Anda di halaman 1dari 54

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA

DESA PERBAWATI KECAMATAN SUKABUMI


KABUPATEN SUKABUMI
(SUATU KASUS DI AGROWISATA MAYA WORTEL)

Oleh
Siti Nurhanifah
NPM 4122520410011

USULAN PENELITIAN

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
BANDUNG
2021

i
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA
DESA PERBAWATI KECAMATAN SUKABUMI
KABUPATEN SUKABUMI
(SUATU KASUS DI AGROWISATA MAYA WORTEL)

Oleh
Siti Nurhanifah
NPM 4122520410011

USULAN PENELITIAN

Bandung, Oktober 2021

Disetujui dan disahkan Komisi Pembimbing,

Euis Dasipah, Ir., M.P. Dr. Ir. Nataliningsih, M.Pd.


PEMBIMBING I PEMBIMBING II

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim, Asaalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan rahmat Allah SWT dan dengan hidayah–Nya yang telah

memberikan kesehatan dan keselamatan kepada penulis dalam masa pandemi

Covid-19 ini, sehingga dapat menyelesaikan usulan penelitian dengan judul 

“Strategi Pengembangan Agrowisata Desa Perbawati Kecamatan Sukabumi

Kabupaten Sukabumi (Suatu Kasus di Agrowisata Maya Wortel)”.

            Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Euis Dasipah, Ir., M.P.

sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Dr. Ir. Nataliningsih, M.Pd. sebagai dosen

pembimbing II yang telah banyak  memberikan bimbingan, petunjuk dan motivasi

sampai selesainya usulan penelitian ini.

            Tidak lupa pula buat seluruh rekan-rekan yang telah banyak membantu

penulis di dalam penyelesaian usulan penelitian ini, yang tidak dapat penulis

sebutkan satu-persatu. Tidak ada yang pantas diberikan, selain balasan dari Allah

SWT untuk kemajuan kita semua dalam menghadapi masa depan nanti.

Akhirnya penulis sangat mengharapkan agar usulan penelitian ini

bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan

penelitian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Sukabumi , Oktober 2021


Penulis

DAFTAR ISI

iii
JUDUL PENELITIAN .....................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................
ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................
iii
DAFTAR ISI......................................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................
v
DAFTAR TABEL..............................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
vii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ..........................................
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................
1.4 Kegunaan Penelitian..................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN/


PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DAN
HIPOTESIS....................................................................................
2.1 Kajian Pustaka...........................................................................
2.1.1 Pariwisata.........................................................................
2.1.2 Agrowisata.......................................................................
2.1.3 Pengembangan Agrowisata..............................................
2.2 Kerangka Pemikiran/Pendekatan Masalah................................
2.3 Hipotesis Penelitian...................................................................
2.3.1 Analisis Kesesuaian Wisata.............................................
2.3.2 Analisis Indeks Kesesuaian Wisata..................................
2.3.3 Analisis Daya Dukung Kawasan......................................
2.3.4 Analisis Atraksi Kegiatan Agrowisata.............................
2.3.5 Analisis SWOT................................................................
2.4 Penelitian Terdahulu.................................................................

BAB III METODE PENELITIAN..............................................................


3.1 Metode Yang Digunakan..........................................................
3.2 Opersionalisasi Variabel...........................................................
3.3 Sumber dan Cara Penentuan Data/Informasi...........................
3.4 Teknik Pengumpulan Data........................................................
3.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis......................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

iv
LAMPIRAN ......................................................................................................

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman


2.1 Kurva profit maximum dan cost minimization......................................
17
2.2 Grafik Hubungan PT, PM, dan PR.......................................................
18
2.3 Skema Kerangka Pemikiran..................................................................
29

v
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman


1.1 Data Jumlah Offtaker dan Jumlah Petani Yang Ikut Program OROF
per Mei Tahun 2021..............................................................................
5
1.2 Data Luas Lahan Sawan di Kota Sukabumi Tahun 2020.....................
5

vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1 Daftar Riwayat Hidup...........................................................................
2 Surat Keputusan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Winaya
Mukti tentang Penunjukan dan Pengangkatan Ketua dan Anggkota
Komisi Pembimbing a.n. Sri Andayani................................................
3 Sertifikat Semiloka a.n. Sri Andayani...................................................
4 Surat Permohonan Penelitian...............................................................
5 Surat Ijin Penelitian dari Kantor Kesbangpol Kota Sukabumi.............
6 Surat Ijin Penelitian DKP3 Kota Sukabumi..........................................
7 Hasil Analisa.........................................................................................
8 Dokumentasi Kegiatan..........................................................................

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kekayaan alam Indonesia sangat beragam dan berpotensi untuk

meningkatkan perekonomian Indonesia. Sektor pertanian tidak hanya dapat

ditujukan untuk budidaya komoditi pertanian serta perkebunan, tetapi juga dapat

dimanfaatkan sebagai obyek wisata. Upaya peningkatan kualitas kekayaan alam

melalui adanya usaha pariwisata dilakukan guna menarik minat pengunjung untuk

datang ke destinasi – destinasi wisata. Peningkatan kualitas objek wisata dapat

dilakukan melalui penambahan fasilitas, promosi usaha yang lebih intensif,

perbaikan sarana dan prasarana maupun membuka jenis wisata yang baru.

Pariwisata merupakan salah satu dari beberapa sektor yang mempengaruhi

perekonomian Indonesia serta penyumbang devisa yang cukup besar untuk

negara. Sektor pariwisata merupakan peluang bagi tumbuhnya lapangan kerja

baru serta berkembangnya berbagai usaha ekonomi. Melalui proses pengelolaan

yang baik, pariwisata dapat menjadi sarana penting untuk mendukung

perlindungan sumber daya alam dan mendorong pembangunan berkelanjutan

(Paputungan dkk, 2017).

Penerimaan devisa Indonesia yang didapatkan melalui sektor pariwisata

menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data Kementerian

Kebudayaan dan Pariwisata, penerimaan devisa sektor pariwisata tahun 2015

sebesar US$ 10,76 miliar. Angka ini menempati urutan keempat sebagai

penyumbang devisa terbesar setelah minyak dan gas, batu bara, serta CPO (Crude

8
Palm Oil). Pada tahun 2019, penerimaan devisa sektor pariwisata sebesar US$

17,6 miliar dan diharapkan mencapai US$ 20 miliar serta menjadi penyumbang

devisa terbesar mengalahkan ekspor sawit, minyak dan gas. Adanya kolaborasi

dengan sektor ekonomi lain seperti restoran, hotel, transportasi dan lainnya,

pariwisata mampu mengakselerasi terciptanya lapangan kerja dan pertumbuhan

ekonomi. Oleh karena itu, hal ini dapat dicapai melalui pengembangan pariwisata

(Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, 2018).

Potensi sektor pariwisata yang membaik membuat para pelaku usaha di

bidang pariwisata terus berusaha untuk meningkatkan kualitas dari usaha

pariwisata yang dijalankannya. Usaha ini dilakukan guna menarik wisatawan

untuk berkunjung ke destinasi wisata yang ada. Perbaikan kualitas obyek wisata

dapat dilakukan melalui penambahan fasilitas, promosi usaha yang lebih intensif,

perbaikan sarana dan prasarana maupun membuka bentuk usaha wisata baru

(Ernaldi, 2010).

Trend yang sedang berkembang di masyarakat belakangan ini ialah

masyarakat cenderung memilih untuk berkunjung ke objek wisata back to nature.

Beberapa orang memandang tempat liburan akan terasa nyaman dan menenangkan

pikiran dari kegiatan sehari – hari apabila memiliki suasana alamiah. Hal inilah

yang dipandang akan mejadi peluang, sehingga mulai banyak diusung destinasi

wisata dengan konsep back to nature. Faganel (2011) menyatakan bahwa

wisatawan masa kini rela membayar untuk pelestarian alam dan lingkungan sosial

yang mereka harapkan bisa didapat melalui agrowisata. Agrowisata adalah cara

9
lain untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan di pedesaan yang mana

berhubungan dengan pertanian.

