Anda di halaman 1dari 38

4

183-

Prasaran ke-II da.lam atjara


"Konsepsi Filsaf at Sedjarah Nasional".

"MERINTIS HARI DEPA N"


oleh
SOEDIATMOKO.

Sauda-na Ketua, Sidang jang mulia. .


Hadir Baja, sebagai bukan ahli sedjarah, didalam pertemuan ahli2
sedjarah ini memerlukan suatu keterangan. Untuk sebagian keterangan itu
sndab diterikan oleh ketua kita, akan,tetapi perlulah rasanja untuk mane-
ramgkan djuga, berdasarkan alasan apa, saja telah memberanikan diri mane-
rima undangan pimpinan seminar untuk berbitjara disini. Jang mendjadi po-
kok atjara pada hari ini ialah filsafah sedjarah, ohususnja, filsafah sero
djarah nasional. Filsafah sedjarah ialah suatu bidang sedjarah jang memang
terkenal sebagai bidang jang paling,sering dan paling suka.didjeladjah
oleh bukan,ahli sedjarah. AgustLnus, Hegel, Marx, Spengler, Greco, Alexan-
der leiUtow, Nietzsche, Cassirer, Ortega Y Gasset, Alfred Weber, Jaspers,
Sorokin, bukanlah ahli sedjarah, meskipun njatalah bekas2 pemikiran mereka
atas perkembangan sedjarah dan pengertian mengenai sedjarah.
Malahan dapat dikatakan bahwa para ahli sedjarah jang bergerak
dilapangan filsafdh sedjarah itu agak djarang. Nama2 Burokhardt„ Toynbee,
Huizinga dan Romein haruslah disebut disini. Alasan kedua, jang lebih pan-
ting, ialah bahwa saja,telah menerima undangan itu, oleh sebab meskipun sa-
ja bukan ahli sedjarah, Baja merasa diri sebagai orang jang berkepentingem.
Karena manusia Indonesialah Sang langsung tersandkut didalam apa jang akan
kita bitjarakan didalam seminar sedjarah ini.
Tjara2nja kita memandang sedjarah pada umumnja clan sedjarah Indo-
nesia ohususnja, tjara2 penjelidikan sedjarah dilaksanakan, dan suasana
jang meliputi penjelidikan itu, tjara2nja penjebaran kepada umum serta
tjard2 penjerahan pengetahuan sedjarah itu kepada andkatan2 muda bangsa
Indonesia, semuanja itu langsung turut menentukan pentjetakan alam pikiran
dan djiwa manusia dan bangsa Indonesia. Pandangan kita niengenai sedjarah,
mempunjai pengaruh jang tegas.atas penghadapan bangsa Indonesia pada hari
depannja dan setjara demikian, atas nasib bangsa dan negara kita.
Kehadiran saja disini berdasarkan kesadaran mengenai perhubungan.
jang tidak dapat diretakkan itu, antara idam2an keakanan, hari depan kits,
dengan kekinian, waktu sekarang dankelampavant jaitu sedjarah kita.
- 1-

Essay jang sekarang saja kemukakan disinit ialah gambaran per-


tanggungan djawab dari pada penghadapan seorang intellektuil jang bukan
ahlit dengan masaalah sedjarah Indonesia.
Inilah sekedarnjat sebagai keterangan atas hadlir saja disini.
Ia bukan suatu apologia.
PERSOALAN KITA PADA WAKTU SEKARANG.
Sudah pelajaknjat apabila suatu bangsal pada suatu titik perkisaran
sedjarahnja, menanjakan kembalit pertanjaan tentang pribadinja sendiri sebagai
bangsa. Mari pertanjaan Berta penghadapan dengan dirinja itu, diharapkannja
penegasan dari pada pribadinja itul sesuai dengan tingkat sedjarah jang baru
itu7 dan diharapkannja kekuatan dan pegangan untuk menghadapi persoalan2
baru jang timbul dari situasi jang baru itu.
Iaka tidak mengherankanlah apabila pertanjaan thengenai diri pri-
badi kites, dan akar2 serta pertumbuhannja sepandjang masa senantiasa me-
ti

lintasi pandangan Mate, kita dalam penghadapan dengan soal2 jang bergan-
dengan dengan kemerdekaan bangsa dan negara kita dan dengan masa perobahan
jang sedang kita alami.
Akan tetapil dalam pada itu. belum pernah barangkali didalam se-
djarah bangsa kites, kita merasa demikian kehilangan pegangan dalam meng-
hadapi soal2 jang meliputi kehidupan kenegaraan serta kebangsaan kita pada
dowasa ini. Ternjatalah sekarang,,bahwa menghadapi soal2 itut kita sebagai
bangsal tidak sama penangkapan, penghargaan serta reaksi kita, balk setjara
emosionillmaupun setjara zakelijk. Malahan reaksi itu sering ben!. tentangan.
Kesatuan bangsa seolah2 terpetjah mendjadi bagian2 tersendiri, lepas jang
satu dari jang kadang2 menurut.garis kesUkuan, kadang2
menurut garis pusat dan daerahl menurut agama dan secularisme, menurut
garis tradisi dan perobahan, dan sudah barang tentu djugal menurut ideologi
politik. Sering semuanja itu soolah2 merupekan gumpalan persoalan2 jang
tampaknja teruraikan lagi. Didalam dan disamping knisis kenegaraan
jang' sudah beberapa tahun lamanja meliputi kehidupan kitat kita.berha7
dapan djuga dengan masuknja suatu anus besar daripada bahan2 dari luar,
balk jang berupa bendat maupun jang berupa barang2 kebudajaan dan pikiran
politik, sebagai akibat pendobrakan kungkungan kolonial serta masuknja
bangsa kita kedalam kehidupan abad ke-20.
Semuanja ini telah menimbulkan kegelisahan jang sekarang tampak-
nja hampir mentjapai puntjaknja. ilaka lebih mendesak lagilah pertanjaan
jang sekarang kita hadapi. "Siapakah gcrangan kita init sebagai bangsa,
- 2-
bangsa Indonesial,jang belum lama bersolang, rnasih merasakan dirinja se-
bagai satu bangsal dan jang sekarang tampaknja terpetjah belahl tak kenal-
- 3-

mengenal lagj, Pedoman manakah jang harus kita ikuti dalam menghadapi se-.
gala barang Berta persoalan jang baru ini dengan tidak kehilangan pribadil
identiteit kita sendiri sebagai bangsa ?"
"Apakah jang mengikat kita mendjadi satu bangsa dan bagaimanakah
kita harus mengartikan dan menempatkan perbedaan dan partentangan diantara
kita ? BagaiManakah sampai terdjadi perpetjahan dan krisis jang sakarang
seolah2 menguasai kehidupan kita sekarang inif dimanakah akar2nja, bagai-
manakah obatnja?".

Apakah kita sekarang terhanjut oleh suatuarus perkembangan se-


djarah jang tak terbendung lagi ? Djikalau deMikian, dimanakah kita sekar-
range dan kemana kita dibawa. Djika tidakl dapatkah djalannja perkembangan
ini dikuasai dan kearah mana harus kita membelokkannja ? KebutUban akan
mendapat djawaban atas pertanjaan2 sematjam inilah jang.menjebabkan banjak
diantara bangsa kita sekarang berpaling kepada sedjarahl untUk mentjari
djawaban dari padanja atas ketidak-pastian kehidupan kita sekarang. Krisis
kenegaraan kita ini hanja menambah urgensi dari pertanjaan itu. Persoalan .
inilah agaknja jang mendjadi latar belakang dari pada seminar sedjarah in',
dan dari pada perumusan pokok atjara pada hari ini: "Filsafah Sedjarah
Vasional", Rupa2nja dari suatu filsafah sedjarah nasional diharapkan suatu
dasar jang akan dapat menentukan arah perkembangan ilmu sedjarah; jang dapat
didjadikan rangka serta Ukuran untUk peagadjaran sedjarah dinegeri kita.

