Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN BAB FUNGI

Nama : Rudhya Nurul Ilma


Kelas : Pendidikan Bioogi A 2018
NIM : 1805881

A. PENGERTIAN FUNGI (JAMUR)

Fungi atau jamur merupakan organisme eukariotik yang heterotrof. Heterotrof yaitu
organisme yang tidak mampu membuat makanannya sendiri. Fungi termasuk kedalam organisme
heterotrof absortif dimana fungi mengambil makanan dari lingkungan sekitar dengan cara
mengabsorbsinya. Dulu, fungi diklasifikasikan sebagai tanaman. Akan tetapi, karena fungi
memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan dari tanaman seperti dinding sel yang mengandung
zat kitin sehingga para ahli mengklasifikasikan fungi ke dalam kingdom nya sendiri yaitu
Kingdom Fungi.

B. CIRI-CIRI JAMUR

- Eukariotik yang memiliki dinding sel


- Tidak memiliki klorofil
- Makanannya berupa bahan organik yang diperoleh dari lingkungannya, baik dari
mahkluk hidup lain atau dari sisa mahkluk hidup
- Dinding sel tersusun dari kitin
- Beberapa memiliki zat warna, seperti Amanita muscaria
- Jamur multiseluler memiliki sel-sel memanjang berupa benang-benang (hifa)
- Hifa pada jenis jamur tertentu memiliki sekat antar-sel yang disebut septum
- Hifa tanpa sekat : Hifa senositik
- Hifa jamur bercabang-cabang dan berjalin membentuk miselium
- Miselium vegetatif : Menyerap makanan
- Miselium generatif : Alat reproduksi, menghasilkan spora
- Melakukan pencernaan secara ekstraseluler atau di luar tubuh jamur
- Bersifat heterotrof
C. Berdasarkan cara memperoleh makanannya :

1. Saprofit : Memperoleh zat organik dari sisa-sisa organisme mati dan bahan tak hidup.
Sebagai pengurai (dekomposer) utama
2. Parasit : Memperoleh zat organik dari organisme hidup lain. Merugikan organisme
inangnya karena dapat menyebabkan penyakit.

3. Simbiosis mutualisme : Hidup saling menguntungkan dengan organisme lain.


Contohnya : Jamur bersimbiosis dengan ganggang hijau biru membentuk lumut kerak
dan jamur yang bersimbiosis dengan akar tanaman tingkat tinggi membentuk mikoriza

D. STRUKTUR TUBUH FUNGI (JAMUR)

1. Struktur tubuh fungi terdiri atas sel eukariotik yang tersusun oleh dinding sel yang
mengandung zat kitin. Uniknya zat kitin pada jamur mirip dengan zat kitin pada kerangka
luar athropoda sobat. Zat kitin ini tersusun atas polisakarida, sifatnya kuat dan fleksibel.

2. Benang-benang halus yang menyusun tubuh jamur disebut dengan hifa.

3. Hifa pada jamur dapat bercabang-cabang yang nantinya akan membentuk jaringan yang
disebut miselium.

4. Miselium ini yang akan membentuk jalinan hingga terbentuknya tubuh buah seperti pada
jamur merang.

5. Selain itu, hifa pada jamur juga memiliki pembatas atau sekat antar sel yang disebut
septa. Septa pada jamur memiliki pori yang cukup besar sehingga organel sel dapat
mengalir dari sel ke sel lainnya.

6. Pada beberapa jenis jamur, hifa tidak memiliki sekat yang disebut dengan hifa asepta.
Hifa ini merupakan massa sitoplasma yang panjang dan mengandung ratusan hingga
ribuan nucleus yang disebut dengan hifa senositik. Inti sel yang jumlahnya banyak
disebabkan pembelahan inti sel yang berulang tanpa disertai pembelahan sitoplasma.

7. Adapun hifa yang bercabang-cabang dan membentuk miselium memungkinkan jamur


mengabsorbsi nutrisi lebih banyak.

8. Jamur yang sifatnya parasitisme memiliki hifa yang termodifikasi yang dinamakan
dengan haustorium.

9. Nah, haustorium ini memiliki ujung yang fungsinya menembus jaringan host dan
mengabsorbsi nutrisi dari host.

10. Adapun hifa pada sebagian miselium berdiferensiasi membentuk alat reproduksi yang
fungsinya menghasilkan spora. Miselium ini dinamakan dengan miselium generative.

E. HABITAT

1. Tempat basah/lembab di daratan


2. Organisme/sisa-sisa organisme di laut/air tawar

3. Lingkungan asam

4. Konsentrasi gula tinggi

F. REPRODUKSI ASEKSUAL

1. Pembentukan kuncup/tunas pada jamur uniseluler

2. Pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) pada jamur uniseluler

3. Pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) pada jamur multiseluler. Spora aseksual
berupa :

a. Sporangiospora : Dihasilkan dari pembelahan mitosis sel dalam kotak spora


(sporangium) yang terdapat pada ujung sporangiofor (struktur yang mendudukung
sporangiofor)

b. Konidiospora : Dihasilkan dari pembelahan mitosis sel pada ujung konidiofor


(pendukung konidia)

G. REPRODKSI SEKSUAL

Pembentukan spora seksual yang dihasilkan secara singami (penyatuan sel/hifa yang
berbeda jenis)

H. KLASIFIKASI JAMUR

a) Zigomycota

b) Ascomycota

c) Basidiomycota

d) Deuteromycetes

e) Oomycotina

Referensi:
https://www.britannica.com/science/fungus
https://microbiologysociety.org/why-microbiology-matters/what-is-microbiology/fungi.html
https://www.gurupendidikan.co.id/klasifikasi-jamur/

Anda mungkin juga menyukai