SKRIPSI
Ekonomi Pembangunan
KhairunnisahNasution
NPM 201508082
FAKULTAS EKONOMI
PADANGSIDIMPUAN
2019
ANALISIS POLA KEMISKINAN DIKELURAHAN LOSUNGBATU
KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN UTARA
KOTA PADANGSIDIMPUAN
Proposal Penelitian
Khairunnisah Nasution
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GRAHA NUSANTAR
PADANGSIDIMPUAN
2019
ANALISIS POLA KEMISKINAN DIKELURAHAN LOSUNGBATU
KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN UTARA
KOTA PADANGSIDIMPUAN
Hasil Penelitian
Khairunnisah Nasution
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GRAHA NUSANTAR
PADANGSIDIMPUAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan atas kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan Karunia-Nya berupa ilmu pengetahuan, kesehatan, dan
petunjuk, sehingga skripsi dengan judul “Analisis Pola Kemiskinan di
Kelurahan Losung Batu Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota
Padangsidimpuan”dapat diselesaikan, shalawat serta salam disampaikan kepada
Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan pengikut-pengikutnya yang setia.
1. Bapak Drs. Mohd. Arifin Lubis, M.Pd selaku Rektor Universitas Graha
Nusantara Padangsidimpuan
2. Ibu Agusta Linda Nora SE,S.Pd,MM,. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
3. Ibu Lilis Saryani SE, MM. selaku Ketua Program Studi Ekonomi
5. Bapak Pertama Yul Asmara Pane, SE, M.SP selaku Dosen Pembimbing II
yang juga telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi.
6. Bapak Hendri Nainggolan S.Sos. selaku Lurah di Kelurahan Losungbatu
beserta staff yang telah bersedia membantu penulis dalam pengumpulan data
9. Teruntuk kepada Kak Adek, Indah, Ririn, Chio, Halimah, dan Ammar yang
telah berjuang bersama-sama meraih gelar S.E dan semoga kita semua sukses
10. Kepada kak Wilda Elizha A.Md yang telah banyak mengajari tahap
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
Penulis,
DAFTAR ISI
Tabel 4.6 Sarana Kesehatan Yang Terdata Di Kelurahan Losung Batu ..... 55
PENDAHULUAN
berbagai kalangan, baik dari akademisi maupun praktisi. Berbagai teori, konsep dan
senantiasa sangat cocok untuk dikaji secara berkelanjutan. Hal ini bukan karena
masalah kemiskinan telah ada sejak lama dan masih ada ditengah-tengah kita saat ini,
melainkan juga karena saat ini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis
multidimensional yang masih dihinggapi oleh bangsa indonesia (Suharto, 2006 :131).
Menurut para ahli ekonomi (Arsyad, 2010: 299) kemiskinan di Indonesia bersifat
aspek diantaranya aspek primer dan aspek sekunder. Aspek primer berupa miskin
asset, organisasi sosial politik, dan pengetahuan serta keterampilan yang rendah.
Sedangkan aspek sekunder berupa miskin akan jaringan sosail, sumber keuangan dan
informasi. Dilain sisi, kemiskinan juga dikatakan sebagai persoalan yang kompleks
karena tidak hanya berkaitan dengan masalah rendahnya tingkat pendapatan dan
konsumsi, tetapi berkaitan juga dengan rendahnya tingkat pendidikan, kesehatan serta
kekurangan gizi, air, perumahan yang tidak sehat, perawatan kesehatan yang kurang
1
baik, dan tingkat pendidikan yang rendah (Wijayanti, 2005: 215–225).Akar
keberadaan lapangan pekerjaan yang tidak bisa menampung para pencari pekerjaan
Pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang aktif mencari
mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan masalah yang paling berat.
Salah satu unsur yang menentukan kemakmuran suatu masyarakat adalah tingkat
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) dapat terwujud, jika tidak
maka akan terjadi pengangguran. Efek buruk dari pengangguran tersebut adalah
terjebak dalam kemiskinan dan akan menimbulkan masalah lain yaitu kekacauan
Wujud konkrit dari adanya campur tangan pemerintah yaitu dengan adanya
kebijakan fiskal yang bertujuan untuk meningkatkan laju investasi, kesempatan kerja,
Pengeluaran pemerintah dari tahun ke tahun terlihat bahwa mengalami tren naik,
lowongan pekerjaan ditambah lagi jarak wilayah nya sangat jauh kepedalaman.
Sehingga kebanyakan masyarakat desa lebih banyak mencari pekerjaan ke kota karna
sangat menjamin mendapat lowongan pekerjaan dan dari segi upah juga lumayan
lebih menguntungkan dibandingkan menetap didesa sebagai buruh tani ataupun
pengangguran.
