Anda di halaman 1dari 11

Klasifikasi Jamur (Fungi)| Dari berbagai jenis klasifikasi jamur (fungi) dengan ciri-ciri, cara hidup dan

habitat serta reproduksi yang berbeda namun ada pula yang memiliki beberapa kesamaan. Sejumlah ahli
mikologi memprediksi bahwa terdapat sekitar 1,5 juta spesies jamur yang ada diseluruh dunia. Pada jamur
yang sudah dikenali atau diidentifikasi yaitu 100.000 spesies atau lebih dari itu. Ahli taksonomi
mengelompokkan berbagai jenis jamur yang dalam satu kingdom Fungi. Kingdom Fungi dibagi atas 4 devisi
yang berdasarkan cara reproduksinya yaitu secara generatif (seksual) seperti Zygomycota (menghasilkan
zigospora), Ascomycota (menghasilkan askospora), Basidiomycota (menghasilkan basidiospora), dan
Deutromycota (belum diketahui cara reproduksi seksualnya).

Zigospora, askospora, dan basidiospora adalah spora tak berflagela. Jamur yang menghasilkan spora aktif
memiliki flagela (zoospora) yang dikelompokkan dengan kingdom Protista seperti pada filum Myxomycota
(jamur lendir) dan Oomycota (jamur air). Namun pada sebagian para ahli taksonomi memasukkan
Myxomycota dan Oomycota dalam kingdom Fungi pada devisi Chytridiomycota dengan alasan memiliki
struktur molekuler protein dengan urutan asam nukleat dimana memiliki kemiripan dengan jamur, seperti
memiliki dinding sel dari kitin, dan mengambil nutrisi secara absorpsi. Chytridiomycota dapat dikatakan
sebagai jembatan antara protista dengan jamur.

Klasifikasi Jamur - Penjelasan pembagian Fungi dalam 4 devisi dengan berdasarkan cara reproduksi secara
generatif (seksual) yang meliputi ciri-ciri, cara hidup, reproduksi atau daur hidup seperti dibawah ini...

A. Zygomycota
Jamur ini dinamakan sebagai Zygomycota karena membentuk spora istirahat berdinding tebal yang disebut
dengan zigospora. Zygomycota berhabitat di darat, di tanah, atau pada sisa organisme mati Zygomycota
merupakan kelompok utama yang dapat dikatakan penting karena membentuk mikorisa (simbiosis jamur
dengan akar tanaman). Anggota Zygomycota yang utama adalah hidup sebagai saprofit.

Struktur Tubuh Zygomycota - Zygomycota memiliki miselium yang bercabang banyak dan tidak bersekat-
sekat. Pada zygomycota memiliki hifa yang bersifat senositik. Septa yang ditemukan hanya disaat sel
bereproduksi. Salah contoh dari Zygomycota yang penting adalah Rhizopus stolonifer. Jamur ini biasanya
tumbuh pada roti dan makanan lain. Misliem pada Rhizopus memiliki tiga tipe hifa yaitu sebagai berikut...
 Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrak (misalnya roti)
 Rizoid, hifa yang menembus substrak dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan
 Sporangiofor, hifa yang tumbuh dengan tegak pada permukaan substrak dan memiliki sporangium
globuler di ujungnya.
Cara Reproduksi - Zygomycota bereproduksi dengan aseksual dan seksual. Pada reproduksi secara aseksual
adalah dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan pada reproduksi seksualnya
dengan konjugasi.

Reproduksi secara seksual yaitu Rhizopus adalah cabang pendek Rhizopus yang memiliki jenis positif dan
cabang pendek Rhizopus dari individu lain berjenis negatif bertemu dengan ujungnya. Setelah bertemunya
akan terbentuklah sekat dinding pada bagian bawa ujung cabang hifa. Gamet pada kedua Rhizopus itu
kemudian bertemu dan melebur dengan membentuk zigot. Zigot akan berkembang menjadi zigospora.
Zigospora memiliki dinding pelindung dengan ukuran yang tebal disebut dengan zigosporangium.
Kemudian zigospora memasuki periode dormansi (tidak melakukan aktivitas metabolisme). Dormansi yang
biasanya berlangsung dengan 1 sampai 3 bulan. Setelah periode dormansi, zigospora berkecambah. Saat
berkecambah, inti dari zigospora melakukan meiosis, yang akan tumbuh hifa haploid pendek. Hifa haploid
itu akan segera membentuk sporangium yang akan membentuk sporangium dengan memproduksi spora
aseksual. Setelah dibebaskan dari sporangium, spora aseksual akan membentuk miselium baru.

Ciri-Ciri Zygomycota
 Zygomycota habitat didarat, tanah dan hidup dengan saprofit
 Merupakan kelompok utama dalam membentuk mikoriza
 Memiliki miselium yang bercabang banyak dan juga tidak bersekat-sekat
 Zygomycota memiliki hifa yang bersifat senositik
 Dinding sel terdiri dari kitin dan tidak memiliki zoospora sehingga spora memiliki sel-sel yang
berdinding
 Bereproduksi secara aseksual dan seksual
 Reproduksi secara aseksual adalah dilakukan pada spora yang telah pecah yang berasal dari
sporangium, sehingga beberapa hifa akan muncul dengan ujung yang membentuk sporangium berisi
spora yang jika terhambur akan membentuk miselium baru.
 Reproduksi secara seksual adalah dilakukan dengan peleburan dua hifa yaitu hifa betina dan jantan.
Hifa betina adalah hifa yang memberikan isi selnya. Sedangkan hifa jantan adalah hifa yang
menerima isi selnya.
 Hifa berfungsi dalam menyerap makanan yang disebut dengan rizoid
Peranan Zygomycota - Beberapa jenis Zygomycota memiliki manfaat dalam pembuatan makanan, seperti
Rhizopus oryzae yaitu digunakan untuk membuat tempe dan pada Mucor javanicus yaitu terdapat dalam ragi
tape. Rhizopus nigricans digunakan dalam menghasilkan asam fumarat.

B. Ascomycota
Ascomycota bercirikan talus yang terdiri dari miselium yang bersekat. Reproduksi seksual pada Ascomycota
yang akan membentuk askospora didalam askus. Ada yang hidup sebagai saproba dan ada juga yang hidup
sebagai parasit, yang menimbulkan berbagai macam penyakit pada tumbuh-tumbuhan.

Pada reproduksi aseksual Ascomycota yang menghasilkan spora konidin yang terbentuk pada ujung hifa
yang khusus disebut dengan konidiofor. Kecuali dari beberapa kelompok kecil yang umumnya askus itu
dibentuk didalam tubuh buah yang disebut askokarp atau askoma. Bentuk askus terdiri dari macam-macam
bentuk antara lain sebagai berikut...
 askus tanpa askokarp
 askus yang askokarpnya berbentuk seperti mangkok yang disebut apotesium
 askus yang askokarpnya berbentuk bola tanpa ostiulum disebut dengan kleistotesium
 askus yang askokarpnya berbentuk botol dengan leher dan memiliki ostiolum disebut peritesium.
Adapun macam-macam askus tersebut digunakan sebagai dasar klasifikasi tingkat kelas. Tiga kelas itu
adalah Hemiascomycetes, Plectomycetes, dan Pyrenomycetes. Berikut penjelasannya..
a. Hemiascomycetes
Hemiascomycetes adalah jamur yang tidak membentuk askokarp dan tidak memiliki hifa. Tubuh
Hemiascomycetes terdiri dari sel yang bulat atau oval yang dapat bertunas atau juga dapat dikatakan
berkuncup maka terbentuk rantai sel atau hifa semu.

Reproduksi Hemiascomycetes - Reproduksi hemiascomycetes terbagi atas dua yaitu secara aseksual, dan
seksual. Reproduksi aseksual adalah dinding sel menonjol keluar membentuk tunas kecil. Dengan
membesarnya tonjolan ini, sitoplasma dari sel induk tersebut mengalir ke dalamnya, lalu menyempit pada
bagian dasarnya. Nukleus dalam sel induk membelah secara mitosis dan satu inti anak bergerak ke dalam sel
tunas yang tadi. Sel anak dapat memisahkan diri atau tetap akan melekat sambil dengan melangsungkan diri
atau tetap melekat sambil dengan melangsungkan pertunasan lebih lanjut bersama-sama sel induknya, maka
dari itu terbentuklah koloni.

Sedangkan pada Reproduksi seksual Hemiascomycetes adalah jika keadaan lingkungan tidak sesuai untuk
bereproduksi secara aseksual. Sel khamir dapat dengan berfungsi sebagai askus. Nukleusnya yang diploid
dapat melangsungkan pembelahan miosis maka terbentuklah 4 sel haploid (n). Lalui, dinding sel melindungi
inti-inti itu dengan bersama sitoplasma yang asalnya dari sel induk dan pada akhirnya terdapat 4 askospora
haploid. Contohnya adalah Sacchoromyces (ragi). Beberapa jenis Saccharomyces antara lain sebagai
berikut...
 Saccharomyces cerevisiae memiliki banyak sebutan seperti khamir roti, khamir bir, dan khamir raja.
Saccharomyces cerevisiae digunakan dalam pembuatan roti dan alkohol.
 Saccharomyces tuac digunakan untuk mengubah air nira (legen) menjadi tuak.
 Saccharomyces ellipsoideus, digunakan untuk memfermentasikan buah anggur yang menjadi anggur
minuman.
Tidak semua ragi bermanfaat bagi manusia. Beberapa dari spesies dapat menimbulkan berbagai penyakit
bagi manusia. Contohnya Candida albicans, penyebab penyakit sariawan, penyakit mulut, kerongkongan,
dan menyebabkan keputihan.

b. Plectomycetes
Plectomycetes adalah takson kelas Ascomycota yang memiliki ciri dengan adanya askokarp yang berbentuk
bola yang disebut dengan kleistotesium. Kelompok ini ada yang hidup sebagai saproba, parasit, atau
hiperparasit. Jamur yang termasuk dalam kelas Plectomycetes adalah Aspergillus dan Penicillium. Kedua
jamur tersebut bereproduksi dengan aseksual yang dilakukan dengan pembentukan konidium dalam rantai
pada konidiofor tegak. sedangkan pada reproduksi aseksualnya dengan spora yang dibentuk dalam askus.
Askus-askus berkumpul dalam askokarp.

c. Pyrenomycetes
Ciri khas pada pyrenomycetes adalah askoma yang memiliki bentuk khusus yang dilengkapi dengan
ostiolum (lubang untuk melepas askus dan askospora). Tubuh yang disebut dengan peritesium, yang
berwarna cerah atau gelap. Contoh kelas dari Pyrenomycetes yang menarik adalah Neurospora sitophila
yang banyak digunakan di Indonesia untuk membuat oncom merah dari ampas tahu atau bungkil kacang
tanah. Neurospora dapat tumbuh dengan subur pada tongkol jagung yang telah direbus dan telah diambil
bijinya.

Ciri-Ciri Ascomycota - Dari berbagai jenis dari Ascomycota maka dapat disimpulkan mengenai ciri-ciri
ascomycota. Ciri-ciri ascomycota adalah sebagai berikut...
 Menghasilkan askospora dalam hasil reproduksi secara seksual,
 Talus uniseluler dan multiseluler
 Hifa yang bersekat dan tiap sekatnya memiliki inti satu
 Dinding hifa diperkuat dengan selulosa dan memiliki sifat heterokarotik (inti berbeda muatan)
 Reproduksi aseksual dengan memperbanyak konidia, spora, tunas dan fragmentasi. Adapun
reproduksi seksual dengan konjugasi yang digunakan untuk membentuk askospora di dalam askus.
Umumnya askus dibentuk dalam tubuh buah yang disebut dengan askokarp (askoma).
C. Basidiomycota
Basidiomycota adalah umumnya spesies makroskopis dan amat mencolok. Jamur ini dapat kita jumpai di
lapangan dan hutan-hutan.

Struktur Tubuh Basidiomycota - Basidiomycota memiliki ciri utama yaitu hifa yang bersepta dengan
sambungan apit (clamp connection), spora aseksualnya terbentuk pada basidium yang memiliki bentuk gada.
Tubuh cendawan Basidiomycota mencakup struktur yang mirip batang dan tudung yang disebut dengan
basidiokarp. Jamur ini memiliki struktur yang disebut dengan basidium, menghasilkan spora. Fungsi dari
basidium adalah sama dengan askus pada Ascomycota. Dibagian ujung basidium akan tumbuh empat
basidiospora. Basidiomycota terdiri dari beberapa kelas seperti Hymenomycetes yang memiliki ordo dari
Agaricales, famili Agaricaceae, yang mencakup jamur-jamur berlamela atau memliki keping lipatan yang
berupa bilah-bilah.

Ciri-Ciri Basidiomycota
 Berdaging dan bersifat saproba
 Tubuh buah seperti payung
 Pada beberapa dari spesies tangkainya asimetris, pendek, bahkan ada juga yang tidak bertangkai
 Basidiospora terdapat pada permukaan lamela atau bila yang terbentuk dibagian bawah tudungnya
 Makroskopis disebut dengan mushroom
 Reproduksi aseksual dengan tunas, fragmentasi, dan konidia. Sedangkan pada reproduksi secara
seksual adalah dengan cara membentuk basidiospora. Basidiospora menghasilkan basidium yang
memiliki bentuk seperti gada. Basidium ada yang bersekat, dan ada juga yang tidak bersekat.
Peranan Basidiomycota - Sebagian dari jenis Basidiomycota memiliki manfaat yang dalam kehidupan
manusia seperti Auricularia politricha (jamurk kuping) dapat dimakan, Volvariella volcaea (jamur merang)
dapat dimakan, Ganodema applanatum digunakan sebagai obat (makanan suplemen). Ustilago scitaminae
(jamur karat).
D. Deuteromycota
Deuteromycota atau fungi imperfecti (jamur tidak sempurna). Devisi ini dibuat untuk mengelompokkan dari
semua jamur yang tidak termasuk dalam devisi lainnya. Ciri utama dari Deuteromycota adalah belum
diketahui reproduksi aseksual selama siklus hidupnya. Deuteremycota hanya dapat ditemukan didarat.
Sebagianbesar dari anggota devisi ini kemungkinan memiliki kerabat dengan Ascomycota yang dilihat dari
adanya pembentukan konidia. Sisanya kira-kira adalah Zygomycota dan Basiodiomycota yang tidak
bereproduksi secara seksual.

Reproduksi Deuteromycota - Deuteromycota bereproduksi secara aseksual dengan menghasilkan konidia


atau menghasilkan hifa yang khusus disebut dengan konidiofor. Kemungkinan dari jamur ini adalah suatu
peralihan jamur yang digolongkan dalam antara Ascomycota ke Basidiomycota tetapi tidak diketahui
hubungannya.

Ciri-Ciri Deuteromycota
 Hifa bersekat dan tubuhnya berukuran mikroskopis
 Bereproduksi hanya secara aseksual yang dilakukan dengan membentuk spora dan konidia. Adapun
reproduksi secara seksual belum diketahui sehingga mengapa Deuteromycota disebut dengan jamur
tak sempurna
 Multiseluler
 Umumnya jenis Deuteromycota bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada manusia, hewan
dan tanaman.
Peranan Deuteromycota - Deuteromycota bersifat saprofit dibanyak jenis materi genetik, sebagai parasit
pada tanaman tingkat tinggi, dan sebagai perusak tanaman budidaya serta pada tanaman hias.
Deuteromycota dapat menimbulkan berbagai macam penyakit pada kulit manusia seperti dermatomikosis,
misalnya penyakit kurap yang disebabkan dari Microsporum, Trichophytom, dan Epidermophyton. Penyakit
panu sendiri disebabkan oleh Tinea versicolor.
BARU
Jamur/Fungi
KINGDOM FUNGI/JAMUR
Jamur/fungi merupakan organisme yang hidup secara heterotrop yaitu saprofit atau parasit dan ada yang
bersimbiosis. Sebagai organisme saprofit, jamur berperan sebagai pengurai utama, yaitu menguraikan
sampah organik atau menguraikan sisi-sisa makhluk hidup yang telah mati. Sedangkan sebagai parasit
hidupnya merugikan makhluk hidup lain.
A. Ciri-ciri jamur:
1. Struktur tubuh jamur.
a. Jamur mempunyai inti/nukleus eukariotik, yaitu intinya sudah mempunyai membran inti.
b. Tubuhnya ada yang bersel satu (uniseluler) dan ada yang bersel banyak (multi seluler)
c. Struktur tubuhnya disesuaikan dengan cara memperoleh makanan dan reproduksinya
d. Dinding sel tersusun atas zat kitin
e. Jamur tidak mempunyai klorofil.
f. Mempunyai zat warna yang berbeda-beda terutama pada badan/tubuh buah.
g. Jamur belum mempunyai akar, batang, dan daun sehingga disebut talus.
h. Tubuhnya terdiri atas hifa yang disusun dari sel-sel memanjang dan dinding sel pada umumnya diperkuat
dengan kitin, hanya beberapa yang mempunyai dinding sel dari selulosa.
i. Hifa merupakan jalinan/anyaman benang-benang yang bercabang-cabang ke berbagai arah yang
membentuk miselium. Miselium adalah bagian tubuh jamur yang berperan untuk menyerap zat makanan
dari bahan organik tempat hidupnya. Hifa ada yang bersekat-sekat dan ada yang tidak bersekat-sekat.
j. Pada sejumlah jamur bersel banyak, benang hifa membentuk alat reproduksi
2. Tempat hidup jamur.
Jamur hidup pada tempat yang kaya zat organik, lembab, agak asam, serta kurang cahaya. Jamur dapat hidup
pada rentang suhu yang luas yaitu antara 00C sampai 370C.
3. Cara hidup jamur.
a. Saprofit, yaitu jamur memperoleh makananya dengan jalan menguraikan zat organik seperti sampah
organik dan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati.
b. Jamur sebagai parasit memperoleh makanannya dari tubuh inangnya yaitu hewan atau tumbuhan.
c. Beberapa jamur bersimbiosis mutualisme dengan akar tumbuhan.
4. Reproduksi jamur.
Cara reproduksi jamur ada dua cara, yaitu:
a. Secara aseksual
Secara aseksual dilakukan dengan cara membelah diri, yaitu menghasilkan dua sel anak yang serupa,
penguncupan (pembentukan kuncup) yaitu sel anak dihasilkan dari penonjolan kecil pada sel inang, atau
pembentukan spora cara ini berfungsi untuk menyebarkan spesiesnya dalam jumlah besar. Spora aseksual
dihasilkan dari pembelahan sel secara mitosis dan spora seksual di peroleh dari pembelahan secara meiosis.
Adapun macam-macam spora aseksual adalah sebagai berikut:
1) Konidiospora (konidia), dibentuk di ujung atau sisi suatu hifa. Jenisnya ada dua macam, yaitu
mikrokonidium (bersel satu dan berukuran kecil) dan makrokonidium (ber sel banyak dan berukuran besar).
2) Oidium/artrospora, yaitu spora bersel satu yang terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa.
3) Sporangiospora, merupakan spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung yang disebut sporangium,
pada ujung hifa khusus. Jenisnya ada dua macam yaitu: aplanospora merupakan sporangiospora non motil
(tidak dapat bergerak) dan zoospora adalah sporangiospora yang motil (bergerak) karena memiliki flagel.
4) Klamidospora, spora bersel satu berdinding tebal, sangat resisten terhadap keadaan buruk, terbentuk dari
sel-sel hifa somatik.
5) Blastospora merupakan tunas/kuncup dari sel-sel jamur bersel satu (khamir).
b. Secara seksual.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium
terjadi secara singami, yaitu persatuan dua sel gamet dan terjadi dua tahap, tahap pertama terjadi
plasmogami (peleburan sitoplasma) sedangkan tahap dua adalah kariogami (peleburan inti). Reproduksi
secara seksual lebih jarang dilakukan dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan secara aseksual dan hanya
terjadi dalam keadaan tertentu. Adapun macam-macam spora seksual pada jamur adalah sebagai berikut:
Macam-macam Spora Seksual Jamur
No. Macam spora seksual Keterangan
1. Askospora Merupakan spora bersel satu yang terbentuk di dalam kantung yang dinamakan askus. Dalam
setiap askus terdapat askospora.
2. zygospora Merupakan spora besar berdinding tebal, terbentuk dari ujung-ujung dua hifa yang serasi yang
dinamakan gametangia.
3. Basidiospora Merupakan spora bersel yang terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang dinamakan
basidium.
4. Oospora Merupakan spora yang terbentuk dari pertemuan antara gamet betina (oogonium) dan gamet
jantan (anteridium), sehingga akan terjadi pembuahan dan akan menghasilkan oospora.
B. Klasifikasi Jamur.
Jamur mempunyai ciri-ciri yang berbeda tentang struktur tubuh buah dan tahap-tahap reproduksi seksual
dalam daur hidupnya. Kingdom fungi dikelompokkan dalam empat divisi, yaitu: zygomycotina,
ascomycotina, Basidiomycotina, dan deuteromycotina. Adapun ciri ke empat divisi jamur terdapat pada
tabel berikut ini:
1. Divisi Zygomycotina.
a. Ciri-ciri zygomycotina
Ciri-ciri zygomycotina sebagai berikut:
1) Habitat di darat sebagai saprofit
2) Dinding sel tersusun dari zat kitin
3) Tubuhnya berupa hifa yang bercabang-cabang tidak bersekat dan membentuk miselium.
4) Mempunyai tiga jenis hifa, yaitu hifa yang menjalar dipermukaan substrat disebut stolon, hifa yang
menembus ke dalam substrat seperti akar disebut rizoid, dan hifa yang menjulang ke atas dan membentuk
sporangium disebut sporangiofor.
5) Tidak menghasilkan spora berflagel.
6) Reproduksi seksual dihasilkan zigospora
7) Reproduksi secara aseksual dihasilkan sporangiospora
b. Reproduksi Zygomycotina.
Reproduksinya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Reproduksi secara aseksual
Reproduksi secara aseksual dilakukan di dalam sporangium/kotak spora yang menghasilkan
spora/sporangiospora yang kemudian sporangium pecah sehingga sporangiospora menyebar ke lingkungan
dan pada tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru.
2) Reproduksi secara seksual.
Reproduksi secara seksual dilakukan secara konjugasi antara hifa (+) dan hifa (-) dan dihasilkan spora.
Adapun cara reproduksi seksual sebagai berikut:
a) Hifa dari talus (+) dan talus (-) saling berdekatan.
b) Tumbuh cabang benang hifa dari hifa (-) dan hifa (-) yang berdekatan. Di ujung benang hifa tadi tumbuh
bakal gametangium.
c) Bakal gametangium berubah menjadi gametangium yang berisi banyak inti haploid (n).
d) Dinding gametangium pecah dan inti (+) bergabung dengan inti (-) membentuk inti diploid (2n).
Persatuan dua gametangium (+) dan gametangium (-) membentuk zigospora yang berisi banyak inti diploid
(2n).
e) Zigospora tumbuh, dindingnya menebal dan berwarna hitam, di dalamnya juga berisi makanan cadangan
antara lain lemak. Inti diploid hanya satu yang hidup, yang lainnya mengalami degenerasi. Inti ini membelah
secara meiosis dan hanya satu yang dapat terus hidup. Zigospora akan beristirahat dalam waktu yang lama.
f) Setelah lama beristirahat spora dapat tumbuh jika ada substrat yang cocok, membentuk sporangium
dengan sporangiofor. Inti haploid membelah secara mitosis menjadi inti spora yang terbentuk pada
sporangium.
g) Jika sporangium matang dindingnya akan robek dan sporanya tersebar, menghasilkan spora (+) atau spora
(-).
h) Spora tumbuh menjadi miselium baru.
i) Contoh pada Rhizophus/jamur tempe.
c. Contoh jamur divisi zygomycotina adalah:
1) Rhizopus oryzae, jamur untuk membuat tempe, mempunyai kemampuan memecah protein dan lemak.
2) Rhizopus oligosporus untuk membuat tempe.
3) Rhizopus stolonifer , tumbuh pada roti yang sudah berjamur.
4) Rhizophus nigricans, mampu menghasilkan asam fumarat. Dibawah ini gambar Rhyzopus oryzae
5) Mucor mucedo, hidup pada kotoran ternak dan roti, miselium tumbuh di dalam substrat. Sporangium
tumbuh di ujung hifa dan dihasilkan spora bulat, berdinding tebal dan berint banyak. Jika sporangium pecah,
spora akan tersebar secara pasif.
2. Divisi Ascomycotina.
a. Ciri-ciri ascomycotina.
1) Hifanya telah memiliki sekat dan berinti banyak.
2) Tubuhnya ada yang bersel satu/uniseluler dan bersel banyak/multiseluler.
3) Mempunyai keanekaragaman yang besar diantara kingdom fungi.
4) Cara hidupnya sebagai parasit, saprofit dan ada yang bersimbiosis dengan alga biru dan alga hijau bersel
satu membentuk lumut kerak (likenes)
5) Reproduksi secara aseksual menghasilkan spora aseksual yang dihasilkan di dalam konidium.
6) Reproduksi secara seksual dihasilkan askospora yan dibentuk didalam askus. Askus berasal dari bahasa
yunani yang artinya kantong. Beberapa askus dapat membentuk tubuh buah yang disebut askokarp.
b. Reproduksi ascomycotina.
Jamur ascomycotina dapat bereproduksi secara aseksual dan secara seksual, sebagai berikut:
1) Reproduksi secara aseksual.
Reproduksi secara aseksual dihasilkan tunas pada jamur bersel satu/uniseluler, dan konidiospora/konidia
pada jamur bersel banyak/multiseluler. Konidiospora dibentuk didalam ujung hifa khusus yang disebut
konidiofor.
2) Reproduksi secara seksual.
Reproduksi secara seksual dilakukan di dalam askus. Askus merupakan kantong spora yang menghasilkan
askospora. Askospora akan mengumpul membentuk tubuh buah yang disebut askokarp/askoma. Adapun
tahapan dalam reproduksi seksual jamur ini sebagai berikut:
a) Spora askus/askospora tumbuh menjadi benang hifa yang bercabang-cabang.
b) Satu/beberapa sel pada ujung hifa berdeferensiasi menjadi alat kelamin betina (askogonium), sedangkan
ujung hifa lainnya membentuk alat kelamin jantan ( anteridium). Anteridium dan askogonium terletak
berdekatan dan keduanya memiliki sejumlah inti haploid.
c) Pada askogonium tumbuh semacam saluran (trikogen) yang menghubungkan askogonium dengan
anteridium.
d) Melalui trikogen, inti anteridium bergerak menuju inti askogonium sehingga terbentuk inti yang
berpasangan di dalam askogonium.
e) Pada saat bersamaan askogonium tumbuh membentuk sejumlah hifa yang disebut hifa askogonium. Inti-
inti membelah secara mitosis dan tetap berpasangan.
f) Hifa askogonium tumbuh dan membentuk septa bercabang. Bagian askogonium berinti banyak,
sedangkan pada bagian ujungnya berinti dua. Bagian ujung inilah yang akan tumbuh menjadi bakal askus.
g) Hifa askogonium berkembang disertai pertumbuhan miselium vegetatif yang kompak membentuk tubuh
buah.
h) Dua inti pada bakal askus membentuk inti diploid yang kemudian membelah secara meiosis untuk
menghasilkan delapan askospora. Askospora yang jatuh pada lingkungan yang sesuai akan tumbuh
membentuk hifa (miselium baru).
c. Contoh jamur ascomycotina.
1) Saccharomyces cerevisiae.
a) Merupakan jamur bersel satu/uniseluler
b) Jamur ini dikenal dengan nama ragi/kamir/yeast.
c) Digunakan untuk membuat tape, alkohol, roti dan bir.
d) Jamur ini banyak dijumpai pada kulit buah-buahan.
e) Tidak mempunyai hifa, tubuh buah, selnya berbentuk bulat.
f) Reproduksi secara aseksual membentuk kuncup kecil (budding) atau tunas.
g) Reproduksi secara seksual, yaitu sel ragi yang haploid (n) bersatu dengan sel ragi haploid yang lain,
kemudian akan menghasilkan zigot yang diploid (2n). Zigot kemudian membesar sehingga akan membentuk
askus, kemudian intinya akan mengalami pembelahan meiosis yang menghasilkan 8 buah inti baru haploid
kemudian tumbuh menjadi 8 spora haploid (spora askus) yang akan tumbuh menjadi sel baru.
h) Reaksi/proses pembuatan roti sehingga roti mengembang dengan menggunakan yeast:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + Energi.
(gula) (alkohol) (karbon dioksida)
2) Saccharomyces tuac, dapat digunakan untuk fermentasi air nira menjadi tuak.
3) Saccharomyces ellipsoides, dapat digunakan untuk fermentasi anggur menjadi minuman anggur.
4) Penicillium.
a) Hidup sebagai saprofit pada substrat yang mengandung gula seperti nasi, roti, dan buah ranum dengan
noda biru atau kehijauan.
b) Reproduksi secara aseksual membentuk konidia.
c) Reprodukasi secara seksual membentuk askus , tetapi dijumpai lebih sering bereproduksi secara aseksual.
d) Bermanfaat menghasilkan antibiotik penisilin
Jenis-jenis penicillium adalah:
1. Penicillium notatum, menghasilkan antibiotik penisilin.
2. Penicillium chrysogenum menghasilkan antibiotik penisilin.
3. Penicillium camemberti, memberi cita rasa pada keju
4. Penicillium roqueforti, memberi cita rasa pada keju dengan mengurangi kadar kasein pada bahan keju.
5) Aspergillus
a) Hidup sebagai saprofit dan parasit pada substrat seperti makanan, pakaian, manusia, burung.
b) Membentuk koloni berwarna abu-abu, hitam, coklat, dan kehijauan.
c) Dapat tumbuh pada tempat beriklim dingin dan tropis.
Jenis-jenis aspergllus adalah:
1. Aspergillus oryzae, digunakan untuk membentuk adonan roti, untuk membuat sake di Jepang, dapat
menghasilkan enzim prorease.
2. Aspergillus wentii, digunakan untuk pembuatan kecap, tauco, asam sitrat, asam oksalat, menghasilkan
enzim protease.
3. Aspergillus niger, digunakan untuk menghilangkan oksigen dari sari buah dan menjernihkan sari buah,
menghasilkan enzim glukosa oksidase, pektinase.
4. Aspergillus flavus, menghasilkan racun aflatoksin.yang menyebabkan penyakit kanker pada manusia.
5. Aspergillus fumigatus, menyebabkan penyakit paru-paru.
6) Trichoderma.
a) Menghasilkan enzim selulase untuk menguraikan selulosa sehingga sering disebut bersifat selulotik.
b) Dalam penelitian selulase dapat digunakan untuk memproduksi protein sel tunggal atau Single Cell
Protein (SCP).
7) Claviceps.
a) Hidup parasit pada bakal buah graminae
b) Miseliumnya akan membentuk konidium dan mengsilkan embun madu yang manis sehingga mengundang
semut datang dan menyebarkan spora ke lingkungan yang cocok.
c) Jika lingkungan tidak menguntungkan miselium akan membentuk badan padat dan kuat, berwarna ungu
kehitaman disebut Sklerotium.
d) Jika lingkungan cocok sklerotium akan tumbuh menjadi benang yang ujungnya menghasilkan askospora.
8) Neurospora.
a) Digunakan untuk membuat oncom.
b) Banyak tumbuh pada tongkol jagung rebus yang dihilangkan bijinya
c) Untuk obyek penelitian genetika, yaitu untuk meneliti pengaruh sinar X terhadap peristiwa mutasi.
9)Roselinia arcuata.
a) Jamur ini hidup parasit pada kayu mati.
b) Memiliki askokarp seperti botol/bulat berlubang.
10)Xylaria tabacina.
Bentuknya bulat panjang bertangkai dengan warna kehitam-hitaman. Hidup di pegunungan pada pohon yang
busuk.
11)Candida albicans.
Jamur ini dapat menyebabkan penyakit kandidiasis, yaitu suatu penyakit pada selaput lendir mulut vagina
dan saluran pencernaan.
3. Divisi Basidiomycotina.
a. Ciri-ciri:
1) Jamur ini dikenal karena tubuh buahnya tampak jelas di permukaan tanah atau substrat.
2) Mempunyai tubuh buah yang bermacam-macam, seperti: payung, bola, papan.
3) Tubuh buah mempunyai bagian-bagian seperti:
a) Stipe (tangkai tubuh buah)
b) Pileus (tudung)
c) Volva (sisa pembungkus yang terdapat didasar tangkai)
d) Lamella(bilah)
4) Tubuh buahnya disebut basidiokarp
5) Cara hidup jamur ini secara saprofit, parasit pada tumbuhan, dan ada yang bersimbiosis membentuk
mikoriza pada akar tumbuhan.
6) Kebanyakan bersifat makroskopis dan ada yang bersifat mikroskopis.
7) Hifanya bersekat, sel-selnya memiliki sebuah atau dua buah inti. Hifa yang memiliki sebuah inti disebut
hifa primer, sedangkan yang mempunyai dua buah inti disebut hifa sekunder.
8) Anggota jamur ini lebih dari 25000 spesies.
b. Reproduksi Basidiomycotina.
1) Reproduksi secara aseksual
Pembiakan aseksual biasanya terjadi dengan pembentukan konidium.
2) Reproduksi secara seksual.
Reproduksi secara seksual pada basidiomycotina dengan basidium. Basidium merupakan badan yang berasal
dari sebuah sel yang membesar yang kemudian membentuk empat tonjolan yang masing-masing berisi
sebuah inti. Dan kemudian akan membentuk empat sel yang didalamnya mengandung sebuah basidiospora.
Seluruh basidium akan berkumpul membentuk basidiokarp.
c. Daur hidup basidiomycotina.
Daur hidup basidiomycotina sebagai berikut:
1) Basidiospora/konidiospora tumbuh menjadi hifa bersekat dengan satu inti.
2) Ujung dua hifa yang berbeda yaitu hifa (+) dan hifa (-) bersinggungan dan dinding selnya larut. Inti sel
dari hifa (+) pindah ke sel dari hifa (-), sehingga dihasilkan sel dengan dua inti (dikariotik).
3) Sel dikariotik tumbuh menjadi miselium dikariotik.
4) Miselium dikariotik tumbuh menjadi badan buah yang bentuknya sesuai dengan badan buah nenek
moyangnya.
5) Hifa-hifa dibagian bawah basidiokarp membentuk basidium. Dua inti pada sel basidium bersatu, sehingga
dihasilkan inti diploid (2n).
6) Sel basidium membesar, pada ujungnya terbentuk empat buah tonjolan atau sterigma. Sementara itu
intinya yang diploid membelah secara reduksi(meiosis), dihasilkan empat inti haploid.
7) Masing-masing inti haploid masuk ke dalam tonjolan. Terbentuk empat spora dengan sebuah inti haploid.
d. Contoh Basidiomycotina.
1) Jamur merang (Volvariella volvacea), tempat hidupnya memerlukan kelembaban yang tinggi.
2) Jamur kuping (Auricularia polytricha), hidup sebagai saprofit pada kayu lapuk, mempunyai warna coklat
kehitam-hitaman.
3) Jamur tiram (Pleurotus sp), tumbuh pada kayu lapuk dan dapat dibudidayakan pada serbuk gergaji.
4) Jamur Shitake merupakan jamur yang hidup pada batang kayu, di budidayakan di Jepang, Cina.
5) Jamur karat (Ustilago scitamiae), basidiumnya bersekat, tidak memiliki basidium yang menggelembung
dan tidak memiliki tubuh buah. Hidup pada tanaman jagung dan tebu.
6) Jamur api (Puccinia graminis), ukuran tubuh kecil, siklus hidup berbelit-belit, merupakan parasit pada
tanaman, rumput-rumputan (padi) dan tanaman dikotil, memiliki basidium yang bersekat tetapi tidak
menggelembung, spora berwarna merah,tidak memiliki tubuh buah.
7) Exobasidium vecans, hidup parasit pada tanaman the.
8) Ganoderma applantum, tidak beracun.
9) Amanita caecaria, tidak beracun.
10) Amanita verna, beracun.
11) Supa mayang (Clavaria zippelli), hidup saprofit pada tanah-tanah hutan, badan buah tegak berbentuk
gada dan bercabang-cabang sehingga membentuk bangunan seperti batu karang.
4. Divisi Deuteromycotina
a) Ciri-ciri:
1) Disebut jamur tidak sempurna (Fungi imperfecti), karena reproduksi seksualnya belum diketahui.
2) Anggotanya kurang lebih 25000 spesies.
3) Reproduksi secara aseksual dengan konidia.
4) Banyak yang bersifat parasit.
b) Contoh jamur deuteromycotina.
1) Epidermophyton floccosum, penyebab penyakit kaki atlet.
2) Microsporum, penyebab penyakit kurap.
3) Sclerothium rolfsii, penyebab penyakit busuk pada tanaman budidaya.
4) Helminthosporium oryzae, parasit, merusak kecambah dan buah, menimbulkan noda-noda pada daun,
buah yang terserang menyerupai beludru.
5) Tinea versicolor, penyebab panu.
6) Trygophyton, penyebab penyakit kurap.
5. Liken (Lumut kerak).
a. Ciri-ciri:
1) Merupakan organisme hasil simbiosis antara ganggang dan jamur, yaitu simbiosis antara jamur
ascomycotina dan basidiomycotina dengan ganggang hijau atau ganggang biru yang bersel satu.
2) Ganggang pada liken dapat hidup tanpa bersimbiosis, tetapi hampir semua jamur pada liken hanya dapat
hidup jika bersimbiosis dengan ganggang.
3) Tubuh liken berbentuk talus tipis, pada irisan melintang talus terlihat dibagian luar miselium yang
kompak dan dibagian dalam terdapat hifa yang susunannya tidak kompak dan diantaranya terdapat koloni
ganggang.
4) Jamur memperoleh makanan dari hasil fotosintesis ganggang sedangkan ganggang memperoleh air dan
mineral dari jamur.
5) Habitatnya adalah melekat pada batu atau kulit pohon.
6) Lumut kerak pada batu berperan sebagai tumbuhan pioner/perintis dalam proses pembentukan tanah.
7) Lumut kerak berperan dalam proses pelapukan batuan.
8) Lumut kerak dapat digunakan sebagai tanda adanya polusi udara (indikator biologis dalam ekosistem)
karena lumut kerak sangat sensitif terhadap beberapa jenis polutan yang berbahaya seperti: fluorida, logam
berat, zat radioaktif, pupuk pertanian, pestisida.
9) Ada tiga tipe utama liken, yaitu:
a) Liken krustose, memiliki talus seperti kerak. Contoh Graphis.
b) Liken foliose, memiliki talus seperti daun, contoh: Parmelia.
c) Liken fruktikose, memiliki talus seperti semak, contoh: Usnea dasifoga.
b. Reproduksi liken.
1) Secara aseksual terjadi karena fragmentasi atau dengan soredium yaitu beberapa sel ganggang yang
terbungkus oleh hifa tardapat pada permukaan lumut kerak bentuknya seperti tepung.
2) Reproduksi secara seksual pada jamur menghasilkan askospora pada tubuh buah yang bentuknya seperti
mangkok. Spora akan tumbuh dan apabila bertemu dengan spesies ganggang yang cocok akan membentuk
talus baru.
c. Contoh liken.
1) Usnea dasypoga, digunakan sebagai ramuan obat tradisional, menghasilkan asam usnin.
2) Usnea berbata, digunakan sebagai obat tradisional.
3) Cladonia rangiferina, merupakan makanan utama rusa kutub.
4) Roccelia tinctoria, bahan pembuat lakmus.
5) Certraria islandica, merupakan bahan ramuan obat.
6) Permelia acetabulum, hidup pada pohon, berupa lembaran-lembaran seperti kulit.
6. Mikoriza.
a. Ciri-ciri:
1) Merupakan bentuk simbiosis antara akar tumbuhan tingkat tinggi dengan miselium jamur.
2) Mikoriza dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
a) Ektomikoriza, merupakan mikoriza yang menginfeksi permukaan luar tanaman dan di antara sel-sel ujung
akar
b) Endomikoriza, merupakan mikoriza yang menginfeksi bagian dalam akar tanaman di dalam dan di antara
sel-sel ujung akar.
3) Pada endomikoriza jaringan cendawan/jamur masuk kedalam sel kortek akar dan membentuk struktur
yang khas berbentuk oval yang disebut vesikel dan sistem percabangan hifa yang disebut arbuskula,
sehingga endomikoriza disebut juga vesicular-arbuscular micorrhizae (VAM).
b. Manfaat mikoriza.
1) Meningkatkan absorpsi hara dari dalam tanah.
2) Penghalang biologis terhadap infeksi pathogen akar.
3) Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan kelembaban yang ekstrem.
4) Meningkatkan produksi hormone pertumbuhan dan zat pengatur tumbuh seperti auksin.
5) Menjamin terselenggaranya proses biogeokimia.
7. Peranan jamur bagi kehidupan manusia.
Terdapat beberapa manfaat jamur yang menguntungkan bagi kehidupan manusia sebagai berikut:

No. Jenis Jamur Bahan Dasar Produk


1. Rhizopus stoloniferus, Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae Kedelai, ampas tahu, bungkil kelapa
Tempe
2. Neurospora sitophila Bungkil kacang tanah Oncom
3. Aspergillus wentii Kedelai Kecap
4. Aspergillus oryzae Kedelai Tauco
5. Penicillium roqueforti, Penicillium camembertii Susu Keju
6. Aspergillus oryzae Beras Koji
7. Aspergillus oryzae Amilum Sirup glukosa
8. Saccharomyces cerevisiae (ragi tape) Buah anggur anggur
9. Saccharomyces cerevisiae (ragi roti) Tepung terigu Roti
10. Saccharomyces cerevisiae (ragi) Ketela pohon Tape
11. Aspergillus niger Amilum Enzim amilase
12. Volvariella volvacea (jamur merang) Merang padi Jamur konsumsi
13. Lentinus edodes (jamur shitake) Serbuk gergaji Jamur konsumsi
14. Pleurotus sp Serbuk gergaji Jamur konsumsi
15. Penicillium notatum Karbohidrat Antibiotik
16. Penicillium crysogenum Karbohidrat Antibiotik
17. Trichoderma resei Karbohidrat Enzim selulase
18. Ganoderma lucidum (jamur linzhi) Serbuk kayu Jamur obat
Jamur yang merugikan manusia, sebagai berikut:
No. Jenis Jamur Penyakit
1. Aspergillus flavus Racun aflatoksin
2. Fusarium Racun aflatoksin
3. Amanita Racun
4. Rhizoctonia solani Menyebabkan penyakit busuk pada tanaman polong-polongan
5. Claviceps purpurea Menyebabkan penyakit pada rerumputan.

Baru

a) Bersel satu
Saccharomyces cerevisiae, dikenal sebagai ragi atau yeast.

b) Bersel banyak membentuk miselium


1) Aspergillus oryzae, untuk melunakkan adonan roti.
2) A. wentii, bermanfaat dalam pembuatan kecap.
3) Penicillium notatum, P.chrysogeum menghasilkan antibiotik penisilin.
4) Neurospora crassa, diperoleh dari oncom merah atau tongkol jagung rebus, digunakan untuk penelitian
sitogenetika

Baru
Dinding sel jamur sangat khas, berbeda dengan tumbuhan maupun hewan. dinding sel jamur tersusun atas
kitin meskipun ada pula yang tersususn atas selulosa. Komposisi utama penyusun dinding selnya
polisakarida yaitu protein, lipid, ion inorganik (P,Ca,Mg).

Dua tipe utama polisakarida pada dindingnya:dinding sel


1. microfibril, berada didalam dan kuat
2. matrix, berada diluar dan bersifat kurang kuat

bagian dari kapang yang selnya memanjang dan berambut disebut Hifa

Tubuh jamur bersel banyak terdiri atas benangbenang halus yang disebut hifa. Kumpulan hifa jamur
membentuk anyaman yang disebut miselium. Bagian yang terletak antara kumpulan hifa disebut Stolon.

Kisaran Suhu dan pH


Kisaran suhu untuk pertumbuhan kebanyakan khamir pada umumnya hampir sama dengan kapang, yaitu
suhu optimum 25 – 30 derajat celcius dan suhu maksimum 34 – 47 derajat celcius, tetapi beberapa khamir
dapat tumbuh pada suhu 0 derajat celcius. Kebanyakan khamir lebih cepat tumbuh pada pH 4,0 - 4,5 dan
tidak dapat tumbuh dengan baik pada medium alkali, kecuali jika telah beradaptasi.

Anda mungkin juga menyukai