Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PRAKTIKUM IV
“PEWARNAAN GRAM”

KEVIN FEBRIANUS MODA


20180308024

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI
2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan YME, karena

telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga

laporan praktikum yang berjudul “PEWARNAAN GRAM” yang kini bisa selesai

pada waktunya.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Pak Sepriantio S,Pi.M,Si selaku

dosen mata kuliah Mikrobiologi dan asisten laboran yang sudah membimbing

selama praktikum, sehingga praktikum dapat berjalan dengan baik sehingga

laporan praktikum ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Penulis berharap semoga

laporan praktikum ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.

Namun terlepas dari itu, dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis

menyadari pengetahuan dan pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai

pihak agar laporan praktikum ini lebih baik dan bermanfaaat. Serta akhir kata

penulis ucapkan semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu membalas budi baik anda

semua

Jakarta,Oktober 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii

I. PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1 Latar Belakang .................................................................................1

1.2 Tujuan Praktikum ............................................................................. 2

1.3 Manfaat Praktikum............................................................................ 2

II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................3

2.1 Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif .............................3

2.2 Pewarnaan Gram...............................................................................4

2.3 Beberapa Macam Pengecatan Bakteri


.......................................................................................................

III. METODE PRAKTIKUM .......................................................................7

3.1 Lokasi dan Waktu Praktikum ............................................................7

3.2 Alat dan Bahan ..................................................................................7

3.3 Prosedur Praktikum ...........................................................................7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................8

4.1 Hasil ..................................................................................................8

4.2 Pembahasan ......................................................................................8

V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................10

5.1 Kesimpulan ....................................................................................10

5.2 Saran...............................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................11

2
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Di Indonesia, terutama pada mahasiswa bioteknologi kajian mikrobiologi

merupakan kajian wajib dalam bentuk mata kuliah bagi mahasiswa prodi

biologi/bioteknologi. Kajian mikrobiologi di perguruan tinggi selalu disertai

dengan pelaksanaan praktikum untuk membekali mahasiswa untuk menguasai

softskill keterampilan kerja ilmiah yang biasa dilakukan di dalam

laboratorium. Salah satunya adalah teknik dan cara pewarnaan gram bakteri.

Melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena

selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk

mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel

bakteri. Ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-

penelitian mikrobiologi. Hal itu untuk mempermudah proses identifikasi

bakteri.

Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik

pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri

gram negatif ditandai dengan pewarnaan ungu sedangkan yang positif

berwarna merah. Hal ini bertujuan untuk memberikan warna pada bakteri pada

akhirnya dapat diidentifikasi dengan mudah.

Pada praktikum proses pewarnaan gram olesan bakteri yang terfiksasi

dikenai larutan-larutan berikut dalam urutannya yaitu ungu kristal, larutan

1
yodium, alkohol (bahan pengecat), dan safranin atau beberapa pewarna

tandingan lain yang sesuai. Teknik Pewarnaan bukan pekerjaan yang sulit tapi

perlu ketelitian dan kecermatan bekerja serta mengikuti aturan dasar yang

berlaku.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka perlu dilakukannya

praktikum “Pewarnaan Gram” agar memberikan pemahaman kepada kita

tentang hal-hal yang berkaitan dengan pewarnaan atau pengecatan bakteri

untuk membantu identifikasinya.

1.2 Tujuan Praktikum


Berdasarkan latar belakang, tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini

adalah :
 Memahami pengertian pewarnaan bakteri
 Memahami macam – macam pewarnaan bakteri
 Memahami teknik pewarnaan gram pada bakteri untuk memisahkan

bakteri gram negatif dan positif.


1.3 Manfaat Praktikum
Berdasarkan tujuan praktikum, manfaat yang ingin dicapai pada praktikum

ini adalah :
 Mengetahui pengertian pewarnaan bakteri
 Mengetahui macam – macam pewarnaan bakteri
 Mengetahui teknik pewarnaan gram pada bakteri untuk memisahkan

bakteri gram negatif dan positif.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif

2
Ditinjau dari komponen penyusun dinding sel bakteri gram positif

relative lebih sederhana berbanding bakteri gram negatif yaitu terdiri dari dua

sampai tiga lapis membrane sitoplasma yang tersusun dari asam teikhik dan

asam teikhouronik berupa polimer yang larut dalam air, sedangkan dinding sel

bakteri negative lebih kompleks dan lebih tebal, tersusun dari peptidoglikon,

lipoprotein dan lipopolisakarida, sehingga dinding sel bakteri gram positif

lebih permeable terhadap senyawa yang bersifat hidrofil dibandingkan sel

bakteri gram negatif.

Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang lebih sederhana,

dengan jumlah peptidoglikan yang relative banyak. Dinding sel bakteri gram

negative memiliki peptidoglikan yang lebih sedikit dan secara structural lebih

kompleks. Membrane bagian luar pada dinding sel gram negatifmengandung

lipopolisakarida, yaitu karbohidrat yang terikat dengan lipid. Diantara bakteri

patogen, yang menyebabkan penyakit, spesies gram negative umumnya lebih

berbahaya dibandingkan dengan spesies gram positif

Respon hambatan mikroba gram positif lebih kuat dibandingkan

mikroba gram negative. Hal ini disebabkan oleh perbedaan komponen

penyusun dinding sel antara mikroba gram positif dan gram negative. Dinding

sel mikroba gram positif banyak mengandung teikoronat serta molekul

polisakarida. Komponen kimia ini melindungi sel dari kegiatan lisis enzim,

sedangkan zat – zat lain menentukkan reaksi sel pada pengecatan gram dan

ada pula yang menarik dan mengikta bakteriofage (Purwani, 2009).

3
2.2 Pewarnaan Gram

Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode empiris untuk

membedakan spesies bakteri mejadi dua kelompok besar, yaitu gram positif

dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka.

Metode tersebut diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark

Hans Christian Gram (1853-1938) yang mengembangkan teknik tersebut pada

tahun 1884 untuk membedakan antara Pneumococcus dan bakteri Klebsiella

Pneumonia.

Pewarnaan gram dibagi menjadi dua hasil yaitu gram positif dan gram

negatif, tergantung dari reaksi dinding sel terhadap tinta safranin atau kristal

violet. Beberapa bakteri tidak terwarnai dengan pewarnaan gram, karena

dinding selnya mengandung banyak lipid, sehingga digunakan pewarnaan

tahan asam untuk mengidentifikasinya. Pada pewarnaan tersebut sel bakteri

akan berwarna merah tetapi sel jaringan akan berwarna hijau

Pewarnaan Gram dilakukan untuk mengelompokkan bakteri menjadi 2

yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negative. Pada pewarnaan Gram

ini, reagen yang digunakan ada 4 jenis, yaitu kristal violet, iodine, alkohol dan

safranin. Bakteri Gram positif akan mempertahankan warna ungu dari kristal

violet sehingga ketika diamati mikroskop akan menunjukkan warna ungu

sedangkan bakteri Gram negative tidak dapat mempertahankan warna ungu

dari kristal violet tetapi zat warna safranin dapat terserap pada dinding sel

sehingga akan memperlihatkan warna merah. (Pratita, 2012).

4
Kelompok bakteri gram negative ditandai dengan sel bakteri yang

berwarna merah saat pengamatan secara mikroskopik. Warna merah tersebut

disebabkan karena hilangnya pewarna kristal violet pada waktu dekolorisasi

dengan alkohol kemudian sel bakteri menyerap pewarna merah yaitu safranin.

Pewarnaan Gram digunakan untuk mengetahui morfologi sel bakteri

serta untuk membedakan bakteri gram positif dan gram negative. Perbedaan

warna pada bakteri gram positif dan gram negatifmenunjukkan bahwa adanya

perbedaan struktur dinding sel antara kedua jenis bakteri tersebut. Bakteri

gram positif memiliki struktur dinding sel dengan kandungan peptidoglikan

yang tebal sedangkan bakteri gram negatifmemiliki sturktur dinding sel

dengan kandungan lipid yang tinggi (Fitri, 2011).

Pengecatan gram dilakukan pada kultur bakteri umur 24 jam yang

ditumbuhkan pada medium padat. Bakteri gram positif akan memberikan

warna ungu ketika diberi cat gram. Warna ungu tersebut terjadi karena dinding

sel bakteri mengikat cat Kristal violet yang diperkuat oleh iodine dan Kristal

violet tersebut tidak akan hilang pada waktu diberi cat peluntur sehingga tidak

terpengaruh pada saat diberi cat penutup yang berwarna merah (Romadhon,

2012).

Pewarnaan dilakukan dengan membuat bekasan isolate digelas obyek,

kemudian diwarnai dengan larutan Kristal violet dan yodium secara bergantian

selama beberapa menit dan dicuci dengan aquadest, selanjutnya dicuci dengan

alkohol dan ditetesi dengan larutan cat penutup safranin. Pengamatan

5
dilakukan dengan menggunakan mikroskop, bakteri gram positif akan

Nampak berwarna ungu, sedangkan gram negatifberwarna merah

(Purwohadisantoso, 2009).

2.3 Beberapa Macam Pengecatan Bakteri


Berikut macam pengecatan bakteri menurut Henny dan Seprianto ( 2019 )
1. Pengecatan negatif
Pengecatan dilakukan untuk mewarnai latar belakang preparat dan sel

bakteri itu sendiri tidak terwarnai.


2. Pengecatan sederhana
Pengecatan dilakukan dengan memakai 1 macam larutan ( zat warna biru

metilen/Kristal violet) Sel akan berwarna sesuai dengan jenis cat yang dipakai.
3. Pengecatan diferensial
Pengecatan ini dilakukan memakai beberapa larutan zat warna/cat, dengan

pengecatan ini bakteri dapat dikelompokkan dalam suatu kelompok tertentu.

Misal pengecatan Gram, pengecatan tahan asam.


4. Pengecatan khusus
Pewarnaan ini dipakai untuk mewarnai bagian-bagian sel bakteri yang

tidak bisa diwarnai dengan pewarnaan biasa. Contoh: pewarnaan spora.

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Lokasi dan Waktu Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi di Universitas

Esa Unggul pada tanggal 10 Oktober 2019 pukul 14.40 - selesai.

3.2 Alat dan Bahan

Bahan-bahan :

1. Biakan bakteri gram positif 2. Crystal violet, Larutan Iodin,


dan negatif Alkohol 96%, Safranin,

6
Akuades dan Minyak immersi 2. Bunsen
Alat-alat: 3. Kaca obyek dan cover glass
1. Mikroskop cahaya 4. Pipet tetes

3.3 Prosedur Praktikum


1. Ambil biakan murni bakteri dengan jarum ose. Letakkan bakteri pada kaca

obyek steril, ratakan. Fiksasi kaca obyek bakteri ke bunsen beberapa kali.
2. Teteskan crystal violet pada bakteri, diamkan selama 30-60 detik. Buang

sisa pewarna dan cuci dengan air. Teteskan iodin, diamkan 1-2 menit. Cuci

kembali dengan air. Tambahkan alkohol pada preparat dan diamkan

selama 20 detik (dekolorisasi). Cuci kembali dengan air mengalir.

Tambahkan safranin, dan diamkan selama 10-20 detik. Cuci dengan air

mengalir. Keringkan preparat hingga kering.


3. Amati preparat pada mikroskop dengan perbesaran 1.000X. Pengamatan

dengan perbesaran ini harus menggunakan minyak immersi. Catat hasil

pengamatan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

Gambar Pewarnaan Gram Dari Sampel Air Selokan


Perbesaran 40x . Perbesaran 100x

7
Basil berkoloni, terdapat warna merah yang mendominasi ( bakteri gram negatif
) dan sedikit biru keunguan ( bakteri gram positif) , isolat tidak murni karena
terdapat bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.
4.2 Pembahasan

Pada praktikum pewarnaan gram ini dilakukan pada sample air selokan.

Pewarnaan gram bertujuan untuk mengelompokkan bakteri ke dalam bakteri

negatif dan bakteri positif. Isolat bakteri pada sampel air selokan adalah dominan

bakteri gram negatif dan sedikit bakteri gram positif dimana isolat tersebut tidak

murni, Karena sedikit bakteri tersebut terdapat zat warna kristal violet sewaktu

proses pewarnaan gram, sehingga koloni bakteri tampak berwarna ungu atau biru.

Salah satu kemungkinan lain yang menyebabkan warna biru keunguan dan merah

muncul bersamaan mungkin dikarenakan kurangnya pembilasan dengan air.

Warna merah yang mucul menandakan bakteri gram negatif, karena

hilangnya pewarna kristal violet pada waktu dekolorisasi dengan alkohol

kemudian sel bakteri menyerap safranin. Karena bakteri gram negatif

mengandung lipid lebih rendah sehingga dinding sel bakteri akan lebih mudah

8
terdehidrasi akibat perlakuan dengan alkohol. Pemberian alkohol berfungsi untuk

dekolorisasi bakteri, sehingga menyebabkan zat utama dalam sel muncul. Dinding

sel yang terdehidrasi menyebabkan daya permeabilitasnya berkurang sehingga zat

warna ungu kristal keluar dari sel kemudian sel akan menyerap safranin (Jayanti,

2010).

Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pewarnaan gram adalah

sebagai berikut:

1. Fase yang paling kritis dari pewarnaan gram adalah tahap dekolorisasi

yang mengakibatkan iodine lepas dari sel. Pemberian alkohol jangan

sampai berlebih yang akan menyebabkan dekolorisasi yang berlebih

sehingga sel gram positif tampak seperti gram negatif. Namun juga jangan

sampai terlalu sedikit dalam penetesan alkohol yang tidak akan melarutkan

iodine secara sempurna sehingga sel gram negatif seperti gram positif.

2. Preparasi pewarnaan gram terbaik adalah menggunakan kultur muda yang

tidak lebih lama dari 24 jam. Umur kultur akan berpengaruh pada

kemampuan sel menyerap warna utama khususnya pada gram positif.

Mungkin akan menampakkan gram variabel yaitu satu jenis sel, sebagian

berwarna ungu dan sebagian merah karena pengaruh umur.

9
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dalam praktikum ini diperoleh kesimpulan bahwa praktikum pewarnaan gram

menggunakan sampel air selokan adalah didapat hasil dominasi dari bakteri gram

negatif tetapi terdapat juga warna biru keunguan yang menandakan bakteri gram

positif. Hal ini berarti isolat bakteri tidak murni, kesalahan lain mungkin terdapat

karena kurangnya pembilasan dengan aquadest dan kurangnya ketepatan alkohol

pada saat dekolorisasi.

5.2 Saran

Saran dari praktikum kali ini yaitu alat dan bahan yang digunakan dapat

berfungsi dengan baik misalnya Mikroskop, diharapkan Mikroskop dapat dipakai

dengan baik. Praktikan dalam penetesan cat juga perlu diperhatikan serta

pengambilan isolate bakteri dengan benar dan aseptis.


DAFTAR PUSTAKA

Fitri, L., Yekki Y., 2011, Isolasi Dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri

Kitinolitik, Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Vol. 3 , No. 2.


Jayanti, Mirna W., Bernadetta O., Moch Y., 2010, Karakterisasi Bakteri Toleran

Uranium Dalam Limbah Uranium Fase Organik TBP-Kerosin, Prosiding

Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah IX, Pusat Teknologi

Limbah Radioaktif-BATAN, Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.
Pratita, Maria Yuli E., Surya Rosa P., 2012 , Isolasi dan Identifikasi Bakteri

Termofilik Dari Sumber Mata Air Panas Di Songgoriti Setelah Dua Hari

Inkubasi, Jurnal Teknik Pomits, Vol. 1, No. 1.


Purwani, Eni, Setyo Wulang N. H., Rusdin R., 2009, Respon Hambatan Bakteri

Gram Positif Dan Negatif Pada Ikan Nila Yang Diaktifkan Dengan Ekstrak

Jahe, Jurnal Kesehatan, Vol. 2, No. 1.


Purwohadisantoso, Kristian, Elok Z., Ella S., 2009, Isolasi Bakteri Asam Laktat

Dari Sayur Kubis Yang Memiliki Kemampuan Penghambatan Bakteri

Patogen, Jurnal Teknologi Pertanian, Vol. 10, No. 1.


Romadhon, Subagiyo, Sebastian M., 2012, Isolasi dan Karaterisasi Bakteri Asam

Laktat dari Usus Udang Penghasil Bakteriosin Sebagai Agen Antibakteria

Produk – Produk Hasil Perikanan, Jurnal Saintek Perikanan, Vol. 8, No. 1 .


Saraswati, H dan Seprianto. 2019. PETUNJUK PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI. PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS

ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL [PDF FILE]

Anda mungkin juga menyukai