Jika dilihat dari segi kemiskinan, Kota Padangsidimpuan masih sangat jauh
buruh tani dengan memanfaatkan lahan yang sudah tersedia, tanpa harus mencari
18.900 jiwa atau 9,60%. Pada tahun 2003 sampai 2005 mengalami penurunan yang
kemudian selanjutnya dari tahun 2010 sampai 2012 menunjukan trend positif dalam
Padangsidimpuan pada tahun 2012 sebesar 9,96%, ini menunjukkan bahwa tingkat
Nasional. Hal ini tentunya harus dipertahankan pada tahun berikutnya yang pada
Tabel 1.1
Penduduk Miskin PerKecamatan di Kota Padangsidimpuan
NO KECAMATAN JUMLAH (JIWA)
Total 18.900
Padangsidimpuan”
Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana bentuk pola
Padangsidimpuan.
Tidakhanya itu, penelitian ini juga sebagai salah satu syarat dalam
Nusantara Padangsidimpuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kemiskinan
faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, pendidikan, akses
lingkungan(Renggapratiwi, 2009).
1) Kemiskinan,
2) ketidakberdayaan,
4) ketergantungan, dan
7
Badan Perencanaan Pembangunan nasional (Bappenas) pada tahun
(2) Kesehatan,pendidikan,pekerjaan,perumahan,airbersih,pertanahan,sumber
Pertama adalah persistent poverty, yaitu kemiskinan yang telah kronis atau turun
temurun. Pola kedua adalah cyclical poverty, yaitu kemiskinan yang mengikuti
pola siklus ekonomi secara keseluruhan. Pola ketiga adalah seasonal poverty,
yaitu kemiskinan musiman seperti dijumpai pada kasus nelayan dan petani
karena terjadinya bencana alam atau dampak dari suatu kebijakan tertentu yang
dan menggunakan sumber daya. Secara sosial psikologi, kemiskinan dapat dilihat
dari tingkat kekurangan jaringan dan struktur sosial yang mendukung dalam
sampah, polusi), kondisi kerja buruk, tidak ada jaminan atas hak pemilikan
tanah.
terfragmentasi.
kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap orang. Bila seseorang tidak
tersebut. Hal ini juga bisa deisebabkan oleh ketidakstabilan ekonomi dan
3. Malas Bekerja
Penyebab kemiskinan yang ketiga adalah malas bekerja. Hal ini yang paling
sering menjangkiti seseorang yang tak ingin maju dan beranggapan bahwa
kemiskinan itu adalah takdir.Hal-hal tersebut membuat seseorang tidak bergairah
dan bersikap acuh tak acuh untuk bekerja, dan mengantarkan mereka kepada
Hal ini juga merupakan hal yang cukup signifikan. Ketika sesorang
memiliki anggota keluarga yang banyak untuk dihidupi, beban hidupnya tentu
dihidupinya.
keterbatasan sumber daya alam ataupun sumber modal. Hal ini terjadi karena
2.1.4Teori LingkaranKemiskian
miskin jika kemampuan daya belinya dibawah $2 per kapita per hari dan dikatakan
miskin absolut jika pengeluarannya dibawah $1 per kapita per hari (World Bank,
2000).
berdasarkan perhitungan kebutuhan kalori per orang per hari. Adapun standar
kebutuhan kalori yang menjadi patokan adalah 2100 kalori per kapita per hari. Selain
itu, standar garis kemiskinan oleh BPS juga ditambah dengan indikator kebutuhan
dasar bukan makanan yang meliputi kebutuhan sandang, perumahan, kesehatan, dan
miskin dengan menggunakan alat ukur lainnya. Dengan demikian meskipun alat ukur
makanan, pakaian, kesehatan, perumahan, rasa aman, dan akses terhadap pendidikan.
miskin. Sementara itu Mosley (2001) menyatakan bahwa bisnis sektor pertanian
merupakan bisnis yang beresiko, terutama bagi petani kecil di negara-negara miskin.
Tingginya risiko bisnis pertanian yang tidak diimbangi dengan kemampuan petani
dalam mengelola risiko itu membuat petani dan masyarakat pedesaan terjebak dalam
untuk memenuhi kebutuhan dasar minimum makanan dan kebutuhan non makanan,
atau standar yang menyatakan batas seseorang dikatakan miskin bila dipandang dari
sehingga tidak ada satu garis kemiskinan yang berlaku umum. Hal ini disebabkan
dari sepertiga rata-rata pendapatan perkapita nasional. Dalam konteks tersebut, maka
ukuran kemiskinan menurut World Bank adalah USD $2 per orang per hari.
Hidup dalam kemiskinan bukan hanya hidup dalam kekurangan uang dan
tingkat pendapatan rendah, tetapi juga banyak hal lain, seperti: tingkat kesehatan,
1. Kemiskinan Subjektif
2. Kemiskinan Absolut
3. Kemiskinan Relatif
standar kesejahteraan.