RASA HAJ1TA71-TISTOR4S,
Bahwa pertanjaam2 itu dapat diadjtkan kepada sedjarahl sudah mem-
pertandakan suatu kedjadian jang sangat penting didalam kehidupan bangsa
kita. Jaitu penerobosan alam pikiran dan rasa hajat bersedjarah (historisch
lavana-geiroel) didalam suasana hidup jang tidak bersedjarahl jang a-histo-
risch, jang untUk waktu jai* lama telah meliputi alam pikiran sebagian be-
sax bangsa kita dan jang bekas2nja sekarangpun masih terasa didalam masja-
rakat kita. Suasana hidup a-historisoh ini di Indonesia berhmbungan rapat
dengan susunan masjarakat agrarisch feodaal jang statis. Susunan itu di-
rasakan sebagai mentjerminkan susunan alam semesta jang memberikan tempat
dan fungsi jang sewadjarnja kepada setiap anggota dan setiap golongan ma-
sjarakat didalam suatu rangka jang pasti.,Masjarakat tidak dipandang seba-
- 4-
gai resultante dari pada kekiatan2 sosiall atau dari kepentingan2 golongan
jang senantiasa beftentangani dan jang senantiasa berobah imbangan kekua-
tannja.
- 5 -

Masjarakat itu dipandang sebagai sesuatu tempat jang perkembangan


kedjadian2 diatur oleh faktor2 jang tidak berakar didalam dunia. fana ini.
Oleh sebab itu kedjadian2 besar jang mempengaruhi kehidupannja Iinkan diang-
gapnja sebagai kedjadian2 jang untuk sebagian dapat diatur dan dikuasai
oleh kekuatan manusia senditit dan djuga tidak terdjadi sebagai akibat
usaha atau kegagalan manusiat melainkan dianggap sebagai kedjadian diluar
kekuasaan manusia dan dilUat tanggung djawab manusia. Maka haraan akan
melepaskan diti dari kesulitan atau kesengsaraan dihari sekatangi harapan
Akan suatu hari depan jang lebih baik didunia ini dari pada sekarangt
gantungkan kepada Ratu Adil atau kepada suatu pemimpin jang mendjadi pe-
mangku Wahju Tjakra Ningrat sebagai penguasa daripada peraturan dan kea-
dilanalam. Didalam pandangan ini pengalaman manusia hanja berarti sebagai
peladjaran serta peringatant dan persiapan manusia untuk lebih menjadari
hubungan kita dengan kehidupan batin dan dengan kebenaran2 jang melampaui
kehidupan. Ma'na kehidupan manusia ialah diluar dan diatas kehidupan dunia-

Mafnanja usaha dan ichtiar manusia didunia tidal( terutama dihUbung-


kan dengan hasilnja melainkan is diartikan sebagai penguclji danpenggembleng
djiwa manusia; jita2 manusia berarti bukannja sebab isinja benar dan, balky
melainkan sebagai daja perggerakt jang membawa manusia:kepada udjian tadi
itu Rasa kala manusia (tijds-gevoel) tidak digerakkant tidak dirangsang
oleh rasa bertanggung djawab langsnng atas djalannja kedjadian dan atas
pilihan serta keputusan.manusia dalam menghadapi rerkembangan kedjadian2
itu. Pengalaman nmat manusia tidak disadari sebagai sedjaraht melainkan is
dipadatkan dan dibekukan didalarutjeritera2 jang menerangkan hubungan manu-
sia dengan susunan alam jang kosmist dan dalam tjeritera2 jang mendjadi
illustrasi daripada tjara2 manusia sebaiknja menghadapi udjian2 didalam
dunia jang fana ini.
Tidak sukarlah untuk melihat betapa besarlah masih pengaruh pan-
dargan hidup ini atau bekas2nja didalam kehidupan riasjarakat kita sekarang.
Kita dapat melihatnja didalam Baja berpolitik kita,, didalam ketjilnja rasa
urgensi kadang2.untUk mengambil keputusan untuk mengambil tindakan jang
onher-roepelijkl dan ketjilnja perasaant bahwa keputusan2 jang diambil itu
mungkin sekali mempengaruhit bahkan kadang2 menentukan djalannja sedjarah
dan hari depankita. Meskipun setjara rasionil hal itu memang disadari..
- 187 -
SUATU KWALIFIKASIt

Pekdknja4 sifat menentUkan long terkandung dalam sini dan kini,


Berta toggang djawatnja jang barakar didalamnja, tidal z diterima, sebab
memang tidak terasa.
qambaran ini memerlUkan suatu kvalifikasi.,Fanalisan sedjarah
Boegis Makassar, penulisan sedjarah Malaju dan Djawa merupakan bUkti
balMadiwaktu jang sudah, sikap hajat a-hitorisch ini-tidak mentjermin-
kan sikap hidup golongan atasan didalam beberapa kebudajaan Indonesia.
Penu1isan sedjarah Boegis-Makassar terutama menundjukkan ketelitian dan
zakelijkheid jang mengagubkan, Begitupun selain babad2 besar di Djawa,
adanja berbagai babad lokaal serta ber-matjam2 genealogic silsilah, me-
nundjUkkan bahwa penulisan sedjarah dan rasa-hajat ber-sedjarah tidak
asing didalam golongan prijaji di Djawa. Akan tetapi rupa2nja hilangnja
kekuasaan politik dan kerena itul hilangnja tanggung djawab untuk meneritu-_
kan nasib dan hari depannja sendiri, artinja tidak turut berpartisipasi-
nja dalam proses2 sedjarah, telah berakibat memperkuat unsur2 a-historis
jang memang terdapat didalam kebudajaan kita, sehingga seolaholah keMa-
dian is menguasai pandangan hidup kita selurUhnja.

4A34. 4sTap
Lain halnja pandangan hidup jang dalam djangka waktu kira2 100
tahun, berangsur-angsur mewudjudkan ilmu sedjarah modern, jang:seballie- .
nja djuga mempengaruhi-pandangan hidup itu sendiri. Ilmu sedjarah hendak
menangkap pengalaman umat manusia sebagai kedjadian2 jang dapat dan __
dimengerti berhubung dengan faktor duniami semata-mata.
Didalam ilmu sedjarah tiada tempat untUk keadjaiban dan kegaiban
sebagai faktor dalam pembeberan sedjarah. Djika sekiranja seorang ahli
sedjarah, berdasarkan agamanja, menghubungkan sedjarah dengan pekerdjaan
Tuhan atau tjampur tangannja Tuhan dengan sedjarah, akan dipandangnja
tjampur tangan itu didalam faktor2 dunlawi jang sedang berdjalan itu dan
jang bersama-sama mempengaruhi'dan menentUkan djalannja sedjarah.Tjampur
tangan itu tidak akan dipandangnja sebagai suatu unsur tersendiri disam-
ping faktor2 dunlawl tadi itu. Masjarakat dipandang sebagal suatu resul
tante daripada pertemuan dan pertentangan kepentingan serta golongan.
Kedjadian2 dapat. ditjari sebab musababnja, dapat ditundjuk siapa
jang bertanggung djawab untuk-keputusan atau suatu kedjadian jang mem-
pengaruhl djdlan sedjarah selandjutnja, Kedjadian kini dipandang sebagai
landjutan daripada kedjadian jang lampau, seperti'djaga kedjadian kini
- 1-

akan mempunjai dkibat langsung atas kedjadian2 jang mendatang. Begitulah


manusia langsung bertanggung djawab atas•hari depannja dan ia menjadari
dan menerima tanggung djawabnja itu. Politik mendjadi suatu pertjaturan
-

dimana manusia jang bertanggung djawab hendak mengatur dan mengarahkan


kekuatan2 dan.pertentangan diantarakekuatan2 itu kearah suatu tudjuan
jang tertentu, Kehidupan didunia dipandang sebagai sesuatu jang mempunjai
maJnadan arti pada dirinja sendiri. Arti dan matnanja tidak seluruhnja
diletakkan diluar kehidupan ini. Usaha danieLtiarnja ada djuga faedahnja,
pada dirinja sendiri dan tidak sadja terletak pada sifat pengudji bathin.
Keadaan jang dihadapinja sekarang didalam kekinian„ dipandangnja
sebagai sesuatu jang di.tenttkan oleh kelarnpauan. Akan tetapi ia djuga MO-
njadari bahwa ia bebas, dan oleh sebab itu bertanggung djawab langsung,
dalam turut menentukan hari depan. Maka kesadaran akan kekinian jang me-
liputi kebulatan daripada pengertiannja mengenai sedjarah umat manusia
dan sedjarah bangsanja sendiri, kesadaran akan kekiniannja itu djuga me-
liputi dan djuga dipengaruhi oleh idam2an akan hari depannja.
Sadar akan kelampauan, kita bebas dalam kekinian, dan bertanggung
djawab untuk turut menentukan keakanan.
Ilmu sedjarah ialah alit kita dalam penghadapan itu.
Inilah gambaran pandangan hidup historis jang berlainan dan seritg
bertentangan dengan pandangan hidup d-historis tadi. Saja rasa, djikalau
kita.sekarang menghadapi masaalah sedjarah. atau lebih tepat, masaalah
perkembangan ilmu sedjarah, kita djuga menghadapi masaalah pandangan hidup.
kita sebagai bangsa.
Saja jakin bahwa pertumbuhan ilmu•sedjarah tidak mungkin, djikalau
kita tidak menjadari persoalan ini. Bahkan dapat dikatakan, pertumbuhan
sedjarah sebagai ilmu tidak mungkin djikalau kita tidak menjadari bahwa
dalam revolusi 1945, kita, sebagai bangsa, telah menerima untuk selama-
lamanja tanggung djawab seppnuhnja atas hari depan kita sendiri. Tiengata-,
kan hal ini semestinja.tidak perlu lagi. Akan tetapi djikalau kita melihat
dengan botapa mudahnja, banjak diantara bangsa kita, termasuk djuga seba-
gian penting daripada kaum intelektuilnjal.baik didalam kehidupan pribadi
maupun didalam kehidupan bangsa dan negaral melontjat dari kesUlitan2 hari
sekarang kepada mentjari penglipur duka dan naungan didalam kepastian hi-
chap daripada kesaddran akan susunan jang kosmis, atau djikalau kita men-
- 2-
. hat dengan betapa mudahnja mereka bersetumpuh pada dan mengganduli rythos2
kegernilangan kelampauan kita sebagai obat rasa harga diri jang luka, dan
kepada mythos pendjadjahan 350 tahun sebagai pedoman dalam menghadapi
- 3-

persoalan2 hari sekarang, sesuai dengan pandangan hidup jang a-historis


saja rasa, perlu djuga hal itu sekali lagi dikemukakan. Masjarakat tertu-
tup9 masjarakat agrarisch feodaal, telah kita tinggaikan9 masjarakat itu
sudah petjah dan runtish. Dalam menghadapi tugas kita untuk menjusun kem-
ball suatu masjarakat baru, kita tidak dapat=mentjari pegangan dan pedo-
man pada alam pikiran a-historis jang bergandengan dengan masjarakat ag-
rarisch feodaal jang tertutup, jang sudah petjah dan runtuh itu. Revolusi
1945 ialah puntjak daripada proses penerobosan kesadaran historis jang
telah mulai dengan lahirnja pergerakan kebangsaani kedalam suasana dan
alam pikiran a-historis di Indonesia, meskipun rasa historis itu baru
dirasakan oleh segolongan ketjil daripada bangsa kita. Kita tidak dapat
melarikan diri daripadanja.
FILSAFAH SEDJARAH.
Kembalilah kita sekarang kepada persoalan filsafah sedjarah.
Dapatkah filsafah sedjarah memberi djawaban mengenai ketidak tentuan jang
terkandung didalam pertanjaan2 tadi itu. Dan dapatkah penghadapan kita
dengan pertanjaan2 itu membawa kita kepada perumusan suatu filsafah sedja-
rah nasional, seperti jang mendjadi pokok atjara hari ini?

Sudah mendjadi tjiri,manusia jang berpikir bahwa is hand& menju-


sun pengetahuannja sedemikian rupal sehingga pengetahuan itu dapat ditja-
kupi oleh satu atau dua azas pokok dan prinsip sadja. Demikian djugalah
manusia, dalam menghadapi fakta2 sedjarah, sedjak dahulu telah mentjoba
untuk merumuskan suatu filsafah sedjarah jang mentjakupi segala sesuatu
jang diketahuinja didalam lapangan sedjarah itu, dibawah satu atau babe-
rapa prinsip atau menurut'beberapa wetmatigheid, sehingga malna daripada
sedjarah untuk manusia itu mendjadi terang. Agustinus dalam "De Civitate
Del" telah menggambarkan sedjarah sebagai pembeberan dari pada kemauan
'Puhan sedari hari pentjiptaan alam sampai hari kiamate Hegel telah meng-
gambarkannja sebagai pendjelmaan dari pada akal jang sedang menjadari
diri dan:jang sedang mentjapai inti pribadi akal itu sendiri. Begitupun
Spengler, dan djuga Marx telah merumuskan konsepsi.sedjarahnja.

• Akan tetapi sesudah Kierkegaard9 Nietzsche, Heidegger9 dan


pingnja9 sebagai akibat perkembangan kritik ilmu pengetahuan.sendiri,
kons9psi sedjarah jang besar2 ini, sistim2 jang tertutup ini, telah an-
- 4-
tjur9 meskipun tjara2 pemikir2 sedjarah ini memandang sedjarah dan manu
sia itu rnasih berpengaruh, dan meskipun pandangan2-nja mcmang masih ber7
guna didalam alam pemikiran manusia.
-5-

Djuga didalam ilmu sedjarah sendiri. Zaman sistim2 filsafah se-


djarah jang besar2 ini sudah lampau dan tidak akan kembali lagi. Kemadjuan
pikiran manusia dan kemadjuan.ilmu sedjarah sendiri telah menjudahi zaman
itu. Kita sekarang mengetahui, bahwa kenjataan sedjarah tidak dapat ditja-
kupi oleh satu atau dua prinsip sadja, melainkan bahwa kenjataan itu hanja
dapat ditangkap didalam penglihatan berbagai prinsip sekaligus. Kenjataan
sedjarah hanja dapat kita lihat dari sudut penglihatan jang multiple itu.
Kenjataan sedjarah mendjadi polyinterpretabel.
Kita sekarang djuga mengetahui bahwa si-pemikir sedjarah itu-dalam
memandang kepada sedjarah tidak dapat melepadkan dirinja serta pandangan-
nja dari keadaan sedjarah jang dialaminja sendiri. Maka dalam menghadapi
kenjataan sedjarah dan dalam usahanja unttk mentjari pendjelasan daripada
sedjarah, mengenai ma'na kehidupan manusia, kita sekarang sudah lebih sa-
dar akan relativitet dan ikatan sedjarah (historische gebondenheid) dari
pada pikiran, sistim pikiran dan si-pemikir sedjarah itu. Maka demikianlah
filsafah sedjarah sebagai pemikiran mendjelang suatu sistim besar, atau
untuk memindjam istilah Karl Jaspers dalam "Vom Ursprung and Ziel der
Geschichte" suatu "Totalenwurf der Geschichto" suatu rangka jang meting
kupi sedjarah manusia seltruhnjal sudah meninggalkan tjita2 itu. Dan ber-
kisarlah keaktipannja sekarang kepada pemikiran tentang sedjarah somata-
mata.
FILSAFAfl SEDJARAH InsipnAL.

