Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

VELINA WALANGITANG
KELAS D
210111010159

SOAL :
1. Di laboratorium Mikrobiologi, terdapat bermacam-macam bahan infeksius serta
reagen yang berbahaya, sehingga anda sebagai praktikan di laboratorium mikrobiologi
harus memahami prosedur keamanan dan keselamatan kerja di laboratoium
mikrobiologi. Sebutkan dan jelaskan mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
prosedur tersebut !

Jawab :

1. Menggunakan baju lab agar badan terlindung dari berbagai bahan infeksius serta
reagen yang berbahaya.
2. Untuk perempuan wajib mengikat rambut agar tidak terkontaminasi dengan
mikroorganisme yang berbahaya.
3. Menggunakan sarung tangan agar tangan terlindung dari mikroorganisme dan zat
kimia yang berbahaya
4. Tidak makan dan minum di dalam laboratorium agar ruangan laboratorium tidak
kotor dan tetap bersih
5. Gunakan perlatan kerja sesuai dengan keperluan, seperti kacamata pengaman
untuk melindungi mata, jas laboratorium untuk melindungi pakaian, dan sepatu
tertutup untuk melindungi kaki.
6. Mengikuti instruksi pembimbing praktikum agar praktikum berjalan dengan baik
dan lancar
7. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.
8. Bertanyalah jika merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan percobaan.
9. Usahakan untuk tidak sendirian di ruang laboratorium. Supaya bila terjadi
kecelakaan dapat dibantu dengan segera.
10. Tidak merokok di dalam laboratorium agar udara di dalam laboratorium tidak
tercemar dengan asap rokok
2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam alat yang digunakan di laboratorium
mikrobiologi !

Equipment :

1. Ose / Jarum Inokulum (inoculating loop)

jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/


ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat
nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas.

2. .Mikropipet (Micropippete) dan Tip

Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil,
biasanya kurang dari 1000 μl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet,
misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable
volume pipette) antara 1μl sampai 20 μl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur
volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya
mikropipet 5 μl. dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip.

3. Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube)


tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan
mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi
dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil.

4. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)

Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu Erlenmeyer dapat
digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media,
menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll. Terdapat beberapa
pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100
ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.

5. Beaker Glass
Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di dalam mikrobiologi,
dapat digunakan untuk preparasi media media, menampung akuades dll.

6. Gelas ukur (Graduated Cylinder)

Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur
memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya.

7. Cawan Petri (Petri Dish)


Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat
dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri
tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15
cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm
kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.

8. Batang L (L Rod)

Batang L bermanfaat untuk menyebarkan cairan di permukaan mediaagar supaya


bakteri yang tersuspensidalam cairan tersebut tersebar merata. Alat ini juga disebut
spreader.

9. Tabung Durham (Durham Tube)


Tabung durham yaitu tabung yang memiliki bentuk yang sama dengan tabung reaksi
tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding tabung reaksi. Berfungsi untuk
menampung hasil fermentasi mikroorganisme berupa gas.

10. Termometer (thermometer)

Termometer adalah batang kaca yang panjangnya 300 mm, diameter 6-7 mm berisi air
raksa dan gas, serta dilengkapi dengan skala derajat Celcius. Berfungsi untuk
mengukur suhu suatu larutan atau ruang inkubator. Prinsip kerjanya yaitu mengukur
suhu sesuai laju air raksa di dalam thermometer.

Aparatus :

1. Pembakar Bunsen (Bunsen Burner)


Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakar
bunsen. Api yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi
dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut.
Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk
memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan
bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau metanol.

2. Hot plate stirrer dan Stirre bar

Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan
suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat
dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan
bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS®
misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat
sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.

3. Autoklaf (Autoclave)
Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu
benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama
kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk
membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu
yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme.

4. oven

Oven Berfungsi untuk sterilisasi kering. alat-alat yang disterilkan menggunakan oven
antaralain peralatan gelas seperti cawan petri, tabung reaksi, dll. serilisasi kerning
dengan oven dilakukan dengan cara memanaskan dengan suhu 180oC selama 1 jam.
Oven adalah alat yang digunakan pula dalam melakukan sterilisasi.

5. Inkubator (Incubator)
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang
terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Inkubator
merupakan alat yang digunakan untuk menginkubasi atau mengerami suatu biakan.
Inkubator menyediakan kondisi temperatur yang optimum untuk mikroorganisme bisa
melakukan pertumbuhan.

6. Penangas air (Water bath)

Penangas air besfungsi untuk menyimpan media agar (yang digunakan untuk analisa
dengan teknik tuang / pure plate ) supaya media tetap dalam kondisi leleh/cair,
bisanya suhu diatur pada kisaran 40-45oC. Untuk menjaga air pada penangas air tidak
terkontaminasi mikro organisme maka perlu ditambahkan citric acid 0.3% dan
potassium sorbat 0.1%.

7. PH Meter
PH meter berfungsi untuk mencek derajat keasaman / PH media, karena derajat keasaman
sangan berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba.

8. Timbangan digital / neraca digital

Neraca digital berfungsi untuk menimbang media dan juga sample atau contoh uji saat
preparasi.

9. Biological Safety Cabinet / Laminar Air Flow

Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar Air Flow (LAF)
adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola
pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasisinar UV
beberapa jam sebelum digunakan.

10. Colony counter


Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah
diinkubasi di dalam cawankarena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut
dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan
pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri dapat ditandai
dan dihitung otomatis yang dapat di-reset.

11. Mikroskop Cahaya (Brightfield Microscope)

Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya. Dengan
mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter
lebih kecil dari 0,1 mm.

12.Mikroskop stereo (Zoom Stereo Microscope)


Mikroskop ini berfungsi untuk melihat objek yang membutuhkan perbesaran tidak
terlalu besar. Di Laboratorium Mikrobiologi, mikroskop stereo biasanya digunakan
untuk mengamati secara detail bentuk koloni dan jamur.

13. Desikator

Desikator adalah alat yang menjaga suatu material dalam kondisi kering dan
menjauhkannya dari uap air. Desikator disebut juga kotak pengering karena segala
sesuatu yang disimpan di dalamnya akan menjadi kering. Hal tersebut karena adanya
suatu desiccant, yaitu suatu agen yang dapat mengabsorpsi semua uap air yang ada di
udara pada lingkungan desikator yang tertutup

14. Vorteks

Vorteks merupakan alat yang digunakan untuk mencampur sejumlah bahan dalam
suatu botol. Prinsip kerja dari vorteks adalah dengan memberikan putaran atau
guncangan pada botol sehingga berbagai campuran bahan yang ada di dalam botol
tersebut menjadi tercampur secara merata.

15. Sentrifugator

Sentrifugator adalah alat yang digunakan untuk mempelajari struktur dan fungsi suatu
komponen sel. Prinsip kerjanya adalah dengan memisahkan atau memfraksionasi
setiap komponen sel berdasarkan berat jenis dari tiap komponen sel. Alat tersebut
memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan mengendap
dan substansi yang lebih ringan akan berada di atas.
16. Spektrofotometer

Spektrofotometer adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat


kekeruhan suatu sampel kultur. Pengukuran tingkat kekeruhan bertujuan untuk
menghitung jumlah konsentrasi sel bakteri yang berada pada suatu sampel. Prinsip
kerja yang digunakan adalah dengan mengkonversi jumlah cahaya yang diserap oleh
sampel (absorban/densitas optik, O.D.)

Anda mungkin juga menyukai