Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERTUMBUHAN MIKROBA

DOSEN PENGAMPU :
SISTER SIANTURI, S.SI, M.SI

OLEH:
ATIKA CRISTINA (191148201069)

STIKES DIRGAHAYU SAMARINDA


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
TAHUN AKADEMIK
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk
mengetahui lebih lanjut tentang Pertumbuhan Mikroorganisme. Dimana dalam makalah ini
diharapkan lebih membuka wawasan berpikir dibidang terkait dengannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Samarinda, 05 Oktober 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Mikroorganisme sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai
sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen,
hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau
kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga
pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Kondisi tidak bersih dan higinis pada
lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan
mikroorganisme sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh
karena itu, prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih dan higinis adalah untuk
mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroorganisme agar pertumbuhannya
terkendali.
Planet Bumi kita ini dihuni oleh jutaan jenis mahluk hidup. Di antara jutaan jenis
makhluk hidup ini ada yang terlihat oleh mata dan ada yang tak terlihat oleh mata. Mahluk
hidup yang tidak dapat dilihat oleh mata tersebut berukuran amat kecil, disebut
mikroorganisme. Untuk mengetahui atau mengamati mikroorganisme tersebut diperlukan alat
bantu berupa alat pembesar, seperti loop, mikroskop biasa, dan mikroskop elektron.
mikroorganisme melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi ini dapat terjadi secara
cepat serta bersifat sementara waktu dan dapat pula perubahan itu bersifat permanent
sehingga mempengaruhi bentuk morfologi serta struktur anatominya
Untuk keperluan hidupnya, mikroorganisme membutuhkan bahan organik dan anorganik
yang diambil dari lingkungannya. Bahan makanan tersebut dinamakan nutrien, sedangkan
proses mengasimilasi makanannya disebut nutrisi. Nutrien adalah substansi anorganik dan
organik yang dalam larutan melintasi membran sitoplasma (Nutrients is the chemicals from
the environment of which a cell is built). Agar dapat mendapatkan nutrien dari makanan, sel
harus mampu mencerna makanan itu, yaitu mengubah molekul-molekul protein, karbohidrat
dan lipida yang komplek dan besar menjadi molekul yang sederhana dan kecil yang segera
melarut sehingga dapat memasuki sel. Proses mengasimilasikan makanan itulah yang disebut
nutrisi.
Dalam proses kehidupan semua makhluk hidup memerlukan makanan yang banyak
mengandung gizi dan nutrisi yang cukup, tidak terkecuali mikroorganisme, zat-zat tersebut
nantinya akan digunakan dalam aktifitas sehari-hari seperti berjalan, bereproduksi, dan
aktifitas lainnya
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui Pertumbuhan Mikroorganisme
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan Mikroorganisme
Pertumbuhan merupakan proses perubahan bentuk yang semula kecil kemudian
menjadi besar. Pertumbuhan menyangkut pertambahan volume dari individu itu sendiri.
Pertumbuhan pada umumnya tergantung pada kondisi bahan makanan dan juga
lingkungan. Apabila kondisi makanan dan lingkungan cocok untuk mikroorganisme
tersebut, maka mikroorganisme akan tumbuh dengan waktu yang relatif singkat dan
sempurna.
Pertumbuhan mikroorganisme yang bersel satu berbeda dengan mikroorganisme yang
bersel banyak (multiseluler). Pada mikroorganisme yang bersel satu (uniseluler)
pertumbuhan ditandai dengan bertambahnya sel tersebut. Setiap sel tunggal setelah
mencapai ukuran tertentu akan membelah menjadi mikroorganisme yang lengkap,
mempunyai bentuk dan sifat fisiologis yang sama.
Pertumbuhan jasad hidup, dapat ditinjau dari dua segi, yaitu pertumbuhan sei secara
individu dan pertumbuhan kelompok sebagai satu populasi. Pertumbuhan sel diartikan
sebagai adanya penambahan volume serta bagian-bagian sel lainnya, yang diartikan pula
sebagai penambahan kuantiatas isi dan kandungan didalam selnya. Pertumbuhan populasi
merupakan akibat dari adanya pertumbuhan individu, misal dari satu sel menjadi dua, dari
dua menjadi empat ,empat menjadi delapan, dan seterusnya hingga berjumlah banyak.
