Disusun Oleh
Nama : Widarianti
STIKES PERTAMEDIKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Suatu organisme atau mahluk hidup memiliki bermacam-macam sistem
jaringan atau organ dalam tubuhnya, dimana sistem tersebut memiliki
fungsi dan peranan serta manfaat tertentu bagi mahluk hidup. Salah satu
sistem yang ada pada suatu organisme yakni sistem pernafasan. Sistem
pernafasan ini sendiri memiliki fungsi dan peranan yang sangat struktural
dan terkoordinir. Dalam ilmu histologi, sistem pernafasan akan dibahas
secara detail bahkan sampai anatominya, sehingga kita bisa mengetahui
organ dan saluran apa saja yang ikut berperan dalam menyalurkan oksigen
(O2) yang kita hirup.
Pernafasan ( respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar
yang mengandung (oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara
yang banyak mengandung CO2(karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi
keluar dari tubuh. Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara
oksigen ditarik dari udara masuk ke dalam darah dan CO2 akan
dikeluarkan dari darah secara osmose.
Seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui tractus
respiratorius(jalan pernafasan) dan masuk ke dalam tubuh melalui kapiler
–kapiler vena pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri jantung (atrium
sinistra) kemudian ke aorta keseluruh tubuh disini terjadi oksidasi sebagai
ampas dari pembakaran adalah CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui
peredaran darah vena masuk ke jantung, ke bilik kanan, dan dari sini
keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan-jaringan paru-paru akhirnya
dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi sistem pernafasan?
2. Apa pengertian pernafasan eksternal dan internal?
3. Bagaimana mekanik pada sistem pernafasan?
4. Apa pengertian transport gas pada sistem pernafasan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi pada sistem pernafasan.
2. Untuk mengetahui pengertian pernafasan inspirasi dan ekspirasi.
3. Untuk mengetahui mekanik pada sistem pernafasan.
4. Untuk mengetahui pengertian transport gas pada sistem pernafasan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
c) Pangkal Tenggorokan(Laring)
Saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara terletak di depan
bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea
dibawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang
tenggorok yang disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring.
Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain :
1. Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun sangat jelas terlihat pada pria.
2. Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker.
3. Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin.
4. Kartilago epiglotis (1 buah).
Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian epiglotis
yang dilapisi oleh sel epitelium berlapis. Proses pembentukan suara merupakan
hasil kerjasama antara rongga mulut, rongga hidung, laring, lidah dan bibir.
Perbedaan suara seseorang terggantung pada tebal dan panjangnya pita suara. Pita
suara pria jauh lebih tebal daripada pita suara wanita.
Pita Suara terletak disebelah dalam laring, berjakan dari tulang rawan tiroid di
sebelah depan sampai dikedua tulang rawan aritenoid. Dengan gerakan dari tulang
rawan aritenoid yang ditimbulkan oleh berbagai otot laringeal, pita suara
ditegangkan atau dikendurkan. Dengan demikian lebar sela-sela anatara pita-pita
atau rima glotis berubah-ubah sewaktu bernapas dan berbicara.
Suara dihasilkan karena getaran pita yang disebabkan udara yang melalui
glotis. Berbagai otot yang terkait pada laring mengendalikan suara, dan juga
menutup lubang atas laring sewaktu menelan.
f) Alveoli
Tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida. Terdapat sekitar 300
juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2.
Terdiri atas 3 tipe :
1. Sel-sel alveolar tipe I : sel epitel yang membentuk dinding alveoli.
2. Sel-sel alveolar tipe II: sel yang aktif secara metabolik dan mensekresikan
surfaktan ( suatu fosfolifid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah
alveolar agar tidak kolaps).
3. Sel-sel alveolar tipe III: makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis
dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan.
g) Paru – paru
Organ yang elastis berbentuk kerucut. Terletak dalam rongga dada atau
toraks. Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung
dan beberapa pembuluh darah besar. Setiap paru mempunyai apeks dan basis,
paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus dan fisura interlobaris.
Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus. Lobus-lobus tersebut terbagi
menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya. Kapasitas
maksimal paru-paru berkisar sekitar 3,5 liter.
h) Pleura
Lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis.
Terbagi menjadi 2:
1. Pleura perietalis yaitu yang melapisi rongga dada.
2. Pleura viseralis yaitu yang menyelubungi setiap paru-paru.
Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura
yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama
pernafasan. Juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru.
Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk
mencegah kolap paru-paru.
1. Inspirasi (penghirupan)
Tahap inspirasi terjadi akibat otot tulang rusuk dan diafragma
berkontraksi. Volume rongga dada dan paru-paru meningkat ketika diafragma
bergerak turun ke bawah dan sangkar tulang rusuk membesar. Tekanan udara
dalam paru-paru akan turun di bawah tekanan udara atmosfer, dan udara akan
mengalir ke dalam paru-paru.
2. Ekspirasi (penghembusan)
Tahap ekspirasi terjadi akibat otot tulang rusuk dan diafragma
berelaksasi. Volume rongga dada dan paru-paru mengecil ketika diafragma
bergerak naik dan sangkar tulang rusuk mengecil. Tekanan udara dalam paru-
paru akan naik melebihi tekanan udara atmosfer, dan udara akan mengalir
keluar dari paru-paru.
2. Mekanik Pernafasan
a) Inspirasi dan Ekspirasi
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh
perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara
di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka
udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada
lebih besar maka udara akan keluar. Sehubungan dengan organ
yang terlibat dalam pemasukkan udara(inspirasi) dan pengeluaran
udara (ekspirasi).
Mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut
terjadi secara bersamaan.
b. Difusi gas
Difusi merupakan gerakan molekul dari suatu daerah dengan konsentrasi yang
lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Difusi gas pernafasan terjadi di
membran kapiler alveolar dan kecepatan difusi dapat dipengaruhi oleh ketebalan
membran.
Peningkatan ketebalan membran merintangi proses kecepatan difusi karena hal
tersebut membuat gas memerlukan waktu lebih lama untuk melewati membran
tersebut. Klien yang mengalami edema pulmonar, atau efusi pulmonar Membran
memiliki ketebalan membran alveolar kapiler yang meningkat akan
mengakibatkan proses difusi yang lambat, pertukaran gas pernafasan yang
lambat dan menganggu proses pengiriman oksigen ke jaringan.
Daerah permukaan membran dapat mengalami perubahan sebagai akibat
suatu penyakit kronik, penyakit akut, atau proses pembedahan. Apabila alveoli
yang berfungsi lebih sedikit maka darah permukaan menjadi berkurang O2 alveoli
berpindah ke kapiler paru, CO2 kapiler paru berpindah ke alveoli.
Faktor yang mempengaruhi difusi :
Kapasitas Paru :
Kapasitas vital (VC), volume udara maksimal dari poin inspirasi maksimal
Kapasitas inspirasi (IC) Volume udara maksimal yg dihirup setelah ekspirasi
normal kapasitas residual fungsiunal (FRC), volume udara yang tersisa dalam
paru-paru setelah ekspirasi normal kapasitas total paru (TLC) volume udara
dalam paru setelah inspirasi maksimal.
4. Pengaturan Pernafasan :
a). Jenis – jenis Lokasi Pusat Pernafasan mekanik pernafasan
Jenis-jenis lokasi pusat nafas
Mekanisme pernafasan diatur oleh 2 faktor utama :
1. Pengendalian Oleh saraf
Pusat ritminitas di medula oblongata langsung mengatur otot otot
pernafasan. Aktivitas medula dipengaruhi pusat apneuistik dan
pnemotaksis. Kesadaran bernafas dikontrol oleh korteks serebri.
2. Pusat Respirasi
a) Medullary Rhythmicity Area:
- Area Inspirasi & ekspirasi
- Mengatur ritme dasar respirasi
b) Pneumotaxic Area:
- Di bagian atas pons
- Membantu koordinasi transisi antara inspirasi & ekspirasi
- Mengirim impuls inhibisi ke area inspirasi paru-paru
terlalu mengembang
c) Apneustic Area:
- Membantu koordinasi transisi antara inspirasi & ekspirasi
- Mengirim impuls ekshibisi ke area inspirasi.
3. Mekanik pernafasan
Masuk dan keluarnya udara dari atmosfir ke dalam paru-paru dimungkinkan olen
peristiwa mekanik pernafasan sbb:
Inspirasi (inhalasi) : masuknya O2 dari atmosfir & CO2 ke dlm jalan nafas.
Otot difragma kontraksi dan kubah difragma turun <> Ruang Otot intercostalis
externa menarik dinding dada agak keluar <> udara masuk <> tekanan dalam
alveolus menurun <> dalam dada membesar paru-paru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saluran pernapasan pada manusia diantaranya hidung, saluran
pernapasan (farink, larink, trakea, bronkus) dan paru-paru.Gerakan
pernapasan ada 2 yaitu inspirasi dan ekspirasi.
Saat Inspirasi atau menarik napas adalah proses aktif yang
diselengarakan kerja otot. Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada
dari atas sampai ke bawah, yaitu vertikel. Penaikan iga-iga dan sternum,
yang ditimbulkan kontraksi otot interkostalis , meluaskan rongga dada
kedua sisi dan dari belakang ke depan. Paru-paru yang bersifat elastis
mengembang untuk mengisi ruang yang membesar itu dan udara ditarik
masuk ke dalam saluran udara. Otot interkostal eksterna diberi peran
sebagai otot tambahan, hanya bila inspirasi menjadi gerak sadar.
Sedangkan saat Ekspirasi, udara dipaksa keluar oleh
pengenduran otot dan karena paru-paru kempis kembali yang disebabkan
sifat elastis paru-paru itu. Gerakan ini adalah proses pasif.
Pernapasan adalah proses keluar dan masuknya udara ke dalam &
keluar paru. Pernapasan adalah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran
gas dalam jaringan atau “pernafasan dalam” dan yang terjadi di dalam
paru-paru yaitu “pernapasan luar”. Manusia membutuhkan suply oksigen
secara terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan membuang kelebihan
karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut.
Pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar
proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk
proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang menyediakan
kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada.
c. Transportasi gas
Gas pernapasan mengalami pertukaran di alveoli dan kapiler jaringan
tubuh. Oksigen ditransfer dari paru- paru alveoli dan kapiler jaringan tubuh.
Oksigen ditransfer dari paru- paru ke darah dan karbon dioksida ditransfer dari
darah ke alveoli untuk dikeluarkan sebagai produk sampah. Pada tingkat jarinagn,
oksigen ditransfer dari darah ke jaringan, dan karbon dioksida ditransfer dari
jaringan ke darah untuk kembali ke alveoli dan dikeluarkan.Transfer ini
bergantung pada proses difusi.
1. Transpor O2
Sistem transportasi oksigen terdiri dari system paru dan sitem
kardiovaskular. Proses pengantaran ini tergantung pada jumlah oksigen
yang masuk ke paru-paru (ventilasi), aliran darah ke paru-paru dan
jaringan (perfusi), kecepatan divusi dan kapasitas membawa oksigen.
Kapasitas darah untuk membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah oksigen
yang larut dalam plasma, jumlah hemoglobin dan kecenderungan
hemoglobin untuk berikatan dengan oksigen.
Jumlah oksigen yang larut dalam plasma relatif kecil, yakni hanya
sekitar 3%. Sebagian besar oksigen ditransportasi oleh hemoglobin.
Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa oksigen dan karbon dioksida.
Molekul hemoglobin dicampur dengan oksigen untuk membentuk oksi
2. Transpor CO2
Karbon dioksida berdifusi ke dalam sel-sel darah merah dan
dengan cepat di hidrasi menjadi asam karbonat(H2 CO3 ) akibat adanya
anhidrasi karbonat. Asam karbonat kemudian berpisah menjadi ion
hydrogen(H+ )dan ion bikarbonat (HCO3- ) berdifusi dalam plasma.
Selain itu beberapa karbon dioksida yang ada dalam sel darah
merah bereaksi dengan kelompok asam amino membentuk senyawa
karbamino.
Reaksi ini dapat bereaksi dengan cepat tanpa adanya enzim.
Hemoglobin yang berkurang (deoksihemoglobin) dapat bersenyawa
dengan karbon dioksida dengan lebih midah daripada oksi hemoglobin.
Dengan demikian darah vena mentrasportasi sebagian besar karbon
doiksida.
d. Perfusi
Perfusi pulmonal adalah aliran darah aktual melalui sirkulasi pulmonal O2
diangkut dlm darah; (oksi Hb) / Oksihaemoglobin (98,5%)dalam eritrosit
bergabung dgn Hb dalam plasma sebagai O2 yg larut dlm plasma (1,5%),CO2
dalam darah ditransport sebagai bikarbonat dalam eritosit sebagai natrium
bikarbonat dalam plasma sebagai kalium bikarbonat dalam larutan bergabung
dengan Hb dan protein plasma C02 larut dalam plasma5 – 7 % HbNHCO3
Carbamoni Hb (carbamate) 15 – 20 % Hb + CO2 HbC0 bikarbonat60 – 80%
HCO3 CO2 + H2O H2CO3 - H+ + CO3- .
DAFTAR
PUSTAKA
1. http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/gangguan-sistem-respirasi.html