Anda di halaman 1dari 23

Ciri-ciri Ascomycota antara lain bersifat uniseluler/multiseluler, hifa bersekat, membenituk

tubuh buah askokarp/tidak, hidup saproba/parasit/simbiosis mutualisme, reproduksi secara


vegetatif. Kelompok jamur Ascomycota memiliki ciri utama, yaitu menghasilkan askospora
sebagai hasil reproduksi generatif.

Askospora dihasilkan oleh alat reproduksi generatif, yaitu askus. Askus memiliki bentuk
struktur seperti kantong. Ascomycota ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak.
Ascomycota multiseluler memiliki hifa yang bersekat. Pada beberapa jenis Ascomycota, hifa
bercabang-cabang membentuk miselium dan tersusun kompak menjadi tubuh buah
makroskopis yang disebut askokarp atau askokarpus. Bentuk askokarp bervariasi, antara
lain berbentuk botol, bola, dan mangkok. Pada askokarp terdapat banyak askus yang di
dalamnya terdapat askospora.

Cara Hidup Ascomycota


Ascomycoa hidup sebagai pengurai bahan organik terutama Jan tumbuhan atau sisa-sisa
organisme di dalam tanah maupun di laut. Ascomycota bersel satu atau ragi hidup pada bahan
yang mengandung gula atau karbohidrat, misalnya singkong yang menghasilkan tapai atau
sari anggur untuk membuat minuman anggur merah (wine). Beberapa jenis ada yang hidup
sebagai parasit pada organisme lain. Jamur morel (Morchella esculenta) hidup bersimbiosis
mutualisme dengan tumbuhan membentuk mikorhiza. Ascomycota yang hidup pada
permukaan sel mesofil daun dapat melindungi tumbuhan dari serangan hama serangga
dengan cara mengeluarkan racun. Sekitar 30.000 spesies atau separuh dan jumlah spesies
Ascomycota yang ada ditemukan hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk lichen
(lumut kerak).

Daur Hidup Ascomycota


Dalam daur hidupnya, Ascomycota uniseluler maupun multiseluler dapat bereproduksi secara
vegetatif (vegetatif) dan generatif (generatif).

a. Reproduksi vegetatif Ascomycota

 Ascomycota uniseluler, bereproduksi secara vegetatif dengan pembelahan sel atau


pelepasan tunas dari sel induk. Tunas yang terlepas akan menjadi sel jamur baru.
Namun, bila tidak terlepas maka sel tunas akan membentuk rantai pseudohifa (hifa
semu).
a. reproduksi vegetatif
pembentukan tunas b. reproduksi generatif (pembenrukan askospora)

 Ascomycota multiseluler, bereproduksi vegetatif dengan dua cara, yaitu fragmentasi


hifa dan pembentukan spora vegetatif konidiospora. Hifa dewasa yang terputus akan
tumbuh menjadi hifa jamur baru. Hifa haploid (n) yang sudah dewasa akan
menghasilkan konidiofor (tangkai konidia). Pada ujung konidiofor akan terbentuk
spora yang diterbangkan angin yang disebut konidia. Konidia memiliki jumlah
kromosom yang haploid (n). Konidia pada jamur Ascomycota berwarna warni, antara
lain berwarna oranye, hitam, biru, atau kecokelatan. Bila kondisi lingkungan
menguntungkan, maka konidia akan berkecambah menjadi hifa yang haploid. Hifa
akan bercabang cabang membentuk miselium yang haploid (n).

daur hidup Ascomycota


multiseluler meliputi reproduksi vegetatif (pembentukan konidospora) dan generatif
(pembentukan askospora)

b. Reproduksi generatif Ascomycota

 Ascomycota uniseluler. Reproduksi Ascomycota uniseluler diawali dengan


konjugasi atau penyatuan dua sel haploid (n) yang berbeda jenis. Hasil penyatuan
tersebut menghasilkan zigot yang diploid (2n). Zigot tumbuh membesar menjadi
askus yang diploid. Inti (nukleus) diploid di dalam askus membelah secara meiosis
menghasilkan 4 inti yang haploid. Di sekitar empat inti tersebut terbentuk dinding sel
sehingga terbentuk 4 askospora yang haploid di dalam askus. Bila askus sudah masak,
maka askus akan pecah mengeluarkan askospora. Askospora tumbuh menjadi sel
jamur baru yang haploid.

 Ascomycota multiseluler. Reproduksi generatif jamur Ascomycota multiseluler


adalah sebagai berikut.

1) Hifa (+) dan hifa (-) yang masing-masing berkromosom haploid berdekatan. Hifa (+)
membentuk askogonium (alat reproduksi betina), sedangkan hifa (-) membentuk anteridium
(alat reproduksi jantan).

2) Askogonium membentuk saluran menuju anteridium; disebut trikogin. Melalui trikogin


terjadi proses plasmogami (peleburan sitoplasma). Askogonium akan menerima nukleus
haploid dan anteridium sehingga askogonium memiliki kumpulan inti dan keduanya
(dikariotik).

3) Askogonium tumbuh menjadi hifa dikariotik yang bercabang-cabang dan tergabung


dalam askokarp (tubuh buah).

4) Ujung-ujung hifa pada askokarp membentuk askus dikariotik.

Loading...

5) Di dalam askus terjadi kariogami (peleburan inti) sehingga terbentuk inti yang diploid
(2n).

6) Inti diploid di dalam askus membelah secara meiosis menghasilkan 4 nukleus yang
haplold (n).

7) Masing-masing nukleus haploid membelah secara mitosis sehingga di dalam askus


terdapat 8 nukleus. Selanjutnya, di sekitar nukleus terbentuk dinding sel dan terbentuk
askospora yang haploid (n).

8) Bila askus telah masak, maka askospora akan tersebar secara serentak. Hal ini terjadi
karena jika satu askus pecah berakibat pada pecahnya askus lain.

9) Askospora yang jatuh di tempat yang cocok akan berkecambah menjadi hifa baru yang
haploid (n). Hifa haploid akan tumbuh bercabang-cabang membentuk miselium yang haploid
(n).

Contoh Ascomycota

Anggota jamur dalam divisi Ascomycota disebut fungi kantong (sac fungi). Para ahli
mikologi telah mendeskripsikan sekitar 60.000 fungi kantong, baik yang uniseluler maupun
multiseluler.

1. Saccharomyces cerevisiae merupakan jamur bersel satu dan memiliki dinding askus
yang tipis, dikenal sebagai khamir. Saccharomyces cerevisiae digunakan untuk
pembuatan minuman beralkohol, tapai, dan pengembang adonan roti. Jamur ini dapat
mengubah gula menjadi alkohol dan karbon dioksida (CO2) melalui proses fermentasi
(respirasi anaerob). Gas CO2 yang terbentuk menjadikan adonan roti mengembang.
2. Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum digunakan untuk pembuatan
antibiotik pen isilin dengan cara mengekstraksi biakan cair. Penisilin digunakan untuk
membasmi bakteri, antara lain Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae, dan
Staphylococcus sp.
3. Penicillium roqueforti dan Penicillium camemberti digunakan dalam pembuatan keju
(Gambar 5.13).
4. Kapang biru (blue mold) yang tumbuh pada buah jeruk merupakan jamur Penicillium
yang hidup saproba (Gambar 5.14).
5. Neurospora crassa dan Neurospora sitophila merupakan jamur oncom yang memiliki
spora berwarna oranye (Gambar 5.15).
6. Morchella esculenta, jamur yang memiliki tubuh buah mengandung banyak air dan
enak dimakan (Gambar 5.16). Jamur ini sering ditemukan di bawah pohon buah-
buahan.
7. Claviceps purpurea merupakan jamur Ascomycota berwarna ungu yang biasa disebut
ergot, bersifat parasit pada gandum hitam (rye). Bila jamur ini ikut tergiling bersama
gandum dan tercampur dalam tepung, lalu dikonsumsi manusia, maka akan
menimbulkan penyakit gangren. Gejala yang dialami antara lain kejang saraf, rasa
panas terbakar, halusinasi, dan kegilaan temporer (sementara).

1. Tuber melanosporum (truffle) merupakan jamur yang hidup bersimbiosis dengan akar
tumbuhan membentuk mikorhiza. Truffle sangat disukai oleh ahli pencicip kuliner
karena memiliki cita rasa yang enak. Pencari truffle biasanya menggunakan bantuan
anjing yang memiliki penciuman tajam untuk menemukannya.
2. Candida albicans hidup parasit pada jaringan epitel yang lembap, misalnya saluran
pernapasan, saluran pencernaan, dan alat kelamin wanita (penyebab keputihan).
3. Trichophyton mentagrophytes menyebabkan penyakit kurap pada kulit tubuh dan kulit
kepala.
4. Aspergillus flavus pada umumnya hidup saproba pada makanan dan biji-bijian.
Koloni Aspergillus flavus menghasilkan spora berwarna cokelat kehijauan atau
kehitaman dan menyekresikan senyawa aflatoksin yang bersifat racun bagi manusia.
Pengertian jamur dalam bahasa Indonesia memiliki
beberapa arti yang hampir sama dan agak berkaitan:

1. Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan


media tumbuh dari sekelompokfungi (Basidiomycota) yang
berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak
(“batang”) dan bagian yang mendatar atau membulat.
Secara teknis biologis, tubuh buah ini disebut basidium.
Beberapa jamur aman dimakan manusia bahkan beberapa
dianggap berkhasiat obat, dan beberapa yang lain beracun.
Contoh jamur yang bisa dimakan: jamur
merang (Volvariela volvacea), jamur
tiram (Pleurotus), jamur kuping(Auricularia
polytricha), jamur kancing atau champignon (Agaricus
campestris), danjamur shiitake (Lentinus edulis).
2. Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah,
dan bagian jaring-jaring di bawah permukaan tanah atau
media mycelia yang tersusun dari berkas-berkas hifa.
3. Jamur adalah sebutan lain untuk kapang. Makna ini
misalnya dapat disimak dari ungkapan “Rotinya sudah
berjamur” yang maksudnya adalah ‘rotinya telah ditumbuhi
kapang’
Jamur (Fungi) termasuk makhluk hidup eukariot yang
tidak berklorofil. Ciri khas lainnya adalah dinding sel jamur
tersusun atas zat kitin. Kitin adalah zat seperti pada kulit
udang dan kepiting. Tubuhnya terdiri dari satu sel atau
berbentuk benang yang disebut hifa. Jamur tempe
(Rhizopus) atau jamur oncom (Neurospora) mempunyai
hifa. Hifa jamur tempe atau oncom tampak seperti serabut
kapas. Hifa tumbuh bercabang-cabang membentuk
anyaman yang disebut miselium. Jamur yang terdiri dari
satu sel misalnya jamur ragi (Saccharomyces).

Jamur tidak dapat berfotosintesis, sehingga jamur


mengambil makanan dari lingkungannya (heterotrof).
Jamur hidup secara saprofit atau parasit. Jamur saprofit
banyak dijumpai di atas tanah, kayu lapuk, atau bangkai
binatang. Contoh jamur saprofit adalah jamur kayu, jamur
kuping, jamur merang, dan jamur karat. Jamur yang hidup
parasit misalnya jamur panu yang hidup pada kulit
manusia. Jamur tak berklorofil, hidup secara saprofit dan
parasit. Dinding sel jamur tersusun dari zat kitin.

Perkembangbiakan jamur dapat dibedakan menjadi dua


macam, yaitu secara aseksual (vegetatif) dan secara seksual
(generatif).

1. Perkembangbiakan aseksual dengan membentuk spora,


bertunas, atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak
spora yang disebut sporangium.Di dalam sporangium
terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora dalah
Rhizopus.
2. Perkembangbiakan seksual terjadi dengan meleburnya dua
hifa dari jamur berbeda untuk membentuk zigot. Zigot
tumbuh menjadi badan buah.
Jamur dapat diklafikasikan berdasarkan hifa dan alat
reproduksinya. Jamur dibedakan menjadi 4 divisi, yaitu
Zigomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan
Deuteromycota. Saat ini masih terdapat jamur yang belum
diketahui cara reproduksi seksualnya. Jamur yang
demikian dikelompokan dalam divisi Deuteromycota yang
berarti jamur tak tentu.

Pada kesempatan kali ini kelompok kami mendapat


kesempatan membahas tentang Divisi Ascomycota (Jamur
Askus).

ASCOMYCOTA
Ascomycota adalah filum/divisi dari fungi. Anggota filum
ini tersebar di seluruh dunia. Ascomycota dapat
bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Sebagian
besar dari jamur yang termasuk golongan Ascomycotina
mempunyai hifa bersekat-sekat dan bercabang-cabang.
Selain itu, terdapat jenis jamur yang mempunyai hifa
berlubang sehingga protopolasma dan inti sel dapat
mengalir dari satu sel ke sel lainnya. Struktur tubuh jamur
dari golongan Ascomycotina ada yang multiseluler atau
uniseluler seperti pada ragi.
Fungi ascomycota mengalami meiosis setelah pembentukan
zigot yang berumur pendek dan menghasilkan meiospora
dengan pembentukan sel bebas dalam sebuah
meiosporangium yang disebut askus. Ascomycota
menunjukkan kompabilitas seksual bipolar dan memiliki
dinding sel yang terdiri dari dua lapisan.

Ascomycotina merupakan kelompok jamur yang terbesar,


ada yang hidup parasit atau saprofit. Jamur yang hidup
sebagai parasit, dapat menimbulkan penyakit yang sangat
merugikan seperti pada tanaman tembakau, pepaya, karet,
teh, cokelat, dan padi. Sedangkan jamur saprofit hidup
pada bahan makanan atau sampah. .

Ciri-ciri umum Ascomycota:

 Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi seluler.


 memiliki hifa yang bersekat-sekat, dan berinti banyak

 Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti


banyak.
 Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis
dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak).
 Reproduksi:
Ascomycota dapat berkembang biak secara aseksual dan
seksual. Ascomycota menghasilkan spora sebagai hasil dari
perkembangbiakan seksual.

 Reproduksi Aseksual:
Dilakukan dengan membentuk kuncup. Kuncup terbentuk
pada sel induk yang kemudian lepas. kadang-kadang
kuncup tetap melekat pada induk selnya membentuk rantai
sel yang disebut hifasemu atau pseudohifa.

 Reproduksi Seksual :

1. Mula-mula Hifa berbeda jenis saling berdekatan.

2. Hifa betina akan membentuk Askogonium dan hifa jantan


akan membentuk Anteridium, masing-masing berinti
haploid.

3. Dari askogonium akan tumbuh Trikogin yaitu saluran yang


menghubungkan askogonium dan anteridium.

4. Melalui trikogin anteridium pindah dan masuk ke


askogonium sehingga terjadi plasmogami.

5. Askogonium tumbuh membentuk sejumlah hifa


askogonium yang dikarion. Pertumbuhan terjadi karena
pembelahan mitosis antara inti-inti tetapi tetap
berpasangan.

6. Pada ascomycota yang memiliki badan buah, kumpulan


hifa askogonium yang dikariotik ini membentuk jalinan
kompak yang disebut Askokarp. Ujung-ujung hifa pada
askokarp membentuk askus dengan inti haploid dikariotik.
7. Di dalam askus terjadi kariogami menghasilkan inti diploid.
8. Di dalam askus terdapat 8 buah spora. Spora terbentuk di
dalam askus sehingga disebut sporaaskus.
Spora askus dapat tersebar oleh angin. Jika jatuh di tempat
yang sesuai, spora askus akan tumbuh menjadi
benang hifa yang baru. Catatan: didalam askus terdapat 8
buah spora karena 2 inti diploid melakukan
pembelahanmeiosis menghasilkan 4 inti haploid.
setiap haploid akan membelah secara mitosissehingga
setiap askus terdiri dari 8 buah spora.
Spora seksualnya askospora yang dihasilkan oleh askus
dalam tubuh buah (askokarp). Spora aseksualnya adalah
konidiospora. Hifa bersekat(berseptum). Anggotanya ada
yang uniseluler contohnya saccharomyses cereviceae
(khamir),penicilium chrysogenum (pembuat antibiotik),
Aspergillus Wentii (membuat kecap) ,tetapi sebagian besar
anggotnya multiseluler, contohnya morchella
esculenta,sarcosypha coccinea, venturia inaequalis
(merusak apel), claviceps purpurea (penyebab penyakit
ergot pada gandum),dll. Beberapa jenis jamur bersimbiosis
menjadi mikoriza, sebagian lagi bersimbiosis menjadi
lumut kerak, sebagian besar sporofit pada sisa organisme.

Ciri khas Ascomycota berkembang biak secara seksual


dengan struktur pembentuk spora yang disebut Askus.
Contoh ascomycota adalah Penicilium, Aspergillus,
danSaccharomyces.
Penicillium
Ascocarp dengan ascospora

Ascomycota dibagi menjadi tiga kelas yaitu


archiascomycetes, hemiascomycetes, dan euastomycetes.
Ascomycotina, Divisi ini bercirikn talus yang terdiri dari
miselium bersepta. Reproduksi seksual membentuk
askospora di dalam askus. Ada yang hidup sebagai parasit,
yang menimbulkan panyakit pada tumbuhan. Bentuk askus
ada bermacam-macam, antara lain:
1. Askus tanpa askokarp
2. Askus yang askokarpny berbentuk deperti mangkok disebut
aposetium.
3. Askus yang askokarpnya berbentuk bola tanpa ostiulum
disebut kleistotesium.
4. Askus yang askokarpnya berbentuk botol dengan leher dan
memiliki ostiulum disebut peritesium.
Ada bermacam-macam askus tersebut digunakan sebagai
dasar klasifikasi tingkat kelas.
1) Kelas Hemiascomycetes
Karakter dari kelas ini diantaranya sebagai berikut:

1. Aski tidak terbungkus di dalam atau pada tubuh buah


2. Secara filogenetik kelas ini terdiri dari Budding yeasts dan
genera yang yeasts ligt seperti Ascoidea dan Cephaloascus
3. Kelas tersebut hanya memiliki satu ordo Saccharomycetales
atau Endomycetales
4. Taksa yang termasuk ke dalam ordo Saccharomycetales
memiliki dinding sel yang umumnya terdiri dari manan dan
gulkan
5. Pada saat pembentukan septa, septanya terdiri dari satu
atau beberapa pori yang mempunyai sumbat dan tidak
terdapat woronin.
Kelompok jamur ini tidak membentuk askokarp, tidak
mempunyai hifa, tubuhnya terdiri dari sel bulat atau oval
yang dapat bertunas sehingga terbentuk rantai sel atau hifa
senu. Contoh anggota Hemiascomycetes adalah khamir
Saccharomyces.
Beberapa jenis Saccharomyces antara lain:

 Saccharomyces cerevisiae, khamir roti atau khamir bir, juga


disebut khanir raja yang berguna dalam pembuatan roti
dan alcohol.
 tuac, bekerja mengubah air nira(legen) menjadi tuak.
 Saccharomyces ellipsoideus, mempermentasi buah anggur
menjadi anggur manuman.
2) Kelas Archiascomycetes
Memiliki cirri karakter diantaranya sebagai berikut:
1. Merupakan bentuk Ascomycota primitive atau basal
Ascomycetes
2. Merupakan keturunan yang mengalami reduksi dari
spesies-spesies yang lebih kompleks yang mempnyai
askomata
3. Memiliki tahapan seksual ascogenos, tetapi tidak memiliki
hifa ascogenos
4. Reproduksi aseksual dengan pertunasan (Budding) atau
pembelahan (cleveage) kecuali pada genus Neolekta tidak
ada ascomata ataupun konidiomata
Klas ini dibagi 5 ordo yaitu.

1. Ordo Pneumocystidales
Karakter:

 Merupakan penyebab pneumonia pada pasien HIV,


ex: Pnemocystis carinii
 Dahulu dianggap sebagai protozoa
1. Ordo Schizosaccharomycetales
Karakter:

 Lebih dikenal denga fission yeasts karena reproduksi


vegetatifnya dengan pembelahan sel

1. Ordo Neolectales
Karakter:

 Pada genus Neolecta mempunyai apotecia berbentuk


clavatus dan bertangkai

1. Ordo Promycetales
Karakter:

 Terdiri dari satu family protomycetaceae dengan 5 genera


yang terdiri dari 20 spesies

 Merupakan parasit pada tumbuhan berpembuluh, khususnya


family Asteraceae dan Apiaceae
 Protomicetales jga menghasilkan pigmen pada medium
buatan seperti Taphrina
1. Ordo Taprinales
Karakter:

 Terdiri dari satu family taprinaceae dengan genus tunggal


kaprina yang terdiri dari hamper 100 spesies
 Genus kaprina merupakan parasit bersifat demorfik,
membentuk miselia dikariotik

 Dan askus terbuka pada fase parasitic membentuk


pertunasan sel
 Membentuk pertunasan sel khamir pada fase saprobikbya
pada fase haploid

 Taprina merupakan parasit pada berbagai jenis tumbuhan


berpembuluh, khususnya paku-pakuan, Rosales, dan
fajales.

3) Kelas Euascomycetes
Karakter dari kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Umumnya fungi Ascomycetous memiliki filament
2. Komposisi dinding selnya didominasi oleh kitin dan glukan
3. Mempunyai lubang septum dengan woroning bodies
4. Euascomycetes dapat membentuk ascogonia dan ascomata
5. Kebanyakan menghasilkan hifa pada medium buatan

Euascomycetes ini terdiri dari 3 sub klas yaitu:

1. Sub klas Plektomycetes


Ciri-cirinya :

 tidak dapat membentuk askomaseluler dan askusnya yang


prototunikata tidak mempunyai hamathecium,
 askus terdapat bebas di atas miselium
 askokarpanya berupa cleistotecium
 askokarpanya tidak berseptum, misalnya Monascus sp.
Dan Emirecela sp
Kelas ini terdiri dari 3 ordo yaitu, Ascosphaerales,
Onygenales, dan Eurotyales

1. sub klas Hymenoascomycetes


dibedakan cirinya berdasarkan anatomi dan morfologi Dari
asal askusnya, yaitu Ascohymenial atau Ascolocular dari
Ascomata dan Ascus yang unitunikata pada hypemenoas
comycetes atau bitunikata.

1. Sub klas Loculoascomycetes


Terdiri dari ordo-ordo Apothe chioid: Arthoneales,
Patellariales, Lahmiales; ordo-ordo Perithecioid:
Melanommatales, Pleosporales, Verrucariales,
Chaetothyriales

Beberapa Ascomycota penting yang berperan


dalam kehidupan sehari-hari :
1. khamir (ragi roti) Saccharomyces cereviceae, untuk
pembuatan roti dan minuman beralkohol salah satunya
berguna untuk membuat bir, maupun alkohol. mampu
mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dengan proses
fermentasi
2. khamir (ragi roti) Saccharomyces cereviceae, dan media
lain yang sejenis, dapat membahayakan lever dan
mengandung karsinogenik.
3. Tuber magnatum atau Truffle putih digunakan dalam
kuliner.
4. ragi anggur Saccharomyces ellipsoideus, untuk pembuatan
wine dari anggur.
5. ragi tuak Saccharomyces tuac, untuk pemuatan tuak dari
air nira.
6. kapang oncom Neurospora sitophila, untuk
pembuatan oncom
7. Neurospora crassa, kapang yang dipakai
sebagai organisme model dalam biologi.
8. Morchella esculenta dan Sarcoscypha coccinae, yang tubuh
buahnya dapat dimakan.
9. Venturia inaequalis penyebab penyakit yang merusak
buah apel.
10. Clavisceps purpurea hidup sebagai parasit pada bakal
buah graminae,penyebab penyakit ergot pada
tanaman gandum. Gandum yang terkena spesies ini akan
menimbulkan ergotisma pada hewan atau manusia yang
memakannya.
11. Saccharomyces sp, Ciri umum Saccharomyces sp (ragi)
tidak mempunyai hifa dan tubuh buah. Jenis ragi yang
dimanfaatkan untuk pem-buatan tape atau pengembang
adonan roti adalah Saccharo-myces cerevisiae. Jamur ini
dapat memfermentasi glukosa menjadi alkohol dan karbon
dioksida.
12. Saccharomyces cerevisiae sebagai pengembang roti atau
kue akan berhenti tumbuh jika kadar alkohol mencapai 4-
5%, sedangkan CO2 yang dihasilkan akan mengembangkan
adonan roti. Alkohol akan menguap habis ketika roti
dibakar.Saccharomyces cerevisiae yang dimanfaatkan
dalam minuman beralkohol baru berhenti tumbuh
(berkembang biak) pada kadar alkohol mencapai 14-17%.
13. Penecillium notatum dan P. chrysogenum penghasil zat
antibiotik (penisilin) yang ditemukan tahun 1929 oleh
Alexander Fleming.
14. Penecillium cammemberti dan P. requefort
dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas keju.
Beberapa Ascomycota yang merugikan dalam
kehidupan sehari-hari :
Ascomycotina merupakan kelompok jamur yang terbesar,
ada yang hidup parasit atau saprofit. Jamur yang hidup
sebagai parasit, dapat menimbulkan penyakit yang sangat
merugikan seperti pada tanaman tembakau, pepaya, karet,
teh, cokelat, dan padi. Sedangkan jamur saprofit hidup
pada bahan makanan atau sampah.

1. Aspergillus
Aspergillus hidup sebagai saproba pada bermacam-macam
bahan organik, seperti pada roti, daging yang sudah diolah,
butiran padi, kacang-kacangan dan lain-lain. Koloninya
berwarna abu-abu, hitam, kuning atau cokelat.

Jenis-jenis Aspergillus antara lain:

1. Aspergillus fumigates, bersifat parasit yang menyebabkan


penyakit pada saluran pernapasan unggas

2. Aspergillus flavus, penghasil flatoksin yang diduga sebagai


penyebab penyakit kanker hati. Kapang ini benyak terdapat
pada kacang tanah dan makanan yang terbuat darinya.

3. Aspergillus nidulan, parasit pada telinga menyebabkan


outomikosis.

Jamur ini dapat menimbulkan penyakit yang lain yang


disebut dengan istilah ”Aspergillogis”.
Identifikasi ”Aspergillogis”
Penyakit jamur yang muncul dengan berbagai sindroma
klinis yang disebabkan oleh spesies Aspergillus. Penderita
dengan penyakit paru kronis (terutama asthma, juga
penyakit gangguan paru kronis atau “cystic fibrosis”) dan
penderita yang alergi terhadap jamur ini dapat
menyebabkan kerusakan bronchus dan
penyumbatan bronchusintermiten. Keadaan ini disebut
sebagai allergic bronchopulmonary aspergillosis (ABPA).
Kolonisasi saprophytic endobronchial pada penderita
dengan pelebaran bronchus atau bronkiektasi dapat
menimbulkan gumpalan hyphae, dan massa hyphae yang
besar mengisi rongga-rongga yang sebelumnya sudah ada
(berupa bola jamur atau aspergilloma). Suatu spesies
Aspergillus dapat muncul bercampur dengan organisme
lain dalam abses bakteriil paru-paru atau pada empiema.
Aspergillosis yang invasif dapat terjadi, terutama pada
pasien yang menerima terapi imunosupresif atau sitotoksik;
ia dapat menyebar ke otak, ginjal dan organ lain dan
seringkali fatal. Invasi kedalam pembuluh darah berupa
trombosis dan menyebabkan infark adalah ciri dari infeksi
jamur ini pada pasien dengan kekebalan rendah.

Organisme ini dapat menginfeksi tempat dipasangnya


katup jantung prostetik. Spesies Aspergillosis adalah
penyebab paling umum dari otomikosis; jamur membuat
koloni atau menyebabkan infeksi invasif pada sinus
paranasal. Jamur ini tumbuh pada jenis makanan tertentu,
isolat dari A. flavus (kadang juga spesies lain) bisa
memproduksi aflatoksin atau mikotoksin lain; toksin ini
dapat menyebabkan penyakit pada ikan dan hewan dan
sangat karsinogenik pada hewan percobaan.
Hubungan antara kadar aflatoksin yang tinggi pada
makanan dan timbulnya kanker hepatoseluler ditemukan di
Afrika dan Asia Tenggara. Diagnosis ABPA ditegakkan
antara lain adanya reaksi benjolan merah di kulit jika
dilakukan skarifikasi atau suntikan intradermal dengan
antigen Aspergillus, adanya sumbatan bronchus yang
menahun, eosinofilia, terbentuknya antibodi presipitasi
serum terhadap Aspergillus, peningkatan kadar IgE dalam
serum dan adanya infiltrat paru yang bersifat transien
(dengan atau tanpa bronkiektasis sentral). Kolonisasi
endobronkial saprofitik didiagnosa dengan kultur atau
ditemukannya Aspergillus mycelia pada sputum atau pada
dahak ditemukan hyphae. Serum precipitin terhadap
antigen spesies Aspergillus biasanya juga muncul. Bola
jamur dari paru biasanya dapat didiagnosa dengan foto
toraks dan dari catatan medis. Diagnosa aspergillosis
invasif ditegakkan dengan ditemukannya
Mycelia Aspergillus dengan mikroskop dari jaringan yang
terinfeksi; konfirmasi diagnosa dilakukan dengan kultur
untuk membedakan dengan penyakit jamur lain yang
gambaran histologinya mirip.
Aspergillus fumigatus dan Aspergillus flavus adalah
penyebab paling umum dari aspergillosis pada manusia,
walau spesies lain dapat juga sebagai penyebab. Aspergillus
fumigatus menyebabkan banyak kasus bola
jamur; Aspergillus niger penyebab umum otomikosis.
Distribusi Penyakit
Tersebar diseluruh dunia, jarang dan bersifat sporadis,
tidak ada perbedaan insidens berdasarkan ras atau jenis
kelamin.

Reservoir.
Spesies Aspergillus secara alamiah ada dimana-mana,
terutama pada makanan, sayuran basi, pada sampah daun
atau tumpukan kompos. Konidia biasanya terdapat di udara
baik di dalam maupun di luar ruangan dan sepanjang
tahun.
Cara Penularan.
Melalui inhalasi konidia yang ada di udara.

Masa Inkubasi.
Hitungan hari hingga minggu.

Masa Penularan.
Tidak disebarkan dari satu orang ke orang lain.

Kerentanan dan Kekebalan.


Spesies Aspergillus ditemukan dimana-mana, dan
Aspergillosis biasanya muncul sebagai infeksi sekunder dan
hal ini membuktikan bahwa orang yang sehat kebal
terhadap penyakit ini. Kerentanan akan meningkat dengan
pemberian terapi imunosupresif dan sitotoksik dan
serangan invasif terlihat terutama pada pasien dengan
netropenia yang berkepanjangan. Penderita HIV/AIDS atau
penderita penyakit granulomatous kronik pada masa
kanak-kanak juga peka terhadap infeksi jamur ini.
Cara Cara Pemberantasan
A. Cara Cara Pencegahan :
Udara ruangan yang disaring dengan High Efficiency
Particulate Air (HEPA) dapat menurunkan infeksi
aspergillosis invasive pada penderita yang dirawat di RS
terutama penderita dengan netropenia.
B. Pengawasan Penderita, Kontak & Lingkungan
Sekitarnya :
1. Laporan pada instansi kesehatan setempat : laporan resmi
biasanya tidak dilakukan, Kelas 5 (lihat tentang pelaporan
penyakit menular).

2. Isolasi : tidak perlu.


3. Disinfeksi serentak : menjaga kebersihan, pembersihan
terminal.

4. Karantina : tidak dilakukan.


5. Imunisasi : tidak ada.
6. Investigasi kontak dan sumber infeksi : tidak diindikasikan.

7. Pengobatan spesifik : ABPA diobati dengan corticosteroid


suppression dan biasanya membutuhkan terapi yang lama.
Reseksi bedah, jika memungkinkan, adalah pengobatan
paling tepat untuk aspergilloma. Amphotericin B
(Fungizone® atau formasi lipid) IV dapat digunakan untuk
infeksi jaringan bentuk invasif. Pemberian Itraconazole
bermanfaat bagi penderita yang perkembangannya lebih
lambat dan untuk penderita yang mempunyai masalah
kekebalan. Terapi imunosupresif harus dihentikan atau
dikurangi sebisa mungkin. Kolonisasi endobronkial harus
diobati sedemikian rupa untuk memperbaiki drainase
bronkopulmoner.
b. Penicillium
Kapang multiseluler ini mempunyai miselium bersekat-
sekat. Ujung konidiofornya tidak melebar melainkan
bercabang-cabang tadi. Penicillium, banyak terdapat pada
bahan-bahan organik dan sebagai saprofit, misalnya sebgai
berikut:

1. Penecillium italicum dan P. digitatum perusak buah jeruk


masing-masing dinamai juga kapang biru dan kapang hijau.
2. Penecillium axpansup, menyebabkan buah apel membusuk
ditempat penyimpanan.
3. Penecillium islandicum merusak beras sehingga menjadi
kuning, maka disebut “Yellow rice”.

Anda mungkin juga menyukai