Anda di halaman 1dari 7

Tinjauan Pustaka

2.4.1. Bakteri Gram positif

Bakteri gram positif adalah bakteri yang dinding selnya dapat menyerap warna violet saat
pewarnaan gram sehingga saat diamati dibawah mikroskop terlihat warna ungu. Bakteri gram
positif memiliki dinding sel yang homogen dan tebal dan sebagian besar tersusun dari
peptidoglikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Situmorang (2018) yang menyatakan bahwa gram
positif memiliki dinding sel tebal dan mengandung lebih dari 50% peptidoglikan dari berat
kering sel bakteri tersebut. Polisakarida lain dan asam teikoat juga ikut menyusun dinding sel.
Ciri lain dari bakteri gram positif, yaitu selnya dapat berbentuk bulat, batang maupun filament
serta beberapa grup dari bakteri ini ada yang tidak dapat dan ada juga yang dapat membentuk
endospora. Hal ini sesuai dengan pendapat Bulele et al. (2019) yang menyatakan bahwa bakteri
gram positif memiliki beberapa bentuk seperti batang (bacillus) atau bulat (coccus).
Bakteri gram positif bereproduksi dengan pembelahan biner atau perkembangbiakan
dengan cara aseksual atau disebut juga dengan vegetatif adalah dengan melakukan pembelahan
diri secara langsung. Hal ini sesuai dengan pendapat Wirayuni (2017) yang menyatakan bahwa
bakteri Streptococcus mutans bereproduksi dengan pembilahan biner. Contoh dari bakteri gram
positif adalah Lactobacillus, Lactococcus, Leuconostoc, Pediococcus, Streptococcus,
Actinomycetes, dan masih banyak lagi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Misrulloh (2017) yang menyatakan bahwa bakteri Streptococci, Lactobacilli dan Actinomycetes
merupakan contoh dari bakteri gram positif,

2.4.2. Bakteri Gram negatif

Bakteri gram negatif merupakan jenis bakteri yang menyerap warna dari safranin pada
saat pewarnaan gram sehingga berwarna merah saat diamati dibawah mikroskop. Hal ini sesuai
dengan pendapat Dwita et al. (2018) yang menyatakan bahwa bakteri gram negatif tidak dapat
mempertahankan warna violet dan akan menyerap warna dari safranin sehingga tampak warna
merah. Dinding sel bakteri gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis
dibandingkan gram positif yang berada di ruang periplasmik antara membran plasma dengan
membran luar. Membran luar terdiri dari lipid, protein, dan lipopolisakarida. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Zeniusa dan Ramadhian (2017) yang menyatakan bahwa membrane luar
polisakarida terdiri dari lipid, lipopolisakarida, dan protein.
Bentuk dinding sel bakteri gram negatif dapat berupa bulat, oval, batang lurus atau
melingkar seperti tanda koma, heliks atau filamen dan beberapa mempunyai selubung atau
kapsul. Cara reproduksi bakteri gram negatif adalah dengan pembelahan biner atau bisa juga
dengan pertunasan. Hal ini sesuai dengan pendapat Dwita et al. (2018) yang menyatakan bahwa
gram negatif berbentuk basil yang memiliki ukuran yang pendek dan tidak memfermentasikan
laktosa. Contoh dari bakteri gram negatif adalah Escherichia coli, aeruginosa, azotobacter,
influenza, rhizobium leguminosarum, salmonella typhi, helicobacter pylori, neisseria
gonorrchoeae, dan pseudomonas aeruginosa. Hal ini sesuai dengan pendapat Prasetya et al.
(2019) yang menyatakan bahwa Escherichia coli termasuk bakteri gram negatif yang ditandai
dengan warna merah dari safranin pada saat pengamatan mikroskopis.

Metode

3.2.5. Pewarnaan Gram

Proses pewarnaan gram dilakukan dengan kultur bakteri murni diambil secukupnya dan diletakkan

pada kaca objek yang sudah steril. Kultur bakteri tidak diambil terlalu banyak agar mudah diratakan dan

tidak terjadi penimbunan sel yang dapat mempersulit penelitian. Saat kultur bakteri diambil, tutup cawan

petri tidak dibuka terlalu lebar agar tidak ada bakteri lain yang dapat masuk. Sel bakteri diratakan sambil

didekatkan ke Bunsen agar tetap steril kemudian setelah bakteri sudah merata, kaca objek difiksasi

dengan memanaskannya diatas bunsen, fiksasi bertujuan untuk membunuh mikroba secara cepat tanpa

menyebabkan perubahan dan melekatkan sel bakteri pada kaca objek. Selanjutnya, kaca objek dibilas

dengan aquades secekupnya kemudian dikeringkan.

Langkah berikutnya, yaitu diteteskan larutan warna Kristal violet pada sel bakteri kemudian

ditunggu selama satu menit sebelum dibilas dengan aquades dan dikeringkan. Setelah pemberian larutan

Kristal violet dilanjutkan dengan diteteskannya larutan mordant yang berfungsi untuk memperkuat
pengikatan warna oleh bakteri lalu ditunggu selama satu menit dan dibilas lagi dengan aquades dan

dikeringkan, perlakuan yang sama juga diterapkan pada larutan lugol. Langkah berikutnya, sel bakteri

dibilas menggunakan alcohol untuk melunturkan zat warna. Setelah dibilas alkohol, sel bakteri diteteskan

kembali dengan larutan warna safranin dan ditunggu selama satu menit sebelum dibilas dengan aquades

dan dikeringkan. Selanjutnya, kaca objek diamati dibawah mikroskop untuk mengidentifikasi sel bakteri.

Hasil dan Pembahasan

4.4. Pewarnaan Gram

Pewarnaan gram merupakan teknik pewarnaan untuk mengidentifikasi bakteri dengan


pengamatan dibawah mikroskop. Teknik ini termasuk pewarnaan diferensial karena pewarnaan
gram memberikan reaksi yang khas pada morfologi mikroorganisme mikroskopik sehingga dapat
digunakan untuk membedakan antara bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Hal ini
sesuai dengan pendapat Putri et al. (2018) yang menyatakan bahwa pewarnaan gram bertujuan
untuk mengamati morfologi koloni bakteri secara mikroskopis serta membedakan golongan
bakteri gram negatif dan gram positif. Perbedaan hasil antara bakteri gram positif dan bakteri
gram negative bergantung pada komposisi dinding sel bakteri yang bereaksi dengan larutan
warna kristal violet maupun safranin. Hal ini sesuai dengan pendapat Mahmudah (2016) yang
menyatakan bahwa perbedaan reaksi dalam permeabilitas zat warna didasarkan pada perbedaan struktur
dinding sel bakteri.

4.4.1. Lactobacillus acidophillus

Berdasarkan praktikum pewarnaan Gram yang telah dilaksanakan diperoleh hasil sebagai

berikut :
Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus

Bentu Bentu
: Bulat (coccus) : Bulat
k k
Koloni : Kokus Koloni : Kokus
Warna : Ungu Warna : Ungu
Gram : Positif Gram : Positif
Sumber : Data Primer Praktikum
Sumber: Riski et al. (2017)
Mikrobiologi, 2020.
Ilustrasi 1. Gambar Pengamatan Bakteri Gram Positif Perbesaran 100X.

Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa bakteri Staphyococcus aureus berbentuk
bulat, memiliki koloni stafilokokus dan menghasilkan warna ungu saat pewarnaan gram sehingga
dapat dikatakan bahwa bakteri tersebut merupakan bakteri gram positif. Hal ini sesuai dengan
pendapat Darmawi et al. (2019) yang menyatakan bahwa bakteri Staphylococcus aureus
memiliki ciri koloni berbentuk coccus atau bulat, ungu bergerombol seperti buah
anggur, menghasilkan gelembung gas dan memfermentasi manitol. Bakteri Staphylococcus
aureus merupakan salah satu dari bakteri-bakteri asam laktat dan telah diketahui bahwa salah
satu ciri dari BAL adalah bersifat gram postif. Hal ini sesuai dengan pendapat Anggraini dan
Ardyati (2017) yang menyatakan bahwa bakteri asam laktat memiliki
karakterisitik gram positif pada pewarnaan gram.
Warna ungu yang dihasilkan disebabkan oleh dinding sel bakteri yang tebal dan tersusun
dari banyak peptidoglikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Situmorang (2018) yang menyatakan
bahwa gram positif memiliki dinding sel tebal dan mengandung lebih dari 50% peptidoglikan
dari berat kering sel bakteri tersebut. Dinding sel yang tebal tersebut dapat mempertahankan
warna ungu bahkan setelah dilakukan pelunturan dengan alkohol. Hal ini sesuai dengan pendapat
Jannah et al. (2017) yang menyatakan bahwa bakteri gram positif akan menunjukkan warna ungu
pada dinding selnya.
4.4.2. Escherichia coli

Berdasarkan praktikum pewarnaan Gram yang telah dilaksanakan diperoleh hasil sebagai

berikut :

Eschericia coli Eschericia coli

Bentu
Bentuk : Batang pendek : Batang pendek
k
Koloni : Bulat Koloni : Bulat
Warna : Merah Warna : Merah
Gram : Negatif Gram : Positif
Sumber : Data Primer Praktikum
Sumber : Sinaga (2017)
Mikrobiologi, 2020.
Ilustrasi 2. Gambar Pengamatan Bakteri Gram Negatif Perbesaran 100X.

Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa bakteri Escherichia coli berbentuk
batang, memiliki koloni bulat dan menunjukkan hasil warna merah saat pewarnaan gram. Hal ini
sesuai dengan pendapat Wahyuningsih (2018) yang menyatakan bahwa bakteri Escherichia
coli berbentuk batang. Bakteri yang pada saat proses pewarnaan gram menghasilkan warna
merah menandakan bahwa bakteri tersebut adalah bakteri gram negatif sehingga dapat dikatakan
bahwa bakteri Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif. Hal ini sesuai dengan pendapat
Prasetya et al. (2019) yang menyatakan bahwa Escherichia coli termasuk bakteri gram negatif
yang ditandai dengan warna merah dari safranin pada saat pengamatan mikroskopis.
Bakteri gram negatif terdiri dari lapisan membran luar dan membran dalam yang
diantaranya terdapat lapisan peptidoglikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Guplin et al. (2017)
yang menyatakan bahwa bakteri Escherichia coli yang merupakan bakteri gram negatif yang
memiliki sistem membran ganda. Dinding sel bakteri gram negatif sel lebih tipis dibandingkan
bakteri gram positif, yaitu lapisan peptidoglikan hanya terdiri sekitar 10% dari berat kering
selnya sehingga saat proses pewarnaan gram, larutan iodin mudah dilunturkan dan dinding sel
menyerap warna dari larutan safranin sehingga berwarna merah. Hal ini sesuai dengan pendapat
Oktavia dan Pujiyanto (2018) yang menyatakan bahwa bakteri gram negatif menyerap
counterstain sehingga tampak berwarna merah dan agen dekolorisasi menganggu amplop
membran bakteri dan akibatnya zat warna dan yodium kompleks tercuci dari dinding bakteri
gram negatif.

DAPUS LAPRAK MIKROBIOLOGI 2020


Situmorang, N. 2018. Efek ekstrak dan fraksi herbal Peperomia pellucida (L.) Kunth., terhadap beberapa
bakteri pathogen kulit. J. Biologi linkungan, industri, dan kesehatan. 4(2): 90-101.

Jannah, R., S. Safika, M. Jalaluddin, D. Darmawi, F. Farida dan D. Aliza. 2017. Jumlah koloni bakteri
selulotik pada sekum ayam kampung (Gallus domesticus). J. Ilmiah Mahasiswa Veteriner. 1(3): 558-565.

Wahyuningsih, R. 2018. Identifikasi adanya bakteri Escherichia coli pada imunitas es the yang dijual
disekitar stikes BCM pangkalan bun wilayah kotawaringan barat. J. Borneo Cendikia. 2(2): 238-252.

Prasetya, Y. A., I. Y. Winarsih, K. A. Pratiwi, M. C. Hartono dan D. N. Rochimah. 2019. Deteksi fenotipik
Escherichia coli penghasil extended spectrum becta-lactamases (ESBLS) pada sampel makanan di krian
sidoarjo. J. Life Science. 8(1): 75-85.

Guplin, D.S. 2017. Bakteri endofit kulit batang terap (Artocarpu selasticus) dan aktivitasnya sebagai
antibakteri. J. Penelitian Pendidikan IPA. 3(2); 87-98.

Oktavia, N. dan S. Pujiyanto. 2018. Isolasi dan Uji Antagonisme Bakteri Endofit Tapak Dara (Catharanthus
Roseus, L.) terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. J. Berkala Bioteknologi. 1(1): 6-
12.

Mahmudah, R.M. 2016. Identifikasi isolat bakteri termofilik dari sumber Air Panas Lejja, Kabupaten
Soppeng. J. Al-Kimia. 4(1): 31-42.

Putri, A. A., E. Erina dan F. Fakhrurrazi. 2018. Isolasi bakteri asam laktat genus Lactobacillus dari fesus
rusa sambar (Cervus unicolor). J. Ilmiah Mahasiswa Veteriner. 2(1): 170-176.

Riski, K., F. Fakhrurazi dan M. Abrar. 2017. Isolasi bakteri Staphylococcus aureus pada ikan asin talang-
talang (Scomberoides commersonnianus) di kecamatan leupung kabupaten aceh besar. J. Ilmiah
Mahasiswa Veteriner. 1(3): 336-374.

Darmawi, D., A. F. Zahra, M. N. Salim, M. Dewi, M. Abrar, S. Syafruddin dan M. Adam. 2019. Isolation,
Identification and sensitivity test of Staphylococcus aureus on post surgery wound of local dogs (Canis
familiaris). J. Medika Veterinaria. 13(1): 37-46.

Sinaga, E. M. 2017. Identifikasi bakteri Escherichia coli pada Kristal dengan menggunakan metode most
probable number (MPN) yang diperjualbelikan oleh pedagang di jalan kapten muslim medan. J. Mutiara
Kesehatan Masyarakat. 10(7): 41-47.
Bulele, T., F. E. S. Rares dan J. Porotu’o. 2019. Identifikasi bakteri dengan pewarnaan gram pada
penderita infeksi mata luar di rumah sakit mata kota manado. J. e-Biomedik. 7(1): 30-36.

Wirayuni, K. A. 2017. Akumulasi Streptococcus mutans pada basis gigi tiruan lepasan plat nilon
termoplastik dan resin akrilik. J. Kedokteran Gigi. 13(2): 28-31.

Misrulloh, A., E. Rosiani, I. Liawatidan A. K. F. Astutik. 2017. Uji daya hambat ekstrak daun jambu biji
putih dan merah terhadap pertumbuhan bakteri karies gigi (Lactobacillus acidophilus). Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi. Semarang, 16-17 Juni 2017. Fakultas Matematika dan IPA
Universitas Negeri Semarang. 12-16.

Dwita, R., T. Z. Helmi, D. Darmawi dan A. Hamzah. 2018. Isolasi dan identifikasi bakteri gram negatif
pada ambing sapi aceh. J. Ilmiah Mahasiswa Veteriner. 2(4):450-459.

Zeniusa, P. dan M. R. Ramadhian. 2017. Efektifitas ekstrak etanol the hijau dalam menghambat
pertumbuhan Escherichia coli. J. Medical of Lampung University. 7(1): 26-30.

Anda mungkin juga menyukai