Anda di halaman 1dari 5

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem pernafasan atau yang sering disebut system respirasi merupakan sistem organ yang
digunakan untuk proses pertukaran gas, dimana sistem pernafasan ini merupakan salah satu
sistem yang berperan sangat penting dalam tubuh untuk menunjang kelangsungan hidup. Sistem
pernafasan dibentuk oleh beberapa struktur, seluruh struktur tersebut terlibat didalam proses
respirasi eksternal yaitu pertukaran oksigen antara atmosfer dan darah serta pertukaran karbon
dioksida antara darah dan atmosfer, selain itu terdapat juga respirasi internal yaitu proses
pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan dimana system respirasi internal ini terjadi
pada seluruh system tubuh. (Djojodibroto, 2012). Pernafasan juga merupakan proses untuk
memenuhi kebutuhan oksigen yang diperlukan dalam mengubah sumber energi menjadi energi,
serta membuang CO₂ sebagai sisa metabolisme. Dalam proses respirasi, paruparu merupakan
organ dalam sistem pernafasan yang berfungsi menukar oksigen dalam sistem karbondioksida
dari darah dengan bantuan haemoglobin (Mulia, 2005).
Struktur utama dalam sistem pernafasan adalah saluran udara pernafasan, saluran-saluran ini
terdiri dari jalan napas, saluran napas, serta paru-paru. Struktur saluran napas dibagi menjadi
beberapa bagian diantaranya system penafasan bagian atas dan bawah. Pada system pernafasan
bagian atas terdiri dari hidung, faring, laring dan trakhea. Struktur pernafasan tersebut memiliki
peran masing masing dalam system pernafasan. Sedangkan pada system pernafasan bagian
bawah terdiri dari bronkus, bronkiolus dan alveolus (Manurung dkk, 2013).
Organ-organ pernafasan seperti hidung, dan yang lainnya sangat berperan penting dalam proses
pertukaran gas, yang mana proses pertukaran gas ini yang memerlukan empat proses yang
mempunyai ketergantungan satu sama lainnya, 2 dimana proses tersebut terdiri dari proses yang
berkaitan dengan volume udara napas dan distribusi ventilasi, proses yang berkaitan dengan
volume darah di paruparu dan distribusi aliran darah, proses yang berkaitan dengan difusi
oksigen dan karbon dioksida, serta proses yang berkaitan dengan regulasi pernafasan. Sama
seperti system dan struktur tubuh lainnya, system pernafasan juga sering mengalami masalah dan
gangguan dalam menjalankan fungsinya, baik yang disebabkan oleh infeksi baik yang
disebabkan oleh virus maupun bakteri.
Terdapat empat proses utama dalam proses respirasi ini yaitu:
1. Ventilasi pulmonar – bagaimana udara masuk dan keluar dari paru
2. Respirasi eksternal – bagaimana oksigen berdifusi dari paru ke sirkulasi darah dan
karbondioksida berdifusi dari darah ke paru
3. Transport gas – bagaimana oksigen dan karbondioksida dibawa dari paru ke jaringan
tubuh atau sebaliknya
4. Respirasi internal – bagaimana oksigen dikirim ke sel tubuh dan karbondioksida diambil
dari sel tubuh (Peate and Nair, 2011)
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana anatomi fisiologi pada Sistem Respirasi / Sistem Pernafasan?
1.2.2 Bagaimana tahap pengkajian pada Sistem Respirasi / Sistem Pernafasan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui anatomi system respirasi.
1.3.2 Untuk mengetahui tahapan pengkajian pada system respirasi.
BAB 2 ISI
2.1 Anatomi Fisiologi Sistem Respirasi
2.1.1 Anatomi Sistem Respirasi

