Oleh :
AKBAR
IVAL BINTANG PRATAMA
MUH. VIZAR ARBYANSYAH
SAPRIYANSA
SARA EVI RAHAYU
SRI
ROSALINA
i
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Pembimbing laporan
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Kepala SMKN SPP WAWOTOBI Pembimbing lapangan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, nikmat,
hidayah dan pertolonganya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini
tepat waktu dengan judul Panen dan Pasca Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis jacq). PKU ini dilaksanakan sebagai syarat kelulusan atau
ketuntasan belajar yang telah ditentukan di SMKN SPP Wawotobi.
Dalam penulisan laporan ini juga tidak lepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1) kepala sekolah SMKN SPP Wawotobi yang senantiasa memberikan
dukungan selama kami menempuh studi;
2) Ibu Andi Windi Indrawati,S.TP.,M.P. selaku pembimbing laporan 1, yang
senantiasa hadir memberikan arahan dan dorongan yang membangun kepada
kami;
3) Bapak Agus,S.P. selaku pembimbing laporan 2 yang telah memonitoring dan
membimbing ditempat PKU;
4) Ibu Hasnani, S.Pd selaku Sekretaris Jurusan Agribisnis Tanaman
Perkebunan.
5) Bapak Nuaiman Rambe selaku KTU dari PT. HARLITAMA AGRI
MAKMUR yang telah mengawasi kami semasa di tempat PKU
6) Bapak Maolub Siregar selaku pembimbing di lokasi PKU yang telah
memberikan kami materi selama dilapangan.
6) Semua Guru yang telah membimbing, mendidik, dan memberikan motivasi
selama PKU maupun selama masa pembelajaran;
9) Kedua orang tua kami yang senantiasa memberikan dukungan baik moral
maupun modal selama menempuh studi di SMKN SPP Wawotobi;
iii
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan praktek kerjausaha ini
ini memperluas pengetahuan kita semua tentang pentingnya sebuah Prakering.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ I
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................. Ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... Iii
DAFTAR TABEL............................................................................................ Iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... V
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3 Tujuan......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat....................................................................................................... 3
BAB V PENUTUP........................................................................................... 31
5.1 Kesimpulan.................................................................................................. 31
5.2 Saran............................................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 32
LAMPIRAN..................................................................................................... 33
.
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
8
bentuk pola usaha perkebunan besar maupun skala kecil untuk petani pekebun.
Pertumbuhannya kelihatan cukup bersahabat ketimbang tanaman lain dan lebih
ampuh menghadapi berbagai kendala dan masalah. (Adlin U. Lubis 2008).
Pengembangan komoditas ekspor kelapa sawit terus meningkat dari tahun
ketahun, terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama
2004-2014 sebesar 7,67%, sedangkan produksi kelapa sawit meningkat rata-rata
11,09% pertahun. Peningkatan luas areal tersebut disebabkan oleh harga CPO
yang relatif stabil dipasar Internasional dan memberikan pendapatan produsen,
khususnya petani yang cukup menguntungkan. Berdasarkan buku statistik
komoditas kelapa sawit terbitan Ditjen Perkebunan, pada tahun 2014 luas areal
kelapa sawit mencapai 10,9 juta Hadengan produksi 29,3 juta ton. (Anonim,
2014).
Tujuan dari penanaman kelapa sawit yaitu mengahsilkan produksi yang
optimal. Untuk mendapatkan produksi yang optimal, karakteristik dan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi produksi harus dipahami dan diusahakan berada
ditingkat yang optimal. Dalam hal ini akan dibahas masalah pengangkutan tandan
buah segar (TBS) kelapa sawit dengan sistem pengangkutan yang baik dan
membuat target produksi dapat tercapai karena tidak adanya buah restan.
Dalam pengolahan kelapa sawit, faktor transportasi mendapat perhatian
khusus. Keterlambatan pengangkutan tandan buah segar (TBS) ke pabrik kelapa
sawit (PKS) akan mempengaruhi proses pengolahan, kapasitas olah dan mutu
produk akhir. Pengangkutan buah kelapa sawit dari kebun ke pabrik harus
dilakukan secepat mungkin agar buah yang dipanen hari ini dapat diolah
langsung sehingga asam lemak bebas tidak tinggi. Perusahaan perkebunan kelapa
sawit yang sudah mampu mengolah semua pekerjaan dengan baik dan kebun
tersebut sudah mapan, maka presentase penyediaan angkutan buah 75% - 85%.
(Anonim, 2003).
Indonesia menempati urutan pertama hasil industri minyak sawit dengan
jumlah ekspor sebesar $13.293.866.511 pada tahun 2014, dan urutan kedua pada
tahun 2010 dengan jumlah US$ 5.446.793.005. pada tahun 2010 yang menempati
urutan pertama adalah Crude Palm Oil (CPO/PKO) dengan jumlah US$
9
9.713.070.055 sedangkan pada tahun 2014 jumlah kelompok hasil industri palm
oil sebesar US$ 5.711.728.798. kelompok hasil industri tersebut telah terbagi
menjadi produk-produk olahan dari kelapa sawit dan kelapa yang memiliki nilai
tambah akibat dari hilirisasi produksi dan memiliki peluang yang baik dipasaran,
terhitung dengan melihat jumlah besaran nilai yang diekspor dari produk olahan
ini menempati urutan pertama dari produk industri yang diekspor ke manca
negara.
Hasil data statistik ekspor minyak kelapa sawit yang dikeluarka oleh BPS
tercata bahwa jumlah ekspor kelapa sawit indonesia terbesar pada tahun 2014
dengan jumlah total 22.892.400 juta ton dengan negara tujuan terbesar adalah
India dengan jumlah ekspor minyak kelapa sawit sebesar 4.867.800 juta ton.
Sedangkan pada posisi kedua ditempati oleh Tiongkok dengan jumlah 2.357.300
juta ton pada tahun 2014. Dia merupakan negara tujuan utama ekspor minyak
kelapa sawit Indonesia dari tahun 2010-2018 (Badan Pusat Statistik, 2015)
Tandan buah segar (TBS) yang dipanen harus sampai ke pabrik kelapa
sawit (PKS) pada hari itu juga maksimum 12 jam setelah di panen. Hal ini
berhubungan dengan peningkatan kadar ALB dimana apabila buah sampai restan
maka akan meningkatkan kadar ALB. (Hidayat,2013).
Keberhasilan panen didukung oleh pengetahuan pemanen tentang
persiapan panen, kreteria matang panen, rotasi panen, system panen, dan sarana
panen. Keseluruhan factor ini saling berhubungan satu dengan lainnya. Salah satu
usaha untuk mencapai tujuan panen berlangsung dengan baik maka pemanen
diberikan penghargaan berupa premiatas prestasi kerja yaitu mencapai hasil
produksi diatas basis borong, dan sebaliknya bagi tenaga panen yang melakukan
kesalahan panen akan dikenakan denda yang bertujuan untuk mencegah dan
memberikan efek jera kepada pemanen.
Kualitas kerja dari pemanen dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan panen untuk menjadi pertimbangan atas kualitas panennya, sehingga
pemanen dapat dilakukan kelas panennya. Manajemen panen yang baik adalah
manajemen yang dapat menciptakan keharmonisan diantara kegiatan panen,
10
pengangkutan tandan buah segar (TBS), dan pengolahan hasil kelapa sawit
dipabrik kelapa sawit yang dikenal sebagai sistem PAO (panen – angkut – olah).
Kualitas kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa factor yang terkait dengan
cara pemanenan sampai proses penanganan cara panen tandan buah segar (TBS).
