikan
Antikorupsi

Kegiatan ini dilaksanakan pada rangkaian Festival Antikorupsi 2015 yang


diselenggarakan di Sasana Budaya Ganesha Bandung, pada Desember 2015.
Adapun bentuk kegiatan yang dilaksanakan berupa:
Lomba Senam Sahabat Pemberani
Lomba Pendongeng Cilik
Panggung Anak Jujur
Launching Film Anak Si Kumbi Anak Jujur
Playday Boardgames Antikorupsi
Deklarasi Guru Berintegritas Kota Bandung (Kerja Sama Disdik Kota
Bandung)
Penyerahan Sekolah Berintegritas Kota Bandung (Kerja Sama Disdik
Kota Bandung)

LAMPIRAN

203
NO.
8

PROGRAM

URAIAN

Zona Sahabat Pemberani di


Taman Pintar Yogyakarta

Selain melakukan upaya-upaya penindakan korupsi dan perbaikan sistem,


KPK juga terus melaikukan upaya menumbuhkan nilai-nilai antikorupsi
sejak dini, salah satunya melalui pendekatan edukasi dengan membangun
wahana Zona Sahabat Pemberani Taman Pintar Yogyakarta. Peluncuran
dilaksnakan pada Senin, 4 April 2015, oleh pimpinan KPK dengan disaksikan
oleh pimpinan Wali Kota dan DPRD Kota Yogyakarta, rektor, guru, dan pelajar.
Zona yang merupakan pengembangan dari film animasi Sahabat Pemberani
yang diproduksi KPK pada 2013 ini menempati area seluas 10 x 10 meter,
yang berisi materi pendidikan antikorupsi melalui media kinnect games
(petualangan dan senam antikorupsi), dinding bergambar berupa materi
kekayaan Indonesia, ciri-ciri negara bebas dari korupsi, nilai-nilai antikorupsi,
dan kinerja KPK; poster tokoh-tokoh bangsa berintegritas agar anak-anak
dapat mengetahui dan meneladaninya, photo booth Sahabat Pemberani,
dan media informasi lainnya yang berisi iklan layanan masyarakat dan film
animasi antikorupsi.

COMMUNITY DEVELOPMENT DAN KAMPANYE ANTIKORUPSI


NO.
1

PROGRAM
Penyusunan Strategi
Komunikasi KPK

URAIAN
Strategi Komunikasi dirumuskan dengan bantuan pakar-pakar komunikasi
dan praktisi periklanan untuk mendapatkan konsep dan panduan cara yang
efektif dan efisien untuk mengkomunikasikan produk-produk kampanye,
sosialisasi, dan pendidikan KPK kepada khalayak sasaran yang dituju.
Penyusunan Strategi Komunikasi ini melalui beberapa tahap, yaitu FGD pakar,
survei pemetaan dan indentifikasi target, serta perumusan strategi. Rangkaian
kegiatan penyusunan strategi komunikasi ini berlangsung pada Juni-Oktober
2015 di Jakarta.

Community Engagement &


Pada 2015, KPK melakukan konsep baru dalam pencegahan korupsi, yaitu
Public Participation for Anti- merangkul kolaborasi komunitas-komunitas yang mandiri dan aktif dalam
corruption
kegiatan sosial untuk menyebarluaskan nilai-nilai integritas ke seluruh
segmen masyarakat melalui kegiatan yang berkelanjutan dan menumbuhkan
kepemilikan gerakan antikorupsi di masyarakat. Pelibatan komunitas ini dapat
lebih mengokohkan gerakan antikorupsi dan dapat menumbuhkan inisiatif
dan partisipasi masyarakat untuk terlibat aktif dalam gerakan antikorupsi
dalam berbagai bentuk.
KPK membuat pilot project di empat kota yang menjadi fokus KPK dalam
kegiatan Community Engagement & Public Participation di 2015 ini, yaitu:
Yogyakarta (April-September 2015), Bandung (April-September 2015),
Denpasar (Juni-September 2015), dan Kupang (Mei-November 2015). Lebih
dari 40 komunitas yang terlibat dalam kegiatan di empat kota tersebut, dan
masing masing saling berkolaborasi antar-komunitas dengan mengadakan
kegiatan yang bertujuan menyebarluaskan nilai-nilai integritas atau
menggugah perubahan sosial, seperti kegiatan Seni Indonesia Berkabung di
Yogya atau Gerakan Difabel Antikorupsi di Bandung.
Dari kegiatan di empat kota ini, KPK mencoba mengevaluasi dan menemukan
metode yang tepat untuk merumuskan konsep Community Engagement
& Public Participation yang akan dikembangkan lebih masif di tahun-tahun
selanjutnya dengan melibatkan lebih banyak komunitas.

Laporan
Tahunan 2015

204
NO.
3

PROGRAM

URAIAN

Anti-corruption Film Festival Kegiatan yang merupakan agenda tahunan sejak 2013 ini bertujuan untuk
(ACFFest) 2015
mengajak masyarakat berpartisipasi menyuarakan antikorupsi melalui film
sebagai media komunikasinya. Film dipandang sebagai media yang efektif
untuk menyampaikan pesan-pesan dan nilai-nilai antikorupsi karena film
merupakan bagian dari budaya populer.
Pada 2015, kegiatan ACFFest dibagi dalam beberapa kegiatan, yaitu kompetisi
ide cerita melalui pitching forum, pemutaran filmm dan workshop. Sehingga,
selain menonton film dan membuat film sendiri, para peserta juga diberi
pengetahuan tentang cara teknis sebuah produksi film dengan mengadirkan
para film maker sebagai narasumber workshop di setiap kota yang menjadi
tujuan. Selain itu, diadakan pula kompetisi film antikorupsi yang bisa diikuti
oleh masyarakat umum, dengan kategori: film fiksi pendek, film animasi
pendek, PSA, film dokumenter, dan citizen journalism.
Pusat kegiatan ACFFest 2015 diselenggarakan di 12 kota, yaitu: Banda
Aceh (Maret 2015), Solo (Maret 2015), Cirebon (Mei 2015), Pekanbaru (Mei
2015), Jember (Mei 2015), Pontianak (Juni 2015), Purbalingga (Juni 2015),
Denpasar (Agustus 2015), Sumbawa (Agustus 2015), Kendari (Agustus
2015, Lhokseumawe (Agustus 2015) dan Jakarta (Agustus 2015). Adapun
penganugrahan pemenang kompetisi film dilakukan di Bandung bersamaan
dengan acara Festival Antikorupsi 2015, pada 10 Desember 2015.

Anti-corruption Youth Camp Konsep kegiatan Youth Camp 2015 yang dilaksanakan pada 18-29 Oktober
2015
2015 di Yogyakarta ini adalah menginspirasi, mengajak saling berkolaborasi,
dan memprovokasi para champion-champion muda dari seluruh Indonesia
untuk aktif menyebarkan virus-virus antikorupsi di lingkungan sekitar mereka.
Pada tahap awal, KPK menyeleksi 30 anak muda dari seluruh Indonesia,
mulai dari Aceh sampai Papua, yang berusia antara 18-25 tahun dan memiliki
passion terhadap gerakan antikorupsi yang dipilih berdasarkan keterlibatan
aktif mereka dalam komunitas dan kegiatan yang mendorong perubahan
sosial.
Kegiatan Youth Camp 2015 terdiri atas tiga bagian, yaitu penyemaian, berakar,
dan tumbuh. Pada tahap penyemaian, para peserta mendapat pengetahuan
tentang gerakan sosial dan strateginya melalui workshop. Sementara tahap
berakar adalah kegiatan dimana para peserta tinggal dan berinteraksi di empat
desa di sekitar Yogyakarta selama tiga hari untuk menyerap informasi terkait
problem sosial lokal dan mencari solusinya. Sedangkan pada tahap tumbuh,
para peserta saling berbagi konsep perubahan sosial dan merencanakan
kolaborasi selanjutnya.
Hasil dari Youth Camp 2015 adalah para peserta membentuk Angkatan
Perubahan yang bercita-cita membebaskan anak muda Indonesia dari
belenggu korupsi dengan cara terlibat aktif di komunitas dan saling bekerja
sama.

LAMPIRAN

205
NO.
5

PROGRAM
Pembangunan Budaya
Antikorupsi Berbasis
Keluarga

URAIAN
Pembangunan budaya antikorupsi berbasis keluarga merupakan program
pencegahan yang ditargetkan untuk anak-anak Indonesia usia 4-9 tahun dalam
rangka membentuk generasi Indonesia yang berintegritas. KPK melakukan
pendekatan dan intervensi kepada keluarga (orang tua), masyarakat, komunitas,
para pendidik serta media untuk menyampaikan nilai-nilai antikorupsi kepada
anak-anak target sasaran, sehingga nilai-nilai antikorupsi dapat dijadikan
pedoman hidup serta dapat memengaruhi pembentukan karakter integritas
pada diri anak.
Dengan menjadikan Kelurahan Prenggan, Kecamatan Kotagede, Yogyakarta
sebagai pilot project, kegiatan ini dilaksanakan sejak Januari 2014 s.d Desember
2015 dan masih akan berlanjut di tahun 2016. Adapun rangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh KPK antara lain:
1. Baseline study mengenai internalisasi nilai-nilai antikorupsi dalam keluarga.
2. Sosialisasi program pencegahan korupsi berbasis keluarga kepada jajaran pemerintah terkait dan masyarakat umum.
3. Rekrutmen dan seleksi relawan.
4. Pembangunan kapasitas relawan melalui kegiatan Sekolah Relawan.
5. Pendampingan kepada komunitas relawan yang terdiri atas ibu rumah
tangga (orang tua), guru PAUD, dan mahasiswa.
6. Aksi bersama relawan kepada target keluarga sasaran melalui kegiatan sosialisasi, kampanye, dan edukasi tentang fungsi keluarga dalam
pencegahan korupsi dan penanaman nilai-nilai antikorupsi dalam keluarga.