Pada mikroorganisme, pertumbuhan individu (sel) dapat berubah langsung menjadi
pertumbuhan populasi. Sehingga batas antara pertumbuhan sel sebagai individu serta satu
kesatuan populasi yang kemudian terjadi kadang-kadang karena terlalu cepat
perubahannya, sulit untuk diamati dan dibedakan. Pada pertumbuhan populasi bakteri
misalnya, merupakan penggambaran jumlah sel atau massa sel yang terjadi pada saat
tertentu. Kadang-kadang didapatkan bahwa konsentrasi sel sesuai dengan jumlah sel
perunit volume, sedang kerapatan sel adalah jumlah materi perunit volume.Penambahan
dan pertumbuhan jumlah sel mikroorganisme pada umumnya dapat digambarkan dalam
bentuk kurva pertumbuhan.

2.2 Fase-Fase Pertumbuhan Mikroorganisme


Secara umum fase-fase pertumbuhan mikroorganisme adalah sebagai berikut.
1. Fase lag (fase masa persiapan, fase adaptasi, adaptation phase) Pada fase ini laju
pertumbuhan belum memperlihatkan pertumbuhan ekponensial, tetapi dalam tahap
masa persiapan. Hal ini tergantung dari kondisi permulaan, apabila mikroorganisme
yang ditanami pada substrat atau medium yang sesuai, maka pertumbuhan akan terjadi.
Namun sebaliknya apabila diinokulasikan mikroorganisme yang sudah tua meskipun
makanannya cocok, maka pertumbuhannya mikroorganisme ini membutuhkan masa
persiapan atau fase lag. Waktu yang diperlukan pada fase ini digunakan untuk
mensintesa enzim. Sehingga mencapai konsentrasi yang cukup untuk melaksanakan
pertumbuhan ekponensial. Fase ini berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari,
tergantung dari jenis mikroorganisme serta lingkungan yang hidup.
Selama fase ini perubahan bentuk dan pertumbuhan jumlah individu tidak secara nyata
terlihat. Karena fase ini dapat juga dinamakan sebagai fase adaptasi (penyesuaian)
ataupun fase-pengaturan jasad untuk suatu aktivitas didalam lingkungan yang mungkin
baru.
2. Fase tumbuh dipercepat (fase logaritme, fase eksponensial, logaritma phase) Pada setiap
akhir persiapan sel mikroorganisme akan membelah diri.masa ini disebut masa
pertumbuhan, yang setiap selnya tidak sama dalam waktu masa persiapan.Sehingga
secara berangsur-angsur kenaikan jumlah populasi sel mikroorganisme ini mencapai
masa akhir fase pertumbuhan mikroorganisme.Setelah setiap individu menyesuaikan
diri dengan lingkungan baru selama fase lag, maka mulailah mengadakan perubahan
bentuk dan meningkatkan jumlah individu sel sehingga kurva meningkat dengan tajam
(menanjak). Peningkatan ini harus diimbangi dengan banyak faktor, antara lain:
a. Faktor biologis, yaitu bentuk dan sifat jasad terhadap lingkungan yang ada, serta
assosiasi kehidupan di antara jasad yang ada kalau jumlah jenis lebih dari sebuah.
b. Faktor non-biologis, antara lain kandungan sumber nutrien di dalam media,
temperatur, kadar oksigen, cahaya, dan lain sebagainya.Kalau faktor-faktor di atas
optimal, maka peningkatan kurva akan nampak tajam seperti gambar. Pada fase ini
pertumbuhan secara teratur telah tercapai. Maka pertumbuhan secara ekponensial
akan tercapai. Pada fase ini menunjukkan kemampuan mikroorganisme berkembang
biak secara maksimal. Setiap sel mempunyai kemampuan hidup dan berkembang
biak secara tepat. Fase pengurangan pertumbuhan akan terlihat berupa keadaan
puncak dari fase logaritmik sebelum mencapai fase stasioner, dimana penambahan
jumlah individu mulai berkurang atau menurun yang di sebabkan oleh banyak faktor,
antara lain berkurangnya sumber nutrien di dalam media tercapainya jumlah
kejenuhan pertumbuhan jasad. Fase tumbuh reda akan terlihat dimana fase logaritma
mencapai puncaknya, maka zat-zat makanan yang diproduksi oleh setiap sel
mikroorganisme akan mengakibatkan pertumbuhan mikroorganisme, sehingga pada
masa pertumbuhan ini reda atau dikatakan sebagai fase tumbuh reda.
3. Fase stasioner
Pengurangan sumber nutrien serta faktor –faktor yang terkandung di dalam jasadnya
sendiri, maka sampailah puncak aktivitas pertumbuhan kepada titik yang tidak bisa
dilampaui lagi, sehingga selama fase ini, gambaran grafik seakan mendatar. Populasi
jasad hidup di dalam keadaan yang maksimal stasioner yang konstan.
4. Fase kematian
Fase ini diawali setelah jumlah mikroorganisme yang di hasilkan mencapai jumlah yang
konstan, sehingga jumlah akhir mikroorganisme tetap maksimum pada masa tertentu.
Setelah masa dilampaui, maka secara perlahan-lahan jumlah sel yang mati melebihi
jumlah sel yang hidup. Fase ini disebut fase kematian dipercepat. Fase kematian
dipercepat mengalami penurunan jumlah sel, karena jumlah sel mikroorganisme mati.
Namun penurunan jumlah sel tidak mencapai nol, sebab sebagian kecil sel yang mampu
beradaptasi dan tetap hidup dalam beberapa saat waktu tertentu. Pada fase ini
merupakan akhir dari suatu kurva dimana jumlah individu secara tajam akan menurun
sehingga grafik tampaknya akan kembali ke titik awal lagi. Gambaran pertumbuhan
mikroorganisme seringkali tidak sesuai seperti yang sudah diterangkan kalau faktor-
faktor lingkungan yang menyertainya tidak memenuhi persyaratan.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme


A. Faktor alam
1. Temparatur
Umumnya batas daerah temperatur bagi kehidupan mikroorganisme terletak
antara 0-90oC. Temperatur minimum adalah suhu paling rendah dimana kegiatan
mikroorganisme masih dapat berlangsung. Temperatur maksimum adalah
temperatur tertinggi yang masih dapat digunakan untuk aktifitas mikroorganisme,
tetapi pada tingkatan kegiatan fisiologis paling minimal. Sedang temparatur yang
paling baik bagi aktivitas hidup disebut temperatur optimum. Berdasarkan pada
daerah aktivitas temperatur, mikroorganisme dapat dibagi menjadi tiga golongan
utama yaitu:
 Titik kematian termal suatu jenis mikroorganisme ialah nilai temparatur yang
dapat mematikan jenis tersebut didalam waktu 10 menit pada kondisi tertentu.
Sedang waktu kematian termal adalah waktu yang diperlukan untuk membunuh
suatu jenis mikroorganisme pada suatu temperatur yang tetap. Kedua istilah
tersebut mempunyai arti yang penting di dalam praktek, terutama di dalam
industri pengawetan bahan makanan dan obat-obatan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi titik kematian termal antara lain: waktu, temperature,
kelembaban, bentuk dan jenis spora, umur mikroorganisme, pH dan komposisi
medium.Komposisi medium juga mempengaruhi kepekaan bakteri terhadap
pemanasan. Adanya partikel atau benda padat dan senyawa tertentu di dalam
medium akan menaikkan resistensi ( ketahanan ) mikroorganisme terhadap
panas, sebab penetrasi panas kedalam medium terhalang oleh adanya benda atau
zat tadi. Temparatur rendah menyebabkan gangguan pada metabolisme, jenisnya
tergantung pada temparatur dan cara perlakuanya. Kematian mikroorganisme
pada temperatur rendah disebabkan oleh terjadinya perubahan keadaan koloid
protoplasma yang tidak reversible. Penurunan temperature yang tiba-tiba di atas
titik beku dapat menyebabkan kematian, akan tetapi penurunan temperature
secara bertingkat hanya mengakibatkan kegiatan metabolisme untuk sementara
saja. Bila suspensi bakteri didinginkan dengan cepat dari 45oC, maka jumlah
bakteri yang mati mencapai 95%, tetapi pendinginan secara bertingkat
menyebabkan jumlah kematian tersebut akan berkurang.Kematian akibat
penurunan temperatur yang tiba-tiba, mungkin karena air menjadi tidak siap
untuk kegiatan fisiologi. Misalnya pada pembekuan, mungkin terjadi kerusakan
sel oleh adanya kristal es di dalam air antar sel. Proses pendinginan di bawah
titik beku dan di dalam keadaan hampa udara secara bertingkat, banyak
digunakan untuk mengawetkan biakan dan proses tersebut disebut lyofilisasi.
Hasil lyofilisasi merupakan tepung yang terdiri atas sel yang lyofilik dan sangat
mudah menarik air, juga tidak menyebabkan denaturasi protein sebab molekul
air protoplasma di dalam proses ini langsung dirubah menjadi uap air tanpa
melalui fase cair (sublimasi ).
2. Cahaya
Sebagian besar bakteri adalah chemotrophe, karena itu pertumbuhannya tidak
tergantung pada cahaya matahari. Pada beberapa spesies, cahaya matahari dapat
membunuhnya karena pengaruh sinar ultraviolet.
3. Kelembaban
Air sangat penting untuk kehidupan bakteri terutama karena bakteri hanya dapat
mengambil makanan dari luar dalam bentuk larutan (holophytis). Semua bakteri
tumbuh baik pada media yang basah dan udara yang lembab. Dan tidak dapat
tumbuh pada media yang kering. Mikroorganisme mempunyai nilai kelembaban
optimum. Pada umumnya untuk pertumbuhan ragi dan bakteri diperlukan
kelembaban yang tinggi diatas 85%, sedang untuk jamur dan aktinomiset
diperlukan kelembaban yang rendah dibawah 80%. Kadar air bebas didalam
larutan merupakan nilai perbandingan antar tekanan uap air larutan dengan
tekanan uap air murni, atau 1 / 100 dari kelembaban relatif. Nilai kadar air bebas
didalam larutan untuk bakteri pada umumnya terletak diantara 0,90 sampai
0,999 sedang untuk bakteri halofilik mendekati 0,75. Banyak mikroorganisme
yang tahan hidup didalam keadaan kering untuk waktu yang lama seperti dalam
bentuk spora, konidia, arthrospora, kamidiospora dan kista. Seperti halnya dalam
pembekuaan, proses pengeringan protoplasma, menyebabkan kegiatan
metabolisme terhenti. Pengeringan secara perlahan menyebabkan kerusakan sel
akibat pengaruh tekanan osmosa dan pengaruh lainnya dengan naiknya kadar zat
terlarut.
4. Ph
pH sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroorganisme. Umumnya asam
mempunyai pengaruh buruk terhadap pertumbuhan bakteri. Lebih baik hidup
dalam suasana netral ( pH 7,0 ) atau sedikit basa ( pH 7,2-7,4), tetapi pada
umumnya dapat hidup pada pH 6,6 – 7,5. Bakteri-bakteri yang patogen pada
manusia tumbuh baik pada pH 6,8-7,4, yaitu sama dengan pH darah.Batas pH
untuk pertumbuhan jasad merupakan suatu gambaran dari batas pH bagi
kegiatan enzim. Untuk itu jasad dikenal nilai pH minimum, optimum, dan
maksimum. Bakteri memerlukan nilai pH antara 6,5-7,5, ragi antara 4,0-4,5,
sedang jamur dan aktinomiset tertentu mempunyai daerah pH yang luas. Atas
dasar daerah-daerah pH bagi kehidupan mikroorganisme dibedakan adanya tiga
golongan besar, yaitu:
a. Mikroorganisme yang asidofilik, yaitu jasad yang dapat tumbuh pada pH
antara 2,0-5,0
b. Mikroorganisme yang mesofilik (Neutrofilik), yaitu jasad yang dapat
tumbuh pada pH antara 5,5-8,0
c. Mikroorganisme yang alkalifilik, yaitu jasad yang dapat tumbuh pada pH
antara 8,4-9,5.
5. O2 dari udara
Untuk melangsungkan hidupnya, makhluk hidup membutuhkan O2 yang diambil
dari udara melalui pernafasan. Fungsi O2 ini sudah jelas yaitu untuk pembakaran
zat-zat jaringan, sehingga dihasilkan panas dan tenaga. Hidup dalam lingkungan
yang mengandung O2 dalam jumlah yang normal disebut hidup secara aerob.
Organisme yang tidak hidup dalam lingkungan yang mengandung O2 bebas
disebut organisme anaerob. Berdasarkan responnya terhadap O2 bebas, maka
bakteri dibagi dalam tiga golongan yaitu :
 Bakteri aerob ( obligate aerob )
Yaitu bakteri yang hanya hidup dalam lingkungan yang mengandung O2 bebas.
Misalnya : Vibroiro cholera, Corynebacterium diphtheriea
 Bakteri anaerob ( obligate anaerob )
Yaitu bakteri yang hanya dapat hidup di dalam lingkungan yang tidak
mengandung oksigen bebas. Misal: Clostridium tetani,Treptonema pallida.
 Fakultatif aerob
Yaitu bakteri yang hidup di dalam lingkungan yang mengandung oksigen bebas
maupun tidak. Misal : Salmonella typhi, Neisseria mengitidis. Bakteri-bakteri
fakultatif aerob pada umumnya lebih baik tumbuh pada pada lingkungan yang
sedikit mengandung oksigen bebas. Karena itu lebih tepat bila dinamakan
bakteri microaerophil.
6. Tekanan osmotic
Air keluar masuk sel bakteri melalui proses osmosis, karena perbedaan
tekanan osmotik antara cairan yang ada di dalam dengan sel yang ada di luar
bakteri.Protoplasma selalu mengandung zat yang terlarut di dalamnya, karena itu
tekanan osmotiknya selalu tinggi dari air murni. Bila bakteri dimasukkan dalam
aquades, maka air akan masuk ke dalam sel bakteri. Hal ini menyebabkan
bakteri menggembung, mungkin pecah dan mati. Peristiwa ini disebut
Plasmoptysis. Sebaliknya bila bakteri dimasukkan ke dalam cairan hipertonis
akan menyebabkan plasma dari dinding sel dan kematian bakteri. Peristiwa ini
disebut Plasmolisa.
Pada umumnya larutan hipertonis menghambat pertumbuhan, karena dapat
menyebabkan plasmolisa. Tekanan osmosa tinggi banyak digunakan di dalam
praktek untuk pengawetan bahan-bahan makanan, seperti pengawetan ikan
dengan penambahan garam, untuk pengawetan buah-buahan dengan
penambahan gula. Beberapa mikroorganisme dapat menyesuaikan diri terhadap
kadar garam atau kadar gula yang tinggi, antara lain ragi yang osmofil (dapat
tumbuh pada kadar garam tinggi), bahkan beberapa mikroorganisme dapat tahan
di dalam substrat dengan kadar garam sampai 30%,golongan ini bersifat
halodurik.
7. Pengaruh mikroorganisme di sekitarnya
Kehidupan organisme di alam tidak dapat dipisahkan dari adanya organisme
lain. Seperti halnya manusia tidak dapat hidup bila tidak ada tumbuhan atau
hewan. Organisme-organisme di alam ini berada dalam suatu keseimbangan
yang disebut keseimbangan biologis.
B. Faktor kimia
Mengubah permeabilitas membran sitoplasma sehingga lalu lintas zat-zat yang
keluar masuk sel mikroorganisme menjadi kacau. Oksidasi,beberapa oksidator kuat
dapat mengoksidasi unsur sel tertentu sehingga fungsi unsur terganggu. Misal,
mengoksidasi suatu enzim. Terjadinya ikatan kimia, ion-ion logam tertentu dapat
megikatkan diri pada beberapa enzim. Sehigga fungsi enzim terganngu. Memblokir
beberapa reaksi kimia,misal preparat zulfat memblokir sintesa folic acid di dalam sel
mikroorganisme. Hidrolisa, asam atau basa kuat dapat menghidrolisakan struktur sel
hingga hancur. Mengubah sifat koloidal protoplasma sehingga menggumpal dan selnya
mati.
Faktor zat kimia yang mempengaruhi pertumbuhan:
 Logam-logam berat
 Klor dan senyawa klor
 Fenol dan senyawa-senyawa sejenis
 Zulfonomida
 Alkohol
 Detergen
 Aldehit
 Zat pewarna
 Yodium
 Peroksida
2.4 Media biak dan persyaratan bagi pertumbuhan
Untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme diperlukan suatu
substrat yang disebut media. Dikarenakan dengan media yang cocok, maka pertumbuhan
mikroorganisme akan maksimal, subur dan cepat. Media biak (larutan biak) dapat di buat
dari senyawa-senyawa tertentu. Media biak dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu:
1. Media biak sintetik : media ini dibuat dari senyawa – senyawa kimia.
2. Media biak kompleks, media ini dibuat dari senyawa yang mengandung ektrak ragi,
otolitas ragi, pepton dan ekstrak daging.
3. Media biak padat, media ini dibuat dari larutan biak cair kemudian ditambahkan bahan
pemadat yang memberi konsistensi seperti selai pada larutan air.
Salah satu syarat untuk pertumbuhan mikroorganisme adalah kadar ion hidrogen yang
ada dilingkungannya. Perubahan kadar yang kecil saja sudah mampu menimbulkan
pengaruh yang besar. Alasan inilah yang amat penting untuk menggunakan nilai pH awal
yang optimum dan mempertahankannya sepanjang pertumbuhan. Organisme hidup paling
baik pada pH 7. selain kadar ion hydrogen, dibutuhkan juga karbondioksida dan kadar air,
suhu dan tekanan osmatik. Pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari bahan-bahan
makanan. Pada dasarnya larutan biak sekurang-kurangnya harus mengandung sebagai
berikut :
1. Kebutuhan nutrien pokok. Diantaranya karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, belerang,
fosfat, kalium, magnesium dan besi.
2. Sumber-sumber karbon dan energi.
Zat-zat pelengkap, yaitu suplemen yang termasuk komponen dasar dan yang oleh
beberapa mikroorganisme tidak dapat disintesis dari komponen-komponen sederhana.
Dalam upaya mendukung pertumbuhan mikroorganisme secara berkelanjutan dapat
dilakukan dengan menyediakan media yang dikayakan. Kondisi pengkayaan adalah
kondisi dimana organisme dapat tetap tumbuh dengan kehadiran saingan dengan
menetapkan sejumlah faktor (sumber energi, sumber karbon dan sumber nitrogen
akseptor hidrogen dan atmosfir gas, cahaya, suhu, pH dan selanjutnya) dapat ditetapkan
kondisi lingkungan tertentu dan dapat ditanamkan populasi campur yang terdapat
dalam tanah atau dalam lumpur. Bahan-bahan penanaman yang menguntungkan ialah
bahan-bahan yang berasal dari tempat dimana telah terjadi “pengkayaan alamiah”
seperti : mikroorganisme pengolah CO dalam limbah air pabrik gas, pengolah
hemoglobin dalam limbah pajagalan dan oksidator hidrokarbon di ladang minyak bumi
dan bak minyak. Untuk mikroorganisme yang sangat terspesialisasi harus dibuat
kondisi pengkayaan yang sangat selektif. Medium mineral yang bebas nitrogen terikat
dan tanpa cahaya merupakan medium yang amat selektif untuk sianobakteri yang
memfiksasi nitrogen. Bila larutan medium yang sama dilengkapi dengan suatu sumber
energi atau sumber energi dan sumber karbon maka pada keadaan gelap dan pada
kondisi aerob dan tumbuh Azotobacter dan kalau Biak Murni. Untuk menumbuhkan
dan mengembang-biakan mikroorganisme, diperlukan suatu substrat yang disebut
media. Sedang media itu sendiri sebelum dipergunakan harus dalam keadaan steril,
artinya tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme lain yang tidak diharapkan. Susunan
bahan, baik berbentuk bahan alami (seperti tauge, kentang, daging, telur, wortel),
ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia organik ataupun anorganik) yang
dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme dinamakan
media. Secara garis besar media dibedakan atas :
1. Media hidup
Media hidup umumnya dipakai dalam laboratorium virology untuk pembiakan
berbagai virus, sedangkan dalam bakterologi hanya beberapa jenis kuman tertentu saja
dan terutama hewan percobaan.
2. Media mati
Berdasarkan konsentrasinya
a. Media padat, terbagi media agar miring, agar deep dan agar sebar. Media ini
umumnya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur.
b. Media cair, jika media tidak ditambahkan zat pemadat, biasanya media cair
dipergunakan untuk pembiakan mikroalga, bakteri dan ragi.
c. Media semi padat atau semi cair, jika penambahan zat pemadat hanya 50% atau
kurang dari yang seharusnya. Ini umumnya diperlukan untuk pertumbuhan
mikroorganisme yang banyak memerlukan kandungan air dan hidup anaerobik atau
fakultatif.
Berdasarkan komposisi atau susunan bahannya Sesuai dengan fungsi fisiologis dari
masing-masing komponen ( unsure hara ) yang terdapat di dalam media, maka
susunan media pada semua jenis mempunyai kesamaan isi, yaitu:
a. Kandungan air
b. Kandungan nitrogen, baik berasal dari protein, asam amino, dan senyawa lain yang
mengandung nitrogen.
c. Kandungan sumber energi / unsur C, baik yang berasal dari karbohidrat,
lemak,protein, ataupun senyawa-senyawa lain.
d. Faktor pertumbuhan, umumnya vitamin dan asam amino.
Berdasarkan kepada persyaratan,susunan media dapat berbentuk:
a. Media alami, yaitu media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang,
tepung, daging, telur, ikan, umbi-umbian.
b. Media sintetis, yaitu media yang disusun oleh senyawa kimia seperti media untuk
pertumbuhan dan perkembang-biakan bakteri clostridium.
c. Media semi sintetis, yaitu media yang tersusun oleh campuran bahanbahan alami
dan bahan-bahan sintetis.
Berdasarkan sifat Penggunaan media bukan hanya untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroorganisme, tetapi juga untuk isolasi, seleksi,evaluasi, dan
diferensiasi biakan yang didapatkan berdasarkan sifat-sifat media, yaitu: Media umum,
kalau media a dapat dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan satu atau
lebih kelompok mikroorganisme secara umum. Media penyangga, kalau media
dipergunakan dengan maksud “memberikan kesempatan” terhadap suatu jenis atau
kelompok mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat dari jenis atau
kelompok lainnya yang sama-sama berada dalam satu bahan. Media selektif, adalah
media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau lebih jenis mikroorganisme tertentu
tetapi akan menghambat atau mematikan untuk jenis –jenis lainnya.
Media diferensial, adalah media yang dipergunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme tertentu serta penemuan sifatsifatnya. Media penguji, yaitu media
yang digunakan untuk pengujian senyawa atau benda tertentu dengan bantuan
mikroorganisme. Media penghitungan, yaitu media yang digunakan untuk
menghitungn jumlah mikroorganisme pada suatu bahan. Media ini dapat berbentuk
media umum, media selektif ataupun media differensial dan penguji. Agar
mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam media
diperlukan persyaratan tertentu, yaitu: Bahwa di dalam media harus terkandung semua
unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroorganisme. Bahwa media harus dalam keadaan steril.

2.5 Reproduksi Mikroorganisme sebagai Komponen Pertumbuhan Mikroorganisme


Pertumbuhan mikroorganisme ditentukan pula oleh kemampuan dalam mereproduksi
sel. Perkembangbiakan mikroorganisme dapat terjadi secara aseksual (yang paling umum)
dan secara seksual (terjadi pada beberapa individu saja). Pada bakteri misalnya,
perkembang-biakan secara aseksual terjadi secara pembelahan biner, yaitu sel induk
membelah menjadi dua selanak. Kemudian masing-masing sel anak akan membentuk dua
sel anak lagi, dan seterusnya hingga makin membanyak. Selama sel membelah maka akan
terjadi keselarasan replikasi DNA sehingga tiap-tiap sel anak akan menerima paling sedikit
satu kopi (salinan) dari genom.
Perbanyakan sel dengan cara pembelahan ini, kecepatannya ditentukan oleh
waktu generasi.Ada jenis yang mempunyai waktu generasi lambat atau lambat sekali. Ada
pula yang waktu generasinya sangat singkat atau cepat. Bakteri memang mempunyai cara-
cara perkembang-biakan aseksual yang unik kalau dibandingkan dengan mikroorganisme
lainnya. Juga didalam kecepatan perbanyakan dan waktu generas, tetapi pembelahan sel
mikroorganisme tidak saja terjadi hanya secara biner sajamungkin pula dapat berbentuk
multiple perkuncupan.
Virus tumbuh dan berkembang-biak di dalan sel hidup jasad lain, perbanyakan
individunya terjadi secara pembelahan atau replikasi DNA.Perkembang-biakan aseksual
dapat juga terjadi secara fragmentasi, yaitu pemotongan serat atau hifa atau filamen. Misal
yang terjadi pada jamur atau mikroalge. Filamen yang terpotong menjadi beberapa bagian,
tiap potongannya akan tumbuh dan berkembang pula seperti induknya. Perkembang-biakan
aseksual yang paling umum lagi adalah melalui spora. Spora yang dapat diumpamakan
seperti biji tanaman tinggi, dihasilkan dalam berbagai bentuk mikroorganisme. Untuk
bakteri, spora terbentuk didalam sel, sehingga dinamakan endospora. Sedang untuk jamur
misalnya, spora terbentuk diluar tubuh jasadnya, sehingga dinamakan eksospora. Kalau
spora jatuh ke tempat yang lembab maka ia akan berkecambah dan tumbuh menjadi
individu baru. Perkembang biakan secara seksual, umumnya terjadi pada jamur dan mikro
alga serta secara terbatas pada bacteria, dapat terjadi secara :
1. Oogami, kalau sel betina berbentuk telur.
2. Secara anisogami, kalau sel betina lebih besar dari sel jantan.
3. Isogami, kalau sel jantan dan sel betina mempunyai bentuk yang sama.
Hasil perkawinan (fertilisasi) akan membentuk zigot (sel betina atau sel telur yang telah
di buahi oleh sel jantan atau sel sperma), yang kemudian zigot akan berkecambah
membentuk individu baru setelah mengalami pembelahan. Rangkaian kehidupan
mikroorganisme yang dimulai dari spora, spora berkecambah, membentuk massa sel
ataupun tubuh buah kemudian menghasilkan alat perkembang biakan kembali, disebut
siklus atau daur hidup. Pada bacteria siklus hidup kurang jelas rangkaianya, berbeda
pada jamur dan mikro alga. Pada jamur kompos (Agaricus bisporus), yaitu jenis jamur
yang sudah dibudidayakan dan bernilai ekonomi dengan nama mushroom atau
champignon, siklus hidupnya sangat jelas mulai dari spora yang berkecambah,
membentuk massa hifa atau misellia, membentuk tubuh buah stadia awal sampai
membentuk tubuh buah yang nyata terlihat. Juga pada alga hijau (Chlamydomonas)
jenis alag yang banyak kita temukan pada bak aquarium ataupun pada kolam ikan, serta
pada protozoa (Trypanosoma gambiense) penyebab penyakit tidur yang ditularkan
melalui lalat tsese.
Di dalam siklus hidup, tahapan yang terjadi sejak spora berkecambah sampai
menghasilkan kembali alat perkembang biakan, akan di lalui tingkat perkembang biakan
secara seksual ataupun aseksual sesuai dengan sifat mikroorganisme. Faktor – faktor
yang mempengaruhi, khususnya factor lingkungan abiotik seperti :
1. Kelengkapan unsur yang terdapat di dalam media
2. Cahaya
3. pH media
4. Sirkulasi oksigens
5. Kadar air media
6. Kelembaban
7. Temperatur
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan secara umum dapat didefinisikan sebagai pertambahan secara teratur
semua komponen di dalam sel hidup. Pada organisme multiseluler (banyak sel), yang
dimaksud pertumbuhan adalah peningkatan jumlah sel per organisme, dimana ukuran sel juga
menjadi lebih besar. Pada organisme uniseluler (bersel satu/tunggal) pertumbuhan adalah
penambahan jumlah sel, yang juga berarti pertambahan jumlah organisme yang membentuk
populasi atau suatu biakan.
Waktu generasi bakteri dapat ditentukan dengan pemeriksaan mikroskopik. Pertumbuhan
mikroorganisme dimulai dari beberapa fase yaitu fase I (fase adaptasi/lag) dimana pada fase
ini mikroorganisme masih menyesuaikan diri dengan substrat dan kondisi lingkungan
disekitarnya., fase II (fase pertumbuhan awal) sel mulai membelah dengan kecepatan yang
masih rendah karena baru selesai tahap penyesuaian diri, fase III (pertumbuhan eksponensial)
kecepatan pertumbuhan sangat cepat dipengaruhi oleh medium tempat tumbuhnya seperti pH
dan kandungan nutrient, suhu dan kelembapan udara, fase IV (fase pembiakan diperlambat)
pertumbuhan jasad renik diperlambat, karena beberapa sebab, misalnya zat nutrisi di dalam
medium sudah sangat berkurang, adanya zat hasil-hasil metabolisme yang mungkin beracun
atau dapat menghambat pertumbuhan jasad renik, fase V (fase pertumbuhan tetap/statis)
jumlah populasi sel yang tumbuh sama dengan jumlah sel yang mati serta sel-sel menjadi
lebih tahan terhadap keadaan ekstrem seperti panas, dingin, radiasi, dan bahan kimia, fase VI
(fase kematian) sebagian populasi jasad renik mulai mengalami kematian karena nutrient di
dalam medium sudah habis dan energi cadangan di dalam sel sudah habis. Faktor-faktor
pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh suplai nutrisi, suhu/temperatur,
keasaman/kebasaan (pH), ketersediaan oksigen.
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, 2001. Peranan Mikroorganisme dalam Kehidupan Kita. Malang:Universitas


Muhammadiyah Malang.
Budiyanto MAK, 2002. Mikrobiologi Terapan. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang Press.
Budiyanto MAK, 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
Press.
Budiyanto, MAK. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
Press.
Darneti. 2006. Pengantar Mikrobiologi. Andalas University Press : Padang.

Dwidjoseputro.1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.

Hadioetomo, Sri Ratna. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT.Gramedia : Jakarta
Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi. Bandung: Yrama Widya.

Jawetz. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai