DOSEN INSTRUKTUR :
Prof. dr. Vennetia Danes, MS, PhD; dr. Jimmy F. Rumampuk, M.Kes,
AIFO; dr. Fransisca Lintong, M.Kes; dr. Maya Moningka, MSc
DISUSUN OLEH :
VELINA WALANGITANG
210111010159
HARI/TANGGAL :
Jumat, 22 Oktober 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2021
“Pengukuran Tekanan darah,nadi, dan respirasi pada posisi tidur,duduk
dan berdiri dilihat dari aspek Fisika”
A. Tujuan :
“Untuk mengetahui perbedaan pengukuran tekanan darah,nadi, dan respirasi pada
posisi tidur,duduk,dan berdiri.”
1. Tensimeter/ Sphygmomanometer
2. Alat pengukur waktu / Stopwatch
3. Tempat Tidur
4. Tempat duduk
5. Ruangan representative untuk kegiatan ini.
C. Cara Kerja :
1. Tahap Persiapan :
a) Menyiapkan seluruh peralatan dan bahan yang akan digunakan
b) Menyiapkan alat dokumentasi
2. Tahap pelaksaan :
a) Lakukanlah pengukuran tekanan darah, nadi, dan respirasi pada 3 posisi
berbeda yaitu posisi tidur duduk dan berdiri.
b) Setiap pengukuran dilaksanakan sebanyak 3 kali pengukuran. Dan masing-
masing dijumlahkan setelah itu dibagi 3 untuk memperoleh nilai reratanya
c) Dokumentasikan Pelaksanaan kegiatan praktikum ini dalam bentuk foto
untuk masing-masing pengukuran pada tiap-tiap posisi.
D. Dasar Teori
Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh permukaan
yang tertutup; yaitu, pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah.
Tekanan darah berasal dari aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang
mendorong darah melewati pembuluh-pembuluh. Darah mengalir melalui system
pembuluh tertutup karena ada perbedaan tekanan atau gradient tekanan antara
ventrikel kiri dan atrium kanan. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dengan
memasukkan kanula ke dalam pembuluh darah arteri dan dimonitor dengan alat
pendeteksi tekanan darahnya (tidak lazim dipakai). Cara tidak langsung dengan
menggunakan alat sphygmomanometer. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai
rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya
berkisar dari 100/60 mmHg sampai 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal
biasanya 120/80 mmHg. secara umum tekanan darah yang ideal adalah 120/80 mmHg
(sistolik/diastolik). Batas normal adalah bila tekanan sistolik tidak lebih dari 140
mmHg dan tekanan diastolik tidak lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah termasuk
kategori tinggi jika tekanan sistolik lebih dari 160 mmHg dan diastolik di atas 99
mmHg, dalam 3 kali pemeriksaan berturut11 turut selama selang waktu 2-8 minggu.
Menurut WHO, tekanan darah dianggap normal bila kurang dari 135/85 mmHg,
dikatakan hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg, dan diantara nilai tersebut
digolongkan normal tinggi.
Denyut nadi adalah denyutan arteri dari gelombang darah yang mengalir melalui
pembuluh darah sebagai akibat dari denyutan jantung. Denyut nadi sering diambil di
pergelangan tangan untuk memperkirakan denyut jantung. Denyut nadi dapat dengan
mudah diperiksa dengan jari tangan atau dengan cara palpasi, disamping itu dapat
pula ditentukan dengan menggunakan peralatan elektronik yang sederhana maupun
yang modern. Denyut nadi dan tekanan darah merupakan faktor-faktor yang dipakai
sebagai indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler seseorang. Selain dua hal
tersebut, biasanya dapat dilakukan pengukuran kolesterol dalam darah yakni dengan
mengukur rasio LDL atau kolesterol jahat terhadap HDL atau kolesterol baik; serta tes
doppler. Tes ini digunakan untuk menentukan seberapa baik sirkulasi darah ke seluruh
sistem kardiovaskular. Pemeriksaan ini menggunakan instrumen komputer yang
canggih untuk mengukur secara akurat tekanan darah atau volume darah, yang
mengalir ke seluruh sistem sirkulasi, termasuk tangan, kaki, tungkai, lengan dan leher
Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung seseorang.
Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah
cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-
ujung jari; sedangkan pemeriksaan dikatakan auskultasi, apabila pemeriksaan
dilakukan dengan mendengarkan suara-suara alami yang diproduksi dalam tubuh.
Pada umumnya, pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada sembilan titik yaitu
arteri radialis, arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri femoralis, arteri
dorsalis pedis, arteri popolitea, arteri temporalis, arteri apical, arteri tibialis posterior.
Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya, pada saat aktivitas normal :
Normal : 60 > 100 x / menit,
Bradikardi : < > 100. x / menit
F. Kesimpulan