Festival Antikorupsi 2015

Kegiatan ini diselenggarakan bukan hanya seremonial belaka, namun juga


merupakan kegiatan kolaborasi antara KPK dan masyarakat dan menjadi
simbolisasi semangat dan inisiatif antikorupsi tumbuh dan datang dari
masyarakat, menjadi sebuah festival, menjadi pesta rakyat antikorupsi.
Pada 2015, Festival Antikorupsi diselenggarakan di Bandung yang menjadi
salah satu kota pilot project pada program Community Engagement & Public
Participation KPK. Pelibatan komunitas-komunitas di Bandung sendiri sudah
dimulai sejak April 2015. Berbagai kegiatan yang diinisasi oleh komunitas dalam
rangkaian kegiatan Festival Antikorupsi antara lain: Kain Perca Antikorupsi,
Hackaton Merdeka, Wayang Golek Antikorupsi, konser dan workshop musik,
Festival Antikorupsi di Kampung Dago Pojok, Gerakan Difabel Antikorupsi,
dan sebagainya.
Selain menggandeng komunitas, kegiatan Festival Antikorupsi 2015 juga
melibatkan kementerian, lembaga negara, pemerintah daerah, NGO, CSO,
lembaga pendidikan, dan media. Berbagai kegiatan dikemas yang acara
yang berlangsung di Sasana Budaya Ganesha, 10-11 Desember 2015, ini,
di antaranya pameran Integrity Expo, workshop, seminar, lelang barang
gratifikasi, awarding, dan sebagainya.

Laporan
Tahunan 2015

206
SOSIALISASI ANTIKORUPSI
NO.

PROGRAM

URAIAN

Pencegahan Korupsi National


Interest (Pendidikan &
Kesehatan)

Upaya pemberantasan korupsi tidak dapat hanya dilakukan melalui upayaupaya penindakan pelaku, tetapi juga upaya-upaya pencegahan melalui
perbaikan sistem serta pembangunan perilaku dan budaya antikorupsi. Salah
satu fokus KPK di bidang pencegahan korupsi adalah sektor pendidikan dan
kesehatan. Dua sektor ini dipilih karena 30% dana APBN/APBD dialokasi
untuk sektor pendidikan (20%) dan kesehatan (10%) serta dampaknya
langsung dirasakan masyarakat.
Pada 2014, KPK melakukan kajian dan penelitian mengenai dana pendidikan
dan dana kesehatan. Berdasarkan hasil kajian tersebut, ditemukan berbagai
permasalahan yang berpotensi menghambat tercapainya tujuan dari
pengalokasian dana pendidikan dan dana kesehatan untuk mewujudkan
layanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau.
Berdasarkan hal tersebut, KPK menyelenggarakan Program Pencegahan
Korupsi Terintegrasi di Sektor Pendidikan dan Kesehatan dengan melibatkan
berbagai pemangku kepentingan sesuai dengan peran dan kapasitasnya
masing-masing melalui tahapan koordinasi teknis, FGD, workshop, deklarasi
& sosialisasi, dan monev di 7 Kota/ Kabupaten yang ditunjuk sebagai piloting.
Kota/kabupaten tersebut adalah Kota Bandung (26 Maret 2015-11 Desember
2015), Kota Kupang (9 Maret 2015-11 Desember 2015), Kota Cimahi (6 April
2015-26 Agustus 2015), Kota Yogyakarta (6 April 2015-28 Mei 2015), Kota
Malang (9 April 2015-11 Desember 2015), Kota Bengkulu (9 April 2015-17
September 2015), dan Kabupaten Gunung Kidul (7 April 2015-28 Mei 2015).

Penyelarasan Program
Pembangunan Integritas

Kegiatan Pemetaan Penyelarasan Program Pembangunan Integritas


dilakukan dalam bentuk Paparan implementasi Zona Integritas (ZI) dan
pengumpulan dokumen pendukung.
Selama 2015 kegiatan ini dilaksanakan di Kementerian Keuangan (7
Agustus 2015), Kementerian Kelautan dan Perikanan (10 Agustus 2015),
Kementerian PAN-RB (11 Agustus 2015), Kementerian Dalam Negeri (11
Agustus 2015), Kementerian Perindustrian (11 Agustus 2015), Kementerian
Agama (12 Agustus 2015), Kementerian Kesehatan (13 Agustus 2015),
Kementerian Pendidikan & Kebudayaan (13 Agustus 2015), Kemenkumham
(18 Agustus 2015), Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia (12 Oktober 2015), Kementerian Pemberdayaan Perempuan
& Perlindungan Anak (13 Oktober 2015), Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (15 Oktober 2015), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (15 Oktober 2015), Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (16 Oktober 2015), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan (16 Oktober 2015), dan Badan Pusat Statistik (21 Oktober 2015)

LAMPIRAN

207
NO.
3

PROGRAM
Program Pendidikan Kader
Parpol Berintegritas

URAIAN
Diskursus korupsi dan strategi-strategi antikorupsi telah mengidentifikasi
parpol sebagai aktor kunci yang menyalahgunakan kekuasaannya dalam
sistem politik untuk menerima suap, menempatkan anggota-anggotanya
pada posisi strategis di sektor publik dan BUMN, merekayasa institusi
politik dan ekonomi untuk kepentingan-kepentingan kelompoknya, atau
mengendalikan sumber daya-sumber daya publik ke tangan pimpinan atau
anggota parpol.
Selain itu, minimnya kapasitas dan pengalaman kader parpol yang berhasil
menduduki jabatan politik juga berefek ketika kader parpol tersebut masuk
ke dalam parlemen sehingga mereka mengalami kesulitan dalam bekerja.
Hal ini berimbas pada citra parpol yang asumsinya kemudian parpol menjadi
kurang baik.
Untuk menangani hal tersebut, pada 2015 KPK merancang Program
Pendidikan Kader Parpol Berintegritas (Politik Berintegritas) untuk
menyiapkan kader parpol yang berintegritas dalam rangka penguatan sistem
politik di Indonesia. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pemetaan, FGD,
dan workshop sayap muda parpol:
1. Pemetaan Sayap Muda Parpol
1. Garda Bangsa (PKB), 20 Agustus 2015
2. PP Tidar (Gerindra), 27 Agustus 2015
3. Komunitas Banteng Muda (PDIP), 27 Agustus 2015
4. Angkatan Muda Kabah (PPP), 27 Agustus 2015
2. FGD
FGD dilaksanakan untuk mencetak kader partai politik yang
berintegritas dalam rangka penguatan sistem politik berintegritas.
Kegiatan yang dilaksanakan di kantor KPK pada 2 September 2015
dengan menghadirkan narasumber Abdullah Hehamahua (Mencetak
Integritas, Menaikkan Elektabilitas) dan Prof. Ikrar Nusa Bhakti
(Regenerasi Kader Muda Partai Politik), ini diikuti oleh 11 organisasi
muda sayap partai politik, yaitu: Angkatan Muda Kabah (PPP), Gerakan
Pemuda Kabah (PPP) , Komunitas Banteng Muda (PDIP) , PP Tidar
(Gerindra), Garda Bangsa (PKB), Garda Pemuda Nasdem (Nasdem), Liga
Mahasiswa Nasdem (Nasdem) , Gerakan Muda Nurani Rakyat (Hanura),
Gema Keadilan (PKS), Barisan Muda PAN (PAN), dan Angkatan Muda
Pembaharuan Indonesia (Golkar)
3.

Workshop Sayap Muda Parpol Berintegritas


Kegiatan yang berlangsung di kantor KPK pada 12 November 2015
ini merupakan lanjutan dari FGD yang diikuti oleh 13 organisasi muda
sayap partai politik. Dalam kegiatan ini dihadirkan narasumber Wakil
Ketua KPK, Bapak Adnan Pandu Pradja, paparan Gratifikasi secara
umum oleh Fungsional Gratifikasi, dan paparan Renungan terhadap
persoalan korupsi, kerakyatan & pemimpin berintegritas dalam rangka
mewujudkan partai politik berintegritas oleh tim Litbang KPK. Adapun
peserta dari workshop ini adalah Kader Muda Demokrat, Barisan Muda
Demokrat, Angkatan Muda Demokrat, Komunitas Banteng Muda,
GP Nasdem, Gema Keadilan, AMPI, Angkatan Muda Kabah, Gerakan
Pemuda Kabah, Garda Bangsa, BM PAN, Gemura, dan Pemuda Hanura.

Laporan
Tahunan 2015

208
NO.

PROGRAM

URAIAN

Program Pilkada Berintegritas

Untuk memenuhi harapan terpilihnya Kepala Daerah yang akan membawa


perubahan positif bagi penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang akan
bermuara pada kesejahteraan rakyat, dibutuhkan rangkaian proses dan
tahapan Pilkada yang berintegritas. Untuk mencapai hal tersebut, terdapat
3 elemen kunci yang perlu disentuh, yaitu para calon kepala daerah,
penyelenggara dan tentunya masyarakat pemilih yang merupakan subjek
utama pemegang mandat.
Untuk memastikan hal tersebut, KPK mengemas sebuah rangkaian kegiatan
yang bertajuk Program Pilkada Berintegritas 2015. Rangkaian kegiatan ini
bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh faktor terkait Pilkada (calon,
penyelenggara dan masyarakat) akan mampu menjunjung tinggi nilai-nilai
Integritas yang akan bermuara pada terwujudnya rangkaian Pilkada yang
berintegritas yang mampu mewujudkan pemerintahan daerah baru yang
jujur, amanah, dan mampu membawa kemakmuran bagi segenap rakyat
Indonesia.
Setelah diluncurkan pada 31 Agustus 2015 di KPK, Program Pilkada
Berintegritas dilaksanakan di 17 daerah yang menyelenggarakan pilkada
2015. Adapun kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pemetaan Pilkada
Berintegritas, pembekalan calon Kepala Daerah & Deklarasi LHKPN, dan
sosialisasi masyarakat, dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut:
1. Provinsi Bali (27 Mei 2015- 30 Oktober 2015).
2. Provinsi Jambi (5 Mei 2015- 20 November 2015).
3. Provinsi Kalimantan Utara (17 Mei 2015-6 November 2015).
4. Provinsi Kalimantan Selatan (18 Mei 2015-13 November 2015).
5. Provinsi Bengkulu (26 Mei 2015-30 Oktober 2015).
6. Provinsi Jawa Timur (28 Mei 2015-13 November 2015).
7. Provinsi Kalimantan Tengah (25 Mei 2015-20 November 2015).
8. Provinsi Sumatera Barat (2 Juni 2015-30 Oktober 2015).
9. Provinsi Kepulauan Riau (2 Juni 2015-6 November 2015).
10. Provinsi Sulawesi Utara (9 Juni 2015-13 November 2015).
11. Provinsi Sulawesi Tengah (17 Juni 2015-13 November 2015).
12. Provinsi Banten (15 September -25 November 2015)
13. Provinsi Kalimantan Barat (15 September-25 November 2015)
14. Provinsi Sumatera Selatan (6 Oktober-25 November 2015)
15. Provinsi Sulawesi Selatan (6 Oktober-3 Desember 2015)
16. Provinsi Papua (19 Oktober 2015-20 November 2015)
17. Provinsi Riau (1-4 Desember 2015)

Sosialisasi dan Bedah Buku Buku yang dibedah adalah buku-buku bernafaskan antikorupsi hasil terbitan
Antikorupsi
KPK, di antaranya Saujana Diantara Pilihan, Semua Bisa Beraksi, Orange
Juice: Belajar Integritas pada Tokoh Bangsa dan Pantang Korupsi Sampai
Mati. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada bulan Januari-Februari
2015, dilangsungkan di 28 kota di Indonesia, yaitu Kota Banda Aceh, Medan,
Kupang, Manokwari, Gorontalo, Kendari, Depok, Yogyakarta, Cilacap,
Purbalingga, Purwokerto, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Bandung, Ternate,
Kupang, Samarinda, Balikpapan, Manado, Bogor, Surabaya, Riau, Bengkulu,
Serang, Manado, Pontianak, dan Kendari.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk sosialisasi buku sekaligus uji coba kepada
masyarakat untuk mengetahui pendapat dan saran yang dijadikan sebagai
perbaikan buku. Selain itu, juga untuk mengukur pemahaman dan kesadaran
masyarakat akan nilai-nilai antikorupsi.

LAMPIRAN

209
ANTI-CORRUPTION LEARNING CENTER (ACLC)
NO.
1

PROGRAM

URAIAN

Pengembangan Modul Pembelajaran Pada 2015, ACLC mengolah hasil-hasil kajian tentang korupsi
yang dilakukan oleh KPK sebagai dasar pengembangan modul,
Antikorupsi
bahan, metode ajar pengembangan kapasitas pencegahan korupsi
berdasarkan kebutuhan prioritas mitigasi resiko terjadinya korupsi,
seperti pengenalan cara identifikasi serta pencegahan terjadinya
kecurangan (fraud) pada sektor pelayanan kesehatan, pengelolaan
dana desa dan sektor pelayanan publik.
Selain itu, ACLC juga mengembangkan modul pembelajaran
antikorupsi berupa buku sebagai berikut:
1. Pengantar Kelembagaan Antikorupsi
2. Kapita Selekta dan Beban Biaya Sosial Korupsi
3. Pengantar Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
4. Pengantar Gratifikasi
5. Pengaduan Masyarakat terindikasi Tindak Pidana Korupsi

Mobile Education Unit (Bus ACLC)

Menyadari bahwa pembelajaran antikorupsi perlu dilakukan dengan


cara-cara yang inovatif, KPK mengembangkan mobile education unit
antikorupsi berupa Bus ACLC. Investasi pembangunan Bis ACLC ini
dilengkapi dengan 11 unit komputer, 1 laptop untuk Fasilitator ACLC,
giant screen 4x6m, sound system, tenda hydrolic dan dapat online
Portal Anti-Corruption Clearing House (ACCH). Dengan perlengkapan
yang memadai, pembelajaran edukasi antikorupsi dalam berbagai
bentuk kegiatan dapat pula dilakukan di luar bis dengan jumlah
peserta yang lebih banyak, dapat lebih dari 500 peserta.
Materi yang dapat dipelajari di mobile class room ACLC antara
lain; E-learning Gratifikasi, Interactive games; Pemburu Koruptor,
Tugas Rizal, Niat Baik, Tangkap, Sahabat Pemberani, BM Kids.
Lagu Antikorupsi; Kita Bangun Negeri (Kahitna), Serukan Keadilan
(Kikan), Koruptor (Slank), Jujur Itu Hebat (OST. Sahabat Pemberani),
Persahabatan (Hanifa), Video Iklan Layanan Masyarakat KPK, Komik
KPK, Semua Bisa Beraksi dan Film; K vs K, Sebelum Pagi Terulang
Kembali, Sahabat Pemberani, Kompilasi ACF Fest 2013 dan 2014.
Adapun jumlah trainees ACLC tahun 2015 adalah 2.046, sementara
jumlah pengunjung mobile class room ACLC adalah 5.628 orang.
Peserta yang dianggap sebagai trainees adalah peserta yang
telah mengikuti kegiatan pengembangan kapasitas dalam bentuk
Pelatihan, Dialog/Workshop dengan minimum durasi 4 x 120 menit
jam pelajaran.
Kegiatan dari mobile class room unit selama 2015 adalah:
1. Mobile Class Room Bus ACLC Goes to School
Pelatihan Pendidikan antikorupsi ke sekolah-sekolah di Provinsi
Yogyakarta, yaitu SMAN 1, SMAN 11, SMKN 2 Pengasih,
SMAN 1 Pengasih, SMAN Wates, dan SMAN 2 Wonosari, yang
dilakukan pada Mei 2015.
1.

Bus ACLC Reaches to Public


Peningkatan
kesadaran,
pemahaman
masyarakat
terhadap antikorupsi melalui pendidikan antikorupsi yang
dilakukan di mobile class room ACLC di Taman Pintar
Jogyakarta, Januari-November 2015.
Peningkatan kesadaran, pemahaman masyarakat terhadap
antikorupsi melalui pendidikan antikorupsi pada Festival
of Nations Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat,
24-26 April 2015.

Laporan
Tahunan 2015

210
NO.

PROGRAM

URAIAN

Sosialisasi, Pelatihan, dan Edukasi


Antikorupsi kepada Masyarakat
Umum, Komunitas, dan Mahasiswa

ACLC mengadopsi Taxonomy Bloom sebagai alat ukur kegiatan


pembelajaran, yakni; remembering, understanding, applying,
analyzing, evaluating dan creating. Kegiatan dikemas berbagai
bentuk sesuai kebutuhan dan target tujuan. Secara umum, prosentase
capaian pengukuran kegiatan pembelajaran ACLC di tahun 2015
adalah; remembering 10%, understanding 12%, applying 12%,
analyzing 12%, evaluating 44% dan tahap creating 10%.
Pelatihan Pencegahan Korupsi kepada Para Dai dan Juru Dakwah
di Pengurus Daerah Muhammadiyah Kab. Bantul pada Maret
2015 di Gedung Dakwah PD Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta.
Pendidikan antikorupsi di Dinas Pendidikan Kab. Kulon Progo,
Mei 2015.
Pendidikan antikorupsi dan Dinas Pendidikan Kab. Bantul
bersama Komunitas Institute For Integrity Yogyakarta, Juni 2015
Pelatihan Antikorupsi dan Etika Profesi kepada Para Sarjana
Teknik dan Calon Sarjana Teknik yang tergabung dalam
Persatuan Insinyur Indonesia (PII) pada Juni 2015 di Bandung.
Pelatihan pengembangan kapasitas dan manajemen integritas
melalui pembelajaran integritas dan antikorupsi untuk Komunitas
Gerakan Difabel Antikorupsi (GRADASI) pada Desember 2015 di
Bandung.
Pendidikan integritas dan antikorupsi dalam kegiatan Ramadhan
di kampus Universitas Islam Indonesia, Universitas Gadjah Mada,
Universitas Muhammadiyah Yogjakarta, Juni 2015

Pembelajaran ACLC di Kementerian,


Lembaga, dan Pemerintah Daerah

Bekerja sama dengan mitra strategis dalam pelayanan publik, seperti


Ombudsman RI, BPKP, dan Pemerintah Daerah, KPK melakukan
kegiatan berbagai workshop dan pelatihan pencegahan korupsi di
sektor pelayanan publik, di antaranya:
Workshop dan Pelatihan Pencegahan Korupsi pada Pelayanan
Publik di Dinas Perizinan Kab. Bantul Yogyakarta.
Pembelajaran antikorupsi dan integritas kepada para auditor
di lingkungan kerja Inspektorat Kab. Sleman, Yogyakarta, Juli
2015.
Kerja sama dengan Ombudsman Sumatera Selatan: Workshop
dan Pelatihan Pencegahan Korupsi bagi para Penyelenggara
Pelayanan Publik (PDAM, Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil, Dinas Pendidikan, Dinas Perizinan) wilayah Sumatera Selatan pada September 2015 di Palembang.
Pelatihan Pencegahan Korupsi di Sektor Pelayanan Publik
bekerjasama dengan Dirjen Admindukcapil Kementerian Dalam
Negeri, Oktober 2015.

