Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

DI SUSUN OLEH :

P. CRISANTI PUTRI ARTAWAN


D4 GIZI / P07131116036
SEMESTER III

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES MATARAM
JURUSAN GIZI
2016/2017
PENGENALAN ALAT

Tujuan : untuk mengetahui alat-alat yang dipergunakan khususnya di laboratorium


Mikrobiologi.
Hasil :
1. Ose / Jarum Inokulum (inoculatingloop)

jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan


ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau
platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat
berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculatingloop/transfer loop, dan
yang berbentuk lurus disebut inoculatingneedle/Transfer needle. Inoculatingloop
cocok untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculatingneedle
cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stabinoculating).

2. Mikropipet (Micropippete) dan Tip

Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil,
biasanya kurang dari 1000 l. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet,
misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable
volume pipette) antara 1l sampai 20 l, atau mikropipet yang tidak bisa diatur
volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya
mikropipet 5 l. dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip.

3. Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube)

Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan


menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup
tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil.
Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk
menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring
(slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan
media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau
tidak terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung
karena memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alas an efisiensi, media yang
ditambahkan berkisar 10-12 ml tiap tabung.

4. Labu Erlenmeyer (ErlenmeyerFlask)


Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu Erlenmeyer
dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi
media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll. Terdapat
beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml,
50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.

5. Beaker Glass

Beakerglass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di dalam mikrobiologi,


dapat digunakan untuk preparasi media media, menampung akuades dll.

6. Gelas ukur (GraduatedCylinder)

Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur
memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya.

7. Cawan Petri (Petri Dish)

Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium


dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup.
Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa
berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan
berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.

8. Batang L (L Rod)

Batang L bermanfaat untuk menyebarkan cairan di permukaan mediaagar supaya


bakteri yang tersuspensidalam cairan tersebut tersebar merata. Alat ini juga
disebut spreader.

9. Tabung Durham (Durham Tube)

Tabung durham yaitu tabung yang memiliki bentuk yang sama dengan tabung
reaksi tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding tabung reaksi. Berfungsi
untuk menampung hasil fermentasi mikroorganisme berupa gas. Dalam
penggunaannya, maka tabung durham itu ditempatkan terbalik di dalam tabung
reaksi yang lebih besar dan tabung ini kemudian diisi dengan medium cair. Setelah
seluruhnya disterilkan dan medium sudah dingin, maka dapat dilakukan inokulasi.
Jika bakteri yang ditumbuhkan dalam media tersebut memang menghasilkan gas,
maka gas akan tampak sebagai gelembung pada dasar tabung durham.
10. Termometer (thermometer)

Termometer adalah batang kaca yang panjangnya 300 mm, diameter 6-7 mm berisi
air raksa dan gas, serta dilengkapi dengan skala derajat Celcius. Berfungsi untuk
mengukur suhu suatu larutan atau ruang inkubator. Prinsip kerjanya yaitu mengukur
suhu sesuai laju air raksa di dalam thermometer.

11. Pembakar Bunsen (BunsenBurner)

Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah
pembakar bunsen. Api yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen
dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran
udara tersebut. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling
cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas).
Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau metanol.
12. Hot platestirrer dan Stirre bar

Hot platestirrer dan Stirrer bar (magneticstirrer) berfungsi untuk menghomogenkan


suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat
dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan
dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magneticstirrer seri SBS-100 dari
SBS misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat
lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.

13. Autoklaf (Autoclave)

Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu
benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama
kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk
membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu
yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme. Autoklaf terutama
ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh
bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies
yang sama, endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat
membunuh sel vegetatif bakteri tersebut[1]. Endospora dapat dibunuh pada suhu
100 C, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu
121 C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif
bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 C.Perhitungan
waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 C.
Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bagian
dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan
total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 C untuk waktu 10-15
menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume besar
akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk mencapai suhu sterilisasi. Performa autoklaf diuji dengan indicator biologi,
contohnya Bacillusstearothermophilus.

14. Oven

Oven Berfungsi untuk sterilisasi kering. alat-alat yang disterilkan menggunakan


oven antaralain peralatan gelas seperti cawan petri, tabung reaksi, dll.
serilisasikerning dengan oven dilakukan dengan cara memanaskan dengan suhu
180oC selama 1 jam.

15. Inkubator (Incubator)

Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang
terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.
16. Penangas air (Water bath)

Penangas air besfungsi untuk menyimpan media agar (yang digunakan untuk
analisa dengan teknik tuang / pure plate ) supaya media tetap dalam kondisi
leleh/cair, bisanya suhu diatur pada kisaran 40-45oC. Untuk menjaga air pada
penangas air tidak terkontaminasi mikro organisme maka perlu ditambahkan
citricacid 0.3% dan potassiumsorbat 0.1%.

17. PH Meter

PH meter berfungsi untuk mencek derajat keasaman / PH media, karena derajat


keasaman sangan berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba.

18. Timbangan digital / neraca digital

Neraca digital berfungsi untuk menimbang media dan juga sample atau contoh uji
saat preparasi.
19. Biological SafetyCabinet / Laminar Air Flow

BiologicalSafetyCabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar Air Flow (LAF)
adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai
pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan
aplikasisinar UV beberapa jam sebelum digunakan.

20. Colony counter

Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah
diinkubasi di dalam cawankarena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut
dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan
pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri dapat ditandai
dan dihitung otomatis yang dapat di-reset.

21. Mikroskop Cahaya (BrightfieldMicroscope)


Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya.
Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda
dengan diameter lebih kecil dari 0,1 mm.

22. Mikroskop stereo (Zoom Stereo Microscope)

Mikroskop ini berfungsi untuk melihat objek yang membutuhkan perbesaran tidak
terlalu besar. Di Laboratorium Mikrobiologi, mikroskop stereo biasanya digunakan
untuk mengamati secara detail bentuk koloni dan jamur.
CARA PEMBUATAN MEDIA DAN ISOLASI BAKTERI

Tujuan : 1. Untuk membuat media tumbuh bakteri

2. Untuk memahami karakteristi meliputi

Alat dan Bahan :


1. Agar-agar ( Media Nutrien Agar)
2. Kotoran Kepala
3. Usapan gigi, usapan muka, usapan rambut
4. Tangan yang belum dicuci dan sesudah dicuci

Cara Kerja :
1. Ditimbang Nutrien Agar sesuai yang diperlukan
2. Kemudian dilarutkan dengan aquades
3. Selanjutnya dipanaskan ditas nyala api hingga mendidih
4. Kemudian disterilkan(diautoclaf) sampai suhu 121oC selama 15 menit
5. Setelah dipanaskan, lalu didinginkan sampai suhu 65oC dan dituang ke plate
6. Setelah itu, ambil sampel yang kita inginkan, lalu dioles menggunakan soap kapas
secara merata ke media inkubasi dengan suhu 37oC
Dokumentasi
MENGAMATI MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS BAKTERI

A. Secara Makroskopik
1. Ketombe Rambut
Hasil :
a. Warna bakteri : Kuning
b. Bentuk bakteri : bulat
c. Bau bakteri : seperti bau agar-agar
d. Permukaan bakteri : mengkilat seperti mentega (halus)
e. Elevasi : cembung (karena terlihat timbul)
f. Konsistensi : Lunak
2. Usapan Gigi
Hasil :
a. Warna : bakteri kuning, jamur putih
b. Bau : berbau busuk
c. Konsistensi : Lunak
3. Rambut
Hasil :
a. Warna : putih (jamur)
b. Permukaan : kasar (ditumbuhi rambut-rambut)

B. Secara Mikroskopik
Alat dan bahan :
1. Mikroskop
2. Kaca preparat
3. Spiritus
4. Ose
5. Aquades
6. Slide
7. Pewarna
Cara kerja :
1. Nyalakan api spiritus (agar terhindar dari kontaminasi)
2. Larutkan bakteri menggunakan aquades karena bakteri dalam bentuk padatan
3. Ambil sampel jamur menggunakan ose, lalu dipanaskan diatas api spiritus
4. Kemudian oles pada permukaan kaca preparat, keringkan diatas api spiritus
5. Lalu teteskan pewarna violet pada media dan baktei dan diamkan selama 1 menit
6. Setelah didiamkan, lalu teteskan lugol agar memperkuat warna violet, diamkan
kembali selama 1 menit
7. Setelah 1 menit, cuci sedikit media menggunakan aquades lalu diamkan selama
menit
8. Setelah menit lalu cuci dan kemudian teteskan kembali dengan aseton dan diamkan
kembali selama menit
9. Setelah itu cuci kembali kemudian teteskan larutan merah pada media, diamkan
sebentar lalu cuci dan panaskan diatas api spiritus dan lap menggunakan tisu agar
kering
10. Siapkan mikroskop, teteskan oli inersi (jika tidak ada bias menggunakan baby oil)
pada media yang fungsinya untuk mengumpulkan cahaya pada mikroskop
11. Setelah dilihat menggunakan mikroskop, bakteri tersebut memiliki spora dan
bentuknya batang.
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai