Anda di halaman 1dari 12

Laporan Pendahuluan

Ilmu Biomedik Dasar


“respiration system”

DISUSUN OLEH :

NAMA : Chealsy Florentina Balqis


KELAS : A1
NIM : 2211313013
KELOMPOK :D
DOSEN PENGAMPU :Ns. Ilfa Khairina, S.Kep.,M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN AJARAN
2022/2023
Respiration system (sistem respirasi)

Pengertian respirasi
respirasi atau pernafasan adalah adalah keseluruhan proses pertukaran gas antara udara
atmosfir dan darah dan antara darah dengan sel-sel tubuh (pertukaran oksigen dengan
karbondioksida) . Pertukaran gas ini sangat penting, seluruh sel tubuh membawa oksigen dari
respirasi sel untuk memproduksi ATP / energi yang dibutuhkan dan dimanfaatkan manusia untuk
melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
 Respirasi luar merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara
 Respirasi dalam merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel
tubuh.
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang nafas ke udara dilakukan dengan dua
cara pernafasan, yaitu :
1. Respirasi / pernafasan dada
 Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
 Tulang rusuk terangkat ke atas
 Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga
udara masuk ke dalam tubuh
2. Respirasi / pernafasan perut
 Otot diafragma pada perut mengalami kontraksi
 Diafragma datar
 Volume rongga dada menjadi besar yang megakibatkan tekanan udara dalam dada
mengecil sehingga udara masuk ke paru-paru

Sistem respirasi manusia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

 Sistem respirasi atas yang terdiri dari bagian luar rongga dada yaitu hidung, rongga
hidung, faring, laring, dan trakea atas.
 Sistem respirasi bawah, yang terdiri dari bagian dalam rongga dada yaitu trakea bawah
dan paru-paru, termasuk pembuluh bronchial dan alveoli. Membran pleura dan otot
respirasi yang membentuk diafragma dan otot interkosta juga merupakan bagian dari
sistem respirasi.

Fungsi respirasi :
 Primari :
- Supply body with oxygen
- Dispose of carbondioxide
 Secondary :
- Sound production
- Acid-base balance
- Plfactory reception
1. Hidung
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis
selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat
(kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran
pernafasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel
kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah
yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Di sebelah belakang rongga hidung terhubung
dengan nososfaring melalui dua lubang yang disebut choanae. Pada permukaan rongga hidung
terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring udara yang
masuk ke dalam rongga hidung.
Singkatnya rongga hidung atau cavum nasi ini berbentuk terowongan dari depan ke
belakang. Dipisahkan oleh septum nasi di bagian tengahnya menjadi cavum nasi kanan dan kiri.
Pintu atau lubang masuk cavum nasi bagian depan disebut nares anterior dan lubang belakang
disebut nares posterior (koana) yang menghubungkan cavum nasi dengan nasofaring. Diantar
konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit yang disebut meatus. Tergantung
dari letak meatus, ada tiga meatus yaitu meatus inferior, medius, dan superior. Meatus inferior
terletak di antara konka inferior dengan dasar hidung dan dinding lateral rongga hidung. Pada
meatus inferior terdapat muara (ostium) duktus nasolakrimalis. Dinding inferior merupakan dasar
rongga hidung dan dibentuk oleh os rnaksila dan os platum. Dinding superior atau atap hidung
sangat sempit dan dibentuk oleh lamina kribriformis, yang memisahkan rongga tengkorak dan
rongga hidung.
Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n.etmoidalis
anterior, yang merupakan cabang dari n.nasosiliaris, yang berasal dari n.oftalmikus. nervus
oftalmikus turun melalui lamina kribrosa dari permukn bwah bulbus olfaktorius dan kemudian
berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius.
Fisiologisnya secara umum :
 Sebagai jalan nafas
 Pengatur kondisi udara
 Sebagai penyaring dan pelindung
 Indera penghidu
 Resonansi suara
 Proses bicara
 Refleks nasal

2. Faring (Tenggorokan)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu
saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan(orofarings) pada
bagian belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat
terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara
bergetar dan terdengar sebagai suara. Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan
masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka.
Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara
tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan. Fungsi utama faring adalah
menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagai jalan makanan dan
minuman yang ditelan, faring juga menyediakan ruang dengung(resonansi) untuk suara
percakapan dan tempat bagi tonsil (berperan dalam reaksi imun terhadap benda asing)

