Laporan
Tahunan 2015
ii
Diterbitkan oleh:
Komisi Pemberantasan Korupsi
2016
penyusun:
TIM PENYUSUN LAPORAN TAHUNAN KPK 2015
200 hal+viv
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
Jl. Kuningan Persada Kav. 4
Jakarta 12920
Telp.
Faks.
www.kpk.go.id
iii
Misi
Asas
Kepastian Hukum
Keterbukaan
Akuntabilitas
Kepentingan Umum
Proporsionalitas
Nilai
Religiusitas
Integritas
Keadilan
Profesionalisme
Kepemimpinan
Laporan
Tahunan 2015
iv
DAFTAR ISI
VISI, MISI, AZAS, DAN NILAI-NILAI KPK
iii
PENGANTAR PIMPINAN
vi
SEKILAS KPK
viii
PROFIL PIMPINAN
xiv
PENGHARGAAN
xviii
10
14
18
22
26
30
34
40
LAMPIRAN
KEUANGAN DAN ASET
46
MANAJEMEN SDM
48
54
GRATIFIKASI
56
PENINDAKAN
72
108
158
172
196
213
217
PENGAWASAN INTERNAL
218
222
PENGADUAN MASYARAKAT
223
Laporan
Tahunan 2015
vi
PENGANTAR PIMPINAN
vii
Laporan
Tahunan 2015
viii
SEKILAS KPK
ix
Lima pimpinan ini menerapkan asas kolektif
kolegial pada setiap pengambilan keputusan
lembaga, serta wajib bertindak sesuai pedoman
KPK. Para pimpinan KPK menjabat selama empat
tahun, dan diperbolehkan dipilih kembali untuk
satu periode jabatan berikutnya.
Jika struktur organisasi dibedah lebih lanjut,
pimpinan KPK membawahi empat bidang.
Pembagiannya terdiri atas Bidang Pencegahan,
Bidang Penindakan, Bidang Informasi dan Data,
serta Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan
Masyarakat. Masing-masing bidang dipimpin
seorang deputi.
Laporan
Tahunan 2015
Gedung Baru
Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun KPK pada
29 Desember 2015, gedung baru KPK diresmikan
Presiden Joko Widodo. Gedung yang diberi
nama Dwiwarna ini, seolah menjadi penanda
bahwa perjuangan melawan korupsi masih akan
terus berlanjut. Aplikasi warna merah dan putih
merupakan refleksi warna dasar logo KPK dan juga
bendera Indonesia.
Berdirinya gedung ini telah melewati perjalanan
yang cukup panjang. Pada 2008, KPK sempat
mengajukan anggaran pembangunan gedung
baru ke DPR, namun ditolak. Penolakan ini
lantas memunculkan inisiatif masyarakat untuk
melakukan penggalangan dana. Maka, saat itu kita
mengenal gerakan Koin untuk KPK atau yang
sejenisnya, dengan maksud yang sama, yakni
membantu biaya pembangunan gedung baru KPK.
xi
Laporan
Tahunan 2015
xii
Konsep Smart
Penggunaan sistem
keamanan terintegrasi
berupa surveillance camera,
access control, visitor
management system & guard
tour. Dilengkapi dengan
building otomation system
yang mampu mengendalikan
semua aktivitas peralatan
utama dan penunjang di
dalam gedung.
Konsep Green
Penghematan penggunaan
energi; penggunaan air hujan
untuk keperluan toilet dan
penyiraman tanaman, serta
desain fasade gedung yang
mempertimbangkan overall
thermal transfer value
(OTTV) tidak melebihi 45
watt/meter persegi.
Gedung Dwiwarna
Dibangun sejak 29 November 2013
Diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 29 Desember 2015.
8.663 m2
9.240 m2
19.015 m2
16 Lantai
2.624 m2
3.326 m2
39.629 m2
5.074 m2
350 m2
Luas Lahan
Tinggi Bangunan
Luas Bangunan
Luas Tower
(Lantai 4 s.d. Roof)
Luas Gedung Penunjang
(Rutan, Tempat Ibadah &
Auditorium)
Gardu PLN
+ Power House
Anggaran:
xiii
Laporan
Tahunan 2015
xiv
PIMPINAN KPK PERIODE 2011-2015
Salah seorang komisioner periode ketiga, Busyro Muqoddas mengakhiri masa
jabatannya pada 16 Desember 2014. Dua bulan berselang, Presiden Joko Widodo
melantik tiga Pelaksana Tugas Pimpinan KPK, untuk menggantikan Busyro Muqoddas
dan dua Pimpinan KPK lainnya yang dinonaktifkan.
Ketiganya antara lain Mantan Ketua KPK Periode 2003-2007 Taufiequrachman Ruki,
guru besar ilmu hukum Indriyanto Seno Adji dan Deputi Bidang Pencegahan KPK
Johan Budi SP. Bersama dua pimpinan lainnya, Adnan Pandu Praja dan Zulkarnain,
melanjutkan tugas hingga masa jabatan berakhir pada 16 Desember 2015.
Bagi lelaki kelahiran lahir di Rangkasbitung, Banten, 18 Mei 1946 ini,
menjaga pemberantasan korupsi menjadi sebuah harga mati walaupun
harus berhadapan dengan tantangan dan hujatan sekeras apapun.
Lulusan terbaik Akademi Kepolisian 1971 ini merupakan Pimpinan
KPK Jilid I (2003-2007), yang kembali dipercaya menakhkodai KPK
sebagai Ketua Sementara KPK di periode III (2015).
TAUFIEQURACHMAN RUKI
(Ketua Sementara)
xv
ABRAHAM SAMAD
(Ketua Nonaktif)
BAMBANG WIDJOJANTO
(Wakil Ketua Nonaktif)
ZULKARNAIN
(Wakil Ketua)
Laporan
Tahunan 2015
xvi
PIMPINAN KPK PERIODE 2015-2019
Kelima Pimpinan KPK Jilid IV dipilih oleh Komisi III DPR pada rapat 17 Desember 2015
dengan mekanisme pemungutan suara. Mereka antara lain, Agus Rahardjo dengan
53 suara, Basaria Panjaitan dengan 51 suara, Alexander Marwata dengan 46 suara,
Saut Situmorang dengan 37 suara, dan Laode Muhammad Syarif dengan 37 suara.
Dalam pemungutan suara untuk posisi ketua, Agus Rahardjo unggul dengan 44 suara.
Kemudian kelimanya dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada 21 Desember 2015 di
Istana Negara.
AGUS RAHARDJO
(Ketua)
BASARIA PANDJAITAN
(Wakil Ketua)
xvii
Sebelum terpilih, Alexander Marwata merupakan Hakim Ad Hoc
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta sejak 2012. Lelaki kelahiran
Klaten, Jawa Tengah, 26 Februari 1967, ini berkomitmen memperbaiki
sistem di KPK agar pemberantasan korupsi lebih efektif. Salah
satu strateginya melalui konsolidasi, baik dalam internal, maupun
antarlembaga penegak hukum.
ALEXANDER MARWATA
(Wakil Ketua)
Selain menjadi dosen, ia juga aktif sebagai pembicara dan dosen tamu
di kampus dunia, antara lain Sydney University Law School, National
University of Singapore Law School, Cebu University Law School dan
University of South Pacific, Vanuatu serta mengajar kode etik dan hukum
lingkungan di Mahkamah Agung RI.
Tak hanya itu, ia juga aktif pada beberapa organisasi nasional dan
internasional, antara lain Partnership for Governance Reform in Indonesia,
IUCN Academy of Environmental Law, dan UNODC Anti-Corruption
Academic Initiative (ACAD).
Laporan
Tahunan 2015
xviii
PENGHARGAAN
Sejumlah apresiasi dan penghargaan yang kami peroleh tahun ini, tentu saja menjadi
bahan bakar semangat kami dalam berkarya dan berjuang di lembaga ini. Ada yang
mampu kami pertahankan dari tahun sebelumnya, ada pula penghargaan yang baru
kami peroleh.
Kalaulah itu pantas disebut prestasi, kami bangga bisa dipercaya menyandangnya. Tak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada masyarakat dan seluruh elemen bangsa yang
telah memberi kesempatan kepada kami. Semoga kami bisa mengemban amanah ini
lebih baik lagi.
1. Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah (LAKIP) KPK tahun 2014
mendapatkan predikat A.
Laporan
Tahunan 2015
2
2
OPTIMALKAN
PERAN
PEMICU
Laporan
Tahunan 2015
Laporan
Tahunan 2015
5
di Kota Pekanbaru, pada 24-28 Agustus, untuk
lingkup Provinsi Riau dan Provinsi Kepualauan
Riau. Kemudian Kota Denpasar, pada 19-23
Oktober 2015, untuk lingkup Provinsi Bali dan
Nusa Tenggara Barat.
Ketiga kegiatan itu memiliki agenda utama, yakni
mengatasi berbagai kendala dalam penanganan
perkara tindak pidana korupsi dan pengembalian
kerugian keuangan negara, di masing-masing
provinsi. Dari pelatihan bersama ini, peserta
memperoleh materi pencegahan maupun teknis
penindakan kasus korupsi dari narasumber yang
kompeten.
Bagi KPK sendiri, kegiatan ini menjadi amat penting
untuk meningkatkan kapasitas aparat penegak
hukum dalam penanganan perkara, baik di tingkat
penyelidikan, penyidikan, maupun penuntutan.
Selama 2015, sebanyak 521 peserta dari enam
provinsi mengikuti kegiatan tersebut. Mereka
terdiri atas penyidik Kepolisian Daerah, penyidik
Kejaksaan Negeri dan Kejaksaan Tinggi, auditor
BPK dan BPKP.
Kegiatan yang digelar sepanjang OktoberDesember 2015 ini dihadiri para pimpinan dan
anggota DPRD setingkat provinsi, pimpinan DPRD
kabupaten/kota, Forum Komunikasi Pimpinan
Daerah, serta pimpinan dan pejabat Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan
pemerintah daerah.
Hasilnya disimpulkan bahwa, pertama, proses
penyusunan dan alokasi anggaran seringkali rawan
intervensi pihak luar, pengelolaan hibah-bansos
yang tidak sesuai, dan alokasi anggaran yang tidak
pro rakyat.
Kedua, dalam pengadaan barang dan jasa, proses
lelang seringkali tidak transparan, adanya markup harga, dan spesifikasi barang yang berbeda.
Ketiga, pelayanan publik yang berhubungan
dengan masalah perizinan, masih terdapat praktikpraktik gratifikasi, belum terwujudnya pelayanan
prima dalam bentuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(PTSP), serta perizinan yang belum transparan.
Dari sini, KPK terus melakukan evaluasi disertai
perbaikan dengan harapan dapat mencegah
terjadinya tindak pidana korupsi, menurunkan
potensi korupsi, meningkatkan akuntabilitas,
transparansi, efisiensi dan efektivitas, serta
partisipasi masyarakat pada sektor-sektor tersebut.
Pada akhirnya, KPK berharap melalui sinergi
ini bisa berkontribusi secara signifikan pada
pemberantasan korupsi yang berdampak pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Laporan
Tahunan 2015
DARI
REGULASI
HINGGA
APLIKASI
Laporan
Tahunan 2015
8
Gratifikasi selama ini sering dianggap hanya berupa
oleh-oleh, cinderamata atau uang terimakasih
dalam nilai kecil, pemahaman tersebut kurang
tepat. Gratifikasi sejatinya adalah segala bentuk
pemberian, baik bernilai besar maupun bernilai
kecil. Gratifikasi memiliki karakterisktik tidak
transaksional, sehingga pemberi seolah-olah tidak
menginginkan imbal balik apapun dari penerima,
padahal pemberian tersebut diberikan karena
melihat posisi ataupun jabatan penerima. Sebagian
ahli menyebut gratifikasi sebagai investasi,
upaya mencari perhatian dan bahkan suap yang
tertunda kepada pejabat dengan tujuan dapat
mempengaruhi kebijakan dalam jangka panjang.
Dalam keseharian bermasyarakat, terdapat
beberapa situasi dimana lazim terjadi kegiatan
saling memberi dan menerima hadiah. Misalnya
pada saat perayaan hari raya, pernikahan
serta momen agama dan budaya lainnya. Para
penyelenggara negara dan pegawai negeri
diharapkan dapat memahami pemberian yang
merupakan gratifikasi dan pemberian yang
merupakan bagian dari aktivitas bermasyarakat.
Salah satu indikator utamanya adalah adakah
keterkaitan antara pemberian dengan jabatan
penerima.
Sebab
jika
tidak
berhati-hati,
penerimaan gratifikasi dapat dijerat pasal 12B
UU Tipikor, yakni pidana penjara minimal empat
tahun dan maksimal 20 tahun serta denda sebesar
Rp200 juta hingga Rp1 miliar.
Pemidanaan gratifikasi pernah terjadi pada
Gayus H Tambunan, seorang pegawai di Dirjen
Pajak Kementerian Keuangan. Pidana gratifikasi
digunakan untuk memproses kekayaan yang tidak
dapat dijelaskan asal-usulnya secara wajar bila
dibandingkan dengan penghasilan yang sah.
Pegawai negeri sebaiknya menolak pemberian
gratifikasi
pada
kali
pertama
dengan
menjelaskan kepada pemberi bahwa dirinya tidak
diperkenankan menerima hal tersebut. Namun jika
dalam keadaan tidak dapat menolak, penerimaan
tersebut wajib dilaporkan kepada KPK dalam
jangka waktu maksimal 30 hari kerja. Dengan
demikian pidana penjara dan denda tidak lagi dapat
menjerat penerima gratifikasi, karena dengan
melaporkannya kepada KPK telah menggugurkan
ancaman pidana tersebut. Selanjutnya KPK yang
akan menentukan status gratifikasi tersebut
menjadi milik negara atau milik penerima.
Upaya mencegah korupsi dapat dimulai dengan
mengendalikan gratifikasi. Kegiatan ini dapat
membentuk lingkungan pengendalian di instansi,
Laporan
Tahunan 2015
9
pengendalian gratifikasi secara terintegrasi
dengan ketentuan disiplin pegawai seperti reward
and punishment, sebagai salah satu perangkat
dalam menjalankan reformasi birokrasi.
Kajian ini disusun dengan pendekatan yuridis
normatif melalui studi pustaka, wawancara ahli
yang memiliki kualifikasi di beberapa bidang.
Pertemuan dengan para pakar sebagai narasumber
juga telah digelar sejak Mei-Juni 2015, antara lain
dengan pakar hukum pidana, hukum tata negara,
ilmu perundang-undangan, hukum administrasi
negara, filsafat hukum, antropologi hukum,
budayawan dan pihak lain yang terkait.
Dengan adanya peraturan pemerintah tentang
gratifikasi ini, nantinya diharapkan agar pegawai
negeri, penyelenggara negara, masyarakat dan
pelaku usaha dapat memahami dan menerapkan
pengendalian gratifikasi di institusi masingmasing.
Kegiatan pengendalian gratifikasi tidak hanya
dilakukan bagi para penyelenggara negara dan
pegawai negeri, melainkan juga melibatkan pihak
korporasi/swasta. Sebab, keterlibatan sektor
swasta pada sejumlah kasus korupsi, seolah
menggambarkan fenomena supply dan demand.
Dua pihak yang melakukan korupsi tersebut
berasal dari sektor publik dan sektor swasta.
Faktanya 24 persen pelaku korupsi yang ditindak
oleh KPK pada 2015 berasal dari sektor swasta.
Fakta tersebut diamini Global Corruption Barometer
Survey tahun 2013 yang menyebutkan bahwa 3039,9 persen responden di Indonesia menyatakan
pernah membayar suap selama setahun terakhir
terkait dengan pelayanan publik.
Karenanya, KPK menyadari bahwa pihak swasta
juga harus dilibatkan dalam memberantas praktik
gratifikasi. Upaya itu dilakukan dengan melakukan
sosialisasi materi pengenalan dan pendalaman
isu gratifikasi kepada lebih dari 720 pengusaha
sektor sumber daya alam di 24 provinsi. Kegiatan
sosialisasi dilaksanakan di kota Medan, Jakarta,
Semarang, Gorontalo, Makassar, dan Pontianak,
yang diikuti para pengusaha yang bergerak di
bidang mineral dan batubara, kelautan, serta
kehutanan dan perkebunan.
Dari sejumlah kegiatan sosialisasi itu, KPK
mendapatkan apresiasi dari para peserta. KPK
mencatat harapan pengusaha tentang kesempatan
usaha yang setara (same level playing field) dalam
berbisnis, dengan asumsi jika aturan mengenai
gratifikasi dijalankan secara tegas.
Laporan
Tahunan 2015
10
10
MEMBINA
SI UPIK,
MENGUATKAN
PENDIDIK
11
Laporan
Tahunan 2015
12
Tantangan terbesar pendidikan generasi muda hari
ini, adalah pembangunan integritas dan karakter
mulia. Tak hanya kesulitan mengemas pesan,
sebab tantangan itu juga datang dari gempuran
nilai-nilai yang mendemoralisasi generasi kita.
Itu sebab, pada dimensi pencegahan, Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) juga memainkan
peran dalam melaksanakan pendidikan antikorupsi
bagi anak-anak untuk membangen karakter
bangsa yang jujur dan berintegritas. Meski kita
tahu upaya ini tak semudah membalikkan telapak
tangan.
Ibarat memahat di batu, pendidikan antikorupsi
memang memerlukan waktu yang panjang. Namun
begitu, diharapkan, hasilnya bisa membawa
perbaikan sehingga bangsa ini bisa melahirkan
generasi terbaik.
Namun, ketika menanamkan pesan antikorupsi
kepada anak, ada hal khusus yang harus
diperhatikan. Ia harus mudah dicerna dan dengan
cara yang menyenangkan, agar pesan dan nilai
positif bisa tertanam pada pribadinya. Karena itu,
KPK menggunakan sarana permainan edukatif
berupa Zona Sahabat Pemberani di area Taman
Pintar Yogyakarta, yang diluncurkan pada 4 Mei
2015. Zona permainan edukatif ini merupakan
pengembangan yang terinspirasi dari Film Animasi
Sahabat Pemberani yang diproduksi KPK dua
tahun sebelumnya.
Taman Pintar Yogyakarta dipilih karena ia
memadukan secara serasi konsep pendidikan
dan hiburan bagi anak. Apalagi rata-rata
pengunjungnya sekitar enam ribu orang per pekan.
Sehingga diharapkan akan banyak anak-anak
yang terpapar pesan antikorupsi.
Zona Sahabat Pemberani menempati area seluas
seluas 100 meter persegi. Dalam zona tersebut
terdapat materi pendidikan antikorupsi melalui
beragam media, antara lain kinnect games berisi
petualangan dan senam antikorupsi, materi
bergambar berupa lukisan kekayaan Indonesia,
nilai-nilai antikorupsi, dan informasi seputar
kinerja KPK; pohon harapan yang berisi tokohtokoh bangsa berintegritas, serta film antikorupsi.
Tak hanya mewujud pada zona permainan
edukatif, pesan antikorupsi yang sarat moral
juga diwujudkan dalam bentuk dongeng. Sejak
diluncurkan pada 2014, KanalKPK TV secara rutin
memproduksi Kanal Dongeng, sebuah tayangan
yang mengemas pesan moral melalui kisah bijak.
13
positif bagi anak-anak. Enam dari delapan lagu
yang masuk dalam album ini merupakan ciptaan
Wawan dari band humor Teamlo.
Melengkapi medium yang sudah, KPK juga
merilis film boneka berjudul Si Kumbi. Film ini
ditayangkan lewat KanalKPK TV. Tentu saja, pesan
moral yang disajikan penuh dengan tingkah jenaka
dan alur cerita yang sederhana, sehingga anakanak akan mudah mencerna.
Kumbi adalah nama sosok kumbang, yang dibuat
menarik, dengan warna tubuh hitam dan merah
seperti logo KPK. Dalam video boneka yang
dibuat, anak-anak yang menjadi sasaran pemirsa
utama akan bertualang bersama Kumbi dan
teman-temannya, yaitu Ayi Ayam, Tupi Tupai,
Osyi Kelinci, dan Bimo Beruang. Mereka tinggal
di Desa Kumbinesia. Persahabatan para tokoh
mengajarkan pesan kepada anak-anak agar hidup
jujur, berani, bertanggung jawab, adil, dan peduli
pada sesama.
Permainan Antikorupsi
KPK memahami betul, bahwa pesan antikorupsi
mampu disajikan dalam ragam bentuk. Menyasar
segmentasi anak-anak, tentu saja format penyajian
pesan harus menyesuaikan agar menyenangkan
dan juga mendidik. Melengkapi sarana edukasi
yang telah disebut di atas, KPK juga memproduksi
papan permainan (board game) agar pesan
antikorupsi semakin mudah dipahami.
Ada games Sembilan Nilai Antikorupsi (Semai)
yang dimainkan dua orang atau berkelompok.
Permainan
tersebut
menggunakan
papan
berbentuk oval, yang terbagi atas 18 belas bidang
kecil pada dua sisi yang saling berhadapan.
Sebagian bidang pada sisi biru, lainnya pada sisi
berwarna hijau.
Jumlah masing-masing bidang adalah sembilan,
yang mewakili 9 nilai antikorupsi. Dilengkapi
dengan ilustrasi yang lucu, nilai antikorupsi yang
dimaksud adalah kesederhanaan, kegigihan,
keberanian, kerjasama, kedisiplinan, keadilan,
kejujuran, bertanggung jawab, dan kepedulian.
Nantinya, para pemain akan menebak pertanyaan
tentang situasi yang dialami sehari-hari, yang
merupakan contoh dari salah satu dari 9 nilai yang
ada.
Tak hanya Semai. Masih ada tiga jenis permainan
lainnya, yakni Putar-Putar Lawan Korupsi (Put-Put
LK), Arisan Antikorupsi, dan Main Jodoh (Majo).
Guru Menginspirasi
Di samping memproduksi medium edukatif,
KPK juga menyadari pentingnya peran pendidik.
Mereka adalah orangtua kedua bagi anak yang
diharapkan mampu menjadi teladan. Karena
itu, KPK menggelar Teacher Supercamp: Guru
Menulis Antikorupsi di Lembang, Jawa Barat, pada
2-6 November 2015.
Kegiatan ini diikuti 25 guru dari SMP dan SMA atau
sederajat, yang dipilih melalui proses seleksi karya
kreatif berupa cerpen, esai, naskah drama, puisi,
dan komik. Setiap peserta akan memproduksi
berbagai karya tulis dengan nilai antikorupsi yang
universal.
Selama kegiatan, peserta mendapat pendampingan
dan pelatihan menulis dari editor, penulis, komikus,
dan akademisi di bidang penulisan, antara lain Gol
A Gong, Ahmad Fuadi, Pidi Baiq, Beng Rahadian,
Iman Soleh, dan Zulfikri Anas.
Pada akhirnya, kegiatan Teacher Supercamp ini
diharapkan bisa meningkatkan kapasitas tenaga
pendidik dalam menyusun materi pendidikan
antikorupsi dan memperkaya konten atau literatur
pendidikan antikorupsi yang dapat dimanfaatkan
dan diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.
Laporan
Tahunan 2015
14
14
MODUS
LAMA
KORUPTOR
BARU
15
15
Laporan
Tahunan 2015
16
Penanganan Perkara
17
lalu kasus perizinan, pungutan dan Tindak Pidana
Pencucian Uang (TPPU), masing-masing satu
perkara.
Sementara dari pelaku korupsi, KPK menangani
sebanyak 19 perkara yang melibatkan anggota
DPR/DPRD dan 18 perkara yang melibatkan
swasta. Selain itu, tujuh perkara melibatkan
pegawai negeri setingkat eselon I, II dan III;
serta masing-masing empat perkara melibatkan
gubernur dan walikota/bupati dan wakilnya; serta
masing-masing tiga perkara, melibatkan hakim,
dan kepala kementerian/lembaga.
Apabila dilihat dari sisi instansi yang terlibat tindak
pidana korupsi, kementerian/lembaga menjadi
yang paling banyak tersangkut kasus ditangani
KPK sepanjang 2015. Ada 21 kasus melibatkan
pejabat kementerian/lembaga. Selanjutnya disusul
pejabat pemerintah provinsi sebanyak 18 kasus
hingga akhir tahun. Di urutan berikutnya, 10
pejabat pemerintah kabupaten/kota tersangkut
kasus, badan usaha milik negara/daerah lima
kasus, dan terakhir tiga kasus di Dewan Perwakilan
Rakyat RI.
Adapun bila ditelusuri dari sisi sebaran wilayah
terjadinya korupsi, perkara yang ditangani KPK
paling banyak berada di Sumatra. Ada 24 kasus
tindak pidana korupsi sepanjang 2015 berlokasi di
Sumatra. Baru berikutnya, di DKI Jakarta sebanyak
16 kasus. Di urutan ketiga, Papua menjadi
wilayah yang ditindak KPK, dengan tujuh kasus
tindak pidana korupsi tercatat sepanjang tahun.
Selebihnya ada enam kasus di Pulau Jawa selain
DKI Jakarta, Sulawesi tercatat dua kasus, dan di
Bali terdapat dua kasus.
Selain menuntut terdakwa korupsi dengan
hukuman berat, strategi lainnya di bidang
penindakan, dengan operasi tangkap tangan
(OTT). Upaya itu terus dioptimalkan di tengah
keterbatasan jumlah penyidik yang dimiliki. Saat
ini, dari 1.141 pegawai, KPK hanya memiliki 118
penyelidik, 91 penyidik, dan 88 penuntut umum.
Total, pada 2015 KPK melakukan sebanyak lima
kali tangkap tangan. Rangkaian OTT ini dimulai
pada 9 April 2015, saat penyidik KPK menangkap
tangan anggota DPR periode 2014-2019 berinisial
A dan seorang saksi AK, di sebuah hotel di Sanur,
Bali. Dari tangan A ditemukan barang berupa uang
senilai SGD 44 ribu dan rupiah senilai Rp 55.8
juta. Setelah penangkapan keduanya, penyidik
menangkap AH di sebuah hotel di Jakarta Selatan.
Selanjutnya, pada 19 Juni 2015, KPK menangkap
tangan Ketua dan Anggota Komisi III DPRD Musi
Laporan
Tahunan 2015
18
18
KETIKA
HUKUM
DAN
AGAMA
SEIRAMA
19
19
Laporan
Tahunan 2015
20
Bagi masyarakat Timur seperti Indonesia,
agama menempati posisi yang penting dan amat
sakral. Karenanya, ketika negara dalam hal ini
Kementerian Agama berbuat curang dalam urusan
keagamaan rakyatnya, sontak akan membetot
perhatian dan menuai kecaman. Sebab, menurut
keyakinan umat beragama, sejatinya tidak ada
perselisihan antara hukum dan agama. Keduanya
menghendaki keharmonisan umat manusia.
Korupsi yang pernah terjadi di Kementerian Agama
misalnya korupsi dana haji. Betapa kasus ini
mencoreng dan melunturkan kewibawaan negara.
Sebab, korupsi yang dilihat dari aspek hukum
sebagai kejahatan luar biasa, juga menempati
timbangan yang sangat buruk dalam ajaran
agama. Tak terkecuali urusan nikah dan rujuk di
Kantor Urusan Agama (KUA), yang selama ini
dianggap sebagai lahan basah terjadinya praktik
gratifikasi kepada penghulu. Pemberian seperti ini
lazim terjadi dengan berbagai nama, semisal uang
terima kasih, uang transport dan lainnya.
Persoalannya, bagi penghulu yang merupakan
pegawai negeri sipil, menerima ongkos biaya
nikah di luar dari yang ditetapkan peraturan
pemerintah adalah perbuatan melawan hukum.
Alasan pembenar hal tersebut lantaran petugas
KUA acapkali melayani warga di luar kantor dan
di luar jam kerja, mengingat prosesi pernikahan
biasanya berlangsung saat hari libur. Ditambah
lagi, kegiatan pelayanan tersebut tidak didukung
biaya operasional kantor.
Data Kementerian Agama menunjukkan dari
sekitar dua juta peristiwa nikah dalam satu tahun,
hanya sekitar 6% dilaksanakan di Balai Nikah/
KUA, sisanya dilaksanakan di luar kantor, di luar
jam kerja, dan hari libur. Pola kerja petugas KUA
ini berbeda dengan instansi pemerintahan lain
yang biasa melayani masyarakat hanya saat jam
kerja di kantor. Praktik tersebut pada umumnya
bukan permintaan pihak petugas, melainkan atas
permintaan masyarakat terkait tuntutan sosial
maupun adat istiadat.
Pungli juga mengakar jauh sebelum proses
administrasi di KUA. Yakni saat mengurus surat
keterangan dari RT/RW/desa/kelurahan, serta
ketika mempelai menemui Pembantu Petugas
Pencatat Nikah (P3N) atau modin atau Imam
Desa, kerap muncul pungutan tambahan melebihi
tarif resmi. Padahal, surat keterangan itu sangat
diperlukan sebelum mempelai mendaftarkan
pernikahan di KUA.
Pencegahan Korupsi
Terintegrasi
21
Selain itu, KPK juga menemukan sebagian besar
sarana kantor KUA kondisinya masih belum
memadai. Hanya sebagian kecil KUA yang status
tanahnya milik Kementerian Agama. Kecilnya
biaya operasional KUA juga mendorong petugas
mengutip biaya tambahan di luar aturan resmi.
KPK merekomendasikan beberapa hal agar
pelayanan pernikahan di KUA tidak lagi berlumur
gratifikasi. Antara lain perlunya peningkatan
anggaran operasional serta sarana dan prasarana
pendukung kantor KUA dalam rangka perbaikan
pelayanan. Selain itu sosialisasi dan pembelajaran
tentang PNBP terkait biaya pencatatan nikah
yang resmi dan imbauan agar masyarakat tidak
memberikan gratifikasi lagi kepada petugas.
Untuk mengatasi perbedaan persepsi pejabat/
pelaksana keuangan terkait pembayaran tunjangan
transportasi
bagi
penghulu,
Kementerian
Keuangan merespons dengan merevisi Keputusan
Menteri Keuangan (KMK) terkait izin penggunaan
anggaran. Dengan begitu, penerimaan dari PNBP
bisa digunakan kembali untuk belanja atau
membayar insentif petugas KUA.
Selain itu Kementerian Agama juga melakukan
beberapa
perbaikan
dalam
pelaksanaan
administrasi pernikahan. Salah satunya penyetoran
biaya pelayanan nikah oleh masyarakat dilakukan
secara langsung melalui transfer bank, kecuali
daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh bank.
Sistem pengelolaan PNBP dilaksanakan secara
terpusat untuk mengontrol pengelolaan keuangan
secara nasional, sehingga pembayaran honorarium
dan biaya transportasi pelayanan nikah kepada
penghulu bisa dilakukan secara langsung ke
rekening petugas terkait.
Kementerian Agama juga mengembangkan
teknologi sistem informasi berupa aplikasi Sistem
Informasi Manajemen Nikah untuk mengelola data
nikah-rujuk secara online di seluruh Indonesia;
serta bekerja sama dengan Kementerian Dalam
Negeri, khususnya dalam meminimalisasi pungli
di luar KUA.
Laporan
Tahunan 2015
22
22
AGAR
KEPALA
DAERAH
TAK TERGODA
RASUAH
23
Laporan
Tahunan 2015
24
Pilkada Berintegritas
25
Laporkan Harta
Tidak berhenti pada kampanye dan peluncuran
buku, KPK sekaligus menerima dan mengumumkan
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
(LHKPN) dari seluruh peserta. Sebagaimana
tertuang pada Pasal 5 UU No. 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggara Negara (PN) yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
setiap PN berkewajiban melaporkan dan
mengumumkan kekayaannya sebelum dan setelah
menjabat.
Untuk itu, KPK mengharapkan partisipasi aktif
seluruh komponen masyarakat untuk ikut
memantau ketaatan PN dalam mengumumkan
kekayaannya. Masyarakat juga diharapkan
melapor kepada KPK jika ditemukan adanya
Laporan
Tahunan 2015
26
26
KAWAL
DANA DESA,
RAKYAT
SEJAHTERA
27
27
Laporan
Tahunan 2015
28
Pembangunan desa resmi menjadi perhatian
utama pemerintah Indonesia pada 2015. Desa tidak
diharapkan lagi menjadi kawasan terbelakang,
kurang produktif, dengan penduduknya yang
terus menua, sementara kaum mudanya bergegas
pindah ke kota.
Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014,
berusaha meningkatkan marwah desa. Dampak
nyata dari beleid tersebut adalah pemberian
fasilitas anggaran pembangunan kepada 74.093
desa di seluruh Tanah Air. Undang-Undang
tersebut mengamanatkan pemerintah untuk
mengalokasikan 10 persen APBN. Pada 2017,
pemerintah menargetkan setiap desa mendapatkan
kucuran dana desa minimal Rp 1 miliar.
APBN-P 2015 menganggarkan dana desa sebesar
Rp20,7 triliun dengan total yang disalurkan
mencapai Rp19,8 triliun hingga akhir 2015. Selain
dana desa, desa juga menerima sejumlah anggaran
melalui berbagai sumber. Sumber anggaran desa
dengan besaran yang signifikan antara lain dikenal
dengan Alokasi Dana Desa (ADD). Melalui dana
desa dan ADD, potensi dana yang mengalir ke
seluruh desa di Indonesia sekitar Rp58 triliun di
2015, dan akan terus meningkat.
Mengingat pentingnya pemanfaatan anggaran
tersebut untuk mengembalikan peran desa
sebagai sokoguru pembagunan, KPK berinsiatif
melakukan kajian pengelolaan keuangan desa,
untuk mendorong perbaikan sistem pengelolaan,
sekaligus mengawasi penyalurannya bersama
masyarakat. Tujuan program ini, tak lain demi
menghapuskan celah-celah penyelewengan bagi
pihak-pihak yang berniat meraup keuntungan
pribadi.
Sebab, sebagaimana pepatah, Ada gula, ada
semut. Besarnya dana yang dikelola, bila tak
diimbangi dengan kemampuan manajerial yang
baik dan pengawasan yang ketat, tentu akan
mudah terjadi penyelewengan dan korupsi.
Karena aspek strategis itu, KPK melakukan Kajian
Pengelolaan Keuangan Desa: Dana Desa dan
ADD. Dari sini, KPK menemukan setidaknya ada
14 potensi persoalan yang dibagi dalam empat
aspek. Empat aspek besar itu, antara lain regulasi
dan kelembagaan, tata laksana, pengawasan, dan
sumber daya manusia.
Pada aspek regulasi dan kelembagaan, sejumlah
persoalan itu merentang pada belum lengkapnya
regulasi dan petunjuk teknis pelaksanaan yang
diperlukan dalam pengelolaan keuangan desa
29
Sementara pada aspek pengawasan, ada tiga
potensi persoalan, yakni efektivitas inspektorat
daerah dalam melakukan pengawasan terhadap
pengelolaan keuangan di desa masih rendah,
saluran pengaduan masyarakat tidak dikelola
dengan baik oleh semua daerah, serta ruang
lingkup evaluasi dan pengawasan yang dilakukan
oleh camat, belum jelas.
Pada aspek sumber daya, KPK menilai pentingnya
proses rekrutmen tenaga pendamping dilakukan
secara profesional dan cermat. Mengacu pada
kasus tenaga pendamping PNPM yang melakukan
korupsi dan kecurangan yang diproses oleh
aparat penegak hukum, umumnya para oknum
pendamping tersebut melakukan korupsi/fraud
dengan memanfaatkan kelemahan aparat desa
dan longgarnya pengawasan pemerintah.
Atas hasil kajian tersebut, KPK merekomendasikan
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa
Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi,
Kementerian Keuangan, dan BPKP untuk saling
berkoordinasi
dalam
melengkapi
regulasi,
membangun pengawasan dan menyusun sistem
keuangan dan pertanggungjawaban yang sesuai
kemampuan dan kebutuhan desa, serta menyusun
kesepakatan bersama terkait pengawasan,
pemantauan, dan evaluasi penggunaan dana untuk
desa (APBDesa). KPK juga merekomendasikan
pemerintah daerah untuk melakukan pembinaan
dan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan
di tingkat desa, terutama melalui peningkatan
kompetensi aparat desa dan inspektorat daerah
Libatkan Masyarakat
Tak sekadar melakukan kajian, KPK juga sekaligus
menyiapkan pelbagai rekomendasi kepada
kementerian maupun pemerintah daerah yang
menjadi garda depan penyaluran dana desa untuk
membuat mekanisme pengawasan partisipatif.
Salah satu caranya dengan membentuk sarana
pengaduan masyarakat dalam mengawasi
penggunaan dana desa. Di samping itu, rekrutmen
pendamping yang kredibel untuk membantu
aparat desa mengalokasikan dana sekaligus
membuat laporan penggunaannya dirasa perlu.
Serta, di tingkat lebih atas, menjamin wilayah kerja
Kementerian Dalam Negeri bersama Kementerian
Desa, Transmigrasi, dan Daerah Tertinggal, tidak
tumpang-tindih.
KPK meyakini risiko munculnya masalah akan lebih
besar apabila aparat desa, aparat pemerintah pusat,
Laporan
Tahunan 2015
BERSINERGI
MELAWAN
KORUPSI
30
30
31
31
Laporan
Tahunan 2015
32
Ironi itu bernama Indonesia. Meski kekayaan
alam melimpah-ruah, namun rakyatnya tak
kunjung makmur dan sejahtera. Pengelolaan
sumber daya alam, bisa dibilang, masih semrawut.
Setidaknya itu yang ditemukan pada kajian Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) selama empat
tahun terakhir.
Namun, kenyataan itu tak sepantasnya membuat
kita putus asa. Dalam rincian rekomendasi yang
dikeluarkan KPK, sinergi adalah kata kunci. Semua
pihak yang terkait, dirangkul, duduk bersama dan
memikirkan solusi terbaik agar kesejahteraan bisa
dirasakan semua, tanpa terkecuali.
Maka, pada Maret 2015 KPK menjalin kerja sama
dengan lintas lembaga, yang tujuannya menjamin
kekayaan alam Indonesia tetap dinikmati secara
berkeadilan. KPK menggandeng 20 kementerian,
tujuh lembaga negara serta 34 pemerintah provinsi,
untuk menandatangani Nota Kesepahaman
Bersama (MoU) Gerakan Nasional Penyelamatan
Sumber Daya Alam (GN SDA) Indonesia. Kegiatan
ini digelar di Istana Negara, Jakarta, pada 19 Maret
2015. Ini merupakan terobosan penting di bidang
pencegahan korupsi sektor sumber daya alam.
Presiden Joko Widodo dan pimpinan seluruh
lembaga menyaksikan langsung peresmian
komitmen bersama rencana aksi penyelamatan
SDA ini. Ini seolah menjadi tonggak dimulainya
sinergi dan usaha bersama dalam menjaga potensi
penerimaan dari kekayaan hayati di Tanah Air. KPK
meyakini, penyelamatan kekayaan alam itu dapat
memberi sumbangsih besar bagi negara, minimal
diperkirakan ada penambahan PNBP sebesar Rp
20 triliun.
Nota kesepahaman yang diimplementasikan
mulai Apri 2015 ini memperluas cakupan kerja
sama antara KPK dengan sesama lembaga negara.
Tiga tahun sebelumnya, rencana aksi KPK baru
mengawasi pengelolaan tambang mineral dan
batubara (minerba) dan pengukuhan kawasan
hutan. Kemudian diperluas hingga bidang kelautan
dan perkebunan.
Sinergi di bidang pengelolaan pertambangan
minerba, memiliki lima sasaran dan target
kegiatan. Antara lain, pelaksanaan penataan Izin
Usaha Pertambangan (IUP) minerba, pelaksanaan
kewajiban keuangan pelaku usaha pertambangan
minerba, pengawasan produksi pertambangan
minerba, pelaksanaan kewajiban pengolahan/
pemurnian
hasil
tambang
minerba,
dan
33
Berdasarkan kajian KPK, terdapat empat poin
penting kebocoran di bidang kelautan. Yakni
penyusunan tata ruang laut wilayah, penataan
perizinan kelautan dan perikanan, pelaksanaan
kewajiban para pihak serta pemberian dan
perlindungan hak-hak masyarakat
Sebagai tindak lanjut pengawasan sektor ini, KPK
bersama KKP menggelar kegiatan monitoring
dan evaluasi yang diikuti 34 pemerintah provinsi.
Dalam rapat bersama itu, KPK merekomendasikan
para pemangku kepentingan, untuk berbenah.
Antara lain, pembentukan satgas pencurian ikan,
verifikasi dan evaluasi pelaku usaha perikanan,
penerbitan peraturan terkait pengelolaan kegiatan
usaha perikanan, pelimpahan kewenangan
perpanjangan kapal ukuran lebih dari 30-60
GT kepada UPT dan Provinsi. KKP juga sedang
melakukan proses revisi Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2006 tentang PNBP.
Sejumlah rekomendasi itu telah berdampak positif.
Otoritas kelautan Indonesia berhasil melakukan
verifikasi kapal ikan eks asing sebanyak 1.132
unit, penenggelaman 80 unit kapal sepanjang
Desember 2014-Agustus 2015 (sebanyak 41 unit
oleh KKP, 34 unit oleh TNI AL dan 5 unit oleh Polri),
serta percepatan proses pengalihan pengelolaan
kawasan taman laut, dari KLHK ke KKP.
Laporan
Tahunan 2015
34
34
BERSINERGI
MELAWAN
KORUPSI
35
35
Laporan
Tahunan 2015
36
Pada 2015, KPK memiliki beberapa perhatian
besar. Sejumlah sektor yang menjadi perhatian KPK
adalah yang terkait ketahanan pangan plus, yang
mencakup pertanian, perikanan dan kehutanan,
plus pendidikan dan kesehatan. Alasannya, sektorsektor tersebut memperoleh subsidi besar dari
negara. Apalagi, nilai subsidi di masing-masing
sektor terus meningkat dari tahun ke tahun. Itu
menunjukkan penggunaan anggaran pendapatan
dan belanja negara (APBN) seharusnya digunakan
secara efektif dan efisien.
37
Toelangan di Sidoarjo, Jawa Timur, serta kunjungan
ke kebun tebu milik petani, baik di Mojokerto
maupun di Sidoarjo pada 10 Juni 2015. Lawatan
ini untuk memantau secara langsung proses gula
diproduksi hingga didistribusikan ke konsumen.
Berkaitan dengan isu pangan, program Rastra
(Beras Sejahtera), yaitu Subsidi Beras bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah atau yang
dahulu dikenal dengan program Raskin (Beras
untuk Rakyat Miskin) juga menjadi perhatian
KPK, karena KPK menilai program yang berjalan
selama ini kurang efektif. Berdasar kajian yang
dilakukan, KPK menyarankan agar program yang
telah berusia 15 tahun ini didesain ulang. Kajian
itu dipaparkan kepada setiap lembaga negara dan
pemangku kepentingan terkait raskin pada 3 April
2015.
Beberapa kemajuan telah dicapai selama periode
pemantauan program raskin oleh KPK sepanjang
2015. Di antaranya adalah telah dimulainya
pembangunan Sistem Informasi Manajemen
(SIM) dan Sistem Pengelolaan Pengaduan (SPP)
melalui situs raskin.web.id di beberapa daerah
percontohan, yaitu Kota Surabaya, Kota Batam,
dan Kabupaten Tabanan, Bali. KPK pun mencatat
pengaduan kualitas raskin dari masyarakat
telah menurun sepanjang tahun lalu. Pemangku
kepentingan pun mengabarkan perbaikan data
Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM) berdasarkan basis data terpadu pada 12 bulan
terakhir. Kementerian/lembaga kini juga telah
melakukan perbaikan pedoman umum penyaluran
raskin.
Laporan
Tahunan 2015
38
39
tahun 2014 oleh enam K/L terkait dan tahun 2015
oleh 7 K/L. Selain KPK, K/L yang terlibat dalam
Tim Korsupdik adalah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Kementerian Ristek dan Dikti,
Kementerian Agama, Kementerian Keuangan,
Kementerian Dalam Negeri dan BPKP.
Atas rencana aksi kegiatan korsup dana pendidikan
tersebut, telah dilaksanakan aksi bersama dalam
rangka mencegah korupsi dana pendidikan
2014-2015. Misalnya, sosialisasi dan workshop
korsupdik oleh KPK bersama 5 K/L kepada daerah
dalam rangka memberikan pemahaman dan
membangun kesadaran peran pengawasan dana
pendidikan oleh daerah.
Selain itu, pelaksanaan piloting daerah Cerdas
Berintegritas pada tujuh kota/kabupaten melalui
kegiatan deklarasi aksi daerah untuk mewujudkan
daerah cerdas berintegritas, workshop aparatur,
workshop pembelajaran anti korupsi, workshop
tata kelola sekolah dan pengenalan Program
Pengendalian Gratifikasi (PPG) serta pembentukan
Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG). Ketujuh
daerah tersebut adalah Kota Yogyakarta, Kab.
Gunungkidul, Kota Kupang, Kota Bandung, Kota
Cimahi, Kota Malang dan Kota Bengkulu.
Workshop peningkatan kapasitas inspektorat
daerah dalam melakukan pengawasan dana
pendidikan juga digelar pada lima inspektorat
daerah, yakni Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota
Yogyakarta, Kab. Gunungkidul dan Kota Kupang.
Workshop dilaksanakan KPK bekerjasama dengan
Kemendikbud, Kemendagri dan BPKP.
cerdas
Laporan
Tahunan 2015
AGAR
KEPALA
DAERAH
TAK TERGODA
RASUAH
40
40
41
41
Laporan
Tahunan 2015
42
Umat manusia sepakat bahwa korupsi adalah
perbuatan yang keji. Bahkan pakar hukum
menyebutnya sebagai kejahatan luar biasa
(extraordinary crime). Namun, kalau upaya
memberantasanya tidak dilakukan dengan luar
biasa, kelak kita bisa menyaksikan runtuhnya
sebuah peradaban di depan mata.
Tentu saja, KPK menolak kalah. Perang melawan
korupsi, bukan hanya menempatkan KPK saja
sebagai aktor utama. Karena korupsi adalah
musuh bersama, maka semua elemen bangsa
harus turut serta dalam membangun peradaban
yang berintegritas.
Salah satu upayanya, melalui partisipasi publik.
KPK mulai melihat perempuan sebagai aktor
yang strategis dalam membangun kesadaran dan
penanaman nilai, utamanya di keluarga sebagai
miniatur terkecil masyarakat. Menjalankan peran
ibu, seorang perempuan bisa dengan leluasa
mendidik anak-anak untuk mencetak generasi
berintegritas. Itu sebab, ada anggapan bahwa ibu
adalah sekolah pertama.
Sebagai seorang istri, perempuan mampu
memberikan pengaruh positif bagi sang
kepala keluarga dalam setiap keputusan dalam
kehidupan rumah tangga. Ingat, sejumlah kasus
yang diungkap KPK, telah menunjukkan adanya
keterlibatan istri dalam menjalankan tindak pidana
korupsi.
Karenanya, KPK lantas menginisiasi gerakan
Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK). Di sini,
perempuan ditempatkan sebagai tokoh sentral
pencegahan korupsi, baik perannya sebagai ibu,
istri, maupun tenaga profesional yang berkarya di
tengah masyarakat.
Realisasinya, KPK menjalin kerja sama dengan
Australia Indonesia Partnership for Justice (AIPJ)
sejak 22 April 2014 untuk menjalankan program
tersebut. Pelatihan pembentukan agen SPAK
pertama digelar di Mataram, Nusa Tenggara
Barat. Kemudian merambah ke Parepare, Kendari,
Manado, Papua, Ambon serta provinsi lainnya di
Tanah Air.
Mulai 2015, program ini kemudian dicanangkan
KPK sebagai sebuah gerakan nasional pada 21
April 2015, bertepatan dengan Peringatan Hari
Kartini. Secara simbolik, KPK memasang spanduk
raksasa berukuran 1417 meter bertuliskan Saya
Perempuan Antikorupsi di halaman depan kantor
KPK, Jakarta, yang dikerek Kartini Petualang.
Kampanye Antikorupsi
43
Berharap pada Pemuda
Pada segmen pemuda, KPK juga melakukan
pendekatan dengan cara yang khas agar mereka
menyadari potensi sebagai agen perubahan.
Karena sejarah mencatat, pemuda selalu menjadi
penggerak perubahan sosial itu sendiri, mulai
dari peristiwa Sumpah Pemuda (1928), hingga
penggulingan rezim Orde Baru pada reformasi
(1998). Semuanya dimotori gerakan pemuda.
Untuk itu, sebuah helatan Anti-Corruption Youth
Camp digelar di Yogyakarta pada 19-29 Oktober
2015, dengan mengusung tema Energi Mudamu,
Senjatamu. Dari kegiatan ini, KPK mendorong
para pemuda untuk melakukan perubahan sosial
setelah mengikuti kegiatan.
Sebanyak 48 peserta dari pelbagai penjuru
Indonesia, berhasil lolos seleksi. Mulai dari Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta,
Aceh, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, hingga
Kalimantan dan Papua. KPK tak sembarangan
memilih para pemuda ini. Mereka yang terpilih
merupakan sosok pemuda yang telah memberikan
kontribusi positif melalui komunitas atau organisasi
kepemudaan di daerahnya. Sebab, pemuda pilihan
ini akan menjalani proses karantina selama 10
hari untuk ditempa menjadi sosok pemuda kreatif
yang mampu memberikan solusi bagi persoalan
sosial yang mereka hadapi kelak.
Selama tiga hari pertama, para peserta
mendapatkan pembekalan dari para penggerak
perubahan, semisal Ahmad Bahrodin yang
memberdayakan petani di 17 kabupaten di Jawa
Tengah agar berdikari mengelola sumber daya
alam, atau Arief Budiman yang menginspirasi
penenun di Bali agar karyanya lebih bernilai
ekonomi. Selain itu, ada Rudolf Dhetu, propagandis
yang dikenal dengan gerakan tolak reklamasi
Teluk Benoa. Tak ketinggalan, Direktur Pendidikan
dan Pelayanan Masyarakat (Dikyanmas) Sujanarko
dan Wakil Ketua Sementara KPK Johan Budi SP,
juga turut memberikan pembekalan bagi peserta.
Setelah itu, selama empat hari berikutnya, mereka
dibagi ke dalam empat kelompok dan menetap di
empat desa, yakni Desa Girikerto, Desa Umbulharjo,
Desa Bokoharjo, dan Desa Tegal Gendu, Prenggan
Kota Gede. Di sini, para peserta melakukan
intervensi sosial dengan mempraktikkan materi
dan konsep yang telah disusun pada tahap pertama,
untuk memecahkan persoalan sosial yang ada.
Di Desa Girikerto, misalnya, para peserta
menginisiasi pembangunan Omah Saung sebagai
pusat berkumpul dan taman bacaan. Selama ini,
Laporan
Tahunan 2015
46
KEUANGAN DAN ASET
PENYERAPAN ANGGARAN
UNIT KERJA
PAGU ANGGARAN
Deputi Pencegahan
PENYERAPAN
42.931.115.000
28.529.442.903
66,45
1.111.336.000
243.911.560
21,95
DIREKTORAT PP LHKPN
5.109.586.000
4.661.605.564
91,23
DIREKTORAT GRATIFIKASI
5.731.540.000
3.098.774.656
54,07
DIREKTORAT DIKYANMAS
17.170.053.000
12.811.305.056
74,61
DIREKTORAT LITBANG
8.808.600.000
4.029.844.225
45,75
5.000.000.000
3.684.001.842
73,68
57.299.896.000
32.955.257.376
57,51
1.424.230.000
1.084.755.870
76,16
Deputi Penindakan
SEKRETARIAT DEPUTI PENINDAKAN
DIREKTORAT PENYELIDIKAN
10.030.000.000
3.821.471.743
38,10
DIREKTORAT PENYIDIKAN
10.097.700.000
10.030.752.505
99,34
DIREKTORAT PENUNTUTAN
25.822.966.000
10.821.681.082
41,91
9.925.000.000
7.196.596.176
72,51
143.731.180.000
108.762.345.492
75,67
270.560.000
200.796.130
74,22
130.275.044.000
98.779.396.785
75,82
8.835.576.000
6.074.910.911
68,76
DIREKTORAT MONITOR
4.350.000.000
3.707.241.666
85,22
3.887.104.000
3.172.311.481
81,61
Deputi PIPM
SEKRETARIAT DEPUTI PIPM
338.385.000
203.954.281
60,27
1.044.997.000
756.437.900
72,39
2.503.722.000
2.211.919.300
88,35
Sekretariat Jendral
651.059.605.000
553.146.303.937
84,96
BIRO RENKEU
472.018.000
1.002.268.820
212,34
253.715.387.000
230.824.880.135
90,98
386.655.633.000
313.866.989.148
81,17
11.227.276.000
6.632.743.517
59,08
375.428.357.000
307.234.245.631
81,84
BIRO UMUM
BIRO SDM
Non-pegawai
Belanja pegawai
BIRO HUKUM
2.079.916.000
1.430.115.126
68,76
BIRO HUMAS
8.136.651.000
6.022.050.708
74,01
Subtotal
898.908.900.000
726.565.661.189
80,83
Total
898.908.900.000
726.565.661.189
80,83
563.233.996.914,05
USD
SGD
1.831.365,86
822.681,00
Real
Saudi
AUSD
61,00
60,00 2.055,00
EURO
Pounds
(ENG)
Franc
3.785,00
10,00 1.714.339,00
Yen (JPY)
Peso
(Mil)
200,00
LAMPIRAN
47
PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA (BMN) 2015
NERACA
SALDO
KODE
URAIAN
SAT
VOL
NILAI
AK. PENYUSUTAN
NILAI BUKU
117111 PERSEDIAAN
280.254.904.022
131111 TANAH
132111
PERALATAN DAN
MESIN
133111
GEDUNG DAN
BANGUNAN
134113 JARINGAN
135111
KONSTRUKSI DALAM
PENGERJAAN
166112
280.254.904.022
m2
8.663
128.412.767.500
128.412.767.500
unit
19.410
329.564.336.400
(218.341.456.276)
111.222.880.124
129.000.060
(11.160.007)
117.840.053
unit
102.189.074.090
(21.503.609.614)
80.685.464.476
49.831.075.367
49.831.075.367
2.560
1.947.751.438
1.947.751.438
313.036.787.592
313.036.787.592
1.137
2.223.829.274
(2.201.192.080)
22.637.194
10.490
39.287.007.783
unit
unit
TOTAL
1.246.876.533.526
39.287.007.783
(242.057.417.977)
1.004.819.115.549
KODE AKUN
URAIAN
423122
JUMLAH
1.043.120.000
423221
9.206.247.929
423414
4.165.000.100
423415
423416
423421
6
7
8
9
10
423611
423612
423614
423752
867.500
14.425.100
5.775.061.445
175.587.406.548
2.513.530.724
11.931.057.599
21.989.051
11
423921
12
423951
371.564.708
13
423952
134.095.669
14
423953
15
423999
45.518.624
27.528.430
1.076.372.200
211.913.785.627
Laporan
Tahunan 2015
48
MANAJEMEN SDM
KOMPOSISI SDM BERDASARKAN JENIS KELAMIN
JUMLAH
KELOMPOK JABATAN
PIMPINAN
0,4
PENASIHAT
0,1
PENCEGAHAN
252
22,1
PENINDAKAN
312
27,3
INDA
161
14,1
PIPM
87
7,6
SETJEN
TOTAL
325
28,3
1141
100
Laki-laki
791
Perempuan
352
TOTAL
JUMLAH
UNIT KERJA
JUMLAH
1143
JUMLAH
INDA
1
6
PIMPINAN
SETINDA
PENASIHAT
DIREKTORAT PINDA
40
PENCEGAHAN
DIREKTORAT PJKAKI
28
DIREKTORAT MONITOR
86
SETCEGAH
11
DIREKTORAT LHKPN
130
PIPM
DIREKTORAT GRATIFIKASI
44
SETPIPM
13
DIREKTORAT DIKYANMAS
32
22
DIREKTORAT LITBANG
34
51
PENINDAKAN
SEKRETARIAT JENDERAL
SETTINDAK
BIRO RENKEU
DIREKTORAT PENYELIDIKAN
66
DIREKTORAT PENYIDIKAN
112
DIREKTORAT PENUNTUTAN
100
11
15
BIRO UMUM
PN
229
TETAP
663
PTT
244
TOTAL
181
BIRO SDM
34
BIRO HUKUM
16
BIRO HUMAS
39
SETJEN/SETPIMP
14
TOTAL
JUMLAH
PIMPINAN
38
1141
1141
KELOMPOK JABATAN
JUMLAH
PIMPINAN
STRUKTURAL
35
FUNGSIONAL
628
ADMIN
473
TOTAL
1141
LAMPIRAN
49
KOMPOSISI SDM PER JABATAN PEGAWAI
JABATAN PEG.
JUMLAH
USIA (th)
JUMLAH
33
KETUA
0,1
< 25
WAKIL KETUA
0,4
25 - 30
268
PENASIHAT
0,1
31 - 36
422
247
100
DEPUTI
0,4
37 - 42
DIREKTUR
0,6
43 - 48
KARO
0,3
49 - 54
47
> 54
24
KABAG
16
1,4
KASET
0,3
KORSESPIM
0,1
FUNGSIONAL
628
55,0
473
41,5
1141
100
TOTAL
TOTAL
1141
JUMLAH
PENYELIDIK
118
PENYIDIK
91
PENUNTUT UMUM
88
TOTAL
297
PEMBERHENTIAN PEGAWAI
NO.
RUMPUN JABATAN
2105
NO
Kontrak berakhir
Mengundurkan diri
27
Meninggal dunia
Pensiun
Penasihat
33
16
15
TOTAL
65
ALASAN PEMBERHENTIAN
1
TOTAL
39,7%
30,6%
29,6%
2015
KOMPOSISI SDM
BAGIAN PENINDAKAN
19
65
Laporan
Tahunan 2015
50
KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI KPK 2015
No
KEGIATAN
Pelatihan Swakelola Penanganan Tindak Pidana Korupsi yang dilakukan oleh Korporasi dan Teori tentang
Penyertaan
Seminar Penerapan Standar Kompetensi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Industrial
Memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Perpres 70 Tahun 2012 dan Sertifikasi
28
Ujian Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa (Perpres 70 Tahun 2012 dan Perpres 4 Tahun 2015) Batch I
29
Ujian Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa (Perpres 70 Tahun 2012 dan Perpres 4 Tahun 2015) Batch II
30
31
Pelatihan Etika, Pengembangan Diri dan Keterampilan Pramubhakti, Pramusaji dan Pramutaman
32
33
34
35
36
37
38
39
40
LAMPIRAN
51
No
KEGIATAN
41
42
43
44
45
Seminar Indonesia Reward Summit Designing and Managing Compensation and Remuneration in Hihg
Economy Environment
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
Pelatihan Pengenalan karakteristik usaha perbankan, kewajiban perpajakan wajib pajak perbankan dan
perbuatan koruptif penghindaran pajak
59
60
61
62
63
Sharing Knowledge and Experience bagi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah BPKP, anggota ACFE
Indonesia Chapter dan anggota IIA Indonesia dengan topik Membangun Integritas sebagai Strategi Solusi
Fraud
64
65
66
67
68
Pelatihan Swakelola Pemahaman Konsep Penegak Hukum Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)
69
Pelatihan Teknik Penyusunan Bispro dan SOP KPK / PER 08 Tahun 2013
70
71
Round Table Discussion dengan topik Cost Recovery dan Potensi Fraud
72
Pre Departure Training (PDT) untuk persiapan Australia Awards Scholarship (AAS) periode 2014/2015
73
74
75
76
77
78
Forum Grup Discussion dengan tema International Standards on Corporate Criminal Liability
Laporan
Tahunan 2015
52
No
KEGIATAN
79
80
81
Short Term Training for USAID Accountability Cluster On Governance and Anti Corruption
82
83
84
85
Pelatihan Desain Interior Menggunakan Program Google Sketchup dan 3DS Max
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
IHT Infografis
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
Pre-Course Workshop Short Course Australia Awards Indonesia dalam rangka peningkatan kompetensi
Instruktur Internal KPK
115
116
117
118
LAMPIRAN
53
No
KEGIATAN
119
120
121
122
123
124
125
126
127
Procurement Berdasarkan PTAK 007 Revisi 3 (FINAL) TKDN pada industry Oil & Gas
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
Pelatihan Pedoman Tata Naskah Dinas dan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)
140
141
142
Seminar International IAI-IFAC The Relevance of Professional Accountants in a Hyper Connected World
143
144
Pemahaman Tindak Pidana Pencucian Uang Yang Bersumber dari Dunia Pasar Modal
145
Mengikuti pelatihan dan ujian sentfikasi Mariajemen Risiko Certified Risk Management Professional
(CRMP)
146
147
148
149
Laporan
Tahunan 2015
54
LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA
WAJIB LAPOR DAN TINGKATA KEPATUHAN LHKPN 2015
NO.
BIDANG
JUMLAH
WAJIB LAPOR
PERSENTASE
TINGKAT KEPATUHAN
156.128
71,14%
EKSEKUTIF
219.464
LEGISLATIF
13.326
3.628
27,22%
YUDIKATIF
11.449
10.079
88,03%
BUMN/BUMD
26.034
20.722
79,60%
270.273
190.557
70,51%.
TOTAL
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUNI
JULI
AGU
SEP
OKT
NOV
DES
TOTAL
LHKPN A
2114
1948
4747
4432
6130
5778
2553
5249
6098
4341
2622
4168
50180
LHKPN B
2444
1878
2913
3466
2607
3200
1717
2902
31777
LHKPN (A+B)
4558 3826
6753
5466
8715
8705
7541
4339
7070
74887
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUNI
Form A
Form B
Form (A+B)
JULI
AGU
SEP
4813
2469
2014
5681
1375
1283
10494
3844
3297
1396
1174
1867
1952
1770
1501
3348
2944
3368
71,14%
27,22%
88,03%
79,60%
OKT
NOV
DES
TOTAL
2227
1714
1563
1159
2196
743
20.613
822
255
17.361
3790
2873 6243
2.125
37.974
70,51%
WAJIB LAPOR DAN
TINGKATAN KEPATUHAN
LHKPN 2015
LAMPIRAN
55
KEGIATAN PENINGKATAN KEPATUHAN PELAPORAN LHKPN
NO
JENIS KEGIATAN
JUMLAH
KEGIATAN
LEMBAGA
13 kali
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
2 kali
1.
2.
3
Sosialisasi LHKPN
1 kali
ToT
2 Kali
1.
2.
Klinik LHKPN
Lainnya
kali
Kementerian Kesehatan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat
Laporan
Tahunan 2015
56
PELAPORAN GRATIFIKASI
PELAPORAN GRATIFIKASI BERDASARKAN BIDANG
NO
1
BIDANG
INSTANSI
JUMLAH
Legislatif
MPR/DPR
DPRD
19
DPD
Kepresidenan
Eksekutif
Kementerian:
Kementerian koordinator
Kementerian
446
Kementerian negara
Setingkat kementerian
11
LPNK
35
Pemda
3
Yudikatif
Lembaga independen
BUMN/BUMD
156
16
69
805
Jumlah
1573
STATUS
JUMLAH
Milik Negara
453
Milik Penerima
62
84
Proses
253
Non SK
721
Jumlah
1573
453
62
84
253
721
1573
STATUS
KEPEMILIKAN
GRATIFIKASI
LAMPIRAN
57
NILAI GRATIFIKASI
STATUS
Milik Negara
UANG (RP)
1.462.139.300
BERBENTUK
BARANG
(SENILAI RP)
4.551.399.517
BERBENTUK
BARANG (SENILAI
MATA UANG ASING)
USD 15.849,52
USD 4.320,04
SGD 101.997,70
GBP 306,00
AUD 99,00
THB 3.200,00
HKD 2.429,00
CNY 1.500,00
JPY 100.789,00
EUR 195,00
MYR 717,00
CNY 2.700,00
GBP 48,00
USD 25.810,48
SGD 5.303,30
AUD 401,00
HKD 671,00
Milik Penerima
23.680.163.194
4.135.695.002
JPY 20.301,00
EUR 405,00
MYR 933,00
GBP 102,00
ILS 20,00
QAR 100,00
WILAYAH
JUMLAH
NO
WILAYAH
JUMLAH
NAD
10
13
Kalimantan Selatan
10
Sumatera Utara
14
14
Kalimantan Tengah
Riau
15
Kalimantan Barat
Kepulauan Riau
16
Kalimantan Timur
30
Sumatera Barat
17
Kalimantan Utara
Sumatera Selatan
15
18
DKI Jakarta
670
19
D.I. Yogyakarta
121
Jambi
20
Jawa Tengah
100
Bengkulu
21
Jawa Timur
72
10
Lampung
24
22
Sulawesi Utara
13
11
Jawa Barat
277
23
Sulawesi Selatan
40
12
Banten
54
24
Sulawesi Tengah
Laporan
Tahunan 2015
58
NO
WILAYAH
JUMLAH
NO
WILAYAH
JUMLAH
25
Sulawesi Tenggara
34
26
Gorontalo
35
Sulawesi Barat
27
Papua
36
Austria
28
Papua Barat
37
Cina
29
Bali
38
38
Korea Selatan
30
39
Madrid
31
11
40
Malaysia
32
Maluku Utara
41
Singapura
33
Maluku
42
Thailand
Total
1573
Nama Instansi
Pengenalan
Komitmen
Bimtek
Aturan
Badan Informasi
Geospasial
BKKBN
BMKG
BNPT
BNP2TKI
BPK
Aturan
UPG
Bimtek
UPG
0
17
Peraturan Kepala
BNPT No. PER09/K.BNPT/3/2015
Jumlah
Laporan
4
75
BPOM
Bawaslu
21
3
BPKP
10
Bapennas
42
11
BPN
12
BPS
13
Bulog
14
Bank Indonesia
15
BPJS Ketenagakerjaan
16
17
Kejaksaan RI
18
Kemenag
19
Kemendagri
24
20
Kementerian ESDM
Permen ESDM
37/2014
SK 85.K/06/IJN/2015
24
Perkom.178/2014
Perkom No.318/2014
0
23
55
0
50
129
LAMPIRAN
59
Posisi Implementasi
No
Nama Instansi
Pengenalan
Komitmen
Bimtek
Aturan
Aturan
UPG
Bimtek
UPG
Jumlah
Laporan
21
Kemenkumham
Permenkumham
No15. Th 2014
52
22
Kemenhut
10
23
122
24
Kemenkes
Permenkes No.14
Tahun 2014
231
25
Kemenkeu
125
SPJ-69/0155/05/2013,
tgl 15 Mei
2013
SK Menkominfo No.
686/2014, tgl 7 Juli 2014
42
26
Kemenkominfo
27
Kemenlu
Renja PPG
24 Sept
2013, an
Menteri
BUMN
25
28
Kemeneg BUMN
PER-05/MBU/14
29
Kementerian PU
30
Kemenpan- RB
Permenpan RB No.4
Thn 2015
31
Kemendikbud
32
Kemenhub
33
Kemenhan
34
Kementan
35
Kemenpera
36
Kemenristek
292
37
PERMEN 03 Tahun
2014
64
0
37
Kemensos
38
Kemenakertrans
0
8
39
POLRI
40
KPK
41
KPU
42
LKPP
43
MK
44
11
35
320
19
Peraturan Kepala
LKPP No. 16 Th
2014
Peraturan Sekjen
MKRI No.1 Th 2014
Ombudsman RI
45
OJK
46
Pemkab Badung
47
Pemkab Bandung
48
Pemkab Bandung
Barat
49
Pemkab Bantul
Pemkab Bekasi
10
50
No.039/0ri-sk/v/2015
23
17
4
17
1
Laporan
Tahunan 2015
60
Posisi Implementasi
No
Nama Instansi
Pengenalan
Komitmen
Bimtek
Aturan
Aturan
UPG
Bimtek
UPG
Jumlah
Laporan
51
Pemkab Boalemo
Gorontalo
52
Pemkab Bogor
53
Pemkab Bone
Bolango Gorontalo
54
Pemkab Buru
55
56
Pemkab Ciamis
57
Pemkab Cianjur
58
Pemkab Cirebon
59
Pemkab Enrekang
60
Pemkab Garut
61
Pemkab Gorontalo
62
Pemkab Gorontalo
Utara
63
Pemkab Indramayu
64
Pemkab Kapuas
65
Pemkab Karawang
66
Pemkab Kepulauan
Aru
67
Pemkab Klaten
68
Pemkab Konawe
69
70
Pemkab Kuningan
71
Pemkab Majalengka
72
Pemkab Maluku
Barat Daya
73
Pemkab Maluku
Tengah
74
Pemkab Maluku
Tenggara
75
Pemkab Maluku
Tenggara Barat
76
77
Pemkab Pangandaran
78
Pemkab Payakumbuh
79
Pemkab Pohuwato
Gorontalo
80
Pemkab Purwakarta
81
Pemkab Seram
Bagian Barat
82
Pemkab Seram
Bagian Timur
83
Pemkab Sleman
84
Pemkab Subang
Pemkab Sukabumi
85
0
2
0
LAMPIRAN
61
Posisi Implementasi
No
86
Nama Instansi
Pengenalan
Komitmen
Bimtek
Aturan
Pemkab Sumedang
Aturan
UPG
Bimtek
UPG
Jumlah
Laporan
15
87
Pemkab Tabanan
88
Pemkab Tasikmalaya
89
Pemkot Ambon
90
Pemkot Balikpapan
19
91
Pemkot Bandung
92
Pemkot Banjar
93
Pemkot Bekasi
78
94
Pemkot Bogor
95
Pemkot Cimahi
96
Pemkot Cirebon
97
Pemkot Depok
98
Pemkot Gorontalo
99
Pemkot Kendari
100
Pemkot Madiun
101
Pemkot Malang
102
Pemkot Manado
103
Pemkot Medan
104
Pemkot Metro
13
105
Pemkot Padang
106
Pemkot Pekanbaru
107
Pemkot Samarinda
Perwali 21 Tahun
2015, 15 Juli 2015
14
108
Pemkot Semarang
97
109
Pemkot Sukabumi
110
Pemkot Surakarta
111
Pemkot Tarakan
112
Pemkot Tasikmalaya
113
Pemkot Tual
114
Pemkot Yogyakarta
115
Pemprov Bali
33
1
116
Pemprov Banten
117
Pemprov DI
Yogyakarta
118
3
Pergub DKI No.87
th 2014
119
Pemprov Gorontalo
120
72
16
121
77
122
16
123
Pemprov Kalimantan
Barat
124
Pemprov Kalimantan
Selatan
Laporan
Tahunan 2015
62
Posisi Implementasi
No
Nama Instansi
125
Pemprov Kalimantan
Timur
126
Pemprov NTB
127
Pemprov Riau
128
Pemprov Sulawesi
Tenggara
129
Pemprov Sulawesi
Utara
130
Pemprov Sumatera
Barat
131
Pemprov Sumatera
Utara
132
Perum LPPNPI
(AirNav Indonesia)
Per.005/LPPNPI/
II/2015, 13 feb 2015
133
Pengenalan
Komitmen
Bimtek
Aturan
Aturan
UPG
Bimtek
UPG
Jumlah
Laporan
3
Pergub No.87 th
2014
0
Draft Aturan 23 Mei
2014
6
2
134
57
135
64
136
PT. Antam
137
138
139
140
141
142
143
144
145
PT. JIEP
146
147
5
6
1251
49
11
37
1
533
0
28
148
SK Direksi No.