Oleh karena itu, praktek kerja usaha ini dilaksanakan diperkebunan kelapa sawit
PT. HARLITAMA AGRI MAKMUR untuk mengetahui bagaimana proses
pemanenan dan pasca panen yang dilakukan di perkebunan kelapa sawit tersebut.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari Kegiatan Praktek Kerja Usaha ( PKU ) Proses panen
dan pasca panen tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut :
1)Agar Siswa mengetahui proses pemanenan tanaman kelapa sawit yang baik
dan benar.
2)Agar Siswa mengetahui struktur pasca panen menurut standar perusahaan.
3)Agar siswa mengetahui prospek usaha perkebunan kelapa sawit.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari Kegiatan Praktek kerja Usaha ( PKU ) Panen dan
pasca panen tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut:
a. Manfaat secara teoritas
1) Siswa dapat menjelaskan langkah-langkah yang baik dan benar dalam
melakukan proses panen dan pasca panen tanaman kelapa sawit.
11
2) Siswa dapat melakukan analisis terhadap pokok yang telah siap di panen.
3) Siswa dapat mengetahui prosedur panen dan pasca panen yang sesuai standar.
b. Manfaat praktis
1) Siswa memiliki keahlian dalam menganalisis buah yang siap di panen.
2) Siswa mendapatkan pengalaman dalam melakukan proses panen.
3) Siswa dapat menentukan layak atau tidaknya suatu buah untuk diolah.
12
BAB 2
TINJAUAN PUSATAKA
13
2.2. Panen Tanaman Kelapa Sawit
Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan
tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanaman dan pemeliharaan
tanaman, panen juga merupakan faktor penting dalam pencapaian produktivitas.
Panen adalah kegiatan pemotongan tandan dari pohon hingga pengangkutan ke
pabrik.
Keberhasilan panen di dukung oleh pengetahuan pemanen tentang persiapan
panen, kriteria matang panen, rotasi panen, sistem panen, sarana panen.
Keseluruhan faktor ini saling bersinergi yang tak terpisahkan satu dengan yang
lain. Untuk meningkatkan keterampilan tentang keberhasilan panen ini perlu
dilakukan pelatihan bagi pelaku pekebun.
14
2.2.2. Persiapan Panen
A. Sarana Jalan
Peningkatan kualitas jalan secara bertahap, dimana pada waktu tanaman
memasuki masa TM maka kondisi jalan telah di perkeras dengan batu atau kerikil
sehingga mampu mendukung angkutan produksi.
a) Jalan Pikul
Pembuatan jalan pikul pada TM dengan interval 2 baris tanaman dan 1 m,
secara manual atau kimia. Jalan pikul di buat secara bertahap, pada saat TBM 1
dibuat jalan kontrol setiap 8 baris tanaman, kemudian pada saat TBM 2 di buat
jalan kontrol setiap 4 baris tanaman.
Jalan pikul harus tetap dalam keadaan bersih sehingga proses pengangkutan
TBS dari piringan pohon ke TPH dapat berjalan dengan baik. Pembersihan jalan
pikul tersebut dapat dilakukan secara manual yaitu dengan babat layang maupun
secara kimia.
15
b) Titi Panen
Titi panen untuk menyebrangi parit perlu di buat untuk mempermudah
pemanen dalam pengangkutan buah dari piringan pohon ke TPH (menyeberang
parit). Titi panen dapat di buat secara permanen yaitu dengan beton ataupun
dengan kayu (papan broti).
16
d) TPH (Tempat Pengumpulan Hasil)
Membuat tempat pengumpulan hasil (TPH) setiap 3 jalan pikul. TPH perlu
di tambah secara bertahap sesuai dengan peningkatan produksi tanaman. TPH
dapat di buat secara permanen maupun konvensional.
B. Alat-Alat Panen
Beberapa peralatan yang umum di gunakan dalam kegiatan panen adalah
sebagai berikut:
1. Dodos besar dan kecil dengan lebar ± 4 cm untuk tanaman yang berumur < 6
tahun.