1. Hidung
Hidung atau nasal merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang
(kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang
berguna untuk menyaring udara, debu, dan kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung.
2. Faring
Faring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan
makanan, terdapat di bawah dasar tengkorak, di belakang rongga hidung, dan mulut sebelah
depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan organ-organ lain adalah ke atas berhubungan
dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang bernama koana, ke depan
berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubungan ini bernama istmus fausium, ke bawah
terdapat 2 lubang (ke depan lubang laring dan ke belakang lubang esofagus).
3. Laring
Laring atau pangkal tenggorokan merupakan saluran udara dan bertindak sebagai
pembentukan suara, terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikal dan
masuk ke dalam trakhea di bawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah
empang tenggorokan yang biasanya disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring.
4. Trakhea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16
sampai 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf
C) sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, hanya
bergerak ke arah luar. Panjang trakea 9 sampai 11 cm dan di belakang terdiri dari jarigan ikat
yang dilapisi oleh otot polos.
5. Bronchus
Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang
terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V, mempunyai struktur serupa dengan trakea
dan dilapisi oleh jenis set yang sama. Bronkus itu berjalan ke bawah dan ke samping ke arah
tampuk paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada bronkus kiri, terdiri
dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang
kanan, terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang. Bronkus bercabang-cabang, cabang yang
lebih kecil disebut bronkiolus (bronkioli). Pada bronkioli tidak terdapat cincin lagi, dan pada
ujung bronkioli terdapat gelembung paru atau gelembung hawa atau alveoli.
6. Paru-Paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung
(gelembung hawa atau alveoli). Gelembug alveoli ini terdiri dari selsel epitel dan endotel. Jika
dibentangkan luas permukaannya kurang lebih 90 m². Pada lapisan ini terjadi pertukaran udara,
O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah. Banyaknya gelembung paru-paru ini
kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru kiri dan kanan).
Paru-paru dibagi dua yaitu paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belahan paru), lobus
pulmo dekstra superior, lobus media, dan lobus inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobulus. Paru-
paru kiri, terdiri dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari
belahan yang kecil bernama segmen. Paruparu kiri mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen
pada lobus superior, dan 5 buah segmen pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai 10 segmen
yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan 3 buah
segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan
yang bernama lobulus.
Di antara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi
pembuluh darah getah bening dan saraf, dan tiap lobulus terdapat sebuah bronkiolus. Di dalam
lobulus, bronkiolus ini bercabang-cabang banyak sekali, cabang ini disebut duktus alveolus. Tiap
duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2-0,3 mm. Letak paru-paru di
rongga dada datarannya menghadap ke tengah rongga dada atau kavum mediastinum. Pada
bagian tengah terdapat tampuk paru-paru atau hilus. Pada mediastinum depan terletak jantung.
Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi 2 yaitu, yang
pertama pleura visceral (selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru yang langsung
membungkus paruparu. Kedua pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah
luar. Antara keadaan normal, kavum pleura ini vakum (hampa) sehingga paru-paru dapat
berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki
permukaanya (pleura), menghindarkan gesekan antara paruparu dan dinding dada sewaktu ada
gerakan bernapas.

2.1.2 Fisiologi Sistem Respirasi


Fungsi utama respirasi (pernapasan) adalah memperoleh O2 untuk digunakan oleh sel tubuh dan
untuk mengeluarkan CO2 yang diproduksi oleh sel. Respirasi melibatkan keseluruhan proses
yang menyebabkan pergerakan pasif O2 dari atmosfer ke jaringan untuk menunjang metabolisme
sel, serta pergerakan pasif CO2 yang merupakan produk sisa metabolisme dari jaringan ke
atmosfer. Sistem respirasi sangat berperan didalam mempertahankan kestabilan tubuh
( homeostasis ). Dengan memperoleh O2 dari udara dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan
eksternal didalam tubuh. Sistem ini membantu mengatur pH lingkungan internal dengan
menyesuaikan tingkat pengeluaran CO2 pembentuk asam. Selain itu sistem respirasi bermanfaat
bagi kehidupan sel, karena sel membutuhkan pasokan O2 yang terus-meneurs untuk menunjang
berbagai reaksi kimia penghasil energi, dan memproduksi CO2 yang harus dikeluarkan. Tujuan
pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan membuang karbondioksida.
Untuk mencapai tujuan ini, maka mekanisme pernapasan dibagi menjadi empat proses utama
yaitu (1) ventilasi paru, yang berarti keluar masuknya udara antara atmosfir dan alveoli paru; (2)
difusi O2 dan CO2 antara alveoli dan darah; (3) pengangkutan O2 dan CO2 dalam darah dan
cairan tubuh ke dan dari sel jaringan tubuh; dan (4) pengaturan ventilasi.
Paru-paru merupakan struktur elastik yang mengempis seperti balon yang mengeluarkan semua
udaranya melalui trakea bila tidak ada kekuatan untuk mempertahankan pengembangannya,
tidak terdapat perlengketan antara paru-paru dan dinding rongga dada. Paru-paru mengapung
dalam rongga dada dan dikelilingi lapisan tipis berisi cairan pleura yang menjadi pelumas bagi
gerakan paru-paru dalam rongga dada. Ketika melakukan pengembangan dan berkontraksi maka
paru-paru dapat bergeser secara bebas karena terlumasi dengan rata.
Paru dapat dikembangkan melalui dua cara: 1) dengan gerakan naik turunnya diafragma untuk
memperbesar dan memperkecil rongga dada, dan 2) dengan depresi dan elevasi tulang iga untuk
memperbesar atau memperkecil diameter antero-posterior rongga dada. Sewaktu menarik napas
(inspirasi) dinding dada secara aktif tertarik keluar oleh pengerutan dinding dada, dan sekat
rongga dada (diafragma) tertarik ke bawah. Berkurangnya tekanan di dalam menyebabkan udara
mengalir ke paru-paru. Hembusan napas keluar (ekspirasi) disebabkan mengkerutnya paru-paru
dan dinding yang mengikuti pengembangan. Tekanan udara yang meningkat di dalam dada
memaksa gas-gas keluar dari paruparu. Hal tersebut terutama terjadi tanpa upaya otot tetapi
dapat dibantu oleh hembusan napas yang kuat.

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4689/2/BAB%20I%20Pendahuluan.pdf
http://eprints.umm.ac.id/42593/3/jiptummpp-gdl-zaenabqubr-48792-3-babii.pdf
http://eprints.undip.ac.id/61936/3/BAB_II.pdf
https://id.scribd.com/document/481407118/BAB-II-Ain-Atta-Qiyan-pdf

Anda mungkin juga menyukai