KAJIAN
STUDI KELAYAKAN PEMBENTUKAN
DAERAH PERSIAPAN KABUPATEN NATAR AGUNG
SEBAGAI PEMEKARAN KABUPATEN LAMPUNG
SELATAN DAN SKENARIO PERSIAPAN
SEBAGAI SALAH SATU SYARAT PENERBITAN
PP DAERAH PERSIAPAN KABUPATEN NATAR AGUNG
KERJASAMA
DENGAN
BALITBANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2019
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas kesempatan
terselesaikannya studi kelayakan ini. Harapannya, hasil studi kelayakan ini dapat
menjadi landasan akademis dalam pembentukan daerah persiapan Natar Agung
sebagai pemekaran dari Kabupaten Lampung Selatan dan berdampak positif bagi
proses akselerasi pembangunan di daerah.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm iii
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
DAFTAR ISI
Halaman Sampul .............................................................................................. i
Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................ iii
Daftar Isi........................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm iv
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm v
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
LAMPIRAN
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm vi
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
DAFTAR TABEL
Tabel 5-9. Hasil analisis indicator PDRB non migas menurut kecamatan ...... 89
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm vii
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Tabel 5-19. Hasil analisis indicator rasio pasar menurut kecamatan ............... 94
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm viii
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Tabel 8.2 tren nama kembar kabupaten dan kota di luar pulau jawa ............... 140
Tabel 8.5 analisis kelemahan dan kekuatan nama daerah persiapan ............... 143
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm ix
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
DAFTAR GAMBAR
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm x
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
BAB I
PENDAHULUAN
Ketiga, partisipasi, energi, dan modal sosial masyarakat yang belum optimal
digali maka perlu dikembangkan dan diberdayakan sehingga menjadi sebuah
kekuatan, modal, dan energi bagi pembangunan daerah dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Semua ini memerlukan kelembagaan pemerintah yang
dekat dan bisa menggerakan mereka.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 1
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 2
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 3
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 4
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
BAB II
LANDASAN KONSEPTUAL
Kedua, jumlah sebaran penduduk tidak merata. Ada yang over populasi ada juga
yang medium bahkan ada wilayah dengan jumlah penduduk yang minimalis. Hal
ini tentu membutuhkan pengaturan secara proporsional.
Ketiga, partisipasi, energi, dan modal sosial masyarakat yang belum optimal
digali maka perlu dikembangkan dan diberdayakan sehingga menjadi sebuah
kekuatan, modal, dan energi bagi pembangunan daerah dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Semua ini memerlukan kelembagaan pemerintah yang
dekat dan bisa menggerakan mereka.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 5
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Selain itu terdapat juga penelitian lain yang menyoroti urgensi atau alasan
terjadinya pemekaran daerah. Beberapa alasan utama daerah mengajukan usul
pemekaran antara lain adalah (Putra, 2006 & Pratikno, 2007):
(2) Kondisi geografis yang terlalu luas. Banyak kasus di Indonesia, proses
delivery pelayanan publik tidak pernahterlaksana dengan optimal karena
infrastruktur yang tidak memadai. Akibatnya luas wilayah yang sangat luas
membuat pengelolaan pemerintahan dan pelayanan publik tidak efektif.
(3). Perbedaan Basis Identitas. Alasan perbedaan identitas (etnis, asal muasal
keturunan) juga muncul menjadi salah satu alasan pemekaran. Tuntutan
pemekaran muncul karena biasanya masyarakat yang berdomisili di daerah
pemekaran merasa sebagai komunitas budaya tersendiri yang berbeda dengan
komunitas budaya daerah induk.
(4). Kegagalan pengelolaan konflik komunal. Kekacauan politik yang tidak bisa
diselesaikan seringkali menimbulkan tuntutan adanya pemisahan daerah.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 6
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
(5). Adanya insentif fiskal yang dijamin oleh Undang-Undang bagi daerahdaerah
baru hasil pemekaran melalui Dana Alokasi Umum (DAU), bagi hasil
Sumberdaya Alam, dan Pendapatan Asli Daerah.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 7
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 8
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Beberapa permasalahan nasional di atas akan bisa teratasi antara lain dengan
menggunakan mekanisme pemekaran wilayah. Kebijakan pemekaran bisa
digunakan sebagai salah satu solusi. Secara informal dan tersirat, tampaknya
pemerintah pusat juga pernah melakukan upaya pemekaran daerahdaerah yang
tidak memiliki kesiapan untuk dimekarkan dengan alasan untuk menjaga
kepentingan nasional, seperti pembentukan kabupaten-kabupaten di sisi utara
wilayah Indonesia. Oleh karena itu, walaupun tidak secara legal formal, proses
inisiasi kebijakan pemekaran perlu dimulai juga oleh pemerintah pusat untuk
kepentingan implementasi kebijakan nasional.
Dalam kerangka kebijakan nasional, sebuah daerah bisa dibentuk terlebih dahulu,
kemudian difasilitasi oleh pemerintah nasional dan daerah induk untuk bisa
memenuhi indikator minimal kesiapan daerah. Proses pemekaran seperti ini akan
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 9
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
lebih banyak diinisiasi oleh pemerintah pusat, dan kemudian difasilitasi agar
daerah tersebut setelah pembentukannya menjadi daerah yang bisa memenuhi
syarat kesiapan minimal sebagai daerah otonom.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 10
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Tiga butir di atas merupakan indikator untuk melacak urgensi nasional bagi
pemekaran atau pembentukan sebuah daerah otonom. Berangkat dari indikator ini,
pemerintah pusat bisa menginisiasi kebijakan nasional tanpa menunggu kesiapan
daerah. Adalah menjadi tugas pemerintah nasional untuk mengembangkan sebuah
wilayah agar menjadi siap dan memenuhi standar kesiapan sebuah wilayah
menjadi daerah otonom. Melalui kebijakan pemekaran yang terkerangkai secara
nasional ini diharapkan dapat lebih mengedepankan urgensi kepentingan pusat
sekaligus untuk meminimalisir dampak negatif pemekaran.
Mengambil pelajaran dari studi-studi yang dilakukan oleh beberapa lembaga riset,
seperti Percik, LIPI dan beberapa lembaga lainnya, implikasi sosial dan politik
kebijakan pemekaran bisa digambarkan secara umum sebagai berikut.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 11
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
yang berbeda: dalam skala daerah ataukah dalam skala nasional. Atas
pertimbangan tersebut gambaran tentang implikasi pemekaran dalam tulisan ini
diletakkan dalam wajah ganda. Menghindari ataupun meminimalisasi implikasi
negatif pada dasarnya adalah mengelola proses kebijakan pemekaran dan proses
pasca pemekaran.
Secara umum, beberapa implikasi pemekaran daerah antara lain adalah (Percik,
2007):
(1). Implikasi di bidang Politik Pemerintahan. Dari sisi politis, pemekaran wilayah
dapat menumbuhkan perasaan homogen daerah pemekaran baru yang akan
memperkuat civil society agar lebih aktif dalam kehidupan politik. Disamping itu,
pemerintah lokal akan termotivasi untuk memperkenalkan inovasi-inovasi baru
dalam bidang pemerintahan, serta akan memiliki semangat lebih untuk
meningkatkan pendapatan daerah. Sementara itu, di sisi lain kerjasama antar
daerah otonom baru yang tidak dikelola dengan baik, kadang justru menimbulkan
kompetisi antar daerah yang bisa menimbulkan masalah baru. Dampak yang lain,
adanya lonjakan peningkatan jumlah daerah otonom baru (khususnya
kabupaten/kota) akan mempersulit Provinsi dalam mengatur, mengontrol, dan
mendukung proses pembangunan di daerah.
(2). Implikasi di bidang Sosio Kultural Dari dimensi sosial, kultural, bisa
dikatakan bahwa pemekaran daerah mempunyai beberapa implikasi positif, seperti
pengakuan sosial, politik dan kultural terhadap masyarakat daerah. Melalui
kebijakan pemekaran, sebuah entitas masyarakat yang mempunyai sejarah
kohesivitas dan kebesaran yang panjang, kemudian memperoleh pengakuan
setelah dimekarkan sebagai daerah otonom baru (Kana & Suwondo, 2007).
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 12
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
(3). Implikasi Pada Pelayanan Publik. Dari dimensi pelayanan publik, pemekaran
daerah memperpendek jarak geografis antara pemukiman penduduk dengan sentra
pelayanan, terutama ibukota pemerintahan daerah. Pemekaran juga mempersempit
rentang kendali antara pemerintah daerah dengan unit pemerintahan di bawahnya.
Pemekaran juga memungkinkan untuk menghadirkan jenis-jenis pelayanan baru,
seperti pelayanan listrik, telepon, serta fasilitas urban lainnya, terutama di wilayah
ibukota daerah pemekaran.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 13
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Dari sisi teoritik, belanja ini bisa diminimalisir apabila akselerasi pembangunan
ekonomi daerah bisa dilakukan tanpa menghadirkan pemerintah daerah otonom
baru melalui kebijakan pemekaran daerah. Melalui kebijakan pembangunan
ekonomi wilayah yang menjangkau seluruh wilayah, akselerasi pembangunan
ekonomi tetap dimungkinkan untuk dilakukan dengan harga yang murah. Namun,
dalam perspektif masyarakat daerah, selama ini tidak ada bukti yang meyakinkan
bahwa pemerintah nasional akan melakukannya tanpa kehadiran pemerintah
daerah otonom.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 14
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Referensi di atas memiliki esensi yang bisa diadaptasi atau digaris bawahi, yakni
pentingnya kita mendorong pemekaran unit pemerintahan secara obyektif agar
membawa implikasi yang positif bagi pembangunan kabupaten Lampung Selatan.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 15
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Daerah yang dibentuk setelah daerah induk mencapai batas minimal usia
penyelenggaraan pemerintahan 7 (tujuh) tahun bagi kabupaten dan kota.
Pembentukan daerah kabupaten/kota berupa pemekaran kabupaten/kota dan
penggabungan beberapa kecamatan yang bersandingan pada wilayah
kabupaten/kota yang berbeda harus memenuhi syarat administratif, teknis, dan
fisik kewilayahan.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 16
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Keputusan tersebut ditandatangani oleh Ketua BPD dan Ketua Forum Komunikasi
Kelurahan atau nama lain. Jumlah keputusan Badan Permusyawaratan Desa atau
nama lain dan Forum Komunikasi Kelurahan atau nama lain tersebut harus
mencapai lebih 2/3 (duapertiga) dari jumlah Badan atau Forum tersebut yang ada
di masing-masing wilayah yang akan menjadi cakupan wilayah calon provinsi
atau kabupaten/kota.
Keputusan Badan Permusyawaratan Desa atau nama lain dan Keputusan Forum
Komunikasi Kelurahan atau nama lain adalah sebagai lampiran yang merupakan
satu kesatuan dari keputusan DPRD kabupaten/kota yang akan menjadi cakupan
wilayah calon provinsi atau kabupaten/kota.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 17
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 18
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 19
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 20
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Syarat teknis meliputi faktor kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya,
sosial politik, kependudukan, luas daerah, pertahanan, keamanan, kemampuan
keuangan, tingkat kesejahteraan masyarakat, dan rentang kendali penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Faktor sebagaimana dimaksud dinilai berdasarkan hasil
kajian daerah terhadap beberapa indikator.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 21
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Sosial budaya merupakan cerminan aspek sosial budaya yang diukur dengan (1)
Rasio sarana peribadatan per 10.000 penduduk; (2) Rasio fasilitas lapangan
olahraga per 10.000 penduduk; dan (3) Jumlah balai pertemuan.
Sosial politik merupakan cerminan aspek sosial politik yang diukur dengan (1)
Rasio penduduk yang ikut pemilu legislatif penduduk yang mempunyai hak pilih;
dan (2) Jumlah organisasi kemasyarakatan.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 22
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
FAKTOR INDIKATOR
1. Kependudukan 1. Jumlah penduduk.
2. Kepadatan penduduk.
2. Kemampuan Ekonomi 3. PDRB non migas perkapita.
4. Pertumbuhan ekonomi.
5. Kontribusi PDRB non migas.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 23
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
FAKTOR INDIKATOR
3. Potensi daerah 6. Rasio bank dan lembaga
keuangan non bank per
10.000 penduduk.
7. Rasio kelompok pertokoan
per 10.000 penduduk.
8. Rasio pasar per 10.000
penduduk
9. Rasio sekolah SD per
penduduk usia SD.
10. Rasio sekolah SLTP per
penduduk usia SLTP.
11. Rasio sekolah SLTA per
penduduk usia SLTA.
12. Rasio fasilitas kesehatan per
10.000 penduduk.
13. Rasio tenaga medis per
10.000 penduduk.
14. Persentase rumah tangga yang
mempunyai kendaraan
bermotor atau perahu atau
perahu motor atau kapal
motor.
15. Persentase pelanggan listrik
terhadap jumlah rumah
tangga.
16. Rasio panjang jalan terhadap
jumlah kendaraan bermotor.
17. Persentase pekerja yang
berpendidikan minimal SLTA
terhadap penduduk usia 18
tahun ke atas.
18. Persentase pekerja yang
berpendidikan minimal S-1
terhadap penduduk usia 25
tahun ke atas.
19. Rasio pegawai negeri sipil
terhadap penduduk.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 24
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
FAKTOR INDIKATOR
4. Kemampuan Keuangan 20. Jumlah PDS.
21. Rasio PDS terhadap jumlah
penduduk.
22. Rasio PDS terhadap PDRB
non migas.
5. Sosial Budaya 23. Rasio sarana peribadatan per
10.000 penduduk.
24. Rasio fasilitas lapangan
olahraga per 10.000
penduduk.
25. Jumlah balai pertemuan.
6. Sosial Politik 26. Rasio penduduk yang ikut
pemilu legislatif penduduk
yang mem-punyai hak pilih.
27. Jumlah organisasi kemasya-
rakatan.
7. Luas Daerah 28. Luas wilayah keseluruhan.
29. Luas wilayah efektif yang
dapat dimanfaatkan.
8. Pertahanan 30. Rasio jumlah personil aparat
per-tahanan terhadap luas
wilayah.
31. Karakteristik wilayah, dilihat
dari sudut pandang
pertahanan.
9. Keamanan 32. Rasio jumlah personil aparat
keamanan terhadap jumlah
penduduk.
10. Tingkat Kesejahteraan 33. Indeks Pembangunan
masyarakat Manusia.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 25
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
FAKTOR INDIKATOR
11. Rentang Kendali 34. Rata-rata jarak
kabupaten/kota atau
kecamatan ke pusat
pemerintahan (provinsi atau
kabupaten/kota).
35. Rata-rata waktu perjalanan
dari kabupaten/kota atau
kecamatan ke pusat
pemerintahan (provinsi atau
kabupaten/kota).
2. Jumlah penduduk:
Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia.
3. Kepadatan penduduk:
Rasio antara jumlah penduduk dengan luas wilayah efektif.
4. PDRB:
Jumlah nilai tambah bruto seluruh sektor kegiatan ekonomi yang
terjadi/muncul di suatu daerah pada periode tertentu.
6. Pertumbuhan Ekonomi:
Pertumbuhan nilai PDRB non migas atas dasar harga konstan dari
suatu periode/tahun terhadap periode/tahun sebelumnya.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 26
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
8. Potensi Daerah:
Potensi fisik dan non fisik dari suatu daerah/wilayah seperti penduduk,
sumber daya buatan dan sumber daya sosial.
Untuk keperluan otonomi daerah, potensi daerah yang dapat diukur
saja (tangible) dimasukkan dalam indikator tersedia.
9. Bank:
Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
12. Pasar:
Prasarana fisik yang khusus dibangun untuk tempat pertemuan antara
penjual dan pembeli barang dan jasa, biasanya aktivitasnya rutin
dilakukan setiap hari.
15. Kendaraan bermotor atau perahu atau perahu motor atau kapal motor:
Alat untuk mengangkut orang seperti bemo, bajaj dan motor, mobil,
perahu/jukung baik yang menggunakan tenaga penggerak motor
tempel atau tidak. Perahu motor menggunakan motor penggerak
dipasang tidak permanen maupun kapal yang menggunakan motor
sebagai tenaga penggerak, motor dipasang secara permanen di
dalamnya.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 27
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 28
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
4. Pertumbuhan ekonomi:
Nilai besaran PDRB non migas atas dasar harga konstan tahun ke-t
dikurangi nilai PDRB non migas atas dasar harga konstan tahun ke t-1
dibagi nilai PDRB non migas atas dasar harga konstan tahun ke t-1
dikalikan 100.
6. Rasio Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank per 10.000 penduduk:
Jumlah Bank dan Non Bank dibagi jumlah penduduk dikali 10.000.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 29
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 30
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
26. Rasio Penduduk yang ikut Pemilu legislatif terhadap Penduduk yang
mempunyai hak pilih:
Jumlah penduduk usia yang mencoblos saat pemilu legislatif dibagi
jumlah penduduk usia 17 tahun ke atas atau sudah kawin.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 31
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 32
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 33
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
10. Setiap indikator mempunyai skor dengan skala 1-5, dimana skor 5
masuk dalam kategori sangat mampu, skor 4 kategori mampu, skor 3
kategori kurang mampu, skor 2 kategori tidak mampu dan skor 1
kategori sangat tidak mampu.
V. PEMBOBOTAN
Setiap faktor dan indikator mempunyai bobot yang berbeda-beda sesuai
dengan perannya dalam pembentukan daerah otonom.
2. Pertumbuhan ekonomi 5
3. Kontribusi PDRB non migas 5
3 Potensi Daerah 15
1. Rasio bank dan lembaga keuangan non 2
bank per 10.000 penduduk
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 34
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
4 Kemampuan Keuangan 15
1. Jumlah PDS 5
5 Sosial Budaya 5
1. Rasio sarana peribadatan per 10.000 2
penduduk
2. Rasio fasilitas lapangan olahraga per 2
10.000 penduduk
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 35
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
8 Pertahanan 5
1. Rasio jumlah personil aparat pertahanan 3
terhadap luas wilayah
2. Karakteristik wilayah, dilihat dari sudut 2
pandang pertahanan
9 Keamanan 5
1. Rasio jumlah personil aparat Keamanan
terhadap jumlah penduduk 5
10 Tingkat Kesejahteraan Masyarakat 5
1. Indeks Pembangunan Manusia 5
11 Rentang Kendali 5
1. Rata-rata jarak kabupaten/kota atau 2
kecamatan ke pusat pemerintahan
(ibukota provinsi atau ibukota
kabupaten)
2. Rata-rata waktu perjalanan dari 3
kabupaten/kota atau kecamatan ke pusat
pemerintahan (ibukota provinsi atau
ibukota kabupaten)
Total 100
Total Nilai
Kategori Keterangan
Seluruh Indikator
Sangat Mampu 420 s/d 500 Rekomendasi
Mampu 340 s/d 419 Rekomendasi
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 36
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
2 Syarat Fisik
Syarat fisik kewilayahan meliputi cakupan wilayah, lokasi calon ibukota, sarana
dan prasarana pemerintahan. Cakupan wilayah untuk pembentukan kabupaten
paling sedikit 5 (lima) kecamatan. Cakupan wilayah pembentukan kabupaten/kota
digambarkan dalam peta wilayah calon kabupaten/kota. Peta wilayah dilengkapi
dengan daftar nama kecamatan dan desa/kelurahan atau nama lain yang menjadi
cakupan calon kabupaten/kota serta garis batas wilayah calon kabupaten/kota,
nama wilayah kabupaten/ kota di provinsi lain, nama wilayah kecamatan di
kabupaten/ kota di provinsi yang sama, nama wilayah laut atau wilayah negara
tetangga, yang berbatasan langsung dengan calon kabupaten/kota. Peta wilayah
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 37
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
dibuat berdasarkan kaidah pemetaan yang difasilitasi oleh lembaga teknis dan
dikoordinasikan oleh gubernur.
Dalam hal cakupan wilayah calon kabupaten/kota berupa kepulauan atau gugusan
pulau, peta wilayah harus dilengkapi dengan daftar nama pulau. Lokasi calon
ibukota ditetapkan dengan keputusan bupati dan keputusan DPRD kabupaten
untuk ibukota kabupaten. Penetapan dilakukan hanya untuk satu lokasi ibukota.
Penetapan lokasi ibukota dilakukan setelah adanya kajian daerah terhadap aspek
tata ruang, ketersediaan fasilitas, aksesibilitas, kondisi dan letak geografis,
kependudukan, sosial ekonomi, sosial politik, dan sosial budaya. Hasil kajian
daerah mengenai lokasi calon ibukota merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan hasil kajian daerah tentang kelayakan pembentukan daerah.
Sarana dan prasarana pemerintahan meliputi bangunan dan lahan untuk kantor
kepala daerah, kantor DPRD, dan kantor perangkat daerah yang dapat digunakan
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bangunan dan lahan berada
dalam wilayah calon daerah. Lahan sebagaimana dimaksud dimiliki pemerintah
daerah dengan bukti kepemilikan yang sah.
Yang dimaksud dengan “bangunan dan lahan” adalah bangunan permanen yang
layak digunakan sebagai kantor pemerintahan daerah otonom baru, dan lahan
dengan luas dan kondisi yang layak untuk halaman dan pertapakan bangunan
perkantoran pemerintahan daerah otonom baru.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 38
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 39
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Kepala daerah persiapan kabupaten/kota diisi dari pegawai negeri sipil yang
memenuhi persyaratan dan diangkat atau iberhentikan oleh Menteri atas usul
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 40
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 41
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
START: Revisi
Proposal Proposal dan
Studi Kontrak
(1) (2)
Sebagai bahan
penilaian kelayakan
teknis, fisik Pengumpulan
Laporan
Akhir
kewilayahan, yang Data
Studi kelak akan FGD intern,
(6) ditindaklanjuti. Wawancara,
Dokumentasi
(3)
Pengolahan Data,
Seminar Analisis, Check
Ulang, Penyusunan
(FGD)/Intern Draft Laporan
(5) Awal
(4)
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 42
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
BAB III
METODE STUDI
Studi ini merupakan jenis studi kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan keilmuan
studi ini adalah pendekatan multi displin khusus disiplin ilmu yang terkait dengan
kebutuhan studi kelayakan pemekaran atau pembentukan kabupaten baru. Oleh
karena itu, pendekatan studi ini meliputi pendekatan hukum, pemerintahan,
kebijakan publik, ekonomi pembangunan, manajemen SDM/organisasi, sosial
budaya, pendidikan, kesehatan, teknik dan agro.
Penelitian ini bersifat deskriptif dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis
tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala
atau keadaan (Suharsimi Arikunto: 2008). Penelitian deskriptif bertujuan untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan di antara fenomena yang
diselidiki.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 43
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 44
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
peneliti, enumerator, dan staf pendukung. Pembina penelitian ini adalah Ketua
LPPM Unila.
Display data atau penyajian data sebagai sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan, verifikasi dan pengambilan
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 45
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
tindakan. Dengan cara ini diharapkan dapat memperoleh data yang lebih akurat
dan dapat membantu kelancaran penelitian.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 46
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
BAB IV
KEADAAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
letak yang demikian ini, daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya
daerah-daerah lain di Indonesia merupakan daerah tropis.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 47
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Berikut luas daerah dan jumlah pulau menurut kecamatan di Kabupaten Lampung
Selatan, 2018:
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 48
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Bila dari segi geologi daerah Kabupaten Lampung Selatan terdiri dari bagian-
bagian sebagai berikut:
Sebagian besar berbatuan endesit, ditutupi turfazam. Batuan endapan
meluas ke timur sampai sekitar jalan kereta api arah menuju Kotabumi,
keadaan tanah bergelombang sampai berbukit.
Pegunungan vulkanis muda.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 49
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 50
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Tanah Alluvial
Jenis tanah ini adalah hasil pelapukan dari bahan induk endapan marine
atau endapan sungai-sungai, terdapat pada daerah dengan bentuk wilayah
datar.Tersebar di daerah pantai bagian timur.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 51
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
- Pulau Kahai
- Pantai Onar
Kecamatan Kalianda : - Pantai Wartawan
- Pantai Canti
- Pantai Merak Belantung
- Pantai Marina
Kecamatan Katibung : - Pantai Pasir Putih
- Pantai Pulau Pasir
- Pantai Tanjung Selaki
Kabupaten Lampung Selatan merupakan salah satu dari daerah Tingkat II yang
ada di Provinsi Lampung. Secara administatif Kabupaten Lampung Selatan terdiri
dari 17 (tujuh belas) kecamatan dan selanjutnya terdiri dari desa-desa dan
kelurahan sebanyak 260 desa/kelurahan (256 desa dan 4 kelurahan). Berikut
jumlah desa/kelurahan menurut kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan 2014-
2018:
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 52
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 53
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
1) Kecamatan Bakauheni
Sejak pertama dibentuk, kecamatan Bakauheni terdiri dari lima desa, yakni desa
Bakauheni, Kelawi, Totoharjo, Semanak dan desa Hatta sebagai ibukota
kecamatan. Secara geografi, seperti halnya dengan daerah lain di Indonesia,
Kecamatan Bakauheni merupakan daerah tropis.