4. Kemiskinan Alamiah
akan sumber daya alam. Hal ini menyebabkan masyarakat setempat memiliki
5. Kemiskinan Kultural
Ini adalah kemiskinan yang terjadi sebagai akibat kebiasaan atau sikap
masyarakat dengan budaya santai dan tidak mau memperbaiki taraf hidupnya
6. Kemiskinan Struktural
yang lain(Suryawati, 2005). Kemiskinan juga dapat dibedakan menjadi dua jenis
pengukuran tersebut ialah lebih mudah dalam pengumpulan data. Kepala BPS
kebutuhan dasar pangan dan non-pangan yang diukur dari sisi pengeluaran.
memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.
per kapita.
kemiskinan dalam tahun 2007 didukung oleh beberapa program prioritas lain, antara
lain:
disiplin dan tanggung jawab, perbaikan konsumsi dan peningkatan gizi, serta
pada Pancasila bukan pada ekonomi modern yang tidak sesuai dengan budaya
bangsa.
pedesaan.
Kemiskinan
1. Pertumbuhan Ekonomi
padat karya). Adapun secara tidak langsung, hal itu berarti diperlukan peran
jadi didapatkan dari sektor modern seperti jasa dan manufaktur.Dari hasil
2. Pendidikan
Pengertian Pendidikan
tsanawiyah.
untuk mewujutkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
negara.
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai
melestarikan hidupnya.
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak
mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang
strategis yang dapat mendukung proses produksi dan aktivitas ekonomi lainnya.
Dalam konteks ini, pendidikan dianggap sebagai alat untuk mencapai target
proses pembangunan.
Jenjang pendidikan
SMP/MTs.
resmi dan wajib diikuti oleh peserta didik dalam jalur pendidikan formal,
tetapi ada tahap pendidikan yang tidak wajib dilaksanakan yaitu pendidikan
anak usia dini sebelum mengikuti pendidikan dasar. Pedidikan Anak Usia
Dini antara lain adalah Taman Kanak-kanak (TK), dan Raudatful Atfal(RA)
3. Kesehatan
ekonomi yang dapat dinilai dari stok maupun juga dinilai sebagai investasi
sebagai suatu faktor produksi untukmeningkatkan nilai tambah barang dan jasa,
atau sebagai suatu sasaran dari berbagai tujuan yang ingin dicapai oleh
kemiskinan. Salah satu faktor yang mendasari kebijakan ini adalah perbaikan
lebih baik akan meningkatkan daya kerja, mengurangi hari tidak bekerja dan
4. Pendapatan
a) Pengertian
tentu berbeda antar satu dengan yang lainnya, hal ini disebabkan berbedanya
hidup tercermin dalam tingkat dan pola konsumsi yang meliputi unsur
yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam satu periode seperti keadaan
yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi. Secara
diterima yang diterima seseorang atau rumah tangga dari berusaha atau
tingkat pendapatan sangat dipengaruhi oleh modal kerja, jam kerja, akses
pekerjaan.
ceteris paribus.
tidak boleh terjadi, namun kenyataannya perbedaan itu ada. Hal ini
mengeluarkan tenaga fisik yang besar, dan ada pula pekerjaan yang
jenis pekerjaan adalah berbeda. Jika hal tersebut lebih tinggi maka
produktivitas akan lebih tinggi upah yang didapat pun akan lebih
5. Mobilitas Pekerja
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No JudulPeneliti PenelitidanTahu MetodeAnalisis Hasil
anTerdahulu nPenelitian Data
1 Analisis Yoghi Citra Uji validitas, uji variabel
Faktor-Faktor Pratama,UIN reliabilitas, pendapatan
Yang Syarif Analisis Regresi perkapita,
Mempengaru Hidayatullah Linier Berganda, inflasi, tingkat
hi Jakarta 2014 UjiDeterminan , pendidikan,inde
Kemiskinan Uji Signifikansi kspembangunan
Di Indonesia manusia (IPM)
dan konsumsi
secara
bersamaan
atausimultan
mempengaruhi
variable tingkat
kemiskinan
2 Analisis Adit Agus Uji Hasil dari
Faktor-Faktor Prasetyo,UNDIP Multikolinearita penelitian ini
yang Semarang , 2010 s, Uji adalah variable
Mempengaru Autokorelasi, partum-buhan
hi Tingkat Uji ekonomi, upah
Kemiskinan ( Heteroskedastisi minimum,
Studi Kasus tas, Uji pendidikan, dan
35 Kab/Kota Normalitas, tingkat pengang-
di Jawa Determinasi, Uji guran
Tengah) Signifikansi berpengaruh sig-
Simultan, Uji nifikan terhadap
Signifikansi vari-able tingkat
Parameter kemis-kinan
Individual,
3 Pola Gatot Winoto, Uji Dari
Kemiskinan UNDIP Multikolinearita penelitiandapat
di Semarang, 2006 s, Uji diketahui bahwa
Permukiman Autokorelasi, yang
Nelayan Uji berpengaruh
Kelurahan Heteroskedastisi secara sifinfikan
Dompak tas, Uji terhadap tingkat
Kota Tanjung Normalitas, kemiskinan
Pinang Determinasi (Uji adalah variabel
R2), Uji pertumbuhan
Signifikansi ekonomi, upah
Simultan (Uji minimum,
F), Uji pendidikan, dan
Signifikansi tingkat
Parameter pengangguran.
