MIKROBIOLOGI INDUSTRI
PERTUMBUHAN MIKROBA
DISUSUN OLEH:
STEFFANIE MALAIHOLLO
(1713041011)
PENDIDIKAN KIMIA A
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGTAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuh dalam pengertian umum diartikan sebagai bertambahnya ukuran,
sedangkan berkembang diartikan sebagai bertambahnya kuantitas. Oleh karena itu
pertumbuhan dapat ditunjukkan dengan adanya pertambahan panjang, luas,
volume, berat maupun kandungan tertentu, sedangkan berkembang ditunjukan
dengan bertambahnya jumlah individu dan terbentuknya alat reproduksi. Dengan
demikian dari segi ukuran, maka tumbuh merupakan proses dari pendek menjadi
panjang, dari sempit menjadi luas, dari kosong menjadi berisi, dari ringan menjadi
berat, sedangkan berkembang adalah dari sedikit menjadi banyak.
Kuantitas atau ukuran pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur,
Pertama dari segi pertambahan dimensi satu, misalnya : panjang,diameter, jari-
jari, dan jumlah sel, Kedua dari segi pertambahan dimensi dua, misalnya :luas,
Ketiga dari segi pertambahan dimensi tiga, misalnya : volume, berat segar, berat
kering. Selain tiga segi tersebut, pertumbuhan juga dapat diukur dari segi
komponen seluler, misalnya : RNA, DNA, dan protein dan dari segi kegiatan
metabolisme secara langsung, misalnya : kebutuhan oksigen, karbon dioksida, dan
lain-lain.
Pertumbuhan mikroorganisme dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu:
pertumbuhan individu dan pertumbuhan koloni atau pertumbuhan populasi.
Pertumbuhan individu diartikan sebagai bertambahnya ukuran tubuh, sedangkan
pertumbuhan populasi diartikan sebagai bertambahnya kuantitas individu dalam
suatu populasi atau bertambahnya ukuran koloni. Namun demikian pertumbuhan
mikroorganisme unisel (bersel tunggal) sulit diukur dari segi pertambahan
panjang, luas, volume, maupun berat, karena pertambahannya sangat sedikit dan
berlangsung sangat cepat (lebih cepat dari satuan waktu mengukurnya), sehingga
untuk mikroorganisme yang demikian satuan pertumbuhan sama dengan satuan
perkembangan. Pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme unisel lainnya dapat
ditunjukan dengan cara menghitung jumlah sel setiap koloninya maupun
mengukur kandungan senyawa tertentu yang dihasilkan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana fase-fase pada kurva pertumbuhan mikroorganisme ?
2. Bagaimana menentukan kecepatan pertumbuhan mikroorganisme dan waktu
lipat dua ?
3. Bagaimana menentukan metode yang tepat dalam pengukuran pertumbuhan
suatu kelompok mikroorganisme ?
4. Bagaimana meramalkan pengaruh faktor lingkungan terhadap pertumbuhan
mikroorganisme ?
5. Bagaimana syarat ideal memilih senyawa antimikroba dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kerjanya ?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan fase-fase pada kurva pertumbuhan mikroorganisme.
2. Menentukan kecepatan pertumbuhan mikroorganisme dan waktu lipat dua.
3. Menentukan metode yang tepat dalam pengukuran pertumbuhan suatu
kelompok mikroorganisme.
4. Meramalkan pengaruh faktor lingkungan terhadap pertumbuhan
mikroorganisme.
5. Menjelaskan syarat ideal memilih senyawa antimikroba dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kerjanya
BAB II
PEMBAHASAN
D. Pengukuran Pertumbuhan
Metode pengukuran pertumbuhan mikroorganisme dapat dibedakan menjadi
metode langsung dan tidak langsung.
1. Metode Langsung.
Contoh metode langsung yaitu dengan hitungan mikroskopik
(menggunakan hemositometer), digunakan untuk mengukur pertumbuhan bakteri
pada susu / vaksin dan hitungan cawan digunakan untuk mengukur pertumbuhan
bakteri susu, air, makanan, tanah, dan lain-lain (Winarsih,2011).
a. Hitungan mikroskopik menggunakan ruang penghitung hemositometer.
Mempunyai kelebihan cepat dalam pengerjaannya, tetapi mempunyai
beberapa kekurangannya, yaitu : tingkat kesalahan tinggi, sel mati bisa
terhitung, sel ukuran kecil sulit teramati. Metode ini tidak sesuai untuk sel
yang densitasnya rendah.
Hitungan cawan dapat dilakukan dengan metode :
1) Cawan sebar (spread plate method)
2) Cawan tuang (pour plate method) Penerapan metode cawan tuang, terlebih
dahulu dilakukan :
a) Satu seri pengenceran terhadap sampel.
b) Ambil pengenceran tertentu.
b. Menghitung sel hidup dengan cara ditanam pada media padat.
Perhitungan melalui pengenceran dan diteruskan dengan menumbuhkan
pada media kultur. Ada dua cara menumbuhkan pada media kultur, yakni :
bentang rata (spread-plate) dan tabur tuang rata (pour-plate). Cara spread-plate
dilaksanakan dengan meneteskan 100 μl suspensi sampel di atas medium
kultur padat kemudian dibentang ratakan menggunakan batang gelas bentuk
huruf L. Cara pour-plate dilaksanakan dengan meneteskan 100 μl suspensi
sampel di dalam cawan petri kemudian dituangi dengan medium cair dan
digoyang-goyang supaya sampel bercampur homogen dengan medium kultur
bakteri (Winarsih,2011).
c. Menghitung dengan ruang hitung.
Perhitungan sel menggunakan ruang hitung dilakukan dengan
menggunakan suspensi hasil pengenceran diteteskan ke dalam ruang hitung
kemudian ditutup menggunakan gelas penutup preparat. Hindari terjadinya
gelembung udara pada waktu menutup ruang hitung. Ruang hitung yang
digunakan biasanya berupa hemasitometer atau ruang penghitung sel-sel darah
merah. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan di bawah mikroskop dengan cara
menghitung jumlah sel yang ada di dalam ruang hitung. Ada tiga macam
ruang hitung yang dapat digunakan dengan ukuran ruang yang saling berbeda.
Perhitungan akan lebih mewakili dari jumlah sel yang sebenarnya jika
menggunakan semua macam ruang hitung dan sistem pengencerannya yang
benar-benar homogen, sehingga hasil rata-rata menjadi lebih akurat.
2. Metode Tidak Langsung
Contoh metode tidak langsung adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan kekeruhan, bila suspensi biakan cair & homogen.
b. Berdasarkan berat kering sel, bila suspensi biakan kental & tidak homogen.
c. Berdasarkan kadar nitrogen, bila suspensi biakan kental & tidak homogen.
d. Berdasarkan aktivitas biokimia, menggunakan uji mikrobiologis.
Metode tidak langsung melalui kekeruhan/turbiditas dengan melihat massa
sel. Metode ini menggunakan alat : spektrofotometer. Dengan alat ini dapat
ditentukan nilai absorbansi (a) atau kerapatan optik (od=optikal density).
Sebelumnya perlu dibuat kurva baku untuk mengetahui jumlah sel. Kelebihan :
cepat, mudah, tidak merusak sample. Kekurangan : sel hidup dan sel mati tidak
terukur. Metode tidak langsung melalui berat kering sel, dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut :
a. Menyaring atau sentrifugasi massa sel.
b. Mencuci dengan aquadest atau buffer.
c. Dikeringkan dalam oven, bila suhu 800C memerlukan waktu 24 jam atau
1100C selama 8 jam.
d. Kemudian ditimbang sehingga diperoleh berat kering sel.
Turbiditas dapat diukur menggunakan alat photometer (penerusan cahaya),
semakin pekat atau semakin banyak populasi mikrobia maka cahaya yang
diteruskan semakin sedikit. Turbiditas juga dapat diukur menggunakan
spektrofotometer (optical density/ OD), yang sebelumnya dibuat kurva standart
berdasarkan pengukuran jumlah sel baik secara total maupun yang hidup saja atau
berdasarkan berat kering sel. Unit photometer atau OD proporsional dengan
massa sel dan juga jumlah sel, sehingga cara ini dapat digunakan untuk
memperkirakan jumlah atau massa sel secara tidak langsung.
A. Kesimpulan
Pertumbuhan mikroorganisme dimulai dari awal pertumbuhan sampai
dengan berakhirnya aktivitas merupakan proses bertahap yang dapat digambarkan
sebagai kurva pertumbuhan. Kurva pertumbuhan mikroba terdiri dari 4 fase
utama yaitu : lag, eksponensial, stasioner, dan kematian. Kurva pertumbuhan yang
lengkap merupakan gambaran pertumbuhan secara bertahap (fase) sejak awal
pertumbuhan sampai dengan terhenti mengadakan kegiatan.
Pertumbuhan eksponensial adalah Pertumbuhan mikroorganisme pada fase
log atau fase dimana pertumbuhan mikroorganisme sangat cepat dan dalam waktu
yang singkat. Pertumbuhan yang cepat pada miroorganisme, disebabkan karena
jumlah nutrisi yang banyak. Fase ini adalah fase yang dapat dijadikan acuan
dalam menentukan laju atau kecepatan pertumbuhan dari mikroorganisme.
Rumus perhitungan Pertumbuhan eksponensial yaitu:
Nt = N0 x 2n
Jika jumlah generasi selama selang waktu pengamatan diketahui, Waktu Generasi
mikroba dapat dihitung dengan rumus:
g=t/n
Namun, jika jumlah generasi belum diketahui Waktu generasi mikroba dapat
dihitung dengan rumus:
N = ( log10 Nf - log10 N0 )/0,301
Metode pengukuran pertumbuhan mikroorganisme dapat dibedakan
menjadi metode langsung dan tidak langsung. Contoh metode langsung yaitu
dengan hitungan mikroskopik (menggunakan hemositometer), digunakan untuk
mengukur pertumbuhan bakteri pada susu / vaksin dan hitungan cawan digunakan
untuk mengukur pertumbuhan bakteri susu, air, makanan, tanah, dan lain-lain
Metode tidak langsung melalui kekeruhan/turbiditas dengan melihat massa sel.
Metode ini menggunakan alat : spektrofotometer. Dengan alat ini dapat ditentukan
nilai absorbansi (a) atau kerapatan optik (od=optikal density).
Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri: faktor nutrisi,
lingkungan, suhu, derajat keasaman (ph), kebutuhan oksigen, kondisi osmotik,
dan salinitas. Serta cara pengendalian pertumbuhan mikroba dapat dilakukan
secara: fisika, kimia, dan mekanika.
DAFTAR PUSTAKA
1. “Pada fase lag atau adaptasi, jika nutrient yang tersedia dan kondisi
lingkungan yang baru berbeda dengan sebelumnya, diperlukan waktu
penyesuaian untuk mensintesa enzim-enzim.”
Apakah setiap mikroba akan dapat beradaptasi dengan medium barunya?
Apakah ada peluang bagi mikroba untuk mati karena tidak dapat beradaptasi?
Mohon dijelaskan!
2. Mengapa pada fase log mikroba membutuhkan energi lebih banyak dari pada
fase lainnya ? Mengapa pula pada fase ini kultur paling sensitif terhadap
keadaan lingkungan ? Mohon dijelaskan!
3. Dari keempat tahapan yang ada, tahap manakah yang memerlukan waktu
sangat lama ? Apakah mikroba mengalami pertambahan ukuran setiap
memasuki fase yang baru? Mohon dijelaskan!