Anda di halaman 1dari 14

Equipment

1.Ose / Jarum Inokulum (inoculating loop)

jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan ke


media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum
sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk
lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk
lurus disebut inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok untuk
melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok digunakan
untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating.

2.Mikropipet (Micropippete) dan Tip

Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil,
biasanya kurang dari 1000 l. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya
mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara
1l sampai 20 l, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu
pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 l. dalam penggunaannya,
mukropipet memerlukan tip.

3.Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube)


Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan
menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup
tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media
padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut
fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar). Untuk
membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu luas
permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan
hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko
kontaminasi. Untuk alas an efisiensi, media yang ditambahkan berkisar 10-12 ml tiap
tabung.

4.Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)

Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu Erlenmeyer dapat
digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media,
menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll. Terdapat beberapa pilihan
berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250
ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.

5.Beaker Glass

Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di dalam mikrobiologi, dapat
digunakan untuk preparasi media media, menampung akuades dll.
6.Gelas ukur (Graduated Cylinder)

Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur
memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya.

7.Cawan Petri (Petri Dish)

Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat


dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri
tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm
dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-
kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.

8.Batang L (L Rod)

Batang L bermanfaat untuk menyebarkan cairan di permukaan mediaagar supaya


bakteri yang tersuspensidalam cairan tersebut tersebar merata. Alat ini juga
disebut spreader.
9.Tabung Durham (Durham Tube)

Tabung durham yaitu tabung yang memiliki bentuk yang sama dengan tabung reaksi
tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding tabung reaksi. Berfungsi untuk
menampung hasil fermentasi mikroorganisme berupa gas. Dalam penggunaannya,
maka tabung durham itu ditempatkan terbalik di dalam tabung reaksi yang lebih besar
dan tabung ini kemudian diisi dengan medium cair. Setelah seluruhnya disterilkan dan
medium sudah dingin, maka dapat dilakukan inokulasi. Jika bakteri yang ditumbuhkan
dalam media tersebut memang menghasilkan gas, maka gas akan tampak sebagai
gelembung pada dasar tabung durham.

10.Termometer (thermometer)

Termometer adalah batang kaca yang panjangnya 300 mm, diameter 6-7 mm berisi air
raksa dan gas, serta dilengkapi dengan skala derajat Celcius. Berfungsi untuk mengukur
suhu suatu larutan atau ruang inkubator. Prinsip kerjanya yaitu mengukur suhu sesuai
laju air raksa di dalam thermometer.

Apparatus

1.Pembakar Bunsen (Bunsen Burner)


Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakar
bunsen. Api yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari
bawah dan diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Untuk
sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya
adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat
menggunakan bahan bakar gas atau metanol.

2.Hot plate stirrer dan Stirre bar

Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan
suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat
dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan
bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS
misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat
sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.

3.Autoklaf (Autoclave)

Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda
menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih
15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah
yang akan membunuh microorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh
endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap
pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat
bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri
tersebut[1]. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 C, yang merupakan titik didih air
pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 C, endospora dapat dibunuh dalam
waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30
detik pada suhu 65 C.Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di
dalam autoklaf mencapai 121 C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak,
transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi
perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu
121 C untuk waktu 10-15 menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan
dalam volume besar akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk mencapai suhu sterilisasi. Performa autoklaf diuji dengan
indicator biologi, contohnya Bacillus stearothermophilus.

4.oven

Oven Berfungsi untuk sterilisasi kering. alat-alat yang disterilkan menggunakan oven
antaralain peralatan gelas seperti cawan petri, tabung reaksi, dll. serilisasi kerning
dengan oven dilakukan dengan cara memanaskan dengan suhu 180oC selama 1 jam.

5.Inkubator (Incubator)

Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang
terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.

6.Penangas air (Water bath)


Penangas air besfungsi untuk menyimpan media agar (yang digunakan untuk analisa
dengan teknik tuang / pure plate ) supaya media tetap dalam kondisi leleh/cair, bisanya
suhu diatur pada kisaran 40-45oC. Untuk menjaga air pada penangas air tidak
terkontaminasi mikro organisme maka perlu ditambahkan citric acid 0.3% dan potassium
sorbat 0.1%.

7.PH Meter

PH meter berfungsi untuk mencek derajat keasaman / PH media, karena derajat


keasaman sangan berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba.

8.Timbangan digital / neraca digital


Neraca digital berfungsi untuk menimbang media dan juga sample atau contoh uji saat
preparasi.

9.Biological Safety Cabinet / Laminar Air Flow

Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar Air Flow (LAF) adalah
alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola
pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasisinar UV
beberapa jam sebelum digunakan.

10.Colony counter

Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah
diinkubasi di dalam cawankarena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut
dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan
pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri dapat ditandai dan
dihitung otomatis yang dapat di-reset.

11.Mikroskop Cahaya (Brightfield Microscope)

Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya. Dengan
mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter
lebih kecil dari 0,1 mm.

12.Mikroskop stereo (Zoom Stereo Microscope)

Mikroskop ini berfungsi untuk melihat objek yang membutuhkan perbesaran tidak terlalu
besar. Di Laboratorium Mikrobiologi, mikroskop stereo biasanya digunakan untuk
mengamati secara detail bentuk koloni dan jamur.
Alat-Alat Yang Dibutuhkan dan Cara Menggunakan
Peralatan-peralatan yang digunakan didalam laboratorium mikrobiologi hampir sama
dengan peralatan-peralatan yang umumnya digunakan di Laboratorium kimia. Peralatan-
peralatan tersebut dibagi dalam kelompok peralatan alat sterilisasi, alat aseptic, alat pemanas,
alat wadah, alat penghitung, alat pengamatan, alat ukur, dan alat tambahan. Alat sterilisasi
diantaranya Autoclaf, Oven, dan Bunsen. Alat aseptic, diantaranya Enkas, dan Laminar Air
Flow. Alat pemanas salah satunya Hotplate. Alat wadah diantaranya Cawan
Petri dan Tabung Reaksi. Alat Penghitung salah satunya Haemositometer. Alat pengamatan
diantaranya Mikroskop dan Kaca Objek Cekung. Alat ukur diantaranya Erlenmeyer, Gelas
Ukur, Gelas Kimia, Pipet Volume, Neraca Analitik, dan Timbangan Ohause. Alat ekstrak
salah satunyaCorong. Alat tambahan diantaranya Jarum Ose dan Siring.
1. Labu Erlenmeyer
Labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang digunakan
untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media,
menampung aquades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dan lain-lain.Labu
erlemeyer terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya
yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dan sebagainya. Prinsip kerja
dari labu erlenmeyer ini yaitu dengan menuangkan larutan atau zat kimia secara langsung
atau dengan menggunakan corong dengan cara hati-hati.
2. Gelas ukur
Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer,
gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur
volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan.
Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menuangkan larutan atau zat kimia secara dengan berhati-
hati.
3. Cawan petri
Cawan petri berfungsi sebagai tempat pertumbuhan mikroba secara kuantitatif dan
sebagai tempat pengujian sampel. Cawan Petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak
kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Prinsip kerjanya yaitu
medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup.
4. Corong
Corong berfungsi untuk memasukkan suatu larutan ke dalam suatu tempat yang
mempunyai mulut yang kecil. Prinsip kerja pada alat ini yaitu larutan langsung dituangkan ke
dalam mulut corong, dimana sebelumnya ujung corong telah dimasukkan ke dalam mulut
tabung.
5. Tabung reaksi
Tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba. Tabung
reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup
metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi
dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube
agar) dan agar miring (slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang
kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau
tidak terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena
memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alasan efisiensi, media yang ditambahkan berkisar
10-12 ml tiap tabung.
6. Bunsen burner
Bunsen berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakar bunsen dan
juga mempunyai fungsi lain, yakni mengamankan praktikan pada saat melakukan penanaman
medium. Prinsip kerja alat ini yaitu dengan membakar bagian atas atau sumbu dari bunsen.
7. Kaca objek
Kaca objek, Terbuat dari kaca, fungsinya sebagai media alas mikroorganisme yang akan
diamati dengan mikroskop. Cara kerjanya mikroorganisme ditaruh di atas preparat kemudian
diamati dengan menggunakan mikroskop.
8. Pipet tetes
Pipet tetes berfungsi untuk untuk memindahkan larutan dengan volume
yang tidak diketahui. Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menekan bagian karet dari pipet tetes
ini, kemudian bagian ujungnya dimasukkan ke dalam larutan dan melepaskan karet tersebut.
9. Mikropipet
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya
kurang dari 1000 l. Banyak pilihan kapasitas dlm mikropipet, misalnya mikropipet yg dapat
diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1l sampai 20 l, atau
mikropipet yg tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume
pipette) misalnya mikropipet 5 l. dlm penggunaannya, mikropipet memerlukan tip. Cara
Penggunaan : 1. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk
memastikan lancarnya mikropipet. 2. Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung
mikropipet. 3. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih
ke dalam lagi. 4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm. 5. Tahan pipet dalam posisi
vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob maka cairan akan masuk ke tip. 6.
Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan. 7. Tekan Thumb Knob sampai
hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal mungkin maka semua cairan akan
keluar dari ujung tip. 8. Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan
ditekan maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan
yang berfungsi mendorong tip keluar.
10. Pipet ukur
Pipet ukur, adalah alat yang terbuat dari gelas dan pipet ini memiliki skala. Digunakan
untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Gunakan bulp atau pipet pump untuk
menyedot larutan, jangan dihisap dengan mulut.
11. Karet penyedot / filler
Karet penyedot / filler adalah alat untuk menghisap larutan yang akan dari botol larutan.
Untuk larutan selain air sebaiknya digunakan karet pengisat yang telah disambungkan pada
pipet ukur.
12. Jarum ose
Jarum ose atau biasa disebut jarum inokulasi karena berfungsi untuk memindahkan
biakan untuk ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari
kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung
jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop,
dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok
untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok digunakan
untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating). Jarum inokulum ini akan
sangat bermanfaat saat membelah agar untuk preprasi Heinrichs Slide Culture. Prinsip
kerjanya yaitu sebelum alat ini digunakan, terlebih dahulu disterilkan dengan memanaskan
ujungnya sampai berpijar, kemudian membiarkan ujung ose dingin sebelum digunakan untuk
mencegah matinya bakteri.
13. Neraca analitik
Neraca analitik, yaitu timbangan digital yang fungsinya untuk menimbang berat sampel
dan berat media. Timbangan ini bisa direset agar kembali ke 0 lagi. Prinsip kerja alat ini yaitu
dengan meletakkan bahan sehingga akan tertera secara langsung pada layar berat bahan
tersebut.
14. Beaker
Beaker atau kadangkala disebut sebagai gelas beker adalah sebuah wadah penampung
yang digunakan untuk: mengaduk, mencampur dan memanaskan cairan yang biasanya
digunakan dalam laboratorium. Beaker secara umum berbentuk silinder dengan dasar yang
bidang dan tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 1 mL sampai beberapa liter. Beker
dapat terbuat dari kaca (umumnya kaca borosilikat ataupun dari plastik. Beker yang
digunakan utk menampung zat kimia yang korosif seperti asam atau zat- zat lainnya yang
sangat reaktif biasanya terbuat dari PTFE ataupun bahan-bahan yang reaktivitasnya rendah.
Beaker dapat ditutup dengan kaca pengamat untuk mencegah kontaminasi dan penyusutan
zat. Beker seringkali dibubuhi dengan ukuran yang terdapat pada sisi beker yang
mengindikasikan volume tertampung. Sebagai contoh, beker dengan volume 250 mL ditandai
dengan garis-garis yg mengindikasikan volume zat tertampung sebesar 50, 100, 150, 200, dan
250 mL.
Keakuratan ukuran ini sangat bervariasi. Beker berbeda dgn labu laboratorium terlihat
dari sisinya yang lurus dan bukannya miring. Biasanya beker lebih sering digunakan dlm
percobaan kimia dasar. Beaker dalam berbagai ukuran volume.
15. Oven
Oven adalah peralatan yang digunakan untuk sterilisasi kering, juga dapat digunakan
untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk mengeringkan bahan
yang dalam keadaan basah. Cara kerjanya, media dan bakteri dimasukan kedalam alat ini
kemudian ditutup dan diatur suhu dan waktunya.
16. Autoklaf
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan
dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan.Prinsip kerja alat ini yaitu
dengan memasukkan medium yang ingin disterilkan, selanjutnya penutup autoklaf dipasang
dan sekrup dikencangkan. Keran pengatur tempat keluar uap air dibiarkan tetap terbuka
hingga semua udara terdesak keluar. Apabila sterilisasi telah selesai autoklaf dibiarkan
tekanan turun hingga nol. Kran uap air dibuka secara perlahan. Jangan membuka kran uap
untuk mempercepat turunnya tekanan, tunggu sampai tekanan menunjukkan angka nol.
17. Spektrofotometer
Spektrofotometer, alat ini berfungsi untuk mengukur jumlah pertumbuhan
bakteri. Prinsip kerja alat ini adalah membiaskan cahaya kedalam kupet yang berisi sampel
(zat), sebagian sinar akan ada yang diteruskan dan sebagian lagi akan diserap. Saat
pemasangan kupet ke dalam sepektometri tidak boleh menggunakan tangan, karena minyak
yang terdapat pada tangan akan menempel pada kupet dan mempengaruhi hasil akhirnya.
18. Laminar air flow
Laminar air flow, fungsi dari alat ini yaitu untuk pengerjaan secara aseptis karena
memiliki pengaturan dan penyaringan aliran udara. Prinsip kerjanya yaitu dengan cara
hidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya matikan segera sebelum mulai bekerja.
Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah. Nyalakan lampu neon dan blower.
Masukkan alat dan bahan yang akan dikerjakan, jangan terlalu penuh (overload) karena
memperbesar resiko kontaminan. Atur alat dan bahan yang telah dimasukan ke laminar air
flow sedemikian rupa sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar
steril. Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh aktivitas
kerja. Setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar dari laminar
air flow.
19. Enkas
Enkas, alat ini memiliki fungsi untuk mensterilisasikan alat-alat berskala dengan
menggunakan uap air panas. Prinsip kerja alat ini yaitu pada saat sebelum memasukkan
media, alat ini harus disterilkan terlebih dahulu.
20. Hot plate stirrer
Hot plate stirrer berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan.
Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat
proses homogenisasi. Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk larutan yang mudah
terbakar.
21. Mikroskop
Mikroskop berfungsi sebagai alat bantu untuk melihat mikroorganisme yang tak dapat
dilihatoleh mata telanjang. Prinsip kerja dari mikroskop ini adalah dengan memantulkan
cahaya melalui cermin, lalu diteruskan hingga lensa objektif. Di lensa objektif bayangan yang
dihasilkan adalah maya, terbalik dan diperbesar. Kemudian bayangan akan diteruskan dan
menghasilkan bayangan tegak, nyata dan diperbesar oleh mata pengamat. Semakin banyak
cahaya yang dipantulkan melalui cermin, maka akan semakin terang pula mikroorganisme
yang dilihat. Mikroskop ini memiliki pembasaran objektif (10x dan 40x) serta pembesaran
okuler (10x).
22. Inkubator
Inkubator, digunakan untuk fermentasi dan menumbuhkan media pada pengujian secara
mikrobiologi. Prinsip kerja alat ini yaitu dengan memasukkan atau menyimpan biakan murni
mikroorganisme, kemudian mengatur suhunya, biasanya hanya dapat diatur diatas suhuh
tertentu.
23. Colony counter
Colony counter, alat ini berfungsi untuk menghitung jumlah coloni dari bakteri. Prinsip
kerja alat ini yaitu setelah kita ON kan, kita menyimpan cawan petri yang berisi bakteri atau
jamur ke dalam kamar hitung, kemudian mengatur alat penghitung pada posisi (000) dan
mulai menghitung dengan menggunakan jarum penunjuk sambil melihat jumlah pada layar
hitung.
24. Siring/spoit
Siring/spoit berfungsi untuk mengambil larutan, zat hasil pengukuran, atau zat yang mau
diuji. Alat ini dapat disterilisasikan dengan menggunakan otoklaf (uap air bertekanan) dimana
sebelum disterilisai dibungkus terlebih dahulu.Prinsip kerja alat ini yaitu dengan
memasukkan jarum spoit ke dalam suatu larutan, Kemudian menarik keluar bagian
pendorong dari spoit.
25. Gegep
Gegep berfungsi untuk menjepit tabung reaksi yang ingin dipanaskan.Prinsip kerja gegep
ialah dengan cara memegang bagian pegangan gegep, kemudian menjepit tabung reaksi yang
ingin dipanaskan.
26. Rak tabung reaksi
Rak tabung reaksi berfungsi untuk menyimpan tabung-tabung reaksi baik yang
digunakan pada saat praktikum ataupun yang tidak digunakan. Prinsip kerjanya yaitu dengan
memasukkan tabung reaksi ke dalam lubang rak tabung.
Pada dasarnya, semua peralatan yang ada dilaboratorium memiliki fungsi yang berbeda-
beda. Ada beberapa alat yang memiliki kemiripan, akan tetapi dalam penggunaannya alat
tersebut memang sebaiknya hanya digunakan sebagaimana fungsinya, karena akan
mempengaruhi hasil dari percobaan. Meskipun suatu alat memiliki kemiripan dari segi
bentuknya, tetapi dari skala yang dimilikinya akan berbeda.

Anda mungkin juga menyukai