Individual (Uji
Statistik t),
4 Pengaruh Yusrodika StatistikDeskript Jumlah rata-rata
Pertumbuhan Wirianto, ifVariabel tingkat
Ekonomi Universitas Penelitian, kemiskinan
Terhadap Teuku Analisis sebesar 25,47,
Tingkat Umar,2015 Koefisien sedangkan
Kemiskinan Korelasi dan jumlah rata-
Di Kabupaten Determinasi, Uji ratapertumbuhan
Aceh Barat Regresi Linier, ekonomi dalam
Uji Signifikan kurun waktu
Parsia, yang sama
Pembahasan sebesar 5,00.
Hasil Penelitian. Denganjumlah
observasi 10
tahun.Koefisien
korelasi tingkat
pertumbuhan
ekonomi
diperoleh R =
0,363
inimenjelaskan
bahwa terdapat
hubungan yang
tidak begitu erat
antara
tingkatkemiskin
an (Y) dengan
pertumbuhan
ekonomi (X)
dengan keeratan
hubungansebesa
r 36,3
persen.secara
parsial
pertumbuhan
ekonomi
tersebut tidak
mempunyaipeng
aruh yang nyata
terhadap tingkat
kemiskinan.
5 Analisis Heri Setiawan, Uji hasil penelitian
Faktor-Faktor Universitas Multikolinearita disimpulkan
Yang Negeri s, Asumsi bahwa
Mempengaru Makassar, 2016 Autokorelasi, PDRBperkapita,
hi Tingkat koefisien Pengangguranbe
Kemiskinan determinasi rpengaruh
Di Sulawesi positif terhadap
Selatan tingkat
kemiskinan di
Provinsi
Sulawesi
Selatan 2004-
2013, sedangkan
Indeks
Pembangunan
Manusiaberpeng
aruh negatif dan
tidak signifikan
terhadap tingkat
kemiskinan di
Provinsi
Sulawesi
Selatan.
2.3 Kerangka Pemikiran
kuat, karena pada tahap awal proses pembangunan tingkat kemiskinan cenderung
meningkat dan pada saat mendekati tahap akhir pembangunan jumlah orang
dalam upaya penurunan jumlah penduduk miskin. Upaya yang diharapkan tidak
miskin,akan tetapi juga upaya untuk memerangi kemiskinan dari akar masalahnya.
apabila jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhannya yang tinggi akan
memberikanpedomandanmempermudah
dalamkegiatanpenelitian,pengolahandata,penganalisaannya,agar
sebagai berikut:
Penyebab Kemiskinan
“kemiskinan” adalah suatu yang tidak asing lagi di kehidupan sebagian masyarakat
peneliti dalam melakukan penelitian ini, serta menghindari salah penafsiran dan
penelitian ini :
Keluarga
tersedia secara bebas, tetap saja sumberdaya tersebut akan berkurang dan
kemiskinan kultural yaitu termasuk golongan miskin relatif apabila telah dapat
berubah sehingga konsep kemiskinan ini bersifat dinamis atau akan selalu ada.
Oleh karena itu, kemiskinan dapat dari aspek ketimpangan sosial yang berarti
golongan bawah, maka akan semakin besar pula jumlah penduduk yang dapat
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang
dan Taylor, sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif
faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu.
studi kasus maka hasil penelitian ini bersifat analisis-deskriptif yaitu berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari perilaku yang diamati. Dimana data yang terkumpul
39
merupakan hasil dari lapangan yang diperoleh melalui pengumpulan data primer
seperti data pendukung yang diperoleh dari arsip/dokumen yang sudah ada yang
data yang bersifat apa adanya tanpa ada dalam kondisi tertentuyang hasilnya lebih
Padangsidimpuan.
dalam penelitian ini. Adapun data penelitian ini diperoleh dari informan dan
informasi mengenai objek penelitian tersebut. Informan dalam penelitian ini yaitu
berasal dari dari wawancara langsung yang disebut sebagai narasumber. Sehingga
sumber data penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi sumber data primer dan
sekunder.
3.2Partisipan Penelitian
“Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.
Pemilihan partisipan ini digunakan oleh peneliti yaitu teknik nonprobability
bagi setiap usur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah teknik purposive
tertentu. Petimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu
tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan
Sedangkan snowball sampling dilakukan ketika data sampel yang didapat belum
Jumlah sampel dalam penelitian kualitatif tidak bisa ditentukan sejak awal,
namun jika sampel yang ada sudah tidak bisa memberikan data yang baru lagi.
Padangsidimpuan yaitu :
1. Bapak Rohimuddin
2. Bapak Musdi
3. Bapak Imran
Yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan
1. Observasi
Batu.
2. Wawancara
tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring
terbagi atas dua kategori, yakni wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
a. Wawancara terstruktur
informasi apa yang hendak digali dari narasumber. Pada kondisi ini,
spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting dari masalah yang ingin
3. Dokumentasi
mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen yang berada
ditempat penelitian atau ang berada diluar temapt penelitian yang ada
4. Kuesioner
Kuesionermerupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
yang lebih efisien bila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel yag
akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain itu
kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan
dua jenis, yakni kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka
kuesioner yang memiliki bentuk semi terbuka. Dalam bentuk ini, pilihan
jawaban telah diberikan oleh peneliti, namun objek penelitian tetap diberi
5. Triangulasi
saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda. Menurutnya,
menentukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang
Analisis berarti mengkaji data yang diperoleh dari lapangan dengan cara
memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.Adapun prosedur
1. Waktu Penelitian
September 2020
2. Tempat Penelitian
luas, na=di, dan dimpu=tinggi) yang berarti “hamparan rumput yang luas yang
berada di temapat yang tinggi.” pada zaman dahulu daerah ini merupakan tempat
persinggahan para pedagang dari berbagai daerah, pedangan ikan dan garam dari
Padangsidimpuan-Sibolga.
kemudian menjadi kota. Kota ini dibangun pertama kali sebagai benteng pada
1821 oleh pasukan Paderi yang dipimpin oleh Tuanku Imam Lelo. Benteng ini
peninggalan Perang Paderi saat ini masih ditemukan, walau sudah tidak terawat
dengan baik. Dan pengaruh pasukan Paderi ini berdampak pada agama yang
dianut oleh mayoritas penduduk kota ini beragama Islam.Pada zaman penjajahan
dijumpai berupa kantor pos polisi pusat kota padangsidimpuan. Sehingga tidak
heran, kalau ingin melihat sejarah kota Padang Sidempuan, tersimpan foto-foto
47
zaman dahulu kota Padang Sidempuan di sebuah museum di kota Leiden,
Belanda.
146,85 km2,Letak di atas Permukaan Laut : 260 -1100 m dan terbagi atas 6
Kecamatan yaitu :
Padangsidimpuan Tenggara
Padangsidimpuan Selatan
Padangsidimpuan Batunadua
Padangsidimpuan Hutaimbaru
Padangsidimpuan Utara
yaitu :
-1 -2 -3
0
0 0 99 17'10''-
1. Padangsidimpuan Tenggara 1 18'07''-1 21'30'' 0
99 21'10''
0
0 0 99 16'17''-
2. Padangsidimpuan Selatan 1 21'10''-1 23'15'' 0
99 18'15''
0
0 0 99 16'30''-
3. Padangsidimpuan Batunadua 1 20'20''-1 28'19'' 0
99 20'10''
0
0 0 99 14'30''-
4. Padangsidimpuan Utara 1 21'30''-1 21'20'' 0
99 16'10''
0
0 0 99 13'10''-
5. Padangsidimpuan Hutaimbaru 1 23'10''-1 27'15'' 0
99 18'07''
0
0 0 99 18'07''-
6. Padangsidimpuan Angkola Julu 1 24'20''-1 28'19'' 0
99 18'17''
-1 -2 -3
Badan Pertanahan
Sumber : Nasional Kota
Padangsidimpuan
4.1.3 Kondisi Geografis Kelurahan Losung Batu
- HASTUTI SIREGAR
Tabel 4.1
Penggunaan Luas Wilayah Di Kelurahan Losung Batu
No Penggunaan Luas
1 Pemukiman 33,5 Ha
2 Untuk Bangunan 3,1 Ha
3 Pertanian Sawah 55 Ha
4 Ladang - Ha
5 Perkebunan 17 Ha
6 Padang Rumput - Ha
7 Hutan - Ha
8 Rekreasi - Ha
9 Perikanan Darat 0,30 Ha
10 Olahraga 0,04 Ha
11 Tangkapan Air - Ha