KEP.U/OT.104/X/1/
KA-2014
149
150
151
PT. Pegadaian
18
152
153
154
155
156
PT. Pelni
7
0
LAMPIRAN
63
Posisi Implementasi
No
Nama Instansi
157
Pengenalan
Komitmen
Bimtek
Aturan
PT. Pembangunan
Perumahan
158
PT. Perkebunan
Nusantara II
159
PT. Perkebunan
Nusantara III
160
PT. Perkebunan
Nusantara IV
161
PT. Pertamina
2080
162
163
PT. Perusahaan
Pengelola Aset
164
165
PT. PLN
56
166
167
168
169
170
171
172
Aturan
UPG
Bimtek
UPG
Jumlah
Laporan
0
14
0
0
2
1
No.031/KPT.s/
Dir/2015
173
21
174
175
22
176
PT. Sucofindo
17
177
PT. Telkom
178
PT. Timah
179
180
SKK Migas
19
0
0
TOTAL
101
6982
URAIAN
TANGGAL
TEMPAT
07 Januari 2015
Jakarta
15 Januari 2015
Jakarta
20 Januari 2015
Jakarta
20 Januari 2015
Jakarta
Laporan
Tahunan 2015
64
NO
URAIAN
TANGGAL
TEMPAT
20 Januari 2015
Jakarta
21 Januari 2015
Jakarta
24 Januari 2015
Jakarta
22 Januari 2015
Jakarta
02 Februari 2015
Jakarta
10
03 Februari 2015
Jakarta
11
04 Februari 2015
Surakarta
12
05 Februari 2015
Jakarta
13
05 Februari 2015
Solo
14
15
12 Februari 2015
Surabaya
16
12 Februari 2015
Jakarta
17
18
25 Februari 2015
Jakarta
19
03 Maret 2015
Demak
20
03 Maret 2015
Cimahi
21
09 Maret 2015
Jakarta
22
10 Maret 2015
Kep. Riau
23
Sumedang
24
11 Maret 2015
Jakarta
25
12 Maret 2015
Jakarta
26
13 Maret 2015
Jakarta
27
14 Maret 2015
Semarang
28
15 Maret 2015
Manado
29
17 Maret 2015
Jakarta
30
18 Maret 2015
Jakarta
31
18 Maret 2015
Jakarta
32
19 Maret 2015
Jakarta
Jawa Timur
Bandung
LAMPIRAN
65
NO
URAIAN
TANGGAL
TEMPAT
33
20 Maret 2015
Jakarta
34
23 Maret 2015
Jakarta
35
23 Maret 2015
DIY
36
25 Maret 2015
Jatim
37
25 Maret 2015
Medan
38
26 Maret 2015
Palembang
39
09 April 2015
Palembang
40
09 April 2015
Bengkulu
41
14 April 2015
Jakarta
42
16 April 2015
Jakarta
43
21 April 2015
Jakarta
44
Kupang
45
22 April 2015
Bogor
46
23 April 2015
Surabaya
47
23 April 2015
Padang
48
23 April 2015
Cibinong
49
27 April 2015
Jakarta
50
30 April 2015
Jakarta
51
04 Mei 2015
Jakarta
52
05 Mei 2015
Bandung
53
06 Mei 2015
Jakarta
54
07 Mei 2015
Jakarta
55
07 Mei 2015
Jakarta
56
12 Mei 2015
Malang
57
12 Mei 2015
Jakarta
58
15 Mei 2015
Jakarta
59
18 Mei 2015
Jakarta
60
21 Mei 2015
Jakarta
61
22 Mei 2015
Bandung
62
22 Mei 2015
Jakarta
Laporan
Tahunan 2015
66
NO
URAIAN
TANGGAL
TEMPAT
63
25 Mei 2015
Jakarta
64
26 Mei 2015
Gunung
Kidul
65
26 Mei 2015
Makasar
66
26 Mei 2015
Jakarta
67
26 Mei 2015
Bengkulu
68
26 Mei 2015
Surabaya
69
28 Mei 2015
Garut
70
28 Mei 2015
Jakarta
71
28 Mei 2015
Pangkal
Pinang
72
28 Mei 2015
Jakarta
73
29 Mei 2015
Banten
74
29 Mei 2015
Solo
75
03 Juni 2015
Jakarta
76
05 Juni 2015
Riau
77
08 Juni 2015
Yogyakarta
78
10 Juni 2015
Puncak,
Jabar
79
10 Juni 2015
Jakarta
80
11 Juni 2015
Jakarta
81
13 Juni 2015
Balikpapan
82
16 Juni 2015
Jakarta
83
29 Juni 2015
Jakarta
84
01 Juli 2015
Jakarta
85
02 Juli 2015
Jakarta
86
02 Juli 2015
Jakarta
87
09 Juli 2015
Jakarta
88
09 Juli 2015
Jakarta
89
14 Juli 2015
Jakarta
90
29 Juli 2015
Klaten
91
31 Juli 2015
Bandung
LAMPIRAN
67
NO
URAIAN
TANGGAL
TEMPAT
92
04 Agustus 2015
Banten
93
04 Agustus 2015
Jakarta
94
05 Agustus 2015
Manado
95
05 Agustus 2015
Jakarta
96
06 Agustus 2015
Banjarmasin
97
06 Agustus 2015
Surabaya
98
06 Agustus 2015
Jakarta
99
07 Agustus 2015
Jakarta
100
10 Agustus 2015
Semarang
101
11 Agustus 2015
Jakarta
102
12 Agustus 2015
Jakarta
103
12 Agustus 2015
Semarang
104
13 Agustus 2015
Jakarta
105
14 Agustus 2015
Jakarta
106
14 Agustus 2015
Jakarta
107
19 Agustus 2015
Jakarta
108
19 Agustus 2015
Jakarta
109
20 Agustus 2015
Banjarmasin
110
25 Agustus 2015
Samarinda
111
25 Agustus 2015
Bandung
112
25 Agustus 2015
Jakarta
113
26 Agustus 2015
Jakarta
114
27 Agustus 2015
Jakarta
115
27 Agustus 2015
Jakarta
116
28 Agustus 2015
Medan
117
28 Agustus 2015
Bali
118
28 Agustus 2015
Bali
119
28 Agustus 2015
Jakarta
120
03 September 2015
Jakarta
121
04 September 2015
Jakarta
Laporan
Tahunan 2015
68
NO
URAIAN
TANGGAL
TEMPAT
122
07 September 2015
Bogor
123
07 September 2015
Makasar
124
08 September 2015
Jakarta
125
09 September 2015
Aceh
126
09 September 2015
Surabaya
127
09 September 2015
Jakarta
128
10 September 2015
Jakarta
129
10 September 2015
Surabaya
130
11 September 2015
Jakarta
131
12 September 2015
Balikpapan
132
15 September 2015
Jakarta
133
16 September 2015
Bogor
134
16 September 2015
Cisarua
135
17 September 2015
Semarang
136
17 September 2015
Cibubur
137
18 September 2015
Jakarta
138
18 September 2015
Jakarta
139
22 September 2015
Jakarta
140
28 September 2015
Tangsel
141
30 September 2015
Kalsel
142
02 Oktober 2015
143
06 Oktober 2015
Kalsel
144
06 Oktober 2015
Puncak,
Jabar
145
06 Oktober 2015
Bandung
146
06 Oktober 2015
Jakarta
147
06 Oktober 2015
Jakarta
Puncak,
Jabar
148
06 Oktober 2015
Jakarta
149
06 Oktober 2015
Jakarta
150
07 Oktober 2015
Cisarua
151
07 Oktober 2015
Cikampek
152
07 Oktober 2015
Jakarta
153
07 Oktober 2015
Jakarta
154
08 Oktober 2015
Jakarta
155
09 Oktober 2015
Palembang
LAMPIRAN
69
NO
URAIAN
TANGGAL
TEMPAT
156
10 Oktober 2015
Cisarua
157
12 Oktober 2015
Bogor
158
12 Oktober 2015
Surabaya
159
12 Oktober 2015
Depok
160
12 Oktober 2015
Jakarta
161
13 Oktober 2015
Pontianak
162
13 Oktober 2015
Banyumas
163
13 Oktober 2015
Sumut
164
13 Oktober 2015
Jakarta
165
Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Gratifikasi di DJP Jawa Tengah II 14 Oktober 2015
166
15 Oktober 2015
Jakarta
167
16 Oktober 2015
Medan
168
16 Oktober 2015
Jakarta
169
16 Oktober 2015
Jakarta
170
16 Oktober 2015
Jakarta
171
16 Oktober 2016
Cisarua
172
20 Oktober 2015
Banten
173
20 Oktober 2015
Tangerang
174
20 Oktober 2015
Cisarua
175
21 Oktober 2015
Kaltim
176
21 Oktober 2015
Jakarta
177
22 Oktober 2015
Jakarta
178
23 Oktober 2015
Jawa Timur
179
23 Oktober 2015
Jakarta
180
26 Oktober 2015
Jakarta
181
28 Oktober 2015
Malang
182
28 Oktober 2015
Aceh
183
28 Oktober 2015
Bogor
184
28 Oktober 2015
Jakarta
185
28 Oktober 2015
Cisarua
Magelang
Laporan
Tahunan 2015
70
NO
URAIAN
TANGGAL
TEMPAT
186
29 Oktober 2015
187
02 November 2015
Jakarta
188
02 November 2015
Cisarua
189
03 November 2015
Jakarta
190
09 November 2015
Jakarta
191
09 November 2015
Jakarta
192
11 November 2015
Jakarta
193
13 November 2015
Jakarta
194
13 November 2015
Surabaya
195
13 November 2015
Jakarta
196
13 November 2015
Bogor
197
Bogor
198
17 November 2015
Jakarta
199
17 November 2015
Jakarta
200
17 November 2015
Bogor
201
23 November 2015
Bali
202
23 November 2015
Jakarta
203
23 November 2015
Bogor
204
23 November 2015
Maluku
Tenggara
205
24 November 2015
Bandung
206
25 November 2015
Bekasi
207
26 November 2015
Jakarta
208
26 November 2015
Bandung
209
27 November 2015
Jakarta
210
27 November 2015
Jakarta
211
30 November 2015
Padang
212
30 November 2015
Gresik
Solo
LAMPIRAN
71
NO
TANGGAL
TEMPAT
213
URAIAN
30 November 2015
Padang
Panjang
214
30 November 2015
Jakarta
215
01 Desember 2015
Bekasi
216
01 Desember 2015
Jakarta
217
03 Desember 2015
Gresik
218
03 Desember 2015
Padang
219
03 Desember 2015
Jakarta
220
07 Desember 2015
Jakarta
221
08 Desember 2015
Lampung
222
08 Desember 2015
Jakarta
223
10 Desember 2015
Semarang
224
11 Desember 2015
Bandung
225
12 Desember 2015
Yogyakarta
226
13 Desember 2015
Yogyakarta
227
14 Desember 2015
Bandung
228
15 Desember 2015
Jakarta
229
15 Desember 2015
Jakarta
230
16 Desember 2015
Malang
231
16 Desember 2015
Kaltim
232
17 Desember 2015
Jakarta
233
17 Desember 2015
Jakarta
234
17 Desember 2015
Jakarta
235
18 Desember 2015
Pasuruan
236
18 Desember 2015
Bandung
237
18 Desember 2015
Jakarta
238
18 Desember 2015
Karawang
239
21 Desember 2015
Merak
240
21 Desember 2015
Jakarta
241
23 Desember 2015
Jakarta
Laporan
Tahunan 2015
72
PENINDAKAN
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
PENYELIDIKAN
Kegiatan penyelidikan dilaksanakan
(delapan puluh tujuh) kasus.
terhadap
87
PENYIDIKAN
Kegiatan penyidikan dilaksanakan sebanyak 106
(seratus enam) perkara, yang terdiri atas perkara sisa
tahun 2014 sebanyak 49 (empat puluh sembilan) perkara
dan perkara tahun 2015 sebanyak 57 (lima puluh tujuh)
perkara, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
LAMPIRAN
73
menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul
sumber, lokasi, peruntukkan, pengalihan hakhak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas harta
kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana korupsi atas nama
tersangka TCW (swasta).
16.
17.
18.
19.
Laporan
Tahunan 2015
74
33. Perkara TPK sehubungan dengan Pengadaan dan
Pelaksanaan Proyek Pembangunan Diklat Pelayaran
Sorong Tahap III pada Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut,
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Perhubungan,
Kementerian
Perhubungan
Republik Indonesia TA. 2011 atas nama tersangka
S (Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Perhubungan Laut, Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Perhubungan).
34. Perkara TPK sehubungan dengan Pengadaan dan
Pelaksanaan Proyek Pembangunan Diklat Pelayaran
Sorong Tahap III pada Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut,
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Perhubungan, Kementerian Perhubungan Republik
Indonesia TA 2011 atas nama tersangka I (Ketua
Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Satuan Kerja
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Perhubungan Laut, Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Perhubungan).
35. Perkara TPK sehubungan dengan menguntungkan
diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum
atau menyalahgunakan kekuasaannya memaksa
seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau
untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri,
pada tahun 2011 s.d. 2013, di Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral atas nama tersangka JW
(Menteri ESDM).
36. Perkara TPK sehubungan dengan bersama-sama
melakukan atau turut serta melakukan terkait
perbuatan Lusita Anie Razak, yaitu: memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dengan maksud supaya
pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut
berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya
yang bertentangan dengan kewajibannya atau
memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara karena atau berhubungan
dengan sesuatu yang bertentangan dengan
kewajiban dilakukan atau tidak dilakukan dalam
jabatannya terkait dengan pengurusan perkara
tindak pidana menempatkan keterangan palsu di
atas bukti autentik dan pemalsuan atas sertifikat
tanah dengan terlapor Sugiharta Alias Along atas
nama tersangka BWS (swasta).
37.
LAMPIRAN
75
45.
52. Perkara TPK sehubungan dengan secara bersamasama menerima hadiah atau janji pada saat
menduduki jabatan selaku Kepala Biro Pembinaan
Karir Deputi Sumber Daya Manusia Markas Besar
Kepolisian Negara Republik Indonesia pada periode
2003-2006 dan jabatan lainnya di Kepolisian
Negara Republik Indonesia atas nama tersangka
Laporan
Tahunan 2015
76
Danau Paniani Tahun Anggaran 2008 di Provinsi
Papua atas nama tersangka LMD (swasta).
72.
LAMPIRAN
77
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas Penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH) Atas nama tersangka AF (anggota Majelis
Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
Medan).
73.
78.
79.
74.
Perkara TPK sehubungan dengan bersamasama atau turut serta memberi atau menjanjikan
sesuatu berupa uang kepada Majelis Hakim dan
Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
Medan Sumatera Utara yang diduga dilakukan oleh
tersangka OCK (pengacara).
75.
81.
76.
Laporan
Tahunan 2015
78
negara yang menerima pemberian atau janji
padahal patut diketahui atau diduga bahwa
hadiah tersebut diberikan untuk menggerakkan
atau sebagai akibat karena telah melakukan atau
tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang
bertentangan dengan kewajibannya atas nama
tersangka BGR (Kepala Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Kemenkes).
85. Perkara TPK memberi hadiah atau janji kepada
Patrice Rio Capella selaku Anggota DPR RI terkait
dengan dugaan TPK Dana bantuan Sosial (Bansos),
Bantuan Daerah Bawah (BDB), Bantuan Operasional
Sekolah (BOS), Tunggakan Dana Bagi Hasil (DBH),
dan penyertaan modal pada sejumlah BUMD pada
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang sedang
dilakukan penyelidikan oleh Kejaksaan Tinggi
Sumatera Utara dan atau Kejaksaan Agung RI atas
nama tersangka GPN (Gubernur Sumut) dan ES
(swasta).
86. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari Gatot
Pujo Nugroho selaku Gubernur Sumut dan Evy
Susanti terkait dugaan TPK Dana bantuan Sosial
(Bansos), Bantuan Daerah Bawah (BDB), Bantuan
Operasional Sekolah (BOS), Tunggakan Dana Bagi
Hasil (DBH), dan penyertaan modal pada sejumlah
BUMD pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
yang sedang dilakukan penyelidikan oleh Kejaksaan
Tinggi Sumatera Utara dan atau Kejaksaan Agung
RI atas nama tersangka PRC (Anggota DPR RI).
87.
LAMPIRAN
79
Sumatera Utara terkait dengan: 1. Persetujuan
laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara tahun anggaran 2012 oleh DPRD
Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan
anggaran pendappatan dan belanja daerah
Provinsi Sumatera Utara tahun anggaran 2013
oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan
anggaran pendapatan dan belanja daerah Provinsi
Sumatera Utara tahun anggaran 2014 oleh DPRD
Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan anggaran
pendapatan dan belanja daerah Provinsi Sumatera
Utara tahun anggaran 2015 oleh DPRD Provinsi
Sumatera Utara atas nama tersangka KH (Wakil
Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara) dkk.
96. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari
Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi
Sumatera Utara terkait dengan: 1. Persetujuan
laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara tahun anggaran 2012 oleh DPRD
Provinsi Sumatera Utara ; 2. Persetujuan perubahan
anggaran pendappatan dan belanja daerah
Provinsi Sumatera Utara tahun anggaran 2013
oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan
anggaran pendapatan dan belanja daerah Provinsi
Sumatera Utara tahun anggaran 2014 oleh
DPRD Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan
anggaran pendapatan dan belanja daerah Provinsi
Sumatera Utara tahun anggaran 2015 oleh DPRD
Provinsi Sumatera Utara; 5. Persetujuan laporan
pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara tahun anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi
Sumatera Utara; dan 6. Penolakan penggunaan
hak interpelasi oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara
pada tahun 2015 atas nama tersangka CR (Wakil
Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara) dkk.
97.
101.
102.
103.
Laporan
Tahunan 2015
80
Crane (QCC) di Pelindo II (Persero) tahun 2010
dengan menunjuk langsung Wuxi HuaDong Heavy
Machinery Co, Ltd (HDHM) dari China sebagai
penyedia barang atas nama tersangka RJL (Dirut
PT. Pelindo II) dkk.
105.
106.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
PENUNTUTAN
2.
3.
LAMPIRAN
81
Kabupaten Lebak, Provinsi Banten Tahun 2013 di
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, padahal
diketahui atau patut diduga bahwa pembangunan/
pengadaan/peningkatan sarana dan prasarana
olahraga di Hambalang TA 2010-2012 yang
dilakukan oleh Tersangka Andi Alifian Mallarangeng
selaku Menteri Pemuda dan Olahraga/Pengguna
Anggaran pada Kementerian Pemuda dan Olahraga
dkk hadiah atau janji tersebut diberikan untuk
mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan
kepadanya untuk diadili.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
18.
19.
Laporan
Tahunan 2015
82
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,
menitipkan, mengubah bentuk, menukarkan
dengan mata uang dan atau menyembunyikan/
menyamarkan asal-usul , sumber lokasi,
kepemilikan harta kekayaan yang diketahui atau
patut diduga merupakan hasil tindak pidana.
24.
LAMPIRAN
83
36. Perkara TPK atas nama terdakwa IR. A. BAMBANG
D sehubungan dengan memberi hadiah atau janji
terkait dengan jual beli gas alam untuk pembangkit
listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,
Jawa Timur dan proyek-proyek lainnya yang
dilakukan oleh tersangka selaku Direktur Human
Resource Development PT. Media Karya Sentosa
bersama dengan kawan-kawan.
37.
45.
Laporan
Tahunan 2015
84
terkait dengan kegiatan usaha PT. MITRA MAJU
SUKSES dan Group di wilayah Kabupaten Tanah
Laut Provinsi Kalimantan Selatan.
67.
72.
LAMPIRAN
85
pegawai negeri atau penyelenggara negara
karena atau berhubungan dengan sesuatu yang
bertentangan dengan kewajiban dilakukan atau
tidak dilakukan dalam jabatannya terkait dengan
pengurusan perkara tindak pidana menempatkan
keterangan palsu di atas bukti autentik dan
pemalsuan atas sertifikat tanah dengan terlapor
Sugiharta Alias Along.
73.
74.
75.
76.
77.
79.
Laporan
Tahunan 2015
86
perkara permohonan pengujian kewenangan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas Penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH).
86. Perkara TPK atas nama terdakwa A. KIRJUHARI
sehubungan dengan pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang secara bersama-sama
menerima pemberian atau janji dengan maksud
supaya pegawai negeri atau penyelenggara
negara tersebut berbuat atau tidak berbuat
sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan
dengan kewajibannya terkait dengan pembahasan
RAPBD.P Tahun 2014 dan atau RAPBD.P Tahun
2015 pada Provinsi Riau.
87.
LAMPIRAN
87
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang sedang
dilakukan penyelidikan oleh Kejaksaan Tinggi
Sumatera Utara dan atau Kejaksaan Agung RI.
95. Perkara TPK atas nama terdakwa SETIADY JUSUF
dan IRENIUS ADII sehubungan dengan memberi
hadiah atau janji kepada Dewi Aryaliniza Als Dewie
Yasin Limpo selaku anggota DPR RI bersama-sama
dengan Bambang Wahyuhadi dan Rinelda Bandaso
terkait usulan penganggaran Proyek Pembangunan
Infrastruktur Energi Baru dan Terbarukan TA 2016
untuk Kabupaten Deiyai Provinsi Papua.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
2.
3.
4.
5.
6.
Laporan
Tahunan 2015
88
Berjangka Komoditi (Bappebti).
14.
15.
16.
17.
18.
19.
LAMPIRAN
89
perkara permohonan pengujian kewenangan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas Penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH), dan Perkara TPK sehubungan dengan
bersama-sama memberi atau menjanjikan sesuatu
berupa uang kepada Majelis Hakim dan Panitera
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan
Sumatera Utara terkait permohonan pengujian
kewenangan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2014 tentang Administrasi Pemerintahan atas
Penyelidikan tentang dugaan terjadinya Tindak
Pidana Korupsi Dana Bantuan Sosial (BANSOS),
Bantuan Daerah Bawahan (BDB), Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) dan Penahanan
Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH).
31.
Laporan
Tahunan 2015
90
SIRADJUDDIN sehubungan dengan pelaksanaan
Kerjasama Rehabilitasi, Kelola dan Transfer untuk
Instalasi Pengolahan Air antara PDAM Kota
Makassar dengan pihak swasta periode Tahun
2005-2013.
41.
45.
LAMPIRAN
91
kepada Majelis Hakim dan Panitera Pengadilan
Tata Usaha Negara (PTUN) Medan Sumatera
Utara terkait permohonan pengujian kewenangan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH) dan Perkara TPK sehubungan dengan
memberi atau menjanjikan sesuatu berupa uang
kepada Majelis Hakim dan Panitera Pengadilan
Tata Usaha Negara (PTUN) Medan Sumatera
Utara terkait permohonan pengujian kewenangan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan atas penyelidikan
tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Sosial (BANSOS), Bantuan Daerah
Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil
(DBH).
4.
5.
6.
7.
8.
2.
3.
Laporan
Tahunan 2015
92
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
19.
LAMPIRAN
93
Perkara TPK sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji terkait dengan jual beli gas alam
untuk pembangkit listrik di Gresik dan Gili Timur
Bangkalan Madura, Jawa Timur dan perbuatan
penerimaan lainnya dan Perkara TPPU sehubungan
dengan perbuatan menempatkan, mentransfer,
mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,
menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar
negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan
mata uang atau surat berharga atau perbuatan
lain atas harta kekayaan yang diketahui atau
patut diduganya merupakan hasil tindak pidana
korupsi dengan tujuan menyembunyikan atau
menyamarkan asal-usul harta kekayaan.
27.
TAHAP BANDING
Perkara dalam proses upaya hukum banding adalah
sejumlah 46 (empat puluh enam) perkara dengan
perincian 16 (enam belas) perkara telah diputuskan
di tingkat banding dan 30 (tiga puluh) perkara dalam
proses banding, yaitu:
Laporan
Tahunan 2015
94
1.
2.
3.
4.
5.
6.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
LAMPIRAN
95
Rekomendasi Tukar-Menukar Kawasan Hutan di
Kabupaten Bogor atas nama PT. Bukit Jonggol Asri.
15.
16.
17.
18.
19.
Laporan
Tahunan 2015
96
Akil Mochtar di persidangan Tindak Pidana Korupsi
Jakarta.
27.
LAMPIRAN
97
Papua dan Perkara TPK sehubungan dengan
kegiatan Detail Engineering Design (DED) PLTA
Danau Sentani dan Danau Paniani Tahun Anggaran
2008 di Provinsi Papua.
41.
45.
2.
3.
4.
5.
Laporan
Tahunan 2015
98
kepada Kas Umum, seolah-olah Pegawai Negeri/
Penyelenggara Negara yang lain atau Kas Umum
tersebut mempunyai utang kepadanya, padahal
diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan
utang.
6.
7.
8.
9.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
10.
11.
12.
LAMPIRAN
99
19.
20.
21.
22.
23.
24.
2.
3.
4.
5.
Laporan
Tahunan 2015
100
Daerah (Pilkada) Kabupaten Gunung Mas Provinsi
Kalimantan Tengah 2013 di Mahkamah Konstitusi
RI; Perkara TPK atas nama terdakwa M. AKIL
MOCHTAR sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji oleh Hakim berkaitan dengan
penanganan perkara sengketa Pemilihan Kepala
Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak Provinsi
Banten 2013 di Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia; Perkara TPK atas nama terdakwa M.
AKIL MOCHTAR sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji oleh Hakim berkaitan dengan
penanganan perkara yang berada di lingkup
kewenangan Mahkamah Konstitusi RI untuk
mengadili, padahal diketahui atau patut diduga
bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk
mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan
kepadanya untuk diadili, dan atau penerimaan
gratifikasi; Perkara TPK atas nama terdakwa M.
AKIL MOCHTAR sehubungan dengan menerima
hadiah atau janji dalam jabatannya selaku Hakim
berkaitan dengan penanganan perkara sengketa
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kab. Gunung
Mas Prov. Kalimantan Tengah dan Kab. Lebak Prov.
Banten Tahun 2013 dan penanganan perkara lain
yang berada di lingkup kewenangan Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia, padahal patut
diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji
tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan
perkara yang diserahkan dan diduga melakukan
tindak pidana pencucian uang sehubungan dengan
perbuatan menempatkan, mentransfer, mengubah
bentuk, atau menyembunyikan/ menyamarkan
asal-usul,
sumber,
lokasi,
kepemilikan,
atau perbuatan menerima atau menguasai
penempatan, pentransferan, pembayaran, atau
menggunakanharta kekayaan yang diketahui, atau
patut diduga merupakan hasil tindak pidana.
6.
7.
8.
10.
11.
12.
LAMPIRAN
101
Rochman selaku mantan Bendahara Pengeluaran
Sekretariat Daerah Kota Bandung dkk.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
Laporan
Tahunan 2015
102
kesehatan Kedokteran Umum Puskesmas Kota
Tangerang Selatan APBDP Tahun Anggaran 2012.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
EKSEKUSI
Pelaksanaan
putusan
(eksekusi)
tahun
2015
dilaksanakan sebanyak 38 (tiga puluh delapan) perkara
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
LAMPIRAN
103
6.
7.
11.
12.
Laporan
Tahunan 2015
104
13.
15.
16.
17.
18.
19.
22.
23.
LAMPIRAN
105
24.
31.
29.
32.
33.
34.
Laporan
Tahunan 2015
106
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.
37.
39.
TAHAP
2015
NO
JABATAN
2015
Penyelidikan
87
19
Penyidikan
57
Kepala Lembaga/Kementerian
Penuntutan
62
Duta Besar
Inkracht
37
Komisioner
Eksekusi
38
Gubernur
Hakim
2015
Swasta
18
Pengadaan Barang/Jasa
14
10
Lain-lain
Perizinan
Penyuapan
38
Pungutan
Penyalahgunaan Anggaran
TPPU
57
JUMLAH
63
LAMPIRAN
107
PERKARA TPK BERDASARKAN INSTANSI
2015
NO
DPR RI
Pemerintah Pusat
Kementerian/Lembaga
21
Sumatera Utara
26
NO
INSTANSI
WILAYAH
JUMLAH
205
BUMN/BUMD
Komisi
Pemerintah Provinsi
18
Sumatera Selatan
Pemkab/Pemkot
10
32
57
Bengkulu
DKI Jakarta
JUMLAH
Banten
14
Jawa Barat
44
10
Jawa Tengah
18
11
Jawa Timur
12
12
Bali
13
Lampung
14
Kalimantan Selatan
15
Kalimantan Timur
11
16
Sulawesi Utara
17
Sulawesi Selatan
18
Sulawesi Tengah
19
NTB
20
NTT
21
Papua
15
22
Malaysia
23
Singapura
JUMLAH
468
21
5
18
10
28
PERKARA TPK
BERDASARKAN
INSTANSI
Laporan
Tahunan 2015
108
KOORDINASI DAN SUPERVISI PENINDAKAN
HASIL KOORDINASI PENERIMAAN SPDP
INSTANSI
Jan
Feb
Kejaksaan
95
Kepolisian
13
108
Jumlah
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sept
Okt
108
87
84
81
42
52
92
72
28
25
21
18
18
12
21
136
112
105
90
60
70
104
93
4.
5.
Nov
Des
TOTAL
76
41
46
876
14
13
196
90
54
50
1072
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
koordinasi dengan penuntut umum
Kejaksaan Negeri Kutacane terkait
fasilitasi keterangan ahli dari BPK RI dan
Kemendagri pada persidangan di PN
Tipikor Banda Aceh. (Sprin.Gas-19/2025/01/2015 tanggal 26 Januari 2015).
Hasil koordinasi: Ahli dari BPK-RI telah
memberikan pendapat pada persidangan
perkara a quo di PN Tipikor Banda Aceh.
Dugaan TPK dalam pencairan dan
penggunaan belanja hibah yang berasal
dari APBD dan APBD Perubahan Kabupaten
Bantul Tahun Anggaran 2011 kepada KONI
Kabupaten Bantul yang diperuntukkan bagi
PERSIBA Kabupaten Bantul yang sedang
dilaksanakan oleh Penyidik Kejaksaan
Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kegiatan yang dikoordinasikan: Gelar
perkara
perkembangan
penyidikan
dengan hasil penyidik Kejati DIY
memerlukan fasilitasi ahli melalui
Unit Koorsup KPK (Sprin.Gas-07/2025/01/2015 tanggal 14 Januari 2015).
Hasil koordinasi: Disimpulkan bahwa
Unit Koorsup akan memfasilitasi ahli
yang diperlukan oleh Penyidik Kejati DIY.
Dugaan TPK dalam pencairan dan
penggunaan belanja hibah yang berasal
dari APBD dan APBD Perubahan Kabupaten
Bantul Tahun Anggaran 2011 kepada KONI
Kabupaten Bantul yang sedang dilaksanakan
oleh Penyidik Kejaksaan Tinggi Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dan memfasilitasi Penyidik
Kejati Daerah Istimewa Yogyakarta pada
kegiatan permintaan pendapat ahli dari
Universitas Airlangga di Surabaya.
Hasil koordinasi: Ahli dari Univ Airlangga
telah memberikan pendapat pada tingkat
penyidikan.
LAMPIRAN
109
6.
7.
8.
9.
10.
Dugaan
TPK
sehubungan
dengan
pembangunan Puskesmas dan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) di Tangerang Selatan
Tahun Anggaran 2011 atas nama tersangka
D yang dilaksanakan oleh Kejagung RI.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemanggilan keterangan
ahli Teknis Struktur (FTSL-ITB) atas
nama Ivindra Pane tanggal 22 Januari
2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan
TPK
sehubungan
dengan
pembangunan Puskesmas dan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) di Tangerang Selatan
Tahun Anggaran 2011 atas nama tersangka
D yang dilaksanakan oleh Kejagung RI.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemanggilan keterangan
ahli Teknis Arsitektur (SAPP-ITB) atas
nama Dewi Larasati tanggal 22 Januari
2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan
TPK
sehubungan
dengan
pembangunan Puskesmas dan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) di Tangerang Selatan
Tahun Anggaran 2011.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan fisik oleh tim
ahli teknis Arsitektur (FTSL-ITB) yang
dilaksanakan oleh Penyidik Kejagung RI
tanggal 11-12 Desember 2014.
Hasil
koordinasi:
Laporan
Hasil
Pemeriksaan.
Dugaan
TPK
sehubungan
dengan
pembangunan Puskesmas dan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) di Tangerang Selatan
Tahun Anggaran 2011.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan cek fisik
oleh tim ahli teknis Arsitektur (SAPPITB) yang dilaksanakan oleh Penyidik
Kejagung RI tanggal 12-13 Desember
2014.
Hasil
koordinasi:
Laporan
Hasil
Pemeriksaan.
Dugaan TPK dan TPPU sehubungan
dengan penyalahgunaan anggaran belanja
Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun Anggaran 2006 s.d 2011 atas nama
11.
12.
13.
14.
Laporan
Tahunan 2015
110
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Dugaan
TPK
sehubungan
dengan
pembangunan RSUD dr.Harjono Kabupaten
Ponorogo, yang dilaksanakan penyidikan
oleh Kepolisian Resort Ponorogo Jawa Timur.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan saksi atas
nama Yulianis, tanggal 11 Desember
2014.
Hasil koordinasi: Saksi Yulianis telah
memberikan keterangan sebagai Saksi
dalam perkara a quo sebagaimana
tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan
Saksi.
Dugaan TPK sehubungan dengan anggaran
penyertaan modal Pemerintah Kabupaten
Bengkalis Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp.
300 miliar kepada PT. Bumi Laksamana Jaya
untuk pembangunan pembangkit listrik di
Desa Balai Pungut Kecamatan Pinggir dan
Desa Buruk Bakul Kecamatan Bukit Batu
Kabupaten Bengkalis Atas nama tersangka
YA dan AS, oleh Penyidik Kejaksaan Negeri
Bengkalis.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi
pemeriksaan
Ahli
Keuangan Negara atas nama Siswo
Sujanto, DEA tanggal 3 Februari 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan Ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan TPK sehubungan dengan kegiatan
pengadaan alat kesehatan, kedokteran dan
KB pada program UKP RSUD dr. R. Soedjono
Selong Kabupaten Lombok Tahun Anggaran
2008, oleh Penyidik Polda Nusa Tenggara
Barat.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi
pemeriksaan
Ahli
Pengadaan barang dan Jasa dari LKPP
atas nama Emin Adhy Muhaemin tanggal
13 Februari 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan Ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan TPK dan TPPU yang dilakukan oleh
Achmad Amur (mantan Bupati Pulau Pisau)
berdasarkan Surat Perintah Penyelidikan
Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung
RI Nomor: Print-20/F.2/01/2015 tanggal 20
Januari 2015.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi permintaan LHKPN atas
nama Achmad Amur (mantan Bupati
LAMPIRAN
111
Pulau Pisau).
Hasil koordinasi: Telah diberikan salinan
data LHKPN atas nama ACHMAD AMUR
(mantan Bupati Pulau Pisau) kepada
Jampidsus Kejaksaan RI melalui Surat
KPK RI Nomor: R-234/20-25/02/2015
tanggal 10 Februari 2015.
Dugaan TPK sehubungan dengan Telah
diberikan salinan data LHKPN atas nama
ACHMAD AMUR (mantan Bupati Pulau
Pisau) kepada Jampidsus Kejaksaan RI
melalui Surat KPK RI Nomor: R-234/2025/02/2015 tanggal 10 Februari 2015.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dengan Ahli Perkapalan
Institut
Teknologi
Sepuluh
November (ITS) Surabaya atas nama
Triwilaswandio tanggal 5 Februari
2015, berdasarkan Surat Perintah Tugas
Deputi Bidang Penindakan Nomor:
Sprintgas-23/20-25/02/2015 tanggal 3
Februari 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
pendapat secara tertulis atas perhitungan
nilai fisik Kapal Cepat Halsel Ekspress-01
yang pengadaannya dilakukan oleh
Pemkab Halmahera Selatan tahun 2006.
Hasil Koordinasi sebagaimana tertuang
dalam Laporan Kegiatan Koordinasi
Nomor: ND-18/25/02/2015 tanggal 10
Februari 2015.
Dugaan TPK sehubungan dengan pencairan
dan penggunaan belanja hibah yang berasal
dari APBD dan APBD Perubahan Kabupaten
Bantul Tahun Anggaran 2011 kepada KONI
Kabupaten Bantul yang diperuntukkan bagi
PERSIBA Kabupaten Bantul yang sedang
dilaksanakan oleh Penyidik Kejaksaan
Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dan memfasilitasi Penyidik
Kejati Daerah Istimewa Yogyakarta pada
kegiatan permintaan pendapat ahli dari
Universitas Diponegoro.
Hasil koordinasi: Ahli dari Universitas
Diponegoro telah memberikan pendapat
kepada penyidik Kejati DIY.
Dugaan TPK sehubungan dengan pencairan
dan penggunaan belanja hibah yang berasal
dari APBD dan APBD Perubahan Kabupaten
Bantul Tahun Anggaran 2011 kepada KONI
Kabupaten Bantul yang sedang dilaksanakan
oleh Penyidik Kejaksaan Tinggi Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
Laporan
Tahunan 2015
112
29.
30.
31.
32.
33.
Sprintgas-26/20-25/02/2015 tanggal 11
Februari 2015.
Hasil koordinasi: Diperoleh informasi
terkait
perkembangan
penanganan
perkara dan diberikan saran atas
hambatan
yang
ditemui
dalam
penyidikan,
sebagaimana
tertuang
dalam Laporan Hasil Koordinasi kepada
Deputi Bidang Penindakan Nomor: ND23/25/03/2015 tanggal 3 Maret 2015.
Dugaan TPK sehubungan dengan Proyek
pengadaan
barang/jasa
pemerintah
pembangunan lapangan olahraga Politeknik
Perikanan Negeri Tual TA 2011, Dugaan
TPK pengadaan tanah TA 2010 dan TA
2012 di lingkungan Satuan Kerja Politeknik
Negeri Ambon, Dugaan TPK pengadaan
alat kedokteran, kesehatan, KB pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Timur
Tahun 2010, dan Dugaan TPK dan TPPU
atas pengelolaan Deposito Pemda SBT oleh
Tersangka AV, oleh Penyidik Ditreskrimsus
Polda Maluku.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dilakukan tanggal 9-12
Maret 2015 bertempat di Polda Maluku,
Berdasarkan Surat Perintah Tugas Deputi
Bidang Penindakan KPK RI Nomor:
Sprint.Gas-36/20-25/03/2015 tanggal 6
Maret 2015.
Hasil koordinasi: Diperoleh informasi
terkait
perkembangan
penanganan
perkara dan diberikan saran atas
hambatan
yang
ditemui
dalam
penyidikan,
sebagaimana
tertuang
dalam Laporan Hasil Koordinasi kepada
Deputi Bidang Penindakan Nomor: ND26/25/03/2015 tanggal 23 Maret 2015.
Dugaan
TPK
sehubungan
dnegan
penyalahgunaan dana hibah untuk Yayasan
Klenteng Sam Poo Kong yang bersumber
dari APBD Provinsi Jawa Tengah TA 2011
dan 2012 oleh Penyidik Kejaksaan Tinggi
Jawa Tengah.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dilakukan tanggal 27 Maret
2015 bertempat di Kejaksaan Tinggi
Semarang, Berdasarkan Surat Perintah
Tugas Deputi Bidang Penindakan KPK
RI Nomor: Sprint.Gas-42/20-25/03/2015
tanggal 10 Maret 2015.
Hasil koordinasi: Diperoleh informasi
terkait
perkembangan
penanganan
perkara sebagai bahan koordinasi dan
supervisi, Kegiatan telah dilaporkan
LAMPIRAN
113
34.
35.
36.
37.
38.
39.
Laporan
Tahunan 2015
114
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
LAMPIRAN
115
47.
48.
49.
50.
51.
Laporan
Tahunan 2015
116
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
LAMPIRAN
117
59.
60.
61.
62.
63.
64.
Nomor:
Sprintgas-85/20-25/06/2015
tanggal 4 Juni 2015.
Hasil koordinasi: Hasil Koordinasi
sebagaimana tertuang dalam Laporan
Kegiatan Koordinasi Nomor: ND61/25/06/2015 tanggal 19 Juni 2015.
Dugaan TPK dalam penyimpangan dalam
penetapan dan pemberian ganti rugi
pembebasan tanah untuk pembangunan
Bandara Baru Kec. Mengkendek Tana Toraja
dengan sumber dana yang berasal dari
APBD Provinsi Sulawesi Selatan dan APBD
Tana Toraja TA. 2011 dengan nilai proyek Rp.
38.2 miliar atas nama tersangka EK (Sekda
Kabupaten Tana Toraja) dan RR, SE yang
dilaksanakan oleh Polda Sulawesi Selatan.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Melakukan kegiatan koordinasi antara
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan,
Polda Sulawesi Selatan dan BPKP
Provinsi Sulawesi Selatan serta BPN
setempat terkait perkembangan kasus
berdasarkan Surat Perintah Tugas
Deputi Bidang Penindakan Nomor:
Sprintgas-87/20-25/06/2015 tanggal 11
Juni 2015.
Hasil koordinasi: Koordinasi akan
dilanjutkan dengan menunggu hasil
klusterisasi
yang
dilakukan
oleh
pihak BPN setempat. Hasil koordinasi
sebagaimana tertuang dalam laporan
pelaksanaan koordinasi Nomor: ND/25/07/2015 tanggal Juli 2015.
Dugaan TPK pada Kegiatan Bantuan
Slimulan Perumahan Swadaya (BSPS)
Kabupaten Wulu TA. 2014 dengan nama
Tersangka ABP, SH yang dilaksanakan oleh
Kejaksaan Negeri Belopa.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Melakukan koordinasi dengan Kejari
Belopa pada 16 Juni 2015 terkait
permintaan
cloning
data
untuk
penyidikan sesuai dengan SpringasSprintgas-87/20-25/06/2015 tanggal 11
Juni 2015.
Hasil koordinasi: Telah diterima barang
bukti dan di tindaklanjuti ke Dir. Monitor,
hasil cloning data telah diterima dan
diserahkan kembali ke Kejaksaan Negeri
Belopa.
Dugaan TPK Proyek Pembangunan Jembatan
Kedaung Tahap I pada Dinas Bina Marga dan
Tata Ruang Provinsi Banten TA.2013 senilai
Rp. 23.419.786.000,- (dua puluh tiga miliar
empat ratus sembilan belas juta tujuh ratus
Laporan
Tahunan 2015
118
65.
66.
67.
68.
69.
70.
LAMPIRAN
119
71.
72.
73.
Dugaan
TPK
dalam
pengadaan
pembangunan jalan ayawashi-kebar Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Papua Barat
TA 2008 s.d. 2010, oleh Kejaksaan Tinggi
Papua.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Mengkoordinasikan
permintaan
konfirmasi atas Rencana Pelaksanaan
Jalan Ayawasi- Kebar dari Dirjen Bina
Marga Kemen PU tanggal 5 Juni 2015
dengan Kejati Papua berdasarkan Surat
Perintah Tugas Plh.Deputi Bidang
Penindakan KPK RI Nomor: Sprin.Gas78/20-25/05/2015 tanggal 26 Mei 2015
Hasil koordinasi: Diperoleh informasi
perkembangan penanganan perkara
tersebut dan Kejati Papua telah
mengkonfirmasi dengan Surat Kajati
Papua Nomor: B-767/T.1/Fs.1/06/2015
tanggal 8 Juni 2015 bahwa ruas jalan
Ayawasi-Kebar
dapat
dilanjutkan
pembangunannya.
Kegiatan
telah
dilaporkan kepada Plh. Deputi Bidang
Penindakan
melalui
Nota
Dinas
Koordinator Unit Koorsup Nomor: ND62/25/06/2015 tgl 22 Juni 2015.
Koordinasi terkait informasi perkembangan
penanganan perkara TPK dengan Polda dan
Kejati Papua
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Pengumpulan
data
perkembangan
penanganan perkara TPK untuk keperluan
database,
berdasarkan
berdasarkan
Surat Perintah Tugas Plh.Deputi Bidang
Penindakan KPK RI Nomor: Sprin.Gas78/20-25/05/2015 tanggal 26 Mei 2015
Hasil
koordinasi:
Laporan
Data
Penanganan
Perkara
TPK
(vide
Surat Dirreskrimsus Polda Papua
Nomor:B/1460/VI/2015 tanggal 5 Juni
2015. Kegiatan telah dilaporkan kepada
Deputi Bidang Penindakan melalui Nota
Dinas Koordinator Unit Koorsup Nomor:
ND-62/25/06/2015 tgl 22 Juni 2015
Dugaan TPK pengembangan distribusi
air minum, pekerjaan Konstruksi jaringan
air bersih/air minum di Kec. Manggis,
Kec. Karangasem, Kec. Kubu, Kec Abang
Kabupaten Karangasem APBD TA 2009 dan
TA 2010 atas nama terdakwa Ir. IDA BAGUS
MADE OKA.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dengan Penuntut Umum
Kejaksaan Negeri Amlapura terkait
fasilitasi keterangan ahli dari ITB pada
persidangan di PN Tipikor Denpasar
74.
75.
76.
Laporan
Tahunan 2015
120
77.
78.
79.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi dengan Penuntut Umum
Kejaksaan Negeri Klungkung dan
memfasilitasi Ahli Keuangan Negara
pada persidangan di PN Tipikor Denpasar.
Hasil koordinasi: Unit Koorsup telah
memfasilitasi Penyidik Kejaksaan Negeri
Klungkung dan Ahli Keungan Negara
telah memberikan pendapat dalam
persidangan perkara a quo di PN Tipikor
Denpasar.
Dugaan TPK pengadaan lahan Kab.
Pandeglang TA 2002 dan perkara TPK
normalisasi pantai Karangantu pada
Dinas SDA Provinsi Banten TA 2012 yang
penyidikannya dilaksanakan oleh Polda
Banten.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Dilaksanakan rapat koordinasi dengan
Penyidik dari Polda Banten pada 29 Juli
2015 berdasarkan Surat Perintah Tugas
Nomor Sprint.Gas-105/20-25/07/2015
tanggal 27 Juli 2015
Hasil koordinasi: KPK akan berkoordinasi
dengan BPK RI Perwakilan Provinsi
Banten guna percepatan penyelesaian
perhitungan kerugian negara.
Dugaan TPK dalam proyek pembangunan
kolam renang di Bukit Jabal Nur Palu
Sulawesi Tengah TA 2004-2005 a.n.
tersangka AP penyidikannya dilaksanakan
oleh Kejati Sulteng.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pemeriksaan ahli oleh
Penyidik dari Kejati Sulteng terhadap ahli
a.n.. Eddy Jaya, Emanuel Sujatmoko dan
Siswo Sujanto pada 6 s.d 8 Juli 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
Dugaan TPK dalam proyek pembangunan
kolam renang di Bukit Jabal Nur Palu Sulawesi
Tengah TA 2004-2005 a.n. tersangka PS
yang penyidikannya dilaksanakan oleh
Kejati Sulteng.
Kegiatan yang dikoordinasikan: Koorsup
KPK memfasilitasi pemeriksaan ahli oleh
Penyidik dari Kejati Sulteng terhadap ahli
a.n. Eddy Jaya, Emanuel Sujatmoko dan
Siswo Sujanto pada 6 s.d 8 Juli 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
80.
81.
82.
83.
LAMPIRAN
121
84.
85.
86.
87.
88.
89.
Laporan
Tahunan 2015
122
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
LAMPIRAN
123
98.
99.
Laporan
Tahunan 2015
124
ROSALINA
MANULANG
(Mantan
Marketing PT. Anak Negeri) pada 13
Agustus 2015
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan dalam perkara dimaksud
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Saksi. Kegiatan
telah dilaporkan kepada Deputi Bidang
Penindakan dalam Laporan Hasil
Koordinasi Nomor: ND-77/25/08/2015
tanggal 19 Agustus 2015.
103. Dugaan TPK pengelolaan dan penggunaan
Keuangan Program Studi Pendidikan Dokter
(PSPD) Universitas Palangkaraya TA. 2010
s.d. TA. 2013 atas nama tersangka HS dan
kawan-kawan.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Pemeriksaan Ahli tanggal 27-28 Agustus
2015 sesuai dengan Surat Kejaksaan
Tinggi Kalimantan Tengah R-236/Q.2/
Fd.1/08/2015 tanggal 19 Agustus 2015.
Hasil koordinasi: Unit Koorsup telah
memfasilitasi
Penyidik
Kejaksaan
Tinggi Kalimantan Tengah untuk
meminta pendapat ahli, dan Ahli telah
memberikan pendapat dalam Berita
Acara Permeriksaan.
104. Dugaan TPK pengelolaan dan penggunaan
Keuangan Program Studi Pendidikan Dokter
(PSPD) Universitas Palangkaraya TA. 2010
s.d. TA. 2013 atas nama tersangka HS dan
kawan-kawan.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Pemeriksaan Saksi tanggal 27-28
Agustus 2015 sesuai dengan Surat
Kejaksaan Tinggi Kalimantan Tengah
R-236/Q.2/Fd.1/08/2015 tanggal 19
Agustus 2015.
Hasil koordinasi: Unit Koorsup telah
memfasilitasi Penyidik Kejaksaan Tinggi
Kalimantan Tengah untuk meminta
keterangan saksi-saksi, dan Saksi-saksi
pihak swasta dan pihak penerima dana
hibah telah memberikan keterangan
dalam Berita Acara Pemeriksaan.
105. Dugaan TPK dalam pangadaan BBM jenis
HSD (High Speed Diesel) pada PT. PLN
Tahun 2010 yang ditangani oleh Bareskrim
Polri.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi terkait rencana gelar perkara
di KPK terkait perkembangan penyidikan
perkara a quo.
Hasil
koordinasi:
Perkembangan
penyidikan telah disampaikan oleh
penyidik dan akan dilaksanakan gelar
LAMPIRAN
125
110.
111.
112.
113.
114.
Laporan
Tahunan 2015
126
115.
116.
117.
118.
LAMPIRAN
127
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
pemutakhiran
data
perkembangan
penanganan
perkara
TPK
untuk
keperluan database dan bahan Supervisi,
berdasarkan Surat Perintah Tugas Deputi
Bidang Penindakan Nomor:Sprint.gas141/20-25/11/2015 tanggal 16 November
2015
Hasil koordinasi: Laporan Data dan
informasi perkembangan penanganan
Perkara TPK. Kegiatan telah dilaporkan
kepada Deputi Bidang Penindakan
melalui Nota Dinas Koordinator Unit
Koorsup Nomor: ND-105/25/11/2015 tgl
30 November 2015.
122. Koordinasi
terkait
data
informasi
perkembangan penanganan perkara TPK
dengan Polda dan Kejati Nusa Tenggara
Barat.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Pemutakhiran
data
perkembangan
penanganan
perkara
TPK
untuk
keperluan database dan bahan Supervisi,
berdasarkan Surat Perintah Tugas Deputi
Bidang Penindakan Nomor:Sprint.gas148/20-25/11/2015 tanggal 27 November
2015
Hasil koordinasi: Laporan Data dan
informasi perkembangan penanganan
Perkara TPK. Kegiatan telah dilaporkan
kepada Deputi Bidang Penindakan
melalui Nota Dinas Koordinator Unit
Koorsup Nomor: ND-112/25/12/2015
tanggal 11 Desember 2015.
123. Koordinasi
terkait
data
informasi
perkembangan penanganan perkara TPK
dengan Polda dan Kejati Jawa Tengah.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
pemutakhiran
data
perkembangan
penanganan
perkara
TPK
untuk
keperluan database dan bahan Supervisi,
berdasarkan surat perintah tugas Deputi
Bidang Penindakan Nomor:Sprint.gas149/20-25/11/2015 tanggal 27 November
2015
Hasil koordinasi: Laporan Data dan
informasi perkembangan penanganan
Perkara TPK. Kegiatan telah dilaporkan
kepada Deputi Bidang Penindakan
melalui Nota Dinas Koordinator Unit
Koorsup Nomor: ND-113/25/12/2015
tanggal 14 Desember 2015.
124. Dugaan TPK pada kegiatan pengadaan alat
dan bahan kimia laboratorium uji BP Batam
Tahun 2014, oleh Penyidik Ditreskrimsus
Polda Kepulauan Riau.
Kegiatan
koordinasi:
Memfasilitasi
pemeriksaan Fisik Alat dan bahan kimia
laboratorium uji BP Batam TA 2014 oleh
Ahli Kimia Fakultas MIPA ITB atas nama
Prof. DR. MUHAMMAD BACHRI AMRAN,
dkk, pada 18-21 November 2015.
Hasil
koordinasi:
Laporan
Hasil
Pemeriksaan oleh Ahli.
125. Dugaan TPK dana APBD Kabupaten
Mamberamo Raya Tahun Anggaran 2011
s.d. 2013 oleh Penyidik Ditreskrimsus Polda
Papua.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi ekspose perkara bersama
Penyidik, Kejati Papua dan Tim Koorsup
terpadu tanggal 24 November 2015
bertempat di Ditreskrimsus Polda Papua,
berdasarkan Surat Perintah Tugas Deputi
Bidang Penindakan KPK RI Nomor:
Sprin.Gas-144/20-25/11/2015 tanggal 19
November 2015.
Hasil koordinasi: Diperoleh informasi
terkait Kasus Posisi dan perkembangan
penanganan perkara, serta disepakati
simpulan dan rekomendasi bersama,
Kegiatan telah dilaporkan kepada
Deputi Bidang Penindakan sebagaimana
tertuang dalam Laporan Hasil Koordinasi
Nomor: ND-107/25/11/2015 tgl 30
November 2015.
126. Perkara dugaan tindak pidana korupsi
penyalahgunaan
dana
pendistribusian
logistik dan dana pemilihan Presiden I KPU
Kabupaten Dogiyai TA 2014 oleh Penyidik
Polres Dogiyai.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi ekspose perkara bersama
Penyidik, Kejati Papua dan Tim Koorsup
terpadu tanggal 24 November 2015
bertempat di Ditreskrimsus Polda Papua,
berdasarkan Surat Perintah Tugas Deputi
Bidang Penindakan KPK RI Nomor:
Sprin.Gas-144/20-25/11/2015 tanggal 19
November 2015.
Hasil koordinasi: Diperoleh informasi
terkait Kasus Posisi dan perkembangan
penanganan perkara, serta disepakati
simpulan dan rekomendasi bersama,
Kegiatan telah dilaporkan kepada
Deputi Bidang Penindakan sebagaimana
tertuang dalam Laporan Hasil Koordinasi
Nomor: ND-107/25/11/2015 tgl 30
November 2015.
127. Perkara dugaan tindak pidana korupsi
pekerjaan pembangunan jalan kampung
mawes wares distrik bongo Kab. Sarmi
Laporan
Tahunan 2015
128
oleh Penyidik Polres Sarmi, dan Perkara
dugaan tindak pidana korupsi pada Proyek
Pekerjaan Jembatan Kali Konda 2 Dinas PU
Kab. Tolikara TA 2009 oleh Penyidik Polres
Tolikara.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi ekspose perkara bersama
Penyidik, Kejati Papua dan Tim Koorsup
terpadu tanggal 24 November 2015
bertempat di Ditreskrimsus Polda Papua,
berdasarkan Surat Perintah Tugas Deputi
Bidang Penindakan KPK RI Nomor:
Sprin.Gas-144/20-25/11/2015 tanggal 19
November 2015.
Hasil koordinasi: Diperoleh informasi
terkait Kasus Posisi dan perkembangan
penanganan perkara, serta disepakati
simpulan dan rekomendasi bersama,
Kegiatan telah dilaporkan kepada
Deputi Bidang Penindakan sebagaimana
tertuang dalam Laporan Hasil Koordinasi
Nomor: ND-107/25/11/2015 tgl 30
November 2015.
128. Gelar Perkara Penyidikan dugaan TPPU
dengan Tindak Pidana Pokok Korupsi
Penunjukan penjualan kondensat bagian
negara kepada PT TPPI dan pengangkatan
kondensat bagian negara tersebut oleh PT
TPPI dari BP. Migas dengan tersangka RP,
DH, dan HW.
Kegiatan yang dikoordinasikan: Gelar
perkara dengan Penyidik Tipidkor dan
Tipideksus Bareskrim Polri, Direktorat
Penyelidik dan Unit Koorsup Penindakan
pada 4 November 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
kegiatan gelar perkara dan telah
dilaporkan ke Pimpinan melalui tanggal
4 Desember 2015.
129. Gelar Perkara dugaan TPK dalam pengadaan
BBM Jenis HSD (High Speed Diesel) pada PT
PLN tahun 2010 Tersangka NP (selaku Dir
Energi Primer PT PLN Persero).
Kegiatan yang dikoordinasikan: Gelar
perkara dengan Penyidik Tipidkor dan
Tipideksus Bareskrim Polri, Direktorat
Penyelidik dan Unit Koorsup Penindakan
pada 4 November 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
kegiatan gelar perkara dan telah
dilaporkan ke Pimpinan melalui tanggal
30 November 2015.
130. Gelar Perkara TPK dan TPPU pada proses
investasi alat pelabuhan, pengadaan 10 Unit
Mobile Crane untuk kebutuhan pelabuhan
LAMPIRAN
129
134. Gelar Perkara TPK berupa penyimpangan
dalam
pelaksanaan
Paket
Pekerjaan
Pengaadaan
Alat
Pendidikan,
Alat
Laboratorium IPA, Alat Peraga Matematika,
Alat Peraga IPS, Alat Olahraga, Alat
Kesenian, Alat Laboratorium Bahasa untuk
11 (sebelas) Sekolah Menengah Pertama di
Kabupaten Timor Tengah Utara pada Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab. TTU
Tahun Anggaran 2010 Tahun Pelaksanaan
2011 atas nama tersangka JT.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi kendala penyidikan yang
sedang ditangani Kejaksaan Negeri
Kefamenanu pada 12 November 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
koordinasi dan telah dilaporkan ke
Pimpinan pada 27 November 2015.
135. Gelar Perkara TPK penggunaan Dana DAK
TA. 2010 dalam pengadaan Buku SD dengan
anggaran sebesar Rp 3.705.000.000,- pada
Dinas Pendidikan Kabupaten Bonee Bolango
atas nama tersangka DT.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi kendala penyidikan yang
sedang ditangani Kejaksaan Tinggi
Gorontalo pada 12 Desember 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
koordinasi dan telah dilaporkan ke
Pimpinan pada tanggal 18 Desember
2015.
136. Gelar Perkara TPK pada pengadaan Alatalat Laboratorium Bahasa untuk Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Penerima DAKAPBN pada Dinas Pendidikan Kabupaten
Bone Bolango Tahun Anggaran 2011 senilai
Rp. 1.050.000.000,- atas nama tersangka
MH (selaku PPK), dkk.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi kendala penyidikan yang
sedang ditangani Kejaksaan Tinggi
Gorontalo pada 12 November 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
koordinasi dan telah dilaporkan ke
Pimpinan pada 18 Desember 2015.
137. Gelar
Perkara
TPK
penyimpangan
pelaksanaan pemberian Bantuan Sosial
Pemerintah Daerah Kabupaten Bone
Bolango TA 2011 dan TA 2012 atas nama
tersangka SW (Kadis/Selaku PA), dkk.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi kendala penyidikan yang
sedang ditangani Kejaksaan Negeri
Swawa pada 12 November 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
138.
139.
140.
141.
142.
Laporan
Tahunan 2015
130
SKM Palembang pada tahun 2007. PKN Rp
49.442.551.787,00 (BPKP Provinsi Sumatera
Selatan).
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi kendala penyidikan yang
sedang ditangani oleh Polda Sumatera
Selatan pada 19 November 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
koordinasi dan telah dilaporkan ke
Pimpinan pada 27 November 2015.
143. Gelar Perkara TPK dalam pemberian
Fasilitas
Kredit
Refinancing
(Kredit
Investasi) Perkebunan Kelapa Sawit kepada
PT. Campang Tiga oleh Bank Sumsel Babel
pada Tahun 2008.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi kendala penyidikan yang
sedang ditangani oleh Polda Sumatera
Selatan pada 19 November 2015.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
koordinasi dan telah dilaporkan ke
Pimpinan pada 27 November 2015.
144. Gelar Perkara TPK dalam kegiatan
pembangunan jalan Akses Bandara Atung
Bungsu 2 (dua) Jalur Aspal Hotmix Tahap
III dengan menggunakan APBD Kota
Pagaralam TA 2013.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Koordinasi kendala penyidikan yang
sedang ditangani oleh Polda Sumatera
Selatan pada 19 November.
Hasil koordinasi: Telah dilaksanakan
koordinasi dan telah dilaporkan ke
Pimpinan pada 27 November 2015.
145. Dugaan TPK dan tindak pidana pencucian
uang penyalahgunaan anggaran belanja
Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun Anggaran 2006 s.d 2011 atas nama
tersangka BP yang dilaksanakan oleh
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pengambilan keterangan
ahli keuangan Negara dan Daerah
atas nama SISWO SUJANTO tanggal 3
Desember 2015.
Hasil koordinasi: Ahli telah memberikan
keterangan Ahli dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Ahli.
146. Fasilitasi Surat permintaan pemanggilan
saksi MINARSIH, MARISI MATONDANG,
dan YULIANIS dari Kejaksaan Tinggi
Sumatera Utara, Medan No: R-997/N.2/
Fd.1/11/2015 tanggal 26 November 2015
untuk pemeriksaan saksi atas nama
LAMPIRAN
131
tanggal 15 Desember 2015.
Kegiatan koordinasi: Memfasilitasi Kejati
Sumatera Utara untuk melaksanakan
pemeriksaan terhadap saksi pada 15
Desember 2015.
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Saksi.
149. Fasilitasi Surat permintaan pemanggilan
saksi NENENG SRI WAHYUNI dari
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Medan
No: R-1003/N.2/Fd.1/11/2015 tanggal 26
November 2015 untuk pemeriksaan saksi
atas nama tersangka KRRS selaku Direktur
PT. Nuratindo Bangun Perkasa terkait TPK
Pengadaan Alat Kesehatan pada RSUP
H. Adam Malik Medan TA.2010 yang
dilaksanakan di Kantor KPK tanggal 16
Desember 2015.
Kegiatan koordinasi: Memfasilitasi Kejati
Sumatera Utara untuk melaksanakan
pemeriksaan terhadap saksi pada 16
Desember 2015.
Hasil koordinasi: Saksi telah memberikan
keterangan dalam perkara a quo
sebagaimana tertuang dalam Berita
Acara Pemeriksaan Saksi.
150. Koordinasi
terkait
data
informasi
perkembangan penanganan perkara TPK
dengan Polda dan Kejati Jawa Timur.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
pemutakhiran
data
perkembangan
penanganan
perkara
TPK
untuk
keperluan database dan bahan Supervisi,
berdasarkan surat perintah tugas Deputi
Bidang Penindakan Nomor: Sprint.
gas-153/20-25/11/2015
tanggal
30
November 2015
Hasil koordinasi: Laporan Data dan
informasi perkembangan penanganan
Perkara TPK. Kegiatan telah dilaporkan
kepada Deputi Bidang Penindakan
melalui Nota Dinas Koordinator Unit
Koorsup Nomor: ND-115/25/12/2015
tanggal 17 Desember 2015.
151. Dugaan TPK pada kegiatan pengadaan alat
dan bahan kimia laboratorium uji BP Batam
Tahun 2014, oleh Penyidik Ditreskrimsus
Polda Kepulauan Riau.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pengambilan keterangan
Ahli teknis Fakultas MIPA ITB atas
nama Prof. DR. MUHAMMAD BACHRI
AMRAN, dkk, pada 3 Desember 2015 di
ITB.
Hasil
koordinasi:
Berita
Acara
Pemeriksaan Ahli tanggal 3 Desember
2015.
152. Dugaan TPK pada kegiatan pengadaan alat
dan bahan kimia laboratorium uji BP Batam
Tahun 2014, oleh Penyidik Ditreskrimsus
Polda Kepulauan Riau.
Kegiatan
yang
dikoordinasikan:
Memfasilitasi pengambilan keterangan
Ahli Keuangan Negara atas nama
SYAKRAN RUDI, SE. MM, pada 4
Desember 2015 di Jakarta.
Hasil
koordinasi:
Berita
Acara
Pemeriksaan Ahli tanggal 4 Desember
2015.
153. Dugaan TPK pengelolaan dan penggunaan
Keuangan Program Studi Pendidikan Dokter
(PSPD) Universitas Palangkaraya TA. 2010
s.d. TA. 2013 atas nama tersangka HS dan
kawan-kawan.
Kegiatan yang dikoordinasikan: gelar
perkara bersama penyidik dan auditor
pada 7 Desember 2015.
Hasil koordinasi: Penyidik dan auditor
sepakat terkait obyek perhitungan
kerugian keuangan negara perkara a quo.
Laporan
Tahunan 2015
132
3.
4.
5.
6.
7.
tanggal 7 Januari 2015 bahwa Kejari ParePare tidak menangani kasus tersebut.
Dugaan TPK dalam pengadaan peralatan
pembangunan fasilitas produksi, riset dan
alih teknologi vaksin flu burung untuk
manusia di Ditjen P2PL Depkes RI Tahun
Anggaran 2008- 2010 yang diduga
dilakukan oleh Tunggul P. Sihombing.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor:R-1298/20-25/08/2014
tanggal 26 Agustus 2014 dilakukan
permintaan perkembangan penyidikan
perkara TPK ke Kabareskrim Polri.
Hasil klarifikasi: Penyidik telah memenuhi
petunjuk JPU (P-19), sesuai dengan Surat
Kabareskrim Polri Nomor : B/6178/
Tipidkor/XII/2014/Bareskrim
tanggal
8 Desember 2014 perihal pengiriman
berkas perkara atas nama Tunggul P.
Sihombing pemenuhan (P-19) dan saat
ini penyidik Dittipidkor Bareskrim Polri
menunggu pemberitahuan kembali hasil
pemeriksaan berkas oleh Jaksa Penunut
Umum.
Dugaan TPK penyimpangan dana perjalanan
dinas sekretariat dewan perwakilan daerah
Kab. Langkat TA.2012 atas nama Terdakwa
Salman.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK RI Nomor: R-1584/20-25/11/2014
tanggal 25 November 2014 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kajati Sumatera Utara.
Hasil klarifikasi: Berdasarkan putusan
Majelis Hakim Pengadilan Tipikor pada
Pengadilan Negeri Medan dengan amar
putusan Pidana penjara selama 1 (satu)
Tahun dan denda sebesar Rp.50.000.000
(lima puluh juta rupiah) . Telah dilakukan
eksekusi Terdakwa Salman pada 22
Desember 2014 berdasarkan Putusan
Pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap (inkracht).
Dugaan TPK terkait pembelian tanah untuk
rusunawa di Kota Sibolga, Sumatera Utara
Tahun 2010 atas nama Terdakwa Januar
Efendy Siregar dan Adely Lis Ais. Jull.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK RI Nomor: R-1579/20-25/11/2014
tanggal 25 November 2014 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kajati Sumatera Utara.
Hasil klarifikasi: Penyidik pada saat ini
masih menunggu Perhitungan Kerugian
Negara dari BPKP Perwakilan Sumatera
LAMPIRAN
133
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Laporan
Tahunan 2015
134
14.
15.
16.
17.
18.
LAMPIRAN
135
19.
20.
Hasil
klarifikasi:
Telah
dilakukan
penyidikan berdasarkan Surat Perintah
Penyidikan Kepala Kejaksaan Negeri
Lamongan Nomor: PRINT-02/O.5.35/
Fd.1/04/2013 tanggal 26 April 2013,
Namun tidak ditemukan cukup bukti
sehingga
dilakukan
penghentian
penyidikan dengan Surat Perintah
Penghentian Penyidikan (SP3) Nomor:
PRIN-01/O.5.35/Fd.1/12/2013
tanggal
24 Desember 2013. Hal ini sesuai dengan
surat Kajati Jawa Timur kepada Jampidsus
Kejaksaan Agung RI Nomor: B-596/O.5/
Fd.1/02/2015 tanggal 9 Februari 2015
yang ditembuskan kepada KPK RI.
Dugaan TPK PT. WBL Lamongan yang
meliputi Pajak Daerah dan Retribusi sebesar
Rp.15,2 Milyar, Penyertaan modal Pemkab
Lamongan di WBL sebesar Rp.28,8 Milyar
dan Mark up tanah di WBL sebesar Rp.3,119
Milyar.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor:R-1522/20-25/11/2014
tanggal 26 November 2014 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kejaksaan Tinggi Jawa
Timur.
Hasil klarifikasi: kasus dilakukan
penanganan oleh Kejaksaan Tinggi
Jawa Tengah dengan Surat Perintah
Penyelidikan Nomor: PRINT-250/O.5/
Fd.1/03/2013 tanggal 11 Maret 2013,
dalam penyelidikan dimaksud diperoleh
fakta bahwa Polres Lamongan telah
menangani kasus dimaksud. Hal ini
sesuai dengan surat Kajati Jawa Timur
kepada Jampidsus Kejaksaan Agung RI
Nomor: B-596/O.5/Fd.1/02/2015 tanggal
9 Februari 2015 yang ditembuskan
kepada KPK RI.
Dugaan TPK Alat Kesehatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Lamongan sebesar
Rp.16,8 Milyar mulai 2008 s.d. 2011.
Kegiatan klarifikasi: Berdasarkan surat
KPK-RI Nomor:R-1522/20-25/11/2014
tanggal 26 November 2014 dilakukan
permintaan perkembangan penanganan
perkara TPK ke Kejaksaan Tinggi Jawa
Timur.
Hasil klarifikasi: Kasus dilakukan
penanganan oleh Kejaksaan Tinggi
Jawa Timur dengan menerbitkan Surat
Perintah Tugas Nomor: Sprintug-45/O.5//
Dek.3/06/2013 tanggal 27 Juni 2013,
dimana pengadaannya sudah sesuai
21.
22.
23.
Laporan
Tahunan 2015
136
24.
25.
26.
27.
28.
29.
LAMPIRAN
137
30.
31.
Laporan
Tahunan 2015
138
32.
33.
34.
35.
36.
LAMPIRAN
139
37.
38.
39.
40.
Laporan
Tahunan 2015
140
41.
42.
43.
44.
45.
46.
LAMPIRAN
141
Polda Sulawesi Tenggara Nomor: B/491/
VII/2015/Dit Reskrimsus tanggal 30 Juli
2015.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
Laporan
Tahunan 2015
142
54.
55.
56.
Kegiatan
klarifikasi:
Berdasarkan
surat KPK-RI Nomor: R-980/2025/10/2015 tanggal 6 Oktoberr 2015
dilakukan klarifikasi dan perkembangan
penanganan perkara TPK ke Kepolisian
Daerah Maluku.
LAMPIRAN
143
Kubangsari Dinas Pekerjaan Umum Kota
Cilegon Tahun Anggaran 2010 yang
dilakukan oleh h. Tb Aat Syafaat yang telah
di vonis oleh Pengadilan Negeri Cilegon,
dimana berdasarkan fakta persidangan,
telah dapat dibuktikan bahwa terdakwa
melakukan perbuatan bersama sama
dengan Johny Husban.
Status sebelum disupervisi: Perkara
disidik oleh KPK.
Status setelah disupervisi: Perkara
dilimpahkan kepada Kejaksaan Tinggi
Banten
HASIL SUPERVISI
1.
Dugaan TPK pembangunan Puskesmas
dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di
Tangerang Selatan Tahun Anggaran 2011
atas nama tersangka D.
Status sebelum disupervisi: Tahap
Penyidikan.
Posisi setelah disupervisi: Tahap II
berdasarkan Surat Pidsus Kejagung RI
kepada Kepala Kejaksaan Tinggi Banten
Nomor: B-160/F.3/Ft.1/01/2015 tanggal
22 Januari 2015.
2.
Dugaan TPK dan Tindak Pencucian Uang
atas nama Terdakwa Ritha Sahara selaku
Bendahara Pengeluaran Kepala Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Anggaran
2007 s.d 2011.
Status sebelum disupervisi: Penuntutan.
Status setelah disupervisi: Berdasarkan
Putusan
Hakim
pada
Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan
Negeri Palu Nomor : 39/PID.SUS/
TIPIKOR/2014/PN.PL tanggal 9 Januari
2015 dengan amar putusan pidana
penjara selama 7 (tujuh) tahun dan denda
Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah)
subsidiair 4 (empat) bulan kurungan serta
membayar Uang pengganti sebesar Rp.
3.601.914.973,10 (tiga milyar enam ratus
satu juta sembilan ratus empat belas ribu
sembilan ratus tujuh puluh tiga rupiah
sepuluh sen).
3.
Dugaan TPK pada Pembangunan gedung
RSUD dr. Harjono Ponorogo sumber APBN
Tahun Anggaran 2009 dan 2010 atas
nama tersangka YS (KPA) dan K (PPK) oleh
Penyidik Polres Ponorogo Jawa Timur.
Posisi sebelum disupervisi: Penyidik
terkendala dalam pembuktian kerugian
keuangan Negara, KPK mensupervisi
kasus ini dengan memfasilitasi ahli
4.
5.
6.
7.
Laporan
Tahunan 2015
144
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
LAMPIRAN
145
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Laporan
Tahunan 2015
146
23.
24.
25.
26.
27.
28.
LAMPIRAN
147
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
Laporan
Tahunan 2015
148
37.
38.
39.
40.
LAMPIRAN
149
41.
42.
43.
44.
45.
Laporan
Tahunan 2015
150
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
LAMPIRAN
151
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
Laporan
Tahunan 2015
152
62.
63.
64.
Muhammad Isa.
Status sebelum disupervisi: Tahap
Penyidikan
Status setelah disupervisi: P-21 dan
Tahap II pelimpahan berkas perkara
ke persidangan PT Tipikor Aceh
sesuai
dengan
Surat
Pelimpahan
Perkara Acara Pemeriksaan Biasa
Nomor:
B-1300/N.1.15/APB/Ft.2/
TAKNG/10/2015.
Dugaan TPK kegiatan pemanfaatan dana
bantuan sosial berupa cetak sawah seluas
500 ha dalam kegiatan prasarana dan sarana
pertanian pada Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Kab. Aceh Tengah TA 2011 atas
nama terdakwa Hasbi S. Bin M. Daud.
Status sebelum disupervisi: Tahap
Penyidikan
Status setelah disupervisi: P-21 dan
Tahap II pelimpahan berkas perkara
ke persidangan PT Tipikor Aceh
sesuai
dengan
Surat
Pelimpahan
Perkara Acara Pemeriksaan Biasa
Nomor:
B-1300/N.1.15/APB/Ft.2/
TAKNG/10/2015.
Dugaan TPK kegiatan pemanfaatan dana
bantuan sosial berupa cetak sawah seluas
500 ha dalam kegiatan prasarana dan sarana
pertanian pada Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Kab. Aceh Tengah TA 2011 atas
nama terdakwa Bahgia Bin Budiman.
Status sebelum disupervisi: Tahap
Penyidikan.
Status setelah disupervisi: P-21 dan
Tahap II pelimpahan berkas perkara
ke persidangan PT Tipikor Aceh
sesuai
dengan
Surat
Pelimpahan
Perkara Acara Pemeriksaan Biasa
Nomor:
B-1300/N.1.15/APB/Ft.2/
TAKNG/10/2015.
Dugaan TPK pembangunan Dermaga Trestle
Kubangsari pada Pemkot Cilegon TA 2010
a.n. tersangka JH dan S yang ditangani oleh
Kejati Banten.
Status sebelum disupervisi: Perkara
masih dalam penyidikan.
Status setelah disupervisi: Berkas
perkara penyidikan sudah dinyatakan
lengkap dan telah dilakukan Tahap II
berdasarkan Surat Pemberitahuan Hasil
Penyelidikan dinyatakan lengkap (P-21)
Nomor: 2316/0.6.5/Ft.1/11/2015 tanggal
25 November 2015 dan telah dilakukan
penyerahan tersangka dan barang bukti
(tahap II) tanggal 26 November 2015 di
Kejaksaan Negeri Cilegon.
65.
66.
67.
68.
LAMPIRAN
153
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
Laporan
Tahunan 2015
154
78.
79.
80.
81.
82.
LAMPIRAN
155
KEGIATAN
PELATIHAN
KEMAMPUAN SDM APH
NO.
1
PENINGKATAN
PESERTA
Pelatihan
Bersama
Peningkatan
Kemampuan
SDM Apgakum
di Provinsi Riau
MATERI PELATIHAN
Materi pelatihan yang telah disampaikan kepada
peserta adalah:
a. Kuliah Umum oleh Ketua KPK, Kapolri, Jaksa
Agung, Kepala PPATK, Ketua BPK dan Kepala
BPKP yang diwakili Deputi Bidang Pengawasan
Keuangan Daerah.
b. Sharing Session dan Paparan terkait Pencegahan
KPK yang disampaikan oleh Kedeputian Bidang
Pencegahan KPK.
c. Metode dan Teknik Audit Investigatif, Audit
Forensik dan Perhitungan Kerugian Negara
oleh Bpk. Iswan Elmi (Deputi Bidang Investigasi
BPKP) & Tim
d. Tipologi Tindak Pidana Pencucian Uang oleh M.
Yusuf (Kepala PPATK)
e. Teknik Pembuktian Tindak Pidana Korupsi oleh
Adnan Paslyadja
f. Pengadaan Barang Jasa Pemerintah Dan Titik
Rawan Penyimpangan oleh Setya Budi Arijanta
(Direktur pada LKPP)
g. Pengelolaan Keuangan Negara/Daerah oleh
Siswo Sujanto
h. Tindak Pidana Korupsi di Bidang Kehutanan oleh
Suhariyanto
i. Peran Unit Koordinasi dan Supervisi dalam
Penanganan TPK oleh Ranu Mihardja (Plh. Deputi
Bidang Penindakan KPK)
Laporan
Tahunan 2015
156
NO.
2
Pelatihan
Bersama
Peningkatan
Kemampuan
SDM Apgakum
di Provinsi
Sulawesi Utara
dan Gorontalo
(Manado, 1418 September
2015)
PESERTA
MATERI PELATIHAN
LAMPIRAN
157
NO.
3
Pelatihan
Bersama
Peningkatan
Kapasitas SDM
Aparat Penegak
Hukum (APH)
di Provinsi Bali
dan NTB
(Bali, 19-23
Oktober 2015)
PESERTA
MATERI PELATIHAN
Laporan
Tahunan 2015
158
PENGELOLAAN BARANG SITAAN DAN RAMPASAN
DAFTAR BARANG RAMPASAN MASUK 2015
NO
1
OBJEK LELANG
TERDAKWA
2 (dua) bidang tanah hak milik dalam satu hamparan, terletak di Kel. Panembahan, Kec. Kraton,
Kotamadya Yogyakarta, Provinsi DIY, diatasnya berdiri satu bangunan rumah tempat tinggal.
a. 1 (satu) bidang tanah dengan luas tanah 287 m2 sesuai dengan Buku Tanah Hak Milik Nomor:
01239 Kelurahan Panembahan a.n. Poppy Femialya.
Djoko Susilo
b. 1 (satu) bidang tanah dengan luas tanah 286 m2 sesuai dengan Buku Tanah Hak Milik Nomor:
01240 Kelurahan Panembahan a.n. Poppy Femialya.
2
4 (empat) bidang tanah hak milik dalam satu hamparan, terletak di Jl.Patehan Lor 36, RT.032/
RW.08, Kel. Patehan, Kec. Kraton, Yogyakarta, di atasnya berdiri satu bangunan rumah tempat
tinggal.
Djoko Susilo
a. 1 (satu) bidang tanah dengan luas tanah 510 m2 sesuai dengan Buku Tanah Hak Milik Nomor
M.330/Pth a.n. Mudji Hardjo
b. 1 (satu) bidang tanah dengan luas tanah 518 m2 sesuai dengan Buku Tanah Hak Milik Nomor
M.331/Pth a.n. Mudji Hardjo
c. 1 (satu) bidang tanah dengan luas tanah 518 m2 sesuai dengan Buku Tanah Hak Milik Nomor
M.195/Pth a.n. Mudji Hardjo
1 (satu) bidang tanah seluas 511 m2 sesuai dengan SHM Nomor M.509/Pth a.n. Mudji Hardjo
beserta bangunan semi permanen diatasnya (dalam keadaan rusak berat) yang terletak di Jl. KP
Taman Blok/Kav.365 RT.031/RW.08, Kel. Patehan, Kec. Kraton, Yogyakarta
Djoko Susilo
1 (satu) unit HP Vertu, model Constellation F, type RM-389V, Imei: 356052/03/045880/7, warna
hitam, di dalamnya terdapat sim card Telkomsel dengan ICC ID: 0012000001510021, dan kartu
memori Micro SD, ukuran 8GB, dengan nomor kode 1029W38367Y. (Barang Bukti No.334)
1 (satu) unit Telepon seluler Aplle Iphone 5 model A1428 Imei 013426001605023 berwarna
hitam, dengan simcard Indosat. (Barang Bukti No.339)
1 (satu) unit Telepon seluler Aplle Iphone 5 model A1429 Imei 013352008795213 berwarna
putih, dengan simcard XL. (Barang Bukti No.338)
Honda CRV
Herman Felani
Herman Felani
10
1 (satu) buah tas merek Jamsam China berwarna coklat tua (BB No. 5)
11
1 (satu) buah jam tangan warna silver merek Citizen Eco-Drive Sapphire H800-S084610 WR
20BAR Nomor 311023377 (BB-UU27)
Deviardi
12
Deviardi
13
1 (satu) buah Blackberry Porsche design warna silver dengan nomor 08568816000 atas nama
Simon beserta sarung warna biru tua (BB-E88)
Deviardi
14
1 (satu) buah telepon seluler merek Blackberry tipe porsche design P 9981, Imei
359850.04.089113.2, No. PIN: 2AA1A35D yang didalamnya terdapat microsd kapasitas 2GB
dan simcard halo (telkomsel) No. ICCID: 0410 0000 0002 9282 (BB-E140)
Deviardi
15
1 (satu) bidang tanah dan bangunan rumah tinggal seluas 240 m2 terletak di Jl. H.Ramli No.15
RT.01,RW.015, Kel.Menteng Dalam, Kec. Tebet, Jaksel (BB-U29)
Deviardi
Hari Sabarno
LAMPIRAN
159
NILAI WAJAR
LAPORAN PENILAIAN
LOKASI
Rp3.552.162.000
Lap-39/KN.6/03.01/2014 tanggal 27
November 2014
Yogyakarta
Rp12.757.267.000
Lap-40/KN.6/03.01/2014 tanggal 27
November 2014
Yogyakarta
man
Rp1
KPK
man
Rp1
KPK
man
Rp1
KPK
arthin Bria
obby Satrio
Abidin
Rp1
Rupbasan Jakpus
Rp1
KPK
Rp1
KPK
Rp1
Rupbasan Jakpus
Rp1
KPK
Rp1
KPK
Rp1
KPK
Rp1
KPK
Rp1
KPK
Rp1
Jakarta
nardo
Laporan
Tahunan 2015
160
NO
OBJEK LELANG
TERDAKWA
16
1 (satu) buah telepon seluler merek samsung tipe GT-C3520, Imei: 356828/05/095502/4 yang
di dalamnya terdapat simcard telkomsel, No. ICCID: 6210 1399 6213 9658 dan tidak terdapat
memory card. (BB-66)
Teddy Renyut
17
1 (satu) buah telepon seluler merek Nokia 105, IMEI: 357879/191077/2 beserta dengan kartu
SIM provider Telkomsel Simpati, No.ICCID: 62100 0344 3253 682 602, warna hitam. (BB-67)
Teddy Renyut
18
1 (satu) buah telepon seluler merek Nokia 210, IMEI 1: 357912/05/240236/4, IMEI 2:
357912/05/240237/2, beserta dengan kartu SIM Provider Telkomsel Simpat, No. ICCID: 6210
0689 2561 2111 dan kartu memori merek microSD, kapasitas 2GB, No. Seri: 0927204442D8K,
warna hitam. (BB-68)
Teddy Renyut
19
1 (satu) buah telepon seluler merek Nokia E63, IMEI: 355376045736761, beserta dengan kartu
SIM provider Tekomsel Simpati, No. ICCID: 6210 0339 7226 7299, dan kartu memori merek
MicroSD HC, kapasitas 4 GB, No. Seri: MMBTR04GCCA-NJ. Warna biru dongker (BB-69)
Teddy Renyut
20
1 (satu buah telepon seluler, merek Blackberry, tipe Q5, S/N: 0724-2767-9058, Imei:
356968053697239, Pin: 2B2B9636 yang didalamnya terdapat simcard telkomsel, No.ICCID :
8962 1014 9939 3491 753 dan micro SD dengan merek Sandisk, kapasitas 2 GB. (BB-72)
Teddy Renyut
21
1 (satu) buah telepon seluler merek Blackberry tipe 9105, Imei: 351974041425514, Pin: 22DFF265
yang di dalamnya terdapat simcard telkomsel, No. ICCID: 0021 0000 0255 3218 dan microSD
dengan merek Sandisk, kapasitas 2 GB. (BB-73)
Teddy Renyut
22
1 (satu) unit kendaraan Suzuki Futura ST 150 Tahun 2005 No.Pol BM 9010 AI
23
Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 752 m (tujuh ratus lima puluh
dua meter persegi) yang terletak di Golf Residence 1, Jl. Bukit Golf II No. 12, Kelurahan Jangli,
Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah sebagaimana tersebut dalam
Buku Tanah dengan Hak Milik Nomor 3799, Kelurahan Jangli, Kecamatan Tembalang, Semarang,
Jawa Tengah atas nama DIPTA ANINDITA yang diterbitkan oleh Kantor Badan Pertanahan Kota
Administrasi Semarang. (Barang Bukti Nomor 212) = BB.259
Djoko Susilo
24
1 (satu) unit satuan Condotel Swiss-belhotel Segara Nusa Dua Bali Lantai 3 Unit 331 (yang
sekarang berubah menjadi Lantai 5 dengan nomor kamar 517) dengan Luas: 36,8 m (SG)
atas nama pembeli : Sudiyono, yang sedang dikelola dan dioperasikan oleh Pihak Asiapac
Pancamakmur Abadi (berdasarkan Perjanjian Kerjasama antara Pihak Pembeli (Sudiyono)
dengan Pihak PT. Asiapac Pancamakmur Abadi. (Barang Bukti Nomor 1327)
Djoko Susilo
25
1 (satu) unit mobil TOYOTA RUSH 1.5 S AT warna silver metalik, berikut kunci kontak dan Surat
Tanda Nomor Kendaraan dengan keterangan atas nama SETO AJI ISMOYO Nomor Polisi AB1345-KD, Nomor Rangka MHFE2CK3JBK014460, Nomor Mesin DCK1655, Tahun Pembuatan
2011, masa berlaku STNK sampai dengan 28 Februari 2018. (Barang Bukti Nomor 355)
Djoko Susilo
26
1 (satu) unit mobil toyota avanza warna silver metalik no. Pol: B 197 SW atas nama: SONYA
MARIANA RUTH WAROUW. Mobil tersebut diperoleh yang bersangkutan dari ERICK
MALIANGKAY pada bulan April 2007 yang berdasarkan keterangan dari ERICK MALIANGKAY
bahwa mobil tersebut adalah honor dari DJOKO SUSILO beserta kunci dan STNK. (Barang Bukti
Nomor 360)
Djoko Susilo
27
1 (satu) unit mobil NISSAN SERENA HGW STAR AT warna hitam, berikut kunci kontak dan Surat
Tanda Nomor Kendaraan dengan keterangan atas nama SITI MAROPAH Nomor Polisi B 1571
BG, Nomor Rangka C24A19509, Nomor Mesin QR20714462A, Tahun Pembuatan 2009, masa
berlaku STNK sampai dengan 20 Mei 2014. (Barang Bukti Nomor 1282)
Djoko Susilo
28
1 (satu) unit mobil WRANGLER 4.0L AT Jenis Jeep warna hitam, berikut kunci kontak dan Surat
Tanda Nomor Kendaraan dengan keterangan atas nama BAMBANG RYAN SETIADI Nomor Polisi
B 1379 KJB, Nomor Rangka 1J4F459S84P708696, Nomor Mesin 4P708696, Tahun Pembuatan
2007, masa berlaku STNK sampai dengan 24 Juli 2013. (Barang Bukti Nomor 1283)
Djoko Susilo
al
LAMPIRAN
161
NILAI WAJAR
LAPORAN PENILAIAN
LOKASI
Rp1
KPK
Rp1
KPK
Rp1
KPK
Rp1
KPK
Rp1
KPK
Rp1
KPK
Rp29.087.000
Rp11.015.245.000
Lap-130/WKN.09/KNL.01/03.01/2015
20 November 2015
Rp918.328.000
Lap-158/WKN.14/KNL.01/03.01/2015
Tanggal penilaian 29 April 2015
Rp161.100.000
Rp90.300.000
Rp134.225.000
Rp491.988.000
Laporan
Tahunan 2015
162
NO
OBJEK LELANG
TERDAKWA
29
1 (satu) unit mobil TOYOTA HARRIER 2.4 AT warna hitam, berikut kunci kontak dan Surat Tanda
Nomor Kendaraan dengan keterangan atas nama MUHAMAD ZAENAL ABIDIN Nomor Polisi B
8706 UJ, Nomor Rangka ACU300079057, Nomor Mesin 2AZB297358, Tahun Pembuatan 2008,
masa berlaku STNK sampai dengan 11 Juni 2013 (Barang Bukti Nomor 1284)
Djoko Susilo
30
1 (satu) unit mobil TOYOTA AVANZA 1.3G GMMF JJ dengan Nomor Registrasi Surat Tanda
Nomor Kendaraan B 1029 SOH atas nama MUHAMAD ZAINAL ABIDIN, Merek Toyota, tahun
pembuatan 2011, nomor rangka MHFM1BA3JBK319826, Nomor Mesin DH57186, Nomor BPKP
H11261310 beserta STNK-nya (Barang Bukti Nomor 1317)
Djoko Susilo
31
1 (satu) unit Mobil Bus ISUZU tipe NKR71CCE2-1 warna Silver Kombinasi dengan nomor
polisi AB-7777-MM, nomor rangka : MHCNK71LYBJ024715, Nomor mesin : B024715, berikut
ASLI Surat Tanda Nomor Kendaraan No. 0158304/YG/2012 atas nama KARJONO, ASLI Buku
Pemilik Kendaraan Bermotor No. J-03453834, ASLI Buku Uji Berkala Kendaraan Bermotor No.
BKS23863A dan kunci kontak mobil (Barang Bukti Nomor 1372)
Djoko Susilo
32
1 (satu) unit Mobil Bus MERCEDES BENZ tipe OH1518/60 warna Biru Kombinasi dengan nomor
polisi AB-7777-M, nomor rangka MHL6842014J010659, nomor mesin : 38695160580865
berikut ASLI Surat Tanda Nomor Kendaraan No. 0310701/YG/2011 atas nama KARJONO, ASLI
Buku Pemilik Kendaraan Bermotor No. I-08716388, ASLI Buku Uji Berkala Kendaraan Bermotor
No JKT644544 dan kunci kontak mobil mobil (Barang Bukti Nomor 1373)
Djoko Susilo
33
1 (satu) unit Mikrobus MITSUBISHI tipe COLT DSL FE74 (4X2) warna Silver Metalik
dengan nomor polisi AA-1449-AK, nomor rangka MHMFE74P48K020050, nomor mesin :
4D34TD96408 berikut ASLI Surat Tanda Nomor Kendaraan No. 1993561/JG/2012 atas nama
AGUS HARIYADI,ASLI Buku Uji Berkala Kendaraan Bermotor No. CD21023850 dan kunci
kontak Mobil (Barang Bukti Nomor 1374)
Djoko Susilo
34
1 (satu) unit Mobil Bus MERCEDES BENZ tipe OH521/60OM366 Warna Putih Kombinasi
dengan nomor polisi AA-1661-CM, nomor rangka MHL6842624J010588, nomor mesin :
38698160560820, ASLI Surat Tanda Nomor Kendaraan No. 1120512/JG/2009 atas nama
TEUKU ERRY RUBIHAMSYAH, ASLI Buku Uji Berkala No. KM 3546 dan kunci kontak mobil
(Barang Bukti Nomor 1375)
Djoko Susilo
35
1 (satu) unit Mobil Merek Isuzu, Tipe Del. Van, Tahun 1996, warna putih dengan Nomor Polisi
B 9372 FG, Nomor Rangka MHCNHR55ESC002532, Nomor Mesin M962532 dengan Nama
Pemilik KARJONO dengan alamat Randu Kuning III Rt 01/09, Gunung Kidul berikut kunci
kontak mobil (Barang Bukti Nomor 1376)
Djoko Susilo
36
1 unit Mobil merek Toyota FJ Cruiser B 1340 TJE warna hitam beserta kunci kontaknya;
37
1 unit mobil VW Caravelle B 948 RFS warna deep black beserta kunci;
38
39
40
1 unit mobil Pajero Sport B 1074 RFW warna hitam beserta 1 kunci;
41
1 unit mobil Nissan Frontier Navara B 9051 QI warna hitam beserta 1 kunci;
LAMPIRAN
163
NILAI WAJAR
LAPORAN PENILAIAN
LOKASI
Rp289.425.000
Rp104.310.000
Rp202.363.000
Rp397.800.000
Rp221.790.000
Rp381.550.000
Rp77.175.000
aq
Rp741.750.000
aq
Rp759.850.000
aq
Rp294.313.000
aq
Rp116.153.000
aq
Rp176.400.000
aq
Rp254.602.000
Laporan
Tahunan 2015
164
NO
OBJEK LELANG
TERDAKWA
42
1 unit mobil merek Toyota Alphard B 147 MSI warna hitam beserta kunci kontak;
43
BB No 229 : 1 unit mobil FJ Cruiser 4.0 L WD warna hitam, nomor rangka JTEBU 11 F 30 K134958,
nomor mesin 1 GR-A453811 dilengkapi kunci kendaraan
44
Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 377 m (tiga ratus tujuh
puluh tujuh meter persegi) yang terletak di Jl. Cendrawasih Mas Blok A9 No. 1, RT 002, RW 01,
Kelurahan Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam
Buku Tanah Hak Guna Bangunan Nomor 1956, Kelurahan Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa,
Jakarta Selatan atas nama BUN YANI yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta
Selatan. (Barang Bukti Nomor 142).
Djoko Susilo
45
Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 1098 m (seribu sembilan puluh
delapan meter persegi) yang terletak di Jl. Paso, RT 004, RW 04, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan
Pasar Minggu, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah Hak Milik Nomor 408,
Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan atas nama HAJI ALI SUDIN
yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan (Barang Bukti Nomor 143)
Djoko Susilo
46
Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 106 m (seratus enam meter
persegi) yang terletak di KP. Ragunan, RT 007, RW 05, Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar
Minggu, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah Hak Milik Nomor 1774,
Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan atas nama MAHDIANA yang
diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan (Barang Bukti Nomor 144)
Djoko Susilo
47
Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 100 m (seratus meter persegi)
yang terletak di KP. Ragunan, RT 007, RW 05, Desa Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu,
Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah Hak Milik Nomor 467, Desa Jatipadang,
Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan atas nama MAHDIANA yang diterbitkan oleh Kantor
Pertanahan Kota Jakarta Selatan (Barang Bukti Nomor 145)
Djoko Susilo
48
Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 67 m (enam puluh tujuh
meter persegi) yang terletak di Jl. Dharmawangsa IX, RT 005, RW 01, No. 64, Kelurahan Pulo,
Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah Hak
Guna Bangunan Nomor 1779, Kelurahan Pulo, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan atas
nama MAHDIANA yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan (Barang Bukti
Nomor 146)
Djoko Susilo
49
Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 164 m (seratus enam puluh
empat meter persegi) yang terletak di KP. Ragunan, RT 009, RW 05, Kelurahan Jatipadang,
Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah Hak Milik
Nomor 2042, Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan atas nama
MAHDIANA yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan. (Barang Bukti
Nomor 147)
Djoko Susilo
50
Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 65 m (enam puluh lima meter
persegi) yang terletak di KP. Ragunan, RT 008, RW 05, Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar
Minggu, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah Hak Milik Nomor 5869,
Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan atas nama MAHDIANA yang
diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan. (Barang Bukti Nomor 148)
Djoko Susilo
LAMPIRAN
165
NILAI WAJAR
LAPORAN PENILAIAN
LOKASI
aq
Rp466.755.000
aq
Rp677.565.000
Rp6.260.608.000
Lap-26/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015
Rp9.884.716.000
Lap-29/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015
Rp439.122.000
Lap-16/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015
Rp444.660.000
Lap-17/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015
Rp7.696.278.000
Lap-23/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015
Rp968.688.000
Lap-18/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015
Rp620.860.000
Lap-19/KN.6/03.01/2015
tgl 18 Feb 2015
Laporan
Tahunan 2015
166
NO
OBJEK LELANG
TERDAKWA
51
Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 897 m (delapan ratus sembilan
puluh tujuh meter persegi) yang terletak di Jl. Warung Jati Barat (d/h Jl. Margasatwa) No. 16,
RT 007, RW 05, Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan sebagaimana
tersebut dalam Buku Tanah Hak Milik Nomor 5955, Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar
Minggu, Jakarta Selatan atas nama MAHDIANA yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota
Jakarta Selatan. (Barang Bukti Nomor 149)
Djoko Susilo
52
9. Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 64 m (enam puluh empat
meter persegi) yang terletak di Jl. Kp. Ragunan, No. D3, RT 008, RW 05, Kelurahan Jatipadang,
Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah Hak Milik
Nomor 6115, Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan atas nama
MAHDIANA yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan. (Barang Bukti
Nomor 150)
Djoko Susilo
53
Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 1234 m (seribu dua ratus tiga
puluh empat meter persegi) yang terletak di Jl. Durian, RT 006, RW 04, Kelurahan Jagakarsa,
Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah Hak Milik
Nomor 10135, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan atas nama Drs.
HIRAWAN yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan. (Barang Bukti Nomor
151), Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 610 m (enam ratus
sepuluh meter persegi) yang terletak di Jl. Durian Raya No. 7, RT 006, RW 04, Blok I, No. 6,
Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku
Tanah Hak Milik Nomor 12563, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan atas
nama MAHDIANA yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan. (Barang Bukti
Nomor 154)
Djoko Susilo
54
Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 3201 m (tiga ribu dua ratus
satu meter persegi) yang terletak di Jl. Paso, RT 005, RW 04, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan
Jagakarsa, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah Hak Milik Nomor 10889,
Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan atas nama HENNY RAYANI
MARGANA yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan. (Barang Bukti Nomor
152)
Djoko Susilo
55
Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 220 m (dua ratus dua puluh
meter persegi) yang terletak di Gang Pondo, RT 005, RW 04, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan
Jagakarsa, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah Hak Milik Nomor 12537,
Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan atas nama MAHDIANA yang
diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan. (Barang Bukti Nomor 153)
Djoko Susilo
56
Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 50 m (lima puluh meter persegi)
yang terletak di Jl. Nusa Indah I Dalam, No. 25 B, RT 012, RW 02, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan
Jagakarsa, Jakarta Selatan sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah Hak Milik Nomor 14039,
Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan atas nama MAHDIANA yang
diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan. (Barang Bukti Nomor 155)
Djoko Susilo
LAMPIRAN
167
NILAI WAJAR
LAPORAN PENILAIAN
LOKASI
Rp23.566.046.000
Lap-20/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015
Rp365.246.000
Lap-21/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015
Rp23.047.749.000
Lap-28/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015
Rp30.758.299.000
Lap-30/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015
Rp1.852.984.000
Lap-31/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015
Rp214.520.000
Lap-32/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015
Laporan
Tahunan 2015
168
NO
OBJEK LELANG
TERDAKWA
57
Sebidang tanah dan bangunan di atasnya dengan luas tanah 360 m (tiga ratus enam puluh
meter persegi) yang terletak di Pesona Khayangan Blok E, No. 01, Kota Depok, Provinsi Jawa
Barat sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah dengan Hak Guna Bangunan Nomor 11374
Depok, Jawa Barat atas nama DIPTA ANINDITA yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota
Administrasi Depok. (Barang Bukti Nomor 214) = BB.261
Djoko Susilo
58
Sebidang tanah dan bangunan di atasnya dengan luas tanah 877 m (delapan ratus tujuh puluh
tujuh meter persegi) yang terletak di Jl. Sam Ratulangi No.16 Surakarta Kel. Manahan, Kec,
Banjarsari, Kota Surakarta,Provinsi Jawa Tengah sebagaimana tersebut dalam Buku Tanah
dengan Hak Milik Nomor 1699 Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta,
Jawa Tengah atas nama DIPTA ANINDITA yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota
Administrasi Surakarta. (Barang Bukti Nomor 215) = BB.262
Djoko Susilo
59
Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 246m2 (dua ratus empat puluh
enam meter persegi) yang terletak di Jalan Cikajang No. 18, RT.06, RW.06, Blok Q.2. Persil no.
160, Desa/Kelurahan : Petogogan, Kecamatan : Kebayoran Baru, Kotamadya : Jakarta Selatan,
Provinsi : DKI Jakarta, sebagaimana tersebut di dalam Buku Tanah dengan Hak Milik Nomor:
1091 Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jakarta Selatan, Kecamatan Kebayoran Baru,
Kelurahan Cipete Utara diterbitkan oleh Kantor Badan Pertanahan Jakarta Selatan tanggal 22
Juli 1991 dengan pencatatan perubahan terakhir tanggal 3 April 2012 untuk pemegang hak milik
atas nama DIPTA ANINDITA. (Barang Bukti Nomor 216)
Djoko Susilo
60
Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 703 m2 (tujuh ratus tiga meter
persegi) yang terletak di Jalan Prapanca Raya No. 6, Desa/Kelurahan : Cipete Utara, Kecamatan:
Kebayoran Baru, Kotamadya : Jakarta Selatan, Provinsi : DKI Jakarta, sebagaimana tersebut di
dalam Buku Tanah dengan Hak Milik Nomor: 5187 Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
Jakarta Selatan, Kecamatan Kebayoran Baru, Kelurahan Cipete Utara diterbitkan oleh Kantor
Badan Pertanahan Kota Administrasi Jakarta Selatan tanggal 9 Januari 2012 dengan nama
pemegang hak DIPTA ANINDITA. (Barang Bukti Nomor 217)
Djoko Susilo
61
Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya (rumah tinggal) dengan luas tanah 190 m2 (seratus
sembilan puluh meter persegi) yang terletak di Jalan Elang Mas I Blok C3 Persil No. 16 RT. 002/
01 Kel. Tanjung Barat Kec. Jagakarsa - Jakarta Selatan atas nama SUDIYONO, Provinsi: DKI
Jakarta, sebagaimana tersebut di dalam Buku Tanah dengan Hak Guna Bangunan Nomor: 1263.
(Barang Bukti Nomor 311)
Djoko Susilo
62
Satu unit Rumah Susun The Peak A Beaufort Residence At Sudirman terletak pada Satuan
Rumah Susun Tower Regis, Lantai 25 Unit A dengan luas Satuan Rumah Susun 159m2 (seratus
lima puluh sembilan meter persegi) yang terletak di Jalan Setiabudi Raya No. 9, Sudirman, RT.02,
RW.02, Desa/Kelurahan: Setiabudi, Kecamatan: Setiabudi, Kotamadya: Jakarta Selatan, Provinsi:
DKI Jakarta, sebagaimana tersebut di dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli Satuan Rumah
Susun/Apartemen No. 0317/PNC/Regis/V/07 tanggal 28 Mei 2007 yang telah dibukukan dan
didaftarkan kepada Notaris atas nama SUTJIPTO, SH dengan Nomor: Daft. 720/2007 pada
tanggal 24 Juli 2007 sebagai milik dari SUDIYONO selaku Pihak Pembeli satuan rumah susun
tersebut dari PT Prakarsa Nusa Cemerlang. (Barang Bukti Nomor 312)
Djoko Susilo
LAMPIRAN
169
NILAI WAJAR
LAPORAN PENILAIAN
LOKASI
Rp4.744.646.000
Lap-36/KN.6/03.01/2015
27 Maret 2015
Rp11.207.250.000
Lap-43/WKN.09/KNL.02/03.01/2015
4 Desember 2015
Rp12.993.887.000
Lap-22/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015
Rp38.425.387.000
Lap-24/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015
Rp3.471.165.000
Lap-27/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015
Rp6.162.000.000
Lap-25/KN.6/03.01/2015
18 Feb 2015
Laporan
Tahunan 2015
170
NO
OBJEK LELANG
TERDAKWA
63
Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya dengan luas tanah 179 m (seratus tujuh puluh
sembilan meter persegi) yang terletak di Jalan Lampo Batang Tengah No 20 Mojosongo, Solo,
Jawa Tengah atas nama LADY DIAH HAPSARI dengan status Hak Milik sebagaimana dalam akta
jual beli Notaris TOTO SUSMONO HADI, SH. Tanah dan bangunan tersebut adalah pemberian
DJOKO SUSILO yang mana saat ini diagunkan ke Bank Mandiri untuk pinjaman sebesar Rp.
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dengan masa agunan selama 2 (dua) tahun dimulai pada
Januari 2013 sampai Januari 2015 (Barang Bukti Nomor 363)
Djoko Susilo
64
Sebidang tanah beserta bangunan di atasnya yang terletak di Jl. Arteri Kaliwungu Kendal, yang
digunakan sebagai SPBU Nomor: 44.51315 (Barang Bukti Nomor 430)
Djoko Susilo
65
1 (satu) bidang tanah dan bangunan yang terletak di Desa Cirangkong/Kecamatan Cijambe dan
Desa Kumpay/Kecamatan Jalan Cagak di Kabupaten Subang, Jawa Barat yang sebagian atau
seluruhnya dimiliki oleh EVA SUSILO HANDYANI alias N. EVA SUSILO HANDAYANI yang
diantaranya sebagaimana tercantum dalam Buku Tanah dengan Hak Milik No. 869 di Desa
Cirangkong/ Kecamatan Cijambe, No. 871 di Desa Cirangkong/ Kecamatan Cijambe, No. 158 di
Desa Kumpay/ Kecamatan Jalan Cagak, No. 52 di Desa Kumpay/ Kecamatan Jalan Cagak, No.
868 di Desa Cirangkong/ Kecamatan Cijambe, dan No. 870 di Desa Cirangkong/ Kecamatan
Cijambe dan bidang-bidang tanah lain dan bangunan di atasnya yang telah menjadi satu
kesatuan kepemilikan dan pengelolaan di lokasi tersebut. (Barang Bukti Nomor 1323),
Djoko Susilo
JUMLAH
LAMPIRAN
171
NILAI WAJAR
LAPORAN PENILAIAN
LOKASI
Rp343.672.000
Lap-44/WKN.09/KNL.02/03.01/2015
4 Desember 2015
Rp17.998.412.500
Lap-13/WKN.09/KNL.04/03.01/2015
04 Desember 2015
Rp23.917.983.000
Lap-22/WKN.8/KNL.4/03.01/2015
10 Maret 2015
Rp259.695.681.519
Laporan
Tahunan 2015
172
KEGIATAN
Baseline Studi
Pencegahan Korupsi
Berbasis Keluarga di
Kabupaten Badung,
Bali
PENJELASAN
Setelah Kota Yogyakarta, pada 2015 KPK bergerak ke Provinsi Bali sebagai wilayah
pilot project kedua dengan pertimbangan bahwa nilai-nilai budaya dan sistem adat
yang ada di Bali telah terlembagakan dengan kuat (ada struktur adat yang berjalan
dan dipatuhi di Bali), ini berbeda dengan daerah lain. Sehingga, sangat mudah
menggerakkan partisipasi orangtua, anak untuk suatu program yang ada dengan
menggunakan struktur adat yang ada.
Baseline studi di Kabupaten Badung-Bali pada 2015 ini merupakan studi kualitatif
yang meliputi studi demografi, studi FGD/GI/IDI, serta studi etnografi untuk
menentukan piloting project. Hasil dari studi kualitatif menunjukkan bahwa: Desa adat
Mengwi merupakan desa adat paling potensial untuk dijadikan pilot project dengan
pertimbangan: Struktur pemerintahan yang tidak birokratis/melayani masyarakat,
Kegiatan pembangunan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat (communitybased empowerment), Penduduk asli masih mendominasi, sehingga nilai-nilai
kearifan budaya lokal masih nyata terlihat dan dijalankan, Kehidupan masyarakat
yang toleran, pluralis, tidak individualis, religius, dan menjunjung tinggi nilai-nilai
budaya.
Selain itu, hasil studi kualitatif mendapatkan beberapa masukan untuk menjadi
perhatian dalam penyusunan konsep intervensi, seperti faktor pendukung, faktor
penghambat, pemahaman korupsi, danaktor-aktor sentral di Desa Adat Mengwi.
Tindaklanjut dari studi ini adalah Direktorat Dikyanmas akan melakukan penyusunan
konsep intervensi pembangunan budaya antikorupsi di Kabupaten Badung
berdasarkan hasil baseline studi.
Blueprint Strategi
Pencegahan
(Perspektif
Pencegahan Korupsi)
Studi ini disusun dalam rangka mengidentifikasi perspektif korupsi yang dapat
digunakan oleh KPK sebagai landasan kegiatan dan upaya pencegahan tindak
pidana korupsi serta mengidentifikasi strategi pencegahan ideal KPK berlandaskan
penggunaan perspektif yang dipilih. Perspektif korupsi yang jelas mengantarkan pada
strategi pemberantasan korupsi yang cocok dengan situasi indonesia. Ouput berupa
konsep ideal pencegahan diharapkan dihasilkan sehingga kemudian dapat digunakan
untuk mengevaluasi strategi pencegahan yang ada saat ini. Hasil dari studi diharapkan
berguna bagi pengembangan kebijakan KPK. Hasil studi diharapkan menjadi bahan
bagi penyusunan strategi pencegahan KPK.
Hasil studi ini menunjukkan perlunya KPK menggunakan perspektif dari berbagai
bidang keilmuan untuk melengkapi pendekatan hukum dalam melihat korupsi.
Pendekatan tersebut dapat memperkaya KPK dalam menjawab dan menyusun
strategi pencegahan korupsi. Perspektif yang tepat membantu KPK menjawab
permasalahan korupsi melalui pendekatan langsung (respon langsung pada variabelvarabel penyebab korupsi) seperti yang selama ini dilakukan ataupun menjawab
permasalahan korupsi secara tidak langsung melalui penyelesaian terhadap akar
penyebab permasalahan korupsi. Perspektif yang potensial digunakan oleh KPK
adalah perspektif sosiologi terutama melalui sudut pandang institutional organisasi;
perspektif ekonomi; serta perspektif politik (ekonomi politik). Kedepan, terbuka ruang
untuk lebih memperkaya perspektif korupsi KPK seiring dengan perkembangan
bidang keilmuan lain yang menjadikan korupsi sebagai objeknya. Adaptasi dari
pendekatan ini oleh KPK dapat membantu melahirkan strategi pencegahan korupsi
yang sifatnya kontekstual Indonesia. Studi juga menghasilkan konsep pencegahan
berdasarkan waktu sebelum, pada saat awal, dan sesudah terjadinya korupsi.
LAMPIRAN
173
NO
3
KEGIATAN
Studi Sistem
Pengendalian Izin
dan Penerimaan
Daerah-Kajian
Optimalisasi Sistem
Penerimaan Negara
PENJELASAN
Mekanisme perizinan sering kali rentan dijadikan media untuk melakukan tindak
kecurangan, suap, dan koruptif. Berangkat dari hal tersebut, KPK perlu melakukan
kajian sistem pengendalian dalam perizinan dan dikaitkan dengan penerimaan negara/
daerah dengan tujuan untuk memetakan permasalahan yang muncul dalam sistem
pengelolaan penerimaan negara yang menghambat optimalisasi penerimaan negara,
dan memetakan permasalahan dalam pengelolaan perizinan dalam penerimaan
keuangan daerah.
Hasil studi menemukan permasalahan dalam Modul Penerimaan Negara yang terdiri
dari aspek political will, aspek tata laksana dan aspek kelembagaan. Selain itu juga
ditemukan permasalahan dalam perizinan daerah dengan lokus Pemerintah Daerah
Kota Bandung, yaitu permasalahan dalam pelayanan BPPT, Disyanjak, BPHTB,
Distarcip, dan Pelayanan Pajak Penerangan Jalan. Hasil dari studi selanjutnya akan
dipaparkan ke instansi terkait untuk dilakukan perbaikan sistem sesuai rekomendasi
yang disampaikan KPK.
Studi Kepemimpinan Studi ini dibuat dalam rangka mengembangkan konsep kepemimpinan yang sesuai
KPK
dengan kebutuhan organisasi. Diharapkan dengan studi ini, KPK dapat menghindari
atau memperkecil resiko yang dapat terjadi akibat kesenjangan yang timbul dari
kebutuhan internal organisasi dengan pimpinan yang terpilih melalui proses politik.
Output kajian ini diharapkan dapat digunakan/dimanfaatkan sebagai bahan dasar
pengembangan spesifikasi jabatan dan deskripsi Jabatan kepemimpinan KPK.
Hasil dari studi ini menjadi pertimbangan utama Panitia Seleksi Pimpinan KPK
dalam proses seleksi Pimpinan KPK 2015-2019, dengan menetapkan kriteria
utama calon pimpinan KPK yang harus memenuhi karakteristik elemen individual,
kompetensi, pengalaman dan situasi yang melingkupi dan dibutuhkan dalam konteks
kepemimpinan KPK. Kajian ini juga merekomendasikan dilakukannya perbaikan
dan pengembangan berkelanjutan pada program inisiasi (induksi) dan pelatihan
Kepemimpinan KPK. Program penilaian kinerja atas pimpinan yang didasarkan pada
kriteria tertentu juga menjadi salah satu rekomendasi dalam kajian ini.
Laporan
Tahunan 2015
174
NO
5
KEGIATAN
Buku Panduan
Antikorupsi bagi
Kepala Daerah
PENJELASAN
Tindak pidana korupsi yang terjadi di tingkat daerah saat ini masih tinggi. Fakta
menunjukkan Pilkada yang dilakukan sebelumnya bagaimanapun menghasilkan
beberapa kepala daerah korup. Data Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Kementerian
Dalam Negeri, pada periode 2004-2012, menyebutkan 290 kepala daerah terlibat
kasus hukum. Data KPK juga memperlihatkan bahwa sejak 2004 hingga November
2015 terdapat sebanyak 17 Gubernur dan 49 walikota/bupati/wakil terjerat kasus
korupsi. Berdasarkan fakta tersebut, maka diperlukan langkah untuk menghindari
terulangnya korupsi pada kepala daerah khususnya dan pada perangkat daerah pada
umumnya.
Untuk itu, KPK berinisatif memberikan pemahaman terhadap kepala daerah dan
jajarannya terkait permasalahan utama yang menjadi sumber korupsi di daerah
berikut potensi-potensi korupsi yang mungkin muncul di daerah. KPK juga akan
merekomendasikan beberapa program pencegahan korupsi yang bisa dijalankan oleh
daerah.
Buku Panduan Program Pencegahan Korupsi di daerah berisi gambaran secara
generik sumber korupsi di daerah, potensi korupsi yang mungkin timbul di daerah
dan rekomendasi program anti korupsi di daerah. Materi dalam buku tersebut telah
disampaikan KPK kepada para calon kepala daerah pada program roadshow pemilu
berintegritas yang dilaksanakan di 15 provinsi secara bersama oleh Kedeputian
Pencegahan KPK. Ke depan, diharapkan rekomendasi KPK ini menjadi bagian
agenda yang dimasukkan oleh kepala daerah dalam menjalankan urusan-urusan
pemerintahan daerah selama lima tahun kedepan.
PENGUKURAN
NO
KEGIATAN
PENJELASAN
Pengukuran Indeks
Penegakan Hukum
(IPH)
Indeks Penegakan Hukum (IPH) dalam konteks nasional dihitung dan dikerjakan
di bawah koordinasi Bappenas. Peran IPH adalah indeks yang digunakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan penegakan hukum yang dilakukan oleh KPK.
IPH merupakan salah satu indikator utama keberhasilan KPK pada fokus area
pemberantasan korupsi sesuai dengan Rencana Strategis KPK 2011-2015.
IPH yang dikembangkan terdiri atas lima sub indikator yaitu: (1) Rasio Persentase
Penyelesaian Laporan Tindak Pidana Korupsi (bobot 10%); (2) Rasio Persentase
Penyelidikan yang menjadi Penyidikan (bobot 20%); (3) Rasio Persentase Penyidikan
yang menjadi Tuntutan (bobot 30%); (4) Conviction Rate (bobot 30%); dan (5)
Execution Rate (bobot 10%). Formula penghitungan total IPH didapatkan dengan
menjumlahkan hasil perkalian nilai masing-masing indikator dengan bobotnya
masing-masing. Aaapun hasil Pengukuran IPH KPK Tahun 2014 menghasilkan nilai
61,80%, menurun dibanding tahun 2013 yang sebesar 67,95%.
Pengukuran Indeks
Integritas Organisasi
KPK
LAMPIRAN
175
NO
KEGIATAN
PENJELASAN
Penyempurnaan
Metodologi Survei
Integritas dan Pilot
Project di K/L/O/P
(Integrity Asessment)
Integrity Asessment (IA) atau Penilaian Integritas (PI) merupakan kegiatan penelitian
yang dimaksudkan untuk menyempurnakan metode penelitian Survei Integritas (SI)
yang rutin dilakukan oleh KPK dalam delapan tahun terakhir.
Indeks Kinerja Sektor Strategis mengukur kinerja dan upaya-upaya yang sudah
dilakukan KPK pada sektor-sektor strategis yang menjadi prioritas dalam renstra
KPK. Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan nilai secara umum dan nilai pada
masing-masing sektor strategis. Nilai indeks diperoleh dari rerata nilai pada masingmasing sektor, dengan skala satu (1) sampai lima (5). Hasil pengukuran diharapkan
dapat memberikan landasan bagi evaluasi implementasi rencana strategis yang
sudah diterapkan.
Fokus kegiatan IA yang dilakukan pada 2015 adalah perbaikan kerangka penilaian
integritas dan pengembangan instrumen penelitian serta pilot project untuk
mengukur integritas dibeberapa organisasi terpilih. Pilot project juga dilaksanakan
pada empat instansi, yaitu Kementerian Kelautan dan Perikanan-Ditjen Perikanan
Tangkap, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP),
Pemerintah Kota Surabaya, dan Pemerintah Kabupaten Pinrang. Aktivitas lain yang
juga penting adalah menjalin kerjasama dengan stakeholderss yang selama ini
terlibat dan bertanggung jawab terhadap program-program yang dilaksanakan K/L/
D/I. Ke depan, diharapkan Integrity Asessment merupakan penilaian yang dilakukan
secara nasional dan menjadi acuan dalam mengukur output dan outcome organisasi
publik di Indonesia.
Perhitungan hasil yang dilakukan berasal dari dua sumber data, yaitu skor pengalaman
integritas dari hasil survei integritas dan skor survei perilaku anti korupsi (SPAK).
Masing-masing skor kemudian dikonversi ke skala satu (1) hingga lima (5). Skor
nilai yang dihasilkan untuk indeks kinerja sektor strategis tahun 2014 adalah 4,43,
menurun dibandingkan nilai 4,58 pada sebelumnya. Nilai ini merupakan nilai rerata
dari nilai di lima sektor strategis yaitu sektor aparat penegak hukum (APH), sektor
ketahanan pangan plus, sektor ketahanan energi dan lingkungan, sektor penerimaan
dan sektor infrastruktur. Sektor ketahanan pangan plus merupakan gabungan dari
sektor ketahanan pangan, kesehatan, dan pendidikan (sesuai arahan Renstra KPK).
Sedangkan sektor ketahanan energi dan lingkungan terdiri dari sektor ketahanan
energi dan ketahanan lingkungan.
10
Survei Pemahaman
Masyarakat terhadap
Integritas Pemilu
2015
Pada 2015, Survei persepsi masyarakat terhadap integritas dalam pemilu difokuskan
pada kegiatan Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) di delapan ibu kota provinsi yang
mengikuti pilkada serentak di level Provinsi pada 2015, yaitu Provinsi Kalimantan
Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, Kepulauan Riau,
Jambi, Sulawesi Utara, dan Bengkulu. Jumlah responden dalam survei ini adalah
1200 orang yang dipilih dengan kriteria bahwa yang bersangkutan terdaftar sebagai
pemilih dalam pilkada gubernur 2015.
Hasil survei menunjukkan bahwa masyarakat memiliki minat yang cukup tinggi
dalam memilih (83% untuk kepala daerah dan 88% untuk pemilu legislatif). Namun
masyarakat tidak mendapatkan cukup informasi mengenai profil calon yang
bersaing, sehingga berakibat pada gagalnya pemilih untuk menentukan pilihan pada
kandidat yang tepat. Masyarakat juga lebih suka dengan model pemilihan langsung
daripada tidak langsung (85%).
Hal lain yang juga menarik adalah hampir setengah dari responden menganggap
bahwa masyarakat sebagai pemilih boleh menerima hadiah dari peserta pemilu.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa 75% masyarakat mengetahui adanya
peristiwa politik uang dalam proses pilkada. Masyarakat umumnya enggan
melapor jika melihat pelanggaran pemilu (44%). Temuan menarik lain adalah 43%
responden memilih untuk menerima hadiah atau pemberian dari peserta pemilu,
namun tidak akan memilih orangnya. Sebagian merasa sikap ini adalah cara cerdas,
karena meskipun tidak memilih kandidat yang membagi hadiah, pemilih tetap bisa
mengambil manfaat dari barang/uang/fasilitas yang diberikan.
Laporan
Tahunan 2015
176
NO
KEGIATAN
11
Pengukuran
Akuntabilitas PN
melalui LHKPN
PENJELASAN
Kegiatan pengukuran merupakan kegiatan lanjutan penyempurnaan konsep
pengukuran yang telah disusun pada 2014. Di 2015, dilengkapi dengan menambahkan
masukan dari pakar dan narasumber eksternal. Usulan dan input membangun dari
para pakar tertuang dalam focus group discussion untuk menggali komponenkomponen yang digunakan dalam pengukuran ini, yaitu kepatuhan (compliance),
keberadaan (existence), kelengkapan (completeness), dan kewajaran (fairness).
Kebutuhan akan ukuran atau informasi yang bersifat kuantitatif semakin diperlukan
sehingga perbedaan persepsi pembaca LHKPN dan perbedaan standard dapat
dihindari. Alat pengukuran ini telah disampaikan kepada Direktorat PP LHKPN
untuk dapat ditindaklanjuti dan disesuaikan dengan strategi pencegahan terkait
LHKPN yang akan diimplementasikan di masa mendatang. Alat ukur yang
dihasilkan diharapkan dapat berkontribusi dalam mewujudkan penyelenggara
negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Ke depan,
hasil pengukuran dapat digunakan lebih lanjut dalam menentukan intervensi
pencegahan korupsi yang tepat yang perlu dilakukan baik dari perspektif individual
maupun institutional.
12
Pengukuran/
Monitoring pilot
project Pencegahan
Korupsi berbasis
Keluarga di
Kelurahan Prenggan
Sejak 2014 KPK melakukan intervensi program pencegahan korupsi berbasis keluarga
di Kelurahan Prenggan, Yogyakarta. Beberapa intervensi yang dilakukan antara lain
workshop kepada para stakeholders serta tokoh Prenggan untuk mendapatkan input
mengenai panduan implementasi dalam gerakan program pencegahan korupsi
berbasis keluarga, penyusunan LFA, pembentukan relawan, peningkatan kualitas
relawan dengan mengadakan sekolah relawan, dan aksi kegiatan dengan tujuan
mensosialisasikan program pencegahan korupsi berbasis keluarga.
Tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan monitoring ini adalah menghasilkan
terjemahan nilai-nilai antikorupsi pada anak sesuai usia, memastikan implementasi
intervensi pencegahan korupsi berbasis keluarga konsisten dengan LFA yang
telah disusun, dan memetakan permasalahan sosial yang akan mempengaruhi
keberhasilan program pencegahan korupsi berbasis keluarga di Kelurahan Prenggan.
Tindak lanjut program pencegahan korupsi berbasis keluarga di Prenggan
menghasilkan Buku Panduan menumbuhkan kejujuran kepada anak sejak dini.
Buku panduan ini diharapkan akan membantu orang tua secara teknis menanamkan
nilai jujur kepada anak. Sehingga kejujuran tidak lagi dinilai abstrak oleh orang tua
ataupun anak. Tahapan selanjutnya yang akan dilakukan KPK adalah menyusun
buku panduan penerapan program pencegahan korupsi di daerah dan secara
bertahap bekerjasama dengan organisasi publik (K/L/D) yang bertanggungjawab
terhadap program-program keluarga untuk menindaklanjuti program pencegahan
korupsi KPK ini.
LAMPIRAN
177
PENGKAJIAN
NO
1
KEGIATAN
PENJELASAN
Kajian Pengadaan
Kajian ini menemukan 16 temuan yang tersebar dalam 4 titik. Pada titik regulasi
Barang dan Jasa Tahap 2 ditemukan 7 temuan (tidak tersedianya dasar hukum PBJ yang memuat
mekanisme sanksi dan tidak bertabrakan dengan UU lain, diubahnya Perpres
PBJ menjadi Perpres no. 172 Tahun 2014 hanya untuk penunjukan langsung
pengadaan benih dan pupuk, definisi prinsip efisien pada Perpres adalah harga
murah bukan harga terbaik (value for money); tidak independennya Lembaga
Penjawab Sanggah; tidak sinkronnya definisi PPK pada Perpres dengan PP 45
Tahun 2013; adanya celah yang berisiko penyedia yang tidak berkualitas dapat
mendaftar di LPSE; terbatasnya akses untuk mengumumkan sanksi daftar
hitam di Portal Pengadaan Nasional (INAPROC)).
Pada sisi penganggaran, kajian menemukan 1 temuan yaitu lemahnya proses
perencanaan program dan anggaran. Sedangkan pada sisi pelaksanaan,
kajian menemukan 7 temuan (Hanya 10,3% saja ULP yang telah permanen
di Indonesia, Belum memadainya pengelolaan SDM pelaksana pengadaan,
Belum efektifnya keberadaan Whistleblower System yang dibangun oleh LKPP,
Terdapat kelemahan proses seleksi vendor oleh Pejabat Pengadaan, Tidak ada
data pembanding dalam menilai spesifikasi teknis kebutuhan barang/jasa
beserta harganya, Terdapat keterbatasan aplikasi vendor manajemen system
dalam aplikasi SIKAP, E-procurement masih memiliki kelemahan). Temuan
pada pengawasan sejumlah 1 temuan yaitu belum maksimalnya fungsi APIP
untuk menjamin efektifitas pelaksanaan PBJ.
Kajian Strategi
Pencegahan Angkutan
Laut Ilegal Bahan
Tambang Mineral Dan
Batubara Di Indonesia Pengembangan menjadi
Kajian Sistem Angkutan
Laut sektor SDA
Laporan
Tahunan 2015
178
NO
3
KEGIATAN
Piloting FCP
PENJELASAN
Fraud Control Plan KPK-BPKP merupakan pedoman identifikasi dan
penanganan fraud pada level strategis dan taktis dalam suatu organisasi yang
diintegrasikan dengan FCP yang telah dikembangkan BPKP. Implementasi
piloting akan dilakukan pada K/L/O/P yang memenuhi kriteria: inisiatif K/L/
O/P, Kesiapan K/L/O/P, dan kesesuaian dengan program kerja KPK dan/atau
BPKP.
Mengingat korupsi, baik pencegahan maupun penindakan, merupakan
suatu fungsi yang telah berjalan di KPK, dan di lain pihak pemeriksaan atas
kewajaran laporan keuangan merupakan suatu fungsi yang melekat di BPKP,
maka FCP dilaksanakan pada lingkup penyalahgunaan aset. Hal tersebut
antara lain berangkat dari pengalaman Tim FCP KPK pada tahap studi, yaitu
pada aksi korporasi PT Telkom, Tbk pada PT Mitratel dan aksi korporasi PT
Pertamina (Persero) pada PT Trans-Pacific Petroleum Indotama. Pada dua
kasus tersebut, risiko fraud dari pelepasan aset BUMN melalui aksi korporasi
(yang tidak mematuhi asas-asas tata kelola perusahaan yang baik) terbukti
dapat diidentifikasi serta tercegah melalui FCP.
Secara garis besar piloting FCP KPK-BPKP pada 2015 mengalami perubahan
sebagai berikut: Modifikasi ruang lingkup dengan memperhatikan keberadaan
program pencegahan yang sesuai dengan Rencana Strategis KPK 2016, FCP
strategis, di mana pelaksanaannya dilakukan oleh Tim KPK, Pelaporan FCP
Operasional, di mana pelaksanaannya dilakukan oleh Tim BPKP.
Atas perubahan-perubahan tersebut akan dilakukan revisi-revisi yaitu
kesepakatan antara KPK dan BPKP dan pedoman pelaksanaan FCP untuk ke
depannya.
Kajian Jaksa
LAMPIRAN
179
NO
6
KEGIATAN
Kajian Komoditas Gula
PENJELASAN
Tujuan dari pelaksanaan kajian komoditas pangan strategis gula adalah
pemetaan dan identifikasi permasalahan yang terjadi dalam proses tata niaga
komoditas strategis gula dari sisi regulasi, produksi, distribusi, dan sumberdaya
manusia yang terlibat di dalamnya, deteksi terjadinya peluang kecurangan/
korupsi dalam proses tata niaga komoditas strategis gula, merumuskan dan
memberikan saran rekomendasi perbaikan terhadap tata niaga komoditas
strategis gula.
Hasil kajian menemukan beberapa temuan, di antaranya rendemen tebu yang
selalu rendah, Kualitas dan Produksi Gula Kristal Putih yang rendah, Tidak
terealisasinya program ekstensifikasi tanaman tebu. Tim telah menyusun
rekomendasi yang disampaikan kepada stakeholderss untuk kemudian
disusun rencana aksi sebagai upaya untuk memenuhi rekomendasi tersebut.
Kegiatan kajian ini bertujuan untuk memetakan titik-titik rawan korupsi pada
tata laksana penjualan minyak dan kondensat bagian negara; melakukan
pengkajian dan penelitian pada objek spesifik berdasar kriteria tertentu
(wilayah, kegiatan, proses, dan sebagainya); melakukan case building, apabila
didapat informasi yang relevan; memberikan saran perbaikan terhadap
kerawanan korupsi; dan mengembangkan sistem yang dapat mencegah
korupsi pada tata kelola minyak dan gas bagian negara.
Lingkup kajian menyentuh keseluruhan proses bisnis secara komprehensif,
terkait tata kelola penjualan gas bagian negara, terkait dengan Perjanjian Jual
Beli Gas (PJBG) yang allocated dan non-allocated; tata kelola tolling pengolahan
kondensat bagian negara oleh PT Pertamina melalui kilang milik PT TPPI; tata
kelola transportasi dan niaga, yang hingga saat ini belum terungkap secara
jelas.
Berdasarkan hasil pengumpulan data baik primer maupun sekunder, terdapat
hasil sebagai berikut:
1.
2.
Belum adanya pedoman atau panduan tata laksana penjualan minyak dan
kondensat bagian negara di internal PT Pertamina (Persero)
Laporan
Tahunan 2015
180
NO
KEGIATAN
PENJELASAN
Kajian Infrastruktur
LAMPIRAN
181
NO
KEGIATAN
PENJELASAN
10
Kajian Pengelolaan Dana Pendidikan Islam (studi kasus: Bantuan Siswa Miskin
(BSM) dan Sarana Prasarana (Sarpras)) telah dipaparkan kepada Menteri
Agama dan jajaran pada 5 November 2015. Kajian bertujuan untuk untuk
mencegah korupsi melalui perbaikan tata kelola.
Hasil kajian menemukan beberapa permasalahan terkait sarpras dan BSM di
antaranya mekanisme pengelolaan proposal tidak sesuai dengan praktik good
governance, proses verifikasi proposal belum optimal, kriteria affirmative
action dalam pemberian bantuan PD Pontren tidak transparan dan tidak
akuntabel, data penerima bantuan sarpras tidak teradministrasi dengan
baik, Kemenag belum siap mengelola bantuan sarpras akibat perubahan
akun, terdapat ketidaksesuaian antara juknis dan pelaksanaan pengelolaan
BSM, penggunaan BSM tidak sesuai peruntukan, penanganan pengaduan
masyarakat serta monitoring dan evaluasi BSM belum optimal, jumlah satker
yang tidak efektif, sistem Informasi Manajemen (database pendidikan) belum
optimal untuk digunakan sebagai data acuan dalam pengambilan keputusan,
belum adanya aturan pengelolaan dana partisipasi masyarakat oleh Komite
Madrasah, dan adanya pungutan untuk mendanai kegiatan yang sudah
dianggarkan.
11
Kajian Sistem
Pengelolaan PNBP di
Sektor Kehutanan
Laporan
Tahunan 2015
182
PENGEMBANGAN & TINDAK LANJUT
NO
1
KEGIATAN
Pemantauan
Action Plan Kajian
IPDN
PENJELASAN
Atas dasar Kajian Sistem Seleksi Calon Praja IPDN 2013, Kemendagri telah menyusun
rencana aksi perbaikan target waktu implementasi tahun 2014-2015. Tahun 2015
merupakan tahun terakhir dari kegiatan pemantauan implementasi rencana aksi yang
dicanangkan oleh Kemendagri untuk mencegah terjadinya korupsi dalam seleksi calon
praja IPDN.
Pemantauan dilakukan terhadap 11 rencana aksi yang merupakan sisa dari rencana
aksi yang belum terimplementasi di tahun 2014 (8 rencana aksi) dan 3 (tiga) rencana
aksi yang direvisi target implementasinya menjadi tahun 2015. Dari 11 rencana aksi
tersebut, 9 rencana aksi (81.82%) dinyatakan terimplementasi (closed) dan 2 rencana
aksi (18.18%) tidak terimplementasi (closed). Secara total, dari 30 rencana aksi yang
telah dipantau sejak 2014, 28 rencana aksi dinyatakan terimplementasi (93.33%) dan 2
rencana aksi tidak terimplementasi (6.67%).
Beberapa perkembangan yang patut diapresiasi dari perbaikan yang dilakukan oleh
Kemendagri adalah:
1. Telah dilaksanakan pendaftaran seleksi secara on-line di seluruh wilayah Indonesia
yang dapat mengurangi potensi kecurangan dari hubungan langsung antara calon
peserta seleksi dengan panitia.
Pemantauan
Action Plan BPJS
Ketenagakerjaan
2.
3.
Telah disusunnya standar materi sosialisasi anti korupsi bagi seluruh panitia daerah
untuk disampaikan dan diketahui oleh masyarakat umum (khususnya bagi calon
peserta).
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan program besar pemerintah yang
menyangkut hajat hidup seluruh masyarakat Indonesia, sehingga perlu didukung
berbagai pihak termasuk KPK untuk menjamin keberhasilannya. KPK telah melakukan
kajian terhadap Sistem Jaminan Sosial Ketenagakerjaan pada 2014 dengan fokus pada
potensi korupsi dan strategi pencegahannya. Ruang lingkup pelaksanaan pemantauan
meliputi Kementerian Tenaga Kerja dan BPJS Ketanagakerjaan.
Pemantauan terhadap rencana aksi Kementerian Tenaga Kerja dilakukan berdasarkan
surat Menaker No. B.272/MEN/SJ-HK/XII/2015 tanggal 11 Desember 2015 tentang
Progress Rencana Tindak Perbaikan Kementerian Ketenagakerjaan atas Kajian Sistem
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Terhadap 9 (sembilan) rencana aksi yang diterima
oleh KPK, terdapat 2 (dua) rencana aksi yang tidak sesuai dengan rekomendasi yang
disampaikan oleh KPK. Rekomendasi tersebut, antara lain:
1. Membuka informasi pada publik terhadap hasil pembinaan maupun pengawasan
yang telah dilakukan terhadap pemberi kerja atau perusahaan.
2.
Atas 9 (Sembilan) rencana aksi yang diterima KPK, 2 (dua) rencana aksi perlu dilakukan
perbaikan, 2 (dua) rencana aksi telah terimplementasi (22.22% closed) dan 5 (lima)
rencana aksi yang belum terimplementasi (77.78% closed).
Pemantauan terhadap BPJS Ketenagakerjaan dilakukan pada 16 rencana aksi yang telah
disampaikan kepada KPK pada 16 Januari 2015. Dari hasil pemantauan sampai dengan
Desember 2015, BPJS Ketenagakerjaan telah melaksanakan (closed) seluruh rencana
aksinya dengan catatan bahwa pelaksanaan beberapa rencana aksi tersebut masih
harus dilanjutkan dan disempurnakan.
LAMPIRAN
183
NO
3
KEGIATAN
Pemantauan
Action Plan Kajian
Jaminan Kesehatan
Nasional
PENJELASAN
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Kajian Jaminan Kesehatan Nasional yang
telah dilaksanakan pada 2013. Atas hasil laporan tersebut, KPK meminta Kementerian
Kesehatan dan BPJS Kesehatan menyusun rencana tindak lanjut/action plan untuk
mengimplementasikan saran-saran perbaikan yang telah disampaikan oleh KPK.
Berdasarkan hasil pemantauan selama tahun 2015, perkembangan yang patut
diapresiasi dari perbaikan yang dilakukan oleh Kemenkes adalah Kemenkes telah
menerbitkan Permenkes 36/2015 tentang Pencegahan Kecurangan (Fraud) dalam
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan pada Sistem Jaminan Sosial Nasional. KPK
juga mengapresiasi perbaikan yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan di 2015 dalam
mencegah fraud di JKN antara lain adalah:
a. BPJS Kesehatan menetapkan Peraturan Direksi Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan Nomor 58 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencegahan
Kecurangan (Fraud) Dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Pada Sistem
Jaminan Sosial Nasional
b. BPJS Kesehatan telah melakukan pemadanan data kepesertaan dengan NIK,
sehingga mengurangi potensi fraud di kepesertaan.
KPK mendorong Kemenkes dan BPJS untuk segera menyelesaikan rencana aksinya,
mengingat penundaan implementasi akan berdampak pada lemahnya pengawasan
dan terbukanya potensi fraud di JKN. Untuk itu KPK meminta agar Kemenkes untuk
segera menyelesaikan Pedoman Nasional Pelayanan Kesehatan (PNPK) sesuai target
yang telah ditetapkan oleh Kemenkes. PNPK menjadi penting, karena menjadi rujukan
bagi tersusunnya PPK (Panduan Praktik Klinis) yang harus disusun oleh FKTRL. Tanpa
PNPK dan PPK, Permenkes 36/2015 tentang Pencegahan Kecurangan (Fraud) dalam
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan pada Sistem Jaminan Sosial Nasional menjadi
sulit terlaksana.
Sedangkan untuk BPJS Kesehatan, KPK meminta untuk segera meningkatkan
kompetensi petugas di lapangan dalam mencegah dan mendeteksi fraud di faskes,
Mempercepat pembangunan sistem aplikasi deteksi fraud pada layanan faskes, dan
meningkatkan efektifitas pengaduan peserta terhadap layanan yang diterima dari
faskes.
Pemantauan
Action Plan Kajian
Pajak
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Kajian Optimalisasi Penerimaan Pajak (studi
kasus: pertambangan batubara) yang telah dilaksanakan dan dipaparkan hasilnya
kepada Direktur Jenderal Pajak dan jajaran dan Direktur Jenderal Minerba (perwakilan)
pada 23 April 2014. Atas hasil laporan tersebut, KPK meminta Direktur Jenderal Pajak
menyusun rencana tindak lanjut/action plan untuk mengimplementasikan saran
perbaikan yang telah disampaikan oleh KPK. Ditjen Pajak telah mengirimkan action
plan pada. Berdasarkan action plan awal DJP tersebut kemudian dilakukan pembahasan
bersama KPK untuk disepakati rencana aksi yang akan dilaksanakan oleh DJP. Rencana
aksi hasil kesepakatan tersebut dikirimkan DJP melalui surat No.S-174/PJ/2014 tanggal
4 Agustus 2014.
Laporan
Tahunan 2015
184
NO
KEGIATAN
PENJELASAN
Berdasarkan hasil pemantauan KPK terhadap action plan yang disampaikan Dirjen
Pajak melalui Surat Dirjen Pajak No. S-714/PJ/2014 tanggal 6 Juni 2014 action plan yang
telah dilaksanakan oleh DJP adalah:
1.
2.
Proses matching data NPWP untuk WP Minerba, masih menyisakan 200 IUP yang
tidak teridentifiaksi NPWP-nya. Data telah diserahkan ke Dit. Ekstensifikasi untuk
dilakukan verifikasi.
3.
Proses matching data NPWP untuk WP Minerba, masih menyisakan 200 IUP yang
tidak teridentifiaksi NPWP-nya. Data telah diserahkan ke Dit. Ekstensifikasi untuk
dilakukan verifikasi.
4.
Telah dibangun webservice NPWP tetapi belum dapat dipergunakan oleh Ditjen
Minerba.
5.
Telah diterbitkan SE 10 tahun 2015 tentang pedoman pengolahan data dari ILAP.
6.
MoU dengan perbankan (BI) telah ditandatangani pada 20 Mei 2015 dan pada 10
Sep 2015 telah dikirimkan data SID.
7.
Telah dilakukan revisi atas PMK 132/2013 dengan PMK 191/2014 dengan
memasukkan Ditjen MInerba sebagai instansi yang menyerahkan data untuk
kebutuhan pajak kepada DJP.
8.
Untuk permasalahan multi tafsir PPN PKP2B Gen III, telah dilakukan kajian (PPN
karena merupakan pajak orang lain maka menganut prevailing). Langkah yang
dilakukan untuk menghilangkan multi tafsir tersebut adalah dengan melakukan
renegosiasi kontrak dan membuat surat penegasan Menkeu/Dirjen Pajak terkait
posisi Kementerian Keuangan dalam penerapan pajak PPN Gen III.
9.
10. Telah dilakukan piloting prototype risk engine pada Mei 2015 di 9 Kanwil dan 12
KPP (Kanwil Sumut I, Riau Kep, Lampung, Jakarta 1, Jatim 1, Jatim 2, Kaltim, Jateng).
11. Untuk mengatasi kekurangan SDM pemeriksa, telah dibentuk P3 (Petugas
Pemeriksa Pajak) berdasarkan Kepdirjen No 127/PJ/2015 pada 1 Juni 2015.
Ditargetkan terdapat 5 P3 untuk setiap KPP. Telah diterbitkan pula SE-27/PJ/2015
tentang siapa yang dapat ditunjuk menjadi P3.
12. Telah dibentuk CTA (Center fo Tax Analysis). Awal terbentuk memiliki 46 analis.
Saat pemantauan ke KPP (Jambi dan Manado) pada Juli 2015, KPP tersebut telah
menerima hasil analisis dari CTA untuk ditindaklanjuti dalam rangka penggalian
potensi.
LAMPIRAN
185
NO
5
KEGIATAN
Pemantauan
Action Plan Kajian
Pengadilan Pajak
PENJELASAN
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Kajian Penyelenggaraan Pengadilan Pajak
yang telah dilaksanakan pada 2011. Atas hasil laporan tersebut, KPK meminta Pengadilan
Pajak menyusun rencana tindak lanjut/action plan untuk mengimplementasikan saransaran perbaikan yang telah disampaikan oleh KPK.
Menindaklanjuti action plan yang sudah disusun oleh Pengadilan Pajak, KPK melakukan
kegiatan pemantauan implementasi saran perbaikan pada Sistem Penyelenggaraan
Pengadilan Pajak mulai kuartal 3 tahun 2011. Pada kuartal 4 (per 19 Desember 2011),
dari 12 saran perbaikan, terdapat 3 saran yang berstatus closed, sisanya pada 2012, dari
9 saran perbaikan, terdapat 4 saran dengan status closed. Berdasarkan hasil pemantauan
hingga Kuartal 4 Tahun 2014, masih menyisakan 2 (dua) saran yang berstatus closed,
yaitu tidak handalnya Sistem Informasi Sengketa Pajak (SISPA) dan adanya potensi
konflik kepentingan akibat alokasi berkas perkara dari satu pemohon ke majelis yang
pernah menangani pemohon tersebut
Berdasarkan hasil pemantauan pada 2015 terhadap aplikasi pendistibusian berkas,
PP telah melakukan perbaikan pada aplikasi pendistribusian berkas sebagaimana
kesepakatan pada rapat progress akhir tahun 2014. Atas hasil pemantauan tersebut,
maka pada semester 1 tahun 2015 action plan kajian Penyelenggaraan Peradilan Pajak
pada Pengadilan Pajak sudah dapat di-close dengan catatan pada beberapa item.
Penyelesaian action plan tersebut ditandai dengan pengiriman surat No. B-5973/1015/07/2015 perihal pemberitahuan penyelesaian implementasi action plan Kajian
Penyelenggaraan Peradilan Pajak tanggal 23 Juli 2015 kepada Ketua dan Sekretaris
Pengadilan Pajak dengan tembusan Menkeu, Ketua MA, dan Ketua KY.
Pemantauan
Action Plan Kajian
Dana Kapitasi
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Kajian Pengelolaan Dana Kapitasi Pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Milik Pemda yang telah dipaparkan
oleh Pimpinan KPK kepada Menteri Kesehatan dan jajaran serta Direktur Utama
BPJS Kesehatan dan jajarannya pada 2014. Atas hasil laporan tersebut, KPK meminta
Kementerian Kesehatan dan BPJS Kesehatan menyusun rencana tindak lanjut/action
plan untuk mengimplementasikan saran-saran perbaikan yang telah disampaikan oleh
KPK.
Pemantauan dilakukan terhadap 15 rencana aksi Kemenkes dan 13 rencana aksi BPJS
Kesehatan yang telah disampaikan kepada KPK. Dari seluruh rencana aksi Kemenkes,
terdapat 8 rencana aksi (53.33%) yang belum terimplementasi (closed) dan 7 rencana
aksi (46.67%) telah terimplementasi (closed). Sedangkan untuk BPJS Kesehatan,
terdapat 2 rencana aksi (15.38%) yang belum terimplementasi (closed) dan 11 rencana
aksi (84.62%) telah terimplementasi (closed).
Perkembangan yang patut diapresiasi dari perbaikan yang dilakukan oleh Kemenkes
adalah telah terbitnya Permenkes untuk menilai FKTP berprestasi yang juga dapat
menjadi indicator kinerja dari FKTP. Sedangkan hal yang dapat diapresiasi dari BPJS
Kesehatan adalah upaya untuk menciptakan sistem pembayaran kapitasi berbasis
kinerja meskipun belum dapat terimplementasi secara baik karena kurangnya
koordinasi dengan pihak Kemenkes sebagai regulator dan kurangnya sosialisasi kepada
Dinas Kesehatan Kab/Kota dan FKTP yang berada di bawahnya.
Pemantauan
Action Plan
Kajian Komoditas
Strategis : Daging
Sapi
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut atas Kajian Komoditas Strategis Daging Sapi
tahun 2012. Hasil Kajian Kebijakan Tata Niaga Daging Sapi mengidentifikasi 3 (tiga)
permasalahan mendasar, yaitu 1) Kebijakan tata niaga tidak mencerminkan keberpihakan
pada 6,2 juta rumah tangga peternak rakyat, peternak skala kecil dan menengah, 2)
Kebijakan Tata Niaga Tidak Mengarah pada Pengembangan Industri Daging Sapi di
Sentra Produksi, 3) Adanya kelemahan dalam Kebijakan dan Tata Laksana Impor akibat
dominannya praktik rent-seeking dan kartel.
Pemantauan action plan dilakukan terhadap K/L yang terkait dengan Tata Niaga Daging
Sapi, yaitu Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian,
Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian Perhubungan, dan Pemerintah Daerah.
Laporan
Tahunan 2015
186
NO
KEGIATAN
PENJELASAN
Sepanjang 2 (dua) tahun masa pemantauan renaksi kajian TNDS, hal yang menjadi
highlight adalah:
1. Pemerintah perlu membuat kebijakan yang tepat dimana dapat melindungi peternak
lokal dan menjaga harga di tingkat konsumen,
Pemantauan
Action Plan Kajian
Raskin
2.
3.
Pemantauan
Action Plan Kajian
Pupuk Bersubsidi
KPK telah menyelesaikan dan memaparkan Laporan Hasil Kajian Akhir Pengelolaan
Pupuk Bersubsidi ke seluruh stakeholders. Terdapat 18 total saran perbaikan atas temuan
yang dihasilkan dalam kajian, meliputi aspek regulasi (2), kelembagaan (1), tata laksana
(12), dan manajemen sumber daya manusia (3). Atas hasil laporan tersebut, stakeholders
yang tergabung dalam POKJA PUPUK menyusun rencana tindak lanjut/action plan
untuk mengimplementasikan saran-saran perbaikan yang telah diberikan dalam jangka
waktu dua tahun. Menindaklanjuti action plan yang sudah disusun oleh POKJA PUPUK,
KPK melakukan pemantauan action plan Kajian Pengelolaan Pupuk Bersubsidi untuk
memastikan implementasi saran-saran perbaikan yang telah diberikan. Berdasarkan
hasil pemantauan action plan pada 2014, 9 dari 18 saran perbaikan berstatus closed
(aspek regulasi 1; aspek kelembagaan 1, aspek sumber daya manusia 2, dan aspek tata
laksana 5).
Pada 2015, dimulai dengan Rapat Koordinasi Awal Tahun POKJA PUPUK, KPK kembali
melanjutkan kegiatan pemantauan atas implementasi action plan terhadap 9 saran
perbaikan yang masih berstatus closed. Sepanjang 2015, KPK melakukan kegiatan
pemantauan berupa verifikasi lapangan (di PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang; PT. Pupuk
Kalimantan Timur; Pemerintah Kabupaten Banyuasin; dan Pemerintah Kabupaten
Kutai Kartanegara) dan verifikasi dokumen laporan progress beserta bukti-bukti
pendukung yang dikirimkan oleh POKJA PUPUK setiap triwulan untuk memastikan
terimplementasinya saran perbaikan.
LAMPIRAN
187
NO
KEGIATAN
PENJELASAN
Berdasarkan kegiatan pemantauan yang dilakukan sampai dengan kuartal 4,
stakeholders yang tergabung dalam POKJA PUPUK telah menyelesaikan 9 saran
perbaikan yang tersisa. Ke-9 saran perbaikan yang telah berstatus closed tersebut untuk
implementasi atas temuan pada aspek regulasi (1), aspek sumber daya manusia (1), dan
aspek tata laksana (7). Dengan demikian, pencapaian progres implementasi tindak
lanjut action plan Kajian Pengelolaan Pupuk Bersubsidi Tahun 2013-2015 adalah 100%.
10
Pemantauan
Action Plan
Kajian Importasi
Komoditas Pangan
Strategis
Pemantauan Action Plan Kajian Tata Niaga Impor Komoditas Pangan Strategis Tahun
2015 merupakan tindak lanjut atas hasil kajian KPK tahun yang telah dilakukan pada
2014. Tahun 2015 merupakan awal penyusunan rencana aksi atas hasil Kajian Tata Niaga
Impor Komoditas Pangan Strategis. Lima instansi yaitu Kementerian Perdagangan,
Kementerian Pertanian, Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan dan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah menyusun rencana aksi terhadap
11 temuan dan rekomendasi KPK.
Dari 11 temuan tersebut, telah dirumuskan 24 indikator output oleh Kementerian/
Lembaga terkait di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
bekerjasama dengan KPK. Pada 25 Juni 2015 Pimpinan dari 8 (delapan) Kementerian/
Lembaga terkait telah menandatangani kesepakatan untuk mendukung pelaksanaan
rencana aksi tindak lanjut hasil kajian Tata Niaga Impor Komoditas Pangan Strategis.
Kedelapan Pimpinan Kementerian/Lembaga tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian, Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, Menteri Keuangan, Menteri
Perhubungan, Menteri Perindustrian dan Menteri Dalam Negeri dan Pimpinan Komisi
Pemberantasan Korupsi.
Beberapa rencana aksi yang telah diimplementasikan sampai dengan tahun 2015, di
antaranya adalah telah dilaksanakannya perluasan penerapan sistem INSW (Indonesia
National Single Window) secara mandatory pada 5 pelabuhan/bandara di Indonesia;
telah diterbitkannya buku panduan terkait tata cara pengiriman rekomendasi dari
kementerian/lembaga teknis ke Portal INSW; telah dibuat buku pedoman integrasi
aplikasi; telah ditetapkannya 3 (tiga) kawasan pabean yaitu JICT, Koja dan Graha menjadi
1 (satu) kawasan pabean; telah ditetapkannya TPK (Tempat Pemeriksaan Karantina)
di TPK Koja, JICT dan Graha Segara; telah dilakukannya perbaikan instalasi karantina
hewan untuk impor sapi hidup di Pelabuhan Cilacap dan penambahan kapasitas.
11
Pemantauan
Action Plan Kajian
Bansos K/L
Pada 2012 KPK telah melakukan kajian tentang Kebijakan Pemberian Dana Bantuan
Sosial atau lebih dikenal dengan dana Bansos pada Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Kementerian Agama dan Kementerian Pertanian. Selama tahun 2015
kajian dilakukan di dua kementerian, yaitu: Kementerian Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan, dan Dirjen Pembendaharaan, Kementerian Keuangan. Untuk tahun 2015
kegiatan yang dilaksanakan hanya melakukan monitoring dan evaluasi terhadap saran
perbaikan dan rencana aksi yang akan dibuat oleh stakeholderss, khususnya dalam
penerbitan kebijakan berupa Peraturan Menteri Keuangan tentang pengelolaan Dana
Bansos tersebut.
Agar tersedia dasar hukum bagi kegiatan penyaluran Bansos yang telah dianggarkan
untuk tahun 2016, Tim Teknis Bansos yang terdiri dari Kemenkeu, Kemendagri dan
BPKP telah menyiapkan draft revisi PMK-81/PMK.05/201 tentang Belanja Bantuan
Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga. KPK akan terus memantau terbitnya revisi
PMK-81/PMK.05/201 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/
Lembaga serta pelaksanaannya pada 2016.
Laporan
Tahunan 2015
188
NO
KEGIATAN
12
Pemantauan
Action Plan Kajian
DPR
PENJELASAN
Pada 2015, KPK telah melakukan serangkaian langkah-langkah untuk mendorong
ditindaklanjutinya hasil kajian DPR. Realisasinya dilakukan melalui dua kegiatan utama.
Pertama, koordinasi dengan DPR. Koordinasi dilakukan dengan Deputi PerundangUndangan Sekretariat Jenderal DPR selaku pihak yang sejak awal ditunjuk oleh Pimpinan
DPR sebagai PIC dalam menyusun draf rencana tindak perbaikan.
Dari hasil koordinasi, telah dihasilkan draft rencana tindak perbaikan DPR. Walaupun
draf dimaksud belum disepakati di tingkat kelembagaan, DPR telah merespons beberapa
rekomendasi yang disampaikan. DPR telah menyusun peraturan tentang pengelolaan
tenaga ahli dan staf administrasi anggota DPR. DPR juga telah menyusun mekanisme
penanganan etik anggota dengan melibatkan pakar dari eksternal. Selain itu, dalam
pelaksanaan fungsi anggaran. Perubahan UU MD3 juga telah menghapus kewenangan
Badan Anggaran atas pembahasan anggaran di tingkat kegiatan dan mengeliminasi
kewenangan DPR atas persetujuan APBN sampai tingkat kegiatan dan jenis belanja.
13
Pemantauan
Action Plan
Integritas
Organisasi KPK
1.
LAMPIRAN
189
NO
KEGIATAN
PENJELASAN
3.
Buku Panduan Integritas Organisasi disusun oleh KPK dalam rangka memberikan
panduan kepada organisasi publik (K/L/D) apabila secara sukarela dan kesadaran
sendiri ingin melakukan penilaian integritas organisasi pada organisasinya. Buku
Panduan ini disusun berdasarkan pengalaman empiris proses penyusunan integritas
organisasi di internal organisasi KPK. Buku Panduan masih bersifat generik. Oleh
karenanya, mengingat nilai setiap organisasi adalah khas milik organissasi sendiri,
maka dalam teknis pelaksanaannya diperlukan penyesuaian komponen penilaian
dengan disesuaikan visi,misi dan nilai dari masing-masing organisasi.
14
Pemantauan
Action Plan
NKB Sistem
Pengukuhan
Kawasan Hutan
Kegiatan yang dilakukan pada 2015, KPK menginisiasi Gerakan Nasional Penyelamatan
SDA (GNPSDA) Indonesia disektor Kehutanan dan Perkebunan yang telah dilaksanakan
Kick Off Meeting di Kementerian Kehutanan bulan Februari 2015 yang dilanjutkan
dengan penandatanganan GNPSDA di Istana Negara oleh 27 Kementerian/Lembaga
pada 19 Maret 2015. Latar belakang kegiatan ini pada 5 permasalahan mendasar sektor
kehutanan dan perkebunan, yaitu: ketidakpastian hukum kawasan hutan, lemahnya
regulasi dalam perizinan di sektor kehutanan dan perkebunan, Belum optimalnya
perluasan wilayah kelola masyarakat, lemahnya pengawasan dalam pengelolaan
kehutanan dan perkebunan menyebabkan hilangnya penerimaan negara dari SDA, dan
masih banyaknya konflik agraria dan kehutanan yang belum tertangani.
Tindak lanjut dari kegiatan yang dilakukan KPK di sektor kehutanan dan perkebunan
antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatkan koordinasi lintas sektor 12 kementerian dalam perecepatan
pengukuhan kawasan hutan.
2. Mendorong peningkatan realisasi penetapan kawasan hutan 75.254.123,06 ha
(62,30%) dari sebelumnya Tahun 2009 13.819.510,12 ha (11,44%)
3. Rencananya, Kemhut akan merealisasikan ini penetapan kawasan hutan menjadi
66.348.568,80 ha (56,99%), terdiri dari Surat Keputusan 1.536 buah dan Peta
Lampiran 4.577 lembar.
4. Peningkatan koordinasi antar sektor dan pemerintah daerah dalam percepatan tata
batas dan penetapan kawasan hutan.
5. Penyempurnaan regulasi kehutanan antara lain Revisi Peraturan Menteri Kehutanan.
6. Telah berjalannya kajian harmonisasi peraturan perundangan di sektor SDA di
bawah koordinasi Kementerian Kumham
7. Dalam rangka penyelesaian hak-hak pihak ketiga dalam kawasan hutan akan
ditandatangani Keputusan Bersama antara Menhut, Mendagri, Men PU dan Kepala
BPN
8. Perbaikan peta dasar rupa bumi dan tematik sebagai peta acuan dalam pengelolaan
SDA
9. Mendorong partisipasi daerah dalam pemetaan dan inventarisasi (pemetaan
partisipasif)
10. Mendorong daerah dalam proses pengakuan masyarakat hukum adat
11. Berjalannya inkuiri nasional di 7 daerah di Indonesia sebagai jalan resolusi konflik
12. Mendorong KLH untuk menetapkan pengaturan terkait KLHS (Kajian Lingkungan
Hidup Strategis)
Laporan
Tahunan 2015
190
NO
KEGIATAN
15
Pemantauan
Action Plan
Kajian Sistem
Pengelolaan
Ruang Laut dan
Sumberdaya
Kelautan
PENJELASAN
Kegiatan ini adalah tindak lanjut dari Kajian Sistem Pengelolaan Ruang Laut dan
Sumberdaya Kelautan yang dilakukan KPK di Tahun 2014. Hasil Kajian menunjukkan
sejumlah permasalahan muncul dalam pengelolaan ruang laut dan pengelolaan
sumberdaya kelautan, yang dikelompokkan dalam 5 bagian. Pertama, permasalahan
terkait dengan batas wilayah laut Indonesia; Permasalahan kedua, terkait tata ruang
wilayah laut Indonesia; Ketiga, permasalahan terkait ketatalaksanaan pengelolaan
sumberdaya kelautan; permasalahan keempat, terkait permasalahan kelembagaan;
Permasalahan kelima terkait dengan aspek regulasi atau aturan perundang-undangan.
Terhadap kelima kelompok permasalahan tersebut di atas, dan permasalahan lainnya
yang bisa saja tidak terangkum dalam kajian, harus segera dibenahi. KPK memandang
perlu adanya upaya simultan dan sistematis dengan melibatkan semua elemen bangsa.
Karenanya KPK menginisiasi dilakukan Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Indonesia
Sektor Kelautan dan Perikanan, yang telah ditandatangani oleh 27 Kementerian dan
Lembaga di Istana Negara bersama Presiden dan Wakil Presiden pada 19 Maret 2015.
Gerakan ini bertujuan menegaskan dan menegakkan kedaulatan dan hak berdaulat
atas wilayah laut Indonesia, mendorong perbaikan tata kelola sektor kelautan untuk
memenuhi amanat UUD 1945, dan mendorong perbaikan sistem pengelolaan sektor
kelautan untuk mencegah korupsi, kerugian keuangan negara, dan kehilangan
kekayaan negara.
16
Pemantauan
Kegiatan ini adalah tindak lanjut dari Kajian KPK di sektor Pertambangan yaitu Kajian
Action Plan Korsup Sistem Pengusahaan Pertambangan Batubara Tahun 2011, Kajian Sistem Pengelolaan
Minerba
PNBP Minerba Tahun 2013, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Koordinasi
dan Supervisi Pertambangan Mineral dan Batubara di Tahun 2014.
Selanjutnya KPK menginisiasi kegiatan Gerakan Penyelamatan SDA Indonesia
sektor Pertambangan yang telah di tandatangani oleh 27 Kementerian dan Lembaga
di Istana Negara tanggal 19 Maret 2015. Kegiatan GN SDA atas pengelolaan
pertambangan minerba pada prinsipnya bertujuan untuk mendorong terciptanya tata
kelola pertambangan minerba yang efektif. Adapun lima sasaran dan target kegiatan
tersebut adalah pelaksanaan penataan izin usaha pertambangan minerba, pelaksanaan
kewajiban keuangan pelaku usaha pertamabangan minerba, pelaksanaan pengawasan
produksi pertambangan minerba, pelaksanaan kewajiban pengolahan/pemurnian
hasil tambang minerba, dan pelaksanaan pengawasan penjualan dan pengangkutan/
pengapalan hasil tambang minerba.
Dampak langsung dari kegiatan GN SDA sektor pertambangan mineral dan batubara
sebagai berikut:
1. Ditjen Minerba Kementerian ESDM telah menyerahkan data IUP Non-CNC kepada
seluruh pemerintah provinsi agar melakukan koordinasi dengan seluruh pemerintah
kabupaten/kota untuk melakukan penataan perizinan yang berstatus Non-CNC.
2. Telah dilakukan sinkronisasi data status kawasan hutan oleh Kementerian ESDM
dengan Kementerian Kehutanan yang selama ini belum dilakukan oleh kedua
instansi tersebut.
3. Telah dilakukan pencabutan IUP sebanyak 1009 di 17 provinsi.
4. Terdapat peningkatan kepatuhan pelunasan kewajiban pembayaran royalti
meningkat. Terdapat peningkatan PNBP Mineral dan Batubara sebanyak 10 Triliun.
5. Pembangunan Sistem Informasi Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba One
Map Indonesia/MOMI)
LAMPIRAN
191
NO
KEGIATAN
17
Pemantauan
Action Plan
Kajian Sistem
Pengelolaan PNBP
Minerba
18
Pemantauan
Action Plan
Kajian Sistem
Pengelolaan Hutan
di Perum Perhutani
PENJELASAN
Kegiatan ini adalah tindak lanjut dari Kajian Sistem Pengelolaan PNBP Minerba yang
telah dilakukan pada 2013. Hasil dari kajian menemukan 19 temuan yang diturunkan
40 rencana aksi temuan untuk 4 Kementerian, yaitu Kementerian ESDM, Kementerian
Keuangan , Kementerian Perhubungan, dan Bappenas.
Hasil kajian memberikan rekomendasi terhadap temuan dalam 5 aspek, yaitu aspek
ketatalaksanaan menyangkut proses perencanaan: penetapan jenis dan tarif atas jenis
pnbp minerba, proses perhitungan, penagihan , penyetoran, penyimpanan , pembagian
kewajiban PNBP Minerba; Aspek Regulasi, aspek organisasi dan sumberdaya manusia,
potensi hilangnya pendapatan negara dari tidak dilaksanakannya kewajiban wajib bayar
PNBP.
Terdapat tindak lanjut dari Rencana aksi di Kementerian Keuangan dan Kementerian
antara lain:
Kementerian ESDM membangun database yang komprehensif terkait pertambangan
mineral dan batubara termasuk mencakup aspek produksi, penjualan, reklamasi,
pascatambang.
Diterbitkanya panduan tentang tata cara revisi PP tarif dan jenis PNBP yang ada di
setiap kementerian/lembaga sudah tercakup dalam Standar Operasional Prosedur.
Telah terbangun database dan sistem informasi pertambangan mineral dan batubara
secara spatial. Sistem Database ini selanjutnya akan dilkembangkan untuk menkup
aspek produksi, penjualan, reklamasi, pascatambang database terkoneksi dengan
semua stakeholders.
Telah diterbitkan Surat Edaran Menteri Keuangan tentang revisi PP secara reguler
sehingga revisi PP bisa segera dilaksanakan khuusnya untuk PP PNBP yang sudah
lama tidak ter update.
Kementerian Keuangan telah memasukkan klausul revisi peraturan jenis dan tarif
atas jenis PNBP yang ada di Kementerian/Lembaga secara reguler telah dalam
revisi Undang-undang No. 20 Tahun 1997 tentang PNBP. Saat ini RUU PNBP
sedang dibahas di Pemerintah dan DPR dengan target selesai Tahun 2016.
Kementerian ESDM telah membuat peraturan Dirjen tentang verifikasi kualitas dan
kuantitas penjualan batubara, yang selanjutnya dilakukan uji petik oleh tim dari
Tekmira.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari hasil kajian sistem pengelolaan hutan di
Perum Perhutani yang dilakukan KPK pada 2014.
Potensi sumber daya hutan yang begitu besar yang dikelola oleh Perum Perhutani,
dihadapkan pada sejumlah persoalan. Beberapa persoalan tersebut mencakup persoalan
perencanaan hutan, produksi hasil hutan, pemasaran hasil hutan, industri hasil hutan.
Dari hasil kajian, KPK memberikan saran perbaikan sistem pengelolaan hutan yang
meliputi aspek kebijakan dan perencanaan, aspek produksi, dan aspek pemasaran. Dari
rekomendasi tersebut telah disepakati 13 rencana aksi perbaikan untuk aspek kebijakan
dan perencanaan, 11 rencana aksi perbaikan untuk aspek produksi, dan 8 rencana aksi
perbaikan untuk aspek pemasaran. Adapun hasil dari kegiatan tindak lanjut antara lain:
Laporan
Tahunan 2015
192
NO
19
KEGIATAN
Pemantauan
Action Plan Kajian
Migas
PENJELASAN
1.
2.
3.
Tahun 2008 KPK melakukan pengkajian terhadap pengelolaan migas oleh BP MIGAS
(sekarang SKK Migas), salah satu rekomendasinya adalah BP Migas mengembangkan
sistem pengawasan yang berbasis pada sistem teknologi dan informasi yang terintegrasi,
sehingga dapat diketahui data-data produksi primer pada masing-masing KKKS dan
mutasinya setiap saat dengan akurat.
SKK Migas mengembangkan sistem informasi untuk menunjang integrasi dan
pengelolaan data terkait kegiatan operasional KKKS, yaitu Sistem Operasi Terpadu (SOT).
SOT merupakan sistem dengan arsitektur yang dirancang untuk mengintegrasikan
kemampuan sistem informasi dengan tujuan mempermudah pengelolaan, pengolahan
serta pelaporan data dan informasi dari KKKS. Target penerapan SOT tersebut yaitu
tahun 2014 setelah terhambat beberapa waktu.
SOT mencakup infrastruktur, kelengkapan dan keakuratan. Infrastruktur SOT sudah
terimplementasi 100% namun kelengkapan dan keakuratan data SOT pada triwulan IV
belum mencapai 100% (43% KKKS minyak dan kondensat dan 45% KKKS gas), sehingga
dinilai belum terlaksana.
Rekomendasi-rekomendasi terhadap transparansi dan akuntabilitas data migas yang
menyangkut SOT SKK Migas dan KKKS operasi produksi:
1.
SKK Migas perlu menerbitkan Peraturan Tata Kerja (PTK) SOT yang meliputi
People, Process dan Technology yang digunakan dalam mengukur, membaca,
mencatat, mengolah, dan melaporkan data SOT per KKKS atau Terminal. PTK
ini akan menjadi panduan dan acuan dari KKKS. Dokumentasi dan legalisasi
setiap KKKS terhadap source system, petugas pelaksana, dan penanggungjawab
atas pengolahan/pelaporan/upload data SOT perlu dilakukan untuk menjaga
akuntabilitas berikut transparansinya.
b.
c.
d.
Audit secara periodik terhadap PTK SOT beserta PUPO PPAM per KKKS terkait
kepatuhan beserta transparansi dan akuntabilitas data.
2.
3.
Pembagian alokasi Gas dan Minyak Bumi yang harus dapat diselesaikan ataupun
disepakati dalam kurun waktu 1 hari per KKS yang menggunakan terminal
yang sama, sehingga tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari yang
berkesinambungan.
LAMPIRAN
193
NO
KEGIATAN
20
Tindak Lanjut
(TL) Aksi Bersama
Pengawasan Dana
Pendidikan
PENJELASAN
Kegiatan TL Aksi bersama pencegahan korupsi dana pendidikan tahun 2015, merupakan
kegiatan lanjutan atas ditandatanganinya kesepakatan aksi bersama pencegahan
korupsi dana pendidikan yang ditandatangani 7 K/L, termasuk KPK, pada Desember
2014. Implementasi berbagai aksi tersebut diharapkan mampu memperbaiki sistem
pengelolaan dana Pendidikan baik di pusat maupun di daerah sehingga nantinya dapat
mencegah tindak pidana korupsi.
Selain memantau rencana aksi yang dilakukan oleh 6 K/L, KPK juga menginisiasi
beberapa kegiatan pencegahan korupsi 2015 diantaranya :
Pelaksanaan Piloting Daerah Cerdas Berintegritas pada 7 kota/kab melalui kegiatan
deklarasi aksi daerah. 7 daerah pilot tersebut antara lain: Kota Yogyakarta, Kab.
Gunungkidul, Kota Kupang, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Malang dan Kota
Bengkulu. Beberapa kegiatan menindaklanjuti piloting di 7 daerah tersebut antara
lain workshop aparatur, workshop pembelajaran anti korupsi, workshop tata kelola
sekolah, pengenalan Program Pengendalian Gratifikasi (PPG) serta pembentukan
Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG). Pelaksanaan workshop peningkatan kapasitas
inspektorat daerah dalam melakukan pengawasan dana pendidikan pada 5
inspektorat daerah (Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Yogyakarta, Kab. Gunungkidul
dan Kota Kupang) turut dilaksanakan KPK bekerjasama dengan Kemendikbud,
Kemendagri, dan BPKP.
21
Support to
Indonesias
Island of Integrity
Program for
Sulawesi (SIPS)
Pemerintah Republik Indonesia melalui KPK bekerja sama dengan Pemerintah Kanada
melalui Department of Foreign Affairs, Trade and Development (DFATD) melaksanakan
proyek Support to Indonesias Island of Integrity Program for Sulawesi (SIPS). Kegiatan
ini bermaksud untuk mengurangi peluang terjadinya korupsi melalui peningkatan/
perbaikan pelayanan publik di 10 pemerintah daerah terpilih di Sulawesi Utara dan
Sulawesi Selatan, meliputi kegiatan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), Adminduk
Capil, dan Pengadaan Barang dan Jasa (Layanan Pengadaan Secara Elektronik dan Unit
Layanan Pengadaan).
Kegiatan proyek SIPS dilakukan di 10 daerah, yaitu di daaerah Sulawesi Utara (Provinsi
Sulawesi Utara, Kota Manado, Kota Bitung, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Sangihe)
dan Sulawesi Selatan (Provinsi Sulawesi Selatan, Kota Makassar, Kabupaten Pinrang,
Kabupaten Enrekang, Kabupaten Tana Toraja)
Beberapa kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2015 di antaranya:
1. Pelaksanaan survei Integrity Assessment yang ke-3 setelah tahun 2011 dan 2013.
2.
Canada Exposure Visit yang diikuti oleh KPK dan Kepala Daerah dan perwakilan
SKPD berprestasi dari 10 daerah peserta SIPS.
3.
Lokakarya Sanksi Hukum untuk PNS dan Penerapan Inovasi Daerah bekerja sama
dengan APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia) yang diikuti oleh 80
perwakilan Kota dari seluruh Indonesia.
4.
PSC (Project Steering Committee) Meeting tahun ke-5 sebagai PSC Meeting terakhir
untuk menutup proyek SIPS yang telah berlangsung selama lima tahun
5.
6.
KPK telah mengajukan permintaan kepada Pemerintah Kanada melalui surat nomor
B-11200/01-15/12/2015 tanggal 4 Desember 2015 untuk memperpanjang dan
melanjutkan pemberian hibah yang akan dipergunakan untuk kegiatan replikasi
hasil SIPS serta mendapatkan best practices (praktik-praktik terbaik) pencegahan
korupsi dengan cara kunjungan, observasi ,dan dokumentasi.
Laporan
Tahunan 2015
194
KEGIATAN
Pengamatan,
Reviu
Dokumen, dan
Semiloka
URAIAN
KPK bekerja sama dengan BPKP telah melaksanakan kegiatan Koodinasi dan Supervisi
Pencegahan(Korsupgah) Korupsi Tahun 2015 berdasarkan Perjanjian Kerjasama antara KPK
dan BPKP yang ditandatangani pada 19 Februari 2014. Ruang lingkup kerja sama tersebut
meliputi koordinasi dan supervisi pada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/
kota atas kegiatan Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan
perubahannya, mencakup perencanaan, penganggaran, pengadaan barang dan jasa serta
belanja hibah dan bantuan sosial dan kepentingan nasional bidang pencapatan. Dalam
hal koordinasi dan supervisi tersebut dilaksanakan dengan memeberdayakan inspektorat
daerah.
Adapun tujuan kegiatan Korsup Pencegahan Korupsi adalah untuk mendorong pengelolaan
APBD sesuai dg peraturan perundang-undangan yang berlaku; mengidentifikasi
permasalahan, risiko, dan penyebab pada bidang APBD; Menurunkan potensi tingkat korupsi;
dan Perbaikan Sistem Pengendalian Intern atas pengelolaan APBD pada pemerintahan
daerah.
Sasaran kegiatan Korsup Pencegahan Korupsi tahun 2015 meliputi monev tindak lanjut
hasil Korsup Pencegahan Korupsi tahun 2014 dan pengelolaan APBD pada 2 pemkab/
kota tahun 2014 dan 2015 sampai dengan saat evaluasi, yang difokuskan pd perencanaan,
penganggaran APBD, hibah bansos, PBJ serta national interest bidang pendapatan.
Pelaksanaan tugas Korsup Bidang Pencegahan yang selama ini dilaksanakan telah
memberikan dampak positif terhadap tata kelola (governance) pada instansi yang menjadi
objek kegiatan Korsup Bidang Pencegahan. Selain soal tata kelola, kegiatan Korsupgah juga
telah mampu melakukan penyelamatan keuangan negara atau potensi kerugian negara
yang dapat terjadi. Namun demikian, dirasakan perlu untuk melakukan upaya-upaya yang
lebih masif dan lebih terstruktur untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelaksanaan
Tugas Korsup Bidang Pencegahan ini.
Pelaksanaan Korsup Pencegahan Korupsi dilaksanakan dalam bentuk Pengamatan
dan pengujian serta reviu dokumen, monitoring dan evaluasi tindak lanjut hasil korsup
pencegahan korupsi tahun-tahun sebelumnya, semiloka di daerah, seminar nasional, dan
penyampaian hasil Korsup Pencegahan Korupsi.
Adapun kegiatan pengamatan, semiloka, dan reviu dokumen selama 2015 telah dilaksanakan
di 32 Provinsi, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
LAMPIRAN
195
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
2
Seminar
Nasional
Koordinasi
dan Supervisi
Pencegahan
2015
Sebagai tahapan akhir dari kegiatan Koordinasi dan Supervisi Pencegahan 2015,
dilaksanakan Seminar Nasional yang diselenggarakan bertepatan dengan peringatan Hari
Antikorupsi 2015 di Sasana Budaya Ganesha ITB, Bandung pada 10 Desember 2015.
Output dari kegiatan Seminar Nasional adalah semua pihak yang berkepentingan
tersosialisasikan atas hasil kegiatan korsup pencegahan korupsi tahun 2015 dan aksi
pencegahan korupsi dari Kementerian Dalam Negeri yang berkaitan dengan pengelolaan
APBD, hibah-bansos, PBJ dan pendapatan, serta aksi pencegahan korupsi dari Kementerian
Keuangan yang berkaitan dengan pengelolaan dana yang ditransfer ke daerah.
Pembicara yang hadir pada seminar ini adalah
1.
2.
3.
Sementara peserta seminar ini berjumlah 293 orang, yang terdiri atas Gubernur (34 orang),
Walikota dan Bupati dan inspektorat Objek Korsupgah (128 orang), Ketua DPRD Kabupaten /
kota Objek Korsupgah (64 orang), Kepala Perwakilan BPKP (33 orang), Tim Korsupgah Pusat
(30 orang), dan Kementerian dan Lembaga terkait: Kemendagri dan Kemenkeu (4 orang).
Laporan
Tahunan 2015
196
PROGRAM
1.
Internalisasi Nilai
melalui Pembentukan
Tunas Integritas dan
Pemenuhan Komponen
Sistem Integritas
URAIAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
LAMPIRAN
197
NO.
PROGRAM
URAIAN
21. Internalisasi integritas individu dan organisasi di lingkungan Kementerian
Dalam Negeri melalui penanaman nilai, sistem dan kepemimpinan, di Aula
Badan Litbang Kemdagri Jakarta, 13 Oktober 2015.
22. Internalisasi Nilai Integritas dalam rangka membangun WBK Kemdikbud
Wilayah DIY, Kantor LPMP Prov. DIY, 19 Oktober 2015
23. TOT Tunas Integritas dan Pembangunan Integritas pada KLOP dilingkungan
Balitbang Kemenkumham di Hotel Banan Inn Bandung, 21- 23 Oktober 2015.
24. TOT Tunas Integritas Anggota DPRD Jawa Tengah angkatan II dan III, Hotel
Grand Wahid Salatiga Jawa Tengah, 2- 7 November 2015.
25. TOT Tunas Integritas Kepala SKPD dan DPRD Kab. Kendal (eksekutif dan
legislatif) Hotel Grand Wahid Salatiga Jawa Tengah, 2- 5 November 2015.
26. Internalisasi Nilai Integritas ASN dalam Mewujudkan WBK di Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), di Ruang Auditorium Nusantara
BPKM Jakarta, 17 November 2015.
2.
Pengendalian
Strategis melalui
Pembentukan
Komite Integritas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Laporan
Tahunan 2015
198
NO.
PROGRAM
URAIAN
14. di Graha Pengayoman Gedung Utama Jakarta, 11- 12 November 2015.
15. Workshop Penguatan Pengendalian Lingkungan Strategis Tunas Integritas
Angkasa Pura (AP) I di Makassar, 1- 2 Desember 2015.
16. Workshop Penguatan Pengendalian Lingkungan Strategis Tunas Integritas
Provinsi Bali dalam rangka pemetaan KKN dan menyusun pedoman komite
integritas di Prov. Bali di Bali, 2- 4 Desember 2015.
17. Workshop Tunas Integritas Kemdikbud dalam rangka membentuk Komite
Integritas dan melakukan pengukuran Integrity Dashboard Monitoring, di
Hotel Royal Kuningan Jakarta, 15 Desember 2015.
18. Workshop Komite Integritas Telkom Group II, di Telkom Corporate University
Bandung, 20- 22 Desember 2015.
3.
Monitoring
dan evaluasi,
Pengembangan dan
Standardisasi melalui
Kolaborasi dan
Konvensi Integritas
Nasional
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
LAMPIRAN
199
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
NO.
1
PROGRAM
URAIAN
Koordinasi
Implementasi Selain KPK, Kemendikbud dan Kemenag juga memiliki tanggung-jawab
Pendidikan Antikorupsi (PAK) dalam mendidik dan membangun karakter generasi muda Indonesia.
tingkat Pusat
Program-program Pendidikan Karakter (Antikorupsi) telah banyak
dilaksanakan, seperti Integrasi Pendidikan Antikorupsi di Mata Pelajaran
PPKn, Piloting Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Bantuan Sosial
Pendidikan Antikorupsi Pendidikan Menengah, Penyelenggaraan Pendidikan
Antikorupsi di Madrasah, dan Lomba Tata Kelola BOS di Tingkat Sekolah
Dasar dan Menengah.
Kegiatan koordinasi ini dilaksanakan dalam rangka pemetaan dan koordinasi
implementasi pendidikan antikorupsi yang diselenggarakan oleh masingmasing kementerian/lembaga. Adapun output dari kegiatan in adalah
terbentuknya kesepakatan penyelarasan dan kolaborasi pelaksanaan PAK,
tersusunnya desain awal Aksi Bersama PAK, dan terbentuknya tim koordinasi
teknis Aksi Bersama PAK.
Adapun pihak yang terlibat pada kegiatan adalah Direktorat Pendidikan
dan Pelayanan Masyarakat KPK, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah Kemendikbud, Badan Penelitian dan Pengembangan
(Balitbang) Kemendikbud, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat Kemendikbud, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Inspektorat Jenderal Kemendikbud,
dan Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama.
Piloting Sekolah Berbudaya Kegiatan Piloting dilaksanakan di 6 kota/kabupaten, yaitu Kota Bandung,
Jujur (Pembelajaran dan Tata Kota Cimahi, Kabupaten Gunung Kidul, Kota Malang, Kota Kupang, dan
Kelola Sekolah)
Kota Bengkulu, yang merupakan bagian dari Program Indonesia Cerdas
Tanpa Korupsi. Selain piloting sekolah, melalui Program Indonesia Cerdas
Tanpa Korupsi KPK mendorong Pemerintah Kota/Kabupaten untuk
mengimplementasikan tata kelola dana pendidikan sebagai tindak lanjut
kajian KPK mengenai dana pendidikan.
Sekolah Berbudaya Jujur bertujuan menumbuhkan nilai-nilai antikorupsi
melalui pendidikan antikorupsi di lingkungan sekolah. Untuk mencapai
tujuan tersebut, di masing-masing kota, dilaksanakan tahapan kegiatan
berupa pemetaan dan focus group discussion (FGD), Workshop Pembelajaran
Antikorupsi (kepala sekolah dan guru), workshop Tata Kelola Sekolah Berbasis
Integritas (Kepala Sekolah, Bendahara, & Komite Sekolah), pendampingan,
dan monitoring-evaluasi.
Adapun sekolah yang menjadi Piloting Sekolah Berbudaya Jujur adalah dari
tingkat SD-SMA di masing-masing daerah, yakni:
1. Kota Malang
2.
Laporan
Tahunan 2015
200
NO.
PROGRAM
URAIAN
3.
Kota Bengkulu
4.
5.
6.
7.
LAMPIRAN
201
NO.
3
PROGRAM
URAIAN
Pengembangan Media
Pembelajaran Antikorupsi
Laporan
Tahunan 2015
202
NO.
PROGRAM
URAIAN
Festival Pendidikan
Antikorupsi
LAMPIRAN
203
NO.
8
PROGRAM
URAIAN
PROGRAM
Penyusunan Strategi
Komunikasi KPK
URAIAN
Strategi Komunikasi dirumuskan dengan bantuan pakar-pakar komunikasi
dan praktisi periklanan untuk mendapatkan konsep dan panduan cara yang
efektif dan efisien untuk mengkomunikasikan produk-produk kampanye,
sosialisasi, dan pendidikan KPK kepada khalayak sasaran yang dituju.
Penyusunan Strategi Komunikasi ini melalui beberapa tahap, yaitu FGD pakar,
survei pemetaan dan indentifikasi target, serta perumusan strategi. Rangkaian
kegiatan penyusunan strategi komunikasi ini berlangsung pada Juni-Oktober
2015 di Jakarta.
Laporan
Tahunan 2015
204
NO.
3
PROGRAM
URAIAN
Anti-corruption Film Festival Kegiatan yang merupakan agenda tahunan sejak 2013 ini bertujuan untuk
(ACFFest) 2015
mengajak masyarakat berpartisipasi menyuarakan antikorupsi melalui film
sebagai media komunikasinya. Film dipandang sebagai media yang efektif
untuk menyampaikan pesan-pesan dan nilai-nilai antikorupsi karena film
merupakan bagian dari budaya populer.
Pada 2015, kegiatan ACFFest dibagi dalam beberapa kegiatan, yaitu kompetisi
ide cerita melalui pitching forum, pemutaran filmm dan workshop. Sehingga,
selain menonton film dan membuat film sendiri, para peserta juga diberi
pengetahuan tentang cara teknis sebuah produksi film dengan mengadirkan
para film maker sebagai narasumber workshop di setiap kota yang menjadi
tujuan. Selain itu, diadakan pula kompetisi film antikorupsi yang bisa diikuti
oleh masyarakat umum, dengan kategori: film fiksi pendek, film animasi
pendek, PSA, film dokumenter, dan citizen journalism.
Pusat kegiatan ACFFest 2015 diselenggarakan di 12 kota, yaitu: Banda
Aceh (Maret 2015), Solo (Maret 2015), Cirebon (Mei 2015), Pekanbaru (Mei
2015), Jember (Mei 2015), Pontianak (Juni 2015), Purbalingga (Juni 2015),
Denpasar (Agustus 2015), Sumbawa (Agustus 2015), Kendari (Agustus
2015, Lhokseumawe (Agustus 2015) dan Jakarta (Agustus 2015). Adapun
penganugrahan pemenang kompetisi film dilakukan di Bandung bersamaan
dengan acara Festival Antikorupsi 2015, pada 10 Desember 2015.
Anti-corruption Youth Camp Konsep kegiatan Youth Camp 2015 yang dilaksanakan pada 18-29 Oktober
2015
2015 di Yogyakarta ini adalah menginspirasi, mengajak saling berkolaborasi,
dan memprovokasi para champion-champion muda dari seluruh Indonesia
untuk aktif menyebarkan virus-virus antikorupsi di lingkungan sekitar mereka.
Pada tahap awal, KPK menyeleksi 30 anak muda dari seluruh Indonesia,
mulai dari Aceh sampai Papua, yang berusia antara 18-25 tahun dan memiliki
passion terhadap gerakan antikorupsi yang dipilih berdasarkan keterlibatan
aktif mereka dalam komunitas dan kegiatan yang mendorong perubahan
sosial.
Kegiatan Youth Camp 2015 terdiri atas tiga bagian, yaitu penyemaian, berakar,
dan tumbuh. Pada tahap penyemaian, para peserta mendapat pengetahuan
tentang gerakan sosial dan strateginya melalui workshop. Sementara tahap
berakar adalah kegiatan dimana para peserta tinggal dan berinteraksi di empat
desa di sekitar Yogyakarta selama tiga hari untuk menyerap informasi terkait
problem sosial lokal dan mencari solusinya. Sedangkan pada tahap tumbuh,
para peserta saling berbagi konsep perubahan sosial dan merencanakan
kolaborasi selanjutnya.
Hasil dari Youth Camp 2015 adalah para peserta membentuk Angkatan
Perubahan yang bercita-cita membebaskan anak muda Indonesia dari
belenggu korupsi dengan cara terlibat aktif di komunitas dan saling bekerja
sama.
LAMPIRAN
205
NO.
5
PROGRAM
Pembangunan Budaya
Antikorupsi Berbasis
Keluarga
URAIAN
Pembangunan budaya antikorupsi berbasis keluarga merupakan program
pencegahan yang ditargetkan untuk anak-anak Indonesia usia 4-9 tahun dalam
rangka membentuk generasi Indonesia yang berintegritas. KPK melakukan
pendekatan dan intervensi kepada keluarga (orang tua), masyarakat, komunitas,
para pendidik serta media untuk menyampaikan nilai-nilai antikorupsi kepada
anak-anak target sasaran, sehingga nilai-nilai antikorupsi dapat dijadikan
pedoman hidup serta dapat memengaruhi pembentukan karakter integritas
pada diri anak.
Dengan menjadikan Kelurahan Prenggan, Kecamatan Kotagede, Yogyakarta
sebagai pilot project, kegiatan ini dilaksanakan sejak Januari 2014 s.d Desember
2015 dan masih akan berlanjut di tahun 2016. Adapun rangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh KPK antara lain:
1. Baseline study mengenai internalisasi nilai-nilai antikorupsi dalam keluarga.
2. Sosialisasi program pencegahan korupsi berbasis keluarga kepada jajaran pemerintah terkait dan masyarakat umum.
3. Rekrutmen dan seleksi relawan.
4. Pembangunan kapasitas relawan melalui kegiatan Sekolah Relawan.
5. Pendampingan kepada komunitas relawan yang terdiri atas ibu rumah
tangga (orang tua), guru PAUD, dan mahasiswa.
6. Aksi bersama relawan kepada target keluarga sasaran melalui kegiatan sosialisasi, kampanye, dan edukasi tentang fungsi keluarga dalam
pencegahan korupsi dan penanaman nilai-nilai antikorupsi dalam keluarga.
Laporan
Tahunan 2015
206
SOSIALISASI ANTIKORUPSI
NO.
PROGRAM
URAIAN
Upaya pemberantasan korupsi tidak dapat hanya dilakukan melalui upayaupaya penindakan pelaku, tetapi juga upaya-upaya pencegahan melalui
perbaikan sistem serta pembangunan perilaku dan budaya antikorupsi. Salah
satu fokus KPK di bidang pencegahan korupsi adalah sektor pendidikan dan
kesehatan. Dua sektor ini dipilih karena 30% dana APBN/APBD dialokasi
untuk sektor pendidikan (20%) dan kesehatan (10%) serta dampaknya
langsung dirasakan masyarakat.
Pada 2014, KPK melakukan kajian dan penelitian mengenai dana pendidikan
dan dana kesehatan. Berdasarkan hasil kajian tersebut, ditemukan berbagai
permasalahan yang berpotensi menghambat tercapainya tujuan dari
pengalokasian dana pendidikan dan dana kesehatan untuk mewujudkan
layanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau.
Berdasarkan hal tersebut, KPK menyelenggarakan Program Pencegahan
Korupsi Terintegrasi di Sektor Pendidikan dan Kesehatan dengan melibatkan
berbagai pemangku kepentingan sesuai dengan peran dan kapasitasnya
masing-masing melalui tahapan koordinasi teknis, FGD, workshop, deklarasi
& sosialisasi, dan monev di 7 Kota/ Kabupaten yang ditunjuk sebagai piloting.
Kota/kabupaten tersebut adalah Kota Bandung (26 Maret 2015-11 Desember
2015), Kota Kupang (9 Maret 2015-11 Desember 2015), Kota Cimahi (6 April
2015-26 Agustus 2015), Kota Yogyakarta (6 April 2015-28 Mei 2015), Kota
Malang (9 April 2015-11 Desember 2015), Kota Bengkulu (9 April 2015-17
September 2015), dan Kabupaten Gunung Kidul (7 April 2015-28 Mei 2015).
Penyelarasan Program
Pembangunan Integritas
LAMPIRAN
207
NO.
3
PROGRAM
Program Pendidikan Kader
Parpol Berintegritas
URAIAN
Diskursus korupsi dan strategi-strategi antikorupsi telah mengidentifikasi
parpol sebagai aktor kunci yang menyalahgunakan kekuasaannya dalam
sistem politik untuk menerima suap, menempatkan anggota-anggotanya
pada posisi strategis di sektor publik dan BUMN, merekayasa institusi
politik dan ekonomi untuk kepentingan-kepentingan kelompoknya, atau
mengendalikan sumber daya-sumber daya publik ke tangan pimpinan atau
anggota parpol.
Selain itu, minimnya kapasitas dan pengalaman kader parpol yang berhasil
menduduki jabatan politik juga berefek ketika kader parpol tersebut masuk
ke dalam parlemen sehingga mereka mengalami kesulitan dalam bekerja.
Hal ini berimbas pada citra parpol yang asumsinya kemudian parpol menjadi
kurang baik.
Untuk menangani hal tersebut, pada 2015 KPK merancang Program
Pendidikan Kader Parpol Berintegritas (Politik Berintegritas) untuk
menyiapkan kader parpol yang berintegritas dalam rangka penguatan sistem
politik di Indonesia. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pemetaan, FGD,
dan workshop sayap muda parpol:
1. Pemetaan Sayap Muda Parpol
1. Garda Bangsa (PKB), 20 Agustus 2015
2. PP Tidar (Gerindra), 27 Agustus 2015
3. Komunitas Banteng Muda (PDIP), 27 Agustus 2015
4. Angkatan Muda Kabah (PPP), 27 Agustus 2015
2. FGD
FGD dilaksanakan untuk mencetak kader partai politik yang
berintegritas dalam rangka penguatan sistem politik berintegritas.
Kegiatan yang dilaksanakan di kantor KPK pada 2 September 2015
dengan menghadirkan narasumber Abdullah Hehamahua (Mencetak
Integritas, Menaikkan Elektabilitas) dan Prof. Ikrar Nusa Bhakti
(Regenerasi Kader Muda Partai Politik), ini diikuti oleh 11 organisasi
muda sayap partai politik, yaitu: Angkatan Muda Kabah (PPP), Gerakan
Pemuda Kabah (PPP) , Komunitas Banteng Muda (PDIP) , PP Tidar
(Gerindra), Garda Bangsa (PKB), Garda Pemuda Nasdem (Nasdem), Liga
Mahasiswa Nasdem (Nasdem) , Gerakan Muda Nurani Rakyat (Hanura),
Gema Keadilan (PKS), Barisan Muda PAN (PAN), dan Angkatan Muda
Pembaharuan Indonesia (Golkar)
3.
Laporan
Tahunan 2015
208
NO.
PROGRAM
URAIAN
Sosialisasi dan Bedah Buku Buku yang dibedah adalah buku-buku bernafaskan antikorupsi hasil terbitan
Antikorupsi
KPK, di antaranya Saujana Diantara Pilihan, Semua Bisa Beraksi, Orange
Juice: Belajar Integritas pada Tokoh Bangsa dan Pantang Korupsi Sampai
Mati. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada bulan Januari-Februari
2015, dilangsungkan di 28 kota di Indonesia, yaitu Kota Banda Aceh, Medan,
Kupang, Manokwari, Gorontalo, Kendari, Depok, Yogyakarta, Cilacap,
Purbalingga, Purwokerto, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Bandung, Ternate,
Kupang, Samarinda, Balikpapan, Manado, Bogor, Surabaya, Riau, Bengkulu,
Serang, Manado, Pontianak, dan Kendari.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk sosialisasi buku sekaligus uji coba kepada
masyarakat untuk mengetahui pendapat dan saran yang dijadikan sebagai
perbaikan buku. Selain itu, juga untuk mengukur pemahaman dan kesadaran
masyarakat akan nilai-nilai antikorupsi.
LAMPIRAN
209
ANTI-CORRUPTION LEARNING CENTER (ACLC)
NO.
1
PROGRAM
URAIAN
Pengembangan Modul Pembelajaran Pada 2015, ACLC mengolah hasil-hasil kajian tentang korupsi
yang dilakukan oleh KPK sebagai dasar pengembangan modul,
Antikorupsi
bahan, metode ajar pengembangan kapasitas pencegahan korupsi
berdasarkan kebutuhan prioritas mitigasi resiko terjadinya korupsi,
seperti pengenalan cara identifikasi serta pencegahan terjadinya
kecurangan (fraud) pada sektor pelayanan kesehatan, pengelolaan
dana desa dan sektor pelayanan publik.
Selain itu, ACLC juga mengembangkan modul pembelajaran
antikorupsi berupa buku sebagai berikut:
1. Pengantar Kelembagaan Antikorupsi
2. Kapita Selekta dan Beban Biaya Sosial Korupsi
3. Pengantar Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
4. Pengantar Gratifikasi
5. Pengaduan Masyarakat terindikasi Tindak Pidana Korupsi
Laporan
Tahunan 2015
210
NO.
PROGRAM
URAIAN
LAMPIRAN
211
NO.
PROGRAM
URAIAN
TOT Antikorupsi
Penyelenggaraan pembelajaran
ACLC pada Festival Antikorupsi
Laporan
Tahunan 2015
212
PENGUATAN YURIDIS
No.
KEGIATAN
URAIAN
Bantuan hukum
Program advokasi
pembaharuan hukum
Inisiatif strategis yang telah dilakukan berjumlah sekitar 23 (dua puluh tiga)
Pendapat Hukum selama 2015.
Pemenuhan partisipasi dalam Memenuhi undangan pembahasan peraturan yang terkait dengan eksistensi
penyusunan legislasi di K/L
KPK, antara lain Rancangan peraturan tentang transfer of sentenced person
(Pemindahan Narapidana), peraturan tentang Ekstradisi, peraturan tentang
Perampasan Aset, dan peraturan tentang perubahan KUHP dan KUHAP.
Penyelesaian peraturan
Melakukan pembahasan dengan unit kerja terkait secara intens yaitu antara
internal yang mendukung
lain peraturan KPK tentang LHKPN, penyusunan revisi PP No. 63 Tahun 2005;
pelaksanaan tupoksi unit kerja Surat Edaran tentang petunjuk teknis penyampaian LHKPN dan Pemberian
tanda terima dalam proses pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota,
Peraturan KPK tentang Pakaian Kerja di Lingkungan KPK, Penetapan SOP
Direktorat PI, Penetapan SOP Direktorat PP LHKPN dan Penetapan SOP
Direktorat Gratifikasi.
7.
Pemenuhan penanganan
sengketa informasi publik/
gugatan/TUN/ Keberatan/
praperadilan/arbitrase untuk
keperluan lembaga
Pada 2015, dalam bidang litigasi, KPK menghadapi perkara sebagai berikut:
1. 25 Perkara Praperadilan
2. 4 Perkara Peninjauan Kembali (PK)
3. 5 Perkara Judicial Review
4. 2 Permohonan Keberatan
5. 8 Gugatan Perdata
8.
Pelaksanaan perlindungan
saksi/pelapor/JC
LAMPIRAN
213
NAMA KEGIATAN
TANGGAL
LOKASI
Jakarta
Riau
22 Januari 2015
Jakarta
Jakarta
Semarang
Pekanbaru
Kendari
17 Maret 2015
Jakarta
17 Maret 2015
Jakarta
10
Penandatanganan MoU Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam (GN SDA) bersama 27 Kementerian/Lembaga
19 Maret 2015
Jakarta
11
Medan
12
Jakarta
13
15 April 2015
Jakarta
14
Koordinasi dan implementasi kegiatan Gerakan Nasional Sumber Daya Alam melalui lokakarya media, temu CSO dan BEM SI
Riau
15
Jakarta
16
30 April 2015
Bogor
17
Maluku Utara
18
Ambon
19
17 Mei 2015
Jakarta
20
Semarang
21
Medan
22
Kendari
23
Kupang
24
Gorontalo
Laporan
Tahunan 2015
214
NO
NAMA KEGIATAN
TANGGAL
LOKASI
28 Juli 2015
Jakarta
Bali
4 Agustus 2015
Jakarta
28
4 Agustus 2015
Jakarta
29
5 Agustus 2015
Jakarta
30
3 Agustus 2015
Jakarta
31
Surabaya
32
20 Agustus 2015
Jakarta
32
Malang
34
Makassar
35
2 September 2015
Jakarta
36
Bali
37
Pontianak
38
Bogor
39
Bali
40
Surabaya
41
Bogor
42
6 Oktober 2015
Jakarta
43
7 Oktober 2015
Jakarta
44
Mataram
45
Medan
46
Padang
47
Jember
48
Mataram
25
26
27
LAMPIRAN
215
NO
NAMA KEGIATAN
TANGGAL
LOKASI
26 Oktober 2015
Jember
49
50
Manado
51
Capacity Building Jejaring Pemantau Peradilan, sebagai implementasi kerjasama KPK dengan KY
Palembang
52
Bogor
53
12 November 2015
Bogor
54
Yogyakarta
55
Semarang
56
Malang
57
21 November 2015
Jakarta
58
59
25 November 2015
Jakarta
Mataram
60
61
Jakarta
3 Desember 2015
Jakarta
62
4 Desember 2015
Bandung
63
Palembang
64
7 Desember 2015
Jakarta
65
8 Desember 2015
Jakarta
66
Bandung
67
Yogyakarta
68
18 Desember 2015
Bandung
69
19 Desember 2015
Bandung
70
Cirebon
Laporan
Tahunan 2015
216
KERJA SAMA STRATEGIS INTERNASIONAL
NO
NAMA KEGIATAN
TANGGAL
LOKASI
15 Januari 2015
Jakarta
Istanbul
5 Maret 2015
Jakarta
15 April 2015
Jakarta
Malaysia
10 Juni 2015
Jakarta
Bogor
12-14 Agustus
2015
Bandung
26 Agustus 2015
Bangkok
10
29 Agustus-1
September 2015
Wina
11
1-6 September
2015
Wina
12
Yogyakarta
13
12-19 Oktober
2015
Paris
14
1-7 November
2015
Rwanda
15
2-6 November
2015
Saint Pettersburg
16
7-14 November
2015
Seoul
17
24-26 November
2015
Jakarta
18
25-29 November
2015
Tunisia
19
1 Desember 2015
Jakarta
20
1-3 Desember
2015
Brunai Darussalam
21
2 Desember 2015
Jakarta
22
2 Desember 2015
Jakarta
23
3 Desember 2015
Yogyakarta
24
3-4 Desember
2015
Jakarta
25
4 Desember 2015
Jakarta
26
9-11 Desember
2015
Wina
LAMPIRAN
217
160,867,240,418.00
INDA
126
PENCEGAHAN
90
PIPM
DEPUTI
PENGHEMATAN
142,157,235,669.00
18,694,826,749.00
11.62%
137,409,563,856.00
117,701,712,199.00
19,839,874,794.00
14.44%
19,715,307,538.00
17,785,531,254.00
1,929,776,284.00
9.79%
12
672,687,500.00
645,321,000.00
27,366,500.00
4.07%
PENINDAKAN
24
7,864,565,218.00
7,350,393,296.00
514,171,922.00
6.54%
Total
392
326,529,364,530.00
285,640,193,418.00
41,006,016,249.00
12.56%
SEKJEN
Laporan
Tahunan 2015
218
PENGAWASAN INTERNAL
KEGIATAN PENGAWASAN INTERNAL KPK 2015
NO.
KEGIATAN
URAIAN
Koordinasi
dengan Penegak
Hukum terkait
Penyalahgunaan Nama
Lembaga KPK
Integritas
Kelembagaan KPK
Sebagai upaya untuk menjaga organisasi dan pegawai KPK tetap berintegritas
maka diperlukan kegiatan penegakan etika sebagai wujud prinsip zero tollerance
terhadap pelanggaran etika. Kegiatan penegakan etika dilakukan melalui rangkaian
pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran terhadap kode etik dan kedisiplinan
yang dilakukan oleh pegawai KPK. Diharapkan dengan kegiatan penegakan etika
ini dapat menimbulkan efek jera dan meneguhkan komitmen bahwa KPK tidak
mengakomodasi pelanggaran terhadap kode etik dan kedisiplinan pegawai yang
telah disepakati oleh organisasi.
KPK berkomitmen untuk menindaklanjuti setiap laporan pengaduan terkait pegawai
yang melakukan pelanggaran kode etik. Seluruh pengaduan yang terkait dengan
kode etik dan perilaku yang diterima sudah ditindaklanjuti dengan melakukan
penelaahan hingga pemeriksaan.
Nilai integritas organisasi KPK juga tercermin dalam komitmen KPK menerapkan
reformasi birokrasi yang telah menjadi agenda nasional. Pada tahun 2015, KPK
telah melakukan perbaikan dalam rangka pemenuhan area Penguatan Pengawasan
sebagai tindak lanjut terhadap hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi (PMPRB) dengan mengembangkan Manajemen Risiko Terpadu dan Audit
Berbasis Risiko.
Pada 2015, KPK terus berupaya melakukan peningkatan akuntabilitas kinerja dan
keuangan melalui kegiatan audit dan reviu. Hal ini dapat dilihat hasil audit keuangan
BPK terhadap KPK mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Pada tahun
2015 telah dilakukan penilaian/evaluasi LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah) KPK oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
& Reformasi Birokrasi (KemenPAN & RB), hasil penilaian dari KemenPAN & RB
KPK memperoleh penilaian 80.89 termasuk dalam kategori nilai A, nilai tersebut
meningkat dibandingkan nilai 2014 sebesar 80.46 atau kategori A.
Adapun kegiatan audit dan reviu yang telah dilakukan oleh Direktorat Pengawasan
Internal adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan reviu LAKIP KPK & Penetapan Target Kinerja
2. Kegiatan reviu sistem akuntabilitas kinerja KPK
3. Kegiatan reviu evaluasi kinerja atas manajemen piutang PNBP serta manajemen
barang bukti, barang sitaan, dan barang rampasan tahun 2005-2014
4. Kegiatan asesmen Penerapan Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI)
KPK
5. Kegiatan reviu laporan keuangan semester 1 dan 2
6. Kegiatan reviu RKA Tahun Anggaran 2016
7. Kegiatan reviu RK BMN Tahun Anggaran 2016
LAMPIRAN
219
NO.
4
KEGIATAN
Kegiatan Eksaminasi
Perkara TPK.
URAIAN
KPK pada tahun 2015 telah melakukan kegiatan eksaminasi perkara TPK yang
ditangani oleh KPK atas 3 perkara yaitu:
1.
2.
Perkara Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang atas nama
terpidana Irjen. Pol. Drs. Djoko Susilo, S.H., M.Si
3.
Perkara Tindak Pidana Korupsi Suap kepada Penyelenggara Negara atas nama
terdakwa Patrice Rio Capella (anggota DPR RI)
Pengembangan Sistem KPK terus melakukan penyempurnaan aplikasi Sistem Informasi Manajemen
Pengawasan Internal
Penerimaan Pelaporan Internal KPK (SIMPATIK) yang merupakan sistem pengaduan
KPK.
internal yang dikelola oleh KPK.
Adapun alamat pengaduan internal KPK (SIMPATIK) adalah: https://simpatik.kpk.
go.id dan email: simpatik@kpk.go.id. Partisipasi masyarakat luas turut dilibatkan
dalam sistem pengaduan internal ini dalam rangka menguatkan fungsi pengawasan
oleh masyarakat. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat memperkuat
pengendalian internal KPK dan memperkuat integritas lembaga KPK.
Selain modul pengaduan internal, juga dikembangkan penambahan modul konsultasi
bagi pegawai KPK. Tujuan dari penambahan modul konsultasi agar setiap pegawai
KPK dengan mudah melakukan konsultasi terkait operasional tugas sehari-hari.
Manajemen Risiko
2018
04 EMBEDDED MRT
2017
03 FORMAL MRT
2016
02 MRT INFRASTRUCTURE
2015
&
Laporan
Tahunan 2015
220
NO.
KEGIATAN
URAIAN
Kegiatan yang telah dilakukan oleh Komite Pelaksana Manajemen Risiko di KPK
pada tahun 2015 fase Commitment and Awareness MRT Infrastructure.
INFOGRAFIS
RISK AWARNESS
MRT
CHAMPIONS
Memperoleh Komitmen STRUKTURAL KPK
Pembentukan MRT
dari Pimpinan/Sekjen/
Peningkatan kesadaran &
Champions
Deputi terkait MRT Pemahaman Struktural dan Kasatgas
terkait MRT
01
03
02
KONSULTASI
05
04
MATURITY
LEVEL 3
09
07
06
08
RISK CONTROL
RISK PROFILE
SELF ASSESSMENT
Tertelusurinya profil muka
unit kerja KPK
KOMITE PENGARAH & Penyusunan penggunaan RISK AWARNESS
Risk Concept Self Assesment
MRT CHAMPIONS
PELAKSANA
(RCSA)
Pembentukan Komisi Pengarah
dan Komisi Pelaksana MRT
Komitmen.
Program MRT KPK telah mendapatkan komitmen dari Pimpinan/Sekjen/Deputi.
b.
c.
d.
e.
MRT Champions
Pembentukan MRT Champions berdasarkan Surat Keputusan Sekretaris
Jenderal Nomor Kep-555/50/06/2015. MRT Champions terdiri dari 31 (tiga
puluh satu) pegawai KPK dari masing-masing unit kerja yang ditunjuk oleh
Komite Pelaksana MRT atas rekomendasi Direktur/Kepala Biro/Kepala Bagian/
Kepala Unit masing-masing.
f.
LAMPIRAN
221
NO.
KEGIATAN
URAIAN
g.
h.
i.
Konsultasi
Dalam upaya memberikan nilai tambah bagi organisasi, KPK menjalankan fungsi
konsultasi. Konsultasi dilakukan terhadap pegawai KPK maupun unit kerja yang
membutuhkan saran dan rekomendasi. Pada tahun 2015, konsultasi dilakukan secara melekat dengan kegiatan yang dilaksanakan seperti audit dan reviu.
Survei Efektivitas
Pengawasan Internal
Kegiatan ini merupakan Quality Assurance And Improvement Program (QAIP) bagi
Direktorat Pengawasan Internal (PI). Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapat
feedback dari direktorat/biro lain terkait pelayanan Direktorat PI berupa kegiatan
pengawasan internal dan rekomendasi yang diberikan Direktorat Pengawas Internal
kepada unit kerja lain dalam upaya membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas business process.
Survei efektivitas pengawasan internal dilakukan dengan menyebarkan kuesioner
respon unit kerja kepada auditee (unit kerja yang diaudit) setelah selesai kegiatan
audit/reviu. Dari kuesioner yang telah disampaikan kepada auditee diperoleh hasil
nilai indeks efektivitas pengawasan internal Direktorat Pengawasan Internal sebesar
3.65 dari nilai maksimal 5.
Laporan
Tahunan 2015
222
KEGIATAN
Pengembangan
Teknologi Informasi
Pengembangan
Sistem Informasi
Lain-lain
URAIAN
Pengembangan Teknologi Informasi, meliputi:
LAMPIRAN
223
PENGADUAN MASYARAKAT
REKAPITULASI PENGADUAN MASYARAKAT 2015
URAIAN
BULAN
JUMLAH
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEPT
OKT
NOV
DES
Laporan
Terima
787
457
473
437
445
421
358
470
503
438
477
428
Laporan
Selesai
Verifikasi
787
457
473
437
445
421
358
470
503
438
477
428
5.694
Laporan
Selesai Telaah
124
61
84
60
56
66
46
59
74
62
78
54
824
Laporan File
663
396
389
377
389
355
312
410
427
375
395
364
4.852
5.694
BULAN
JUMLAH
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEPT
OKT
NOV
DES
400
229
241
225
258
212
195
240
240
211
217
219
2.887
Indikasi TPK
387
228
232
212
187
209
163
230
263
227
260
209
2.807
TAHUN
JUMLAH
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEPT
OKT
NOV
DES
BALI
11
69
BANTEN
16
17
13
12
11
16
125
BENGKULU
55
D.I. YOGYAKARTA
15
12
86
DKI JAKARTA
98
54
66
60
69
74
42
60
79
49
72
67
790
GORONTALO
21
JAMBI
13
12
12
16
13
16
11
10
128
JAWA BARAT
73
39
36
46
36
31
26
38
52
18
40
29
464
JAWA TENGAH
34
23
13
17
13
30
17
30
29
21
25
17
269
JAWA TIMUR
84
44
47
32
31
33
30
47
43
47
47
47
532
KALIMANTAN
BARAT
51
KALIMANTAN
SELATAN
12
16
12
10
100
KALIMANTAN
TENGAH
10
13
15
12
103
KALIMANTAN
TIMUR
19
19
19
18
15
13
10
14
10
18
15
177
KALIMANTAN
UTARA
22
KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG
58
KEPULAUAN RIAU
10
59
LAMPUNG
27
10
13
117
Laporan
Tahunan 2015
224
PROVINSI
TAHUN
JAN
FEB
LUAR NEGERI
MALUKU
MALUKU UTARA
NANGGROE ACEH
DARUSALAM
MEI
JUN
JUL
AGS
SEPT
OKT
NOV
DES
JUMLAH
MAR
APR
52
20
24
16
13
10
10
120
NUSA TENGGARA
BARAT
10
10
10
78
NUSA TENGGARA
TIMUR
12
12
12
10
103
PAPUA
11
10
12
67
PAPUA BARAT
32
RIAU
21
12
11
18
10
14
15
20
12
15
14
167
SULAWESI BARAT
SULAWESI
SELATAN
27
12
10
12
17
12
16
12
10
153
SULAWESI TENGAH
10
49
SULAWESI
TENGGARA
61
SULAWESI UTARA
64
SUMATERA BARAT
10
84
SUMATERA
SELATAN
41
34
30
25
14
13
27
34
31
48
38
22
357
SUMATERA UTARA
69
43
43
31
34
31
27
51
50
37
43
505
TIDAK SPESIFIK
89
45
54
37
49
48
38
34
29
34
44
40
541
TOTAL
787
457
473
437
445
421
358
470
503
438
477
428
5.694
46
BIDANG
Kelembagaan
Negara/
Pemerintah
SUB BIDANG
TAHUN
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEPT
OKT
NOV
DES
BPK
DPR
Ilmu
Pengetahuan
Kejaksaan
11
Kepegawaian
Negara
Kepolisian
15
MA
Pertanahan
Nasional
41
20
32
31
28
21
11
17
21
24
30
27
Sandi Negara
Standardisasi
Nasional
TNI
Tenaga Nuklir
LAMPIRAN
225
NO
BIDANG
SUB BIDANG
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEPT
OKT
NOV
DES
74
33
41
44
45
39
20
31
39
32
50
37
Agama
Kebudayaan dan
Pariwisata
Kehutanan
15
11
17
12
10
Kelautan dan
Perikanan
Kesehatan
10
Komunikasi dan
Informatika
Lingkungan
Hidup
20
17
16
17
10
10
10
14
25
15
12
Pembangunan
Daerah
Tertinggal
Pemuda dan
Olahraga
Pendayagunaan
Aparatur Negara
28
11
14
10
13
15
10
22
13
15
Kesejahteraan
Rakyat
TAHUN
Pekerjaan
Umum
Pendidikan
Nasional
Perencanaan
Pembangunan
Nasional
Perhubungan
20
Perumahan
Rakyat
Riset dan
Teknologi
178
150
148
128
121
116
131
159
130
108
125
111
Pertanian
Sosial
Tenaga Kerja
16
16
11
11
11
322
242
229
197
188
176
188
214
204
179
188
165
Badan Usaha
Milik Negara /
Daerah
21
20
20
21
11
15
19
11
22
15
Energi dan
Sumberdaya
Mineral
13
16
14
129
24
41
23
31
21
25
36
43
42
45
33
Koperasi,
Usaha Kecil &
Menengah
Pengadaan
Barang/Jasa
14
22
Perdagangan
Perekonomian
Keuangan
Laporan
Tahunan 2015
226
NO
BIDANG
TAHUN
SUB BIDANG
JAN
Perindustrian
168
Politik Hukum
Dalam Negeri
& Keamanan
FEB
MAR
2
54
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEPT
OKT
NOV
DES
80
69
54
50
42
57
88
78
98
66
34
16
10
14
21
15
13
23
19
27
33
104
68
60
75
88
93
62
121
114
97
67
85
Luar Negeri
Pertahanan
70
90
109
108
70
134
143
116
97
120
138
84
TAHUN
KAREGORI
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEPT
OKT
NOV
DES
APBD
142
99
92
97
73
83
66
77
111
109
127
93
APBN
19
18
19
12
28
16
26
13
23
34
BUMD
BUMN
32
21
33
28
17
20
11
12
16
20
28
26
12
12
10
15
12
13
14
Dana Pendidikan
19
12
14
11
21
12
17
13
27
10
12
14
11
11
Kehutanan
18
12
15
18
23
10
12
10
14
10
30
18
38
43
25
48
33
35
53
60
52
44
11
Pelaksanaan Proyek
52
31
33
53
38
55
45
52
88
91
74
67
12
Pelayanan Publik
78
56
36
65
77
76
56
80
137
97
98
73
13
12
17
14
14
15
14
15
13
13
26
15
197
101
100
116
126
103
70
132
167
148
134
104
16
Pengelolaan Aset/Keuangan
53
31
29
49
45
34
34
51
109
93
103
70
17
Perdata
46
28
34
46
42
28
17
33
63
53
51
41
18
Pertambangan
13
12
18
18
10
13
19
10
12
17
19
Pertanahan
71
38
46
60
50
38
27
35
73
50
59
50
20
Pidana Umum
39
15
18
17
29
10
15
37
44
15
19
21
Rekrutmen Pegawai
24
16
16
21
12
10
14
19
21
19
14
22
Swasta
103
38
75
44
45
36
31
50
58
67
60
60
993
550
640
737
683
638
487
674
1.076
955
919
792
Total
TAHUN
JUMLAH
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEPT
OKT
NOV
DES
10
10
14
13
10
13
104
LAMPIRAN
227
URAIAN
TAHUN
JUMLAH
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEPT
OKT
NOV
DES
402
232
242
226
260
213
196
240
240
212
217
219
2.899
Pemerasan
14
11
15
18
11
18
137
Penggelapan dalam
jabatan
Penyuapan
44
17
16
24
22
23
22
31
32
27
31
33
322
Perbuatan curang
13
10
78
Perbuatan
melawan hukum /
menyalahgunakan
wewenang yang
mengakibatkan kerugian
negara
292
175
181
163
144
158
124
176
193
165
197
146
2.114
14
27
NOV
DES
Non TPK
TAHUN
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEPT
OKT
Bidang Lainnya
Pencegahan
11
Penindakan
32
27
19
14
11
Pimpinan
17
10
JUMLAH
26
10
57
22
11
171
74
TOTAL
54
44
34
30
14
16
18
31
22
9
35
21
328
*) TL internal dihitung dari jumlah Nota Dinas ke Internal yang dituju, dan rentang waktu yang digunakan adalah tanggal
Nota Dinas
TAHUN
JAN
FEB
MAR
APR
BPK
BPKP
Kejaksaan
Kementerian
Kepolisian
JUMLAH
MEI
JUN
JUL
AGS
SEPT
OKT
NOV
DES
10
15
205
153
116
105
90
69
75
141
138
91
168
125
1.476
Lainnya
17
TOTAL
216
158
118
113
92
72
77
141
142
93
176
128
1.526
Komunikasi Dengan
Pelapor