Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DASAR BUDIDAYA TANAMAN

“SELEDRI”
Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah
Dasar Budidaya Tanaman

Dosen Pengampu:
Ir. Widi Wurjani, MP.

Disusun Oleh:
Qonita Mumtazia Kamilah
21025010185

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAN PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seledri (Apium graveolens L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari
kawasan subtropika Asia dan Eropa, dapat hidup pada dataran tinggi diketinggian 900
meter diatas permukaan laut. Tanaman seledri merupakan salah satu tanaman dengan nilai
ekspor yang tinggi. Seledri juga dapat dimanfaatkan sebagai bumbu dapur, obat-obatan
karena mengandung senyawa flavonoid, tanin, saponin, kolin, minyak atsiri, apigenin,
vitamin A, B, C, serta zat pahit asparigin, dan juga bahan kosmetik (Rachmawati, 2019).
Seledri atau nama lainnya Celery (Apium graveolens L.) adalah salah satu sayuran
yang cukup populer didunia. Tanaman ini dikenal sekitar 1.000 tahun yang lalu, yaitu
berupa sejenis tumbuhan liar asli di dataran Asia. Para ahli botani dari Soviet dibawah
pimpinan Nikolai Ivanovich Vavilov tahun 1887-1942 melakukan ekspedisi ke daerah di
Eropa, Afrika, Asia, Uni Soviet dan Amerika Selatan menyimpulkan daerah asal tanaman
seledri yaitu:
A. India
Sentrum utama wilayah ini adalah Assam dan Burma, sedangkan setrum
lainnya adalah Indo-Malaya meliputi Filipina, Indo-Cina, Indonesia, Malaysia.
Jenis tanaman utama di sentrum ini antara lain tebu, padi, dan sejumlah besar
famili Leguminosae serta buah-buahan.
B. Asia Tengah
Wilayah ini mencakup bagian barat dari laut India (Kashmir, Punjab),
Tajikistan, Afganistan dan bagian barat dari Tiashan. Jenis tanaman yang
paling banyak diwilayah ini adalah kapas dan gandum (Rukmana, 2005).
C. Dataran Cina
Sentrum ini meliputi daerah pegunungan di Cina bagian Tengah dan Barat
serta dataran-dataran disekitarnya. Didaerah ini ditemukan 136 jenis atau
spesies tanaman, terutama tanaman buah-buahan, umbi-umbian, dan berbagai
jenis sayur-sayuran.
D. Asia Tengah
Wilayah ini mencakup bagian barat dari laut India (Punjab, Kashmir),
Afganistan, Tajikistan dan bagian barat dari Tiashan. Jenis tanaman yang
paling banyak diwilayah ini adalah gandum dan kapas (Rukmana, 2005).
1.2 Respon Masyarakat
Tanaman seledri merupakan tanaman sayuran yang sudah lama dikenal di
Indonesia. Tanaman seledri bersifat aditif dalam bahan makanan sehingga dipergunakan
dengan jumlah sedikit tetapi penting dalam beberapa menu masakan. Tangkai dan daun
seledri dapat digunakan sebagai campuran makanan seperti soto, sup dan makanan
berkuah lainnya. Seledri didalam dunia kesehatan berguna untuk mengobati penyakit
pada tubuh, yaitu rematik, darah tinggi, dan susah tidur.
Masyarakat membutuhkan sayuran khususnya seledri dengan kualitas dan
kuantitas yang tinggi. Hal ini dapat dilihat ketika hendak membeli sayuran dipasar
masyarakat sudah memperhatikan tingkat keamanan dan kebersihannya. Selain itu,
masyarakat juga menginginkan budidaya seledri yang tentunya mudah dan ramah
lingkungan.
1.3 Kegunaan
Seledri termasuk salah satu sayuran komersial yang bisa memberikan tambahan
pendapatan. Pemanfaatan secara umum sebagai sayuran, daun, tangkai daun, dan umbi
sebagai campuran sup. Daun juga dipakai sebagai lalap, atau dipotong kecil-kecil lalu
ditaburkan di atas makanan sebagai pelengkap masakan, seledri (terutama buahnya)
sebagai bahan obat “penyejuk perut”. Seledri disebut-sebut sebagai sayuran anti-
hipertensi. Fungsi lainnya adalah sebagai peluruh (diuretika), anti reumatik serta
pembangkit nafsu makan (karminativa). Umbinya memiliki khasiat yang mirip dengas
daun teteapi digunakan pula sebagai afrofisiaka (pembangkit gairah seksual).
Akar seledri berkhasiat untuk peluruh kencing dan memacu enzim pencernaan.
Biji dan buahnya berkhasiat untuk pereda kejang, menurunkan asam urat, anti rematik,
perangsang nafsu makan dan penenang. Sedangkan herba seledri berkhasiat untuk Pereda
kejang, menurunkan kadar gula darah, mengobati sakit ginjal, pembersih darah,
memperbaiki fungsi hormon, selain itu seledri juga mampu menurunkan tekanan darah
tinggi, serta dapat mengobati kerontokan rambut (Dalimartha,2000).
1.4 Prospek Agribisnis

Tanaman saledri memiliki prospek yang cerah, baik di pasar dalam negeri maupun
luar negeri sebagai komoditas ekspor dengan harga yang relatif tinggi dan stabil.
Bertambahnya jumlah penduduk setiap tahun, menyebabkan kebutuhan akan sayuran
meningkat. Kondisi ini menciptakan suatu peluang untuk membudidayakan seledri secara
intensif di dataran rendah dengan menggunakan teknologi yaitu dengan aplikasi pupuk
organik (Edi, 2009). Namun pengusahaan tanaman seledri belum mendapat perhatian
yang serius. Hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain animo masyarakat untuk
mengusahakan pertanaman seledri masih kurang, iklim (seledri kebanyakan tumbuh di
dataran tinggi di atas sekitar 900 meter di atas permukaan laut) (Wibowo, 2013), teknik
bercocok tanam yang kurang memadai dan kesuburan tanah yang rendah.
1.5 Kendala Dalam Berbudidaya Tanaman Seledri
Sebagai tanaman sayuran sub tropis, seledri membutuhkan sinar matahari yang
cukup sekitar 8 jam sehari. Namun tanaman seledri tidak tahan terkena sinar matahari
secara langsung yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan tanaman seledri menjadi
layu atau menguning. Sebaliknya jika kekurangan sinar matahari tanaman seledri dapat
berwarna pucat. Suhu udara yang ideal untuk tanaman seledri berkisar antara 15-24℃.
Namun pada saat berkecambah, benih seledri menghendaki suhu yang agak rendah sekitar
10-18℃.
Tanaman Selederi membutuhkan intensitas cahaya matahari dalam kehidupannya
tetapi bila intensitas cahaya matahari terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman menjadi
tidak subur, lebih pendek dengan anakan lebih banyak. Selain itu tanamn Selederi yang
ditanam tanpa naungan akan menyebabkan tingginya tingkat kematian yang disebabkan
oleh busuk pangkal batang dan perakaran yang tidak berkembang dengan normal. Perlu
diteliti tingkat naungan yang diinginkan oleh tanaman Selederi dan membandingkan jenis
media untuk budidaya seledri organik sehingga masyarakat dapat mengaplikasikannya
dalam kegiatan budidaya sayuran pada program Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL).
BAB II

SISTEMATIKA BOTANI TANAMAN

2.1 Klasifikasi Tanaman

Seledri dikenal dengan nama ilmiah Apium graveolans linn. Seledri merupakan
tanaman herbal yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat hipertensi.
Berdasarkan bentuk (habitus) pohonnya tanaman seledri dapat dibagi menjadi tiga golongan,
yaitu seledri daun, seledri potong, dan seledri umbi. Seledri daun (A. graveolus
l.var.secalinum alef) merupakan seledri yang banyak ditanam di Indonesia.

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Tracheobionta

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Apiales

Famili : Apiaceae

Genus : Apium L.

Spesies : Apium Graveolens L.

(Lansdown, 2013).

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Seledri

Seledri memiliki beberapa syarat tumbuh. Pertama adalah iklim. Seledri termasuk
salah satu jenis sayuran daerah subtropic yang beriklim dingin. Untuk perkecambahan benih,
seledri menghendaki keadaan temperature minimum 9℃ dan maksimum 20℃. Sementara
untuk pertumbuhan dan menghasilkan produksi yang tinggi, seledri menghendaki temperatur
sekitar 15–18℃ serta maksimum 24℃. Tanaman ini cocok dikembangkan di daerah yang
memiliki ketinggian tempat antara 700–1,500m dpl, udara sejuk dengan kelembaban antara
80–90%, serta cukup mendapat sinar matahari. Seledri kurang tahan terhadap air hujan yang
tinggi. Oleh karena itu, penanaman seledri sebaiknya dilakukan pada akhir musim hujan atau
periode bulan-bulan tertentu yang keadaan curah hujannya berkisar antara 60–100 mm per
bulan (Wahyudi, 2010). Seledri membutuhkan iklim kering dengan lama penyinaran 12 jam
per hari, terutama pada masa pembungaan dan pembuahan. Untuk itu, sebaiknya seledri
ditanam pada awal musim kemarau (Sugiarto, 2010).

Syarat kedua adalah keasaman tanah (pH). Persyaratan tanah yang ideal untuk
tanaman seledri adalah harus subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus),
tata udara (aerasi), tata air (drainase) tanah baik, serta pH antara 5.5–6.5 atau optimum pada
pH 6.0–6.8. Tanaman seledri sangat menyukai tanah-tanah yang menyukai garam natrium,
kalsium, dan boron. Jika tanah kekurangan natrium, maka pertumbuhan tanaman seledri akan
kerdil. Demikian juga jika tanah kekurangan unsur kalsium, itu menyebabkan kuncup-kuncup
daun seledri menjadi kering-kering, sedangkan kekurangan unsur boron mengakibatkan
tangkai-tangkai daun seledri akan retak-retak atau terbelah-belah (Sugiarto, 2010).

Syarat tumbuh yang ketiga adalah curah hujan. Seledri kurang tahan terhadap termpat
yang memiliki curah hujan yang tinggi. Keadaan curah hujan yang dibutuhkan oleh tanaman
seledri berkisar antara 60-100mm/bulan, sehingga penanaman seledri dilakukan pada akhir
musim hujan atau periode bulan-bulan tertentu.

Syarat tumbuh keempat yaitu sinar matahari. Seledri merupakan salah satu tanaman
subtropis yang membutuhkan sinar matahari 8 jam per hari namun, seledri tidak tahan jika
terkena matahari langsung secara berlebihan. Tanaman seledri menajdi menguning atau layu
jika mendapatkan sinar matahri yang berlebih, sebaliknya jika seledri kurang mendapat chaya
matahari dapat menghambat proses pertumbuhannya, lemah, dan pucat (Haryoto, 2009).

Syarat tumbuh yang kelima yaitu tanah. Jenis tanah yang baik bagi pertumbuhan
tanaman seledri yakni tanah andosol dengan kriteria subur, banyak mengandung humus,
berwarna hitam/coklat, tekstur remah dengan berdebu sampai dengan lempung, tata aerasi
yang baik (Rukmana, 1995; Nurlela et al., 2016).

2.3 Bagian Bagian Tanaman Seledri

A. Akar
Akar tanaman seledri yaitu akar tanggung dan memiliki serabut akar yang menyebar
kesamping dengan radius sekitar 5-9 cm dari pangkal batang dan akar dapat
menembus tanah sampai kedalaman 30 cm, berwarna putih kotor.
B. Batang
Seledri merupakan tanaman jenis semak dengan tinggi mencapai 50 cm. Batang tidak
berkayu, berbentuk persegi, beralur, beruas, bercabang, tegak dan berwarna hijau
pucat.
C. Daun
Daun tanaman seledri termasuk jenis daun majemuk, menyirip ganjil, anak daun
berjumlah 3-7 helai, pangkal dan ujungnya runcing, tepi beringit, panjang 2- 7,5 cm,
bertangkai, pertulangan menyirip, dan berwarna hijau keputihan.
D. Bunga
Bunga tanaman seledri merupakan bunga majemuk, berbentuk payung, mahkota
berbagi lima, dan bagian pangkal berlekatan.
E. Buah
Seledri memiliki buah kotak, berbentuk kerucut, panjang 1- 1,5 mm, dan berwarna
hijau kekuningan
BAB III

BUDIDAYA TANAMAN

3.1 Pembibitan

Seledri dapat diperbanyak secara generatif dengan bijinya atau vegetatif dengan
anakannya. Secarakomersil, tanaman seledri dapat diperbanyak dengan biji.

1. Teknik Penyeaian Benih


Benih disemai di bedengan persemaian dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30-40 cm
dan panjang sesuai lahan yang ada. Bedengan dipersiapkan dengan cara:
a. Mengolah tanah sedalam 30-40 cm
b. Mencampurkan 2 kg/𝑚2 pupuk kendang matang dan 2 kg/ha pasri (jika tanah
berliat) dengan tanah yang telah diolah tadi
c. Menaungi bedengan dengan plastik bening atau anyaman daun kelapa. Tinggi
bedengan di sisi timur 120-150 cm dan sisi barat 80-100 cm.

Cara menyemai benih: benih disemai di dalam alur/larikan sedalam 0,5 cm dengan
jarak antar alur 10-20 cm. Tutup benih dengan tanah tipis dan siram permukaan
bedengan sampai lembab.

2. Pemelihaaran Pembibitan/Penyemaian
Hari ke 15-25 setelah semai, bibit disemprot dengan pupuk daun, tanah bedengan di
antara alur/larikan dengan larutan 10 gram NPK/10 liter air dan semprot bibit yang
diserang hama dengan pestisida pada konsentrasi rendah (30- 50% dosis anjuran).
3. Pemindahan Bibit
Bibit dipindahkan setelah berumur 1 bulan atau memiliki 3-4 daun.
3.2 Pengelohana Media Tanam
1. Pengolahan lahan
- Tanah dicangkul/diolah sedalam 30-40 cm biarkan selama 15 hari.
- Jika pH tanah kurang dari 6.5 campurkan kapur kalsit atau dolomit dengan tanah
olahan. Dosis kapur 1-2 ton/ha tergantung dari pH tanah dan jumlah Alumunium
di dalam tanah.
2. Pembentukan bedengan
- Ukuran bedengan dengan lebar 80-100 cm, tinggi 30 cm, panjang sesuai dengan
panjang lahan, jarak antar bedengan 30-40 cm. Buat parit keliling
- Campurkan 10-20 ton/ha pupuk kandang dengan tanah bedengan.
- Ratakan dan rapikan bedengan.