2. Egrek yang disambung dengan galah allumunium atau bambu untuk tanaman
yang berumur > 6 tahun.
3. Piring plastik atau allumunium dan karung bekas untuk pengumpulan
berondolan di TPH.
4. Parang untuk memotong tangkai TBS.
5. Batu asah untuk mengasah peralatan supaya tajam.
6. Kereta dorong untuk pengangkutan TBS ke TPH.
7. Tojok dan gancu sebagai alat untuk mempermudah pengangkutan TBS ke
dalam truk
17
Beberapa alat panen pada tanaman kelapa sawit
C. Tenaga Panen
Persiapan panen yang baik akan memperlancar pelaksanaan panen.
Persiapan ini meliputi kebutuhan tenaga kerja, peralatan, pengangkutan, dan
18
pengetahuan tentang kerapatan panen dan sarana panen. Persiapan tenaga panen
meliputi jumlah tenaga kerja dan pengetahuan/keterampilannya. Kebutuhan
tenaga kerja tergantung pada keadaan topografi, kerapatan panen dan umur panen.
Persiapan panen perlu dilakukan dengan baik dan tepat waktu agar pada
saat panen dimulai, produksi dapat dikumpulkan, sehingga kegiatan panen dapat
dilakukan sebaik mungkin.
Tenaga panen setahun dihitung berdasarkan kebutuhan pemanen pada
bulan panen puncak.
a) Kelebihan pemanen pada bulan panen rendah digunakan untuk kegiatan
penunasan.
b) Kebutuhan tenaga pemanen adalah 0,08 – 0,09 HK/ ha, terutama tergantung
keadaan topografi areal.
19
FRAKSI KEMATANGAN BUAH
a) Rotasi Panen
1. Rotasi panen adalah lamanya waktu yang diperlukan antara panen yang satu
dengan panen berikutnya pada ancak panen yang sama.
2. Rotasi panen yang sesuai dengan perkembangan buah adalah 10 hari.
3. Secara umum panen dilakukan 3 kali dalam satu bulan.
4. Rotasi panen tergantung kerapatan buah dan kapasitas pemanen.
5. Rotasi panen perlu dilakukan secara tepat dan disiplin, sebab rotasi panen yang
terlambat dapat menyebabkan tanaman terserang Marasmius sp.
b) Ancak Panen
Ancak panen adalah areal dengan luas tertentu yang harus selesai dipanen
pada hari itu. Luas ancak panen disesuaikan dengan jam kerja, Senin s/d Kamis
=21 %, Jum’at =16 % per hari. Dua sistem ancak panen yang umum diterapkan di
perkebunan adalah :
20
Ancak Tetap
1. Sistem ancak tetap, ancak panen dan pemanen tetap.
2. Keuntungan areal mudah dikontrol, lebih bersih.
3. Kerugian, tandan lambat sampai TPH.
Ancak Giring
1. Sistem ancak giring, ancak panen dan pemanen tidak tetap.
2. Keuntungan tandan cepat sampai TPH.
3. Kerugian, sulit dikontrol dan kemungkinan tandan/berondolan tertinggal dan
pelepah tidak tuntas.
a) Kerapatan Panen
1. Kerapatan panen adalah jumlah pohon yang tandannya dapat dipanen/jumlah
pohon dari luasan tertentu.
2. Angka kerapatan panen ( AKP ) 1 : 5 artinya dari 5 pohon, 1 pohon yang
tandannya dapat dipanen.
3. AKP bermanfaat untuk peramalan produksi esok hari, jumlah pemanen, alat
angkut dan rencana pengolahan TBS.
21
Pada areal tanaman muda ( < 4 tahun ) disarankan agar pemanen memanen
dengan sistem “ curi buah ” untuk mempertahankan 2 – 3 pelepah dibawah
tandan buah yang dipanen. Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan luas daun
tanaman muda yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan tanaman dan
produksi.
Tandan buah lalu dipotong, sementara pemanen berdiri ditempat yang aman
pada saat buah jatuh.
a) Setelah mencapai pertengahan blok pertanaman, pemanen mengambil kereta
dorongnya lalu mengumpulkan dan mengangkut TBS ke TPH. Pada saat yang
sama pemanen mengumpulkan brondolan menggunakan piring allumunium
dan karung bekas pupuk.
b) TBS harus tersusun dengan rapi di TPH, sedangkan brondolan yang telah
dikumpulkan di dalam karung diletakkan di sebelah TBS.
c) Tandan disusun menurut baris yakni 5-10 tandan per baris, dengan tangkai
menghadap ke arah jalan, dan tangkai tandan dipotong membentuk huruf V.
Hal dimaksudkan untuk mencegah naiknya kadar asam lemak bebas (ALB).
Secara umum persentase kadar ALB setelah dipotong adalah 0,2 -0,7 % dan
setelah jatuh ketanah dapat meningkat menjadi 0,6-1,0 % setiap 24 jam.
d) Pada saat memanen, pemanen harus berdiri pada posisi yang aman dari
jatuhnya tandan dan pelepah. Pangkal pelepah dipotong dan pelepah disusun di
gawangan mati agar tidak mengenai kaki pekerja.
22
Saat pengutipan brondolan juga memperhatikan berondolan yang jatuh di
ketiak pelepah dan mengutipnya, sebab jika dibiarkan brondolan tersebut nantinya
akan tumbuh dan dapat menjadi sarang penyakit.
KAPASITAS PANEN
Kapasitas panen setiap harinya tergantung pada produksi tanaman kelapa
sawit per ha yang dihubungkan dengan umur tanaman (tinggi), topografi areal,
kerapatan pohon, dan premi yang disediakan, serta musim panen (puncak/kecil).
Berdasarkan umur dan produksi tanaman, maka dapat ditentukan standar kapasitas
pemanen atau disebut dengan basis borong (BB) atau prestasi normal (PN).
Contoh Kapasitas dan basis borong permanen secara umum
Produksi TBS Kapasitas kerja/hari BB PN (kg)
(ton/ha/thn) (kg/hk)
<2,5 400 _
3,0 – 6,0 500 250
6,0 – 12,0 600 300
12,0 – 18,0 700 350
18,0 – 22,0 800 400
22,0 – 25,0 900 400
>25,0 900 450
Kondisi kapasitas kerja tergantung kondisi lapangan dan topografi lahan.
Tabel 2.2 kapasitas dan basis borongan pemanen
23
Sedangkan pemeriksaan di TPH meliputi:
1. Tandan akhir di TPH
2. Tandan mentah di TPH
3. Pemotongan tangkai tandan tidak berbentuk huruf V di TPH
4. Susunan tanda di TPH
5. Kebersihan tandan dan brondolan di TPH.
24
BAB III
METODE PRAKTEK
25
setiap pohon
7 APD Berfungsi untuk melindungi pekerja dari bahaya
Tabel 3.1. tabel alat dan bahan
3.3. Prosedur Kerja
Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan
tanaman kelapa sawit menghasilkan. Berikut adalah struktur prosedur kerja yang
dilakukan dalam kegiatan PKU di PT. HARLITAMA AGRI MAKMUR.
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
27
yaitu TBS dibawa ke TPH menggunakan kereta dorong dan kemudian disusun
diTPH.
Pada PT. HAM untuk ancak yang digunakan adalah ancak tetap dimana
pemanen menyelesaikan ancak tersebut pada hari itu tanpa ada perpindahan dan
ancak tersebut di kerjakan oleh orang yang sama di setiap rotasinya.
