Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

Dosen Pengampu :

Lukito Mindi Cahyo,SKG., MPH

Disusun Oleh:

1. Anisa Lutfiana (A03227191)

2. Tineke Puteri Chantika Br.sitepu (A03227217)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI ALIH JENJANG

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2023
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

I. Tujuan Percobaan

1. Mengukur tekanan darah arteri brachialis melalui auskultasi dan palpasi.


2. Mempelajari beberapa factor yang dapat mempengaruhi tekanan darah secara fisiologis

II. Dasar Teori


Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi. Peningkatan atau
penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatsis di dalam tubuh. Tekanan darah selalu
diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena
sehingga terbentuklah suatu aliran darah yang menetap. Jika sirkulasi darah menjadi tidak
memadai lagi, maka terjadilah gangguan pada sistem transportasi oksigen, karbondioksida, dan
hasil. hasil metabolisme lainnya. Di lain pihak fungsi organ-organ tubuh akan mengalami
gangguan seperti gangguan pada proses pembentukan air seni di dalam ginjal ataupun
pembentukan cairan cerebrospinalis dan lainnya. Terdapat dua macam kelainan tekanan darah,
antara lain yang dikenal sebagai hipertensi atau tekanan darah tinggi dan hipotensi atau tekanan
darah rendah.
World Health Organization/International Asociety of Hypertension menjelaskan bahwa
Tekanan Darah harus diukur secara rutin pada posisi duduk, berbaring atau berdiri dengan syarat
lengan sejajar dengan jantung. Hasilnya menunjukan bahwa pengukuran tekanan darah yang
diukur dalam posisi duduk atau berbaring menmberikan hasil yang sepadan. Namun pengukuran
pada lengan atas kanan dibanding lengan atas kiri belum ada dilakukan penelitiannya (Khorsid et
al, 2007).
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah
ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.Tekanan darah dibuat
dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti contoh berikut; 120 /80 mmHg. Nomor
atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut
tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara
pemompaan, dan disebut tekanan diastole.Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah
adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas dinding
pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup tinggi untuk menghasilkan daya
dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu tinggi yang dapat menimbulkan beban kerja
tambahan bagi jantung. Tekanan sistol adalah tekanan puncak yang ditimbulkan di arteri sewaktu
darah dipompa kedalam pembuluh tersebut selama kontraksi ventrikel. Sedangkan tekanan diastol
adalah tekanan terendah yang terjadi di arteri sewaktu darah mengalir keluar pembuluh. pembuluh
hilir tersebut sewaktu relaksasi ventrikel. Tekanan arteri ini akan berubah tergantung pada volume
darah dalam pembuluh dan daya regang dinding pembuluh darah.
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan
tidak langsung. Secara langsung dengan memasukkan kanula kedalam pembuluh darah arteri dan
dimonitor dengan alat pendeteksi tekanan darahnya. Cara ini tidak lazim digunakan karena tidak
mudah pelaksanaannya. Cara tidak langsung dengan menggunakan alat sphygmomanometer, yang
lebih nyaman dan mudah dilakukan setiap saat.
Dalam penggunaan sphygmomanometer dan stetoskop harus memperhatikan fase
Korotkoff. Fase korotkoff adalah fase saat udara dikeluarkan dari manset yang telah dipompa. Fase
korotkoff dibagi menjadi lima fase, yaitu:
1. A trapping sound.
Pada awalnya, manset dipompa sampai tekanan di dalamnya di atas tekanan sistolik yang
diharapkan dalam arteri brachialis. Ketika tekanan di dalam manset diturunkan perlahan-
lahan, pada titik tekanan sistolik dalam arteri tepat melampaui tekanan manset, semburan
darah melewatinya pada tiap denyut jantung, bunyi detakan (trapping sound) terdengar di
bawah manset.
2. A soft swishing sound.
Pada saat tekanan manset berada di bawah tekanan sistole, arus turbulen yang terputus-
putus menghasilkan suara seperti berdesis.
3. A crisp sound.Tekanan manset yang berada di bawah tekanan sistole dan di atas tekanan
diastole. Arus turbulensi dalam arteri brachialis terdengar seperti suara yang renyah.
4. A blowing sound.
Tekanan manset dekat dengan tekanan diastolik arteri, pembuluh masih kontriksi tetapi
arus turbulen berlanjut. Kualitas bunyi kontinu menjadi hilang.
5. Silence.
Arus turbulen dalam arteri brachalis diinterupsi paling sedikit. Pada bagian diastolik, bunyi
tidak terdengar lagi.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah seseorang, yaitu


faktor kardiovaskuler dan faktor non kardiovaskuler.

a. Faktor Kardiovaskuler :
1. Kelenturan dinding arteri.
2. Volume darah.
Semakin besar volume darah maka semakin tinggi tekanan darah.
3. Kekuatan gerak jantung.
4. Viskositas darah.
Semakin besar viskositas maka semakin besar resistensi terhadap aliran. Semakin banyak
kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin besar tahanan terhadap aliran
darah. Peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas; pada anemia,
kandungan hematokrit dan viskositas berkurang.
5. Curah jantung.
Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan berdasarkan isi
sekuncup dan frekuensi jantungnya). Semakin tinggi curah jantung (pemompaan darah)
maka semakin tinggi tekanan darah.
6. Kapasitas pembuluh darah.
Semakin besar kapasitas pembuluh darah maka makin tinggi tekanan darah.

b. Faktor non Kardiovaskuler :


1. Posisi tubuh.
Baroresepsor akan merespon saat tekanan darah turun dan berusaha menstabilkan tekanan
darah.
2. Aktivitas fisik.
Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga butuh aliran yang lebih cepat untuk suplai
O2 dan nutrisi maka tekanan darah akan meningkat.
3. Temperatur.
Menggunakan sistem renin-angiontensin-vasokontriksi perifer.
4. Usia.
semakin bertambah umur semakin tinggi tekanan darah karena berkurangnya elastisitas
pembuluh darah.
5. Jenis kelamin.
Wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena komposisi tubuhnya yang lebih
banyak lemak sehingga butuh O2 lebih untuk pembakaran
6. Emosi.
Emosi akan menaikan tekanan darah karena pusat pengatur emosi akan menset
baroresepsor untuk menaikan tekanan darah. Sumber : The eight of the Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment oh Hight Blood Pressure
(2014)

Berikut katagori dalam melihat tekanan darah

KATEGORI TEKANAN DARAH


SISTOLIK DIASTOLIK
Normal < 130 mmHg < 80 mmHg
Normal Tinggi 130 – 139 mmHg 85 – 89 mmHg
Hipertensi
- Ringan 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg

- Sedang 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg

- Berat 180 – 209 mmHg 110– 109 mmHg

- Sangat Berat >210 mmHg >120 mmHg

III. Tata Kerja


1. Alat dan bahan:
a. Stetoskop
b. Sphygmomanometer

2. Cara memasang manset yang benar


a. Probandus duduk
b. Lengan kanan baju digulung setinggi mungkin sehingga tidak terlilit manset.
c. Tepi bawah manset berada pada 2-3 cm diatas fossa cubitus.
d. Pipa karet jangan menutupi fossa cubiti.
e. Manset diikat dengan cukup ketat.

3. Pengukuran tekanan darah secara auskultasi


a. Stetoskop diafragma terletak tepat diatas denyut arteri brachialis.
b. Temukan denyut arteri brachialis pada fossa kubiti dan arteri radialis pada pergelangan
tangan melalui palpasi.
c. Sambil meraba arteri radialis, pompa manset sampai arteri radialis tidak teraba lagi
(mencapai tekanan sistolik). Bila arteri radialis tidak teraba, manset terus dipompa
sampai ± 30 mmHg di atas tekanan sistolik.
d. Letakkan stetoskop di atas denyut arteri brachialis.
e. Turunkan tekanan udara dalam manset (buka klep udara) secara perlahan sambil
mendengarkan adanya bunyi pembuluh (penurunan tekanan 2-3 mmHg per 2 denyut).
f. Tentukan ke-5 fase Korotkoff.
g. Ulangi pengukuran sampai 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata, catat hasilnya.
(sebelum mengulang, yakinkan bahwa tekanan manset kembalike nol).
h. Lakukan untuk posisi probandus duduk, berbaring dan berdiri dengan masing-masing
posisi dilakukan 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata.

4. Pengukuran tekanan darah secara palpasi.

Cara kerja:
1. Probandus berada pada posisi duduk, lengan bawah berpangku di atas paha, pergelangan
supinasi.
2. Lakukan pemeriksaan tekanan darah dengan auskultasi seperti percobaan sebelumnya,
tentukan tekanan sistolik dan diastolik.
3. Turunkan tekanan manset sampai posisi nol.
4. Sambil meraba arteri radialis, naikkan tekanan manset sampai denyut arteri radialis tidak
teraba. Tekanan terus dinaikkan sampai 30mmHg di atasnya.
5. Tanpa mengubah letak jari, turunkan tekanan manset sampai denyut arteri
radialis kembali teraba. Pada saat arteri radialis teraba, manometer Hg
menunjukkan tekanan sistolik
6. Lakukan pengukuran untuk posisi probandus duduk, berbaring dan berdiri, serta lakukan
prosedur yang sama untuk pengukuran karena pengaruh kerja otak dan
otot.
7. Bandingkan semua hasilnya dengan pengukuran tekanan darah melalui auskultasi.

IV. Hasil

No Nama Tekanan Darah


Sistol Diastol
1 Anisa 115 85
2. Puteri 110 70
V. Pembahasan

Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas dinding
pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup tinggi untuk menghasilkan daya
dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu tinggi yang dapat menimbulkan beban kerja
tambahan bagi jantung.Tekanan sistol adalah tekanan puncak yang ditimbulkan di arteri sewaktu
darah dipompa kedalam pembuluh tersebut selama kontraksi ventrikel.Sedangkan tekanan diastol
adalah tekanan terendah yang terjadi di arteri sewaktu darah mengalir keluar pembuluh-pembuluh
hilir tersebut sewaktu relaksasi ventrikel. Tekanan arteri ini akan berubah tergantung pada volume
darah dalam pembuluh dan daya regang dinding pembuluh darah.
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan
tidak langsung. Secara langsung dengan memasukkan kanula kedalam pembuluh darah arteri dan
dimonitor dengan alat pendeteksi tekanan darahnya.Cara ini tidak lazim digunakan karena tidak
mudah pelaksanaannya.Cara tidak langsung dengan menggunakan alat sphygmomanometer, yang
lebih nyaman dan mudah dilakukan setiap saat.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada saat praktikum, tekanan darah diukur
berdasarkan metode secara tidak langsung dan pengukuran dilakukan pada lengan bagian atas .
Tekanan darah masing-masing praktikan diukur dalam keadaan, yaitu, pada saat posisi duduk,.
pengukuran tekanan darah dengan spigmomanometer ini memperoleh hasil yang sangatlah beragam
pada probandus 1 diperoleh 115/80 mmHg dan probandus 2 diperoleh hasil 110/70 mmHg. Berdasarkan pada
referensi dan literatur, seluruh data yang dihasilkan tersebut masih menunjukkan range tekanan
darah yang normal. Tekanan darah sistolik yang dianggap normal untuk orang dewasa adalah
adalah 90-130 mmHg, sedangkan tekana n diastolik ya n g no r m a l u nt u k o r a n g
d e w a s a a d a l a h s e be s a r 6 0 - 9 0 m m H g . A ng k a ya n g ditunjukkan dalam tekanan sistolik
selalu lebih besar dari angka diastolik karena selama sistol, ventrikel kiri jantung memaksa darah
untuk masuk ke aorta dengan fase ejeksi (penyemprotan). Hal tersebut terjadi akibat adanya
perbedaan tekanan antara ventrikel dengan aorta. Sehingga ket ika katup yang membatasi
atriumdengan aorta terbuka maka terjadi perpindahan darah dari atrium ke aorta dengan ejeksi dan
tekanan yang besar.
Tekanan darah yang meningkat ini dipengaruhi oleh tingkatan aktivitas. Tekanan darah
setelah beraktivitas lebih besar dibandingkan dengan tekanan darah pada saat istirahat. Hal tersebut
diakibatkan karena pada saat beraktivitas sel tubuh memerlukan pasokan O2 yang banyak akibat
dari metabolisme sel yang bekerja semakin cepat pula dalam menghasilkan energi. Sehingga peredaran
darah di dalam pembuluh darah akan semakin cepat dan curah darah yang dibutuhkan akan semakin
besar. Akibat adanya vasodilatasi pada otot jantung dan otot rangka serta vasokontriksi arteriol yang
menyebabkan arteriol menyempit dan kerja jantung tiap satuan waktu pun bertambah sehingga volume
darah pada arteriol akan meningkat dan tekanannya pun akan meningkat.
Tekanan darah ditentukan oleh 2 faktor, yaitu faktor fisiologis dan faktor patologis.Faktor
fisiologis ialah faktor yang berkaitan langsung terhadap kondisi jantung.Sedangkan faktor
patologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi tubuh secara fisik.

VI. Kesimpulan

1. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan pada lengan atas.


2. Faktor-faktor yang mempengaruhi t ekanan darah yait u, akt ivit as fisik,
jeniskelamin, usia, kesehatan, dll
3. P e n g u k u r a n t ekanan darah dapat me nggunaka n me t o d e t id a k
l a n g s u n g dengan auskultasi dan palpasi yang bisa menggunakan spigmomanometer
(manual atau digital) dan stetoskop
4. Semakin berat aktivitas tubuh , semakin cepat curah jantung karena adanya vasodilatasi di otot rangka
dan jantung serta vasokontriksi di arteriol pada organ-organ tersebut dan menyebabkan
aliran darah ke saluran pencernaan.
DAFTAR PUSTAKA

Kimbal, Jhon W.1999.Biologi edisi 5.Jakarta : Erlangga

Evelyn.2000.Anatomi Fisiologi Manusia.Jakarta : Gramedia


LAMPIRAN

Stetoskop Sphygmomanom

Anda mungkin juga menyukai