Maka apabila didalam abad ke 20 ini filsafah sedjarah telah mening-


kat pengertiannja dan telah mendjadi lebih rendah•hati, dan apabila jang
tinggal hanja renungan-dan pemikiran tentang sedjarah (het philosopheren
over de geschiedenis), masih dapatkah kita bekerdja dengan pengertian
filsafah sedjarah nasienal?
Dalam pada itu, satu hal telah mendjadi terang, jaitu, bahwa bor.-
filsafah tentang sedjarahl universil sifatnja, althans demikianlah preterk-
sinja. Mau tak maul is meliputi umat manusia serta sedjarahnja dalam kese-
luruhannja.
Pemikiran ini tidak dapat berhenti pada pemikiran mengenai sedjarah
bangsa dan negaranja sendiril sebab nasib negara dan bangsa itu tidak hanja
ditentukan oleh faktor2 jang terdapat di dalam batas2 geografis atau alam
pikiran bangsa itu sadja. •
Oleh sebab itulah suatu kebudajaannlahl dan bukan suatu natie jang
oleh filsafah sedjarah dianggap sebagai kesatuan terketjil jang masih da-
pat dlgunakannja.
- 7-

Meskipun demikian l pemlkiran tentang sedjarah bangsanja sendiri


ialah suatu hal jang biasa, jang memang sudah sewadjarnja. Akan tetapi
didalam pernikiran itu, tidak dapat kita memandang faktor2 jang mempenga -
ruhi nasib bangsa serta perkembangan sedjarah kita itu sebagai faktor2,
jang istimewa, jang chusus berlaku untuk bangsa kita itu sendiri sadja,
berlainan dengan umat manusia lainnja. Kita tidak dapat memandang diri
kita sebagai bangsa dan negara jang mempunjai asal sendiri dan panggilan
tersendiri didunia ini, berlainan dengan bangsa2 lainnja didunia.'
Kegemilangan t hari lampau kita djuga tidak dapat kita pandang se 7
bagai sesuatu jang tidak terbuka untuk peneropongan serta penjelidikan
ilmu sedjarah dengan alat2 dan tjara2 jang djuga digunakan didalam pemi -
kiran dan penjelidikan ilmu sedjarah untuk sedjarah umat manusia lainnja.

Pandangan sematjam itu hanja dapat timbul dari suatu kekuatiran


jang mendalam, akan kemungkinan kehilangan pribadinja sendiri dalam meng-
hadapi suatu dunia luar dan hari clepan jang tak dikenalnja, ataupun is
timbul dari suatu rasa keangkuhan terhadap bangsa2 lainnja.
Sedjarah umat manusia sendiri telah memberikan tjontoh2 kepada
kita, betapa besarlah bahajanja bagi sesuatu bangsa, jang telah tersesat

• didalam suatu dunia impian bikinan sendiri sematjam itu. Kita sendiri te -
lah menjaksikan runtuhnja impian Djepang. fasis jang menganggap dirinja
sebagai sesuatu bangsa jang mempunjai asal serta panggilan tersendiri dl -
dunia.

Kita djuga telah melihat, bagaimana Tionxtek telah berusaha untuk.


menarnpik pengaruh dan hubungan dari luar untuk mendjaga keistimewaannja
sendiri. Akan tetapi achirnja realitet dunia.luar itu, telah mendobrak
tembok besarnja itu, balk dalam kebendaannja, maupun didalam djiwanja,
dengan masuk berkuasanja suatu ideologi, jang bukan berasal dari Tiongkok,
melainkan darl Eropa, jaitu ideologi Komunis.
Tentu t .orang djuga dapat berfikir mengenai panggilan. sesuatu bang-
s a
atau.negara, didalam suatu periocle sedjarah jang tertentu, akan tetapi
hal in i, agakn ja, ia lah suatu abstraksi dan kwalifi kasi ex post facto,
sesudahterdjadinja pembeberan peranannja itu, dan is tidak dapat merupd -
kan suatu pangkal ataU batu lontjatan bagi suatu bangsa sebagai pedoman
didalam menghadapi hari depannja.
Pendeknja sifat particularistis daripada pendapat mengenai bang -
sanja sendiri sematjam itu bertentangan dengan pretensi universalistis
daripada
0
- 9-

Saja rasa djaranglah dapat kita batjakan penempatan masaalah ini


dalam proporsi jang sewadjarnja, seperti pernah dinjatakan oleh Jacob.
Burckhardt: "Das wahrste Studium der vater1gndischen Geschihte wird
dasjenige sein: welshes die Heimat in Parallele und Zusammenhang mit dem
Weltgeschietlichen und seinen Gesetzen betrachtet: als Teildes grossen
Weltganzen: bestrahlt von denselben Gestirnen: die auch andern Zeiten und
Val:kern geleuchtet habent und bedroht von denselben Abgrfinden und einst
heimfallend derselben ewigpn Nacht und demselben Fortleben in •der grossen •
allgemeinen Uberlieferung": jang disalin setjara babas berbunji: Penjeli-
dikan ilmu sedjarah Nasional jang sewadjar-wadjarnja ialah penjelidikan
jang dapat memandang tanah air dalam rangka sedjarah dunia semestal depan
segala htkum2nja; jang memandang tanah air sebagai bagian daripada kese-
mestaan: jang disinari oleh bintang2 jang sway jang djuga menjinari lain
bangsa Bari masa ke masa: diantjam oleh bahaja2 jang sama pula. Dan jang
pada achirnja akan silam bersama-sama didalam kegelapan masa, namun akan
hidup terns sebagai bagian daripada tjeritera. sedjarah semesta.dunia.

Maim dari itul meskipun sangat dapat climengertil bahwal berkat


tjinta kita pada bangsa dan negaral atau berkat rasa prihatin terhadap
nasib dan hari depan bangsa dan negara kital kita ingin memnsatkan per-
hatian sedjarah kita atas sedjarah bangsa dan negara kita sendirilnamun
kita tidak dapat memandangnjasebagai sesuatu jang terjadi lepas daripada
pengaruh2 s'erta faktor2 sedjarah jang berlaku,diluar kita sendiri.
Segala wetmatigheden: regelthatigheden7 ritmen dsb. jang kita
nakan sebagai alat pengertian kita mengenai sedjarah itul kita hanja dapat
memandangnja sebagai hal2 jang setjara universil berlaku.untnk umat
manusia. Maka demikianlah terang bahwa tidak adalah apa jang dinamakan
suatu filsafah sedjarah nasional.
Dengan mengadjukan masalah suatu filsafah sedjarah nasional : se-
benarnja kita telah meninggalkan biding ilmu sedjarah sebagai,ilmu: dan.
telah mengindjak suatu lapangan lain, jaitu lapangan idelcg, lapangan
penggunaan sedjarah untnk keperluan politik jang achirnja bisa mendjurus
kearah demaeiel Dan saja rasa, tidak ada kesangsian disini: bahwa jang
berkurnpul dalam seminar ini: dudtk disini: bukan sebagai ideoloog, bukan
sebagai politikus bukan sebagai demagoog: melainkan sebagai sardjana se-
matamata.
Pemikiran kita Berta pemusatan perhatian kita atas sedjarah bangsa
kita sendiri: hal itu sudah memang sewadjarnja. Hal itu ialah suatukewa-
djibanl. Akan tetapi kita tidak dapat mendjalankannja,sebagai sesuatu

0
- 11-

jang lepas daripada penglihatan dan pandanganYkita mengenai sedjarah umat


manusia umumnja,
Djikalau inilah kesiMpulan kita i jaitt bahwa filsafah sedjarah
sekarang telahttrun mendjadi pemikiran, renungan tentang sedjarah, dan
bahwa filsafah sedjarah nasional tempathja btkannja,didalam lapangan ilmu
sedjarah ataupun didalam lapangan filsafah sedjarah, apakah kita boleh
meninggaikan pokok atjara pada hari ini dengan kesimpulan ini sadja? Saja
rasa tidak.
Kebutthan akah kepabtian hidup, kegelisahan mengenai keadaan dan
pribadi kita, clan mengenai arah arts perkembangan., terlampau mendesak,
'terlampau sungguh2. Pertanjaan2 jang timbul didalam hati sanubari kita
semual terlampau reel, tnttk dikesampingkan dengan suatu djawaban jang
negatif sadja.
Hanja sadja, pihak jang ditanjai, jaitu filsafah sedjarah dan
filsafah sedjarah nasional tidak dapat meMberi djawaban itu, Pihak jang
sebenarnja harus ditanjai dan diminta djawdbannja atas pertanjaan2 ini„
menurut pandangan saja, ialah ilmu sedjarah sendiri.
ILMU SEDJARAH RANGKA. PENTELIDIKAN..
Dalarn menoleh kepada ilmu sedjarah, unttk mentjari djawaban atas
pertanjaan2 kita, ada baiknjalah kita kembali sel2entar dan berpangkal pada
apa, jang telah dimadjukan tentang filsafah atau, lebih tepat, tentang
pemikiran tentang sedjarah.
Kita telah melihat, bahwa filsafah sedjarah clan renungan tentang
sedjarah hanja mungkin, sestdah fakta2 sedjarah digali, ditentukan dan
dibatasi oleh penjelidikan sedjarah, dan sesudah fakta2 ini terdjalin
gambar2 sedjarah.
Sebenarnjalah penjelidikan sedjarah mendahului renungan tentang
sedjarah itu.
Sedjarahlang pebenarnjafOlum ditulis.
Maim pertanjaan2 jang tadi telah dikemtkakan dan jang mentjermin-
kan kebutuhan kita pada masa sekarang, sebenarnjalah bukan soal filsafah
sedjarah, melainkan pada hakekatnja ialah soal Sifat clan arahl panOcal
dan tudjuan penjelidikan sedjarah kita. Soalnja ialah apa jang harus men-
djadi pangkal dalam penjelidikan sedjarah kite., agar hasilnja dapat me-
menuhi kebutuhan kita sekarang ini. Saja rasa bahwa persoalan itu tidak
stilt.
Didalam keadaan sekarang pangkal penjelidikan sedjarah tak dapat
lain daripada masjarakat Indonesia sendiri, masjarakat Indonesia jang

0
- 13-
sepandjang perkisaran masal telah menehadapiy mengalaMi dan mentjernakan
gelom1ang2 pengaruh luary dengan tidak kehilangan kontinuitet clan vitali-
teti.44,masjarakat Indonesia jang achirnja terwudjud mendjadi bangsa dan
negara Indonesia,masjarakat Indonesia jang sedjarahnja sebenarnja belum
mulai ditulis.

Sedjarah Hinduisasi masjarakat di Djawa telah diselidikiy akan


tetapi hanja dari sudut Indo sentris. Dia tidak memberi gambaran suatu
apa tentang masjarakat Indonesia jang mentjernakan Hinduisasi ini. Demi-
kianlah djuga penjeliclikan sedjarah mengenai.masUknja Islam di Indonesia.
Sedjarah Hindia-Belanda dalam abad ke-17 dan 18 hanja diketahui dari su-
dut.V.O.C. dan djuga tidak menambah, setjara berartil pengertian kita
mengenai masjarakat Indonesia itu.

Sedjarah pendjadjahan Belanda bagian terachiry memberikan gambar2


sedjarah. jang terutama mentjerMinkan penglihatan bangsa Belanda di Hindia
Belandaljang setjara sadari atau tidak sadary diwudjudkan oleh bajangan hari
depan kekuasaan Hindia.Belanda itu. Dalam penjelidikan kite., hendaknja kita
berpangkal pada masjarakat Indonesia jang, dari berbagai tan da jang
ketji12 ternjata demikian kuat serta kokohnja sehingga didalam abad ke-
17, bahkan sampai didalam abad ke 18 masih berhadapan dengan dunia Barat
atas dasar persamaan. Bukan sadja sama tinekatleknik dan luasnja
perdagangan dan pelajarannja melainkan djuga sama tingkat keahlian serta
peralatan militernja.

EYTHOS V.O.C. HANTJUR


Ahli sedjarah Belanda Van Leurlah jang untuk pertama kali menga.,
rahkan Derhatian kita kepada hal ini. Ialah djuga jang menggambarkan bahwa
sampai didalam abad ke-18 tempa pendudUkan asing di Indonesia harnpir
tidak•berbekas atas kehidupan dan kekuatan negara2 Indonesia.

Kita berhutang budi\kepadanja untuk penghantjuran mythos V.O.C.


dan mythos,kemunduran dan kelemahan negara2 Indonesia dalam menghadapi.
V.O.C. itu1 Dan berkat pekerdjaannjay kita sekarang dapat menanjakan ke-
pada ilmu sedjarah Indonesia, pertanjaan2 jang tepaty sebab kita telah
dibebaskan pikiran kita dari kungkungan rangka sedjarah V.O.C. dan kera-
djaan Belanda. Kita sekarang dapat menempatkan kembali sedjarah Indonesia
didalam rangka masjarakat Indonesia sendiri. Djuga Berg telah memberi
sumbangan jang berharga kearah inil jaitu dengan mempersoaikan kembali
kebenaran daripada teori Krom mengenai proses llinduisasi di Djawa.
C
Demikianlah djuga Resihky jang telah membinasakan mythos pemerin-
tahan Hindia Belanda dan jang telah mengembalikan lamanja waktu pendjadja
han jang reeel dari 350 tahun sampai--35 tahun.
- 15 -

Resinklah jang djuga telah menarik perhatian kita kepada luasnja


keaktipan negara2 Indonelkial sampai pada achirnja abad ke-192 dlapangan
hokum internasional.
HakauntUk abad kc-17 dan 182 dan untUk abad ke-19 penjelidikan
sedjarah Indonesia memang2 untUk beberapa waktujang akan datang. sebaiknja
dildkukan kearah jang telah disarankan olehl dan dalam usaha van Leur dan
Resink ini.

Boleh dikatakan bahwa didalam periode manapun djuga2 sedjarah ma-


sjarakat Indonesia itu belum mulai didjeladjah setjara berarti.

Banjaklah pertanjaan2 jang timbal. Disini saja akan sebut beberapa


sadjal diambil begitu sadja dari rentetan2 pertanjaan itu.
Misalnjal oleh sebab apakah penegakkan kekuasaan Hindia-Belanda
mendjadi mungkin didalam abad ke-19? Apakah jang terdjadi didalam ling-
kungan dan strUktur masjarakat Indonesia sendiri jang memungkinkan proses
itu ? Kapankah mulainja desintegrasi susunan masjarakat Indonesia jang
lama, dan apakah sebab2nja ? Bagaimandkah prosesnja ? Suatu pertanjaan lain.
Apakah keadaan dan faktor2 internasional jang mempengaruhi revolu,-
si Indonesia serta berdirinja Republik Indonesia? Dan begitulah seterusnja,
Penjelidikan mengenai sedjarah diluar Djawa akan djuga menambah
pengertian kita mengenai diri kita sebagai bangsa dan mengenai ber-matjam2
masaalah jang sekarang menghadapi kita. Penjelidikan sematjam itu akan
menundjukkan misalnjal bahwa pengalaman,pendjadjahan Belanda. jang berbeda-
beda di Djawa dan didaerah diluar Djawal djuga telah membawa reaksi jang
berbeda-beda.
Diantaranjal is telah mengakibatkan perbedaan temparamen nasiona,-
lisme di. Djawa dan didaerah luar Djawa. Ketjenderungan kepada radikalisme
politik2 jang lebih besar dikalangan bangsa Djawa daripada diluar Djawal
sangat boleh djadi ada hubungannja dengan perbedaan claim lamanja dan si-
fatnja pengalaman pendjadjahan mereka.
Begitupun figuur seperti Daud Beureuh tidak dapat dimengerti sepe-
nuhnja dari persoalan2 dihari sekarang sadja. Kita hanja dapat menilai anti
jang sepenuhnjal djikalau kita menempatkannja pada latar belakang sedjarah
daerdhnja sendiril Penjelidikan sedjarah daerah djuga akan menundjUkkan2
bahwa meskipun pergerakan kebangsaan telab mendjadi pendorong dan alai
perdjoangan jang utama kearah kemerdekaan2 sesudah kemerdekaan itu ter-
tjapai2 banjak daripada soal2 jang dihadaci oleh negara Indonesia, dalam
0
- 16 -

menentukan kebidjaksanaan,pemerintAhan (bestuursbeleid) kurang dapat di-


mengerti dan diselesaikan2 diikalau diparOang hanja dari sudut pergerakan
- 17 -

nasional sadja, sebab persoalan2 itu Bering berakar pada sedjarah jang
berbeda dari bagian2 Indonesia masing2.

PERSOLLAN TEORI SEWARAE.

• Penjelidikan sedjarah Indonesia jang berpangkal pada masjarakat


Indonesia sendiri djuga akan menghadapkan kita dengan berbagai masaalah
teori sedjarah.
Van Leur telah menjebut beberapa diantara soal2 itu. Misalnja
mengenai terminologi dan'kategori2 sedjarah. Sampai dimanakah kategori2
jang berasal dari perkernbangan masjarakat Eropa dapat digunakan untuk
mengerti perkembangan2 didalam masjarakat Indonesia? Sampai dimana kita
dapat menggundkan istilah2 seperti feodaal, bourgeosie, dsb. dan sampai
dimana istilah2 tersebut dapat dianokat dari lingkungan pertumbuhannja
sendiri dan dibawa kemasjarakat Indonesia. Sedjarah Indonesia, seperti
djuga sosiologi Indonesia., akan harus mentjiptakan terminologi dan kata-
gori2nja sendiri untuk menguralkan dan mengartikan sedjarah dan masjarakat
Indonesia.
Begitupun periodisasi sedjarah Indonesia akan harts berpangkal
pada perkembangan autonoom daripada sedjarah itu sendiri.
Dalam usaha, kita untuk merekonstrtksikan masjarakat Indonesia
dihari jang lampau, barangkali kita akan mendapat faedah djuga dari suatu •
pertjobaan untuk membajangkan suatu typologie daripada masjarakat Indonesia
itu. Djikalau typologic: Max Weber tidak dapat digunakan untuk IndoneSia
dengan begitu sadja, setidak2nja arah pemikiran kita dapat disarankan
olehnja. Barangkali pikiran Marx tentang masjarakat Asia jang pantas di
tjatat, telah dikesampingkan oleh kaum komunis, dan jang telah,dikembang
luaskan oleh UlWoRal_dengan teori Wasserbau Gesells0.7.11fthja, dapat mem,-
berikan suatu batu lontjatan kearah itu.. Dalam pada itu perlu sekali kita
menjadari bahajanja djikalau kita terlalu bersandar kepada tjara2 spekula-
tip ini. Tjara2 itu semuanja mengandung-bahaja terlalu mengekang dan mem-
pengaruhl penjelidikan jang bebas. Akan tetapi djikalau digunakan dengan
hati2, boleh djadi hasilnja akan merupaLan bantuan jang berarti, untuk pe-
njelidikan seterushja Djuga penjelidikan kritis daripada sumber2 sedjarah.
dan tempatnja didalam rangka sedjarah Indonesia merupakan suatu soal jang
harus diperhatikan. Inilah beberapa masaalah teori sedjarah jang ber-

0
- 18 -

angsur2 perlu djuga dihadapi. Akan tetapi, lebih penting daripada segala
pemikiran mengenai alat2 analisa itu, ialah bahwa kini dimulai kembali
penjelidikan sedjarah.
- 19 -

ORGANISASI PENTELIDEAN SEDJARAH.

Untuk melaksanakan penjelidikan setjara ,nit sangat diperlukan


000rdinatie usaha jang lebih besar datipada jang sudah2. .Tidak.berbadan
satunja sedjatah Indonesia hingga kini t untuk sebagian penting t disebab-
kan,oleh heterogeniteit daripada Matjamnja keahlian para penjelidik sedja -
rah t dan tentu djuga oleh sebab dahulu memang tidak ada suatu kesadaran
nasional jang dapat merupakan pangkal penghadapan didalam penjelidikan
sedjarah seterusnja.
Perlulah diusahakan pekerdjaan bersama t fertilisasi dan kritik-
mengeritik timbal-balik t antara para ahli sedjarah t kaum aroheoloog kaum
philoloog t kaum sosioloog t kaum anthropoloog dan kaum ekonoom.

Perin djuga diusahakan pekerdjaan bersama dengan ahli2 sedjarah


negara2 tetanigga kita di Asia Tenggara, di Tiongkok t ,Djepang dan pusat2
penjelidikan sedjarah negara2 metropolitan jang pernah atau masih mempunjai
djadjahandibagian dunia inii Betdasatkan sumber2 jang terpentjar

agaknja *an dapat direkondtrtksikan rnasjarakat Asia serta sedjarahnja t


C jang masjarakat Indonesia mendjadi bagian jang hidup daripadanja.
GaMbaran masjarakat Indonesia jang dapat direkonstruksikan dengan
djalan ini} nistjaja akan lebih lengkap daripada djikalau berdasarkan
sumber2 disini sadjai

Mengingat sifat internasional daripada sedjarah Indonesia seperti


terlihat dari mastknja pengarth Hindu di Indonesia, abad ke 17 dan 18 1
dan djuga tavolusi Asia di abad ke-20 ini. perlunja pekerdjaan bersama
internasiona l ,ni t tidak usah ditegaskan lag i.

Akan tetapi sebelum hal,itu dapat dilaksandkan t perlulah lebih


dahulu. kita mendidik ahli2 ,ni p dalam djumlah jang tjukup. Hal ini tidak
perlu dipersoalkan lebih djaui2 didalam rangka pengupasan saja ini. Tju,-
ktplah persoalan disinggung sadja disini.

Akan tetapi bagaimanapun djuga t tidak akan diharapkaniliah bahwa


dalam waktu jang singkat kita sudah al:an mempunjai ahli2 itu dalam djum -
lah jang tjukup. Maka dengan sendirinja pikiran kita rnenoleh kepada plan -
ning dengan suatu rentjana penjelidikan sedjarah jang teratur t untuk men-
djamin penjelidikan se-effisien2nja p dipandang dari sudut keperluan dan
persoalan2 jang hidup pada waktu sekarang ini.

Memang hal itu t sedikit banjaknja petit djuga dikerdjakan. Akan


tetapi sebaliknja timbullah soal kebebasan dalam penjelidikan ilmu se -
0
- 20 -

djarah. Ada baiknja djuga agaknja untuk rneneropong soal itu disini dengan
sepatah dua patah kata.
- 1 9 3 - SIFATNASIONAL

DAN BUKAN NLlSIONJ.L

Didalam,pemikiran kita tentang memperkembangkan ilmu sedjarah di-


negeri kita ini, senantiasa timbul kwalifikasi "nasional". dan denjan sen -
dirinja kwalifikasi "bUkan nasional", Sangatdikumtirkma.rupanja, bahwa
penjelidikan sedjarah jang tidak dibimbing oleh suatu konsepsi mengenai
sedjarah nasional, akan membawa hasil jang merugikan, melemahkan l atau
.setidak2nja mengetjewakan kita.

Tidalc adanja suatu tubuh jang tentu t tidak adanja suatu pusat
penjinaran jang tentu, tidak adanja suatu frame of reference jang tentu,
didalam apa-jang hingga,kini disadjikan sebagai sedjarah Indonesia atau
sedjarah Hindia-Belanda, sangat mendjadi pikiran mereka diantara kita,
jang merasa bertanggung djawab atas kehidupan

bangsa kita l dan atas pengasuhan


angkatan2 muda kita mendjadi warga negara Indonesia jang sedjati. Nemang
sudah,sepatutnja demikian. Dan sangat boleh djadi, itulah jang mendjadi
sebab, para penjelenggara seminar ini telah menekankan sifat nasional
daripada pokok atjara kita pada hari ini„ ialah filsafat sedjarah nasional.

Saja rasa bahwa kekuatiran semat jam itu tidak beralasan. MenurUt
kejakinan Baja, sedjak berdirinja.Republik Indonesia, tidak akan ada satu
ahli sedjarah jang serious, jang ingin mempeladjari sedjarah Indonesia,
jang tidak akan,berpangkal didalaM penjelidikannja pada masjarakat Indone -
sia itu sencliri , apapun djuga kebangsaan si-ahli itu.

Sudah tentunja,ia senantiasa akan menempatkan peristiwa2 sedjarah


jang disolidikinja itu,,dalam hUhungannja dengan masjarakat Indonesia pa da
maktu peristiwa2 itu, didalam rangka sedjarah Indonesia umumnja.

La i n soal n j a l d j i ka la u k at a- sif at na si on a l it u p ad a h ak i ka tn ja
meliputi suatu pengertian politik jang ehusus, jaitu cljikalau is mentjer -
minkan suatu sikap politik jang defensif-aggressif, xenophoob dan exclusief
terhadap dunia luar.

Dalam hubungan ini baiklah kita insjafi, bahma memang ilmu sedja -
rah sebagai salali satu disiplin ilmu pengetahuan bukannja abdi dan tidak
dapat mendjadi abdinja sasuatu ideolegi, selama is setia pada sifatnja •
sebagai ilmu pengetahuan, dan meskipun mau talc mau ideologi politik si -
ahli sedjarah dalam batas2 tertentu, turut mempengaruhi tjara dan hasil
penjelidikannja itu. Kita sendiri telah melihat bahwa ilmu sedjarah,

bagai hasil daripada penjelidikan jang terus menerus, senantiasa meruntuh -

CI
kan,zythes2 sedjarah, meskipun mythos2 itu sering didukung dan Jilin-
dune. oleh kekuasaan politik jang kebetulan memerintah.
- 1-

Djanganlah kita lupakan djuga, bahwa ahli? sedjarah Belandalah seperti


Berg dan van Leur, atau keturunan Belanda, seperti Rash*, jang telah merun,-
tuhkan mythos2 sedjarah Hindia Belanda clan bajangan hari depan Hindia-Belan-
da. Bukan sadja didalam 1apangan sedjarah, ilmu pengetahuan itu telah men
djadi unsur revolusioner jang maha kuat.
Oleh sebab itu ta' perlulah penjelidikan serta pengadjaran sedjarah
diikat pada,ketentuan2 jang menekarikan sifat nasional. Penjelidikan ilmiah
harus bebas, apabila ia hendak memberi hasil jang berarti; ia harus mempu,-
njai kemerdekaan untuk merumuskan dan menjiarkan pendapat2 serta kesimpulan2
jang rpungkin berlainan atau bertentangan dengan ideologi politik jang ber-
kuasa, atau dengan msthos2 dan pendapat2 jang umum diterima pada suatu wak-
tu.
Hanja dengan terdjaminnja kebebasan itu ilmu sedjarah dapat berfaedah
untuk bangsa kita, hanja dengan djalan itu ia dapat torus menerus,memperka-!
jakan kebudajaan kita, meluaskan kesadaran_tontang diri kita sondiri,dan.te-
rus menerus membawa,bahan2 baru jang dapat menambah pengertian kita mengenai
waktu sekarang kita, sehingga djuga bertambah kesanggupan kita untuk meng-
hadapi hari_depan kita.
Maka, apabila dan asal sadjal dalam penjelidikan sedjarah, kita ber-
tolak dark. masjarakat Indonesia sendiri sebagai pangkal dan rangka sedjarah
Indonesia, tidak perlulah kita bersitegang urat leher berpegangan pada pe-
ngertian nasional itul tidak berguna dan tidak vruchtbaarlah perbedaan an-
tara nasional dan bukan nasional, dan tidak perlulah penjelidikan sedjarah
dibatasi oleh berbagai kwalifikasi jang harus mendjamin sifat nasional itu.
KEBBBASAN PENJELIDIKAN SEDJARAH,
Pembatasan sematjam itu akan merupakan kekangan, dan akan membawa
didalam bidang penjelidikan ilmiah, tjampur Langan politilc, jang akan me-
njulitkan, menjesatkan dan mengikat penjelidikan sedjarah, dan aohirnja ia
akan membawa kemiskinan kebudajaan, isolasi alam pikiran dan akan menutup
hati dan mata kita untuk menghadapkan kita balk dengan dunia luar maupun
dengan hari depan kita. ,
Artinja, kebebasan, suasana jang bebas, ialah sjarat mutlak untuk
penjelidikan ilmu sedjarah. Ialah sjarat mutlak pula untuk kesehatan roohani
- 2-
sesuatu bangsa.
Maka dengan inilah telah kita tempatkan penjelidikan ilmu,sedjarah
serta penulisan sedjarah Indonesia dalam rangka jang sewadjarnja, jaitu di-
dalam rangka masjarakat Indonesia.
- 3-

Penjelidikan sedjarah jang didjalankan seperti digambarkan diatas


init didalam suasana jang babas, tentu akan berangsur2 memperluas dan mem
perdalam kesadaran kita mengenai keadaan kites, dengan bahan2 serta penger-
tian jang baru.
Gambar2 sedjarah jang akan ditimbulkan oleh perkembangan ilmu sedja-
rah dinegeri kita init tentu akan menggantikan gambaran kita tentang diri
kita sendiri jang sampai sekarang meliputi kesadaran kital dan jang sangat
terbatas differentiatie serta nuanoenja.
Penjelidikan itu akan menjinari dengan tjahaja jang lebih terang
daripada jang sudah2, pribadi kita dalam segala oomplexiteitnja. Kita ituf
ialah pergerakan kebangsaan kita; kita itu ialah pengalaman daerali kita
masing2, kita itu, ialah djuga bagian daripada pergoldkan di Asia, seperti
kita djuga mendjadi bagian daripada proses perobahan2 didunia jang akan
membuat dunia mendjadi satu.
Penjelidikan ilmu sedjarah akin memberi peladjaran kepada kital bahwa
jang mengikat kita sebagai bangsal memang suatu kelampauan bersamat beta- pa
sekalipun beragam2 kelampauan itu untuk kita masing2. Ia akan menjadarkan
kital bahwa kita djuga terikat mendjadi satu bangsa oleh persoalan2 sama
jang kita hadapi pada waktu sekarangi persoalan2 jang tedjadi sebagai
akibat keruntuhan masjarakat Asia jang lama, dan sebagai akibat kewadjiban
kita untuk menjusun suatu masjarakat jang.baru sesun3,dengan sjarat2 jang
ditentukan eleh abad ke-20. Akan tetapi disamping itul is djuga akan menja-
darkan kital bahwa jang menggabungkan kita lebih dari pada kelampauan serta
persoalan hari sekarang jang swat ialah kemauan kita akan keakanan bersama.
Dalam pada ituf kita sekarang djuga mengetahui bahwa gambar2 sedja-
rah jang didjalin oleh penjelidikan ilmu sedjarah, bUkanlah gambar2 jang
pasti dan tetap.
Gamter2 itu senantiasa berobah, sesuai dengan,pendapatan2 baru dida-
lam penjelidikan jang berdjalan terus itul dan djuga, sebagai akibat daripa-
da perobahan didalam pertanjaan2 jang dimadjukan kepada sedjarah, sesuai
dengan.keperluan menurut perobahan keadaan sedjarah. Hal ini memang sudah
mendjadi sifatnja penjelidikan ilmu sedjarah. Ilmu sedjarah tidak dapat
memberi kepastian2 jang tetap. Barang siapa mentjari kepastian2 sematjam
itul djanganlah is bertanja kepada ilmu sedjarah.
,Tentut selalu akan timbul mythos2 sedjarah didalam kehidupan suatu
bangsal jang tersusun dari bahan jang untuk sebagian didapat berkat penje-
- 4-
lidikan sedjarah. Nythos2 itu sebagai "gesocialiseerd geschiedverhaal"
memang timbul sebagai djawaban atas puatu kebutuhan jang tertentu didalam
kehidupan sosial dan politik manusial dan didalam lapangan itu mereka mem-
punjai fungsi jang tertentu. Ini tidak mendjadi soal.
- 5 -
Hanja djikalau kita terikat kepada mythos2 itu, penempatan diri
didalam realitet kekinian serta penghadapan kita dengan hari depaniter-
sesat djadinja.
Keaadaran sedjarah serta penjelidikan sedjarah jang torus menerus
dan babas, akan melepaskan kita Bari bahaja itu. ,
Sebab inilah sumbangan jang paling berharga, jang dapat diberikan„
oleh sedjarah dan kesadaran sedjarah, jaitu bahwa ia membebaskan manusia,
dengan menambahkan pada pengertiannja tentang dirinja didalam keadaan
hari sekarang, kesadaran mengenai akar2 serta proses2 sedjarah jang telah
membawanja kepada keadaan itu. .
Ia membebaskan manusia itul sebab berkat auMbangannja itu, Manusia
lebih sadar akan kemungkinan2 jang terbtka baginja, luasnja pilihan jang
ia hadapi, dan jang akan turut menenttkan hari depannja. Ia membebaskan
manusia dari keharusan sedjarah akan tetapi ia djuga menghadapkan manusia
dengan tanggung djawabnja jang tidak terbatas itu.
Maka oleh sebab itu, merenungkan sedjarah, hidup bersedjarah, pada
hakekatnja sudah berarti merintis hati depan.
Adalah suatu kebiasaan jang djelek tapi jang berguna bagi seorang
pengarang atau seorang pembitjara, jang tidak jakin bahwa ia telah berha-
sil membimbing para pembatja atau pendengarnja kedalam alam pikirannja
dengan hasil jang balk, unttk mengachiri karangan atau pembitjaraannja
dengan suatu perintjian dari pada pokok2 pikirannja. Disini saja ingin
mengikuti kebiasaan itu.
Jang telah saja tjoba kemtkakan ialah :
1. Bahwa dalammenghadapi masaalah sedjarah Indonesia, soal jang
ter- panting ialah memulai kembali penjelidikan sedjarah.
2. Bahwa penjelidikan sedjarah itu tidak perlu dan memang tidak
dapat digantungkan kepada suatu filsafah sedjarah jang tertenta.
Filsafah sedjarah, serta memikirkan tentang sedjarah barn mungkin,
sesudah dan berdasarkan penjelidikan sedjarah.
3. Pengertian filsafah sedjarah nasional tidak pada tempatnja dila-
pangan ilmu sedjarah atau filsafah sedjarah. Pengertian itu setjara
philosofisch tidak dapat dipertahankan.
4. Bahwa penjelidikan sedjarah Indonesia harus berpangkal pada
masjarakat Indonesia. Masjarakat Indonesia hares mendjadi frame
of reference dari pada penjelidikan sedjarah itu.
Bahwa materi penjelidikan sedjarah Indonesia, jaitu masjarakat
Indonesia sendiri mendjamin sifat nasional dari pada gambar2
- 7 -

sedjarah jang disusun dengan bahan2 dari pada penjelidikan sedjarah


itu.

Bahwa djaminan2 lain untuk mendjaga sifat nasional dari pada sedja-
rah Indonesia tidak ada dan tidak perlu.

Bahwa suasana babas merupakan suatu sjaral jang mutlak untuk penje-
liaikan sedjarah.
Blain dari pada itu;
Bahwa dalam usaha untuk mengerti banjek persoalan2 jang kita hadapi
sokarang ini sebagai negara faktor2 sedjarah harus diperhitungkan.

.
Bahwa ara pemimpin politik dan ahli negara tidak dapat memetjahkan
perpoalan2 itu djikalau mereka tidak mengindahkan faktor2 sedjarah
itut dan hanja memandang persoalan2 itu dari sudut penglihatan dan
Deracaan lingkungannja sendiri.

a,. Bahwa sedjarah merupakan suatu alat jang penting dalam usaha
,

dan bangsa untuk Tenjadari dirit untuk mengerti tempatnja dida-


lam keadaan hari sckarangnja, dan untuk menghadapi hari donannja
dalam kebebasan dan tcrggung djawab.

Anda mungkin juga menyukai