Oleh
KELOMPOK B
Gambar:
A. Aspergilus, hifa somatik dan struktur reproduktif.
B. Konidiofor tanpa cabang yang menyangga rantaian konidium.
C. Penicillium, konidiofor bercabang menyangga rantai konidium.
Cara Hidup Ascomycota
Ascomycota hidup sebagai pengurai bahan organik khususnya dari
tumbuhan atau sisa-sisa dari organisme yang ada di dalam tanah dan
juga di laut. Ascomycota bersel satu atau ragi hidup di bahan yang
mengandung gula atau karbohidrat, seperti singkong yang menghasilkan
tapai atau sari anggur yang digunakan untuk membuat minuman anggur
merah (wine). Sebagian jenis ada yang hidupnya sebagai parasit di
organisme lain.
Jamur morel atau Morchella esculenta hidup dengan bersimbiosis
mutualisme kepada tumbuhan dengan membentuk mikoriza. Ascomycota
dapat melindungi tumbuhan dari serangan hama serangga dengan cara
mengeluarkan racun bagi Ascomycota yang hidup di permukaan sel
mesofil daun. Terdapat sekitar 30.000 spesies atau separuh dari jumlah
spesies Ascomycota yang ada ditemukan hidup bersimbiosis dengan
ganggang membentuk lichen (lumut kerak).
Reproduksi Ascomycota
Ascomycota ada yang bersifat uniseluler dan multiseluler serta berkembangbiak
dengan dua cara, yaitu secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). Dengan
demikian ada 4 jenis perkembangbiakan pada Ascomycota, yaitu sebagai berikut.
Reproduksi Aseksual Ascomycota Uniseluler
Untuk Ascomycota tipe sel uniseluler, reproduksi aseksualnya dilakukan dengan
pembelahan sel atau pelepasan tunas (budding) dari sel induk. Tunas yang terlepas
akan menjadi sebuah sel jamur yang baru. Akan tetapi, jika tidak terlepas maka sel
tunas akan membentuk rantai pseudohifa (hifa semu).
Reproduksi Seksual Ascomycota Uniseluler
Pada Ascomycota uniseluler, reproduksi seksualnya diawali dengan konjugasi atau penyatuan
dua sel haploid (n) yang berbeda jenis. Dari hasil penyatuan dua sel tersebut akan
menghasilkan zigot yang berkromosom diploid (2n). Zigot tumbuh membesar menjadi askus
yang diploid. Inti (nukleus) diploid di dalam askus membelah secara miosis dengan
menghasilkan 4 inti yang berkromosom haploid (n).
Di sekitar empat inti tersebut, terbentuk dinding sel dengan 4 askospora di dalam askus
berkromosom haploid (n). Jika askus sudah masak, maka selanjutnya askus akan pecah
dengan mengeluarkan askospora. Askospora akan tumbuh menjadi sel jamur baru yang
haploid (n).
Gambar:
A. Reproduksi aseksual (pembentukan tunas) pada Ascomycota uniseluler
B. Reproduksi seksual (pembentukan askospora) pada Ascomycota uniseluler
Reproduksi Aseksual Ascomycota Multiseluler
Untuk Ascomycota tipe sel multiseluler, reproduksi aseksualnya dilakukan
dengan dua cara, yaitu fragmentasi hifa dan pembentukan spora aseksual
konidiospora. Hifa dewasa yang terputus akan tumbuh menjadi sebuah
hifa jamur baru. Hifa haploid (n) yang sudah dewasa akan menghasilkan
konidiofor (tangkai konidia).
Konidia memiliki jumlah kromosom yang haploid (n). Konidia pada jamur
Ascomycota berwarna-warni, antara lain berwarna oranye, hitam, biru
atau kecokelatan. Jika kondisi lingkungan menguntungkan, maka konidia
akan berkecambah menjadi hifa yang haploid. Hifa akan bercabang-
cabang dengan membentuk miselium yang berkromosom haploid (n).
Poin Penting!
Secara umum, reproduksi aseksual pada Ascomycota
adalah dengan cara membentuk tunas dan spora aseksual.
Pembentukan tunas terjadi pada jamur uniseluler dan spora
aseksual pada jamur terjadi pada jamur multiseluler. Spora
aseksual tersebut terbentuk pada ujung hifa khusus yang
disebut konidiofor dan sporanya disebut konidia. Konidia
merupakan spora yang dihasilkan secara eksternal, yaitu di
luar kotak spora atau sporangium.
Reproduksi Seksual Ascomycota Multiseluler
Hifa (+) dan hifa (-) yang masing-masing memiliki kromosom haploid yang berdekatan. Hifa (+)
membentuk askogonium (alat reproduksi betina), sedangkan hifa (-) dengan membentuk anteridium
(alat reproduksi jantan).
Askogonium akan membentuk saluran yang menuju anteridium yang disebut dengan trikogen.
Melalui trikogen, terjadi proses plasmogami (peleburan sitoplasma). Askogonium akan menerima
nukelus yang berkromosom haploid dari anteridium sehingga askogonium memiliki banyak inti dari
keduanya (dikariotik).
Askogonium akan tumbuh menjadi sebuah hifa dikariotik yang bercabang-cabang dan tergabung
dalam askokarp (tubuh buah).
Ujung-ujung hifa pada askokarp akan membentuk askus dikariotik.
Di dalam aksus terjadi kariogami (peleburan inti) sehingga akan terbentuk inti yang berkromosom
diploid (2n).
Inti diploid yang ada dalam askus akan membelah secara meiosis dengan menghasilkan 4 nukelus
yang haploid (n).
Masing-masing dari nukleus haploid akan membelah secara mitosis sehingga di dalam askus
terdapat 8 nukleus. Selanjutnya, di sekitar nukleus akan terbentuk dinding sel dan terbentuk
askospora yang berkromosom haploid (n).
Jika askus telah masak, maka askospora akan membesar secara serentak. Hal ini terjadi karena jika
satu askus pecah maka akan berakibat pada pecahnya askus lain.
Askospora yang jatuh ditempat yang cocok akan berkecambah menjadi hifa baru yang haploid (n).
Hifa haploid akan tumbuh bercabang-cabang membentuk miselium yang haploid (n).
Siklus Hidup Ascomycota
Siklus atau daur hidupa Ascomycota dimulai dari dari askospora yang tumbuh menjadi
benang (hifa) yang bercabang-cabang (perhatikan gambar di bawah ini). Kemudian,
salah satu dari beberapa sel pada ujung hifa berdiferensiasi menjadi askogonium, yang
ukurannya lebih lebar dari hifa biasa. Sedangkan ujung hifa yang lainnya membentuk
Anteridium. Anteridium dan Askogonium tersebut letaknya berdekatan dan memiliki
sejumlah inti yang haploid.
Pada askogonium tumbuh trikogin yang menghubungkan askogonium dengan
anteredium. Melaui trikogin ini inti dari anteredium pindah ke askogonium dan kemudian
berpasangan dengan inti pada askogonium. Selanjutnya pada askogonium tumbuh
sejumlah hifa yang disebut hifa askogonium. Inti-inti membelah secara mitosis dan tetap
berpasangan. Hifa askogonium tumbuh membentuk septa bercabang. Bagian
askogonium berinti banyak, sedangkan pada bagian ujungnya berinti 2. Bagian ujung
inilah yang akan tumbuh menjadi bakal askus. Hifa askogonium ini kemudian
berkembang disertai pertumbuhan miselium vegetatif yang kompak, membentuk tubuh
buah. Dua inti pada bakal askus membentuk inti diploid yang kemudian membelah
secara meiosis untuk menghasilkan 8 spora askus (askospora). Apabila askospora
tersebut jatuh pada lingkungan yang sesuai maka ia akan tumbuh membentuk hifa
atau miselium baru.
Peranan Ascomycota
Morchella esculenta adalah jamur Saccharomyces cerevisiae adalah jamur
yang memiliki tubuh buah dengan yang bersel satu dan memiliki dinding askus
mengandung banyak air. yang tipis dan juga dikenal sebagai khamir.
Jamur Morchella esculenta sangat Manfaat atau kegunaan Saccharomyces
enak dimakan yang dapat cerevisiae adalah digunakan dalam
ditemukan dibawah pohon buah- pembuatan minuman beralkohol, tapai, dan
buahan. sebagai pengembang adonan roti. Jamur ini
dapat mengubah gula menjadi alkohol dan
karbon dioksida (CO2) dengan melalui proses
fermentasi (respirasi anaerob). Gas CO2 yang
terbentuk akan menjadikan roti
mengembang.
Trichophyton mentagrophytes adalah Neurospora crassa dan Neurospora
jenis jamur yang menyebabkan sitophila adalah jamur oncom yang
timbulnya penyakit kulit kurap pada memiliki spora dengan berwarna
tubuh dan kulit kepala. orange. Neurospora crassa juga
digunakan untuk penelitian genetika,
karena daur hidup seksualnya hanya
sebentar.
Candida albicans adalah hidup Penicillum notatum dan Penicillium
parasit pada jaringan epitel yang chrysogenum adalah jamur yang
lembap, seperti saluran digunakan sebagai pembuatan
pernapasan, saluran antibiotik penisilin yang dilakukan
pencernaan, dan alat kelamin dengan cara mengekstraksi biakan
wanita atau penyebab cair. Kegunaan penisilin adalah untuk
keputihan. membasmi bakteri, seperti
bakteri Neisseria
meningitidis, Streptococcus
pneumoniae danStaphylococcus sp.
Claviceps purpurea adalah jamur Tuber melanosporum (truffle)
Ascomycota yang memiliki warna ungu yang merupakan jamur yang hidup
disebut dengan ergot, yang bersifat parasit bersimbiosis dengan akar tumbuhan
pada gandum hitam (rye). Jika jamur ini ikut membentuk mikorhiza. Truffle sangat
tergiling bersama gandum dan tercampur
disukai oleh ahli pencicip kuliner
dalam tepung, dan sampai dikonsumsi
manusia, maka yang terjadi akan karena memiliki cita rasa yang enak.
menimbulkan penyakit gangren. Gejala- Pencari truffle biasanya menggunakan
gejala yang dialami adalah seperti kejang bantuan anjing yang memiliki
saraf, rasa panas terbakar, kegilaan temporer penciuman tajam untuk
(sementara), dan halusinasi menemukannya.
Blue mold atau kapang biru Aspergillus flavus adalah jamur yang
adalah jamur yang tumbuh pada pada umumnya hidup saproba pada
buah jeruk. Blue mold merupakan makanan dan biji-bijian. Koloni
jamur penicillum yang hidupnya dari Aspergillus flavus menghasilkan
saproba. spora yang memiliki warna cokelat
kehijauan atau kehitaman dan
menyekresikan senyawa aflatoksin
yang bersifat racun bagi manusia.
Aspergillus oryzae digunakan Aspergillus wentii berperan dalam
untuk mengempukkan adonan dalam pembuatan sake, kecap,
roti, dan jamur tersebut dapat tauco, asam sitrat, asam oksalat,
menghasilkan enzim protease. dan asam format, serta penghasil
enzim protease.
Aspegillus niger dimanfaatkan untuk Aspergillus fumigatus merupakan
menghilangkan gas O2 dari sari buah, jamur yang dapat menyebabkan
dan dapat menjernihkannya. Jamur penyakit kanker pada paru-paru
tersebut juga dapat menghasilkan burung.
enzim glukosa oksidase dan
pektinase.
Apergillus nidulans hidup sebagai Piedraia hortai menimbulkan
parasit pada telinga, infeksi pada rambut manusia.
menyebabkan automikosis.