Agrowisata adalah suatu perpaduan dan kesatuan antara sektor pertanian

dengan wisata. Agrowisata selain berperan sebagai usaha di bidang pertanian

melalui pengenalan dan pemberian informasi mengenai pertanian, tetapi juga

sebagai usaha wisata melalui keindahan alam yang dimiliki. Konsep agrowisata

yang unik dari yang umumnya ditawarkan menjadikan agrowisata menarik

perhatian lebih dari para wisatawan. Kebutuhan untuk berlibur serta persepsi

masyarakat yang berubah ke destinasi wisata alamiah menyebabkan kunjungan

cenderung meningkat (Herlita, 2008).

Agrowisata telah diadopsi oleh berbagai negara di belahan dunia sebagai

kebijakan utama desa untuk meningkatkan kesejahteraan desa. Agrowisata adalah

gabungan dari produk pertanian dan produk budaya yang dapat menghasilkan

berbagai fungsi dalam bidang ekonomi, sosial, pendidikan, lingkungan, rekreasi,

dan sebagainya. Agrowisata memungkinkan kita untuk menemukan nilai dari

sumberdaya yang ada di desa di tengah proses modernisasi (Lee dan Nam, 2007).

Pengembangan usaha agrowisata yang memperkenalkan budaya lokal atau

setempat dalam memanfaatkan lahan tidak hanya akan menjadi upaya pelestarian

sumberdaya dan teknologi lokal tetapi juga akan meningkatkan pendapatan petani

(Paputungan dkk, 2017). Selain itu, Kachniewska (2015) juga menyatakan

pariwisata sering diyakini akan memungkinkan untuk didirikannya saluran

penjualan tambahan untuk produsen makanan dan berbagai jenis penyedia layanan

dan juga akan menarik wisatawan ke daerah yang kurang populer. Wisata

10
pedesaan juga dianggap sebagai industri yang paling berkelanjutan untuk

menjamin aktivasi ekonomi masyarakat lokal dengan dampak negatif sosial dan

lingkungan yang minim.

Kabupaten Deli Serdang merupakan kabupaten yang memiliki luas

wilayah terbesar di Provinsi Sumatera Utara. Luasnya wilayah Kabupaten Deli

Serdang menyebabkan terdapat banyak destinasi di kabupaten ini. Jumlah

destinasi wisata Kabupaten Deli Serdang berdasarkan Kecamatan dapat dilihat

pada lampiran 2.

Data destinasi wisata Kabupaten Deli Serdang menurut Kecamatan Tahun

2018- 2019 menunjukkan destinasi wisata di Kabupaten Deli Serdang masih

belum merata di setiap kecamatan dan hanya terpusat di satu kecamatan saja.

Selain itu, belum ada laporan secara spesifik mengenai jumlah destinasi wisata

berbasis pertanian dan non – pertanian menyebabkan masyarakat masih kesulitan

dalam mengetahui informasi mengenai hal ini.

Tabel 1.1 Jumlah dan Nama Obyek Wisata Berdasarkan Desa/Kelurahan


di Kecamatan Labuhan Deli Tahun 2019

Desa/Kelurahan Obyek Wisata


Jumlah Nama
1. Helvetia - -
2. Menunggal - -
3. Pematang Johar - -
4. Telaga Tujuh - -
5. Karang Gading 1 Beting Camar Dusun 15
Sumber: BPS Kabupaten Deli Serdang, 2019.

11
Kecamatan Labuhan Deli terdiri atas 5 desa yang mana salah satunya ialah

Desa Pematang Johar. Hingga tahun 2019, hanya tercatat terdapat satu obyek

wisata yang berada di Kecamatan Labuhan Deli. Pada tahun 2020, muncul

destinasi wisata baru berupa agrowisata sawah yang terletak di Desa Pematang

Johar. Kemunculan agrowisata baru perlu dipromosikan agar diketahui oleh

masyarakat, sehingga para pengusaha dapat menyiapkan cara dan juga strategi

untuk memasarkan produk dan jasa yang dihasilkan sehingga dapat menarik

pelanggan atau konsumen. Ketidaktahuan masyarakat mengenai kemunculan

tempat wisata baru menyebabkan kurangnya wisatawan lokasi agrowisata baru.

Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar merupakan hasil dari adanya

dana desa tahun 2018 dan berdampingan dengan PT KIM (Kawasan Industri

Medan) melalui dana CSR (Corporate Social Responsibility). Desa Pematang

Johar memiliki luas areal persawahan sebesar 1.750 hektar dan Agrowisata Sawah

Desa Pematang Johar dibangun diatas lahan sawah seluas satu hektar yang

dikelola menjadi ikon wisata baru Desa Pematang Johar dan mampu

meningkatkan perekonomian masyarakat melalui kunjungan wisatawan.

Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar resmi dibuka pada 09 Februari 2020

dan menjadi ikon wisata Kabupaten Deli Serdang.

12
Jumlah Wisatawan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar
2020 (Orang)

23972
25000 22663

20000

15000
11714

10000 7182
6205 6243
4966
Sumber: Laporan Bulanan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar. 2020.
5000

0
Juni Juli AgustusSeptemberOktoberNovember Desember

Jumlah Pengunjung

Gambar 1.1 Data Wisatawan Agrowisata Sawah Desa Pematang


Johar

Data jumlah wisatawan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar pada

bulan Juni – Desember 2020 (Gambar 1.1) menunjukkan fluktuasi bahkan

penurunan di beberapa bulan. Data ini membuktikan bahwa Agrowisata Sawah

Desa Pematang Johar memerlukan suatu strategi untuk meningkatkan jumlah

kunjungan wisatawan, salah satunya dengan melakukan pengembangan dengan

ciri khas atau keunikan yang dimiliki sehingga dapat menarik minat wisatawan

untuk berkunjung dan dapat bersaing dengan destinasi wisata lain serta dapat

menjadi ikon wisata yang berkelanjutan (sustainable).

Kehadiran agrowisata di Desa Pematang Johar merupakan sesuatu yang

baru dikembangkan oleh pemerintah desa. Agrowisata memiliki banyak sekali

potensi bukan hanya usaha/bisnis semata tetapi juga dapat dijadikan sebagai solusi

13
bagi banyak pihak seperti berfungsi sebagai media promosi untuk produk –

produk pertanian, sarana pendidikan masyarakat, meningkatkan ekonomi baik

desa, daerah hingga skala nasional serta peluang pengembangan diversifikasi

produk agribisnis. Oleh karena itu, pemeliharaan dan pengembangan sangat

diperlukan agar agrowisata dapat terus eksis dan berkelanjutan.

Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar masih tergolong baru dan belum

sepenuhnya gencar dipromosikan ke berbagai media sehingga masih belum

banyak masyarakat yang mengetahui keberadaan wisata ini. Selain itu, menurut

data profil Desa Pematang Johar pada tahun 2020, Desa Pematang Johar terletak

43 kilometer dari ibu kota Kabupaten, 13 kilometer dari ibu kota Kecamatan, dan

15 kilometer dari ibu kota Provinsi serta akses jalan yang cukup sempit

menyebabkan belum banyak wisatawan yang mengunjungi agrowisata ini. Oleh

karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai strategi

pengembangan agrowisata di Desa Perbawati.

1.2 Identifikasi Masalah Masalah

1. Bagaimana karakteristik wisatawan Agrowisata Sawah Desa Pematang

Johar?

2. Faktor internal dan eksternal apa saja yang berpengaruh dalam

pengembangan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar ?

3. Strategi apa saja yang dapat diterapkan dalam upaya pengembangan

Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar ?

14
1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui karakteristik wisatawan Agrowisata Sawah Desa Pematang

Johar.

2. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam

pengembangan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar.

3. Menganalisis strategi pengembangan yang dapat diterapkan di Agrowisata

Sawah Desa Pematang Johar.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi masyarakat dan pelaku usaha, mendapatkan informasi mengenai daya

dukung lingkungan, kelayakan dan formulasi strategi yang tepat dalam

mengembangkan kawasan agrowisata.

