Anda di halaman 1dari 11

A.

Pengertian Common Cold

Common cold atau batuk pilek adalah infeksi primer nasofaring dan hidung

yang sering mengenai bayi dan anak. Penyakit ini bisa juga mengenai orang

dewasa tetapi berbeda karakteristiknya. Pada bayi dan anak penyakit ini

cenderung berlangsung lebih berat karena infeksi mencakup daerah sinus

paranasal, telinga tengah dan nasofaring disertai demam yang tinggi, sedangkan

pada orang dewasa hanya terbatas dan tidak menimbulkan demam tinggi

(Djojodibroto, 2007:198).

Common cold atau batuk pilek adalah infeksi primer nasofaring yang sering

di jumpai pada bayi dan anak (Djojodibroto, 2007:198).

Pada Bayi, Balita dan Anak, infeksi saluran nafas yaitu common cold sangat

berbahaya karena dapat menggangu makan dan kadang-kadang menyebabkan

infeksi saluran nafas bawah yang lebih akut apabila tidak ada perhatian khusus

dari orang tua maupun peran perawat di masyarakat serta menentukan apakah

diperlukan intervensi medis (Soemantri, 2007:41).

B. Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan

Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan
paru- paru beserta pembungkusnya ( pleura) dan rongga dada yang
melindunginya. Didalamrongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga
dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma.

1. Hidung = Naso = Nasal


Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua
lubang( cavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung ( septum nasi).
Didalam terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu
dan kotoran-kotoran yang masuk kedalam lubang hidung.
a. Bagian luar dinding terdiri dari kulit
b. Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.
c. Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat yang
dinamakan karang hidung (konka nasalis), yang berjumlah 3 buah:
 konka nasalis inferior ( karang hidup bagian bawah)
 konka nasalis media(karang hidung bagian tengah)
 konka nasalis superior(karang hidung bagian atas).

Diantara konka-konka ini terdapat 3 buah lekukan meatus yaitu meatus


superior (lekukan bagian atas), meatus medialis(lekukan bagian tengah dan
meatus inferior (lekukan bagian bawah). Meatus-meatus inilah yang
dilewati oleh udara pernafasan, sebelah dalam terdapat lubang yang
berhubungan dengan tekak, lubang ini disebut koana.

Dasar dari rongga hidung dibentuk oleh tulang rahang atas, keatas rongga
hidung berhubungan dengan beberapa rongga yang disebut sinus
paranasalis, yaitu sinus maksilaris pada rongga rahang atas, sinus frontalis
pada rongga tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji dan
sinus etmodialis pada rongga tulang tapis.

Pada sinus etmodialis, keluar ujung-ujung saraf penciuman yang menuju


ke konka nasalis. Pada konka nasalis terdapat sel-sel penciuman, sel
tersebut terutama terdapat di bagianb atas. Pada hidung di bagian mukosa
terdapat serabut-serabut syaraf atau respektor dari saraf penciuman disebut
nervus olfaktorius.

Disebelah belakang konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari langit-
langit terdapat satu lubang pembuluh yang menghubungkan rongga tekak
dengan rongga pendengaran tengah, saluran ini disebut tuba auditiva
eustaki, yang menghubungkan telinga tengah dengan faring dan laring.
Hidung juga berhubungan dengan saluran air mata disebut tuba lakminaris.

Fungsi hidung, terdiri dari :

a. bekerja sebagai saluran udara pernafasan


b. sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu
hidung
c. dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa
d. membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara
pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa)
atau hidung.
2. Tekak=Faring
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan
makanan. Terdapat dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung
dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan
organ-organ lain keatas berhubungan dengan rongga hidung, dengan
perantaraan lubang yang bernama koana. Ke depan berhubungan dengan
rongga mulut, tempat hubungan ini bernama istmus fausium. Ke bawah
terdapat dua lubang, ke depan lubang laring, ke belakang lubang esofagus.
Dibawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga dibeberapa tempat
terdapat folikel getah bening. Perkumpulan getah bening ini dinamakan
adenoid. Disebelahnya terdapat 2 buah tonsilkiri dan kanan dari tekak. Di
sebelah belakang terdapat epiglotis( empang tenggorok) yang berfungsi
menutup laring pada waktu menelan makanan.

Rongga tekak dibagi dalam 3 bagian:

a. bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana yang disebut
nasofaring.
b. Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut
orofaring
c. Bagian bawah sekali dinamakan laringgofaring.
3. Pangkal Tenggorokan(Laring)
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan
suara terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis
dan masuk ke dalam trakea dibawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat
ditutup oleh sebuah empang tenggorok yang disebut epiglotis, yang terdiri
dari tulang-tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan
makanan menutupi laring.

Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain:

a. Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun sangat jelas terlihat pada pria.
b. Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker
c. Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin
d. Kartilago epiglotis (1 buah).

Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian epiglotis
yang dilapisi oleh sel epiteliumnberlapis. Proses pembentukan suara
merupakan hasil kerjasama antara rongga mulut, rongga hidung, laring,
lidah dan bibir. Perbedaan suara seseorang tergsantung pada tebal dan
panjangnya pita suara. Pita suara pria jauh lebih tebal daripada pita suara
wanita.

4. Batang Tenggorokan ( Trakea)


Merupakan lanjutan dari laring yang terbentuk oleh 16-20 cincin yang
terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda. Sebelah
dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel
bersilia,hanya bergerak kearah luar.
Panjang trakea 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang
dilapisi oleh otot polos. Sel-sel bersilia gunanya untuk mengeluarkan
benda-benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara pernafasan.
Yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina.
5. Cabang Tenggorokan ( Bronkus)
Bronkus terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri, bronkus lobaris kanan ( 3
lobus) dan bronkus lobaris kiri ( 2 bronkus).bronkus lobaris kanan terbagi
menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9
bronkus segmental. Bronkus segmentalisini kemudian terbagi lagi menjadi
bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki:
arteri, limfatik dan saraf.
a. Bronkiolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus. Bronkiolus
mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang
membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan
nafas.
b. Bronkiolus terminalis
Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus
terminalis( yang mempunyai kelenjar lendir dan silia)
c. Bronkiolus respiratori
Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respirstori.
Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara lain
jalan nafas konduksi dan jalan udara pertukaran gas.
d. Duktus alveolar dan sakus alveolar
Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar
dan sakus alveolar. Dan kemudian menjadi alvioli.
6. Alveoli
Merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida. Terdapat
sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70
m2.

Terdiri atas 3 tipe:

a. Sel-sel alveolar tipe I : sel epitel yang membentuk dinding alveoli


b. Sel-sel alveolar tipe II: sel yang aktif secara metabolik dan
nensekresikan surfaktan ( suatu fosfolifid yang melapisi permukaan
dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)ahanan
c. Sel-sel alveolar tipe III: makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis
dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan.
7. Paru – paru
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut. Terletak dalam rongga
dada atau toraks. Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang
berisi jantung dan beberapa pembuluh dareah besar. Setiap paru
mempunyai apeks dan basis, paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3
lobus dan fisura interlobaris. Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2
lobus. Lobus-lobus tersebut terbagi menjadi beberapa segmen sesuai
dengan segmen bronkusnya.
8. Pleura
Merupakan lapisan tipisyang mengandung kolagen dan jaringan elastis.
Terbagi menjadi 2:
a. Pleura perietalis yaitu yang melapisi rongga dada
b. Pleura viseralis yaitu yang menyelubungi setiap paru-paru.

Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang
berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama
pernafsan. Juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru.
Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini
untuk mencegah kolap paru-paru.

C. Etiologi

Menurut (Soemantri, 2007:41) Commond cold merupakan rhinitis akut yang

disebabkan oleh virus “selesma”. Rhinitis berarti “iritasi hidung” dan adalah

derivative dari rhino, berarti “hidung”. Selaput lendir pada hidung yang terkena

iritasi atau radang akan memproduksi lebih banyak lendir dan mengembang,

sehingga hidung menjadi tersumbat dan pernafasan jadi sulit.

Rhinovirus (RV) menjadi penyebab utama dari terjadinya kasus-kasus flu

(common cold) dengan presentase 30-40%. Rhinovirus merupakan subgrup

family yang paling besar, terdiri dari 89 serotipe yang telah di identifikasi dengan

reaksi netralisasi memakai antiserum spesifik. Rhinovirus berasal dari bahasa

yunani rhin yang artinya adalah hidung. Rhinovirus merupakan organisme

mikroskopis yang menyerang sel-sel mukus pada hidung, merusak fungsi normal

mereka serta memperbanyak diri di sana. Virus tersebut dapat bermutasi dan

hingga saat ini ada sekitar 250 strain atau jenis rhinovirus. Selain virus, batuk dan
pilek dan demam juga di sebabkan oleh bakteri. Keadaan bayi yang demikian

biasa disertai panas. Gejala yang lebih berat lagi tenggorokan berwarna merah.

Pengobatannya cukup dengan memberikan antibioitik. Biasanya batuk dan pilek

pada bayi terjadi selama lima 5 hari.

Sedangkan menurut (Sudoyono,dkk, 2006:1707) belum diketahui apa yang

menyebabkan seseorang lebih mudah tertular pilek. Berbagai virus yang

menyebabkan terjadinya common cold antara lain :

1.  Rhinovirus

2.  Virus influenza A, B, C

3.  Virus Parainfluenza

4.  Virus Sinsisial pernafasan

D. Faktor Predisposisi

(Sudoyono, dkk, 2006:1707) menyebutkan bahwa kelelahan, gizi buruk,

anemia, dan kedinginan sebagai faktor predisposisi common cold. Walaupun umur

bukan factor yang menentukan daya rentan, namun infeksi sekunder purulen lebih

banyak dijumpai pada anak kecil. Penyakit ini sering diderita pada waktu

pergantian musim.

E. Manifestasi Klinis

Menurut (Sudoyono,dkk, 2009:235) gejala mulai timbul dalam waktu 1-3

hari setelah terinfeksi. Biasanya gejala awal berupa :

1. Rasa tidak enak di hidung

2. Rasa tidak enak di tenggorokan

3. Bersin-bersin

4. Tenggorokan gatal
5. Hidung meler

6. Batuk

7. Suara serak

8. Cemas

9. Sakit kepala

10. Demam (biasanya ringan)

11. Sesak nafas

Menurut (Sudoyono,dkk, 2009:235) pada common cold biasanya tidak

timbul demam, tetapi demam yang ringan bisa muncul pada saat terjadinya gejala.

Hidung mengeluarkan cairan yang encer dan jernih dan pada hari-hari pertama

jumlahnya sangat banyak sehingga mengganggu penderita.

Selanjutnya sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau dan

jumlahnya tidak terlalu banyak.Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-

10 hari, meskipun batuk dengan atau tanpa dahak seringkali berlangsung sampai

minggu kedua.
F. Patway

G. Pemeriksaan Penunjang

Melalui pemeriksaan darah, dilakukan apabila gejala sudah berlangsung

selama lebih 10 hari atau dengan demam > 37,8°C.  Pemeriksaan darah ini

dilakukan untuk melihat leukositis (Sudoyono,dkk, 2009:248)

H. Penatalaksanaan Medis

Adapun penatalaksanaan medis common cold menurut (Sudoyono,dkk,

2009:250) antara lain sebagai berikut :


1. Usahakan untuk beristirahat dan selalu dalam keadaan hangat dan nyaman,

serta diusakahan agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain.

2. Jika terdapat demam, maka penderita harus menjalani tirah baring di rumah, di

kompres air hangat, dan konsultasi ke Puskesmas terdekat.

3. Minum banyak cairan guna membantu mengencerkan sekret hidung sehingga

lebih mudah untuk dikeluarkan/dibuang.

4. Untuk meringankan nyeri atau demam dapat diberikan asetaminofen atau

ibuprofen.

5. Pada penderita dengan riwayat alergi, dapat diberikan antihistamin.

Menghirup uap atau kabut dari suatu vaporizer bisa membantu mengencerkan

sekret dan mengurangi sesak di dada.

6. Mencuci rongga hidung dengan larutan garam isotonik bisa membantu

mengeluarkan sekret yang kental.

7. Batuk merupakan satu-satunya cara untuk membuang sekret dan debris dari

saluran pernafasan. Oleh karena itu sebaiknya batuk tidak perlu diobati,

kecuali jika sangat mengganggu dan menyebabkan penderita susah tidur. Jika

batukn ya hebat, bisa diberikan obat anti batuk.

8. Antibiotik tidak efektif untuk mengobati common cold, antibiotik hanya

diberikan jika terjadi suatu infeksi bakteri.

I. Komplikasi

Menurut (Sudoyono,dkk, 2009:252) common cold disebabkan infeksi virus.

Antibiotic tidak bermanfaat dalam pengobatan common cold. Antibiotik hanya

berfungsi pada infeksi bakteri. efektif mempercepat penyembuhan. Pemberian

obat batuk pilek pada bayi justru mempunyai resiko timbulnya efek samping obat.
Common cold dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak memerlukan

pengobatan khusus,yang lensibih penting di perlukan anak dan bayi adalah

pemberian cairan atau imun lebih banyak dan pemantauan kondisi emergensi.

Komplikasi bisa memperpanjang terjadinya gejala :

1. Infeksi saluran udara (trakea) disertai sesak di dada dan rasa terbakar.

2. Gangguan pernafasan yang lebih berat terjadi pada penderita bronkitis atau

asma yang menetap.

3. Infeksi bakteri pada telinga, sinus atau saluran udara (infeksi trakeobronkial).

4. Otitis media (infeksi telinga). Sekitar 5-15% anak yang terkena common cold

terjadi infeksi pada telinga bagian tengah. Penyebabnya adalah adanya saluran

yang menghubungkan antara tenggorokan dan rongga telinga.

Komplikasi tersebut lebih sering terjadi pada anak atau bayi dengan factor

resiko tertentu :

1. Anak berusia kurang dari 2 tahun, karena daya tahan tubuh rendah.

2. Anak menderita penyakit immunodefisiensi.

Anda mungkin juga menyukai