Anda di halaman 1dari 42

MIKROBIOLOGI FARMASI

Dosen Pengampu : Khairani Fitri, S.Si., M.Kes., Apt.

KELOMPOK 3:
CINDY EKA PUTRI (1801011384)
CINDY TIARA (1801011385)
DESSI SAFMITA DURI (1801011004)
DESTA RIA SYAHFITRI S. (1801011250)

FARMASI 3A
MIKROORGANISME EUKARIOT:
FUNGI, ALGA, LICHEN, dan PROTOZOA
MIKROORGANISME EUKARIOT
A. FUNGI

• Morfologi, Reproduksi, Fisiologi, Klasifikasi, Kapang Lendir, dan


Kapang Air

B. ALGA

• Struktur vegetatif, Daur Hidup, Fisiologi, dan Klasifikasi

C. LICHEN

• Morfologi

D. PROTOZOA

• Siklus Hidup, Nutrisi, dan Klasifikasi


A. FUNGI

 Fungi adalah organisme kemoheterotrof yang memerlukan senyawa organik


untuk nutrisinya (sumber karbon dan energi). Bersifat saprofit apabila sumber
nutrisi diperoleh dari bahan organik mati.

 Fungi saprofit mendekomposisi sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks


dan menguraikannya menjadi zat yang lebih sederhana.

 Fungi dapat bersimbiosis dengan akar tanaman yang membantu penyerapan


air dan mineral tanah oleh akar (mikoriza)

 Ilmu yang mempelajari fungi disebut mikologi

 Pada fungi ada dua istilah, yaitu kapang (mold) yang merupakan fungi yang
berfilamen dan multiseluler dan khamir (yeast) yaitu bentuk fungi berupa sel
tunggal dengan pembelahan sel melalui pertunasan
MORFOLOGI FUNGI
 Tubuh kapang dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu miselium dan spora

 Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang disebut hifa.

 Berdasarkan fungsinya hifa terbagi dua bagian, yaitu hifa vegetatif merupakan hifa
yang berfungsi untuk mendapatkan nutrisi dan hifa reproduktif merupakan hifa
yang berfungsi sebagai alat reproduksi

Gambar 1.
Pertumbuhan koloni kapang, khamir,
dan bakteri pada media kultur Health
Pro02 Pectin setelah 60 jam
MACAM-MACAM MORFOLOGI HIFA

1. Aseptat (coenocytic hypha), yaitu hifa yang tidak memiliki dinding sekat (septa)

2. Septat hifa (hifa bersekat) dengan sel-sel uninukleat. Pada tiap sekat terdapat pori-
pori yang memungkinkan perpindahan inti dan sitoplasma dari satu ruang ke ruang
lainnya

3. Septa dengan ruang-ruang yang berisi lebih dari 1 inti (multinukleat)

Gambar 2.
Tipe hifa fungi
REPRODUKSI FUNGI

Reproduksi Reproduksi
Aseksual Seksual
Pembelahan Peleburan inti dari kedua induknya
(sel akan membagi diri
(melalui 3 tahap, yaitu:
membentuk dua sel yang
sama besar 1. Plasmogami, saat inti sel haploid dari sel
donor mempenetrasi sitoplasma sel resipien
Pembentukan tunas atau
spora 2. Karyogami, saat inti (+) dan inti (-) berfusi

(sel anak tumbuh dari menghasilkan inti zigot diploid


penonjolan kecil pada sel 3. Meiosis, saat inti diplod membelah menjadi
induk)
banyak inti haploid yang dapat merupakan
rekombinasi genetik
MACAM-MACAM SPORA FUNGI
• Konidiospora (konidium), berupa spora satu sel ataupun
multisel, nonmotil, tidak terdapat dalam kantung, dan
dibentuk di ujung hifa. Contohnya Aspergillus sp.
• Sporangiospora, merupakan spora bersel satu, terbentuk
Spora Aseksual didalam kantung sporangium pada ujung hifa udara.
(dibentuk oleh hifa Contohnya Rhizopus sp.
dari satu individu • Arthrospora (oidium), yaitu spora bersel satu yang
terbentuk melalui terputusnya sel-sel hifa.
fungi dan identik
• Klamidospora, yaitu spora bersel satu yang berdinding
dengan induknya) tebal dan sangat resisten terhadap kondisi lingkungan
yang buruk, terbentuk dari sel hifa somatik
• Blastospora, yaitu spora aseksual yang muncul dari
pertunasan pada sel khamir