Untuk mencari jumlah HK jika luas : 40 ha × sph : 142 = 5.680 pokok
Jumlah pokok : 5.680 × kerapatan : 25 % = 1.420 janjang
Jumlah janjang : 1.420 × bjr : 7 = 9.940 kg
Ton : 9.940 kg
Basis: 1.100 kg = 9,03 ( 9 hk)
Sistem pengangkutan TBS dari TPH ke loading ramp menggunakan traktor
jonder dan quick sedangkan pengangkutan dari loading ramp ke pabrik
menggunakan mobil pickup (kontraktor) atau mobil truk (inventaris kantor /
kontraktor).
28
Gambar 4.3. mobil quick gambar 4.4. mobil truk
29
4.3. Analisa Usaha
Bersubsid Non
subsidi
1. Bibit kelapa sawit 143 pokok 40,000 5,720,000
2. NPK Mg 12: 12: 4293 Kg/pkk 6,200 2,659,800
17: 2 + TE
3. MOP 286 Kg/pkk 10,000 2,860,000
4. HGF Borate 7,15 gr/pkk 2,600 18,590
5. Glyphosate 14,3 Ltr/ha 43,260.8 618,630.155
5
6. Melthy 2.86 Kg/ha 1.370 39,182
7. Paraquat 143 Ltr/ha 1,772 253,396
8. Klerat 107,25 Kg/ha 150,000 16,087.500
9. Marshall 0,715 Ltr/ha 31,960 22,851.4
Jumlah 12,208,537.055
30
9. Decis 21,45 Ltr/ha 1,666 35,735,7
10. Marshall 0,715 Ltr/ha 31,960 22,851,4
Jumlah
9.745.346
Jadi jumlah keseluruhan biaya variabel dari tahun pertama sampai tahun ke
–3 mencapai Rp. 23.125,664
31
Input tetap ( fixed cost ) adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada besar
kecilnya volume biaya produk. Adapun yang termasuk biaya tetap yaitu :
32
Tabel 4.7. penyesuaian alat alat dan perkakas tahun ke 3
No Uraian alat Jum Satuan NB(Rp) NS(Rp) NB−NS Total(R
tahun ke 3 lah harga JUE p)
(uni
(Rp)
t)
1. Dodos 3 65,000 195,000 19,500 195.000−19.500 35,100
5
2. Gancu 3 30,000 90,000 9,000 90.000−9.000 16,200
5
3. Tojok 3 55,000 165,000 16,500 165.000−16.500 29,700
5
4. Ember 2 15,000 30,000 3,000 30.000−3.000 5,400
5
5. Handspr ayer 2 399,000 798,000 79,800 798.000−79.800 143,640
5
6. Gerobak 3 520,000 1,560,00 156,00 1.560.000−156.000 280,800
dorong 0 0 5
7. Keranjang 2 60,000 120,000 12,000 120.000−12.000 21,600
pengumpul 5
buah
Jumlah Biaya Tetap 532.440
Jadi jumlah penyesutan alat dan perkakas dari tahun pertama samapi tahun
ke -3 yaitu sebesar Rp.1,017,240
Biaya penyusutan alat dapat menggunakan rumus
NB−NS
P=
JUE
Dimana:
P = penyusutan
NB = nilai baru
NS = nilai sisa
JUE = jumlah usia ekonomi
33
Tabel 4.8. bunga alat tahun ke 1
No Uraian Juml Satuan NB (Rp) NS (Rp) NB+ NS Total(
I=
tahun ke ah harga (Rp) 2 Rp)
1 (unit)
1. Pacul 3 80.000 240.000 24,000 240.000+24.000 10,560
2
2. Parang 2 35.000 70,000 7,000 70.000+ 7.000 3,080
(Arit) 2
3. Ember 1 15.000 15,000 1,500 15.000+ 1.500 660
2
4. Handspre 1 399,000 399,000 39,900 399.000+39.900 15,960
y 2
5. Mesin 1 1,380,000 1,380,000 138,000 1.380.000+138.000 60,720
pemotong 2
rumput
Jumlah biaya tetap 90.980
Tabel 4.9. bunga alat tahun ke 2
No Uraian tahun ke Jumlah( Satuan NB(Rp) NS(Rp) NB+ NS Total
I=
2 unit) harga (Rp) 2 (Rp)
1. Pacul 3 80.000 240.000 24,000 240.000+24.000 10.560
2
2. Egrek 3 50.000 150.000 15.000 150.000+ 15.000 6.600
2
3. Ember 1 15.000 15.000 1.500 15.000+ 1.500 660
2
4. Handsprayer 1 399.000 399.000 39.900 399.000+39.900 15.960
2
Jumlah 33.780
Tabel 4.10. bunga alat tahun ke 3
No Uraian tahun Jumlah Satuan NB (Rp) NS NB+ NS Total(Rp)
I=
ke 3 (unit) harga(Rp) (Rp) 2
1. Dodos 3 65.000 195,000 19,500 195.000+ 19.500 35,100
2
2. Gancu 3 30.000 90,000 9,000 90.000+9.000 16,200
2
3. Tojok 3 55,000 165,000 16,500 165.000+ 16.500 29,700
2
4. Ember 2 15.000 30,000 3,000 30.000+3.000 5,400
2
5. Handsprayer 2 399,000 798,000 79,800 798,000+ 79.800 143,640
2
34
6. Gerobak 3 520,000 1,560,000 156,000 1.560.000+156.000 280,800
Dorong 2
7. Keranjang 2 60.000 120.000 12.000 120.000+ 12.000 5.280
pengumpulan 2
buah
Jumlah 516.120
Jadi jumlah alat dari tahun pertama sampai tahun ke -3 sebesar Rp.640.880
I × sewa =
8
× 1.000,000 = 80,000/ha/thn
100
Setiap tahunnya dari biaya bunga sewa tanah mencapai harga Rp.80,000.
Jadi jika sewa tanah yang di usahakan mencapai tiga tahun maka total bunga yang
di hasilkan mencapai harga Rp.240,000
35
4. Penanaman kelapa sawit 4 8 jam 2 hari 50.000 400.000
5. Pemeliharaan lingkungan
a. Manual
b. chemist 6 8 jam 2 hari 50.000 300.000
4 8 jam 1 hari 50.000 600.000
6. Pemeliharaan gawangan
a. manual
b. chemist 3 8 jam 2 hari 50.000 300.000
2 8 jam 1 hari 50.000 100.000
7. Sheet lalang chemist 3 8 jam 2 hari 50.000 300.000
36
1. Pemeliharaan pringan
a. Manual
b. chemist 6 8 jam 1 hari 50.000 300.000
4 8jam 3 hari 50.000 600.000
2. Pemeliharaan gawangan
a. manual
b. chemist 3 8 jam 2 hari 50.000 300.000
2 8 jam 1 hari 50.000 100.000
3. Sheet lalang chemist 3 8 jam 2 hari 50.000 300.000
4. Penyulaman 2 8 jam 1 hari 50.000 100.000
(melubang,mupuk,ecer
dan tanam)
5. Pembersihan hama tikus 2 4 jam 1 hari 50.000 50.000
6. Pembersihan hama ulat 2 4 jam 1 hari 50.000 50.000
7. Pemberantasan hama 3 8 jam 1 hari 50.000 150.000
kumbang
8. Kastrasi 2 4 jam 3 hari 50.000 75.000
9. Sensus pokok 1 8 jam 1 hari 50.000 50.000
10. Analisa daun 1 4 jam 1 hari 50.000 25.000
11. Konsolidasi 1 4 jam 1 hari 50.000 25.000
12. Perawatan kelapa sawit
a. pemupukan
kelapa sawit
1) NPK Mg 3 4 jam 3 hari 50.000 225.000
12:12:17:2+
TE
2) MOP 2 6 jam 2 hari 50.000 150.000
3) RP 2 4 jam 1 hari 50.000 50.000
4) HGF Borate 1 3 jam 1 hari 50.000 18.750
Jumlah 2.568.750
4. Pemeliharaan piringan
a. Manual 6 8 jam 1 hari 50.000 300.000
b. Chemist 4 8 jam 3 hari 50.000 600.00
5. Pemeliharaan gawangan
37
a. Manual 3 8 jam 2 hari 50.000 300.00
b. Chemist 2 8 jam 1 hari 50.000 100.00
6. Sheet lalang chemist 3 8 jam 2 hari 50.000 300.00
7. Penyulaman(melubang,mupuk,ece 2 8 jam 1 hari 50.000 100.00
r dan tanam)
8. Tanam kacangan MB 2 8 jam 1 hari 50.000 100.00
9. Pemberantasan hama tikus 1 8 jam 2 hari 50.000 100.00
10. Pemberantasan hama ulat 2 4 jam 1 hari 50.000 50.000
11. Pemebrantasan hama kumbang 3 8 jam 1 hari 50.000 150.000
12. Sanitasi 3 3 hari 50.000
13. Sensus pokok 1 8 jam 1 hari 50.000 50.000
14. Analisa daun 1 4 jam 1 hari 50.000 25.000
15. Konsolidasi 1 4 jam 1 hari 50.000 25.000
16 Pemanenan buah sawit 1
17. Biaya pemanenan 4 3 jam 52 hari 50.000 3.900.0
00
18. Pengangkutan ke mobil 2 2 jam 52 hari 50.000 1.300.0
00
Jumlah 6.865.0
00
Jadi jumlah tenaga kerja dari tahun pertama sampai tahun ke-3 yaitu dengan
jumlah Rp.12,633,750
C. Anallisa output
Analisa output adalah semua produk ( produk utama ataupun sampingan )
yang di nilai dengan uang akibat di tambahnya output yang di dapatkan . adapun
analisa output dapat dilihat pada tabel berikut:
D. Income ( pendapatan )
Income adalah selisih antara input dan output untuk melihat pendapatan
usaha dapat dilihat pada tabel berikut:
38
No Uraian Nilai (Rp)
1. Output 5.805.800
2. Input
a. Input variabel
- biaya saprodi 23.125.664
- biaya bunga variabel 1.610.225.76
- jumlah biaya variabel 20.783.047.76
b. Input tetap
1.617.240
- biaya penyusutan alat
12.633.750
- biaya tenaga kerja
14.250.990
- jumlah biaya tetap
c. Jumlah variabel + input tetap 74.020.116
- jumlah input
3. Pendapatan usaha tani = total output – total 13.066.084
input (jumlah income)
Jadi keuntungan yang didapat adalah Rp.13.066.084 pada tahun ke 6 atau pada
TM 4.
BAB V
39
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2. Saran
Penulis dengan rendah hati kami masih banyak kekurangan dan belum
mencapai target yang di inginkan. Sehingga penulis akan menyempurnakan
makalah ini dengan beberapa panduan. Selain itu ada beberapa saran agar aktifitas
bisa lebih efektif antara lain.
1) Diharapkan siswa mampu memahami, menerapkan dan mengembangkan
pengalaman yang telah didapat di tempat praktek.
2) Siswa mampu menganilisis keuntungan dari perkebunan kelapa sawit
3) Sebelum turun ke lahan di harapkan agar siswa mempersiapkan diri agar tidak
terjadi hal hal yang tidak diingankan.
DAFTAR PUSTAKA
40
Fadli M.Lukman dkk,2006,panen pada tanaman kelapa sawit,Pusat Penelitian
Kelapa Sawit(PPKS),Medan,52 hal.
http://pustaka.stipap.ac.id.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN
41
Gambar 1. Proses pengangkutan dari TPH
42
Gambar 4. Proses pemasanggan patok
43