Pelatihan Pencegahan Korupsi


dan Fraud Control Plan di Sektor
Kesehatan

Pada 2015 ACLC bersama mitra-mitra strategis seperti Kementerian


Kesehatan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangungan
(BPKP) wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat dan Daerah
Istimewa Yogyakarta, Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan (PKMK
Universitas Gadjah Mada) telah melakukan serangkaian Dialog multistakeholder tentang terkait alasan sektor kesehatan menjadi salah
satu prioritas pencegahan korupsi dan tata cara memitigasi resiko
terjadinya fraud-korupsi secara aplikatif dan sistematis.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah pelatihan bagi para
dokter, paramedik, penyelenggara/pengelola Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama/Lanjut (FKTP/L) dan Dinas Kesehatan tentang
Pencegahan Fraud dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan
Nasional, di Kota Bandung (Mei 2015), Kota Kupang (Mei 2015), dan
Kota Yogyakarta (Agustus 2015).

LAMPIRAN

211
NO.

PROGRAM

URAIAN

Workshop Tindak Lanjut


Pencegahan Korupsi dan Fraud pada
penyelenggaraan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)

Workshop ini merupakan tindak lanjut dari pembelajaran pencegahan


fraud pada pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (di puskesmas
dan rumah sakit), untuk melihat sejauh mana rencana aksi yang
sudah dilakukan dan sekaligus melakukan pendampingan terhadap
kegiatan yang sudah dan akan dilakukan. Pada 2015, kegiatan ini
dilaksanakan pada November 2015 di Kota Bandung, Kota Kupang,
dan Kota Yogyakarta.

TOT Antikorupsi

Penyelenggaraan pembelajaran
ACLC pada Festival Antikorupsi

Pelatihan Trainer Antikorupsi untuk Mahasiswa Institute For


Integrity Yogyakarta, Juli 2015.
TOT Integritas dan Antikorupsi kepada para Widyaiswara di
Perpustakaan Nasional, Juni 2015.

Pada rangkaian kegiatan Festival Antikorupsi 2015 di Bandung, Jawa


Barat, ACLC menyelenggarakan Expose Good Practice Do Good and
Talk about It tentang praktik baik pencegahan fraud dan korupsi di
sektor kesehatan. Salah satunya adalah dialog & workshop tindak
lanjut tentang Praktik Baik Pencegahan Korupsi dan Kecurangan
(Fraud) di Sektor Pelayanan Kesehatan; dengan menghadirkan para
direktur dari Rumah Sakit Al Islam Bandung, Rumah Sakit Umum
Daerah Yogyakarta, Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta, Puskesmas
Bakunase Kupang, Puskesmas Pasir Panjang Kupang, Puskesmas
Kopo Bandung, dan Puskesmas Garuda Bandung.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kementerian Kesehatan, para dokter,
paramedis rumah sakit dan puskesmas dari berbagai daerah, seperti
DKI Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Kupang, Tangerang, dan publik
yang hadir pada Festival Antikorupsi 2015.

Laporan
Tahunan 2015

212
PENGUATAN YURIDIS

No.

KEGIATAN

URAIAN

Efektivitas peraturan dan


produk hukum lainnya
dalam rangka pemenuhan
komponen Reformasi dan
Birokrasi

Penyelesaian Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Nomor 63 Tahun


2005, RPP Nomor 29 Tahun 2006, RPP Nomor 71 Tahun 2001.

Bantuan hukum

KPK telah memberikan bantuan hukum berupa pendampingan hukum ketika


pemeriksaan di kepolisian kepada 2 (dua) Pimpinan dan 2 (dua) orang Pegawai
karena dilaporkan telah melakukan tindak pidana serta berkoordinasi dengan
Kepolisian terkait pegawai KPK lain yang dipanggil sebagai saksi.

Program advokasi
pembaharuan hukum

Program advokasi pembaharuan hukum telah dijalankan dimulai dengan


mengadakan kegiatan berupa dikusi terbatas dengan para pakar (akademisi,
aparat penegak hukum dan instansi terkait) tentang Justice Collaborator dan
Praperadilan Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014
bertempat di Kota Bandung, Kota Mataram dan Kota Malang, dimana dalam
kegiatan tersebut KPK memperoleh informasi yang akan dipergunakan
dalam menyusun kajian tersebut.

Pemenuhan Pendapat Hukum

Inisiatif strategis yang telah dilakukan berjumlah sekitar 23 (dua puluh tiga)
Pendapat Hukum selama 2015.

Pemenuhan partisipasi dalam Memenuhi undangan pembahasan peraturan yang terkait dengan eksistensi
penyusunan legislasi di K/L
KPK, antara lain Rancangan peraturan tentang transfer of sentenced person
(Pemindahan Narapidana), peraturan tentang Ekstradisi, peraturan tentang
Perampasan Aset, dan peraturan tentang perubahan KUHP dan KUHAP.

Penyelesaian peraturan
Melakukan pembahasan dengan unit kerja terkait secara intens yaitu antara
internal yang mendukung
lain peraturan KPK tentang LHKPN, penyusunan revisi PP No. 63 Tahun 2005;
pelaksanaan tupoksi unit kerja Surat Edaran tentang petunjuk teknis penyampaian LHKPN dan Pemberian
tanda terima dalam proses pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota,
Peraturan KPK tentang Pakaian Kerja di Lingkungan KPK, Penetapan SOP
Direktorat PI, Penetapan SOP Direktorat PP LHKPN dan Penetapan SOP
Direktorat Gratifikasi.

7.

Pemenuhan penanganan
sengketa informasi publik/
gugatan/TUN/ Keberatan/
praperadilan/arbitrase untuk
keperluan lembaga

Pada 2015, dalam bidang litigasi, KPK menghadapi perkara sebagai berikut:
1. 25 Perkara Praperadilan
2. 4 Perkara Peninjauan Kembali (PK)
3. 5 Perkara Judicial Review
4. 2 Permohonan Keberatan
5. 8 Gugatan Perdata

8.

Pelaksanaan perlindungan
saksi/pelapor/JC

Dalam pelaksanaan perlindungan saksi dalam rangka mendukung


pengungkapan perkara tindak pidana korupsi, pada tahun 2015, Biro Hukum
melakukan perlindungan terhadap 13 (tiga belas) orang saksi, dengan
perincian:
1. 4 orang saksi yang dilindungi dengan diterbitkan SK tahun 2015.
2. 9 orang saksi yang dilindungi take over tahun sebelumnya ( 2011 2014)
Dari 9 orang saksi yang take over tahun sebelumnya, ada 4 orang saksi yang
dihentikan perlindungannya di sekitar bulan Juni dan September tahun 2015,
sehingga anggaran perlindungan saksi TA 2015 masih terserap.

LAMPIRAN

213

PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN JARINGAN KERJASAMA


KERJA SAMA STRATEGIS NASIONAL
NO

NAMA KEGIATAN

TANGGAL

LOKASI

6-8 Januari 2015

Jakarta

21-22 Januari 2015

Riau

22 Januari 2015

Jakarta

Coaching Clinic bersama jaringan CSO dalam rangkaian


kegiatan Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam

Berperan sebagai Keynote Speech dalam kegiatan seminar


Partisipasi Publik dalam Penggunaan Lahan

Pertemuan dengan tim sebagai Kick off Meeting Harmonisasi


Perundang-undangan terkait Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup

Kegiatan verifikasi B-24 terkait Sumber Daya Alam dan


Lingkungan Hidup

26-27 Januari 2015

Jakarta

Kegiatan pengembangan dan pembinaan jaringan wilayah


Semarang

22-24 Februari 2015

Semarang

Sosialisasi PerBer No 79 Thaun 2014; PB.3/ Menhut-II/2014; 17/


PRT/M/2014; 8/SKB/X/2014 tanggal 17 Oktober 2014

24-26 Februari 2015

Pekanbaru

Kegiatan FGD Eksaminasi PN Tipikor Gorontalo di Pukat UMK

1-4 Maret 2015

Kendari

Implementasi kegiatan Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber


Daya Alam Sektor Kelautan

17 Maret 2015

Jakarta

Implementasi kegiatan Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber


Daya Alam Sektor Kehutanan dan Perkebunan

17 Maret 2015

Jakarta

10

Penandatanganan MoU Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam (GN SDA) bersama 27 Kementerian/Lembaga

19 Maret 2015

Jakarta

11

Implementasi pembinaan dan pengembangan jaringan Gerakan


Nasional Sumber Daya Alam

22-26 Maret 2015

Medan

12

Implementasi pembinaan dan pengembangan jaringan Gerakan


Nasional Sumber Daya Alam

30 Maret 1 April 2015

Jakarta

13

Kegiatan diskusi terbatas Perampasan Aset Tindak Pidana


Korupsi

15 April 2015

Jakarta

14

Koordinasi dan implementasi kegiatan Gerakan Nasional Sumber Daya Alam melalui lokakarya media, temu CSO dan BEM SI

15-17 April 2015

Riau

15

Implementasi pembinaan dan pengembangan jaringan Gerakan


Nasional Sumber Daya Alam

20-22 April 2015

Jakarta

16

Narasumber pada kegiatan pencanangan pembangunan Zona


Intergritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi (ZI-WBK) pada
lingkungan Pemerintah Kota Bogor

30 April 2015

Bogor

17

Kegiatan bersama Korsupgah

3-8 Mei 2015

Maluku Utara

18

Implementasi pembinaan dan pengembangan jaringan Gerakan


Nasional Sumber Daya Alam

11-14 Mei 2015

Ambon

19

Penandatanganan MoU KPK-DPD RI

17 Mei 2015

Jakarta

20

Implementasi pembinaan dan pengembangan jaringan Gerakan


Nasional Sumber Daya Alam

18-20 Mei 2015

Semarang

21

Workshop Judges Dialogue on Anti Money Laundering and


Criminal Asset Confiscation

19-21 Mei 2015

Medan

22

Kegiatan Eksaminasi Rekam Sidang

20-22 Mei 2015

Kendari

23

Implementasi pembinaan dan pengembangan jaringan Gerakan


Nasional Sumber Daya Alam

3-5 Juni 2015

Kupang

24

Implementasi pembinaan dan pengembangan jaringan Gerakan


Nasional Sumber Daya Alam

8-10 Juni 2015

Gorontalo

Laporan
Tahunan 2015

214
NO

NAMA KEGIATAN

TANGGAL

LOKASI

28 Juli 2015

Jakarta

2-5 Agustus 2015

Bali

Kegiatan pencegahan korupsi melalui program kepatuhan


sektor swasta: Perspektif internasional dan Indonesia

4 Agustus 2015

Jakarta

28

Kegiatan penguatan jaringan sebagai peserta kegiatan 17 tahun


ICW

4 Agustus 2015

Jakarta

29

Kegiatan penguatan jaringan dengan menjadi narasumber


kegiatan Sekolah Anti Korupsi ICW

5 Agustus 2015

Jakarta

30

Menjadi narasumber diskusi informasi dengan KY mengenai


strategi dengan tim krisis KPK-KY

3 Agustus 2015

Jakarta

31

Diskusi dengan PN Surabaya, kegiatan Judicial Integrity sebagai


Pilot Project, menjadi narasumber refleksi 5 tahun PN Tipikor,
menjadi narasumber transparansi penggunaan dana desa dan
bansos, diskusi dengan UnMuh dan Unesa terkait kegiatan
bersama KPK

10-12 Agustus 2015

Surabaya

32

Menghadiri FGD Kepatuhan Publik

20 Agustus 2015

Jakarta

32

Menghadiri FGD eksaminasi rekam sidang (milestone ke-5) di


Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Brawijaya

24-25 Agustus 2015

Malang

34

Implementasi pembinaan dan pengembangan jaringan Gerakan


Nasional Sumber Daya Alam

24-26 Agustus 2015

Makassar

35

Penguatan jaringan melalui Workshop Analisis PPATK-KPK

2 September 2015

Jakarta

36

Implementasi pembinaan dan pengembangan jaringan Gerakan


Nasional Sumber Daya Alam

3-5 September 2015

Bali

37

Implementasi pembinaan dan pengembangan jaringan Gerakan


Nasional Sumber Daya Alam

7-9 September 2015

Pontianak

38

Penguatan dan pembinaan jaringan dalam pelaksanaan


kegiatan PPNS Bogor

8-10 September 2015

Bogor

39

Workshop Judges Dialogue on Anti Money Laundering and


Criminal Asset Confiscation

15-17 September 2015

Bali

40

Implementasi kerja sama KPK dengan KY, kegiatan


peningkatan kapasitas (capacity building) Jejaring Pemantau
Peradilan

20-23 September 2015

Surabaya

41

Penguatan dan pembinaan jaringan dalam pelaksanaan


kegiatan pembinaan jaringan PJT

1-2 Oktober 2015

Bogor

42

Menghadiri undangan Bappenas terkait peluncuran Strategi


Nasional Reformasi Regulasi 2015-2025

6 Oktober 2015

Jakarta

43

Menghadiri undangan dari Bappenas dan OECD terkait Open


Government di Bappenas

7 Oktober 2015

Jakarta

44

Implementasi kerja sama KPK dengan KY, Penyusunan rencana


Aksi Bersama Pemantauan Peradilan, kegiatan peningkatan
kapasitas (capacity building) Jejaring Pemantau Peradilan

15-18 Oktober 2015

Mataram

45

Pelaksanaan kegiatan evaluasi perekaman persidangan Tipikor


2015

19-21 Oktober 2015

Medan

46

Pengembangan jaringan LBH Padang

8-9 Oktober 2015

Padang

47

Narasumber dalam kegiatan bersama PMK Jember

25-27 Oktober 2015

Jember

48

Narasumber kegiatan KPK-KY Judicial Review

16-17 Oktober 2015

Mataram

25

FGD mengenai Standar Internasional dalam


Pertanggungjawaban Korporasi

26

Implementasi pembinaan dan pengembangan jaringan Gerakan


Nasional Sumber Daya Alam

27

LAMPIRAN

215
NO

NAMA KEGIATAN

TANGGAL

LOKASI

26 Oktober 2015

Jember

49

Penandatanganan MoU KPK-Universitas Jember dan


Pendampingan Pimpinan sebagai narasumber kuliah umum di
Universitas Jember

50

Workshop Judges Dialogue on Anti-Money Laundering and


Criminal Asset Confiscation

3-5 November 2015

Manado

51

Capacity Building Jejaring Pemantau Peradilan, sebagai implementasi kerjasama KPK dengan KY

5-8 November 2015

Palembang

52

Peserta Bimbingan Teknis Pengelolaan Interoperabilitas Sistem


Elektronik Pemerintah oleh Kemenkominfo, Bogor.

10-12 November 2015

Bogor

53

Menghadiri diskusi bersama penghubung KY dalam rangka


implementasi kerjasama KPK dan KY

12 November 2015

Bogor

54

Menjadi narasumber kegiatan Weekend Integritas dengan tema


Problem Pemberantasan Korupsi dan Peran Orang Muda, di
Yogyakarta

13-14 November 2015

Yogyakarta

55

Capacity Building Jejaring Pemantauan Pengadilan Semarang,


bersama KY, PN, LBH, Kampus, Jejaring KY dan Media; dan
menjadi narasumber dalam sekolah integritas yang merupakan
program kerjasama dari BEM FH Universitas Diponogoro dan
Institute for Integrity (IFI)

18-21 November 2015

Semarang

56

Workshop Monitoring dan Evaluasi Hasil Jejaring Pemantauan


Pengadilan, Malang dan Surabaya, kerja sama KPK-KY

20-23 November 2015

Malang

57

Melaksanakan kegiatan pembinaan jaringan kerja dengan


Alumni Sekolah Tinggi Kedinasan Keuangan

21 November 2015

Jakarta

58

Menerima Kunjungan Mahasiswa Unrika ke KPK.

59

Workshop Monitoring dan Evaluasi Hasil Jejaring Pemantauan


Pengadilan Nusa, Mataram, Nusa Tenggara Barat

25 November 2015

Jakarta

25-27 November 2015

Mataram

60

Menerima kunjungan LMND dan 12 Desa

61

Pelaksanaan kegiatan Konferensi Nasional Pemberantasan


Korupsi (KNPK) 2015

2-3 Desember 2015

Jakarta

3 Desember 2015

Jakarta

62

Menjadi pembicara pada Program Kerja Temu Tokoh dengan


tema BASA BASI (Bangkit Bersama Berantas Korupsi)

4 Desember 2015

Bandung

63

Menghadiri kegiatan workshop Monev sebagai tindak lanjut


dari capacity building jejaring pemantau peradilan KPK-KY
penghubung Palembang

6-7 Desember 2015

Palembang

64

Koordinasi dengan PN Tipikor terkait ruang rekam siding

7 Desember 2015

Jakarta

65

Peserta conference call AIPJ dengan KPK dan Kedubes

8 Desember 2015

Jakarta

66

Menghadiri awarding night Hackathon Merdeka 3.0

10-11 Desember 2015

Bandung

67

Pidato budaya pada kegiatan penutupan Project Seni Berkabung


Universitas Sanata Dharma, pertemuan dengan jaringan GERAK
yogyakarta, dan penguatan jaringan dengan Universitas Gajah
Mada

16-17 Desember 2015

Yogyakarta

68

Menjadi narasumber dalam kegiatan Bincang Isola dalam


rangka pencerahan informasi sekaligus edukasi mengenai
pentingnya persoalan pendidikan yang diadakan oleh unit Pers
Mahasiswa Universitas Pendidikan Nasional

18 Desember 2015

Bandung

69

Menjadi narasumber dalam diskusi Masa Baru Penanganan


Korupsi yang diselenggarakan oleh Bandung Strategic
Leadership Forum

19 Desember 2015

Bandung

70

Menjadi narasumber dalam diskusi publik PLTU Kanci Memicu


Aksi Korupsi

22-23 Desember 2015

Cirebon

Laporan
Tahunan 2015

216
KERJA SAMA STRATEGIS INTERNASIONAL
NO

NAMA KEGIATAN

TANGGAL

LOKASI

Study visit Laotion & Cambodian CSOs to Indonesia

15 Januari 2015

Jakarta

Peserta pertemuan G20 Anti-Corruption Working Group (ACWG)


Meeting Pertama dan peserta pertemuan 5th G20 ACWG - OECD
High Level Conference

2-8 Maret 2015

Istanbul

Pertemuan dengan Green Peace

5 Maret 2015

Jakarta

Narasumber pada kunjungan mahasiswa dan dosen Universitas


Laiden

15 April 2015

Jakarta

Peserta dan narasumber 11th SEA-PAC Secretariat Meeting

27-30 April 2015

Malaysia

Penyelenggara dan pembicara kegiatan Perkumpulan Negara


Selatan-Selatan dalam bidang antikorupsi (KSST)

10 Juni 2015

Jakarta

Peserta AC Works Training bidang Kehutanan

16-17 Juni 2015

Bogor

Narasumber kegiatan Blueprint ACWG G 20

12-14 Agustus
2015

Bandung

Peserta pada Sharing Knowledge Fraud And Public Corruption


Investigation Course ILEA Bangkok

26 Agustus 2015

Bangkok

10

Peserta 6th Meeting of the Open-ended Intergovernmental


Working Group on the prevention Corruption

29 Agustus-1
September 2015

Wina

11

Peserta 9th Meeting of the Open-ended Intergovernmental


Working Group on Asset Recovery

1-6 September
2015

Wina

12

Pembicara pada konferensi GOPAC

6-8 Oktober 2015

Yogyakarta

13

Menghadiri pertemuan : ahli Denial of Entry, G20 Anti


Corruption Working Group, FATF - G20 Expert meeting on
corruption

12-19 Oktober
2015

Paris

14

Peserta Sidang Umum 84th Interpol General Assembly,


bersama NCB Interpol Polri, KPK, BIN, BNPT, Kemenhut-LH,
Bakamla

1-7 November
2015

Rwanda

15

Menghadiri 6th Conference of the States Parties to UNCAC CosP,


St Pettersburg

2-6 November
2015

Saint Pettersburg

16

Study visit ACRC Korea tentang partisipasi publik dalam upaya


pencegahan dan pemberantasan korupsi serta sinergi dalam
penanganan partisipasi publik, Korea.

7-14 November
2015

Seoul

17

Penyelenggara dan pembicara UNAFEI 9th Regional Seminar on


Good Governance for Southeast Asian Countries

24-26 November
2015

Jakarta

18

Narasumber pada Konferensi Asia Afrika 2015 Bidang Good


Governance, Tunisia.

25-29 November
2015

Tunisia

19

Menerima kunjungan Delegasi Pakistan

1 Desember 2015

Jakarta

20

Peserta dan narasumber 11th SEA-PAC Annual Meeting

1-3 Desember
2015

Brunai Darussalam

21

Menerima kunjungan mahasiswa Charles Darwin University dan


Universitas Indonesia

2 Desember 2015

Jakarta

22

Meneirma kunjungan delegasi Nagoya, Thailand, dan Pukat


UGM

2 Desember 2015

Jakarta

23

Narasumber seminar internasional FH dan Pukat UGM

3 Desember 2015

Yogyakarta

24

Penyelenggara dan narasumber CCC Meeting dengan ACRC dan


MPM

3-4 Desember
2015

Jakarta

25

Courtesy Meeting dengan Regional Coordinator UNODC Asia


Pacific dan UNODC Indonesia Country Director

4 Desember 2015

Jakarta

26

Menghadiri International Anti Corruption Academy (IACA) 4th


Assembly of Parties

9-11 Desember
2015

Wina

LAMPIRAN

217

PENGADAAN BARANG DAN JASA


REALISASI PENGADAAN BARANG DAN JASA 2015
JUMLAH
PAKET
140

160,867,240,418.00

INDA

126

PENCEGAHAN

90

PIPM

DEPUTI

PENGHEMATAN

142,157,235,669.00

18,694,826,749.00

11.62%

137,409,563,856.00

117,701,712,199.00

19,839,874,794.00

14.44%

19,715,307,538.00

17,785,531,254.00

1,929,776,284.00

9.79%

12

672,687,500.00

645,321,000.00

27,366,500.00

4.07%

PENINDAKAN

24

7,864,565,218.00

7,350,393,296.00

514,171,922.00

6.54%

Total

392

326,529,364,530.00

285,640,193,418.00

41,006,016,249.00

12.56%

SEKJEN

NILAI HPS (Rp)

NILAI KONTRAK (Rp)

Laporan
Tahunan 2015

218

PENGAWASAN INTERNAL
KEGIATAN PENGAWASAN INTERNAL KPK 2015
NO.

KEGIATAN

URAIAN

Koordinasi
dengan Penegak
Hukum terkait
Penyalahgunaan Nama
Lembaga KPK

Selama 2015, telah ditindaklanjuti empat laporan pengaduan masyarakat terkait


oknum yang mengaku pegawai KPK dan menyalahgunakan nama KPK di daerah
Banten, Kuningan, Indramayu, dan Kutai Kartanegara. KPK telah menindaklanjuti laporan pengaduan masyarakat tersebut dengan melakukan koordinasi bersama
aparat penegak hukum setempat.

Integritas
Kelembagaan KPK

Sebagai upaya untuk menjaga organisasi dan pegawai KPK tetap berintegritas
maka diperlukan kegiatan penegakan etika sebagai wujud prinsip zero tollerance
terhadap pelanggaran etika. Kegiatan penegakan etika dilakukan melalui rangkaian
pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran terhadap kode etik dan kedisiplinan
yang dilakukan oleh pegawai KPK. Diharapkan dengan kegiatan penegakan etika
ini dapat menimbulkan efek jera dan meneguhkan komitmen bahwa KPK tidak
mengakomodasi pelanggaran terhadap kode etik dan kedisiplinan pegawai yang
telah disepakati oleh organisasi.
KPK berkomitmen untuk menindaklanjuti setiap laporan pengaduan terkait pegawai
yang melakukan pelanggaran kode etik. Seluruh pengaduan yang terkait dengan
kode etik dan perilaku yang diterima sudah ditindaklanjuti dengan melakukan
penelaahan hingga pemeriksaan.
Nilai integritas organisasi KPK juga tercermin dalam komitmen KPK menerapkan
reformasi birokrasi yang telah menjadi agenda nasional. Pada tahun 2015, KPK
telah melakukan perbaikan dalam rangka pemenuhan area Penguatan Pengawasan
sebagai tindak lanjut terhadap hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi (PMPRB) dengan mengembangkan Manajemen Risiko Terpadu dan Audit
Berbasis Risiko.

Audit dan Reviu

Pada 2015, KPK terus berupaya melakukan peningkatan akuntabilitas kinerja dan
keuangan melalui kegiatan audit dan reviu. Hal ini dapat dilihat hasil audit keuangan
BPK terhadap KPK mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Pada tahun
2015 telah dilakukan penilaian/evaluasi LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah) KPK oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
& Reformasi Birokrasi (KemenPAN & RB), hasil penilaian dari KemenPAN & RB
KPK memperoleh penilaian 80.89 termasuk dalam kategori nilai A, nilai tersebut
meningkat dibandingkan nilai 2014 sebesar 80.46 atau kategori A.
Adapun kegiatan audit dan reviu yang telah dilakukan oleh Direktorat Pengawasan
Internal adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan reviu LAKIP KPK & Penetapan Target Kinerja
2. Kegiatan reviu sistem akuntabilitas kinerja KPK
3. Kegiatan reviu evaluasi kinerja atas manajemen piutang PNBP serta manajemen
barang bukti, barang sitaan, dan barang rampasan tahun 2005-2014
4. Kegiatan asesmen Penerapan Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI)
KPK
5. Kegiatan reviu laporan keuangan semester 1 dan 2
6. Kegiatan reviu RKA Tahun Anggaran 2016
7. Kegiatan reviu RK BMN Tahun Anggaran 2016

LAMPIRAN

219
NO.
4

KEGIATAN
Kegiatan Eksaminasi
Perkara TPK.

URAIAN
KPK pada tahun 2015 telah melakukan kegiatan eksaminasi perkara TPK yang
ditangani oleh KPK atas 3 perkara yaitu:
1.

Perkara Tindak Pidana Korupsi (tahap penuntutan) atas nama terpidana H.


Syarifuddin SH, MH.

2.

Perkara Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang atas nama
terpidana Irjen. Pol. Drs. Djoko Susilo, S.H., M.Si

3.

Perkara Tindak Pidana Korupsi Suap kepada Penyelenggara Negara atas nama
terdakwa Patrice Rio Capella (anggota DPR RI)

Pengembangan Sistem KPK terus melakukan penyempurnaan aplikasi Sistem Informasi Manajemen
Pengawasan Internal
Penerimaan Pelaporan Internal KPK (SIMPATIK) yang merupakan sistem pengaduan
KPK.
internal yang dikelola oleh KPK.
Adapun alamat pengaduan internal KPK (SIMPATIK) adalah: https://simpatik.kpk.
go.id dan email: simpatik@kpk.go.id. Partisipasi masyarakat luas turut dilibatkan
dalam sistem pengaduan internal ini dalam rangka menguatkan fungsi pengawasan
oleh masyarakat. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat memperkuat
pengendalian internal KPK dan memperkuat integritas lembaga KPK.
Selain modul pengaduan internal, juga dikembangkan penambahan modul konsultasi
bagi pegawai KPK. Tujuan dari penambahan modul konsultasi agar setiap pegawai
KPK dengan mudah melakukan konsultasi terkait operasional tugas sehari-hari.

Manajemen Risiko

Dalam rangka penguatan integritas organisasi dan perbaikan area penguatan


pengawasan pada komponen reformasi birokrasi, KPK berinisiasi mengembangkan
manajemen risiko.
Adapun roadmap pengembangan manajemen risiko yang telah ditetapkan dalam
pengembangan Manajemen Risiko di KPK ditunjukkan pada berikut:

TUJUAN MRT KPK

2018

04 EMBEDDED MRT
2017

03 FORMAL MRT

2016

02 MRT INFRASTRUCTURE
2015

&

01 COMMITMENT & AWARENESS


MRT INFRASTRUCTURE
ROAD MAP

MANAJEMEN RISIKO TERPADU


(MRT)

Laporan
Tahunan 2015

220
NO.

KEGIATAN

URAIAN
Kegiatan yang telah dilakukan oleh Komite Pelaksana Manajemen Risiko di KPK
pada tahun 2015 fase Commitment and Awareness MRT Infrastructure.

INFOGRAFIS

CAPAIAN MANAJEMEN RISIKO TERPADU (MRT)


KOMITMEN

RISK AWARNESS

MRT

CHAMPIONS
Memperoleh Komitmen STRUKTURAL KPK
Pembentukan MRT
dari Pimpinan/Sekjen/
Peningkatan kesadaran &
Champions
Deputi terkait MRT Pemahaman Struktural dan Kasatgas
terkait MRT

01

03

02

KONSULTASI

Konsultasi dalam rangka


penyusunan Risk Profile
unit kerja KPK

05

04

MATURITY
LEVEL 3

Peningkatan maturity level


dari Level 2 (2014) menjadi
Level 3 (2015)

09

07

06

08

RISK CONTROL
RISK PROFILE
SELF ASSESSMENT
Tertelusurinya profil muka
unit kerja KPK
KOMITE PENGARAH & Penyusunan penggunaan RISK AWARNESS
Risk Concept Self Assesment
MRT CHAMPIONS
PELAKSANA
(RCSA)
Pembentukan Komisi Pengarah
dan Komisi Pelaksana MRT

Pembentukan pemahaman dan


kesadaran MRT Champion

Adapun penjelasan capaian masing-masing sesuai infografis adalah sebagai berikut:


a.

Komitmen.
Program MRT KPK telah mendapatkan komitmen dari Pimpinan/Sekjen/Deputi.

b.

Komite Pengarah dan Komite Pelaksana MRT;


Telah terbentuk Komite Pengarah dan Komite Pelaksana Manajemen Risiko
Terpadu berdasarkan Keputusan Pimpinan KPK NOMOR: KEP-218/01/03/2015.

c.

Risk Awareness Struktural KPK;


Peningkatan kesadaran dan pemahaman Komite Pengarah telah dilakukan
berupa Forum Group Discussion (FGD) dan Sharing Knowledge.

d.

Risk Control Self Assessment (RCSA)


Komite pelaksana MRT telah menyusun RCSA sebagai panduan dalam
penyusunan Risk Profile di KPK.

e.

MRT Champions
Pembentukan MRT Champions berdasarkan Surat Keputusan Sekretaris
Jenderal Nomor Kep-555/50/06/2015. MRT Champions terdiri dari 31 (tiga
puluh satu) pegawai KPK dari masing-masing unit kerja yang ditunjuk oleh
Komite Pelaksana MRT atas rekomendasi Direktur/Kepala Biro/Kepala Bagian/
Kepala Unit masing-masing.

f.

Risk Awareness MRT Champions


Pembentukan pemahaman/pengetahuan MRT Champions telah dilaksanakan
berupa workshop manajemen risiko dengan melibatkan seluruh MRT Champions
dan sebagian Komite Pelaksana.

LAMPIRAN

221
NO.

KEGIATAN

URAIAN
g.

Konsultasi dan Pendampingan


Direktorat PI telah melakukan pendampingan dan konsultasi dalam proses
identifikasi risiko terhadap 31 (tiga puluh satu) unit kerja kerja KPK.

h.

Profil Risiko KPK


Hasil dari proses pendampingan identifikasi risiko pada poin 7 diatas telah
menghasilkan 1233 risiko dalam register risiko yang merupakan gabungan
risiko dari 31 (tiga puluh satu) unit kerja di KPK.

i.

Pengukuran Tingkat Kematangan (Maturity Level) Level 3


Terdapat peningkatan yang signifikan atas tingkat kematangan (maturity level)
manajemen risiko KPK dari tahun sebelumnya (2014) pada level 1 menjadi level
3 (2015).

Konsultasi

Dalam upaya memberikan nilai tambah bagi organisasi, KPK menjalankan fungsi
konsultasi. Konsultasi dilakukan terhadap pegawai KPK maupun unit kerja yang
membutuhkan saran dan rekomendasi. Pada tahun 2015, konsultasi dilakukan secara melekat dengan kegiatan yang dilaksanakan seperti audit dan reviu.

Survei Efektivitas
Pengawasan Internal

Kegiatan ini merupakan Quality Assurance And Improvement Program (QAIP) bagi
Direktorat Pengawasan Internal (PI). Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapat
feedback dari direktorat/biro lain terkait pelayanan Direktorat PI berupa kegiatan
pengawasan internal dan rekomendasi yang diberikan Direktorat Pengawas Internal
kepada unit kerja lain dalam upaya membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas business process.
Survei efektivitas pengawasan internal dilakukan dengan menyebarkan kuesioner
respon unit kerja kepada auditee (unit kerja yang diaudit) setelah selesai kegiatan
audit/reviu. Dari kuesioner yang telah disampaikan kepada auditee diperoleh hasil
nilai indeks efektivitas pengawasan internal Direktorat Pengawasan Internal sebesar
3.65 dari nilai maksimal 5.

Laporan
Tahunan 2015

222

DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI


NO.
1

KEGIATAN
Pengembangan
Teknologi Informasi

Pengembangan
Sistem Informasi

Lain-lain

URAIAN
Pengembangan Teknologi Informasi, meliputi:

Pembangunan infrastruktur Teknologi dan Informasi di Gedung baru KPK

Peningkatan fitur media komunikasi melalui fasilitas chatting, video call,


dan conference call yang dapat dibuka melalui web dan mobile phone

Penambahan kapasitas bandwidth, backbone jaringan TI gedung KPK,


Gedung Tipikor, dan Gedung Kementrian BUMN.

Pengembangan Sistem Informasi, meliputi:

Implementasi Aplikasi Statistical Package for Social Science (SPSS) untuk


memenuhi kebutuhan Direktorat LitBang dalam melakukan analisis
statistik.

Implementasi sistem penterjemah otomatis, untuk mendukung kegiatan


perekaman persidangan dan pemeriksaan penyelidikan.

Implementasi aplikasi analisis data untuk mendukung tugas pokok dan


fungsi (tupoksi) KPK.

Implementasi aplikasi Data Security, untuk mengamankan data yang


dimiliki oleh KPK.

Pengembangan aplikasi Business Intelligence, sebagai salah satu tools


untuk melakukan analisis data dan informasi.

Pengembangan aplikasi Database Partner (Dit. PJKAKI), pengembangan


web KPK-Survey Online (Biro Humas), pengembangan aplikasi LHKPN
(Dit. PP LHKPN), pengembangan aplikasi Gratifikasi (Dit. Gratifikasi) dan
pengembangan aplikasi Bussines Intelligent.

Implementasi Sistem Antrean untuk memenuhi kebutuhan pelayanan


pengaduan maupun pelaporan yang diberikan oleh Biro Humas, Direktorat
DUMAS, Direktorat Gratifikasi dan Direktorat PP LHKPN.

Penyusunan Enterprise Architecture yang bertujuan untuk memberikan


gambaran bagaimana Teknologi Informasi mendukung Tugas Pokok
dan Fungsi KPK. EA terbagi ke dalam 5 area, yaitu; Bisnis, Data, Aplikasi,
Teknologi dan Arsitektur yang terintegrasi, termasuk di dalamnya IT Blue
Print 2016-2019.

Penyusunan Laporan Analisa Profile Anggota DPR dan Laporan Efektifitas


Penyajian LHKPN pada website KPK.

Pemeliharaan perangkat sistem dan teknologi informasi yang dimiliki oleh


KPK.

Pemeliharaan aplikasi yang sudah berjalan yaitu: aplikasi DUMAS, aplikasi


HRIS (Human Resources Information System), Aplikasi DMS (Database
Management System), dan aplikasi Mail.

LAMPIRAN

223

PENGADUAN MASYARAKAT
REKAPITULASI PENGADUAN MASYARAKAT 2015
URAIAN

BULAN

JUMLAH

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEPT

OKT

NOV

DES

Laporan
Terima

787

457

473

437

445

421

358

470

503

438

477

428

Laporan
Selesai
Verifikasi

787

457

473

437

445

421

358

470

503

438

477

428

5.694

Laporan
Selesai Telaah

124

61

84

60

56

66

46

59

74

62

78

54

824

Laporan File

663

396

389

377

389

355

312

410

427

375

395

364

4.852

5.694

INDIKASI TPK NON TPK (HASIL VERIFIKASI)


URAIAN

BULAN

JUMLAH

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEPT

OKT

NOV

DES

Indikasi Non TPK

400

229

241

225

258

212

195

240

240

211

217

219

2.887

Indikasi TPK

387

228

232

212

187

209

163

230

263

227

260

209

2.807

PENGADUAN MASYARAKAT BERDASARKAN WILAYAH


PROVINSI

TAHUN

JUMLAH

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEPT

OKT

NOV

DES

BALI

11

69

BANTEN

16

17

13

12

11

16

125

BENGKULU

55

D.I. YOGYAKARTA

15

12

86

DKI JAKARTA

98

54

66

60

69

74

42

60

79

49

72

67

790

GORONTALO

21

JAMBI

13

12

12

16

13

16

11

10

128

JAWA BARAT

73

39

36

46

36

31

26

38

52

18

40

29

464

JAWA TENGAH

34

23

13

17

13

30

17

30

29

21

25

17

269

JAWA TIMUR

84

44

47

32

31

33

30

47

43

47

47

47

532

KALIMANTAN
BARAT

51

KALIMANTAN
SELATAN

12

16

12

10

100

KALIMANTAN
TENGAH

10

13

15

12

103

KALIMANTAN
TIMUR

19

19

19

18

15

13

10

14

10

18

15

177

KALIMANTAN
UTARA

22

KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG

58

KEPULAUAN RIAU

10

59

LAMPUNG

27

10

13

117

Laporan
Tahunan 2015

224
PROVINSI

TAHUN
JAN

FEB

LUAR NEGERI

MALUKU

MALUKU UTARA
NANGGROE ACEH
DARUSALAM

MEI

JUN

JUL

AGS

SEPT

OKT

NOV

DES

JUMLAH

MAR

APR

52

20

24

16

13

10

10

120

NUSA TENGGARA
BARAT

10

10

10

78

NUSA TENGGARA
TIMUR

12

12

12

10

103

PAPUA

11

10

12

67

PAPUA BARAT

32

RIAU

21

12

11

18

10

14

15

20

12

15

14

167

SULAWESI BARAT

SULAWESI
SELATAN

27

12

10

12

17

12

16

12

10

153

SULAWESI TENGAH

10

49

SULAWESI
TENGGARA

61

SULAWESI UTARA

64

SUMATERA BARAT

10

84

SUMATERA
SELATAN

41

34

30

25

14

13

27

34

31

48

38

22

357

SUMATERA UTARA

69

43

43

31

34

31

27

51

50

37

43

505

TIDAK SPESIFIK

89

45

54

37

49

48

38

34

29

34

44

40

541

TOTAL

787

457

473

437

445

421

358

470

503

438

477

428

5.694

46

PENGADUAN KORUPSI BERDASARKAN BIDANG


NO
1

BIDANG
Kelembagaan
Negara/
Pemerintah

SUB BIDANG

TAHUN
JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEPT

OKT

NOV

DES

BPK

DPR

Ilmu
Pengetahuan

Kejaksaan

11

Kepegawaian
Negara

Kepolisian

15

MA

Pertanahan
Nasional

41

20

32

31

28

21

11

17

21

24

30

27

Sandi Negara

Standardisasi
Nasional

TNI

Tenaga Nuklir

LAMPIRAN

225
NO

BIDANG

SUB BIDANG

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEPT

OKT

NOV

DES

74

33

41

44

45

39

20

31

39

32

50

37

Agama

Kebudayaan dan
Pariwisata

Kehutanan

15

11

17

12

10

Kelautan dan
Perikanan

Kesehatan

10

Komunikasi dan
Informatika

Lingkungan
Hidup

20

17

16

17

10

10

10

14

25

15

12

Pembangunan
Daerah
Tertinggal

Pemuda dan
Olahraga

Pendayagunaan
Aparatur Negara

28

11

14

10

13

15

10

22

13

15

Total Bidang Kelembagaan Negara/


Pemerintah
2

Kesejahteraan
Rakyat

TAHUN

Pekerjaan
Umum

Pendidikan
Nasional
Perencanaan
Pembangunan
Nasional
Perhubungan

20

Perumahan
Rakyat

Riset dan
Teknologi

178

150

148

128

121

116

131

159

130

108

125

111

Pertanian

Sosial
Tenaga Kerja

16

16

11

11

11

Total Bidang Kesejahteraan Rakyat

322

242

229

197

188

176

188

214

204

179

188

165

Badan Usaha
Milik Negara /
Daerah

21

20

20

21

11

15

19

11

22

15

Energi dan
Sumberdaya
Mineral

13

16

14

129

24

41

23

31

21

25

36

43

42

45

33

Koperasi,
Usaha Kecil &
Menengah

Pengadaan
Barang/Jasa

14

22

Perdagangan

Perekonomian

Keuangan

Laporan
Tahunan 2015

226
NO

BIDANG

TAHUN

SUB BIDANG

JAN

Perindustrian

Total Bidang Perekonomian


4

168

Politik Hukum
Dalam Negeri
& Keamanan

FEB

MAR

2
54

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEPT

OKT

NOV

DES

80

69

54

50

42

57

88

78

98

66

34

16

10

14

21

15

13

23

19

27

33

104

68

60

75

88

93

62

121

114

97

67

85

Luar Negeri

Pertahanan

70

90

109

108

70

134

143

116

97

120

Hukum dan Hak


Asasi Manusia

Total Bidang Politik Hukum &


Keamanan

138

84

PENGADUAN KORUPSI BERDASARKAN KATEGORI


NO

TAHUN

KAREGORI

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEPT

OKT

NOV

DES

APBD

142

99

92

97

73

83

66

77

111

109

127

93

APBN

19

18

19

12

28

16

26

13

23

34

BUMD

BUMN

32

21

33

28

17

20

11

12

16

20

28

26

Dana Alokasi Khusus

Dana Bantuan Sosial


Kemasyarakatan

12

12

10

15

12

13

14

Dana Pendidikan

19

12

14

11

21

12

17

13

Informasi Kekayaan Pejabat

27

10

12

14

11

11

Kehutanan

18

12

15

18

23

10

12

10

14

10

Lelang/Pengadaan Barang dan


Jasa

30

18

38

43

25

48

33

35

53

60

52

44

11

Pelaksanaan Proyek

52

31

33

53

38

55

45

52

88

91

74

67

12

Pelayanan Publik

78

56

36

65

77

76

56

80

137

97

98

73

13

Pembayaran gaji, tunjangan

12

17

14

14

15

14

Pemilu kepala daerah

15

13

13

26

15

Penanganan Perkara Hukum

197

101

100

116

126

103

70

132

167

148

134

104

16

Pengelolaan Aset/Keuangan

53

31

29

49

45

34

34

51

109

93

103

70

17

Perdata

46

28

34

46

42

28

17

33

63

53

51

41

18

Pertambangan

13

12

18

18

10

13

19

10

12

17

19

Pertanahan

71

38

46

60

50

38

27

35

73

50

59

50

20

Pidana Umum

39

15

18

17

29

10

15

37

44

15

19

21

Rekrutmen Pegawai

24

16

16

21

12

10

14

19

21

19

14

22

Swasta

103

38

75

44

45

36

31

50

58

67

60

60

993

550

640

737

683

638

487

674

1.076

955

919

792

Total

PENGADUAN MASYARAKAT BERDASARKAN DELIK KORUPSI


URAIAN
Benturan kepentingan
dalam pengadaan
Gratifikasi

TAHUN

JUMLAH

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEPT

OKT

NOV

DES

10

10

14

13

10

13

104

LAMPIRAN

227
URAIAN

TAHUN

JUMLAH

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEPT

OKT

NOV

DES

402

232

242

226

260

213

196

240

240

212

217

219

2.899

Pemerasan

14

11

15

18

11

18

137

Penggelapan dalam
jabatan

Penyuapan

44

17

16

24

22

23

22

31

32

27

31

33

322

Perbuatan curang

13

10

78

Perbuatan
melawan hukum /
menyalahgunakan
wewenang yang
mengakibatkan kerugian
negara

292

175

181

163

144

158

124

176

193

165

197

146

2.114

Tindak Pidana lain yang


berkaitan dengan Tindak
Pidana Korupsi

14

27

NOV

DES

Non TPK

TINDAK LANJUT LAPORAN MASYARAKAT


TINDAK LANJUT LAPORAN KE INTERNAL KPK
URAIAN

TAHUN
JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEPT

OKT

Bidang Lainnya

Pencegahan

11

Penindakan

32

27

19

14

11

Pimpinan

17

10

JUMLAH

26

10

57

22

11

171

74

TOTAL
54
44
34
30
14
16
18
31
22
9
35
21
328
*) TL internal dihitung dari jumlah Nota Dinas ke Internal yang dituju, dan rentang waktu yang digunakan adalah tanggal
Nota Dinas

TINDAK LANJUT LAPORAN KE EKSTERNAL


URAIAN

TAHUN
JAN

FEB

MAR

APR

BPK

BPKP

Itjen & LPND

Kejaksaan

Kementerian

Kepolisian

JUMLAH

MEI

JUN

JUL

AGS

SEPT

OKT

NOV

DES

10

15

205

153

116

105

90

69

75

141

138

91

168

125

1.476

Lainnya

17

TOTAL

216

158

118

113

92

72

77

141

142

93

176

128

1.526

Komunikasi Dengan
Pelapor

Anda mungkin juga menyukai