Dari lima desa di kecamatan Bakauheni, tiga diantaranya memiliki pantai yakni
desa Bakauheni, Kelawi dan Totoharjo. Desa Bakauheni sendiri memiliki
beberapa pulau kecil, namun sampai saat ini belum berpenghuni dan hanya
sebatas digunakan sebagai lahan perkebunan. Kecamatan Bakauheni memiliki
garis pantai sepanjang ± 30 km dengan luas daratan 57,13 km2 atau 5713 Ha.
Ketinggian rata-rata di wilayah kecamatan Bakauheni ialah 134 mdpl (diukur dari
pusat desa dengan GPS: Global Positioning System).P
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 54
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
digolongkan menjadi dua bagian, yaitu penduduk asli Lampung dan penduduk
pendatang. Walaupun demikian, mayoritas penduduk di Kecamatan Bakauheni
adalah penduduk pendatang. Sebagian kecil penduduk asli Lampung menyebar di
tiga desa, akan tetapi dalam jumlah yang relatif kecil, Antara lain terdapat di Desa
Bakauheni, Kelawi dan Hatta. Sementara penduduk pendatang sebagai mayoritas,
sebagian besar berasal dari Pulau Jawa (Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur dan Yogyakarta). Selain itu ada juga yang berasal dari Bali, Sulawesi
(Bugis), dan juga dari propinsi lain di Pulau Sumatera, seperti Sumatera Barat
(Minang), Sumatera Utara (Batak), Sumatera Selatan (Semendo), dan lain-lain.
Kecamatan Bakauheni sendiri memiliki objek wisata andalan yakni Menara Siger
yang terletak di desa Bakauheni. Menara Siger merupakan bangunan yang
merupakan aset Pemerintah Provinsi Lampung dan dibangun agar bisa menjadi
ikon Provinsi Lampung karena letaknya yang strategis di pantai selat Sunda,
sehingga memungkinkan untuk dilihat para penumpang kapal yang tengah berada
di selat Sunda. Menara Siger sendiri sering digunakan sebagai tempat
penyelenggaraan even-even besar seperti Festival Krakatau maupun kegiatan atau
pertemuan lainnya.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 55
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
2) Kecamatan Candipuro
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 56
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 57
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Kecamatan Jati Agung merupakan salah satu bagian dari wilayah Kabupaten
Lampung Selatan dengan membawahi 21 Desa dengan luas wilayah 164,47 Km2,
dan dihuni oleh berbagai etnis/suku baik penduduk asli maupun pendatang.
Kecamatan Jati Agung berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Selatan
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Bandar Lampung dan Kecamaan
Tanjung Bintang.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jati Agung.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Selatan.Pe
Penduduk yang berdomisili di Kecamatan Jati Agung, secara garis besar dapat
digolongkan menjadi dua bagian, yaitu penduduk asli Lampung dan penduduk
pendatang. Walaupun demikian, mayoritas penduduk di Kecamatan Jati Agung
adalah penduduk pendatang. Sebagian kecil penduduk asli Lampung menyebar di
hampir semua desa, akan tetapi dalam jumlah yang relatif kecil, beberapa
diantaranya terdapat di Desa Gedong Harapan, Margodadi, Wayhuwi, Jaimulyo,
Karang Anyar dll. Sementara penduduk pendatang sebagai mayoritas, sebagian
besar berasal dari Pulau Jawa (Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan
Yogyakarta). Selain itu ada juga yang berasal dari Bali, Sulawesi (Bugis), dan
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 58
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
juga dari propinsi lain di Pulau Sumatera, seperti Sumatera Barat (Minang),
Sumatera Utara (Batak), Sumatera Selatan (Semendo), dan lain-lain.
Potensi pariwisata di Kecamatan Jati Agung tidak ada yang berpotensi, baik
wisata alam maupun sejarah.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 59
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
4) Kecamatan Kalianda
Secara topografis wilayah Kecamatan Kalianda dengan luas lebih kurang 179,82
Km2, dengan daerah daratan yang merupakan daerah pertanian padi palawija,
dengan status tanah kawasan hutan produksi dan tanah marga. Penggunaan tanah
dalam wilayah Kecamatan Kalianda merupakan lahan kering peladangan, sawah
tadah hujan, hutan negara dan perkebunan rakyat.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 60
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 61
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
5) Kecamatan Katibung
Kecamatan Katibung merupakan salah satu bagian dari wilayah Kabupaten
Lampung Selatan dengan membawahi 22 Desa dengan luas wilayah 188,62 Km2,
dan dihuni oleh berbagai etnis/suku baik penduduk asli maupun pendatang.
Kecamatan Katibung berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 62
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 63
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
6) Kecamatan Ketapang
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 64
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
ibukota kabupaten (Kalianda). Sedangkan jarak menuju Pos Polisi terdekat rata-
rata sejauh 6,08 kilometer, dimana sejak definitif sampai dengan sekarang
Kecamatan Ketapang belum memiliki Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek).
Namun demikian, saat ini sudah ada Pos Polisi di Desa Tamansari dan Desa
Ketapang (tepatnya di Jalan Lintas Timur dan atau Simpang Ketapang).
Sementara untuk pelayanan pos dan giro, di Kecamatan Ketapang belum ada
Kantor Pos, sehingga pelayanan tersebut masih dilakukan oleh Kantor Pos
Penengahan dan Kantor Pos Bakauheni dengan jarak tempuh rata-rata sejauh
13,89 kilometer.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 65
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Ada pula sebuah makam yang disebut orang Keramat Gajah Mada. Makam-
makam tersebut sering didatangi wisatawan, terutama wisatawan domestik, baik
dari dalam maupun dari luar Propinsi Lampung untuk berziarah.
Beberapa legenda menyebutkan, di daerah Ruguk dahulu kala ada sebuah batu
besar yang berbentuk menyerupai kapal motor yang disebut orang dengan nama
Keramat Bujang Jawa, yang diperkirakan ada hubungannya dengan Kerajaan
Mataram. Batu itu kini termasuk dalam wilayah Desa Tri Dharmayoga yang
letaknya dekat dengan kawasan Pantai Duta Wisata (Onaria).
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 66
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 67
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
8) Kecamatan Natar
Kecamatan Natar merupakan salah satu bagian dari wilayah Kabupaten
Lampung Selatan dengan membawahi 22 Desa dengan luas wilayah 250,88 Km2,
dan dihuni oleh berbagai etnis/suku baik penduduk asli maupun pendatang.
Kecamatan Natar berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Bandar Lampung
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Jati AgungPe
Pend 2 Topografi
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 68
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 69
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
9) Kecamatan Palas
Kecamatan Palas terletak di Timur Laut dari Ibukota Kabupaten Lampung Selatan
(Kalianda). Kecamatan Palas merupakan pemekaran dari Kecamatan Penengahan
yang berpenduduk 53.492 Jiwa dan 15.783 Kepala Keluarga pada Tahun 2010.
Dengan Batas-batas sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : berbatas dengan Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung
Selatan
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 70
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Secara Tofografi wilayah Kecamatan Palas dengan luas lebih kurang 105,57 Km2,
dengan daerah daratan yang merupakan daerah pertanian padi palawija.
Penggunaan tanah dalam wilayah Kecamatan Palas merupakan lahan kering
peladangan dan sawah tadah hujan. Surat Keputusan Mentri Dalam Negeri Tahun
1974 meresmikan/mendefenitifkan Kecamatan Palas dengan Ibu Kota Bangunan
yang meliputi 28 Desa. Pada tahun 2002 Kecamatan Palas terjadi pemekaran
Kecamatan yaitu Kecamatan Palas.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 71
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 72
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Keadaan alam kecamatan Penengahan terdiri dari perbukitan dan dataran rendah
dengan lahan sawah dan lahan perkebunan. Ketinggian rata-rata di wilayah
kecamatan Penengahan ialah 127 mdpl. Semenjak dimekarkannya kecamatan
Bakauheni, maka kecamatan Penengahan tidak memiliki garis pantai. Dengan
gambaran tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk kecamatan
Penengahan bermata pencaharian sebagai petani.3
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 73
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
yakni air terjun Way Kalam (berlokasi di desa Way Kalam) dan Curug Jati
(berlokasi di desa Tanjung Heran).
Selain itu kecamatan Penengahan juga memiliki objek wisata rohani. Paling tidak
ada dua makam yang sering menjadi tujuan para peziarah. Makam tersebut
merupakan makam dari dua tokoh besar Lampung ketika masih berbentuk
kerajaan, yakni Makam Pahlawan Nasional Raden Intan II (berlokasi di desa
Gedungharta) dan Makam Ratu Darah Putih.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 74
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 75
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 76
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 77
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
pada tahun 2012 desa Sukabanjar dimekarkan menjadi dua yaitu desa suka banjar
dan desa Banjarsuri.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 78
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Secara geografi, Kecamatan Sragi merupakan daerah tropis seperti daerah lain di
Indonesia. Dan sebagian besar Penduduk Kecamatan Sragi berpenghasilan dari
Pertanian Tanaman Padi sawah, dan rata – rata ketinggian 26,6 Mdpl, hasil ini di
dapat dari pengukuran dengan alat GPS (Global Positioning System). Pusat
pemerintahan (ibukota) Kecamatan Sragi terletak di Desa Kuala Sekampung
dengan batas-batas wilayah adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara: berbatasan dengan Kec. Pasir Sakti Kab.Lampung Selatan
b. Sebelah Selatan: berbatasan dengan Laut Jawa
c. Sebelah Timut: berbatasan dengan Kec. Ketapang
d. Sebelah Barat: berbatasan dengan Kec. Palas
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 79
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Jarak tempuh rata-rata wilayah desa di Kecamatan Sragi adalah 6,17 kilometer ke
ibukota kecamatan (Desa Kuala Sekampung) dan 33,89 kilometer menuju ibukota
kabupaten (Kalianda). Secara Tofografi wilayah Kecamatan Sragi dengan luas
lebih kurang 93,44 Km, dengan daerah daratan yang merupakan daerah pertanian
padi palawija. Penggunaan tanah dalam wilayah Kecamatan Sragi merupakan
lahan kering peladangan dan sawah tadah hujan.
Pada awalnya Kecamatan Sragi membawahi 9 Desa dan pada Tahun 2005
menjadi 10 Desa. Penduduk yang berdomisili di Kecamatan Sragi, secara garis
besar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu penduduk asli Lampung dan
penduduk pendatang. Sebagian besar penduduk pendatang berasal dari Pulau Jawa
(Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta). Selain itu ada
juga yang berasal dari Bali, Sulawesi (Bugis), dan juga dari propinsi lain di Pulau
Sumatera, seperti Sumatera Barat (Minang), Sumatera Utara (Batak), Sumatera
Selatan (Semendo), dan lain-lain.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 80
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 81
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 82
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Tabel 16. Luas daerah menurut kelurahan/desa di Kecamatan Tanjung Sari, 2019
Kecamatan Way Panji merupakan salah satu bagian dari wilayah Kabupaten
Lampung Selatan dengan membawahi 4 Desa dengan luas wilayah 38,45 Km2,
dan dihuni oleh berbagai etnis/suku baik penduduk asli maupun pendatang.
Kecamatan Way Panji berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Candipuro
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kalianda
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sidomulyo
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan PalasPe
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 83
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 84
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Tabel 18. Luas daerah menurut kelurahan/desa di Kecamatan Way Sulan, 2019
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 85
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
BAB V
PENILAIAN KELAYAKAN
Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah adanya studi kelayakan untuk
mengetahui apakah suatu daerah layak atau tidak untuk dibentuk daerah otonom.
Syarat-syarat tersebut secara jelas diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 78
Tahun 2007 tentang tata cara pembentukan, penghapusan dan penggabungan
daerah, terdiri dari 11 (sebelas) kriteria dan 35 indikator.
Analisis kelayakan pemekaran calon Kabupaten Natar Agung akan dilihat pada
tiga skenario pembagian wilayah antara kabupaten induk dan kabupaten hasil
pemekaran. Adapun hasil studi kelayakan terhadap syarat pembentukan
daerah otonom tersebut, diuraikan pada bagian berikut ini.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 86
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Tabel 5-2. Kompisisi Jumlah penduduk pada kabupaten induk dan calon
kabupaten pemekaran masing-masing scenario
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 87
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Perhitungan nilai bobot PDRB menggunakan metode rata-rata yaitu nilai PDRB
Non Migas atas dasar harga berlaku kemudian dibagi dengan jumlah
penduduk.Adapun perhitungannya sesuai scenario disajikan padatabel-tabel
berikut ini.Hasil analisis indikator PDRB Non Migas pada kabupaten induk dan
calon kabupaten pemekaran untuk masing-masing scenario dapat dilihat pada
lampiran.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 88
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Tabel 5-9. Hasil Analisis Indikator PDRB Non Migas menurut kecamatan
Jumlah
PDRB Non Migas (Rp) PDRB Persentase (%) Nilai
No Kecamatan Penduduk Skor Bobot
Perkapita Akhir
(jiwa)
Natar 193.681
1 370.311,23 16,962 63,17% 4 5 20
Jati Agung 115.345
2 860.197,49 16,015 59,64% 3 5 15
Tanjung Bintang 76.550
3 1.109.891,08 15,988 59,54% 3 5 15
Merbau Mataram 49.404
4 955.410,24 17,712 65,96% 4 5 20
Tanjung Sari 29.471
5 1.991.726,89 24,600 91,61% 5 5 25
Katibung 68.374
6 377.697,42 19,097 71,12% 4 5 20
Way Sulan 22.914
7 848.762,83 20,022 74,56% 4 5 20
Sidomulyo 58.105
8 777.715,56 17,135 63,81% 4 5 20
Candipuro 55.537
9 659.448,61 22,551 83,98% 5 5 25
Way Panji 17.219
10 637.038,89 17,539 65,32% 4 5 20
Kalianda 89.527
11 551.069,03 16,564 61,68% 4 5 20
Rajabasa 22.577
12 869.137,43 21,888 81,51% 5 5 25
Palas 57.605
13 435.099,57 19,186 71,45% 4 5 20
Sragi 33.711
14 1.013.416,73 18,900 70,39% 4 5 20
Penengahan 37.699
15 638.972,51 20,229 75,33% 4 5 20
Ketapang 50.474
16 541.340,57 21,013 78,25% 4 5 20
Bakauheni 24.092
17 1.060.599,07 17,114 63,73% 4 5 20
Sumber : Hasil Analisis data, 2019
Nilai PDRB non migas per kapita penduduk pada kabupaten induk mempunyai
skor yang sama (4). Dari 17 kecamatan nilai PRDB perkapita terendah pada
kecamatan Natar dan Palas hal ini disebabkan banyaknya jumlah penduduk
sehingga nilai PDRB yang didapatkan juga kecil.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 89
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Nilai
No Kecamatan Persentase (%) Skor Bobot Akhir
1 Natar 6,50% 5 5 25
2 Jati Agung 4,10% 3 5 15
3 Tanjung Bintang 5,29% 5 5 25
4 Merbau Mataram 4,56% 4 5 20
5 Tanjung Sari 1,77% 3 5 15
6 Katibung 1,80% 2 5 10
7 Way Sulan 4,05% 3 5 15
8 Sidomulyo 3,71% 4 5 20
9 Candipuro 3,14% 3 5 15
10 Way Panji 3,04% 3 5 15
11 Kalianda 2,63% 2 5 10
12 Rajabasa 4,14% 4 5 20
13 Palas 2,07% 2 5 10
14 Sragi 5,83% 5 5 25
15 Penengahan 3,05% 3 5 15
16 Ketapang 2,58% 2 5 10
17 Bakauheni 6,06% 5 5 25
Sumber : Hasil Analisis data, 2019
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 90
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Tabel 5-13 Hasil Analisis Indikator Kontribusi PDRB Non Migas menurut
kecamatan
Kontribusi
PDRBNon Nilai
No Kecamatan PDRB Non Migas (Rp) Skor Bobot
Migas(%) Akhir
Pasal 6 PP Nomor 78 Tahun 2007 mengatur bahwa potensi daerah yang dinilai
untuk kelayakan pembentukan suatu daerah merupakan cerminan tersedianya
sumberdaya yang dapat dimanfaatkan dan memberikan sumbangan terhadap
penerimaan daerah serta kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, istilah
cerminan dapat diinterpretasikan sebagai potensi sumberdaya, baik yang telah
dikembangkan maupun yang masih memungkinkan untuk dikembangkan.
Kriteria potensi daerah menurut PP Nomor 78 tahun 2007 terdiri dari 14 (empat
belas) indikator.Penilaian masing-masing indikator menggunakan metode rata-
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 91
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
rata, Bobot penilaian kriteria ini adalah 15 dan total bobot di atas rata-rata untuk
seluruh indikator berjumlah 75.
Hasil perhitungan bobot untuk indikator Rasio Bank dan Non Bank
dilakukan dengan metode indikator rasio bank dan non bank per 10.000penduduk.
Data indikator rasio bank bersumber dari data primer. Bank dimaksud
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Sedangkan indikator bukan bank adalah badan usaha selain bank, meliputi
asuransi, pegadaian, Unit Pengelolaan Keuangan (UPK) tingkat kecamatan,
koperasi dan lain-lain. Data lembaga usaha bukan bank di dua puluh empat
kecamatan bersumber dari data kuesioner masing-masing kecamatan dan
observasi lapang. Berikut hasil analisis rasio bank dan lembaga keuangan non
bank berdasarkan kecamatan disajikan pada tabel5.15.
Tabel 5-15.Hasil Analisis Indikator Rasio Bank dan Lembaga Non Bank menurut
Kecamatan
Jumlah
Jumlah Jumlah Nilai
No Kecamatan Non Rasio Skor Bobot
Penduduk Bank Akhir
Bank
Natar 193 681
1 0 9 4,1223892 3 2 6
Jati Agung 115 345
2 6 19 4,6543667 4 2 8
Tanjung Bintang 76 550
3 2 28 4,3214589 4 2 8
Merbau Mataram 49 404
4 0 31 5,7470199 5 2 10
Tanjung Sari 29 471
5 3 25 3,4583699 3 2 6
Katibung 68 374
6 1 9 5,056123 5 2 10
Way Sulan 22 914
7 0 14 3,3025099 2 2 4
Sidomulyo 58 105
8 1 20 4,6268755 4 2 8
Candipuro 55 537
9 0 11 3,761584 3 2 6
Way Panji 17 219
10 0 12 3,3038738 2 2 4
Kalianda 89 527
11 1 14 4,5087018 4 2 8
Rajabasa 22 577
12 2 16 4,5329774 4 2 8
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 92
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Palas 57 605
13 0 11 4,8505159 4 2 8
Sragi 33 711
14 7 17 4,4760253 4 2 8
Penengahan 37 699
15 0 11 3,4824453 3 2 6
Ketapang 50 474
16 0 12 4,6580234 4 2 8
Bakauheni 24 092
17 7 24 5,0021784 5 2 10
Sumber : Hasil Analisis data, 2019
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 93
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Pasar merupakan sarana fisik yang khusus dibangun untuk tempat pertemuan,
antara penjual dan pembeli barang dan jasa, aktivitas rutinnya
dilaksanakansetiaphari. Pada umumnya setiap kecamatan memilikibeberapa
pasar, baik pasar desa yang pengelolaannya dilakukan oleh pemerintahan desa,
maupun pasar yang dikelola oleh pemerintah kabupaten.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 94
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Secara umum rasio Sekolah dasar baik di Kabupaten Induk maupun calon
Kabuaten Pemekaran sudah mencukupi. Bila dilihat dari table 5-21. Perolehan
nilai di kabupaten Induk lebih besar daripada calon kabupaten pemekaran.Hasil
analisis indikator Rasio Sekolah Dasar menurut kecamatan dapat dilihat pada
tabel 5-22.dan secara rinci pada untuk masing-masing scenario padalampiran.
Jumlah
Penduduk Usia Jumlah SD Nilai
No Kecamatan Rasio Skor Bobot Akhir
SD (7-12 th)
1 Natar 2.484 18 0,0072464 5 1 5
2 Jati Agung 6.507 43 0,0066083 5 1 5
3 Tanjung Bintang 7.476 43 0,0057517 5 1 5
4 Merbau 7.838 36 0,004593 4 1 4
Mataram
5 Tanjung Sari 9.539 45 0,0047175 4 1 4
6 Katibung 2.181 15 0,0068776 5 1 5
7 Way Sulan 5.019 31 0,0061765 5 1 5
8 Sidomulyo 5.483 31 0,0056538 5 1 5
9 Candipuro 3.258 20 0,0061387 5 1 5
10 Way Panji 4.326 32 0,0073971 5 1 5
11 Kalianda 3.956 18 0,0045501 4 1 4
12 Rajabasa 4.708 33 0,0070093 5 1 5
13 Palas 2.796 23 0,008226 5 1 5
14 Sragi 6.118 22 0,0035959 3 1 3
15 Penengahan 3.429 19 0,005541 5 1 5
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 95
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Penduduk usia SLTP pada 20ndicator ini adalah penduduk yang berusia 13
sampai dengan 15 tahun, dengan cara penghitungan nilai kelulusan yang sama
dengan 20 idicator 9. Berikut hasil analisis rasio jumlah Sekolah SLTP menurut
kecamatan.
Tabel 5-23. Hasil Analisis Indikator Rasio Sekolah SLTP per Penduduk Usia
SLTP menurut Kecamatan
Jumlah
Penduduk Jumlah Nilai
No Kecamatan Rasio Skor Bobot
Usia SLTP SLTP Akhir
(13-16 th)
1Natar 1.747 5 0,002862 4 1 4
2 Jati Agung 4.643 8 0,001723 3 1 3
3 Tanjung Bintang 5.860 16 0,0027304 4 1 4
4 Merbau Mataram 4.370 10 0,0022883 4 1 4
5 Tanjung Sari 7.060 15 0,0021246 3 1 3
6 Katibung 1.667 4 0,0023995 4 1 4
7 Way Sulan 3.470 7 0,0020173 3 1 3
8 Sidomulyo 3.875 7 0,0018065 3 1 3
9 Candipuro 2.582 7 0,0027111 4 1 4
10 Way Panji 3.067 6 0,0019563 3 1 3
11 Kalianda 2.765 4 0,0014467 3 1 3
12 Rajabasa 3.467 7 0,002019 3 1 3
13 Palas 2.036 6 0,002947 5 1 5
14 Sragi 4.233 10 0,0023624 4 1 4
15 Penengahan 2.465 6 0,0024341 4 1 4
16 Ketapang 2.043 7 0,0034263 5 1 5
17 Bakauheni 4.533 13 0,0028679 4 1 4
Sumber : Hasil Analisis data, 2019
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 96
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
5.1.3.6 Rasio Sekolah SLTA Per Penduduk Usia SLTA ( Indikator 11)
Penduduk usia SLTA pada indikator ini adalah penduduk yang berusia 16 sampai
dengan 18 tahun, dengan cara penghitungan nilai kelulusan yang sama dengan
indikator 9, berikut rasio Sekolah SLTA sesuai scenario pada tabel 5.25.
Tabel 5-26. Hasil Analisis Indikator Rasio SLTA per Penduduk Usia
SLTA menurut Kecamatan
Jumlah
Jumlah Nilai
No Kecamatan Penduduk Usia Rasio Skor Bobot
SMA Akhir
SMA (17-19 th)
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 97
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Tabel 5-27. Hasil Analisis Indikator Rasio Jumlah Fasilitas Kesehatan menurut
Kecamatan
Jumlah
Jumlah Nilai
No Kecamatan Fasilitas Rasio Skor Bobot
Penduduk Akhir
Kesehatan
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 98
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Penghitungan indikator tenaga medis untuk menentukan nilai akhir sama dengan
penghitungan Indikator 12. Berikut hasil analisis rasio tenaga medis untuk
kecamatan.
Tabel 5-29. Hasil Analisis Indikator Rasio Jumlah tenaga medis menurut
Kecamatan
Jumlah
Jumlah Nilai
No Kecamatan Tenaga Rasio Skor Bobot
Penduduk Akhir
Medis
Kendaraan bermotor roda 4 atau lebih/kapal motor (Indikator 14) adalah alat
untuk mengangkut orang seperti mobil, bus/kapal yang menggunakan motor
sebagai tenaga penggerak, motor dipasang secara permanen di dalamnya. Sumber
jumlah kendaraan bermotor maupun persentase rumah tanggayangmemiliki
kendaraan bermotor berasal dari Dinas perhubungan dan kuesioner dari Masing-
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 99
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Tabel 5 31. Hasil Analisis Indikator Persentase Rumah Tangga yang Mempunyai
Kendaraan Bermotor atau perahu atau Kapal Motor menurut Kecamatan
Jumlah
Jumlah RT Punya Nilai
No Kecamatan Rumah % Skor Bobot
K. Bermotor Akhir
tangga
1 Natar 7.866 5.992 76,18 3 1 3
2 Jati Agung 18.885 16.825 89,09 5 1 5
3 Tanjung Bintang 23.843 22.943 96,23 5 1 5
4 Merbau Mataram 17.712 10.748 60,68 2 1 2
5 Tanjung Sari 27.345 13.796 50,45 2 1 2
6 Katibung 6.793 6.046 89,00 5 1 5
7 Way Sulan 14.683 11.544 78,62 4 1 4
8 Sidomulyo 16.056 12.847 80,01 4 1 4
9 Candipuro 13.297 8.643 65,00 2 1 2
10 Way Panji 13.917 10.378 74,57 3 1 3
11 Kalianda 7.870 6.169 78,39 4 1 4
12 Rajabasa 9.559 7.902 82,67 4 1 4
13 Palas 10.712 7.367 68,77 3 1 3
14 Sragi 17.961 12.795 71,24 3 1 3
15 Penengahan 9.883 8.243 83,41 4 1 4
16 Ketapang 8.231 6.585 80,00 4 1 4
17 Bakauheni 20.080 15.480 77,09 3 1 3
Jumlah 244.693 184.303 1301,4 60 17 60
Sumber : Hasil Analisis data, 2019
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 100
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Tabel 5-33. Hasil Analisis Indikator Persentase rumah tangga pelanggan listrik
menurut Kecamatan
Jumlah Jumlah
Persentase Nilai
No Kecamatan Rumah pelanggan Skor Bobot
(%) Akhir
Tangga Listrik
1 Natar 7.866 6.239 79% 4 1 4
2 Jati Agung 18.885 15.723 83% 5 1 5
3 Tanjung Bintang 23.843 17.500 73% 4 1 4
4 Merbau Mataram 17.712 10.288 58% 3 1 3
5 Tanjung Sari 27.345 27.345 100% 5 1 5
6 Katibung 6.793 6.793 100% 5 1 5
7 Way Sulan 14.683 13.215 90% 5 1 5
8 Sidomulyo 16.056 15.253 95% 5 1 5
9 Candipuro 13.297 11.967 90% 5 1 5
10 Way Panji 13.917 13.917 100% 5 1 5
11 Kalianda 7.870 7.870 100% 5 1 5
12 Rajabasa 9.559 8.125 85% 5 1 5
13 Palas 10.712 10.712 100% 5 1 5
14 Sragi 17.961 17.961 100% 5 1 5
15 Penengahan 9.883 9.883 100% 5 1 5
16 Ketapang 8.231 8.066 98% 5 1 5
17 Bakauheni 20.080 20.080 100% 5 1 5
Jumlah 244.693 220.937 1551% 81 17 81
Sumber : Hasil Analisis data, 2019
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 101
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Rumus perhitungan untuk rasio panjang jalan adalah jumlah panjang jalan
(Indikator 16) dibagi jumlah kendaraan bermotor (km/unit).Berikut hasil analisis
rasio panjang jalan sesuai kecamatan.
Tabel 5-35. Hasil Analisis Indikator Rasio Panjang Jalan terhadap Jumlah
kendaraan Bermotor menurut Kecamatan
Jumlah
Panjang jalan Nilai
No Kecamatan Kendaraan Rasio Skor Bobot
(Km) Akhir
Bermotor
1 Natar 14 12.058 0,0012 3 1 3
2 Jati Agung 51 14.252 0,0036 5 1 5
3 Tanjung Bintang 66 13.439 0,0049 5 1 5
4 Merbau Mataram 22 10.506 0,0021 5 1 5
5 Tanjung Sari 97 13.196 0,0074 5 1 5
Katibung
6 5 11.702 0,0004 1 1 1
Way Sulan
7 27 11.878 0,0023 5 1 5
Sidomulyo
8 45 13.268 0,0034 5 1 5
Candipuro
9 35 10.559 0,0033 5 1 5
Way Panji
10 22 13.633 0,0016 4 1 4
Kalianda
11 22 12.104 0,0018 4 1 4
Rajabasa
12 28 11.701 0,0024 5 1 5
Palas
13 45 11.657 0,0039 5 1 5
Sragi
14 22 14.632 0,0015 3 1 3
Penengahan
15 86 12.715 0,0068 5 1 5
Ketapang
16 10 9.790 0,0010 2 1 2
Bakauheni
17 44 13.480 0,0033 5 1 5
Jumlah 641 210.570 0,0509 72 17 72
Sumber : Hasil Analisis data, 2019
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 102
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Jumlah
Jumlah
pekerja Persentase Nilai
No Kecamatan penduduk Skor Bobot
Minimal % Akhir
18 th
SLTA
1Natar 549 648 84,72% 5 1 5
2Jati Agung 1.106 1.575 70,22% 4 1 4
3Tanjung Bintang 1.965 2.786 70,53% 4 1 4
4Merbau Mataram 1.517 2.243 67,63% 4 1 4
5Tanjung Sari 2.867 3.177 90,24% 5 1 5
6Katibung 544 737 73,81% 4 1 4
7Way Sulan 916 1.144 80,07% 5 1 5
8Sidomulyo 1.084 1.341 80,84% 5 1 5
9Candipuro 826 1.162 71,08% 4 1 4
10Way Panji 688 695 98,99% 5 1 5
11Kalianda 988 1.473 67,07% 4 1 4
12Rajabasa 692 864 80,09% 5 1 5
13Palas 453 598 75,75% 5 1 5
14Sragi 1.542 2.069 74,53% 5 1 5
15Penengahan 1.023 1.387 73,76% 4 1 4
16Ketapang 946 1.168 80,99% 5 1 5
17Bakauheni 2.577 2.710 95,09% 5 1 5
Sumber : Hasil Analisis data, 2019
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 103
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Jumlah Jumlah
Persentase Sk Nilai
No Kecamatan Pekerja penduduk 25 Rasio Bobot
% or Akhir
S1 th
Natar
1 549 1.903 28,849 71% 4 1 4
Jati Agung
2 1.106 4.666 23,703 59% 2 1 2
Tanjung Bintang
3 1.965 6.668 29,469 73% 4 1 4
Merbau Mataram
4 1.517 5.090 29,804 74% 4 1 4
Tanjung Sari
5 2.867 8.019 35,753 88% 5 1 5
Katibung
6 544 1.828 29,759 74% 4 1 4
Way Sulan
7 916 3.619 25,311 63% 3 1 3
Sidomulyo
8 1.084 3.868 28,025 69% 3 1 3
Candipuro
9 826 3.025 27,306 68% 3 1 3
Way Panji
10 688 2.918 23,578 58% 2 1 2
Kalianda
11 988 3.221 30,674 76% 4 1 4
Rajabasa
12 692 3.330 20,781 51% 2 1 2
Palas
13 453 1.873 24,186 60% 2 1 2
Sragi
14 1.542 5.148 29,953 74% 4 1 4
Penengahan
15 1.023 3.393 30,150 75% 4 1 4
Ketapang
16 946 2.791 33,895 84% 5 1 5
Bakauheni
17 2.577 6.376 40,417 100% 5 1 5
Sumber : Hasil Analisis data, 2019
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 104
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Tabel 5-41. Hasil Analisis Indikator Rasio Pegawai Negeri Sipil menurut
Kecamatan
Jumlah
Nilai
No Kecamatan Penduduk Jumlah PNS Rasio Skor Bobot
Akhir
(Jiwa)
Pada indikator ini sumber data berasal dari PBB jadi semakin besar luas wilayah
maka jumlah pendapatan juga semakin besar. Berikut table 5-43merupakan
hasil analisis indikator jumlah PDS menurut kecamatan.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 105
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Data untuk indicator rasio penerimaan daerah sendiri terhada pengeluaran rutin
bersumber dari data primer pada masing-masing kecamatan.Perhitungan bobot
penilaiannya dilakukan dengan cara membandingkan antara jumlah penerimaan
daerah sendiri dengan jumlah penduduk. Adapun rasio PDS terhadap jumlah
penduduk menurut kecamatan disajikan pada tabel 5-45 berikut ini.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 106
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Tabel 5-45. Hasil Analisis Indikator Rasio Penerimaan Daerah Sendiri Terhadap
Jumlah Penduduk menurut Kecamatan
Jumlah Nilai
No Kecamatan Jumlah PDS Rasio Skor Bobot
Penduduk Akhir
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 107
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Jumlah
PDRB Non Nilai
No Kecamatan PDS Rasio Skor Bobot
Migas (Juta Rp) Akhir
(juta Rp)
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 108
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
peribadatan sesuai dengan agama yang dianut. Penentuan nilai bobot dihitung
dari jumlah masjid, gereja, vihara, dibagi jumlah penduduk dikali 10.000. Hasil
perhitungan data yang diperoleh disajikan pada tabel 5-50 berikut.
Fasilitas lapangan olah raga adalah tempat (fasilitas) olah raga yang digunakan
untuk melakukan aktivitas olah raga, baik di ruangan terbuka maupun ruangan
tertutup, seperti; lapangan sepak bola, bola voli, bulu tangkis, dan kolam
renang.Rasio fasilitas lapangan olah raga disajikan pada tabel berikut ini.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 109
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Tabel 5-52. Hasil Analisis Indikator Rasio Fasilitas Lapangan Olah Raga
menurut Kecamatan
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 110
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Jumlah
Jumlah Nilai
No Kecamatan balai Rasio Skor Bobot
Penduduk Akhir
Pertemuan
1Natar 193 681 8 3,664 3 1 3
2Jati Agung 115 345 19 3,537 3 1 3
3Tanjung Bintang 76 550 18 2,593 2 1 2
4Merbau Mataram 49 404 14 2,595 2 1 2
5Tanjung Sari 29 471 24 2,964 3 1 3
6Katibung 68 374 11 5,562 5 1 5
7Way Sulan 22 914 4 0,944 1 1 1
8Sidomulyo 58 105 14 3,085 3 1 3
9Candipuro 55 537 8 2,736 2 1 2
10Way Panji 17 219 11 3,029 3 1 3
11Kalianda 89 527 8 2,405 2 1 2
12Rajabasa 22 577 14 3,526 3 1 3
13Palas 57 605 9 3,969 4 1 4
14Sragi 33 711 11 2,052 2 1 2
15Penengahan 37 699 11 3,482 3 1 3
16Ketapang 50 474 8 3,105 3 1 3
17Bakauheni 24 092 18 2,904 3 1 3
Sumber : Hasil Analisis data, 2019
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 111
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Perhitungan indikator ini dilakukan dengan rumus Jumlah penduduk usia yang
mencoblos saat pemilu legislatif dibagi jumlah penduduk usia 17 tahun ke atas
atau sudah kawin. Data indikator ini bersumber dari data primer yang
disesuaikan dengan data sekunder dari Sekretariat Komisi Pemilihan Umum
Daerah (KPUD)Kabupaten Lampung Selatan. Berikut perhitunganRasio Penduduk
yang ikut pemilu legislatif disajikan pada tabel 5-56 berikut.
Tabel 5-56. Hasil Analisis Indikator Rasio Penduduk yang Ikut Pemilu Legislatif
menurut Kecamatan
Jumlah
Jumlah Penduduk Nilai
No Kecamatan Rasio Skor Bobot
Pemilih usia ≥ 17 Akhir
Tahun
1 Natar 12.647 16.707 0,757 5 3 15
2 Jati Agung 32.248 42.402 0,761 5 3 15
3 Tanjung Bintang 35.292 50.342 0,701 4 3 12
4 Merbau Mataram 24.816 35.218 0,705 4 3 12
5 Tanjung Sari 37.744 55.151 0,684 3 3 9
6 Katibung 10.651 14.460 0,737 5 3 15
7 Way Sulan 24.807 32.324 0,767 5 3 15
8 Sidomulyo 27.844 35.967 0,774 5 3 15
9 Candipuro 14.710 20.708 0,710 4 3 12
10 Way Panji 22.228 29.763 0,747 5 3 15
11 Kalianda 14.444 22.357 0,646 2 3 6
12 Rajabasa 24.521 32.225 0,761 5 3 15
13 Palas 13.391 18.054 0,742 5 3 15
14 Sragi 25.567 35.374 0,723 5 3 15
15 Penengahan 14.587 20.235 0,721 5 3 15
16 Ketapang 10.608 16.796 0,632 2 3 6
17 Bakauheni 28.086 39.955 0,703 4 3 12
Sumber : Hasil Analisis data, 2019
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 112
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Persentase Nilai
No Kecamatan Jumlah Ormas Skor Bobot
Akhir
(%)
1Natar 12 4,15% 3 2 6
2Jati Agung 14 4,84% 3 2 6
3Tanjung Bintang 13 4,50% 3 2 6
4Merbau Mataram 15 5,19% 4 2 8
5Tanjung Sari 20 6,92% 5 2 10
6Katibung 6 2,08% 1 2 2
7Way Sulan 14 4,84% 3 2 6
8Sidomulyo 11 3,81% 2 2 4
9Candipuro 9 3,11% 2 2 4
10Way Panji 10 3,46% 2 2 4
11Kalianda 9 3,11% 2 2 4
12Rajabasa 13 4,50% 3 2 6
13Palas 9 3,11% 2 2 4
14Sragi 15 5,19% 4 2 8
15Penengahan 10 3,46% 2 2 4
16Ketapang 7 2,42% 1 2 2
17Bakauheni 19 6,57% 5 2 10
Sumber : Hasil Analisis data, 2019
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 113
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Kriteria luas wilayah terdiri dari dua indikator yaitu indikator luaswilayah
keseluruhan dan luas wilayah efektif yangdapatdimanfaatkan denganrumus
kelulusan suatu kecamatan adalah luas wilayah luas wilayah daratan ditambah
luas lautan. Adapun tabel luas wilayah keseluruhan dan luas wilayah efektif yang
dapat dimanfaatkan disajikan sebagaiberikut.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 114
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Pengertian wilayah efektif yang dapat dimanfaatkan adalah wilayah yang dapat
dimanfaatkan untuk kawasan budidaya diluar kawasan lindung. Setelah luas
wilayah termasuk untuk pemukiman dan industri dikurangi kawasan lindung,
kemudian dihitung nilainya. Adapun luas wilayah efektif yang dapat
dimanfaatkan sesuai scenario pemekaran disajikan pada tabel-tabel berikut ini.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 115
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Tabel 5-64. Indikator rasio personel pertahanan terhadap luas wilayah menurut
Kecamatan
Luas Jumlah
Nilai
No Kecamatan Wilayah Personel Rasio Skor Bobot
Akhir
(Km2) Pertahanan
1
Natar 250.88 13 0,1693 5 3 15
2
Jati Agung 164.47 20 0,1343 5 3 15
3
Tanjung Bintang 129.72 19 0,1281 5 3 15
4
Merbau Mataram 113.94 5 0,0199 2 3 6
5
Tanjung Sari 103.32 7 0,0092 2 3 6
6
Katibung 188.62 5 0,0683 2 3 6
7
Way Sulan 46.54 8 0,0443 2 3 6
8
Sidomulyo 158.99 14 0,1398 5 3 15
9
Candipuro 84.90 15 0,0846 2 3 6
10
Way Panji 38.45 12 0,0744 2 3 6
11
Kalianda 179.82 16 0,2011 5 3 15
12
Rajabasa 100.39 10 0,0450 2 3 6
13
Palas 165.57 6 0,0159 2 3 6
14
Sragi 93.44 15 0,0808 2 3 6
15
Penengahan 124.96 13 0,0933 4 3 12
16
Ketapang 108.60 12 0,1528 5 3 15
17
Bakauheni 57.13 21 0,0916 4 3 12
Sumber : Hasil Analisis data, 2019
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 116
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Nilai
No Kecamatan Karakteristik Wilayah Skor Bobot
Akhir
Natar
1 Dataran dan Tidak berbatasan dengan Negara Lain 2 2 4
Jati Agung
2 Dataran dan Tidak berbatasan dengan Negara Lain 2 2 4
Tanjung Bintang
3 Dataran dan Tidak berbatasan dengan Negara Lain 2 2 4
Merbau Mataram
4 Dataran dan Tidak berbatasan dengan Negara Lain 2 2 4
Tanjung Sari
5 Dataran dan Tidak berbatasan dengan Negara Lain 2 2 4
Katibung
6 Dataran dan Tidak berbatasan dengan Negara Lain 2 2 4
Way Sulan
7 Dataran dan Tidak berbatasan dengan Negara Lain 2 2 4
Sidomulyo
8 Dataran dan Tidak berbatasan dengan Negara Lain 2 2 4
Candipuro
9 Dataran dan Tidak berbatasan dengan Negara Lain 2 2 4
Way Panji
10 Dataran dan Tidak berbatasan dengan Negara Lain 2 2 4
Kalianda
11 Dataran dan Tidak berbatasan dengan Negara Lain 2 2 4
Rajabasa
12 Dataran dan Tidak berbatasan dengan Negara Lain 2 2 4
Palas
13 Dataran dan Tidak berbatasan dengan Negara Lain 2 2 4
14 Sragi Dataran dan Tidak berbatasan dengan Negara Lain 2 2 4
Penengahan
15 Dataran dan Tidak berbatasan dengan Negara Lain 2 2 4
Ketapang
16 Dataran dan Tidak berbatasan dengan Negara Lain 2 2 4
Bakauheni
17 Pantai, Dataran dan Tidak berbatasan dengan 2 2 4
Negara Lain
Sumber : Hasil Analisis data, 2019
Rasio jumlah personil aparat keamanan terhadap jumlah penduduk (Indikator 32).
Adapun rasio jumlah personil kemanan di Kabupaten lampung selatan dan
rasionya terhadap scenario pemekaran disajikan pada tabel berikut ini.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 117
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Tabel 5-68. Indikator Rasio jumlah personil aparat keamanan terhadap jumlah
penduduk menurut Kecamatan
Jumlah
Jumlah Nilai
No Kecamatan personil Rasio Skor Bobot
Penduduk Akhir
Keamanan
1Natar 193 681 25 11,451 5 5 25
2Jati Agung 115 345 27 5,027 2 5 10
3Tanjung Bintang 76 550 26 3,745 2 5 10
4Merbau Mataram 49 404 21 3,893 2 5 10
5Tanjung Sari 29 471 33 4,076 2 5 10
6Katibung 68 374 23 11,629 5 5 25
7Way Sulan 22 914 23 5,426 3 5 15
8Sidomulyo 58 105 30 6,610 3 5 15
9Candipuro 55 537 21 7,181 4 5 20
10Way Panji 17 219 25 6,883 4 5 20
11Kalianda 89 527 23 6,913 4 5 20
12Rajabasa 22 577 23 5,792 3 5 15
13Palas 57 605 25 11,024 5 5 25
14Sragi 33 711 26 4,849 2 5 10
15Penengahan 37 699 23 7,281 4 5 20
16Ketapang 50 474 22 8,540 5 5 25
17Bakauheni 24 092 25 4,034 2 5 10
Sumber : Hasil Analisis data, 2019
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 118
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Tabel 5-70. Indikator IPM Calon Kabupaten Natar Agung dan Kabupaten Lain Se
Provinsi Lampung
Data IPM diatas semua kabupaten termasuk calon Kabupaten pemekaran dan
induk memperoleh nilai 25 (tertinggi), tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa masih
terdapat kecamatan yang tergolong kecamatan dengan IPM terendah.
Rentang kendali adalah rata-rata jarak kecamatan dalam wilayah calon daerah
otonomi ke pusat pemerintahan (ibukota kabupaten induk) dan rata-rata lama
waktu perjalanan dari kecamatan wilayah calon daerah otonom ke pusat
pemerintahan (ibukota kabupaten induk). Dari pengertian di atas, terdapat dua
indikator yang diukur untuk indikator rentang kendali.Data kedua
indikatorinibersumber dari dataprimer.Adapun data tersebut disajikanpada tabel-
tabelberikut ini.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 119
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
dihitung dari jumlah jarak antara kecamatan ke pusat pemerintahan dibagi jumlah
kecamatan. Adapun rata-rata tersebut disajikan pada tabel 5-71 berikut ini.
1Natar 35 41,18% 3 2 6
2Jati Agung 30 35,29% 3 2 6
3Tanjung Bintang 20 23,53% 3 2 6
4Merbau Mataram 12 14,12% 3 2 6
5Tanjung Sari 5 5,88% 3 2 6
6Katibung 10 11,76% 3 2 6
7Way Sulan 20 23,53% 3 2 6
8Sidomulyo 30 35,29% 3 2 6
9Candipuro 65 76,47% 5 2 10
10Way Panji 25 29,41% 3 2 6
11Kalianda 45 52,94% 4 2 8
12Rajabasa 10 11,76% 3 2 6
13Palas 16 18,82% 3 2 6
14Sragi 45 52,94% 4 2 8
15Penengahan 52 61,18% 4 2 8
16Ketapang 77 90,59% 5 2 10
17Bakauheni 35 41,18% 3 2 6
Sumber : Hasil Analisis data, 2019
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 120
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Tabel 5-73. Indikator rata-rata lama waktu perjalanan dari kecamatan ke pusat
pemerintahan kabupaten menurut kecamatan
Persentase Nilai
No Kecamatan Jarak (menit) Skor Bobot
(%) Akhir
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 121
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Scenario satu yang direkomendasi sementara, scenario dua dan tiga tidak
direkomendasi karena nilai total kabupaten induk menurun hal ini bisa pahami
karena lampung selatan sudah dua kali mekar tahun 1997 (Tanggamus) dan tahun
2007 (Pesawaran) potensi kecamatan induk atau yang tersisa menurun.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 122
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Contoh:
Contoh:
JPM =X JPK + JPKK
2
Keterangan:
JPM = Jumlah Penduduk Minimal
X JPK = Rata-rata Jumlah Penduduk Kabupaten
JPKK = Jumlah Penduduk kabupaten terkecil
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 123
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 124
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Bebarapa hal yang harus dilakukan oleh daerah induk agar daerah persiapan dapat
berkembang secara normal dan layak untuk ditetapkan sebagai kabupaten difinitif.
Beberapa hal tersebut misalnya:
Demikian juga untuk daerah persiapan, terdapat beberapa hal yang harus
dilakukan untuk menyongsong ditetapkannya sebagai kabupaten difinitif, yaitu:
Selain pemerintah daerah persiapan dan kabupaten induk yang harus melakukan
beberapa kewajiban untuk keberlangsungan daerah persiapan menjadi kabupaten
difinitif, maka masyarakat di daerah persiapan juga harus melakukan sesuatu
yaitu: berpartisipasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan yang dilakukan oleh daerah persiapan, termasuk melakukan
pengawasan.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 125
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Satu hal lagi yang tidak bisa dilepaskan adalah dorongan daerah persiapan
termasuk masyarakatnya kepada Pemerintah Pusat agar sungguh-sungguh
melakukan pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap Daerah Persiapan
selama masa Daerah Persiapan.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 126
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
BAB VI
SKENARIO TIGA TAHUN PERSIAPAN
DAERAH PERSIAPAN
6.1 Persiapan Daerah Menurut UU 23 No. 2014 dan PP No. 78 Tahun 2007
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 127
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 128
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 129
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
tasi mentasi
yang
adasebagaia
setwilayahp
emekaran
Kedua 1. Membentu Terbentuknya Tersedianya 200.000.000 1. Alokasi Sekda Prop
kperangkat organisasipera strukturorga APBD Induk danSekdaKa
daerahpers ngkatdaerah nisasiperang b
iapan di katdaerahse
wilayahpemek bagaipelaks
aran anapemerint
ahandanpela
yananpublik
2. Pembang Melengkapisa Tersedianya 200 Milyar 1. Alokasi Sekda Prop
unan ranaperkantor komplekper APBD danSekdaKa
komplekp an yang kantoran, propinsi b
erkantora representatif jaringanjala 2. Alokasi
n n, jaringan APBD
air KabInduk
dandrainase,
lanskap,
jaringansani
tasi,
penataanka
wasankompl
ek,
aksesjalank
omplekkejal
anutama
3. Melaksana Terisinyajabat Organisasip 200.000.000 1. Alokasi Sekda Prop
kanpengisi an- erangkatdae APBD Induk danSekdaKa
anjabatan jabatanAparat rahdapatberj b
ASN urSipil Negara alansesuaide
padaperan (ASN) nganketentu
gkatdaerah padaorganisas an yang
iperangkatdae berlaku
rah
4. Menangani Penangananter Terselesaika 100.000.000 1. Alokasi Sekda Prop
pengaduan hadapmasalah nnyamasala APBD Induk danSekdaKa
masyaraka -masalah yang h-masalah b
t muncul di yang
masyarakatwil munculdeng
ayahpemekara anupaya
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 130
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
n yang
sesuaimenur
utketentuan
yang
berlaku
Ketiga Mengelolaan MenyusunAn Tersusunny 300.000.000 1. Alokasi Sekda Prop
ggaranbelanj ggaranBelanja aAnggaranB APBD Induk danSekdaKa
adaerahpersi Daerah elanja b
apan persiapan Daerah
Persiapan
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 131
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
BAB VII
PENILAIAN ALTERNATIF LOKASI PUSAT
PEMERINTAHAN DAERAH PERSIAPAN
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 132
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
(2 –1)
Keterangan :
A : Luas area poligon
Xi : posisi titik ke-i pada poligon berdasarkan sumbu x
Yi : posisi titik ke-i pada poligon berdasarkan sumbu y
N : banyaknya titik pada poligon
Gambar1. Area
Poligon
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 133
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
(2 -2)
(2 – 3)
Keterangan :
Cx : Pusat geometri poligon berdasarkan sumbu X
Cy : Pusat geometri poligon berdasarkan sumbu Y
Ada beberapa cara lain yang dapat digunakan dalam menentukan titik
centroid antara lain dengan menggunakan software Arcgis atau menghitung
momen inersia poligon cembung tidak teratur. Software Arcgis digunakan untuk
mempermudah dalam pemetaan. Sedangkan dalam menghitung momen inersia
poligon cembung tidak teratur ada beberapa tahapan.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 134
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Gambar2.
Titik Tengah Poligon
Gambar3.
Segitiga Poligon
Poligon asli berputar sekitar sumbu melalui pusat massa poligon asli, jadi
kita harus menggunakan sumbu paralel. Aturan tersebut menyatakan bahwa
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 135
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
momen inersia tentang sumbu yang sejajar dengan satu melalui centroid dapat
dihitung dengan menambahkan massa (dalam hal ini kita menggunakan segitiga
sebagai massa) dikalikan dengan jarak terpendek kuadrat ke sumbu paralel.
Langkah terakhir dalam meringkas semua momen inersia segitiga.
Bujur : 105,33245
Lintang : -532784
Lokasi Tengah : Kecamatan Jati Agung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 136
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Tabel 7.1 Penilaian terhadap Lima Kecamatan sebagai Lokasi Pusat Pemerintahan
KECAMATA GEOPOSIS GEOSTRATEGI LAHAN DUKUNGA DUKUNGA
N I S ASET N JALAN N
PROVINSI FASILITAS
TERSEDI STRATEGIS
A
NATAR Non center kurang strategis tidak Kurang mendukung
tersedia Mendukung
JATI AGUNG Center Strategis tersedia Mendukung Sangat
mendukung
TANJUNG Non center kurang strategis tidak Kurang mendukung
BINTANG tersedia Mendukung
TANJUNG Non center kurang strategis tidak Kurang mendukung
SARI tersedia Mendukung
MERBAU Non center kurang strategis tidak Kurang mendukung
MATARAM tersedia Mendukung
Sumber : hasil Analisis Data, 2019
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari syarat geoposisi Kecamatan Jati
Agung letaknya di tengah (center), sedangkan empat kecamatan yang lain
posisinya non center (tidak tengah). Sedangkan dari syarat geo strategis atau jarak
terdekat ke kantor Gubernur di Teluk Betung, Kecamatan Jati Agung strategis,
sedangkan sedangkan empat kecamatan yang lain posisinya kurang strategis.
Dari aspek tersedia lahan aset pemerintah provinsi Lampung yang mudah
dihibahkan sebagai aset daerah persiapan tersebut kelak, tanpa perlu membeli dari
aset swasta atau rakyat. Kecamatan Jati Agung terdapat 1300 Ha Lahan aset
Pemerintah Provinsi Lampung. Sedangkan empat kecamatan yang lain, belum
terdapat lahan aset provinsi hyang bisa diminta sebagai lahan kantor pemerintahan
daerah persiapan. Kecamatan Jati Agung, terutama ke lokasi Kota baru Bandar
Negara 1300 Ha, mudah diakses melalui jalan tol, jalan lintas sumatera, jalan rya
cudu, jalan kabupaten lampung selatan menuju ke arah metro dan Lampung
Timur. Kecamatan jatiAgung mudah terkoneksi dengan fasilitas penunjang
strategis seperti rumah sakit Bandar Husada , kampus Itera, Kampus 2, bandar
udara raden intan, perumahan, fasilitas olah raga, wisata, dan sarana ibadah.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 137
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
BAB VIII
ANALISIS ALTERNATIF NAMA LAIN DAERAH PERSIAPAN
KABUPATEN NATAR AGUNG
Pemberian nama daerah otonomi baru atau daerah persiapan di Indonesia tidak
diatur secara resmi dalam regulasi. Jadi bebas saja dalam memberikan nama
daerah otonomi atau daerah persiapan, asal nama tersebut tidak bertentangan
dengan etika, budaya, dan hukum yang berlaku. Oleh karena itu wajar awalnya
nama rancangan daerah otonomi hanya memiliki makna identitas lokal yang
merupakan simbol dari bentang alam, arah mata angin, budaya atau masyarakat
adat setempat. Sebagai contoh Kabupaten Lampung Selatan mekar pertama kali
melahirkan kabupaten Tanggamus pada tahun1997 yang diambil dari nama
gunung. Lampung Selatan mekar yang kedua pada tahun 2008 melahirkan
Kabupaten Pesawaran, sebuah nama yang diambil dari bukit pesawaran.
Namun semenjak tahun 2007-2-2014, nama daerah otonomi baru atau daerah
persiapan di Indonesia, mulai sedikit berkembang tidak sekedar nama identitas
bentang alam atau budaya lokal, tapi juga lebih memiliki makna harapan, doa,
dan bagian dari strategi pembangunan daerah itu sendiri. Mereka ingin nama
daerah otonomi tersebut kelak menjadi brand image modal akselerasi daerah
kecamatan-kecamatan penyangga menjadi bagian atau menyerupai daerah
metropolitan terdekat yang selama ini menjadi iwilayah inti. Dengan membuat
nama serupa tersebut mereka ingin harga pasaran dan nilai jual obyek pajak tanah
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 138
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
di daerah mereka secara psikologis ikut terdongkrak naik atau tinggi, Investor
menjadi bergairah dengan nama tersebut dan tertarik untuk investasi, mereka yang
memiliki lahan tidur jadi termotivasi untuk menjadikan lahan produktif buat
usaha.
Strategi nama kembar ini awalnya menjadi tren atau merebak di pulau jawa
tepatnya di empat provinsi yakni Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Jawa Timur. Hal tersebut bisa kita lihat dalam tabel berikut ini.
Tabel. 8.1 Tren Nama Kembar Kota dan Kabupaten di Pulau Jawa
NAMA PROVINSI NAMA KOTA NAMA KABUPATEN
1. Banten Serang Serang
Tangerang Tangerang
2. Jawa Barat Bandung Bandung, Bandung Barat
Bekasi Bekasi
Bogor Bogor
Cirebon Cirebon
Sukabumi Sukabumi
Tasikmalaya Tasikmalaya
3. Jawa Tengah Magelang Magelang
Pekalongan Pekalongan
Semarang Semarang
Tegal Tegal
4. Jawa Timur Blitar Blitar
Kediri Kediri
Madiun Madiun
Malang Malang
Mojokerto Mojokerto
Pasuruan Pasuruan
Probolinggo Probolinggo
Sumber: Kemendagri, 2018
Dari tabel di atas terlihat bahwa di Provinsi Banten, Kota Tangerang, dan Kota
Serang menjadi inspirasi wilayah penyanga sekitarnya membentuk daerah
otonomi baru dengan nama Kabupaten Tangerang, dan Kabupaten Serang. Di
Provinsi Jawa Barat adalah Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 139
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Inspirasi nama kota menjadi nama kabupaten dapat dilihat juga di Provinsi Jawa
Tengah, ada empat nama Kota Magelang, Kota Pekalongan, Kota Semarang, dan
Kota Tegal yang menginspirasi pembentukan daerah otonomi dari kecamatan-
kecamatan penyangga dengan nama yang sama yakni Kabupaten Magelang,
Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Tegal. Inspirasi
nama kota menjadi nama kabupaten dapat dilihat juga di Provinsi Jawa Timur,
ada tujuh nama Kota Blitar, Kota kediri, Kota madiun, Kota Malang, Kota
Mojekerto, Kota Pasuruan, dan Kota Probolinggo. Tujuh nama kota ini menjadi
inspirasi pembentukan daerah otonomi dari kecamatan-kecamatan penyangga
dengan nama yang sama yakni Kabupaten Blitar, Kabupaten kediri, Kabupaten
madiun, Kabupaten Malang, Kabupaten Mojekerto, Kabupaten Pasuruan, dan
Kabupaten Probolinggo.
Tren nama kabupaten sama dengan nama kota yang terjadi di empat provinsi di
luar pulau jawa ternyata diikuti pula oleh tujuh provinsi di luar pulau jawa, bisa
kita lihat pada table berikut ini.
Tabel. 8.2 Tren Nama Kembar Kota dan Kabupaten di Luar Pulau Jawa
NAMA PROVINSI NAMA KOTA NAMA KABUPATEN
1. Sumatra Barat Solok Solok
2. Nusa Tenggara Bima Bima
Barat
3. Nusa Tenggara Kupang Kupang
Timur
4. Gorontalo Gorontalo Gorontalo
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 140
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Dari tabel di atas terlihat bahwa di Provinsi Sumatera Barat, Kota Solok menjadi
inspirasi pembentukan daerah otonomi Kabupaten Solok. Di Provinsi Nusa
Tenggara Barat kota Bima menjadi inspirasi pembentukan kabupaten Bima. Di
Provinsi Nusa Tenggara Timur kota Kupang menjadi inspirasi pembentukan
kabupaten Kupang. Di Provinsi Gorontalo kota Gorontalo menjadi inspirasi
pembentukan kabupaten Gorontalo. Di Provinsi Papua kota Jayapura menjadi
inspirasi pembentukan kabupaten Jayapura. Di Provinsi Papua Barat kota Sorong
menjadi inspirasi pembentukan kabupaten Sorong. Di Provinsi Bengkulu kota
Bengkulu menjadi inspirasi pembentukan tiga kabupaten Bengkulu Utara,
kabupaten Bengkulu Selatan, kabupaten Bengkulu Tengah.
Awalnya rancangan nama daerah persiapan yang muncul dari panitia masyarakat
adalah adalah usulan pembentukan Kabupaten Natar Agung, namun seiring
dengan perjalanan waktu dan perkembangan gagasan masyarakat maka setidaknya
telah muncul tiga nama lain yang diusulkan masyarakat yakni: 1) Persiapan
Kabupaten Bandar Agung; 2) Persiapan Kabupaten Bandar Negara; dan 3)
Persiapan Kabupaten Bandar Lampung.
Jadi total setidaknya sekarang ada empat nama daerah persiapan yang muncul dan
perlu di musyawarahkan dan dikaji, yakni sebagai berikut:
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 141
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Selanjutnya Nama-nama daerah persiapan yang muncul kita analisis dari dua
aspek: kelemahan (weakness) dan kekuatannya (strong) hasilnya bisa dilihat pada
tabel berikut ini.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 142
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
2 Kabupaten Bandar Agung Tidak nampak dan tidak terasa Nampak dan terasa identitas
identitas harapan, identitas brand bentang alam dan iden titas budaya
image dan strategi
3 Kabupaten Bandar Negara Tidak nampak dan tidak terasa Nampak dan terasa identitas
identitas harapan, identitas brand bentang alam dan iden titas budaya
image dan strategi
4 Kabupaten Bandar Lampung Seolah-olah ikut-ikutan strategi empat Nampak dan terasa identitas
provinsi di pulau jawa dan tujuh bentang alam dan iden titas budaya.
provinsi di luar pulau jawa Nampak dan terasa identitas
harapan, identitas brand image, dan
strategi.
Sumber: Analisis data, 2019
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nama pertama daerah persiapan
kabupaten Natar Agung memiliki kekuatan yakni dua kecamatan (Natar dan Jati
Agung) yang luas dan padat penduduk yang total keduanya bisa melampaui kota
Metro.Namun nama ini juga memiliki kelemahan yakni tidak nampak dan tidak
terasa identitas bentang alam, identitas budaya, identitas harapan, identitas brand
image dan strategi akslerasi pembangunan yang membuat masyarakat dan
investor ingin produktifkan lahan tidur atau ingin investasikembali.
Selanjutnya, nama kedua Kabupaten Bandar Agung. Kekuatan nama ini nampak
dan terasa identitas bentang alam dan identitas budaya. Kelemahan nama ini tidak
nampak dan tidak terasa identitas harapan, identitas brand image dan strategi
akslerasi pembangunan yang membuat masyarakat dan investor ingin
produktifkan lahan tidur atau ingin investasikembali. Alternatif nama ketiga
Kabupaten Bandar Negara. Kekuatan nama ini nampak dan terasa identitas
bentang alam dan identitas budaya. Kelemahan nama ini tidak nampak dan tidak
terasa identitas harapan, identitas brand image dan strategi akslerasi pembangunan
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 143
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
yang membuat masyarakat dan investor ingin produktifkan lahan tidur atau ingin
investasikembali.
Perlu juga dua hal ini jadi catatan bersama dalam menetapkan nama terbaik yakni
: (1) dalam sebuah iklannya di media cetak, dealer mobil toyota atau AUTO 2000
pernah menulis promosi mampirlah servis kendaraan anda ke dealer kami di
Toyota Rajabasa, bukan mereka tulis Toyota Hajimena, Kec. Natar, Kab.
Lampung Selatan.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 144
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
BAB IX
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa:
1. Penilaian kelayakan teknis, kewilayahan, administrasi dari pembentukan
daerah persiapan kabupaten persiapan (embrio Kab. Natar Agung) terdiri dari
tiga skenario dengan pola pembagian kecamatan antara kabupaten persiapan
dan kabupaten induk sebagai berikut: skenario I (5:12), skenario II (6:11) dan
skenario III (7:10). Hasil penilaian dan analisis dari ketiga skenario
menunjukkan bahwa:
- skenario satu daerah persiapan mendapatkan nilai 375 (tiga ratus tujuh
puluh lima) kategori mampu dan kabupaten induk mendapatkan nilai 368
(tiga ratus enam puluh delapan) kategori mampu;
- skenario dua daerah persiapan mendapatkan nilai 380 (tiga ratus delapan
puluh) kategori mampu dan kabupaten induk mendapatkan nilai 325 (tiga
ratus dua puluh lima) kategori kurang mampu; dan
- skenario tiga daerah persiapan mendapatkan nilai 385 (tiga ratus delapan
puluh lima) kategori mampu dan kabupaten induk mendapatkan nilai 320
(tiga ratus dua puluh) kategori kurang mampu.
Sehingga berdasarkan PP No. 78 Tahun 2007 skenario satu direkomendasikan
untuk menjadi skema pemekaran daerah persiapan.
2. Komposisi kecamatan-kecamatan yang masuk persiapan kabupaten baru dan
yang tetap masuk Lampung Selatan adalah sebagai berikut:
- Kecamatan yang masuk daerah persiapan yaitu: Natar, Jati Agung,
Tanjung Sari, Tanjung Bintang dan Merbau Mataram.
- Kecamatan yang tetap masuk Kabupaten induk Lampung Selatan yaitu:
Katibung, Way Sulan, Sidomulyo, Candipuro, Way Panji, Kalianda, Palas,
Sragi, Rajabasa, Penengahan, Ketapang dan Bakauheni.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 145
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
3. Skenario kesiapan 3 tahun persiapan kab Natar Agung akan dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut:
- Tahun pertama: Melakukan revitalisasi sarana dan prasarana
pemerintahan yang bertujuan mendata, merehabilitasi, dan mengelola
sarana dan prasarana baik public maupun pemerintah; melakukan
perencanaan pembangunan komplek perkantoran yang bertujuan untuk
permintaan hibah lahan untuk perkantoran dan pembentukan tim penilai
kelayakan objek hibah oleh pengelola barang; dan mengelola personel,
peralatan, dan dokumentasi yang bertujuan melakukan pengelolaan
aparatur pemerintahan, serta pengelolaan peralatan dan dokumentasi.
- Tahun kedua: Membentuk perangkat daerah persiapan yang bertujuan
agar terbentuknya organisasi perangkat daerah di wilayah persiapan;
Melakukan pembangunan komplek perkantoran untuk melengkapi sarana
perkantoran yang representative; Melaksanakan pengisian jabatan ASN
pada perangkat daerah persiapan agar terisinya jabatan-jabatan ASN pada
organisasi perangkat daerah; dan Menangani pengaduan masyarakat
dengan tujuan penanganan terhadap masalah-masalah yang muncul di
masyarakat wilayah daerah persiapan; dan
- Tahun ketiga: Mengelola anggaran belanja daerah persiapan.
4. Nama-nama alternatif yang muncul selain nama daerah persiapan kab Natar
Agung adalah Kabupaten Bandar Agung, Kabupaten Bandar Negara dan
Kabupaten Bandar Lampung dengan pertimbangan analisis sebagai berikut:
- Kabupaten Natar Agung memiliki kekuatan yakni dua kecamatan (Natar
dan Jati Agung) yang luas dan padat penduduk yang total keduanya bisa
melampaui kota Metro. Namun kelemahannya yakni tidak nampak dan
tidak terasa identitas bentang alam, identitas budaya, identitas harapan,
identitas brand image dan strategi akslerasi pembangunan yang membuat
masyarakat dan investor ingin produktifkan lahan tidur atau ingin investasi
kembali.
- Kabupaten Bandar Agung, kekuatan nama ini nampak dan terasa
identitas bentang alam dan identitas budaya. Kelemahan nama ini tidak
nampak dan tidak terasa identitas harapan, identitas brand image dan
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 146
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 147
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
B. Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang diberikan dari kajian ini adalah sebagai berikut:
1. Organisasi perangkat daerah terkait di Kabupaten Lampung Selatan agar
melakukan kegiatan untuk menghasilkan keputusan musyawarah desa yang
akan menjadi cakupan wilayah daerah kabupaten persiapan.
2. Bupati Lampung Selatan dan DPRD Lampung Selatan harus melakukan
musyawarah dan menuangkannya dalam persetujuan bersama terkait
pemekaran daerah persiapan.
3. Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan perlu melakukan koordinasi dan
tindak lanjut dengan Pemerintah Provinsi Lampung dan DPRD Provinsi
Lampung untuk memperoleh persetujuan bersama antara DPRD Provinsi
Lampung dengan Gubernur Lampung terkait Daerah Persiapan yang akan
dibentuk.
4. Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan perlu melakukan koordinasi dengan
Pemerintah Provinsi Lampung terkait dengan usulan pembentukan Daerah
Persiapan agar diusulkan oleh gubernur kepada Pemerintah Pusat, Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, atau Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 148
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
DAFTAR PUSTAKA
Bilal Deswansyah dan Giri Ahmad Taufik, “Konsepsi Pemekaran Aceh dan
Pengaruhnya terhadap Peningkatan Kesejahteraan dan Kehidupan
Kultural Masyarakat”. Makalah Seminar internasional VIII “Penataan
Daerah dan Dinamikanya”, Percik-Ford Foundation, Salatiga, 17-19 Juli
2007.
Caroline Paskarina dan Dede Mariana,”Penataan Daerah, Antara Cita dan Citra:
Kasus Pembentukan Kabupaten Bandung,”. Makalah Seminar
internasional VIII “Penataan Daerah dan Dinamikanya”, Percik-Ford
Foundation, Salatiga, 17-19 Juli 2007.
Cahyo Pamungkas, ”Politik Integrasi dan Konflik Elite Lokal dalam Pemekaran:
Studi Kasus Pembentukan Irian Jaya Barat,”. Makalah Seminar
internasional VIII “Penataan Daerah dan Dinamikanya”, Percik-Ford
Foundation, Salatiga, 17-19 Juli 2007.
Clark Kimberling, “Trilinear Distance Inequalities for the Symmedian Point, the
Centroid, and Other Triangel Centers,” Forum Geom: Forum
Geometricorum,Vol.10(2010),h.135-139.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 149
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Henk Schulte Nordholt dan Gerry Van Klinken (ed.), “Politik Lokal di
Indonesia”, Jakarta; Yayasan Obor Indonesia-KITLV, 2007.
Laila Kholid Alfirdaus dan Fitri Zakiah, ”Latar Belakang Pemekaran dan
Prospek Pembangunan Prop. Kep. Bangka Belitung”. Makalah seminar
internasional VII “Ruang untuk Memperjuangkan Kepentingan Politik”,
Percik-Ford Foundation, Salatiga, 11-14 Juli 2006.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 150
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Nico L.Kana dan Kutut Suwondo, “Pemekaran Kabupaten Sambas dan Buton:
Temuan dan Isu Penting”. Makalah seminar internasional VIII “Penataan
Daerah dan Dinamikanya”, Percik-Ford Foundation, Salatiga, 17-19 Juli
2007.
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 151
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 152
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Peraturan Perundangan
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 153
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
LAMPIRAN
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 154
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Lampiran 1.
Peta Skenario I (5:12) (Keterangan: Rekomendasi)
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 1
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Lampiran 2
Komposisi Jumlah Penduduk dan Luas wilayah Skenario 1 (5: 12)
(Keterangan: Rekomendasi)
No Kabupaten Anak Jumlah Luas Kecamatan No Kabupaten Induk Jumlah Luas Kecamatan
(Persiapan) meliputi Penduduk (km2) Meliputi Kecamatan Penduduk (km2)
kecamatan (ribu) (ribu)
1 Natar 193 681 250.88 1 Katibung 68 374 188.62
2 Jati Agung 115 345 164.47 2 Way Sulan 22 914 46.54
3 Tanjung Bintang 76 550 129.72 3 Sidomulyo 58 105 158.99
4 Merbau Mataram 49 404 113.94 4 Candipuro 55 537 84.90
5 Tanjung Sari 29 471 103.32 5 Way Panji 17 219 38.45
6 Kalianda 89 527 179.82
7 Rajabasa 22 577 100.39
8 Palas 57 605 165.57
9 Sragi 33 711 93.44
10 Penengahan 37 699 124.96
11 Ketapang 50 474 108.60
12 Bakauheni 24 092 57.13
Jumlah 464. 451 762.33 Jumlah 537834 1347.41
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 2
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Lampiran 3.
Peta Skenario II (6:11) (Keterangan: Tidak Rekomendasi)
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 3
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Lampiran 4
Komposisi Jumlah Penduduk dan Luas wilayah Skenario 2 (6: 11)
(Keterangan: Tidak Rekomendasi)
No Kabupaten Anak Jumlah Luas Kecamatan No Kabupaten Induk Jumlah Luas Kecamatan
(Persiapan) meliputi Penduduk (km2) meliputi Kecamatan Penduduk (km2)
Kecamatan (ribu) (ribu)
1 Natar 193 681 250.88 1 Way Sulan 22 914 46.54
2 Jati Agung 115 345 164.47 2 Sidomulyo 58 105 158.99
3 Tanjung Bintang 76 550 129.72 3 Candipuro 55 537 84.90
4 Merbau Mataram 49 404 113.94 4 Way Panji 17 219 38.45
5 Tanjung Sari 29 471 103.32 5 Kalianda 89 527 179.82
6 Katibung 68 374 188.62 6 Rajabasa 22 577 100.39
7 Palas 57 605 165.57
8 Sragi 33 711 93.44
9 Penengahan 37 699 124.96
10 Ketapang 50 474 108.60
11 Bakauheni 24 092 57.13
Jumlah 532825 950.95 Jumlah 469460 1158.79
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 4
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Lampiran 5.
Peta Skenario III (7:10) (Keterangan: Tidak Rekomendasi)
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 5
Kerjasama
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Lampung Selatan
dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung
Lampiran 6
Komposisi Jumlah Penduduk dan Luas wilayah Skenario 3 (7: 10)
(Keterangan: Tidak Rekomendasi)
No Kabupaten Anak Jumlah Luas Kecamatan No Kabupaten Induk Jumlah Luas Kecamatan
(Persiapan) meliputi Penduduk (km2) meliputi Kecamatan Penduduk (km2)
Kecamatan (ribu) (ribu)
1 Natar 193 681 250.88 1 Sidomulyo 58 105 158.99
2 Jati Agung 115 345 164.47 2 Candipuro 55 537 84.90
3 Tanjung Bintang 76 550 129.72 3 Way Panji 17 219 38.45
4 Merbau Mataram 49 404 113.94 4 Kalianda 89 527 179.82
5 Tanjung Sari 29 471 103.32 5 Rajabasa 22 577 100.39
6 Katibung 68 374 188.62 6 Palas 57 605 165.57
7 Way Sulan 22 914 46.54 7 Sragi 33 711 93.44
8 Penengahan 37 699 124.96
9 Ketapang 50 474 108.60
10 Bakauheni 24 092 57.13
Jumlah 555739 997.49 Jumlah 446546 1112.25
Laporan Studi Kelayakan Pembentukan Daerah Persiapan Kabupaten Natar Agung Hlm 6