Anda di halaman 1dari 8

NAMA : FUAD BAGUS PEBRYUTOMO

NIM : 21632045
KELAS : 4A

ANATOMI DAN FISIOLOGI PERNAPASAN DAN KONSEP PERNAFASAN

SISTEM PERNAPASAN

Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada saat yang
sama melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hydrogen
dari jaringan memungkinkan setiap sel melangsungkan sendiri proses metabolismenya, yang
berarti pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam bentuk karbon dioksida (CO2) dan air (H2O)
dihilangkan
Pernafasan merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan
atau “pernafasan dalam” dan di dalam paru-paru atau “pernafasan luar”. Udara ditarik ke dalam
paru-paru pada waktu menarik nafas dan diodorong keluar paru-paru pada waktu mengeluarkan
nafas. Susunan hidung. Rangka tulang fosa nasialis atau hidung terdiri atas dua lubang di
tengah wajah, satu dengan uang lain dipisahkan sekat tipis yang melebar dari palatum ke atas
sampai tulang frontalis. Ruangan- ruangan ini berhubungan dengan sinus tulang frontalis,
etmoidalis, maksilaris, dan sfenoidalis.

1. Saluran Pernapasan
Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke
dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum ( rongga ) hidung. Vestibulum ini dilapisi
epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat sejumlah
kelenjar sebaseus yang ditutupi bulu kasar. Kelenjar-kelenjar itu bermuara ke dalam rongga
hidung.
Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah,
bersambung dengan lapisan faring dan selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang
masuk kedalam rongga hidung. Daerah pernafasan dilapisi epitelium silinder dan sel spitel
berambut yang mengandung sel cangkir atau sel lendir.
A. Faring ( tekak )
adalah pipa berorot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
usofagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang hidung (nasofaring),
di belakang mulut ( orofaring ) dan dibelakang laring (faring-laringal). Nares posterior adah
muara rongga-rongga hidung ke nasofaring.

B. Laring ( tenggorok)
terletak di depan bagian terendah faring yang memindahkannya dari kolumna vertebra, berjalan
dan faring sampai ketinggian vertebra sevikalis dan masuk kedalam trakea di bawahnya. Laring
terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh ligament dan membrane. Yang
terbesar di antaranya ialah tulang rawan tiroid, dan di sebelah depannya terdapat benjolan
subkutaneus yang dikenal sebagai jakun, yaitu di sebelah depan leher
Pita suara terletak di sebelah dalam laring, berjalan dari tulang rawan tiroid di sebelah
depan sampai dikedua tulang rawan arytenoid.

C. Trakea
Trakea atau batang tenggorok kira-kira Sembilan sentimeter panjangnya. Trakea berjalan dari
laring sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan di tempat ini bercabang menjadi
dua bronkus (bronki). Trakea tersusun atas 16 sampai 20 lingkaran tak lengkap berupa cincin
tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran di
sebelah belakang trakea; selain itu juga membuat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi selaput
lendir yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergerak menuju ke atas kea
rah laring, maka dengan gerakan ini debu dan butir-butir haluis lainnya yang turut masuk
bersama dengan pernapasan dapat dikeluarkan. Tulang rawan berfungsi mempertahankan agar
trakea tetep terbuka, karena itu di sebelah belakangnya tidak tersambung, yaitu di tempat trakea
menempel pada usofagus, yang memisahkannya dari tulang belakang.
Trakea servikalis yang berjalan melalui leher disilang oleh istmus kelenjar tiroid, yaitu
belahan kelenjar yang melingkari sisi-sisi trakea. Trakea torasika berjalan melintasi
mediastinum, di belakang sternum, menyentuh arteri inominata dan arkus aorta. Usofagus
terletak di belakang trakea.

D. Bronkus
yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebra torakalis kelima
mempunyai struktur serupa dengan trakea dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu
berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tampak paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek dan
lebih lebar daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi daripada arteri pulmonalis dan mengeluarkan
sebuah cabang yang disebut bronkus lobus atas, cabang kedua timbul setelah cabang utama lewat
di bawah arteri, disebut bronkus lobus bawah. Bronkus lobus tengah keluar dari bronkus lobus
bawah.
Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing daripada yang kanan, dan berjalan dibawah arteri
pulmonalis sebelum dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan bawah

2. Rongga Toraks
Rangka dada atau toraks yang terdiri atas tulang dan tulang rawan. Toraks berupa sebuah rongga
berbentuk kerucut, di bawah lebar daripada di atas dan di belakang lebih panjang daripada depan.
a. Sternum
Sternum atau tulang dada adalah tulang pipih panjang yang melindungi otot, organ, dan
arteri penting di dalam dada.
b. Tulang rawan iga
Adalah deretan tulang rawan hialin yang menyambungkan iga pada sternum dank arena
sifat elastiknya memberikan kelonggaran gerak. Tulang rawan yang tersambung pada dua
iga terakhir lancip.
c. Tulang intercostal
Ruangan yang berada di antara dua tulang rusuk. Ruang intercostal terdiri atas otot
interkosta yang merupakan otot pernafasan, saraf, arteri, vena, dan fasia.
3. Paru-paru
Paru adalah organ pernapasan utama yang terletak di rongga dada, memiliki 2 bagian utama,
paru kanan dan kiri yang dipisahkan oleh mediastinum diantara kedua paru, di dalam
mediastinum terdapat bangunanbangunan penting seperti pembuluh darah besar dan jantung.
Udara bisa sampai ke paru setelah melewati jalan napas atas yaitu, hidung, faring, laring, trakea,
bronkus, bronkiolus dan alveolus. Paru dilapisi oleh pleura yang terdiri dari pleura visceral yang
menempel langsung pada paru dan pleura parietal yang menempel pada dinding dada, diantara
kedua pleura terdapat cavum pleura.

Fungsi utama paru adalah untuk pertukaran gas antara udara atmosfer dan darah. Dalam
menjalankan fungsinya, paru seperti sebuah pompa mekanik yang berfungsi ganda, yaitu
menghisap udara atmosfer ke dalam paru (inspirasi) dan mengeluarkan udara alveolus dari dalam
tubuh (ekspirasi).
FISIOLOGI PERNAFASAN

Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada pernafasan melalui
paru-paru atau pernafasan eksterna, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut pada waktu
bernafas; oksigen akan masuk melalui trakea dan pipa bronkialke alveoli, dan dapat berhubungan
erat dengan darah di dalam kapiler pulmonalis.
Di dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan metabolisme, menembus
membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli, dan setelah melalui pipa bronkial dan
trakea, dinafaskan keluar melalui hidung dan mulut.
Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner atau pernafasan eksterna :
1. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan
udara luar.
2. Arus darah melalui paru-paru
3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah tepat dapat
mencapai semua bagian tubuh.
4. Difusi gas yang menembusi membrane pemisah alveoli dan kapiler CO2 lebih mudah
berdifusi daripada oksigen
A. Fungsi Sistem Pernapasan

1. Pertukaran gas antara atmosfer dan darah.


2. Regulasi homeostasis pH tubuh.
3. Proteksi dari patogen & iritan yang terhirup.
4. Membantu proses vokalisasi
5. Ekskresi air dan panas tubuh.
6. Membantu meningkatkan aliran balik vena (sebagai pompa).
7. Mengeluarkan, memodifikasi, aktivasi/inaktivasi bahan/materi yang melalui peredaran darah
paru

B. Proses Pernapasan
Respirasi luar (external respiration) → proses pertukaran O 2 & CO 2 antara sel -sel dalam
tubuh dengan lingkungan luar
Respirasi dalam/sel (internal/ cellular respiration) → proses metabolik intrasel yang terjadi di
mitokondria meliputi penggunaan O 2 dan produksi CO 2 selama pengambilan energi dari bahan
nutrient

C. Pengaturan Pusat Pernapasan


Pusat pernapasan di batang otak dipengaruhi oleh rangsang kimia & non -kimia.
1. Rangsang Kimia Kemoreseptor perifer: glomus karotikum & glomus aortikum → peka
terhadap peningkatan PCO2 & penurunan PO2/pH darah Kemoreseptor sentral: di bgn ventral
med. Oblongata dekat pusat respirasi → peka terhadap peningkatan kadar ion H (penurunan pH)
dalam cairan otak
2. Rangsang non -kimia a. Korteks serebri: menahan napas/ hiperventilasi b. Sistem limbik &
hipotalamus: rangsang nyeri & emosi c. Proprioseptor di otot, tendo & sendi: gerakan sendi d.
Baroresptor di sinus karotikus, arkus aorta, & atrium: TD ↑→↓ frek.denyut jantung , ↓ ventilasi,
vasodilatasi e. Suhu: ↑ suhu →↑ ventilasi f. Hormon epinefrin ↑/ rangsang simpatis→↑ventilasi
g. Iritasi mukosa sal pernapasan: refleks bersin, pola napas berubah h. Peregangan jaringan paru:
refleks Hering -Breuer

Anda mungkin juga menyukai