Anda di halaman 1dari 4

Fungi atau jamur adalah jenis organisme eukariotik yang masuk dalam Kingdom Fungi.

Mereka ditemukan
hampir pada semua habitat di dunia tetapi kebanyakan hidup di darat, terutama di tanah atau pada makhluk hidup
lain di laut atau air tawar.

Anggota dari Kingdom ini memiliki peran besar sebagai dekomposer (pengurai) dan siklus karbon. Meski begitu,
beberapa jamur hidup sebagai parasit pada tanaman, hewan bahkan manusia dan bisa menyebabkan penyakit.
Kingdom fungi diklasifikasikan ke dalam empat divisi berdasarkan metode reproduksi seksualnya yaitu
Zygomycota (jamur roti), Ascomycota (ragi dan jamur kantung), Basidiomycota (jamur payung), dan
Deuteromycota (jamur tak sempurna). 

Berikut ini adalah daftar ciri-ciri fungi atau jamur:


1. Memiliki benang halus atau yang biasa disebut hifa, dan kumpulan dari hifa disebut miselium. Hifa
tersusun dari sel-sel yang terbentuk akibat pertumbuhan spora, dan hifa tersebut bisa berupa hifa tunggal
atau hifa bercabang. 
2. Memiliki dan memproduksi spora. 
3. Berkembang biak baik secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif).
4. Mengandung zat kitin, glukan, selulosa, dan mannan pada struktur tubuh jamur yang berfilamen dan
dinding selnya.
Alasannya karena jamur berbeda dengan tumbuhan pada berbagai aspek, berikut ini adalah beberapa tanda yang
membedakan antara jamur dengan tumbuhan:
1. Tidak memiliki klorofil, yang berarti jamur tidak berfotosintesis.
2. Berkembangbiak dengan spora.
3. Memiliki komposisi dinding sel yang berbeda dengan tumbuhan.
4. Tidak memiliki struktur seperti pada tumbuhan pada umumnya yaitu akar, batang, dan daun.
5. Tidak memiliki sistem vaskuler (pembuluh angkut) seperti tumbuhan pada umumnya.
6. Bersifat multiseluler atau banyak sel, sehingga tidak memiliki pembagian fungsi pada setiap bagiannya.

Struktur Jamur

1. Tubuh fungi terdiri atas sel eukariot dan tersusun oleh


dinding sel yang mengandung zat kitin. Zat kitin pada
dinding sel fungi tersusun atas polisakarida yang sifatnya
kuat dan fleksibel seperti pada kerangka luar athropoda.
2. Tubuh fungi terdiri atas benang-benang halus yang disebut
hifa.
3. Hifa tersebut dapat bercabang dan akan membentuk jaringan disebut miselium yang memungkinkan
jamur mengabsorbsi nutrisi lebih banyak.
4. Miselium akan membentuk jalinan hingga terbentuknya tubuh buah.
5. Hifa pada jamur ada yang memiliki sekat disebut hifa septa dan ada yang tidak memiliki sekat disebut
hifa senositik. Pada septa jamur, terdapat celah yang membuat sitoplasma dari sel yang satu dapat
berhubungan dengan sitoplasma dari sel yang lain. Sedangkan secara umum, struktur jamur hifa senositik
dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Pada jamur bersifat parasit, hifa jamur biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria. Hifa jenis haustoria
berfungsi untuk mengangkut zat hara atau makanan dari substrat karena hifa khusus ini mampu menembus
jaringan substrat. Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak
memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari
lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur
merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin,
dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur
dapat bersifat:
 Parasit obligat: Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar
inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carini (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita
AIDS).
 Parasit fakultatif: Jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit
jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
 Saprofit: Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit
menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh.
Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi
molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga
langsung menyerap bahan bahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.

KLASIFIKASI JAMUR
DIVISI ZYGOMYCOTA
Zygomycota adalah divisi fungi yang pembentukan sporanya berasal dari dua sel yang berbeda. Spora seksual
dikenal sebagai zigospora sedangkan spora aseksual dikenal sebagai sporangiospora. Dan hifa (benang jamur)
pada Zygomycota tidak memiliki septa (sekat/pembatas pada hifa).
Pada reproduksi seksual, jamur ini menghasilkan zigospora. Sedangkan reproduksi aseksualnya dengan
perkecambahan (germinasi) spora. Spora tersebut tersimpan di dalam sporangium (kotak spora). Jika spora
matang, sporangium akan pecah, sehingga spora menyebar terbawa angin. Apabila spora tersebut jatuh di tempat
yang sesuai, maka spora akan tumbuh menjadi hifa baru. Zygomycotina memiliki beberapa jenis yang mudah
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Ciri-ciri Zygomycota:
1. Memiliki hifa yang tidak bersekat (tidak ada septa) dan memiliki beberapa inti (koenositik).
2. Dinding sel pada jamur Zygomycota mengandung zat kitin.
3. Melakukan reproduksi secara seksual dan aseksual.
4. Tidak mempunyai tubuh buah. 
Simbiosis antara jamur kelompok Zygomycota dengan akar tumbuhan tinggi disebut sebagai mikoriza. Peran
utama jamur dalam simbiosis ini adalah untuk meningkatkan penyerapan nutrisi dan air oleh tanaman inang
dengan memanfaatkan volume tanah yang lebih besar dibandingkan menggunakan akar saja. Selain divisi
Zygomycota, divisi lain yang juga sering bersimbiosis dengan akar tanaman adalah Ascomycota dan
Basidiomycota.
Berikut ini adalah contoh jamur yang termasuk dalam divisi Zygomycota di kehidupan sehari-hari:
1. Rhizopus stolonifer adalah jamur pada roti basi,
2. Mucor hiemalis jamur yang berguna untuk fermentasi pada susu kedelai,
3. Beauveria bassiana yaitu jamur yang dapat menjangkit tubuh serangga atau hama,
4. Mucor mucedo yaitu jamur yang hidup sebagai saprofit pada tumbuhan dan hewan mati atau kotoran.
5. Rhizophus nigricans yaitu Jamur yang dapat menghasilkan asam fumarat.

DIVISI ASCOMYCOTA
Ascomycota atau disebut juga sebagai sac fungi dan memiliki nama lain jamur kantung. Merupakan fungi yang
reproduksi seksualnya dengan membuat askospora di dalam askus (ascus = sac atau kantung atau pundi-pundi).
Askus adalah semacam sporangium yang menghasilkan askospora. Beberapa askus biasanya mengelompok dan
berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut askorkarp atau askoma. Askomata dapat berbentuk mangkok,
botol, atau seperti balon). dan bereproduksi aseksual terjadi dengan konidiospora.

Hifa dari Ascomycotina umumnya monokariotik (uninukleat atau memiliki inti tunggal) dan sel-sel yang
dipisahkan oleh septa sederhana. Jadi, askus merupakan struktur umum yang dimiliki oleh anggota Divisi
Ascomycotina. Tubuhnya ada yang berupa uniseluler dan ada pula yang multiseluler. Hidup sebagai saprofit dan
parasit. Beberapa jenis diantaranya dapat juga bersimbiosis dengan makhluk hidup ganggang hijau-biru dan
ganggang hijau bersel satu membentuk lumut kerak.

1. Siklus hidup Ascomycotina dimulai dari askospora yang tumbuh menjadi benang (hifa) yang bercabang-
cabang. Kemudian, salah satu dari beberapa sel pada ujung hifa berdiferensiasi menjadi askogonium,
yang ukurannya lebih lebar dari hifa biasa. Sedangkan ujung hifa yang lainnya membentuk Anteridium.
Anteridium dan Askogonium tersebut letaknya berdekatan dan memiliki sejumlah inti yang haploid.
Berikut adalah beberapa contoh jamur anggota Divisi Ascomycotina:
2. Saccharomyces cerevisiae: Merupakan jamur mikroskopis, bersel tunggal dan tidak memiliki badan buah,
sering disebut sebagai ragi, khamir, atau yeast. Dalam kehidupan manusia, S. cerevisiae dimanfaatkan
dalam pembuatan roti, tape, peuyeum, minuman anggur, bir, dan sake. Proses yang terjadi dalam
pembuatan makanan tersebut adalah fermentasi.
3. Penicillium spp: Sebagai saprofit pada substrat yang banyak mengandung gula, seperti nasi, roti, dan
buah yang telah ranum. Pada substrat gula tersebut, jamur ini tampak seperti noda biru atau kehijauan.
Kedua jenis jamur ini biasa dimanfaatkan dalam memberti cita rasa atau mengharumkan keju.
4. Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum sebagai antibiotik,
5. Neurospora crassa sebagai jamur pembuat oncom,
6. Tuber melanosporum atau jamur truffle yang bisa dimakan dan berharga mahal.

ciri-ciri Ascomycota:
1. Menghasilkan askospora pada reproduksi generatif (seksual)
2. Memiliki talus uniseluler dan multiseluler.
3. Memiliki hifa yang bersekat dan tiap sel hifanya memiliki satu inti.
4. Dinding hifa diperkuat dengan selulosa dan bersifat heterokariotik.
5. Reproduksi vegetatif (aseksual) dengan memperbanyak konidia, spora, tunas dan fragmentasi.
6. Reproduksi generatif dengan konjugasi yang digunakan untuk membentuk askospora didalam askus.
Askus biasanya dibentuk dalam tubuh buah dinamakan askokarp (askoma).

BASIDIOMYCOTA
Basidiomycota pada umumnya mudah dikenali karena memiliki bentuk seperti payung. Pada divisi ini, sebagian
besar jenis jamurnya hidup sebagai parasit meskipun ada juga yang saprofit.
Reproduksi seksual Basidiomycota terjadi dengan basidiospora sedangkan reproduksi aseksual terjadi dengan
konidia, tunas atau fragmentasi.
tubuh buah jamur Basidiomycota mempunyai empat bagian, yaitu:
1. Tudung jamur yang biasanya berbentuk payung disebut dengan pileus.
2. Bilah atau lamella yaitu bagian bawah tudung yang berbentuk seperti helaian-helaian.
3. Tangkai tubuh atau stipe, bagian ini akan bertambah kokoh dan besar dan tinggi seiring pertumbuhan
jamur.
4. Dan bagian cincin atau annulus yang melingkari tangkai jamur.

Ciri-ciri Basidiomycota:
1. Memiliki hifa yang bersekat dan berinti haploid atau hanya memiliki 1 set kromosom atau setengah
jumlah set normal kromosom (set normal kromosom 2 set).
2. Memiliki tubuh buah, yang terdiri dari batang dan tudung dan berbentuk seperti payung.
3. Melakukan reproduksi secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif).
4. Memiliki 3 macam miselium, yaitu miselium primer (berinti satu), miselium sekunder (berinti dua), dan
miselium tersier (terdiri dari miselium sekunder yang membentuk jaringan teratur dan menghasilkan
basidiospora).

Contoh jamur yang termasuk dalam divisi Basidiomycota lainnya adalah sebagai berikut:
1. Auricularia polytricha atau jamur kuping yang bisa dimakan,
2. Volvariella volvacea atau jamur merang yang juga bisa dimakan
3. Ganoderma applanatum atau jamur kayu,
4. Puccinia arachidis yaitu jamur parasit pada tanaman kacang,
5. Amanita muscaria jamur beracun,

DEUTEROMYCOTA
Deuteromycota atau jamur tidak sempurna, disebut demikian karena jamur pada divisi ini tidak menunjukkan
fase seksual. Diantara semua divisi fungi, yang paling dekat dengan Deuteromycota adalah Ascomycota.
Beberapa spesies, seperti Aspergillus, yang dulu diklasifikasikan sebagai jamur tidak sempurna, kini
diklasifikasikan dalam divisi Ascomycota.
Ciri-ciri Deuteromycota:
1. Memiliki hifa yang bersekat dan mengandung zat kitin.
2. Membentuk spora dan konidia dengan reproduksi aseksual atau vegetatif. 
3. Bersifat saprofit pada bahan organik dan bersifat parasit pada tanaman-tanaman tinggi serta perusak
tanaman hias. 
4. Dapat menyebabkan penyakit pada manusia. 
Contoh jamur yang termasuk dalam divisi Deuteromycota adalah sebagai berikut:
1. Melazasia fur-fur yaitu jamur penyebab panu,
2. Epidermophyton floccosum yaitu jamur penyebab kutu air,
3. Helminthosporium oryzae yaitu jamur penyebab noda hitam pada daun, buah dan merusak kecambah,
4. Epidermophyton floccosum yaitu jamur penyebab penyakit kaki atlet.

MANFAAT JAMUR
 Spesies Zygomycetes berguna dalam pembuatan makanan misalnya Rhizopus. Beberapa spesies anggota
Zygomycetes antara lain Rhizopus sp, Pliobolus sp dan Muncor sp. Peran Ascomycotina dalam
Kehidupan.
 Berperan dalam Fermentasi: Misal pada Proses pembuatan tape, yaitu jamur Aspergillus oryzae, Proses
pembuatan roti, yaitu jamur Saccharomyces cereviceae, Proses pembuatan kecap, yaitu jamur Aspergillus
wentii, Proses pembuatan oncom, yaitu Neurospora sithophila, Proses pembuatan keju oleh Penicellium
camemberti dan Penicellium requoforti, terakhir Proses pembuatan alcohol oleh Saccharomyces ovale
 Bidang Medis: penisilin, yaitu zat antibiotik yang dihasilkan oleh jamur jenis Penicillium notatum dan
Penicillium chrysogenum. Namun demikian obat (antibiotik) tersebut baru dikembangkan secara besar-
besaran setelah Perang Dunia II. Jamur ini dapat tumbuh dimana-mana, terutama pada buah yang telah
ranum dan tampak sebagai noda hijau atau biru. Contohnya adalah obat antibiotik penisilin, yang
dihasilkan dari jamur Penicillium chrysogenum. Fungsi dari penisilin di tubuh manusia adalah untuk
menghambat pertumbuhan bakteri yang membahayakan tubuh. 
Obat lain yang berasal dari jamur antara lain siklosporin dari jamur Tolypocladium inflatum yang
berfungsi membantu tahap transplantasi organ dan lovastatin dari jamur Aspergillus terreus  yang
berguna untuk menurunkan kolesterol.
 Bidang Pertanian: Tidak disangsikan lagi, bahwa jamur sebagai organisme saprofit sangat penting dalam
membantu mengembalikan kesuburan tanah. Jamur-jamur saprofit menghancurkan kayu daun-daunan
sehingga menjadi mineral kembali.
 Sebagai Dekomposer: Jamur adalah organisme yang berperan menjadi pengurai bahan organik pada sisa-
sisa organisme yang sudah mati seperti daun kering, bangkai hewan, dan kotoran hewan.

Anda mungkin juga menyukai