2. Bagi pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

kebijakan di bidang pengembangan pariwisata khususnya menyangkut

agrowisata.

3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

bahan informasi serta referensi dalam melakukan penelitian tentang strategi

pengembangan agrowisata.

15
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN/

PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pariwisata

Menurut UU 9/1990, pariwisata dapat diartikan sebagai kegiatan wisata

atau bagian dari aktivitas yang dilaksanakan secara sukarela serta sementara

dengan menggunakan fasilitas dan daya tarik wisata. Sedangkan wisata ialah

semua yang berhubungan dengan pariwisata, termasuk penyelenggaraan sarana

dan atraksi wisata serta usaha yang berkaitan dengan bidang tersebut. Kamus

Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa pariwisata adalah kegiatan yang

berkaitan dengan rekreasi. Istilah pariwisata pertama kali digunakan pada tahun

1959 sebagai pengganti kata "pariwisata" yang berasal dari bahasa Sansekerta

pada Konferensi Pariwisata Nasional Kedua di Tretes, Jawa Timur. Jayatri (2001)

menyatakan bahwa terdapat 3 jenis kategori pariwisata yaitu :

1. Ekoturisme, Alternative Tourism atau Green Tourism, merupakan wisata

berwawasan lingkungan yang dimaksudkan untuk menjembatani kesenjangan

antara kepentingan wisata dalam industri komersial dan pelestarian alam.

2. Wisata Budaya, menggambarkan pariwisata yang berkaitan dengan monumen

budaya atau situs sejarah, dengan penekanan khusus pada aspek pendidikan

atau observasi spiritual.

16
3. Wisata Alam, merupakan kegiatan wisata dengan tujuan untuk mengamati

kondisi alam.

Menurut Suwena dan Widyatmaja (2010), berdasarkan letak geografis

kegiatan tersebut dapat berkembang, pariwisata dibedakan menjadi :

1. Pariwisata lokal (local tourism) yaitu pariwisata dengan cakupan sempit dan

hanya terbatas di beberapa lokasi. Contohnya pariwisata di kota Denpasar,

pariwisata di kota Padang.

2. Pariwisata regional (regional tourism) adalah aktivitas pariwisata yang

berkembang di suatu daerah, dapat bersifat daerah dalam lingkungan

nasional, dan dapat pula bersifat daerah dalam lingkungan internasional.

Contohnya pariwisata di Yogyakarta, Bali, dan lain – lain.

3. Pariwisata nasional (national tourism) adalah aktivitas pariwisata yang

berkembang di negara yang pesertanya tidak hanya terdiri dari warga

negaranya saja, tetapi juga warga negara asing yang berdiam diri di dalam

negeri, misalnya pariwisata di daerah – daerah di Indonesia.

4. Pariwisata regional – internasional adalah kegiatan pariwisata yang

berkembang dalam wilayah internasional yang terbatas, tetapi melintasi batas

dua atau tiga negara di wilayah tersebut, misalnya pariwisata ASEAN.

5. Pariwisata internasional (International tourism) adalah kegiatan pariwisata

yang terdapat atau berkembang di banyak negara di dunia.

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar

terhadap pembangunan kesejahteraan masyarakat umum dengan artian apabila

dikelola dengan baik maka akan memberikan dampak langsung kepada

17
masyarakat lokal, khususnya pada bidang ekonomi. Secara tidak langsung,

pariwisata berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) dan pendapatan

nilai tukar uang negara.

Pada dasarnya, pembangunan pariwisata di suatu daerah sangat erat

kaitannya dengan pembangunan ekonominya. Dampak positif yang secara

langsung dirasakan oleh masyarakat ialah meningkatnya kesempatan kerja di

wilayah tersebut. Hal ini adalah hasil dari industri pariwisata yang semakin

berkembang, misalnya dengan pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut,

pembangkit listrik, jembatan, hotel dan proyek lainnya akan menyerap banyak

tenaga kerja. Untuk mengembangkan pariwisata di daerah, strategi dan kebijakan

baru perlu diadopsi dalam industri pariwisata.

2.1.2 Agrowisata

Agrowisata diartikan sebagai perpaduan antara pariwisata dan

pertanian yang mana wisatawan atau pengunjung dapat mengunjungi lokasi

sekaligus melakukan kegiatan seperti membeli produk, menikmati pemandangan,

berpartisipasi dalam kegiatan pertanian, serta makan atau bermalam di sekitar

perkebunan. Definisi lainnya adalah bahwa agrowisata merupakan cara lain untuk

mendongkrak pendapatan, menggali potensi ekonomi, serta meningkatkan kualitas

hidup masyarakat desa dan petani (www.farmstop.com).

Agrowisata adalah bidang usaha campuran antara pertanian dan

pariwisata. Wisata ialah bentuk aktivitas singkat yang memiliki tujuan untuk

menikmati objek wisata, sehingga agrowisata juga dapat diartikan sebagai suatu

18
aktivitas menikmati destinasi wisata berbasis pertanian yang dilakukan secara

singkat dan sukarela (Islamiarani, 2008).

Budiarti dan Muflikhati (2013) mengemukakan bahwa agrowisata atau

wisata pertanian diartikan sebagai sebuah rangkaian kegiatan perjalanan, dari awal

produksi hingga pemanfaatan lokasi geografis atau sektor pertanian untuk

memperoleh hasil pertanian dari berbagai sistem, yang bertujuan untuk

memperluas pengetahuan, pengalaman, serta pemahaman mengenai pertanian.

Agrowisata di Indonesia diartikan sebagai aktivitas pariwisata dengan

mengembangkan pertanian melalui agribisnis sebagai daya tarik. Agrowisata

termasuk pada destinasi wisata yang memanfaatkan bidang pertanian sebagai

tempat melakukan wisata, dengan tujuan mengembangkan pemahaman serta

pengetahuan mengenai pertanian, hiburan, dan interaksi bisnis. Pengembangan

agrowisata atau wisata pertanian dapat mendorong budaya lokal dalam

pengembangan lahan agar lebih ditekankan dan harapannya dapat mendongkrak

penghasilan petani sekaligus melestarikan sumber daya alam dan lingkungan

alami lokasi serta mempertahankan budaya lokal (indigenous knowledge)

(http://database.deptan.go.id).

Agrowisata termasuk pada wisata ekologi (eco – tourism), yaitu aktivitas

wisata yang dilakukan tanpa mencemari atau merusak lingkungan dengan tujuan

untuk menikmati dan mengapresiasi keindahan alam dan satwa atau tumbuhan

sebagai sarana pendidikan alam (Departemen Pertanian, 2005).

2.1.3 Pengembangan Agrowisata

19
Terciptanya agrowisata dimotivasi oleh akan adanya peningkatan

pendapatan petani. Agrowisata merupakan peluang yang baik untuk

mengenalkan masyarakat/komunitas mengenai pertanian dan ekosistem. Tokoh

utama dalam agrowisata adalah pengusaha, petani, wisatawan/pengunjung, dan

pemerintah atau instansi. Peran semua pemain kunci dalam agrowisata sangat

penting untuk mewujudkan pengembangan agrowisata.

Agrowisata pada dasarnya ialah sebuah kegiatan industri dengan

harapan akan mendatangkan konsumen atau wisatawan ke tempat wisata yang

dikelola. Hal – hal utama yang menarik wisatawan untuk berkunjung adalah

keaslian, ciri khas, kenyamanan dan pemandangan alamiah. Lingkungan yang

berkualitas merupakan aset yang harus diperbaiki dan dikelola terutama di

kawasan yang sudah banyak dieksplorasi atau dijelajah oleh wisatawan lokal

maupun mancanegara, hal ini tentunya untuk meningkatkan jumlah wisatawan.

Masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan wisata berperan penting karena

dapat menjadi pemandu wisata (tour guide). Oleh karena itu, masyarakat sekitar

beserta petani perlu diberikan edukasi agar selalu menjaga keaslian, ciri khas,

dan kelestarian lingkungan dikarenakan pentingnya nilai kualitas lingkungan.