12 Rawa - Ha
13 Lain-lain - Ha
Jumlah 110 Ha
Sumber : Data Kependudukan Kelurahan Losung Batu 2020
4.1.4 Kondisi Penduduk Kelurahan Losungbatu
penduduk sebesar 6.207 Jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki 3.069 jiwa dan
Tabel 4.2
Distribusi Masyarakat Kelurahan Losung Batu Tahun 2020
Berdasarkan Kelompok Umur
No Golongan Umur Lk Pr Jumlah Jiwa
1 0-7 Tahun 331 347 678
2 8-19 Tahun 494 556 1050
3 20-35 Tahun 593 593 1186
4 36-50 Tahun 619 621 1240
5 51-60 Tahun 731 744 1475
6 61 Tahun Keatas 301 277 578
Jumlah 3069 3138 6207
Sumber : Data Kependudukan Kelurahan Losung Batu Tahun 2020
terbanyak pada usia-usia tidak produktif atau diangkap kurang produktif untuk
berasal dari kelurgayang kurang mampu, yang umumnya selama ini kurang begitu
ekonomi, kini telah dapat mencakup bangku sekolah,minimal tamatan SLTA, hal
ini sangat dibantu dengan adanya program pemerintah wajib belajar 9 tahun dan
Tabel 4.3
Distribusi Masyarakat Kelurahan Losung Batu Tahun 2020
Berdasarkan Lulusan Pendididkan Umum
No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk Prosentase
1 Buta Aksara 0 0%
2 Belum Sekolah 529 9%
3 Tidak Tamat SD 51 1%
4 Tamat SD 1240 20%
5 Tamat SMP 1427 23%
6 Tamat SMA 2016 32%
7 D1/D2/D3/Sederajat 323 5%
8 Sarjana 621 10%
Jumlah 6207 100%
Sumber : Data Kependudukan Kelurahan Losung Batu Tahun 2020
masyarakat di Kelurahan Losung Batu masih sangat rendah sekali dalam hal
pendidikan dimana masih banyak sekali penduduk di Kelurahan Losung Batu
yang hanya lulusan SMP dan lulusan SMA yaitu terlihat dengan jelas bahwa data
Kelurahan Losung Batu adalah tingkatan SMP (23%)sebanyak 1427 orang dan
yang kedua adalah SMA sebesar (32%) atau sebanyak 2016 orang.
Tabel 4.4
Distribusi Masyarakat Kelurahan Losung Batu Tahun 2020
Berdasarkan Agama
No Nama Agama Tempat Ibadah Jumlah Presentase
1 Islam Masjid 5692 91,70%
2 Kristen Gereja 511 8,23%
3 Khatolik Gereja - -
4 Hindu Pure - -
5 Budha Wihara 4 0,06%
Jumlah 6207 99,99(100%)
Sumber : Data Kependudukan Kelurahan Losung Batu Tahun 2020
masyarakat.
4.1.6 Kondisi Pekerjaan Masyarakat Kelurahan Losung Batu
Tabel 4.5
Distribusi Masyarakat Kelurahan Losung Batu Tahun 2020
Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Jumlah
1 PNS/POLRI/TNI 547
2 Wiraswasta 1705
3 Pedagang 1221
4 Petani 428
5 Dan Lain-lain 2306
Jumlah 6207
Sumber : Data Kependudukan Kelurahan Losung Batu 2020
dengan baik.
Kelurahan Losung Batu, digunakan indikasi jumlah dan jenis fasilitas yang sering
Tabel 4.6
Sarana Kesehatan Yang Terdata di Kelurahan Losung Batu
No. Sarana Kesehatan Jumlah
1 Rumah Sakit 1
2 Puskesmas 1
3 Posyandu 2
4 Alternatif Lain 2
Total 8
kelurahan losung batu sangat memadai dan dapat membantu jika masyarakat
terkena penyakit atau untuk sarana berobat. Terdapat Rumah Sakit 1(Satu),
Puskesmas 1(Satu), Posyandu 2(Dua), dan untuk berobat melalui Alternatif lain
Lingkungan II : 125 KK
SD : 47 KK
SMP : 129 KK
SMA : 146 KK
Wiraswasta : 128 KK
Pedagang : 190 KK
Petani : 82 KK
Tabel 4.7
Tanggungan KK Miskin Berdasarkan Status Perkawinan ( Istri/Duda/Janda)
No Status Anggota KK Kelurahan Jumlah Tanggungan
Lk 1 Lk 2
2 Duda 24 8 32 KK
3 Janda 34 31 65 KK
Tabel 4.8
Tanggungan KK Miskin Berdasarkan Jumlah Anak
No Jumlah anak dalam KK Jumlah Tanggungan
Miskin KK Miskin
1 Anak 0 13 KK
2 Anak 1 69 KK
3 Anak 2 46 KK
4 Anak 3 67 KK
5 Anak 4 45 KK
6 Anak 5 25 KK
7 Anak 6 21 KK
8 Anak 7 12 KK
9 Anak 8 11 KK
10 Anak 9 7 KK
11 Anak 10 6 KK
Total 322 KK
1. Pendidikan
bisa bekerja pada sektor pemerintahan maupun kantor-kantor swasta serta bisa
kesempatan kerja pada jenis pekerjaan yang layak dengan upah yang tinggi sangat
Tabel 4.9
Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pendidikan
Jumlah
No Pendidikan KK (%)
1 SD 47 15%
2 SMP 129 40%
3 SMA 146 45%
4 Sarjana 0 0%
Jumlah 322 100%
Sumber : Data Kependudukan Kelurahan Losung Batu2020
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, jawaban yang diperoleh dari data responden
sebesar (15%), SMP sebanyak 129 orang atau sebesar (40%), tamat
sarjana tidak ada (0%). Ini membuktikan bahwa tingkat pendidikan yang rendah
menyebabkan kemiskinan.
2. Pekerjaan
tinggi derajat pekerjaan seseorang maka akan semakin besar juga penghasilannya.
Jika seseorang bekerja menjadi PNS maka penghasilannya akan jauh lebih besar
seseorang, pendapatan dari upah kerja di kelurahan Losung Batu ditentukan oleh
jenis pekerjaan jika ia bekerja sebagai buruh harian atau tani dengan upah yang
kelurahan Losung Batu ternyata lebih banyak bekerja sebagai wiraswasta dan
Tabel 4.10
Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pekerjaan
Jumlah
No Jenis Pekerjaan KK %
1 Wiraswasta 128 40%
2 Petani 82 25%
3 Pedagang 112 35%
4 Tidak Bekerja 0 0%
Jumlah 322 100%
Sumber : Data Kependudukan Kelurahan Losung Batu2020
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, jawaban yang diperoleh dapat dipahami bahwa
mata pencaharian sebagai petani, sebanyak (35%) bekerja sebagai pedagang dan
salah satunnya adalah penghasilan, penghasilan yang lebih tinggi relatif lebih
menujukehidupan yang lebih baik jelas sulit jika untuk memenuhi kebutuhan
pokok.
Tabel 4.11
Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Penghasilan
Jumlah
No Penghasilan KK %
1 Rp.300.000 – Rp.500.000 103 32%
2 Rp.500.000 – Rp.1.000.000 91 30%
3 Rp.1.000.000 – Rp.1.500.000 82 25%
4 Lebih dari Rp.1.500.000 46 13%
Jumlah 322 100%
Sumber : Data Kependudukan Kelurahan Losung Batu Tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, jawaban yang diperoleh dari KKyaitu sebanyak
yang rendah sangat sulit untuk mendapatkan kesejahteraan apa lagi dalam
prakteknya.
4. Kesehatan
Kesehatan berpengaruh terhadap kemiskinan karena kesehatan merupakan
dan gizimasyarakat yang mendorong penurunan angka kematian bayi dan balita.
Perbaikan kondisi kesehatan masyarakat juga didukung oleh beberapa faktor lain
Tabel 4.12
Distribusi Minat KK dalam Menggunakan Fasilitas Kesehatan
No Fasilitas Kesehatan Persentasi
2 Puskesmas 45%
3 Posyandu 39%
karena biaya yang dikeluarkan lebih sedikit jika dibandingkan dengan fasilitas
Rumah Sakit. Seiring berjalannya waktu sampai sekarang telah diterbitkannya
“ Saya selaku warga miskin hanya bisa berkomentar sedikit. Memang sudah
jelas pendidikan sangat berpengaruh terhadap kemiskinan. Saya ini hanya
lulusan SD yang tidak mempunyai bakat ataupun uang untuk melanjutkan
pendidikan ke yang lebih tinggi. Untuk kebutuhan sehari-haripun saya hanya
mengandalkan tenaga saya dengan bertani dan menjual hasil bertani atau
berkebun untuk mendapatkan uang demi memenuhi kebutuhan hidup.
masyarakat setempat memiliki TV dan radio. Sehingga, bagi mereka yang ingin
Hasil Pengolahan data melalui wawancara dengan masyarakat miskin dan lurah
Batu.
lagi dengan tidak adanya keahlian lain selain bertani membuat sebagian petani
haru bergantung hidup dengan hasil panen yang belum jelas bagaimana hasilnya.
Sehingga para sebagian petani sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hasil Pengolahan data melalui wawancara dengan masyarakat miskin dan lurah
Batu.
baru sedangkan secara faktual hal tersebut sangat kecil kemungkinanya bagi
sarana serta bantuan kepada masyarakat dapat diketahui bahwa kondisi penyebab
Losung Batu.
lurah membuktikan bahwa faktor beban hidup keluarga juga berpengaruh terhadap
Batu.
“saya sebagai salah satu keluarga kurang mampu yang memiliki anak
banyak sangat sulit untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari di dalam keluarga.
Dimana saya hanya bekerja serabutan dan mempunyai penghasilan yang tidak
tetap ditambah anak-anak yang masih dalam bangku sekolah sangat
membutuhkan banyak biaya. Jika pun membuat usaha lain harus butuh modal
yang besar sementara untuk makan pun saya seadanya setiap hari. Dengan
penghasilan yang minim ini harus pandai menghemat demi memenuhi kebutuhan
hidup. Ditambah lagi saya tidak punya kemampuan lain selain bekerja serabutan
seperti jadi kuli bangunan ataupun membantu pekerjaan lain yang dibutuhkan di
sekitar tempat tinggal saya.”
satunya adalah beban hidup keluarga yang jika tidak di cegah akan semakin
masyarakat yang dominan tamat SD,SMP,SMA. sumber daya alam yang kurang
anggota kluarga yang banyak. Indikator ini dapat menentukan pola kemiskinan
a. Kemiskinan sub-sistensi
karena Dari segi pendapatan yang diperoleh maka sebagian besar masyarakat
setempat berada dalam kondisi yang cukup baik. Namun sebagian masyarakat
b. Kemiskinan Pemahaman
pendidikan.
berbagai informasi baik dari luar negeri maupun dari berbagai daerah.
potensi yang terdapat pada diri mereka sendiri. Hal tersebut akan
c. Kemiskinan kebebasan
ataupun tidak mempunyai rasa percaya diri untuk mengubah kehidupan yang
miskin dengan membuka peluang usaha sendiri agar menjadi lebih baik dan
berikut:
dengan kondisi pemukiman yang rata-rata sudah menjadi hak milik pribadi
ini. Namun hal tersebut tidaklah menjadi permasalahan yang berarti bagi
semampunya.
yang berasal dari berbagai suku seperti Jawa, Batak,Minang dan lain-lain.
Pada umumnya suku masyarakat ini adalah Suku Batak. Walaupun terjadi
perbedaan suku namun hal ini tidak menjadi kendala untuk melakukan
interaksi sosial (pembauran). Hal ini disebabkan sifat terbuka Suku Batak
b. Kultural adalah jenis kemiskinan yang terjadi karena akibat dari kebiasaan
masyarakat dengan budaya yang santai dan tidak mau memperbaiki taraf
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diketahui bagaimana ukuran dan jenis
Pola
Kemiskinan
di Kelurahan
Losung Batu
Kemiskinan
Pemahaman
Kemiskinan Kebebasan
* Pendidikan yang
rendah * Kurangnya rasa
percaya diri yang tinggi
*Minimnya Keahlian
Pibadi
Gambar 4.1
Pola Kemiskinan di Kelurahan Losung Batu
Kota Padangsidimpuan
oleh berbagai faktor. Begitu juga fenomena kemiskinan yang terjadi di Kelurahan
Losung Batu.
penyebab kemiskinan di daerah tersebut dapat disebabkan oleh faktor internal dan
kemiskinan masyarakat setempat ada 2 macam yaitu: faktor internal yang terdiri
faktor eksternal terdiri dari terbatasnya lapangan pekerjaan dan kebijakan publik
masyarakat setempat.
BAB V
5.1 Kesimpulan
3. Sumber daya alam, jika dilihat dari keadaan di kelurahan sangat terbatas
sekali sumber daya yang ada di kelurahan losung batu. Jadi untuk
tersendiri.
5.2 Saran
72
b. menjaga sumber daya alam yang ada agar tetap dapat diolah dan
file:///C:/Users/USER/Documents/datakotapadangsidimpuan-150316115117-
conversion-gate01.pdf
Kuncoro, M. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga
Mosley, Paul. 2001. Risk Attitudes in the „Vicious Circle of Poverty‟. University
of Sheffield Press. Sheffield
Oluwatayo, I.B, dan Ojo, A.O. 2016. Is Africa‟s Dependence on Agriculture the
Cause of Poverty in the Continent? An Empirical Review. The Journala of
Developing Areas. Vol. 50/1. pp. 93-102.
Purwanto, Erwan A. 2007. Mengkaji Potensi Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
untuk Pembuatan Kebijakan Anti Kemiskinan di Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik. Vol. 10/3. pp. 295-324.
Warr, Peter. 2011. “Poverty, Food Prices and Economic Growth in Southeast
Asian Perspective”. dalam: Indonesia Update Series; Employment, Living
Standars and Poverty in Contemporary Indonesia. Institute of Southeast Asian
Studies. Singapore.