• Askospora, merupakan spora bersel satu yang terbentuk


Spora Seksual didalam kantung (askus). Biasanya ada 8 askospora dalam
setiap askus
(dihasilkan dari fusi dua
• Basidiospora, merupakan spora bersel satu dan terbentuk
inti dengan tipe seks diatas struktur gada (basidium)
yang berlawanan dari • Zigospora, merupakan spora besar berdinding tebal,
satu spesies fungi yang terbentuk bila ujung dua hifa yang serasi secara seksual
sama dan memiliki (gametangia) melebur
karakteristik genetik • Oospora, terbentuk dalam struktur khusus pada betina
kedua induknya) yang disebut oogonium. Dalam setiap oogonium terdapat
satu atau beberapa oosfer
Gambar 3.
Macam-macam Spora
FISIOLOGI FUNGI

 Fungi tumbuh dengan baik pada kondisi lingkungan yang mengandung


banyak gula dengan tekanan osmotik tinggi dan kondisi asam yang tidak
menguntungkan bagi pertumbuhan bakteri, dapat hidup pada substansi
dengan kondisi kelembapan sangat rendah, dan dapat memetabolisme
karbohidrat kompleks seperti lignin sehingga dapat tumbuh pada substrat
seperti dinding kamar mandi

 Memiliki sifat dimorfisme, yaitu memiliki dua bentuk pertumbuhan yang


tergantung pada temperatur. Pada temperatur 37⁰C merupakan fase
khamir sedangkan pada temperatur 24-28⁰C merupakan fase kapang.
KLASIFIKASI FUNGI

Cytridiomycetes

Zygomycetes Hypocytridiomycetes

PHYCOMYCETES
(tidak memiliki septa yang
teratur pada benang
Tricomycetes hifanya)
Oomycetes

Plasmodiophormycetes
Gambar 4.
Contoh fungi dari kelas Phycomycetes
KLASIFIKASI FUNGI (Lanjutan)

ASCOMYCETES
* Banyak
* Sebagian besar
* Beberapa Ascomycetes
Ascomycetes
* Membentuk Ascomycetes hidup sebagai
tumbuh sebagai
satu atau lebih membentuk khamir bersel
saprofit dan
(umumnya tubuh buah tunggal. Misalnya
adapula
khamir dari
delapan) atau askokarp beberapa yang genus
spora seksual yang bersifat parasit,
Saccharomyces
(askospora) mengelilingi contohnya
yang banyak
Piedraia hortai
dalam askus askus bersama yang menginfeksi digunakan dalam
askosporanya industri makanan
rambut manusia
dan minuman
Gambar 5.
Contoh fungi dari kelas Ascomycetes
KLASIFIKASI FUNGI (Lanjutan)

BASIDIOMYCETES
Membentuk spora seksual secara eksternal pada sel
berbentuk gada (basidia)

Reproduksi seksual terjadi melalui pertunasan,


mikrokonidia, ataupun dengan fragmentasi
benang hifa yang bersekat

Banyak yang bersifat toksik


dan menyebabkan kematian Contohnya:
akibat mikotoksin yang
dihasilkannya Auricularia politrica
(jamur kuping)
Gambar 6.
Contoh fungi dari kelas Basidiomycetes
KLASIFIKASI FUNGI (Lanjutan)...

DEUTEROMYCETES

Merupakan fungi yang status seksualnya


belum diketahui secara pasti.

Kapang genus Penicilium dan Aspergillus


diklasifikasikan sebagai Deuteromycetes

Penyakit yang disebabkan oleh fungi ini meliputi infeksi


permukaan, yaitu infeksi kulit seperti pada kuku,
rambut, dan stratum corneum kulit
Gambar 7.
Contoh fungi dari kelas Deuteromycetes
KAPANG LENDIR

Ciri-ciri :

 Memiliki tekstur seperti gelatin, basah, mengkilat, dan menyerupai kapang

 Fase vegetatif atau somatik aseluler yang merayap memiliki struktur dan
fisiologi serupa hewan dengan ciri adanya mobilitas, kebiasaan memakan
yang serupa dengan amoeba, dan menelan bahan organik dan bakteri
seperti halnya protozoa

 Struktur reproduktifnya menyerupai tumbuhan yaitu menghasilkan spora


yang terbungkus dinding yang nyata

 Umumnya ditemukan di tanah basah, gelondongan kayu yang membusuk,


daun yang gugur, dan bahan organik lain yang dapat didekomposisi di
tempat-tempat lembab
MACAM-MACAM KAPANG LENDIR

Kapang Lendir Sejati • Memiliki fase somatik plasmodium yang bergerak


menyerupai amoeba raksasa dan aktif mencari
(Plasmodial slime makanan
molds/Filum • Contohnya: Physarium sp., Lampoderma
Myxomycota) echinosporium, Comatrica fusiforme, Lycogala sp.

• Memiliki permukaan tempat tumbuh berupa jaring


Kapang Lendir Jaring halus yang berasal dari lendir yang dikeluarkannya.
(Labyrinthulales/Filum • Umumnya hidup di lingkungan perairan laut sebagai
Labyrinthulomycota ) parasit atau saprofit pada alga
• Contohnya: Labyrinthula sp.

• Hidup bebas dan amoeboid. Banyak terdapat di air,


Kapang Lendir tanah basah, maupun sisa-sisa tanaman yang telah
Seluler (Filum mati.
Acracsiomycota) • Ada 2 kelompok yaitu Dictyostelida dan Acrasida,
contohnya: Dictyostelium sp.
Gambar 8.
Macam-macam Kapang Lendir

Kapang Lendir Seluler (Dictyostelium sp.)

Kapang Lendir Sejati (Physarum sp.)


KAPANG AIR

Filum
Filum Oomycota
Gambar 9.
Chytridiomycota
Kapang Air dari
Meliputi sejumlah organisme yang
filum Oomycota
Memiliki gamet dan zoospora yang
bersifat patogenik pada tanaman.
bersifat tunggal dan berflagela.
Contohnya: Phytophthora infestans,
Sebagian besar bersifat uniseluler.
dikenal sebagai kapang patogen
pada tanaman kentang. Mayoritas bersifat parasit pada
alga, tanaman, dan insekta,
Bereproduksi secara aseksual dan
sementara anggota yang lain
seksual.
bersifat saprofit.
B. ALGA

 Merupakan organisme eukariotik fotoautotrof, namun berbeda dengan


tanaman karena alga tidak memiliki jaringan tanaman (akar, batang, dan daun)

 Memiliki zat warna yaitu: Karotenoid merupakan zat warna kuning, jingga,
atau merah yang tidak larut dalam air dan Biloprotein atau fikobilin
merupakan zat warna biru atau merah yang larut dalam air

 Sel-sel alga seringkali memiliki pirenoid, yaitu organel yang menyintesis dan
menyimpan pati

 Struktur reproduktif alga berupa satu sel gamet yang disebut gametangia
STRUKTUR VEGETATIF ALGA

 Tubuh alga disebut thallus dan bersifat haploid

 Alga multiseluler memiliki thallus serupa daun yang besar dan kompleks dengan
bentuk seperti pisau atau silet (blade). Terdapat pula struktur serupa batang (stipe).

 Alga mengapung di air dengan adanya struktur daun menyerupai silet/pisau (blade)
yang berisi rongga udara, disebut pneumatocyst.

Gambar 10.
Struktur vegetatif alga
DAUR HIDUP ALGA

REPRODUKSI

Reproduksi Aseksual Reproduksi Seksual

Terdapat konjugasi gamet


Pada alga multiseluler, dengan
(sel seks) jantan dan betina
jalan fragmentasi thallus atau
sehingga dihasilkan zigot.
filamen yang menghasilkan
Proses seksual ini disebut
thallus atau filamen baru
oogami

Pada alga uniseluler, dengan cara mitosis (pembelahan inti),


selanjutnya kedua inti pindah ke bagian yang berlawanan pada
sel dan membelah menjadi dua sel (sitokinesis)
Gambar 11.
Daur hidup seksual dan aseksual Chlamydomonas sp.
FISIOLOGI ALGA

Pigmen
Fotosintetik

Klorofil Karotenoid Fikobilin

Fikosianin Fikoeritrin
warna (warna (warna
hijau Karoten Xantofil merah merah di
(warna dan biru) air laut)
(warna
oranye) kuning)
KLASIFIKASI ALGA

Filum Cyanophyta (Cyanobacteria, alga hijau biru)


• Alga hijau-biru, bersifat uniseluler, berfilamen atau berkoloni, dan tidak memiliki
membran internal
• Contoh: Oscillatoria, Nostoc, dan Spirulina

Filum Rhodophyta (Alga merah)


• Alga merah, berfilamen atau pseudoparenchymatous (tidak memiliki tahap
flagela), dan bersifat toksik
• Contoh: Gracillaria sp.

Filum Euglenophyta (Euglenoid)


• Bersifat fakultatif autotrof, bergerak dengan flagela, mengalami pembelahan
biner
• Contoh: Euglena, Phacus, dan Trachelomonas

Filum Cryptophyta (Cryptomonad)


• Berbentuk sandal, sel pipih, dua flagela yang tidak sama, alga coklat
• Contoh: Chilomonas dan Cryptomonas
KLASIFIKASI ALGA (Lanjutan)...

Filum Pyrrophyta (Dinoflagelata)


• Memproduksi neurotoksin dan saxitoksin yang menyebabkan paralytic shellfish
poisoning (PSP) dan menyebabkan lautan pasang merah (red tide)
• Contoh: Gymnodinium brave dan Alexandrium sp.

Filum Baccilariophyta (Diatom)


• Berbentuk plankton, membentuk cangkang yang mengandung pektin dan silika,
dan dimanfaatkan sebagai bahan dasar kosmetik dan bahan ampelas
• Contoh: Isthmia nervosa dan Pridinium sp.

Filum Raphidophyta
• Berwarna kuning-hijau, memiliki dua flagela, tersusun dorsiventral, dan tidak
memiliki dinding luar
• Contoh: Vacuolaria virescens

Filum Haptophyta
• Berwarna keemasan atau kuning-cokelat, memiliki dua flagela yang terdapat
haptonema, dan dinding sel mengalami kalsifikasi
• Contoh: Calcidiscus sp.
KLASIFIKASI ALGA (Lanjutan)...

Filum Chrysophyta (Alga coklat keemasan)


• Reproduksi secara pembelahan biner tetapi juga dilakukan secara seksual
dengan isogami dan hasil fotosintesis berupa minyak atau leukosin
• Contoh: Ochromonas sp.

Filum Xantophyta (Alga hijau-kuning)


• Tersebar luas di tanah lembap maupun di air, membentuk koloni, berbentuk
tabung (tubular), dan hasil fotosintesis berupa minyak
• Contoh: Vaucheria sp. dan Heterothrix sp.

Filum Chlorophyta (alga hijau)


• Mengandung kloroplas yang berisi pusat pembentukan pati (pirenoid), dinding
sel terbuat dari selulosa, membelah diri, dan hasil fotosistesis berupa pati
• Contoh: Chlamydomonas sp. dan Ulva sp.

Filum Eustigmatophyta
• Warna sel dipengaruhi oleh pigmen violaksantin, memiliki flagela yang ada di
ujung sel, dan memiliki bintik mata dan pirenoid yang unik
• Contoh: Polyednella helvetica, Elipsoidion acuminatum, dan Pleurochloris magna
KLASIFIKASI ALGA (Lanjutan)...

Filum Phaeophyta (Alga cokelat)


• Dinding sel mengandung asam alginat dan asam fusinat, hasil
fotosintesis berupa laminarin dan manitol, dan biasanya
digunakan untuk bahan makanan, kosmetik, dan industri karet
• Contoh: Laminario japonica dan Dictyopteris undulata

Filum Prasinophyta
• Sel berwarna hijau, motil dengan adanya 1-8 flagela pada
bagian ujung atau samping sel, dan bahan makanan disimpna
dalam bentuk pati atau manitol
• Contoh: Halosphaera viridis, Pachysphaera sp. dan Pterosperma
sp.

Filum Glaucophyta
• Sel berwarna biru-hijau cerah, bersifat uniseluler atau
berkoloni, dan bahan hasil fotosintesis berupa pati
• Contoh: Paulinella sp.
C. LICHEN (LUMUT KERAK)

 Merupakan organisme yang terdiri atas kombinasi alga hijau-biru dan kapang,
dan merupakan simbiosis mutualisme. Contohnya: Usnea misaminensis

 Tersebar luas di alam dan merupakan organisme perintis karena dapat hidup
pada substrat batu. Contohnya dari genus Trentepohlia dan Nostoc, serta
kapang Ascomycetes dan Basidiomycetes

Gambar 12.
Struktur lichen
MORFOLOGI LICHEN

Lichen Tumbuh ke arah substrat


Cructose dan membentuk kerak

BENTUK Morfologi serupa daun dan


Lichen
MORFOLOGI Foliose
tumbuh menyerupai
LICHEN lembaran daun

Morfologi serupa rumpun


Lichen
dan mempunyai
Fruticose pemanjangan seperti jari
Gambar 13.
Macam-macam lichen

Lichen foliose

Lichen cructose Lichen fruticose


D. PROTOZOA

 Merupakan organisme eukariotik uniseluler dan bersifat kemoheterotrofik


(nonfotosintetik) dan tidak memiliki dinding sel

 Terdapat di tanah maupun di air

 Sebagian besar bersifat parasit


SIKLUS HIDUP PROTOZOA

REPRODUKSI
ASEKSUAL
Schizogony (merogoni) Pertunasan (budding)
merupakan pembelahan yaitu dengan mengalami
secara berulang kali, plasmotomy, dimana
dimana inti membelah individu multinukleat
sebelum pembelahan membelah menjadi dua
sel berlangsung. Terjadi atau lebih dengan
pada Amoeba dan ukuran yang lebih kecil,
Apicomplexa menghasilkan sel anak
yang juga multinukleat
SIKLUS HIDUP PROTOZOA (Lanjutan)...

 Melibatkan pembelahan reduksi dalam meiosis yang menghasilkan perubahan


bentuk dari diploid (2n) menjadi haploid (n), dengan persatuan antara dua sel
haploid untuk menghasilkan bentuk diploid.

 Reproduksi seksual pada Ciliata berlangsung dengan cara konjugasi, dimana


dua sel akan berfusi dan sebuah inti haploid dari masing-masing sel akan
bermigrasi menuju sel lainnya

 Beberapa protozoa bereproduksi secara seksual dengan menghasilkan gamet


yang merupakan sel seksual haploid, dimana dua gamet berfusi dan
menghasilkan sebuah zigot diploid
Gambar 14.
Proses konjugasi Paramaecium sp.
NUTRISI PROTOZOA

• Mengambil makanan dengan


Ciliata cara melambaikan silia
(sitostom)

• Menelan makanan dengan


cara mengelilingi makanan
Amoeba menggunakan pseudopodia
dan memfagositosis
makanan tersebut
• Pencernaan makanan
Seluruh berlangsung di vakuola
bermembran, sedangkan
bahan buangan dikeluarkan
Protozoa melalui membran plasma
atau pori anal
KLASIFIKASI PROTOZOA

Klasifikasi protozoa berdasarkan


pergerakannya

Filum Filum
Filum Filum
Mastigophora Ciliophora
(Flagellata) Sarcodina Sporozoa
( Cilliata)

Bergerak Tidak memiliki anggota


Bergerak Bergerak dengan gerak dan membentuk
menggunakan pseudopodia menggunakan
silia spora nonmotil
flagela (kaki semu)
Gambar 15.
Contoh Protozoa berdasarkan alat geraknya

Menggunakan silia

Menggunakan flagella

Tidak ada alat gerak

Menggunakan pseudopodia (kaki semu)


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai