Anda di halaman 1dari 15

4.

ASCOMYCOTINA

Ascomycotina disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan fungi yang reproduksi

seksualnya dengan membuat askospora di dalam askus (ascus = sac atau kantung/pundi-pundi).

Askus adalah semacam sporangium yang menghasilkan askospora. Beberapa askus biasanya

mengelompok dan berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut askorkarp atau askoma

(kalau banyak disebut askomata). Askomata bisa berbentuk mangkok, botol, atau seperti balon).

Hifa dari Ascomycotina umumnya monokariotik (uninukleat atau memiliki inti tunggal) dan sel-

sel yangdipisahkan oleh septa sederhana. jadi askus merupakan struktur umum yang dimiliki oleh

anggota Divisi Ascomycotina. Tubuhnya ada yang berupa uniseluler dan ada pula yang

multiseluler. Hidup sebagai saprofi t dan parasit. Beberapa jenis diantaranya dapat juga

bersimbiosis dengan makhluk hidup ganggang hijau- biru dan ganggang hijau bersel satu

membentuk lumut kerak.

Siklus hidup Ascomycotina dimulai dari askospora yang tumbuh menjadi benang (hifa)

yang bercabang-cabang. Kemudian, salah satu dari beberapa sel pada ujung hifa berdiferensiasi

menjadi askogonium, yang ukurannya lebih lebar dari hifa biasa. Sedangkan ujung hifa yang

lainnya membentuk Anteridium. Anteridium dan Askogonium tersebut letaknya berdekatan dan

memiliki sejumlah inti yang haploid.

Pada askogonium tumbuh trikogin yang menghubungkan askogonium dengan

anteredium. Melaui trikogin ini inti dari anteredium pindah ke askogonium dan kemudian

berpasangan dengan inti pada askogonium. Selanjutnya pada askogonium tumbuh sejumlah hifa

yang disebut hifa askogonium. Inti-inti membelah secara mitosis dan tetap berpasangan. Hifa

askogonium tumbuh membentuk septa bercabang. Bagian askogonium berinti banyak,


sedangkan pada bagian ujungnya berinti 2. Bagian ujung inilah yang akan tumbuh menjadi bakal

askus.

Hifa askogonium ini kemudian berkembang disertai pertumbuhan miselium vegetatif

yang kompak, membentuk tubuh buah. Dua inti pada

bakal askus membentuk inti diploid yang kemudianmembelah secara meiosis untuk menghasilkan

8 spora askus (askospora). Apabila askospora tersebut

jatuh pada lingkungan yang sesuai maka ia akan tumbuh membentuk hifa atau miseliumbaru.

Reproduksi aseksual pada Ascomycotina adalah dengan cara membentuk tunas dan spora

aseksual. Pembentukan tunas terjadi pada jamur uniseluler dan spora aseksual pada jamur terjadi

pada jamur multiseluler. Spora aseksual tersebut terbentuk pada ujung hifa khusus yang disebut

konidiofor dan sporanya disebut konidia. Konidia merupakan spora yang dihasilkan secara

eksternal, yaitu di luar kotak spora atau sporangium.

Berikut adalah beberapa contoh jamur anggota Divisi Ascomycotina.

a. Saccharomyces cerevisiae

Saccharomyces cerevisiae merupakan jamur mikroskopis, bersel

tunggal dan tidak memiliki badan buah, sering disebut sebagai ragi, khamir,

atau yeast. Reproduksi vegetatifnya adalah denganmembentuk kuncup atau tunas (budding). Pada

kondisi optimal, khamir dapat membentuk lebih dari 20 tunas. Tunas-tunas tersebut semakin

membesar dan akhirnya terlepas dari sel induknya. Tunas yang terlepas ini kemudian tumbuh

menjadi individu baru.


Reproduksi generatif terjadi dengan mem ben tuk askus dan

askospora. Askospora dari 2tipe aksus yang berlainan bertemu dan menyatu menghasilkan sel

diploid. Selanjutnya terjadi pembelahan secara meiosis, sehingga beberapa askospora (haploid)

dihasilkan lagi. Askosporahaploid tersebut berfungsi secara langsung sebagai sel ragi

baru. Cara reproduksi seksual ini terjadi saat reproduksi aseksual tidak bisa dilakukan, misalnya

bila suplai makanan terganggu ataulingkungan hidupnya tidak mendukung. Dalam kehidupan

manusia, S. cerevisiae

dimanfaatkandalam pembuatan roti, tape, peuyeum, minuman anggur, bir, dan sake. Proses yang

terjadi dalam pembuatan makanan tersebut adalah fermentasi.

Saccharomyces cerevisiae
undefined Klasifikasi Jamur Klasifikasi Jamur- Seperti yang telah Anda pelajari sebelumnya,
bahwa berbagai macam jamur mempunyai ciri-ciri seperti spora seksual dan struktur tubuh buah
dengan tahap-tahap seksual dalam daur hidupnya. Dalam klasifikasi jamur digunakan istilah
divisi, karena sebelumnya jamur termasuk kelompok tumbuhan. Para ahli mikologi (ahli biologi
yang mempelajari jamur) memperkirakan bahwa ada sekitar 1,5 juta spesies jamur di seluruh
dunia, dan lebih dari 100.000 spesies yang telah dikenal. Oleh karena itu, berdasarkan pada cara
dan ciri reproduksinya, jamur diklasifikasikan dalam empat kelas, yaitu Zygomycota,
Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Berikut akan diuraikan satu-persatu tentang
klasifikasi jamur. Jamur Zygomycota. Amatilah jamur pada tempe, maka Anda akan mengetahui
bentuk dari kelompok kelas ini. Gambar 6.5 Struktur tubuh jamur tempe (Rhizopus stolonifer)
Berdasarkan Gambar 6.5 terlihat jelas bentuk struktur tubuh Zygomycota yang terdiri atas hifa
dan sporangium. Jika hifanya menjadi tidak memiliki sekat (septa) atau hifa senositik, maka
menjadi ciri khas dari kelompok kelas Zygomycota. Kelompok kelas Zygomycota memiliki tiga
jenis hifa, yaitu hifa yang menjalar di permukaan substrat disebut stolon, hifa yang menembus ke
dalam substrat seperti akar disebut rizoid, dan hifa yang menjulang ke atas dan membentuk
sporangium disebut sporangiosfor. Sporangium atau kotak spora akan menghasilkan
sporangiospora/spora. Jamur Zygomycota bisa menghasilkan spora, maka cara reproduksinya
dapat dilakukan secara aseksual yaitu apabila sporangium telah matang (biasanya berwarna
hitam) maka dindingnya robek dan pecah yang menghasilkan banyak spora, selanjutnya akan
keluar dan menyebar dengan bantuan angin. Jika jatuh di tempat yang cocok, maka akan tumbuh
membentuk hifa baru. Ciri khas dari jamur Zygomycota adalah reproduksi seksualnya
membentuk spora khusus, yaitu zigospora sehingga dimasukkan dalam kelas Zygomycota. Cara
reproduksi dengan seksual, yaitu secara konjugasi, dimulai dari ujung-ujung hifa yang berlainan
jenis terdiri atas hifa jantan (hifa +) dan hifa betina (hifa -), kedua hifa tersebut bersifat haploid
(n). Apabila kedua hifa tersebut mengalami pembengkakan dan pemanjangan pada ujungnya,
maka akan bertemu dan bersatu dan selanjutnya akan melebur dan akan menghasilkan zygot
berdinding tebal yang disebut zygospora (bersifat diploid 2n). Karena berdinding tebal, maka dia
tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk. Pada saat ini terjadi fase istirahat (dormansi)
selama 1-3 bulan. Apabila keadaan lingkungan telah membaik, maka zygospora akan
berkecambah serta tumbuh menjadi hifa-hifa baru dan akan membentuk sporangiosfor yang pada
ujungnya terdapat sporangium yang berisi spora dan selanjutnya akan terjadi proses reproduksi
aseksual, demikian seterusnya. Gambar 6.6 Perkembangbiakan secara aseksual dan seksual pada
Rhizopus stolonifer Rhizopus stolonifer dapat membantu terbentuknya tempe, yaitu dapat
membantu menguraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan asam amino, dengan
bantuan enzim yang dikeluarkan. Karena dia mampu menguraikan, sehingga mempunyai
kesamaan fungsi dengan bakteri. Jamur kelas ini hidup secara saprofit, baik di tanah, sisa-sisa
organisme, kayu lapuk, misalnya Mucor yang hidup pada roti yang sudah basi. Tetapi ada juga
yang lebih menguntungkan, misalnya Rhizopus oryzae yang digunakan untuk pembuatan sake
(minuman khas Jepang). Selain untuk membuat sake, golongan jamur ini adapula yang
digunakan untuk mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti (penyebar penyakit demam
berdarah), yaitu dengan menggunakan jamur Entomophthera culicis. Mengapa jamur ini dapat
mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti? Jamur Entomophthera culicis bisa hidup
sebagai parasit di dalam rongga tubuh nyamuk, selanjutnya akan menggerogoti membran tubuh
nyamuk bagian dalam sehingga lama kelamaan nyamuk tersebut akan mati. Jamur Ascomycota.
Pernahkan Anda berpikir bahwa makanan seperti tape, roti, kue mangkuk, bahkan minuman bir
dan alkohol merupakan hasil dari suatu jamur? Golongan jamur Ascomycota merupakan
kelompok yang terbesar. Makanan itu merupakan contoh produk dari golongan jamur
Ascomycota. Selain dapat menghasilkan produk-produk tersebut, jamur Ascomycota juga
bersifat sebagai saprofit pada sampah, bahkan sebagai parasit pada tanaman. Pada jamur
Penicillium dan Aspergillus, terlihat benang yang hifanya bersekat dan berinti banyak serta
terdapat kantung yang di dalamnya terdapat spora. Kantung ini disebut askus, berbentuk seperti
mangkuk/botol yang akan menghasilkan spora. Para ahli menyebut spora askus ini dengan
konidia. Warna konidia ada yang merah, hitam, biru dan hijau, warna ini tergantung dari jenis
jamurnya. Seperti halnya Zygomycota, jamur ini juga memiliki konidiospora, konidiosfor,
askospora, serta mengalami perkembangbiakan secara aseksual dan seksual. Bagaimana
prosesnya? Gambar 6.8 Perkembangbiakan seksual dan aseksual pada Ascomycotina Dari hifa
yang banyak dan di antara hifa bercabang-cabang terdapat hifa yang pada ujungnya membentuk
alat kelamin betina dan biasanya mempunyai ukuran lebih besar disebut askegonium dan di
dekat pada ujung hifa yang lain membentuk alat kelamin jantan yang disebut anteridium,
masing-masing berinti haploid (n). Dari askegonium tumbuh saluran disebut trikogen yang
menghubungkan dengan anteridium. Melalui saluran inilah inti sel/nukleus pindah dan masuk ke
askegonium, sehingga masing-masing inti dari askegonium dan anteridium akan berpasangan
sehingga akan terbentuk pasangan inti yang berinti diploid (2n). Kemudian dari pasangan inti
tersebut akan tumbuh hifa yang disebut hifa askogonium dikariotik (berinti dua/2n) yang akan
membelah secara mitosis. Selanjutnya, hifa dikariotik tersebut akan bercabang-cabang, hifanya
banyak bersekat melintang dan membentuk tubuh buah yang disebut askokarp. Pada ujung-ujung
hifa dikariotik tersebut akan membentuk sel khusus yang akan menjadi askus, di dalam askus ini
akan terjadi peleburan dua inti (2n). Selanjutnya, akan membelah secara meiosis yang
membentuk 8 buah spora askus (askospora). Apabila terkena angin, maka spora askus tersebut
akan menyebar ke mana-mana. Jika jatuh di tempat yang sesuai, akan tumbuh menjadi benang
hifa baru dan akan menjadi banyak, demikian seterusnya. Peristiwa ini merupakan salah satu
cara perkembangbiakan Ascomycota secara seksual. Bagaimana dengan perkembangbiakannya
secara aseksual? Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan cara membentuk tunas,
pembentukan konidia, dan fragmentasi. Tunas yang telah masak akan terlepas dari sel induknya
dan akan tumbuh menjadi individu baru. Anda telah mengetahui cara Ascomycota
memperbanyak diri. Askokarp yang dihasilkannya memiliki bentuk yang bermacam-macam dan
inilah yang menjadi dasar untuk mengklasifikasikan Ascomycota.
Jamur Saccharomyces cerevisiae. Jamur ini lebih dikenal dengan nama pasaran ragi/kamir/yeast,
yang dapat digunakan untuk membuat tape, roti, alkohol, bahkan minuman bir. Jamur ini banyak
dijumpai pada kulit buah-buahan. Ciri utamanya adalah tidak mempunyai hifa dan tubuh buah,
serta selnya berbentuk bulat. Apabila keadaan lingkungan buruk, reproduksinya dilakukan secara
seksual, yaitu sel ragi yang haploid (n kromosom) bersatu dengan sel ragi haploid yang lain,
kemudian akan menghasilkan zygot yang diploid (2nkromosom). Zygot akan membesar
sehingga akan membentuk askus, kemudian intinya akan mengalami pembelahan meiosis yang
menghasilkan 8 buah inti baru haploid kemudian tumbuh menjadi 8 spora haploid (spora askus)
yang akan tumbuh menjadi sel baru. Akan tetapi, bila keadaan lingkungan baik, ragi ini dapat
berkembang biak secara aseksual, yaitu dengan membentuk tunas, dengan memisahkan diri dan
seringkali tunas tersebut melekat pada induknya dan bertunas lagi sehingga membentuk koloni.
Gambar 6.10 Reproduksi Saccharomyces secara seksual dan aseksual Biasanya jamur yeast
digunakan sebagai bahan pengembang makanan seperti roti. Mengapa adonan makanan itu bisa
mengembang? Ragi atau yeast ini mempunyai kemampuan untuk mengubah gula menjadi
alkohol dan karbon dioksida. Karbon dioksida inilah yang menyebabkan roti tersebut dapat
mengembang. Prosesnya seperti berikut. C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + energi gula alkohol
karbon dioksida

Jamur Basidiomycota. Perhatikan jamur seperti tampak pada Gambar 6.12! Jamur tersebut sering
kita temukan pada pohon, jerami, atau tanah pada waktu musim penghujan. Anggota jamur
Basidiomycota lebih dari 25.000 species. Jamur Basidiomycota memiliki perkembangan paling
tinggi di antara kelompok jamur lainnya, yaitu merupakan jamur yang makroskopis, dapat dilihat
langsung, dan mempunyai ukuran yang besar. Bila diamati, bentuk tubuh buah Basidiomycota
menyerupai payung, bentuk dan warnanya bermacam-macam. Tubuh buahnya ini disebut
basidiokarp. Gambar 6.12 (a) Jamur kayu, (b) jamur tiram, dan (c) jamur merang Bagian-bagian
tubuh jamur seperti berikut. Tudung, yaitu bagian atas berbentuk seperti payung. Tangkai,
terletak di bawah tudung. Lamella, letaknya di bawah tudung berbentuk lembaran. Annulus,
posisinya melingkari batang berbentuk cincin. Jika Anda amati, tubuh buah (basidiokarp) terdiri
atas jalinan hifa yang bersekat dikariotik (masing-masing sel mempunyai inti yang berpasangan).
Ujung-ujung hifanya menggembung membentuk basidium, pada basidium inilah akan terbentuk
spora. Gambar 6.13 Daur hidup jamur Basidiomycota Spora yang dihasilkan oleh basidium
(basidiospora) bersifat haploid dan tumbuh membentuk hifa-hifa yang bersekat, tiap sekat berinti
satu, ada yang sebagai hifa + (jantan) dan ada hifa – (betina). Jika keduanya bertemu akan terjadi
plasmogami/ percampuran plasma sel dan akan terbentuk sel hifa yang dikariotik/dua inti. Hifa
tersebut akan terus berkembang membentuk miselium yang masih bersifat dikariotik, sehingga
akan terbentuk tubuh buah basidiokarp yang bentuknya seperti payung. Basidiokarp ini akan
menghasilkan basidium yang terdapat pada lapisan disebut himenium. Di sinilah akan terjadi
kariogami, yaitu persatuan dua inti menjadi satu dan inti ini akan mengalami pembelahan
meiosis untuk membentuk 4 spora haploid yang disebut dengan basidiospora, demikian
seterusnya. Sebagian besar jamur ini dimanfaatkan sebagai makanan karena tubuh buahnya
memiliki rasa yang enak dan mengandung nilai gizi yang tinggi. Contohnya sebagai berikut.
Jamur merang (Volvariella volvaceae), tempat hidupnya memerlukan kelembapan yang tinggi.
Jamur kuping (Auricularia polytricha), hidup sebagai saprofit pada kayu lapuk, mempunyai
warna cokelat kehitam-hitaman. Jamur ini sering digunakan untuk campuran sayur sup. Jamur
tiram (Pleurotus sp.), tumbuh di kayu lapuk dan dapat ditanam pada serbuk gergaji. Jamur
shitake merupakan jamur yang sering diproduksi di Cina dan Jepang, hidup pada batang kayu.
Akan tetapi, tidak semua jamur ini dapat kita manfaatkan sebagai makanan seperti jamur kayu
Ganoderma applantum, Amanita caecaria tidak beracun, Amanita verna beracun, hidup di tanah
putih atau merah, dan Exobasidium vexans hidup parasit pada tanaman teh. Jamur
Deuteromycota. Anda sudah mengetahui bahwa pengelompokan jamur dibedakan oleh macam
spora seksual yang dihasilkannya, yaitu askospora dan basidiospora. Tetapi setelah para ahli
mengadakan penelitian ternyata ada beberapa jenis yang belum diketahui reproduksi seksualnya,
sehingga cara perkembangbiakannya dilakukan secara aseksual. Untuk itulah para ahli
mengelompokkan secara khusus jamur ini, yaitu dalam kelompokDeuteromycota atau sering
disebut fungi imperfecti. Ada sekitar 25.000 species jamur ini, misalnya Tinea versicolor
penyebab panu, Epidermophyton floocossum penyebab penyakit kaki atlet, Microsporium
penyebab penyakit rambut dan kuku, Trichophyton dan Epidermophyton penyebab penyakit
kulit dan kuku

Invested $100 in Cryptocurrencies in 2017...You would now have


$524,215: https://goo.gl/efW8Ef
Saccharomyces cerevisiae
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Artikel ini perlu dirapikan agar


memenuhi standar Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke
dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah
dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Saccharomyces cerevisiae

S. cerevisiae dilihat dengan DIC


microscopy

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Fungi

Filum: Ascomycota

Subfilum: Saccharomycotina
Kelas: Saccharomycetes

Ordo: Saccharomycetales

Famili: Saccharomycetaceae

Genus: Saccharomyces

Spesies: S. cerevisiae

Nama binomial

Saccharomyces cerevisiae
Meyen ex E.C. Hansen

Saccharomyces cerevisiae adalah nama spesies yang termasuk dalam khamir berbentuk
oval. Saccharomyces cerevisiaemempunyai mikrostruktur yang terdiri dari :
1. Kapsul
2. Dinding Sel
Dinding sel khamir pada sel-sel yang muda sangat tipis, namun semakin lama semakin menebal
seiring dengan waktu. Pada dinding sel terdapat struktur yang disebut bekas lahir (bekas yang
timbul dari pembentukan oleh sel induk) dan bekas tunas (bekas yang timbul akibat pembentukan
anak sel). Setiap sel hanya dapat memiliki satu bekas lahir, namun bisa membentuk banyak bekas
tunas. Saccharomyces cerevisiae dapat membentuk 9 sampai 43 tunas dengan rata-rata 24 tunas
per sel, dan paling banyak lahir pada kedua ujung sel yang memanjang. Dinding sel khamir terdiri
dari komponen-komponen sebagai berikut:

>Glukan Khamir (30-35% berat kering dinding sel)


>Mannan (30% dari berat kering dinding khamir)
>Protein (6% berat kering dinding sel)
>Kitin (1-2 %)
>Lipid (8.5-13.5 %)

3. Membran Sitoplasma
4. Nukleus
5. Vakuola
6. Mitokondria
7. Globula Lipid Saccharomyces cerevisiae mengandung lipid dalam jumlah sangat sedikit. Lipid ini
disimpan dalam bentuk globulayang dapat dilihat dengan mikroskop setelah diberi pewarna lemak
seperti Hitam Sudan atau Merah Sudan.
8. Sitoplasma
Saccharomyces cerevisiae berkembang biak dengan cara berikut:

1. Pertunasan multipolar, dimana tunas muncul dari sekitar ujung sel


2. Pembelahan tunas, yaitu gabungan antara pertunasan dan pembelahan. Pada proses ini
mula-mula terbentuk tunas, tetapi tempat melekatnya tunas pada sel induk relatif besar,
kemudian terbentuk septa yang memisahkan tunas dari induk selnya. Pada
Saccharomyces, areal tempat melekatnya tunas pada induk sedemikian kecilnya sehingga
seolah tidak pernah terbentuk septa (tidak dapat dilihat oleh mikroskop biasa)
3. Pembentukan askospora. Pada khamir diploid seperti Saccharomyces
cerevisiae, meiosis dapat terjadi langsung dari sel vegetatif. Spora berbentuk bulat atau oval
dengan permukaan halus.
Saccharomyces cerevisiae berfungsi dalam pembuatan roti dan bir, karena Saccharomyces bersifat
fermentatif (melakukan fermentasi, yaitu memecah glukosa menjadi karbon dioksida dan alkohol)
kuat. Namun, dengan adanya oksigen, Saccharomyces juga dapat melakukan respirasi yaitu
mengoksidasi gula menjadi karbon dioksida dan air.
Bakteri Saccharomyces cerevisiae

Microbio-Lab
Jual Aneka Isolat Mikroba Untuk Riset
Telp : 089630561325

Saccharomyces cerevisiae adalah spesies ragi . Hal ini mungkin ragi yang paling berguna,
karena telah berperan untuk Anggur , kue , dan pembuatan bir sejak zaman kuno. Hal ini
diyakini bahwa awalnya diisolasi dari kulit buah anggur (satu dapat melihat ragi sebagai
komponen film putih tipis pada kulit beberapa buah gelap warna seperti plum, itu ada di antara
lilin dari kutikula ). Ini adalah salah satu yang paling intensif dipelajari eukariotik model
organisme dalam molekul dan biologi sel , seperti Escherichia coli sebagai model bakteri . Ini
adalah mikroorganisme belakang jenis yang paling umum dari fermentasi . S. Sel cerevisiae
bulat untuk bulat telur, 5-10 mikrometer diameter. Ini mereproduksi dengan proses pembagian
yang dikenal sebagai pemula .
Banyak protein yang penting dalam biologi manusia pertama kali ditemukan dengan
mempelajari mereka homolognya dalam ragi; protein ini termasuk siklus sel protein, protein
sinyal, dan protein-pengolahan enzim. Saccharomyces cerevisiae saat ini satu-satunya sel ragi
yang dikenal memiliki tubuh Berkeley ini, yang terlibat dalam jalur sekresi tertentu. Antibodi
terhadap S. cerevisiae ditemukan di 60-70% pasien dengan penyakit Crohn dan 10-15% pasien
dengan kolitis ulserativa (dan 8% dari sehat kontrol ).
Etimologi
"Saccharomyces" berasal dari Latin Yunani dan berarti "gula-cetakan" atau "gula-jamur",
SACCHARO menjadi menggabungkan bentuk "gula" dan myces menjadi "jamur". Cerevisiae
berasal dari bahasa Latin dan berarti "bir".
Sel-sel ragi dalam plate agar.
Ekologi
Di alam, sel-sel ragi yang ditemukan terutama pada buah matang seperti anggur (sebelum
pematangan, anggur hampir bebas dari ragi). Sejak S. cerevisiae tidak udara, memerlukan vektor
untuk bergerak. Bahkan, ratu tawon sosial musim dingin, tungau sebagai orang dewasa ( Vespa
crabro dan Polistes spp.) dapat pelabuhan sel ragi dari musim gugur ke musim semi dan
mengirimkan mereka ke keturunan mereka.
Siklus Hidup
Ada dua bentuk di mana sel-sel ragi jamur dapat bertahan dan berkembang: haploid dan
diploid . The haploid sel mengalami sederhana siklus hidup dari mitosis dan pertumbuhan, dan di
bawah kondisi stres yang tinggi akan, secara umum, mati. Ini adalah aseksual bentuk jamur. The
diploid sel ('bentuk' preferensial ragi) sama menjalani siklus hidup sederhana mitosis dan
pertumbuhan . Tingkat di mana siklus sel mitosis berlangsung sering berbeda secara substansial
antara sel-sel haploid dan diploid. Dalam kondisi stres , sel-sel diploid dapat mengalami
sporulasi, memasuki meiosis dan menghasilkan empat haploid spora , yang kemudian dapat
kawin. Ini adalah seksual bentuk jamur. Dalam kondisi yang optimal, sel ragi dapat
melipatgandakan populasi mereka setiap 100 menit. Namun, tingkat pertumbuhan sangat besar
bervariasi baik antara strain dan antara lingkungan. Berarti replikatif umur sekitar 26
pembelahan sel.
Kebutuhan gizi
Lihat juga: Ragi assimilable nitrogen
Semua strain S. cerevisiae dapat tumbuh aerobik pada glukosa , maltosa , dan trehalosa dan gagal
tumbuh pada laktosa dan selobiosa . Namun, pertumbuhan di lain gula adalah variabel. Galaktosa
dan fruktosa yang terbukti dua yang terbaik fermentasi gula. Kemampuan ragi menggunakan
gula yang berbeda dapat berbeda tergantung pada apakah mereka tumbuh aerobik atau
anaerobik. Beberapa strain tidak dapat tumbuh secara anaerob pada sukrosa dan trehalosa .
Semua strain dapat menggunakan amonia dan urea sebagai satu-satunya nitrogen sumber,
tetapi tidak dapat menggunakan nitrat , karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk
mengurangi mereka untuk amonium ion . Mereka juga dapat menggunakan sebagian besar asam
amino , kecil peptida , dan basa nitrogen sebagai sumber nitrogen. Histidin , glisin , sistin , dan
lisin , bagaimanapun, tidak mudah digunakan. S. cerevisiae tidak mengeluarkan protease ,
sehingga protein ekstraseluler tidak dapat dimetabolisme.
Ragi juga memiliki persyaratan untuk fosfor , yang berasimilasi sebagai ion dihidrogen
fosfat, dan belerang , yang dapat diasimilasikan sebagai sulfat ion atau senyawa sulfur organik
seperti asam amino metionin dan sistein. Beberapa logam, seperti magnesium , zat besi ,
kalsium, dan seng , juga diperlukan untuk pertumbuhan yang baik dari ragi.
Mengenai persyaratan organik, sebagian besar strain S. cerevisiae membutuhkan biotin .
Memang, S. cerevisiae berbasis uji pertumbuhan meletakkan dasar untuk isolasi, kristalisasi, dan
penentuan struktur kemudian biotin. Kebanyakan strain juga membutuhkan pantothenate untuk
pertumbuhan penuh. Secara umum, S. cerevisiae adalah vitamin prototrofik.
S. cerevisiae adalah eukariotik pertama genome harus benar-benar diurutkan. Urutan
genom dirilis ke domain publik pada tanggal 24 April 1996. Sejak itu, update reguler telah
dipertahankan di database Saccharomyces Genome . Ini Database adalah database yang sangat
terhubung dan lintas-referensi bagi para peneliti ragi. Lain penting S. Database cerevisiae
dikelola oleh Pusat Informasi Munich untuk Urutan Protein (MIPS). S. genom cerevisiae terdiri
dari sekitar 12.156.677 pasangan basa dan 6.275 gen , kompak diselenggarakan pada 16
kromosom. Hanya sekitar 5.800 gen ini diyakini fungsional. Diperkirakan setidaknya 31% dari
gen ragi memiliki homolognya dalam genom manusia. [30] gen Ragi diklasifikasikan
menggunakan simbol gen (seperti sch9) atau nama sistematis. Dalam kasus terakhir 16
kromosom ragi yang diwakili oleh huruf A sampai P, maka gen ini lebih diklasifikasikan oleh
nomor urut di sebelah kiri atau kanan lengan kromosom, dan surat menunjukkan mana dari dua
untai DNA mengandung nya coding urutan.
Nama gen sistematis untuk Baker ragi Nama gen contoh YGL118W
Y Y untuk menunjukkan ini adalah gen ragi
G kromosom yang gen berada
L lengan kiri atau kanan kromosom
118 nomor urut gen / ORF di lengan ini, mulai dari sentromer
W apakah urutan coding di Watson atau Crick strand
Contoh
YBR134C (alias SUP45 encoding eRF1 , faktor terminasi translasi) terletak di lengan kanan
kromosom 2 dan 134 terbuka reading frame (ORF) di lengan itu, mulai dari sentromer. Urutan
coding adalah di Crick untai DNA.
YDL102W (alias POL3 encoding subunit polymerase delta DNA ) terletak di lengan kiri
kromosom 4; itu adalah ORF 102 dari sentromer dan kode dari Watson untai DNA.
Fungsi gen dan interaksi
Ketersediaan S. urutan genom cerevisiae dan satu set mutan penghapusan meliputi 90%
dari genom ragi telah lebih ditingkatkan kekuatan S. cerevisiae sebagai model untuk memahami
regulasi sel eukariotik. Sebuah proyek dilakukan untuk menganalisis interaksi genetik dari semua
mutan ganda penghapusan melalui berbagai genetik sintetik analisis akan mengambil penelitian
ini satu langkah lebih jauh. Tujuannya adalah untuk membentuk peta fungsional proses sel. Pada
2010 model interaksi genetik adalah yang paling komprehensif belum dibangun, yang berisi
"profil interaksi untuk ~ 75% dari semua gen dalam ragi Budding". Model ini dibuat dari 5,4 juta
perbandingan dua-gen yang ganda KO gen untuk setiap kombinasi gen dipelajari preformed.
Pengaruh sistem gugur ganda pada kebugaran sel dibandingkan dengan kebugaran yang
diharapkan. Kebugaran diharapkan ditentukan dari jumlah hasil pada kebugaran KO gen tunggal
untuk setiap gen dibandingkan. Ketika ada perubahan dalam kebugaran dari apa yang
diharapkan, gen yang dianggap berinteraksi satu sama lain. Hal ini telah diuji dengan
membandingkan hasil dengan apa yang sebelumnya dikenal. Sebagai contoh, gen Par32, Ecm30,
dan Ubp15 memiliki profil interaksi mirip dengan gen yang terlibat dalam proses seluler modul
Gap1-penyortiran. Konsisten dengan hasil, gen-gen ini, ketika tersingkir, terganggu proses itu,
yang menyatakan bahwa mereka adalah bagian dari itu. Dari sini, 170.000 interaksi gen yang
ditemukan dan gen dengan pola interaksi yang sama dikelompokkan bersama-sama. Gen dengan
profil genetik yang mirip interaksi cenderung menjadi bagian dari jalur yang sama atau proses
biologis. Informasi ini digunakan untuk membangun jaringan global interaksi gen yang
diselenggarakan oleh fungsi. Jaringan ini dapat digunakan untuk memprediksi fungsi gen
uncharacterized berdasarkan fungsi gen mereka dikelompokkan dengan.
Alat-alat lain dalam penelitian ragi
Pendekatan yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu biologi dan obat telah
dikembangkan oleh para ilmuwan ragi. Ini termasuk ragi dua-hibrida untuk mempelajari
interaksi protein dan analisis tetrad . Sumber daya lainnya, termasuk perpustakaan penghapusan
gen termasuk ~ 4700 layak haploid gen tunggal strain penghapusan. Sebuah GFP perpustakaan
fusi regangan digunakan untuk mempelajari lokalisasi protein dan perpustakaan tag TAP
digunakan untuk memurnikan protein dari ekstrak sel ragi.
Astrobiology
Di antara mikroorganisme lain, contoh hidup S. cerevisiae termasuk dalam Percobaan
Living Penerbangan Antar , yang akan menyelesaikan tiga tahun antar pulang-pergi dalam
sebuah kapsul kecil kapal Rusia Fobos-Grunt pesawat ruang angkasa, diluncurkan pada akhir
2011. Tujuannya adalah untuk menguji apakah dipilih organisme bisa bertahan beberapa tahun di
luar angkasa dengan terbang mereka melalui ruang antarplanet. Percobaan akan diuji satu aspek
transpermia , hipotesis bahwa kehidupan bisa bertahan hidup perjalanan ruang angkasa, jika
dilindungi di dalam batuan hancur oleh dampak dari salah satu planet untuk mendarat di lain.
Misi Fobos-Grunt berakhir gagal, Namun, ketika gagal untuk melarikan diri orbit Bumi rendah.
Pesawat ruang angkasa bersama dengan instrumen yang jatuh ke Samudera Pasifik di re-entry
yang tidak terkontrol pada 15 Januari 2012.
Brewing
Saccharomyces cerevisiae digunakan dalam pembuatan bir bir, ketika kadang-kadang
disebut top-fermentasi atau top-tanam jamur. Disebut demikian karena selama proses fermentasi
permukaan hidrofobik menyebabkan gumpalan untuk mematuhi CO 2 dan naik ke atas kapal
fermentasi. Top-fermentasi ragi difermentasi pada suhu lebih tinggi dari bir ragi Saccharomyces
pastorianus , dan bir yang dihasilkan memiliki rasa yang berbeda dari minuman fermentasi yang
sama dengan ragi bir. "Ester Fruity" dapat dibentuk jika ragi mengalami suhu mendekati 21 ° C
(70 ° F), atau jika suhu fermentasi minuman berfluktuasi selama proses tersebut. Lager ragi
biasanya fermentasi pada suhu sekitar 5 ° C (41 ° F), di mana Saccharomyces cerevisiae menjadi
aktif.
Pada bulan Mei 2013, Oregon legislatif dibuat S. cerevisiae yang mikroba resmi negara
sebagai pengakuan atas pembuatan bir dampak kerajinan bir memiliki terhadap perekonomian
negara dan identitas negara sebagai ibukota kerajinan bir-bir dari Amerika Serikat.
Baking
Artikel utama: Baker ragi
S. cerevisiae digunakan dalam kue ; karbon dioksida yang dihasilkan oleh fermentasi
yang digunakan sebagai agen ragi dalam roti dan makanan yang dipanggang lainnya. Secara
historis, penggunaan ini terkait erat dengan penggunaan industri pembuatan bir itu ragi, seperti
tukang roti mengambil atau membeli ragi atau busa ragi penuh dari pembuatan bir ale dari bir
(memproduksi kue barm ); hari ini, pembuatan bir dan baking ragi strain yang agak berbeda.
Penggunaan dalam akuarium
Karena tingginya biaya sistem CO 2 silinder komersial, CO 2 injeksi oleh ragi adalah salah satu
yang paling populer DIY pendekatan diikuti oleh aquaculturists untuk menyediakan CO 2 untuk
tanaman air bawah air. Budaya ragi, secara umum, diselenggarakan dalam botol plastik, dan
sistem yang khas menyediakan satu gelembung setiap 3-7 detik. Berbagai pendekatan telah
dirancang untuk memungkinkan penyerapan gas ke dalam air.

Anda mungkin juga menyukai