Anda di halaman 1dari 5

.

LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI DAN PATOFISIOLOGI MANUSIA

PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH


Dosen pengampu:

apt. Santi Dwi Astuti, MSc.

DISUSUN OLEH:

1. Moh. Djidan P.P. Djibran (A28227142)


2. Maria Theresia Foudubun (A28227143)
3. Jeissica Irena Anggraeni (A28227144)
4. Febriana De Jesus Maia (A28227145)

S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
2023/2024
I. Tujuan Percobaan
1. Mengukur tekanan darah arteri brachialis melalui auskultasi dan palpasi.
2. Mengukur tekanan darah arteri brachialis pada berbagai posisi.
3. Membandingkan ukuran tekanan darah sebelum dan sesudah bekerja otot.

II. Dasar Teori


Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh
arteri darah ketika di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.
Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperi
contoh berikut: 120/80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan darah ke
atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistol. Nomor
bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antar pemompaan,
dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan
darah adalah saat anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas
dinding pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup tinggi
untuk menghasilkan daya dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu tinggi
yang dapat menimbulkan beban kerja tambahan bagi jantung. Tekanan sistol
adalah tekanan puncak yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah dipompa
kedalam pembuluh tersebut selama kontraksi ventrikel. Sedangkan tekanan
diastole adalah tekanan terendah yang terjadi di arteri sewaktu darah mengalir
keluar pembuluh-pembuluh hilir tersebut sewaktu relaksasi ventrikel. Tekanan
arteri ini akan berubah tergantung pada volume darah dalam pembuluh dan daya
regang dinding pembuluh darah.
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
langsung dan tidak langsung. Secara langsung dengan memasukkan kanula
kedalam pembuluh darah arteri dan monitor dengan alat pendeteksi tekanan
darah. Cara ini tidak lazim digunaan karena tidak mudah pelaksaannya. Cara tidak
langsung dengan menggunakan alat sphygomomanometer, yang lebih nyaman
dan mudah dilakukan setiap saat.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi tekanan darah seseorang, yaitu
factor kardovaskuler dan factor non kardiovaskuler:
a. Factor Kardiocaskuler
1. Kelenturan dinding arteri.
2. Volume darah
Semakin besar volume darah maka semakin tinggi tekanan darah.
3. Kekuatan gerak jantung
4. Viskositas darah.
Semakin besar viskositas maka semakin besar resistensi terhadap
aliran. Semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam
plasma, semakin besar tahanan terhadap aliran darah. Peningkatan
hematocrit menyebabkan peningkatan viskositas; pada anemia,
kandungan hematocrit dan viskositas berkurang.
5. Curah jantung
Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan
berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya). Semakin tinggi
curah jantung (pemompaan dara) maka semakin tinggi tekanan darah.
6. Kapasitas pembuluh darah.
Semakin besar kapasitas pembuluh darah maka makin tinggi tekanan
darah.

b. Factor non kardiovaskuler


1. Posisi tubuh.
Baroreseptor akan merespon saat tekanan darah turun dan berusaha
menstabilkan tekanan darah
2. Aktivitas fisik.
Membutuhkan energy sehingga aliran yang lebuh cepat untuk suplai
O2 dan nutrisi maka tekanan darah akan meningkat.
3. Temperature.
Menggunakan system renin-angiontensin-vasokontriksi perifer.
4. Usia.
Semakin bertambah umur semakin tinggi tenanan darah karena
berkurangnya elastisitas pembuluh darah.
5. Jenis kelamin.
Wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena komposisi
tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh O2 lebih untuk
pembakaran.
6. Emosi
Emosi akan menaikan tekanan darah karena pusat pengatur emosi akan
menset beroresepsor untuk menaikan tekanan darah.

BP Classification SBP mmHg DBP mmHg


Normal <120 >80
Prhypertension 120-139 80-89
Stage 1 Hypertension 140-159 90-99
Stage 2 Hypertension, lebih dari150 lebih dari 100
Sumber : The eight of the Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment oh Hight Blood Pressure (2014)
III. Tata Kerja
1. Alat dan bahan:
a. Stetoskop
b. Sphygmomanometer
2. Cara memasang manset yang benar
a. Probandus duduk
b. Lengan kanan baju digulung setinggi tidak terlilit manset.
c. Tepi bawah manset berada pada 2-3 cm diatas fossa cubitus.
d. Pipa karet jangan menutupi fossa cubiti.
e. Manset diikat dengan cukup ketat.
3. Pengukuran tekanan darah secara auskultasi
a. Stetoskop diagfargma terletak tepat diatas denyut arteri brachialis.
b. Temukan denyut arteri brachialis pada fossa kubiti dan arteri radialis
pada pergelangan tangan melalui palpasi.
c. Sambil meraba arteri radialis, pompa manset sampai arteri radialis
tidak teraba lagi lagi (mencapai tekanan sistolik). Bila arteri radialis
tidak teraba, manset terus dipompa sampai kurang lebih 30 mmHg di
atas tekanan sistolik.
d. Letakkan stetoskop di atas denyut arteri brachialis.
e. Turunkan tekanan udara dalam mnaset (buka klep udara) secara
perlahan sambil mendengarkan bunyi pembuluh (penurunan tekanan
2-3 mmHg per 2 denyut).
f. Tentukan ke-5 fase Korotkoff.
g. Ulangi pengukuran sampai 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata.
Catat hasilnya (sebelum mengulang, yakinkan bahwa tekanan manset
kembali ke nol.
h. Lakukan untuk posisi probandus duduk, berbaring dan berdiri dengan
masing-masing posisi dilakukan 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-
rata.
1. Posisi duduk dan berdiri
1. Posisi duduk
a. Probandus berada pada posisi duduk tenang selama 2-3 menit
tanpa memikirkan hal yang berat-berat.
b. Pasang manset pada lengan kanan dan catat hasil tekanan darah
nya!
2. Posisi berdiri
a. Probandus berada pada posisi berdiri selama 2-3 menit tang
memikirkan hal yang berat-berat.
b. Pasang manset pada lengan kanan dan catat hasil tekanan darah
nya!
2. Pengaruh kerja otot dan otak
a. . Kerja otot
Probandus melakukan gerak badan selama 10 menit (seperti push
up). Tetapkan tekanan darahnya dalam sikap duduk segera
mungkin setelah melakukan aktivitas gerak tersebut.
b. Kerja Otak
Probandus dibiarkan memikirkan sesuatu yang agak berat, dan
tetapkan tekanan darahnya dalam posisi duduk.

3. Pengukuran tekanan darah secara palpasi.


Cara kerja:
1. Probandus berada pada posisi duduk,lengan bawah berpangku
di atas paha, pergelangan supinasi.
2. Lakukan pemeriksaan tekanan darah dengan auskultasi seperti
percobaan sebelumnya, tentukan tekanan sistolik dan diastolic.
3. Turunkan tekanan manset sampai posisi nol.
4. Sambil meraba arteri radialis, naikkan tekanan manset sampai
denyut arteri radialis tidak terba. Tekanan terus dinaikkann
sampai 30 mmHg di atasnya.
5. Tanpa mengubah letak jari, turunkan tekanan manset sampai
denyut arteri kembali terabu. Pada saat arteri radialis
teraba,nanometer Hg menunjukkan tekanan sitolik.
6. Lakukan pengukuran untuk posisi probandus yang sama untuk
pengukuran karengan pengaruh kerja otot dan otak.
7. Bandingkan semua hasilnya dengan pengukuran tekanan darah
melalui auskultasi.

Anda mungkin juga menyukai