Dosen Pengampu:
DI SUSUN OLEH :
NAMA : RAFDAL
NIM : PO0220222052
Respirasi atau pernapasan merupakan suatu mekanisme pertukaran gas oksigen (O²)
yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dengan karbondioksida (CO²) yang
dihasilkan dari metabolisme.
Tingkat perkembangan menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi sistem
pernapasan individu.
1) Bayi prematur: yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
2) ) Bayi dan toddler: adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.Anak usia
sekolah dan remaja:
3) risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.
4) Dewasa muda dan paruh baya: diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, dan
stres yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
5) Dewasa tua: adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkina
arteriosklerosis elastisitas menurun, dan ekspansi paru menurun.
d. Faktor perilaku
Perilaku keseharian individu dapat mempengaruhi fungsi pernapasan. Status nutrisi,
gaya hidup, kebiasaan olahraga, kondisi emosional dan penggunaan zat-zat tertentu
secara tidak langsung akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.
e. Lingkungan
6. VENTILASI
Ventilasi merupakan pergerakan udara masuk dan kemudian keluar dari paru-paru
(Tarwoto & Wartonah, 2011). Keluar masuknya udara dari atmosfer kedalam paru-paru
terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara yang menyebabkan udarabergerak dari
tekanan yang tinggi ke daerah yang bertekanan lebih rendah. Satu kali pernapasan
adalah satu kali inspirasi dan satu kali ekspirasi. Inspirasi merupakan proses aktif
dalam menghirup udara dan membutuhkan energi yang lebih banyak dibanding dengan
ekspirasi. Waktu yang dibutuhkan untuk satu kali inspirasi ± 1 – 1,5 detik, sedangkan
ekspirasi lebih lama yaitu ± 2 – 3 detik dalam usaha mengeluarkan udara (Atoilah,
2013).
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), ada tiga kekuatan yang berperan dalam
ventilasi, yaitu ; compliance ventilasi dan dinding dada, tegangan permukaan yang
disebabkan oleh cairan
7. DIFUSI
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), difusi adalah proses pertukaran oksigen dan
karbon dioksida dari alveolus ke kapiler pulmonal melalui membrane, dari area dengan
konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi yang rendah. Proses difusi dari alveolus
ke kapiler paru-paru antara oksigen dan karbon dioksida melewati enam rintangan atau
barier, yaitu ; melewati surfaktan, membran alveolus, cairan intraintestinal, membran
kapiler, plasma, dan membran sel darah merah. Oksigen berdifusi masuk dari alveolus
ke darah dan karbon dioksida berdifusi keluar dari darah ke alveolus. Karbon dioksida
di difusi 20 kali lipat lebih cepat dari difusi oksigen, karena CO2 daya larutnya lebih
tinggi.
8. PERFUSI
Perfusi pulmonar adalah aliran darah actual melalui sirkulasi pulmonar. Sirkulasi
pulmonar dianggap system tekanan rendah karena tekanan darah sistolik dalam arteri
pulmonalis adalah 20-30 mmHg dan tekanan diastolic adalah 5-15 mmHg. Perfusi juga
dipengaruhi oleh tekanan alveolar. Kapiler pulmonal tertumpuk diantara perbatasan
alveoli. Jika tekanan alveolar cukup tinggi, kapiler akan tergencet.Keseimbangan dan
Ketidakseimbangan Ventilasi dan Perfusi Ventilasi adalah aliran gas masuk dan keluar
paru-paru, dan perfusi adalah pengisian kapiler pulmonar dengan darah.
Pertukaran darah yang adekuat tergantung pada rasio ventilasi,perfusi yang adekuat.
Perubahan dalam perfusi dapat terjadi karena perubahan tekanan arteri,tekanan
alveolar, dan gaya grafitasi. Perubahan ventilasi dapat terjadi dengan sumbatan jalan
udara, perubahan setempat kompliens paru, dan gaya gravitasi. Ketidakseimbangan
ventilasi perfusi terjadi jika terdapat ketidakcukupan ventilasi atauperfusi, atau
keduanya. Terdapat 4 kemungkinan ketidakseimbangan ventilasi perfusi
a. Normal: ventilasi sesuai dengan ventilasi perfusi. Pada paru-paru sehat, sejumlah
Tertentu darah melewati alveolus dan bertemu dengan gas dengan jumlah yang
sama.
b. Rasio ventilasi-perfusi rendah: gangguan yang mengakibatkan pirau. Ketika
perfusi melebihi ventilasi, terjadi pemirauan. Darah yang melewati alveoli tidak
mengalamipertukaran gas. Ini bisa disebabkan oleh obstruksi jalan udara distal
seperti padapneumonia, atelektatis, tumor, atau plugmukus.
c. Rasio fentilasi perfusi-tinggi: gangguan yang menimbulkan ruang rugi. Ketika
ventilasimelebihi perfusi, terjadi ruang rugi. Alveoli tidak memiliki suplai darah
yang mencukupi untuk memungkinkan terjadinya pertukatran gas. Hal ini
disebabkan emboli pulmonal,infark pulmonal, dan syok kardiogenik.
d. Unit silent: tidak terdapatnya ventilasi dan perfusi yang terbatas, terjadi unit
silent.Kondisi ini tampak pada pneumotoraks dan ARDS berat.