Pengembangan agrowisata diharapkan akan sejalan dengan kapasitas,

jenis dan fungsi ekologis lahan, yang secara langsung berdampak pada

perlindungan sumberdaya alam dan pendapatan masyarakat serta petani.

Berkembangnya wisata pertanian dapat menciptakan lapangan kerja dan

menyerap tenaga kerja dari masyarakat desa sehingga akan menghambat proses

urbanisasi yang berkembang. Keuntungan dari agrowisata adalah melindungi

20
teknologi lokal, melindungi sumber daya alam, dan mendongkrak ekonomi

masyarakat di sekitar tempat wisata.

Menurut (Lobo dkk, 1999) Keuntungan dari adanya pengembangan

agrowisata bagi petani lokal ialah sebagai berikut:

1. Agrowisata menciptakan kesempatan bagi petani lokal untuk

meningkatkan pendapatan, peningkatan kondisi ekonomi, serta

keberlanjutan usahataninya.

2. Sarana yang baik untuk edukasi pertanian bagi rakyat/masyarakat biasa

dan untuk perekonomian yang lebih luas serta peningkatan kualitas hidup.

3. Mengurangi adanya arus urbanisasi ke kota, diakibatkan masyarakat dapat

memperoleh penghasilan yang layak dari usahatani yang dilakukannya di

desa.

4. Media promosi bagi produk – produk lokal dan mendorong adanya

pengembangan bisnis pemasaran daerah, menciptakan value added, dan

penjualan langsung (direct marketing) untuk meningkatkan kegiatan

ekonomi yang akan membawa manfaat bagi masyarakat di daerah yang

dikembangkan agrowisatanya.

Menurut Budiarti dan Muflikhati (2013), pengembangan wisata pertanian

dapat melindungi kearifan lokal, menghemat sumber daya, serta meningkatkan

pendapatan masyarakat sekitar dan petani di sekitar wisata pertanian. Dampak

positif pengembangan agrowisata diantaranya meningkatkan nilai jual produk

pertanian dan mengembangkan sumber pendapatan lain bagi masyarakat sekitar

21
melalui penyewaan homestay, menjual souvenir dan kerajinan tangan, serta wisata

kuliner.

Agrowisata dapat berkembang dengan baik apabila terjadi tri mitra dan tri

karya pembangunan yang mana didalamnya meliputi pemerintah sebagai pembuat

kebijakan, rakyat/petani sebagai subyek, serta dunia usaha pariwisata yang

menjadi penggerak bagi perekonomian rakyat (Sutjipta, 2001).

Model pengembangan agrowisata perlu dilakukan dengan adanya

partisipasi masyarakat setempat untuk mendukung terlaksananya berbagai

aktivitas usaha agrowisata. Melalui adanya partisipasi masyarakat dalam usaha

pengembangannya diharapkan akan ada interaksi positif berupa rasa memiliki

untuk menjaga keberlanjutan obyek di masa yang akan datang.

Menurut Utama (2001), agrowisata dapat dikembangkan dalam beberapa

bentuk diantaranya ruang tertutup berupa museum, ruang terbuka berupa

lansekap atau taman, dan dapat berupa percampuran antara keduanya. Agrowisata

ruang tertutup dapat ditampilkan dalam bentuk koleksi alat pertanian khas atau

unik serta memiliki nilai sejarah maupun naskah atau visualisasi dari sejarah

penggunaan suatu lahan serta proses pengolahan suatu hasil pertanian. Agrowisata

ruang terbuka dapat berupa suatu tatanan lahan yang indah dan sesuai dengan

tipologi lahan serta kapabilitasnya untuk mendukung suatu sistem usahatani yang

berkelanjutan dan efektif. Umumnya, komponen utama dari pengembangan

agrowisata ruang terbuka ialah dapat berupa flora dan fauna yang dibudidayakan

maupun liar, teknologi budidaya dan hilirisasi komoditi pertanian yang khas,

atraksi budaya setempat, serta pemandangan yang alami serta nyaman untuk

22
dinikmati. Agrowisata ruang terbuka dapat dikembangan melalui dua pola/versi

yaitu alami dan buatan sebagai berikut:

1. Agrowisata Ruang Terbuka Alami

Objek wisata pada ruang terbuka alami berada pada areal dimana aktivitas

wisata dilakukan langsung oleh masyarakat atau petani setempat sesuai

dengan kesehariannya. Masyarakat tetap melakukan kegiatan atau aktivitas

sesuai dengan apa yang biasa dilakukan tanpa ada aturan atau intervensi

dari pihak lain. Masyarakat dapat melakukan suatu atraksi spesifik yang

dapat ditonjolkan agar memberikan ciri khas tersendiri bagi para

wisatawan dengan tetap mempertahankan nilai estetikanya. Selain itu,

fasilitas yang tidak bertentangan dengan nilai budaya yang ada seperti

kemudahan sarana transportasi, pondok, fasilitas sanitasi serta jaminan

keselamatan dari binatang buas dapat diterapkan sebagai pendukung

kenyamanan pengunjung. Salah satu objek agrowisata ruang terbuka alami

diantaranya Suku Naga di Tasikmalaya dan Suku Baduy yang berada di

Pandeglang; Bali dengan budaya Subaknya; Suku Tengger di Jawa Timur;

dan berbagai pola atraksi pengolahan lahan dalam proses budidaya

komoditi pertanian di Papua.

2. Agrowisata Ruang Terbuka Buatan

Objek wisata ruang terbuka buatan dirancang pada kawasan – kawasan

khusus yang belum dimiliki serta diolah oleh masyarakat adat setempat.

Bentuk desain pada agrowisata ruang terbuka buatan dapat disesuaikan

dengan kondisi alam komoditi pertanian yang dapat dikembangkan dan

23
memiliki nilai jual atau estetika bagi wisatawan di wilayah tersebut.

Teknologi yang diterapkan pada pola agrowisata ini dapat diambil dari

masyarakat setempat lalu diolah sehingga menciptakan produk kreatif

pertanian yang menarik. Fasilitas pendukung bagi para pengunjung

dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat modern tanpa merusak

sistem atau keseimbangan ekosistem yang ada. Umumnya, objek wisata ini

dapat dikelola oleh suatu badan usaha dan pelaksana parsialnya tetap

dilakukan oleh petani atau masyarakat setempat.

Pada dasarnya, pengembangan agrowisata memiliki manfaat berlipat

termasuk promosi produk – produk pertanian, nilai tukar uang yang

meningkat, pendapatan dan kesejahteraan petani yang lebih baik, serta

meningkatkan volume penjualan hasil pertanian disamping meningkatkan

jenis dan variasi produk pariwisatan yang ada di Indonesia.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani dengan arti merencanakan.

Strategi dapat diartikan sebagai alat menentukan tujuan serta sasaran jangka

panjang dari suatu perusahaan serta penerapan perlakuan dan alokasi sumber daya

yang diperlukan guna memcapai tujuan tersebut (Chandler, 1962).

Strategi ialah suatu cara yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai

tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang yang dilakukan secara

berkelanjutan berdasarkan berbagai pertimbangan. Strategi merupakan bakal

24
tindakan yang mengarahkan manajemen puncak dan sumberdaya perusahaan

untuk selanjutnya dapat direalisasikan pada perusahaan.

Strategi perlu memperhatikan faktor – faktor internal dan juga eksternal

yang akan dihadapi. Oleh karena itu, strategi harus memiliki konsep

multifungsional atau multidivisional (David, 2004). Stoner dan Gilbert dalam

Tjiptono (2008) menyatakan bahwa strategi dapat diartikan dalam dua perspektif.

Perspektif pertama ialah strategi sebagai program untuk menentukan dan

mencapai tujuan organisasi dan menerapkan misinya. Sedangkan perspektif

kedua, strategi didefinisikan sebagai respon atau bentuk tanggapan organisasi

terhadap lingkungannya. Menurut Taufiqurokhman (2016), terdapat beberapa

tingkatan strategi, diantaranya:

1. Strategi Tingkat Perusahaan (Corporate Strategy): Strategi ini diputuskan

oleh manajemen tingkat tertinggi dalam organisasi yang mana mengarah

pada bisnis yang akan dikelola serta pengalokasian sumberdaya diantara

bisnis tersebut. Corporate Strategy berhubungan dengan investasi

keuangan secara langsung dan organisasi secara keseluruhan serta

melibatkan tujuan jangka panjang dari perusahaan.

2. Strategi Tingkat Bisnis (Business Strategy): Strategi pada tingkat ini

diputuskankan oleh unit bisnis strategi (Strategy Business Unit) secara

mandiri.

25
Business Strategy biasanya dibuat oleh manajer pada tingkat bisnis yang

didahului dengan negosiasi dengan manajer korporasi yang memusatkan

kepada bagaimana perusahaan dapat bersaing bersaing dalam dunia bisnis.

Strategi bisnis harus berasal, diperoleh serta didukung oleh strategi

korporasi.

3. Strategi Tingkat Fungsional (Functional Strategy): Strategi pada tingkat ini

memiliki lingkup yang lebih sempit apabila dibandingkan dengan strategi

korporasi dan strategi bisnis. Functional Strategy berhubungan dengan

fungsi bisnis seperti fungsi pemasaran, fungsi SDM, fungsi produksi,

fungsi keuangan, serta fungsi riset dan pengembangan (Research and

Development). Strategi fungsional harus mengarah kepada strategi bisnis.

Konsep utama tergantung pada bagaimana cara penerapan yang paling

baik.

2.2.1 Analisis SWOT

Analisis SWOT ialah instrumen perencanaaan strategis klasik dimana

penerapannya menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan serta

kesempatan dan ancaman. Instrumen ini merupakan cara sederhana untuk

memperkirakan jalan terbaik sehingga dihasilkan sebuah strategi yang akan

membantu perencana untuk mengetahui apa yang dapat dicapai dan hal – hal apa

saja yang perlu diperhatikan.

26
Menurut Pearce dan Robinson (2011) analisis SWOT adalah singkatan dari

strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) internal suatu perusahaan,

opportunities (peluang) dari lingkungan serta threats (ancaman). Analisis SWOT

merupakan suatu teknik dimana manajer dapat membuat gambaran singkat dari

situasi strategis perusahaan yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, analisis

SWOT dapat diartikan sebagai cara mengidentifikasi berbagai faktor – faktor

27
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki dan dihadapi

oleh suatu organisasi baik perusahaan maupun pemerintahan.

Analisis SWOT dapat digunakan secara deskriptif dan kuantitatif.

Penggunaan SWOT secara deskriptif umumnya hanya akan menjelaskan

pengembangan suatu perusahaan tanpa menjelaskan strategi faktor internal dan

eksternalnya. Penggunaan analisis SWOT secara kuantitatif menjelaskan secara

rinci pengembangan suatu perusahaan beserta faktor – faktor internal dan

eksternalnya dengan menggunakan bobot untuk selanjutnya dapat disusun strategi

yang dapat diterapkan untuk pengembangan perusahaan (Toguria, 2013).

2.3.Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Palit, dkk (2017) berjudul

Strategi Pengembangan Kawasan Agrowisata Rurukan memiliki tujuan untuk

mengidentifikasi strategi yang tepat dalam pengembangan kawasan agrowisata

Rurukan. Metode pengumpulan data berupa wawancara dan observasi dan

dianalisis menggunakan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa

rumusan strategi yang dapat diterapkan yaitu memanfaatkan objek wisata untuk

menarik investor sehingga semakin berkembang dan dinikmati oleh masyarakat,

memanfaatkan tanah kawasan Rurukan yang subur untuk ditanami buah sehingga

lebih menarik wisatawan.

Kurniasanti (2019) melakukan penelitian berjudul Analisis Strategi

Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus Kampung Petani Buah Jeruk Siam

28
di Kecamatan Bangorejo – Banyuwangi). Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk menganalisis faktor – faktor lingkungan internal dan eksternal agrowisata

kampung petani buah jeruk siam, merumuskan strategi alternatif yang menjadi

prioritas bagi agrowisata. Metode penentuan sampel yang digunakan ialah

Purposive yang terdiri dari 5 orang yaitu pengelola, petani, wisatawan, pemerintah

desa, serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi. Analisis

data menggunakan analisis matriks IFAS, EFAS, dan SWOT. Hasil penelitian

didapatkan bahwa terdapat enam kekuatan dan empat kelemahan internal untuk

pengembangan agrowisata sedangkan faktor eksternal menghasilkan lima peluang

dan tiga ancaman; strategi pengembangan agrowisata memiliki sembilan alternatif

strategi sedangkan prioritas strategi pengembangan agrowisata kampung petani

buah jeruk siam yang dapat diterapkan yaitu meningkatkan keterampilan SDM

dan diversifikasi produk turunan buah jeruk siam menjadi pulpy orange siam

maupun selai siam.

Penelitian Ernaldi (2010) berjudul Analisis Strategi Pengembangan

Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII Bogor, Jawa Barat.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor lingkungan

internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan Agrowisata

Perkebunan Teh Gunung Mas dan menganalisis strategi pengembangan yang

dapat diterapkan dan menjadi prioritas dalam pengembangannya. Metode

penentuan sampel yang digunakan ialah Purposive yang terdiri dari responden

internal sebanyak 8 orang dan responden eksternal (wisatawan) sebanyak 40

orang. Analisis data menggunakan analisis SWOT dan QSPM. Hasil penelitian

29
didapatkan faktor internal kekuatan utama Agrowisata Perkebunan Teh Gunung

Mas PTPN VIII adalah panorama alam perkebunan teh yang indah dan faktor

lokasi wisata yang luas sedangkan kelemahan utamanya adalah promosi yang

belum intensif dan gencar. Faktor eksternal peluang utama Agrowisata

Perkebunan Teh Gunung Mas adalah memiliki infrastruktur dan akses jalan yang

bagus, sedangkan ancaman utamanya adalah intensitas persaingan bisnis

agrowisata yang relatif tinggi; strategi yang dapat diterapkan untuk pengembangan

Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas adalah penetrasi pasar dan

pengembangan produk. Alternatif strategi yang diperoleh dan dapat diterapkan

terdiri atas menambah fasilitas penginapan, menerapkan perkembangan dan

penggunaan teknologi, membuat paket liburan, lebih aktif dan gencar melakukan

promosi melalui media elektronik dan media cetak, serta mengembangkan

keunikan atau ciri khas khusus yang berbedar dari agrowisata lain.

Sukerti, dkk (2015) melakukan penelitian mengenai agrowisata dengan

judul Strategi Pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan Kabupaten

Karangasem. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan

sumber daya pariwisata di Agrowisata Salak Sibetan dan menentukan strategi

alternatif yang dapat diterapkan pada Agrowisata Salak Sibetan. Metode

penentuan sampel yang digunakan ialah Purposive yang terdiri dari Kepala Desa

dan 3 pengelola agrowisata. Analisis data menggunakan analisis SWOT. Hasil

penelitian didapatkan bahwa Agrowisata Salak Sibetan dikelola oleh masyarakat

banjar adat dan masih memegang teguh nilai – nilai serta tradisi di Banjar;

Strategi alternatif yang dapat diterapkan untuk mengembangkan Agrowisata Salak

30
Sibetan ialah dengan mengoptimalkan pengembangan keanekaragaman jenis

salak, melakukan studi banding ke destinasi wisata sejenis, membentuk organisasi

pengelola agrowisata yang profesional, meningkatkan kesadaran akan wisata

berkelanjutan pada masyarakat Banjar.

Penelitian yang dilakukan oleh Tompodung, dkk (2017) berjudul

Pengembangan Kawasan Agrowisata Di Kecamatan Tomohon Timur. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik kawasan agrowisata

dan menetapkan strategi pengembangan kawasan. Metode penentuan sampel yang

digunakan ialah purposive dan analisis data yang digunakan berupa analisis

SWOT. Hasil penelitian didapatkan strategi yang dapat diterapkan untuk

mengembangkan agrowisata di Kecamatan Tomohon Timur ialah dengan

membuat masterplan kawasan agrowisata, memanfaatkan investasi untuk

memperbanyak fasilitas dan sarana serta prasarana, dan peningkatan

pemberdayaan dan partisipasi masyarakat.

Penelitian dengan judul Strategi Pengembangan Agrowisata Kebun Teh

Kaligua Di Kabupaten Brebes: Perspektif Pedagang yang dilakukan oleh

Viviyanti (2016). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penilaian

pedagang terhadap potensi dan pendukung pengembangan Agrowisata Kebun Teh

Kaligua serta memberikan arahan untuk pengelolaan dan pengembangan yang

tepat. Metode penentuan sampel yang digunakan ialah Purposive yang berjumlah

48 responden. Analisis data menggunakan pendekatan analisis deskriptif dan

analisis SWOT. Hasil penelitian didapatkan bahwa strategi yang dapat diterapkan

ialah dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang secara optimal. Harapan

31
pedagang terhadap pengembangan agrowisata dapat meningkatkan ekonomi

masyarakat lokal dan sarana prasarana dan fasilitas pendukung agrowisata.

Penelitian Paputungan, dkk (2017) berjudul Strategi Pengelolaan Kebun

Kopi di Desa Purworejo Timur, Kabupaten Bolaan Mongondow Timur.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh profil sosial – budaya,

ekonomi masyarakat serta sumber daya alam untuk pengembangan agrowisata;

menganalisis persepsi masyarakat dan stakeholder dalam pengembangan

agrowisata; menyusun strategi untuk menciptakan Desa Purworejo Timur sebagai

kawasan agrowisata berkelanjutan. Metode penentuan sampel yang digunakan

ialah Purposive yang berjumlah 72 responden. Analisis data menggunakan

analisis SWOT dan QSPM. Hasil penelitian didapatkan masyarakat di kawasan

Desa Purworejo Timur memiliki hubungan kemasyarakatan yang baik. Kegiatan

ekonomi masyarakat didominasi oleh kegiatan pertanian; responden memiliki

nilai persepsi positif terhadap pengembangan agrowisata Kebun Kopi di Desa

Purworejo Timur; strategi kebijakan melalui analisis SWOT yaitu untuk

mendesain pengembangan agrowisata di kawasan Purworejo Timur.

Bachtiar, dkk (2016) melakukan penelitian dengan judul Persepsi

Masyarakat dan Strategi Pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan

Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Bali. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui pandangan masyarakat mengenai pengembangan

Agrowisata Salak di Desa Sibetan; mengidentifikasi faktor – faktor internal dan

eksternalnya; merumuskan strategi alternatif yang perlu dilakukan untuk

pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan; menentukan strategi yang tepat

32
dan menjadi prioritas dalam pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan.

Metode penentuan sampel yang digunakan ialah purposive yang terbagi dalam 3

kelompok yaitu internal, eksternal dan pihak swasta. Analisis data menggunakan

analisis SWOT dan QSPM. Hasil penelitian didapatkan persepsi masyarakat Desa

Sibetan terhadap pengembangan agrowisata tergolong dalam kategori sangat baik;

identifikasi faktor internal dan faktor eksternal pengembangan agrowisata terdiri

dari aksesibilitas agrowisata, panorama yang indah, atraksi agrowisata salak,

keunikan agrowisata salak, kesadaran masyarakat tentang potensi desa, persepsi

masyarakat terhadap pengembangan agrowisata; strategi alternatif yang

didapatkan diantaranya ialah meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan agrowisata, mengoptimalkan promosi menggunakan teknologi,

berinteraksi dengan baik dengan pemerintah atau pihak swasta, serta

meningkatkan mutu sumber daya manusia melalui pelatihan; strategi yang

paling tepat untuk diprioritaskan adalah mengoptimalkan potensi alam yang

dimiliki untuk mengembangkan keunggulan agrowisata serta tetap menjaga mutu

produk.

Penelitian dengan judul Pengembangan Agrowisata di Desa Wisata

Tulungrejo Kota Batu, Jawa Timur yang dilakukan oleh Aridiansari, dkk

(2015). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi pertanian;

menentukan jenis atraksi utama dan atraksi penunjang, mengidentifikasi harapan

wisatawan; serta menentukan upaya pengembangan berdasarkan prioritas potensi

agrowisata di Desa Tulungrejo. Metode yang digunakan ialah melalui observasi,

wawancara dan kuesioner serta dianalisis menggunakan analisis SWOT. Hasil

33
penelitian didapatkan potensi pertanian untuk agrowisata di Desa Wisata

Tulungrejo didukung oleh budidaya tanaman apel, jamur, sayur kentang dan sayur

wortel, serta bunga krisan; atraksi yang berpotensi sebagai atraksi utama adalah

atraksi jamur, sedangkan atraksi penunjang adalah atraksi apel, sayur, bunga;

upaya yang dapat dilakukan untuk pengembangan adalah pengaturan jadwal

kunjungan, pembuatan paket wisata, penambahan atraksi dan fasilitas, serta

perbaikan akses.

34
Bahur, dkk (2020) melakukan penelitian berjudul Strategi

Pengembangan Agrowisata Bali Kopi Mekar. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal pada Agrowisata Bali Kopi

Mekar; menentukan strategi yang tepat untuk mengembangkan Agrowisata Bali

Kopi Mekar. Metode pengambilan sampel ialah dengan menggunakan metode

sensus sebanyak 30 responden serta dianalisis menggunakan analisis SWOT.

Hasil penelitian didapatkan faktor kekuatan di Agrowisata Bali Kopi Mekar

adalah kualitas yang dihasilkan baik, kelemahannya adalah kunjungan wisatawan

tidak datang setiap hari dan promosi yang dilakukan masih terbatas, peluangnya

adalah sektor agrowisata yang semakin diminati oleh masyarakat dan memiliki

daya tarik khusus, sedangkan ancamannya ialah terdapat beberapa destinasi wisata

lain di sekitar kawasan Agrowisata Bali Kopi Mekar dan kurangnya partisipasi

keikutsertaan masyarakat sekitar dalam pengelolaan; strategi yang tepat untuk

diterapkan ialah meningkatkan kemampuan karyawan dalam bahasa asing,

menjaga kesuburan tanah, menjaga kualitas kopi, dan meminimalkan masalah

internal perusahan.

2.3 Kerangka Pemikiran

Setiap kegiatan yang dijalankan tentunya memiliki faktor internal dan

faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan Agrowisata Sawah Desa

Pematang Johar. Oleh karena itu, diperlukan penentuan alternatif strategi dalam

proses pengembangan dengan menggunakan analisis SWOT. Setelah dilakukan

35
analisis faktor SWOT, maka kita dapat menentukan strategi pengembangan

Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar. Secara sistematis kerangka pemikiran

dapat dilihat pada skema gambar berikut:

36
Agrowisata Sawah Desa
Pematang Johar

Faktor Internal Faktor Eksernal

Analisis Faktor Analisis Faktor


Internal Eksternal

Alternatif Strategi Pengembangan


Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar

Keterangan :
: Terdapat Hubungan

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Strategi Pengembangan Agrowisata Sawah

Desa Pematang Johar

37
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Lokasi

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja),

penelitian ini dilakukan di Desa Pematang Johar Kecamatan Labuhan Deli

Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara dengan pertimbangan bahwa

di daerah penelitian terdapat agrowisata sawah. Waktu penelitian dilakukan

pada bulan Februari 2021 sampai dengan selesai.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non

probability sampling dengan teknik purposive sampling, yaitu penentuan sampel

secara sengaja yang didasarkan atas kriteria yang telah ditentukan. Sampel dalam

penelitian ini adalah orang yang mempunyai wawasan (pengetahuan) atau pernah

38
berkunjung ke lokasi Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar dan dapat

memberikan keterangan berupa fakta/pendapat mengenai Agrowisata Sawah Desa

Pematang Johar.

Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang mengunjungi

kawasan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar, pengelola kawasan, lembaga

pembina/pendamping serta pemerintah daerah setempat. Sampel terdiri atas dua

kelompok yaitu:

1. Responden pihak internal untuk menentukan daya dukung lingkungan atas

pemanfaatan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar, terdiri dari pihak

pengelola yaitu manajer dan wakil manajer, pengelola BUMDes dan aparat

desa setempat.

39
2. Responden dari pihak eksternal yaitu berasal dari wisatawan atau

wisatawan sebanyak 40 orang.

Tabel 3.1 Sumber dan Jumlah Sampel

No. Sumber Responden Jumlah Responden Keterangan


(orang)

1. Pengelola agrowisata 2 Manajer dan wakil manajer


2. Pengelola BUMDes 2 Kepala dan wakil kepala
3. Aparat desa setempat 2 Kepala Desa dan Sekretaris
Desa

4. Wisatawan 40 Wisatawan Agrowisata


Sawah Desa Pematang
Johar
Total 46

Responden dalam penelitian ini dipilih secara sengaja yang mana berperan

dalam perumusan strategi serta dinilai dapat mewakili perusahaan untuk

memberikan data – data atau informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

Responden eksternal terdiri dari pihak wisatawan sebanyak 40 orang diharapkan

dapat memberikan penilaian yang objektif mengenai Agrowisata Sawah Desa

Pematang Johar melalui kunjungan yang dilakukannya. Data dari responden

wisatawan ditujukan untuk menguatkan faktor – faktor internal dan eksternal

agrowisata yang berpengaruh terhadap perumusan strategi.

3.1 Metode Pengumpulan Data

40
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data

sekunder. Data primer dalam penelitian ini didapatkan melalui observasi atau

pengamatan di lapangan serta wawancara dengan pihak pengelola Agrowisata

Sawah Desa Pematang Johar, pengelola BUMDes, aparat desa setempat, serta

wisatawan sebanyak 40 orang.

Data sekunder ialah berupa laporan bulanan maupun tahunan diperoleh

dari pihak pengelola Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar berupa data jumlah

wisatawan. selain itu data juga diperoleh melalui studi literatur dan informasi dari

badan atau instansi lain yang terkait dengan penelitian. Instrumen atau alat

pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

ditujukan kepada responden yang sudah ditetapkan yang mana didalamnya berisi

daftar pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian.

3.1 Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif serta disajikan

dalam bentuk tabel, gambar dan uraian. Data diolah dengan menggunakan

analisis matriks IFAS, matriks EFAS, matriks posisi, serta SWOT.

Identifikasi masalah 1 dan 2 dianalisis menggunakan metode analisis

deskriptif dengan mengamati faktor lingkungan internal dan eksternal yang

mempengaruhi pengembangan Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar lalu

dideskripsikan dalam bentuk uraian dan gambaran yang sistematis, faktual, dan

akurat.

41
Identifikasi masalah 3 dianalisis menggunakan metode analisis SWOT.

Analisis SWOT dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai

hubungan dan respon suatu perusahaan terhadap lingkungan internal dan

eksternalnya sehingga dapat dirumuskan strategi yang tepat untuk digunakan

dalam pengembangan.

Menurut David (2006), terdapat tiga tahapan dalam proses perumusan

rencana strategis berdasarkan kekuatan dan kelemahan internal, peluang dan

ancaman eksternal, yaitu:

1. Tahap pengumpulan data

Tahap pengumpulan data dilakukan untuk pengumpulan data serta

pengklasifikasian dan pra analisis. Matriks yang digunakan dalam tahapan

ini yaitu matriks faktor strategi internal dan matriks faktor strategi

eksternal. Pada tahap ini perlu diketahui apa – apa saja faktor lingkungan

internal dan eksternal perusahaan yang selanjutnya akan dianalisis.

a. Faktor Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal adalah proses identifikasi dan evaluasi

mengenai kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan di bidang

fungsional yang didalamnya termasuk produksi, keuangan, pemasaran,

sistem informasi manajemen, serta penelitian dan pengembangan yang

menjadi landasan bagi strategi perusahaan (Ernaldi, 2010).

Tabel 3.2 Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS)

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skoring (Bobot x Rating)


Kekuatan
1.

42
2.
3.
Kelemahan
1.
2.
3.
Total 1,00
Sumber: Rangkuti, 2017.

b. Faktor Lingkungan Eksternal

Faktor lingkungan eksternal adalah faktor – faktor yang berada di

luar kendali perusahaan yang mana akan memberikan peluang,

kesempatan, ancaman serta kendala yang harus dihadapi

perusahaan. Apabila dikelola dengan baik, peluang akan

menghasilkan keuntungan bagi perusahaan, sedangkan ancaman

adalah sesuatu yang apabila tidak dapat dikelola dengan baik

maka akan memberikan situasi yang tidak menguntungkan bagi

perusahaan (Ernaldi, 2010).

Perusahaan yang dapat berinteraksi secara optimal dengan lingkungan

eksternalnya akan mempengaruhi jalannya sistem dalam perusahaan

tersebut karena akan lebih mudah dalam merealisasikan misi

perusahaannya. Landasan peluang dan ancaman yang dihadapi

perusahaan dalam lingkungan bersaingnya diantaranya yaitu:

1) Lingkungan umum; yang didalamnya terdapat ekonomi, sosial

budaya, politik dan pemerintah, serta teknologi dan ekologi.

2) Lingkungan industri; yang didalamnya terdapat pemasok,

43
ketersediaan bahan baku atau substitusi, kekuatan pembeli, dan

persaingan antar perusahaan.

3) Lingkungan operasional; yang didalamnya terdapat pesaing,

pelanggan, kreditor, tenaga kerja, dan pemasok.

Tabel 3.3 Matriks External Factor Analysis Summary (EFAS)

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skoring (Bobot x Rating)


Kekuatan
1.

2.
3.

Kelemahan
1.
2.
3.

Total 1,00
Sumber: Rangkuti, 2017.

Adapun Langkah – langkah untuk menganalisis matriks IFAS dan EFAS


yaitu:

a. Mengidentifikasi daftar kekuatan, kelemahan, peluang serta


ancaman

b. Tahap pembobotan pada tiap faktor

Penentuan bobot pada saat menganalisis faktor internal dan eksternal

perusahaan dilakukan dengan cara mengajukan daftar pertanyaan kepada

pihak manajemen. Pembobotan ini dilakukan dengan menentukan bobot

masing-masing faktor dimulai dari skala 1 (paling penting) sampai 0

(tidak penting), berlandaskan seberapa besar pengaruh faktor – faktor

44
tersebut terhadap perusahaan atau Agrowisata Sawah Desa Pematang

Johar.

c. Tahap penentuan rating setiap variabel.

Pada tahap ini, faktor – faktor ditentukan yang termasuk internal

(kekuatan dan kelemahan) atau eksternal (peluang dan ancaman).

Tahapan penentuan rating dilakukan dimulai pemberian skala mulai dari

4 sampai 1 berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi internal

atau eksternal perusahaan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang

diberi rating 4 dengan kategori sangat besar dan rating 1 dengan kategori

sangat kecil, dan sebaliknya untuk nilai rating ancaman. Faktor kekuatan

diberi rating 1 dengan kategori sangat kecil dan rating 4 dengan kategori

sangat besar, serta sebaliknya untuk nilai rating kelemahan.

d. Mengalikan bobot dengan rating untuk mendapatkan skor

Nilai bobot dan rating yang telah didapatkan kemudian dikalikan untuk

mendapatkan total skor perusahaan yang nilainya bervariasi antara

1,00 sampai 4,00. nilai total skor pembobotan menunjukkan bagaimana

reaksi dari perusahaan terhadap faktor – faktor strategis internal dan

eksternalnya. Total nilai pembobotan berkisar antara 1 sampai 4 dengan

rata – rata 2,5. Pada matriks IFAS, nilai 1 menunjukan situasi internal

perusahaan yang sangat buruk, nilai 2,5 menunjukkan situasi internal

pada tingkat rata – rata dan nilai 4 mengindikasikan situasi internal yang

sangat baik. Sedangkan pada matriks EFAS, nilai 1 menunjukan bahwa

perusahaan tidak dapat memanfaatkan peluang dari adanya ancaman,

45
nilai 2,5 menggambarkan perusahaan cukup mampu merespon situasi

eksternal, dan nilai 4 menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu

mengoptimalkan peluang yang ada dengan baik sehingga mampu

menghadapi ancaman.

2. Tahap analisis

Hasil yang telah didapat melalui analisis pada tabel matriks faktor

strategi internal dan faktor eksternal selanjutnya dipetakan pada matriks

posisi dengan cara:

a. Sumbu horizontal (x) menunjukkan faktor internal kekuatan dan

kelemahan, serta sumbu vertikal (y) menunjukkan faktor eksternal

peluang dan ancaman.

b. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil sebagai berikut:

Jika peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y > 0 dan

sebaliknya jika ancaman lebih besar daripada peluang maka nilainya y <

0. Jika kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x > 0 dan

sebaliknya jika kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilainya x

< 0.

46
BERBAGAI
PELUANG
3. Mendukung strategi 1. Mendukung strategi agresif
turn-around

KELEMAHAN KEKUATAN
INTERNAL INTERNAL

4. Mendukung strategi defensif 2. Mendukung strategi diversifikasi

BERBAGAI
ANCAMAN
Sumber: Rangkuti, 2017
Gambar 3.1 Analisis SWOT

Bentuk gambar diagram analisis SWOT menurut Rangkuti (2017) terdiri dari 4

kuadran yaitu:

a. Kuadran 1

Kuadran 1 ialah situasi yang sangat baik dan menguntungkan dimana perusahaan

memiliki peluang dan kekuatan serta dapat mengoptimalkan peluang yang

ada tersebut. Strategi yang dapat diterapkan perusahaan dalam konsidi ini

ialah dengan mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth

Oriented Strategy) dimana kebijakan suatu perusahaan yang telah dibuat

harus dijalankan secara optimal sehingga dapat memberikan profit bagi

perusahaan.

b. Kuadran 2

Perusahaan sering dihadapkan pada berbagai macam permasalahan dan ancaman.

Namun, perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal. Oleh karena itu,

strategi yang dapat diterapkan ketika perusahaan menghadapi permasalahan ialah

47
memanfaatkan peluang jangka panjang yang dimiliki dengan cara

menerapkan strategi diversifikasi (barang/pasar). Penerapan strategi ini

dapat dilakukan melalui pengembangan dalam menghadapi ancaman

seperti membuat inovasi melalui peluncuran produk baru atau

memperlebar pangsa pasar.

c. Kuadran 3

Perusahaan yang berada pada kuadran 3 ialah perusahaan yang

dihadapkan pada peluang yang sangat besar, namun di sisi lain tengah

menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi yang

harus dilakukan perusahaan pada kondisi ini ialah dengan meminimalkan

kendala internal perusahaan sehingga akan mendapat peluang pasar yang

lebih baik.

d. Kuadran 4

Kuadran 4 merupakan situasi yang tidak menguntungkan bagi

perusahaan dimana perusahaan menghadapi ancaman dan kelemahan

internal. Strategi yang harus dilakukan perusahaan apabila berada pada

kondisi ini ialah dengan menerapkan strategi pertahanan atau defensive.

Tujuan strategi ini adalah untuk meminimalisir kemungkinan diserang

serta menampik serangan ke arah yang tidak membahayakan perusahaan

atau mengurangi intensitas serangan tersebut.

3. Tahap pengambilan keputusan

48
Pengambilan keputusan merupakan salah satu bagian yang penting

dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Pengambilan keputusan

harus mempertimbangkan secara seksama kekuatan dan juga kelemahan

baik internal maupun eksternal yang ada. Keputusan yang baik harus

berorientasi pada pelaksanaannya.

49
Analisis SWOT adalah suatu identifikasi berbagai faktor sehingga didapatkan

perumusan strategi perusahaan yang dilakukan secara sistematis. Analisis

SWOT didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan (strengths)

dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan

kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Matriks SWOT dapat

memperlihatkan kesesuaian antara kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman

yang diperoleh dari hasil identifikasi matriks IFAS dan matriks EFAS untuk

selanjutnya diambil keputusan untuk penentuan strategi.

Matriks SWOT merupakan alat yang digunakan manajer dalam membantu

mengembangkan strategi dan sangat penting yang mana terdiri dari empat tipe

diantaranya adalah strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT.

Tahapan dalam menganalisis SWOT adalah:

a. Membuat daftar kekuatan dan kelemahan internal perusahaan.

b. Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal perusahaan.

c. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat

hasil strategi SO.

d. Menyatukan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat

hasil strategi WO.

e. Menyatukan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat

hasil strategi ST.

f. Menyatukan kelemahan internal dengan ancaman eksternal den mencatat

hasil strategi WT.

Berdasarkan hasil persilangan keempat faktor tersebut maka terdapat empat

kemungkinan alternatif strategi seperti terlihat pada Tabel 3.4.

50
Tabel 3.4 Penyusunan Strategi Berdasarkan Matriks SWOT

INTERNAL Kekuatan atau Kelemahan atau


Strenghts (S) Weaknesses (W)
EKSTERNAL
Peluang atau Strategi SO Strategi Strategi WO Strategi
Opportunities (O) yang mengunakan meminimalkan
kekuatan untuk kelemahan untuk
memanfaatkan peluang memanfaatkan peluang
Ancaman atau Threats Strategi ST Strategi yang Strategi WT Strategi
(T) menggunakan kekuatan yang meminimalkan
untuk mengatasi kelemahan dan
ancaman menghindari ancaman
Sumber: David, 2006.

3.1 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman mengenai pengertian serta istilah –

istilah dalam penelitian yang dilakukan, maka dibuat suatu definisi dan

batasan operasional sebagai berikut:

3.1.1 Definisi

1. Agrowisata merupakan sektor usaha kolaborasi antara pertanian dan

wisata yang mana akan menumbuhkan persepsi positif petani dan juga

masyarakat akan pelestarian lingkungan.

2. SWOT ialah salah satu alat analisis dalam manajemen yang digunakan

untuk mensistematisasikan masalah dan menyusun strategi.

3. Kekuatan (Strengths) adalah faktor unsur internal dalam perusahaan

yang apabila dikelola dengan baik akan memperkuat tujuan atau

51
sasaran yang ingin dicapai.

4. Kelemahan (Weakness) adalah kekurangan atau unsur yang apabila

dibiarkan dan tidak dikelola maka akan merusak kekuatan sehingga

akan mengalami kegagalan atau tujuan menjadi tidak tercapai.

5. Peluang (Opportunities) adalah kesempatan yang apabila

dipergunakan secara tepat guna dan optimal maka akan mampu

mencapai tujuan dengan baik.

6. Ancaman (Threats) adalah gangguan atau bahaya yang ada dalam

sistem dan apabila dibiarkan akan merusak kekuatan yang sudah ada

serta membuat perusahaan berada dalam posisi yang semakin lemah.

7. Strategi pengembangan ialah usaha atau daya yang terdiri dari faktor

internal dan eksternal dalam pengembangan Agrowisata Sawah Desa

Pematang Johar.

8. Faktor Internal terdiri atas pemasaran, produksi/operasi, keuangan,

penelitian dan pengembangan serta sistem informasi manajemen.

9. Faktor eksternal terdiri atas lingkungan umum (ekonomi, sosial

budaya, politik, dan teknologi), lingkungan industri (kekuatan

pemasok, kekuatan pembeli, ketersediaan subtitusi, dan persaingan

antar perusahaan) lingkungan operasional (pesaing, pelanggan,

pemasok, kreditor, dan tenaga kerja).

3.1.2 Batasan Operasional

1. Daerah Penelitian adalah Desa Pematang Johar Kecamatan Labuhan

Deli Kabupaten Deli Serdang.

52
2. Responden dalam penelitian ini adalah responden yang memiliki

wawasan mengenai Agrowisata Sawah Desa Pematang Johar seperti

manajer, aparat desa setempat, pengelola Bumdes serta wisatawan.

3. Waktu penelitian dilakukan pada Februari 2021 sampai dengan

selesai.

53
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai