Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI

TES SISTEM RESPIRASI

Dosen Pengampu :

Lukito Mindi Cahyo,SKG., MPH

Disusun Oleh:

1. Anisa Lutfiana (A03227191)

2. Tineke Puteri Chantika Br.sitepu (A03227217)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI ALIH JENJANG

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2022
TES SISTEM RESPIRASI

I. Tujuan Praktikum
Mengetahui sistem respirasi secara umum dan kapasitas paru.
II. Dasar Teori
Sistem pernafasan ( respirasi) pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau
saluran nafas dan paru-paru beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada
yang melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya.
Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma. Respirasi adalah
pertukaran gas, berupa oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel
dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut yang
dikeluarkan dari tubuh melalui paru. Saluran nafas yang dilalui udara adalah
hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya
terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa dapat menyaring, melembabkan dan
menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga suatu sistem
pertahanan yang memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk dapat
dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin.

A. Saluran Nafas

Saluran Nafas Bagian Atas Terdiri Dari :

a. Hidung

Hidung memiliki bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian
internal berupa rongga hidung sebagai alat penyalur udara. Hidung bagian luar
tertutup oleh kulit dan disupport oleh sepasang tulang hidung.
Rongga hidung terdiri atas :

 Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi


 Dalam rongga hidung terdapat rambut yang berperan sebagai penapis udara
 Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar
karena strukturnya yang berlapis Sel silia yang berperan untuk
mlemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk membersihkan
jalan napas
Fungsi hidung, antara lain :
a) Dalam hal pernafasan, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan
menjalani tiga proses yaitu:
1. Penyaringan dilakukan oleh membran mukosa pada rongga hidung yang sangat
kaya akan pembuluh darah dan glandula serosa yang mensekresikan mukus cair
untuk membersihkan udara sebelum masuk ke Oropharynx
2. Penghangatan dilakukan oleh jaringan pembuluh darah yang sangat kaya pada
ephitel nasal dan menutupi area yang sangat luas dari rongga hidung.
3. Pelembaban dilakukan oleh concha, yaitu suatu area penonjolan tulang yang
dilapisi oleh mukosa. b) Epithellium olfactory pada bagian meial rongga hidung
memiliki fungsi dalam penerimaan sensasi bau. c) Rongga hidung juga
berhubungan dengan pembentukkan suara-suara fenotik dimana ia berfungsi
sebagai ruang resonansi.
b. Faring
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan
percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan dan pencernaan;
 Nasofaring terletak diatas palatum lunak
 Orofaring; bagian faring yg tampak jika lidah ditekan; yg menerima udara dari
nasofaring dan makanan dari rongga mulut
 Laringofaring : bagian inferior dari faring yang berfungsi untuk respirasi dan
digesti Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat
terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan
menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.
c. Laring
Laring tersusun atas 9 Cartilago ( 6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar ).
Terbesar adalah Cartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian
depannya mengalami penonjolan membentuk “adam’s apple”, dan di dalam
cartilago ini ada pita suara. Sedikit di bawah cartilago thyroid terdapat
cartilago cricoid. Laring menghubungkan Laringopharynx dengan trachea,
terletak pada garis tengah anterior dari leher pada vertebrata cervical 4-6.
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi.
Laring juga melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan
memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri
atas:
a. Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
b. Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
c. Kartilago Thyroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini
membentuk jakun ( Adam’s Apple )
d. Kartilago Krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring
(terletak di bawah kartilago thyroid )
e. Kartilago Aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago
thyroid
f. Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi
suara; pita suara melekat pada lumen laring.
Ada 2 fungsi lebih penting selain sebagai produksi suara, yaitu :
a. Laring sebagai katup, menutup selama menelan untuk mencegah
aspirasi cairan atau benda padat masuk ke dalam tracheobroncial
b. Laring sebagai katup selama batuk

Saluran Nafas Bagian Bawah Terdiri Dari :

a. Trakhea
Merupakan pipa silider dengan panjang ± 11 cm, berbentuk ¾ cincin
tulang rawan seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan oleh membran
fibroelastic menempel pada dinding depan esofagus. Trachea adalah tabung
fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm Trachea berjalan
dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan dibelakang
manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan
corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di
tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi).
b. Bronkhi
Merupakan percabangan trakhea kanan dan kiri. Bronchus kanan
bercabang menjadi : lobus superior, medius, inferior. Brochus kiri terdiri dari :
lobus superior dan inferior. Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada
ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa
dengan trachea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan
ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru. Bronckus kanan lebih pendek, lebih
lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri, serta sedikit lebih tinggi darlpada arteri
pulmonalis dan 5 mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri,
disebut bronckus lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari
yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi
beberapa cabang yang berjalan kelobus atas dan bawah. Cabang utama bronchus
kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan kernudian menjadi
lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang
ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu
saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara).
Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm. Bronkhiolus
tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos
sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai
tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi
utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.
Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan
respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada
dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus
alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut
lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali
percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan
oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.
c. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping
dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang
berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang
terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus.
Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian
dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura
visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan
tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis). Antara selaput luar dan selaput
dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-
paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi.
Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain. 6 Paru-
paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah.
Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam
yang sangat lebar untuk pertukaran gas. Di dalam paru-paru, bronkiolus
bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1 mm, dindingnya makin menipis jika
dibanding dengan bronkus.Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi
rongganya masih mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium
berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal kemungkinan tidak bersilia.
Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus). Alveolus terdapat pada
ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka.

B. Mekanisme Pernafasan
Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan
usaha keras pernafasan yang tergantung pada:
1. Tekanan intar-pleural
Dinding dada merupakan suatu kompartemen tertutup melingkupi paru. Dalam
keadaan normal paru seakan melekat pada dinding dada, hal ini disebabkan karena
ada perbedaan tekanan atau selisih tekanan atmosfir ( 760 mmHg) dan tekanan
intra pleural (755 mmHg). Sewaktu inspirasi diafrgama berkontraksi, volume
rongga dada meningkat, tekanan intar pleural dan intar alveolar turun dibawah
tekanan atmosfir sehingga udara masuk Sedangkan waktu ekspirasi volum rongga
dada mengecil mengakibatkan tekanan intra pleural dan tekanan intra alveolar
meningkat diatas atmosfir sehingga udara mengalir keluar.
2. Compliance
Hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran dikenal
sebagai compliance. Ada dua bentuk compliance:
1) Static compliance, perubahan volum paru persatuan perubahan tekanan saluran
nafas ( airway pressure) sewaktu paru tidak bergerak. Pada orang dewasa muda
normal : 100 ml/cm H2O
2) Effective Compliance : (tidal volume/peak pressure) selama fase pernafasan.
Normal: ±50 ml/cm H2O Compliance dapat menurun karena:
a) Pulmonary stiffes : atelektasis, pneumonia, edema paru, fibrosis paru
b) Space occupying process: effuse pleura, pneumothorak 7
c) Chestwall undistensibility: kifoskoliosis, obesitas, distensi abdomen
Penurunan compliance akan mengakibatkan meningkatnya usaha / kerja nafas.
3. Airway resistance (tahanan saluran nafas) Rasio dari perubahan tekanan jalan nafas

C. Sirkulasi Paru
Mengatur aliran darah vena – vena dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis
dan mengalirkan darah yang bersifat arterial melaului vena pulmonalis kembali ke
ventrikel kiri
a. Pulmonary blood flow total = 5 liter/menit Ventilasi alveolar = 4 liter/menit
Sehingga ratio ventilasi dengan aliran darah dalam keadaan normal = 4/5 = 0,8
b. Tekanan arteri pulmonal = 25/10 mmHg dengan rata-rata = 15 mmHg. Tekanan
vena pulmolais = 5 mmHg, mean capilary pressure = 7 mmHg Sehingga pada
keadaan normal terdapat perbedaan 10 mmHg untuk mengalirkan darah dari arteri
pulmonalis ke vena pulmonalis
c. Adanya mean capilary pressure mengakibatkan garam dan air mengalir dari
rongga kapiler ke rongga interstitial, sedangkan osmotic colloid pressure akan
menarik garam dan air dari rongga interstitial kearah rongga kapiler. Kondisi ini
dalam keadaan normal selalu seimbang. Peningkatan tekanan kapiler atau
penurunan koloid akan menyebabkan peningkatan akumulasi air dan garam dalam
rongga interstitial 8
Volume dan Kapasitas Paru

Volume Paru dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:


 Volume tidal, adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi
setiap kali bernapas normal. Besarnya kira-kira 500 mL.
 Volume cadangan inspirasi, adalah volume udara ekstra yang dapat
diinspirasi setelah dan di atas volume tidal normal bila dilakukan
inspirasi kuat. Besarnya kira-kira 3.000 mL.
 Volume cadangan ekspirasi, adalah volume udara ekstra maksimal
yang dapat diekspirasi melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi
tidal normal. Besarnya kira-kira 1.100 mL.
 Volume residu, adalah volume udara yang masih tetap berada dalam
paru setelah ekspirasi paling kuat. Besarnya kira-kira 1.200 mL.
Kapasitas Paru adalah kombinasi dari dua atau lebih volume paru. Kapasitas
paru dibagi menjadi 4, yaitu:
 Kapasitas inspirasi, merupakan jumlah udara yang dapat dihirup oleh
seseorang, dimulai pada tingkat inspirasi normal dan pengembangan
paru hingga jumlah maksimum.
Kapasitas inspirasi = volume tidal + volume cadangan inspirasi
= 500 + 3.000
= 3.500 mL

 Kapasitas residu fungsional, merupakan jumlah udara yang tersisa


dalam paru pada akhir ekspirasi normal.
KRF = volume cadangan ekspirasi + volume residu
= 1.100 + 1.200 = 2.300 mL

 Kapasitas vital, merupakan jumlah udara maksimum yang dapat


dikeluarkan seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru
secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-
banyaknya.
Kv = volume cadangan inspirasi + volume tidal +
volume cadangan ekspirasi
= 3.000 + 500 + 1.100 = 4.600 mL
 Kapasitas paru total, merupakan volume maksimum yang dapat
mengembangkan paru sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat
mungkin.
Kapasitas paru total = kapasitas vital + volume residu
= 4.600 + 1.200
= 5.800 mL

III. Alat dan Bahan


a. Alat
Tissu, Spirometer
b. Bahan
Alkohol 70%, aquades

IV. Cara Kerja


Mengukur volume pernapasan

Persiapan: pipa tiup dicuci dengan alkohol 70% setiap akan dipakai; pipa tiup
dipasang pada spirometer; skala diatur menunjukkan angka 0 (nol) sebelum spirometer
digunakan; udara pernapasan ditiup melalui mulut.
V. Hasil

Volume Biru Kuning Hijau Total

Volume 600 - - 600


Tidal(VT)

Kapasitas 600 450 - 1050


Inspirasi(KI)

Volume 1050-600 450


Cadangan
Inspirasi(VCI)

Kapasitas 600 900 - 1500


Ekspirasi(KE)

Volume 1500-600 900


Cadangan
Ekspirasi(VCE)

Kapasitas 1050+900 1950


Vital(KV)

Kapasitas 1950+1200 3150


Total(KT)
VI. Pembahasan

Pernafasan merupakan proses penghirupan udara guna mendapatkan oksigen (O2) dan
mengeluarkan karbondioksida (CO2). Sebenarnya, pernafasan yang kita lakukan adalah untuk
membakar zat zat makanan yang kita makan. Selain itu, oksigen yang kita hirup juga dibutuhkan
untuk respirasi sel di dalam tubuh. Banyaknya oksigen yang masuk bergantung pada besarnya
volume paru paru kita. Volume paru paru yang kecil otomatis kapasitasnya untuk menampung
udara juga sedikit. Begitupun sebaliknya. Volume paru paru yang besar uga otomatis dapat
menampung udara lebih besar. Sistem respirasi terdiri atas organ-organ yang berfungsi dalam
aktivitas metabolisme khusunya produksi atau perubahan dari energi kimia yang terkait dalam
materi organik menjadi ATP. Sistem respirasi manusia dapat berlangsung berkat keberadaan alat-
alat pernafasan. Alat pernafasan manusia terdiri dari rongga hidung, faring,trakea, bronkus, dan
paru-paru.
Pada perlakuan pertama adalah pelaku menghirup udara dengan inspirasi normal,
kemudian pelaku menghembuskan udara secara normal. Angka pada spirometer saat itu
menunjukkan 600 ml pada ulangan pertama ini merupakan volume tidal, . Nilai volume
tidal tersebut kurang sesuai dengan volume tidal menurut Soewolo, dkk. (1999) yang
menyebutkan bahwa selama proses bernafas normal, kira-kira 500 ml udara bergerak ke
saluran napas dalam setiap inspirasi dan jumlah yang sama bergerak keluar dalam setiap
ekspirasi, dan jumlah tersebut disebut volume tidal.Nilai volume tidal bergantung pada
rongga dada tersebut. Karena gas selalu mengalir dalam gradien tekanannya, perubahan
tekanan menghasilkan gas mengalir kedalam atau keluar paru untuk menyamakan tekanan
itu sendiri.Tekanan normalnya adalah tekanan intrapulmonal dan tekanan intra pleura. Ada
juga faktor dari ektrapulmonal seperti posisi.
Pada pengamatan kedua, ini merupakan kapasitas inspirasi diperoleh hasil 600 ml
dan 450 ml. Hasil dari kapasitas inspirasi dikurangi dengan volume tidal merupakan
volume cadangan inspirasi. Volume cadangan inspirasi merupakan jumlah maksimum
yang bisa ditarik di atas dan lebih dari inspirasi normal. Nilai normal volume cadangan
inspirasi yaitu sekitar 3000 ml. Dari hasil yang diperoleh 1050 ml masih menunjukkan
normal karna masih berada dalam range keadaan normal.
Pada pengamatan ketiga pelaku ekspirasi normal, volume udara ekstra maksimal yang
dapat diekspirasi melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidal normal. Menurut Basoeki
(2000) menyatakan bahwa langkah tersebut digunakan untuk mengetahui volume
cadangan ekspirasi. Berdasarkan pengamatan pada ulangan pertama,bola spirometer
menunjukkan bola 600 dan 900 cc terangkat ini merupakan kapasitasi ekspirasi. Hasil dari
kapasitasi ekspirasi dikurangi volume tidal didapatkan 1500 cc. Menurut Soewolo, dkk.
(1999) volume cadangan ekspirasi adalah sebesar 1500 ml. Dari analisis yang diperoleh
bahwa angkatermasuk masih dalam kisaran normal volume cadangan ekspirasi, yaitu 1500
cc. Sehingga dapat dikatakan bahwa volume cadangan ekspirasi pelaku adalah masih
berada di batas normal.
Pengamatan keempat yaitu probandus bernafas dalam-dalam kemudian
menghembuskan udara sebanyak mungkin untuk mengetahui kapasitas vital probandus.
Berdasakan pengamatan kapasitas vital dalah 1950cc. Hal ini sesuai dengan pernyataan
menurut Soewolo, dkk. (2003) yang menyatakan bahwa kapasitas vital yang merupakan
sejumlah volume cadangan inspiratori dengan volume tidal dan volume cadangan ekspirasi
adalah sebesar 4800 ml. Dari pembahasan ini terlihat bahwa kapasitas vital probandus berada
pada kisaran normal.
Pada pengamatan terakhir probandus melakukan volume maksimum yang dapat
mengembangkan paru sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin ini diketahui cara mencari
kapasitas paru total yaitu jumlah dari kapasitas vital ditambah volume residu.Nilai normal yaitu 6000
ml. Dari hasil pengamatan didapatkan 3150. Maka dapat disimpulkan hasil yang diperoleh kapasitas
total paru probandus berada dalam kisaran normal.
Kapasitas paru paru seseorang dalam menampung udara saat bernafasberbeda beda.
Perbedaan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya; usia, jenis kelamin, berat badan,
tinggi badan dan aktifitas yang dilakukan.
Faktor utama yang menyebabkan adanya perbedaan kapasitas vital paru-paru pada manusia
adalah usia seseorang. Apabila pada anak kecil yang masih berusia 4 tahun, kapasitas vital paru-
paru akan lebih kecil dibandingkan dengan orang dewasa. Kenapa bisa demikian, karena pada
saat anak berusia 4 tahun, berat badan, tinggi badan, serta lingkar dadanya masih kecil, sehingga
oksigen yang diperlukan oleh tubuh juga belum begitu banyak. Yang mengakibatkan kapasitas
udara atau kapasitas vital paru-paru juga masih terlalu kecil.
Usia seseorang berpengaruh pada kapasitas paru parunya. Seseorang yang berusia dewasa
cenderung memiliki paru paru yang lebih besar dibandingkan anak anak. Akan tetapi perbedaan
yang tampak antara pria dewasa dengan anak anak adalah frekuensi pernafasannya. Frekuensi
pernafasan pada anak anak lebih besar dibandingkan pria dewasa. Selain dengan anak anak,
perbedaannya juga terlihat antara orang tua dengan priadewasa. Pada orang tua, paru parunya
sudah mengerut dan tidak elastis lagi. Hal ini dikarenakan organ organnya sudah mengalami
penuaan. Walaupun volume paru paru dan usia antara seorang wanita dan pria sama, tetapi antara
keduanya terdapat perbedaan. Perbedaan yang menonjol adalah frekuensi pernafasan. Pada
umumnya, kita bernafas 15 –18 kali setiap menitnya. Tetapi wanita memiliki frekuensi pernafasan
yang lebih besar daripada laki laki.
Jenis kelamin mempengaruhi kapasitas vital paru paru. Pria cenderung memiliki paru paru
yang lebih besar dibandingkan wanita. Ini disebabkan karena pada pria tidak memiliki organ
tambahan seperti perbesaran dari kelenjar susu. Perbesaran kelenjar susu pada wanita
mengakibatkan ruang untuk paru paru mengembang menjadi sempit. Jadi volume vital paru paru
pada wanita cenderung lebih kecil. Akan tetapi frekuensi pernafasan pada wanita lebih cepat
dibandingkan pada pria. Hal ini merupakan pengganti yang diberikan Tuhan kepada wanita untuk
memenuhi kebutuhan oksigen yang hampir sama dengan pria.
Selain itu, berat badan juga mempengaruhi volume vital paru paru seorang manusia. Berat
badan yang kurang proposional mempengaruhi banyak sedikitnya konsumsi oksigen. Berat badan
yang berlebih akan memaksa paru paru bekerja ekstra. Hal ini dikarenakan proses pembakaran zat
zat makanan di dalam tubuh untuk menghasilkan energi membutuhkan oksigen yang lebih.
Sedangkan orang yang kelebihan berat badan biasanya malas untuk berolahraga. Permasalahan
inilah yang menyebabkan volume paru paru seseorang menjadi tidak sesuai seperti seharusnya.
Hal ini terjadi karena kemalasan orang tersebut untuk berolahraga mengakibatkan keelastisitasan
paru paru menjadi berkurang. Sehingga saat dilakukan pernafasan secara maksimal hanya sedikit
volume vital paru parunya.
Aktifitas atau kegiatan yang kita lakukan mempengaruhi besarnya volume paru paru kita.
Pada dasarnya paru paru dapat mengembang melebihi ukuran normalnya. Hal ini dapat terjadi jika
kebutuhan oksigen tubuh meningkat. Peningkatan kebutuhan oksigen dalam tubuh dapat terjadi
dengan kita melakukan suatu kegiatan atau aktifitas, misalnya berlari atau bermain basket. Ketika
kita bermain basket ataupun berlari, proses pembakaran dalam tubuh berjalan semakin cepat untuk
menghasilkan energi yang kita butuhkan. Selain itu, kebutuhan oksigen untuk respirasi sel juga
semakin banyak. Sehingga paru paru akan mengembang untuk menampung lebih banyak udara
yang masuk. Pengembangan ini terjadi hanya pada saat kita melakukan aktifitas saja. Setelah
tenang, maka paru paru akan kembali ke keadaan semula.
Semakin banyak aktivitas seseorang, maka kapasitas pernafasan juga akan semakin
meningkat. Semakin bertambahnya usia seseorang, pasti akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan yaitu penambahan jumlah sel, ukuran, dan volume tubuh. Dengan
bertambahnya usia seseorang, secara otomatis berat badan dan tinggi badan akan bertambah pula.
Bertambahnya berat badan dan tinggi badan pasti jumlah selnya juga kan berbeda. Dengan naiknya
jumlah sel tersebut, secara otomatis jumlah oksigen yang diperlukan juga akan meningkat sehingga
produksi oksigen dalam paru-paru juga akan bertambah. Pertambahan udara suplementer itulah
yang mengakibatkan pernapasan antar individu berbeda

VII. Kesimpulan

1. Bahwa volume vital pada probandus diperoleh hasil 1950 ml. Kapasitas vital
paru paru manusia merupakan volume udara maksimal yang dapat
dihembuskan oleh paru paru setelah melakukan inspirasi maksimal, besarnya
kurang lebih 3500 cc. Besarnya kapasitas vital paru paru merupakan
penjumlahan dari volume udara tidal,cadangan inspirasi dan cadangan
ekspirasi. Maka hasil masih menunjukkan nilai normal.
2. Sedangkan kapasitas total adalah 3150 ml. kapasitas total merupakan
kapasitas udara yang dapat ditampung paru paru, besarnya kurang lebih 4500
cc. Besarnya kapasitas total paru paru merupakan penjumlahan antara
kapasitas vital paru paru dan udara residu. Dari hasil yang didapatkan masih
menujukkan nilai normal.
3. Kapasitas vital paru paru pada manusia dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia,
berat badan, tinggi badan dan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Basoeki, Soedjono,dkk. 2000. Petunjuk Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia.


Malang: IMSTEP JICA.
Basoeki, Soedjono,dkk. 2003. Petunjuk Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia.
Malang: IMSTEP JICA.
Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember
LAMPIRAN

Alat Spirometer

Anda mungkin juga menyukai