3.3 Penanaman

- Tanamkan hanya satu bibit di lubang tanam, padatkan tanah disekitar batang
- Siram bedengan dengan air bersih sampai lembab
- Pasang mulsa jerami padi kering setebal 3-5 cm menutupi permukaan bedengan,
mulsa jangan menutupi bibit seledri.

3.4 Tenik Penanaman

1. Penentuan Pola Tanaman


Secara komersil, seledri ditanam secara monokultur (tanaman tunggal).
2. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat di dalam bedengan dengan jarak tanam 25 x 30 cm.
DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, Robiatul., & Afa, Musadia. (2018). PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI


(Apium graveolens L.) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM TANPA TANAH
DENGAN APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR (POC). Biowallacea, 5(1), 750-
760.

Ulfa, Maria., Pranoto, Hadi., &Susylowati. (2021). RESPONS PERTUMBUHAN DAN


HASIL TANAMAN SELEDRI (APIUM GRAVEOLENS L.) TERHADAP MEDIA
TANAM DAN KONSENTRASI LARUTAN NUTRISI YANG BERBEDA PADA
WICK SYSTEM. ZIRAA’AH, 46(2), 232-240.

Anggraini, Amilia Rara., Jumin, Hasan Basri., & Ernita. (2017). PENGARUH
KONSENTRASI IAA DAN BERBAGAI JENIS MEDIA TUMBUH TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.) DENGAN
SISTEM BUDIDAYA HIDROPONIK FERTIGASI. Dinamika Pertanian, XXXIII(3),
285-296.

Alphiani, Yurnie Sari., Zulkifli., & Sulhaswardi. ENGARUH PUPUK KASCING DAN NPK
MUTIARA 16:16:16 TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA HASIL TANAMAN
SELEDRI (Apium graviolens L.). Jurnal Dinamika Pertanian, XXXIV(3), 275-286.

Uluputty, Muhammad Riadh., (2015). PERTUMBUHAN DAN HASIL SELEDRI (Apium


grafeolens L.) PADA MEDIA PASIR SETELAH DIBERIKAN GANDASIL D DAN
ATONIK. Agrologia, 4(1), 28-33.

Arisandi, Ria., & Sukohar, Asep. (2016). Seledri (Apium graveolens L) sebagai Agen
Kemopreventif bagi Kanker. Majority, 5(2), 95-100.

Anuar, Ainaa Hazirah Binti Shamsul., & Levita, Jutti. REVIEW: SELEDRI Apium
Graveolens. Linn. SEBAGAI TABLET ANTI-INFLAMASI. Farmaka Suplemen,
16(1), 72-82.

Nurlianti., & Prihanani. (2016). RESPON PERTUMBUHAN SELEDERI PADA


BUDIDAYA ORGANIK TERHADAP PENGGUNAAN JENIS NAUNGAN DAN
MEDIA TANAM YANG BERBEDA. JURNAL AGROQUA, 14(2), 60-66.
Sahetapy, Max., & Liworngawan, George Alberth. (2013). RESPON TANAMAN SELEDRI
(Apium graveolensL.) PADADOSIS PUPUK GROWMORE. Jurnal Ilmiah
UNKLAB, 17(1), 33-43.

Mahmuda, Yuni. (2017). ANALISIS PROFITABILITAS BUDIDAYA DAUN SELEDRI DI


DESA SUMBEREJO KECAMATAN BATU KOTA BATU. (Skripsi). Diterbitkan.
Fakultas Pertanian-Peternakan. Universitas Muhammadiyah Malang: Malang.

Antasari, Dea Ajeng Kemuning. (2019). PENGARUH PENAMBAHAN EM4 PADA URINE
KELINCI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI (Apium
graveolens L.) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI. (Skripsi).
Diterbitkan. Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung: Tulungagung.

Prabandari, Firly Diah. (2020). PENGARUH URIN SAPI SEBAGAI PUPUK ORGANIK
CAIR DENGAN PENAMBAHAN EM4 TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN SELEDRI (Apium graveolus L.) DIMANFAATKAN SEBAGAI
SUMBER BELAJAR BIOLOGI. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Muhammadiyah Malang: Malang.
LAMPIRAN

Gambar 1.1 Gambar 1.2

Sumber: Wikipedia.com Sumber: belaajar-di-rumah.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai