Anda di halaman 1dari 17

Makalah Keperawatan Dewasa

Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan

Disusun Oleh

Nama : Widarianti

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES PERTAMEDIKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Suatu organisme atau mahluk hidup memiliki bermacam-macam sistem
jaringan atau organ dalam tubuhnya, dimana sistem tersebut memiliki
fungsi dan peranan serta manfaat tertentu bagi mahluk hidup. Salah satu
sistem yang ada pada suatu organisme yakni sistem pernafasan. Sistem
pernafasan ini sendiri memiliki fungsi dan peranan yang sangat struktural
dan terkoordinir. Dalam ilmu histologi, sistem pernafasan akan dibahas
secara detail bahkan sampai anatominya, sehingga kita bisa mengetahui
organ dan saluran apa saja yang ikut berperan dalam menyalurkan oksigen
(O2) yang kita hirup.
Pernafasan ( respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar
yang mengandung (oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara
yang banyak mengandung CO2(karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi
keluar dari tubuh. Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara
oksigen ditarik dari udara masuk ke dalam darah dan CO2 akan
dikeluarkan dari darah secara osmose.
Seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui tractus
respiratorius(jalan pernafasan) dan masuk ke dalam tubuh melalui kapiler
–kapiler vena pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri jantung (atrium
sinistra) kemudian ke aorta keseluruh tubuh disini terjadi oksidasi sebagai
ampas dari pembakaran adalah CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui
peredaran darah vena masuk ke jantung, ke bilik kanan, dan dari sini
keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan-jaringan paru-paru akhirnya
dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi sistem pernafasan?
2. Apa pengertian pernafasan eksternal dan internal?
3. Bagaimana mekanik pada sistem pernafasan?
4. Apa pengertian transport gas pada sistem pernafasan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi pada sistem pernafasan.
2. Untuk mengetahui pengertian pernafasan inspirasi dan ekspirasi.
3. Untuk mengetahui mekanik pada sistem pernafasan.
4. Untuk mengetahui pengertian transport gas pada sistem pernafasan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. STRUKTUR ANATOMI PERNAFASAN


1. Anatomi Sistem Pernafasan
a) Hidung ( Nasal )
Saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang( cavum nasi), berguna
untuk menyaring udara, debu dan kotoran-kotoran yang masuk kedalam lubang
hidung.
1. Bagian luar dinding terdiri dari kulit.
2. Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.
a. Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat yang
dinamakan karang hidung (konka nasalis), yang berjumlah 3 buah:
1. konka nasalis inferior ( karang hidung bagian bawah)
2. konka nasalis media(karang hidung bagian tengah)
3. konka nasalis superior(karang hidung bagian atas)

Diantara konka-konka ini terdapat 3 buah lekukan meatus yaitu meatus


superior (lekukan bagian atas), meatus medialis(lekukan bagian tengah dan
meatus inferior (lekukan bagian bawah). Meatus-meatus inilah yang dilewati
oleh udara pernafasan, sebelah dalam terdapat lubang yang berhubungan
dengan tekak, lubang ini disebut koana.
Dasar dari rongga hidung dibentuk oleh tulang rahang atas, keatas rongga
hidung berhubungan dengan beberapa rongga yang disebut sinus paranasalis,
yaitu sinus maksilaris pada rongga rahang atas, sinus frontalis pada rongga
tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji dan sinus etmodialis
pada rongga tulang tapis.

Pada sinus etmodialis, keluar ujung-ujung saraf penciuman yang menuju


ke konka nasalis. Pada konka nasalis terdapat sel-sel penciuman, sel tersebut
terutama terdapat di bagian atas. Pada hidung di bagian mukosa terdapat
serabut-serabut syaraf atau respektor dari saraf penciuman disebut nervus
olfaktorius.
Disebelah belakang konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari langit-
langit terdapat satu lubang pembuluh yang menghubungkan rongga tekak
dengan rongga pendengaran tengah, saluran ini disebut tuba auditiva eustaki,
yang menghubungkan telinga tengah dengan faring dan laring. Hidung juga
berhubungan dengan saluran air mata disebut tuba lakminaris.
Fungsi hidung, terdiri dari :
1. bekerja sebagai saluran udara pernafasan.
2. sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu
hidung.
3. dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa.
4. membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara
pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir
(mukosa) atau hidung.
b) Tekak ( Faring )
Tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan makanan. Terdapat
dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas
tulang leher. Hubungan faring dengan organ-organ lain keatas berhubungan
dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang bernama koana.
Ke depan berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubungan ini bernama
istmus fausium. Ke bawah terdapat dua lubang, ke depan lubang laring, ke
belakang lubang esofagus. Dibawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga
dibeberapa tempat terdapat folikel getah bening. Perkumpulan getah bening ini
dinamakan adenoid. Disebelahnya terdapat 2 buah tonsilkiri dan kanan dari tekak.
Di sebelah belakang terdapat epiglotis( empang tenggorok) yang berfungsi
menutup laring pada waktu menelan makanan.
Rongga tekak dibagi dalam 3 bagian :
1. bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana yang
disebut nasofaring.
2. Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut orofaring.
3. Bagian bawah sekali dinamakan laringgofaring.

c) Pangkal Tenggorokan(Laring)
Saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara terletak di depan
bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea
dibawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang
tenggorok yang disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring.
Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain :
1. Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun sangat jelas terlihat pada pria.
2. Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker.
3. Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin.
4. Kartilago epiglotis (1 buah).
Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian epiglotis
yang dilapisi oleh sel epitelium berlapis. Proses pembentukan suara merupakan
hasil kerjasama antara rongga mulut, rongga hidung, laring, lidah dan bibir.
Perbedaan suara seseorang terggantung pada tebal dan panjangnya pita suara. Pita
suara pria jauh lebih tebal daripada pita suara wanita.
Pita Suara terletak disebelah dalam laring, berjakan dari tulang rawan tiroid di
sebelah depan sampai dikedua tulang rawan aritenoid. Dengan gerakan dari tulang
rawan aritenoid yang ditimbulkan oleh berbagai otot laringeal, pita suara
ditegangkan atau dikendurkan. Dengan demikian lebar sela-sela anatara pita-pita
atau rima glotis berubah-ubah sewaktu bernapas dan berbicara.
Suara dihasilkan karena getaran pita yang disebabkan udara yang melalui
glotis. Berbagai otot yang terkait pada laring mengendalikan suara, dan juga
menutup lubang atas laring sewaktu menelan.

d) Batang Tenggorokan ( Trakea)


Lanjutan dari laring yang terbentuk oleh 16-20 cincin yang terdiri dari tulang-
tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda. Sebelah dalam diliputi oleh
selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia,hanya bergerak kearah
luar. Panjang trakea 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi
oleh otot polos. Sel-sel bersilia gunanya untuk mengeluarkan benda-benda asing
yang masuk bersama-sama dengan udara pernafasan. Yang memisahkan trakea
menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina.

e) Cabang Tenggorokan ( Bronkus)


Bronkus terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri, bronkus lobaris kanan ( 3
lobus) dan bronkus lobaris kiri ( 2 bronkus). Bronkus lobaris kanan terbagi
menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus
segmental. Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus
subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki: arteri, limfatik
dan saraf.
Macam – macam bronkiolus :
1. Bronkiolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus. Bronkiolus
mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk
selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan nafas.
2. Bronkiolus terminalis
Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis( yang
mempunyai kelenjar lendir dan silia).
3. Bronkiolus respiratori
Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respirstori. Bronkiolus
respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara lain jalan nafas
konduksi dan jalan udara pertukaran gas.
4. Duktus alveolar dan sakus alveolar
Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan
sakus alveolar. Dan kemudian menjadi alvioli.

f) Alveoli
Tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida. Terdapat sekitar 300
juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2.
Terdiri atas 3 tipe :
1. Sel-sel alveolar tipe I : sel epitel yang membentuk dinding alveoli.
2. Sel-sel alveolar tipe II: sel yang aktif secara metabolik dan mensekresikan
surfaktan ( suatu fosfolifid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah
alveolar agar tidak kolaps).
3. Sel-sel alveolar tipe III: makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis
dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan.

g) Paru – paru
Organ yang elastis berbentuk kerucut. Terletak dalam rongga dada atau
toraks. Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung
dan beberapa pembuluh darah besar. Setiap paru mempunyai apeks dan basis,
paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus dan fisura interlobaris.
Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus. Lobus-lobus tersebut terbagi
menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya. Kapasitas
maksimal paru-paru berkisar sekitar 3,5 liter.

h) Pleura
Lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis.
Terbagi menjadi 2:
1. Pleura perietalis yaitu yang melapisi rongga dada.
2. Pleura viseralis yaitu yang menyelubungi setiap paru-paru.
Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura
yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama
pernafasan. Juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru.
Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk
mencegah kolap paru-paru.

2. Proses Inspirasi Dan Ekspirasi.


Pernapasan pada manusia berlangsung dengan cara mengubah tekanan udara
di dalam paru-paru. Perubahan tekanan ini menyebabkan udara dapat keluar dan
masuk dari dan ke dalam paru-paru yang disebut bernapas.
Proses bernapas pada manusia melalui 2 (dua) tahap :

1. Inspirasi (penghirupan)
Tahap inspirasi terjadi akibat otot tulang rusuk dan diafragma
berkontraksi. Volume rongga dada dan paru-paru meningkat ketika diafragma
bergerak turun ke bawah dan sangkar tulang rusuk membesar. Tekanan udara
dalam paru-paru akan turun di bawah tekanan udara atmosfer, dan udara akan
mengalir ke dalam paru-paru.

2. Ekspirasi (penghembusan)
Tahap ekspirasi terjadi akibat otot tulang rusuk dan diafragma
berelaksasi. Volume rongga dada dan paru-paru mengecil ketika diafragma
bergerak naik dan sangkar tulang rusuk mengecil. Tekanan udara dalam paru-
paru akan naik melebihi tekanan udara atmosfer, dan udara akan mengalir
keluar dari paru-paru.

B. FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAAN


1. Definisi Pernafasan
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernafasan
dapat dibedakanatas 2 jenis:
a) Eksternal
Repirasi luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam
alveolus dengan darah dalam kapiler dan merupakan pertukaran O2
dan CO2 antara darah dan udara.
b) Internal
Respirasi dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah
dalam kapiler dengan sel-sel tubuh dan merupakan pertukaran O2 dan
CO2 dari aliran darah ke seluruh tubuh.

2. Mekanik Pernafasan
a) Inspirasi dan Ekspirasi
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh
perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara
di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka
udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada
lebih besar maka udara akan keluar. Sehubungan dengan organ
yang terlibat dalam pemasukkan udara(inspirasi) dan pengeluaran
udara (ekspirasi).
Mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut
terjadi secara bersamaan.

Pernafasan Dada Pernafasan Perut


Pernafasan dada adalah pernapasan Pernafasan perut merupakan pernafasan
yang melibatkan otot antar tulang yang mekanismenya melibatkan
rusuk. aktifitas otot-otot diafragma yang
membatasi rongga perut dan rongga
dada.

Fase inspirasi : Fase Inspirasi :


Fase ini berupa berkontraksinya otot Pada fase ini otot diafragma
antar tulang rusuk sehingga rongga berkontraksi sehingga diafragma
dada membesar, akibatnya tekanan mendatar, akibatnya rongga dada
dalam rongga dada menjadi lebih kecil membesar dan tekanan menjadi kecil
daripada tekanan di luar sehingga udara sehingga udara luar masuk.
luar yang kaya oksigen masuk.
Fase ekspirasi : Fase Ekspirasi:
Fase ini merupakan fase relaksasi atau Fase ekspirasi merupakan fase
kembalinya otot antara tulang rusuk ke berelaksasinya otot diafragma (kembali
posisi semula yang dikuti oleh turunnya ke posisi semula, mengembang)
tulang rusuk sehingga rongga dada sehingga rongga dada mengecil dan
menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan menjadi lebih besar, akibatnya
tekanan di dalam rongga dada menjadi udara keluar dari paru-paru
lebih besar daripada tekanan luar,
sehingga udara dalam rongga dada yang
kaya karbon dioksida keluar.
b) Peran Otot Pernafasan
Otot-otot yang membantu dalam respirasi:
1. Inspirasi:
Utama: Diafragma & intercostalis eksterna
Tambahan: sternocleidomastoideus, scalenus.
2. Ekspirasi: intercostalis interna & otot abdominalis (rectus
transversus & obliqus).
3. Transport Gas Pernafasan
a) transpot gas pernafasaan
1. Ventilasi paru
Ventilasi merupakan proses untuk menggerakan gas ke
dalam dan keluar paru - paru.Ventilasi membutuhkan
koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis dan pernafasan
yang utuh. Otot pernafasan inspirasi utama adalah diafragma.
Diafragma dipersarafi oleh saraf frenik yang keluar dari
medulla spinalis pada vertebra servical keempat.
Perpindahan O2 di atmosfer ke alveoli,dari alveoli CO2
kembali ke atmosfer.
Faktor yang mempengaruhi proses oksigenasi dalam sel adalah :
1. Tekanan O2 atmosfer.
2. Jalan nafas.
3. Daya kembang toraks dan paru).
4. Pusat nafas (Medula oblongata) yaitu kemampuan untuk
merangsang CO2 dalam darah.

b. Difusi gas
Difusi merupakan gerakan molekul dari suatu daerah dengan konsentrasi yang
lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Difusi gas pernafasan terjadi di
membran kapiler alveolar dan kecepatan difusi dapat dipengaruhi oleh ketebalan
membran.
Peningkatan ketebalan membran merintangi proses kecepatan difusi karena hal
tersebut membuat gas memerlukan waktu lebih lama untuk melewati membran
tersebut. Klien yang mengalami edema pulmonar, atau efusi pulmonar Membran
memiliki ketebalan membran alveolar kapiler yang meningkat akan
mengakibatkan proses difusi yang lambat, pertukaran gas pernafasan yang
lambat dan menganggu proses pengiriman oksigen ke jaringan.
Daerah permukaan membran dapat mengalami perubahan sebagai akibat
suatu penyakit kronik, penyakit akut, atau proses pembedahan. Apabila alveoli
yang berfungsi lebih sedikit maka darah permukaan menjadi berkurang O2 alveoli
berpindah ke kapiler paru, CO2 kapiler paru berpindah ke alveoli.
Faktor yang mempengaruhi difusi :

1. Luas permukaan paru.


2. Tebal membrane respirasi.
3. Jumlah eryth/kadar Hb.
4. Perbedaan tekanan dan konsentrasi gas.
5. Waktu difusi.
6. Afinitas gas

b) Pengukuran Volume Paru – Paru


Volume paru dibagi menjadi :
volume tidal (TV) volume udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali
bernafas. Volume cadangan inspirasi (IRV) , volume udara maksimal yg dapat
dihirup setelah inhalasi normal volume Cadangan Ekspirasi (ERV), volume udara
maksimal yang dapat dihembuskan dengan kuat setelah exhalasi normal volume
residual (RV) volume udara yg tersisa dalam paru-paru setelah ekhalasi maksimal.

Kapasitas Paru :
Kapasitas vital (VC), volume udara maksimal dari poin inspirasi maksimal
Kapasitas inspirasi (IC) Volume udara maksimal yg dihirup setelah ekspirasi
normal kapasitas residual fungsiunal (FRC), volume udara yang tersisa dalam
paru-paru setelah ekspirasi normal kapasitas total paru (TLC) volume udara
dalam paru setelah inspirasi maksimal.

4. Pengaturan Pernafasan :
a). Jenis – jenis Lokasi Pusat Pernafasan mekanik pernafasan
Jenis-jenis lokasi pusat nafas
Mekanisme pernafasan diatur oleh 2 faktor utama :
1. Pengendalian Oleh saraf
Pusat ritminitas di medula oblongata langsung mengatur otot otot
pernafasan. Aktivitas medula dipengaruhi pusat apneuistik dan
pnemotaksis. Kesadaran bernafas dikontrol oleh korteks serebri.
2. Pusat Respirasi
a) Medullary Rhythmicity Area:
- Area Inspirasi & ekspirasi
- Mengatur ritme dasar respirasi

b) Pneumotaxic Area:
- Di bagian atas pons
- Membantu koordinasi transisi antara inspirasi & ekspirasi
- Mengirim impuls inhibisi ke area inspirasi paru-paru
terlalu mengembang

c) Apneustic Area:
- Membantu koordinasi transisi antara inspirasi & ekspirasi
- Mengirim impuls ekshibisi ke area inspirasi.
3. Mekanik pernafasan
Masuk dan keluarnya udara dari atmosfir ke dalam paru-paru dimungkinkan olen
peristiwa mekanik pernafasan sbb:
Inspirasi (inhalasi) : masuknya O2 dari atmosfir & CO2 ke dlm jalan nafas.
Otot difragma kontraksi dan kubah difragma turun <> Ruang Otot intercostalis
externa menarik dinding dada agak keluar <> udara masuk <> tekanan dalam
alveolus menurun <> dalam dada membesar paru-paru.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Saluran pernapasan pada manusia diantaranya hidung, saluran
pernapasan (farink, larink, trakea, bronkus) dan paru-paru.Gerakan
pernapasan ada 2 yaitu inspirasi dan ekspirasi.
Saat Inspirasi atau menarik napas adalah proses aktif yang
diselengarakan kerja otot. Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada
dari atas sampai ke bawah, yaitu vertikel. Penaikan iga-iga dan sternum,
yang ditimbulkan kontraksi otot interkostalis , meluaskan rongga dada
kedua sisi dan dari belakang ke depan. Paru-paru yang bersifat elastis
mengembang untuk mengisi ruang yang membesar itu dan udara ditarik
masuk ke dalam saluran udara. Otot interkostal eksterna diberi peran
sebagai otot tambahan, hanya bila inspirasi menjadi gerak sadar.
Sedangkan saat Ekspirasi, udara dipaksa keluar oleh
pengenduran otot dan karena paru-paru kempis kembali yang disebabkan
sifat elastis paru-paru itu. Gerakan ini adalah proses pasif.
Pernapasan adalah proses keluar dan masuknya udara ke dalam &
keluar paru. Pernapasan adalah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran
gas dalam jaringan atau “pernafasan dalam” dan yang terjadi di dalam
paru-paru yaitu “pernapasan luar”. Manusia membutuhkan suply oksigen
secara terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan membuang kelebihan
karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut.
Pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar
proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk
proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang menyediakan
kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada.
c. Transportasi gas
Gas pernapasan mengalami pertukaran di alveoli dan kapiler jaringan
tubuh. Oksigen ditransfer dari paru- paru alveoli dan kapiler jaringan tubuh.
Oksigen ditransfer dari paru- paru ke darah dan karbon dioksida ditransfer dari
darah ke alveoli untuk dikeluarkan sebagai produk sampah. Pada tingkat jarinagn,
oksigen ditransfer dari darah ke jaringan, dan karbon dioksida ditransfer dari
jaringan ke darah untuk kembali ke alveoli dan dikeluarkan.Transfer ini
bergantung pada proses difusi.
1. Transpor O2
Sistem transportasi oksigen terdiri dari system paru dan sitem
kardiovaskular. Proses pengantaran ini tergantung pada jumlah oksigen
yang masuk ke paru-paru (ventilasi), aliran darah ke paru-paru dan
jaringan (perfusi), kecepatan divusi dan kapasitas membawa oksigen.
Kapasitas darah untuk membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah oksigen
yang larut dalam plasma, jumlah hemoglobin dan kecenderungan
hemoglobin untuk berikatan dengan oksigen.
Jumlah oksigen yang larut dalam plasma relatif kecil, yakni hanya
sekitar 3%. Sebagian besar oksigen ditransportasi oleh hemoglobin.
Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa oksigen dan karbon dioksida.
Molekul hemoglobin dicampur dengan oksigen untuk membentuk oksi

hemoglobin. Pembentukan oksi hemoglobin dengan mudah


berbalik (revesibel), sehingga memungkinkan hemoglobin dan oksigen
berpisah, membuat oksigen menjadi bebas.Sehingga oksigen ini bias
masuk ke dalam jaringan.

2. Transpor CO2
Karbon dioksida berdifusi ke dalam sel-sel darah merah dan
dengan cepat di hidrasi menjadi asam karbonat(H2 CO3 ) akibat adanya
anhidrasi karbonat. Asam karbonat kemudian berpisah menjadi ion
hydrogen(H+ )dan ion bikarbonat (HCO3- ) berdifusi dalam plasma.
Selain itu beberapa karbon dioksida yang ada dalam sel darah
merah bereaksi dengan kelompok asam amino membentuk senyawa
karbamino.
Reaksi ini dapat bereaksi dengan cepat tanpa adanya enzim.
Hemoglobin yang berkurang (deoksihemoglobin) dapat bersenyawa
dengan karbon dioksida dengan lebih midah daripada oksi hemoglobin.
Dengan demikian darah vena mentrasportasi sebagian besar karbon
doiksida.
d. Perfusi
Perfusi pulmonal adalah aliran darah aktual melalui sirkulasi pulmonal O2
diangkut dlm darah; (oksi Hb) / Oksihaemoglobin (98,5%)dalam eritrosit
bergabung dgn Hb dalam plasma sebagai O2 yg larut dlm plasma (1,5%),CO2
dalam darah ditransport sebagai bikarbonat dalam eritosit sebagai natrium
bikarbonat dalam plasma sebagai kalium bikarbonat dalam larutan bergabung
dengan Hb dan protein plasma C02 larut dalam plasma5 – 7 % HbNHCO3
Carbamoni Hb (carbamate) 15 – 20 % Hb + CO2 HbC0 bikarbonat60 – 80%
HCO3 CO2 + H2O H2CO3 - H+ + CO3- .
DAFTAR
PUSTAKA

1. http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/gangguan-sistem-respirasi.html

Anda mungkin juga menyukai