Dinding faring disusun oleh otot rangka dan dibatasi oleh membran mukosa. Otot rangka
yang terelaksasi membuat faring dalam posisi tetap, sedangkan apabila otot rongga kontraksi
maka akan terjadi proses menelan.
3. Laring
Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan. Laring berada
diantara orofaring dan trakea, didepan lariofaring. Salah satu tulang rawan pada laring disebut
epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal laring. Laring diselaputi oleh membrane
mukosa yang terdiri dari epitel berlapis pipih yang cukup tebal sehingga kuat untuk menahan
getaran-getaran suara pada laring. Laring tersusun atas 9 bagian jaringan kartilago, 3 bagian
tunggal dan 3 bagian berpasangan. 3 bagian yang berpasangan adalah kartilago arytenoid,
cuneiform, dan corniculate. Arytenoid adalah bagian yang paling signifikan dimana jaringan ini
mempengaruhi pergerakan membrane mukosa (lipatan vokal sebenarnya) untuk menghasilkan
suara. 3 bagian lain yang merupakan bagian tunggal adalah tiroid, epiglotis, dan cricoid. Tiroid
dan cricoid keduanya berfungsi melindungi pita suara. Epiglotis melindungi saluran udara dan
mengalihkan makanan dan minuman agar melewati esofagus.
Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar
masuknya udara. laring disusun oleh beberapa tulang rawan yang membentuk jakun. Laring dapat
ditutup oleh katup pangkal tenggorokan (epiglotis). Pada waktu menelan makanan, katup
tersebut menutup pangkal tenggorokan dan pada waktu bernapas katup membuka. Pada pangkal
tenggorokan terdapat selaput suara yang akan bergetar bila ada udara dari paru-paru, misalnya
pada waktu kita bicara.

4. Trakea
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan
sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin
tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-
benda asing yang masuk ke saluran pernapasan. Batang tenggorok (trakea) terletak di sebelah
depan kerongkongan. Di dalam rongga dada, batang tenggorokan bercabang menjadi dua cabang
tenggorok (bronkus). Trakea juga dilapisi oleh epitel kolumnar bersilia sehingga dapat menjebak
zat selain udara yang masuk lalu akan didorong keatas melewati esofagus untuk ditelan atau
dikeluarkan lewat dahak. Trakea sama dengan bronkus memiliki reseptor iritan yang
menstimulasi batuk, memaksa partikel besar yang masuk kembali ke atas.

5. Bronkus
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus, yaitu bronkus
sebelah kiri dan sebelah kanan. Bronkus kanan mempunyai diameter lumen lebih lebar, lebih
pendek, dan posisi lebih vertikal. Letak sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis, serta
mengeluarkan cabang utama yang melintas di bawah arteri, yang disebut bronkus kanan lobus
bawah. Bronkus kiri memiliki ukuran lebih panjang, diameter lumennya lebih sempit dibanding
bronkus kanan dan melintas dibawah arteri pulmonalis sebelum dibelah menjadi beberapa cabang
yang berjalan ke lobus atas dan bawah.
Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus
bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya
melingkari lumen dengan sempurna. Kedua bronkus menuju paru-paru, bronkus bercabang lagi
menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah kanan(bronkus primer) bercabang menjadi tiga bronkus
lobaris (bronkus sekunder), sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus.
Cabang-cabang yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru atau alveolus. Fungsi
utama bronkus adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru.

6. Bronkiolus
Cabang ke 12 – 15 bronkus. Tidak mengandung lempeng tulang rawan, tidak
mengandung kelenjar submukosa. Otot polos bercampur dengan jaringan ikat longgar. Epitel
kuboid bersilia dan sel bronkiolar tanpa silia (sel Clara). Lamina propria tidak mengandung sel
goblet.
Setiap bronkiolus memasuki lobulus paru dan bercabang-cabang menjadi 5-7 bronkiolus
terminalis. Bronkiolus terminalis adalah saluran udara terkecil yang tidak mengandung kantong
udara (alveoli). Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkiolus terminalis disebut
saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat
pertukaran gas di paru-paru. Bronkiolus respiratiratorus adalah bronkiolus yang berhubungan
secara langsung dengan duktus alveolaris dan alveoli, mulai dari bronkiolus respiratorus sampai
alveolus adalah area respirasi, jadi sudah bisa terjadi pertukaran antara O 2 dan CO2.
7. Paru-paru (pulmo)
Paru-paru terletak pada rongga dada dekat dengan organ jantung dan dilindungi oleh
tulang rusuk. Paru-paru dan dinding dada mempunyai struktur yang elastis. Dalam keadaan
normal terdapat lapisan cairan tipis antara paru-paru dan dinding dada sehingga paru-paru dengan
mudah bergeser pada dinding dada karena memiliki struktur yang elastis. Tekanan yang masuk
pada ruangan antara paru-paru dan dinding dada berada di bawah tekanan atmosfer.
Paru paru terdiri atas dua bagian, paru-paru kanan (pulmo dextra) dan paru-paru kiri
(pulmo sinistra). Masing-masing sisi memiliki lobus dengan jumlah yang berbeda. Pulmo dextra
memiliki 3 lobus sedangkan pulmo sinistra memiliki 2 lobus, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pulmo dextra lebih besar daripada pulmo sisnistra. Pada bagian kiri (pulmo sinistra) terdapat
cardiac notch yang merupakan tempat bagi jantung, hal inilah yang menyebabkan pulmo sinistra
lebih kecil daripada pulmo dextra karena harus berbagi tempat dengan jantung.
Masing-masing paru dibungkus oleh lapisan yang disebut membran pleura. Membran
pleura terbagi atas dua yaitu parietal pleura (yang menempel di dinding thorax) dan viceralis
pleura (menempel di parenkim paru itu sendiri). Diantara kedua pleura tersebut terdapat cavum
pelura yang berisi cairan yang disebut cairan pleura, yang berfungsi mengurangi gesekan antara
kedua pleura sehingga kedua lapisan dapat bersinggungan satu sama lain saat bernafas. Cairan ini
juga membantu parietal pleura dan viceralis pelura melekat satu sama lain.
Pada paru-paru sebagian besar terdiri atas gelembung-gelembung (alveoli) yang terdiri
atas sel-sel epitel dan endotel. Paru-paru bekerja secara otonom, artinya tidak ada yang
memengaruhi aktivitasnya. Kemampuan otonom yang dimiliki paru-paru adalah sekitar 14-16
kali pernafasan dalam satu menit, satu kali pernafasan sama dengan satu kali inspirasi dan satu
kali ekspirasi.
Fungsi utama dari paru-paru adalah untuk pertukaran gas antara darah dan atmosfer.
Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan mengeluarkan
karbon dioksida. Kebutuhan oksigen dan karbon dioksida terus berubah sesuai dengan tingkat
aktivitas dan metabolisme seseorang, akan tetapi pernafasan harus tetap dapat berjalan agar
pasokan kandungan oksigen dan karbon dioksida bisa normal.
8. Alveolus
Kantong berdinding sangat tipis pada bronkioli terminalis. Tempat terjadinya pertukaran
oksigen dan karbondioksida antara darah dan udara yang dihirup. Jumlahnya 200 - 500 juta.
Bentuknya bulat poligonal, septa antar alveoli disokong oleh serat kolagen, dan elastis halus. Sel
epitel terdiri sel alveolar gepeng ( sel alveolar tipe I ), sel alveolar besar ( sel alveolar tipe II). Sel
alveolar gepeng ( tipe I) jumlahnya hanya 10%, menempati 95%alveolar paru. Sel alveolar besar
(tipe II) jumlahnya 12 %, menempati 5 %alveolar. Sel alveolar gepeng terletak di dekat septa
alveolar, bentuknya lebih tebal, apikal bulat, ditutupi mikrovili pendek, permukaan licin, memilki
badan berlamel. Sel alveolar tipe I adalh tempat pertukaran gas. Sel alveolar tipe II mengelilingi
sel epitel dengan permukaan bebas yang mengandung mikrofili yang mensekresi caira alveolar.
Cairan alveolar ini mengandung surfaktan, sehingga dapat menjaga permukaan antar sel lembab
dan menurunkan tekanan pada cairan alveolar. Surfaktanmerupakan campuran kompleks
fosfolipid dan lipoprotein. Selain itu, Surfaktan ini fungsinya untuk mengurangi kolaps alveoli
pada akhir ekspirasi.
Jaringan diantara 2 lapis epitel disebut interstisial. Mengandung serat, sel septa (fibroblas),
sel mast, sedikit limfosit. Septa tipis diantara alveoli disebut pori Kohn. Sel fagosit utama dari
alveolar disebut makrofag alveolar.
Dinding alveolus mengandung kapiler darah, melalui kapiler-kapiler darah dalam
alveolus inilah oksigen dan udara berdifusi ke dalam darah.

Terdapat empat proses utama dalam respirasi yaitu :


1. Ventilasi pulmonar : bagaimana udara masuk dan keluar dari paru
2. Respirasi eksternal : bagaimana oksigen berdifusi dari paru ke sirkulasi darah dan
karbondioksida berdifusi dari darah ke paru.
3. Transport gas : bagaimana oksigen dan karbondioksida dibawa dari paru ke jaringan tubuh
atau sebaliknya.
4. Respirasi internal : bagaimana oksigen dikirim ke sel tubuh dan karbondioksida diambil
dari sel tubuh.

sistem pernapasan terbagi menjadi dari dua proses, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi
adalah pergerakan dari atmosfer ke dalam paru, sedangkan ekspirasi adalah pergerakan dari
dalam paru ke atmosfer. Agar proses ventilasi dapat berjalan lancar dibutuhkan fungsi yang baik
pada otot pernafasan dan elastisitas jaringan paru.
Otot-otot pernafasan dibagi menjadi dua yaitu :

 Otot inspirasi yang terdiri atas, otot interkostalis eksterna, sternokleidomastoideus,


skalenus dan diafragma.
 Otot-otot ekspirasi adalah rektus abdominis dan interkostalis internus.

Anda mungkin juga menyukai