PENDAHULUAN
Banyak anugerah yang telah Tuhan berikan kepada kita salah satunya
adalah menciptakan sistem organ yang memungkinkan makhluk hidup
menjalankan fungsinya, diantaranya pada sistem pernapasan. Sistem
pernapasan pada manusia adalah sistem menghirup oksigen dari udara serta
mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Dalam proses pernapasan,
oksigen merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk pernapasan
diperoleh dari udara di lingkungan sekitar. Alat-alat pernapasan berfungsi
memasukkan udara yang mengandung oksigen dan mengeluarkan udara
yang mengandung karbon dioksida dan uap air. Tujuan proses pernapasan
yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan
energi. Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran
pernapasan dan mekanisme pernapasan.
1
1.3 Tujuan Masalah
1.3.1 Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari sistem
pernafasan.
1.3.2 Agar mahasiswa dapat mengetahui Bagaimana Anatomi dan
Fisiologi Sistem Pernapasan.
1.3.3 Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana sistem kerja
pernafasan pada manusia
1.3.4 Agar mahasiswa dapat mengetahui Apa saja gangguan kesehatan
yang dapat menyerang sistem pernafasan atas manusia
2
BAB II
ISI
2.2.1 Hidung
3
maksila, konkanasalis tengah dan sebelah luar tulang ethmoidalis
yang tegak lurus dan vomertis, sementara bagian anterior dibentuk
oleh tulang rawan.
Ketiga konka nasalis tersebut diproyeksikan kedalam rongga
nasal pada setiap sisi sehingga memperbesar luas bagian dalam
hidung. Rongga hidung dilapisi oleh membrane mukosa bersilia yang
memiliki banyak pembuluh darah dan udara dihangatkan setelah
melewati epithelium yang mengandung banyak kapiler. Mucus
membasahi udara dan menangkap banyak debu dan silia
menggerakan/memindahkan mukus belakang kedalam faring untuk
menelan dan meludah. Ujung-ujung saraf indra penciuman terletak
dibagian tertinggi rongga hidung disekitar lembaran cribriform tulang
ethmoidalis.
Beberapa tulang disekitar rongga dasar berlubang. Lubang
didalam tulang tersebut disebut sinus parasinalis, yang memperlunak
tulang dan berfungsi sebagai ruang bunyi suara, menjadikan suara
beresonansi. Sinus maksilaris terletak dibawah orbit dan terbuka
melalui dinding lateral hidung. Sinus frontalis terletak diatas orbit kea
rah garis tengah tulang frontalis. Sinus frontalis cukup banyak dan
merupakan bagian tulang ethmoidalis yang memisahkan lingkaran
hidung dan sinus sfeinoidalis berada didalam tulang sfenoidalis.
Semua sinus paranasalis dilapisi oleh membrane bermukosa dan
semua terbuka kedalam rongga nasal, dimana mereka dapat
terinfeksi.
4
2.2.2 FARING
5
2.2.3 LARING
6
Tulang hyoid dan tulang rawan laringeus digabungkan oleh
ligament dan membrane. Salah satunya ialah membrane krikotiroid,
sekelilingnya menyatu dengan sisi atas tulang rawan krikoid dan
memiliki batas sebelah atas yang bebas, yang tidak sirkular seperi
batasan sebelah bawah, tetapi membentuk dua garis paralel yang
melintas dari depan kebeakang. Kedua batasan parallel tersebut
adalah ligament suara (vocal ligament). Mereka terikat pada bagian
tengah tulang rawan tiroid disebelah depan dan pada tulang rawan
aritenoid pada bagian belakang dan mengandung banyak jaringan
elastic. Ketika otot intrinsic lain menggantikan posisi tulang rawan
aritenoid, ligament suara ditarik bersama, menyempitkan celah
diantara mereka. Apabila udara digerakkan melalui celah sempit yang
disebut chink selama ekspirasi, ligament suara bergetar dan
menghasilkan bunyi. Nada dari bunyi yang dihasilkan tergantung
pada panjang dan kekencangan ligament. Tekanan yang meningkat
menghasilkan not yang lebih tinggi sedangkan tekanan yang lebih
kendur menghasilkan not yang lebih rendah. Suara bergantung
kepada tenaga yang menyebabkan udara terhisap. Perubahan suara
menjadi kata-kata yang berbeda tergantung pada gerakan mulut,
lidah, bibir dan otot muka.
2.2.4 TRAKEA
7
dibelakan trakea, memisakannya dari badan vertebra torasik. Pada
sisi-sisi lain trakea terdapat paru-paru, dengan lobus kelenjar tiroid
disebelah atasnya. Dinding trakea tersusun atas otot involunter dan
jaringan fibrosa yang diperkuat oleh cincin tulang rawan hialin yang
tidak sempurna. Defisiensi dalam tulang rawan terlertak pada bagian
belakang, dimana trakea bersentuhan dengan esophagus. Ketika suatu
bolus makanan ditelan, esophagus mampu mengembang tanpa
gangguan, tetapi tulang rawan mempertahankan kepatenan jalan
nafas. Trakea dihubungkan dengan epithelium yang mengandung sel-
sel goblet yang menyekresi mucus. Silia membersihkan mucus dan
partikel-partikel asing yang dihisap ke arah laring.
8
yang menyebabkan gangguan pernafasan, berkonsultasilah dengan
dokter segera untuk gangguan dengan sistem dan organ lainnya
2.4.1 Faringitis
2.4.2 Asma
9
dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin,
udara kotor, alergi, dan stres (tekanan psikologis).
2.4.4 Asbestosis
10
penggilingan, konstruksi dan industri lainnya. (baca juga: bahaya asbes
bagi kesehatan manusia)
2.4.6 Bronkitis
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
. Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan
untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem pernapasan umumnya
termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di
mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga
mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai
jenis makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki sistem pernapasan
3.2 Saran
Saya menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, tidak bisa saya
masukkan semua di dalam makalah ini. Untuk itu saya mengharapkan kritik
dan saran guna penyempurnaan dalam membuat makalah dikemudian hari.
Ingatlah bahwa dengan membaca kita bisa menambah ilmu pengetahuan kita,
jangan pernah malas untuk membaca meski hanya satu kalimat yang berisi
suatu ilmu pengetahuan.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/01/sistem-pernapasan-pada-
manusia-artikel.html
https://kumparan.com/1hourmusic/seperti-ini-cara-kerja-sistem-pernapasan-
pada-manusia
: http://www.scribd.com/omual/d/80942587/7-Anatomi-Sistem-Pernapasan
13