Meski termasuk ke dalam paku purba, fase sporofit Lycopodiophyta memiliki bagian
akar, batang, dan daun sudah dapat dibedakan dengan jelas. Habitus sporofitnya berupa
batang yang tumbuh tegak dengan daun yang banyak dan berukuran kecil, ada pula yang
tumbuh merapat dengan tanah, tumbuh secara horizontal dan menghasilkan akar. Batang dan
akar paku kawat mengalami percabangan dikotom atau menggarpu.1 Percabangan pada
batangnya membentuk cabang fertile dan cabang steril. Cabang fertile menghasilkan
sporangium yang terletak di bawah ketiak daun fertil dan ada pula yang membentuk strobili
terminalis.
Berdasarkan ada tidaknya ligula pada sporofil, paku kawat terbagi menjadi dua kelas,
yaitu kelas Eligulopsida (tanpa ligula) dan kelas Ligulopsida (memiliki ligula).
a. Kelas Eligulopsida
Kelas ini merupakan paku kawat yang memiliki ligula yang terletak di ketiak daun.
Percabangan batang terbagi atas cabang steril dan cabang fertile. Pada cabang fertil
sporofil berukuran kecil (microphyl) menggugus ke ujung batang membentuk runjung
(strobili). Ciri khas dari runjung ini adalah bentuknya yang mirip gada atau cone
sehingga sering disebut dengan paku gada. Pada ketiak mikrofil tersebut terdapat
sporangium yang menghasilkan satu jenis spora yang seragam (homospore).2 Kelas ini
memiliki satu bangsa yaitu Lycopodiales dengan Suku Lycopodiaceae, generanya
meliputi: Lycopodium, Lycopodiella, dan Phylloglosum
1
Campbell, et al., Biologi Jilid 3 Edisi ke 8, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008), hal. 180
2
Lyn Margulis, Michael J. Chapman, Kingdom and Domains Fourth Edition: Kingdom Plantae, (2009)
Tetragenous merupakan strobilus yang sporofilnya berbentuk seragam dan tersusun
padat. Sedangkan bilateral memiliki sporofil dimorfik dan pipih.3
3
Herlina Panjaitan, Keanekaragaman Selaginella di Jawa Tengah, (Skripsi, Bogor: IPB, 2013)
4
Neelesh T, Isoetes: Structure and Reproduction, (Artikel