Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
FAKULTAS FARMASI
SURAKARTA
2023
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
I. Tujuan Percobaan
a. Faktor Kardiovaskuler :
1. Kelenturan dinding arteri.
2. Volume darah.
Semakin besar volume darah maka semakin tinggi tekanan darah.
3. Kekuatan gerak jantung.
4. Viskositas darah.
Semakin besar viskositas maka semakin besar resistensi terhadap aliran. Semakin banyak
kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin besar tahanan terhadap aliran
darah. Peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas; pada anemia,
kandungan hematokrit dan viskositas berkurang.
5. Curah jantung.
Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan berdasarkan isi
sekuncup dan frekuensi jantungnya). Semakin tinggi curah jantung (pemompaan darah)
maka semakin tinggi tekanan darah.
6. Kapasitas pembuluh darah.
Semakin besar kapasitas pembuluh darah maka makin tinggi tekanan darah.
Cara kerja:
1. Probandus berada pada posisi duduk, lengan bawah berpangku di atas paha, pergelangan
supinasi.
2. Lakukan pemeriksaan tekanan darah dengan auskultasi seperti percobaan sebelumnya,
tentukan tekanan sistolik dan diastolik.
3. Turunkan tekanan manset sampai posisi nol.
4. Sambil meraba arteri radialis, naikkan tekanan manset sampai denyut arteri radialis tidak
teraba. Tekanan terus dinaikkan sampai 30mmHg di atasnya.
5. Tanpa mengubah letak jari, turunkan tekanan manset sampai denyut arteri
radialis kembali teraba. Pada saat arteri radialis teraba, manometer Hg
menunjukkan tekanan sistolik
6. Lakukan pengukuran untuk posisi probandus duduk, berbaring dan berdiri, serta lakukan
prosedur yang sama untuk pengukuran karena pengaruh kerja otak dan
otot.
7. Bandingkan semua hasilnya dengan pengukuran tekanan darah melalui auskultasi.
IV. Hasil
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas dinding
pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup tinggi untuk menghasilkan daya
dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu tinggi yang dapat menimbulkan beban kerja
tambahan bagi jantung.Tekanan sistol adalah tekanan puncak yang ditimbulkan di arteri sewaktu
darah dipompa kedalam pembuluh tersebut selama kontraksi ventrikel.Sedangkan tekanan diastol
adalah tekanan terendah yang terjadi di arteri sewaktu darah mengalir keluar pembuluh-pembuluh
hilir tersebut sewaktu relaksasi ventrikel. Tekanan arteri ini akan berubah tergantung pada volume
darah dalam pembuluh dan daya regang dinding pembuluh darah.
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan
tidak langsung. Secara langsung dengan memasukkan kanula kedalam pembuluh darah arteri dan
dimonitor dengan alat pendeteksi tekanan darahnya.Cara ini tidak lazim digunakan karena tidak
mudah pelaksanaannya.Cara tidak langsung dengan menggunakan alat sphygmomanometer, yang
lebih nyaman dan mudah dilakukan setiap saat.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada saat praktikum, tekanan darah diukur
berdasarkan metode secara tidak langsung dan pengukuran dilakukan pada lengan bagian atas .
Tekanan darah masing-masing praktikan diukur dalam keadaan, yaitu, pada saat posisi duduk,.
pengukuran tekanan darah dengan spigmomanometer ini memperoleh hasil yang sangatlah beragam
pada probandus 1 diperoleh 115/80 mmHg dan probandus 2 diperoleh hasil 110/70 mmHg. Berdasarkan pada
referensi dan literatur, seluruh data yang dihasilkan tersebut masih menunjukkan range tekanan
darah yang normal. Tekanan darah sistolik yang dianggap normal untuk orang dewasa adalah
adalah 90-130 mmHg, sedangkan tekana n diastolik ya n g no r m a l u nt u k o r a n g
d e w a s a a d a l a h s e be s a r 6 0 - 9 0 m m H g . A ng k a ya n g ditunjukkan dalam tekanan sistolik
selalu lebih besar dari angka diastolik karena selama sistol, ventrikel kiri jantung memaksa darah
untuk masuk ke aorta dengan fase ejeksi (penyemprotan). Hal tersebut terjadi akibat adanya
perbedaan tekanan antara ventrikel dengan aorta. Sehingga ket ika katup yang membatasi
atriumdengan aorta terbuka maka terjadi perpindahan darah dari atrium ke aorta dengan ejeksi dan
tekanan yang besar.
Tekanan darah yang meningkat ini dipengaruhi oleh tingkatan aktivitas. Tekanan darah
setelah beraktivitas lebih besar dibandingkan dengan tekanan darah pada saat istirahat. Hal tersebut
diakibatkan karena pada saat beraktivitas sel tubuh memerlukan pasokan O2 yang banyak akibat
dari metabolisme sel yang bekerja semakin cepat pula dalam menghasilkan energi. Sehingga peredaran
darah di dalam pembuluh darah akan semakin cepat dan curah darah yang dibutuhkan akan semakin
besar. Akibat adanya vasodilatasi pada otot jantung dan otot rangka serta vasokontriksi arteriol yang
menyebabkan arteriol menyempit dan kerja jantung tiap satuan waktu pun bertambah sehingga volume
darah pada arteriol akan meningkat dan tekanannya pun akan meningkat.
Tekanan darah ditentukan oleh 2 faktor, yaitu faktor fisiologis dan faktor patologis.Faktor
fisiologis ialah faktor yang berkaitan langsung terhadap kondisi jantung.Sedangkan faktor
patologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi tubuh secara fisik.
VI. Kesimpulan
Stetoskop Sphygmomanom