Anda di halaman 1dari 16

SISTEM PERNAFASAN

DISUSUN OLEH:
RAIYA QISSI AZ-ZAHRA
SADIAH LESTARI
LUTFI HANIIFAH KARNADI
AGNES FACHRA DWI JAYANTI

KELAS: XI-ASPER I
TAHUN AJARAN 2023/2024
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SATRIA
Jl. Srengseng Raya No.26, Srengseng, Kec. Kembangan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11630
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem pernafasan atau yang sering disebut system respirasi merupakan sistem organ
yang digunakan untuk proses pertukaran gas, dimana sistem pernafasan ini merupakan
salah satu sistem yang berperan sangat penting dalam tubuh untuk menunjang
kelangsungan hidup. Sistem pernafasan dibentuk oleh beberapa struktur, seluruh struktur
tersebut terlibat didalam proses respirasi eksternal yaitu pertukaran oksigen antara
atmosfer dan darah serta pertukaran karbon dioksida antara darah dan atmosfer, selain itu
terdapat juga respirasi internal yaitu proses pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel
jaringan dimana system respirasi internal ini terjadi pada seluruh system tubuh.
(Djojodibroto, 2012).
Struktur utama dalam sistem pernafasan adalah saluran udara pernafasan, saluran-
saluran ini terdiri dari jalan napas, saluran napas, serta paru-paru. Struktur saluran napas
dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya system penafasan bagian atas dan bawah.
Pada system pernafasan bagian atas terdiri dari hidung, faring, laring dan trakhea. Struktur
pernafasan tersebut memiliki peran masing masing dalam system pernafasan. Sedangkan
pada system pernafasan bagian bawah terdiri dari bronkus, bronkiolus dan alveolus
(Manurung dkk, 2013).
Organ-organ pernafasan seperti hidung, dan yang lainnya sangat berperan penting dalam
proses pertukaran gas, yang mana proses pertukaran gas ini yang memerlukan empat proses
yang mempunyai ketergantungan satu sama lainnya,dimana proses tersebut terdiri dari
proses yang berkaitan dengan volume udara napas dan distribusi ventilasi, proses yang
berkaitan dengan volume darah di paru-paru dan distribusi aliran darah, proses yang
berkaitan dengan difusi oksigen dan karbon dioksida, serta proses yang berkaitan dengan
regulasi pernafasan. Sama seperti system dan struktur tubuh lainnya, system pernafasan
juga sering mengalami masalah dan gangguan dalam menjalankan fungsinya, baik yang
disebabkan oleh infeksi baik yang disebabkan oleh virus maupun bakteri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pengertian sistem pernafasan.
2. Apa saja organ-organ sistem pernafasan.
3. Bagaimana mekanisme pernafasan
4. Apa saja penyakit sistem pernafasan
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 PENGERTIAN RESPIRASI


Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas
menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbon dioksida ke lingkungan.

1.2 ORGAN-ORGAN SISTEM PERNAPASAN


1. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis
selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar
keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang
masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebalyang
berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka
yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang
masuk. Di sebelah belakang rongga hidung terhubung dengan nasofaring melalui dua
lubang yang disebut choanae. konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang
berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Di sebelah belakang rongga hidung
terhubung dengan nasofaring melalui dua lubang yang disebut choanae. Pada permukaan
rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir yang berfungsi untuk
menyaring udara yang masuk ke dalam rongga hidung.

2. Faring (Tenggorokan)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran,
yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan
(orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring
(tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan
menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.Makan sambil berbicara
dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan
pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar
peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga
mengakibatkan gangguan kesehatan. Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran
bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagai jalan makanan dan minuman yang ditelan,
faring juga menyediakan ruang dengung(resonansi) untuk suara percakapan.
3. Batang Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan
sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh
cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi
menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan. Batang tenggorok
(trakea) terletak di sebelah depan kerongkongan. Di dalam rongga dada, batang tenggorok
bercabang menjadi dua cabang tenggorok (bronkus). Di dalam paru-paru, cabang
tenggorok bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil disebut bronkiolus.
Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut gelembung paru-paru (alveolus).
4. Pangkal Tenggorokan (laring)
Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan. Laring berada
diantara orofaring dan trakea, didepan lariofaring. Salah satu tulang rawan pada laring
disebut epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal laring. Laring diselaputi oleh
membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis pipih yang cukup tebal sehingga kuat
untuk menahan getaran-getaran suara pada laring. Fungsi utama laring adalah
menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar masuknya udara. Pangkal tenggorok
disusun oleh beberapa tulang rawan yang membentuk jakun. Pangkal tenggorokan dapat
ditutup oleh katup pangkal tenggorok (epiglotis). Pada waktu menelan makanan, katup
tersebut menutup pangkal tenggorok dan pada waktu bernapas katu membuka. Pada
pangkal tenggorok terdapat selaput suara yang akan bergetar bila ada udara dari paru-
paru, misalnya pada waktu kita bicara.

5. Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus)


Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus
kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus
bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya
melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.
Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu bronkus sebelah kiri dan
sebelah kanan. Kedua bronkus menuju paru-paru, bronkus bercabang lagi menjadi
bronkiolus. Bronkus sebelah kanan(bronkus primer) bercabang menjadi tiga bronkus
lobaris (bronkus sekunder), sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua
bronkiolus. Cabang-cabang yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru atau
alveolus. Dinding alveolus mengandung kapiler darah, melalui kapiler-kapiler darah
dalam alveolus inilah oksigen dan udara berdifusi ke dalam darah. Fungsi utama bronkus
adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru.
6. Paru-Paru (Pulmo)

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot
dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada
dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru
kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang
tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut
pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang
bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis). Paru-paru
tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Bronkiolus tidak
mempunyai tulang rawan,tetapi ronga bronkus masih bersilia dan dibagian ujungnya
mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Setiap bronkiolus terminalis bercabang-
cabang lagi menjadi bronkiolus respirasi, kemudian menjadi duktus alveolaris. Pada
dinding duktus alveolaris mangandung gelembung-gelembung yang disebut alveolus.

1.3 SISTEM RESPIRASI


a. Fisiologi ventilasi paru
Masuk dan keluarnya udara antara atmosfer dan alveoli paru. Pergerakan udara ke dalam
dan keluar paru disebabkan oleh:
1. Tekanan pleura : tekanan cairan dalam ruang sempit antara pleura paru dan pleura
dinding dada. Tekanan pleura normal sekitar -5 cm H2O, yang merupakan nilai isap yang
dibutuhkan untuk mempertahankan paru agar tetap terbuka sampai nilai istirahatnya.
Kemudian selama inspirasi normal, pengembangan rangka dada akan menarik paru ke
arah luar dengan kekuatan yang lebih besar dan menyebabkan tekanan menjadi lebih
negatif (sekitar -7,5 cm H2O).
2. Tekanan alveolus : tekanan udara di bagian dalam alveoli paru. Ketika glotis terbuka dan
tidak ada udara yang mengalir ke dalam atau keluar paru, maka tekanan pada semua jalan
nafas sampai alveoli, semuanya sama dengan tekanan atmosfer (tekanan acuan 0 dalam
jalan nafas) yaitu tekanan 0 cm H2O. Agar udara masuk, tekanan alveoli harus sedikit di
bawah tekanan atmosfer. Tekanan sedikit ini (-1 cm H2O) dapat menarik sekitar 0,5 liter
udara ke dalam paru selama 2 detik. Selama ekspirasi,terjadi tekanan yang berlawanan.
3. Tekanan transpulmonal : perbedaan antara tekanan alveoli dan tekanan pada permukaan
luar paru, dan ini adalah nilai daya elastis dalam paru yang cenderung mengempiskan
paru pada setiap pernafasan, yang disebut tekanan daya lenting paru.

1.4 MEKANISME PERNAFASAN MANUSIA


A. Pernafasan Dada
Pada pernafasan dada otot yang erperan penting adalah otot antar tulang rusuk. Otot
tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot tulang rusuk luar yang berperan
dalam mengangkat tulang-tulang rusuk dan tulang rusuk dalam yang berfungsi
menurunkan atau mengembalikan tulang rusuk ke posisi semula. Bila otot antar tulang
rusuk luar berkontraksi, maka tulang rusuk akan terangkat sehingga volume dada bertanbah
besar. Bertambah besarnya akan menybabkan tekanan dalam rongga dada lebih kecil dari
pada tekanan rongga dada luar. Karena tekanan uada kecil pada rongga dada menyebabkan
aliran udara mengalir dari luar tubuh dan masuk ke dalam tubuh, proses ini disebut proses
’inspirasi’, Sedangkan pada proses espirasi terjadi apabila kontraksi dari otot dalam, tulang
rusuk kembali ke posisi semuladan menyebabkan tekanan udara didalam tubuh
meningkat.Sehingga udara dalam paru-paru tertekan dalam rongga dada, dan aliran udara
terdorong ke luar tubuh, proses ini disebut ’espirasi’.
B. Pernafasan perut

Pada pernafasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan otot dinding
rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan mendatar. Hal itu
menyebabkan volume rongga dada bertambah besar sehingga tekanan udaranya semakin
kecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan mengembangnya paru-paru, sehingga udara
mengalir masuk ke paru- paru(inspirasi). Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi
secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan
dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka
pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan
darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara
darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru
dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar
tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya,
apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar. Sehubungan
dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran udara
(ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada
dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.
1.5 PENYAKIT PADA SISTEM PERNAFASAN
1. Bronkitis
Penyakit bronkitis adalah peradangan pada lapisan bagian dalam bronkus, yaitu saluran yang
menghubungkan trakea (tenggorokan) dengan paru-paru. Peradangan ini dapat menyebabkan
pembengkakan dan penyempitan saluran pernapasan, yang mengakibatkan produksi lendir
berlebih, kesulitan bernapas, dan batuk.

Bronkitis dibagi menjadi dua tipe utama:

Bronkitis Akut: Biasanya disebabkan oleh infeksi virus dan seringkali muncul setelah infeksi
saluran pernapasan atas seperti flu atau pilek. Gejalanya bisa berlangsung beberapa hari hingga
beberapa minggu.

Bronkitis Kronis: Ini adalah kondisi jangka panjang atau berulang-ulang. Seringkali disebabkan
oleh paparan berkepanjangan terhadap iritan, seperti asap rokok, polusi udara, atau debu.
Bronkitis kronis bisa menjadi salah satu komponen dari penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Hal yang perlu anda ketahui adalah terdapat beberapa faktor pemicu atau “triggers” yang bisa
memperburuk bronkitis atau memicu timbulnya gejala. Ini berlaku khususnya bagi individu yang
sudah memiliki predisposisi terhadap bronkitis atau yang sudah menderita bronkitis kronis.
Berikut adalah beberapa faktor pemicunya:

 Asap Rokok: Ini adalah pemicu utama bronkitis, terutama bronkitis kronis. Bahkan, asap
rokok pasif juga dapat memicu gejala bagi mereka yang sudah memiliki bronkitis.
 Polutan Udara: Paparan polusi udara, seperti debu, asap kendaraan, dan polutan industri
dapat memicu gejala bronkitis.
 Infeksi Saluran Pernapasan: Infeksi virus atau bakteri pada saluran pernapasan dapat
memicu bronkitis akut dan juga dapat memperburuk kondisi bagi mereka yang memiliki
bronkitis kronis.
 Kondisi Cuaca: Cuaca dingin dan lembap seringkali bisa memperburuk gejala bronkitis.
 Zat Kimia: Paparan terhadap zat kimia berbahaya, termasuk pembersih rumah tangga
tertentu atau zat kimia industri, dapat memicu atau memperburuk gejala.
 Debu: Terutama debu dari lingkungan kerja seperti pertambangan, penggilingan, atau
tempat-tempat dengan serbuk kayu.
 Tempat dengan Ventilasi Buruk: Ruangan atau lingkungan dengan sirkulasi udara yang
buruk bisa menjadi pemicu, terutama jika ada asap rokok atau polutan lain di udara.
 Refluks Asam Lambung: Bagi beberapa orang, asam yang naik dari lambung ke
kerongkongan (disebut juga GERD atau penyakit refluks gastroesofageal) bisa memicu
batuk dan memperburuk bronkitis.
 Paparan Jamur: Dalam beberapa kasus, spora jamur yang dihirup bisa memicu
bronkitis.
2. Laringitis

Laryngitis atau laringitis adalah peradangan yang terjadi pada organ laring, tepatnya di pita
suara. Pada kondisi ini, pita suara mengalami pembengkakan sehingga suara menjadi serak
atau parau. Pembengkakan pada pita suara juga berisiko menyebabkan gangguan pernapasan
karena menghambat peredaran oksigen. Laringitis bisa sembuh dengan sendirinya dalam
waktu 2-3 minggu. Namun, jika penyakit ini bertahan lebih lama, maka dapat berlanjut
menjadi laringitis kronis. Penyakit laringitis umum terjadi pada orang-orang yang banyak
menggunakan suaranya dalam beraktivitas sehari-hari, seperti penyanyi, penyiar radio, dan
MC.

A. Penyebab Laringitis Akut

Laringitis akut adalah jenis laringitis yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa hari
atau minggu dan bisa hilang dengan sendirinya meski tanpa pengobatan. Beberapa faktor
yang dapat menyebabkan laringitis akut adalah:

 Infeksi bakteri, salah satunya dari bakteri penyebab difteri.


 Infeksi virus, virus penyebab infeksi pada laringitis biasanya sama dengan virus
penyebab infeksi saluran pernapasan.
 Cedera pita suara, cedera ini dapat disebabkan oleh penggunaan suara yang
berlebihan, iritasi, atau infeksi.

B. Penyebab Laringitis Kronis


Laringitis bisa dikatakan kronis apabila tidak kunjung hilang dalam waktu lebih dari 3 minggu.
Penyebab laringitis kronis di antaranya yaitu:
 Kebiasaan merokok.
 Mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
 Menggunakan suara secara berlebihan dalam jangka waktu lama.
 GERD.
 Sering terpapar bahan yang menyebabkan iritasi atau reaksi alergi, misalnya debu atau
bahan kimia.
 Infeksi jamur.

C. Gejala
 Sakit tenggorokan
 Suara serak atau parau
 Batuk dan demam
 Tenggorokan terasa kering
3. Faringitis
Radang tenggorokan atau faringitis adalah peradangan pada area faring (tenggorokan)
yang sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Faring sendiri
merupakan saluran penghantar udara dari hidung dan mulut menuju paru-paru.
Faringitis adalah penyakit yang dapat menyerang berbagai kalangan usia, namun lebih
sering menjangkit anak-anak. Faringitis dapat memicu rasa tidak nyaman pada
tenggorokan, seperti perih, kering dan gatal. Kondisi ini akan membuat penderitanya
kesulitan untuk menelan makanan yang berpengaruh pada menurunnya nafsu makan.

Penyebab:
Kondisi ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Jenis virus yang menyebabkan
infeksi faringitis adalah virus yang sama menyebabkan pilek dan flu, seperti Rhinovirus
dan Influenza. Selain itu, faringitis juga dapat diakibatkan oleh infeksi bakteri
Streptococcus A.

Penularan faringitis bisa terjadi ketika seseorang menghirup virus atau bakteri yang
menyebar di udara atau dari percikan air liur penderita yang menempel di permukaan
benda. Virus atau bakteri tersebut akan berusaha masuk dan merusak lapisan
tenggorokan hingga menyebabkan peradangan.

Gejala:
 Nyeri tenggorokan.
 Nyeri saat berbicara.
 Perubahan suara menjadi serak.
 Amandel membengkak dan kemerahan.
 Kelenjar getah bening di leher membengkak.
 Terasa nyeri saat menelan
 Pegal linu.
 Mual dan muntah.
 Nyeri kepala.

Apabila disebabkan oleh virus coxsackie, kemungkinan faringitis yang Anda alami
merupakan gejala flu Singapura yang menimbulkan keluhan sariawan serta bintil-bintil berisi
air di kulit tangan dan kaki. Sementara itu, bila faringitis disebabkan oleh bakteri, maka
penderita umumnya akan mengalami pilek, nyeri saat menelan, dan nyeri kepala.
4. Flu (Influenza)
Flu atau influenza adalah gangguan sistem pernapasan yang disebabkan oleh infeksi
virus. Kondisi ini sering kali terjadi ketika memasuki musim pancaroba karena
cenderung mudah menular ke orang lain, terutama pada 3–4 hari pertama saat
penderitanya terinfeksi oleh virus flu.

Penyebab:
Penyebab utama flu adalah infeksi virus influenza. Virus tersebut dapat menyebar
dengan mudah ketika menghirup percikan air liur di udara (droplet) dari penderita flu
saat bersin atau batuk. Penularan juga bisa terjadi saat tangan yang terkena percikan air
liur penderita flu tersebut menyentuh mulut, hidung, atau mata.
 Memiliki daya tahan tubuh yang lemah, misalnya karena mengidap penyakit
HIV/AIDS.
 Tubuh dalam kondisi yang tidak prima karena kurang istirahat.
 Sedang hamil atau baru melahirkan.
 Balita dan lansia.
 Menderita kondisi medis tertentu, seperti asma, diabetes, penyakit jantung, atau
obesitas.
 Tinggal atau bekerja di fasilitas umum, seperti panti jompo, asrama, dan lain-
lain.
 Sering kontak langsung atau menggunakan peralatan pribadi bersama dengan
penderita flu.

Gejala:
 Pilek.
 Hidung tersumbat.
 Demam.
 Menggigil.
 Batuk.
 Bersin-bersin.
 Nyeri tenggorokan.
 Nyeri kepala.
 Lemas.
 Mual dan/atau muntah.
 Nyeri otot.
 Tidak nafsu makan.
5. Asma
Asma adalah suatu kelainan berupa peradangan kronik saluran napas yang
menyebabkan penyempitan saluran napas (hiperaktifitas bronkus) sehingga
menyebabkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat,
dan batuk terutama pada malam atau dini hari.

Penyebab:
Asma adalah jenis penyakit yang dapat menimpa segala usia. Kondisi ini paling sering
disebabkan oleh debu, asap rokok, bulu binatang, udara dingin, aktivitas fisik, infeksi
virus sampai paparan zat kimia. Namun, hingga kini penyebab utama asma belum
diketahui secara pasti. Kendati demikian, pengidap asma terbukti memiliki saluran
pernapasan yang lebih sensitif. Ketika paru-paru terkena iritasi, maka otot saluran
pernapasan jadi kaku dan menyempit. Kemudian, produksi dahak meningkat, sehingga
membuat pengidapnya kesulitan bernapas. Pada anak-anak, gejala asma akan
menghilang dengan sendirinya saat memasuki usia remaja. Namun, anak-anak yang
memiliki gejala asma cukup berat, kondisinya bisa bertahan atau muncul kembali di
masa mendatang.

Bakteri yang berasal dari debu sering menjadi pemicu utama penyakit asma. Bakteri
tersebut bernama endotoxin yang umumnya berada pada perkakas rumah, terutama di
kamar tidur yang menimbulkan gejala asma.

Gejala:
 Sesak dada;
 Batuk, terutama pada malam atau dini hari;
 Sesak napas;
 Mengi, yang menyebabkan suara siulan saat mengeluarkan napas.
Pola gejala pada setiap pengidap asma pun bisa berbeda. Meski begitu, pola gejala yang
paling umum yaitu:
o Datang dan pergi seiring waktu atau dalam hari yang sama;
o Mulai atau memburuk dengan infeksi virus, seperti pilek;
o Dipicu oleh olahraga, alergi, udara dingin, atau hiperventilasi karena tertawa
atau menangis;
o Lebih buruk di malam hari atau di pagi hari.
6. TBC (Tuberkolosis)
Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut dapat masuk ke dalam paru-paru dan
mengakibatkan pengidapnya mengalami sesak napas disertai batuk kronis.

Penyebab:
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, TB adalah penyakit yang disebabkan oleh
adanya infeksi bakteri, tepatnya Mycobacterium tuberculosis. Tahap infeksi bakteri
pada pengidap TB melewati tiga tahapan, di antara sebagai berikut.
1. Infeksi Primer
Tahap ini terjadi saat udara yang mengandung bakteri penyebab TB terhirup oleh
hidung atau mulut hingga masuk menuju paru-paru dan berkembang biak.

2. Infeksi Laten
Ketika bakteri mulai berkembang, sistem imun akan melakukan perlawanan. Ketika
sistem imun berhasil melawannya, maka bakteri akan “tertidur” dan tidak aktif
menginfeksi. Sehingga, orang yang terinfeksi tidak akan merasakan gejala apapun.

3. Infeksi Aktif
Sebaliknya, saat imun tubuh tidak berhasil melawan bakteri yang masuk dan
berkembang biak, maka bakteri akan bebas menyerang sel-sel sehat pada paru-paru.
Kondisi ini akan membuat pengidapnya merasakan gejala.

Gejala:
Ciri-ciri TB paru yang menginfeksi seseorang pada awalnya memunculkan gejala
utama sebagai berikut:
 Sesak nafas.
 Batuk berlangsung lama hingga lebih dari 3 minggu.
 Batuk berdarah.
 Dada terasa nyeri.

Selain gejala TB paru di atas, adapun gejala yang biasanya muncul, di antaranya adalah:
 Demam.
 Menggigil.
 Mudah merasa lelah.
 Berat badan turun drastis.
 Nafsu makan menghilang.
 Berkeringat di malam hari.
7. Radang Paru-Paru
Radang paru-paru atau pneumonia adalah sakit yang terbentuk dari infeksi akut dari
daerah saluran pernapasan bagian bawah secara spesifik memengaruhi paru-paru dan
menyebabkan area tersebut dipenuhi dengan cairan, lendir atau nanah. Kondisi ini bisa
membuat pasien mengalami sulit bernapas.

Gejala:
 Demam tinggi, suhu tubuh mencapai lebih dari 38 derajat Celcius
 Dada terasa sakit dan sulit bernapas
 Penurunan nafsu makan
 Berkeringat
 Menggigil
 Detak jantung terasa cepat

Selain gejala umum, ada juga gejala pneumonia lainnya yang cukup jarang terjadi
namun bisa saja muncul sebagai gejala penyerta dari pneumonia adalah:

 Batuk disertai darah


 Nyeri sendi dan otot
 Lemas dan lelah
 Kepala sakit
 Mual dan muntah

Gejala tersebut umumnya akan terjadi selama 1 - 2 hari, tanpa penurunan gejala.
Namun, kondisi ini bisa berbeda tergantung dari sistem kekebalan tubuh masing-
masing.

Penyebab:
Radang Paru-paru (Pneumonia) virus, yaitu disebabkan oleh infeksi virus, seperti
coronavirus, parainfluenza virus, adenovirus, dan sebagainya. Radang Paru-paru
(Pneumonia) aspirasi, yaitu disebabkan oleh zat berbahaya, seperti asap rokok, polutan,
bahan kimia, dan asap dari lingkungan.

8. Kanker Paru
Lung cancer atau kanker paru-paru adalah jenis kanker yang tumbuh pada organ paru-
paru, yaitu di mana terdapat sel-sel kanker yang berkembang secara tidak terkendali di
dalamnya.
Berdasarkan awal perkembangannya, kanker paru-paru terbagi menjadi dua jenis, di
antaranya yaitu:
 Kanker paru primer, adalah kanker yang tumbuh dan dimulai dalam organ paru-
paru
 Kanker paru sekunder, adalah kanker yang tumbuh dalam paru-paru akibat
penyebaran dari area tubuh lain
Penyebab:
Kanker paru-paru adalah kondisi yang disebabkan oleh berbagai faktor, tetapi
faktor utamanya adalah merokok. Hal ini karena di dalam rokok terdapat zat beracun
penyebab kanker (karsinogen) yang berisiko mempercepat kerusakan sel pelapis paru-
paru. Contoh zat beracun tersebut di antaranya nikotin dan tar.

Gejala:
 Ketidaknyamanan atau nyeri di dada.
 Batuk yang tidak hilang atau semakin memburuk dari waktu ke waktu.
 Masalah pernapasan.
 Mengi.
 Darah dalam dahak.
 Suara serak.
 Masalah dalam menelan.
 Kehilangan selera makan.
 Kehilangan berat badan tanpa alasan.
 Merasa sangat lelah.
 Peradangan atau sumbatan di paru-paru.
 Pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah bening di daerah paru-paru.
PENUTUP
KESIMPULAN
Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen ( O2 ) dari udara oleh organism hidup
yang digunakan untuk serangkaian metabolism yang akan menghasilkan karbondioksida
(CO2) yang harus dikeluarkan, karena tidak dibutuhkan oleh tubuh. Alat pernafasan setiap
makhluk tidaklah sama, pada hewan invertebratea memiliki alat pernafasan dan mekanisme
pernafasan yang berbeda dengan hewan vertebrata. Sistem respirasi terdiri atas organ-organ
yang berfungsi dalam aktivitas metabolism khususnya produksi atau perubahan energy kimia
yang terikat dalam materi organic menjadi energy siap pakai (ATP) dalam sel. Secara khusus
organ respirasi merupakan media pertukaran O2 dan CO2 dari dalam dan luar tubuh. Udara
dari atmosfer masuk ke dalam tubuh dengan perantara alat pernapasan tertentu. Selanjutnya
oksigen yang diperlukan untuk proses pernapasan masuk ke dalam sel-sel darah kapiler menuju
ke sel-sel jaringan tubuh dengan bantuan sistem transpor. Pernapasan ada dua jenis yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada terjadi karena otot antar tulang rusuk
berkontraksi sehingga rusuk terangkat, akibatnya volume rongga dada membesar.
Membesarnya rongga dada membuat tekanan dalam dada mengecil dan paru-paru
mengembang. Padas saat paru-paru mengembang, tekanan udara diluar lebih besar daripada di
dalam paru-paru, akibatnya udara masuk. Sebaliknya, saat otot antar tulang rusuk berkontraksi,
tulang rusuk turun. Akibatnya, volume rongga dada mengecil sehingga tekanan di dalamnya
pun naik. Pada keadaan ini paru-paru mengempis sehingga udara kelurar. Pada pernapasan
perut terjadi karena karena gerakan diafragma. Jika otot diafragma berkontraksi, rongga dada
membersar dan paru-paru mengembang. Akibatnya, udara masuk ke dalam paru-paru. Saat otot
diafragma relaksasi, diafragma kembali ke keadaaan semula. Saat itu rongga dada menyempit,
mengorong paru-paru sehingga mengempis. Selanjutnya udara dari paru-paru akan keluar.

SARAN:
1. Bagi Pasien
Untuk partisipan 1 diharapkan dapat mempertahankan kondisi kesehatannya dengan
cara beristirahat yang cukup, tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat serta
menghindari faktor yang memicu kambuhnya penyakit sistem pernafasan.
Untuk partisipan 2 diharapkan dapat mempertahankan kondisi
kesehatannya dengan cara tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat,
melibatkankeluarga dalam kegiatan atau pekerjaan rumah agar klien tidak terlalu
kelelahan, beristirahat yang cukup serta menghindari faktor yang dapat memicu
kambuhnya masalah pada sistem pernafasan.

2. Bagi Perawat
Berusaha untuk selalu memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang
terbaik untuk klien, menambah wawasan untuk sehingga mampu memberikan
intervensi yang tepat guna membantu mempercepat penyembuhan klien
DAFTAR PUSAKA

1. https://id.wikipedia.org/wiki/Pernapasan
2. https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/urutan-organ-pernapasan-manusia
3. https://www.halodoc.com/artikel/ini-bedanya-mekanisme-pernapasan-dada-dan-perut
4. https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-faringitis
5. https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-laringitis
6. https://autoimuncare.co.id/konsultasi/ga/batuk-tak-kunjung-sembuh-hingga-dahak-
berwarna-kuning-dan-hijau-waspadai-penyakit-
bronkitis/?gad_source=1&gclid=CjwKCAjw15eqBhBZEiwAbDomEnJtAPfP1pDGL
0ZRKAgLtaNpNRU10xGhwM7kVU6BmEoYivIxeQfg6BoCj_UQAvD_BwE
7. https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-asma
8. https://www.alodokter.com/tuberkulosis
9. https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/pneumonia
10. https://www.halodoc.com/kesehatan/kanker-paru

Anda mungkin juga menyukai