Anda di halaman 1dari 8

EKSTRAKSI EUGENOL PADA DAUN KEMANGI (OCIMUM CITRIODORUM)

SEBAGAI ANASTESI IKAN NILA YANG RAMAH LINGKUNGAN (EKSIS TENAR)


Nila Dian Margareta, Masfiatus Sholikahah, Kartika Yulita Damayanti, Arinda Fadilah
Anggi, Tenry Nesya Almira Hartono
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga
Kampus C Mulyorejo - Surabaya, 60115 Telp. 031-5911451

ABSTRAK
Transportasi merupakan prosedur umum yang terjadi pada proses budidaya dan
penanganan ikan atau dapat dikatakan bahwa transportasi merupakan kegiatan memindahkan ikan
bahwa hasil panenan dari kolam budidaya ke tempat lain. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh minyak atsiri daun kemangi sebagai anastesi ikan nila pada transportasi
system tertutup dengan konsentrasi minyak atsiri tertentu pada daun kemangi. Dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang efektifitas dan konsentrasi pemberian
minyak atsiri dari daun kemangi sebagai bahan anestesi pada simulasi transportasi ikan nila stadia
benih. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2017 sampai dengan bulan Juni 2017 yang terdiri
dari empat tahap yaitu, ekstraksi minyak atsiri dari daun kemangi, uji kandungan eugenol, uji
toksisitas minyak atsiri, dan pengamatan uji aktivitas ikan nila terhadap respon stress.
Terdapat beberapa bahan kimia yang terkandung dalam Kemangi yaitu 3,7-dimetil-1,6-
oktadien-3-ol (linalool 3,94 mg/g), 1-metoksi-4-(2-propenil) benzena (estragol 2,03 mg/g), metil
sinamat (1,28 mg/g), 4-alil-2-metoksifenol (eugenol 0,896 mg/g), dan 1,8-sineol (0,288 mg/g)
yang diidentifikasi dengan metode GC/MS. Konsentrasi minyak atsiri yang diberikan
menggunakan perlakuan berbeda antara lain 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm, dan 100 ppm selama 2.5
jam. Konsentrasi dengan 100 ppm merupakan konsentrasi lethal. Mekanisme kerja eugenol
sebagai anestesi adalah untuk menghambat enzim Mono Amino Oksidase A dan B (MAO
Inhibitor).
Keywords: transportasi ikan nila, Ocimum citriodorum, anastesi

Pendahuluan Peningkatan tersebut akan terus bertambah


akibat terjadinya kecenderungan pergeseran
Budidaya ikan nila merupakan salah satu permintaan pasar untuk komoditas perikanan
usaha perikanan yang selalu diminati oleh ikan nila dari bentuk mati (beku atau olahan)
masyarakat dalam hal ini para petani tambak ke bentuk hidup terutama untuk kebutuhan
atau pembudidaya, sehingga menyebabkan stok benih pada komoditas unggulan.
permintaan benih ikan nila selalu mengalami Peningkatan permintaan ikan nila yang
peningkatan. Pasokan benih ikan secara meningkat, menyebabkan perlunya upaya
berkelanjutan dibutuhkan untuk memenuhi transportasi. Transportasi dilakukan dalam
permintaan benih ikan nila tersebut. Menurut kegiatan usaha benih ikan nila adalah
Sholihul et al. (2014) ikan nila adalah salah sebagai proses pendistristibusian benih.
satu komoditas unggul yang pada setiap Menurut Susanto, et al (2014) transportasi
tahunnya mengalami peningkatan baik pada ikan dapat diartikan sebagai tindakan
pasar ekspor maupun pasar domestik. memindahkan ikan, yang di dalamnya diberi
tindakan-tindakan atau penanganan yang sebagai komponen utama yang berpotensi
tepat untuk menjaga agar derajat kelulusan sebagai anastesi.
hidup sampai di tempat tujuan. Penanganan Penelitian ini bertujuan untuk
pada sistem transportasi sangat dibutuhkan mengetahui pengaruh minyak atsiri daun
untuk menjaga tingkat kelulushidupan ikan kemangi sebagai anastesi ikan nila pada
agar tetap tinggi hingga ke tempat tujuan. transportasi system tertutup dengan
Metode transportasi terbagi menjadi dua, konsentrasi minyak atsiri tertentu pada daun
yakni transportasi dengan sistem kering dan kemangi.. Dari penelitian ini diharapkan
transportasi dengan sistem basah. dapat memberikan informasi ilmiah tentang
Transportasi sistem basah terdiri dari efektifitas dan konsentrasi pemberian
transportasi terbuka dan transportasi minyak atsiri dari daun kemangi sebagai
tertutup yang mana lebih menguntungkan bahan anestesi pada simulasi transportasi
karena pemanfaatan tempat lebih maksimal, ikan nila stadia benih.
dapat mengangkut benih dalam jumlah yang
lebih banyak dan jarak tempuh transportasi
lebih jauh. Namun dalam upaya transportasi Metode
tidak terlepas dengan adanya suatu
Penelitian ini dilaksanakan pada
permasalahan umum. Kendala yang
bulan Maret sampai dengan Juni 2017.
dihadapi dalam kegiatan transportasi adalah
Metode yang digunakan dalam penelitian
stres dan kematian ikan sehingga perlu
adalah metode eksperimen yaitu
penanganan yang lebih baik agar ikan dapat
mengadakan percobaan untuk melihat suatu
tetap hidup dan sehat ketika sampai pada
hasil. Penelitian ini terdiri dari empat tahap
pembudidaya.
yaitu, pertama ekstraksi minyak atsiri dari
Faktor yang menyebabkan ikan stres
daun kemangi yang dilakukan di Fakultas
adalah kepadatan, guncangan, dan aktivitas
Perikanan dan Kelautan, Universitas
metabolisme ikan yang tinggi selama
Airlangga. Daun yang digunakan adalah
transportasi berlangsung sehingga
semua daun pada batang daun kemangi yang
diperlukannya penelitian untuk pemecahan
diperoleh. Kemudian dicuci dan
permasalahan tersebut. Untuk mengurangi
dikeringkan. tahap Sebelum didestilasi daun
stres selama pengangkutan sebaiknya ikan
kemangi diperkecil ukurannya dengan cara
bersifat pasif. Anestesi merupakan salah
diremas. Air yang berisi kemangi tersebut
satu cara yang dapat digunakan untuk
dipanaskan dan nantinya akan memproduksi
menekan aktivitas metabolisme benih ikan
uap yang membawa fraksi uap bersama
agar dapat bertahan hidup dan
material aromatic. Uap didinginkan dalam
meminimalisir tingkat stres pada benih ikan
kondensor. Minyak atsiri kemudian akan
nila selama proses transportasi.
mengapung di atas komponen uap air. Hasil
Bahan anestesi alami umumnya
dari destilasi uap tersebut akan di pisahkan
merupakan bahan kimia organik hasil
dengan cara diekstraksi menggunakan
metabolit sekunder yang terkandung dalam
pelarut hexan dengan perbandingan 2:1
kebanyakan tanaman tingkat tinggi yang
yang dikocok dalam corong terpisah
digunakan antara lain senyawa metabolit
sebanyak tiga kali ulangan. Hasil dari
sekunder seperti saponin dan rotenone.
pengocokan akan di Re-destilasi
(Sholihul et al., 2014). Tallamma (2014)
menggunakan alat vacuum rotary
menyatakan bahwa dari hasil penelitiannya
evaporator agar minyak dan hexan terpisah.
pada daun kemangi membuktikan adanya
(Sulmartiwi, et al., 2014)
minyak atsiri yang mengandung eugenol
Tahap kedua yang dilakukan di yang digunakan untuk penelitian harus
Laboratorium Farmasi, Universitas diseleksi terlebih dahulu. Seleksi yang
Airlangga adalah uji kandungan eugenol digunakan meliputi seleksi ukuran dan
Komposisi kimia minyak atsiri daun kesehatan. Ikan yang akan ditrasnportasikan
kemangi dapat dianalisa dengan metode harus dipuasakan terlebih dahulu. Jumlah
GC-MS yang merupakan teknik analisis ikan yang dimasukkan dalam plastik packing
terbaik untuk mengidentifikasi konstituen adalah 10ekor/L. Media air yang digunakan
bahan menguap, long chain, rantai cabang adalah air yang berisi minyak atsiri dari daun
hidrokarbon, asam alkohol, dan ester. kemangi. Selanjutnya dilakukan pengukuran
Senyawa-senyawa yang dapat ditetapkan kualitas air yang meliputi kadar keasaman,
dengan kromatografi gas sangat banyak oksigen terlarut dan temperature. Menurut
namun memiliki keterbatasan. Senyawa Sulmartiwi, et al., (2014) penambahan
tersebut harus mudah menguap dan stabil oksigen untuk proses transportasi adalah
pada temperature pengujian, utamanya pada menggunakan perbandingan 1:1. Pada
50-300º C. Metode GC-MS memiliki penelitian ini transportasi dilakukan selama
sensitivitas yang tinggi dan berperan dalam 2.5 jam dengan system tertutup. Kemudian
analisis secara kuantitatif maupun kualitatif transportasi dihentikan dan menghitung
senyawa menguap. GC-MS merupakan mortalitas ikan dan dilakukan pengukuran
metode yang cepat dan akurat untuk kualitas air kembali.
memisahkan campuran yang rumit dan
menghasilkan data mengenai struktur serta Pada tahap ke empat dilakukan
identitas senyawa organik. Efek penguapan pengamatan uji aktivitas ikan nila terhadap
dapat dihindari bahkan dihilangkan sama respon stress di Laboratorium basah
sekali dengan penggunaan GC. (Harnani. Fakultas Perikanan dan Kelautan,
2010) Universitas Airlangga dengan cara
mengamati respon fisiologis benih ikan nila
Tahap ketiga adalah uji toksisitas minyak dan menghitung waktu pulihnya. Uji
atsiri dilakukan di Laboratorium basah fisiologis benih ikan dilakukan dengan
Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas pengamatan Tachiventilasi. Menurut
Airlangga yaitu dengan membuat berbagai Sulmartiwi, et al. (2013) pengamatan
konsentrasi dalam batas save concentration Tachiventilasi merupakan pengamatan buka
atau LD<50 yang menjadi media transportasi tutup operculum ikan persatuan waktu untuk
ikan nila untuk trasportasi tertutup. Ikan nila mengetahui kecepatan respirasi ikan.

Hasil
Hasil dari penelitian, benih ikan nila yang terhadap rangsangan luar tinggi dan gerak
dimasukan ke dalam wadah plastik yang renang yang masih aktif.
berisi media air yang telah di campur
menggunakan minyak atsiri daun kemangi Pada perlakuan satu dengan konsentrasi
dengan konsentrasi berbeda memperlihatkan 25 ppt, benih ikan nila masih menunjukan
tingkah laku yang berbeda pada setiap tingkah laku normal yang di tandai dengan
perlakuan, sedangkan pada perlakuan kontrol pergerakan operculum normal, respon
pada menit ke 15 tingkah laku benih ikan nila terhadap rangsangan luar tinggi dan gerakan
tidak ada perbedaan dengan di tandai oleh renang aktif. Namun, benih ikan nila
pergerakan operculum normal, respon mengalami stress pada menit ke 13 tetapi
tidak mengalami pingsan selama proses uji
transportasi. Pada perlakuan dua dengan
konsentrasi 50 ppt, benih ikan nila melalui insang ke dalam aliran darah dan
mengalami stress di menit ke 10 yang akan membersihkan sisa-sisa bahan anestesi
ditandai oleh terjadinya perubahan tingkah di dalam tubuh ikan dan mengeluarkannya
laku ikan dimana ikan terlihat panik, sering melalui saluran pembuangan. Insang
muncul ke permukaan, respon ikan mulai berperan penting dalam proses penyadaran
melemah, aktifitas ikan mulai melamban, ikan yaitu dengan membersihkan bahan
pergerakan operkulum melambat dan pemingsan pada kondisi ikan dalam keadaan
keseimbangan renang ikan mulai hilang. pingsan diletakkan ke dalam air bersih
Pada menit ke 18 keseimbangan renang ikan (Riesma, et al., 2014). Lama masa sedatif
hilang total. Semua ikan uji pingsan yang konsentrasi 75 ppt dan 100 ppt memiliki
ditandai dengan sebagian ikan berada dalam waktu penyadaran yang cukup lama yaitu 20
posisi terbalik dan sebagian diam. Hal menit dan 30 menit. Pada konsentrasi 50 ppt
tersebut menunjukkan bahwa minyak atsiri lama masa sedatif ikan mencapai 17 menit.
daun kemangi yang di berikan telah Semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri
berpengaruh terhadap benih ikan nila. Untuk daun kemangi menyebabkan ikan akan
perlakuan tiga dengan konsentrasi 75 ppt, semakin lama sadar karena kandungan zat
benih ikan nila mengalami stress pada menit pembius pada minyak atsiri daun kemangi
ke 7 dan pada menit ke 14 ikan pingsan. yaitu eugenol yang terserap oleh benih ikan
Sedangkan untuk perlakuan empat dengan nila berbeda sehingga semakin tinggi
konsentrasi 100 ppt benih ikan nila konsentrasi yang digunakan maka akan
mengalami stress pada menit ke 5 dan semakin lama ikan sadar. Menurut Riesma, et
pingsan di menit ke 10. Jadi, semakin tinggi al., (2014) Waktu pulih sadar ikan dihitung
konsentrasi minyak atsiri daun kemangi yang pada saat ikan yang diuji berada dalam air
digunakan sebagai anastesi akan bersih untuk penyadaran, waktu yang
mempercepat waktu induksi atau lamanya dihitung hingga ikan telah sadar dari pingsan
waktu untuk pingsan. Menurut Yanto (2008) dan kembali berenang normal atau bergerak
dalam Riesma, et al., (2014) menyatakan aktif kembali.
bahwa dalam anastesi yang diharapkan
adalah waktu induksi dengan relatif cepat Tingkat kelangsungan hidup benih ikan
sehingga mengurangi lamanya stres pada nila dipengaruhi oleh media transportasi yang
ikan, karakteristik bahan anastesi yang baik mengandung konsentrasi minyak atsiri daun
yaitu memiliki waktu induksi kurang dari 15 kemangi. Kelulus hidupan ikan pada
menit dan lebih baik kurang dari 3 menit. konsentrasi 25 ppm dan 50 ppm adalah
Sehingga untuk perlakuan tiga dan empat 100%, pada konsentrasi 75 ppm adalah 40%
merupakan anastesi yang ideal perihal waktu dan konsentrasi 100 ppm adalah 100%.
induksi. Sedangkan pada perlakuan control adalah
80%. Semakin tinggi konsentrasi minyak
Semakin tinggi konsentrasi anastesi yang atsiri daun kemangi yang digunakan dalam
digunakan maka lama sedatif juga akan uji transportasi maka semakin rendah tingkat
meningkat. Pemakaian obat bius dengan kelulusan hidup benih ikan nila. Hal tersebut
dosis yang berbeda akan mempengaruhi dikarenakan benih ikan nila tidak mampu
tingkat kesadaran. Masuknya bahan untuk mentolerir kandungan senyawa
pemingsan dalam darah menyebabkan ikan eugenol pada minyak atsiri daun kemangi
mati rasa, sehingga pada proses penyadaran yang terlalu tinggi. Kematian benih ikan nila
ikan membutuhkan waktu yang agak lama. pada perlakuan kontrol dapat disebabkan
Pada saat proses penyadaran, air yang karena tingginya konsentrasi NH3 yang
mengandung cukup oksigen terlarut masuk mengakibatkan perubahan kualitas air. Selain
itu faktor stress juga berpengaruh pada saat ikan dalam keadaan sadar selama
tingkat kematian ikan uji pada saat simulasi transportasi.
pengangkutan akibat adanya goncangan pada

Tabel 1. Uji statistika deskriptif

Tabel 2. Uji homogenitas

Tabel 3. Uji Anova


Tabel 4. Uji Post Hoc Test

Tabel 5. Uji Homogeneous

Berdasarkan tabel yg diperoleh jika Sig. < 0,05 maka data mempunyai
menggunakan spss terdapat beberapa uji varians yang berbeda. Hasil dari uji anova
yang digunakan untuk mengetahui yang tertulis pada tabel 3 menunjukkan
Konsentrasi minyak atsiri daun kemangi bahwa ho ditolak atau adanya perbedaan
terhadap mortalitas benih ikan nila antara nyata antara minyak atsiri daun kemangi dan
lain, Uji deskriptif untuk menyajikan data mortalitas benih nila. Artinya konsentrasi
statistik analisis deskriptif, Uji homogenitas minyak atsiri daun kemangi yang diberikan
menunjukkan hasil uji kesamaan varians. sebagai anastesi berpengaruh nyata terhadap
Sebagai syarat untuk melakukan ANOVA mortalitas benih ikan nila. Dimana F hitung >
adalah data mempunyai varians yang sama F tabel atau 646.000 > 2.8
(homogen) dengan membandingkan taraf
signifikansi pada Sig. dan nilai signifikansi Selanjutnya adalah digunakan uji
yang digunakan adalah 0.05. Kriteria yang lanjutan dengan Post Hoc Test yang
dipakai adalah apabila Sig. > 0,05 maka data berfungsi untuk mengetahui variabel yang
mempunyai varians yang sama, sebaliknya memiliki perbedaan signifikan dengan
melihat ada tidaknya tanda (*) pada kolom diketahui bahwa perlakuan terbaik adalah
Mean Difference dalam menunjukkan menggunakan minyak atsiri daun kemangi
adanya perbedaan mean yang signifikan. Dan dengan konsentrasi 25ppt dan 50ppt.
uji terakhir yang digunakan adalah Berdasarkan hasil pengamatan kualitas air
homogeneus subsets untuk mengetahui selama uji transportasi antaranya suhu dan
variabel yang memiliki perbedaan tidak pH. Pada penelitian kali ini terjadi
terlalu signifikan. Dari tabel tersebut dapat peningkatan suhu pada kontrol maupun
perlakuan satu hingga empat dengan minyak Metode GC-MS. Skripsi. Universitas
atsiri daun kemangi setelah transportasi. Muhammadiyah Surakarta: Surakarta
Suhu awal dalam pengamatan adalah 29ᴼC Sholihul A. M, Endang D. M, dan Prayogo.
dan suhu akhir adalah 30ᴼC. Ikan tropis dapat 2014. Potensi Senyawa Metabolit
bertahan pada saat pengiriman pada suhu Sekunder Infusum Daun Durian
yang sama dengan lingkungan mereka yaitu (Durio zibethinus) Terhadap Kelulus
sekitar 22ᴼC-30ᴼC. (Riesma, et al., 2014). Hidupan Ikan Nila (Oreochromis
Sedangkan pH pada pengukuran awal adalah niloticus) Pada Transportasi Ikan
6.8 dan pH akhir adalah sebesar 8.0. Menurut Nila Hidup Sistem Kering. Jurnal
Irianto (2005), perubahan nilai pH yang Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 6
cenderung meningkat selama pengujian No. 1
disebabkan oleh keberadaan ion hidroksil
yang lebih besar dibandingkan ion hydrogen. Sulmartiwi, L. Juni. T, dan Kustiawan. T. P.
2013. Aktivitas Minyak Atsiri Daun
Kesimpulan Ageratum conyzoides L. Sebagai
Stess Reducing Substance Terhada
Kesimpulan yang diperoleh dari Respon Fisiologis Pada Transportasi
penelitian ini adalah terdapat pengaruh Ikan Koi (Cyprinus carpio L.).
terhadap pemberian minyak atsiri daun Universitas Airlangga: Surabaya
kemangi sebagai bahan anastesi atau pembius Sulmartiwi, L. Mardiah, R. U. Moch., A. A,
benih ikan nila. Konsentrasi terbaik diperoleh dan Sri S. 2014. Bioactivity Essential
dengan dosis minyak atsiri daun kemangi Oil Of Bandotan Leaf (Ageratum
sebesar 25ppt dan 50ppt. conyzoides) On Loi (Cyprinus carpio)
Physiological Responses (Blood
Daftar Pustaka glucose and Tachiventilation). Jurnal
Bayu Arief Riesma, A. B. Hastiadi H., dan Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 6
Eka I. R. 2014. Pengaruh No. 1
Konsentrasi Minyak Cengkeh Susanto. H, Ferdinand. H, Taqwa dan
(Eugenia aromatica) Terhadap Yulisman. 2014. The Effect of
Kelangsungan Hidup Benih Ikan Transportation Time with Closed
Patin Siam (Eugenia aromatica) Drying System on Unconcious
Dalam Transportasi Sistem Tertutup. Condition for Survaival Rate of
Universitas Muhammadiyah: Tilapia Fry. Jurnal Akuakultur Rawa
Pontianak Indonesia, 2(2) :202-214.ISSN :
Harnani, E. 2010. Perbandingan Kadar 2303-2960
Eugenol Minyak Atsiri Bunga Tallamma. F. 2014. Penurunan Ekstrak
Cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Daun Kemangi (Ocimim Basilicum
Meer. & Perry) Dari Maluku, L.) Terhadap Penurunan Kadar
Sumatra, Sulawesi, dan Jawa Dengan Volatile Sulfur Compounds (VSCs).
Skripsi. Universitas Hasanuddin: Proses Transportasi Menggunakan
Makasar Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
Suwandi, R., Roni R., dan Wina N. 2012. guajava var. pyrifera). JPHPI Vol.
Penurunan Metabolisme Ikan Nila 15 No. 3
(Oreochromis niloticus) Pada

Anda mungkin juga menyukai