PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
Disusun oleh:
Kelompok : F01
Kelas :F
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
MATERI I
PENGENALAN ALAT DAN
CARA PEMBUATAN
MEDIA PERTUMBUHAN
BAB I
MATERI
2. Autoklaf
Autoklaf merupakan alat yang digunakan untuk sterilisasi secara fisik menggunakan
uap panas bertekanan tinggi pada suhu 121 C dengan tekanan 1,5 selama 20 menit dan 2
atm selama 15 menit.
3. Waterbath
Merupakan wadah yang berisi air yang fungsi utamanya mempertahkan suhu air
dengan pemanasan pada kisaran suhu 10°-100° C. Pada saat saklar diposisi “on”
maka arus listrik masuk ke heater. Heater yang mendapat arus listrik akan
menghasilkan panas pada waterbath, suhu akan naik dan stabil sampai pada suhu
yang telah diatur di pengatur suhu.
4. Inkubator
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang
terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.Inkubator ada
2 jenis, inkubator aerob untuk memeram memeram mikroba aerob, sedangkan untuk
memeram mikroba anaerob menggunakan inkubator anaerob.
5. Colony Counter
Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah
diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut
dilengkapi dengan skala/kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan
koloni yang sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan petri dapat ditandai dan dihitung
otomatis dan dapat di-reset.
Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk
menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam
alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
7. Vortex Mixer
8. Kawat Ose
9. Pipet Filler
Filler adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal
pipet ukur. Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia. Filler
memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol
A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan
katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Katup E
(exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur.
10. Biological Safety Cabinet
Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar Air Flow (LAF)
adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola
pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasi sinar
ultraviolet (UV) beberapa jam sebelum digunakan.
Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang
diketahui;
Fungsinya sama dengan pipet ukur, namun volume yang dipindahkan tidak
diketahui
13. Mikropipet
15. Erlenmeyer
Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Digunakan untuk
preparasi media, menampung akuades, dll.
A. Pengenalan Media
Media dapat didefinisikan sebagai bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, media
dapat digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat fisiologis dan
perhitungan jumlah populasi mikroba. Beberapa media yang sering digunakan pada
praktikum mikrobiologi yaitu media pengencer, media pertumbuhan cair, media
pertumbuhan agar/ padat.
1. PEPTON
PEMBAHASAN
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
• Mikrobiologi adalah suatu ilmu untuk mengenal makhluk hidup yang
mempunyai ukuran sedemikian kecil, sehingga setiap individu sel tidak
mungkin dapat terlihat oleh mata.
• Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu
yang terkontrol.
• Autoklaf alat yang digunakan untuk sterilisasi secara fisik menggunakan uap
panas bertekanan tinggi pada suhu 121 C dengan tekanan 1,5 selama 20
menit dan 2 atm selama 15 menit.
3.2. Saran
• Praktikum dilaksanakan tepat waktu, tanpa menunggu yang lain jika memang
waktunya telah menunjukkan praktikum dimulai.
DAFTAR PUSTAKA
MATERI
1. Macam mikroba
3. Waktu sterilisasi
4. Temperatur
6. pH medium
Alat-alat tersebut dimasukkan kedalam oven dengan suhu 170-180oC selama 2 jam,
maka alat tersebut sudah steril. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat
dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi.
Pemijaran dengan membakar alat pada api secara langsung, cara ini dilakukan hanya
untuk sterilisasi jarum platina, ose, pinset, batang L dsb
Autoklaf
Bagian-bagian autoklaf:
d. Katup uap manual: mengeluarkan uap dari dalam autoklaf selama proses
sterilisasi secara manual
e. Katup uap otomatis: mengeluarkan uap dari dalam autoklaf selama proses
sterilisasi secara otomatis
a. Sarangan : tempat meletakkan alat dan bahan yang akan disterilisasi (di dalam
autoklaf).
d. Ventilasi : menjaga suhu lapisan luar tabung autoklaf tetap dingin saat
dipegang dan mengatur sirkulasi udara di dalam autoklaf.
e. Lampu indikator merah: indikator (akan menyala) jika listrik sudah masuk ke
autoklaf.
g. Tombol darurat : digunakan saat keadaan darurat. Ketika katup uap otomatis
tidak berfungsi, cobalah menggunakan katup uap manual, jika keduanya tidak
berfungsi baru menggunakan tombol darurat.
3. Bagian kaki
3. Dibuka/diangkat sarangan
6. Diletakkan alat dan bahan yang akan disterilisasi di atas sarangan (alat dan
bahan yang mempunyai luas permukaan besar ada di bawah).
7. Proses sterilisasi selesai, lampu hijau mati, lampu merah tetap menyala
PEMBAHASAN
- Pada Hafsan (2014), Sterilisasi secara kimia yaitu memaparkan alat atau bahan yang
mengandung mikroorganisme terhadap suatu senyawa kimia sehingga dengan suatu
reaksi tertentu dapat membunuh atau menghentikan pertumbuhan mikroorganisme
tersebut tanpa merusak bahan atau alat yang disterilisasi. Selain waktu sterilisasi,
efektivitas suatu senyawa kimia dalam membunuh mikroorganisme dipengaruhi oleh
beberapa faktor : Jumlah mikroorganisme, kemakin besar jumlah kontaminan maka
semakin lama waktu sterilisasi, keadaan populasi mikroorganisme, seringkali
kontaminan yang harus dimusnahkan bukan satu spesies, melainkan campuran bakteri,
jamur, spora dan virus sehingga membutuhkan spektrum bahan antimikroba yang luas,
temperatur dan pH dari lingkungan, Konsentrasi (dosis) senyawa antimikroba, Cara
senyawa antimikroba dalam membunuh (mode of action), adanya pelarut, senyawa
organik lain yang menginterferensi dan inhibitor seperti saliva, darah dan feces.
- Pada Dewi (2017), Sterilisasi media dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu secara
mekanik, fisik dan kimiawi. Pada penelitian ini teknik sterilisasi media tumbuh dalam
produksi FMA dilakukan secara fisik dan mekanik yaitu melalui teknik sterilisasi media
menggunakan Iradiasi Sinar Gamma Co-60, autoklaf, penambahan larutan NaOCl 10%,
dan pencucian media dengan air kran
- Pada Govindaraj (2015), Sterilitas dicapai dengan pemaparan bahan pada suhu ekstrim
(>140◦C). Secara umum, hubungan suhu-waktu untuk sterilisasi dengan alat sterilisasi
uap panas adalah 170◦C selama 60 menit, 160◦C selama 120 menit, 150◦C selama 150
menit.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
- Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membunuh mikroorganisme pada alat dan
bahan. Metode sterilisasi ada 3 yaitu fisik, mekanik, dan kimia.
- Bagian autoklaf terdiri dari bagian atas, bagian tengah, dan bagian kaki.
3.2. Saran
Dewi, T. M., A. Nurbaity, P. Suryatmana, dan E. M. Sofyan. 2017. Efek Sterilisasi dan
Komposisi Media Produksi Inokulan Fungi Mikoriza Arbuskula Terhadap Kolonisasi
Akar, Panjang Akar, dan Bobot Kering Akar Sorgum. Jurnal Agro. Vol 4 (1):24-31.
MATERI
• Sentuhkan inokulum loop pada koloni dan gores secara kontinyu sampai
setengah permukaan agar.
• Jangan pijarkan loop, lalu putar cawan 180oC lanjutkan goresan sampai habis.
• Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni
tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.
2.Goresan T (T Streak)
Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu
dibagi empat. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak
sel mikroorganisma. Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan
pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni
tunggal.
4.Goresan Radian
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum, diketahui bahwa streak plate (STP) adalah teknik
penanaman mikroorganisme dengan cara menggoreskan kawat ose bulat yang telah
dicelupkan ke dalam koloni pada permukaan agar. Tujuannya adalah menumbuhkan
dan mengisolasi mikroorganisme dari koloni terbesar ke koloni terkecil.Hal ini sesuei
dengan yang diterangkan oleh Sanders, R.E.,(2012) yang menyatakan bahwa The
streak-plate procedure is designed to isolate pure cultures of bacteria, or colonies, from
mixed populations by simple mechanical separation.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
• Praktikum tentang isolasi atau teknik penggoresan ini lebih mudah jika
dilaksanakan dilabaoratorium atau secara onffline agar lebi mengetahui secara
jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Heri, J., Yuningtyastuti, dan A. Syakur. 2012. Studi Arus Bocor Permukaan Bahan
Isolasi Resin Epoksi Silane Dengan Variasi Pengisi Pasir Silika ( Dengan Polutan
Pantai). TRANSMISI. Vol. 14 (1) : 20-37.
MATERI
1. Dinding Sel
Dinding sel, terdiri dari senyawa pepetidoglikan yaitu polimer yang terdiri dari
polipepti da pendek, peptidoglikan mempunyai ketebalan lapisan yang
bermacam-macam. Ketebalan lapisan ini berpengaruh terhadap respons
pewarnaaan, yang digunakan sebagai penggolongan bakteri.
2. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan koloid yang mengandung molekul organik seperti
protein, karbohidrat, lemak, enzim, DNA, garam mineral, ribosom dan klorosom
(pada bakteri fotosintetik). Fungsi Sitoplasma menjadi tempat terjadinya reaksi-
reaksi metabolisme sel.
3. DNA (Deoxyribonucleic Acid)
Pada struktur sel bakteri terdapat dua jenis DNA, yaitu DNA kromosom dan
DNA nonkromosom (plasmid). Jenis DNA kromosom merupakan materi genetik
yang menentukan sebagian besar dari sifat-sifat metabolisme bakteri, sedangkan
DNA nonkrom oson hanya menentukan sifat-sifat tertentu.
Sifat yang ditentukan DNA non-kromosom misalnya, sifat patogen, sifat
fertilitas (kemampuan dalam bereproduksi secara seksual), dan sifat kekebalan
terhadap antibiotik tertentu. Fungsi DNA:
6. Flagella
Flagela yaitu bulu cambuk yang terdiri dari senyawa protein terdapat pada
dinding sel, serta berfungsi sebagai alat gerak . Flagela pada tubuh bakteri tidak
dibungkus oleh perluasan membran plasma yang berbentuk batang (bas), Koma
(vibrio), dan spiral.Umumnya, bakteri yang dapat bergerak secara terarah
menuju atau menjauhi ransang, gerak ini disebut gerak taksis. Misalnya bakteri
Chlorobacteriaceae yang akan melakukan gerak fototaksis positif menuju ke
arah cahaya matahari untuk dapat berfotosintesis.
7. Granula dan Vakuola Gas
Tubuh bakteriumumnya mempunyai banyak granula-granula yang berfungsi
sebagai tempat menyimpan cadangan makanan atau senyawa senyawa lain yang
dihasilkan. Misalnya Thiospirillum yang dapat menghasilkan butir-butir
belerang.
Pada bagian vakuola gas yang hanya terdapat pada bakteri-bakteri fotosintetik
hidup dengan cara menampung air. Vokuola gas ini memungkinkan bakteri
menampung pada permukaan air, sehingga menjadikan sinar matahari untuk
fotosintesis.
8. Ribosom
Ribosom ialah organel-organel berukuran kecil yang tersebar pada sitoplasma
serta berfungsi dalam sintesis protein. Struktur ribosom ini terdiri dari senyawa
protein dan RNA (Ribonukleic acid). Jumlah ribosom dalam sebuah sel bakteri
mencapai ribuan. Misalnya bakteri Escherichia Coli yang memilki 15.000
ribosom. Fungsi Ribosom yaitu sebagai sintesis protein.
9. Membran Plasma
Struktur sel bakteri yang terakhir adalah membran plasma atau membran sel
terdiri dari senyawa fosfolipid serta protein yang bersifat selektif permeabel
(dapat dilewati oleh zat-zat tertentu). Fungsi Membran Plasma:
1) Mengarahkan pertukaran zat yang berada di dalam sel dengan zat
yang berada diluar sel.
2) Melapisi sitoplasma.
❖ Klasifikasi Bakteri
1. Berdasarkan Bentuk Tubuh
1) Heterotrop
Merupakan bakteri yang tidak menyusun makanan sendiri, tetapi
memanfaatkan bahan organik jadi yang berasal dari organisme lain.
Misalnya bakten saprofit, yaitu bakteri yang mendapat makanan dengan
menguraikan sisa-sisa makanan organisme lain.
2) Autotrop
Merupakan bakteri yang menyusun sendiri dari bahan-bahan organik.
Bakteri ini dibedakan lagi menjadi 2 , yaitu: kemoautotrop, adalah
bakteri yang sumber energinya dari reaksi kimia. Dan Fotoautotrop yang
sumber energinya dari cahaya.
4. Berdasarkan Kebutuhan Oksigen
1) Bakteri Aerob
Merupakan bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk. Mendapatkan
energi. Contohnya, Nitrobacter, Nitrosococcus, dan Nitrosomonas.
2) Bakteri Anaerob
Merupakan bakteri yang tidak membutuhkan oksigen bebas, dalam artian
kebalikan dari Aerob. Contohnya, Micrococcus denitrificana.
5. Berdasarkan Pewarnaan Gram
1) Bakteri gram positif
Merupakan bakteri yang mempunyai dinding sel lebih sederhana, banyak
mengandung peptidoglikan Contohnya bakteri Pediococcus, Aerococcus,
Micrococcus, Staphylococcus, dan Leuconostoc
2) Bakteri gram negatif
Merupakan bakteri yang mempunyai dinsing sel lebih kompleks,
peptidoglikan lebih sedikit. Contohnya Bakteri Citrobacter, Salmonella,
Vibrio, Chromabacterium, Flavobacterium. Shigella, Aeromonas,
Enterobacter, Photobacterium, dan Escherichia.
2. Dipijarkan kawat ose bulat pada bunsen, lalu diambil inokulan bakteri
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum, diketahui bahwa dinding sel, terdiri dari senyawa
pepetidoglikan yaitu polimer yang terdiri dari polipepti da pendek, peptidoglikan
mempunyai ketebalan lapisan yang bermacam-macam yang berfungsi dapat
memberikan perlindungan fisik ,dapat menjaga sel agar tidak pecah pada lingkungan
tekanan osmotik yang lebih rendah (kupotonis),dan mempertahankan bentuk sel
bakteri.Hal ini sesuei dengan Dhar,S.,(2018) yang menyatakan bahwa dinding sel
merupakan komponen penting dari arsitektur bakteri yang memberikan bentuk sel,
mencegah lisis di bawah fluktuasi tekanan turgor internal dan melindungi dari serangan
eksternal, sehingga memungkinkan keberadaan mereka di mana-mana. Dinding sel
adalah tersusun atas peptidoglikan (PG) yang berikatan silang erat, yang mengelilingi
membran dalam dan membentuk lapisan pelindung dikenal sebagai murein sacculus.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
• Bakteri gram positif merupakan bakteri yang mempunyai dinding sel lebih
sederhana, banyak mengandung peptidoglikan sedangkan bakteri gram negative
merupakan bakteri yang mempunyai dinding sel lebih kompleks, peptidoglikan
lebih sedikit.
• Dinding sel, terdiri dari senyawa pepetidoglikan yaitu polimer yang terdiri dari
polipepti da pendek, peptidoglikan mempunyai ketebalan lapisan yang
bermacam-macam yang berfungsi dapat memberikan perlindungan fisik ,dapat
menjaga sel agar tidak pecah pada lingkungan tekanan osmotik yang lebih
rendah (kupotonis),dan mempertahankan bentuk sel bakteri.
• Ribosom ialah organel-organel berukuran kecil yang tersebar pada sitoplasma
serta berfungsi dalam sintesis protein.
3.2. Saran
• Sebaiknya praktkum ini dilaksanakan secara tepat waktu meskipun ada siswa
yang terlambat atau segera dimulai jika waktnya sudah menunjukkan jam
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Nurhayati, B., dan S. Darmawati. 2017. Biologi Sel dan Molekuler. Pusat Pendidikan
Sumber Daya Manusia Kesehatan. Jakarta Selatan.
MATERI
SEL KAPANG
Sifat sel kapang dibawah mikroskop itu berbeda (menurut strain dan spesiesnya)
bila dideteksi menggunakan preparat hidup dan preparat mati (preparate awetan)
Koloni kapang
Spora, hifa atau miselium kapang akan tumbuh normal di medium standar. Satu
spora, sepotong hifa, atau sepotong miselium akan tumbuh menjadi suatu koloni
kapang.
Sifat sel khamir yang tampak di bawah mikroskop berbeda (tergantung strain
dan spesiesnya) bila dideteksi memakai preparate hidup dan preparate mati (preparate
awetan)
Koloni Khamir
Sel khamir tumbuh normal pada medium standar. Setiap sel khamir akan
tumbuh menjadi satu koloni. Sifat koloni khamir berbeda menurut strain dan spesiesnya.
SLIDE CULTURE
• Tujuan :
Untuk mengetahui pertumbuhan kapang dalam aspek morfologi yang sempurna
PEMBAHASAN
Pada Mukharomah (2017) dinyatakan bahwa koloni kapang dengan ciri berbeda
(seperti warna, bentuk koloni, dan permukaan koloni) masing-masing di murnikan
dengan cara distreak ke medium PDA dalam cawan petri, lalu diinkubasi selama 2 x 24
jam. Hal ini menurut saya kurang sesuai dengan contoh praktikum yang dijeskan oleh
asisten praktikum kemarin yang menyatakan bahwa inkubasi koloni kapang pada
medium PDA dilakukan selama 3 x 24 jam.
Pada praktikum yang saya ikutin kemarin dijelaskan bentuk khamir salah
satunya adalah cembung, hal ini sesuai dengan Yu et al, (2011) yang menyatakan
bahwa karena bentuk ellipsoidal dan perbedaan indeks bias antara kandungan sel dan
media cair sekitarnya, sel yeast bertindak serupa dengan lensa cembung dan memiliki
penampilan yang sangat berbeda ketika diamati dalam focus dan diluar fokus.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Sifat sel kapang dan khamir dibawah mikroskop itu berbeda (menurut
strain dan spesiesnya) bila dideteksi menggunakan preparat hidup dan
preparat mati (preparate awetan).
2. Lama waktu yang dibutuhkan untuk inkubasi koloni kapang dengan
medium PDA.
3. Kapang adalah organisme multiseluler sedangkan khamir organisme
uniseluler.
3.2. Saran
Yu, B.Y., C. Elbuken., C.L. Ren, and J.P. Huissoon. 2011. Image Processing
and Classification Algorithm for Yeast Cell Morphology in a
Microfluidic Chip. Journal of Biomedical Optics. Vol. 16 (6): 1-9.
Mukharomah, E., 2017. Identifikasi dan Uji Potensi Kapang Lipolitik sebagai
Pembelajaran Ikuiri. Bioilmi. Vol. 3 (2): 124-129.
MATERI VI
PERHITUNGAN
JUMLAH KOLONI BAKTERI
(ENUMERASI)
BAB I
MATERI
ENUMERASI
Berdasarkan hal tersebut digunakan istilah Coloni Forming Units (CFU’s) per ml. Cara
menghitung sel relatif / CFU’s per ml
2. Jika terdapat 2 koloni yang berhimpitan dan bisa dibedakan maka dihitung 2
3. Jika terdapat 2 koloni yang berhimpitan tapi tidak bisa dibedakan maka
dihitung 1
5. Jika luas koloni lebih dari setengah cawan maka tidak dihitung
2. Jika jumlah koloni lebih dari 300, maka dihitung faktor pengencer tertinggi.
3. Jika ada 1 faktor pengencer yang jumlah koloninya masuk range (30-300), maka
dihitung faktor pengencer tersebut.
4. Jika ada 2 faktor pengencer yang jumlah koloninya masuk range maka
dibandingkan
5. Jika ada 3 faktor pengencer yang jumlah koloninnya masuk range, maka
dikelompokkan lalu dibandingkan
2 Jika hasil perbandingan > 2, maka diambil faktor pengencer terendah dari
kelompok.
BAB II
Berdasrkan hasil praktikum, diketahui bahwa perhitungan jumlah koloni bakteri secara
langsung (dengan alat) : Haemocytometer, Colony Counter. Hal ini tidak sesuei dengan
yang dijelaskan oleh Hafsan, 2014 yang menyatakan bahwa teknik Plate Count
(Hitungan cawan) lebih lazim digunakan dalam pemeriksaan produk karena dianggap
paling sederhana dibandingkan dengan metode MPN dan metode hitungan mikroskopik
langsung maupun metode turbidimetri.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
• Untuk megetahui secara langsung pada perhitungan koloni bakteri atau lebih
paham maka sebaiknya dilaksanakan secara offline atau perbanyak mengerjakan
soal.
DAFTAR PUSTAKA